Jurnal ini membahas pengaruh penerapan Model Pengembangan Instruksional (MPI) dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar matakuliah Microteaching. Penelitian menemukan adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan MPI dan non MPI, serta perbedaan gaya belajar menyebabkan perbedaan hasil belajar. Terdapat juga interaksi antara gaya belajar dengan MPI yang mempengaruhi hasil belajar. Hasil penelitian ini dapat
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
Jurnal 2 upload
1. ISSN 2089-4554
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
“JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”
Diterbitkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Gresik
Gresik
Jendela Volume Nomor Halaman Juni
Pendidikan 2 1 1-89 2012
1
2. ISSN 2089-4554
Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
“JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”
DAFTAR ISI
PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL (MPI) DAN GAYA
BELAJAR MAHASISWA, TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH
MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK 5 - 16
Siti Bariroh
STUDI TENTANG PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA
SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO SURABAYA
Sri Sundari 17 - 29
PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN
BANJARSARI GRESIK
Etiyasningsih 31 - 43
TELAAH KRITIS PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EDUCATION FOR ALL)
DALAM KONTEKS MANAJEMEN PENDIDIKAN
Soesetijo 45 - 66
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN, PROFESIONALISME
DOSEN TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT
Ana Tjindi Rochmawati 67 - 77
HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG JABATAN GURU DAN
KOMITMEN GURU PADA LEMBAGA DENGAN KINERJA GURU
Retno Indah Rahayu 77-89
Gresik
Jendela Volume Nomor Halaman
KATA PENGANTAR Juni
Pendidikan 2 1 1-89
2012
2
3. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan bisa hadir di kalangan
pendidikan.
Jurnal Jendela Pendidikan berisi tentang sejumlah artikel penelitian baik
artikel bersifat empiris atau laporan penelitian maupun artikel yang bersifat kajian
teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari kalangan akademisi atau
dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik yang akan
dipublish pada para pemangku pendidikan dan masyarakat luas khususnya para
pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi utama keberadaan Jurnal Jendela
Pendidikan sebagai media komunikasi dan informasi yang bersifat ilmiah.
Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun
birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan
ide serta gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama
Jurnal Jendela Pendidikan bermanfaat bagi kita semua.
Gresik, Juni 2012
Redaksi
Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan
kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan
3
4. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JENDELA PENDIDIKAN
JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Pelindung
Rektor Universitas Gresik
Penasehat
Dekan FKIP
Pimpinan Redaksi
Hj. Sri Sundari, S.Pd., M.Pd
Dewan Redaksi
Prof. Dr. H. Sukiyat, SH, M.Si
Dr. Soesetijo, M.Pd
Dra. Hj. Siti Bariroh, M.Pd
Drs. Syaiful Khafid, M.Pd
Redaktur Pelaksana
Dra. Adrijanti, M.Pd
Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd
Etiyasningsih, S.Pd.,M.Pd
Sekretariat Penerbit
Ahmad Faizin, S.S
Alamat Penerbit / Redaksi
Kampus Universitas Gresik
Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik
Telp/Fax (031) 3978628
Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan
kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan
4
6. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL (MPI) DAN
GAYA BELAJAR MAHASISWA, TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH
MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK
Siti Bariroh*)
Abstrak, Upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, diperlukan
adanya perancangan dan pengembangan materi pembelajaran, yang merupakan fungsi
yang sangat penting dalam teknologi pembelajaran. Seels Richey (dalam Amir, 2000)
mengatakan bahwa kawasan teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolan dan evaluasi. Pengembangan desain materi pembelajaran
microteaching ini adalah upaya untuk memenuhi salah satu fungsi ranah teknologi
pembelajaran, yaitu ranah pengelolaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
jawaban dari pertanyaan "Apakah ada perbedaan hasil belajar, yang diajarkan dengan
menggunakan Model Pengembangan Instruksional (MPI) dan yang non MPI?". Apakah
Model Pengembangan Instruksional dengan Gaya Belajar yang dimiliki mahasiswa,
membedakan hasil belajar mereka? Dan apakah ada interaksi antara gaya mengajar dan
MPI terhadap hasil belajar matakuliah Microteaching, mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Gresik.
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket gaya belajar, dan test hasil
belajar. Analisa data yang digunakan adalah analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu
untuk menguji hipotesa 1, hipotesa 2 dan hipotesa 3. Dari hasil penelitian diketahui
adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan MPI dan non MPI, dan perbedaan
gaya belajar menyebabkan perbedaan hasil belajar, serta terdapat pula interaksi antara
gaya belajar dengan MPI.
Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai alternatif model
pengembangan pembelajaran, dengan lebih memperhatikan perbedaan individu (gaya
belajar) untuk mengakomodasi kebutuhan belajar mereka, sehingga tercapai hasil belajar
yang baik.
Keyword : Model Pengembangam Instruksional (MPI), Gaya Belajar, dan Hasil Belajar
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik
6
7. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDAHULUAN petunjuk penggunaan bahan ajar, ada soal
latihan, jawaban latihan, test, petunjuk
Hasil belajar seseorang, tidak terlepas bagi siswa menuju kegiatan berikutnya.
dari pengaruh berbagai faktor, di Penggunaan model pengembangan
antaranya adalah faktor eksternal, yang Instruksional (MPI) didasarkan atas
menyangkut pengembangan program pemikiran bahwa model ini menggunakan
pembelajaran dan strategi penyampaian pendekatan sistem, dengan langkah
atau proses pembelajaran. langkah yang lengkap, sehingga dapat
Dalam aktivitas pengajaran terkan- digunakan untuk merancang
dung aktivitas (1) Merancang pembela- pembelajaran baik untuk pembelajaran
jaran, (2) Menyajikan pembelajaran, (3) klasikal maupun individual.
Mengevaluasi pembelajaran. Ketiganya Faktor lain yang juga dapat
akan terkait dalam satu proses dan saling mempengaruhi hasil belajar adalah faktor
mempengaruhi terhadap hasil belajar. internal dari dalam siswa / mahasiswa itu
Upaya meningkatkan efisiensi dan sendiri. Salah satu dari faktor internal itu
efektivitas pembelajaran, diperlukan adalah karakteristik siswa yang
adanya perancangan dan pengembangan berhubungan dengan cara mereka
materi pembelajaran, yang merupakan menerima dan mengolah informasi, dan
fungsi yang sangat penting dalam merespons informasi serta berinteraksi
teknologi pembelajaran. dalam proses pembelajaran.
Seels Richey (dalam Amir, 2000) Setiap orang mempunyai potensi
mengatakan bahwa kawasan teknologi yang sama untuk unggul dalam
pembelajaran meliputi desain, pengem- pembelajaran, yang diperlukan adalah
bangan, pemanfaatan, pengelolan dan menemukan gaya belajar yang sesuai dan
evaluasi. Pengembangan desain materi tepat bagi sesorang untuk
pembelajaran microteaching ini adalah memaksimalkan efisiensi
upaya untuk memenuhi salah satu fungsi pembelajarannya. Deporter dan Hernacki
ranah teknologi pembelajaran, yaitu (2000), Syahid (2002), mengungkapkan
ranah pengelolaan. Dick dan Carey bahwa , gaya belajar adalah kunci untuk
(1990) mengungkapkan bahwa desain mengembangkan kinerja dalam
materi pembelajaran sebaiknya menarik, pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi
isinya sesuai dengan tujuan khusus antar pribadi. Gaya belajar akan dapat
pembelajaran, urutannya tepat, ada memberi kemudahan kepada seseorang
7
8. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
untuk menyerap dan mengelola 4) Hasil penelitian akan memberikan
informasi. manfaat nyata bagi peneliti
Keinginan untuk membantu sendiri,atau pihak lain yang seprofesi
mahasiwa dalam memahami materi dalam usaha meningkatkan Kualitas
matakuliah Microteaching, dan untuk pembelajaran dalam arti yang luas.
memudahkan penyampaian bahan ajar
kepada mahasiswa secara lengkap dan KERANGKA TEORITIS
sistematis, serta ingin mengetahui Microteaching diartikan sebagai cara
pengaruh desain materi pembelajaran latihan ketrampilan mengajar dalam
berdasarkan Model Pengembangan lingkup kecil/ terbatas. MC Laughlin &
Instruksional dan gaya belajar terhadap Moulton mengemukakan " Microteaching
hasil belajar mahasiswa, mendorong has been performent part of teaching
peneliti ingin meneliti masalah tersebut. process, so that the traince can master
Ada beberapa alasan utama peneliti each component one By one in a
memilih masalah ini : simplifed teaching situation".
1) Peneliti terlibat langsung membina MC .Knight (1979) mengemukakan
matakuliah Microteaching, di "Microteaching has been described AS
Fakultas Keguruan dan Ilmu scaled down teaching encounter
Pendidikan Universitas Gresik. desingned to developernya new skill and
Sehingga memungkinkan untuk refine old one".
terlibat langsung dalam interaksi Dari pengertian di atas, dapat
dengan mahasiswa . dipahami bahwa microteaching adalah
2) Sejauh ini, masalah desain materi sebuah model pengajaran yang dikecilkan
pembelajaran, khususnya di atau disebut dengan "real teaching"
Universitas Gresik belum banyak (AAllen and Ryan,1969). Jumlah
diteliti, sementara peneliti meyakini pesertanya berkisar antara 5 sampai 10
bahwa perbaikannya kualitas orang, ruang kelasnya terbatas, waktu
Pembelajaran dapat diawali dari pelaksanaannya berkisar antara 10 sampai
pengembangan desain pembelajaran. 15 menit, terfokus pada ketrampilan
3) Literatur yang berkaitan dengan mengajar tertentu, dan pokok bahasannya
penelitian ini, cukup mendukung disederhanakan.
peneliti dalam mengkaji landasan- Tujuan diselenggarakannya pembela-
landasan teori. jaran micro menurut T. Gilarso, dibagi
8
9. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
dua yaitu untuk melatih kemampuan dan Ada lima langkah yang dapat ditempuh
ketrampilan keguruan (tujuan umum), dalam pembelajaran micro yaitu:
dan untuk melatih calon guru supaya 1) Pengenalan (pemahaman) konsep
trampil dalam membuat desin pembelajaran micro
pembelajaran, mendapatkan profesi 2) Penyajian model dan diskusi
keguruan dan menumbuhkan rasa percaya 3) Perencanaan/persiapan mengajar
diri (tujuan khusus). 4) Praktek mengajar
Dwigh Allen, mengatakan, tujuan 5) Diskusi feed back / umpan balik.
Microteaching bagi calon guru adalah :
1) Memberi pengalaman mengajar yang MODEL PENGEMBANGAN
nyata dan latihan sejumlah INSTRUKSIONAL
ketrampilan dasar mengajar. Beberapa definisi mengenai desain
2) Calon guru dapat mengembangkan pembelajaran antara lain Reigeluth
ketrampilan mengajarnya sebelum (1983:7 dalam Boy Soedarmadji, 2002)
mereka terjun ke lapangan. menyatakan bahwa desain pembelajaran
3) Memberikan kemungkinan bagi calon lebih memperhatikan pada pemahaman ,
guru untuk mendapatkan bermacam- pengubahan, dan penerapan metode-
macam ketrampilan dasar mengajar. metode pembelajaran. Hal ini
Fungsi microteaching adalah sebagai mengarahkan kita, bahwa sebagai
sarana latihan dalam mempraktekkan seorang profesional, maka kita
ketrampilan mengajar, dan juga sebagai mempunyai tugas untuk memilih dan
salah satu syarat bagi mahasiswa yang menentukan metode apa yang dapat
akan mengikuti Praktek Mengajar di dipergunakan, dan mempermudah
lapangan (PPL). Sasaran akhir yang akan penyampaian bahan ajar, agar dapat
dicapai dalam microteaching adalah diterima dengan mudah oleh siswa.
terbinanya calon guru memiliki Lebih lanjut, Shaner (dalam
pengetahuan tentang proses Suparman, 1997:29) menytakan bahwa
pembelajaran, serta memiliki sikap dan desain Instruksional adalah perencanaan
perilaku baik sebagai seorang guru. secara akal sehat untuk mengidentifikasi
masalah tersebut , dengan menggunakan
Langkah-Langkah Prosedur Pembelajaran suatu rencana terhadap perencanaan,
Micro evaluasi, uji coba, umpan balik, dan
hasilnya. Hal ini diperjelas dengan
9
10. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
pendapat Suparman (1997:31), suatu GAYA BELAJAR
proses yang sistematik dalam Thomas L Madden (2002) mengemu-
mengidentifikasikan masalah, mengem- kakan bahwa salah satu cara untuk
bangkan bahan dan strategi Instruksional, membuka potensi luar biasa yang telah
serta mengevaluasi efektivitas dan terkunci dalam otak adalah dengan
efisiensinya dalam mencapai tujuan menemukan cara memasukkan informasi
Instruksional. ke dalam otak. Masuknya informasi ini
Rohani (2004:69) mendefinisikan dicapai melalui gaya belajar.
pengertian desain pengajaran sebagai Mengutip Deporter dan Hernacki
suatu pemikiran atau persiapan untuk (2000), Syahid (2002) mengungkapkan
melaksanakan tugas mengajar / aktivitas bahwa gaya belajar adalah kunci untuk
pengajaran dengan menerapkan prinsip mengembangkan kinerja dalam
prinsip pengajaran melalui langkah pekerjaan, disajikan dan dalam situasi
langkah pengajaran, perencanaan, antar pribadi. Gaya belajar akan dapat
pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka memberi kemudahan kepada seseorang
pencapaian tujuan pengajaran yang telah untuk menyerap dan mengelola
ditentukan. informasi. Seseorang akan lebih mudah
Pengertian Desain Pembelajaran belajar dan berkomunikasi dengan
Model Pembelajaran Instruksional (MPI) gayanya sendiri. Degeng (2000) dalam
adalah suatu bentuk model pembelajaran Syahid (2002) mengemukakan bahwa
yang menunjukkan urutan kegiatan yang gaya belajar, rentangan perhatian,
ditempuh orang dalam mendesain sistem ingatan, tahap perkembangan, dan
Instruksional, yang terdiri dari 8 langkah, kecerdasan pelajar, sangat bervariasi
yaitu menentukan kebutuhan Para ahli di bidang gaya belajar
Instruksional umum, dan merumuskan sepakat membagi secara umum ke dalam
tujuan umum, melakukan analisis dua katagori utama tentang bagaimana
instruksional, mengidentifikasi perilaku seseorang belajar. Pertama, bagaimana
dan karakteristik awal mahasiswa, seseorang menyerap informasi dengan
merumuskan TIK, menulis tes acuan mudah, dan kedua adalah cara seseorang
patokan, menyusun strategi Instruksional, dalam mengatur dan mengolah informasi.
mengembangkan bahan instruksional, Cara pertama disebut modalitas dan yang
mendesain dan melaksanakan sistem kedua disebut dominasi otak. Gaya
Instruksional. belajar seseorang adalah bagaimana cara
10
11. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
seseorang menyerap, kemudian mengatur 1. Gaya belajar visual, merupakan
dan mengolah informasi. Bagaimana cara kecenderungan seseorang akan lebih
menemukan modalitas yang disukai? mudah belajar atau menyerap
Deporte dan Hernacki (2002) informasi apabila materi
menjelaskan satu cara sederhana adalah pembelajarannya dikemas dalam
dengan mendengarkan petunjuk-petunjuk uraian tertulis (naratif) maupun dalam
dalam pembicaraan. Cara lain adalah bentuk matriks (gambar dan skema).
memperhatikan perilaku ketika 2. Gaya belajar auditorial, merupakan
menghadiri seminar atau lokakarya. kecenderungan individu akan lebih
Apakah tampaknya seseorang menyerap mudah dalam belajar atau menyerap
lebih banyak informasi dari membaca informasi apabila materi
makalah atau mendengarkan penyajinya? pembelajaran dikemas dalam bentuk
Berdasarkan uraian di atas uraian secara lesan.
dapatkah ditarik suatu pemahaman bahwa 3. Gaya belajar kinestetik, merupakan
gaya belajar adalah suatu kecenderungan kecenderungan individu akan lebih
yang dimiliki oleh seseorang dalam hal mudah dalam belajar bila materi pem-
bagaimana ia belajar dengan mudah, belajaran dikemas dengan memprak-
menyenangkan dan efisien dalam tekkan sesuatu secara langsung.
menyerap, mengatur dan mengolah
informasi, serta berinteraksi dengan HASIL BELAJAR
lingkungan.
Dalam membicarakan pengertian
Macam macam Gaya Belajar hasil atau prestasi belajar, tidak terlepas
Para ahli mempunyai pandangan dari pengertian belajar, karena hasil
berbeda dalam mengklasifikasikan gaya belajar merupakan hasil perubahan yang
belajar. Keefe (1987) membagi gaya dialami dalam peristiwa belajar. Menurut
belajar menjadi cognitive styles, affective WJS Purwadarminta, dalam Kamus
styles, dan psysiological styles. Bahasa Indonesia menyatakan, bahwa
Sedangkan DePorter dan Hernacki belajar adalah berusaha, berlatih dan
(2002), dan Madden (2002) membagi sebagainya, untuk mendapatkan
gaya belajar ke dalam tiga macam gaya kepndaian.
belajar, yaitu : Hasil Belajar adalah kemampuan
yang diperoleh seorang pembelajar dari
11
12. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
proses belajar yang ditempuh di suatu METODE PENELITIAN
sekolah atau lembaga pendidikan, yang
diperoleh melalui evaluasi belajar. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis
Hasil Belajar Matakuliah Microteaching penelitian kuantitatif, yaitu untuk
Tujuan umum mata kuliah membuktikan hipotesis.
microteaching adalah mempersiapkan penelitian ini, menggunakan 3 variabel,
mahasiswa calon guru untuk menghadapi yaitu desain model pembelajaran MPI,
tugas mengajar sepenuhnya di depan dan gaya belajar sebagai variabel bebas,
kelas dengan memiliki pengetahuan, dan hasil belajar sebagai varaiabel terikat.
ketram-pilan, kecakapan, dan sikap Rancangan ini dimaksudkan
sebagai Guru yang profesional. untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
Sedangkan tujuan khusus nya antara yg menggunakan MPI dan Non
adalah: MPI dan juga untuk mengetahui
a) Menganalisa tingkah laku mengajar perbedaan hasil belajar dari perbedaan
kawan kawan nya dan dirinya sendiri. gaya belajar, serta untuk mengetahui
b) Dapat melaksanakan ketrampilan interaksi antara gaya belajar dengan MPI
khusus dalam mengajar. dan non MPI.
c) Dapat mempraktekkan berbagai Kegiatan penelitian terdiri dari
tehnik mengajar dengan benar dan test macam gaya belajar, pengelompokan
tepat. subyek, perlakuan dan pemberian test dan
d) Dapat mewujudkan situasi belajar ujian praktek. Ada 3 kelompok belajar
mengajar yang efektif, produktif dan yang menjadi fokus kajian dalam
efisien. penelitian ini, yaitu kelompok visual (V),
e) Dapat bersifat profesional Keguruan. kelompok auditorial (A) dan kelompok
kinestetik (K).
Skor (nilai) hasil belajar mahasiswa pada
matakuliah microteaching ini, ditentukan Populasi dan Sampel
dengan Ujian Tengah Semester( M), Sebagai populasi dalam penelitian
Tugas( T), dan Ujian Akhir (A) ini adalah mahasiswa semester VII, FKIP
ditetapkan dengan rumus: Universitas Gresik, angkatan 2006, tahun
N= akademik 2009/2010 kelas A,B,C,
dengan jumlah 155 mahasiswa. Adapun
12
13. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Sampel dalam penelitian ini adalah 4. Menghitung rasio F ( A,B,dan AB).
sebanyak 70 mahasiswa, diambil secara
random sampling dengan cara undian. HASIL PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data Uji Normalitas
Data mengenai gaya belajar Uji normalitas sebaran skor,
didapat dari test berupa angket untuk dilaku-kan terhadap hasil belajar
dijawab (test gaya belajar), dan hasil matakuliah microteaching dengan
belajar didapat dari hasil test ujian tertulis menggunakan model pengembangan
maupun ujian praktek microteaching. Instruksional, dan tanpa menggunakan
model pengembangan Instruksional,
Teknik Analisa Data dengna Kolmogorov-Smirnov. Hasil
Uji prasyarat analisis, sebelum perhitungan uji normalitas sebaran skor
dilakukan analisa data, terlebih dulu variabel adalah normal, atau memenuhi
dilakukan uji prasyarat analisis yang persyaratan normalitas. Hasil belajar
meliputi : a) uji normalitas data sampel, dengan MPI, N = 0,773. P = 0,589.
dan b) uji homogenitas sampel. Uji signifikan 5% = 0,025 (normal). Hasil
Hipotesis, dilakukan analisa data yang belajar dengan non MPI, N= 0,921, P = 0,
diperoleh dari hasil penelitian, dengan 384. Signifikan 5% = 0,025 (normal).
menggunakan metode statistik, yaitu
metode pengolahan data kuantitatif untuk Uji Homogenitas
mengetahui perbedaan hasil tes. Analisis Residu skor variabel terikat untuk
yang digunakan adalah metode statistik tiap skor variabel bebas sudah homogen.
Analisis Varians (ANAVA) dua jalur, Hasil belajar dengan MPI, Nilai = 0,653.
dengan rumus sebagai berikut: P = 0,422, Signifikan 5% = 0,05
1. Menghitung jumlah kuadrat total, (homogen). Hasil belajar dengan gaya
antar A,antar B,interaksi A xB dan belajar. Nili = 0,913. P = 0,406,
dalam kelompok. Signifikan 5 % = 0,05 (homogen).
2. Menghitung derajat kebebasan total,
antara A,B dan interaksi AB dan Pengujian Hipotesa
dalam kelompok 1. Terdapat perbedaan hasil belajar
3. Menghitung rata rata kuadrat antar A, menggunakan MPI dan yang Non
B, dan AB. Dan dalam kelompok MPI. Diperoleh F hitung = 7,629,
13
14. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
probabikitas sebesar 0,001 lebih kecil diajar dengan MPI, nilai rata rata
dari a=0,05. 75,26 lebh baik dari pada yang diajar
2. Terdapat perbedaan hasil belajar dari dengan Non MPI. Dengan demikian
gaya belajar visual, Auditorial dan dapat dikatakan bahwa pembelajaran
kinestetik dengan model pengem- matakuliah Microteaching dengan
bangan Instruksional matakuliah MPI dapat meningkatkan hasil belajar
Microteaching. Diperoleh F hitung = mahasiswa.
17, 658, sedang probabilitas sebesar 2. Hasil penelitian tentang Model
0,007 lebih kecil dari 0,05. Pengembangan Instruksional (MPI),
3. Terdapat interaksi antara gaya belajar dengan gaya belajar Visual, Auditori
mahasiswa dengan model dan Kinestetik, yang dimiliki
Pengembangam Instruksional (MPI), mahasiswa membedakan hasil belajar
terhadap hasil belajar matakuliah mahasiswa FKIP Unigres. Hasil
Microteaching. Diperoleh F hitung = perhitungan menunjukkan hasil
3,311, dengan nilai probabilitas belajar Visual, rata rata sebesar 78,54.
sebesar 0,043 lebih kecil dari a= 0,05. Hasil belajar dengan gaya Auditorial
rata rata sebesar 71,85, sedangkan
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN hasil belajar dengan gaya belajar
Kinestetik rata-rata sebesar 75,44.
1. Pembahasan tentang perbedaan hasil Hasil perhitungan F hitung = 17,658,
belajar yang diajarkan dengan MPI P = 0,007, a = 0,05, Dengan demikian
dan Non MPI matakuliah dapat dikatakan gaya belajar yang
Microteaching pada mahasiswa FKIP dimiliki mahasiswa dengan
Universitas Gresik. Hasil perhitungan pembelajaran MPI, membedakan
yang diperoleh (F hitung=7,629, hasil belajarnya, (tipe visual memiliki
P=0,001, a=0,05) maka dapat rata rata tertinggi dari tipe lainnya)
dikatakan bahwa ada perbedaan hasil diterima dengan taraf signifikansi 5%.
belajar yang diajarkan dengan MPI 3. Hasil penelitian tentang interaksi
dan Non MPI, matakuliah antara gaya belajar mahasiswa dengan
Microteaching FKIP Unigres, model pengembangan Instruksional
diterima dengan taraf signifikansi 5%. (MPI) terhadap hasil belajar
Hasil analisis statistik juga matakuliah Microteaching. Hasil
menunjukkan bahwa mahasiswa yang perhitungan Fhitung = 3,311 dengan
14
15. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
P = 0,043, dan a = 0,05. Dengan 1. Model Pengembangan Instruksional
demikian dapat dikatakan ada (MPI) direkomendasikan sebagai
interaksi antara gaya belajar alternatif model pengembangan bahan
mahasiswa dengan Model bahan pembelajaran.
Pengembangan Instruksional terhadap 2. Proses pembelajaran hendaknya lebih
hasil belajar matakuliah memperhatikan perbedaan individu,
Microteaching mahasiswa FKIP karena masing-masing individu
Universitas Gresik. memiliki gaya belajar sendiri sendiri.
Dengan lebih memperhatikan
KESIMPULAN perbedaan individu dan dengan
1. Ada perbedaan hasil belajar, yang membuat model pengajaran yang
diajarkan dengan Model Pengem- cocok diharapkan prestasi belajar
bangan Instruksional (MPI) dan yang mahasiswa bisa lebih baik.
non MPI matakuliah Microteaching 3. Menindak lanjuti penelitian ini,
pada mahasiswa FKIP Universitas kiranya perlu diadakan kajian atau
Gresik. penelitian lebih lanjut, dan dengan
2. Terdapat perbedaan hasil belajar dari sasaran yang lebih luas, agar model
gaya belajar Visual, Auditorium dan ini benar-benar bisa dilakukan di
Kinestetik dengan Model Pengem- wilayah manapun.
bangan Instrukdional matakuliah
Microteaching pada mahasiwa FKIP
Universitas Gresik.
3. Ada interaksi antara gaya belajar
mahasiswa dengan Model
Prngembangan Instrukdional ( MPI)
terhadap hasil belajar matakuliah
Microteaching mahasiswa FKIP
Universitas Gresik.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat
penulis ajukan saran saran sebagai
berikut:
15
16. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR PUSTAKA
Anto Dajan, 1986, Pengantar Metode Deporter, B, dan Hernacki, M, 2002,
Statistik II, Jakarta, LP3ES. Quantum Learning ( Terjemahan)
Arief S. Sudiman,Dkk, 1997, Media Bandung Kaifa.
Pendidikan DIKBUD dan CV Nasution,1992, Berbagai Pendekatan
Rajawali, Jakarta. dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Atwi Suparman, 1997. Program Jakarta, Bina Aksara.
Pengembangan Krtrampilan Dasar Riyanto,Y,1996, Metodologi Penelitian
Tehnik Instruksional (PEKERTI) Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar,
untuk Dosen Muda, Dirjen DIKTI Bandung, SIC.
Jakarta. Rohani, Ahmad 2004, Pengelolaan
Degeng, INS, 1989, Ilmu Pengajaan; Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
Taksonomi Variabel, Jakarta, Undang Undang no 20 tahun 2003,
P2LPTK. tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Degeng, INS, 1997, Strategi Internet
Pembelajaran: Mengorganisasi Isi
Pembelajaran dengan Model
Elaborasi. Desertasi Bahasan
Tentang Temuan Penelitian, Malang,
IKIP Malang.
16
18. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAKAN PROSES BELAJAR
MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO WONOKROMO KOTA SURABAYA
Sri Sundari *)
Abstrak, Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru juga perlu menaruh perhatian
terhadap kemajuan murid di samping evaluasi belajar memecahkan masalah atau problem
yang dihadapi murid dan lain-lainnya. Di dalam memperbaiki dan mensukseskan proses
belajar mengajar serta memecahkan masalah lain, banyak dipengaruhi oleh pelaksanaan
supervisi kepala sekolah terhadap guru dan lingkungan sekolahnya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kedisiplinan
guru dalam pelaksanakan proses belajar mengajar.
Penelitian ini merupakan jenis regresional. Populasinya adalah seluruh guru di SDN
Ngagelrejo II/397 Kec. Wonokromo Kota Surabaya berjumlah 18 orang. Sampel diambil
dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 18 orang. Data dikumpulkan
dengan kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh
pelaksanaan supervisi kepala terhadap disiplin guru digunakan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 5,975 > Ftabel = 4,49. Oleh karena Fhitung > Ftabel
maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi
kepala sekolah terhadap disiplin guru. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,026
jauh di bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan supervisi kepala sekolah dilaksanakan sebaik-
baiknya sehingga lebih meningkatkan disiplin guru. Guru hendaknya ikut mensukseskan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah agar kegiatan proses belajar mengajar lebih
meningkat dan bermutu. Bagi pihak-pihak terkait khususnya pemerintah hendaknya
memperhatikan pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan membantu memberikan
instrumen yang valid dan handal.
Kata Kunci : Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah, Kedisiplinan Guru
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik
18
19. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDAHULUAN dalam bidang pendidikan, karena
pendidikan modal paling utama dalam
Perkembangan ilmu pengetahuan dan menciptakan manusia yang cerdas dalam
teknologi meliputi seluruh bidang arti terampil, dapat berdiri sendiri serta
kehidupan, misalnya bidang komunikasi, bertanggung jawab terhadap bangsa dan
transportasi serta pembangunan fisik negara.
lainnya. Karena perkembangan ilmu Dalam pendidikan atau pengajaran,
pengetahuan dan teknologi semakin warga negara Indonesia dijamin haknya
canggih, maka hubungan antara negara- untuk mendapatkan pengajaran
negara di dunia ini semakin berkembang. sebagaimana tercantum dalam Batang
Jarak antara negara yang satu dengan Tubuh UUD 1945 Bab XIII pasal 31 ayat
negara yang lainnya seolah-olah semakin 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara
dekat. Perkembangan ilmu pengetahuan berhak mendapatkan pengajaran”. Untuk
dan teknologi mendekatkan dan pelaksanaan tersebut diatas, maka
menyatukan negara yang satu dengan pemerintah berupaya serta mempunyai
negara yang lain sehingga seolah-olah tanggung jawab dalam pendidikan. Hal
dunia ini mengglobal. ini diperkuat dengan ayat berikutnya
Oleh karena itu, bangsa Indonesia (pasal 31 ayat 2) yang berbunyi :
juga berusaha untuk meningkatkan ilmu “Pemerintah mengusahakan dan
pengetahuan dan teknologi agar sesuai menyelenggarakan satu sistem
dengan perkembangan jaman. Hal ini pengajaran nasional yang diatur oleh
sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara Undang-undang”.
yang tercantum dalam UUD 1945 alinea Dengan melihat pernyataan diatas,
4 yang berbunyi: “Mencerdaskan maka pendidikan mencetuskan harapan,
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan karena harapan terletak pada pendidikan,
ketertiban dunia berdasarkan harapan juga menjiwai perjuangan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan kemerdekaan. Karena itu pendidikan
keadilan sosial”. merupakan bagian mutlak dari
Untuk melaksanakan hal tersebut perjuangan dan merupakan investasi yang
diatas, maka salah satu bidang yang harus paling utama dari setiap bangsa.
diutamakan dalam rangka meningkatkan Oleh karena itu, mutu pendidikan
kualitas sumber daya manusia adalah lebih banyak cenderung dan tergantung
19
20. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
pada guru dalam membimbing/mendidik serta memecahkan masalah lain
proses belajar mengajar, serta sebagaimana tersebut, banyak
kedisiplinan dalam pelaksanaan kegiatan dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi
belajar mengajar di sekolah. Kedisiplinan Kepala Sekolah terhadap guru dan
perlu sekali ditingkatkan untuk mencapai lingkungan sekolahnya.
keberhasilan pendidikan, baik disiplin
waktu maupun tugas. METODE PENELITIAN
Sebagai tenaga pendidik di sekolah,
guru harus ikut aktif dalam rangka Jenis Penelitian
pencapaian tujuan pendidikan nasional, Penelitian ini menggunakan metode
sebagaimana yang tercantum dalam penelitian explanatory survey.
Ketetapan MPR No. 11/83 tentang Pendekatan explanatory survey ini,
GBHN halaman 93 yang berbunyi : sebagaimana simpulan Cooper dan
“Pendidikan nasional berdasarkan Pamela (2003:13), Masri Singarimbun
Pancasila bertujuan untuk meningkatkan dan Sofyan Effendi (1995:3) terbukti
ketaqwaan terhadap “Tuhan Yang Maha mampu dengan baik menjelaskan
Esa, kecerdasan dan ketrampilan, hubungan antar aspek yang diamati dan
mempertinggi budi pekerti, memperkuat bukan hanya sekedar descriptive,
kepribadian, mempertebal semangat sedangkan bentuk penelitian verifikatif
kebangsaan seta cinta tanah air agar dapat menurut Moh. Nazir (1988:63) digunakan
membangun dirinya sendiri serta untuk menguji hipotesis yang
bersama-sama bertanggung jawab atas menggunakan perhitungan-perhitungan
pembangunan bangsa dan negara”. statistik.
Untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut diatas, maka tugas guru juga Deskripsi Populasi dan Penentuan
perlu menaruh perhatian terhadap hal-hal Sampel
lain. Laporan tentang kemajuan murid di Deskripsi Populasi
samping evaluasi belajar memecahkan Arikunto (2002) menyatakan bahwa
masalah atau problem yang dihadapi populasi adalah obyek yang akan diteliti
murid dan lain-lainnya. hasilnya, dianalisis, disimpulkan dan
Di dalam memperbaiki dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh
mensukseskan proses belajar mengajar populasi itu. Sudjana (1996) menjelaskan
20
21. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
popupasi adalah totalitas semua nilai ketelitian atau kesalahan yang
yang mungkin, hasil menghitung atau dikehendaki, misalnya tingat kesalahan
pengukuran, kuantitatif, atau kualitatif 1%, 5%, 10% atau lainnya. Makin besar
mengenai karateristik tertentu dari semua tingkat kesalahan makin kecil sampel.
anggota kumpulan yang lengkap dan Rumus untuk menghitung ukuran sampel
jenis yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. dari populasi yang diketahui jumlahnya
Penelitian ini dilakukan dengan adalah :
mengambil populasi seluruh guru di SDN s =
Ngagelrejo II Wonokromo Surabaya
2
dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa
berjumlah 18 orang.
1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5 d = 0,05 s = jumlah
Penentuan Sampel
sampel
Pengambilan sampel ini didasari
Namun dari rumus tersebut telah
pendapat Arikunto (1998:120-121)
dihitung untuk populasi-populasi dengan
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
jumlah tertentu mulai 10 hingga
subjeknya kurang dari 100, lebih baik
1.000.000 oleh Sugiono (2009:126)
diambil semua sehingga penelitiannya
sebagaimana tabel terlampir. Untuk
merupakan penelitian populasi.
jumlah populasi 18 orang dengan taraf
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar
signifikan 0,05 diperoleh sampel
dapat diambil antara 10-15% atau lebih
sebanyak 18 orang. Oleh karena itu
tergantung setidak-tidaknya dari : a)
dalam penelitian ini Dari 19 orang ini
kemampuan peneliti dari waktu, tenaga
dipilih dengan teknik total sampling yaitu
dan dana, b) Sempit luasnya wilayah
mengambil seluruh guru menjadi
pengamatan dari setiap subyek, karena
responden.
hal ini menyangkut banyak sedikitnya
data, c) Besar kecilnya risiko yang
Variabel Penelitian
ditanggung oleh peneliti. Untuk
Dalam penelitian yang dilakukan ini,
penelitian yang risikonya besar, tentu saja
variabel yang digunakan terdiri dari satu
jika sampel besar, hasilnya akan lebih
variabel bebas yaitu disiplin guru dan
baik.”
satu variabel terikat yaitu prestasi belajar.
Sugiyono (2009:124) menyatakan
jumlah sampel tergantung dari tingkat
21
22. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Definisi Operasional Variabel mematuhisemua ketentuan, peraturan
Agar tujuan penelitian dapat tercapai dan norma yang berlaku dalam
maka variabel harus didefinisikan dengan menunaikan tugas dan tanggung
jelas dan menyebutkan indikator- jawab. Disiplin guru tersebut diukur
dindikatornya, cara pengukurannya, dan dengan indikator-indikator sebagai
skala atau kategori penilaian yang berikut :
digunakan. Berikut ini adalah definisi a. Kehadiran di sekolah
operasional masing-masing variabel. b. Ketepatan waktu mengajar
1. Variabel bebas (X) yakni c. Persiapan mengajar yaitu silabus,
pelaksanaan supervisi kepala sekolah RPP
adalah suatu usaha untuk d. Kegiatan belajar mengajar antara
mewujudkan kemajuan sekolah yang lain alat peraga, buku penunjang,
bersifat teratur dan kontinyu dengan buku absen siswa, daftar nilai, dan
jalan membina, memperbaiki, lain-lain.
meningkatkan kedisiplinan guru
dalam pelaksanaan proses belajar Teknik Pengumpulan Data
mengajar untuk mempertinggi mutu Adapun proses pengumpulan data
pendidikan yang diberikan kepada dalam penelitian ini dilakukan dengan
siswa. Pelaksanaan supervisi kepala prosedur sebagai berikut :
sekolah diukur dengan indikator- 1. Survey Pendahuluan
indikator sebagai berikut : Dalam kegiatan ini, penelitian
a. Prinsip konstruktif dilakukan dengan mengumpulkan
b. Prinsip kreatifitas data-data intern perusahaan di
c. Prinsip kooperatif antaranya adalah profil SDN
d. Prinsip demokrasi Ngagelrejo II Wonokromo Surabaya.
e. Prinsip kontinyuitas 2. Dokumentasi
f. Prinsip ilmiah Teknik dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau
2. Variabel terikat (Y) yakni disiplin variabel yang berupa catatan,
guru adalah suatu sikap mental transkrip, buku, surat kabar, majalah,
seoang guru yang mengandung prasasti, notulen rapat, legger, agenda
kesadaran dan kerelaan untuk
22
23. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
dan sebagainya (Suharsimi, 2002 : sesuai skor yang telah ditentukan.
236). Pelaksanaan supervisi kepala sekolah
Dalam penelitian ini teknik dan disiplin guru diberi skor tinggi,
dokumentasi digunakan untuk sedang dan rendah. Skor tinggi jika
mencatat indikator disiplin guru. penjumlahan dari hasil penilaian
3. Kuesioner mencapai >75%, skor sedang jika
Dalam penelitian ini digunakan penjumlahan dari hasil penilaian
kuesioner tertutup dengan skala mencapai 56-75%, dan rendah jika
Likert. Menurut Arikunto (1998:151) penjumlahan dari hasil penilaian
kuesioner tertutup adalah <56%.
kuesioner yang telah disediakan 4. Uji Hipotesis
jawabannya sehingga responden Uji hipotesis berfungsi untuk
tinggal memilih jawaban pada kolom menjawab hipotesa yang telah
yang sudah disediakan dengan diajukan sebelumnya. Uji ini
memberi tanda cross (x). Dalam sekaligus juga menjawab rumusan
penelitian ini kuesioner digunakan masalah yang telah ditulis pada Bab I.
untuk megambil data tentang Uji yang digunakan dalam penelitian
pelaksanaan supervisi kepala sekolah. ini adalah uji Regresi Sederhana
dengan rumus persamaan regresi
Teknik Analisis Data sederhana :
Data yang telah terkumpul Y = a + bX
kemudian dilakukan analisis dengan Y = Disiplin guru
urutan analisa sebagai berikut : X = Pelaksanaan supervisi kepala
1. Coding, adalah memberi kode pada sekolah
lembar check list sesuai dengan a = Nilai konstanta
kategori yang telah ditentukan. b = Nilai arah sebagai penentu
2. Tabulating, Tabulating adalah ramalan (prediksi) yang
mentabulasi seluruh data hasil chek menunjukkan nilai peningkatan
list ke dalam tabel-tabel yang (+) atau nilai penurunan (–)
diperlukan sehingga mudah dibaca. variabel Y.
3. Skoring, Skoring adalah memberi
skor dari kategori-kategori tersebut
23
24. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Dalam penelitian ini perhitungan HASIL PENELITIAN
regresi dilakukan dengan bantuan Tabel 1
program SPSS for Windows. Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
Langkah menguji hipotesis : Pelaksanaan Supervisi Kepsek
a. Membuat Ha dan Ho dalam Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 3 16,7 16,7 16,7
bentuk kalimat : Cuku 13 72,2 72,2 88,9
Baik 2 11,1 11,1 100,0
Ha : Terdapat pengaruh Total 18 100,0 100,0
pelaksanaan supervisi Tabel 1 menunjukkan dari 18 guru
kepala sekolah terhadap sebagai responden dalam menanggapi
disiplin guru pelaksanaan supervisi kepala sekolah
Ho : Tidak terdapat pengaruh 72,2% menyatakan cukup, 16,7%
pelaksanaan supervisi menyatakan kurang, dan 11,1% masing
kepala sekolah terhadap menyatakan baik.
disiplin guru
b. Kaidah pengujian signifikansi : Tabel 2 Disiplin Guru di SDN Ngagelrejo
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ha II/397 Kec. Wonokromo Kota Surabaya
diterima dan Ho ditolak artinya
Disiplin Guru
terdapat pengaruh pelaksanaan Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
supervisi kepala sekolah terhadap Valid Cukup 3 16,7 16,7 16,7
Baik 15 83,3 83,3 100,0
Total
disiplin guru. 18 100,0 100,0
Jika Fhitung < Ftabel maka Ha Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
ditolak dan Ho diterima artinya disiplin guru dalam melaksanakan
tidak terdapat pengaruh tugasnya sebagian besar (83,3%) baik,
pelaksanaan supervisi kepala dan 16,7% cukup.
sekolah terhadap disiplin guru.
Analisis Data
Hasil Pengujian Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan mengukur apa
yang diinginkan dan mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat.
Instrument valid berarti alat ukur yang
24
25. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
digunakan untuk mendapat data itu valid. Hasil Uji Reliabilitas
Dalam uji validitas ini suatu butir Suatu alat ukur dikatakan reliabel
pernyataan dikatakan valid jika corrected atau handal, jika alat itu dalam mengukur
item total correlation lebih besar dari suatu gejala pada waktu yang berbeda
0,468 (untuk jumlah responden 18 orang senantiasa menunjukkan hasil yang relatif
df = 16) sebagaimana tabel r produk sama. Untuk menguji reliabilitas suatu
momen terlampir. Hasil pengujian instrument dapat digunakan uji statistic
validitas terhadap variabel pelaksanaan Cronbach Alpha (α), dimana suatu alat
supervisi kepala sekolah dapat dilihat ukur dikatakan reliabel jika nilai
sebagai berikut : Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.
Hasil pengujian reliabilitas terhadap
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel variabel pelaksanaan supervisi kepala
Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah sekolah diperoleh alpha sebesar 0,8773
Corrected lebih besar dari 0,6 sehingga dapat
Pernya-
item total Keterangan diputuskan bahwa item kuesioner telah
taan
correlation reliabel.
1 0,720 Valid
2 0,692 Valid Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana
3 0,623 Valid Untuk mengetahui ada atau tidaknya
4 0,668 Valid pergaruh antara variabel bebas
5 0,612 Valid pelaksanaan supervisi kepala sekolah (X)
6 0,622 Valid terhadap variabel terikat yang dalam hal
Sumber : Hasil Olah Data SPSS ini adalah disiplin guru (Y), maka
Dari tabel di atas dapat diketahui digunakan analisis model regresi linier
bahwa untuk item pernyataan variabel sederhana dengan model persamaan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah, sebagai berikut :
corrected item total correlation yang Y = α + bX1
diperoleh untuk seluruh item pernyataan Dimana :
adalah lebih besar dari 0,468 hal tersebut Y = Disiplin guru
berarti bahwa secara keseluruhan item X = Pelaksanaan supervisi kepala
pernyataan mengenai pelaksanaan sekolah
supervisi kepala sekolah adalah valid. b = koefisien regresi X
25
26. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(Sebagaimana r tabel Product Moment
Output perhitungan dengan program pada df = 16 terlampir).
SPSS for Windows seperti terlihat dalam Correlations
Pelaksanaan
gambar berikut. Supervisi
Disiplin Guru Kepsek
Pears on Correlation Disiplin Guru 1,000 ,521
ANOVA b
Pelaksanaan
,521 1,000
Sum of Supervisi Keps ek
Model Squares df Mean Square F Sig.
a
Sig. (1-tailed) Disiplin Guru , ,013
1 Regression ,680 1 ,680 5,975 ,026
Res idual 1,820 16 ,114
Pelaksanaan
,013 ,
Total
Supervisi Keps ek
2,500 17
a. Predictors: (Constant), Pelaks anaan Supervisi Kepsek N Disiplin Guru 18 18
b. Dependent Variable: Dis iplin Guru Pelaksanaan
18 18
Supervisi Keps ek
Gambar 1 Uji F
Gambar 4.2 Pearson Correlations
Gambar 4.3 di atas menunjukkan
Besarnya pengaruh atau kontribusi
hasil uji F dengan program SPSS for
tingkat pendidikan terhadap
Windows, dengan Fhitung sebesar 5,975.
perkembangan perusahaan dapat dilihat
Angka ini selanjutnya dibandingkan
pada gambar Uji t berikut ini.
dengan Ftabel df = 16 sebagaimana Tabel Coefficients a
F pada lampiran (Critical Values for the Uns tandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
F Distribution α=0,05). Tabel F dengan 1 (Cons tant) 2,112 ,305 6,915 ,000
Pelaksanaan
,371 ,152 ,521 2,444 ,026
Supervisi Keps ek
df = 16 dan n =1 diperoleh Ftabel = 4,49. a. Dependent Variable: Dis iplin Guru
Sehingga Fhitung = 5,975 > Ftabel = 4,49. Gambar 4.3 Uji t
Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti Sebagaimana Uji F di atas yang
terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi menunjukkan adanya pengaruh, Uji t juga
kepala sekolah terhadap disiplin guru. seperti pada Gambar 4.3 memperlihatkan
Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung thitung sebesar 2,444 > ttabel sebesar 2,120
= 0,026 jauh di bawah 0,05, yang (sebagaimana Critical Value for the t
menandakan pengaruh yang signifikan. Distribution terlampir) artinya terdapat
Selain adanya pengaruh yang pengaruh pelaksanaan supervisi kepala
signifikan, pada uji korelasi juga terlihat sekolah terhadap disiplin guru.
adanya korelasi positif antar kedua Untuk menunjukkan besarnya
variabel seperti tampak pada Gambar 4.2. pengaruh atau kontribusi pelaksanaan
Hasil Pearson Correlation sebesar 0,521 supervisi kepala sekolah terhadap disiplin
lebih dari rtabel sebesar 0,468 guru dapat dilihat koefisien regresi
26
27. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(unstandarized coefficients Beta) pada Hasil uji regresi linier sederhana
gambar 4.2 sebesar 0,589. Selanjutnya menunjukkan adanya pengaruh
sesuai dengan rumus regresi sederhana pelaksanaan supervisi kepala sekolah
dapat dimasukkan angka-angka tersebut terhadap disiplin guru. Adanya pengaruh
sebagai berikut : ini menunjukkan betapa pentingnya
Y = a + bX pelaksanaan supervisi kepala sekolah.
= 2,112 + 0,371 Dalam kaitan pentingnya
Selanjutnya berdasarkan persamaan pelaksanaan supervisi kepala sekolah
di atas deskripsi pengaruh pelaksanaan terhadap disiplin guru, Soewadji
supervisi kepala sekolah terhadap disiplin (1980:33) menyatakan supervisi
guru berdasarkan unstandarized merupakan rangsangan, bimbingan atau
coeffisients beta adalah sebagai berikut: bantuan yang diberikan kepada guru-guru
1) Konstanta sebesar 2,112 menyatakan agar kemampuan profesionalnya semakin
bahwa jika variabel pelaksanaan bertambah, sehingga situasi belajar
supervisi kepala sekolah dianggap mengajar lebih efektif dan efisien.
konstan (tidak ada upaya supervisi), Kemampuan profesional tidak lepas dari
maka disiplin guru sebesar 2,112 disiplin guru, dikatakan profesional
point. berarti seorang guru juga bisa
2) Koefisien regresi pelaksanaan melaksanakan disiplin dengan baik.
supervisi kepala sekolah sebesar Baharudun Harahap menjelaskan
0,371 menyatakan bahwa setiap masalah supervisi dalam administrasi
peningkatan 1 poin pelaksanaan pendidikan adalah pembinaan
supervisi kepala sekolah akan administrasi atau kepegawaian, yaitu
meningkatkan disiplin guru sebesar masalah pengaturan, penyusunan dan
0,371 poin. Jika angka tersebut penyimpanan data sebagai dasar
dikalikan 1000, deskripsinya menjadi dukungan keputusan mutasi yang
setiap ada upaya pelaksanaan menyangkut kepentingan pegawai dalam
supervisi kepala sekolah sebesar 1000 kedudukan sebagai seorang Pegawai
poin maka akan meningkatkan Negeri Sipil. Sedangkan yang dimaksud
disiplin guru sebesar 371 point. data di sini meliputi dokumen perorangan
maupun data hasil olahan atau laporan.
Laporan yaitu kartu merah, Daftar
27
28. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang dilaksanakan atas kerja sama antara
dan selain itu untuk mengetehui kepala sekolah dan guru, sehingga
bagaimana kenaikan pangkat para guru terjalin kehamonisan kerja yang baik,
atau pegawai dan pembagian tugasnya. saling mengisi dan menyadari
Apalagi jika pelaksanaan supervisi kekurangan masing-masing. Supervisor
kepala sekolah yang memenuhi prinsip- tidak dianggap momok yang menakut-
prinsip yang telah ditentukan maka nakuti, namun di sini sebagai pemimpin
semakin jelas hasilnya terhadap disiplin mereka yang harus bias membantu
guru. Prinsip konstruktif misalnya, bahwa kelancaran tugas para guru.
pelaksanaan bersifat membangun yaitu Prinsip demokrasi dilaksanakan oleh
harus tampak perbedaan antara sebelum kepala sekolah tidak hanya atas
diadakan supervisi dengan sesudah kemampuannya, tetapi juga ternyata perlu
supervisi yaitu makin majunya dalam mempertimbangkan kemauan/pendapat
suatu hal pengetahuan, sikap atau nilai para guru. Kepala Sekolah sebagai
dan ketrampilan, profesi. Maka supervisor menghargai kepribadian guru,
maksudnya, supervisor hendaknya dalam pembicaraan bersama ia harus
menyadari sepenuhnya bahwa setiap guru memberi kesempatan kepada guru untuk
pasti mempunyai kelebihan dan mengeluarkan pendapatnya dalam
kekurangan. mengambil keputusan. Keputusan yang
Prinsip kreativitas juga tidak kalah diambil hendaknya dengan jalan
penting, Dolok Saribu dan Berlian T. musyawarah.
Simbolon (1984:236) mengemukakan Prinsip kontinyuitas yaitu
bahwa supervisi hendaknya mendorong melaksanakan terus-menerus secara
guru untuk berinisiatif, melalui supervisi teratur, tidak hanya karena akan ada
hendaknya guru dapat memperoleh inspeksi atasan, sehingga para guru sudah
pengetahuan, juga berkreasi atau terbiasa bekerja dengan teratur disertai
mencipta dengan sikap atau nilai dan dengan rasa disiplin dan tanggung jawab.
ketrampilan guru atas inisiatif sendiri Prinsip ilmiah menurut Made
tidak bergantung kepada kepala sekolah Pidharta (1986:39) bahwa supervisi
atau pemimpinannya. dilaksanakan hendaknya dengan
Sedangkan prinsip kooperatif, juga sistematika, objektif dan berdasarkan data
telah dikembangkan oleh kepala sekolah atau informasi. Dalam hal ini tugas
28
29. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
supervisi diharuskan pada pembinaan DAFTAR PUSTAKA
guru-guru. Supervisi berpegang pada
tujuan sekolah, koordinasi merode belajar Ametembun, Drs.M.A, “Supervisi
dan kualifikasi dengan segala aktifitasnya Pendidikan”, Penerbit IKIP
yang sudah ditentukan secara jelas. Bandung, 1975
Ametembun, Drs.M.A, “Manajemen
SARAN Kelas”, Terbitan Ketiga Penerbit
IKIP Bandung, 1981
1. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis
seyogyanya dilaksanakan sebaik- Multivariate dengan Program
baiknya sehingga lebih meningkatkan SPSS. Badan Penerbit Undip,
disiplin guru. Semarang. 2002.
2. Guru hendaknya ikut mensukseskan Hendyat Sutopo, Dr., “Ikhtiar Teknik
pelaksanaan supervisi kepala sekolah Penilaian Pendidikan”, Penerbit
agar kegiatan proses belajar mengajar IKIP Bandung, 1984
lebih meningkat dan bermutu. Ismed Syarif, Drs dan Nawas Riza, Drs.,
3. Bagi pihak-pihak terkait khususnya “Administrasi Pendidikan
pemerintah hendaknya Dasar”, Penerbit Departemen
memperhatikan pelaksanaan supervisi Pendidikan dan Kebudayaan,
kepala sekolah dan membantu 1976
memberikan instrumen yang valid M. Ngalim Purwanto, Drs.M.P.,
dan handal. “Pyskologi Pendidikan”, Penerbit
PT. Rosda Karya Bandung 1990
M. Dimyati Mahmud, “Psykologi
Pendidikan”, Suatu Pendekatan
Terapan Edisi I Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Yogyakarta
Sutrisno Hadi, Prof. Dr. M.A.,
“Metodologi Reseach”, Jilid II
Penerbit FKP IKIP Yogyakarta
1967
29
30. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Suhertin, Drs. Dan Nata Her, Drs Departeman Pendidikan dan Kebudayaan
“Supervisi Pendidikan”, Dalam “Buku II Petunjuk Administrasi
Rangka Program Insenvice Sekolah Dasar”, tahun 1989
Education, Penerbit IKIP Malang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
1971 Wilayah Jawa Timur “Media
S. Nasution, Prof.Dr.M.A “Didaktik dan Pendidikan”, Nomor 3 Edisi Mei
Azas-Azas Kurikulum”, Penerbit 1991
Jemara Bandung 1989 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
Westy Sumanto, Drs dan Hendyat Sutopo dan Pengembangan Bahasa
“Kepemimpinan Pendidikan”, Indonesia “Kamur Besar Bahasa
Peberbit Usaha Nasional Indonesia”, Penerbit Balai
Surabaya 1982 Pustaka 1989
Subari, Drs “Supervisi Pendidikan”, TAP MPR No. II/MPR/1993 “Garis-
Dalam Rangka Perbaikan Situasi Garis Besar Haluan” Negara
Mengajar Penerbit Bumi Aksara 1993-1998, Penerbit Bina Pustaka
Jakarta 1994 Surabaya 1989.
30
31. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN
BANJARSARI GRESIK
Etiyasningsih*)
Abstrak, Disiplin merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Agar guru dapat
berhasil dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, maka guru tersebut harus mentaati
dan menyadari akan pentingnya kedisiplinan. Kedisiplinan guru tentunya akan berimbas
kepada para siswa, guru yang tidak atau kurang disiplin, siswanya pun akan cenderung
tidak displin dan sebaliknya. Kedisplinan tidak hanya pada kehadiran guru semata, namun
lebih dari itu disiplin dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam hal ini misalnya
guru disiplin dalam membuat persiapan mengajar, Silabus, RPP, menyiapkan buku-buku
paket penunjang, alat peraga dan lain-lain. Dengan kedisiplinan guru yang tinggi siswa
akan lebih semangat belajar dan mendapatkan urutan materi pelajaran yang sistematis, hal
ini akan meningkatkan prestasi belajarnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
disiplin guru terhadap prestasi belajar.
Penelitian ini merupakan jenis regresional. Populasinya adalah seluruh guru di SDN
Banjarsari Cerme Gresik berjumlah 20 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive
sampling yaitu sesuai dengan kebutuhan dan yang tidak diikutkan adalah guru komputer,
diperoleh responden sebanyak 19 orang. Data dikumpulkan dengan observasi, dokumentasi
dan wawancara dengan instrumen check list. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh
disiplin guru terhadap prestasi belajar digunakan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 6,171. > Ftabel = 4,45. Oleh karena Fhitung >
Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan disiplin
guru terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,024
jauh di bahwa 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan para guru dapat menjalankan tugas dengan
penuh rasa tanggung jawab, disiplin, jujur, dan penuh didekasi, karena dengan sikap-sikap
tersebut sangat membantu dalam tercapainya prestasi belajar siswa, selain itu hendaknya
juga lebih memperhatikan kehadiran, persiapan mengajar dan proses kegiatan belajar
mengajar. Bagi kepala sekolah dapat memberi motivasi agar para guru lebih disiplin
dengan memberi stimulus yang proporsional.
Kata Kunci : Disiplin Guru, Prestasi Belajar Siswa
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik
31
33. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDAHULUAN Guru kelas sebagai administrator
menempati posisi yang sangat penting
Kita semua menyadari bahwa untuk karena memikul tanggung jawab untuk
mencapai tujuan pendidikan sangatlah meningkatkan dan mengembangkan
berat, lebih-lebih pada saat sekarang ini. kemajuan sekolah secara keseluruhan.
Sebenarnya telah banyak usaha Sedangkan murid dan guru yang menjadi
pemerintah, dan aspek pendukung, guna komponen penggerak aktifitas kelas harus
terwujudnya tujuan pendidikan tersebut. didayagunakan secara maksimal agar
Untuk mewujudkan tujuan dapat tercapai suatu kesatuan yang
pendidikan tersebut pemerintah berusaha dinamis di dalam organisasi sekolah.
melak-sanakan kegiatan antara lain, (1) Pada dasarnya sekarang ini banyak
Menyempurnakan sistem pendidikan, (2) para guru yang kurang siap dalam
Memperluas kesempatan untuk mem- mengajar, dikarenakan guru tersebut
peroleh pendidikan, (3) Sarana dan belum membuat persiapan mengajar, dan
prasarana pendidikan terus juga melanggar tata tertib.
disempurnakan dan ditingkatkan serta Disiplin merupakan salah satu faktor
lebih didayagu-nakan, (4) Meningkatkan yang sangat penting. Agar guru dapat
jumlah guru dan mutunya, baik formal berhasil dalam melaksanakan tugas dan
maupun non formal serta terus kewajibannya, maka guru tersebut harus
ditingkatkan pengembangan karier dan mentaati dan menyadari akan pentingnya
kesejahteraannya. kedisiplinan. Karena gurulah yang ikut
Mengelola pendidikan tidak semudah bertanggung jawab dalam keberhasilan
yang kita bayangkan selama ini, sebab penyelenggaraan kegiatan belajar
pendidikan berperan penting sebagai alat mengajar di sekolah, agar selalu berupaya
atai tempat untuk membentuk manusia untuk meningkatkan keberhasilan prestasi
Indonesia dan sebagai warga masyarakat belajar siswa. Selain itu para guru
sekaligus sebagai warga Negara yang hendaknya selalu memberikan bimbingan
berbudi pekerti luhur, beriman dan taqwa dan pengajaran secara baik dengan selalu
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta berpedoman pada petunjuk dan
berkemampuan dan mempunyai peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
ketrampilan dasar untuk bekal pendidikan oleh pemerintah, dalam hal ini
selanjutnya dan bekal hidup di Departemen Pendidikan Nasional.
masyarakat.
33
34. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kedisiplinan guru tentunya akan Banjarsari Cerme Gresik berjumlah 20
berimbas kepada para siswa, guru yang orang.
tidak atau kurang disiplin, siswanya pun
akan cenderung tidak displin dan Penentuan Sampel
sebaliknya. Kedisplinan tidak hanya pada Pengambilan sampel ini didasari
kehadiran guru semata, namun lebih dari pendapat Arikunto (1998:120-121)
itu disiplin dalam melaksanakan proses berikut : “Untuk sekedar ancer-ancer
belajar mengajar. Dalam hal ini misalnya maka apabila subjeknya kurang dari 100,
guru disiplin dalam membuat persiapan lebih baik diambil semua sehingga
mengajar, Silabus, RPP, menyiapkan penelitiannya merupakan penelitian
buku-buku paket penunjang, alat peraga populasi. Selanjutnya jika jumlah
dan lain-lain. Dengan kedisiplinan guru subyeknya besar dapat diambil antara 10-
yang tinggi siswa akan lebih semangat 15% atau lebih tergantung setidak-
belajar dan mendapatkan urutan materi tidaknya dari : a) kemampuan peneliti
pelajaran yang sistematis, hal ini akan dari waktu, tenaga dan dana, b) Sempit
meningkatkan prestasi belajarnya. luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subyek, karena hal ini menyangkut
METODE PENELITIAN banyak sedikitnya data, c) Besar kecilnya
risiko yang ditanggung oleh peneliti.
Deskripsi Populasi Untuk penelitian yang risikonya besar,
Arikunto (2002) menyatakan bahwa tentu saja jika sampel besar, hasilnya
populasi adalah obyek yang akan diteliti akan lebih baik.”
hasilnya, dianalisis, disimpulkan dan Sugiyono (2009:124) menyatakan
kesimpulan itu berlaku untuk seluruh jumlah sampel tergantung dari tingkat
populasi itu. Sudjana (1996) menjelaskan ketelitian atau kesalahan yang
popupasi adalah totalitas semua nilai dikehendaki, misalnya tingat kesalahan
yang mungkin, hasil menghitung atau 1%, 5%, 10% atau lainnya. Makin besar
pengukuran, kuantitatif, atau kualitatif tingkat kesalahan makin kecil sampel.
mengenai karateristik tertentu dari semua Rumus untuk menghitung ukuran sampel
anggota kumpulan yang lengkap dan dari populasi yang diketahui jumlahnya
jenis yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. adalah :
Penelitian ini dilakukan dengan s =
mengambil populasi seluruh guru di SDN
34
35. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2
dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa jawab. Disiplin guru tersebut diukur
1%, 5%, 10% dengan indikator-indikator sebagai
P = Q = 0,5 d = 0,05 s = jumlah berikut :
sampel a. Kehadiran di sekolah
b. Ketepatan waktu mengajar
Namun dari rumus tersebut telah c. Persiapan mengajar yaitu silabus,
dihitung untuk populasi-populasi dengan RPP
jumlah tertentu mulai 10 hingga d. Kegiatan belajar mengajar antara
1.000.000 oleh Sugiono (2009:126) lain alat peraga, buku penunjang,
sebagaimana tabel terlampir. Untuk buku absen siswa, daftar nilai, dan
jumlah populasi 20 orang dengan taraf lain-lain.
signifikan 0,05 diperoleh sampel 2. Variabel terikat prestasi belajar (Y)
sebanyak 19 orang. Oleh karena itu yaitu suatu suatu hasil yang teah
dalam penelitian ini Dari 19 orang ini dicapai setelah kegiatan belajar
dipilih dengan teknik purposive sampling mengajar. Dalam penelitian ini,
yaitu sesuai dengan kebutuhan dan yang indikator yang digunakan adalah nilai
tidak diikutkan adalah guru komputer. rata-rata hasil ulangan tiap mata
pelajaran bagi guru mata pelajaran
Definisi Operasional Variabel dan tiap kelas pada guru kelas.
Agar tujuan penelitian dapat tercapai
maka variabel harus didefinisikan dengan Teknik Pengumpulan Data
jelas dan menyebutkan indikator- Adapun proses pengumpulan data
dindikatornya, cara pengukurannya, dan dalam penelitian ini dilakukan dengan
skala atau kategori penilaian yang prosedur sebagai berikut :
digunakan. Berikut ini adalah definisi 1. Survey Pendahuluan
operasional masing-masing variabel. Dalam kegiatan ini, penelitian
1. Variabel bebas (X) yakni disiplin dilakukan dengan mengumpulkan
guru adalah suatu sikap mental data-data intern perusahaan di
seoang guru yang mengandung antaranya adalah profil SDN
kesadaran dan kerelaan untuk Banjarsari Cerme Gresik.
mematuhi semua ketentuan, peraturan 2. Dokumentasi
dan norma yang berlaku dalam Teknik dokumentasi adalah
menunaikan tugas dan tanggung mencari data mengenai hal-hal atau
35