Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan yang
meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu
kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan
pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase
selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan
dapat mempengaruhi aspek lainnya.
Gangguan tumbuh kembang adalah kondisi
individu mengalami kegagalan untuk tumbuh
dan berkembang sesuai dengan kelompok usia.
sehingga pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya mengalami kegagalam dalam
pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan
motorik , bahasa, emosi, perilaku, hingga
perkembangan social .
1. Efek ketidakmampuan fisik
2. Keterbatasan lingkungan
3. Inkonsistensi respon
4. Pengabaian
5. Terpisah dari orang tua dan/atau orang terdekat
6. Defisiensi stimulus
Gangguan perkembangan motorik adalah
perkembangan yang hendaya berat dalam
perkembangan koordinasi motorik yang tidak
semata-mata disebabkan oleh retardasi mental
atau gangguan neurologis baik yang didapat
atau yang kongenital (selain dari yang
secara implisit ada kelainan koordinasi).
CIRI- CIRI
• Cara berjalan anak tampak aneh.
• Kelambatan dalam belajar untuk berlari, melompat, dan
naik turun tangga.
• Kesulitan dalam belajar mengikat tali sepatu,
memasang dan melepaskan kancing, serta menangkap dan
melempar bola.
• Benda yang dipegang mudah jatuh.
• Anak mudah terjatuh, tersandung, menabrak sesuatu.
• Tulisan tangan yang buruk.
• Anak tidak pandai menggambar, menyusun bentuk
bangunan.
Keadaan ini merupakan kategori dengan
gangguan perkembangan khas campuran dari
berbicara Bahasa dan keterampilan skolastik,
atau fungsi motoric.
kasus ini terdapat campuran gejala, bisa
gejala gangguan perkembangan bicara dan bahasa
seperti, gangguan artikulasi, berbahsa ekspresif,
dan berbahasa reseptif.
Bisa terdapat gejala gangguan keterampilan
skolastik seperti gangguan mengeja, membaca khas,
dan berhitung.
GANGGUAN
PERKEMBANGAN
PERVASIF
Gangguan perkembangan pervasif ditandai oleh
abnormalitas kualitatif dalam interaksi
sosial dan pola komunikasi,
kecenderungan minat dan meskipun gambaran
gerakan terbatas, stereotiptik, berulang,
abnormalitas kualitatif ini merupakan
gambaran yang meluas (pervasif) dari fungsi
individu dalam segala situasi,
Autisme masa kanak
Gangguan perkembangan pervasif ditandai oleh adanya
kelainan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan dengan
ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang: interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku yang terbatas dan
berulang. Terdapat kurangnya penggunaan keterampilan
bahasa yang dimiliki di dalam hubungan sosial yang juga
ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang
terbatas, berulang dan stereotipik. Dan kondisi ini
juga berbentuk kecenderungan untuk bersikap kaku dan
rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Autisme Tak Khas
Kelainan autisme tak khas adalah perkembangan yang
muncul pertama kalinya pada usia setelah 3 tahun; dengan
mendiagnosis melalui interaksi sosial timbal-balik,
komunikasi, dan perilaku terbatas, stereotipik, dan
berulang.
Autisme tak khas sering muncul pada individu
dengan retardasi mental yang berat, yang sangat rendah
kemampuannya hingga individu dengan gangguan
perkembangan yang khas dari bahasa reseptif yang berat.
Sindrom Rett
Sindrom rett adalah suatu gangguan perkembangan
serius dan secara umum mempengaruhi sistem saraf
pusat. Sindrom Rett merupakan gangguan
neurodegeneratif yang progresif diikuti dengan tingkah
laku autistik, demensia, ataksia, hilangnya penggunaan
tangan yang bertujuan dengan pergerakan tangan yang
stereotipik, kejang, dan perlambatan pertumbuhan
lingkar kepala disertai retardasi mental.
Gangguan Disintegratif Masa Kanak Lainnya
Pada kondisi ini terjadi regresi yang berat atau
kehilangan kemampuan berbahasa, kemampuan bermain,
keterampilan sosial, dan perilaku adaptif, hingga sering
hilangnya pengendalian buang air besar atau kecil.
keadaan tersebut besamaan dengan hilangnya secara
menyeluruh minat terhadap lingkungan adanya mannerisme
motorik yang stereotipik dan berulang, serta hendaya
dalam interaksi sosial dan komunikasi yang mirip dengan
autisme.
Gangguan Aktivitas Berlebih Yang
Berhubungan dgn Retardasi Mental dan
Gerakan Stereotipik
Diagnosis ditentukan oleh kombinasi
antara perkembangan yang tak serasi dari
overaktivitas yang berat, stereotipi
motorik, dan retardasi mental berat.
Sindrom Asperger
Sindrom Asperger adalah salah satu gejala autisme
dimana para penderitanya memiliki kesulitan dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang
bisa diterima.
Gejala-gejala umum Asperger antara lain sulit
berinteraksi dengan orang lain, seringkali kaku dalam
situasi sosial, kemungkinan tidak melakukan kontak
mata saat berbicara dengan seseorang, kurang imajinasi
dan sangat sulit memahami emosi terlihat ceroboh dan
kaku, dan sangat berbakat di bidang tertentu.
1.Gangguan Hiperkinetik
• Berkurangnya perhatian dan aktivitas
berlebihan.
• Sering beralih dari satu kegiatan ke kegiatan
lain.
• Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan
yang berlebihan, khususnya dalam situasi yang
menuntut keadaaan relatif tenang
• terlalu banyak bicara dan ribut, atau
kegugupan/kegelisahan dan berputar - putar
(berbelit-belit).
• Kecerobohan dalam hubungan-hubungan sosial
• terlalu cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang belum lengkap diucapkan orang
• perkelahian atau menggertak pada tingkat
berlebihan
• kejam terhadap hewan atau sesama manusia
• perusakan yang hebat atas barang milik orang
• membakar
• pencurian
• pendustaan berulang-ulang
• membolos dari sekolah dan lari dari rumah
• perilaku provokatif yang menyimpang, dan sikap
menentang yang berat serta menetap.
Gangguan tingkah laku berciri khas dengan
adanya suatu pola tingkah laku dissosial,
agresif atau menentang, yang berulang dan
menetap.
Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali
bila tingkah laku seperti yang diuraikan di atas
berlanjut selama 6 bulan atau lebih.
• Ditandai oleh adanya perilaku menentang
• ketidakpatuhan (disobedient)
• Bersikap provokatif
• Mudah terganggu oleh orang lain yang dipersalahkan atas kekeliruan dan
kesulitan yang mereka lakukan sendiri
• Pola perilaku negativistik
• Daya toleransi terhadap frustasi yang rendah dan cepat hilang kesabarannya
• Kurang suka berkerja sama
• Menentang otoritas
• Tidak adanya tindakan dissosial dan agresif yang lebih berat yang melanggar
hukum ataupun melanggar hak asasi orang lain
Ciri khas dari kelompok gangguan ini
ialah adanya gabungan dari perilaku
agresif, dissosial atau menentang yang
menetap dengan gejala yang nyata dari
depresi, anxietas atau gangguan emosional
lainnya.
Gangguan dengan kombinasi dari gangguan tingkah laku masa
kanak dengan gejala emosional yang nyata dan menetap
seperti anxietas, takut, obsesi atau kompulsi,
depersonalisasi atau derealisasi, berbagai fobia atau
hipkondriasis.
kondisi ini merupakan kombinasi dari gangguan tingkah
laku masa kanak dengan keadaan depresif yang berkelanjutan dan
menetap, yang dinyatakan dalam gejala seperti rasa duka
nestapa yang berlebihan, hilangnya minat dan kesenangan
terhadap kegiatan sehari-hari, sikap menyesali diri sendiri
dan keputus-asaan. Sering juga mengalami susah tidur atau
kurang nafsu makan.
Secara umum didefenisikan sebagai “kesadaran berkabut”.
Delirium berkaitan dengan kemampuan untuk
mempertahankan alur berpikir serta berbicara dengan
baik. Pada tahap awal delirium, individu tampak
seringkali gelisah, biasanya di malam hari. Pola tidur
mereka biasanya terganggu di siang hari mereka tampak
mengantuk dan menjelang malam hari mereka gelisah atau
tidak tenang.
Gejala-gejala delirium biasanya semakin memburuk
menjelang malam atau gelap. Mimpi-mimpi yang menakutkan
biasanya jug muncul pada individe ini .
PENYEBAB:
• Keracunan obat-obatan
• Putus zat (alkohol, obat terlarang)
• Infeksi
• Cedera kepala
• Tumor
• Waktu tidur yang kurang
PENANGANAN
Dengan mengecek masalah medis yang selama ini dialami
oleh individu dan hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya
gangguan tersebut dan memberikan terapi psikososial agar
dapat menolong individu yang memili masalah tersebut
Demensia merupakan masalah dalam kemampuan
intelektual yang biasanya memburuk secara
bertahap dan sulit untuk diperbaiki.
Gangguan ini mempengaruhi kemampuan
individu untuk mengambil keputusan, daya ingat,
bahasa dan berbagai proses kognitif lainnya.
PENYEBAB
Kondisi medis (otak yang terinfeksi siphilis atau HIV)
• Cedera kepala parah
• Penyakit parkinson
• Huntington atau alzheimer
PENANGANAN
Untuk penderita gangguan demensia biasanya lebih
diarahkan pada usaha untuk menghentikan kerusakan otak yang
lebih parah Dan menyeluruh serta untuk untuk menolong
individu dan keluarga yang menangani individu demensia
untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
Gangguan amnesia adalah ketidakmampuan
untuk mengingat berbagai peristiwa atau hal yang
baru saja terjadi. Hal yang paling sering
terjadi adalah Korsakoff Syndrome (adanya
kerusakan pada thalamus). Gangguan memori ini
biasanya berkaitan dengan penggunaan alkohol
yang berlebihan .
disruptive behavior adalah serangkaian tingkah
laku yang negatif atau antisosial seperti
mengamuk, merengek atau menangis yang
berlebihan, menuntut perhatian, tidak patuh,
melawan, melakukan agresivitas yang dapat
membahayakan diri sendiri atau orang lain,
mencuri, berbohong, merusak barang dan
kenakalan (delinquency) yang terjadi secara
berulang-ulang dan menetap.
pencurian
pemerasan
pengeroyokan
Penggunaan obat- obat terlarang
pemerkosaan
pembunuhan
Disruptive behavior merupakan bentuk
perilaku yang negativistik, bermusuhan dan
melawan setidaknya terjadi pada 6 bulan
terakhir, kemudian gejala yang muncul bisa 4
atau lebih seperti:
1. sering mengamuk.
2. sering membantah dengan orang dewasa.
3. sering melawan atau menolak untuk
menuruti permintaan atau aturan dari
orang dewasa.
4. sering mengganggu orang lain sesuka
hatinya.
5. sering menyalahkan orang lain atas
kesalahan atau perilaku tidak pantas yang
sudah dilakukannya.
6. sering tersinggung atau mudah terganggu
dengan orang lain.
7. sering marah dan membenci.
8. sering iri hati atau membalas dendam.
Perilaku mengganggu bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak normal,dan
anak yang mempunyai ganggaun seperti autis dan bahkan pada orang dewasa yang
sudah mempunyai profesi juga sangat bisa berperilaku mengganggu.
2. Faktor keluarga
disfungsi orang tua dalam mengasuh.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang mempengaruhinya yaitu:
perlakuan orangtua (gaya pendisiplinan, kehangatan vs permusuhan,
pengawasan terhadap anak), psikopatologi orangtua (seperti ibu yang
depresi, gangguan kepribadian, penggunaan obat terlarang dan
perilaku antisosial atau kriminal), perkawinan/orangtua yang
disfungsi (seperti perceraian atau berpisah, konflik, kekerasan
pada pasangan) dan konflik saudara kandung.
1. Faktor genetik atau biologis .
Aspek temperamen juga mengakibatkan perilaku disruptive
diantaranya: regulasi emosi, reaktifitas yang intens (khususnya
frustrasi), emosi negatif dan gampang marah, kemampuan dalam
mengontrol diri, serta pendekatan yang tinggi atau lemah untuk
menghindar (dapat memunculkan perilaku berisiko).
komponen genetik cukup besar pengaruhnya pada orang dewasa
yang memiliki perilaku antisosial dan kriminalitas
4. Akibat Trauma
disruptive behavior berakibat dari trauma pada masa lalu
berdasarkan pengalaman-pengalaman buruk yang dilihat dan
dialami.
disruptive behavior yang terjadi pada masa remaja,
tidak hanya disebabkan oleh peristiwa yang dialami waktu
kecil, tetapi karena masa remaja masa dimana seorang
kurangnya bimbingan pada saat mengalami pubertas
3. Faktor lingkungan
Status sosial ekonomi rendah, kurangnya stimulasi dari
lingkungan dan keterbatasan pengetahuan, dapat mengakibatkan
gejala depresi pada ibu, yang berpengaruh terhadap perlakuan
orangtua menjadi kurang baik.
lingkungan miskin juga cukup membahayakan bagi anak,
dimana mereka sering melihat role model yang menampilkan
kekerasan, penyalahgunaan obat terlarang dan bersekolah dengan
keadaan yang memprihatinkan.
.
MENGATASI PERILAKU
DISRUPTIVE
Interaksi orangtua dan anak sangat berperan
dalam membentuk perilaku anak.
Program pelatihan perilaku yang difokuskan
pada peningkatan kualitas interaksi orangtua dan
anak adalah pendekatan yang paling umum dan untuk
menangani disruptive behavior pada anak-anak. Dan
melaKukan berbagai upaya intervensi lainnya.
Teknik yang digunakan dalam sebuah penelitian disruptive behavior
diantarnya :
• Konseling anak
• Konseling keluarga
• Terapi humor
• Treatment of multifactorial vocally disruptive behaviour VDB
• Trial organization (Isfahan Child and Adolescent Guidance
Clinic/ICAGC dan Child Behavioral Check List/CBCL)
• Pelatihan orang tua
Pada anak dapat dilakukan intervensi berupa pelatihan
keterampilan sosial dan pelatihan keterampilan kognitif.
Intervensi yang melibatkan orangtua dapat berupa pelatihan
terhadap tingkah laku orangtua dan interaksi orangtua-anak.
intervensi di lingkungan dapat berupa terapi keluarga dan
intervensi sekolah.
hal yang paling efektif untuk mengatasi perilaku disruptive
pada anak-anak ialah dengan memperbaiki hubungan antara orang tua
dan anak dan mengembangkan fungsi keluarga bagi anak-anak.