SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 241
PERBANKAN SYARIAH
ISLAM: PANDANGAN HIDUP KOMPREHENSIF
                                         ISLAM


                 AQIDAH                SHARIAH              AKHLAQ



                    MUAMALAH                         IBADAH MAHDLAH


       SPECIAL RIGHTS          PUBLIC RIGHTS


CIVIL LAWS     CRIMINAL LAWS      INTERIOR AFFAIRS    EXTERIOR AFFAIRS

                                                                     INT RELATION

POLITICS     ECONOMICS     SOCIAL         CULTURE         ETC


              FINANCE


LEASING      INSURANCE    BANKING        MORTGAGE       VENTURE CAPITAL
• Al-Qashash: 77. Dan carilah pada apa yang
  telah dianugerahkan Allah kepadamu
  (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
  kamu melupakan bahagianmu dari
  (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
  (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
  berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
Hadist Turmidzi 2341 dan Darimi 536
ARTINYA:
• Dari Abu Barzah Al-Aslami berkata:
  bahwasanya Rasulullah SAW telah berkata:
  “Pada hari kiamat kelak seorang hamba tidak
  akan melangkahkan kakinya kecuali akan
  ditanya tentang empat perkara; tentang
  umurnya untuk apa ia habiskan, tentang
  ilmunya sejauhmana ia mengamalkannya,
  tentang hartanya darimana ia
  mendapatkannya dan untuk apa ia
  pergunakan, serta tentang semua anggota
• QS. At-Taghabun 15: Sesungguhnya hartamu dan anak-
  anakmu hanyalah cobaan/fitnah (bagimu), dan di sisi Allahlah
  pahala yang besar, dan QS Al-’Anfaal: 28 (dan ketahuilah …)
• Harta sebagai fitnah, Fitanah=
   – ‘Azab (Adz-Dzaariyaat: 14)
   –   Cobaan (Thaahaa: 40)
   –   Keberpalingan dari ibadah kepada Allah SWT (at-Taghaabun: 15)
   –   Pemaksaan untuk tidak kembali kepada agama (al-Buruuj: 10)
   –   Kesesatan (al-Muddatstsir: 31)
   –   Kekufuran (al_baqarah: 19)
   –   Dosa (at-Taubah: 49)
PROSES PENGELOLAAN HARTA


  BAGAIMANA CARA               DIGUNAKAN
                    HARTA
   MENDAPATKAN                 UNTUK APA
                    YANG
                   DIMILIKI
a. HARAM                      a. ZIS
   ZATNYA                     b. BAYAR
b. HARAM BUKAN                   KEWAJIBAN
   ZATNYA                     c. INVESTASI/
c. TIDAK SYAH                    TABUNGAN
   AKADNYA                    d. KONSUMSI
Sistem Produksi dalam Islam
    INPUT         PROSES   OUTPUT
     Halal         Halal     Halal
     Halal        Haram     Haram
    Haram          Halal    Haram
    Haram         Haram     Haram

APA CONTOHNYA?:
1.
2.
3.
4.
ISLAM DAN PERBANKAN
KAIDAH USHUL FIQH:
Maa laa yatim al-wajib illa bihi fa huwa wajib
Sesuatu yang harus ada untuk mempurnakan yang wajib,
maka ia wajib diadakan.

Hadits:
Antum a’lamu bi umuri al-dunyakum? (kalian lebih mengetahui
tentang urusan dunia kalian)

Masalah ekonomi dan perbankan adalah bab muamalah, maka
selama ia memberikan perbaikan kehidupan umat manusia
maka wajib dijalankan dengan sesuai kaidah Islam
ALASAN PERLUNYA BANK SYARI’AH

Secara praktis, sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional
   mengandung beberapa kelemahan, sebagai berikut :
  Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis.
  Tidak fleksibelnya sistem transaksi berbasis bunga menyebabkan
  kebangkrutan.
  Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut
  bunganya membuat bank cemas untuk mengembalikan pokok dan
  bunganya.
  Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi oleh
  usaha kecil.
  Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha
  kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan
  pendapatan bunga mereka.
Islam dan Perbankan Syari’ah
              Al-Qur’ an memberikan nilai-nilai dalam menjalankan
                                       aktivitas perbankan syari’ ah

          Pada masa Rasulullah telah didirikan lembaga keuangan :
          Baitul Mal; Wilayatul Hisbah; Pengembangan etika bisnis

             Para khulafa’ urrasyidin melanjutkan mengembangkan
                                                        baitul mal

        Pada masa dinasti Islam, baitul mal terus dikembangkan dan
                            mulai adanya pemikiran tentang ekonomi

         Pada masa modern telah berdiri lo cal saving bank, I  slamic
          De ve lo pme nt Bank, Bank Syari’ ah, dan lembaga keuangan
                                                      non bank lainnya
PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN NABI

Bank : lembaga yang melaksanakan 3 fungsi utama:
• Menerima simpanan uang
• Meminjamkan uang
• Memberikan jasa pengiriman uang
Contoh yang dilakukan Nabi:
Rasulullah saw dikenal sebagai al-amin, dipercaya masyarakat
Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir
sebelum Rasul hijrah ke Madinah, beliau meminta Sayidina Ali
ra. untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang
memilikinya
Sahabat Rasul Zubair bin al-Awwam  lebih suka menerima
uang dalam bentuk pinjaman
PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN BANI UMAYYAH DAN
                    BANI ABASIAH
Mulai ada orang yang memiliki keahlian di bidang keuangan, yang disebut
dengan jihbiz :


Jihbiz vs Bank: Persamaan dan Perbedaannya:
Persamaannya:
Jihbiz dan Bank sama-sama melakukan fungsi berikut:
    •To accept deposits
    •To channel financing
    •To tranfer money
Perbedaannya:
    •Jihbiz dikelola oleh individu
    •Bank dikelola oleh institusi
EVOLUSI KEGIATAN PERBANKAN DALAM MASYARAKAT
                    ISLAM

      1. Individu (Nabi/sahabat melakukan suatu fungsi
                          perbakan

      2. Jihbiz (seorang melakukan suatu fungsi perbakan


       3. Bank (sebuah institusi melakukan ketiga fungsi
     perbankan)  diadopsi oleh masyarakat Eropa abad
   pertengahan, namun kegiatannya mulai dilakukan dengan
                         basis bunga


    4. Bank syari’ah modern (sebuah institusi melakukan
   kegitiga fungsi perbankan dengan berlandaskan syari’ah
                            Islam)
Perkembangan Bank Syari’ah di Luar Negeri

Mit Ghamr Bank  dirintis pada tahun 1960-an sebagai rural-so cial bank,
berdiri di sekitar sungai Nil, didirikan oleh Prof. Dr. Ahmad Najjar
Islamic development Bank,  dirintis pada sidang Menlu Negara OKI di
Karachi Pakistan Desember 1970.
Islamic Research and Training Institute  lembaga milik IDB yang bertugas
membantu melakukan riset dan pelatihan untuk pengembangan
ekonomi/bank syari’ ah
Pembantukan bank-bank syari’ ah di luar negeri :
    Kategori I  bank komersial
    Kategori II  lembaga investasi dalam bentuk inte rnatio nal ho lding
    co mpanie s
Perkembangan Landasan
         Hukum
      UU No 7/92 tentang Perbankan
PP No 72/92 tentang Bank         UU No 10/98 tentang
 Berdasarkan Bagi Hasil           perubahan UU 7/92




                                     UU No 21/08 tentang
             Dicabut dg PP           perubahan UU 10/98
                30/99



                      BANK SYARIAH
Definisi Bank dan Perbankan Syariah
   menurut UU No. 21 tahun 2008
• Bank adalah badan usaha yang menghimpun d
  ana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan
  menyalurkannya kepada masyarakat dalam
  bentuk kredit dan/atau bentuklainnya dalam
  rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

• Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang
  menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit
  Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
  usaha, serta cara dan proses dalam
  melaksanakan kegiatan usahanya
Bank Syariah
• Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan
  kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah
  dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
  Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
• Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang
  dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
  lintas pembayaran
• Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank
  Syariahyang dalam kegiatannya tidak
  memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran
Perbedaan bank Syariah dan konvenSional

Permasalahan                    Bank Syariah                   Bank Konvensional

Landasan            Berdasarkan prinsip syariah Islam        Berdasarkan prinsip dan
operassional        Uang sebagai alat tukar bukan             nilai materialistis
                     komoditi.                                Uang sebagai komditi
                    Bunga dalam berbagai bentuknya            yang diperdagangkan.
                     dilarang                                 Bunga sebagai instrumen
                    Menggunakan prinsip bagi hasil dan        imbalan terhadap pemilik
                     keuntungan atas transaksi riel            uang yang ditetapkan
                                                               dimuka
Fungsi dan          Lembaga intermediari.                    Lembaga intermediari
Peran               Agen investasi /manager investasi.       Penghimpun dana
                    Investor                                  masyarkat dan
                                                               meminjamkan kembali
                    Penyedian jasa lalu lintas
                                                               kepada masyarakat dalam
                     pembayaran (tidak bertentangan
                                                               kredit dengan imbalan
                     syariah).
                                                               bunga.
                    Pengelola dana kebajikan, ZIS,
                     (fungsi sosial)
                                                              Penyedia jasa / lalu lintas
                                                               pembayaran
                    Hubungan dengan nasabah adalah
                                                              Hubungan bank dengan
                     hubungan kemitraan (investor timbal
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Permasalahan           Bank Syariah                      Bank Konvensional
Risiko Usaha      Dihadapi bersama antara bank         Risiko bank tidak terkait
                   dengan nasabah dengan                 langsung dengan debitur ,
                   prinsip keadilan dan kejujuran.       risiko debitur tidak terkait
                  Tidak mengenal kemungkinan            langsung dengan bank.
                   terjadinya selisih negatif           Kemungkinan terjadi
                   (negatif spread) karena sistem        selisih negatif antara
                   yang digunakan.                       pendapatan bunga dan
                                                         beban bunga

Sistem            Adanya dewan pengawas                Aspek moralitas sering kali
Pengawasan         syariah untuk memastikan              terlanggar karena tidak
                   operasional bank tidak                adanya nilai-nilai religius
                   menyimpang dari syariah               yang mendasari
                   disamping tuntutan moralitas          operasional.
                   pengelola bank dan nasabah
                   sesuai dengan akhlakul
                   kharimah
PERBEDAAN BUNGA DENGAN BAGI HASIL


BUNGA                           BAGI HASIL
   Dihitung dari pokok (uang      Dihitungan dari
    yg dipinjamkan)                 keuntungan
   Berubah sesuai kondisi         Nisbah tetap sesuai
    (bunga) pasar                   akad
   Nominal tetap sesuai suku      Nominal berubah
    bunga                           sesuai kondisi usaha
   Diragukan                      Tidak ada keraguan
Karakteristik Bank Syariah
•   Berdasarkan prinsip syariah
•   Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:
     – pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
     – Tidak mengenal konsep “time-value of money”
     – Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.
•   Beroperasi atas dasar bagi hasil
•   Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa
•   Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan
•   Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal
•   Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil=> dapat
    melakukan transaksi-2 sektor riil
Syarat transaksi sesuai syariah a.l :               (pr 7)




•   Tidak mengandung unsur kedzaliman
•   Bukan riba
•   Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.
•   Tidak ada penipuan (gharar)
•   Tidak mengandung materi-materi yg diharamkan
•   Tidak mengandung unsur judi (maisyir)
FIQH MUAMALAH UNTUK
      PERBANKAN
PRINSIP-PRINSIP MUAMALAH ISLAM


     Bidang yang diperbolehkan syari’ah


                    Tadlis

            Bidang yang dilarang
Taghrir                               Riba
                  syari’ah


          Persaingan tidak sempurna
             Ikhtikar & bai’ najasy
PENYEBAB TRANSAKSI DILARANG
                             Penyebab dilarangnya
                                  transaksi




       Haram zatnya                 Haram selain           Tidak sah akadnya
                                       zatnya



1.   Darah                    1.   Tadlis             1.     Rukunnya tidak
2.   Bangkai (kecuali ikan                                   terpenuhi
     & belalang)              2.   Ikhtikar
                                                      2.     Syarat tidak
3.   Daging babi              3.   Bai’ Najasy
                                                             terpenuhi
4.   Binatang yang            4.   Taghrir (Gharar)
     disembelih tidak                                 3.     Terjadi Ta’alluq
     menyebut asma Allah      5.   Riba
                                                      4.     Terjadi “2 in 1”
5.   Khamer (minuman
     keras)                   6.   Risywah
HARAM ZATNYA
Transaksi dilarang karena obyek yang ditransaksikan juga
dilarang
Misalnya: minuman keras, bangkai (kecuali ikan dan belalang),
babi
Transaksi barang atau jasa yang demikian ini tetap haram
walaupun akad jual-belinya sah.


Contoh:
Pembelian minuman keras dengan akad murabahah melalui
Bank Syari’ah.
(Zat barangnya haram, namun akadnya sah)
HARAM SELAIN ZATNYA

1.   Tadlis (melanggar prinsip “an taraddin minkum”

     Setiap transaksi dalam Islam harus dilandasi pada prinsip kerelaan
     kedua pihak yang bertransaksi
     Mereka harus memiliki informasi yang sama tentang barang/jasa yang
     diperjual belikan, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan
     Unknown to one party dalam bahasa fiqh disebut tadlis.
     Tadlis terjadi karena empat hal:
     a.   Kuantitas  pengurangan timbangan
     b.   Kualitas  penyembunyian kecacatan obyek
     c.   Harga  memanfaatkan ketidaktahuan harga pasar
     d.   Waktu penyerahan  penjual tidak mengetahui secara pasti
          barang akan diserahkan kepada pembeli
HARAM SELAIN ZATNYA

b. Taghrir (Gharar)

Gharar adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya
   ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi.
Taghrir terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti
    menjadi tidak pasti.
Gharar/taghrir terjadi karena empat hal, yaitu:
1) Kuantitas  kasus ijon
2) Kualitas  menjual sapi masih dalam perut induknya
3) Harga  pengambilan margin 20% untuk 1 tahun atau 40% untuk 2
   tahun
4) Waktu penyerahan  menjual barang hilang seharga Rp. X dan
   disetujui oleh pembelinya
HARAM SELAIN ZATNYA

2. Melanggar prinsip “la tazhlimuna wa la tuzhlamun”

    Jangan menzalimi dan jangan dizalimi
                                                                      S2
Praktek yang melanggar prinsip ini adalah:
a. Rekayasa pasar dalam Supply (Ikhtikar)                                  S1

   - Mengupayakan adanya kelangkaan barang
                                                       P”
     dengan menimbun atau entry barier
                                                       P’
   - Menjual harga lebih tinggi dibandingkan harga
     sebelum munculnya kelangkaan                                      D
   - Mengambil keuntungan lebih dibandingkan
     keuntungan sebelum kejadian I dan II                   Q2   Q1
HARAM SELAIN ZATNYA
b. Rekayasa Pasar dalam demand (Bai’ Najasy)

Rekayasa pasar dalam demand terjadi bila seorang
    produsen/ pembeli menciptakan permintaan
    palsu, seolah-olah ada banyak permintaan
    terhadap suatu produk sehingga harga jual
                                                                 S1
    produk akan naik.
Cara ini dapat dilakukan dengan cara:               P”

1) Penyerbaran isu                                  P’           D2
2) Melakukan order pembelian
                                                                 D1
3) Pembelian pancingan sehingga tercipta sentimen
   pasar, bila harga sudah naik sampai level yang
   diinginkan, maka yang bersangkutan akan               Q1 Q2
   melakukan aksi ambil untung dengan melepas
   kembali obyek yang sudah dibeli
HARAM SELAIN ZATNYA
d. Riba

Dalam ilmu fiqh dikenal jenis riba:
1) Fadl (riba buyu’) riba karena pertukaran barang sejenis yang tidak
   memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama
   kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu penyerahannya
   (yadan bi yadin).
2) Nasi’ah (riba duyun)  riba yang timbul akibat hutang-piutang yang
   tidak memenuhi kriteria untuk muncul renturn bersama risiko (al
   ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi
   la dhaman). Transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban
   menanggung beban, hanya berjalannya waktu. Nasi’ah adalah
   memastikan sesuatu yang tidak pasti menjadi pasti
3) Qard dan Jahiliyah  hutang yang dibayar melebihi dari pokok
   pinjaman, karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana
   pinjaman pada waktu yang ditetapkan.
RINGKASAN MENGENAI RIBA
Tipe Riba        Faktor penyebab      Cara Menghilangkan Faktor Penyebab
Riba Fadl        Gharar (uncertain    Kedua belah pihak harus memastikan
                 to both parties)     faktor berikut: 1) Kuantitas; 2) Kualitas; 3)
                                      Harga; 4) Waktu penyerahan

Riba Nasi’ah     Return tanpa         Kedua belah pihak membuat kontrak yang
                 risiko, pendapatan   merinci hak dan kewajiban masing-masing
                 tanpa biaya          untuk menjamin tidak adanya pihak
                                      manapun yang mendapatkan return tanpa
                                      menanggung risiko, atau menikmati
                                      pendapatan tanpa menanggung biaya

Riba Jahiliyah   Memberi pinjaman     Jangan mengambil manfaat apapun dari
                 sukarela secara      akad kebaikan (tabarru)
                 komersiil, karena    Kalaupun ingin mengambil manfaat maka
                 setiap pinjaman      gunakan akad bisnis (tijarah), bukan akad
                 yang mengambil       kebaikan (tabarru)
                 manfaat adalah
                 riba
HARAM SELAIN ZATNYA

e. Risywah
  Menyuap orang lain untuk meloloskan atau
  memudahkan urusan yang bersangkutan
TIDAK SAH/LENGKAP AKADNYA

Suatu transaksi yang tidak termasuk dalam kategori haram li dzatihi maupun haram li
    ghairihi, belum tentu serta merta menjadi halal.
Sesuatu tersebut menjadi haram bila akad atas transaksi itu tidak sah atau tidak lengkap.
Suatu transaksi dikatakan tidak sah atau tidak lengkap akadnya bila terjadi salah satu atau
    lebih faktor berikut:
1)   Rukun dan syarat tidak terpenuhi  Rukun jual beli meliputi: (a) Pelaku; (b) Obyek; ©
     Ijab-qabul. Syarat jual beli, tidak: (a) Menghalalkan yang haram; (b) Mengharamkan
     yang halal; © Menggugurkan rukun; (d) Bertentangan dengan rukun; (e) Mencegah
     berlakunya rukun
2)   Terjadi Ta’alluq  Terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan.
     Dengan maksud, berlakunya akad 1 tergantung pada akad ke 2. Dalam terminologi
     fiqh disebut bai’ al-’inah.
3)   Terjadi two in one  Satu transaksi mewadahi dua akad sekaligus, sehingga terjadi
     ketidakpastian. Dalam terminologi fiqh disebut: shafqatain fi al-shafqah. Two in one
     terjadi karena: (a) obyek sama; (b) pelaku sama; © jangka waktu sama. Bila salah satu
     dari faktor tersebut tidak ada maka tidak terjadi two in one
WA’AD DAN AQAD
ANTARA WA’AD DENGAN AQAD
• Ada perbedaan antara wa’ad dengan aqad
• Wa’ad
  – Wa’ad= janji (promis) antara satu pihak kepada pihak
    lainnya (hanya mengikat satu pihak = one way)
  – Terms and condition-nya tidak well-defined
  – Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak manapun,
    walaupun term & condition-nya sudah well-defined
• Aqad
  – Aqad mengingat kedua belah pihak yang saling bersepakat
  – Term & condition sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik
  – Ada sanksi bagi pihak yang tidak memenuhi kewajiban yang
    disepakati
ANTARA TABARRU’ DENGAN TIJARAH

• Tabarru’ berasal dari kata birr = kebaikan
• Tabarru’ = segala macam perjanjian yang
  menyangkut transaksi nirlaba (not for profit
  transaction)
• Tabarru’ merupakan transaksi yang dilakukan
  dengan tujuan tolong menolong dalam rangka
  berbuat kebaikan
• Contoh: qard, rahn, hiwalah, wakalah, kafalah,
  hibah, wakaf, shadaqah, hadiah
AQAD TABARRU’
   Lending $

          Lending $                                Qard

          Lending $ + Collateral                   Rahn

          Lending $ to take over loan from         Hiwalah
          other party


   Lending
   yourself
          Lending yourself now to do              Wakalah
          something on behalf of other

          Wakalah, by specifying the job          Wadi’ah

          Contingent wakalah, I.e preparing
                                                   Hiwalah
          yourself to do something if something
          happens

   Giving something                               Hibah, shadaqah,
                                                       waqf
ANTARA TABARRU’ DENGAN TIJARAH

• Tijarah = perdagangan = comersiil
• Tijarah = segala macam perjanjian yang
  menyangkut transaksi yang mendatangkan
  keuntungan (for profit transaction)
• Contoh: akad investasi, jual beli, sewa-
  menyewa, dll.
• Aqad Tijarah dilihat dari kepastian hasil yang
  diperoleh:
  – Natural Uncertainty Contract
  – Natural Certainty Contract
AQAD TIJARAH
   Natural Certainty Contract

                      Murabahah
                      Salam
                                             Teori
                      Istishna’            Pertukaran
                      Ijarah



   Natural Uncertainty
   Contract
                      Musyarakah: Wujuh,
                      ‘inan, abdan,
                      mufawadah)                 Teori
                      Muzara’ah
                                             Percampuran
                      Musaqah
                      Mukhabarah
TEORI PERTUKARAN &
          PERCAMPURAN
Berdasarkan tingkat kepastian hasil yang
   diperoleh, kontrak bisnis dapat dibedakan
   menjadi
1. Natural Certainty Contracts (Teori
   Pertukaran)
2. Natural Uncertainty Contracts (Teori
   Percampuran)
TEORI PERTUKARAN DALAM ISLAM


Natural Certainty Contracts/teori pertukaran, adalah
kontrak dalam bisnis yang memberikan kepastian
pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktu. Dalam
bentuk ini:
  Cash-flownya pasti atau sudah disepakati di awal
    kontrak
  Obyek pertukarannya juga pasti secara jumlah, mutu,
    waktu maupun harganya
TEORI PERTUKARAN
                ‘AYN (aset riil) BI ‘AYN (aset
                riil)

   OBYEK        ‘AYN (aset riil) BI DAYN (aset
PERTUKARAN      keuangan)

                DAYN (aset keuangan) BI
                DAYN (aset keuangan)

                      NAQDAN
  WAKTU           (Sekarang/Tunai)
PERTUKARAN
                 GHAIRU NAQDAN
                   (Masa YAD)
TEORI PERTUKARAN
                                    JENIS BEDA

                                      upah tenaga kerja yang dibayar dengan sejumlah
                                      beras
                                                                          Kasat Mata
      ‘AYN BI ‘AYN
                                                                          Kualitas dapat
                                                                          dibedakan
                                                                       Pertukaran kuda dengan kuda

real asset (‘ayn) dengan real
         asset (‘ayn)               JENIS SAMA                             Kasat Mata
                                                                           Kualitas tidak
                                                                           dapat dibedakan
                                                      Jika tidak dapat dibedakan mutunya, pertukaran
                                                                                        dibolehkan, jika:
                                                                  Sawa-an bi sawa-in (sama jumlahnya)
                                                                    Mistlan bi mistlin (sama mutunya)
                                                          Yadan bi yadin (sama waktu penyerahannya)
TEORI PERTUKARAN
                                    Naqdan

                                                         Salam
                       Barang
                                     Order
                       Al-Bai’                          Istishna’
                                    Mu’ajjal
   ‘AYN BI
    DAYN
real asset (‘ayn)
dengan financial                               Ijarah
  asset (dayn)
                          Jasa
                        Al-Ijarah              Ju’alah
TEORI PERTUKARAN
                                                    Jenis sama
                                              Sawa-an bi sawa-in (sama
                                              jumlahnya)
                               Uang           Yadan bi yadin (diserahkan saat
                                              itu juga)
                                                    Jenis Beda
     DAYN BI
      DAYN                                    Yadan bi yadin
                                              (diserahkan saat itu juga)
Pertukaran financial asset
 (dayn) dengan financial
      asset (dayn)
                               Non-Uang
                             Surat berharga
TEORI PERCAMPURAN DALAM ISLAM
Natural Uncertainty Contracts/teori percampuran adalah kontrak
dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan, baik
dari segi jumlah maupun waktunya. Tingkat returnnya bisa positif,
negatif maupun nol.
Kontrak-kontrak investasi ini secara sunatullah tidak menawarkan :
  Return yang tetap dan pasti. `
  Sifatnya tidak fixed dan predetermined.

Dalam kontrak jenis ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling
mencampurkan asetnya (baik real asset maupun financial assets)
menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung risiko bersama-
sama untuk mendapatkan keuntungan.

Dalam kontrak demikian ini, keuntungan dan kerugian ditanggung
bersama.
TEORI PERCAMPURAN
                ‘AYN BI ‘AYN

    OBYEK
PERCAMPURAN      ‘AYN BI DAYN

                 DAYN BI DAYN



                      NAQDAN
   WAKTU
PERCAMPURAN
                  GHAIRU NAQDAN
TEORI PERCAMPURAN



  ‘AYN BI                    ‘AYN BI                          DAYN BI
   ‘AYN                       DAYN                             DAYN
Menyumbangkan
keahlian Syirkah         Jasa/keahlian (real asset)      Percampuran financial asset
    ‘Abdan           dicampur dengan uang (financial    (dayn) dengan financial asset
                      asset) Bentuk percampuran ini                 (dayn)
                       disebut syirkah mudharabah      Jika percampuran antara uang
                        Seorang penyandang dana         dengan uang dengan jumlah
                     memberikan dana dan yang lain          sama disebut syirkah
                         memberikan reputasinya        mufawadah; atau jumlah uang
                     Bentuk percampuran ini disebut         yang dipercampurkan
                               syirkah wujuh             jumlahnya berbeda disebut
                                                                syirkah ‘inan.
APLIKASI AKAD
DALAM PRODUK – PRODUK BANK SYARIAH



                           BANK SYARIAH




 PENGHIMPUNAN DANA            PENYALURAN DANA       JASA



   PRINSIP WADIAH            PRINSIP JUALBELI
   - Giro                    - Murabahah         - Wakalah
   - Tabungan                - Istishna          - Kafalah
                             - Salam             - Sharf
                             - Ijarah            - Rahn
                                                 - Hiwalah


  PRINSIP MUDHARABAH         PRINSIP BAGIHASIL
  -Giro                      - Mudharabah
  -Tabungan                  - Musyarakah
  - Deposito                                                 53
54
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
GIRO SYARIAH


LANDASAN HUKUM:
Fatwa DSN – MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000,
Tanggal 1 April 2000.



                                           GIRO
                                         SYARIAH


          GIRO                                                           GIRO
         WADIAH                                                       MUDHARABAH

   Bersifat titipan                   Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Mal
   On call                            Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal
   Keuntungan dan kerugian dari        tidak melanggar prinsip syariah
    penyaluran dana wadiah menjadi     Dana giro harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang
    hak milik atau ditanggung bank.    Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah
   Tidak ada imbalan (bonus) yang     Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan
    dipersyaratkan                      nasabah tanpa persetujuan nasabah
                                                                                                55
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
GIRO SYARIAH (Lanjutan...)


  SKEMA GIRO WADIAH


                       4       Pooling Fund                             5   Penyaluran pembiayaan



                           1       Akad Wadi’ah

                                                                                                    Nasabah Pembyn A
                           2
                                  Setoran awal


                           3
                                  Mutasi giro


                                                                                                    Nasabah Pembyn B
 Nasabah Giro                                            Bank Syariah
   Wadi’ah


                    Dapat diberikan imbalan atau bonus                      Pendapatan
                7                                                       6   bank
                    namun tidak boleh diperjanjikan


                                                                                                    Nasabah Pembyn C



                                                                                                                       56
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
GIRO SYARIAH (Lanjutan...)


   SKEMA GIRO MUDHARABAH


                4    Pooling Fund                                       5   Penyaluran pembiayaan



                      1       Akad Mudharabah

                                                                                                    Nasabah Pembyn A
                      2       Setoran awal



                      3       Mutasi giro



 Nasabah Giro                                                                                        Nasabah Pembyn B
 Mudharabah                                              Bank Syariah


                    Distribusi Bagihasil sesuai nisbah                      Pendapatan
                7                                                       6
                    yang disepakati                                         yang akan dibagikan



                                                                                                    Nasabah Pembyn C


                                                                                                                        57
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
TABUNGAN SYARIAH


LANDASAN HUKUM:
Fatwa DSN – MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000,
Tanggal 1 April 2000.



                                     TABUNGAN
                                      SYARIAH


      TABUNGAN                                                          TABUNGAN
       WADIAH                                                          MUDHARABAH

  Bersifat titipan                   Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal
  On call                            Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak
  Keuntungan dan kerugian dari        melanggar prinsip syariah
   penyaluran dana wadiah menjadi     Dana tabungan harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang
   hak milik atau ditanggung bank.    Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah
  Tidak ada imbalan (bonus) yang     Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
   dipersyaratkan                      tanpa persetujuan nasabah
                                                                                                   58
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)


     SKEMA TABUNGAN WADIAH


                          4       Pooling Fund                             5   Penyaluran pembiayaan



                              1       Akad Wadi'ah

                                                                                                       Nasabah Pembyn A
                              2
                                      Setoran awal


                              3
                                      Setoran tabungan


                              8       Penarikan tabungan                                               Nasabah Pembyn B
Nasabah Pemilik Dana                                        Bank Syariah
 Tabungan Wadiah



                 7     Dapat diberikan imbalan atau bonus                      Pendapatan
                       namun tidak boleh diperjanjikan                     6
                                                                               Bank


                                                                                                       Nasabah Pembyn C



                                                                                                                          59
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)


   SKEMA TABUNGAN MUDHARABAH



                           4      Pooling Fund                                   5    Penyaluran pembiayaan


                           1      Akad Mudharabah


                                                                                                              Nasabah Pembyn A
                           2      Setoran awal



                           3      Mutasi tabungan


                                                                                                              Nasabah Pembyn B
  Nasabah Pemilik Dana
 Tabungan Mudharabah                                          Bank Syariah


                         Distribusi Bagihasil sesuai nisbah                  6
                    7                                                                Pendapatan yang
                         yang disepakati                                             akan dibagikan
                                                                                                              Nasabah Pembyn C



                                                                                                                                 60
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
DEPOSITO SYARIAH


LANDASAN HUKUM:
Fatwa DSN – MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000,
Tanggal 1 April 2000.


                                            DEPOSITO
                                            SYARIAH

        DEPOSITO                                                               DEPOSITO
       MUDHARABAH                                                             MUDHARABAH
        MUTLAQAH                                                              MUQAYYADAH

    Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul    Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul
     Maal                                              Maal
    Mudharib boleh melakukan berbagai macam          Mudharib hanya boleh melakukan usaha yang
     usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah       dipersyaratkan oleh nasabah
    Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai      Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai
     bukan piutang                                     bukan piutang
    Pembagian keuntungan dinyatakan dalam            Pembagian keuntungan dinyatakan dalam
     Nisbah                                            Nisbah
    Tidak diperkenankan mengurangi nisbah            Tidak diperkenankan mengurangi nisbah
     keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah      keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah
                                                                                                       61
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)


     SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUTHLAQAH


                       3       Pooling Fund                         4   Penyaluran pembiayaan




                           1     Akad Mudharabah
                                                                                                Nasabah Pembyn A

                           2     Setoran Deposito


                           7    Pencairan Deposito


                                                                                                Nasabah Pembyn B
Nasabah pemilik dana                                 Bank Syariah
Deposito Mudharabah
    Muthlaqah
                       Distribusi Bagihasil sesuai
                 6                                                      Pendapatan yang
                       nisbah yang disepakati                       5   akan dibagikan
                                                                                                Nasabah Pembyn C



                                                                                                                   62
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:
DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)


      SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH


                                                                    3       Penyaluran
                                                                        pembiayaan sesuai
                                                                        dengan persyaratan
                                                                         nasabah deposan
                               Akad Mudharabah
                         1
                               Muqayyadah
                                                                                             Nasabah Pembyn A

                         2      Setoran Deposito


                         6      Pencairan Deposito


                                                                                             Nasabah Pembyn B
Nasabah pemilik dana                                 Bank Syariah
Deposito Mudharabah
    Muqayyadah
                       Distribusi Bagihasil sesuai
                 5                                                      Pendapatan yang
                       nisbah yang disepakati                       4   akan dibagikan
                                                                                             Nasabah Pembyn C



                                                                                                                63
64
PEMBIAYAAN MURABAHAH




DEFINISI
Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai
laba.
(Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000)

LANDASAN HUKUM
a. No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah;
b. No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka Dalam
   Murabahah;
c. No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah;
d. No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas Nasabah Mampu
   yang Menunda-nunda Pembayaran;
e. No.43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11 Agustus 2004, tentang Ganti Rugi (Ta’widh).


                                                                                          65
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH
FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000




1. PELAKU   BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan
            pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4)
            BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan
            harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)
2. OBJEK    Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2)
3. HARGA    HARGA BELI
            … Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang
            kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)
            HARGA JUAL
            BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan
            harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

            Fatwa DSN No.16/IX/2000:
            Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan
            ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan
            (Ps.1:1)




                                                                                          66
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH
FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)


 4. AKAD        Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad jual
                beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.
                (Ps. 1:9)

                Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset
                yang dipesannya secara sah dengan pedagang.
                Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus
                menerimanya (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang disepakati, karena
                secara hukum perjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah pihak harus
                membuat kontrak jual beli (Ps 2: 2,3)

 5. UANG MUKA   Dalam jualbeli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka
                saat menadatangani kesepakatan awal pemesanan (Ps. 2 : 4)

 6. JAMINAN     Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya
                (Ps.3:1)

 7. DISCOUNT    Jika dalam jualbeli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga
                sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu diskon adalah hak nasabah
                Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan
                berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. (Ps 1:3-4, Fatwa
                No. 16/2000)

                                                                                                   67
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH
FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)


8. PELUNASAN DINI   Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan
                    pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati,
                    LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut,
                    dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.
                    Besar potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan
                    dan pertimbangan LKS (Ps.1:1-2, Fatwa No.23/2002)

9. DENDA / SANKSI   Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak
                    mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh
                    dikenakan sanksi.
                    Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir yaitu bertujuan agar nasabah lebih
                    disiplin dalam melaksanakan kewajibannya
                    Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas
                    dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani
                    Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial
                    (Ps.1:3-6, Fatwa No.17/2000)

6. TA’WIDH          (Fatwa No.43/2004)
                    • Sengaja atau lalai menyimpang dari akad dan menimbulkan kerugian
                    • Kerugian riil adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka
                       penagihan hak yang seharusnya diterima
                    • Real Lost not Opportunity Lost
                    • Besarnya gantirugi tidak boleh dicantumkan dalam akad
                                                                                                68
APLIKASI PERBANKAN
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)



                              KPR SYARIAH



                                            PEMBIAYAAN
          PEMBIAYAAN                        KENDARAAN
          MULTIGUNA                          BERMOTOR




                            MURABAHAH


                                                KOMBINASI AKAD :
         PEMBIAYAAN                               -LINE FACILITY
         MODAL KERJA                           - 2 STEP FINANCING
                                                -JOINT FINANCING
                                                    - TAKEOVER
                                                        -Dll




                               PEMBIAYAAN
                                INVESTASI


                                                                    69
SKEMA MURABAHAH
UNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR




                                       1 Negosiasi butuh beli mobil )
                                         (nasabah
                                                   dan Persyaratan




                                       Wa’ad beli
                                2
                                       Penandatanganan       akad jual beli
                               6
                                       Bayar angsuran atau tempo
                                   9
      Bank Syariah                                                                 Nasabah
                                                                                NASABAH
                                          Bank Syariah      mewakilkan
                                        3 ke Nasabah untuk beli mobil ke
                                          Dealer
                         7                                       Nasabah sebagai
                           Bank Syariah                          wakil
                           mewakilkan ke Dealer                4 Bank Syariah , beli
     Bank Syariah    5     untuk serahkan mobil ke               mobil ke Dealer
  bayar pembelian          Nasabah
             mobil
                                                                         8 Mobil dikirim
                                                                            langsung oleh
                                                                            dealer atau
                                                                            Bank Syariah

                                                    DEALER                    Akad Murabahah
                                                                                               70
SKEMA MURABAHAH
UNTUK PEMBIAYAAN RUMAH




                                                                   Akad Murabahah


                         1. Permohonan dan pemenuhan persyaratan




                           2. Wa’ad beli

                             4. Akad Murabahah

                             7. Bayar angsuran atau tempo



     Bank Syariah                                                       Nasabah




                                           Developer

                                                                                    71
SKEMA MURABAHAH
UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA




                                                                                            Akad Murabahah


                        1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (mis : pembelian komputer)



                                       2. Wa’ad beli

                                      4. Pelaksanaan akad Murabahah

                                      7. Bayar angsuran atau tempo



       Bank Syariah
                                                                                            Nasabah
                5. Bank Syariah mewakilkan ke
               supplier untuk serahkan komputer
                       kepada Nasabah.




                                                       Supplier

                                                                                                             72
SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH
UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA




                                                                                             Akad Murabahah


                                            1.      Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan
                                                    (mis : pembelian komputer)

                                              2. Wa’ad beli

                                     3. Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk melakukan
                                                     transaksi dengan supplier

                                              5. Pelaksanaan akad Murabahah

                                                 8. Bayar angsuran atau tempo
                                                                                             Nasabah
          Bank Syariah


             6. Bank Syariah mewakilkan ke
             supplier untuk serahkan komputer ke
             Nasabah.




                                                                Supplier

 KETERANGAN:
 Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.
                                                                                                              73
SKEMA MURABAHAH
UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA




                                                                                Akad Murabahah


                              1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan
                      (Misal pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)

                             2. Wa’ad beli

                              4. Pelaksanaan akad Murabahah

                              7. Bayar angsuran atau tempo



      Bank Syariah
                                                                                Nasabah




                                               Supplier

                                                                                                 74
SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH
UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA




                                                                                              Akad Murabahah


                                          1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal
                                           Pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)

                                            2. Wa’ad beli

                               3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukan
                                                 transaksi dengan supplier

                                            5. Pelaksanaan akad Murabahah

                                             8. Bayar angsuran atau tempo

         Bank Syariah                                                                             Nasabah
                        6. Bank Syariah mewakilkan ke
                        supplier untuk serahkan barang
                               kepada Nasabah.




                                                            Supplier
 KETERANGAN:
 Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.
                                                                                                               75
SKEMA MURABAHAH
UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI




                                                                                                 Akad Murabahah


                                     1.   Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah
                                              butuh sarana penunjang usaha berupa f ork lif t)


                                                2. Wa’ad beli

                                               4. Pelaksanaan akad Murabahah

                                               7. Bayar angsuran atau tempo



       Bank Syariah                                                                               Nasabah
                       5. Bank Syariah mewakilkan ke
                      supplier untuk serahkan f ork lif t ke
                                   Nasabah.




                                                                Supplier


                                                                                                                  76
SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH
UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI




                                                                                   Akad Murabahah


                          1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah
                                 butuh sarana penunjang usaha berupa f ork lift)

                                     2. Wa’ad beli

                             3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk
                                    melakukan transaksi dengan supplier


                                     5. Pelaksanaan akad Murabahah

                                      8. Bayar angsuran atau tempo
                                                                                          Nasabah
      Bank Syariah




                                                     Supplier

 KETERANGAN:
 Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.
                                                                                                    77
PEMBIAYAAN ISTISHNA’


Istishna’ adalah jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)




                                                       78
POKOK-POKOK ATURAN ISTISHNA



 1. PELAKU       Jika LKS melakukan transaksi Istishna untuk memenuhi kewajibannya kepada
                 NASABAH ia dapat melakukan istishna lagi dengan PIHAK LAIN pada objek
                 yang sama, dengan syarat istishna pertama tidak bergantung (mu’allaq) pada
                 istishna kedua (Ps 1;1, Fatwa No. 22/2002)
 2. OBJEK          Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.
                   Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
                   Penyerahan dilakukan kemudian.
                   Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
                    kesepakatan
                  Pembeli (mustashni) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
                 (Ps.2:1-5, fatwa No.06/2000)

 3. HARGA        LKS selaku mustashni tidak diperkenankan untuk memungut MDC (margin during
                 construction) dari nasabah (shani) karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip
                 syariah (Ps.1:2, Fatwa No.22/2002)
 4. PEMBATALAN   Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau
                 kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki
 PESANAN         dua pilihan :
                 a. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya.
                 b. Menunggu sampai barang tersedia.
                 (Fatwa No..05/2000, Ps. 4:5)

                                                                                                 79
MEKANISME PEMBIAYAAN ISTISHNA




                                                                                                       Akad Istishna’ 1
                                                      Negosiasi dan Persyaratan
                                                   1 (nasabah butuh renovasi rumah
                                                      yang dikerjakan oleh kontraktor)



                                                Penandatanganan Akad Istishna’
                                           2
                                                Bayar secara cicilan (taqsith) atau
                                                tangguh (muajjal)
                                            8


                        BankSyariah             Form Wakalah ke Nasabah untuk                       NASABAH
                                                negosiasi dengan kontraktor
                                                               3
                                           6                                4 Nasabah sebagai
       Bayar secara            Form Wakalah ke Kontraktor
             termin 5                                                         wakil Bank Syariah
                                                                                               ,
                                untuk serahkan rumahyang                      renovasi rumah ke
                               telah direnovasi ke Nasabah                    Kontraktor

                                                                                      7
                                                                                          Penyerahan rumah yang
                                                                                          telah direnovasi oleh
                                                                                          Kontraktor atau Bank Syariah
   Akad Istishna’ 2
                                                      KONTRAKTOR

                                                                                                                          80
APLIKASI PERBANKAN:
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)



                               KPR SYARIAH
                               SIAP BANGUN


           PEMBIAYAAN
            RENOVASI                          PROJECT
             RUMAH                           FINANCING




                              ISTISHNA



           PEMBIAYAAN
          MODAL KERJA




                                PEMBIAYAAN
                                 INVESTASI


                                                         81
PEMBIAYAAN IJARAH




 Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)
 atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu
 melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan
 pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
 (Fatwa DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000)




                                                      82
POKOK-POKOK ATURAN IJARAH
FATWA DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000



1. PELAKU         Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) terdiri atas pemberi sewa (lessor,
                  pemilik asset, LKS) dan penyewa (lessee, pihak yang mengambil manfaat dari
                  penggunaan aset, nasabah)
2. OBJEK          Objek kontrak : pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset (Ps 1:
                  2)
3. HARGA          Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS
                  sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual
                  beli dapat pula dijadikan sewa dalam Ijarah (Ps 2: 8)
                  Ketentuan (flexibility) dalam menetukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran,
                  waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9)

4. AKAD           Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang
                  berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan
                  cara penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh
                  penyewa (nasabah) (Ps:1:5)
5. PEMELIHARAAN   Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa :
   ASET           b. Menanggung biaya pemeliharaan asset

                  Kewajiban nasabah sebagai penyewa :
                   a. Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan asset
                      yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak
                   b. Menanggung biaya pemeliharaan asset yang sifatnya ringan
                                                                                                  83
PEMBIAYAAN MULTIJASA IJARAH
FATWA DSN NO.44/DSN/MUI



• Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan
  menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.
• Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus
  mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.
• Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus
  mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.
• Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat
  memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.
• Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan
  dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.



                                                                 84
MEKANISME PEMBIAYAAN IJARAH




                                             Negosiasi dan Persyaratan
                                           1 (nasabah butuh alat-alat berat)



                                                  Akad Ijarah
                                           2

                                                  Bayar angsuran sewa
                                           8
                                                                                                  Akad Ijarah 2
                Bank Syariah                                                       NASABAH

                                               Wakalah ke Nasabah untuk cari
                                            3 penyewaan alat2 berat
                                                                                     Barang diserahkan
                                 5
                                     Transaksi                        4            7 langsung oleh
                                                                                     pemilik atau melalui
          Wakalah ke Pemilik         Pembayaran                  Nasabah sebagai     Bank Syariah
       barang untuk serahkan 6                                   wakil Bank
     barang sewa ke Nasabah                                      Syariah,
                                                                 melakukan
                                                                 transaksi sewa



   Akad Ijarah 1
                                                     PEMILIK OBJEK
                                                        SEWA
                                                                                                                  85
APLIKASI PERBANKAN:
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)




                                            PEMBIAYAAN
                                             MULTIJASA
          PEMBIAYAAN                      -Biaya pendidikan
       MULTIGUNA MANFAAT                     - Kesehatan
            BARANG                           - Wisata, dll



                              IJARAH




      PEMBIAYAAN                        KOMBINASI AKAD
      MODAL KERJA                        -SHARIA CARD




                                                              86
PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK (IMBT)




 Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) adalah perjanjian
 sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan
  hak milik atau benda yang disewa, kepada penyewa
 setelah selesai masa sewa.
 (Fatwa DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000).




                                                       87
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA
DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000




                 Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (fatwa
                 No.09/2000) berlaku pula dalam akad IMBT
                 (Ps. 1:1)
  AKAD           Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad Ijarah
                 terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan baik dengan
                 jualbeli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa
                 Ijarah selesai
                 Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah
                 adalah waad yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin
                 dilaksanakan maka harus ada pemindahan kepemilikan yang
                 dilakukan setelah masa Ijarah selesai (Ps. 2: 1-2)




                                                                                     88
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA
DSN – MUI No. 56/DSN-MUI



  Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah
   apabila memenuhi syarat-syarat sbb:
  Terjadi perubahan periode akad Ijarah;
  Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review, maka akan timbul
   kerugian bagi salah satu pihak;
  Disepakati oleh kedua belah pihak.

  Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu :
  Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh dinaikkan;
      Besaran ujrah boleh ditinjau ulang untuk periode berikutnya dengan cara
           yang diketahui dengan jelas (formula tertentu) oleh kedua belah pihak;
      Peninjauan kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus
           disepakati kedua pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad.
      Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad
           pertama harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh
           berdasarkan rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan
           perselisihan.


                                                                                        89
MEKANISME PEMBIAYAAN IMBT




   Akad Hibah
                                           1    Negosiasi dan persyaratan
                                                (nasabah butuh beli rumah)

                                               Wa’ad IMBT
                                          2
                                               Penandatanganan akad
                                          4
                                                               Bayar sewa bulanan
                                                                   7
                                      hibah rumah
                                      (pada akhir masa sewa)
                                  8


         BankSyariah
                                                                                        NASABAH          Akad Ijarah
                                                5

                                  5 wakalah ke developer
                                    Untuk serahkan rumah ke nasabah


  Beli dan bayar ke developer 3                                                     6 Obyek sewa (rumah)
  untuk disewa oleh nasabah                                                           Diserahkan oleh
                                                                                      Developer atau Bank Syariah

                                                     DEVELOPER

                                                                                                                       90
APLIKASI PERBANKAN:
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)




            KPR SYARIAH
              (Jangka
              Panjang)




                                IMBT
                                        PEMBIAYAAN
                                         INVESTASI
                                           (Jangka
                                          Panjang)




                                                     91
PEMBIAYAAN MUDHARABAH




Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua piak
dimana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan
seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib,
nasabah) bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha
bagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak.
(Fatwa DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000).




                                                                92
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000



 1. PELAKU DAN MODAL    LKS sebagai shahibul maal membiayai 100% kebutuhan suatu
                         proyek, sedangkan pengusaha bertindak sebagai mudharib atau
                         pengelola usaha (Ps.1:1)
                        Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai (Ps.2:3b)
                        Modal tdk dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada
                         Mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, (Ps.2:3c)

 2. NISBAH             Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui
                       dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam
                       bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan.
                       Perurubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. (Ps.2:4b)

 3. KEUNTUNGAN         Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh
                       disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps.2:4a)

 4. KERUGIAN           Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
                       mudharabah, kecuali diakibatkan kesalahan disengaja, kelalaian atau
                       pelanggaran. (Ps.2:4c)

 5. JAMINAN            Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan,
                       namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan LKS dapat
                       meminta jaminan dari mudharib atau pihak ke3. Jaminan hanya dapat
                       dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap
                       hal-hal yang telah dispekati bersama (Ps.1: 7)

                                                                                             93
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000




 6. MANAJEMEN      …LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi
                   mempunyai hak untuk melakukan pembinaan d an pengawasan (Ps 1:4)


 7. JANGKA WAKTU   Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu (Ps 3:1)




                                                                                         94
MEKANISME PEMBIAYAAN MUDHARABAH




                                          Negosiasi dan Persyaratan
                                      2 (nasabah butuh modal kerja
                                          75 unit mobil)                                   Kontrak Penyewaan Mobil

                                             Akad Mudharabah
                                      3
                                                                                                  1


                                                                                Nasabah     bayar sewa
       Bank Syariah           Menyerahkan                                                                Perusahaan ABC
                              modal                                   Mengelola
                          4                                                 5

                                                                                        Nisbah
    Nisbah   7   9                                                                  8
                                             Usaha                                      Nasabah
      Bank                                                 Pendistribusan
                      Pengembalian
                      Pokok                                Modal & Keuntungan
                                                       6


                                                                 Tingkat
                                                               Keuntungan


                                     Modal

                                                                                                                          95
APLIKASI PERBANKAN:
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)




                                        VARIASI MUDHARABAH:
                                             -LINE FACILITY
                                          - 2 STEP FINANCING
                                           -JOINT FINANCING
                                                   -Dll




                          MUDHARABAH



        PEMBIAYAAN
        MODAL KERJA




                                                               96
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH




 Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama
 antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
 masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
 ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung
 bersama sesuai dengan kesepakatan.
 (Fatwa DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000).




                                                                  97
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
FATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000




1. PELAKU DAN MODAL   Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan setiap mitra
                      melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps.2b)

2. NISBAH             Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar
                      seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang
                      ditetapkan bagi seorang mitra (Ps.3c.3)

3. KEUNTUNGAN         Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan
                      hanya satu pihak saja (Ps2:4a)

4. KERUGIAN           Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut
                      saham masing-masing dalam modal (Ps3d)

5. JAMINAN            Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan,
                      namun menghindari terjadinya penyimpangan LKS dapat meminta
                      jaminan (Ps 3:a3)
6. MANAJEMEN          Setiap mitra memiliki hak untuk mengelola asset musyarakah dalam
                      proses bisnis normal (ps.2c)




                                                                                               98
99
PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH




                  AKAD                      PRODUK

                 WAKALAH            Kliring, Inkaso, Transfer

                   SHARF                Transaksi Valas


                 KAFALAH                 Bank Garansi


                 HIWALAH                Anjak Piutang


             IJARAH & WADIAH           Safe Deposit Box


            QARDH & IJARAH (RAHN)
                                             Gadai



                                                                100
PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:
KAFALAH – BANK GARANSI


   SKEMA KAFALAH (BANK GARANSI)




                                 2. Negosiasi dan Persyaratan




                                       3 . Akad Kaf alah

                                       5. Ujrah dan jaminan




         Bank Syariah                                           Nasabah




                                        Pemilik Proyek
                                                                          101
PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:
SAFE DEPOSIT BOX


    SKEMA IJARAH/WADIAH (SAFE DEPOSIT BOX)




                           1. Negosiasi dan Persyaratan
                              (Nasabah butuh Safe Deposit Box)


                                   2 . Akad Ijarah

                            4. Bayar sewa Safe Deposit Box



         Bank Syariah                                            Nasabah


                             3. Bank serahkan Safe Deposit Box
                                  ke nasabah untuk disewa




                                                                           102
PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:
GADAI SYARIAH


   SKEMA QARDH DAN IJARAH (RAHN)




                           1. Negosiasi dan Persyaratan.


                                2. Pelaksanaan Akad Qard dan Ijarah

                         3 . Nasabah serahkan barang berupa emas (marhun)

                                 4. Bank memberikan pinjaman dana

                         5. Nasabah bayar sewa penyimpanan barang (ujrah)

                      6. Setelah jatuh tempo, Nasabah mengembalikan dana pinjaman

                             7. Bank mengembalikan marhun kepada nasabah


       Bank Syariah                                                                 Nasabah



                                                                                              103
SISTEM OPERASIONAL
    BANK SYARIAH
Konsep & Sistem Perbankan
    Konsep & Sistem Perbankan

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat
   dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
          masyarakat lain yang memerlukan

                    Proses
               Penghimpunan Dana
 Masyarakat                                            Masyarakat
Pemilik Dana                           Proses
                                                     Pengguna Dana
                                   Penyaluran Dana
Konsep & Sistem
                        Konsep & Sistem
                       Bank Konvensional
                       Bank Konvensional


                    Proses                   Proses
               Penghimpunan Dana         Penyaluran Dana
 Masyarakat                                                  Masyarakat
Pemilik Dana                                               Pengguna Dana


                  Penetapan Imbalan   Penetapan Beban
Konsep & Sistem
                      Konsep & Sistem
                     Perbankan Syariah
                     Perbankan Syariah
                                        BAGI HASIL


                       Proses             Proses
                  Penghimpunan Dana   Penyaluran Dana
 Masyarakat                                                   Masyarakat
Pemilik Dana                                                Pengguna Dana

                 BAGI HASIL
                                                Konsep Penyaluran Dana :
  Konsep Penghimpunan Dana :                1. Bagi Hasil (Mudharabah &
  1. Al Wadiah                                               Musyarakah)
  2. Mudharabah                       2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &
                                                                    Salam)
                                      3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah
                                                                 Bitamlik)
alur kerja
  Pembayaran bagi hasil                 Bank Syariah           Menerima pendapatan

     Tergantung pendapatan / hasil yg
     diterima                                              Bagi hasil /
     Hanya dana mudharabah                                 Margin
                                       Shahibul maal                          Mudharib
Shahibul Maal                            Mudharib


                                                          Penyaluran
                  Penghimpunan                               dana
                      dana



   Deposan                                     Bank                            Nasabah
                                                                                debitur
         Membayar bunga tetap                          Menerima bunga tetap

      Tidak ada pengaruh pendapatan yang diterima


                                    BANK KONVENSIONAL
Struktur Organisasi
                                   Annual Shareholders
                                        Meeting

                          Sharia                           Board of
                     Supervisory Board                   Commissioners


                                    President Director

                Internal Audit Group                      Assistant Director

     Compliance &                                                 Business
Corporate Support Director                                        Director
                              Direktur Muda
                                Financing
          Compliance Staff

Corporate Support      Financing       Business    Administration             Business
     Group               Group          Units         Group              Development Group
Contoh Bagan Organisasi Bank Umum
                 Syariah
                                    RUPS / Rapat
                                      Anggota


                  Dewan Komisaris                   Dewan Pengawas Syariah



   Dewan Audit                      Dewan Direksi



Divisi / Urusan        Divisi / Urusan        Divisi / Urusan       Divisi / Urusan



             Kantor Cabang          Kantor Cabang          Kantor Cabang
Struktur Organisasi BPRS
                               Rapat Umum
                             Pemegang Saham



                  Dewan                       Dewan Pengawas
                 Komisaris                        Syariah

                              Dewan Direksi

 Internal
   Audit



             Bidang             Bagian                Bidang
            Marketing           Umum                Operasional

      Financing                                  Customer Service
                               Sekretariat

      Funding                                         Teller
                             Kerumahtangga
                                  an
                                                    Accounting
                                                   (Pembukuan)

                                                   Administrasi
Job Description
• Tugas dan Kewajiban
  – Dewan Pengawas Syariah
  – Dewan Komisari
  – Dewan Direksi
  – Bagian Pemasaran
  – Bagian Operasional
  – Internal Audit
TEORI BAGI HASIL DAN PROFIT
         MARGIN
Konsep & Sistem Perbankan
      Konsep & Sistem Perbankan
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
   kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan




                    Proses
               Penghimpunan Dana
 Masyarakat                                                   Masyarakat
Pemilik Dana                                  Proses
                                                            Pengguna Dana
                                          Penyaluran Dana
Konsep & Sistem
                        Konsep & Sistem
                       Bank Konvensional
                       Bank Konvensional


                    Proses                   Proses
               Penghimpunan Dana         Penyaluran Dana
 Masyarakat                                                  Masyarakat
Pemilik Dana                                               Pengguna Dana


                  Penetapan Imbalan   Penetapan Beban
Konsep & Sistem
                       Konsep & Sistem
                      Perbankan Syariah
                      Perbankan Syariah
                                        BAGI HASIL/Profit Margin/Pndpt
                                                   Sewa


                       Proses             Proses
                  Penghimpunan Dana   Penyaluran Dana
 Masyarakat                                                       Masyarakat
Pemilik Dana                                                    Pengguna Dana

                 BAGI HASIL/Bonus
                                                Konsep Penyaluran Dana :
  Konsep Penghimpunan Dana :                1. Bagi Hasil (Mudharabah &
  1. Al Wadiah                                               Musyarakah)
  2. Mudharabah                       2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &
                                                                    Salam)
                                      3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah
                                                                 Bitamlik)
Alur Operasional Bank Syariah                                Mudharib
                                                                                       Tabel
                                                                      Bagi
                                                                      hasi
Penghimpunan dana                          Penyaluran dana Pendapatan
                                                                      l




                            POOLING DANA
  Wadiah yad dhamanah                         Prinsip bagi hasil         Bagi hasil/laba

  Mudharabah Mutlaqah                         Prinsip Ujroh             Sewa
  (Investasi Tdk Terikat)

  Lainnya (modal dsb)                         Prinsip jual beli            Margin


                                                      Tabel
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Mdh Mutlaqah
(Investasi Tidak Terikat)
                                           Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat
Pendapatan berbasis
imbalan (fee base income)
                                           Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf
SISTEM DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL

• Dari sudut pandang Nasabah sebagai Investor
  – Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet
    (Chanelling)
  – Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet
    (Executing)
  – Mudharabah Mutlaqah


• Dari sudut Pandangan Bank
  – Perhitungan Saldo Akhir Bulan
  – Perhitungan Saldo Rata-rata Harian
SKEMA-SKEMA MUDHARABAH
Skema Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet (Channelling)

  Satu Nasabah                                        Satu Pelaksana
     Investor                                             Usaha
                             Bank Syari’ah

Skema Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (executing) berdasar
sektor
                                                       Pertanian
  Satu Nasabah
                         Bank Syari’ah
     Investor                                         Manufaktur
                                                           Jasa
Skema Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (executing) berdasar
akad yg digunakan
                                                    Penjualan Cicilan
  Satu Nasabah
                         Bank Syari’ah
     Investor                                         Penyewaan Cicilan
                                                    Kerjasama Usaha
SKEMA-SKEMA MUDHARABAH
Skema Mudharabah Mutlaqah On Balance Sheet
                                                Penjualan 1

 Nasabah 1                                      Penjualan 2
                                       Jual
 Nasabah 2                                           .
                                                Penjualan n
 Nasabah 3
                     Bank
                                                Penyewaan 1
     .              Syari’ah
                                      Sewa      Penyewaan 2
     .
                                                     .
 Nasabah n                                      Penyewaan n


                                                Kerjasama 1
                                    Kerjasama
                                                Kerjasama 2
                                      Usaha
                                                     .
                                                Kerjasama n
KASUS MENGHITUNG BUNGA

KASUS:
Pada tanggal 1 Mei 2002, Bapak Johanes membuka deposito
sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan, dengan tingkat
bunga 9% p.a. Berapa bunga yang diperoleh pada saat jatuh
tempo?


JAWAB
Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:
Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438
KASUS BAGI HASIL DEPOSITO
Bapak Ahmad membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu
bulan (tanggal 1 Mei s/d 1 Juni 2003), nisbah bagi hasil antara nasabah dan
bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang diperoleh untuk deposito satu
bulan per 31 Mei 2003 adalah Rp. 20.000.000 dan total deposito jangka waktu
satu bulan adanya Rp. 950.000.000, berapa keuntungan yang diperoleh bapak
Ahmad?

JAWAB
Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:
Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438


JAWAB
Bagi hasil yang diperoleh bapak Ahmad adalah:
(Rp. 10 juta/Rp. 950 juta) x Rp. 20 juta x 57% = Rp. 120.000
KASUS MENGHITUNG BAGI
    HASIL FUNDING
TABEL DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL)
              Rata-rata            Saldo Rata-                                      Distribusi
  Jenis       Sebulan                  rata
               Saldo               Tertimbang*                     Penyimpan Dana                      Bank
 Produk                   Bobot*                   Distri-busi
               Harian        )
                                        *)
                                                                 Porsi    Pendapatan         Porsi      Pendapatan




   (0)           (1)        (2)        (3)              (4)       (5)         (6)                (7)          (8)
                 (A)        (B)    (A)x(B) = (C)        (D)       (E)     (F)=(D)x(E)            (G)    (H)=(D)x(G)

Rekening     10000000      0,700     7000000            D1       0,250        F1             0,750            H1
Giro
Rek.         60000000      1,000    60000000            D2       0,550        F2             0,450            H2
Tabungan
Deposito     10000000      0,800     8000000            D3       0,570        F3             0,430            H3
Mudharab
ah
1 bulan

3 bulan      20000000      0,850    17000000            D4       0,600        F4             0,400            H4
6 bulan       5000000      0,900     4500000            D5       0,580        F5             0,420            H5
12 bulan     10000000      1,000    10000000            D6       0,570        F6             0,430            H6
Grand        115000000      (B)     106500000         (D)                    (F)                              (H)
Total                                              20000000
Keterangan : D1=C1/Grand Total C x Grand Total D, dst
 *) Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating)
MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN

•    Saldo rata-rata harian untuk jenis produk funding di
     bank syari’ah ditentukan sebagai berikut:
    1. Menentukan tanggal berapa keuntungan yang diperoleh
       dari penempatan dana akan dibagi-hasilkan. Misalnya
       setiap buLan ditentukan pada tanggal 25 bulan ybs, maka
       pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada penyimpan
       dana adalah pendapatan yang diperoleh sejak tanggal 26
       bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 25 pada bulan di
       mana pendapatan tersebut dibagi hasilkan
    2. Jumlah hari yang dihitung dalam satu bulan adalah sesuai
       dengan hitungan kalender. Oleh karena itu, saldo rata-rata
       harian per bulan dihitung sejak tanggal 26 sampai dengan
       tanggal 25 bulan berikutnya.
MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN
•   Contoh kasus :
    – Tuan Amir adalah nasabah Bank Syari’ah at-
      Taqwa, berupa tabungan Mudharabah. Catatan
      kartu tabungannya menunjukkan transaksi sebagai
      berikut:
          Tanggal    Debet      Kredit      Saldo
        26/6/02                   575.000      575.000
        02/7/02       125.000                  450.000
        10/7/02                   250.000      700.000
        15/7/02       100.000                  600.000
        21/7/02                   400.000    1.000.000
MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN
•    Hitungan saldo rata-rata harian per bulan pada tanggal 25
     Juli 2002, sebagai berikut:

    1.   Tgl. 26/6/02 s/d tgl. 1/7/02        = 6 hari x 575.000          = 3450000
    2.   Tgl. 02/7/02 s/d tgl. 9/7/02        = 8 hari x 450.000          = 3600000
    3.   Tgl. 10/7/02 s/d tgl. 14/7/02       = 5 hari x 700.000          = 3500000
    4.   Tgl. 15/7/02 s/d tgl. 20/7/02       = 6 hari x 600.000          = 3600000
    5.   Tgl. 21/7/02 s/d tgl. 25/7/02       = 5 hari x 1.000.000= 5000000
                  Jumlah                     = 30 hari                  = 19150000


                                 Saldo rata-rata harian = 19.150.000/30 = 638.333

•Cara perhitungan di atas, juga digunakan untuk menghitung jenis simpanan yang lain.
•Jika terjadi penutupan rekening, maka saldo rata-rata yang dihitung adalah sejak
tanggal 26 sampai tanggal penutupan rekening tersebut, kemudian dihitung berapa
bagi hasilnya
PERHITUNGAN BAGI HASIL POLA BARU

       Penetapan
    Pendapatan yang                  Perhitungan Hasil
   akan dibagihasikan:                Investasi untuk
    Jenis dan Jumlah                setiap rupiah 1000             Distribusi ke tiap
                                       dana nasabah                    nasabah




Kelebihan cara ini:
    Penyertaan dana shohibul maal dalam investasi dikoreksi dengan GWM
    Bobot dihilangkan/diseragamkan = 1
    Cara perhitungan relatif lebih mudah
    Mempermudah perencanaan
    Penggunaan ekuivalent rate hasil investasi per-Rp. 1000 dana nasabah
CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru

Apabila bank syari’ah mampu mengumpulkan dana pihak ketiga
(DPK) sebanyak Rp. 90.000.000. DPK yang dapat disalurkan pada
pembiayaan sebanyak Rp. 85.500.000 (karena ada Giro Wajib
Minumum sebesar 5%). Pembiayaan yang harus disalurkan ke
masyarakat sebanyak Rp. 100.000.000. Dari pembiayaan Rp.
100.000.000 diperoleh pendapatan dari penyaluran pembiayaan
sebesar Rp. 6.000.000. Nisbah bagi hasil 65% (nasabah): 35%
(bank). Saldo rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar
Rp. 1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000 dana
nasabah? (2) Berapa pendapatan bagi hasil pak Amir?
CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru

Dana Pihak Ketiga (DPK Mudharabah)      A    90,000,000.00
DPK yang disalurkan untuk Pembiayaan    B    85,500,000.00
   (= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%)
Pembiayaan Yang Disalurkan              C   100,000,000.00
Dana Bank                                    14,500,000.00
Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan   D     6,000,000.00
Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK     E           57.00



E= B/C * D * 1/A * 1000
CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru
 Pendapatan Investasi untuk setiap Rp. 1000             E                57.00
     DPK Mudharabah
 Saldo rata-rata Harian Nasabah                         F       1,000,000.00
 Nisbah Bagi Hasil                                      G                    65
 Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini               H           37,050.00




             H= E/1000 * F * G/100


Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan
dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00
PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL
Nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan profit sharing dari usaha pengadaan
kacang kedelai yang dibiayai dengan fasilitas Mudharabah Muqayyadah
sebesar Rp. 125.000.000, dengan data sebagai berikut:
Harga Jual Kacang Kedelai                           = Rp. 2.150/kg
Harga jual kepada nasabah                           = setara 16% p.a
Volume Penjualan Kedelai per bulan                  = 65.000 kg
Nilai Penjualan (65.000 x Rp. 2.150)                        = Rp.
139.750.000
Harga Pokok Pembelian                               = Rp. 125.000.000
PENDAPATAN penjualan kedelai                        = Rp. 14.750.000
Berapa Nisbah bagi hasilnya?
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN
PERBANKAN SYARIAH MODERN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHheckaathaya
 
obligasi syariah
obligasi syariah obligasi syariah
obligasi syariah Yaa Sheikh
 
Pengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahPengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahYISC Al-Azhar
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahElla Aisah
 
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank SyariahPerbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank SyariahCitra Puspawardhani
 
Makalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahMakalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahHana Rosmawati
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahPT. TERSERAH ANDA
 
Makalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahMakalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahIffa Tabahati
 
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabahlutfiahanna
 
Produk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahProduk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahPhuji Maisaroh
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASDevia13
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahNeyna Fazadiq
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Marhamah Saleh
 
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahManajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahSyauqi Syaugi
 

Was ist angesagt? (20)

PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAH
 
obligasi syariah
obligasi syariah obligasi syariah
obligasi syariah
 
Pengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahPengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariah
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariah
 
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank SyariahPerbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah
 
Akuntansi Musyarakah
Akuntansi MusyarakahAkuntansi Musyarakah
Akuntansi Musyarakah
 
Makalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahMakalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariah
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariah
 
Makalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariahMakalah perbankan syariah
Makalah perbankan syariah
 
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
 
Produk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahProduk Perbankan Syariah
Produk Perbankan Syariah
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
murabahah
murabahahmurabahah
murabahah
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
Fiqh Muamalah Akad kafalah
Fiqh Muamalah Akad kafalahFiqh Muamalah Akad kafalah
Fiqh Muamalah Akad kafalah
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Manajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariahManajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariah
 
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahManajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
 

Andere mochten auch

teori percampuran dan pertukaran musyarakah
teori percampuran dan pertukaran  musyarakahteori percampuran dan pertukaran  musyarakah
teori percampuran dan pertukaran musyarakahmandalina landy
 
6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiahbranzbear
 
Jual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishnaJual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishnaQuinta Nursabrina
 
2. penghimpunan dana
2. penghimpunan dana2. penghimpunan dana
2. penghimpunan danaDhiyahWahyu
 
Perbankan9 banksyariah
Perbankan9 banksyariahPerbankan9 banksyariah
Perbankan9 banksyariahagityakresna
 
Tugas hukum islam perbangkan syariah
Tugas hukum islam perbangkan syariahTugas hukum islam perbangkan syariah
Tugas hukum islam perbangkan syariahhirmawan
 
Memahami operasional-bank-syariah
Memahami operasional-bank-syariahMemahami operasional-bank-syariah
Memahami operasional-bank-syariahAhmad Jumirin
 
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)MUHAMMAD SOFYAN KS
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Sriwijaya University
 
Kontra garansi bank upload
Kontra garansi bank uploadKontra garansi bank upload
Kontra garansi bank uploadRidwan Ichsan
 
Pengembangan harta menurut islam
Pengembangan harta menurut islamPengembangan harta menurut islam
Pengembangan harta menurut islamGus Alwy Muhammad
 

Andere mochten auch (20)

teori percampuran dan pertukaran musyarakah
teori percampuran dan pertukaran  musyarakahteori percampuran dan pertukaran  musyarakah
teori percampuran dan pertukaran musyarakah
 
6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah
 
Pegadaian syari’ah
Pegadaian syari’ahPegadaian syari’ah
Pegadaian syari’ah
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Jual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishnaJual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishna
 
Produk Produk Perbankan Syariah
Produk Produk Perbankan SyariahProduk Produk Perbankan Syariah
Produk Produk Perbankan Syariah
 
Jasa Bank
Jasa BankJasa Bank
Jasa Bank
 
2. penghimpunan dana
2. penghimpunan dana2. penghimpunan dana
2. penghimpunan dana
 
Perbankan9 banksyariah
Perbankan9 banksyariahPerbankan9 banksyariah
Perbankan9 banksyariah
 
Tugas hukum islam perbangkan syariah
Tugas hukum islam perbangkan syariahTugas hukum islam perbangkan syariah
Tugas hukum islam perbangkan syariah
 
Lelang
LelangLelang
Lelang
 
Memahami operasional-bank-syariah
Memahami operasional-bank-syariahMemahami operasional-bank-syariah
Memahami operasional-bank-syariah
 
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
 
Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
 
Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
Kontra garansi bank upload
Kontra garansi bank uploadKontra garansi bank upload
Kontra garansi bank upload
 
Pegadaian Syariah
Pegadaian SyariahPegadaian Syariah
Pegadaian Syariah
 
Bab 15 sei
Bab 15 seiBab 15 sei
Bab 15 sei
 
Pengembangan harta menurut islam
Pengembangan harta menurut islamPengembangan harta menurut islam
Pengembangan harta menurut islam
 

Ähnlich wie PERBANKAN SYARIAH MODERN

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariahQiqi Aw
 
Akuntansi perbankan syariah
Akuntansi perbankan syariahAkuntansi perbankan syariah
Akuntansi perbankan syariahPadepokan
 
Syariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankSyariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankIsaka Yoga
 
Perbankan syar iah m
Perbankan syar iah mPerbankan syar iah m
Perbankan syar iah mailif
 
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)Herna Ferari
 
Perkembangan Manajemen Bisnis Syariah
Perkembangan Manajemen Bisnis SyariahPerkembangan Manajemen Bisnis Syariah
Perkembangan Manajemen Bisnis SyariahJERYANHARYOGI1
 
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta MelzatiaTugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
 
Keunggulan sistem perbankan syariah
Keunggulan sistem perbankan syariahKeunggulan sistem perbankan syariah
Keunggulan sistem perbankan syariahSugia Suganda
 
materi pengantar lembaga keuangan syariah
materi pengantar lembaga keuangan syariahmateri pengantar lembaga keuangan syariah
materi pengantar lembaga keuangan syariahpendidikanips2024
 
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat xxxxyys
 
Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank KonvensionalPerbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank KonvensionalEko Mardianto
 
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalPerbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalEko Mardianto
 

Ähnlich wie PERBANKAN SYARIAH MODERN (20)

Akuntansi perbankan-syariah
Akuntansi perbankan-syariahAkuntansi perbankan-syariah
Akuntansi perbankan-syariah
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
Bank syariah dan BPRS
Bank syariah dan BPRSBank syariah dan BPRS
Bank syariah dan BPRS
 
Banking islamic prospect and problem
Banking islamic prospect and problemBanking islamic prospect and problem
Banking islamic prospect and problem
 
Akuntansi perbankan syariah
Akuntansi perbankan syariahAkuntansi perbankan syariah
Akuntansi perbankan syariah
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
Syariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankSyariah Islamic Bank
Syariah Islamic Bank
 
Perbankan syar iah m
Perbankan syar iah mPerbankan syar iah m
Perbankan syar iah m
 
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
 
Perkembangan Manajemen Bisnis Syariah
Perkembangan Manajemen Bisnis SyariahPerkembangan Manajemen Bisnis Syariah
Perkembangan Manajemen Bisnis Syariah
 
Bank syariah by arie zuya
Bank syariah by arie zuyaBank syariah by arie zuya
Bank syariah by arie zuya
 
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta MelzatiaTugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
 
Keunggulan sistem perbankan syariah
Keunggulan sistem perbankan syariahKeunggulan sistem perbankan syariah
Keunggulan sistem perbankan syariah
 
materi pengantar lembaga keuangan syariah
materi pengantar lembaga keuangan syariahmateri pengantar lembaga keuangan syariah
materi pengantar lembaga keuangan syariah
 
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
 
Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank KonvensionalPerbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
 
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank KonvensionalPerbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Perbedaan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional
 
Kelompok 2 bank syariah
Kelompok 2 bank syariahKelompok 2 bank syariah
Kelompok 2 bank syariah
 
Kompetensi dasar 2 dasar pb
Kompetensi dasar 2 dasar pbKompetensi dasar 2 dasar pb
Kompetensi dasar 2 dasar pb
 

Mehr von Gus Alwy Muhammad

Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporer
Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporerHarta kena zakat, perspektif fiqih kontemporer
Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporerGus Alwy Muhammad
 
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh Kontemporer
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh KontemporerHarta Kena Zakat, Perspektif Fiqh Kontemporer
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh KontemporerGus Alwy Muhammad
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamGus Alwy Muhammad
 

Mehr von Gus Alwy Muhammad (7)

Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporer
Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporerHarta kena zakat, perspektif fiqih kontemporer
Harta kena zakat, perspektif fiqih kontemporer
 
Simpul simpul fiqih ekonomi
Simpul simpul fiqih ekonomiSimpul simpul fiqih ekonomi
Simpul simpul fiqih ekonomi
 
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh Kontemporer
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh KontemporerHarta Kena Zakat, Perspektif Fiqh Kontemporer
Harta Kena Zakat, Perspektif Fiqh Kontemporer
 
Hukum ekonomi stain ta
Hukum ekonomi stain taHukum ekonomi stain ta
Hukum ekonomi stain ta
 
Pasar modal syari’ah
Pasar modal syari’ahPasar modal syari’ah
Pasar modal syari’ah
 
Teori produksi ppt
Teori produksi pptTeori produksi ppt
Teori produksi ppt
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
 

PERBANKAN SYARIAH MODERN

  • 2.
  • 3. ISLAM: PANDANGAN HIDUP KOMPREHENSIF ISLAM AQIDAH SHARIAH AKHLAQ MUAMALAH IBADAH MAHDLAH SPECIAL RIGHTS PUBLIC RIGHTS CIVIL LAWS CRIMINAL LAWS INTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRS INT RELATION POLITICS ECONOMICS SOCIAL CULTURE ETC FINANCE LEASING INSURANCE BANKING MORTGAGE VENTURE CAPITAL
  • 4. • Al-Qashash: 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
  • 5. Hadist Turmidzi 2341 dan Darimi 536
  • 6. ARTINYA: • Dari Abu Barzah Al-Aslami berkata: bahwasanya Rasulullah SAW telah berkata: “Pada hari kiamat kelak seorang hamba tidak akan melangkahkan kakinya kecuali akan ditanya tentang empat perkara; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya sejauhmana ia mengamalkannya, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan untuk apa ia pergunakan, serta tentang semua anggota
  • 7. • QS. At-Taghabun 15: Sesungguhnya hartamu dan anak- anakmu hanyalah cobaan/fitnah (bagimu), dan di sisi Allahlah pahala yang besar, dan QS Al-’Anfaal: 28 (dan ketahuilah …) • Harta sebagai fitnah, Fitanah= – ‘Azab (Adz-Dzaariyaat: 14) – Cobaan (Thaahaa: 40) – Keberpalingan dari ibadah kepada Allah SWT (at-Taghaabun: 15) – Pemaksaan untuk tidak kembali kepada agama (al-Buruuj: 10) – Kesesatan (al-Muddatstsir: 31) – Kekufuran (al_baqarah: 19) – Dosa (at-Taubah: 49)
  • 8. PROSES PENGELOLAAN HARTA BAGAIMANA CARA DIGUNAKAN HARTA MENDAPATKAN UNTUK APA YANG DIMILIKI a. HARAM a. ZIS ZATNYA b. BAYAR b. HARAM BUKAN KEWAJIBAN ZATNYA c. INVESTASI/ c. TIDAK SYAH TABUNGAN AKADNYA d. KONSUMSI
  • 9. Sistem Produksi dalam Islam INPUT PROSES OUTPUT Halal Halal Halal Halal Haram Haram Haram Halal Haram Haram Haram Haram APA CONTOHNYA?: 1. 2. 3. 4.
  • 10. ISLAM DAN PERBANKAN KAIDAH USHUL FIQH: Maa laa yatim al-wajib illa bihi fa huwa wajib Sesuatu yang harus ada untuk mempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan. Hadits: Antum a’lamu bi umuri al-dunyakum? (kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian) Masalah ekonomi dan perbankan adalah bab muamalah, maka selama ia memberikan perbaikan kehidupan umat manusia maka wajib dijalankan dengan sesuai kaidah Islam
  • 11. ALASAN PERLUNYA BANK SYARI’AH Secara praktis, sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung beberapa kelemahan, sebagai berikut : Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis. Tidak fleksibelnya sistem transaksi berbasis bunga menyebabkan kebangkrutan. Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut bunganya membuat bank cemas untuk mengembalikan pokok dan bunganya. Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi oleh usaha kecil. Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga mereka.
  • 12. Islam dan Perbankan Syari’ah  Al-Qur’ an memberikan nilai-nilai dalam menjalankan aktivitas perbankan syari’ ah  Pada masa Rasulullah telah didirikan lembaga keuangan : Baitul Mal; Wilayatul Hisbah; Pengembangan etika bisnis  Para khulafa’ urrasyidin melanjutkan mengembangkan baitul mal  Pada masa dinasti Islam, baitul mal terus dikembangkan dan mulai adanya pemikiran tentang ekonomi  Pada masa modern telah berdiri lo cal saving bank, I slamic De ve lo pme nt Bank, Bank Syari’ ah, dan lembaga keuangan non bank lainnya
  • 13. PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN NABI Bank : lembaga yang melaksanakan 3 fungsi utama: • Menerima simpanan uang • Meminjamkan uang • Memberikan jasa pengiriman uang Contoh yang dilakukan Nabi: Rasulullah saw dikenal sebagai al-amin, dipercaya masyarakat Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum Rasul hijrah ke Madinah, beliau meminta Sayidina Ali ra. untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memilikinya Sahabat Rasul Zubair bin al-Awwam  lebih suka menerima uang dalam bentuk pinjaman
  • 14. PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN BANI UMAYYAH DAN BANI ABASIAH Mulai ada orang yang memiliki keahlian di bidang keuangan, yang disebut dengan jihbiz : Jihbiz vs Bank: Persamaan dan Perbedaannya: Persamaannya: Jihbiz dan Bank sama-sama melakukan fungsi berikut: •To accept deposits •To channel financing •To tranfer money Perbedaannya: •Jihbiz dikelola oleh individu •Bank dikelola oleh institusi
  • 15. EVOLUSI KEGIATAN PERBANKAN DALAM MASYARAKAT ISLAM 1. Individu (Nabi/sahabat melakukan suatu fungsi perbakan 2. Jihbiz (seorang melakukan suatu fungsi perbakan 3. Bank (sebuah institusi melakukan ketiga fungsi perbankan)  diadopsi oleh masyarakat Eropa abad pertengahan, namun kegiatannya mulai dilakukan dengan basis bunga 4. Bank syari’ah modern (sebuah institusi melakukan kegitiga fungsi perbankan dengan berlandaskan syari’ah Islam)
  • 16. Perkembangan Bank Syari’ah di Luar Negeri Mit Ghamr Bank  dirintis pada tahun 1960-an sebagai rural-so cial bank, berdiri di sekitar sungai Nil, didirikan oleh Prof. Dr. Ahmad Najjar Islamic development Bank,  dirintis pada sidang Menlu Negara OKI di Karachi Pakistan Desember 1970. Islamic Research and Training Institute  lembaga milik IDB yang bertugas membantu melakukan riset dan pelatihan untuk pengembangan ekonomi/bank syari’ ah Pembantukan bank-bank syari’ ah di luar negeri : Kategori I  bank komersial Kategori II  lembaga investasi dalam bentuk inte rnatio nal ho lding co mpanie s
  • 17. Perkembangan Landasan Hukum UU No 7/92 tentang Perbankan PP No 72/92 tentang Bank UU No 10/98 tentang Berdasarkan Bagi Hasil perubahan UU 7/92 UU No 21/08 tentang Dicabut dg PP perubahan UU 10/98 30/99 BANK SYARIAH
  • 18. Definisi Bank dan Perbankan Syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 • Bank adalah badan usaha yang menghimpun d ana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuklainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. • Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
  • 19. Bank Syariah • Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah • Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran • Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariahyang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran
  • 20. Perbedaan bank Syariah dan konvenSional Permasalahan Bank Syariah Bank Konvensional Landasan  Berdasarkan prinsip syariah Islam  Berdasarkan prinsip dan operassional  Uang sebagai alat tukar bukan nilai materialistis komoditi.  Uang sebagai komditi  Bunga dalam berbagai bentuknya yang diperdagangkan. dilarang  Bunga sebagai instrumen  Menggunakan prinsip bagi hasil dan imbalan terhadap pemilik keuntungan atas transaksi riel uang yang ditetapkan dimuka Fungsi dan  Lembaga intermediari.  Lembaga intermediari Peran  Agen investasi /manager investasi.  Penghimpun dana  Investor masyarkat dan meminjamkan kembali  Penyedian jasa lalu lintas kepada masyarakat dalam pembayaran (tidak bertentangan kredit dengan imbalan syariah). bunga.  Pengelola dana kebajikan, ZIS, (fungsi sosial)  Penyedia jasa / lalu lintas pembayaran  Hubungan dengan nasabah adalah  Hubungan bank dengan hubungan kemitraan (investor timbal
  • 21. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Permasalahan Bank Syariah Bank Konvensional Risiko Usaha  Dihadapi bersama antara bank  Risiko bank tidak terkait dengan nasabah dengan langsung dengan debitur , prinsip keadilan dan kejujuran. risiko debitur tidak terkait  Tidak mengenal kemungkinan langsung dengan bank. terjadinya selisih negatif  Kemungkinan terjadi (negatif spread) karena sistem selisih negatif antara yang digunakan. pendapatan bunga dan beban bunga Sistem  Adanya dewan pengawas  Aspek moralitas sering kali Pengawasan syariah untuk memastikan terlanggar karena tidak operasional bank tidak adanya nilai-nilai religius menyimpang dari syariah yang mendasari disamping tuntutan moralitas operasional. pengelola bank dan nasabah sesuai dengan akhlakul kharimah
  • 22. PERBEDAAN BUNGA DENGAN BAGI HASIL BUNGA BAGI HASIL  Dihitung dari pokok (uang  Dihitungan dari yg dipinjamkan) keuntungan  Berubah sesuai kondisi  Nisbah tetap sesuai (bunga) pasar akad  Nominal tetap sesuai suku  Nominal berubah bunga sesuai kondisi usaha  Diragukan  Tidak ada keraguan
  • 23. Karakteristik Bank Syariah • Berdasarkan prinsip syariah • Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri: – pelarangan riba dalam berbagai bentuknya – Tidak mengenal konsep “time-value of money” – Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan. • Beroperasi atas dasar bagi hasil • Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa • Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan • Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal • Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil=> dapat melakukan transaksi-2 sektor riil
  • 24. Syarat transaksi sesuai syariah a.l : (pr 7) • Tidak mengandung unsur kedzaliman • Bukan riba • Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain. • Tidak ada penipuan (gharar) • Tidak mengandung materi-materi yg diharamkan • Tidak mengandung unsur judi (maisyir)
  • 25. FIQH MUAMALAH UNTUK PERBANKAN
  • 26. PRINSIP-PRINSIP MUAMALAH ISLAM Bidang yang diperbolehkan syari’ah Tadlis Bidang yang dilarang Taghrir Riba syari’ah Persaingan tidak sempurna Ikhtikar & bai’ najasy
  • 27. PENYEBAB TRANSAKSI DILARANG Penyebab dilarangnya transaksi Haram zatnya Haram selain Tidak sah akadnya zatnya 1. Darah 1. Tadlis 1. Rukunnya tidak 2. Bangkai (kecuali ikan terpenuhi & belalang) 2. Ikhtikar 2. Syarat tidak 3. Daging babi 3. Bai’ Najasy terpenuhi 4. Binatang yang 4. Taghrir (Gharar) disembelih tidak 3. Terjadi Ta’alluq menyebut asma Allah 5. Riba 4. Terjadi “2 in 1” 5. Khamer (minuman keras) 6. Risywah
  • 28. HARAM ZATNYA Transaksi dilarang karena obyek yang ditransaksikan juga dilarang Misalnya: minuman keras, bangkai (kecuali ikan dan belalang), babi Transaksi barang atau jasa yang demikian ini tetap haram walaupun akad jual-belinya sah. Contoh: Pembelian minuman keras dengan akad murabahah melalui Bank Syari’ah. (Zat barangnya haram, namun akadnya sah)
  • 29. HARAM SELAIN ZATNYA 1. Tadlis (melanggar prinsip “an taraddin minkum” Setiap transaksi dalam Islam harus dilandasi pada prinsip kerelaan kedua pihak yang bertransaksi Mereka harus memiliki informasi yang sama tentang barang/jasa yang diperjual belikan, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan Unknown to one party dalam bahasa fiqh disebut tadlis. Tadlis terjadi karena empat hal: a. Kuantitas  pengurangan timbangan b. Kualitas  penyembunyian kecacatan obyek c. Harga  memanfaatkan ketidaktahuan harga pasar d. Waktu penyerahan  penjual tidak mengetahui secara pasti barang akan diserahkan kepada pembeli
  • 30. HARAM SELAIN ZATNYA b. Taghrir (Gharar) Gharar adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Taghrir terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti menjadi tidak pasti. Gharar/taghrir terjadi karena empat hal, yaitu: 1) Kuantitas  kasus ijon 2) Kualitas  menjual sapi masih dalam perut induknya 3) Harga  pengambilan margin 20% untuk 1 tahun atau 40% untuk 2 tahun 4) Waktu penyerahan  menjual barang hilang seharga Rp. X dan disetujui oleh pembelinya
  • 31. HARAM SELAIN ZATNYA 2. Melanggar prinsip “la tazhlimuna wa la tuzhlamun” Jangan menzalimi dan jangan dizalimi S2 Praktek yang melanggar prinsip ini adalah: a. Rekayasa pasar dalam Supply (Ikhtikar) S1 - Mengupayakan adanya kelangkaan barang P” dengan menimbun atau entry barier P’ - Menjual harga lebih tinggi dibandingkan harga sebelum munculnya kelangkaan D - Mengambil keuntungan lebih dibandingkan keuntungan sebelum kejadian I dan II Q2 Q1
  • 32. HARAM SELAIN ZATNYA b. Rekayasa Pasar dalam demand (Bai’ Najasy) Rekayasa pasar dalam demand terjadi bila seorang produsen/ pembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk sehingga harga jual S1 produk akan naik. Cara ini dapat dilakukan dengan cara: P” 1) Penyerbaran isu P’ D2 2) Melakukan order pembelian D1 3) Pembelian pancingan sehingga tercipta sentimen pasar, bila harga sudah naik sampai level yang diinginkan, maka yang bersangkutan akan Q1 Q2 melakukan aksi ambil untung dengan melepas kembali obyek yang sudah dibeli
  • 33. HARAM SELAIN ZATNYA d. Riba Dalam ilmu fiqh dikenal jenis riba: 1) Fadl (riba buyu’) riba karena pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin). 2) Nasi’ah (riba duyun)  riba yang timbul akibat hutang-piutang yang tidak memenuhi kriteria untuk muncul renturn bersama risiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi la dhaman). Transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban menanggung beban, hanya berjalannya waktu. Nasi’ah adalah memastikan sesuatu yang tidak pasti menjadi pasti 3) Qard dan Jahiliyah  hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman, karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang ditetapkan.
  • 34. RINGKASAN MENGENAI RIBA Tipe Riba Faktor penyebab Cara Menghilangkan Faktor Penyebab Riba Fadl Gharar (uncertain Kedua belah pihak harus memastikan to both parties) faktor berikut: 1) Kuantitas; 2) Kualitas; 3) Harga; 4) Waktu penyerahan Riba Nasi’ah Return tanpa Kedua belah pihak membuat kontrak yang risiko, pendapatan merinci hak dan kewajiban masing-masing tanpa biaya untuk menjamin tidak adanya pihak manapun yang mendapatkan return tanpa menanggung risiko, atau menikmati pendapatan tanpa menanggung biaya Riba Jahiliyah Memberi pinjaman Jangan mengambil manfaat apapun dari sukarela secara akad kebaikan (tabarru) komersiil, karena Kalaupun ingin mengambil manfaat maka setiap pinjaman gunakan akad bisnis (tijarah), bukan akad yang mengambil kebaikan (tabarru) manfaat adalah riba
  • 35. HARAM SELAIN ZATNYA e. Risywah Menyuap orang lain untuk meloloskan atau memudahkan urusan yang bersangkutan
  • 36. TIDAK SAH/LENGKAP AKADNYA Suatu transaksi yang tidak termasuk dalam kategori haram li dzatihi maupun haram li ghairihi, belum tentu serta merta menjadi halal. Sesuatu tersebut menjadi haram bila akad atas transaksi itu tidak sah atau tidak lengkap. Suatu transaksi dikatakan tidak sah atau tidak lengkap akadnya bila terjadi salah satu atau lebih faktor berikut: 1) Rukun dan syarat tidak terpenuhi  Rukun jual beli meliputi: (a) Pelaku; (b) Obyek; © Ijab-qabul. Syarat jual beli, tidak: (a) Menghalalkan yang haram; (b) Mengharamkan yang halal; © Menggugurkan rukun; (d) Bertentangan dengan rukun; (e) Mencegah berlakunya rukun 2) Terjadi Ta’alluq  Terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan. Dengan maksud, berlakunya akad 1 tergantung pada akad ke 2. Dalam terminologi fiqh disebut bai’ al-’inah. 3) Terjadi two in one  Satu transaksi mewadahi dua akad sekaligus, sehingga terjadi ketidakpastian. Dalam terminologi fiqh disebut: shafqatain fi al-shafqah. Two in one terjadi karena: (a) obyek sama; (b) pelaku sama; © jangka waktu sama. Bila salah satu dari faktor tersebut tidak ada maka tidak terjadi two in one
  • 38. ANTARA WA’AD DENGAN AQAD • Ada perbedaan antara wa’ad dengan aqad • Wa’ad – Wa’ad= janji (promis) antara satu pihak kepada pihak lainnya (hanya mengikat satu pihak = one way) – Terms and condition-nya tidak well-defined – Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak manapun, walaupun term & condition-nya sudah well-defined • Aqad – Aqad mengingat kedua belah pihak yang saling bersepakat – Term & condition sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik – Ada sanksi bagi pihak yang tidak memenuhi kewajiban yang disepakati
  • 39. ANTARA TABARRU’ DENGAN TIJARAH • Tabarru’ berasal dari kata birr = kebaikan • Tabarru’ = segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi nirlaba (not for profit transaction) • Tabarru’ merupakan transaksi yang dilakukan dengan tujuan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan • Contoh: qard, rahn, hiwalah, wakalah, kafalah, hibah, wakaf, shadaqah, hadiah
  • 40. AQAD TABARRU’ Lending $ Lending $ Qard Lending $ + Collateral Rahn Lending $ to take over loan from Hiwalah other party Lending yourself Lending yourself now to do Wakalah something on behalf of other Wakalah, by specifying the job Wadi’ah Contingent wakalah, I.e preparing Hiwalah yourself to do something if something happens Giving something Hibah, shadaqah, waqf
  • 41. ANTARA TABARRU’ DENGAN TIJARAH • Tijarah = perdagangan = comersiil • Tijarah = segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi yang mendatangkan keuntungan (for profit transaction) • Contoh: akad investasi, jual beli, sewa- menyewa, dll. • Aqad Tijarah dilihat dari kepastian hasil yang diperoleh: – Natural Uncertainty Contract – Natural Certainty Contract
  • 42. AQAD TIJARAH Natural Certainty Contract Murabahah Salam Teori Istishna’ Pertukaran Ijarah Natural Uncertainty Contract Musyarakah: Wujuh, ‘inan, abdan, mufawadah) Teori Muzara’ah Percampuran Musaqah Mukhabarah
  • 43. TEORI PERTUKARAN & PERCAMPURAN Berdasarkan tingkat kepastian hasil yang diperoleh, kontrak bisnis dapat dibedakan menjadi 1. Natural Certainty Contracts (Teori Pertukaran) 2. Natural Uncertainty Contracts (Teori Percampuran)
  • 44. TEORI PERTUKARAN DALAM ISLAM Natural Certainty Contracts/teori pertukaran, adalah kontrak dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktu. Dalam bentuk ini: Cash-flownya pasti atau sudah disepakati di awal kontrak Obyek pertukarannya juga pasti secara jumlah, mutu, waktu maupun harganya
  • 45. TEORI PERTUKARAN ‘AYN (aset riil) BI ‘AYN (aset riil) OBYEK ‘AYN (aset riil) BI DAYN (aset PERTUKARAN keuangan) DAYN (aset keuangan) BI DAYN (aset keuangan) NAQDAN WAKTU (Sekarang/Tunai) PERTUKARAN GHAIRU NAQDAN (Masa YAD)
  • 46. TEORI PERTUKARAN JENIS BEDA upah tenaga kerja yang dibayar dengan sejumlah beras Kasat Mata ‘AYN BI ‘AYN Kualitas dapat dibedakan Pertukaran kuda dengan kuda real asset (‘ayn) dengan real asset (‘ayn) JENIS SAMA Kasat Mata Kualitas tidak dapat dibedakan Jika tidak dapat dibedakan mutunya, pertukaran dibolehkan, jika: Sawa-an bi sawa-in (sama jumlahnya) Mistlan bi mistlin (sama mutunya) Yadan bi yadin (sama waktu penyerahannya)
  • 47. TEORI PERTUKARAN Naqdan Salam Barang Order Al-Bai’ Istishna’ Mu’ajjal ‘AYN BI DAYN real asset (‘ayn) dengan financial Ijarah asset (dayn) Jasa Al-Ijarah Ju’alah
  • 48. TEORI PERTUKARAN Jenis sama Sawa-an bi sawa-in (sama jumlahnya) Uang Yadan bi yadin (diserahkan saat itu juga) Jenis Beda DAYN BI DAYN Yadan bi yadin (diserahkan saat itu juga) Pertukaran financial asset (dayn) dengan financial asset (dayn) Non-Uang Surat berharga
  • 49. TEORI PERCAMPURAN DALAM ISLAM Natural Uncertainty Contracts/teori percampuran adalah kontrak dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Tingkat returnnya bisa positif, negatif maupun nol. Kontrak-kontrak investasi ini secara sunatullah tidak menawarkan : Return yang tetap dan pasti. ` Sifatnya tidak fixed dan predetermined. Dalam kontrak jenis ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real asset maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung risiko bersama- sama untuk mendapatkan keuntungan. Dalam kontrak demikian ini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama.
  • 50. TEORI PERCAMPURAN ‘AYN BI ‘AYN OBYEK PERCAMPURAN ‘AYN BI DAYN DAYN BI DAYN NAQDAN WAKTU PERCAMPURAN GHAIRU NAQDAN
  • 51. TEORI PERCAMPURAN ‘AYN BI ‘AYN BI DAYN BI ‘AYN DAYN DAYN Menyumbangkan keahlian Syirkah Jasa/keahlian (real asset) Percampuran financial asset ‘Abdan dicampur dengan uang (financial (dayn) dengan financial asset asset) Bentuk percampuran ini (dayn) disebut syirkah mudharabah Jika percampuran antara uang Seorang penyandang dana dengan uang dengan jumlah memberikan dana dan yang lain sama disebut syirkah memberikan reputasinya mufawadah; atau jumlah uang Bentuk percampuran ini disebut yang dipercampurkan syirkah wujuh jumlahnya berbeda disebut syirkah ‘inan.
  • 52.
  • 53. APLIKASI AKAD DALAM PRODUK – PRODUK BANK SYARIAH BANK SYARIAH PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA JASA PRINSIP WADIAH PRINSIP JUALBELI - Giro - Murabahah - Wakalah - Tabungan - Istishna - Kafalah - Salam - Sharf - Ijarah - Rahn - Hiwalah PRINSIP MUDHARABAH PRINSIP BAGIHASIL -Giro - Mudharabah -Tabungan - Musyarakah - Deposito 53
  • 54. 54
  • 55. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: GIRO SYARIAH LANDASAN HUKUM: Fatwa DSN – MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000. GIRO SYARIAH GIRO GIRO WADIAH MUDHARABAH  Bersifat titipan  Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Mal  On call  Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal  Keuntungan dan kerugian dari tidak melanggar prinsip syariah penyaluran dana wadiah menjadi  Dana giro harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang hak milik atau ditanggung bank.  Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah  Tidak ada imbalan (bonus) yang  Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan dipersyaratkan nasabah tanpa persetujuan nasabah 55
  • 56. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: GIRO SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA GIRO WADIAH 4 Pooling Fund 5 Penyaluran pembiayaan 1 Akad Wadi’ah Nasabah Pembyn A 2 Setoran awal 3 Mutasi giro Nasabah Pembyn B Nasabah Giro Bank Syariah Wadi’ah Dapat diberikan imbalan atau bonus Pendapatan 7 6 bank namun tidak boleh diperjanjikan Nasabah Pembyn C 56
  • 57. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: GIRO SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA GIRO MUDHARABAH 4 Pooling Fund 5 Penyaluran pembiayaan 1 Akad Mudharabah Nasabah Pembyn A 2 Setoran awal 3 Mutasi giro Nasabah Giro Nasabah Pembyn B Mudharabah Bank Syariah Distribusi Bagihasil sesuai nisbah Pendapatan 7 6 yang disepakati yang akan dibagikan Nasabah Pembyn C 57
  • 58. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: TABUNGAN SYARIAH LANDASAN HUKUM: Fatwa DSN – MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000. TABUNGAN SYARIAH TABUNGAN TABUNGAN WADIAH MUDHARABAH  Bersifat titipan  Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal  On call  Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak  Keuntungan dan kerugian dari melanggar prinsip syariah penyaluran dana wadiah menjadi  Dana tabungan harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang hak milik atau ditanggung bank.  Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah  Tidak ada imbalan (bonus) yang  Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah dipersyaratkan tanpa persetujuan nasabah 58
  • 59. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA TABUNGAN WADIAH 4 Pooling Fund 5 Penyaluran pembiayaan 1 Akad Wadi'ah Nasabah Pembyn A 2 Setoran awal 3 Setoran tabungan 8 Penarikan tabungan Nasabah Pembyn B Nasabah Pemilik Dana Bank Syariah Tabungan Wadiah 7 Dapat diberikan imbalan atau bonus Pendapatan namun tidak boleh diperjanjikan 6 Bank Nasabah Pembyn C 59
  • 60. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA TABUNGAN MUDHARABAH 4 Pooling Fund 5 Penyaluran pembiayaan 1 Akad Mudharabah Nasabah Pembyn A 2 Setoran awal 3 Mutasi tabungan Nasabah Pembyn B Nasabah Pemilik Dana Tabungan Mudharabah Bank Syariah Distribusi Bagihasil sesuai nisbah 6 7 Pendapatan yang yang disepakati akan dibagikan Nasabah Pembyn C 60
  • 61. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: DEPOSITO SYARIAH LANDASAN HUKUM: Fatwa DSN – MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000. DEPOSITO SYARIAH DEPOSITO DEPOSITO MUDHARABAH MUDHARABAH MUTLAQAH MUQAYYADAH  Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul  Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal Maal  Mudharib boleh melakukan berbagai macam  Mudharib hanya boleh melakukan usaha yang usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah dipersyaratkan oleh nasabah  Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai  Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang bukan piutang  Pembagian keuntungan dinyatakan dalam  Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah Nisbah  Tidak diperkenankan mengurangi nisbah  Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah 61
  • 62. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUTHLAQAH 3 Pooling Fund 4 Penyaluran pembiayaan 1 Akad Mudharabah Nasabah Pembyn A 2 Setoran Deposito 7 Pencairan Deposito Nasabah Pembyn B Nasabah pemilik dana Bank Syariah Deposito Mudharabah Muthlaqah Distribusi Bagihasil sesuai 6 Pendapatan yang nisbah yang disepakati 5 akan dibagikan Nasabah Pembyn C 62
  • 63. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA: DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...) SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH 3 Penyaluran pembiayaan sesuai dengan persyaratan nasabah deposan Akad Mudharabah 1 Muqayyadah Nasabah Pembyn A 2 Setoran Deposito 6 Pencairan Deposito Nasabah Pembyn B Nasabah pemilik dana Bank Syariah Deposito Mudharabah Muqayyadah Distribusi Bagihasil sesuai 5 Pendapatan yang nisbah yang disepakati 4 akan dibagikan Nasabah Pembyn C 63
  • 64. 64
  • 65. PEMBIAYAAN MURABAHAH DEFINISI Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. (Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000) LANDASAN HUKUM a. No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah; b. No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka Dalam Murabahah; c. No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah; d. No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran; e. No.43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11 Agustus 2004, tentang Ganti Rugi (Ta’widh). 65
  • 66. POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 1. PELAKU BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4) BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6) 2. OBJEK Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2) 3. HARGA HARGA BELI … Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6) HARGA JUAL BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6) Fatwa DSN No.16/IX/2000: Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan (Ps.1:1) 66
  • 67. POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...) 4. AKAD Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. (Ps. 1:9) Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerimanya (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli (Ps 2: 2,3) 5. UANG MUKA Dalam jualbeli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menadatangani kesepakatan awal pemesanan (Ps. 2 : 4) 6. JAMINAN Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya (Ps.3:1) 7. DISCOUNT Jika dalam jualbeli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu diskon adalah hak nasabah Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. (Ps 1:3-4, Fatwa No. 16/2000) 67
  • 68. POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAH FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...) 8. PELUNASAN DINI Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad. Besar potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan LKS (Ps.1:1-2, Fatwa No.23/2002) 9. DENDA / SANKSI Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi. Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial (Ps.1:3-6, Fatwa No.17/2000) 6. TA’WIDH (Fatwa No.43/2004) • Sengaja atau lalai menyimpang dari akad dan menimbulkan kerugian • Kerugian riil adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka penagihan hak yang seharusnya diterima • Real Lost not Opportunity Lost • Besarnya gantirugi tidak boleh dicantumkan dalam akad 68
  • 69. APLIKASI PERBANKAN JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK) KPR SYARIAH PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN KENDARAAN MULTIGUNA BERMOTOR MURABAHAH KOMBINASI AKAD : PEMBIAYAAN -LINE FACILITY MODAL KERJA - 2 STEP FINANCING -JOINT FINANCING - TAKEOVER -Dll PEMBIAYAAN INVESTASI 69
  • 70. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR 1 Negosiasi butuh beli mobil ) (nasabah dan Persyaratan Wa’ad beli 2 Penandatanganan akad jual beli 6 Bayar angsuran atau tempo 9 Bank Syariah Nasabah NASABAH Bank Syariah mewakilkan 3 ke Nasabah untuk beli mobil ke Dealer 7 Nasabah sebagai Bank Syariah wakil mewakilkan ke Dealer 4 Bank Syariah , beli Bank Syariah 5 untuk serahkan mobil ke mobil ke Dealer bayar pembelian Nasabah mobil 8 Mobil dikirim langsung oleh dealer atau Bank Syariah DEALER Akad Murabahah 70
  • 71. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN RUMAH Akad Murabahah 1. Permohonan dan pemenuhan persyaratan 2. Wa’ad beli 4. Akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo Bank Syariah Nasabah Developer 71
  • 72. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA Akad Murabahah 1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (mis : pembelian komputer) 2. Wa’ad beli 4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo Bank Syariah Nasabah 5. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan komputer kepada Nasabah. Supplier 72
  • 73. SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA Akad Murabahah 1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (mis : pembelian komputer) 2. Wa’ad beli 3. Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier 5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo Nasabah Bank Syariah 6. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan komputer ke Nasabah. Supplier KETERANGAN: Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4. 73
  • 74. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA Akad Murabahah 1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (Misal pembelian barang dagangan untuk stock penjualan) 2. Wa’ad beli 4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo Bank Syariah Nasabah Supplier 74
  • 75. SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA Akad Murabahah 1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Pembelian barang dagangan untuk stock penjualan) 2. Wa’ad beli 3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier 5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo Bank Syariah Nasabah 6. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan barang kepada Nasabah. Supplier KETERANGAN: Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4. 75
  • 76. SKEMA MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI Akad Murabahah 1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa f ork lif t) 2. Wa’ad beli 4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo Bank Syariah Nasabah 5. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan f ork lif t ke Nasabah. Supplier 76
  • 77. SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAH UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI Akad Murabahah 1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa f ork lift) 2. Wa’ad beli 3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier 5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo Nasabah Bank Syariah Supplier KETERANGAN: Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4. 77
  • 78. PEMBIAYAAN ISTISHNA’ Istishna’ adalah jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). (Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000) 78
  • 79. POKOK-POKOK ATURAN ISTISHNA 1. PELAKU Jika LKS melakukan transaksi Istishna untuk memenuhi kewajibannya kepada NASABAH ia dapat melakukan istishna lagi dengan PIHAK LAIN pada objek yang sama, dengan syarat istishna pertama tidak bergantung (mu’allaq) pada istishna kedua (Ps 1;1, Fatwa No. 22/2002) 2. OBJEK  Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.  Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.  Penyerahan dilakukan kemudian.  Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan  Pembeli (mustashni) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya. (Ps.2:1-5, fatwa No.06/2000) 3. HARGA LKS selaku mustashni tidak diperkenankan untuk memungut MDC (margin during construction) dari nasabah (shani) karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip syariah (Ps.1:2, Fatwa No.22/2002) 4. PEMBATALAN Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki PESANAN dua pilihan : a. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya. b. Menunggu sampai barang tersedia. (Fatwa No..05/2000, Ps. 4:5) 79
  • 80. MEKANISME PEMBIAYAAN ISTISHNA Akad Istishna’ 1 Negosiasi dan Persyaratan 1 (nasabah butuh renovasi rumah yang dikerjakan oleh kontraktor) Penandatanganan Akad Istishna’ 2 Bayar secara cicilan (taqsith) atau tangguh (muajjal) 8 BankSyariah Form Wakalah ke Nasabah untuk NASABAH negosiasi dengan kontraktor 3 6 4 Nasabah sebagai Bayar secara Form Wakalah ke Kontraktor termin 5 wakil Bank Syariah , untuk serahkan rumahyang renovasi rumah ke telah direnovasi ke Nasabah Kontraktor 7 Penyerahan rumah yang telah direnovasi oleh Kontraktor atau Bank Syariah Akad Istishna’ 2 KONTRAKTOR 80
  • 81. APLIKASI PERBANKAN: JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK) KPR SYARIAH SIAP BANGUN PEMBIAYAAN RENOVASI PROJECT RUMAH FINANCING ISTISHNA PEMBIAYAAN MODAL KERJA PEMBIAYAAN INVESTASI 81
  • 82. PEMBIAYAAN IJARAH Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. (Fatwa DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000) 82
  • 83. POKOK-POKOK ATURAN IJARAH FATWA DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 1. PELAKU Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) terdiri atas pemberi sewa (lessor, pemilik asset, LKS) dan penyewa (lessee, pihak yang mengambil manfaat dari penggunaan aset, nasabah) 2. OBJEK Objek kontrak : pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset (Ps 1: 2) 3. HARGA Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam Ijarah (Ps 2: 8) Ketentuan (flexibility) dalam menetukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran, waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9) 4. AKAD Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh penyewa (nasabah) (Ps:1:5) 5. PEMELIHARAAN Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa : ASET b. Menanggung biaya pemeliharaan asset Kewajiban nasabah sebagai penyewa : a. Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan asset yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak b. Menanggung biaya pemeliharaan asset yang sifatnya ringan 83
  • 84. PEMBIAYAAN MULTIJASA IJARAH FATWA DSN NO.44/DSN/MUI • Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah. • Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah. • Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah. • Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee. • Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase. 84
  • 85. MEKANISME PEMBIAYAAN IJARAH Negosiasi dan Persyaratan 1 (nasabah butuh alat-alat berat) Akad Ijarah 2 Bayar angsuran sewa 8 Akad Ijarah 2 Bank Syariah NASABAH Wakalah ke Nasabah untuk cari 3 penyewaan alat2 berat Barang diserahkan 5 Transaksi 4 7 langsung oleh pemilik atau melalui Wakalah ke Pemilik Pembayaran Nasabah sebagai Bank Syariah barang untuk serahkan 6 wakil Bank barang sewa ke Nasabah Syariah, melakukan transaksi sewa Akad Ijarah 1 PEMILIK OBJEK SEWA 85
  • 86. APLIKASI PERBANKAN: JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK) PEMBIAYAAN MULTIJASA PEMBIAYAAN -Biaya pendidikan MULTIGUNA MANFAAT - Kesehatan BARANG - Wisata, dll IJARAH PEMBIAYAAN KOMBINASI AKAD MODAL KERJA -SHARIA CARD 86
  • 87. PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK (IMBT) Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) adalah perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik atau benda yang disewa, kepada penyewa setelah selesai masa sewa. (Fatwa DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000). 87
  • 88. POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000 Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (fatwa No.09/2000) berlaku pula dalam akad IMBT (Ps. 1:1) AKAD Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan baik dengan jualbeli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah waad yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan maka harus ada pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai (Ps. 2: 1-2) 88
  • 89. POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA DSN – MUI No. 56/DSN-MUI  Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah apabila memenuhi syarat-syarat sbb:  Terjadi perubahan periode akad Ijarah;  Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review, maka akan timbul kerugian bagi salah satu pihak;  Disepakati oleh kedua belah pihak.  Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu :  Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh dinaikkan;  Besaran ujrah boleh ditinjau ulang untuk periode berikutnya dengan cara yang diketahui dengan jelas (formula tertentu) oleh kedua belah pihak;  Peninjauan kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus disepakati kedua pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad.  Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad pertama harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh berdasarkan rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan perselisihan. 89
  • 90. MEKANISME PEMBIAYAAN IMBT Akad Hibah 1 Negosiasi dan persyaratan (nasabah butuh beli rumah) Wa’ad IMBT 2 Penandatanganan akad 4 Bayar sewa bulanan 7 hibah rumah (pada akhir masa sewa) 8 BankSyariah NASABAH Akad Ijarah 5 5 wakalah ke developer Untuk serahkan rumah ke nasabah Beli dan bayar ke developer 3 6 Obyek sewa (rumah) untuk disewa oleh nasabah Diserahkan oleh Developer atau Bank Syariah DEVELOPER 90
  • 91. APLIKASI PERBANKAN: JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK) KPR SYARIAH (Jangka Panjang) IMBT PEMBIAYAAN INVESTASI (Jangka Panjang) 91
  • 92. PEMBIAYAAN MUDHARABAH Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua piak dimana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha bagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. (Fatwa DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000). 92
  • 93. POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 1. PELAKU DAN MODAL  LKS sebagai shahibul maal membiayai 100% kebutuhan suatu proyek, sedangkan pengusaha bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha (Ps.1:1)  Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai (Ps.2:3b)  Modal tdk dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada Mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, (Ps.2:3c) 2. NISBAH Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perurubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. (Ps.2:4b) 3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps.2:4a) 4. KERUGIAN Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, kecuali diakibatkan kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran. (Ps.2:4c) 5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ke3. Jaminan hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah dispekati bersama (Ps.1: 7) 93
  • 94. POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH FATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 6. MANAJEMEN …LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan d an pengawasan (Ps 1:4) 7. JANGKA WAKTU Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu (Ps 3:1) 94
  • 95. MEKANISME PEMBIAYAAN MUDHARABAH Negosiasi dan Persyaratan 2 (nasabah butuh modal kerja 75 unit mobil) Kontrak Penyewaan Mobil Akad Mudharabah 3 1 Nasabah bayar sewa Bank Syariah Menyerahkan Perusahaan ABC modal Mengelola 4 5 Nisbah Nisbah 7 9 8 Usaha Nasabah Bank Pendistribusan Pengembalian Pokok Modal & Keuntungan 6 Tingkat Keuntungan Modal 95
  • 96. APLIKASI PERBANKAN: JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK) VARIASI MUDHARABAH: -LINE FACILITY - 2 STEP FINANCING -JOINT FINANCING -Dll MUDHARABAH PEMBIAYAAN MODAL KERJA 96
  • 97. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. (Fatwa DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000). 97
  • 98. POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH FATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000 1. PELAKU DAN MODAL Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps.2b) 2. NISBAH Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra (Ps.3c.3) 3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps2:4a) 4. KERUGIAN Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal (Ps3d) 5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun menghindari terjadinya penyimpangan LKS dapat meminta jaminan (Ps 3:a3) 6. MANAJEMEN Setiap mitra memiliki hak untuk mengelola asset musyarakah dalam proses bisnis normal (ps.2c) 98
  • 99. 99
  • 100. PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH AKAD PRODUK WAKALAH Kliring, Inkaso, Transfer SHARF Transaksi Valas KAFALAH Bank Garansi HIWALAH Anjak Piutang IJARAH & WADIAH Safe Deposit Box QARDH & IJARAH (RAHN) Gadai 100
  • 101. PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH: KAFALAH – BANK GARANSI SKEMA KAFALAH (BANK GARANSI) 2. Negosiasi dan Persyaratan 3 . Akad Kaf alah 5. Ujrah dan jaminan Bank Syariah Nasabah Pemilik Proyek 101
  • 102. PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH: SAFE DEPOSIT BOX SKEMA IJARAH/WADIAH (SAFE DEPOSIT BOX) 1. Negosiasi dan Persyaratan (Nasabah butuh Safe Deposit Box) 2 . Akad Ijarah 4. Bayar sewa Safe Deposit Box Bank Syariah Nasabah 3. Bank serahkan Safe Deposit Box ke nasabah untuk disewa 102
  • 103. PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH: GADAI SYARIAH SKEMA QARDH DAN IJARAH (RAHN) 1. Negosiasi dan Persyaratan. 2. Pelaksanaan Akad Qard dan Ijarah 3 . Nasabah serahkan barang berupa emas (marhun) 4. Bank memberikan pinjaman dana 5. Nasabah bayar sewa penyimpanan barang (ujrah) 6. Setelah jatuh tempo, Nasabah mengembalikan dana pinjaman 7. Bank mengembalikan marhun kepada nasabah Bank Syariah Nasabah 103
  • 104. SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH
  • 105. Konsep & Sistem Perbankan Konsep & Sistem Perbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan Proses Penghimpunan Dana Masyarakat Masyarakat Pemilik Dana Proses Pengguna Dana Penyaluran Dana
  • 106. Konsep & Sistem Konsep & Sistem Bank Konvensional Bank Konvensional Proses Proses Penghimpunan Dana Penyaluran Dana Masyarakat Masyarakat Pemilik Dana Pengguna Dana Penetapan Imbalan Penetapan Beban
  • 107. Konsep & Sistem Konsep & Sistem Perbankan Syariah Perbankan Syariah BAGI HASIL Proses Proses Penghimpunan Dana Penyaluran Dana Masyarakat Masyarakat Pemilik Dana Pengguna Dana BAGI HASIL Konsep Penyaluran Dana : Konsep Penghimpunan Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah & 1. Al Wadiah Musyarakah) 2. Mudharabah 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna & Salam) 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah Bitamlik)
  • 108. alur kerja Pembayaran bagi hasil Bank Syariah Menerima pendapatan Tergantung pendapatan / hasil yg diterima Bagi hasil / Hanya dana mudharabah Margin Shahibul maal Mudharib Shahibul Maal Mudharib Penyaluran Penghimpunan dana dana Deposan Bank Nasabah debitur Membayar bunga tetap Menerima bunga tetap Tidak ada pengaruh pendapatan yang diterima BANK KONVENSIONAL
  • 109. Struktur Organisasi Annual Shareholders Meeting Sharia Board of Supervisory Board Commissioners President Director Internal Audit Group Assistant Director Compliance & Business Corporate Support Director Director Direktur Muda Financing Compliance Staff Corporate Support Financing Business Administration Business Group Group Units Group Development Group
  • 110. Contoh Bagan Organisasi Bank Umum Syariah RUPS / Rapat Anggota Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah Dewan Audit Dewan Direksi Divisi / Urusan Divisi / Urusan Divisi / Urusan Divisi / Urusan Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang
  • 111. Struktur Organisasi BPRS Rapat Umum Pemegang Saham Dewan Dewan Pengawas Komisaris Syariah Dewan Direksi Internal Audit Bidang Bagian Bidang Marketing Umum Operasional Financing Customer Service Sekretariat Funding Teller Kerumahtangga an Accounting (Pembukuan) Administrasi
  • 112. Job Description • Tugas dan Kewajiban – Dewan Pengawas Syariah – Dewan Komisari – Dewan Direksi – Bagian Pemasaran – Bagian Operasional – Internal Audit
  • 113. TEORI BAGI HASIL DAN PROFIT MARGIN
  • 114. Konsep & Sistem Perbankan Konsep & Sistem Perbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan Proses Penghimpunan Dana Masyarakat Masyarakat Pemilik Dana Proses Pengguna Dana Penyaluran Dana
  • 115. Konsep & Sistem Konsep & Sistem Bank Konvensional Bank Konvensional Proses Proses Penghimpunan Dana Penyaluran Dana Masyarakat Masyarakat Pemilik Dana Pengguna Dana Penetapan Imbalan Penetapan Beban
  • 116. Konsep & Sistem Konsep & Sistem Perbankan Syariah Perbankan Syariah BAGI HASIL/Profit Margin/Pndpt Sewa Proses Proses Penghimpunan Dana Penyaluran Dana Masyarakat Masyarakat Pemilik Dana Pengguna Dana BAGI HASIL/Bonus Konsep Penyaluran Dana : Konsep Penghimpunan Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah & 1. Al Wadiah Musyarakah) 2. Mudharabah 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna & Salam) 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah Bitamlik)
  • 117. Alur Operasional Bank Syariah Mudharib Tabel Bagi hasi Penghimpunan dana Penyaluran dana Pendapatan l POOLING DANA Wadiah yad dhamanah Prinsip bagi hasil Bagi hasil/laba Mudharabah Mutlaqah Prinsip Ujroh Sewa (Investasi Tdk Terikat) Lainnya (modal dsb) Prinsip jual beli Margin Tabel Laporan Laba Rugi Pendapatan Mdh Mutlaqah (Investasi Tidak Terikat) Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat Pendapatan berbasis imbalan (fee base income) Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf
  • 118. SISTEM DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL • Dari sudut pandang Nasabah sebagai Investor – Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet (Chanelling) – Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet (Executing) – Mudharabah Mutlaqah • Dari sudut Pandangan Bank – Perhitungan Saldo Akhir Bulan – Perhitungan Saldo Rata-rata Harian
  • 119. SKEMA-SKEMA MUDHARABAH Skema Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet (Channelling) Satu Nasabah Satu Pelaksana Investor Usaha Bank Syari’ah Skema Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (executing) berdasar sektor Pertanian Satu Nasabah Bank Syari’ah Investor Manufaktur Jasa Skema Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (executing) berdasar akad yg digunakan Penjualan Cicilan Satu Nasabah Bank Syari’ah Investor Penyewaan Cicilan Kerjasama Usaha
  • 120. SKEMA-SKEMA MUDHARABAH Skema Mudharabah Mutlaqah On Balance Sheet Penjualan 1 Nasabah 1 Penjualan 2 Jual Nasabah 2 . Penjualan n Nasabah 3 Bank Penyewaan 1 . Syari’ah Sewa Penyewaan 2 . . Nasabah n Penyewaan n Kerjasama 1 Kerjasama Kerjasama 2 Usaha . Kerjasama n
  • 121. KASUS MENGHITUNG BUNGA KASUS: Pada tanggal 1 Mei 2002, Bapak Johanes membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan, dengan tingkat bunga 9% p.a. Berapa bunga yang diperoleh pada saat jatuh tempo? JAWAB Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah: Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438
  • 122. KASUS BAGI HASIL DEPOSITO Bapak Ahmad membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan (tanggal 1 Mei s/d 1 Juni 2003), nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang diperoleh untuk deposito satu bulan per 31 Mei 2003 adalah Rp. 20.000.000 dan total deposito jangka waktu satu bulan adanya Rp. 950.000.000, berapa keuntungan yang diperoleh bapak Ahmad? JAWAB Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah: Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438 JAWAB Bagi hasil yang diperoleh bapak Ahmad adalah: (Rp. 10 juta/Rp. 950 juta) x Rp. 20 juta x 57% = Rp. 120.000
  • 123. KASUS MENGHITUNG BAGI HASIL FUNDING
  • 124. TABEL DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL) Rata-rata Saldo Rata- Distribusi Jenis Sebulan rata Saldo Tertimbang* Penyimpan Dana Bank Produk Bobot* Distri-busi Harian ) *) Porsi Pendapatan Porsi Pendapatan (0) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (A) (B) (A)x(B) = (C) (D) (E) (F)=(D)x(E) (G) (H)=(D)x(G) Rekening 10000000 0,700 7000000 D1 0,250 F1 0,750 H1 Giro Rek. 60000000 1,000 60000000 D2 0,550 F2 0,450 H2 Tabungan Deposito 10000000 0,800 8000000 D3 0,570 F3 0,430 H3 Mudharab ah 1 bulan 3 bulan 20000000 0,850 17000000 D4 0,600 F4 0,400 H4 6 bulan 5000000 0,900 4500000 D5 0,580 F5 0,420 H5 12 bulan 10000000 1,000 10000000 D6 0,570 F6 0,430 H6 Grand 115000000 (B) 106500000 (D) (F) (H) Total 20000000 Keterangan : D1=C1/Grand Total C x Grand Total D, dst *) Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating)
  • 125. MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN • Saldo rata-rata harian untuk jenis produk funding di bank syari’ah ditentukan sebagai berikut: 1. Menentukan tanggal berapa keuntungan yang diperoleh dari penempatan dana akan dibagi-hasilkan. Misalnya setiap buLan ditentukan pada tanggal 25 bulan ybs, maka pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada penyimpan dana adalah pendapatan yang diperoleh sejak tanggal 26 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 25 pada bulan di mana pendapatan tersebut dibagi hasilkan 2. Jumlah hari yang dihitung dalam satu bulan adalah sesuai dengan hitungan kalender. Oleh karena itu, saldo rata-rata harian per bulan dihitung sejak tanggal 26 sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya.
  • 126. MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN • Contoh kasus : – Tuan Amir adalah nasabah Bank Syari’ah at- Taqwa, berupa tabungan Mudharabah. Catatan kartu tabungannya menunjukkan transaksi sebagai berikut: Tanggal Debet Kredit Saldo 26/6/02 575.000 575.000 02/7/02 125.000 450.000 10/7/02 250.000 700.000 15/7/02 100.000 600.000 21/7/02 400.000 1.000.000
  • 127. MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN • Hitungan saldo rata-rata harian per bulan pada tanggal 25 Juli 2002, sebagai berikut: 1. Tgl. 26/6/02 s/d tgl. 1/7/02 = 6 hari x 575.000 = 3450000 2. Tgl. 02/7/02 s/d tgl. 9/7/02 = 8 hari x 450.000 = 3600000 3. Tgl. 10/7/02 s/d tgl. 14/7/02 = 5 hari x 700.000 = 3500000 4. Tgl. 15/7/02 s/d tgl. 20/7/02 = 6 hari x 600.000 = 3600000 5. Tgl. 21/7/02 s/d tgl. 25/7/02 = 5 hari x 1.000.000= 5000000 Jumlah = 30 hari = 19150000 Saldo rata-rata harian = 19.150.000/30 = 638.333 •Cara perhitungan di atas, juga digunakan untuk menghitung jenis simpanan yang lain. •Jika terjadi penutupan rekening, maka saldo rata-rata yang dihitung adalah sejak tanggal 26 sampai tanggal penutupan rekening tersebut, kemudian dihitung berapa bagi hasilnya
  • 128. PERHITUNGAN BAGI HASIL POLA BARU Penetapan Pendapatan yang Perhitungan Hasil akan dibagihasikan: Investasi untuk Jenis dan Jumlah setiap rupiah 1000 Distribusi ke tiap dana nasabah nasabah Kelebihan cara ini: Penyertaan dana shohibul maal dalam investasi dikoreksi dengan GWM Bobot dihilangkan/diseragamkan = 1 Cara perhitungan relatif lebih mudah Mempermudah perencanaan Penggunaan ekuivalent rate hasil investasi per-Rp. 1000 dana nasabah
  • 129. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru Apabila bank syari’ah mampu mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp. 90.000.000. DPK yang dapat disalurkan pada pembiayaan sebanyak Rp. 85.500.000 (karena ada Giro Wajib Minumum sebesar 5%). Pembiayaan yang harus disalurkan ke masyarakat sebanyak Rp. 100.000.000. Dari pembiayaan Rp. 100.000.000 diperoleh pendapatan dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 6.000.000. Nisbah bagi hasil 65% (nasabah): 35% (bank). Saldo rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar Rp. 1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000 dana nasabah? (2) Berapa pendapatan bagi hasil pak Amir?
  • 130. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru Dana Pihak Ketiga (DPK Mudharabah) A 90,000,000.00 DPK yang disalurkan untuk Pembiayaan B 85,500,000.00 (= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%) Pembiayaan Yang Disalurkan C 100,000,000.00 Dana Bank 14,500,000.00 Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan D 6,000,000.00 Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK E 57.00 E= B/C * D * 1/A * 1000
  • 131. CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru Pendapatan Investasi untuk setiap Rp. 1000 E 57.00 DPK Mudharabah Saldo rata-rata Harian Nasabah F 1,000,000.00 Nisbah Bagi Hasil G 65 Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini H 37,050.00 H= E/1000 * F * G/100 Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00
  • 132. PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL Nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan profit sharing dari usaha pengadaan kacang kedelai yang dibiayai dengan fasilitas Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp. 125.000.000, dengan data sebagai berikut: Harga Jual Kacang Kedelai = Rp. 2.150/kg Harga jual kepada nasabah = setara 16% p.a Volume Penjualan Kedelai per bulan = 65.000 kg Nilai Penjualan (65.000 x Rp. 2.150) = Rp. 139.750.000 Harga Pokok Pembelian = Rp. 125.000.000 PENDAPATAN penjualan kedelai = Rp. 14.750.000 Berapa Nisbah bagi hasilnya?