SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
BAB II
ISI
A.) Pengertian
Hutan mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga lantai hutannya selalu
tergenang air. Menurut Steenis (1978) mangrove adalah vegetasi hutan yang
tumbuh diantara garis pasang surut. Nybakken (1988) bahwa hutan mangrove
adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas
pantai tropic yang didominasi oleh beberapa spesies pohon yang khas atau
semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.
Soerianegara (1990) bahwa hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di
daerah pantai, biasanya terdapat di daearah teluk dan di muara sungai yang
dicirikan oleh:
1) tidak terpengaruh iklim;
2) dipengaruhi pasang surut;
3) tanah tergenang air laut;
4) tanah rendah pantai;
5) hutan tidak mempunyai struktur tajuk;
Hutan mangrove dibedakan dengan hutan pantai dan hutan rawa. Hutan
pantai yaitu hutan yang tumbuh disepanjang pantai, tanahnya kering, tidak
pernah mengalami genangan air laut ataupun air tawar. Ekosistem hutan pantai
dapat terdapat disepanjang pantai yang curam di atas garis pasang air laut.
Kawasan ekosistem hutan pantai ini tanahnya berpasir dan mungkin berbatu-
batu.
Sedangkan hutan rawa adalah hutan yang tumbuh dalam kawasan yang selalu
tergenang air tawar. Oleh karena itu, hutan rawa terdapat di daerah yang landai,
biasanya terletak di belakang hutan payau. Hutan mangrove yang tumbuh di atas
rawa-rawa atau berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi
oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana
terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang
terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air
melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Hutan
mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland,
vloedbosschen, atau juga hutan payau. Kita sering menyebut hutan di pinggir
pantai tersebut sebagai hutan bakau. Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat
dinamakan hutan mangrove. Istilah 'mangrove' digunakan sebagai pengganti
istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan hutan
yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. Karena bukan hanya pohon
bakau yang tumbuh di sana. Selain bakau, terdapat banyak jenis tumbuhan lain
yang hidup di dalamnya. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena
adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas
tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air
laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini,
dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati
proses adaptasi dan evolusi.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang
mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta
mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis
tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini
kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi
dan evolusi.
Diperkirakan terdapat sekitar 89 species mangrove yaang tumbuh di dunia, yang
terdiri atas 31 genera dan 22 famili. Tumbuhan mangrove tersebut pada
umumnya hidup di hutan pantai Asia Tenggara, yaitu sekitar 74 species dan
hanya sekitar 11 species yang hidup di daeraah Karibbia. Di Indonesia terdapat
sekitar 38 species yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua (Soegiarto dan Pollunin, 1982)
Hutan mangrove terdiri atas berbagai jenis vegetasi. Beberapa jenis yang dikenal
antara lain Tanjang Wedok (Rhizophora apiculata BL) atau bakau putih, Tanjang
Lanang (R. mucronata LMK) atau bakau hitam, dan bakau (R. stylosa Griff).
Sebenarnya, istilah tanjang adalah sebutan khusus untuk Bruguiera yang
digolongkan kedalam famili yang sama dengan Rhizophoraceae. Namun telah
terjadi salah pengertian dalam masyarakat, terutama masyarakat pesisir, yakni
tercampur dengan istilah daerah, sehingga pengertiannya menjadi rancu untuk
seterusnya. Famili Rhizophoraceae terdiri atas banyak jenis, antara lain B.
gymnorrhiza (L.) LMK, B. parviflora (L.) LMK, B. cylindrika (L.) LMK.
Beberapa jenis yang masih satu famili, khususnya jenis Rhizophora spp.,
berbeda dalam hal ciri-ciri pertumbuhan akar. R. mucronata dan R. apiculata
tumbuh tegak dan menjangkar bagai busur panah, sedang R. stylosa tumbuh
memanjang, rebah, dan sedikit menjangkar. Buah R. apiculata agak pendek dan
lurus namun jika tidak benar-benar teliti akan terkecoh dengan jenis R. stylosa
yang juga berbentuk hampir sama dengan R. mucronata, hanya buah R. stylosa
kurus dan kecil.
Ciri-ciri hutan mangrove, yaitu :
memiliki jenis pohon yang relatif sedikit memiliki akar tidak beraturan
(pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau
Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada
Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.
memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di
pohonnya, khususnya pada Rhizophora memiliki banyak lentisel pada bagian
kulit pohon. Sedangkan ciri tempat hidup hutan mangrove , yaitu :
·tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya
tergenang pada saat pasang pertama
·tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat
daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat
·airnya berkadar garam (bersalinitas) payau (2 - 22 o/oo) hingga asin.
banyak juga penyebab Kerusakan Hutan Mangrove yang terjadi sekarang ini
contohnya adalah
1. Pemanfaatan yang tidak terkontrol, karena ketergantungan masyarakat yang
menempati wilayah pesisir sangat tinggi.
2. Konversi hutan mangrove untuk berbagai kepentingan (perkebunan, tambak,
pemukiman, kawasan industri, wisata dll.) tanpa mempertimbangkan kelestarian
dan fungsinya terhadap lingkungan sekitar.
Dan mengakibatkan timbulnya kerusakan hutan mangrove salah satunya adalah
Instrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut kearah daratan
sampai mengakibatkan air tawar sumur/sungai menurun mutunya, bahkan
menjadi payau atau asin (Harianto, 1999). Dampak instrusi air laut ini sangat
penting, karena air tawar yang tercemar intrusi air laut akan menyebabkan
keracunan bila diminum dan dapat merusak akar tanaman. Instrusi air laut telah
terjadi dihampir sebagian besar wilayah pantai Bengkulu. Dibeberapa tempat
bahkan mencapai lebih dari 1 km. selain instrusi laut ada juga akibat lainnya
seperti;
1. Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organic, minyak
bumi an lain-lain.
2. Penurunan keanekaragaman hayati di wilayah pesisir
3. Peningkatan abrasi pantai
4. Turunnya sumber makanan, tempat pemijah dan bertelur biota laut.
Akibatnya produksi tangkapan ikan menurun.
5. Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin,
gelombang air laut dan lain-lain.
6. Peningkatan pencemaran pantai.
B.) Manfaat Hutan Mangrove
Fungsi ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik (menjaga garis pantai
agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut/abrasi, intrusi air laut,
mempercepat perluasan lahan, dan mengolah bahan limbah), fungsi biologis
(tempat pembenihan ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air, tempat
bersarangnya burung, habitat alami bagi berbagai jenis biota) dan fungsi
ekonomi (sumber bahan baker, pertambakan, tempat pembuatan garam, bahan
bangunan dll. (Naamin, 1990), makanan, obat-obatan & minuman, gula alcohol,
asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk, produksi kertas & tannin
dll. Menurut Wada (1999) bahwa 80% dari ikan komersial yang tertangkap di
perairan lepas/dan pantai ternyata mempunyai hubungan erat dengan rantai
makanan yang terdapat dalam ekosistem mangrove. Hal ini membuktikan bahwa
kawasan mangrove telah menjadi kawasan tempat breeding & nurturing bagi
ikan-ikan dan beberapa biota laut lainnya. Hutan mangrove juga berfungsi
sebagai habitat satwa liar, penahan angina laut, penahan sediment yang
terangkut dari bagian hulu dan sumber nutrisi biota laut.
Kusmana (1996) menyatakan bahwa hutan mangrove berfungsi sebagai:
1) penghalang terhadap erosi pantai dan gempuran ombak yang kuat;
2) pengolah limbah organic;
3) tempat mencari makan, memijah dan bertelur berbagai biota laut;
4) habitat berbagai jenis margasatwa;
5) penghasil kayu dan non kayu;
6) potensi ekoturisme.
Gosalam et al. (2000) telah mengisolasi bakteri dari ekosistem hutan mangrove
yang mampu mendegradasi residu minyak bumi yaitu Alcaligenes faecalis,
Pseudomonas pycianea, Corynebacterium pseudodiphtheriticum, Rothia sp.,
Bacillus coagulans, Bacillus brevis dan Flavobacterium sp.
Hutan mangrove secara mencolok mengurangi dampak negative tsunami di
pesisir pantai berbagai Negara di Asia (Anonim, 2005a). Ishyanto et al. (2003)
menyatakan bahwa Rhizophora memantulkan, meneruskan dan menyerap
energi gelombang tsunami yang diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang
tsunami ketika menjalar melalui rumpun Rhizophora (bakau). Venkataramani
(2004) menyatakan bahwa hutan mangrove yang lebat berfungsi seperti tembok
alami. Dibuktikan di desa Moawo (Nias) penduduk selamat dari terjangan
tsunami karena daerah ini terdapat hutan mangrove yang lebarnya 200-300 m
dan dengan kerapatan pohon berdiameter > 20 cm sangat lebat. Hutan
mangrove mengurangi dampak tsunami melalui dua cara, yaitu: kecepatan air
berkurang karena pergesekan dengan hutan mangrove yang lebat, dan volume
air dari gelombang tsunami yang sampai ke daratan menjadi sedikit karena air
tersebar ke banyak saluran (kanal) yang terdapat di ekosistem mangrove, Selain
itu juga mangrove memiliki banyak sekali peranan dalam kehidupan masyarakat
yang tidak disadari.
C.) Cara Mengatasi Kerusakan Mangrove
Cara untuk mengatasi permasalahan kerusakan hutan mangrove adalah
dengan melibatkan masyarakat dalam penanaman pohon mangrove dan
melakukan perlindungan serta perawatan yang diusahakan sendiri oleh
masyarakat yang tentunya tetap dalam pengawasan pemerintah. Pengawasan
yang dilakukan pemerintah sendiri bertujuan untuk mengontrol masyarakat
apabila terjadi sesuatu hal yang masyarakat bingungkan serta dapat membantu
dalam urusan pengetahuan tentang mangrove yang dilakuakan oleh petugas
utusan pemerintah untuk memberikan informasi bagi masyarakat.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNPANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNAmos Pangkatana
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
 
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : SungaiMata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : SungaiReni Aryanti
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayasuningterusberkarya
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangHendra Wiguna
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyawahyuddin S.T
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Wadukrantikaput
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Penataan Ruang
 
Tutorial fisat-2- oleh suko-harsono
Tutorial fisat-2- oleh suko-harsonoTutorial fisat-2- oleh suko-harsono
Tutorial fisat-2- oleh suko-harsonoarisandy08
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNPANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
 
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : SungaiMata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
 
Pengelolaan das
Pengelolaan dasPengelolaan das
Pengelolaan das
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Waduk
 
Erosi
ErosiErosi
Erosi
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
 
Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
Tutorial fisat-2- oleh suko-harsono
Tutorial fisat-2- oleh suko-harsonoTutorial fisat-2- oleh suko-harsono
Tutorial fisat-2- oleh suko-harsono
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
 
Kerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.pptKerusakan hutan.ppt
Kerusakan hutan.ppt
 
Sumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam HutanSumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam Hutan
 
BENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIALBENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIAL
 
1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan
 

Andere mochten auch

Makalah sosiologi hutan dan lingkungan
Makalah sosiologi hutan dan lingkunganMakalah sosiologi hutan dan lingkungan
Makalah sosiologi hutan dan lingkunganEDIS BLOG
 
Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangroveWiina Parmana
 
Makalah bambu hasil hutan bukan kayu
Makalah bambu hasil hutan bukan kayuMakalah bambu hasil hutan bukan kayu
Makalah bambu hasil hutan bukan kayuعفان الغفري
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuDody Perdana
 
Eco Basic 1 8
Eco Basic 1 8Eco Basic 1 8
Eco Basic 1 8kit11229
 
Laporan hasil observasi tritih
Laporan hasil observasi tritihLaporan hasil observasi tritih
Laporan hasil observasi tritihWisda Putri
 
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...Penataan Ruang
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVEElvionita
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Win Da
 
Potensi Mangrove sebagai Bahan Baku Obat
Potensi Mangrove sebagai Bahan Baku ObatPotensi Mangrove sebagai Bahan Baku Obat
Potensi Mangrove sebagai Bahan Baku ObatChristina Sinaga
 

Andere mochten auch (15)

Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri
 
Mangrove
MangroveMangrove
Mangrove
 
Makalah sosiologi hutan dan lingkungan
Makalah sosiologi hutan dan lingkunganMakalah sosiologi hutan dan lingkungan
Makalah sosiologi hutan dan lingkungan
 
Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangrove
 
Makalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampahMakalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampah
 
Makalah bambu hasil hutan bukan kayu
Makalah bambu hasil hutan bukan kayuMakalah bambu hasil hutan bukan kayu
Makalah bambu hasil hutan bukan kayu
 
Power Point Meristem
Power Point MeristemPower Point Meristem
Power Point Meristem
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 
Eco Basic 1 8
Eco Basic 1 8Eco Basic 1 8
Eco Basic 1 8
 
Laporan hasil observasi tritih
Laporan hasil observasi tritihLaporan hasil observasi tritih
Laporan hasil observasi tritih
 
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewe...
 
Buku Flora Mangrove
Buku Flora MangroveBuku Flora Mangrove
Buku Flora Mangrove
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
 
Potensi Mangrove sebagai Bahan Baku Obat
Potensi Mangrove sebagai Bahan Baku ObatPotensi Mangrove sebagai Bahan Baku Obat
Potensi Mangrove sebagai Bahan Baku Obat
 

Ähnlich wie makalah Hutan Mangrove

sumberdaya perairan hutan bakau (mangrove) - Pak Rahim
sumberdaya perairan hutan bakau (mangrove) - Pak Rahimsumberdaya perairan hutan bakau (mangrove) - Pak Rahim
sumberdaya perairan hutan bakau (mangrove) - Pak RahimHASANUDDIN UNIVERSITY
 
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Paper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi KomputerPaper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi Komputerleosakson
 
Ekosistem mangrove
Ekosistem mangroveEkosistem mangrove
Ekosistem mangroveyunikunkun
 
Hutan rawa gambut
Hutan rawa gambutHutan rawa gambut
Hutan rawa gambutmusnadil
 
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaEkosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaMardiah Ahmad
 
MENGENAL HUTAN MANGROVE.ppt
MENGENAL HUTAN MANGROVE.pptMENGENAL HUTAN MANGROVE.ppt
MENGENAL HUTAN MANGROVE.pptKoperasiSylva
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxRenadaArifaDhuantie
 
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docxEkosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docxDian631634
 
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdfEkosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdfDian631634
 

Ähnlich wie makalah Hutan Mangrove (20)

sumberdaya perairan hutan bakau (mangrove) - Pak Rahim
sumberdaya perairan hutan bakau (mangrove) - Pak Rahimsumberdaya perairan hutan bakau (mangrove) - Pak Rahim
sumberdaya perairan hutan bakau (mangrove) - Pak Rahim
 
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Paper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi KomputerPaper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi Komputer
 
Ipa hutan mangrove
Ipa hutan mangroveIpa hutan mangrove
Ipa hutan mangrove
 
Ekologi Lahan Mangrove.ppt
Ekologi Lahan Mangrove.pptEkologi Lahan Mangrove.ppt
Ekologi Lahan Mangrove.ppt
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Makalah ekologi tumbuhan
Makalah ekologi tumbuhanMakalah ekologi tumbuhan
Makalah ekologi tumbuhan
 
Mangrove ppt
Mangrove pptMangrove ppt
Mangrove ppt
 
Ekosistem ppt
Ekosistem pptEkosistem ppt
Ekosistem ppt
 
Ekosistem mangrove
Ekosistem mangroveEkosistem mangrove
Ekosistem mangrove
 
Ekosistem mangrove
Ekosistem mangroveEkosistem mangrove
Ekosistem mangrove
 
Hutan rawa gambut
Hutan rawa gambutHutan rawa gambut
Hutan rawa gambut
 
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaEkosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
 
Ppt1
Ppt1Ppt1
Ppt1
 
MENGENAL HUTAN MANGROVE.ppt
MENGENAL HUTAN MANGROVE.pptMENGENAL HUTAN MANGROVE.ppt
MENGENAL HUTAN MANGROVE.ppt
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
 
Mangrove.pptx
Mangrove.pptxMangrove.pptx
Mangrove.pptx
 
Macam-Macam ekosistem
Macam-Macam ekosistemMacam-Macam ekosistem
Macam-Macam ekosistem
 
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docxEkosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili-converted (3).docx
 
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdfEkosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
Ekosistem_padang_lamun_Manfaat_Fungsi_dan_Rehabili.pdf
 

Kürzlich hochgeladen

aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 

makalah Hutan Mangrove

  • 1. BAB II ISI A.) Pengertian Hutan mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga lantai hutannya selalu tergenang air. Menurut Steenis (1978) mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Nybakken (1988) bahwa hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropic yang didominasi oleh beberapa spesies pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Soerianegara (1990) bahwa hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai, biasanya terdapat di daearah teluk dan di muara sungai yang dicirikan oleh: 1) tidak terpengaruh iklim; 2) dipengaruhi pasang surut; 3) tanah tergenang air laut; 4) tanah rendah pantai; 5) hutan tidak mempunyai struktur tajuk; Hutan mangrove dibedakan dengan hutan pantai dan hutan rawa. Hutan pantai yaitu hutan yang tumbuh disepanjang pantai, tanahnya kering, tidak pernah mengalami genangan air laut ataupun air tawar. Ekosistem hutan pantai dapat terdapat disepanjang pantai yang curam di atas garis pasang air laut. Kawasan ekosistem hutan pantai ini tanahnya berpasir dan mungkin berbatu- batu. Sedangkan hutan rawa adalah hutan yang tumbuh dalam kawasan yang selalu tergenang air tawar. Oleh karena itu, hutan rawa terdapat di daerah yang landai, biasanya terletak di belakang hutan payau. Hutan mangrove yang tumbuh di atas rawa-rawa atau berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan payau. Kita sering menyebut hutan di pinggir pantai tersebut sebagai hutan bakau. Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat dinamakan hutan mangrove. Istilah 'mangrove' digunakan sebagai pengganti istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan hutan
  • 2. yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. Karena bukan hanya pohon bakau yang tumbuh di sana. Selain bakau, terdapat banyak jenis tumbuhan lain yang hidup di dalamnya. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi. Diperkirakan terdapat sekitar 89 species mangrove yaang tumbuh di dunia, yang terdiri atas 31 genera dan 22 famili. Tumbuhan mangrove tersebut pada umumnya hidup di hutan pantai Asia Tenggara, yaitu sekitar 74 species dan hanya sekitar 11 species yang hidup di daeraah Karibbia. Di Indonesia terdapat sekitar 38 species yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua (Soegiarto dan Pollunin, 1982) Hutan mangrove terdiri atas berbagai jenis vegetasi. Beberapa jenis yang dikenal antara lain Tanjang Wedok (Rhizophora apiculata BL) atau bakau putih, Tanjang Lanang (R. mucronata LMK) atau bakau hitam, dan bakau (R. stylosa Griff). Sebenarnya, istilah tanjang adalah sebutan khusus untuk Bruguiera yang digolongkan kedalam famili yang sama dengan Rhizophoraceae. Namun telah terjadi salah pengertian dalam masyarakat, terutama masyarakat pesisir, yakni tercampur dengan istilah daerah, sehingga pengertiannya menjadi rancu untuk seterusnya. Famili Rhizophoraceae terdiri atas banyak jenis, antara lain B. gymnorrhiza (L.) LMK, B. parviflora (L.) LMK, B. cylindrika (L.) LMK. Beberapa jenis yang masih satu famili, khususnya jenis Rhizophora spp., berbeda dalam hal ciri-ciri pertumbuhan akar. R. mucronata dan R. apiculata tumbuh tegak dan menjangkar bagai busur panah, sedang R. stylosa tumbuh memanjang, rebah, dan sedikit menjangkar. Buah R. apiculata agak pendek dan lurus namun jika tidak benar-benar teliti akan terkecoh dengan jenis R. stylosa yang juga berbentuk hampir sama dengan R. mucronata, hanya buah R. stylosa kurus dan kecil. Ciri-ciri hutan mangrove, yaitu : memiliki jenis pohon yang relatif sedikit memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.
  • 3. memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon. Sedangkan ciri tempat hidup hutan mangrove , yaitu : ·tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat pasang pertama ·tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat ·airnya berkadar garam (bersalinitas) payau (2 - 22 o/oo) hingga asin. banyak juga penyebab Kerusakan Hutan Mangrove yang terjadi sekarang ini contohnya adalah 1. Pemanfaatan yang tidak terkontrol, karena ketergantungan masyarakat yang menempati wilayah pesisir sangat tinggi. 2. Konversi hutan mangrove untuk berbagai kepentingan (perkebunan, tambak, pemukiman, kawasan industri, wisata dll.) tanpa mempertimbangkan kelestarian dan fungsinya terhadap lingkungan sekitar. Dan mengakibatkan timbulnya kerusakan hutan mangrove salah satunya adalah Instrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut kearah daratan sampai mengakibatkan air tawar sumur/sungai menurun mutunya, bahkan menjadi payau atau asin (Harianto, 1999). Dampak instrusi air laut ini sangat penting, karena air tawar yang tercemar intrusi air laut akan menyebabkan keracunan bila diminum dan dapat merusak akar tanaman. Instrusi air laut telah terjadi dihampir sebagian besar wilayah pantai Bengkulu. Dibeberapa tempat bahkan mencapai lebih dari 1 km. selain instrusi laut ada juga akibat lainnya seperti; 1. Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organic, minyak bumi an lain-lain. 2. Penurunan keanekaragaman hayati di wilayah pesisir 3. Peningkatan abrasi pantai 4. Turunnya sumber makanan, tempat pemijah dan bertelur biota laut. Akibatnya produksi tangkapan ikan menurun. 5. Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin, gelombang air laut dan lain-lain. 6. Peningkatan pencemaran pantai.
  • 4. B.) Manfaat Hutan Mangrove Fungsi ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik (menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut/abrasi, intrusi air laut, mempercepat perluasan lahan, dan mengolah bahan limbah), fungsi biologis (tempat pembenihan ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air, tempat bersarangnya burung, habitat alami bagi berbagai jenis biota) dan fungsi ekonomi (sumber bahan baker, pertambakan, tempat pembuatan garam, bahan bangunan dll. (Naamin, 1990), makanan, obat-obatan & minuman, gula alcohol, asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk, produksi kertas & tannin dll. Menurut Wada (1999) bahwa 80% dari ikan komersial yang tertangkap di perairan lepas/dan pantai ternyata mempunyai hubungan erat dengan rantai makanan yang terdapat dalam ekosistem mangrove. Hal ini membuktikan bahwa kawasan mangrove telah menjadi kawasan tempat breeding & nurturing bagi ikan-ikan dan beberapa biota laut lainnya. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai habitat satwa liar, penahan angina laut, penahan sediment yang terangkut dari bagian hulu dan sumber nutrisi biota laut. Kusmana (1996) menyatakan bahwa hutan mangrove berfungsi sebagai: 1) penghalang terhadap erosi pantai dan gempuran ombak yang kuat; 2) pengolah limbah organic; 3) tempat mencari makan, memijah dan bertelur berbagai biota laut; 4) habitat berbagai jenis margasatwa; 5) penghasil kayu dan non kayu; 6) potensi ekoturisme. Gosalam et al. (2000) telah mengisolasi bakteri dari ekosistem hutan mangrove yang mampu mendegradasi residu minyak bumi yaitu Alcaligenes faecalis, Pseudomonas pycianea, Corynebacterium pseudodiphtheriticum, Rothia sp., Bacillus coagulans, Bacillus brevis dan Flavobacterium sp. Hutan mangrove secara mencolok mengurangi dampak negative tsunami di pesisir pantai berbagai Negara di Asia (Anonim, 2005a). Ishyanto et al. (2003) menyatakan bahwa Rhizophora memantulkan, meneruskan dan menyerap energi gelombang tsunami yang diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang tsunami ketika menjalar melalui rumpun Rhizophora (bakau). Venkataramani (2004) menyatakan bahwa hutan mangrove yang lebat berfungsi seperti tembok alami. Dibuktikan di desa Moawo (Nias) penduduk selamat dari terjangan tsunami karena daerah ini terdapat hutan mangrove yang lebarnya 200-300 m dan dengan kerapatan pohon berdiameter > 20 cm sangat lebat. Hutan mangrove mengurangi dampak tsunami melalui dua cara, yaitu: kecepatan air berkurang karena pergesekan dengan hutan mangrove yang lebat, dan volume air dari gelombang tsunami yang sampai ke daratan menjadi sedikit karena air
  • 5. tersebar ke banyak saluran (kanal) yang terdapat di ekosistem mangrove, Selain itu juga mangrove memiliki banyak sekali peranan dalam kehidupan masyarakat yang tidak disadari. C.) Cara Mengatasi Kerusakan Mangrove Cara untuk mengatasi permasalahan kerusakan hutan mangrove adalah dengan melibatkan masyarakat dalam penanaman pohon mangrove dan melakukan perlindungan serta perawatan yang diusahakan sendiri oleh masyarakat yang tentunya tetap dalam pengawasan pemerintah. Pengawasan yang dilakukan pemerintah sendiri bertujuan untuk mengontrol masyarakat apabila terjadi sesuatu hal yang masyarakat bingungkan serta dapat membantu dalam urusan pengetahuan tentang mangrove yang dilakuakan oleh petugas utusan pemerintah untuk memberikan informasi bagi masyarakat.