Makalah ini membahas empat istilah penting dalam bahasa Indonesia yaitu kata kajian, kata populer, kata denotasi, dan kata konotasi. Kata kajian adalah kata yang hanya diketahui kalangan tertentu seperti ilmuwan dan dipakai dalam kegiatan ilmiah, sedangkan kata populer dikenal dan dipakai secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Kata denotasi adalah makna sebenarnya sesuai penglihatan, sed
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Makalah bahasa indonesia kata kajian, kata populer, kata denotasi
1. MAKALAH BAHASA INDONESIA
KATA KAJIAN, KATA POPULER, KATA DENOTASI
DAN KATA KONOTASI
Dosen Pengampu: Sri Redjeki M., M. Pd
NAMA ANGGOTA :
1. DESI EKA PUTRI 141540134070010
2. EUIS NOVIYANI 141540134220025
3. ERY ARDINIATI 141540134200023
4. EVI NURBAETI 141540134240027
5. LINA NUR FITRIANA 141540134390042
KELAS : 1B
PRODI D3 KEBIDANAN
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2014
i
2. MOTTO
Kesenangan dalam bekerja akan membuahkan hasil yang sempurna
Syukurilah kesulitan. Karena terkadang kesulitan mengantara kita pada hasil
yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan.
Setiap orang memiliki potensi yang sama untuk sukses. Perbedaannya adalah
seberapa besar motivasi mampu mengalahkan setiap hambatan
Ingatlah, ketika kamu memutuskan berhenti untuk mencoba, saat itu juga
ii
kamu memutuskan untuk gagal.
Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi tentang
menghargai apa yang kamu miliki, dan sabar menanti yang akan
menghampiri.
Belajarlah dari kesalahan dan kegagalan.
Hal mudah akan terasa sulit jika yang dipikirkan pertama kali adalah sulit,
yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan dan kekuatan.
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja sama untuk
menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas
mata kuliah yaitu BAHASA INDONESIA.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak
kekurangan.Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Demikianlah yang kami dapat paparkan dalam
makalah,sekian dan terima kasih.
iii
Purwokerto, 30 Oktober 2014
4. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
MOTTO ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Kata kajian dan populer ..................................................................... 3
B. Kata denotasi dan konotasi .............................................................. 4
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11
A. Kesimpulan ...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
iv
5. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Dewasa ini didalam berbahasa indonesia, sering terdapat kerancuan
dalam penulisan,ucapan maupun dalam struktur ejaan.Masing-masing orang
mempunyai pemahaman dan pendapat yang berbeda-beda sehingga kadang
terjadi kesalahpahaman dan membingungkan mana yang sesungguhnya benar.
Terutama dalam pemakaian dan pemilihan kata,biasanya sulit untuk
membedakan mana kata yang baku dan tudak baku seperti aturan-aturan yang
ada didalam EYD-Ejaan Yang Disempurnakan. Oleh karena itu didalam
makalah ini,kami akan mencoba membahas dan menjelaskan tentang makna
kata dan pemilihan kata (diksi).
Bahasa indonesia dalam perkembangannya memang telah mengalami
pasang surut.Pemakaian kata dan struktur ejaannya sering dikacaukan karena
mengikuti perkembangan jaman.Bahkan atas nama modernisasi,orang jadi
cenderung malu untuk menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar.
Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik
itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu
komunikasi dan kontrak sosial.
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin
mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara
pemilihan kata atau
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan
maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata. Agar
tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik
ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan
mungkin vital, terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam
berkomunikasi.
6. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena
bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku.beberapa
istilah dan tatanan bahasa yang sering kita pakai dalam berkomunikasi
ataupun yang kita tuangkan lewat sebuah tulisan atau kalimat, seperti diksi,
gaya bahasa, pemilihan ketepatan dan kesesuaian kata, sinonim,homofon,
homograf dan lainnya yang merupakan unsur-unsur penting dalam sebuah
bahasa.
2
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari kata kajian dan populer.
2. Untuk mengetahui penertian kata denotasi dan konotasi.
3. untuk mengetahui penggunaan kata kajian, populer, denotasi dan
konotasi.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kata kajian dan populer?
2. Apa makna dari kata denotasi dan konotasi?
7. BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Kata kajian dan Populer
Kata Kajian adalah Kata yang perlu ditelaah lebih jauh lagi maknanya
karena tidak bisa langsung dipahami oleh semua orang. Kata yang dipakai
untuk suatu pengkajian atau kepentingan keilmuan. Kajian berarti hasil
mengkaji.
Ciri-ciri:
- Hanya dikenal orang tertentu (ilmuwan, cendekia)
- Dipakai dalam kegiatan-kegiatan ilmiah.
Contoh:
aktivitas volume
Filter target
kotemplasi motivasi
pasien imajinasi
alumnus fiktif
rangking karakter
mengevaluasi agenda
introspeksi argumen
Kata populer adalah Kata yang dipakai oleh berbagai lapisan
masyarakat dalam kehidupan sehari- hari dan kata yang sudah banyak
diketahui dan di mengerti oleh banyak orang.
Ciri-ciri:
- mudah diketahui, dimengerti dan dipakai oleh masyarakat luas.
- dipakai dalam kehidupan sehari hari.
Contoh:
kegiatan penyaring
Merenung orang sakit
Lulusan peringkat
Menilai koreksi diri
8. 4
Isi sasaran
Dorongan khayalan
tidak nyata perangai
rencana pendapat
Kelompok kata yang klain hanya dikenal dan dipergunakan secara
terbatas, dalam kesempatan-kesempatan tertentu. Misalnya dipakai dalam
makalah atau perbincangan ilmiah. Banyak diantara kata-kata jenis ini
merupakan kata serapan atau kata asing (latin, yunani, inggris).
Popular kajian
1. besar - makr
2. sejajar - paralel
3. isi - volume
4. bagian - suku cadang, unsure
5. air - H₂O
6. hijau daun - khlorofil
7. batasan - definisi
8. arang - karbon
9. sempurna - tuntas
10. berbahaya - rawan, kriti
11. Wajar - natural
12. Tetap - konsisten
13. Bermakna - signifika
14. Tahap - stadium
B. Denotasi dan Konotasi
1. Dilihat dari maknanya, kata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kata
bermakna denotasi dan kata bermakna konotasi.
a. Kata bermakna denotasi
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara
eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara
9. objektif. Sering juga makna denotatif disebut maka konseptual, makna
denotasional atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain.
Pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotasi ini
lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil menurut
penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman
lainnya.
Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat
pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting
di dalam ujaran (Lyons, I, 1977:208). Dalam beberapa buku pelajaran,
makna denotasi sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau
makna pusat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
makna denotasi adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai
dengan indera manusia. Kata yang mengandung makna denotatif mudah
dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu walaupun masih
bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya adalah
makna yang telah diketahui secara jelas oleh semua orang.
Berikut ini beberapa contoh kata yang mengandung makna
5
denotatif:
1) Dia adalah wanita cantik
Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita
yang berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang
indah dan berambut hitam legam.
2) Tami sedang tidur di dalam kamarnya.
Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Tami
sedang beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur).
Masih banyak contoh kata-kata lain yang mengandung makna
denotatif selama kata itu tidak disertai dengan kata lain yang dapat
membentuk makna yang berbeda seperti contoh kata wanita yang makna
denotasinya adalah seorang perempuan dan bukan laki-laki. Namun bila
kata wanita disertai dengan kata malam (wanita malam) maka akan
10. menghasilkan makna lain yaitu wanita yang dikonotasikan sebagai
wanita nakal.
b. Kata bermakna konotasi
Zgusta (1971:38) berpendapat makna konotatif adalah makna
semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang
biasanya berfungsi menandai. Menurut Harimurti (1982:91) “aspek
makna sebuah atau sekelompok kata yang didasrkan atas perasaan atau
pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan
pendengar (pembaca)”.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata
itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak
memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi, tetapi
dapat juga disebut berkonotasi netral. Positif dan negatifnya nilai rasa
sebuah kata seringkali juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen
kata itu sebagai sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai lambang
sesuatu yang positif maka akan bernilai rasa yang positif; dan jika
digunakan sebagai lambang sesuatu yang negatif maka akan bernilai
rasa negatif. Misalnya, burung garuda karena dijadikan lambang
negara republik Indonesia maka menjadi bernilai rasa positif
sedangkan makna konotasi yang bernilai rasa negatif seperti buaya
yang dijadikan lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri
tidak tahu menahu kalau dunia manusia Indonesia menjadikan mereka
lambang yang tidak baik.
Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok
masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain, sesuai
dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian kelompok
masyarakat tersebut. Misalnya kata babi, di daerah-daerah yang
penduduknya mayoritas beragama islam, memiliki konotasi negatif
karena binatang tersebut menurut hukum islam adalah haram dan najis.
Sedangkan di daerah-daerah yang penduduknya mayoritas bukan islam
6
11. seperti di pulau Bali atau pedalama Irian Jaya, kata babi tidak
berkonotasi negatif.
Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu.
Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti
“cerewet” tetapi sekarang konotasinya positif. Sebaliknya kata
perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi netral, tetapi kini
berkonotasi negatif.
Kata bermakna konotasi adalah kata yang bermakna kias
(bukan sebenarnya) atau makna ungkapan.
Contoh : Semua pemuda mengagumi bunga desa anak pak
7
Lurah
Kata bunga desa pada kalimat diatas mengandung makna tidak
sebenarnya, karena arti bunga desa pada kalimat diatas adalah gadis
cantik.
Konotasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai rasa lebih
tinggi, baik, halus, sopan dan menenangkan.
2) Konotasi negatif yaitu konotasi yang mengandung nilai rasa rendah,
jelek, kasar, kotor, dan tidak sopan.
Contoh kata gugur dan mampus makna denotasinya adalah mati,
namun kata mampus termasuk konotasi negatif sedangkan gugur
memiliki konotasi positif.
Perhatikan beberapa contoh kalimat dibawah ini :
1) a. Ayah memperbaiki kursi yang rusak ( bermakna denotasi)
b. Susilo Bambang Yudoyono dan Megawati memperebutkan
kursi presiden (bermakna konotasi)
2) a. Setelah makan kami cuci tangan (makna denotatif)
b. Para pejabat berusaha cuci tangan dari masalah korupsi (makna
konotatif)
3) a. Untuk keperluan kurban kakek membeli kambing hitam
(bermakna denotasi)
12. b. Jangan menjadikan orang lain sebagai kambing hitam dalam
masalah mu (bermakna konotasi)
4) a. Andi makan dengan lahapnya (konotatif positif)
b. Rudi makan dengan rakusnya (konotatif negatif)
5) a. Karena kurang pendidikan ia jadi bodoh (konotatif positif)
b. Karena kurang pendidikan ia jadi anak goblok (konotatif negatif)
8
1. Meluap
denotasi : Banjir yang terjadi kemarin disebabkan oleh air sungai
yang meluap tak mampu dikendalikan oleh tanggul yang ada disekitanya.
konotasi : Kemarahan Pak Budi makin hari tambah meluap karena
masalah yang diperbantahkan itu tidak pernah menemukan titik
permasalahannya.
2. Penuh
denotasi : Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pusat hiburan
itu telah terisi penuh oleh pemukiman penduduk.
konotasi : Pekerjaan itu dilakukannya dengan penuh rasa tanggung
jawab.
3. Naik
denotasi : Pak Halim pergi ke Makassar dengan naik mobil pribadi.
konotasi : Naik turunnya harga barang sangat dipengaruhi oleh
jumlah permintaan konsumen.
4. Tumbuh
denotasi : Pohon mangga yang tumbuh di halaman rumah Pak
Ilham memiliki buah yang besar-besar.
konotasi : Kondisi perekonomian Indonesia mulai tumbuh sejak
beralihnya sistem pemerintahan ke era reformasi.
5. Atas
denotasi : Di atas pohon yang rindang itu ada terdapat beberapa
sarang burung hantu.
13. konotasi : Irama yang muncul pada permukaan tembok itu
ditimbulkan atas beberapa perpaduan warna
9
6. Kendali
denotasi : Nakhoda memberikan instruksi kepada para penumpang
kapal agar waspada, sebab kendali dalam kapal sedang mengalami
gangguan.
konotasi : Peristiwa itu terjadi saat dirinya telah kehilangan
kendali.(kontrol)
7. Panas
denotasi : Permukaan kulit pada anak itu lecet akibat tersiram air
panas.
konotasi : Suhu dalam ruangan itu semakin panas ketika peserta
diskusi dalm ruangan itu saling beradu argumen. (panas=ketegangan)
8. Hancur
denotasi : Mainan anak pak lurah hancur terinjak mobil.
konotasi : Semua perkataannya kedengaran hancur akibat terbawa
emosi .(hancur= tidak masuk akal).
9. Arus
denotasi : Adik terseret arus yang sangat deras saat menyeberang
sebuah sungai di tepi rumahnya.
konotasi : Arus balik pada lebaran tahun depan diprediksikan akan
lebih banyak dibandingkan tahun kemarin. (arus=sistem)
10. Hangus
denotasi : Bau hangus itu dihasilkan dari pembakaran sisa-sisa
plastik dan kertas yang ada di tepi jalan itu.
konotasi : Semua dana yang dianggarkan telah hangus akibat
program kerja yang tidak tertata dengan rapi.
Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada atau
tidaknya nilai rasa. kata denotasi lebih menekankan tidak adanya nilai rasa,
sedangkan konotasi bernilai rasa kias.
14. Makna denotasi lazim disebut makna konseptual yaitu makna yang
sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi
(data) faktual dan objektif.Makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu
tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya).Makna lugas yaitu
makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Sebuah kata
dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, sesuai dengan
pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Makna konotasi dapat juga
berubah dari waktu ke waktu. Dalam kalimat “Megawati dan Susilo Bambang
Yudoyono berebut kursi presiden.” Kalimat tersebut tidak menunjukkan
makna bahwa Megawati dan Susilo Bambang Yudoyono tarik-menarik kursi
karena kata kursi berati jabatan presiden.
Sebuah kata dapat merosot nilai rasanya karena penggunaannya tidak
sesuai dengan makna denotasinya. Umpamanya, kata kebijaksa-naan yang
bermakna kelakukan dan tindakan arif dalam menghadapi suatu masalah,
menjadi negatif konotasinya akibat kasus-kasus tertentu, misalnya :
Pengemudi kendaraan bermotor ditilang karena melanggar peraturan
lalu lintas minta kebijaksanaan kepada petugas agar tidak diperkarakan
(damai di tempat)
Orang tua murid yang anaknya tidak naik kelas mohon kebijaksanaan
kepada kepala sekolah agar bersedia menolong anaknya (menaikkan kelas)
Untuk mengurus surat-surat di kantor pemerintah sering kali kita pun
diminta memberi kebijaksanaan oleh sang patugas agar urusan tidak terlambat
(memberi uang suap).
10
15. BAB III
PENUTUP
11
Kesimpulan
Suatu kata sering kali tidak hanya mendukung satu konsep atau obyek
saja, melainkan juga menimbulkan asosiasi dengan sesuatu.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna
lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat
yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Makna konotasi adalah makna
yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna
denotasi yang mengalami penambahan.
Denotasi : konsep dasar yang didukung oleh suatu kata
Konotasi : nilai, rasa atau gambaran tambahan yang ada disamping
denotasi tersebut nilai kata yang diberikan oleh masyarakat bermacam-macam :
tinggi, baik sopan, lucu, biasa, rendah, kotor, porno, sakral. Nilai rasa bisa bersifat
positive dan juga negative Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan
ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata, makin umum sifatnya,
dan sebaliknya. Keumuman / kekhususan kata dapat pula ditinjau dari
kemungkinan hubungannya dengan kata-kata lain. Ada kata-kata yang
mempunyai hubungan luas, adapula kata-kata yang mempunyai hubungan sempit
/ terbatas bahkan khusus (unik). lebih dikenal oleh masyarakat luas daripada kata-kata
: Mikro, transfer, minor, batuan, momentum, factor, volume
Kelompok kata yang pertama termasuk kata-kata popular. Kata-kata ini
dipergunakan pada berbagai kesempatan dalam komunikasi sehari-hari dikalangan
semua lapisan masyarakat.
Kelompok kata yang klain hanya dikenal dan dipergunakan secara
terbatas, dalam kesempatan-kesempatan tertentu. Misalnya dipakai dalam
makalah atau perbincangan ilmiah. Banyak diantara kata-kata jenis ini merupakan
kata serapan atau kata asing (latin, yunani, inggris)
16. Pembentukan kata-kata kajian dalam bahasa Indonesia dilakukan secara
sadar oleh suatu badan/komisi.Kata popular adalah kata yang biasa digunakan
oleh semua kalangan.
12
17. DAFTAR PUSTAKA
http://www.ardhi661998.blogspot.com/bahasa indonesia
Kusnaeni dan Subandi.1990.Bahasa Indonesia.Purwokerto
--------1997. Materi Pokok Bahasa Indonesia, Jakarta: UT, Depdibud
http//www.Hanifa alliya faisal.blogspot.com/Bahasa indonesia
13