Dokumen tersebut membahas tentang jaminan mutu pelayanan kesehatan. Ia menjelaskan bahwa mutu pelayanan kesehatan penting bagi organisasi kesehatan dan mendefinisikan berbagai dimensi mutu seperti kemampuan memberikan pelayanan tepat waktu, kehandalan, tanggapan, jaminan, dan empati. Dokumen tersebut juga membahas prinsip penjaminan mutu seperti penataan ulang mutu, pelatihan mutu, dan strategi j
1. JAMINAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Disusun oleh :
IKE SETIA NINGRUM (2007149)
ARVINA FAIRUZA ANWAR (2007137)
GENA DEA ANANDA (2007144)
GINA SONIA (2007145)
REVENIA KERESY (2007163)
2. MUTU
Mutu merupakan
salah satu kunci
dalam memenangkan
persaingan dengan
pasar. Ketika
perusahaan telah
mampu menyediakan
produk bermutu maka
telah membangun
salah satu fondasi
untuk menciptakan
kepuasan pelanggan
mutu merupakan suatu
ukuran untuk menilai
bahwa suatu barang atau
jasa telah mempunyai nilai
guna seperti yang
dikehendaki atau
dengan kata lain suatu
barang atau jasa dianggap
telah memiliki kualitas
apabila berfungsi
atau mempunyai nilai
guna seperti yang
diinginkan.
Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal
yang sangat penting dalam organisasi
pelayanan kesehatan, peningkatan
kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan pelayanan kesehatan
mendorong setiap organisasi
pelayanan kesehatan untuk sadar mutu
dalam memberikan pelayanan kepada
pengguna jasa organisasi pelayanan
kesehatan.
3. DIMENSI MUTU
• Kemampuan memberikan
pelayanan dengan segera,
tepat (akurat), dan
memuaskan.
RELIABITAS
• Yaitu keinginan para
karyawan atau staff
membantu semua
pelanggan serta keinginan
dan melaksanakan
pemberian pelayanan
dengan tanggap.
RESPONSIVE • Artinya karyawan /staf
mampu memiliki
kompetensi, kesopanan
dan dan dapat dipercaya,
bebas dari bahaya, serta
bebas dari resiko dan
keragu-raguan
ASSURANCE
4. DIMENSI MUTU
• Artinya karyawan /staf mampu
menempatkan dirinya pada
pelanggan, dapat berupa
kemudahan dalam menjalin
hubungan dan komunikasi
termasuk perhatiannya
terhadap para pelanggannya,
serta dapat memahami
kebutuhan dari pelanggan.
EMPATY
• Dapat berupa ketersediaan
saran dan prasaranan termasuk
alat yang siap pakai serta
penampilan karyawan/staf
yang menyenangkan
TANGIBLE
5. Bila dimensi-dimensi di atas lebih banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur, maka berdasarkan berbagai
penelitian terhadap beberapa jenis jasa, Zeithaml, Berry dan parasuraman berhasil mengidentifikasi lima
kelompok karateristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu:
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi.
2. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dipercaya yang
dimiliki para staf; bebas dari bahaya risiko atau keraguan-taguan.
5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
dan memahami kabutuhan para pelanggan
6. Menurut Garvin dalam Muninjaya (2017) menguraikan bahwa kualitas jasa pelayanan menjadi delapan dimensi
yaitu:
1. Karakteristik operational produk utamanya.
2. Berbagai keistimewaan tambahan yang diberikan kepada penggunanya.
3. Kehandalannya.
4. Kesesuaian pelayanan dengan spesipikasi produk.
5. Daya tahan.
6. Kemampuan layanan purna jual.
7. Estetika.
8. Pencitraan publik, reputasi pruduk atau institusi yang memproduksi jasa pelayanan tersebut.
7. PRINSIP JAMINAN MUTU
PENATA
ULANGAN
MUTU
• Dalam komponen penataulangan mutu sebuah strukrur lengkap kelompok pengarah mutu
perlu di susun.yang mana bertujuan untuk merencanakan, mengelolah, dan menjalankan
berbagai kegiatan yang terkait dengan mutu.
PELATIHAN
MUTU
• Pelatihan mutu lebih berfokus pada pelatihan para profesional mengenai defenisi, prinsip,
konsep dan persoalan yang berkaitan dengan mutu yaitu peningkatan pengetahuan mengenai
masalah-masalah mutu.
STRATEGI
JAMINAN
MUTU
• Proses perencanaan mutu, pengenalan proses yang besar, atau biaya mahal/ proses yang
mudah terkena masalah, kemudian penyusunan dan penetapan standar untuk setiap proses
tersebut.
PERBAIKAN
MUTU
Perbaikan mutu meliputi kegiatan memperbaiki berbagai proses, penyelesaian masalah, dan
menyederhanakan prosedur
8. Penjaminan mutu adalah suatu upaya mengkaji secara periodik berbagai konisi yang mempengaruhi pelayanan,
melakukan pemantauan terhadap pelayanan, serta menelusuru keluaran yang dihasilkan
Jaminan mutu pelayanan secara umum : Jaminan mutu
pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan
terencana, sistematis, yang bertujuan untuk meningkan mutu
pelayanan kesehatan yang diberikan benar-benar memenuhi
persyaratan mutu
9. Dalam pengembangan penjamilan mutu, beberapa Indikator
mutu yang diperlukan adalah membangun kesepakatan,
membangun kapasitas, dan pelembagaan yaitu
Membangun kesepakatan
(concensus building )
Dalam membangun kesepakatan
perlu di upayakan agar para
pimpinan/manajer program dan
para pelaksanan program di
berikan wawasan.
Membangun kapasitas
(capacity building )
Membangun kualitas para
menejer dan para pelaksana
program program adalah penting
guna terlaksananya pelayanan
yang bermutu.
Pelembagaan
(institutinalization)
Melembagakan pelayanan yang
bermutu bukanlah sesuatu yang
gampang kerena membutuhkan
komitmen yang tinggi dari
pimpinan dan keterlibatan
bawahan secara penuh
10. Organisasi Mutu
• adalah sebuah proses yang
dimulai dengan merumuskan
tujuan organisasi sampai
dengan menetapkan alternatif
kegiatan untuk pencapaiannya.
Planning
• adalah rangkaian kegiatan
menajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi
dan memanfaatkannya secara
efisien untuk mencapai tujuan
organisasi sehingga dapat
mencapai manajemen mutu
organizing • fungsi penggerakan
pelaksanaan adalah proses
bimbingan kepada staff agar
mereka mampu bekerja secara
optimal menjalankan tugas-
tugas pokoknya sesuai dengan
ketrampilan yang telah dimiliki,
dan dukungan sumber daya
yang tersedia.
Actuating
Controling : pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
penyimpangan dalam meningkatkan mutu pelayanan
11. Langkah-langkah Pengorganisasian
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan organisasi yang harus
dicapai)
2. Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang berkompetensi pada posisi
tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan
pencapaian organisasi)
3. Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta punishment dan reward
yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga
seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)
4. Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap
staff)
12. Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga
langkah prosedur sebagai berikut
• Pemerincian seluruh
kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi. • Pembagian beban pekerjaan
total menjadi kegiatan-
kegiatan yang secara logis
dapat dilaksanakan oleh satu
orang. Pembagian kerja ini
sebaiknya tidak terlalu berat
juga tidak terlalu ringan.
• Pengadaan dan
pengembangan suatu
mekanisme untuk
mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis.
14. 1. TAHAP ANALISIS SISTEM
Pada tahap ini, yang pertama diperbaiki adalah mutu pelayanan medik dasar, kemudian mutu
pelayanan non medik. Pelayanan medic ialah pelayanan “best practive’’, yaitu segala kegiatan
yang menyangkut anamnesis,pemeriksaan fisik, pengobatan,rujukan dan konselingg.
Berdasarkan etika profesi,kemanusiaan,administrative dan yuridis,setiap pofesi kesehatan
tanpa kecuali dalam setiap menyelenggarakan pelayanan kepada pasien harus menerapkan
semua ketentuan “best practive berikut”
digunakan daftar tilik untuk mengukur tingkat kepatuhan terhadap standar yang telah di
tetapkan.
15. 2. TAHAP PENDEKATAN TIM
Tahap pendekatan tim melalui upaya pemecehan maslah mutu dengan pendekatan siklus
pemecahan masalah. Adapun tahap-tahap analisis sistem/supervidi tahap pendekatan tim adalah
sebagai berikut :
1). Lingkup kegiatan memperbaiki kompetensi teknik.
2). Meningkatkan tingkat kepatuhan memperbaiki dimensi mutu lain
(kepuasan,kenyamanan,efektifitas,efesiensi,dll.
16. Dimensi Tolak Ukur Mutu Pelayanan Kesehatan
Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Contoh : Kebersihan perorangan, perbaikan
sanitasi lingkungan.
Specifik Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat
terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit
tertentu. Contoh : Imunisasi, perlindungan
keselamatan kerja.
Early Diagnosis and Prompt Treatment
(Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan
dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Contoh : Survey penyaringan kasus.
Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau
masyarakat tidak mengalami dampak
kecacatan akibat penyakit tertentu. Dilakukan
pda kasus yang memiliki potensi kecacatan.
Contoh : Perawatan untuk menghentikan
penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut,
pemberian segala fasilitas untuk mengatasi
kecacatan, menncegah kematian.
Rehabilitation (Rehabilitasi)
Dilakukan setelah pasien sembuh. Sangat
diperlukan pada fase pemulihan terhadap
kecacatan, misal : program latihan, konsultasi
dan diskusi psikologis untuk meningkatkan
koping individu positif sehingga gairah hidup
meningkat.