SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
[1]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di zaman sekarang ini, masih banyak masyarakat yang sedikit melupakan
masalah tentang aqidah, akhlak, syari’ah dalam kehidupan sehari-hari, karena
mereka lebih memprioritaskan untuk lebih memahami tentang tekhnologi
daripada masalah keagamaan.Dan cenderung untuk mempelajari budaya barat
karena menurut mereka itu lebih berguna untuk kehidupannya.
Mempelajari masalah aqidah, akhlaq dan syari’ah memiliki berbagai
manfaat dalam aspek kehidupan, bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada
Allah, namun juga untuk memperbaiki sifat dan perilaku sesama umat manusia.
1.2 Tujuan Masalah
a.untukmengetahui dan memepelajari tentang arti sebuah Aqidah, akhlak dan
syari’ah
b.untuk menerapkan kehidupan sehari hari dengan aspek aqidah,akhlak dan
syari’at
1.3 Rumusan Masalah
 Apa pengertian aqidah, akhlak, dan syari’ah dalam kehidupan sehari-hari ?
 Bagaimana cara menerapkan aspek tentang aqidah, akhlak, dan syari’ah di
tengah masyarakat?
 Untuk apa kita mempelajari aqidah, akhlak, dan syari’ah?
[2]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AQIDAH, AKHLAK DAN SYARIAH
A. AQIDAH
Aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdanyang berarti simpul,
ikatan dan perjanjian yang kokoh dan kuat.Atau juga yang berarti mengikatkan,
atau mempercayai/meyakini.Setelah terbentuk menjadi ‘aqidatan (aqidah) berarti
kepercayaan atau keyakinan. Kaitan antara aqdan dengan‘aqidatan adaah bahwa
keyakinan itu tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalm hati, bersifat mengikat
dan mengandung perjanjian. Sebagaimana agama-agama pada umumnya, aqidah
juga memiliki sistem kepercyaan dan keyakinan kepada tuhan, islam mengandung
sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktivitas pemeluknya. Aqidah dalam
islam berisikan ajaran tentang apa saja yang harus dipercayai, diyakini, dan
diimani oleh setiap orang islam. Makna aqidah secara etimologis ini akan lebih
jelas dikaitkan dengan pengertian terminologisnya seperti diungkapkan oleh
Hasan Al-Banna dalam Majmu’ ar-Rasail :
Aqaid ialah ( bentuk jamak dari aqidah ) adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi
keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
Dan dikemukakan pula oleh Abu Bakar Al-Jazairidalam kitab ‘Aqidah
al-mukmin:
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat deterima secara mudah
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, ( yang didengar ) dan fitrah. Kebenaran
itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.”
[3]
Dari dua pengertian tersebut ada beberapa hal penting yang harus
deperhatikan dalam memahami aqidah secara lebih tepat dan jelas.
Pertama, setiap menusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran
dengan potensi yang dimilikinya.Indra dan akal digunakan untuk mencari dan
menguji kebenaran, sedangkan wahyu menjadi pedoman untuk menentukan mana
yang baik dan mana yang buruk. Dalam beraqidah hendaknya manusia
menempatkan fungsi masing-masing alat tersebut pada posisi yang
sebenarnya.Sejalan dengan hal ini Allah swt berfirman:
(Q.S An-Nahl, 16:78)
Artinya :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.
Kedua, keyakinan itu harus bulat dan penuh, tidak berbaur dengan
kesamaran dan keraguan.Oleh karena itu, untuk sampai kepada
keyakinan,manusia harus memiliki ilmu sehingga ia dapat menerima kebenaran
dengan sepenuh hati setelah mengetahui dalil-dalilnya Allah berfirman :
.
(Q.S. Al-Haj 22:54)
Artinya :
[4]
dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al
Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati
mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi
orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
Ketiga, aqidah harus mampu mendatangkan ketentraman jiwa kepada
orang yang menyakininya. Untuk diperlukan adanya keselarasan antara keyakinan
lahiriyah danbatiniah. Pertentangan antara kedua hal tersebut akan melahirkan.
Kemunafikan. Sikap munafik ini akan mendatangkan kegelisahan.
Keempat, apabila seseorang telah menyakini suatu kebenaran, maka
konsekuensinya ia harus sanggup membuang jauh-jauh dsegala hal yang
bertentangan dengan kebenaran yang diyakininya itu.
Karena agama islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan
kepada tuhan, maka aqidah merupakan system kepercayaan yang juga mengikat
manusia islam. Kata ini juga sering digunakan dalam beberapa ungkapan, seperti
“ akad nikah atau akad jual beli”. Yang berarti sebagai suatu upacara untuk
menjalin ikatan antara dua pihak dengan ikatan pernikahan atau jual beli.Dengan
demikian, aqidah disini, bisa diartikan sebagai “ikatan antara manusia dengan
tuhan”.Seorang manusia disebut muslim manakala dengan penuh kesadaran dan
ketulusan bersedia terikat dengan system kepercayaan islam. Karena itu, aqidah
merupakan dan simpul dasar yang pertama dan utama.
Sistem kepercayaan islam atau aqidah dibangun di atas enam dasar
keimanan yang lazim disebut Rukujn Iman.Rukun iman meliputi keimanan
kepada Allah, para malaikat kitab-kitab, para rasul, hari akhir, dan Qada’ dan
qadar-Nya.berdasarkan enam dasar keimanan tersebut, maka keterikatan setiap
muslim kepada islam yang semestinya ada pada jiwa setiap muslim adalah:
a. Meyakini bahwa islam adalah agama yang terakhir, mengandung
syariat yang menyempurnakan syariat-syariat yang diturunkan oleh
Allah.
b. Meyakini bahwa islam adalah satu-satunya agama yang benar di sisi
Allah. Islam datang dengan membawa kebenaran yang bersifat
[5]
absolute (mutlak) guna menjadi pedoman hidup dan kehidupan
manusia selaras dengan fitrahnya.
c. Meyakini bahwa islam adalah agama yang universal serta berlaku
untuk semua manusia dan mampu menjawab semua persoalan yang
ada atau muncul dalam segala lapisan masyarakat dan sesuai dengan
tuntutan budaya manusia.
2.2 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH
Menurut Hasan Al-banna ruang lingkup pembahasan aqidah meliputi :
a. Ilahiah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan ilah (Tuhan), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat
Allah, perbuatan-perbuatan( afa’i) Allah, dan lain-lain.
b. Nubuwu’ah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi Dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab
Allah, mukjizat, dan sebagainya.
c. Ruhaniah. Yaitu pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik,seperti,malaikat,jin,iblis,setan dan ruh.
d. Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui melalui sami, yakni dalil naqli berupa al-qur’an dan As-
sunnah. Seperti alam barzakh ,akhirat,azab kubur dan sebagainya.
Disamping sistematika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti
sistematika arkanul iman (Rukun Iman), yaitu: iman kepada Allah, iman kepada
malaikat ( termasuk pembahasan tentang makhluk rohani seperti jin, iblis, dan
setan, iman kepada hari akhir dan iman kepada qada dan qadar Allah.
2.3 FUNGSI DAN PERANAN AQIDAH
Aqidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi
seorang muslim. Keyakinan yang mendasar itu menopang seluruh perilaku
membentuk dan memberi corak dan warana kehidupannya dalam hubungannya
dengan makhluk lain dan hubungan dengan Tuhan.
[6]
Dalam hubungan dengan Tuhan, aqidah member kejelasan tentang Tuhan
yang disembah-Nya sebagai dzat yang maha kuasa satu-satunya.Dzat yang wajib
disembah yang ditangannya nasib seluruh makhluk ditentukan.
Dalam hubungan dengan manusia.Keyakinan tauhid ini menjadi dorongan
utama untuk bergaul dan berbuat baik serta berbuat maslahat bagi manusia dan
makhluk lainnya. Dorongan keyakinan ini akan sanggup meniadakan segala
pamrih. Seorang muslim berbuat baik semata-mata keyakinan bahwa Allah
menyuruh untuk berbuat baik, sehingga apapun yang dia peroleh akibat dari
perbuatannya akan diterimanya dengan penuh kesadarannya dan lapang dada.
Dalam perilaku ini lahir perbuatan ikhlas yang merupakan fenomena perilaku
seorang muslim yang taat.
Aqidah yang tertanam dalam jiwa seorang muslim akan senantiasa
menghadirkan dirinya dalam pengawasan Allah semata mata, karena itu perilaku-
perilaku yang tidak dikehendaki oleh Allah akan selalu dihindarkannya. Sabda
Nabi:
“Beribadahlah engkau kepada Allah, seolah-olah engkau melihatNya, apabila
engkau tidak melihatNya, Allah melihat engkau”.
Keyakinan tauhid berawal dari hati, selanjutnya akan membentuk sikap dan
perilaku yang menyeluruh dan mewujudkan bentuk kepribadian yang utuh sebagai
insane yang mulia dengan derajat kemuliaannya yang tinggi. Iman pada
hakekatnya adalah keseluruhan tingkah laku, baik keyakinan (I’tikad), ucapan
maupun perbuatan. Sabda Nabi:
“iman adalah mengi’tikadkan dalam hati, mengucapkan dengan mulut dan
melaksanakan dengan anggota badan”.
Dan sabdanya pula:
[7]
“iman itu bukan merupakan suatu angan-angan atau hiasan (nama/panggilan)
saja, melainkan sesuatu yang meresap di dalam hati dan dimanifestarikan oleh
amal atau perbuatan.
Setiap amal atau perbuatan yang tidak disertai dan di kaitkan kepada iman/aqidah
dinyatakan hampa, tidak berisi dan tidak berbobot. Rasulullah S.a.w. bersabda:
“setiap urusan (perbuatan) yang tidak di mulai dengan Basmalah niscaya
perbuatan itu putus (hampa).”
Hadits di atas menunjukan bahwa itu aqidah itu sangat bersifat aplikatif,
harus di aktualisasikan dalam segala bentuk dan macam aktivitas manusia,
sehingga tidak ada satu perbuatan pu yang boleh terlepas dari aqidah. Seorang
muslim yang memiliki aqidah yang kuat akan menampakan hidupnya sebagai
amal shaleh. Jadi amal shaleh merupakan fenomena yang tampak sebagai
pancaran dari aqidah.Karna itu kalimat “amanu” (orang-orang yang beriman)
selalu di kaitakan amal shaleh.
Dr. H. Syahidin. dkk, moral dan kognisi islam hal 92-94
Aqidah dapat dilihat perananya dalam berbagai segi kehidupan seseorang
muslim serta memiliki implikasi terhadap sikap hidupnya. Implikasi dari aqidah
itu antara lain dapat di lihat dalam pembentukan sikap, misalnya :
1. Penyerahan secara total kepada Allah dengan meniadakan sama sekali
kekuatan dan kekuasaan diluar Allah yang dapat mendominasi dirinya.
Keyakinan ini menumbuhkan jiwa merdeka bagi seorang muslim di
tengah-tengah pergaulan hidupnya: tidak ada manusia menjajah manusia
lain. Ia menjadi manusia yang merdeka, bebas dari perbudakan dalam
segala dimensi kemanusiaannya. Harta dan derajat manusia hanya
ditentukan oleh kadar keimanan dan ketaqwaanya.
2. Keyakinan terhadap Allah menjadikan orang memiliki keberanian untuk
berbuat, karna tidak ada baginya yang di takuti selain melanggar perintah
Allah. Keberanian ini menjadikan seorang muslim untuk berbicara tentang
[8]
kebenaran secara lurus dan konsekuen dan tegas berdasarkan aturan aturan
yang jelas di perintah Allah. Karena baginya kebenaran Allah adalah satu-
satunya dan mutlak sifatnya. Karna itu umat islam semestinya menjadi
pelopor menegakan makalah dimuka bumi tanpa rasa kuatir dan gelisah.
3. Keyakinan dapat membentuk rasa optimis menjalani kehidupan, karena
keyakinan tauhid menjamin hasil yang terbaik yang akan dicapainya
secara ruhaniah, karna itu seorang muslim tidak pernah gelisah dan putus
asa, dia tetap berkiprah dengan penuh semangat dan optimism.
Dengan demikian aqidah dapat berperan sebagai landasan etik bagi muslim
dalam menyikapi hidup dan kehidupannya di dunia dengan melihat hidup ini
secara luas, yakni hidup di dunia dan di akhirat. Lebih lanjut Sayid Sabiq
memandang fungsi aqidah sebagai ruh bagi setiap orang. Hidup bernaung dan
berpegang teguh kepadanya akan memperoleh gairah, semangat dan kebahagiaan,
sementara hidup yang terlepas dari padanya akan terapung, melayang tanpa
arah, dan bahkan mati semangat kerohaniannya. Aqidah adalah cahaya, yang
apabila seseorang tidak memilikinya, ia akan buta dan pasti akan tersesat kedalam
liku-liku dan lembah kesesatan dan kenistaan. Ia adalah cahaya yang dapat
memberikan jaminan kejelasan, keterang-benderangan, keselamatan dan
kebahagiaan kepada orang yang bernaung di bawahnya. Ia adalah cahaya yang
sangat kuat dan bersih, yang mampu menerobos dan menerangi segala aspek dan
kebutuhan manusia. Ia adlah cahaya di atas segala cahaya, tidak aka nada lagi
cahaya yang sebanding apalagi mengunggulinya.
Dr. H. Syahidin, Drs. Munawar Rahmat, M.Pd. dkk, Moral dan Kognisi Islam hal 94-96
Akidah sebagai akar, ayari’at sebagai batang dan cabang-cabangnya dan
akhlak sebagai dua. Jelas sekali bahwa akidah merupakan yang paling pokok atau
mendasar,dimana subur tidaknya, mulus tidaknya, atau baik buruknya batang dan
buah itu sangat tergantung pada akhlaknya. Tatkala berbicara kebaikan, dalam
ayat lain Allah memperlihatkan bahwa kebaikan-kebaikan itu muncul dengan
dorongan-dorongan dari akidah, dimana Allah mendahulukan penyebutan pokok-
[9]
pokok akidah dan kemudian disusul dengan beberapa amal atau kebaikan itu.
Akidah merupakan pokok yang dari situlah munculnya cabang-cabang, atau
sebagai fundamen yang di atasnya didirikan bangunan
2.4 TINGKATAN AQIDAH
Ditinjau dari segi kuat dan tidaknya, akidah ini bisa dibagi menjadi empat
tingkatan yaitu ragu, yakin, ainul, haqqul yakin. Tingkatan ini terutama
didasarkan atas sedikit banyakatau besar kecilnya potensi dan kemampuan
manusia yang dikembangkan dalam menyerap akidah tersebut. Semakin
sederhana potensi yang dikembangkan akan semakin rendah akidah yang
dimiliki dan sebaliknya.
B. SYARIAH
2. 5 PENGERTIAN SYARI’AH
Komponen islam yang kedua adalah Syariah, secara etimologis,
“syari’ah” berarti jalan, aturan, ketentuan, atau undang-undang Allah SWT.
pengertian syariah itu sendiri, adalah berisi peraturan dan per undang-undangan
Allah yang berisi tata cara pengaturan perilaku hidup manusia dalam melakukan
hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam sekitarnya untuk mencapai
keridlaan Allah yaitu keselamatan di dunia dan di akhirat. Syariat adalah system
nilai yang merupakan inti ajaran islam. Syariat atu system nilai islam ditetapkan
oleh Allah sendiri. Dalam hal ini, Allah disebut Syaari atau pencipta hukum.
Syari’ah islam mencakup dua persoalan pokok, yaitu :
1.) Ibadah Khusus atau ibadah Mahdlah, syari’at yang mengatur hubungan
manusia secara Vertiakal dengan Allah. yaituberisikan ketentuan tentang tata
caraa peribadatan manusia kepada Allah, atau ibadah yang pelaksanaanya telah
dicontohkan langsung oleh nabi Muhammad Saw. Seperti halnya, shalat dan
puasa. Dalam ibadah seperti ini, seorang muslim tidak boleh mengurangi atau
menambah-nambah dari apa saja yang telah deperintahkan Allah dan di contohkan
oleh Rasulullah. Persoalan yang sering muncul di tengah masyarakat berkenaan
[10]
dengan masalah ini adalah adanya perbedaan pendapat ( ikhtilaf ) yang
disebabkan oleh adanya perbedaan dalam menafsirkan ayat atau menambahkan
hadits. Jika kedua pendapat telah memperoleh sandarannya, pada kedua sumber
hukum yaitu, di rujukkan pada Al-Qur’an, dan dicari dasarnya dalam hadits, maka
sikap toleran dan
2.) menghargai pendapat orang lain hendaklah dikembangkan, sehingga
perbedaan pendapat tidak memecah belah kesatuan umat.
3.) Ibadah umum atau ibadah ghair mahdlah atau juga di sebut mu’amalat
adalah syari’at yang mengatur hubungan manusia secara horizontal, yakni
hubungan sesama manusia dan makhluk lainnya. Mu’amalah meliputi ketentuan
perundang-undangan yang mengatur segala aktivitas hidup manusia dalam
pergaulan dengan sesamanya dan dengan alam sekitarnya. bentuk peribadatan ini,
bersifat umum dan pelaksanaannya tidak seluruhnya diberikan contoh langsung
oleh nabi Muhammad SAW. Beliau hanya meletakkan prinsip-prinsip dasar,
sedangkan pengembangannya diserahkan kepada kemampuan dan daya jangkau
pikiran umat. Ibadah umum mencakup aturan -aturan keperdataan, seperti
hubungan yang menyangkut ekonomi, bisnis, jual-beli, utang-piutang, perbankan,
perkawinan, pewarisan, dan lain-lain. Juga termasuk aturan-aturan atau hukum
publik, seperti pidana, tata negara, dan sebagainya.
2.6 FUNGSI DAN PERAN SYARI’AH
Hidup manusia di muka bumi, mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
Hamba Allah, dan sebagai Khalifah Allah.Hidup yang diimbangi syari’ah
melahirkan kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan kedua fungsi diatas.
 Sebagai Hamba Allah, manusia mempunyai tugas untuk beribadah
 Sebagai Khalifah Allah, manusia mempunyai tugas untuk
melaksanakan amanat Allah.
Untuk melaksanakan kedua fungsi tersebut, maka Allah menurunkan
syari’at islaam guna membimbing manusia untuk mendapatkan Ridha-Nya.oleh
[11]
karena itu, syari’ah islam berfungsi membimbing manusia dalam rangka
mendapatkan ridha
Allah dalam bentuk kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Syari’at islam memiliki karakteristik yang khas, karena itu, ia bersifat
universal dan abadi. Hal ini karena :
1. Syari’at islam itu sesuai dengan kemampuan manusia dan mudah
dilaksanakan.
2. Bagian-bagian syari’at yang tidak terpengaruh oleh perubahan
zaman, seperti aqidah dan ibadah diterangkan secara rinci dan
jelas sehingga tidak perlu penambahan dan pengurangan.
Sedangkan bagian yang terpengaruh oleh perubahan situasi dan
kondisi, seperti yang menyangkut budaya, politik, dan sejenisnya
diterangkan secara global atau garis besarnya saja sehingga
memungkinkan untuk terjadi perkembangan.
3. Syari’at islam cocok dengan fitrah dan sesuai dengan akal, dapat
mengikuti perkembangan serta layak untuk segala tempat dan
waktu.
4. Pola hubungan dengan keluarga, seperti berbakti kepada orangtua
atau
Demikianlah Allah menurunkan syari’at islam kepada manusia dengan
lengkap sesuai dengan hakikat manusia sebahgai makhluk Allah yang paling
sempurna. Syari’at ini diturunkan kepada manusia untuk dilaksanakan dalam
kehidupan di dunia demi mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan di
akhirat.
[12]
C. AKHLAK
2.7 PENGERTIAN AKHLAK
Kata akhlaq berasal dari kata khalaqa dan merupakan bentuk jamak dari
kata khuluqan (bahasa arab), yang berarti : perangai, tabiat, dan adat atau tingkah
laku. Juga berasal dari kata khalqun( bahasa arab) yang berarti : kejadian, buatan
atau ciptaan. Jadi secara etimologis akhlaq berarti perangai, adat, tabiat, atau
sistem perilaku yang dibuat.
Dengan demikian,secara kebahasaan akhlak bisa baik dan bisa buruk,
tergantung kepada nilai yang dijadikan landasan atau tolak ukurnya.Apabial
perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut
akhlak yang baik atau akhlakul karimah.Dan sebaliknya apabila buruk, disebut
akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah.Baik dan buruk akhlak didasarkan
kepada sumber nilai, yaitu Al-qur’an dan sunnah rasul.
Adapun secara istilah, akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap
dan tindakan manusia di atas bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran
islam, denagn Al-qur’an dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainyaserta ijtihad
sebagai metode berfikir islami. Pola sikap dan tindakan yang dimaksud mencakup
pola-pola hubungan dengan Allah, sesama manusia ( termasuk dirinya sendiri ),
dan dengan alam.
2.8 RUANG LINGKUP AKHLAK
1. Pola hubungan manusia dengan Allah, seperti mentauhidkan Allah dan
menghindari syirik, bertaqwa kepada-Nya, memohon pertolongan kepadaa-Nya
melalui berdo’a, berdzikir di waktu siang maupun malam, baik dalam keadaan
berdiri, duduk, maupun berbaring dan bertawakal kepada-Nya.
2. Pola hubungan manusia dengan Rasulullah saw, yaitu menegakkan sunnah
rasul, menziarahi kuburnya di madinah, dan membacakan shalawat.
3. Pola hubungan manusia dengan dirinya sendiri, seperti : menjaga kesucian
diri dari sifat rakus, dan menghumbar nafsu, mengembangkan keberanian, (
syaja’ah) dalam menyampaikan yang hak, menyampaikan kebenaran, dan
[13]
4. memberantas kedzaliman, mengembangkan kebijaksanaan dengan
memberantas kebodohan dan jumud, bersabar tatkala mendapat musibah dan
dalam kesulitan, bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, rendah hati
(tawadhu’) dan tidak sombong, menahan diri dari melakukan larangan-larangan
Allah (iffah), menahan diri dari marah walaupun hati tetap dalaam keadaan marah
atau hilmun, memaafkan orang, jujur atau amanah, dan merasa cukup dengan apa-
apa yang telah diperoleh dengan susah payah atau qana’ah.
5. Pola hubungan dengan keluarga, seperti :berbakti kepada kedua orangtua
atau birrul walidain, baik denagn tutur kata, pemberian nafkah, ataupun do’a,
memberi bantuan material ataupun moral kepada karib, kerabat. Atau aati dzal
qurba, (suami) memberikan nafkah kepada isteri, anak, dan anggota keluarga lain,
(suami) mendidik isteri dan anak agar terhindar dari api neraka, dan ( isteri)
mentaati suami.
6. Pola hubungan dengan masyarakat. Dalam konteks kepemimpinan, pola-
pola hubungan yang perlu dikembangkan adalah : menegakkan keadilan, berbuat
ikhsan, menjunjung tinggi musyawarah, memandang kesederajatan manusia, dan
membela orang-orang lemah ( seperti orang miskin, orang yang tersiksa, dan
orang yang tidak berpendidikan ), mentaati pemimpin, dan berperan serta dalam
kegiatan-kegiatan kepemimpinan. Sementara sebagai anggota masyarakat perlu
menjunjung tinggi ukhuwah dalam seiman dan ukhuwah kemanusiaan, saling
tolong-menolong, pemurah dan penyantun, menepati janji, saling wasiat dalam
kebenaran dan ketaqwaan.
D. KETERKAITAN ANTARA AQIDAH, SYARI’AH, DAN AKHLAK
Akidah,syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam
ajaran.Islam.Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Akidah dalam sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar
kenyakinan,menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.Sementara
syariah sebagai sistem nilai berisi peraturan yang mengambarkan fungsi
agama.Sedangkan akhlak sebagai sistem etika yang menggambarkan arah dan
tujuan yang hendak dicapai agama.Oleh karena itu ketiga komponen tersebut
[14]
setidaknya terintegrasi dalam diri seorang muslim.Integrasi ketiga komponen
tersebut dalam ajaran agama islam ibarat sebuah pohon,akarnya adalah
aqidah,sementara batang,dan daunnya adalah syariah,sedangkan buahnya adalah
akhlak.
Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat
yang mendorongnya untuk melaksanakan untuk melaksanakan syariah yang hanya
ditujukan kepada Allah sehingga tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya.
Atas dasar hubungan itu,maka seseorang yang melakukan suatu perbuatan
baik,tetapi tidak dilandasi oleh aqidah dan keimanan,maka orang itu termasuk ke
dalam katagori kafir.Seseorang yang mengaku beraqidah atau beriman,tetapi tidak
mau melaksanakan syariah,maka orang itu disebut fasik.Sedangkan orang yang
mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan akidah yang
tidak lurus disebut munafik.
Aqidah,syariah,dan akhlak dalam alquran disebut iman dan amal
shaleh.Iman menunjukkan makna aqidah,sedangkan amal shaleh menunjukkan
pengertian syariah dan akhlak.
Seseorang yang melakukan perbuatan baik,tetapi tidak landasi
aqidah,maka perbuatannya hanya dikatagorikan sebagai perbuatan baik.Perbuatan
baik adalah perbuatan yang sesuai dengan nilai nilai kemanusiaan,tetapi belum
tentu dipandang benar menurut Allah.Sedangkan perbuatan baik yang didorong
oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud pelaksanaan syariah disebut amal
saleh.Karena itu didalam alquran kata amal saleh selalu diawali fengan kata
iman.Seperti firman Allah dalam Surat An-NUUR,24:55
[15]
Artinya :
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-
orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah janji itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Pengertian Aqidah, Akhlak, dan Syari’ah
Kerangka dasar ajaran Islam adalah cetak biru ajaran Allah SWT kepada
utusan Allah. Dimana di dalam kerangka dasar ajaran terdapat tiga bagian utama
yang saling berkaitan, yaitu : Akidah, Syari’ah, dan Akhlak. Akidah merupakan
akar (dasar) dari setiap perbuatan manusia.Sedangkan Syari’ah adalah perbuatan-
perbuatan yang merupakan wujud dari akidah. Dari penetapan akidah dan
[16]
perwujudannya berupa syariah muncullah pemikiran yang bermanfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain yang disebut dengan akhlak.
 Bagaimana cara menerapkan aspek tentang Aqidah, Akhlak, dan Syari’ah
di tengah masyarakat
Dengan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Khlak Islam dan Peranannya dalam Pembinaan Masyarakat
Khlak Islam dan Peranannya dalam Pembinaan MasyarakatKhlak Islam dan Peranannya dalam Pembinaan Masyarakat
Khlak Islam dan Peranannya dalam Pembinaan MasyarakatLucky Maharani Safitri
 
Hakikat akhlak
Hakikat akhlakHakikat akhlak
Hakikat akhlakSukrinTaib
 
Makalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamMakalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamahmddrmnsyh
 
Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan KetaqwaanKeimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan KetaqwaanAhmad Rudi
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amalRizqy Putra
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakDini Audi
 
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamPendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamShollana
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuCiri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuabdul gonde
 
Makalah tentang syirik
Makalah tentang syirikMakalah tentang syirik
Makalah tentang syirikamrin syahrafi
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Mawadah Warohmah
 
Makalah Hukum Islam RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM
Makalah Hukum Islam RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAMMakalah Hukum Islam RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM
Makalah Hukum Islam RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAMTotok Priyo Husodo
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islamMarhamah Saleh
 
Islam rahmatan lil’ alamin
Islam rahmatan lil’ alaminIslam rahmatan lil’ alamin
Islam rahmatan lil’ alaminMirabela Islami
 

Was ist angesagt? (20)

Khlak Islam dan Peranannya dalam Pembinaan Masyarakat
Khlak Islam dan Peranannya dalam Pembinaan MasyarakatKhlak Islam dan Peranannya dalam Pembinaan Masyarakat
Khlak Islam dan Peranannya dalam Pembinaan Masyarakat
 
Ppt fiqh syahadat
Ppt fiqh syahadatPpt fiqh syahadat
Ppt fiqh syahadat
 
Hakikat akhlak
Hakikat akhlakHakikat akhlak
Hakikat akhlak
 
Makalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamMakalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islam
 
Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan KetaqwaanKeimanan dan Ketaqwaan
Keimanan dan Ketaqwaan
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
 
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamPendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuCiri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
 
Makalah tentang syirik
Makalah tentang syirikMakalah tentang syirik
Makalah tentang syirik
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Makalah Hukum Islam RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM
Makalah Hukum Islam RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAMMakalah Hukum Islam RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM
Makalah Hukum Islam RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM
 
4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam
 
Makalah Qiyas
Makalah QiyasMakalah Qiyas
Makalah Qiyas
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
Islam rahmatan lil’ alamin
Islam rahmatan lil’ alaminIslam rahmatan lil’ alamin
Islam rahmatan lil’ alamin
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
 

Ähnlich wie Pokok pokok ajaran islam

Ähnlich wie Pokok pokok ajaran islam (20)

Bab i mw
Bab i mwBab i mw
Bab i mw
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidah
 
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
 
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptxTUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
 
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
 
Rpp 1 akidah islam
Rpp 1 akidah islamRpp 1 akidah islam
Rpp 1 akidah islam
 
Aqidah islamiyyah
Aqidah islamiyyahAqidah islamiyyah
Aqidah islamiyyah
 
Aqidah dalam islam.ppt
Aqidah dalam islam.pptAqidah dalam islam.ppt
Aqidah dalam islam.ppt
 
kerangka dasar agama islam
kerangka dasar agama islamkerangka dasar agama islam
kerangka dasar agama islam
 
Tauhid baru
Tauhid baruTauhid baru
Tauhid baru
 
pptaqidahislam-150517090646-lva1-app6891.pdf
pptaqidahislam-150517090646-lva1-app6891.pdfpptaqidahislam-150517090646-lva1-app6891.pdf
pptaqidahislam-150517090646-lva1-app6891.pdf
 
Pembatalan dan kerosakan iman
Pembatalan dan kerosakan imanPembatalan dan kerosakan iman
Pembatalan dan kerosakan iman
 
Aqidah ppt
Aqidah pptAqidah ppt
Aqidah ppt
 
Aqidah islam
Aqidah islamAqidah islam
Aqidah islam
 
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
186677588 modul-pim-3112-pengajian-akidah
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
 
Modul pim 3112
Modul pim 3112Modul pim 3112
Modul pim 3112
 
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam IalamMenyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
 
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptxkeimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 

Kürzlich hochgeladen

Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pokok pokok ajaran islam

  • 1. [1] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman sekarang ini, masih banyak masyarakat yang sedikit melupakan masalah tentang aqidah, akhlak, syari’ah dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka lebih memprioritaskan untuk lebih memahami tentang tekhnologi daripada masalah keagamaan.Dan cenderung untuk mempelajari budaya barat karena menurut mereka itu lebih berguna untuk kehidupannya. Mempelajari masalah aqidah, akhlaq dan syari’ah memiliki berbagai manfaat dalam aspek kehidupan, bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun juga untuk memperbaiki sifat dan perilaku sesama umat manusia. 1.2 Tujuan Masalah a.untukmengetahui dan memepelajari tentang arti sebuah Aqidah, akhlak dan syari’ah b.untuk menerapkan kehidupan sehari hari dengan aspek aqidah,akhlak dan syari’at 1.3 Rumusan Masalah  Apa pengertian aqidah, akhlak, dan syari’ah dalam kehidupan sehari-hari ?  Bagaimana cara menerapkan aspek tentang aqidah, akhlak, dan syari’ah di tengah masyarakat?  Untuk apa kita mempelajari aqidah, akhlak, dan syari’ah?
  • 2. [2] BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN AQIDAH, AKHLAK DAN SYARIAH A. AQIDAH Aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdanyang berarti simpul, ikatan dan perjanjian yang kokoh dan kuat.Atau juga yang berarti mengikatkan, atau mempercayai/meyakini.Setelah terbentuk menjadi ‘aqidatan (aqidah) berarti kepercayaan atau keyakinan. Kaitan antara aqdan dengan‘aqidatan adaah bahwa keyakinan itu tersimpul dan tertambat dengan kokoh dalm hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Sebagaimana agama-agama pada umumnya, aqidah juga memiliki sistem kepercyaan dan keyakinan kepada tuhan, islam mengandung sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktivitas pemeluknya. Aqidah dalam islam berisikan ajaran tentang apa saja yang harus dipercayai, diyakini, dan diimani oleh setiap orang islam. Makna aqidah secara etimologis ini akan lebih jelas dikaitkan dengan pengertian terminologisnya seperti diungkapkan oleh Hasan Al-Banna dalam Majmu’ ar-Rasail : Aqaid ialah ( bentuk jamak dari aqidah ) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Dan dikemukakan pula oleh Abu Bakar Al-Jazairidalam kitab ‘Aqidah al-mukmin: “Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat deterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, ( yang didengar ) dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.”
  • 3. [3] Dari dua pengertian tersebut ada beberapa hal penting yang harus deperhatikan dalam memahami aqidah secara lebih tepat dan jelas. Pertama, setiap menusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran dengan potensi yang dimilikinya.Indra dan akal digunakan untuk mencari dan menguji kebenaran, sedangkan wahyu menjadi pedoman untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam beraqidah hendaknya manusia menempatkan fungsi masing-masing alat tersebut pada posisi yang sebenarnya.Sejalan dengan hal ini Allah swt berfirman: (Q.S An-Nahl, 16:78) Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. Kedua, keyakinan itu harus bulat dan penuh, tidak berbaur dengan kesamaran dan keraguan.Oleh karena itu, untuk sampai kepada keyakinan,manusia harus memiliki ilmu sehingga ia dapat menerima kebenaran dengan sepenuh hati setelah mengetahui dalil-dalilnya Allah berfirman : . (Q.S. Al-Haj 22:54) Artinya :
  • 4. [4] dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. Ketiga, aqidah harus mampu mendatangkan ketentraman jiwa kepada orang yang menyakininya. Untuk diperlukan adanya keselarasan antara keyakinan lahiriyah danbatiniah. Pertentangan antara kedua hal tersebut akan melahirkan. Kemunafikan. Sikap munafik ini akan mendatangkan kegelisahan. Keempat, apabila seseorang telah menyakini suatu kebenaran, maka konsekuensinya ia harus sanggup membuang jauh-jauh dsegala hal yang bertentangan dengan kebenaran yang diyakininya itu. Karena agama islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada tuhan, maka aqidah merupakan system kepercayaan yang juga mengikat manusia islam. Kata ini juga sering digunakan dalam beberapa ungkapan, seperti “ akad nikah atau akad jual beli”. Yang berarti sebagai suatu upacara untuk menjalin ikatan antara dua pihak dengan ikatan pernikahan atau jual beli.Dengan demikian, aqidah disini, bisa diartikan sebagai “ikatan antara manusia dengan tuhan”.Seorang manusia disebut muslim manakala dengan penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat dengan system kepercayaan islam. Karena itu, aqidah merupakan dan simpul dasar yang pertama dan utama. Sistem kepercayaan islam atau aqidah dibangun di atas enam dasar keimanan yang lazim disebut Rukujn Iman.Rukun iman meliputi keimanan kepada Allah, para malaikat kitab-kitab, para rasul, hari akhir, dan Qada’ dan qadar-Nya.berdasarkan enam dasar keimanan tersebut, maka keterikatan setiap muslim kepada islam yang semestinya ada pada jiwa setiap muslim adalah: a. Meyakini bahwa islam adalah agama yang terakhir, mengandung syariat yang menyempurnakan syariat-syariat yang diturunkan oleh Allah. b. Meyakini bahwa islam adalah satu-satunya agama yang benar di sisi Allah. Islam datang dengan membawa kebenaran yang bersifat
  • 5. [5] absolute (mutlak) guna menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia selaras dengan fitrahnya. c. Meyakini bahwa islam adalah agama yang universal serta berlaku untuk semua manusia dan mampu menjawab semua persoalan yang ada atau muncul dalam segala lapisan masyarakat dan sesuai dengan tuntutan budaya manusia. 2.2 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH Menurut Hasan Al-banna ruang lingkup pembahasan aqidah meliputi : a. Ilahiah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, perbuatan-perbuatan( afa’i) Allah, dan lain-lain. b. Nubuwu’ah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi Dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, dan sebagainya. c. Ruhaniah. Yaitu pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik,seperti,malaikat,jin,iblis,setan dan ruh. d. Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui sami, yakni dalil naqli berupa al-qur’an dan As- sunnah. Seperti alam barzakh ,akhirat,azab kubur dan sebagainya. Disamping sistematika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistematika arkanul iman (Rukun Iman), yaitu: iman kepada Allah, iman kepada malaikat ( termasuk pembahasan tentang makhluk rohani seperti jin, iblis, dan setan, iman kepada hari akhir dan iman kepada qada dan qadar Allah. 2.3 FUNGSI DAN PERANAN AQIDAH Aqidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi seorang muslim. Keyakinan yang mendasar itu menopang seluruh perilaku membentuk dan memberi corak dan warana kehidupannya dalam hubungannya dengan makhluk lain dan hubungan dengan Tuhan.
  • 6. [6] Dalam hubungan dengan Tuhan, aqidah member kejelasan tentang Tuhan yang disembah-Nya sebagai dzat yang maha kuasa satu-satunya.Dzat yang wajib disembah yang ditangannya nasib seluruh makhluk ditentukan. Dalam hubungan dengan manusia.Keyakinan tauhid ini menjadi dorongan utama untuk bergaul dan berbuat baik serta berbuat maslahat bagi manusia dan makhluk lainnya. Dorongan keyakinan ini akan sanggup meniadakan segala pamrih. Seorang muslim berbuat baik semata-mata keyakinan bahwa Allah menyuruh untuk berbuat baik, sehingga apapun yang dia peroleh akibat dari perbuatannya akan diterimanya dengan penuh kesadarannya dan lapang dada. Dalam perilaku ini lahir perbuatan ikhlas yang merupakan fenomena perilaku seorang muslim yang taat. Aqidah yang tertanam dalam jiwa seorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya dalam pengawasan Allah semata mata, karena itu perilaku- perilaku yang tidak dikehendaki oleh Allah akan selalu dihindarkannya. Sabda Nabi: “Beribadahlah engkau kepada Allah, seolah-olah engkau melihatNya, apabila engkau tidak melihatNya, Allah melihat engkau”. Keyakinan tauhid berawal dari hati, selanjutnya akan membentuk sikap dan perilaku yang menyeluruh dan mewujudkan bentuk kepribadian yang utuh sebagai insane yang mulia dengan derajat kemuliaannya yang tinggi. Iman pada hakekatnya adalah keseluruhan tingkah laku, baik keyakinan (I’tikad), ucapan maupun perbuatan. Sabda Nabi: “iman adalah mengi’tikadkan dalam hati, mengucapkan dengan mulut dan melaksanakan dengan anggota badan”. Dan sabdanya pula:
  • 7. [7] “iman itu bukan merupakan suatu angan-angan atau hiasan (nama/panggilan) saja, melainkan sesuatu yang meresap di dalam hati dan dimanifestarikan oleh amal atau perbuatan. Setiap amal atau perbuatan yang tidak disertai dan di kaitkan kepada iman/aqidah dinyatakan hampa, tidak berisi dan tidak berbobot. Rasulullah S.a.w. bersabda: “setiap urusan (perbuatan) yang tidak di mulai dengan Basmalah niscaya perbuatan itu putus (hampa).” Hadits di atas menunjukan bahwa itu aqidah itu sangat bersifat aplikatif, harus di aktualisasikan dalam segala bentuk dan macam aktivitas manusia, sehingga tidak ada satu perbuatan pu yang boleh terlepas dari aqidah. Seorang muslim yang memiliki aqidah yang kuat akan menampakan hidupnya sebagai amal shaleh. Jadi amal shaleh merupakan fenomena yang tampak sebagai pancaran dari aqidah.Karna itu kalimat “amanu” (orang-orang yang beriman) selalu di kaitakan amal shaleh. Dr. H. Syahidin. dkk, moral dan kognisi islam hal 92-94 Aqidah dapat dilihat perananya dalam berbagai segi kehidupan seseorang muslim serta memiliki implikasi terhadap sikap hidupnya. Implikasi dari aqidah itu antara lain dapat di lihat dalam pembentukan sikap, misalnya : 1. Penyerahan secara total kepada Allah dengan meniadakan sama sekali kekuatan dan kekuasaan diluar Allah yang dapat mendominasi dirinya. Keyakinan ini menumbuhkan jiwa merdeka bagi seorang muslim di tengah-tengah pergaulan hidupnya: tidak ada manusia menjajah manusia lain. Ia menjadi manusia yang merdeka, bebas dari perbudakan dalam segala dimensi kemanusiaannya. Harta dan derajat manusia hanya ditentukan oleh kadar keimanan dan ketaqwaanya. 2. Keyakinan terhadap Allah menjadikan orang memiliki keberanian untuk berbuat, karna tidak ada baginya yang di takuti selain melanggar perintah Allah. Keberanian ini menjadikan seorang muslim untuk berbicara tentang
  • 8. [8] kebenaran secara lurus dan konsekuen dan tegas berdasarkan aturan aturan yang jelas di perintah Allah. Karena baginya kebenaran Allah adalah satu- satunya dan mutlak sifatnya. Karna itu umat islam semestinya menjadi pelopor menegakan makalah dimuka bumi tanpa rasa kuatir dan gelisah. 3. Keyakinan dapat membentuk rasa optimis menjalani kehidupan, karena keyakinan tauhid menjamin hasil yang terbaik yang akan dicapainya secara ruhaniah, karna itu seorang muslim tidak pernah gelisah dan putus asa, dia tetap berkiprah dengan penuh semangat dan optimism. Dengan demikian aqidah dapat berperan sebagai landasan etik bagi muslim dalam menyikapi hidup dan kehidupannya di dunia dengan melihat hidup ini secara luas, yakni hidup di dunia dan di akhirat. Lebih lanjut Sayid Sabiq memandang fungsi aqidah sebagai ruh bagi setiap orang. Hidup bernaung dan berpegang teguh kepadanya akan memperoleh gairah, semangat dan kebahagiaan, sementara hidup yang terlepas dari padanya akan terapung, melayang tanpa arah, dan bahkan mati semangat kerohaniannya. Aqidah adalah cahaya, yang apabila seseorang tidak memilikinya, ia akan buta dan pasti akan tersesat kedalam liku-liku dan lembah kesesatan dan kenistaan. Ia adalah cahaya yang dapat memberikan jaminan kejelasan, keterang-benderangan, keselamatan dan kebahagiaan kepada orang yang bernaung di bawahnya. Ia adalah cahaya yang sangat kuat dan bersih, yang mampu menerobos dan menerangi segala aspek dan kebutuhan manusia. Ia adlah cahaya di atas segala cahaya, tidak aka nada lagi cahaya yang sebanding apalagi mengunggulinya. Dr. H. Syahidin, Drs. Munawar Rahmat, M.Pd. dkk, Moral dan Kognisi Islam hal 94-96 Akidah sebagai akar, ayari’at sebagai batang dan cabang-cabangnya dan akhlak sebagai dua. Jelas sekali bahwa akidah merupakan yang paling pokok atau mendasar,dimana subur tidaknya, mulus tidaknya, atau baik buruknya batang dan buah itu sangat tergantung pada akhlaknya. Tatkala berbicara kebaikan, dalam ayat lain Allah memperlihatkan bahwa kebaikan-kebaikan itu muncul dengan dorongan-dorongan dari akidah, dimana Allah mendahulukan penyebutan pokok-
  • 9. [9] pokok akidah dan kemudian disusul dengan beberapa amal atau kebaikan itu. Akidah merupakan pokok yang dari situlah munculnya cabang-cabang, atau sebagai fundamen yang di atasnya didirikan bangunan 2.4 TINGKATAN AQIDAH Ditinjau dari segi kuat dan tidaknya, akidah ini bisa dibagi menjadi empat tingkatan yaitu ragu, yakin, ainul, haqqul yakin. Tingkatan ini terutama didasarkan atas sedikit banyakatau besar kecilnya potensi dan kemampuan manusia yang dikembangkan dalam menyerap akidah tersebut. Semakin sederhana potensi yang dikembangkan akan semakin rendah akidah yang dimiliki dan sebaliknya. B. SYARIAH 2. 5 PENGERTIAN SYARI’AH Komponen islam yang kedua adalah Syariah, secara etimologis, “syari’ah” berarti jalan, aturan, ketentuan, atau undang-undang Allah SWT. pengertian syariah itu sendiri, adalah berisi peraturan dan per undang-undangan Allah yang berisi tata cara pengaturan perilaku hidup manusia dalam melakukan hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam sekitarnya untuk mencapai keridlaan Allah yaitu keselamatan di dunia dan di akhirat. Syariat adalah system nilai yang merupakan inti ajaran islam. Syariat atu system nilai islam ditetapkan oleh Allah sendiri. Dalam hal ini, Allah disebut Syaari atau pencipta hukum. Syari’ah islam mencakup dua persoalan pokok, yaitu : 1.) Ibadah Khusus atau ibadah Mahdlah, syari’at yang mengatur hubungan manusia secara Vertiakal dengan Allah. yaituberisikan ketentuan tentang tata caraa peribadatan manusia kepada Allah, atau ibadah yang pelaksanaanya telah dicontohkan langsung oleh nabi Muhammad Saw. Seperti halnya, shalat dan puasa. Dalam ibadah seperti ini, seorang muslim tidak boleh mengurangi atau menambah-nambah dari apa saja yang telah deperintahkan Allah dan di contohkan oleh Rasulullah. Persoalan yang sering muncul di tengah masyarakat berkenaan
  • 10. [10] dengan masalah ini adalah adanya perbedaan pendapat ( ikhtilaf ) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam menafsirkan ayat atau menambahkan hadits. Jika kedua pendapat telah memperoleh sandarannya, pada kedua sumber hukum yaitu, di rujukkan pada Al-Qur’an, dan dicari dasarnya dalam hadits, maka sikap toleran dan 2.) menghargai pendapat orang lain hendaklah dikembangkan, sehingga perbedaan pendapat tidak memecah belah kesatuan umat. 3.) Ibadah umum atau ibadah ghair mahdlah atau juga di sebut mu’amalat adalah syari’at yang mengatur hubungan manusia secara horizontal, yakni hubungan sesama manusia dan makhluk lainnya. Mu’amalah meliputi ketentuan perundang-undangan yang mengatur segala aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan dengan alam sekitarnya. bentuk peribadatan ini, bersifat umum dan pelaksanaannya tidak seluruhnya diberikan contoh langsung oleh nabi Muhammad SAW. Beliau hanya meletakkan prinsip-prinsip dasar, sedangkan pengembangannya diserahkan kepada kemampuan dan daya jangkau pikiran umat. Ibadah umum mencakup aturan -aturan keperdataan, seperti hubungan yang menyangkut ekonomi, bisnis, jual-beli, utang-piutang, perbankan, perkawinan, pewarisan, dan lain-lain. Juga termasuk aturan-aturan atau hukum publik, seperti pidana, tata negara, dan sebagainya. 2.6 FUNGSI DAN PERAN SYARI’AH Hidup manusia di muka bumi, mempunyai dua fungsi yaitu sebagai Hamba Allah, dan sebagai Khalifah Allah.Hidup yang diimbangi syari’ah melahirkan kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan kedua fungsi diatas.  Sebagai Hamba Allah, manusia mempunyai tugas untuk beribadah  Sebagai Khalifah Allah, manusia mempunyai tugas untuk melaksanakan amanat Allah. Untuk melaksanakan kedua fungsi tersebut, maka Allah menurunkan syari’at islaam guna membimbing manusia untuk mendapatkan Ridha-Nya.oleh
  • 11. [11] karena itu, syari’ah islam berfungsi membimbing manusia dalam rangka mendapatkan ridha Allah dalam bentuk kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Syari’at islam memiliki karakteristik yang khas, karena itu, ia bersifat universal dan abadi. Hal ini karena : 1. Syari’at islam itu sesuai dengan kemampuan manusia dan mudah dilaksanakan. 2. Bagian-bagian syari’at yang tidak terpengaruh oleh perubahan zaman, seperti aqidah dan ibadah diterangkan secara rinci dan jelas sehingga tidak perlu penambahan dan pengurangan. Sedangkan bagian yang terpengaruh oleh perubahan situasi dan kondisi, seperti yang menyangkut budaya, politik, dan sejenisnya diterangkan secara global atau garis besarnya saja sehingga memungkinkan untuk terjadi perkembangan. 3. Syari’at islam cocok dengan fitrah dan sesuai dengan akal, dapat mengikuti perkembangan serta layak untuk segala tempat dan waktu. 4. Pola hubungan dengan keluarga, seperti berbakti kepada orangtua atau Demikianlah Allah menurunkan syari’at islam kepada manusia dengan lengkap sesuai dengan hakikat manusia sebahgai makhluk Allah yang paling sempurna. Syari’at ini diturunkan kepada manusia untuk dilaksanakan dalam kehidupan di dunia demi mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan di akhirat.
  • 12. [12] C. AKHLAK 2.7 PENGERTIAN AKHLAK Kata akhlaq berasal dari kata khalaqa dan merupakan bentuk jamak dari kata khuluqan (bahasa arab), yang berarti : perangai, tabiat, dan adat atau tingkah laku. Juga berasal dari kata khalqun( bahasa arab) yang berarti : kejadian, buatan atau ciptaan. Jadi secara etimologis akhlaq berarti perangai, adat, tabiat, atau sistem perilaku yang dibuat. Dengan demikian,secara kebahasaan akhlak bisa baik dan bisa buruk, tergantung kepada nilai yang dijadikan landasan atau tolak ukurnya.Apabial perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah.Dan sebaliknya apabila buruk, disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah.Baik dan buruk akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al-qur’an dan sunnah rasul. Adapun secara istilah, akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran islam, denagn Al-qur’an dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainyaserta ijtihad sebagai metode berfikir islami. Pola sikap dan tindakan yang dimaksud mencakup pola-pola hubungan dengan Allah, sesama manusia ( termasuk dirinya sendiri ), dan dengan alam. 2.8 RUANG LINGKUP AKHLAK 1. Pola hubungan manusia dengan Allah, seperti mentauhidkan Allah dan menghindari syirik, bertaqwa kepada-Nya, memohon pertolongan kepadaa-Nya melalui berdo’a, berdzikir di waktu siang maupun malam, baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring dan bertawakal kepada-Nya. 2. Pola hubungan manusia dengan Rasulullah saw, yaitu menegakkan sunnah rasul, menziarahi kuburnya di madinah, dan membacakan shalawat. 3. Pola hubungan manusia dengan dirinya sendiri, seperti : menjaga kesucian diri dari sifat rakus, dan menghumbar nafsu, mengembangkan keberanian, ( syaja’ah) dalam menyampaikan yang hak, menyampaikan kebenaran, dan
  • 13. [13] 4. memberantas kedzaliman, mengembangkan kebijaksanaan dengan memberantas kebodohan dan jumud, bersabar tatkala mendapat musibah dan dalam kesulitan, bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, rendah hati (tawadhu’) dan tidak sombong, menahan diri dari melakukan larangan-larangan Allah (iffah), menahan diri dari marah walaupun hati tetap dalaam keadaan marah atau hilmun, memaafkan orang, jujur atau amanah, dan merasa cukup dengan apa- apa yang telah diperoleh dengan susah payah atau qana’ah. 5. Pola hubungan dengan keluarga, seperti :berbakti kepada kedua orangtua atau birrul walidain, baik denagn tutur kata, pemberian nafkah, ataupun do’a, memberi bantuan material ataupun moral kepada karib, kerabat. Atau aati dzal qurba, (suami) memberikan nafkah kepada isteri, anak, dan anggota keluarga lain, (suami) mendidik isteri dan anak agar terhindar dari api neraka, dan ( isteri) mentaati suami. 6. Pola hubungan dengan masyarakat. Dalam konteks kepemimpinan, pola- pola hubungan yang perlu dikembangkan adalah : menegakkan keadilan, berbuat ikhsan, menjunjung tinggi musyawarah, memandang kesederajatan manusia, dan membela orang-orang lemah ( seperti orang miskin, orang yang tersiksa, dan orang yang tidak berpendidikan ), mentaati pemimpin, dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan kepemimpinan. Sementara sebagai anggota masyarakat perlu menjunjung tinggi ukhuwah dalam seiman dan ukhuwah kemanusiaan, saling tolong-menolong, pemurah dan penyantun, menepati janji, saling wasiat dalam kebenaran dan ketaqwaan. D. KETERKAITAN ANTARA AQIDAH, SYARI’AH, DAN AKHLAK Akidah,syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran.Islam.Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Akidah dalam sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar kenyakinan,menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.Sementara syariah sebagai sistem nilai berisi peraturan yang mengambarkan fungsi agama.Sedangkan akhlak sebagai sistem etika yang menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.Oleh karena itu ketiga komponen tersebut
  • 14. [14] setidaknya terintegrasi dalam diri seorang muslim.Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran agama islam ibarat sebuah pohon,akarnya adalah aqidah,sementara batang,dan daunnya adalah syariah,sedangkan buahnya adalah akhlak. Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan kepada Allah sehingga tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya. Atas dasar hubungan itu,maka seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik,tetapi tidak dilandasi oleh aqidah dan keimanan,maka orang itu termasuk ke dalam katagori kafir.Seseorang yang mengaku beraqidah atau beriman,tetapi tidak mau melaksanakan syariah,maka orang itu disebut fasik.Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan akidah yang tidak lurus disebut munafik. Aqidah,syariah,dan akhlak dalam alquran disebut iman dan amal shaleh.Iman menunjukkan makna aqidah,sedangkan amal shaleh menunjukkan pengertian syariah dan akhlak. Seseorang yang melakukan perbuatan baik,tetapi tidak landasi aqidah,maka perbuatannya hanya dikatagorikan sebagai perbuatan baik.Perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan nilai nilai kemanusiaan,tetapi belum tentu dipandang benar menurut Allah.Sedangkan perbuatan baik yang didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud pelaksanaan syariah disebut amal saleh.Karena itu didalam alquran kata amal saleh selalu diawali fengan kata iman.Seperti firman Allah dalam Surat An-NUUR,24:55
  • 15. [15] Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang- orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN  Pengertian Aqidah, Akhlak, dan Syari’ah Kerangka dasar ajaran Islam adalah cetak biru ajaran Allah SWT kepada utusan Allah. Dimana di dalam kerangka dasar ajaran terdapat tiga bagian utama yang saling berkaitan, yaitu : Akidah, Syari’ah, dan Akhlak. Akidah merupakan akar (dasar) dari setiap perbuatan manusia.Sedangkan Syari’ah adalah perbuatan- perbuatan yang merupakan wujud dari akidah. Dari penetapan akidah dan
  • 16. [16] perwujudannya berupa syariah muncullah pemikiran yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain yang disebut dengan akhlak.  Bagaimana cara menerapkan aspek tentang Aqidah, Akhlak, dan Syari’ah di tengah masyarakat Dengan