Anzeige
Anzeige

Más contenido relacionado

Anzeige

GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR

  1. PSIKOLOGI ABNORMAL DAN PSIKOPATOLOGI
  2. 01 HERZYA ELVANNY 02 FILDA NURUL HIKMAH JOHN KEVIN 03
  3. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan yang meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.
  4. Gangguan tumbuh kembang adalah kondisi individu mengalami kegagalan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usia. sehingga pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya mengalami kegagalam dalam pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan motorik , bahasa, emosi, perilaku, hingga perkembangan social .
  5. 1. Efek ketidakmampuan fisik 2. Keterbatasan lingkungan 3. Inkonsistensi respon 4. Pengabaian 5. Terpisah dari orang tua dan/atau orang terdekat 6. Defisiensi stimulus
  6. Gangguan perkembangan motorik adalah perkembangan yang hendaya berat dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak semata-mata disebabkan oleh retardasi mental atau gangguan neurologis baik yang didapat atau yang kongenital (selain dari yang secara implisit ada kelainan koordinasi). CIRI- CIRI • Cara berjalan anak tampak aneh. • Kelambatan dalam belajar untuk berlari, melompat, dan naik turun tangga. • Kesulitan dalam belajar mengikat tali sepatu, memasang dan melepaskan kancing, serta menangkap dan melempar bola. • Benda yang dipegang mudah jatuh. • Anak mudah terjatuh, tersandung, menabrak sesuatu. • Tulisan tangan yang buruk. • Anak tidak pandai menggambar, menyusun bentuk bangunan.
  7. Keadaan ini merupakan kategori dengan gangguan perkembangan khas campuran dari berbicara Bahasa dan keterampilan skolastik, atau fungsi motoric. kasus ini terdapat campuran gejala, bisa gejala gangguan perkembangan bicara dan bahasa seperti, gangguan artikulasi, berbahsa ekspresif, dan berbahasa reseptif. Bisa terdapat gejala gangguan keterampilan skolastik seperti gangguan mengeja, membaca khas, dan berhitung.
  8. GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF Gangguan perkembangan pervasif ditandai oleh abnormalitas kualitatif dalam interaksi sosial dan pola komunikasi, kecenderungan minat dan meskipun gambaran gerakan terbatas, stereotiptik, berulang, abnormalitas kualitatif ini merupakan gambaran yang meluas (pervasif) dari fungsi individu dalam segala situasi,
  9.  Autisme masa kanak Gangguan perkembangan pervasif ditandai oleh adanya kelainan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang: interaksi sosial, komunikasi dan perilaku yang terbatas dan berulang. Terdapat kurangnya penggunaan keterampilan bahasa yang dimiliki di dalam hubungan sosial yang juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang dan stereotipik. Dan kondisi ini juga berbentuk kecenderungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.  Autisme Tak Khas Kelainan autisme tak khas adalah perkembangan yang muncul pertama kalinya pada usia setelah 3 tahun; dengan mendiagnosis melalui interaksi sosial timbal-balik, komunikasi, dan perilaku terbatas, stereotipik, dan berulang. Autisme tak khas sering muncul pada individu dengan retardasi mental yang berat, yang sangat rendah kemampuannya hingga individu dengan gangguan perkembangan yang khas dari bahasa reseptif yang berat.
  10.  Sindrom Rett Sindrom rett adalah suatu gangguan perkembangan serius dan secara umum mempengaruhi sistem saraf pusat. Sindrom Rett merupakan gangguan neurodegeneratif yang progresif diikuti dengan tingkah laku autistik, demensia, ataksia, hilangnya penggunaan tangan yang bertujuan dengan pergerakan tangan yang stereotipik, kejang, dan perlambatan pertumbuhan lingkar kepala disertai retardasi mental.  Gangguan Disintegratif Masa Kanak Lainnya Pada kondisi ini terjadi regresi yang berat atau kehilangan kemampuan berbahasa, kemampuan bermain, keterampilan sosial, dan perilaku adaptif, hingga sering hilangnya pengendalian buang air besar atau kecil. keadaan tersebut besamaan dengan hilangnya secara menyeluruh minat terhadap lingkungan adanya mannerisme motorik yang stereotipik dan berulang, serta hendaya dalam interaksi sosial dan komunikasi yang mirip dengan autisme.
  11.  Gangguan Aktivitas Berlebih Yang Berhubungan dgn Retardasi Mental dan Gerakan Stereotipik Diagnosis ditentukan oleh kombinasi antara perkembangan yang tak serasi dari overaktivitas yang berat, stereotipi motorik, dan retardasi mental berat.  Sindrom Asperger Sindrom Asperger adalah salah satu gejala autisme dimana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang bisa diterima. Gejala-gejala umum Asperger antara lain sulit berinteraksi dengan orang lain, seringkali kaku dalam situasi sosial, kemungkinan tidak melakukan kontak mata saat berbicara dengan seseorang, kurang imajinasi dan sangat sulit memahami emosi terlihat ceroboh dan kaku, dan sangat berbakat di bidang tertentu.
  12. 1.Gangguan Hiperkinetik • Berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan. • Sering beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain. • Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut keadaaan relatif tenang • terlalu banyak bicara dan ribut, atau kegugupan/kegelisahan dan berputar - putar (berbelit-belit). • Kecerobohan dalam hubungan-hubungan sosial • terlalu cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap diucapkan orang
  13. • perkelahian atau menggertak pada tingkat berlebihan • kejam terhadap hewan atau sesama manusia • perusakan yang hebat atas barang milik orang • membakar • pencurian • pendustaan berulang-ulang • membolos dari sekolah dan lari dari rumah • perilaku provokatif yang menyimpang, dan sikap menentang yang berat serta menetap. Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap. Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti yang diuraikan di atas berlanjut selama 6 bulan atau lebih.
  14. • Ditandai oleh adanya perilaku menentang • ketidakpatuhan (disobedient) • Bersikap provokatif • Mudah terganggu oleh orang lain yang dipersalahkan atas kekeliruan dan kesulitan yang mereka lakukan sendiri • Pola perilaku negativistik • Daya toleransi terhadap frustasi yang rendah dan cepat hilang kesabarannya • Kurang suka berkerja sama • Menentang otoritas • Tidak adanya tindakan dissosial dan agresif yang lebih berat yang melanggar hukum ataupun melanggar hak asasi orang lain
  15. Ciri khas dari kelompok gangguan ini ialah adanya gabungan dari perilaku agresif, dissosial atau menentang yang menetap dengan gejala yang nyata dari depresi, anxietas atau gangguan emosional lainnya. Gangguan dengan kombinasi dari gangguan tingkah laku masa kanak dengan gejala emosional yang nyata dan menetap seperti anxietas, takut, obsesi atau kompulsi, depersonalisasi atau derealisasi, berbagai fobia atau hipkondriasis. kondisi ini merupakan kombinasi dari gangguan tingkah laku masa kanak dengan keadaan depresif yang berkelanjutan dan menetap, yang dinyatakan dalam gejala seperti rasa duka nestapa yang berlebihan, hilangnya minat dan kesenangan terhadap kegiatan sehari-hari, sikap menyesali diri sendiri dan keputus-asaan. Sering juga mengalami susah tidur atau kurang nafsu makan.
  16. Secara umum didefenisikan sebagai “kesadaran berkabut”. Delirium berkaitan dengan kemampuan untuk mempertahankan alur berpikir serta berbicara dengan baik. Pada tahap awal delirium, individu tampak seringkali gelisah, biasanya di malam hari. Pola tidur mereka biasanya terganggu di siang hari mereka tampak mengantuk dan menjelang malam hari mereka gelisah atau tidak tenang. Gejala-gejala delirium biasanya semakin memburuk menjelang malam atau gelap. Mimpi-mimpi yang menakutkan biasanya jug muncul pada individe ini . PENYEBAB: • Keracunan obat-obatan • Putus zat (alkohol, obat terlarang) • Infeksi • Cedera kepala • Tumor • Waktu tidur yang kurang PENANGANAN Dengan mengecek masalah medis yang selama ini dialami oleh individu dan hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya gangguan tersebut dan memberikan terapi psikososial agar dapat menolong individu yang memili masalah tersebut
  17. Demensia merupakan masalah dalam kemampuan intelektual yang biasanya memburuk secara bertahap dan sulit untuk diperbaiki. Gangguan ini mempengaruhi kemampuan individu untuk mengambil keputusan, daya ingat, bahasa dan berbagai proses kognitif lainnya. PENYEBAB Kondisi medis (otak yang terinfeksi siphilis atau HIV) • Cedera kepala parah • Penyakit parkinson • Huntington atau alzheimer PENANGANAN Untuk penderita gangguan demensia biasanya lebih diarahkan pada usaha untuk menghentikan kerusakan otak yang lebih parah Dan menyeluruh serta untuk untuk menolong individu dan keluarga yang menangani individu demensia untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
  18. Gangguan amnesia adalah ketidakmampuan untuk mengingat berbagai peristiwa atau hal yang baru saja terjadi. Hal yang paling sering terjadi adalah Korsakoff Syndrome (adanya kerusakan pada thalamus). Gangguan memori ini biasanya berkaitan dengan penggunaan alkohol yang berlebihan .
  19. disruptive behavior adalah serangkaian tingkah laku yang negatif atau antisosial seperti mengamuk, merengek atau menangis yang berlebihan, menuntut perhatian, tidak patuh, melawan, melakukan agresivitas yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain, mencuri, berbohong, merusak barang dan kenakalan (delinquency) yang terjadi secara berulang-ulang dan menetap. pencurian pemerasan pengeroyokan Penggunaan obat- obat terlarang pemerkosaan pembunuhan
  20. Disruptive behavior merupakan bentuk perilaku yang negativistik, bermusuhan dan melawan setidaknya terjadi pada 6 bulan terakhir, kemudian gejala yang muncul bisa 4 atau lebih seperti: 1. sering mengamuk. 2. sering membantah dengan orang dewasa. 3. sering melawan atau menolak untuk menuruti permintaan atau aturan dari orang dewasa. 4. sering mengganggu orang lain sesuka hatinya. 5. sering menyalahkan orang lain atas kesalahan atau perilaku tidak pantas yang sudah dilakukannya. 6. sering tersinggung atau mudah terganggu dengan orang lain. 7. sering marah dan membenci. 8. sering iri hati atau membalas dendam.
  21. Perilaku mengganggu bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak normal,dan anak yang mempunyai ganggaun seperti autis dan bahkan pada orang dewasa yang sudah mempunyai profesi juga sangat bisa berperilaku mengganggu.
  22. 2. Faktor keluarga  disfungsi orang tua dalam mengasuh. Dalam hal ini ada beberapa hal yang mempengaruhinya yaitu: perlakuan orangtua (gaya pendisiplinan, kehangatan vs permusuhan, pengawasan terhadap anak), psikopatologi orangtua (seperti ibu yang depresi, gangguan kepribadian, penggunaan obat terlarang dan perilaku antisosial atau kriminal), perkawinan/orangtua yang disfungsi (seperti perceraian atau berpisah, konflik, kekerasan pada pasangan) dan konflik saudara kandung. 1. Faktor genetik atau biologis . Aspek temperamen juga mengakibatkan perilaku disruptive diantaranya: regulasi emosi, reaktifitas yang intens (khususnya frustrasi), emosi negatif dan gampang marah, kemampuan dalam mengontrol diri, serta pendekatan yang tinggi atau lemah untuk menghindar (dapat memunculkan perilaku berisiko). komponen genetik cukup besar pengaruhnya pada orang dewasa yang memiliki perilaku antisosial dan kriminalitas
  23. 4. Akibat Trauma disruptive behavior berakibat dari trauma pada masa lalu berdasarkan pengalaman-pengalaman buruk yang dilihat dan dialami. disruptive behavior yang terjadi pada masa remaja, tidak hanya disebabkan oleh peristiwa yang dialami waktu kecil, tetapi karena masa remaja masa dimana seorang kurangnya bimbingan pada saat mengalami pubertas 3. Faktor lingkungan Status sosial ekonomi rendah, kurangnya stimulasi dari lingkungan dan keterbatasan pengetahuan, dapat mengakibatkan gejala depresi pada ibu, yang berpengaruh terhadap perlakuan orangtua menjadi kurang baik. lingkungan miskin juga cukup membahayakan bagi anak, dimana mereka sering melihat role model yang menampilkan kekerasan, penyalahgunaan obat terlarang dan bersekolah dengan keadaan yang memprihatinkan. .
  24. MENGATASI PERILAKU DISRUPTIVE Interaksi orangtua dan anak sangat berperan dalam membentuk perilaku anak. Program pelatihan perilaku yang difokuskan pada peningkatan kualitas interaksi orangtua dan anak adalah pendekatan yang paling umum dan untuk menangani disruptive behavior pada anak-anak. Dan melaKukan berbagai upaya intervensi lainnya.
  25. Teknik yang digunakan dalam sebuah penelitian disruptive behavior diantarnya : • Konseling anak • Konseling keluarga • Terapi humor • Treatment of multifactorial vocally disruptive behaviour VDB • Trial organization (Isfahan Child and Adolescent Guidance Clinic/ICAGC dan Child Behavioral Check List/CBCL) • Pelatihan orang tua Pada anak dapat dilakukan intervensi berupa pelatihan keterampilan sosial dan pelatihan keterampilan kognitif. Intervensi yang melibatkan orangtua dapat berupa pelatihan terhadap tingkah laku orangtua dan interaksi orangtua-anak. intervensi di lingkungan dapat berupa terapi keluarga dan intervensi sekolah. hal yang paling efektif untuk mengatasi perilaku disruptive pada anak-anak ialah dengan memperbaiki hubungan antara orang tua dan anak dan mengembangkan fungsi keluarga bagi anak-anak.
Anzeige