SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 92
ISSN 2089-4554
             Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




       “JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”




                                         Diterbitkan Oleh :
                    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
                                         Universitas Gresik




                                                                                    Gresik
  Jendela      Volume                    Nomor                   Halaman             Juni
Pendidikan        2                        1                       1-89              2012
                                          1
ISSN 2089-4554
                        Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




               “JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”

                                               DAFTAR ISI



PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL (MPI) DAN GAYA
BELAJAR MAHASISWA, TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH
MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK                                                                       5 - 16
Siti Bariroh


STUDI TENTANG PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA
SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO SURABAYA
Sri Sundari                                                                                       17 - 29

PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN
BANJARSARI GRESIK
Etiyasningsih                                                                                      31 - 43

TELAAH KRITIS PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EDUCATION FOR ALL)
DALAM KONTEKS MANAJEMEN PENDIDIKAN
Soesetijo                                                                                         45 - 66

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN, PROFESIONALISME
DOSEN TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT
Ana Tjindi Rochmawati                                                                              67 - 77

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG JABATAN GURU DAN
KOMITMEN GURU PADA LEMBAGA DENGAN KINERJA GURU
Retno Indah Rahayu                                                                               77-89




                                                                                               Gresik
    Jendela               Volume                 Nomor                       Halaman
                                           KATA PENGANTAR                                       Juni
  Pendidikan                 2                      1                          1-89
                                                                                                2012



                                                       2
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




                                          KATA PENGANTAR



                   Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
           rahmat dan hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan bisa hadir di kalangan
           pendidikan.
                   Jurnal Jendela Pendidikan berisi tentang sejumlah artikel penelitian baik
           artikel bersifat empiris atau laporan penelitian maupun artikel yang bersifat kajian
           teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari kalangan akademisi atau
           dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik yang akan
           dipublish pada para pemangku pendidikan dan masyarakat luas khususnya para
           pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi utama keberadaan Jurnal Jendela
           Pendidikan sebagai media komunikasi dan informasi yang bersifat ilmiah.
                   Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun
           birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan
           ide serta gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama
           Jurnal Jendela Pendidikan bermanfaat bagi kita semua.




                                                              Gresik, Juni 2012


                                                                    Redaksi




Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan
                           kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan


                                                      3
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




                                  JENDELA PENDIDIKAN
                  JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


                                           Pelindung
                                    Rektor Universitas Gresik


                                              Penasehat
                                              Dekan FKIP


                                         Pimpinan Redaksi
                                    Hj. Sri Sundari, S.Pd., M.Pd


                                         Dewan Redaksi
                                  Prof. Dr. H. Sukiyat, SH, M.Si
                                       Dr. Soesetijo, M.Pd
                                   Dra. Hj. Siti Bariroh, M.Pd
                                    Drs. Syaiful Khafid, M.Pd


                                      Redaktur Pelaksana
                                      Dra. Adrijanti, M.Pd
                                 Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd
                                   Etiyasningsih, S.Pd.,M.Pd


                                        Sekretariat Penerbit
                                         Ahmad Faizin, S.S




                                   Alamat Penerbit / Redaksi
                                  Kampus Universitas Gresik
                             Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik
                                     Telp/Fax (031) 3978628




Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan
                           kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan



                                                       4
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




                               5
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



     PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL (MPI) DAN
 GAYA BELAJAR MAHASISWA, TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH
      MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN
                       ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK


                                                Siti Bariroh*)


         Abstrak, Upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, diperlukan
adanya perancangan dan pengembangan materi pembelajaran, yang merupakan fungsi
yang sangat penting dalam teknologi pembelajaran. Seels Richey (dalam Amir, 2000)
mengatakan bahwa kawasan teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolan dan evaluasi. Pengembangan desain materi pembelajaran
microteaching ini adalah upaya untuk memenuhi salah satu fungsi ranah teknologi
pembelajaran, yaitu ranah pengelolaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
jawaban dari pertanyaan "Apakah ada perbedaan hasil belajar, yang diajarkan dengan
menggunakan Model Pengembangan Instruksional (MPI) dan yang non MPI?". Apakah
Model Pengembangan Instruksional dengan Gaya Belajar yang dimiliki mahasiswa,
membedakan hasil belajar mereka? Dan apakah ada interaksi antara gaya mengajar dan
MPI terhadap hasil belajar matakuliah Microteaching, mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Gresik.
         Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket gaya belajar, dan test hasil
belajar. Analisa data yang digunakan adalah analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu
untuk menguji hipotesa 1, hipotesa 2 dan hipotesa 3. Dari hasil penelitian diketahui
adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan MPI dan non MPI, dan perbedaan
gaya belajar menyebabkan perbedaan hasil belajar, serta terdapat pula interaksi antara
gaya belajar dengan MPI.
         Hasil    penelitian     ini    dapat      direkomendasikan           sebagai     alternatif   model
pengembangan pembelajaran, dengan lebih memperhatikan perbedaan individu (gaya
belajar) untuk mengakomodasi kebutuhan belajar mereka, sehingga tercapai hasil belajar
yang baik.


Keyword : Model Pengembangam Instruksional (MPI), Gaya Belajar, dan Hasil Belajar
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik


                                                        6
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



PENDAHULUAN                                                petunjuk penggunaan bahan ajar, ada soal
                                                           latihan, jawaban latihan, test, petunjuk
Hasil belajar seseorang, tidak terlepas                    bagi siswa menuju kegiatan berikutnya.
dari     pengaruh     berbagai     faktor,     di                Penggunaan model pengembangan
antaranya adalah faktor eksternal, yang                    Instruksional         (MPI)     didasarkan       atas
menyangkut        pengembangan         program             pemikiran bahwa model ini menggunakan
pembelajaran dan strategi penyampaian                      pendekatan        sistem,       dengan       langkah
atau proses pembelajaran.                                  langkah yang lengkap, sehingga dapat
       Dalam aktivitas pengajaran terkan-                  digunakan              untuk             merancang
dung aktivitas (1) Merancang pembela-                      pembelajaran baik untuk pembelajaran
jaran, (2) Menyajikan pembelajaran, (3)                    klasikal maupun individual.
Mengevaluasi pembelajaran. Ketiganya                             Faktor      lain        yang    juga      dapat
akan terkait dalam satu proses dan saling                  mempengaruhi hasil belajar adalah faktor
mempengaruhi terhadap hasil belajar.                       internal dari dalam siswa / mahasiswa itu
Upaya      meningkatkan       efisiensi      dan           sendiri. Salah satu dari faktor internal itu
efektivitas    pembelajaran,        diperlukan             adalah        karakteristik          siswa      yang
adanya perancangan dan pengembangan                        berhubungan           dengan         cara     mereka
materi pembelajaran, yang merupakan                        menerima dan mengolah informasi, dan
fungsi     yang     sangat   penting       dalam           merespons informasi serta berinteraksi
teknologi pembelajaran.                                    dalam proses pembelajaran.
       Seels Richey (dalam Amir, 2000)                           Setiap orang mempunyai potensi
mengatakan bahwa kawasan teknologi                         yang       sama       untuk      unggul        dalam
pembelajaran meliputi desain, pengem-                      pembelajaran, yang diperlukan adalah
bangan, pemanfaatan, pengelolan dan                        menemukan gaya belajar yang sesuai dan
evaluasi. Pengembangan desain materi                       tepat          bagi           sesorang         untuk
pembelajaran microteaching ini adalah                      memaksimalkan                                efisiensi
upaya untuk memenuhi salah satu fungsi                     pembelajarannya. Deporter dan Hernacki
ranah     teknologi    pembelajaran,       yaitu           (2000), Syahid (2002), mengungkapkan
ranah pengelolaan. Dick dan Carey                          bahwa , gaya belajar adalah kunci untuk
(1990) mengungkapkan bahwa desain                          mengembangkan                  kinerja         dalam
materi pembelajaran sebaiknya menarik,                     pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi
isinya sesuai dengan tujuan khusus                         antar pribadi. Gaya belajar akan dapat
pembelajaran,       urutannya     tepat,     ada           memberi kemudahan kepada seseorang

                                                       7
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



untuk     menyerap         dan       mengelola              4) Hasil penelitian akan memberikan
informasi.                                                       manfaat         nyata     bagi         peneliti
    Keinginan           untuk        membantu                    sendiri,atau pihak lain yang seprofesi
mahasiwa       dalam     memahami          materi                dalam usaha meningkatkan Kualitas
matakuliah Microteaching, dan untuk                              pembelajaran dalam arti yang luas.
memudahkan penyampaian bahan ajar
kepada mahasiswa secara lengkap dan                         KERANGKA TEORITIS
sistematis,    serta     ingin      mengetahui              Microteaching diartikan sebagai cara
pengaruh desain materi pembelajaran                         latihan      ketrampilan      mengajar       dalam
berdasarkan       Model         Pengembangan                lingkup kecil/ terbatas. MC Laughlin &
Instruksional dan gaya belajar terhadap                     Moulton mengemukakan " Microteaching
hasil   belajar   mahasiswa,         mendorong              has been performent part of teaching
peneliti ingin meneliti masalah tersebut.                   process, so that the traince can master
Ada beberapa alasan utama peneliti                          each component one By one in a
memilih masalah ini :                                       simplifed teaching situation".
1) Peneliti terlibat langsung membina                             MC .Knight (1979) mengemukakan
   matakuliah          Microteaching,           di          "Microteaching has been described AS
   Fakultas       Keguruan         dan       Ilmu           scaled       down        teaching     encounter
   Pendidikan          Universitas        Gresik.           desingned to developernya new skill and
   Sehingga        memungkinkan             untuk           refine old one".
   terlibat    langsung      dalam       interaksi                Dari     pengertian     di    atas,     dapat
   dengan mahasiswa .                                       dipahami bahwa microteaching adalah
2) Sejauh ini, masalah desain materi                        sebuah model pengajaran yang dikecilkan
   pembelajaran,           khususnya            di          atau disebut dengan "real teaching"
   Universitas Gresik belum banyak                          (AAllen        and      Ryan,1969).         Jumlah
   diteliti, sementara peneliti meyakini                    pesertanya berkisar antara 5 sampai 10
   bahwa          perbaikannya           kualitas           orang, ruang kelasnya terbatas, waktu
   Pembelajaran        dapat     diawali      dari          pelaksanaannya berkisar antara 10 sampai
   pengembangan desain pembelajaran.                        15 menit, terfokus pada ketrampilan
3) Literatur      yang berkaitan          dengan            mengajar tertentu, dan pokok bahasannya
   penelitian ini, cukup mendukung                          disederhanakan.
   peneliti dalam mengkaji landasan-                              Tujuan diselenggarakannya pembela-
   landasan teori.                                          jaran micro menurut T. Gilarso, dibagi

                                                        8
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



dua yaitu untuk melatih kemampuan dan                       Ada lima langkah yang dapat ditempuh
ketrampilan keguruan (tujuan umum),                         dalam pembelajaran micro yaitu:
dan untuk melatih calon guru supaya                         1) Pengenalan           (pemahaman)          konsep
trampil      dalam        membuat           desin                pembelajaran micro
pembelajaran,       mendapatkan           profesi           2) Penyajian model dan diskusi
keguruan dan menumbuhkan rasa percaya                       3) Perencanaan/persiapan mengajar
diri (tujuan khusus).                                       4) Praktek mengajar
    Dwigh Allen, mengatakan, tujuan                         5) Diskusi feed back / umpan balik.
Microteaching bagi calon guru adalah :
1) Memberi pengalaman mengajar yang                         MODEL PENGEMBANGAN
   nyata      dan        latihan       sejumlah             INSTRUKSIONAL
   ketrampilan dasar mengajar.                                    Beberapa definisi mengenai desain
2) Calon guru dapat mengembangkan                           pembelajaran         antara     lain    Reigeluth
   ketrampilan       mengajarnya        sebelum             (1983:7 dalam Boy Soedarmadji, 2002)
   mereka terjun ke lapangan.                               menyatakan bahwa desain pembelajaran
3) Memberikan kemungkinan bagi calon                        lebih memperhatikan pada pemahaman ,
   guru untuk mendapatkan bermacam-                         pengubahan,         dan penerapan metode-
   macam ketrampilan dasar mengajar.                        metode          pembelajaran.          Hal      ini
Fungsi microteaching adalah sebagai                         mengarahkan           kita,    bahwa      sebagai
sarana latihan dalam mempraktekkan                          seorang         profesional,       maka        kita
ketrampilan mengajar, dan juga sebagai                      mempunyai tugas untuk memilih dan
salah satu syarat bagi mahasiswa yang                       menentukan metode apa yang dapat
akan mengikuti Praktek Mengajar di                          dipergunakan,           dan      mempermudah
lapangan (PPL). Sasaran akhir yang akan                     penyampaian bahan ajar, agar dapat
dicapai    dalam     microteaching        adalah            diterima dengan mudah oleh siswa.
terbinanya      calon       guru       memiliki                   Lebih       lanjut,      Shaner        (dalam
pengetahuan             tentang            proses           Suparman, 1997:29) menytakan bahwa
pembelajaran, serta memiliki sikap dan                      desain Instruksional adalah perencanaan
perilaku baik sebagai seorang guru.                         secara akal sehat untuk mengidentifikasi
                                                            masalah tersebut , dengan menggunakan
Langkah-Langkah Prosedur Pembelajaran                       suatu rencana terhadap perencanaan,
Micro                                                       evaluasi, uji coba, umpan balik, dan
                                                            hasilnya. Hal          ini diperjelas dengan

                                                        9
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



pendapat Suparman (1997:31), suatu                            GAYA BELAJAR
proses        yang       sistematik         dalam                  Thomas L Madden (2002) mengemu-
mengidentifikasikan masalah, mengem-                          kakan bahwa salah satu cara untuk
bangkan bahan dan strategi Instruksional,                     membuka potensi luar biasa yang telah
serta     mengevaluasi        efektivitas      dan            terkunci dalam otak adalah dengan
efisiensinya     dalam      mencapai        tujuan            menemukan cara memasukkan informasi
Instruksional.                                                ke dalam otak. Masuknya informasi ini
      Rohani     (2004:69)       mendefinisikan               dicapai melalui gaya belajar.
pengertian desain        pengajaran       sebagai                  Mengutip Deporter dan Hernacki
suatu pemikiran atau persiapan untuk                          (2000), Syahid (2002) mengungkapkan
melaksanakan tugas mengajar / aktivitas                       bahwa gaya belajar adalah kunci untuk
pengajaran dengan menerapkan prinsip                          mengembangkan                kinerja      dalam
prinsip     pengajaran      melalui       langkah             pekerjaan, disajikan dan dalam situasi
langkah        pengajaran,         perencanaan,               antar pribadi. Gaya belajar akan dapat
pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka                       memberi kemudahan kepada seseorang
pencapaian tujuan pengajaran yang telah                       untuk       menyerap         dan       mengelola
ditentukan.                                                   informasi. Seseorang akan lebih mudah
      Pengertian     Desain       Pembelajaran                belajar      dan      berkomunikasi      dengan
Model Pembelajaran Instruksional (MPI)                        gayanya sendiri. Degeng (2000) dalam
adalah suatu bentuk model pembelajaran                        Syahid (2002) mengemukakan bahwa
yang menunjukkan urutan kegiatan yang                         gaya       belajar,    rentangan       perhatian,
ditempuh orang dalam mendesain sistem                         ingatan,      tahap      perkembangan,       dan
Instruksional, yang terdiri dari 8 langkah,                   kecerdasan pelajar, sangat bervariasi
yaitu          menentukan             kebutuhan                    Para ahli di bidang gaya belajar
Instruksional umum, dan merumuskan                            sepakat membagi secara umum ke dalam
tujuan     umum,         melakukan        analisis            dua katagori utama tentang bagaimana
instruksional, mengidentifikasi perilaku                      seseorang belajar. Pertama, bagaimana
dan      karakteristik     awal      mahasiswa,               seseorang menyerap informasi dengan
merumuskan TIK, menulis tes acuan                             mudah, dan kedua adalah cara seseorang
patokan, menyusun strategi Instruksional,                     dalam mengatur dan mengolah informasi.
mengembangkan            bahan    instruksional,              Cara pertama disebut modalitas dan yang
mendesain dan melaksanakan sistem                             kedua disebut dominasi otak. Gaya
Instruksional.                                                belajar seseorang adalah bagaimana cara

                                                         10
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



seseorang menyerap, kemudian mengatur                         1. Gaya       belajar        visual,    merupakan
dan mengolah informasi. Bagaimana cara                            kecenderungan seseorang akan lebih
menemukan modalitas yang disukai?                                 mudah        belajar        atau      menyerap
Deporte        dan       Hernacki             (2002)              informasi                apabila        materi
menjelaskan satu cara sederhana adalah                            pembelajarannya             dikemas      dalam
dengan mendengarkan petunjuk-petunjuk                             uraian tertulis (naratif) maupun dalam
dalam pembicaraan. Cara lain adalah                               bentuk matriks (gambar dan skema).
memperhatikan             perilaku            ketika          2. Gaya belajar auditorial, merupakan
menghadiri         seminar    atau    lokakarya.                  kecenderungan individu akan lebih
Apakah tampaknya seseorang menyerap                               mudah dalam belajar atau menyerap
lebih banyak informasi dari membaca                               informasi                apabila        materi
makalah atau mendengarkan penyajinya?                             pembelajaran dikemas dalam bentuk
          Berdasarkan        uraian      di     atas              uraian secara lesan.
dapatkah ditarik suatu pemahaman bahwa                        3. Gaya belajar kinestetik, merupakan
gaya belajar adalah suatu kecenderungan                           kecenderungan individu akan lebih
yang dimiliki oleh seseorang dalam hal                            mudah dalam belajar bila materi pem-
bagaimana ia belajar dengan mudah,                                belajaran dikemas dengan memprak-
menyenangkan           dan     efisien        dalam               tekkan sesuatu secara langsung.
menyerap,      mengatur        dan     mengolah
informasi,     serta    berinteraksi          dengan          HASIL BELAJAR
lingkungan.
                                                                   Dalam       membicarakan            pengertian
Macam macam Gaya Belajar                                      hasil atau prestasi belajar, tidak terlepas
     Para ahli mempunyai pandangan                            dari pengertian belajar, karena hasil
berbeda dalam mengklasifikasikan gaya                         belajar merupakan hasil perubahan yang
belajar. Keefe (1987) membagi gaya                            dialami dalam peristiwa belajar. Menurut
belajar menjadi cognitive styles, affective                   WJS      Purwadarminta,           dalam     Kamus
styles,      dan       psysiological          styles.         Bahasa Indonesia menyatakan, bahwa
Sedangkan       DePorter       dan       Hernacki             belajar adalah berusaha, berlatih dan
(2002), dan Madden (2002) membagi                             sebagainya,           untuk            mendapatkan
gaya belajar ke dalam tiga macam gaya                         kepndaian.
belajar, yaitu :                                                       Hasil Belajar adalah kemampuan
                                                              yang diperoleh seorang pembelajar dari

                                                         11
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



proses belajar yang ditempuh di suatu                         METODE PENELITIAN
sekolah atau lembaga pendidikan, yang
diperoleh melalui evaluasi belajar.                           Rancangan Penelitian
                                                                       Penelitian ini merupakan jenis
Hasil Belajar Matakuliah Microteaching                        penelitian      kuantitatif,         yaitu    untuk
          Tujuan      umum        mata      kuliah            membuktikan                                hipotesis.
microteaching        adalah    mempersiapkan                  penelitian ini, menggunakan 3 variabel,
mahasiswa calon guru untuk menghadapi                         yaitu desain model pembelajaran MPI,
tugas mengajar sepenuhnya di depan                            dan gaya belajar sebagai variabel bebas,
kelas dengan memiliki pengetahuan,                            dan hasil belajar sebagai varaiabel terikat.
ketram-pilan,       kecakapan,       dan     sikap                     Rancangan           ini     dimaksudkan
sebagai Guru yang profesional.                                untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
          Sedangkan tujuan khusus nya                         antara yg menggunakan MPI dan Non
adalah:                                                       MPI      dan      juga       untuk     mengetahui
a) Menganalisa tingkah laku mengajar                          perbedaan hasil belajar dari perbedaan
   kawan kawan nya dan dirinya sendiri.                       gaya belajar, serta untuk mengetahui
b) Dapat          melaksanakan      ketrampilan               interaksi antara gaya belajar dengan MPI
   khusus dalam mengajar.                                     dan non MPI.
c) Dapat          mempraktekkan          berbagai                      Kegiatan penelitian terdiri dari
   tehnik mengajar dengan benar dan                           test macam gaya belajar, pengelompokan
   tepat.                                                     subyek, perlakuan dan pemberian test dan
d) Dapat mewujudkan situasi belajar                           ujian praktek. Ada 3 kelompok belajar
   mengajar yang efektif, produktif dan                       yang     menjadi         fokus     kajian     dalam
   efisien.                                                   penelitian ini, yaitu kelompok visual (V),
e) Dapat bersifat profesional Keguruan.                       kelompok auditorial (A) dan kelompok
                                                              kinestetik (K).
Skor (nilai) hasil belajar mahasiswa pada
matakuliah microteaching ini, ditentukan                      Populasi dan Sampel
dengan Ujian Tengah Semester( M),                                      Sebagai populasi dalam penelitian
Tugas(      T),     dan   Ujian     Akhir      (A)            ini adalah mahasiswa semester VII, FKIP
ditetapkan dengan rumus:                                      Universitas Gresik, angkatan 2006, tahun

           N=                                                 akademik        2009/2010          kelas     A,B,C,
                                                              dengan jumlah 155 mahasiswa. Adapun

                                                         12
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



Sampel dalam penelitian ini adalah                         4. Menghitung rasio F ( A,B,dan AB).
sebanyak 70 mahasiswa, diambil secara
random sampling dengan cara undian.                        HASIL PENELITIAN


Teknik Pengumpulan Data                                    Uji Normalitas
        Data    mengenai      gaya      belajar                     Uji    normalitas     sebaran    skor,
didapat dari test berupa angket untuk                      dilaku-kan        terhadap     hasil     belajar
dijawab (test gaya belajar), dan hasil                     matakuliah          microteaching        dengan
belajar didapat dari hasil test ujian tertulis             menggunakan          model     pengembangan
maupun ujian praktek microteaching.                        Instruksional, dan tanpa menggunakan
                                                           model       pengembangan        Instruksional,
Teknik Analisa Data                                        dengna       Kolmogorov-Smirnov.          Hasil
        Uji prasyarat analisis, sebelum                    perhitungan uji normalitas sebaran skor
dilakukan analisa data, terlebih dulu                      variabel adalah normal, atau memenuhi
dilakukan uji prasyarat analisis yang                      persyaratan normalitas.         Hasil belajar
meliputi : a) uji normalitas data sampel,                  dengan MPI, N = 0,773. P = 0,589.
dan b) uji homogenitas sampel. Uji                         signifikan 5% = 0,025 (normal). Hasil
Hipotesis, dilakukan analisa data yang                     belajar dengan non MPI, N= 0,921, P = 0,
diperoleh dari hasil penelitian, dengan                    384. Signifikan 5% = 0,025 (normal).
menggunakan metode statistik, yaitu
metode pengolahan data kuantitatif untuk                   Uji Homogenitas
mengetahui perbedaan hasil tes. Analisis                            Residu skor variabel terikat untuk
yang digunakan adalah metode statistik                     tiap skor variabel bebas sudah homogen.
Analisis Varians (ANAVA) dua jalur,                        Hasil belajar dengan MPI, Nilai = 0,653.
dengan rumus sebagai berikut:                              P = 0,422, Signifikan 5% = 0,05
1. Menghitung jumlah kuadrat total,                        (homogen). Hasil belajar dengan gaya
    antar A,antar B,interaksi A xB dan                     belajar. Nili = 0,913. P = 0,406,
    dalam kelompok.                                        Signifikan 5 % = 0,05 (homogen).
2. Menghitung derajat kebebasan total,
    antara A,B dan interaksi AB dan                        Pengujian Hipotesa
    dalam kelompok                                         1. Terdapat        perbedaan    hasil    belajar
3. Menghitung rata rata kuadrat antar A,                       menggunakan MPI dan yang Non
    B, dan AB. Dan dalam kelompok                              MPI. Diperoleh F hitung = 7,629,

                                                      13
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



   probabikitas sebesar 0,001 lebih kecil                        diajar dengan MPI, nilai rata rata
   dari a=0,05.                                                  75,26 lebh baik dari pada yang diajar
2. Terdapat perbedaan hasil belajar dari                         dengan Non MPI. Dengan demikian
   gaya belajar visual, Auditorial dan                           dapat dikatakan bahwa pembelajaran
   kinestetik dengan model pengem-                               matakuliah        Microteaching        dengan
   bangan      Instruksional          matakuliah                 MPI dapat meningkatkan hasil belajar
   Microteaching. Diperoleh F hitung =                           mahasiswa.
   17, 658, sedang probabilitas sebesar                      2. Hasil       penelitian    tentang        Model
   0,007 lebih kecil dari 0,05.                                  Pengembangan Instruksional (MPI),
3. Terdapat interaksi antara gaya belajar                        dengan gaya belajar Visual, Auditori
   mahasiswa             dengan               model              dan      Kinestetik,        yang       dimiliki
   Pengembangam Instruksional (MPI),                             mahasiswa membedakan hasil belajar
   terhadap hasil belajar matakuliah                             mahasiswa         FKIP      Unigres.     Hasil
   Microteaching. Diperoleh F hitung =                           perhitungan         menunjukkan           hasil
   3,311,     dengan      nilai      probabilitas                belajar Visual, rata rata sebesar 78,54.
   sebesar 0,043 lebih kecil dari a= 0,05.                       Hasil belajar dengan gaya Auditorial
                                                                 rata rata sebesar 71,85, sedangkan
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN                                      hasil belajar dengan gaya belajar
                                                                 Kinestetik rata-rata sebesar 75,44.
1. Pembahasan tentang perbedaan hasil                            Hasil perhitungan F hitung = 17,658,
   belajar yang diajarkan dengan MPI                             P = 0,007, a = 0,05, Dengan demikian
   dan       Non         MPI          matakuliah                 dapat dikatakan gaya belajar yang
   Microteaching pada mahasiswa FKIP                             dimiliki          mahasiswa            dengan
   Universitas Gresik. Hasil perhitungan                         pembelajaran         MPI,      membedakan
   yang     diperoleh      (F     hitung=7,629,                  hasil belajarnya, (tipe visual memiliki
   P=0,001,       a=0,05)         maka        dapat              rata rata tertinggi dari tipe lainnya)
   dikatakan bahwa ada perbedaan hasil                           diterima dengan taraf signifikansi 5%.
   belajar yang diajarkan dengan MPI                         3. Hasil penelitian tentang interaksi
   dan      Non          MPI,         matakuliah                 antara gaya belajar mahasiswa dengan
   Microteaching           FKIP             Unigres,             model pengembangan Instruksional
   diterima dengan taraf signifikansi 5%.                        (MPI)        terhadap       hasil       belajar
   Hasil      analisis          statistik      juga              matakuliah         Microteaching.        Hasil
   menunjukkan bahwa mahasiswa yang                              perhitungan Fhitung = 3,311 dengan

                                                        14
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



   P = 0,043, dan a = 0,05. Dengan                        1. Model Pengembangan Instruksional
   demikian      dapat     dikatakan       ada                (MPI)       direkomendasikan        sebagai
   interaksi     antara     gaya       belajar                alternatif model pengembangan bahan
   mahasiswa          dengan           Model                  bahan pembelajaran.
   Pengembangan Instruksional terhadap                    2. Proses pembelajaran hendaknya lebih
   hasil        belajar           matakuliah                  memperhatikan perbedaan individu,
   Microteaching         mahasiswa       FKIP                 karena        masing-masing         individu
   Universitas Gresik.                                        memiliki gaya belajar sendiri sendiri.
                                                              Dengan          lebih       memperhatikan
KESIMPULAN                                                    perbedaan        individu     dan    dengan
1. Ada perbedaan hasil belajar, yang                          membuat model pengajaran yang
   diajarkan dengan Model Pengem-                             cocok diharapkan prestasi belajar
   bangan Instruksional (MPI) dan yang                        mahasiswa bisa lebih baik.
   non MPI matakuliah Microteaching                       3. Menindak          lanjuti    penelitian   ini,
   pada mahasiswa FKIP Universitas                            kiranya perlu diadakan kajian atau
   Gresik.                                                    penelitian lebih lanjut, dan dengan
2. Terdapat perbedaan hasil belajar dari                      sasaran yang lebih luas, agar model
   gaya belajar Visual, Auditorium dan                        ini benar-benar bisa dilakukan di
   Kinestetik dengan Model Pengem-                            wilayah manapun.
   bangan      Instrukdional      matakuliah
   Microteaching pada mahasiwa FKIP
   Universitas Gresik.
3. Ada interaksi antara gaya belajar
   mahasiswa          dengan           Model
   Prngembangan Instrukdional ( MPI)
   terhadap hasil belajar matakuliah
   Microteaching         mahasiswa       FKIP
   Universitas Gresik.


SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat
penulis ajukan saran         saran sebagai
berikut:

                                                     15
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



DAFTAR PUSTAKA


Anto Dajan, 1986, Pengantar Metode                         Deporter, B, dan Hernacki, M, 2002,
   Statistik II, Jakarta, LP3ES.                                Quantum Learning ( Terjemahan)
Arief S. Sudiman,Dkk, 1997, Media                               Bandung Kaifa.
   Pendidikan        DIKBUD         dan     CV             Nasution,1992,        Berbagai       Pendekatan
   Rajawali, Jakarta.                                           dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Atwi      Suparman,      1997.       Program                    Jakarta, Bina Aksara.
   Pengembangan Krtrampilan Dasar                          Riyanto,Y,1996, Metodologi Penelitian
   Tehnik     Instruksional       (PEKERTI)                     Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar,
   untuk Dosen Muda, Dirjen DIKTI                               Bandung, SIC.
   Jakarta.                                                Rohani,      Ahmad           2004,   Pengelolaan
Degeng, INS, 1989, Ilmu Pengajaan;                              Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
   Taksonomi          Variabel,        Jakarta,            Undang Undang no 20 tahun 2003,
   P2LPTK.                                                      tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Degeng,       INS,       1997,         Strategi                 Internet
   Pembelajaran: Mengorganisasi Isi
   Pembelajaran          dengan           Model
   Elaborasi.         Desertasi       Bahasan
   Tentang Temuan Penelitian, Malang,
   IKIP Malang.




                                                      16
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




                               17
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KEDISIPLINAN          GURU         DALAM           PELAKSANAKAN                  PROSES   BELAJAR
MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO WONOKROMO KOTA SURABAYA


                                               Sri Sundari *)
    Abstrak, Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru juga perlu menaruh perhatian
terhadap kemajuan murid di samping evaluasi belajar memecahkan masalah atau problem
yang dihadapi murid dan lain-lainnya. Di dalam memperbaiki dan mensukseskan proses
belajar mengajar serta memecahkan masalah lain, banyak dipengaruhi oleh pelaksanaan
supervisi kepala sekolah terhadap guru dan lingkungan sekolahnya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kedisiplinan
guru dalam pelaksanakan proses belajar mengajar.
    Penelitian ini merupakan jenis regresional. Populasinya adalah seluruh guru di SDN
Ngagelrejo II/397 Kec. Wonokromo Kota Surabaya berjumlah 18 orang. Sampel diambil
dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 18 orang. Data dikumpulkan
dengan kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh
pelaksanaan supervisi kepala terhadap disiplin guru digunakan uji regresi linier berganda.
    Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 5,975 > Ftabel = 4,49. Oleh karena Fhitung > Ftabel
maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi
kepala sekolah terhadap disiplin guru. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,026
jauh di bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.
    Berdasarkan hasil penelitian diharapkan supervisi kepala sekolah dilaksanakan sebaik-
baiknya sehingga lebih meningkatkan disiplin guru. Guru hendaknya ikut mensukseskan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah agar kegiatan proses belajar mengajar lebih
meningkat dan bermutu. Bagi pihak-pihak terkait khususnya pemerintah hendaknya
memperhatikan pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan membantu memberikan
instrumen yang valid dan handal.


Kata Kunci : Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah, Kedisiplinan Guru




 *) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik


                                                      18
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



PENDAHULUAN                                                  dalam       bidang       pendidikan,      karena
                                                             pendidikan modal paling utama dalam
      Perkembangan ilmu pengetahuan dan                      menciptakan manusia yang cerdas dalam
teknologi     meliputi      seluruh       bidang             arti terampil, dapat berdiri sendiri serta
kehidupan, misalnya bidang komunikasi,                       bertanggung jawab terhadap bangsa dan
transportasi serta pembangunan fisik                         negara.
lainnya.     Karena    perkembangan ilmu                          Dalam pendidikan atau pengajaran,
pengetahuan      dan     teknologi      semakin              warga negara Indonesia dijamin haknya
canggih, maka hubungan antara negara-                        untuk         mendapatkan             pengajaran
negara di dunia ini semakin berkembang.                      sebagaimana tercantum dalam Batang
Jarak antara negara yang satu dengan                         Tubuh UUD 1945 Bab XIII pasal 31 ayat
negara yang lainnya seolah-olah semakin                      1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara
dekat. Perkembangan ilmu pengetahuan                         berhak mendapatkan pengajaran”. Untuk
dan     teknologi      mendekatkan            dan            pelaksanaan         tersebut    diatas,    maka
menyatukan negara yang satu dengan                           pemerintah berupaya serta mempunyai
negara yang lain sehingga seolah-olah                        tanggung jawab dalam pendidikan. Hal
dunia ini mengglobal.                                        ini diperkuat dengan ayat berikutnya
      Oleh karena itu, bangsa Indonesia                      (pasal 31 ayat 2) yang berbunyi :
juga berusaha untuk meningkatkan ilmu                        “Pemerintah           mengusahakan          dan
pengetahuan dan teknologi agar sesuai                        menyelenggarakan               satu       sistem
dengan perkembangan jaman. Hal ini                           pengajaran nasional yang diatur oleh
sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara                    Undang-undang”.
yang tercantum dalam UUD 1945 alinea                              Dengan melihat pernyataan diatas,
4     yang     berbunyi:      “Mencerdaskan                  maka pendidikan mencetuskan harapan,
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan                       karena harapan terletak pada pendidikan,
ketertiban        dunia           berdasarkan                harapan      juga      menjiwai       perjuangan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan                            kemerdekaan. Karena itu pendidikan
keadilan sosial”.                                            merupakan           bagian      mutlak      dari
      Untuk melaksanakan hal tersebut                        perjuangan dan merupakan investasi yang
diatas, maka salah satu bidang yang harus                    paling utama dari setiap bangsa.
diutamakan dalam rangka meningkatkan                              Oleh karena itu, mutu pendidikan
kualitas sumber daya manusia adalah                          lebih banyak cenderung dan tergantung


                                                        19
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



pada guru dalam membimbing/mendidik                           serta        memecahkan         masalah       lain
proses         belajar     mengajar,          serta           sebagaimana             tersebut,         banyak
kedisiplinan dalam pelaksanaan kegiatan                       dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi
belajar mengajar di sekolah. Kedisiplinan                     Kepala       Sekolah     terhadap     guru    dan
perlu sekali ditingkatkan untuk mencapai                      lingkungan sekolahnya.
keberhasilan pendidikan, baik disiplin
waktu maupun tugas.                                           METODE PENELITIAN
       Sebagai tenaga pendidik di sekolah,
guru harus ikut aktif dalam rangka                            Jenis Penelitian
pencapaian tujuan pendidikan nasional,                             Penelitian ini menggunakan metode
sebagaimana        yang       tercantum     dalam             penelitian          explanatory           survey.
Ketetapan MPR No. 11/83 tentang                               Pendekatan        explanatory        survey    ini,
GBHN halaman 93 yang berbunyi :                               sebagaimana         simpulan        Cooper     dan
“Pendidikan          nasional       berdasarkan               Pamela (2003:13), Masri Singarimbun
Pancasila bertujuan untuk meningkatkan                        dan Sofyan Effendi (1995:3) terbukti
ketaqwaan terhadap “Tuhan Yang Maha                           mampu         dengan         baik    menjelaskan
Esa,        kecerdasan    dan       ketrampilan,              hubungan antar aspek yang diamati dan
mempertinggi budi pekerti, memperkuat                         bukan         hanya          sekedar descriptive,
kepribadian,       mempertebal          semangat              sedangkan bentuk penelitian verifikatif
kebangsaan seta cinta tanah air agar dapat                    menurut Moh. Nazir (1988:63) digunakan
membangun           dirinya      sendiri      serta           untuk         menguji         hipotesis       yang
bersama-sama bertanggung jawab atas                           menggunakan           perhitungan-perhitungan
pembangunan bangsa dan negara”.                               statistik.
       Untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut diatas, maka tugas guru juga                         Deskripsi       Populasi       dan     Penentuan
perlu menaruh perhatian terhadap hal-hal                      Sampel
lain. Laporan tentang kemajuan murid di                       Deskripsi Populasi
samping evaluasi belajar memecahkan                                Arikunto (2002) menyatakan bahwa
masalah atau problem yang dihadapi                            populasi adalah obyek yang akan diteliti
murid dan lain-lainnya.                                       hasilnya, dianalisis, disimpulkan dan
       Di     dalam       memperbaiki          dan            kesimpulan itu berlaku untuk seluruh
mensukseskan proses belajar mengajar                          populasi itu. Sudjana (1996) menjelaskan


                                                         20
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



popupasi adalah totalitas semua nilai                       ketelitian       atau         kesalahan       yang
yang mungkin, hasil menghitung atau                         dikehendaki, misalnya tingat kesalahan
pengukuran, kuantitatif, atau kualitatif                    1%, 5%, 10% atau lainnya. Makin besar
mengenai karateristik tertentu dari semua                   tingkat kesalahan makin kecil sampel.
anggota kumpulan yang lengkap dan                           Rumus untuk menghitung ukuran sampel
jenis yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.                 dari populasi yang diketahui jumlahnya
    Penelitian    ini    dilakukan      dengan              adalah :
mengambil populasi seluruh guru di SDN                                     s =
Ngagelrejo II Wonokromo Surabaya
                                                             2
                                                                 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa
berjumlah 18 orang.
                                                            1%, 5%, 10%
                                                            P = Q = 0,5             d = 0,05 s = jumlah
Penentuan Sampel
                                                            sampel
    Pengambilan sampel ini didasari
                                                                 Namun dari rumus tersebut telah
pendapat      Arikunto        (1998:120-121)
                                                            dihitung untuk populasi-populasi dengan
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
                                                            jumlah       tertentu        mulai   10      hingga
subjeknya kurang dari 100, lebih baik
                                                            1.000.000       oleh     Sugiono        (2009:126)
diambil semua sehingga penelitiannya
                                                            sebagaimana        tabel       terlampir.    Untuk
merupakan         penelitian          populasi.
                                                            jumlah populasi 18 orang dengan taraf
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar
                                                            signifikan       0,05        diperoleh      sampel
dapat diambil antara 10-15% atau lebih
                                                            sebanyak 18 orang. Oleh karena itu
tergantung setidak-tidaknya dari : a)
                                                            dalam penelitian ini Dari 19 orang ini
kemampuan peneliti dari waktu, tenaga
                                                            dipilih dengan teknik total sampling yaitu
dan dana, b) Sempit luasnya wilayah
                                                            mengambil         seluruh        guru       menjadi
pengamatan dari setiap subyek, karena
                                                            responden.
hal ini menyangkut banyak sedikitnya
data, c) Besar kecilnya risiko yang
                                                            Variabel Penelitian
ditanggung       oleh     peneliti.       Untuk
                                                                 Dalam penelitian yang dilakukan ini,
penelitian yang risikonya besar, tentu saja
                                                            variabel yang digunakan terdiri dari satu
jika sampel besar, hasilnya akan lebih
                                                            variabel bebas yaitu disiplin guru dan
baik.”
                                                            satu variabel terikat yaitu prestasi belajar.
    Sugiyono (2009:124) menyatakan
jumlah sampel tergantung dari tingkat


                                                       21
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



Definisi Operasional Variabel                                   mematuhisemua ketentuan, peraturan
    Agar tujuan penelitian dapat tercapai                       dan norma yang berlaku dalam
maka variabel harus didefinisikan dengan                        menunaikan         tugas     dan    tanggung
jelas   dan     menyebutkan           indikator-                jawab. Disiplin guru tersebut diukur
dindikatornya, cara pengukurannya, dan                          dengan indikator-indikator sebagai
skala   atau    kategori     penilaian     yang                 berikut :
digunakan. Berikut ini adalah definisi                          a. Kehadiran di sekolah
operasional masing-masing variabel.                             b. Ketepatan waktu mengajar
1. Variabel       bebas         (X)        yakni                c. Persiapan mengajar yaitu silabus,
    pelaksanaan supervisi kepala sekolah                             RPP
    adalah      suatu        usaha        untuk                 d. Kegiatan belajar mengajar antara
    mewujudkan kemajuan sekolah yang                                 lain alat peraga, buku penunjang,
    bersifat teratur dan kontinyu dengan                             buku absen siswa, daftar nilai, dan
    jalan      membina,         memperbaiki,                         lain-lain.
    meningkatkan        kedisiplinan        guru
    dalam pelaksanaan proses belajar                        Teknik Pengumpulan Data
    mengajar untuk mempertinggi mutu                                 Adapun proses pengumpulan data
    pendidikan yang diberikan kepada                        dalam penelitian ini dilakukan dengan
    siswa. Pelaksanaan supervisi kepala                     prosedur sebagai berikut :
    sekolah diukur dengan indikator-                        1. Survey Pendahuluan
    indikator sebagai berikut :                                      Dalam kegiatan ini, penelitian
    a. Prinsip konstruktif                                      dilakukan       dengan       mengumpulkan
    b. Prinsip kreatifitas                                      data-data       intern      perusahaan      di
    c. Prinsip kooperatif                                       antaranya         adalah      profil     SDN
    d. Prinsip demokrasi                                        Ngagelrejo II Wonokromo Surabaya.
    e. Prinsip kontinyuitas                                 2. Dokumentasi
    f. Prinsip ilmiah                                                Teknik        dokumentasi          adalah
                                                                mencari data mengenai hal-hal atau
2. Variabel terikat (Y) yakni disiplin                          variabel       yang        berupa      catatan,
    guru adalah suatu sikap mental                              transkrip, buku, surat kabar, majalah,
    seoang     guru     yang     mengandung                     prasasti, notulen rapat, legger, agenda
    kesadaran     dan      kerelaan       untuk


                                                       22
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



   dan sebagainya (Suharsimi, 2002 :                               sesuai skor yang telah ditentukan.
   236).                                                           Pelaksanaan supervisi kepala sekolah
          Dalam      penelitian      ini     teknik                dan disiplin guru diberi skor tinggi,
   dokumentasi             digunakan         untuk                 sedang dan rendah. Skor tinggi jika
   mencatat indikator disiplin guru.                               penjumlahan         dari     hasil     penilaian
3. Kuesioner                                                       mencapai >75%, skor sedang jika
          Dalam penelitian ini digunakan                           penjumlahan         dari     hasil     penilaian
   kuesioner        tertutup     dengan       skala                mencapai 56-75%, dan rendah jika
   Likert. Menurut Arikunto (1998:151)                             penjumlahan         dari     hasil     penilaian
   kuesioner              tertutup          adalah                 <56%.
   kuesioner yang            telah      disediakan             4. Uji Hipotesis
   jawabannya          sehingga         responden                  Uji      hipotesis         berfungsi       untuk
   tinggal memilih jawaban pada kolom                              menjawab          hipotesa      yang       telah
   yang      sudah        disediakan        dengan                 diajukan        sebelumnya.          Uji     ini
   memberi tanda cross (x). Dalam                                  sekaligus juga menjawab rumusan
   penelitian ini kuesioner digunakan                              masalah yang telah ditulis pada Bab I.
   untuk         megambil        data       tentang                Uji yang digunakan dalam penelitian
   pelaksanaan supervisi kepala sekolah.                           ini adalah uji Regresi Sederhana
                                                                   dengan rumus persamaan regresi
Teknik Analisis Data                                               sederhana :
          Data     yang      telah      terkumpul                                   Y = a + bX
kemudian         dilakukan     analisis     dengan                 Y = Disiplin guru
urutan analisa sebagai berikut :                                   X = Pelaksanaan supervisi kepala
1. Coding, adalah memberi kode pada                                        sekolah
   lembar check list sesuai dengan                                 a     = Nilai konstanta
   kategori yang telah ditentukan.                                 b = Nilai arah sebagai penentu
2. Tabulating,         Tabulating           adalah                         ramalan          (prediksi)        yang
   mentabulasi seluruh data hasil chek                                     menunjukkan nilai peningkatan
   list    ke      dalam      tabel-tabel      yang                        (+) atau nilai penurunan (–)
   diperlukan sehingga mudah dibaca.                                       variabel Y.
3. Skoring, Skoring adalah memberi
   skor dari kategori-kategori tersebut


                                                          23
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



Dalam penelitian ini perhitungan                        HASIL PENELITIAN
regresi dilakukan dengan bantuan                                                     Tabel 1
program SPSS for Windows.                                Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
Langkah menguji hipotesis :                                                     Pelaksanaan Supervisi Kepsek

a. Membuat Ha dan Ho dalam                                                                                                 Cumulative
                                                                             Frequency     Percent        Valid Percent     Percent
                                                         Valid    Kurang             3          16,7               16,7            16,7
   bentuk kalimat :                                               Cuku              13          72,2               72,2            88,9
                                                                  Baik               2          11,1               11,1           100,0
   Ha : Terdapat                  pengaruh                        Total             18         100,0              100,0


           pelaksanaan            supervisi                      Tabel 1 menunjukkan dari 18 guru
           kepala sekolah terhadap                      sebagai responden dalam menanggapi
           disiplin guru                                pelaksanaan supervisi kepala sekolah
   Ho : Tidak terdapat pengaruh                         72,2%              menyatakan                    cukup,            16,7%
           pelaksanaan            supervisi             menyatakan kurang, dan 11,1% masing
           kepala sekolah terhadap                      menyatakan baik.
           disiplin guru
b. Kaidah pengujian signifikansi :                      Tabel 2 Disiplin Guru di SDN Ngagelrejo
   Jika Fhitung ≥ Ftabel    maka          Ha             II/397 Kec. Wonokromo Kota Surabaya
   diterima dan Ho ditolak artinya
                                                                                         Disiplin Guru
   terdapat    pengaruh       pelaksanaan                                                                                  Cumulative
                                                                            Frequency      Percent        Valid Percent     Percent
   supervisi kepala sekolah terhadap                     Valid    Cukup             3           16,7                16,7           16,7
                                                                  Baik             15           83,3               83,3           100,0
                                                                  Total
   disiplin guru.                                                                  18          100,0              100,0




   Jika Fhitung < Ftabel    maka          Ha            Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
   ditolak dan Ho diterima artinya                      disiplin           guru          dalam             melaksanakan
   tidak        terdapat          pengaruh              tugasnya sebagian besar (83,3%) baik,
   pelaksanaan       supervisi       kepala             dan 16,7% cukup.
   sekolah terhadap disiplin guru.
                                                        Analisis Data
                                                        Hasil Pengujian Validitas
                                                                 Validitas menunjukkan sejauh mana
                                                        alat ukur yang digunakan mengukur apa
                                                        yang diinginkan dan mengungkap data
                                                        dari variabel yang diteliti secara tepat.
                                                        Instrument valid berarti alat ukur yang


                                                   24
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



digunakan untuk mendapat data itu valid.                    Hasil Uji Reliabilitas
Dalam uji validitas ini suatu butir                                Suatu alat ukur dikatakan reliabel
pernyataan dikatakan valid jika corrected                   atau handal, jika alat itu dalam mengukur
item total correlation lebih besar dari                     suatu gejala pada waktu yang berbeda
0,468 (untuk jumlah responden 18 orang                      senantiasa menunjukkan hasil yang relatif
df = 16) sebagaimana tabel r produk                         sama. Untuk menguji reliabilitas suatu
momen      terlampir.     Hasil      pengujian              instrument dapat digunakan uji statistic
validitas terhadap variabel pelaksanaan                     Cronbach Alpha (α), dimana suatu alat
supervisi kepala sekolah dapat dilihat                      ukur     dikatakan       reliabel    jika    nilai
sebagai berikut :                                           Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.
                                                            Hasil     pengujian      reliabilitas    terhadap
   Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel                     variabel pelaksanaan supervisi kepala
 Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah                       sekolah diperoleh alpha sebesar 0,8773
             Corrected                                      lebih besar dari 0,6 sehingga dapat
 Pernya-
             item total        Keterangan                   diputuskan bahwa item kuesioner telah
   taan
             correlation                                    reliabel.
    1          0,720              Valid
    2          0,692              Valid                     Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana
    3          0,623              Valid                            Untuk mengetahui ada atau tidaknya
    4          0,668              Valid                     pergaruh        antara        variabel      bebas
    5          0,612              Valid                     pelaksanaan supervisi kepala sekolah (X)
    6          0,622              Valid                     terhadap variabel terikat yang dalam hal
Sumber : Hasil Olah Data SPSS                               ini adalah disiplin guru (Y), maka
    Dari tabel di atas dapat diketahui                      digunakan analisis model regresi linier
bahwa untuk item pernyataan variabel                        sederhana      dengan        model      persamaan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah,                       sebagai berikut :
corrected item total correlation yang                                         Y = α + bX1
diperoleh untuk seluruh item pernyataan                     Dimana :
adalah lebih besar dari 0,468 hal tersebut                     Y     = Disiplin guru
berarti bahwa secara keseluruhan item                          X     = Pelaksanaan supervisi kepala
pernyataan      mengenai          pelaksanaan                            sekolah
supervisi kepala sekolah adalah valid.                         b     = koefisien regresi X


                                                       25
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



                                                                                                     (Sebagaimana r tabel Product Moment
         Output perhitungan dengan program                                                           pada df = 16 terlampir).
SPSS for Windows seperti terlihat dalam                                                                                                               Correlations

                                                                                                                                                                                                  Pelaksanaan
gambar berikut.                                                                                                                                                                                    Supervisi
                                                                                                                                                                           Disiplin Guru            Kepsek
                                                                                                      Pears on Correlation           Disiplin Guru                                 1,000                   ,521
                                               ANOVA b
                                                                                                                                     Pelaksanaan
                                                                                                                                                                                     ,521                 1,000
                              Sum of                                                                                                 Supervisi Keps ek
 Model                       Squares           df         Mean Square    F        Sig.
                                                                                            a
                                                                                                      Sig. (1-tailed)                Disiplin Guru                                         ,               ,013
 1        Regression               ,680              1            ,680   5,975       ,026
          Res idual               1,820             16            ,114
                                                                                                                                     Pelaksanaan
                                                                                                                                                                                     ,013                       ,
          Total
                                                                                                                                     Supervisi Keps ek
                                  2,500             17
   a. Predictors: (Constant), Pelaks anaan Supervisi Kepsek                                           N                              Disiplin Guru                                     18                      18
   b. Dependent Variable: Dis iplin Guru                                                                                             Pelaksanaan
                                                                                                                                                                                       18                      18
                                                                                                                                     Supervisi Keps ek


                              Gambar 1 Uji F
                                                                                                               Gambar 4.2 Pearson Correlations

         Gambar 4.3 di atas menunjukkan
                                                                                                               Besarnya pengaruh atau kontribusi
hasil uji F dengan program SPSS for
                                                                                                     tingkat                           pendidikan                                              terhadap
Windows, dengan Fhitung sebesar 5,975.
                                                                                                     perkembangan perusahaan dapat dilihat
Angka                 ini         selanjutnya                      dibandingkan
                                                                                                     pada gambar Uji t berikut ini.
dengan Ftabel df = 16 sebagaimana Tabel                                                                                                                      Coefficients   a



F pada lampiran (Critical Values for the                                                                                                          Uns tandardized
                                                                                                                                                   Coefficients
                                                                                                                                                                                Standardized
                                                                                                                                                                                Coefficients
                                                                                                       Model                                      B           Std. Error           Beta               t             Sig.
F Distribution α=0,05). Tabel F dengan                                                                 1         (Cons tant)                      2,112             ,305                               6,915           ,000
                                                                                                                 Pelaksanaan
                                                                                                                                                      ,371          ,152                   ,521        2,444           ,026
                                                                                                                 Supervisi Keps ek
df = 16 dan n =1 diperoleh Ftabel = 4,49.                                                                 a. Dependent Variable: Dis iplin Guru



Sehingga Fhitung = 5,975 > Ftabel = 4,49.                                                                                  Gambar 4.3 Uji t
         Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti                                                                           Sebagaimana Uji F di atas yang
terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi                                                              menunjukkan adanya pengaruh, Uji t juga
kepala sekolah terhadap disiplin guru.                                                               seperti pada Gambar 4.3 memperlihatkan
Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung                                                        thitung sebesar 2,444 > ttabel sebesar 2,120
= 0,026 jauh di bawah 0,05, yang                                                                     (sebagaimana Critical Value for the t
menandakan pengaruh yang signifikan.                                                                 Distribution terlampir) artinya terdapat
         Selain                  adanya                       pengaruh           yang                pengaruh pelaksanaan supervisi kepala
signifikan, pada uji korelasi juga terlihat                                                          sekolah terhadap disiplin guru.
adanya korelasi positif antar kedua                                                                            Untuk                     menunjukkan                                           besarnya
variabel seperti tampak pada Gambar 4.2.                                                             pengaruh atau kontribusi pelaksanaan
Hasil Pearson Correlation sebesar 0,521                                                              supervisi kepala sekolah terhadap disiplin
lebih                 dari                 rtabel             sebesar            0,468               guru dapat dilihat koefisien regresi


                                                                                                26
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



(unstandarized coefficients Beta) pada                               Hasil uji regresi linier sederhana
gambar 4.2 sebesar 0,589. Selanjutnya                          menunjukkan              adanya              pengaruh
sesuai dengan rumus regresi sederhana                          pelaksanaan supervisi kepala sekolah
dapat dimasukkan angka-angka tersebut                          terhadap disiplin guru. Adanya pengaruh
sebagai berikut :                                              ini   menunjukkan             betapa     pentingnya
       Y       = a + bX                                        pelaksanaan supervisi kepala sekolah.
               = 2,112 + 0,371                                       Dalam            kaitan            pentingnya
    Selanjutnya berdasarkan persamaan                          pelaksanaan supervisi kepala sekolah
di atas deskripsi pengaruh pelaksanaan                         terhadap       disiplin         guru,        Soewadji
supervisi kepala sekolah terhadap disiplin                     (1980:33)              menyatakan            supervisi
guru        berdasarkan            unstandarized               merupakan rangsangan, bimbingan atau
coeffisients beta adalah sebagai berikut:                      bantuan yang diberikan kepada guru-guru
1) Konstanta sebesar 2,112 menyatakan                          agar kemampuan profesionalnya semakin
   bahwa       jika   variabel       pelaksanaan               bertambah,       sehingga         situasi      belajar
   supervisi kepala sekolah dianggap                           mengajar       lebih     efektif       dan     efisien.
   konstan (tidak ada upaya supervisi),                        Kemampuan profesional tidak lepas dari
   maka disiplin guru sebesar 2,112                            disiplin     guru,     dikatakan         profesional
   point.                                                      berarti     seorang           guru      juga      bisa
2) Koefisien          regresi        pelaksanaan               melaksanakan disiplin dengan baik.
   supervisi     kepala       sekolah      sebesar                   Baharudun        Harahap          menjelaskan
   0,371     menyatakan           bahwa      setiap            masalah supervisi dalam administrasi
   peningkatan        1     poin     pelaksanaan               pendidikan             adalah            pembinaan
   supervisi      kepala         sekolah       akan            administrasi atau kepegawaian, yaitu
   meningkatkan disiplin guru sebesar                          masalah pengaturan, penyusunan dan
   0,371 poin. Jika angka tersebut                             penyimpanan            data      sebagai         dasar
   dikalikan 1000, deskripsinya menjadi                        dukungan        keputusan            mutasi      yang
   setiap      ada        upaya      pelaksanaan               menyangkut kepentingan pegawai dalam
   supervisi kepala sekolah sebesar 1000                       kedudukan sebagai seorang Pegawai
   poin      maka         akan     meningkatkan                Negeri Sipil. Sedangkan yang dimaksud
   disiplin guru sebesar 371 point.                            data di sini meliputi dokumen perorangan
                                                               maupun data hasil olahan atau laporan.
                                                               Laporan      yaitu      kartu      merah,      Daftar


                                                          27
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)                         yang dilaksanakan atas kerja sama antara
dan     selain    itu     untuk      mengetehui               kepala     sekolah      dan      guru,     sehingga
bagaimana kenaikan pangkat para guru                          terjalin kehamonisan kerja yang baik,
atau pegawai dan pembagian tugasnya.                          saling       mengisi           dan       menyadari
      Apalagi jika pelaksanaan supervisi                      kekurangan masing-masing. Supervisor
kepala sekolah yang memenuhi prinsip-                         tidak dianggap momok yang menakut-
prinsip yang telah ditentukan maka                            nakuti, namun di sini sebagai pemimpin
semakin jelas hasilnya terhadap disiplin                      mereka yang harus bias membantu
guru. Prinsip konstruktif misalnya, bahwa                     kelancaran tugas para guru.
pelaksanaan bersifat membangun yaitu                               Prinsip demokrasi dilaksanakan oleh
harus tampak perbedaan antara sebelum                         kepala      sekolah          tidak     hanya     atas
diadakan     supervisi      dengan        sesudah             kemampuannya, tetapi juga ternyata perlu
supervisi yaitu makin majunya dalam                           mempertimbangkan               kemauan/pendapat
suatu hal pengetahuan, sikap atau nilai                       para guru. Kepala Sekolah sebagai
dan      ketrampilan,        profesi.       Maka              supervisor menghargai kepribadian guru,
maksudnya,         supervisor         hendaknya               dalam pembicaraan bersama ia harus
menyadari sepenuhnya bahwa setiap guru                        memberi kesempatan kepada guru untuk
pasti     mempunyai          kelebihan         dan            mengeluarkan           pendapatnya             dalam
kekurangan.                                                   mengambil keputusan. Keputusan yang
      Prinsip kreativitas juga tidak kalah                    diambil       hendaknya              dengan     jalan
penting, Dolok Saribu dan Berlian T.                          musyawarah.
Simbolon      (1984:236)       mengemukakan                        Prinsip             kontinyuitas           yaitu
bahwa supervisi hendaknya mendorong                           melaksanakan          terus-menerus            secara
guru untuk berinisiatif, melalui supervisi                    teratur, tidak hanya karena akan ada
hendaknya        guru    dapat      memperoleh                inspeksi atasan, sehingga para guru sudah
pengetahuan,       juga       berkreasi       atau            terbiasa bekerja dengan teratur disertai
mencipta dengan sikap atau nilai dan                          dengan rasa disiplin dan tanggung jawab.
ketrampilan guru atas inisiatif sendiri                            Prinsip      ilmiah         menurut       Made
tidak bergantung kepada kepala sekolah                        Pidharta      (1986:39)         bahwa     supervisi
atau pemimpinannya.                                           dilaksanakan           hendaknya              dengan
      Sedangkan prinsip kooperatif, juga                      sistematika, objektif dan berdasarkan data
telah dikembangkan oleh kepala sekolah                        atau informasi. Dalam hal ini tugas


                                                         28
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



supervisi diharuskan pada pembinaan                                    DAFTAR PUSTAKA
guru-guru. Supervisi berpegang pada
tujuan sekolah, koordinasi merode belajar                  Ametembun,             Drs.M.A,          “Supervisi
dan kualifikasi dengan segala aktifitasnya                          Pendidikan”,            Penerbit      IKIP
yang sudah ditentukan secara jelas.                                 Bandung, 1975
                                                           Ametembun,          Drs.M.A,         “Manajemen
SARAN                                                               Kelas”, Terbitan Ketiga Penerbit
                                                                    IKIP Bandung, 1981
1. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah                    Ghozali,       Imam.          Aplikasi      Analisis
   seyogyanya       dilaksanakan       sebaik-                      Multivariate         dengan       Program
   baiknya sehingga lebih meningkatkan                              SPSS. Badan Penerbit Undip,
   disiplin guru.                                                   Semarang. 2002.
2. Guru hendaknya ikut mensukseskan                        Hendyat Sutopo, Dr., “Ikhtiar Teknik
   pelaksanaan supervisi kepala sekolah                             Penilaian Pendidikan”, Penerbit
   agar kegiatan proses belajar mengajar                            IKIP Bandung, 1984
   lebih meningkat dan bermutu.                            Ismed Syarif, Drs dan Nawas Riza, Drs.,
3. Bagi pihak-pihak terkait khususnya                               “Administrasi                   Pendidikan
   pemerintah                      hendaknya                        Dasar”,        Penerbit     Departemen
   memperhatikan pelaksanaan supervisi                              Pendidikan           dan    Kebudayaan,
   kepala    sekolah      dan      membantu                         1976
   memberikan instrumen yang valid                         M.      Ngalim         Purwanto,          Drs.M.P.,
   dan handal.                                                      “Pyskologi Pendidikan”, Penerbit
                                                                    PT. Rosda Karya Bandung 1990
                                                           M.     Dimyati         Mahmud,           “Psykologi
                                                                    Pendidikan”, Suatu Pendekatan
                                                                    Terapan Edisi I Fakultas Ilmu
                                                                    Pendidikan IKIP Yogyakarta
                                                           Sutrisno       Hadi,         Prof.   Dr.      M.A.,
                                                                    “Metodologi Reseach”, Jilid II
                                                                    Penerbit FKP IKIP Yogyakarta
                                                                    1967




                                                      29
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



Suhertin, Drs. Dan Nata Her, Drs                         Departeman Pendidikan dan Kebudayaan
      “Supervisi Pendidikan”, Dalam                               “Buku II Petunjuk Administrasi
      Rangka     Program          Insenvice                       Sekolah Dasar”, tahun 1989
      Education, Penerbit IKIP Malang                    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
      1971                                                        Wilayah Jawa Timur “Media
S. Nasution, Prof.Dr.M.A “Didaktik dan                            Pendidikan”, Nomor 3 Edisi Mei
      Azas-Azas Kurikulum”, Penerbit                              1991
      Jemara Bandung 1989                                Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
Westy Sumanto, Drs dan Hendyat Sutopo                             dan       Pengembangan         Bahasa
      “Kepemimpinan          Pendidikan”,                         Indonesia “Kamur Besar Bahasa
      Peberbit       Usaha         Nasional                       Indonesia”,         Penerbit    Balai
      Surabaya 1982                                               Pustaka 1989
Subari, Drs “Supervisi Pendidikan”,                      TAP MPR No. II/MPR/1993 “Garis-
      Dalam Rangka Perbaikan Situasi                              Garis Besar Haluan” Negara
      Mengajar Penerbit Bumi Aksara                               1993-1998, Penerbit Bina Pustaka
      Jakarta 1994                                                Surabaya                        1989.




                                                    30
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




       PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN
                                       BANJARSARI GRESIK


                                              Etiyasningsih*)


Abstrak, Disiplin merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Agar guru dapat
berhasil dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, maka guru tersebut harus mentaati
dan menyadari akan pentingnya kedisiplinan. Kedisiplinan guru tentunya akan berimbas
kepada para siswa, guru yang tidak atau kurang disiplin, siswanya pun akan cenderung
tidak displin dan sebaliknya. Kedisplinan tidak hanya pada kehadiran guru semata, namun
lebih dari itu disiplin dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam hal ini misalnya
guru disiplin dalam membuat persiapan mengajar, Silabus, RPP, menyiapkan buku-buku
paket penunjang, alat peraga dan lain-lain. Dengan kedisiplinan guru yang tinggi siswa
akan lebih semangat belajar dan mendapatkan urutan materi pelajaran yang sistematis, hal
ini akan meningkatkan prestasi belajarnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
disiplin guru terhadap prestasi belajar.
      Penelitian ini merupakan jenis regresional. Populasinya adalah seluruh guru di SDN
Banjarsari Cerme Gresik berjumlah 20 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive
sampling yaitu sesuai dengan kebutuhan dan yang tidak diikutkan adalah guru komputer,
diperoleh responden sebanyak 19 orang. Data dikumpulkan dengan observasi, dokumentasi
dan wawancara dengan instrumen check list. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh
disiplin guru terhadap prestasi belajar digunakan uji regresi linier berganda.
        Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 6,171. > Ftabel = 4,45. Oleh karena Fhitung >
Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan disiplin
guru terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,024
jauh di bahwa 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.
        Berdasarkan hasil penelitian diharapkan para guru dapat menjalankan tugas dengan
penuh rasa tanggung jawab, disiplin, jujur, dan penuh didekasi, karena dengan sikap-sikap
tersebut sangat membantu dalam tercapainya prestasi belajar siswa, selain itu hendaknya
juga lebih memperhatikan kehadiran, persiapan mengajar dan proses kegiatan belajar
mengajar. Bagi kepala sekolah dapat memberi motivasi agar para guru lebih disiplin
dengan memberi stimulus yang proporsional.

Kata Kunci : Disiplin Guru, Prestasi Belajar Siswa




*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik

                                                        31
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN




                               32
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



PENDAHULUAN                                                            Guru kelas sebagai administrator
                                                                menempati posisi yang sangat penting
    Kita semua menyadari bahwa untuk                            karena memikul tanggung jawab untuk
mencapai tujuan pendidikan sangatlah                            meningkatkan          dan      mengembangkan
berat, lebih-lebih pada saat sekarang ini.                      kemajuan sekolah secara keseluruhan.
Sebenarnya          telah         banyak      usaha             Sedangkan murid dan guru yang menjadi
pemerintah, dan aspek pendukung, guna                           komponen penggerak aktifitas kelas harus
terwujudnya tujuan pendidikan tersebut.                         didayagunakan secara maksimal agar
    Untuk            mewujudkan               tujuan            dapat tercapai suatu kesatuan yang
pendidikan tersebut pemerintah berusaha                         dinamis di dalam organisasi sekolah.
melak-sanakan kegiatan antara lain, (1)                                Pada dasarnya sekarang ini banyak
Menyempurnakan sistem pendidikan, (2)                           para guru yang kurang siap dalam
Memperluas kesempatan untuk mem-                                mengajar, dikarenakan guru tersebut
peroleh pendidikan, (3) Sarana dan                              belum membuat persiapan mengajar, dan
prasarana             pendidikan                terus           juga melanggar tata tertib.
disempurnakan dan ditingkatkan serta                                   Disiplin merupakan salah satu faktor
lebih didayagu-nakan, (4) Meningkatkan                          yang sangat penting. Agar guru dapat
jumlah guru dan mutunya, baik formal                            berhasil dalam melaksanakan tugas dan
maupun        non      formal        serta      terus           kewajibannya, maka guru tersebut harus
ditingkatkan pengembangan karier dan                            mentaati dan menyadari akan pentingnya
kesejahteraannya.                                               kedisiplinan. Karena gurulah yang ikut
    Mengelola pendidikan tidak semudah                          bertanggung jawab dalam keberhasilan
yang kita bayangkan selama ini, sebab                           penyelenggaraan              kegiatan      belajar
pendidikan berperan penting sebagai alat                        mengajar di sekolah, agar selalu berupaya
atai tempat untuk membentuk manusia                             untuk meningkatkan keberhasilan prestasi
Indonesia dan sebagai warga masyarakat                          belajar siswa. Selain itu para guru
sekaligus sebagai warga Negara yang                             hendaknya selalu memberikan bimbingan
berbudi pekerti luhur, beriman dan taqwa                        dan pengajaran secara baik dengan selalu
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta                             berpedoman          pada        petunjuk      dan
berkemampuan                dan        mempunyai                peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
ketrampilan dasar untuk bekal pendidikan                        oleh      pemerintah,         dalam     hal    ini
selanjutnya     dan         bekal      hidup       di           Departemen Pendidikan Nasional.
masyarakat.

                                                           33
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



    Kedisiplinan guru tentunya akan                         Banjarsari Cerme Gresik berjumlah 20
berimbas kepada para siswa, guru yang                       orang.
tidak atau kurang disiplin, siswanya pun
akan    cenderung       tidak    displin     dan            Penentuan Sampel
sebaliknya. Kedisplinan tidak hanya pada                         Pengambilan sampel ini didasari
kehadiran guru semata, namun lebih dari                     pendapat        Arikunto        (1998:120-121)
itu disiplin dalam melaksanakan proses                      berikut : “Untuk sekedar ancer-ancer
belajar mengajar. Dalam hal ini misalnya                    maka apabila subjeknya kurang dari 100,
guru disiplin dalam membuat persiapan                       lebih baik diambil semua sehingga
mengajar, Silabus, RPP, menyiapkan                          penelitiannya        merupakan          penelitian
buku-buku paket penunjang, alat peraga                      populasi.      Selanjutnya       jika     jumlah
dan lain-lain. Dengan kedisiplinan guru                     subyeknya besar dapat diambil antara 10-
yang tinggi siswa akan lebih semangat                       15% atau lebih tergantung setidak-
belajar dan mendapatkan urutan materi                       tidaknya dari : a) kemampuan peneliti
pelajaran yang sistematis, hal ini akan                     dari waktu, tenaga dan dana, b) Sempit
meningkatkan prestasi belajarnya.                           luasnya wilayah pengamatan dari setiap
                                                            subyek, karena hal ini menyangkut
METODE PENELITIAN                                           banyak sedikitnya data, c) Besar kecilnya
                                                            risiko yang ditanggung oleh peneliti.
Deskripsi Populasi                                          Untuk penelitian yang risikonya besar,
    Arikunto (2002) menyatakan bahwa                        tentu saja jika sampel besar, hasilnya
populasi adalah obyek yang akan diteliti                    akan lebih baik.”
hasilnya, dianalisis, disimpulkan dan                            Sugiyono (2009:124) menyatakan
kesimpulan itu berlaku untuk seluruh                        jumlah sampel tergantung dari tingkat
populasi itu. Sudjana (1996) menjelaskan                    ketelitian       atau        kesalahan       yang
popupasi adalah totalitas semua nilai                       dikehendaki, misalnya tingat kesalahan
yang mungkin, hasil menghitung atau                         1%, 5%, 10% atau lainnya. Makin besar
pengukuran, kuantitatif, atau kualitatif                    tingkat kesalahan makin kecil sampel.
mengenai karateristik tertentu dari semua                   Rumus untuk menghitung ukuran sampel
anggota kumpulan yang lengkap dan                           dari populasi yang diketahui jumlahnya
jenis yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.                 adalah :
    Penelitian    ini    dilakukan       dengan                            s =
mengambil populasi seluruh guru di SDN

                                                       34
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN



 2
     dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa                             jawab. Disiplin guru tersebut diukur
1%, 5%, 10%                                                          dengan indikator-indikator sebagai
P = Q = 0,5             d = 0,05 s = jumlah                          berikut :
sampel                                                               a. Kehadiran di sekolah
                                                                     b. Ketepatan waktu mengajar
     Namun dari rumus tersebut telah                                 c. Persiapan mengajar yaitu silabus,
dihitung untuk populasi-populasi dengan                                   RPP
jumlah       tertentu     mulai        10      hingga                d. Kegiatan belajar mengajar antara
1.000.000       oleh     Sugiono          (2009:126)                      lain alat peraga, buku penunjang,
sebagaimana       tabel        terlampir.      Untuk                      buku absen siswa, daftar nilai, dan
jumlah populasi 20 orang dengan taraf                                     lain-lain.
signifikan      0,05         diperoleh        sampel             2. Variabel terikat prestasi belajar (Y)
sebanyak 19 orang. Oleh karena itu                                   yaitu suatu suatu hasil yang teah
dalam penelitian ini Dari 19 orang ini                               dicapai      setelah       kegiatan    belajar
dipilih dengan teknik purposive sampling                             mengajar.         Dalam      penelitian    ini,
yaitu sesuai dengan kebutuhan dan yang                               indikator yang digunakan adalah nilai
tidak diikutkan adalah guru komputer.                                rata-rata hasil ulangan tiap mata
                                                                     pelajaran bagi guru mata pelajaran
Definisi Operasional Variabel                                        dan tiap kelas pada guru kelas.
     Agar tujuan penelitian dapat tercapai
maka variabel harus didefinisikan dengan                         Teknik Pengumpulan Data
jelas    dan      menyebutkan               indikator-                    Adapun proses pengumpulan data
dindikatornya, cara pengukurannya, dan                           dalam penelitian ini dilakukan dengan
skala    atau    kategori        penilaian       yang            prosedur sebagai berikut :
digunakan. Berikut ini adalah definisi                           1. Survey Pendahuluan
operasional masing-masing variabel.                                  Dalam        kegiatan       ini,   penelitian
1. Variabel bebas (X) yakni disiplin                                 dilakukan       dengan       mengumpulkan
     guru adalah suatu sikap mental                                  data-data       intern      perusahaan      di
     seoang     guru         yang     mengandung                     antaranya         adalah      profil      SDN
     kesadaran         dan      kerelaan        untuk                Banjarsari Cerme Gresik.
     mematuhi semua ketentuan, peraturan                         2. Dokumentasi
     dan norma yang berlaku dalam                                              Teknik dokumentasi adalah
     menunaikan         tugas       dan     tanggung                 mencari data mengenai hal-hal atau

                                                            35
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload
Jurnal 2 upload

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Permendikbud no. 65 th 2013 ttg Std. Proses
Permendikbud no. 65 th 2013 ttg Std. ProsesPermendikbud no. 65 th 2013 ttg Std. Proses
Permendikbud no. 65 th 2013 ttg Std. ProsesAbdul Hafifudin
 
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Guru Online
 
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpKurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpNandang Sukmara
 
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Yang Dibuang
 
Kertas kerja makasar siri3
Kertas kerja makasar siri3Kertas kerja makasar siri3
Kertas kerja makasar siri3Norhaya Isa
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013Dimas Prasetyo
 
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...Ikhsan Ikhsanudin
 
5 dskp kssr semakan 2017 matematik tahun 2
5 dskp  kssr semakan 2017 matematik tahun 25 dskp  kssr semakan 2017 matematik tahun 2
5 dskp kssr semakan 2017 matematik tahun 2Sha Samsudin
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
DSKP Sains KSSR Tahun 1 ( Semakan )
DSKP Sains  KSSR Tahun 1 ( Semakan )DSKP Sains  KSSR Tahun 1 ( Semakan )
DSKP Sains KSSR Tahun 1 ( Semakan )Safiah Sulaiman
 
DSKP Matematik KSSR Tahun 1 ( Semakan )
DSKP Matematik  KSSR Tahun 1 ( Semakan )DSKP Matematik  KSSR Tahun 1 ( Semakan )
DSKP Matematik KSSR Tahun 1 ( Semakan )Safiah Sulaiman
 

Was ist angesagt? (18)

kurikulum 2013
kurikulum 2013kurikulum 2013
kurikulum 2013
 
Ptk ade wahyudin
Ptk ade wahyudinPtk ade wahyudin
Ptk ade wahyudin
 
Permendikbud no. 65 th 2013 ttg Std. Proses
Permendikbud no. 65 th 2013 ttg Std. ProsesPermendikbud no. 65 th 2013 ttg Std. Proses
Permendikbud no. 65 th 2013 ttg Std. Proses
 
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
 
Bonding
BondingBonding
Bonding
 
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpKurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smp
 
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
 
Kertas kerja makasar siri3
Kertas kerja makasar siri3Kertas kerja makasar siri3
Kertas kerja makasar siri3
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL 2013
 
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
01 permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
 
5 dskp kssr semakan 2017 matematik tahun 2
5 dskp  kssr semakan 2017 matematik tahun 25 dskp  kssr semakan 2017 matematik tahun 2
5 dskp kssr semakan 2017 matematik tahun 2
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
DSKP Sains KSSR Tahun 1 ( Semakan )
DSKP Sains  KSSR Tahun 1 ( Semakan )DSKP Sains  KSSR Tahun 1 ( Semakan )
DSKP Sains KSSR Tahun 1 ( Semakan )
 
DSKP Sains Tahun 5
DSKP Sains Tahun 5DSKP Sains Tahun 5
DSKP Sains Tahun 5
 
05 materi
05 materi05 materi
05 materi
 
DSKP SAINS TING 1
DSKP SAINS TING 1DSKP SAINS TING 1
DSKP SAINS TING 1
 
DSKP Matematik KSSR Tahun 1 ( Semakan )
DSKP Matematik  KSSR Tahun 1 ( Semakan )DSKP Matematik  KSSR Tahun 1 ( Semakan )
DSKP Matematik KSSR Tahun 1 ( Semakan )
 

Andere mochten auch

Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan: Perspektif Interd...
Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan: Perspektif Interd...Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan: Perspektif Interd...
Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan: Perspektif Interd...Banjir Embun
 
Jurnal pendidikan islam al affan (zulyan)
Jurnal pendidikan islam al affan (zulyan)Jurnal pendidikan islam al affan (zulyan)
Jurnal pendidikan islam al affan (zulyan)Fitriani Az-zahra
 
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Asep Anwar Musadad
 
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...Jenry Saiparudin
 

Andere mochten auch (6)

KOMPETENSI
KOMPETENSIKOMPETENSI
KOMPETENSI
 
Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan: Perspektif Interd...
Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan: Perspektif Interd...Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan: Perspektif Interd...
Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan: Perspektif Interd...
 
Jurnal pendidikan islam al affan (zulyan)
Jurnal pendidikan islam al affan (zulyan)Jurnal pendidikan islam al affan (zulyan)
Jurnal pendidikan islam al affan (zulyan)
 
Edit bab i
Edit bab iEdit bab i
Edit bab i
 
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
 
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
JURNAL PENDIDIKAN (I) TV10003 : ISU PERLAKSANAAN PENGAJARAN SUBJEK SAINS (PPS...
 

Ähnlich wie Jurnal 2 upload

Dr. rohmanu fauzi m.pd
Dr. rohmanu fauzi m.pdDr. rohmanu fauzi m.pd
Dr. rohmanu fauzi m.pdVaza Ienstinc
 
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainProposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainSoga Biliyan Jaya
 
Jurnal-Guru-Dikmen-Vol.-2-No.-1-Desember-2017.pdf
Jurnal-Guru-Dikmen-Vol.-2-No.-1-Desember-2017.pdfJurnal-Guru-Dikmen-Vol.-2-No.-1-Desember-2017.pdf
Jurnal-Guru-Dikmen-Vol.-2-No.-1-Desember-2017.pdfRiskiCahyani1
 
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdfBuku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdfAjengSriHikmayani1
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-smMas Rudi
 
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxKURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxalex11443
 
Artikel Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Bel...
Artikel Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan  Merdeka Bel...Artikel Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan  Merdeka Bel...
Artikel Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Bel...SMKN 2 KRAKSAAN
 
Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kom...
Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan  Merdeka Belajar  Menuju Kom...Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan  Merdeka Belajar  Menuju Kom...
Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kom...RykhaAvadianWahyudi
 
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...Herfen Suryati
 
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptxMateri 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptxErwinHariKurniawan2
 
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...taqiudinzarkasi
 

Ähnlich wie Jurnal 2 upload (20)

E jurnal pendidian
E jurnal pendidianE jurnal pendidian
E jurnal pendidian
 
E jurnal penelitian
E  jurnal penelitianE  jurnal penelitian
E jurnal penelitian
 
E jurnal penelitian
E  jurnal penelitianE  jurnal penelitian
E jurnal penelitian
 
Dr. rohmanu fauzi m.pd
Dr. rohmanu fauzi m.pdDr. rohmanu fauzi m.pd
Dr. rohmanu fauzi m.pd
 
Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1Buku e jurnal vol 1
Buku e jurnal vol 1
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses SainProposal skripsi Keterampilan Proses Sain
Proposal skripsi Keterampilan Proses Sain
 
Jurnal-Guru-Dikmen-Vol.-2-No.-1-Desember-2017.pdf
Jurnal-Guru-Dikmen-Vol.-2-No.-1-Desember-2017.pdfJurnal-Guru-Dikmen-Vol.-2-No.-1-Desember-2017.pdf
Jurnal-Guru-Dikmen-Vol.-2-No.-1-Desember-2017.pdf
 
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdfBuku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxKURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
 
Proposal ptk new
Proposal ptk newProposal ptk new
Proposal ptk new
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Artikel Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Bel...
Artikel Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan  Merdeka Bel...Artikel Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan  Merdeka Bel...
Artikel Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Bel...
 
Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kom...
Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan  Merdeka Belajar  Menuju Kom...Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan  Merdeka Belajar  Menuju Kom...
Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kom...
 
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
 
Analogi dalam Sains
Analogi dalam SainsAnalogi dalam Sains
Analogi dalam Sains
 
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptxMateri 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP (Update 5 Juni 2022).pptx
 
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
 

Jurnal 2 upload

  • 1. ISSN 2089-4554 Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN “JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN” Diterbitkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik Gresik Jendela Volume Nomor Halaman Juni Pendidikan 2 1 1-89 2012 1
  • 2. ISSN 2089-4554 Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN “JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN” DAFTAR ISI PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL (MPI) DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA, TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK 5 - 16 Siti Bariroh STUDI TENTANG PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO SURABAYA Sri Sundari 17 - 29 PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN BANJARSARI GRESIK Etiyasningsih 31 - 43 TELAAH KRITIS PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EDUCATION FOR ALL) DALAM KONTEKS MANAJEMEN PENDIDIKAN Soesetijo 45 - 66 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN, PROFESIONALISME DOSEN TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT Ana Tjindi Rochmawati 67 - 77 HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG JABATAN GURU DAN KOMITMEN GURU PADA LEMBAGA DENGAN KINERJA GURU Retno Indah Rahayu 77-89 Gresik Jendela Volume Nomor Halaman KATA PENGANTAR Juni Pendidikan 2 1 1-89 2012 2
  • 3. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan bisa hadir di kalangan pendidikan. Jurnal Jendela Pendidikan berisi tentang sejumlah artikel penelitian baik artikel bersifat empiris atau laporan penelitian maupun artikel yang bersifat kajian teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari kalangan akademisi atau dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik yang akan dipublish pada para pemangku pendidikan dan masyarakat luas khususnya para pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi utama keberadaan Jurnal Jendela Pendidikan sebagai media komunikasi dan informasi yang bersifat ilmiah. Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan ide serta gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama Jurnal Jendela Pendidikan bermanfaat bagi kita semua. Gresik, Juni 2012 Redaksi Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan 3
  • 4. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JENDELA PENDIDIKAN JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Pelindung Rektor Universitas Gresik Penasehat Dekan FKIP Pimpinan Redaksi Hj. Sri Sundari, S.Pd., M.Pd Dewan Redaksi Prof. Dr. H. Sukiyat, SH, M.Si Dr. Soesetijo, M.Pd Dra. Hj. Siti Bariroh, M.Pd Drs. Syaiful Khafid, M.Pd Redaktur Pelaksana Dra. Adrijanti, M.Pd Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd Etiyasningsih, S.Pd.,M.Pd Sekretariat Penerbit Ahmad Faizin, S.S Alamat Penerbit / Redaksi Kampus Universitas Gresik Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik Telp/Fax (031) 3978628 Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan 4
  • 5. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 5
  • 6. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL (MPI) DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA, TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK Siti Bariroh*) Abstrak, Upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, diperlukan adanya perancangan dan pengembangan materi pembelajaran, yang merupakan fungsi yang sangat penting dalam teknologi pembelajaran. Seels Richey (dalam Amir, 2000) mengatakan bahwa kawasan teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolan dan evaluasi. Pengembangan desain materi pembelajaran microteaching ini adalah upaya untuk memenuhi salah satu fungsi ranah teknologi pembelajaran, yaitu ranah pengelolaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan "Apakah ada perbedaan hasil belajar, yang diajarkan dengan menggunakan Model Pengembangan Instruksional (MPI) dan yang non MPI?". Apakah Model Pengembangan Instruksional dengan Gaya Belajar yang dimiliki mahasiswa, membedakan hasil belajar mereka? Dan apakah ada interaksi antara gaya mengajar dan MPI terhadap hasil belajar matakuliah Microteaching, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket gaya belajar, dan test hasil belajar. Analisa data yang digunakan adalah analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu untuk menguji hipotesa 1, hipotesa 2 dan hipotesa 3. Dari hasil penelitian diketahui adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan MPI dan non MPI, dan perbedaan gaya belajar menyebabkan perbedaan hasil belajar, serta terdapat pula interaksi antara gaya belajar dengan MPI. Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai alternatif model pengembangan pembelajaran, dengan lebih memperhatikan perbedaan individu (gaya belajar) untuk mengakomodasi kebutuhan belajar mereka, sehingga tercapai hasil belajar yang baik. Keyword : Model Pengembangam Instruksional (MPI), Gaya Belajar, dan Hasil Belajar *) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 6
  • 7. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDAHULUAN petunjuk penggunaan bahan ajar, ada soal latihan, jawaban latihan, test, petunjuk Hasil belajar seseorang, tidak terlepas bagi siswa menuju kegiatan berikutnya. dari pengaruh berbagai faktor, di Penggunaan model pengembangan antaranya adalah faktor eksternal, yang Instruksional (MPI) didasarkan atas menyangkut pengembangan program pemikiran bahwa model ini menggunakan pembelajaran dan strategi penyampaian pendekatan sistem, dengan langkah atau proses pembelajaran. langkah yang lengkap, sehingga dapat Dalam aktivitas pengajaran terkan- digunakan untuk merancang dung aktivitas (1) Merancang pembela- pembelajaran baik untuk pembelajaran jaran, (2) Menyajikan pembelajaran, (3) klasikal maupun individual. Mengevaluasi pembelajaran. Ketiganya Faktor lain yang juga dapat akan terkait dalam satu proses dan saling mempengaruhi hasil belajar adalah faktor mempengaruhi terhadap hasil belajar. internal dari dalam siswa / mahasiswa itu Upaya meningkatkan efisiensi dan sendiri. Salah satu dari faktor internal itu efektivitas pembelajaran, diperlukan adalah karakteristik siswa yang adanya perancangan dan pengembangan berhubungan dengan cara mereka materi pembelajaran, yang merupakan menerima dan mengolah informasi, dan fungsi yang sangat penting dalam merespons informasi serta berinteraksi teknologi pembelajaran. dalam proses pembelajaran. Seels Richey (dalam Amir, 2000) Setiap orang mempunyai potensi mengatakan bahwa kawasan teknologi yang sama untuk unggul dalam pembelajaran meliputi desain, pengem- pembelajaran, yang diperlukan adalah bangan, pemanfaatan, pengelolan dan menemukan gaya belajar yang sesuai dan evaluasi. Pengembangan desain materi tepat bagi sesorang untuk pembelajaran microteaching ini adalah memaksimalkan efisiensi upaya untuk memenuhi salah satu fungsi pembelajarannya. Deporter dan Hernacki ranah teknologi pembelajaran, yaitu (2000), Syahid (2002), mengungkapkan ranah pengelolaan. Dick dan Carey bahwa , gaya belajar adalah kunci untuk (1990) mengungkapkan bahwa desain mengembangkan kinerja dalam materi pembelajaran sebaiknya menarik, pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi isinya sesuai dengan tujuan khusus antar pribadi. Gaya belajar akan dapat pembelajaran, urutannya tepat, ada memberi kemudahan kepada seseorang 7
  • 8. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN untuk menyerap dan mengelola 4) Hasil penelitian akan memberikan informasi. manfaat nyata bagi peneliti Keinginan untuk membantu sendiri,atau pihak lain yang seprofesi mahasiwa dalam memahami materi dalam usaha meningkatkan Kualitas matakuliah Microteaching, dan untuk pembelajaran dalam arti yang luas. memudahkan penyampaian bahan ajar kepada mahasiswa secara lengkap dan KERANGKA TEORITIS sistematis, serta ingin mengetahui Microteaching diartikan sebagai cara pengaruh desain materi pembelajaran latihan ketrampilan mengajar dalam berdasarkan Model Pengembangan lingkup kecil/ terbatas. MC Laughlin & Instruksional dan gaya belajar terhadap Moulton mengemukakan " Microteaching hasil belajar mahasiswa, mendorong has been performent part of teaching peneliti ingin meneliti masalah tersebut. process, so that the traince can master Ada beberapa alasan utama peneliti each component one By one in a memilih masalah ini : simplifed teaching situation". 1) Peneliti terlibat langsung membina MC .Knight (1979) mengemukakan matakuliah Microteaching, di "Microteaching has been described AS Fakultas Keguruan dan Ilmu scaled down teaching encounter Pendidikan Universitas Gresik. desingned to developernya new skill and Sehingga memungkinkan untuk refine old one". terlibat langsung dalam interaksi Dari pengertian di atas, dapat dengan mahasiswa . dipahami bahwa microteaching adalah 2) Sejauh ini, masalah desain materi sebuah model pengajaran yang dikecilkan pembelajaran, khususnya di atau disebut dengan "real teaching" Universitas Gresik belum banyak (AAllen and Ryan,1969). Jumlah diteliti, sementara peneliti meyakini pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 bahwa perbaikannya kualitas orang, ruang kelasnya terbatas, waktu Pembelajaran dapat diawali dari pelaksanaannya berkisar antara 10 sampai pengembangan desain pembelajaran. 15 menit, terfokus pada ketrampilan 3) Literatur yang berkaitan dengan mengajar tertentu, dan pokok bahasannya penelitian ini, cukup mendukung disederhanakan. peneliti dalam mengkaji landasan- Tujuan diselenggarakannya pembela- landasan teori. jaran micro menurut T. Gilarso, dibagi 8
  • 9. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN dua yaitu untuk melatih kemampuan dan Ada lima langkah yang dapat ditempuh ketrampilan keguruan (tujuan umum), dalam pembelajaran micro yaitu: dan untuk melatih calon guru supaya 1) Pengenalan (pemahaman) konsep trampil dalam membuat desin pembelajaran micro pembelajaran, mendapatkan profesi 2) Penyajian model dan diskusi keguruan dan menumbuhkan rasa percaya 3) Perencanaan/persiapan mengajar diri (tujuan khusus). 4) Praktek mengajar Dwigh Allen, mengatakan, tujuan 5) Diskusi feed back / umpan balik. Microteaching bagi calon guru adalah : 1) Memberi pengalaman mengajar yang MODEL PENGEMBANGAN nyata dan latihan sejumlah INSTRUKSIONAL ketrampilan dasar mengajar. Beberapa definisi mengenai desain 2) Calon guru dapat mengembangkan pembelajaran antara lain Reigeluth ketrampilan mengajarnya sebelum (1983:7 dalam Boy Soedarmadji, 2002) mereka terjun ke lapangan. menyatakan bahwa desain pembelajaran 3) Memberikan kemungkinan bagi calon lebih memperhatikan pada pemahaman , guru untuk mendapatkan bermacam- pengubahan, dan penerapan metode- macam ketrampilan dasar mengajar. metode pembelajaran. Hal ini Fungsi microteaching adalah sebagai mengarahkan kita, bahwa sebagai sarana latihan dalam mempraktekkan seorang profesional, maka kita ketrampilan mengajar, dan juga sebagai mempunyai tugas untuk memilih dan salah satu syarat bagi mahasiswa yang menentukan metode apa yang dapat akan mengikuti Praktek Mengajar di dipergunakan, dan mempermudah lapangan (PPL). Sasaran akhir yang akan penyampaian bahan ajar, agar dapat dicapai dalam microteaching adalah diterima dengan mudah oleh siswa. terbinanya calon guru memiliki Lebih lanjut, Shaner (dalam pengetahuan tentang proses Suparman, 1997:29) menytakan bahwa pembelajaran, serta memiliki sikap dan desain Instruksional adalah perencanaan perilaku baik sebagai seorang guru. secara akal sehat untuk mengidentifikasi masalah tersebut , dengan menggunakan Langkah-Langkah Prosedur Pembelajaran suatu rencana terhadap perencanaan, Micro evaluasi, uji coba, umpan balik, dan hasilnya. Hal ini diperjelas dengan 9
  • 10. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN pendapat Suparman (1997:31), suatu GAYA BELAJAR proses yang sistematik dalam Thomas L Madden (2002) mengemu- mengidentifikasikan masalah, mengem- kakan bahwa salah satu cara untuk bangkan bahan dan strategi Instruksional, membuka potensi luar biasa yang telah serta mengevaluasi efektivitas dan terkunci dalam otak adalah dengan efisiensinya dalam mencapai tujuan menemukan cara memasukkan informasi Instruksional. ke dalam otak. Masuknya informasi ini Rohani (2004:69) mendefinisikan dicapai melalui gaya belajar. pengertian desain pengajaran sebagai Mengutip Deporter dan Hernacki suatu pemikiran atau persiapan untuk (2000), Syahid (2002) mengungkapkan melaksanakan tugas mengajar / aktivitas bahwa gaya belajar adalah kunci untuk pengajaran dengan menerapkan prinsip mengembangkan kinerja dalam prinsip pengajaran melalui langkah pekerjaan, disajikan dan dalam situasi langkah pengajaran, perencanaan, antar pribadi. Gaya belajar akan dapat pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka memberi kemudahan kepada seseorang pencapaian tujuan pengajaran yang telah untuk menyerap dan mengelola ditentukan. informasi. Seseorang akan lebih mudah Pengertian Desain Pembelajaran belajar dan berkomunikasi dengan Model Pembelajaran Instruksional (MPI) gayanya sendiri. Degeng (2000) dalam adalah suatu bentuk model pembelajaran Syahid (2002) mengemukakan bahwa yang menunjukkan urutan kegiatan yang gaya belajar, rentangan perhatian, ditempuh orang dalam mendesain sistem ingatan, tahap perkembangan, dan Instruksional, yang terdiri dari 8 langkah, kecerdasan pelajar, sangat bervariasi yaitu menentukan kebutuhan Para ahli di bidang gaya belajar Instruksional umum, dan merumuskan sepakat membagi secara umum ke dalam tujuan umum, melakukan analisis dua katagori utama tentang bagaimana instruksional, mengidentifikasi perilaku seseorang belajar. Pertama, bagaimana dan karakteristik awal mahasiswa, seseorang menyerap informasi dengan merumuskan TIK, menulis tes acuan mudah, dan kedua adalah cara seseorang patokan, menyusun strategi Instruksional, dalam mengatur dan mengolah informasi. mengembangkan bahan instruksional, Cara pertama disebut modalitas dan yang mendesain dan melaksanakan sistem kedua disebut dominasi otak. Gaya Instruksional. belajar seseorang adalah bagaimana cara 10
  • 11. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN seseorang menyerap, kemudian mengatur 1. Gaya belajar visual, merupakan dan mengolah informasi. Bagaimana cara kecenderungan seseorang akan lebih menemukan modalitas yang disukai? mudah belajar atau menyerap Deporte dan Hernacki (2002) informasi apabila materi menjelaskan satu cara sederhana adalah pembelajarannya dikemas dalam dengan mendengarkan petunjuk-petunjuk uraian tertulis (naratif) maupun dalam dalam pembicaraan. Cara lain adalah bentuk matriks (gambar dan skema). memperhatikan perilaku ketika 2. Gaya belajar auditorial, merupakan menghadiri seminar atau lokakarya. kecenderungan individu akan lebih Apakah tampaknya seseorang menyerap mudah dalam belajar atau menyerap lebih banyak informasi dari membaca informasi apabila materi makalah atau mendengarkan penyajinya? pembelajaran dikemas dalam bentuk Berdasarkan uraian di atas uraian secara lesan. dapatkah ditarik suatu pemahaman bahwa 3. Gaya belajar kinestetik, merupakan gaya belajar adalah suatu kecenderungan kecenderungan individu akan lebih yang dimiliki oleh seseorang dalam hal mudah dalam belajar bila materi pem- bagaimana ia belajar dengan mudah, belajaran dikemas dengan memprak- menyenangkan dan efisien dalam tekkan sesuatu secara langsung. menyerap, mengatur dan mengolah informasi, serta berinteraksi dengan HASIL BELAJAR lingkungan. Dalam membicarakan pengertian Macam macam Gaya Belajar hasil atau prestasi belajar, tidak terlepas Para ahli mempunyai pandangan dari pengertian belajar, karena hasil berbeda dalam mengklasifikasikan gaya belajar merupakan hasil perubahan yang belajar. Keefe (1987) membagi gaya dialami dalam peristiwa belajar. Menurut belajar menjadi cognitive styles, affective WJS Purwadarminta, dalam Kamus styles, dan psysiological styles. Bahasa Indonesia menyatakan, bahwa Sedangkan DePorter dan Hernacki belajar adalah berusaha, berlatih dan (2002), dan Madden (2002) membagi sebagainya, untuk mendapatkan gaya belajar ke dalam tiga macam gaya kepndaian. belajar, yaitu : Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh seorang pembelajar dari 11
  • 12. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN proses belajar yang ditempuh di suatu METODE PENELITIAN sekolah atau lembaga pendidikan, yang diperoleh melalui evaluasi belajar. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Hasil Belajar Matakuliah Microteaching penelitian kuantitatif, yaitu untuk Tujuan umum mata kuliah membuktikan hipotesis. microteaching adalah mempersiapkan penelitian ini, menggunakan 3 variabel, mahasiswa calon guru untuk menghadapi yaitu desain model pembelajaran MPI, tugas mengajar sepenuhnya di depan dan gaya belajar sebagai variabel bebas, kelas dengan memiliki pengetahuan, dan hasil belajar sebagai varaiabel terikat. ketram-pilan, kecakapan, dan sikap Rancangan ini dimaksudkan sebagai Guru yang profesional. untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Sedangkan tujuan khusus nya antara yg menggunakan MPI dan Non adalah: MPI dan juga untuk mengetahui a) Menganalisa tingkah laku mengajar perbedaan hasil belajar dari perbedaan kawan kawan nya dan dirinya sendiri. gaya belajar, serta untuk mengetahui b) Dapat melaksanakan ketrampilan interaksi antara gaya belajar dengan MPI khusus dalam mengajar. dan non MPI. c) Dapat mempraktekkan berbagai Kegiatan penelitian terdiri dari tehnik mengajar dengan benar dan test macam gaya belajar, pengelompokan tepat. subyek, perlakuan dan pemberian test dan d) Dapat mewujudkan situasi belajar ujian praktek. Ada 3 kelompok belajar mengajar yang efektif, produktif dan yang menjadi fokus kajian dalam efisien. penelitian ini, yaitu kelompok visual (V), e) Dapat bersifat profesional Keguruan. kelompok auditorial (A) dan kelompok kinestetik (K). Skor (nilai) hasil belajar mahasiswa pada matakuliah microteaching ini, ditentukan Populasi dan Sampel dengan Ujian Tengah Semester( M), Sebagai populasi dalam penelitian Tugas( T), dan Ujian Akhir (A) ini adalah mahasiswa semester VII, FKIP ditetapkan dengan rumus: Universitas Gresik, angkatan 2006, tahun N= akademik 2009/2010 kelas A,B,C, dengan jumlah 155 mahasiswa. Adapun 12
  • 13. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Sampel dalam penelitian ini adalah 4. Menghitung rasio F ( A,B,dan AB). sebanyak 70 mahasiswa, diambil secara random sampling dengan cara undian. HASIL PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Uji Normalitas Data mengenai gaya belajar Uji normalitas sebaran skor, didapat dari test berupa angket untuk dilaku-kan terhadap hasil belajar dijawab (test gaya belajar), dan hasil matakuliah microteaching dengan belajar didapat dari hasil test ujian tertulis menggunakan model pengembangan maupun ujian praktek microteaching. Instruksional, dan tanpa menggunakan model pengembangan Instruksional, Teknik Analisa Data dengna Kolmogorov-Smirnov. Hasil Uji prasyarat analisis, sebelum perhitungan uji normalitas sebaran skor dilakukan analisa data, terlebih dulu variabel adalah normal, atau memenuhi dilakukan uji prasyarat analisis yang persyaratan normalitas. Hasil belajar meliputi : a) uji normalitas data sampel, dengan MPI, N = 0,773. P = 0,589. dan b) uji homogenitas sampel. Uji signifikan 5% = 0,025 (normal). Hasil Hipotesis, dilakukan analisa data yang belajar dengan non MPI, N= 0,921, P = 0, diperoleh dari hasil penelitian, dengan 384. Signifikan 5% = 0,025 (normal). menggunakan metode statistik, yaitu metode pengolahan data kuantitatif untuk Uji Homogenitas mengetahui perbedaan hasil tes. Analisis Residu skor variabel terikat untuk yang digunakan adalah metode statistik tiap skor variabel bebas sudah homogen. Analisis Varians (ANAVA) dua jalur, Hasil belajar dengan MPI, Nilai = 0,653. dengan rumus sebagai berikut: P = 0,422, Signifikan 5% = 0,05 1. Menghitung jumlah kuadrat total, (homogen). Hasil belajar dengan gaya antar A,antar B,interaksi A xB dan belajar. Nili = 0,913. P = 0,406, dalam kelompok. Signifikan 5 % = 0,05 (homogen). 2. Menghitung derajat kebebasan total, antara A,B dan interaksi AB dan Pengujian Hipotesa dalam kelompok 1. Terdapat perbedaan hasil belajar 3. Menghitung rata rata kuadrat antar A, menggunakan MPI dan yang Non B, dan AB. Dan dalam kelompok MPI. Diperoleh F hitung = 7,629, 13
  • 14. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN probabikitas sebesar 0,001 lebih kecil diajar dengan MPI, nilai rata rata dari a=0,05. 75,26 lebh baik dari pada yang diajar 2. Terdapat perbedaan hasil belajar dari dengan Non MPI. Dengan demikian gaya belajar visual, Auditorial dan dapat dikatakan bahwa pembelajaran kinestetik dengan model pengem- matakuliah Microteaching dengan bangan Instruksional matakuliah MPI dapat meningkatkan hasil belajar Microteaching. Diperoleh F hitung = mahasiswa. 17, 658, sedang probabilitas sebesar 2. Hasil penelitian tentang Model 0,007 lebih kecil dari 0,05. Pengembangan Instruksional (MPI), 3. Terdapat interaksi antara gaya belajar dengan gaya belajar Visual, Auditori mahasiswa dengan model dan Kinestetik, yang dimiliki Pengembangam Instruksional (MPI), mahasiswa membedakan hasil belajar terhadap hasil belajar matakuliah mahasiswa FKIP Unigres. Hasil Microteaching. Diperoleh F hitung = perhitungan menunjukkan hasil 3,311, dengan nilai probabilitas belajar Visual, rata rata sebesar 78,54. sebesar 0,043 lebih kecil dari a= 0,05. Hasil belajar dengan gaya Auditorial rata rata sebesar 71,85, sedangkan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN hasil belajar dengan gaya belajar Kinestetik rata-rata sebesar 75,44. 1. Pembahasan tentang perbedaan hasil Hasil perhitungan F hitung = 17,658, belajar yang diajarkan dengan MPI P = 0,007, a = 0,05, Dengan demikian dan Non MPI matakuliah dapat dikatakan gaya belajar yang Microteaching pada mahasiswa FKIP dimiliki mahasiswa dengan Universitas Gresik. Hasil perhitungan pembelajaran MPI, membedakan yang diperoleh (F hitung=7,629, hasil belajarnya, (tipe visual memiliki P=0,001, a=0,05) maka dapat rata rata tertinggi dari tipe lainnya) dikatakan bahwa ada perbedaan hasil diterima dengan taraf signifikansi 5%. belajar yang diajarkan dengan MPI 3. Hasil penelitian tentang interaksi dan Non MPI, matakuliah antara gaya belajar mahasiswa dengan Microteaching FKIP Unigres, model pengembangan Instruksional diterima dengan taraf signifikansi 5%. (MPI) terhadap hasil belajar Hasil analisis statistik juga matakuliah Microteaching. Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa yang perhitungan Fhitung = 3,311 dengan 14
  • 15. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN P = 0,043, dan a = 0,05. Dengan 1. Model Pengembangan Instruksional demikian dapat dikatakan ada (MPI) direkomendasikan sebagai interaksi antara gaya belajar alternatif model pengembangan bahan mahasiswa dengan Model bahan pembelajaran. Pengembangan Instruksional terhadap 2. Proses pembelajaran hendaknya lebih hasil belajar matakuliah memperhatikan perbedaan individu, Microteaching mahasiswa FKIP karena masing-masing individu Universitas Gresik. memiliki gaya belajar sendiri sendiri. Dengan lebih memperhatikan KESIMPULAN perbedaan individu dan dengan 1. Ada perbedaan hasil belajar, yang membuat model pengajaran yang diajarkan dengan Model Pengem- cocok diharapkan prestasi belajar bangan Instruksional (MPI) dan yang mahasiswa bisa lebih baik. non MPI matakuliah Microteaching 3. Menindak lanjuti penelitian ini, pada mahasiswa FKIP Universitas kiranya perlu diadakan kajian atau Gresik. penelitian lebih lanjut, dan dengan 2. Terdapat perbedaan hasil belajar dari sasaran yang lebih luas, agar model gaya belajar Visual, Auditorium dan ini benar-benar bisa dilakukan di Kinestetik dengan Model Pengem- wilayah manapun. bangan Instrukdional matakuliah Microteaching pada mahasiwa FKIP Universitas Gresik. 3. Ada interaksi antara gaya belajar mahasiswa dengan Model Prngembangan Instrukdional ( MPI) terhadap hasil belajar matakuliah Microteaching mahasiswa FKIP Universitas Gresik. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat penulis ajukan saran saran sebagai berikut: 15
  • 16. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DAFTAR PUSTAKA Anto Dajan, 1986, Pengantar Metode Deporter, B, dan Hernacki, M, 2002, Statistik II, Jakarta, LP3ES. Quantum Learning ( Terjemahan) Arief S. Sudiman,Dkk, 1997, Media Bandung Kaifa. Pendidikan DIKBUD dan CV Nasution,1992, Berbagai Pendekatan Rajawali, Jakarta. dalam Proses Belajar dan Mengajar, Atwi Suparman, 1997. Program Jakarta, Bina Aksara. Pengembangan Krtrampilan Dasar Riyanto,Y,1996, Metodologi Penelitian Tehnik Instruksional (PEKERTI) Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar, untuk Dosen Muda, Dirjen DIKTI Bandung, SIC. Jakarta. Rohani, Ahmad 2004, Pengelolaan Degeng, INS, 1989, Ilmu Pengajaan; Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. Taksonomi Variabel, Jakarta, Undang Undang no 20 tahun 2003, P2LPTK. tentang Sistem Pendidikan Nasional, Degeng, INS, 1997, Strategi Internet Pembelajaran: Mengorganisasi Isi Pembelajaran dengan Model Elaborasi. Desertasi Bahasan Tentang Temuan Penelitian, Malang, IKIP Malang. 16
  • 17. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 17
  • 18. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO WONOKROMO KOTA SURABAYA Sri Sundari *) Abstrak, Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru juga perlu menaruh perhatian terhadap kemajuan murid di samping evaluasi belajar memecahkan masalah atau problem yang dihadapi murid dan lain-lainnya. Di dalam memperbaiki dan mensukseskan proses belajar mengajar serta memecahkan masalah lain, banyak dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap guru dan lingkungan sekolahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru dalam pelaksanakan proses belajar mengajar. Penelitian ini merupakan jenis regresional. Populasinya adalah seluruh guru di SDN Ngagelrejo II/397 Kec. Wonokromo Kota Surabaya berjumlah 18 orang. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 18 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan supervisi kepala terhadap disiplin guru digunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 5,975 > Ftabel = 4,49. Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap disiplin guru. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,026 jauh di bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan supervisi kepala sekolah dilaksanakan sebaik- baiknya sehingga lebih meningkatkan disiplin guru. Guru hendaknya ikut mensukseskan pelaksanaan supervisi kepala sekolah agar kegiatan proses belajar mengajar lebih meningkat dan bermutu. Bagi pihak-pihak terkait khususnya pemerintah hendaknya memperhatikan pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan membantu memberikan instrumen yang valid dan handal. Kata Kunci : Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah, Kedisiplinan Guru *) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 18
  • 19. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDAHULUAN dalam bidang pendidikan, karena pendidikan modal paling utama dalam Perkembangan ilmu pengetahuan dan menciptakan manusia yang cerdas dalam teknologi meliputi seluruh bidang arti terampil, dapat berdiri sendiri serta kehidupan, misalnya bidang komunikasi, bertanggung jawab terhadap bangsa dan transportasi serta pembangunan fisik negara. lainnya. Karena perkembangan ilmu Dalam pendidikan atau pengajaran, pengetahuan dan teknologi semakin warga negara Indonesia dijamin haknya canggih, maka hubungan antara negara- untuk mendapatkan pengajaran negara di dunia ini semakin berkembang. sebagaimana tercantum dalam Batang Jarak antara negara yang satu dengan Tubuh UUD 1945 Bab XIII pasal 31 ayat negara yang lainnya seolah-olah semakin 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara dekat. Perkembangan ilmu pengetahuan berhak mendapatkan pengajaran”. Untuk dan teknologi mendekatkan dan pelaksanaan tersebut diatas, maka menyatukan negara yang satu dengan pemerintah berupaya serta mempunyai negara yang lain sehingga seolah-olah tanggung jawab dalam pendidikan. Hal dunia ini mengglobal. ini diperkuat dengan ayat berikutnya Oleh karena itu, bangsa Indonesia (pasal 31 ayat 2) yang berbunyi : juga berusaha untuk meningkatkan ilmu “Pemerintah mengusahakan dan pengetahuan dan teknologi agar sesuai menyelenggarakan satu sistem dengan perkembangan jaman. Hal ini pengajaran nasional yang diatur oleh sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara Undang-undang”. yang tercantum dalam UUD 1945 alinea Dengan melihat pernyataan diatas, 4 yang berbunyi: “Mencerdaskan maka pendidikan mencetuskan harapan, kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan karena harapan terletak pada pendidikan, ketertiban dunia berdasarkan harapan juga menjiwai perjuangan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kemerdekaan. Karena itu pendidikan keadilan sosial”. merupakan bagian mutlak dari Untuk melaksanakan hal tersebut perjuangan dan merupakan investasi yang diatas, maka salah satu bidang yang harus paling utama dari setiap bangsa. diutamakan dalam rangka meningkatkan Oleh karena itu, mutu pendidikan kualitas sumber daya manusia adalah lebih banyak cenderung dan tergantung 19
  • 20. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN pada guru dalam membimbing/mendidik serta memecahkan masalah lain proses belajar mengajar, serta sebagaimana tersebut, banyak kedisiplinan dalam pelaksanaan kegiatan dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi belajar mengajar di sekolah. Kedisiplinan Kepala Sekolah terhadap guru dan perlu sekali ditingkatkan untuk mencapai lingkungan sekolahnya. keberhasilan pendidikan, baik disiplin waktu maupun tugas. METODE PENELITIAN Sebagai tenaga pendidik di sekolah, guru harus ikut aktif dalam rangka Jenis Penelitian pencapaian tujuan pendidikan nasional, Penelitian ini menggunakan metode sebagaimana yang tercantum dalam penelitian explanatory survey. Ketetapan MPR No. 11/83 tentang Pendekatan explanatory survey ini, GBHN halaman 93 yang berbunyi : sebagaimana simpulan Cooper dan “Pendidikan nasional berdasarkan Pamela (2003:13), Masri Singarimbun Pancasila bertujuan untuk meningkatkan dan Sofyan Effendi (1995:3) terbukti ketaqwaan terhadap “Tuhan Yang Maha mampu dengan baik menjelaskan Esa, kecerdasan dan ketrampilan, hubungan antar aspek yang diamati dan mempertinggi budi pekerti, memperkuat bukan hanya sekedar descriptive, kepribadian, mempertebal semangat sedangkan bentuk penelitian verifikatif kebangsaan seta cinta tanah air agar dapat menurut Moh. Nazir (1988:63) digunakan membangun dirinya sendiri serta untuk menguji hipotesis yang bersama-sama bertanggung jawab atas menggunakan perhitungan-perhitungan pembangunan bangsa dan negara”. statistik. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut diatas, maka tugas guru juga Deskripsi Populasi dan Penentuan perlu menaruh perhatian terhadap hal-hal Sampel lain. Laporan tentang kemajuan murid di Deskripsi Populasi samping evaluasi belajar memecahkan Arikunto (2002) menyatakan bahwa masalah atau problem yang dihadapi populasi adalah obyek yang akan diteliti murid dan lain-lainnya. hasilnya, dianalisis, disimpulkan dan Di dalam memperbaiki dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh mensukseskan proses belajar mengajar populasi itu. Sudjana (1996) menjelaskan 20
  • 21. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN popupasi adalah totalitas semua nilai ketelitian atau kesalahan yang yang mungkin, hasil menghitung atau dikehendaki, misalnya tingat kesalahan pengukuran, kuantitatif, atau kualitatif 1%, 5%, 10% atau lainnya. Makin besar mengenai karateristik tertentu dari semua tingkat kesalahan makin kecil sampel. anggota kumpulan yang lengkap dan Rumus untuk menghitung ukuran sampel jenis yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. dari populasi yang diketahui jumlahnya Penelitian ini dilakukan dengan adalah : mengambil populasi seluruh guru di SDN s = Ngagelrejo II Wonokromo Surabaya 2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa berjumlah 18 orang. 1%, 5%, 10% P = Q = 0,5 d = 0,05 s = jumlah Penentuan Sampel sampel Pengambilan sampel ini didasari Namun dari rumus tersebut telah pendapat Arikunto (1998:120-121) dihitung untuk populasi-populasi dengan “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila jumlah tertentu mulai 10 hingga subjeknya kurang dari 100, lebih baik 1.000.000 oleh Sugiono (2009:126) diambil semua sehingga penelitiannya sebagaimana tabel terlampir. Untuk merupakan penelitian populasi. jumlah populasi 18 orang dengan taraf Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar signifikan 0,05 diperoleh sampel dapat diambil antara 10-15% atau lebih sebanyak 18 orang. Oleh karena itu tergantung setidak-tidaknya dari : a) dalam penelitian ini Dari 19 orang ini kemampuan peneliti dari waktu, tenaga dipilih dengan teknik total sampling yaitu dan dana, b) Sempit luasnya wilayah mengambil seluruh guru menjadi pengamatan dari setiap subyek, karena responden. hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, c) Besar kecilnya risiko yang Variabel Penelitian ditanggung oleh peneliti. Untuk Dalam penelitian yang dilakukan ini, penelitian yang risikonya besar, tentu saja variabel yang digunakan terdiri dari satu jika sampel besar, hasilnya akan lebih variabel bebas yaitu disiplin guru dan baik.” satu variabel terikat yaitu prestasi belajar. Sugiyono (2009:124) menyatakan jumlah sampel tergantung dari tingkat 21
  • 22. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Definisi Operasional Variabel mematuhisemua ketentuan, peraturan Agar tujuan penelitian dapat tercapai dan norma yang berlaku dalam maka variabel harus didefinisikan dengan menunaikan tugas dan tanggung jelas dan menyebutkan indikator- jawab. Disiplin guru tersebut diukur dindikatornya, cara pengukurannya, dan dengan indikator-indikator sebagai skala atau kategori penilaian yang berikut : digunakan. Berikut ini adalah definisi a. Kehadiran di sekolah operasional masing-masing variabel. b. Ketepatan waktu mengajar 1. Variabel bebas (X) yakni c. Persiapan mengajar yaitu silabus, pelaksanaan supervisi kepala sekolah RPP adalah suatu usaha untuk d. Kegiatan belajar mengajar antara mewujudkan kemajuan sekolah yang lain alat peraga, buku penunjang, bersifat teratur dan kontinyu dengan buku absen siswa, daftar nilai, dan jalan membina, memperbaiki, lain-lain. meningkatkan kedisiplinan guru dalam pelaksanaan proses belajar Teknik Pengumpulan Data mengajar untuk mempertinggi mutu Adapun proses pengumpulan data pendidikan yang diberikan kepada dalam penelitian ini dilakukan dengan siswa. Pelaksanaan supervisi kepala prosedur sebagai berikut : sekolah diukur dengan indikator- 1. Survey Pendahuluan indikator sebagai berikut : Dalam kegiatan ini, penelitian a. Prinsip konstruktif dilakukan dengan mengumpulkan b. Prinsip kreatifitas data-data intern perusahaan di c. Prinsip kooperatif antaranya adalah profil SDN d. Prinsip demokrasi Ngagelrejo II Wonokromo Surabaya. e. Prinsip kontinyuitas 2. Dokumentasi f. Prinsip ilmiah Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau 2. Variabel terikat (Y) yakni disiplin variabel yang berupa catatan, guru adalah suatu sikap mental transkrip, buku, surat kabar, majalah, seoang guru yang mengandung prasasti, notulen rapat, legger, agenda kesadaran dan kerelaan untuk 22
  • 23. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN dan sebagainya (Suharsimi, 2002 : sesuai skor yang telah ditentukan. 236). Pelaksanaan supervisi kepala sekolah Dalam penelitian ini teknik dan disiplin guru diberi skor tinggi, dokumentasi digunakan untuk sedang dan rendah. Skor tinggi jika mencatat indikator disiplin guru. penjumlahan dari hasil penilaian 3. Kuesioner mencapai >75%, skor sedang jika Dalam penelitian ini digunakan penjumlahan dari hasil penilaian kuesioner tertutup dengan skala mencapai 56-75%, dan rendah jika Likert. Menurut Arikunto (1998:151) penjumlahan dari hasil penilaian kuesioner tertutup adalah <56%. kuesioner yang telah disediakan 4. Uji Hipotesis jawabannya sehingga responden Uji hipotesis berfungsi untuk tinggal memilih jawaban pada kolom menjawab hipotesa yang telah yang sudah disediakan dengan diajukan sebelumnya. Uji ini memberi tanda cross (x). Dalam sekaligus juga menjawab rumusan penelitian ini kuesioner digunakan masalah yang telah ditulis pada Bab I. untuk megambil data tentang Uji yang digunakan dalam penelitian pelaksanaan supervisi kepala sekolah. ini adalah uji Regresi Sederhana dengan rumus persamaan regresi Teknik Analisis Data sederhana : Data yang telah terkumpul Y = a + bX kemudian dilakukan analisis dengan Y = Disiplin guru urutan analisa sebagai berikut : X = Pelaksanaan supervisi kepala 1. Coding, adalah memberi kode pada sekolah lembar check list sesuai dengan a = Nilai konstanta kategori yang telah ditentukan. b = Nilai arah sebagai penentu 2. Tabulating, Tabulating adalah ramalan (prediksi) yang mentabulasi seluruh data hasil chek menunjukkan nilai peningkatan list ke dalam tabel-tabel yang (+) atau nilai penurunan (–) diperlukan sehingga mudah dibaca. variabel Y. 3. Skoring, Skoring adalah memberi skor dari kategori-kategori tersebut 23
  • 24. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Dalam penelitian ini perhitungan HASIL PENELITIAN regresi dilakukan dengan bantuan Tabel 1 program SPSS for Windows. Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Langkah menguji hipotesis : Pelaksanaan Supervisi Kepsek a. Membuat Ha dan Ho dalam Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Kurang 3 16,7 16,7 16,7 bentuk kalimat : Cuku 13 72,2 72,2 88,9 Baik 2 11,1 11,1 100,0 Ha : Terdapat pengaruh Total 18 100,0 100,0 pelaksanaan supervisi Tabel 1 menunjukkan dari 18 guru kepala sekolah terhadap sebagai responden dalam menanggapi disiplin guru pelaksanaan supervisi kepala sekolah Ho : Tidak terdapat pengaruh 72,2% menyatakan cukup, 16,7% pelaksanaan supervisi menyatakan kurang, dan 11,1% masing kepala sekolah terhadap menyatakan baik. disiplin guru b. Kaidah pengujian signifikansi : Tabel 2 Disiplin Guru di SDN Ngagelrejo Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ha II/397 Kec. Wonokromo Kota Surabaya diterima dan Ho ditolak artinya Disiplin Guru terdapat pengaruh pelaksanaan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent supervisi kepala sekolah terhadap Valid Cukup 3 16,7 16,7 16,7 Baik 15 83,3 83,3 100,0 Total disiplin guru. 18 100,0 100,0 Jika Fhitung < Ftabel maka Ha Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa ditolak dan Ho diterima artinya disiplin guru dalam melaksanakan tidak terdapat pengaruh tugasnya sebagian besar (83,3%) baik, pelaksanaan supervisi kepala dan 16,7% cukup. sekolah terhadap disiplin guru. Analisis Data Hasil Pengujian Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrument valid berarti alat ukur yang 24
  • 25. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN digunakan untuk mendapat data itu valid. Hasil Uji Reliabilitas Dalam uji validitas ini suatu butir Suatu alat ukur dikatakan reliabel pernyataan dikatakan valid jika corrected atau handal, jika alat itu dalam mengukur item total correlation lebih besar dari suatu gejala pada waktu yang berbeda 0,468 (untuk jumlah responden 18 orang senantiasa menunjukkan hasil yang relatif df = 16) sebagaimana tabel r produk sama. Untuk menguji reliabilitas suatu momen terlampir. Hasil pengujian instrument dapat digunakan uji statistic validitas terhadap variabel pelaksanaan Cronbach Alpha (α), dimana suatu alat supervisi kepala sekolah dapat dilihat ukur dikatakan reliabel jika nilai sebagai berikut : Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil pengujian reliabilitas terhadap Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel variabel pelaksanaan supervisi kepala Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah sekolah diperoleh alpha sebesar 0,8773 Corrected lebih besar dari 0,6 sehingga dapat Pernya- item total Keterangan diputuskan bahwa item kuesioner telah taan correlation reliabel. 1 0,720 Valid 2 0,692 Valid Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana 3 0,623 Valid Untuk mengetahui ada atau tidaknya 4 0,668 Valid pergaruh antara variabel bebas 5 0,612 Valid pelaksanaan supervisi kepala sekolah (X) 6 0,622 Valid terhadap variabel terikat yang dalam hal Sumber : Hasil Olah Data SPSS ini adalah disiplin guru (Y), maka Dari tabel di atas dapat diketahui digunakan analisis model regresi linier bahwa untuk item pernyataan variabel sederhana dengan model persamaan pelaksanaan supervisi kepala sekolah, sebagai berikut : corrected item total correlation yang Y = α + bX1 diperoleh untuk seluruh item pernyataan Dimana : adalah lebih besar dari 0,468 hal tersebut Y = Disiplin guru berarti bahwa secara keseluruhan item X = Pelaksanaan supervisi kepala pernyataan mengenai pelaksanaan sekolah supervisi kepala sekolah adalah valid. b = koefisien regresi X 25
  • 26. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (Sebagaimana r tabel Product Moment Output perhitungan dengan program pada df = 16 terlampir). SPSS for Windows seperti terlihat dalam Correlations Pelaksanaan gambar berikut. Supervisi Disiplin Guru Kepsek Pears on Correlation Disiplin Guru 1,000 ,521 ANOVA b Pelaksanaan ,521 1,000 Sum of Supervisi Keps ek Model Squares df Mean Square F Sig. a Sig. (1-tailed) Disiplin Guru , ,013 1 Regression ,680 1 ,680 5,975 ,026 Res idual 1,820 16 ,114 Pelaksanaan ,013 , Total Supervisi Keps ek 2,500 17 a. Predictors: (Constant), Pelaks anaan Supervisi Kepsek N Disiplin Guru 18 18 b. Dependent Variable: Dis iplin Guru Pelaksanaan 18 18 Supervisi Keps ek Gambar 1 Uji F Gambar 4.2 Pearson Correlations Gambar 4.3 di atas menunjukkan Besarnya pengaruh atau kontribusi hasil uji F dengan program SPSS for tingkat pendidikan terhadap Windows, dengan Fhitung sebesar 5,975. perkembangan perusahaan dapat dilihat Angka ini selanjutnya dibandingkan pada gambar Uji t berikut ini. dengan Ftabel df = 16 sebagaimana Tabel Coefficients a F pada lampiran (Critical Values for the Uns tandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. F Distribution α=0,05). Tabel F dengan 1 (Cons tant) 2,112 ,305 6,915 ,000 Pelaksanaan ,371 ,152 ,521 2,444 ,026 Supervisi Keps ek df = 16 dan n =1 diperoleh Ftabel = 4,49. a. Dependent Variable: Dis iplin Guru Sehingga Fhitung = 5,975 > Ftabel = 4,49. Gambar 4.3 Uji t Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Sebagaimana Uji F di atas yang terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi menunjukkan adanya pengaruh, Uji t juga kepala sekolah terhadap disiplin guru. seperti pada Gambar 4.3 memperlihatkan Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung thitung sebesar 2,444 > ttabel sebesar 2,120 = 0,026 jauh di bawah 0,05, yang (sebagaimana Critical Value for the t menandakan pengaruh yang signifikan. Distribution terlampir) artinya terdapat Selain adanya pengaruh yang pengaruh pelaksanaan supervisi kepala signifikan, pada uji korelasi juga terlihat sekolah terhadap disiplin guru. adanya korelasi positif antar kedua Untuk menunjukkan besarnya variabel seperti tampak pada Gambar 4.2. pengaruh atau kontribusi pelaksanaan Hasil Pearson Correlation sebesar 0,521 supervisi kepala sekolah terhadap disiplin lebih dari rtabel sebesar 0,468 guru dapat dilihat koefisien regresi 26
  • 27. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (unstandarized coefficients Beta) pada Hasil uji regresi linier sederhana gambar 4.2 sebesar 0,589. Selanjutnya menunjukkan adanya pengaruh sesuai dengan rumus regresi sederhana pelaksanaan supervisi kepala sekolah dapat dimasukkan angka-angka tersebut terhadap disiplin guru. Adanya pengaruh sebagai berikut : ini menunjukkan betapa pentingnya Y = a + bX pelaksanaan supervisi kepala sekolah. = 2,112 + 0,371 Dalam kaitan pentingnya Selanjutnya berdasarkan persamaan pelaksanaan supervisi kepala sekolah di atas deskripsi pengaruh pelaksanaan terhadap disiplin guru, Soewadji supervisi kepala sekolah terhadap disiplin (1980:33) menyatakan supervisi guru berdasarkan unstandarized merupakan rangsangan, bimbingan atau coeffisients beta adalah sebagai berikut: bantuan yang diberikan kepada guru-guru 1) Konstanta sebesar 2,112 menyatakan agar kemampuan profesionalnya semakin bahwa jika variabel pelaksanaan bertambah, sehingga situasi belajar supervisi kepala sekolah dianggap mengajar lebih efektif dan efisien. konstan (tidak ada upaya supervisi), Kemampuan profesional tidak lepas dari maka disiplin guru sebesar 2,112 disiplin guru, dikatakan profesional point. berarti seorang guru juga bisa 2) Koefisien regresi pelaksanaan melaksanakan disiplin dengan baik. supervisi kepala sekolah sebesar Baharudun Harahap menjelaskan 0,371 menyatakan bahwa setiap masalah supervisi dalam administrasi peningkatan 1 poin pelaksanaan pendidikan adalah pembinaan supervisi kepala sekolah akan administrasi atau kepegawaian, yaitu meningkatkan disiplin guru sebesar masalah pengaturan, penyusunan dan 0,371 poin. Jika angka tersebut penyimpanan data sebagai dasar dikalikan 1000, deskripsinya menjadi dukungan keputusan mutasi yang setiap ada upaya pelaksanaan menyangkut kepentingan pegawai dalam supervisi kepala sekolah sebesar 1000 kedudukan sebagai seorang Pegawai poin maka akan meningkatkan Negeri Sipil. Sedangkan yang dimaksud disiplin guru sebesar 371 point. data di sini meliputi dokumen perorangan maupun data hasil olahan atau laporan. Laporan yaitu kartu merah, Daftar 27
  • 28. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang dilaksanakan atas kerja sama antara dan selain itu untuk mengetehui kepala sekolah dan guru, sehingga bagaimana kenaikan pangkat para guru terjalin kehamonisan kerja yang baik, atau pegawai dan pembagian tugasnya. saling mengisi dan menyadari Apalagi jika pelaksanaan supervisi kekurangan masing-masing. Supervisor kepala sekolah yang memenuhi prinsip- tidak dianggap momok yang menakut- prinsip yang telah ditentukan maka nakuti, namun di sini sebagai pemimpin semakin jelas hasilnya terhadap disiplin mereka yang harus bias membantu guru. Prinsip konstruktif misalnya, bahwa kelancaran tugas para guru. pelaksanaan bersifat membangun yaitu Prinsip demokrasi dilaksanakan oleh harus tampak perbedaan antara sebelum kepala sekolah tidak hanya atas diadakan supervisi dengan sesudah kemampuannya, tetapi juga ternyata perlu supervisi yaitu makin majunya dalam mempertimbangkan kemauan/pendapat suatu hal pengetahuan, sikap atau nilai para guru. Kepala Sekolah sebagai dan ketrampilan, profesi. Maka supervisor menghargai kepribadian guru, maksudnya, supervisor hendaknya dalam pembicaraan bersama ia harus menyadari sepenuhnya bahwa setiap guru memberi kesempatan kepada guru untuk pasti mempunyai kelebihan dan mengeluarkan pendapatnya dalam kekurangan. mengambil keputusan. Keputusan yang Prinsip kreativitas juga tidak kalah diambil hendaknya dengan jalan penting, Dolok Saribu dan Berlian T. musyawarah. Simbolon (1984:236) mengemukakan Prinsip kontinyuitas yaitu bahwa supervisi hendaknya mendorong melaksanakan terus-menerus secara guru untuk berinisiatif, melalui supervisi teratur, tidak hanya karena akan ada hendaknya guru dapat memperoleh inspeksi atasan, sehingga para guru sudah pengetahuan, juga berkreasi atau terbiasa bekerja dengan teratur disertai mencipta dengan sikap atau nilai dan dengan rasa disiplin dan tanggung jawab. ketrampilan guru atas inisiatif sendiri Prinsip ilmiah menurut Made tidak bergantung kepada kepala sekolah Pidharta (1986:39) bahwa supervisi atau pemimpinannya. dilaksanakan hendaknya dengan Sedangkan prinsip kooperatif, juga sistematika, objektif dan berdasarkan data telah dikembangkan oleh kepala sekolah atau informasi. Dalam hal ini tugas 28
  • 29. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN supervisi diharuskan pada pembinaan DAFTAR PUSTAKA guru-guru. Supervisi berpegang pada tujuan sekolah, koordinasi merode belajar Ametembun, Drs.M.A, “Supervisi dan kualifikasi dengan segala aktifitasnya Pendidikan”, Penerbit IKIP yang sudah ditentukan secara jelas. Bandung, 1975 Ametembun, Drs.M.A, “Manajemen SARAN Kelas”, Terbitan Ketiga Penerbit IKIP Bandung, 1981 1. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis seyogyanya dilaksanakan sebaik- Multivariate dengan Program baiknya sehingga lebih meningkatkan SPSS. Badan Penerbit Undip, disiplin guru. Semarang. 2002. 2. Guru hendaknya ikut mensukseskan Hendyat Sutopo, Dr., “Ikhtiar Teknik pelaksanaan supervisi kepala sekolah Penilaian Pendidikan”, Penerbit agar kegiatan proses belajar mengajar IKIP Bandung, 1984 lebih meningkat dan bermutu. Ismed Syarif, Drs dan Nawas Riza, Drs., 3. Bagi pihak-pihak terkait khususnya “Administrasi Pendidikan pemerintah hendaknya Dasar”, Penerbit Departemen memperhatikan pelaksanaan supervisi Pendidikan dan Kebudayaan, kepala sekolah dan membantu 1976 memberikan instrumen yang valid M. Ngalim Purwanto, Drs.M.P., dan handal. “Pyskologi Pendidikan”, Penerbit PT. Rosda Karya Bandung 1990 M. Dimyati Mahmud, “Psykologi Pendidikan”, Suatu Pendekatan Terapan Edisi I Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta Sutrisno Hadi, Prof. Dr. M.A., “Metodologi Reseach”, Jilid II Penerbit FKP IKIP Yogyakarta 1967 29
  • 30. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Suhertin, Drs. Dan Nata Her, Drs Departeman Pendidikan dan Kebudayaan “Supervisi Pendidikan”, Dalam “Buku II Petunjuk Administrasi Rangka Program Insenvice Sekolah Dasar”, tahun 1989 Education, Penerbit IKIP Malang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1971 Wilayah Jawa Timur “Media S. Nasution, Prof.Dr.M.A “Didaktik dan Pendidikan”, Nomor 3 Edisi Mei Azas-Azas Kurikulum”, Penerbit 1991 Jemara Bandung 1989 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Westy Sumanto, Drs dan Hendyat Sutopo dan Pengembangan Bahasa “Kepemimpinan Pendidikan”, Indonesia “Kamur Besar Bahasa Peberbit Usaha Nasional Indonesia”, Penerbit Balai Surabaya 1982 Pustaka 1989 Subari, Drs “Supervisi Pendidikan”, TAP MPR No. II/MPR/1993 “Garis- Dalam Rangka Perbaikan Situasi Garis Besar Haluan” Negara Mengajar Penerbit Bumi Aksara 1993-1998, Penerbit Bina Pustaka Jakarta 1994 Surabaya 1989. 30
  • 31. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN BANJARSARI GRESIK Etiyasningsih*) Abstrak, Disiplin merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Agar guru dapat berhasil dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, maka guru tersebut harus mentaati dan menyadari akan pentingnya kedisiplinan. Kedisiplinan guru tentunya akan berimbas kepada para siswa, guru yang tidak atau kurang disiplin, siswanya pun akan cenderung tidak displin dan sebaliknya. Kedisplinan tidak hanya pada kehadiran guru semata, namun lebih dari itu disiplin dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam hal ini misalnya guru disiplin dalam membuat persiapan mengajar, Silabus, RPP, menyiapkan buku-buku paket penunjang, alat peraga dan lain-lain. Dengan kedisiplinan guru yang tinggi siswa akan lebih semangat belajar dan mendapatkan urutan materi pelajaran yang sistematis, hal ini akan meningkatkan prestasi belajarnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh disiplin guru terhadap prestasi belajar. Penelitian ini merupakan jenis regresional. Populasinya adalah seluruh guru di SDN Banjarsari Cerme Gresik berjumlah 20 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu sesuai dengan kebutuhan dan yang tidak diikutkan adalah guru komputer, diperoleh responden sebanyak 19 orang. Data dikumpulkan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara dengan instrumen check list. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh disiplin guru terhadap prestasi belajar digunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 6,171. > Ftabel = 4,45. Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan disiplin guru terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,024 jauh di bahwa 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan para guru dapat menjalankan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab, disiplin, jujur, dan penuh didekasi, karena dengan sikap-sikap tersebut sangat membantu dalam tercapainya prestasi belajar siswa, selain itu hendaknya juga lebih memperhatikan kehadiran, persiapan mengajar dan proses kegiatan belajar mengajar. Bagi kepala sekolah dapat memberi motivasi agar para guru lebih disiplin dengan memberi stimulus yang proporsional. Kata Kunci : Disiplin Guru, Prestasi Belajar Siswa *) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik 31
  • 32. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 32
  • 33. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDAHULUAN Guru kelas sebagai administrator menempati posisi yang sangat penting Kita semua menyadari bahwa untuk karena memikul tanggung jawab untuk mencapai tujuan pendidikan sangatlah meningkatkan dan mengembangkan berat, lebih-lebih pada saat sekarang ini. kemajuan sekolah secara keseluruhan. Sebenarnya telah banyak usaha Sedangkan murid dan guru yang menjadi pemerintah, dan aspek pendukung, guna komponen penggerak aktifitas kelas harus terwujudnya tujuan pendidikan tersebut. didayagunakan secara maksimal agar Untuk mewujudkan tujuan dapat tercapai suatu kesatuan yang pendidikan tersebut pemerintah berusaha dinamis di dalam organisasi sekolah. melak-sanakan kegiatan antara lain, (1) Pada dasarnya sekarang ini banyak Menyempurnakan sistem pendidikan, (2) para guru yang kurang siap dalam Memperluas kesempatan untuk mem- mengajar, dikarenakan guru tersebut peroleh pendidikan, (3) Sarana dan belum membuat persiapan mengajar, dan prasarana pendidikan terus juga melanggar tata tertib. disempurnakan dan ditingkatkan serta Disiplin merupakan salah satu faktor lebih didayagu-nakan, (4) Meningkatkan yang sangat penting. Agar guru dapat jumlah guru dan mutunya, baik formal berhasil dalam melaksanakan tugas dan maupun non formal serta terus kewajibannya, maka guru tersebut harus ditingkatkan pengembangan karier dan mentaati dan menyadari akan pentingnya kesejahteraannya. kedisiplinan. Karena gurulah yang ikut Mengelola pendidikan tidak semudah bertanggung jawab dalam keberhasilan yang kita bayangkan selama ini, sebab penyelenggaraan kegiatan belajar pendidikan berperan penting sebagai alat mengajar di sekolah, agar selalu berupaya atai tempat untuk membentuk manusia untuk meningkatkan keberhasilan prestasi Indonesia dan sebagai warga masyarakat belajar siswa. Selain itu para guru sekaligus sebagai warga Negara yang hendaknya selalu memberikan bimbingan berbudi pekerti luhur, beriman dan taqwa dan pengajaran secara baik dengan selalu terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta berpedoman pada petunjuk dan berkemampuan dan mempunyai peraturan-peraturan yang telah ditetapkan ketrampilan dasar untuk bekal pendidikan oleh pemerintah, dalam hal ini selanjutnya dan bekal hidup di Departemen Pendidikan Nasional. masyarakat. 33
  • 34. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kedisiplinan guru tentunya akan Banjarsari Cerme Gresik berjumlah 20 berimbas kepada para siswa, guru yang orang. tidak atau kurang disiplin, siswanya pun akan cenderung tidak displin dan Penentuan Sampel sebaliknya. Kedisplinan tidak hanya pada Pengambilan sampel ini didasari kehadiran guru semata, namun lebih dari pendapat Arikunto (1998:120-121) itu disiplin dalam melaksanakan proses berikut : “Untuk sekedar ancer-ancer belajar mengajar. Dalam hal ini misalnya maka apabila subjeknya kurang dari 100, guru disiplin dalam membuat persiapan lebih baik diambil semua sehingga mengajar, Silabus, RPP, menyiapkan penelitiannya merupakan penelitian buku-buku paket penunjang, alat peraga populasi. Selanjutnya jika jumlah dan lain-lain. Dengan kedisiplinan guru subyeknya besar dapat diambil antara 10- yang tinggi siswa akan lebih semangat 15% atau lebih tergantung setidak- belajar dan mendapatkan urutan materi tidaknya dari : a) kemampuan peneliti pelajaran yang sistematis, hal ini akan dari waktu, tenaga dan dana, b) Sempit meningkatkan prestasi belajarnya. luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut METODE PENELITIAN banyak sedikitnya data, c) Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Deskripsi Populasi Untuk penelitian yang risikonya besar, Arikunto (2002) menyatakan bahwa tentu saja jika sampel besar, hasilnya populasi adalah obyek yang akan diteliti akan lebih baik.” hasilnya, dianalisis, disimpulkan dan Sugiyono (2009:124) menyatakan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh jumlah sampel tergantung dari tingkat populasi itu. Sudjana (1996) menjelaskan ketelitian atau kesalahan yang popupasi adalah totalitas semua nilai dikehendaki, misalnya tingat kesalahan yang mungkin, hasil menghitung atau 1%, 5%, 10% atau lainnya. Makin besar pengukuran, kuantitatif, atau kualitatif tingkat kesalahan makin kecil sampel. mengenai karateristik tertentu dari semua Rumus untuk menghitung ukuran sampel anggota kumpulan yang lengkap dan dari populasi yang diketahui jumlahnya jenis yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. adalah : Penelitian ini dilakukan dengan s = mengambil populasi seluruh guru di SDN 34
  • 35. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa jawab. Disiplin guru tersebut diukur 1%, 5%, 10% dengan indikator-indikator sebagai P = Q = 0,5 d = 0,05 s = jumlah berikut : sampel a. Kehadiran di sekolah b. Ketepatan waktu mengajar Namun dari rumus tersebut telah c. Persiapan mengajar yaitu silabus, dihitung untuk populasi-populasi dengan RPP jumlah tertentu mulai 10 hingga d. Kegiatan belajar mengajar antara 1.000.000 oleh Sugiono (2009:126) lain alat peraga, buku penunjang, sebagaimana tabel terlampir. Untuk buku absen siswa, daftar nilai, dan jumlah populasi 20 orang dengan taraf lain-lain. signifikan 0,05 diperoleh sampel 2. Variabel terikat prestasi belajar (Y) sebanyak 19 orang. Oleh karena itu yaitu suatu suatu hasil yang teah dalam penelitian ini Dari 19 orang ini dicapai setelah kegiatan belajar dipilih dengan teknik purposive sampling mengajar. Dalam penelitian ini, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan yang indikator yang digunakan adalah nilai tidak diikutkan adalah guru komputer. rata-rata hasil ulangan tiap mata pelajaran bagi guru mata pelajaran Definisi Operasional Variabel dan tiap kelas pada guru kelas. Agar tujuan penelitian dapat tercapai maka variabel harus didefinisikan dengan Teknik Pengumpulan Data jelas dan menyebutkan indikator- Adapun proses pengumpulan data dindikatornya, cara pengukurannya, dan dalam penelitian ini dilakukan dengan skala atau kategori penilaian yang prosedur sebagai berikut : digunakan. Berikut ini adalah definisi 1. Survey Pendahuluan operasional masing-masing variabel. Dalam kegiatan ini, penelitian 1. Variabel bebas (X) yakni disiplin dilakukan dengan mengumpulkan guru adalah suatu sikap mental data-data intern perusahaan di seoang guru yang mengandung antaranya adalah profil SDN kesadaran dan kerelaan untuk Banjarsari Cerme Gresik. mematuhi semua ketentuan, peraturan 2. Dokumentasi dan norma yang berlaku dalam Teknik dokumentasi adalah menunaikan tugas dan tanggung mencari data mengenai hal-hal atau 35