SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN
MIRSA
2040202039
NUR ZABANIA
2040202040
AGUSTINUS YANCELINUS
MEKO
2040202072
KELOMPOK 8
A. Konsep Teori Kutub Pertumbuhan
Pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak,
pertumbuhan itu terjadi pada titk-titk atau kutub-kutub perkembangan, denga intensitas yang
berubah-ubah, perkembangan ini menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka ragam
dengan efek yang beraneka ragam terhadap keseluruhan perekonomian. Menurut Perroux.
Glasson memperkuat teori kutub pertumbuhan dengan merumuskan beberapa konsep dasar dan
perkembangan geografik yang mendukung adanya kutub (polazired region). Berikut rinciannya.
1. Konsep “leading industries”
2. Konsep polarisasi,
3. Konsep “spread effect” atau “trickling down effect”
B. Sejarah Kutub Pertumbuhan
Menurut Miyoshi (1997) sejarah konsep kutub pertumbuhan (growth pole) dapat
dibagi dalam beberapa tahap.
1. Konsep ‘growth pole’ atau dikenal sebagai konsep ‘kutub pertumbuhan’
dibangun oleh Perroux pada tahun 1955. Konsep ini bersumber dari faktor-faktor
aglomerasi dan teori-teori lokasi terdahulu (Glasson-Sitohang, 1977).
2. Pada tahap kedua, penekanan konsep growth pole adalah pada penerapan konsep
growth pole dalam “perencanaan wilayah” yang dibahas dalam berbagai artikel.
3. Pada tahap ketiga, beberapa ahli ekonomi wilayah menjelaskan bahwa konsep
growth pole menjadi penyebab ketidakseimbangan wilayah.
C. Ciri-ciri Pertumbuhan
1. Adanya Hubungan Internal dan Beragam Aktivitas
Sebuah wilayah pusat pertumbuhan memiliki beragam aktivitas
perekenomian di dalamnya. Aktivitas tersebut memiliki bentuk yang
beragam di antaranya perumahan, perdagangan, perindustrian, pelabuhan,
pergudangan, distribusi, hiburan, dan sebagainya.
2. Adanya efek pengadaan ( Multiplier Effect)
Jika sebuah wilayah yang memiliki wilayah yang menjadi
penghubung atau nodal atau yang memiliki ketergantungan antara daerah
inti (pusat) dengan daerah belakang (interland).
3. Mendorong ke Daerah Belakang
Umumnya, sebuah wilayh menjadi pusat pertumuhan dipengaruhi oleh
wilayah-wilayah di sekitar daerah tersebut.
4. Adanya Konsentrasi Geografis
Setiap wilayah msemiliki spesialisasi tertentu meskipun tempat tersebut
telah menjadi pusat pertumbuhan yang di miliki beragam kegiatan
perekonomian. Adanya konsentrasi geografis atau aglomersi memuat
sebuah wilayah pusat pertumbuhan memiliki focus perekonomian.
D. Penerapan Teori Kutub Pertumbuhan (glowth pole) di Indonesia
Konsep teori kutub pertumbuhan diadopsi oleh Indonesia menggunakan strategi
pembangunan wilayahnya. Dampaknya, terbntuk pada berbagai wilayah yang sulit
di batasi.
E. Faktor-faktor yang Menyebabkan Suatu Wilayah Menjadi Pusat
Pertumbuhan
Suatu wilayah dapat menjadi pusat pertumbuhan dipengaruhi oleh beragam faktor
seperti geografis, sosial, ekonomi, dan lain-lain.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan :
 Adanya industri sehingga banyak lapangan kerja dan tempat tinggal.
 Kondisi geografis seperti iklim, jenis dataran, dan kesuburan tanah.
 Lengkapnya fasilitas (tempat tinggal, kesehatan, dan sebagainya) dan infrastruktur
(transportasi dan jalanan) sehingga menjadi pendukung kondisi ekonomi dan sosial.
PPT PPDWP KELOMPOK 8.pptx

PPT PPDWP KELOMPOK 8.pptx

  • 1. TEORI KUTUB PERTUMBUHAN MIRSA 2040202039 NUR ZABANIA 2040202040 AGUSTINUS YANCELINUS MEKO 2040202072 KELOMPOK 8
  • 2. A. Konsep Teori Kutub Pertumbuhan Pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak, pertumbuhan itu terjadi pada titk-titk atau kutub-kutub perkembangan, denga intensitas yang berubah-ubah, perkembangan ini menyebar sepanjang saluran-saluran yang beraneka ragam dengan efek yang beraneka ragam terhadap keseluruhan perekonomian. Menurut Perroux. Glasson memperkuat teori kutub pertumbuhan dengan merumuskan beberapa konsep dasar dan perkembangan geografik yang mendukung adanya kutub (polazired region). Berikut rinciannya. 1. Konsep “leading industries” 2. Konsep polarisasi, 3. Konsep “spread effect” atau “trickling down effect”
  • 3. B. Sejarah Kutub Pertumbuhan Menurut Miyoshi (1997) sejarah konsep kutub pertumbuhan (growth pole) dapat dibagi dalam beberapa tahap. 1. Konsep ‘growth pole’ atau dikenal sebagai konsep ‘kutub pertumbuhan’ dibangun oleh Perroux pada tahun 1955. Konsep ini bersumber dari faktor-faktor aglomerasi dan teori-teori lokasi terdahulu (Glasson-Sitohang, 1977). 2. Pada tahap kedua, penekanan konsep growth pole adalah pada penerapan konsep growth pole dalam “perencanaan wilayah” yang dibahas dalam berbagai artikel. 3. Pada tahap ketiga, beberapa ahli ekonomi wilayah menjelaskan bahwa konsep growth pole menjadi penyebab ketidakseimbangan wilayah.
  • 4. C. Ciri-ciri Pertumbuhan 1. Adanya Hubungan Internal dan Beragam Aktivitas Sebuah wilayah pusat pertumbuhan memiliki beragam aktivitas perekenomian di dalamnya. Aktivitas tersebut memiliki bentuk yang beragam di antaranya perumahan, perdagangan, perindustrian, pelabuhan, pergudangan, distribusi, hiburan, dan sebagainya. 2. Adanya efek pengadaan ( Multiplier Effect) Jika sebuah wilayah yang memiliki wilayah yang menjadi penghubung atau nodal atau yang memiliki ketergantungan antara daerah inti (pusat) dengan daerah belakang (interland).
  • 5. 3. Mendorong ke Daerah Belakang Umumnya, sebuah wilayh menjadi pusat pertumuhan dipengaruhi oleh wilayah-wilayah di sekitar daerah tersebut. 4. Adanya Konsentrasi Geografis Setiap wilayah msemiliki spesialisasi tertentu meskipun tempat tersebut telah menjadi pusat pertumbuhan yang di miliki beragam kegiatan perekonomian. Adanya konsentrasi geografis atau aglomersi memuat sebuah wilayah pusat pertumbuhan memiliki focus perekonomian.
  • 6. D. Penerapan Teori Kutub Pertumbuhan (glowth pole) di Indonesia Konsep teori kutub pertumbuhan diadopsi oleh Indonesia menggunakan strategi pembangunan wilayahnya. Dampaknya, terbntuk pada berbagai wilayah yang sulit di batasi. E. Faktor-faktor yang Menyebabkan Suatu Wilayah Menjadi Pusat Pertumbuhan Suatu wilayah dapat menjadi pusat pertumbuhan dipengaruhi oleh beragam faktor seperti geografis, sosial, ekonomi, dan lain-lain.
  • 7. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan :  Adanya industri sehingga banyak lapangan kerja dan tempat tinggal.  Kondisi geografis seperti iklim, jenis dataran, dan kesuburan tanah.  Lengkapnya fasilitas (tempat tinggal, kesehatan, dan sebagainya) dan infrastruktur (transportasi dan jalanan) sehingga menjadi pendukung kondisi ekonomi dan sosial.