1. DOSEN PENGAMPU :
EKO WAHYONO, M.Pd
Nama Mahasiswa :
EMAWATI(2138033)
FIKRIA SHOLEHA (2138040)
SELPINA PITRI (2138042)
MANAJEMEN
PENDIDIKAN
2. INDEX.HTML
LATAR BELAKANG
Organisasi merupakan suatu bentuk dari sistem sosial. Sebagai salah
satu bentuk organisasi pendidikan, maka dengan sendirinya sekolah
merupakan salah satu bentuk dari sistem sosial, yang tentunya mempunyai
sub sistem sosial yang lain. Sebagai sebuah sistem organisasi, sekolah
juga memiliki kegiatan administrasi dan manajemen. Inti dari organisasi
ini adalah kegiatan belajar mengajar, baik di kelas maupun diluar kelas.
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau
susunan yakni dalam penyusunan/penempatan orang-orang dalam suatu
kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara
orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab
masing-masing.
3. INDEX.HTML
RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dan Konsep dari Pengorganisasian?
2. Apa Proses Pengorganisasian?
3. Bagaimana Struktur dari Pengorganisasian?
4. Bagaimana Kultur dalam Pengorganisasian?
5. Bagaimana Prinsip dalam Pengorganisasian?
4. 1. Untuk mengetahui apa pengertian dan konsep dari pengorganisasian.
2. Untuk mengetahui proses Pengorganisasian.
3. Untuk mengetahui bagaimana struktur dari pengorganisasian.
4. Untuk mengetahui bagaimana kultur dalam pengorganisasian.
5. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dalam pengorganisasian.
TUJUAN
5. Pengertian dan Konsep dari Pengorganisasian
Istilah “organisasi” secara etimologi berasal dari bahasa latin
“organum” yang berarti “alat”. Sedangkan “organize” (bahasa inggris)
berarti “mengorganisasikan” yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk
mencapai sesuatu. “Organizing” (pengorganisasian) menunjukkan sebuah
proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi
manajemen sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli.
Menurut Prof. DR. S.P. Siagian, organisasi adalah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan
bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan.
6. INDEX.HTML
PROSES PENGORGANISASIAN
Ernest Dale (Stoner, 1986) memberikan pengorganisasian sebagai sebuah proses
yang berlangkah jamak. Proses pengorganisasian digambarkan sebagai berikut :
a) Pemerincian Pekerjaan
Dalam memperinci pekerjaan adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
b) Pembagian Kerja
Membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan
oleh perorangan atau berkelompok.
c) Penyatuan Pekerjaan
Menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional, efisien.
d) Koordinasi Pekerjaan
Menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu
kesatuan yang harmonis.
e) Monitoring dan Reorganisasi
Melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan dan meningkatkan efektifitas.
7. Struktur Pengorganisasian
Struktur mengikuti proses, dan berikut adalah beberapa hal penting yang diperlukan
oleh organisasi :
1. Optimasi unit.
Setiap unit, program dan departemen harus berjalan secara efisien dan efektif. Masing-
masing bidang harus memiliki kejelasan standar mutu, sebaiknya tertulis, dalam
menjalankan programnya.
2. Penjajaran vertikal.
Setiap anggota staf harus memahami strategi institusi, demikian pula dengan arah dan
misi institusi tersebut.
3. Penjajaran horizontal.
Kompetensi antar unit, program atau departemen harus dihilangkan atau sebaliknya,
harus ada pemahaman terhadap tujuan dan kebutuhan dari bagian-bagian lain organisasi.
Mekanisme harus menjadi bagian penting dalam mengatasi masalah secara efektif.
4. Satu komando pada setiap proses.
Proses kunci, baik itu kurikulum, pastoral, maupun administrasi, harus dirancang dan
diorganisir, sehingga setiap proses berada dibawah satu komando.
INDEX.HTML
Struktur mengikuti proses, dan berikut adalah beberapa hal penting yang diperlukan oleh
organisasi :
1. Optimasi unit.
Setiap unit, program dan departemen harus berjalan secara efisien dan efektif.
Masing-masing bidang harus memiliki kejelasan standar mutu, sebaiknya tertulis, dalam
menjalankan programnya.
1. Penjajaran vertikal.
Setiap anggota staf harus memahami strategi institusi, demikian pula dengan arah dan
misi institusi tersebut.
1. Penjajaran horizontal.
Kompetensi antar unit, program atau departemen harus dihilangkan atau sebaliknya,
harus ada pemahaman terhadap tujuan dan kebutuhan dari bagian-bagian lain organisasi.
Mekanisme harus menjadi bagian penting dalam mengatasi masalah secara efektif.
1. Satu komando pada setiap proses.
Proses kunci, baik itu kurikulum, pastoral, maupun administrasi, harus dirancang dan
diorganisir, sehingga setiap proses berada dibawah satu komando.
8. INDEX.HTML
Budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya
adalah:
1. Memberikan identitas organisasi kepada anggotanya
2. Memudahkan komitmen kolektif
3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial
4. Membentuk perilaku dengan membuat manajer
merasakan keberadaannya
KULTUR DALAM PENGORGANISASIAN
9. 1. Mempunyai tujuan yang jelas.
2. Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut.
3. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan,
kesatuan pikiran, dsb.
4. Adanya kesatuan perintah (unity of command), para bawahan atau
anggota hanya mempunyai seorang atasan langsung, dan daripadanya ia
menerima perintah atau bimbingan, serta kepadanya ia harus
mempertanggungjawabkan pekerjaannya.
5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang
didalam organisasi itu. Sebab, tidak adanya keseimbangan tersebut akan
memudahkan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti:
- Jika wewenang lebih besar dari pada tanggung jawab, mudah
menimbulkan penyalahgunaan wewenang.
- Jika tanggung jawab lebih besar dari pada wewenang, mudah
menimbulkan banyak kemacetan, merasa tidak aman atau ragu-
ragu dalam tindakan.
PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGORGANISASIAN
10. 1. Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai
kebutuhan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
2. Pola organisasi hendaknya relative permanen. Artinya, meskipun struktur
organisasi dapat dan memang harus diubah sesuai dengan tuntutan
perkembangan, fleksibilitas fleksibilitas dalam penyesuaian itu jangan
bersifat prinsip. Oleh karena itu, pola dasar struktur organisasi perlu dibuat
sedemikiam rupa sehingga sedapat mungkin permanen.
3. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure), bawahan atau
anggota tidak merasa gelisah karena takut dipecat, ditindak sewenang-
wenang,dsb.
4. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas
tergambar di dalam struktur atau bahan organisasi.
5. Penempatan orang yang bekerja dalam organisasi itu hendaknya sesuai
dengan kemampuannya.
Lanjutan….