SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
Downloaden Sie, um offline zu lesen
www.futurumcorfinan.com
Page 1
Pengenalan Project Finance
Bagian 2: Alokasi Risiko, Tahapan dalam Project Finance dan
Peranan Financial Modeling
Artikel ini merupakan bagian kedua dari pembahasan project finance. Dalam tulisan ini akan
dibahas mengenai bagaimana pembuatan kontrak untuk alokasi risiko dalam proyek, tahapan
dalam project finance, dan kegunaan financial modeling dalam project finance.
1. Alokasi Risiko dalam Project Finance : Pembuatan Kontrak
Beberapa pihak mendefinisikan project finance sebagai sekumpulan kontrak dari beberapa
pihak. Definisi ini diambil mengingat banyaknya kontrak yang dilakukan antara sponsor/special
purpose vehicle (SPV) dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek (kontraktor, operator,
supplier, dan sebagainya). Ilustrasi diatas mencontohkan bagaimana gambaran kerjasama dan
kontrak yang diperlukan dalam suatu project finance. Perjanjian untuk setiap proyek akan
bervariasi di setiap industri. Perjanjian dalam proyek yang ada pada proyek pembangkit listrik
akan terlihat sangat berbeda dalam proyek pembangunan rel atau pembiayaan telekomunikasi.
Bagaimanapun terlepas dari industri yang terkait, tujuan utama dalam suatu kontrak adalah
bagaimana membagi dan meminimalisir risiko yang ada. Berikut akan dijelaskan kontrak apa
Muhammad Putrawal
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
www.futurumcorfinan.com
Page 2
saja yang ada pada project finance dan risiko yang terkait. Untuk memudahkan pemahaman
pada artikel ini kami akan membagi kontrak menjadi dua kelompok yaitu kontrak yang terkait
dengan pendapatan dan kontrak yang terkait dengan pengeluaran biaya.
1.1 Kontrak yang Terkait dengan Pendapatan Proyek
www.futurumcorfinan.com
Page 3
Untuk project finance cara yang umumnya dilakukan untuk mengamankan pendapatan adalah
dengan mengadakan offtake agreement dengan pembeli. Offtake agreement adalah perjanjian
untuk pembelian dan penjualan jangka panjang dimana pembeli setuju untuk membeli output
dari fasilitas proyek selama periode tertentu. Perjanjian seperti ini dapat berlaku untuk:
 Proyek dengan komoditas seperti produksi emas, perak, tembaga, timah, minyak, gas
atau batubara.
 Proyek industri seperti pengolahan sayuran, kayu, makanan kemasan, kertas koran
atau obat-obatan.
 Proyek infrastruktur yang terkait dengan pembangkit listrik, jaringan pipa gas, jaringan
telekomunikasi, pengelolaan air bersih dan sebagainya.
1.1.1 Bentuk – Bentuk dari Offtake Agreement
a. Power Purchase Agreement (PPA)
Salah satu offtake agreement yang paling umum adalah PPA. Kontrak seperti ini lumrah dipakai
dalam kerjasama pembangunan pembangkit listrik. PPA biasanya disusun dengan struktur take
or pay contract. Take or pay contract adalah perjanjian kontraktual dimana satu pihak setuju
untuk membeli entah (a) volume tertentu dari output yang dihasilkan secara berkala dengan
kesepakatan harga satuan yang ditetapkan; atau (b) kapasitas (seperti halnya dalam
pembangkit listrik atau pengelolaan air bersih) sesuai dengan output.
www.futurumcorfinan.com
Page 4
Tipikal kerjasama ini dilakukan untuk mitigasi risiko terkait dengan harga, permintaan, siklus
bisnis, kapasitas relatif terhadap pasar, restrukturisasi industri, dan masalah inflasi
Untuk contoh pembangkit listrik sebuah PPA mengatur perjanjian untuk penjualan listrik
(biasanya berdasarkan kapasitas yang tersedia dan output listrik) antara pembeli dan SPV.
Struktur ini memenuhi dua poin penting:
 Menjamin adanya pasar/pembeli, yang bisa menjadi dasar untuk menentukan biaya
pembangkit listrik dan menjadi dasar dalam memprediksi jumlah pendapatan yang akan
masuk berdasarkan jumlah listrik yang akan dihasilkan. Hal ini membuat sponsor dapat
menentukan bagaimana struktur pinjaman yang akan dilakukan, baik dalam hal jumlah
pokok, bunga, ataupun lama pinjaman.
 Mendefinisikan secara rinci hak, tanggung jawab dan kewajiban yang wajar baik untuk
SPV dan pihak pembeli baik selama masa pembiayaan, konstruksi dan fase operasional
proyek.
Meskipun hanya ada dua pihak dalam PPA, tanggung jawab dan kewajiban masing-masing
pihak dalam kesepakatan PPA harus disetujui oleh sponsor, investor dan kreditur yang terlibat
dalam proyek. Selain itu kesepakatan yang terkait kegiatan operasional juga harus disetujui
oleh supplier, kontraktor konstruksi dan operator.
b. Hell or High Water Contract
Sebuah hell or high water contract merupakan sebuah ketetapan yang memperkuat take or pay
agreement. Contohnya dalam konteks pembangkit listrik, akan ditekankan bahwa tidak ada
situasi apapun yang memungkinkan pihak off taker untuk tidak membayar dari harga/kapasitas
yang telah disepakati. Meski terdapat beberapa pengecualian yang bisa dibuat misalnya
pembangkit listrik mengalami keterlambatan dalam beroperasi, dan kapasitas yang belum
memenuhi syarat. Struktur ini umumnya digunakan ketika sebuah perusahaan industri besar
membuat suatu pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan listriknya secara eksklusif dan
mencari pembiayaan dari bank untuk mendirikan fasilitas tersebut.
c. Throughput Agreement
Throughput Agreement biasa digunakan sehubungan dengan pembiayaan untuk pembangunan
pipa minyak atau gas alam. Dalam hal ini bisanya sudah ada pihak yang menjamin untuk
melakukan pembelian terhadap output yang disalurkan. Umumnya pihak pembeli juga bertindak
www.futurumcorfinan.com
Page 5
sebagai perusahaan induk dari SPV. Dengan perjanjian ini SPV akan mengerjakan konstruksi
dan operasional pipa minyak yang akan mengalirkan output dari sumber minyak ke beberapa
tujuan di mana output tersebut akan diolah lebih lanjut, atau dijual ke pihak ketiga. SPV yang
dibentuk untuk memiliki pipa akan mengadakan perjanjian dengan perusahaan induknya) untuk
mengangkut komoditas setiap bulan dengan tarif tertentu.
Persyaratan yang umumnya ditambah dalam throughput agreement adalah cash deficiency
agreement atau keep well agreement. Kesepakatan ini menyebutkan jika terjadi defisit kas,
pemegang saham perusahaan induk diwajibkan untuk menyediakan dana tambahan untuk
memenuhi liabilitas SPV.
d. Cost of Service Contract
Cost of service contract mengharuskan setiap pemegang saham untuk membayar biaya yang
dikeluarkan oleh SPV secara proporsional sesuai bagian masing-masing. Kontrak seperti ini
biasanya mensyaratkan penjualan hasil output harus dilakukan secara hell or high water
contract. Cost of service contract akan menutupi biaya operasional, administrasi, pemeliharaan,
hutang dan pengembalian modal ekuitas, serta pajak perusahaan. Seperti yang terjadi untuk
hell or high water contract cost of service contract membebankan semua kewajiban kepada
para pemegang saham kecuali untuk kegiatan pembangunan selama masa konstruksi, dimana
ada risiko tertentu akan yang akan diberikan kepada kontraktor.
Struktur kerjasama ini dapat digunakan setiap kali ada beberapa perusahaan yang tertarik
untuk mengembangkan, membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik, atau fasilitas
lainnya, yang dirancang untuk melayani kebutuhan mereka secara eksklusif.
e. Tolling Agreement
Sebuah tolling agreement memiliki struktur yang mirip dengan Cost of service contract. Dalam
tolling agreement, SPV menetapkan tarif (tolling) untuk memproses bahan baku yang dimiliki
oleh sponsor proyek (biasa lebih dari satu) dan mendistribusikannya kembali kepada sponsor.
Jumlah minimum untuk tarif akan sama dengan total biaya operasi dan biaya tetap, termasuk
hutang, pajak dan margin.
www.futurumcorfinan.com
Page 6
f. Step Up Provision
Step up provision berlaku ketika kesepakatan penjualan melibatkan beberapa pembeli.
Ketentuan akan mewajibkan pembeli lain untuk meningkatkan pembelian masing-masing ketika
ada salah satu dari pembeli lain yang hambatan dalam membeli output yang dihasilkan.
Rangkuman
No Kontrak Karakteristik
1 Power Purchase Agreement
Penjaminan pembelian output oleh pembeli dengan
jumlah dan harga yang disepakati
2 Hell or High Water Contract
Mengikat pembeli untuk tetap membayar output dalam
situasi apapun
3 Throughput Agreement
Pihak pembeli akan berperan layaknya perusahaan induk
untuk SPV. Pembeli berkewajiban membeli output dan
memenuhi defisit biaya yang dialami SPV.
4 Cost of Service Contract
Pemenuhan biaya SPV ditanggung secara proporsional
oleh pemegang saham
5 Tolling Agreement
SPV akan mengolah bahan baku dari sponsor dan
mematok tarif minimum untuk pemenuhan biaya
6 Step Up Provision
Berlaku ketika kontrak melibatkan beberapa pembeli.
Saat ada pembeli yang gagal membeli output, pembeli
lain harus menanggung kegagalan tersebut
Beberapa kontrak diatas terlihat bahwa semuanya memiliki satu kesamaan yaitu untuk
memastikan adanya jaminan untuk pemenuhan kas bagi SPV.
www.futurumcorfinan.com
Page 7
1.2 Kontrak yang Terkait dengan Pengeluaran Proyek
Tiga kontrak yang akan dibahas dalam bagian ini:
 Perjanjian dengan kontraktor (EPC Contract)
 Perjanjian dengan supplier (Resource Supply Agreement)
 Perjanjian dengan operator (O & M Agreement).
Ketiga kontrak ini perlu dibuat dengan tepat untuk mengurangi risiko-risiko seperti yang
tergambar dari ilustrasi diatas. EPC Contract dan O & M Agreement biasanya selalu muncul di
semua kesepakatan project finance yang melibatkan pembangunan fasilitas baru. Sedangkan
Resource Supply Agreement harus dimasukkan ke dalam perjanjian proyek jika proyek (a)
membutuhkan kebutuhan bahan baku, atau bahan bakar dalam jumlah besar, dan (b) jika
sumber daya untuk bahan baku tidak banyak tersedia di pasar dan harganya tidak stabil.
Misalnya, untuk pembangkit tenaga listrik akan memerlukan kontrak pasokan sumber daya
yang melibatkan diesel, minyak, batu bara atau gas.
1.2.1 Perjanjian dengan Kontraktor (EPC Contract)
Pembangunan konstruksi pada dasarnya memiliki tiga risiko yaitu
 Kekurangan biaya di tengah pengerjaan proyek.
 Keterlambatan penyelesaian proyek.
 Spesifikasi saat proyek selesai tidak sesuai harapan.
Beberapa hal yang diatur dalam kontrak untuk mencegah risiko ini antara lain:
 Jadwal penyelesaian pekerjaan yang jelas, termasuk pengaturan spesifikasi progress
pekerjaan dan timeline yang harus dipenuhi.
 Kompensasi yang harus dibayarkan apabila progress pengerjaan tidak terpenuhi.
www.futurumcorfinan.com
Page 8
 Lump sum contract/fixed price, kontraktor setuju untuk melakukan pekerjaan dengan
tarif yang tetap.
 Pembayaran kepada kontraktor sesuai dengan perkembangan performa di lapangan.
 Satu kontraktor untuk satu proyek. Agar tanggung jawab tidak terpecah ada baiknya
untuk mengatur bahwa satu proyek dipegang oleh satu kontraktor, jika lebih dari satu
kontraktor diharapkan salah satu kontraktor yang memegang tanggung jawab penuh
kepada sponsor.
1.2.2 Perjanjian dengan Supplier (Resource Supply Agreement)
Perjanjian ini diadakan antara supplier dan SPV. Risiko yang biasanya terkait pemenuhan
bahan baku selama adalah risiko terkait harga, distribusi, jumlah ketersediaan, dan spesifikasi
kualitas.
Dalam perjanjian dengan supplier, kreditur lebih memilih untuk SPV mengadakan requirement
contract (disebut juga sebagai supply or pay contract) dengan supplier yang sudah kredibel.
Perlu ada pernyataan dalam kontrak yang memungkinkan SPV untuk membeli bahan baku
dengan harga yang disepakati selama masa kontrak dan bisa memiliki variasi dalam
permintaan dengan memiliki persyaratan minimum dan maksimum dalam setahun. Jenis
kontrak seperti ini membuat SPV memiliki fleksibilitas yang tinggi. Jika fasilitas pabrik tidak
mampu beroperasi di bulan tertentu, atau jika SPV memilih untuk tidak mengoperasikan proyek,
tidak ada kerugian yang akan didapatkan supplier selama pasokan minimum setahun dapat
terpenuhi.
Untuk memperkuat kontrak tidak jarang ditambahkan kewajiban jika supplier gagal memenuhi
pasokan bahan baku sesuai kesepakatan maka supplier diharuskan mencari bahan baku
tersebut dari market atau membayar kompensasi kepada sponsor.
1.2.3 Perjanjian dengan Operator (O & M Agreement)
Sponsor proyek memiliki opsi untuk menjadi operator dalam proyek yang dikerjakan dengan
mengadakan kesepakatan dengan SPV. Meski begitu biasanya pihak kreditur lebih menyukai
kegiatan operasional dilakukan oleh pihak ketiga. Sebagai jalan tengah seringkali pihak yang
ditunjuk menjadi operator merupakan anak perusahaan atau pihak yang memiliki hubungan
istimewa dengan sponsor.
www.futurumcorfinan.com
Page 9
Sebelum persetujuan antara sponsor dan pihak operator disetujui, biasanya diperlukan
persetujuan dari kreditur dan juga pemerintah. Dalam menganalisa kontrak yang dibuat pihak
pemerintah akan fokus kepada apakah proyek dapat berjalan sesuai rencana dan memenuhi
hukum yang berlaku termasuk hukum terkait masalah lingkungan dan keselamatan kerja.
Berbeda dengan pemerintah, kreditur akan fokus kepada apakah proyek dapat menghasilkan
penjualan yang dapat membayar hutang (+bunga) mereka kepada kreditur.
Selama kegiatan operasional hal yang menjadi fokus perhatian adalah
 Supply dari bahan baku.
 Permintaan untuk produk/jasa.
 Pendistribusian produk.
 Kualitas dari produk yang dihasilkan.
Untuk tiga point pertama bisa diatasi dengan kontrak yang baik dengan pihak yang
bekerjasama (supplier, pembeli, dan distributor). Sedangkan untuk point keempat dibutuhkan
adanya standar performa yang harus dapat dicapai oleh operator. Untuk mencapai hal ini
biasanya kreditur menekan sponsor untuk membuat kontrak yang mencantumkan hal berikut:
 Operator harus diberikan insentif yang tepat agar menjalankan proyek dengan benar
dan efisien untuk memaksimalkan keuntungan SPV.
 Operator harus dikenakan penalti jika target operasi tidak terpenuhi.
 Kreditur dapat mengganti atau mengajukan usulan untuk melakukan pergantian
terhadap operator yang memiliki kinerja buruk.
 Jika operator adalah pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan sponsor atau
pemegang saham dari SPV, harus ada kontrak yang jelas antara sponsor dan operator.
2. Tahapan Pengembangan Proyek
Dalam konteks project finance istilah pengembangan proyek mengacu kepada proses
persiapan pengerjaan proyek baru sampai dapat beroperasi secara komersial. Proses ini bisa
dibagi menjadi tiga tahap
 Pre-bid Stage
 Contract Negotiation Stage
 Money Raising Stage
www.futurumcorfinan.com
Page 10
2.1 Pre-Bid Stage
Pre-bid stage merupakan tahapan dimana sponsor mengevaluasi proyek apa yang akan
dijalankan dan persiapan apa yang harus dilakukan sebelum menjalankan proyek ini. Sponsor
memiliki beberapa permasalahan yang harus diselesaikan dalam tahapan ini:
 Memilih proyek yang tepat.
 Memilih pihak yang akan dijadikan mitra dalam melakukan proyek.
 Melakukan feasibility studies, khususnya terkait dengan teknis pekerjaan di lapangan
dengan tujuan mendapatkan perkiraan yang wajar mengenai kebutuhan biaya.
 Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk negosiasi proyek.
2.2 Contract Negotiation stage
Dalam contract negotiation stage pihak sponsor akan mulai melakukan negosiasi dengan calon
mitra untuk mencapai kesepakatan dalam pengerjaan proyek. Tahapan ini juga akan termasuk
proses permohonan izin pada pemerintah. Pada tahap ini tantangan utama yang dihadapi oleh
sponsor adalah sebagai berikut:
 Untuk kontrak tanpa off taker perlu dilakukan studi pasar yang menunjukkan bahwa
proyek yang dikerjakan akan bermanfaat dalam jangka waktu yang lama, sesuai dengan
kebutuhan pasar, memiliki keunggulan dibandingkan fasilitas lain, dan dapat
menghasilkan pendapatan yang stabil sehingga dapat memenuhi kewajiban terhadap
hutang yang dilakukan.
 Negosiasi dengan pihak yang berkepentingan. Hal ini meliputi pembahasan mengenai
pembagian risiko, pekerjaan teknis, dan manfaat ekonomis yang akan diterima semua
pihak yang terlibat dalam proyek.
 Menyelesaikan laporan yang berkaitan dengan dampak pembangunan proyek terhadap
kepentingan umum, lingkungan, dan masyarakat sekitar.
www.futurumcorfinan.com
Page 11
 Melengkapi financial model dari proyek yang mencerminkan kesepakatan yang akan
dicapai dalam kerjasama yang mengandung asumsi yang wajar berkenaan dengan
jumlah pendanaan.
2.3 Money Raising Stage
Dalam tahapan ini sasaran akhir dari sponsor adalah untuk menyelesaikan semua kesepakatan
finansial agar mendapat kepastian dapat mulai melakukan pengerjaan konstruksi proyek.
Dalam tahapan ini beberapa hal yang akan dikerjakan oleh sponsor adalah :
 Membuat, mereview dan menyetujui komposisi pendanaan yang dibutuhkan baik melalui
ekuitas ataupun hutang.
 Negosiasi untuk mencapai kesepakatan terkait kesepakatan hutang dengan kreditur.
 Mencapai kesepakatan mengenai masalah finansial dengan pihak yang terlibat dalam
proyek.
 Mengelola pinjaman dan ekuitas pengeluaran yang diperlukan.
 Memastikan kapabilitas untuk memeriksa kemajuan yang dibuat selama proyek
konstruksi.
3. Penggunaan Financial Model untuk Project Finance
Sebuah financial model pada dasarnya disiapkan oleh sponsor untuk kepentingan pembuatan
proposal yang baik demi keberhasilan dalam memenangkan tender atau memperoleh
pendanaan dari kreditur. Dalam tulisan ini akan dijelaskan kegunaan financial model sesuai tiga
tahapan dalam pengembangan proyek.
3.1 Pre-Bid Stage
Selama tahap ini pihak sponsor mengembangkan model yang masih sederhana. Asumsi yang
dibuat juga masih secara global dan belum terlalu detail.
Tujuan untuk membuat financial model pada tahap ini adalah:
 Sebagai bahan pertimbangan untuk keputusan berjalan atau tidaknya suatu proyek,
implementasi strategi, dan mencegah kemungkinan konflik dengan kebijakan internal
perusahaan yang dapat diatasi dan dituangkan pada model yang dibuat.
www.futurumcorfinan.com
Page 12
 Pada level pengambil kebijakan, financial model dapat membantu para pengambil
keputusan untuk menentukan proyek mana yang akan dilakukan sesuai dengan sumber
daya yang ada.
 Alat untuk bernegosiasi dengan calon sponsor/investor lain.
 Alat untuk bernegosiasi dengan otoritas yang berwenang.
Untuk membuat model ini diperlukan beberapa informasi yang sifatnya masih kasar seperti:
 Penentuan tingkat margin yang dapat diterima, termasuk berapa marjin yang wajar
untuk mengkompensasi kemungkinan terjadi sesuatu yang diluar perkiraan.
 Kriteria "Rule of thumb" untuk memperkirakan biaya konstruksi dan operasional, yang
bisa disesuaikan sesuai daerah tempat pelaksanaan proyek.
 Sebuah struktur modal yang sesuai dengan jenis fasilitas yang akan dibangun dan
sepenuhnya mencerminkan risiko operasi yang akan terjadi.
 Asumsi mengenai siapa kreditur, jumlah pinjaman, suku bunga, jangka waktu pinjaman,
biaya dimuka dan ketentuan pembayaran hutang.
3.2 Contract Negotiation Stage
Pada tahap kedua sponsor menggunakan financial model untuk membantu negosiasi dengan
calon mitra proyek. Selama fase ini akan ada banyak perubahan yang dibuat untuk model.
Penggunaan rule of thumb yang sebelumnya dipakai pada tahap pertama akan digantikan
dengan asumsi yang sesuai dengan estimasi biaya riil (misalnya biaya kontraktor dan
operasional) berdasarkan kontrak dengan pihak lain yang bekerjasama. Asumsi pendapatan
dalam model juga akan dibuat konsisten sepenuhnya sesuai kesepakatan perjanjian dengan
pihak off taker, atau studi pasar yang lebih detail. Selama tahap ini, sponsor juga bisa membuat
sejumlah pendekatan awal kepada berbagai calon kreditur untuk menguji minat mereka
berpartisipasi dalam proyek. Hal ini nantinya juga akan merubah asumsi dalam financial model
yang berkaitan dengan pinjaman seperti cost of debt, biaya dimuka, biaya lainnya dan termasuk
juga profil hutang seperti jangka waktu pinjaman, grace period (masa tenggang), jadwal
pembayaran dan sebagainya.
3.3 Money Raising Stage
Pada tahap ini sponsor akan mulai melakukan penawaran proposal kepada pihak kreditur untuk
dianalisa. Proposal yang dibuat akan menentukan apakah sponsor dapat memperoleh pinjaman
sesuai harapan. Beberapa hal yang dijadikan bahan pertimbangan kreditur adalah:
www.futurumcorfinan.com
Page 13
 Struktur Modal
Pertimbangan dasar dari kreditur akan berkaitan dengan total modal yang dibutuhkan oleh
proyek dan berapa besar porsi pendanaan dalam bentuk hutang. Pihak kreditur juga akan
melibatkan beberapa ahli untuk menilai apakah kebutuhan dana untuk proyek masuk akal atau
tidak. Selain itu kreditur juga akan meninjau dan menilai kekuatan dari off taker. Jika tidak ada
pihak off taker yang terlibat kreditur akan melakukan riset pasar yang komprehensif.
 Profil Hutang
Ada beberapa elemen yang menjadi isu dalam hal ini:
o Loan availability period, masa dimana SPV akan mulai menerima pinjaman.
o Besaran setoran modal awal yang disuntikkan sebelum hutang.
o Jadwal pembayaran hutang.
o First repayment date, tanggal pertama pembayaran cicilan hutang dari SPV kepada
kreditur.
o Grace period, masa dimana SPV diberikan keringanan dalam pembayaran cicilan.
o Tanggal jatuh tempo.
 Mitigasi Cost Overrun
Cost overrun adalah kemungkinan terjadinya lonjakan kebutuhan biaya di tengah berjalannya
konstruksi. Dalam hal ini kreditur biasanya akan mempertimbangkan sejauh mana peranan
sponsor dalam tahap konstruksi dilihat dari cakupan dan jangka waktu yang ditanggung
sponsor.
Istilah cakupan dalam konteks ini berkaitan dengan pertanyaan apakah sponsor memberikan
garansi secara penuh atau terbatas terhadap hutang yang diberikan dari kreditur kepada SPV.
Sponsor biasanya menyediakan garansi penuh, jika terdapat salah satu dari faktor dibawah ini
 Proyek tidak memiliki offtake agreement.
 Pembangunan proyek menimbulkan tantangan lingkungan atau teknologi yang serius.
 Teknologi yang dikembangkan belum pernah digunakan sebelumnya dan pihak
manufaktur tidak memberikan jaminan dalam hal kinerja.
 Pihak kontraktor dianggap memilki risiko dalam masalah solvabilitas dan penyediaan
material.
www.futurumcorfinan.com
Page 14
 Pertimbangan Kuantitatif
Setelah struktur modal dan profil hutang sudah disepakati, pihak kreditur akan melihat beberapa
pertimbangan kuantitatif terkait model yang dibuat. Pihak kreditur akan menjalankan proyeksi
versi mereka sendiri yang memastikan bahwa pengembalian hutang dapat dilakukan sesuai
standar.
Beberapa rasio yang dijadikan ukuran oleh kreditur diantaranya adalah
 Cash Available for Debt Service (CADS)
 Historic Debt Service Cover Ratio (HDSCR)
 Projected Debt Service Cover Ratio (PDSCR)
 Loan Life Cover Ratio (LLCR)
Penjelasan lebih lanjut mengenai rasio-rasio ini akan dibahas pada artikel berikutnya.
Sumber Bacaan:
Kabir Khan, M Fouzul dan Robert J.Parra. Financing Large Projects: Using Project Finance
Techniques and Practices. Prentice Hall. 2003.
~~~~~~ ####### ~~~~~~
www.futurumcorfinan.com
Page 15
Disclaimer
This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the date of
writing and are subject to change. The information and analysis contained in this publication have been
compiled or arrived at from sources believed to be reliable but FUTURUM does not make any
representation as to their accuracy or completeness and does not accept liability for any loss arising from
the use hereof. This material has been prepared for general informational purposes only and is not
intended to be relied upon as accounting, tax, or other professional advice. Please refer to your advisors
for specific advice.
This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission of the
authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at www.futurumcorfinan.com
© FUTURUM. All Rights Reserved

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Hubungan Hukum Bank dan Nasabah _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Hubungan Hukum Bank dan Nasabah _Materi Training KREDIT PERBANKANHubungan Hukum Bank dan Nasabah _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Hubungan Hukum Bank dan Nasabah _Materi Training KREDIT PERBANKANKanaidi ken
 
CONTOH PERJANJIAN ANJAK-PIUTANG (FACTORING AGREEMENT)(Beli Perjanjian, Hub: ...
CONTOH PERJANJIAN ANJAK-PIUTANG  (FACTORING AGREEMENT)(Beli Perjanjian, Hub: ...CONTOH PERJANJIAN ANJAK-PIUTANG  (FACTORING AGREEMENT)(Beli Perjanjian, Hub: ...
CONTOH PERJANJIAN ANJAK-PIUTANG (FACTORING AGREEMENT)(Beli Perjanjian, Hub: ...GLC
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreementLeks&Co
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan rupaka
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Manunggal Amethyst
 
Contoh Nota Kesepahaman Pengambilalihan Saham Clean Terbaru (Beli Perjanjian,...
Contoh Nota Kesepahaman Pengambilalihan Saham Clean Terbaru (Beli Perjanjian,...Contoh Nota Kesepahaman Pengambilalihan Saham Clean Terbaru (Beli Perjanjian,...
Contoh Nota Kesepahaman Pengambilalihan Saham Clean Terbaru (Beli Perjanjian,...GLC
 
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...GLC
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Leks&Co
 
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVNSharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVNBunga Steviane,S.H
 
Contoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalContoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalJohanez Diaz
 
surat peringatan (somasi) untuk melakukan pembayaran
surat peringatan (somasi) untuk melakukan pembayaransurat peringatan (somasi) untuk melakukan pembayaran
surat peringatan (somasi) untuk melakukan pembayaranLegal Akses
 

Was ist angesagt? (20)

Hubungan Hukum Bank dan Nasabah _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Hubungan Hukum Bank dan Nasabah _Materi Training KREDIT PERBANKANHubungan Hukum Bank dan Nasabah _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Hubungan Hukum Bank dan Nasabah _Materi Training KREDIT PERBANKAN
 
CONTOH PERJANJIAN ANJAK-PIUTANG (FACTORING AGREEMENT)(Beli Perjanjian, Hub: ...
CONTOH PERJANJIAN ANJAK-PIUTANG  (FACTORING AGREEMENT)(Beli Perjanjian, Hub: ...CONTOH PERJANJIAN ANJAK-PIUTANG  (FACTORING AGREEMENT)(Beli Perjanjian, Hub: ...
CONTOH PERJANJIAN ANJAK-PIUTANG (FACTORING AGREEMENT)(Beli Perjanjian, Hub: ...
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreement
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
 
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)Contoh akta pengalihan hak (cessie)
Contoh akta pengalihan hak (cessie)
 
Hukum Jaminan
Hukum JaminanHukum Jaminan
Hukum Jaminan
 
Hukum bangunan
Hukum bangunanHukum bangunan
Hukum bangunan
 
pernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminanpernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminan
 
Contoh Nota Kesepahaman Pengambilalihan Saham Clean Terbaru (Beli Perjanjian,...
Contoh Nota Kesepahaman Pengambilalihan Saham Clean Terbaru (Beli Perjanjian,...Contoh Nota Kesepahaman Pengambilalihan Saham Clean Terbaru (Beli Perjanjian,...
Contoh Nota Kesepahaman Pengambilalihan Saham Clean Terbaru (Beli Perjanjian,...
 
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
 
HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVNSharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
Sharing Knowledge - Hukum Kontrak Konstruksi - KJF-TSJ.REV.IVN
 
Arbitrase
ArbitraseArbitrase
Arbitrase
 
Contoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalContoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasional
 
surat peringatan (somasi) untuk melakukan pembayaran
surat peringatan (somasi) untuk melakukan pembayaransurat peringatan (somasi) untuk melakukan pembayaran
surat peringatan (somasi) untuk melakukan pembayaran
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 

Ähnlich wie Pengenalan project finance bagian 2

Jenis kontrak konstruksi wildan nuruzzaman
Jenis kontrak konstruksi wildan nuruzzamanJenis kontrak konstruksi wildan nuruzzaman
Jenis kontrak konstruksi wildan nuruzzamanWildan Nuruzzaman
 
4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaanreidjen raden
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfRehanOgie
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Futurum2
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Futurum2
 
Mengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costsMengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costsmohamad syaifudin
 
EMLI Training-Drafting Perjanjian di Bidang Pertambangan (Kontrak Jual Bali B...
EMLI Training-Drafting Perjanjian di Bidang Pertambangan (Kontrak Jual Bali B...EMLI Training-Drafting Perjanjian di Bidang Pertambangan (Kontrak Jual Bali B...
EMLI Training-Drafting Perjanjian di Bidang Pertambangan (Kontrak Jual Bali B...EMLI Indonesia
 
Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Andrew Molina
 
Kontrak konruksi presentasi
Kontrak konruksi presentasiKontrak konruksi presentasi
Kontrak konruksi presentasigazalba zaedar
 
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006Lita Adjalah
 
1831a_Dokumen_Kontrak_2020.pdf
1831a_Dokumen_Kontrak_2020.pdf1831a_Dokumen_Kontrak_2020.pdf
1831a_Dokumen_Kontrak_2020.pdfssuser6f5f19
 
Slide Recall Modul 4 Mengelola Kontrak PBJP Level 1 V3.1.pptx
Slide Recall Modul 4 Mengelola Kontrak PBJP Level 1 V3.1.pptxSlide Recall Modul 4 Mengelola Kontrak PBJP Level 1 V3.1.pptx
Slide Recall Modul 4 Mengelola Kontrak PBJP Level 1 V3.1.pptxJoniSatriaAbenk
 

Ähnlich wie Pengenalan project finance bagian 2 (20)

Jenis kontrak konstruksi wildan nuruzzaman
Jenis kontrak konstruksi wildan nuruzzamanJenis kontrak konstruksi wildan nuruzzaman
Jenis kontrak konstruksi wildan nuruzzaman
 
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
 
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
Psak 34-kontrak-konstruksi-ias-11
 
Slaid MPSAS 11.pptx
Slaid MPSAS 11.pptxSlaid MPSAS 11.pptx
Slaid MPSAS 11.pptx
 
Sistem Administrasi Proyek 3
Sistem Administrasi Proyek 3Sistem Administrasi Proyek 3
Sistem Administrasi Proyek 3
 
4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan
 
Management konstruksi
Management konstruksiManagement konstruksi
Management konstruksi
 
Ppt wesel
Ppt weselPpt wesel
Ppt wesel
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdf
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2
 
Kontrak
KontrakKontrak
Kontrak
 
Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
 
Mengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costsMengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costs
 
EMLI Training-Drafting Perjanjian di Bidang Pertambangan (Kontrak Jual Bali B...
EMLI Training-Drafting Perjanjian di Bidang Pertambangan (Kontrak Jual Bali B...EMLI Training-Drafting Perjanjian di Bidang Pertambangan (Kontrak Jual Bali B...
EMLI Training-Drafting Perjanjian di Bidang Pertambangan (Kontrak Jual Bali B...
 
Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)
 
Kontrak konruksi presentasi
Kontrak konruksi presentasiKontrak konruksi presentasi
Kontrak konruksi presentasi
 
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
 
1831a_Dokumen_Kontrak_2020.pdf
1831a_Dokumen_Kontrak_2020.pdf1831a_Dokumen_Kontrak_2020.pdf
1831a_Dokumen_Kontrak_2020.pdf
 
Slide Recall Modul 4 Mengelola Kontrak PBJP Level 1 V3.1.pptx
Slide Recall Modul 4 Mengelola Kontrak PBJP Level 1 V3.1.pptxSlide Recall Modul 4 Mengelola Kontrak PBJP Level 1 V3.1.pptx
Slide Recall Modul 4 Mengelola Kontrak PBJP Level 1 V3.1.pptx
 

Mehr von Futurum2

Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Futurum2
 
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionAre P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionFuturum2
 
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionNPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionFuturum2
 
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Futurum2
 
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Futurum2
 
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftA quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftFuturum2
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiFuturum2
 
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Futurum2
 
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryIgnacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryFuturum2
 
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estatREIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estatFuturum2
 
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Futurum2
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapFuturum2
 
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationPerpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationFuturum2
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Futurum2
 
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...Futurum2
 
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)Futurum2
 
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Futurum2
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Futurum2
 
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangHutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangFuturum2
 
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Futurum2
 

Mehr von Futurum2 (20)

Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
 
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionAre P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
 
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionNPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
 
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
 
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
 
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftA quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
 
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
 
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryIgnacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
 
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estatREIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
 
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
 
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationPerpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
 
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
 
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
 
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
 
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangHutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
 
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
 

Kürzlich hochgeladen

MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 

Kürzlich hochgeladen (16)

MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 

Pengenalan project finance bagian 2

  • 1. www.futurumcorfinan.com Page 1 Pengenalan Project Finance Bagian 2: Alokasi Risiko, Tahapan dalam Project Finance dan Peranan Financial Modeling Artikel ini merupakan bagian kedua dari pembahasan project finance. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bagaimana pembuatan kontrak untuk alokasi risiko dalam proyek, tahapan dalam project finance, dan kegunaan financial modeling dalam project finance. 1. Alokasi Risiko dalam Project Finance : Pembuatan Kontrak Beberapa pihak mendefinisikan project finance sebagai sekumpulan kontrak dari beberapa pihak. Definisi ini diambil mengingat banyaknya kontrak yang dilakukan antara sponsor/special purpose vehicle (SPV) dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek (kontraktor, operator, supplier, dan sebagainya). Ilustrasi diatas mencontohkan bagaimana gambaran kerjasama dan kontrak yang diperlukan dalam suatu project finance. Perjanjian untuk setiap proyek akan bervariasi di setiap industri. Perjanjian dalam proyek yang ada pada proyek pembangkit listrik akan terlihat sangat berbeda dalam proyek pembangunan rel atau pembiayaan telekomunikasi. Bagaimanapun terlepas dari industri yang terkait, tujuan utama dalam suatu kontrak adalah bagaimana membagi dan meminimalisir risiko yang ada. Berikut akan dijelaskan kontrak apa Muhammad Putrawal DILARANG MENG-COPY, MENYALIN, ATAU MENDISTRIBUSIKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI PENULIS Untuk pertanyaan atau komentar bisa diposting melalui website www.futurumcorfinan.com
  • 2. www.futurumcorfinan.com Page 2 saja yang ada pada project finance dan risiko yang terkait. Untuk memudahkan pemahaman pada artikel ini kami akan membagi kontrak menjadi dua kelompok yaitu kontrak yang terkait dengan pendapatan dan kontrak yang terkait dengan pengeluaran biaya. 1.1 Kontrak yang Terkait dengan Pendapatan Proyek
  • 3. www.futurumcorfinan.com Page 3 Untuk project finance cara yang umumnya dilakukan untuk mengamankan pendapatan adalah dengan mengadakan offtake agreement dengan pembeli. Offtake agreement adalah perjanjian untuk pembelian dan penjualan jangka panjang dimana pembeli setuju untuk membeli output dari fasilitas proyek selama periode tertentu. Perjanjian seperti ini dapat berlaku untuk:  Proyek dengan komoditas seperti produksi emas, perak, tembaga, timah, minyak, gas atau batubara.  Proyek industri seperti pengolahan sayuran, kayu, makanan kemasan, kertas koran atau obat-obatan.  Proyek infrastruktur yang terkait dengan pembangkit listrik, jaringan pipa gas, jaringan telekomunikasi, pengelolaan air bersih dan sebagainya. 1.1.1 Bentuk – Bentuk dari Offtake Agreement a. Power Purchase Agreement (PPA) Salah satu offtake agreement yang paling umum adalah PPA. Kontrak seperti ini lumrah dipakai dalam kerjasama pembangunan pembangkit listrik. PPA biasanya disusun dengan struktur take or pay contract. Take or pay contract adalah perjanjian kontraktual dimana satu pihak setuju untuk membeli entah (a) volume tertentu dari output yang dihasilkan secara berkala dengan kesepakatan harga satuan yang ditetapkan; atau (b) kapasitas (seperti halnya dalam pembangkit listrik atau pengelolaan air bersih) sesuai dengan output.
  • 4. www.futurumcorfinan.com Page 4 Tipikal kerjasama ini dilakukan untuk mitigasi risiko terkait dengan harga, permintaan, siklus bisnis, kapasitas relatif terhadap pasar, restrukturisasi industri, dan masalah inflasi Untuk contoh pembangkit listrik sebuah PPA mengatur perjanjian untuk penjualan listrik (biasanya berdasarkan kapasitas yang tersedia dan output listrik) antara pembeli dan SPV. Struktur ini memenuhi dua poin penting:  Menjamin adanya pasar/pembeli, yang bisa menjadi dasar untuk menentukan biaya pembangkit listrik dan menjadi dasar dalam memprediksi jumlah pendapatan yang akan masuk berdasarkan jumlah listrik yang akan dihasilkan. Hal ini membuat sponsor dapat menentukan bagaimana struktur pinjaman yang akan dilakukan, baik dalam hal jumlah pokok, bunga, ataupun lama pinjaman.  Mendefinisikan secara rinci hak, tanggung jawab dan kewajiban yang wajar baik untuk SPV dan pihak pembeli baik selama masa pembiayaan, konstruksi dan fase operasional proyek. Meskipun hanya ada dua pihak dalam PPA, tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak dalam kesepakatan PPA harus disetujui oleh sponsor, investor dan kreditur yang terlibat dalam proyek. Selain itu kesepakatan yang terkait kegiatan operasional juga harus disetujui oleh supplier, kontraktor konstruksi dan operator. b. Hell or High Water Contract Sebuah hell or high water contract merupakan sebuah ketetapan yang memperkuat take or pay agreement. Contohnya dalam konteks pembangkit listrik, akan ditekankan bahwa tidak ada situasi apapun yang memungkinkan pihak off taker untuk tidak membayar dari harga/kapasitas yang telah disepakati. Meski terdapat beberapa pengecualian yang bisa dibuat misalnya pembangkit listrik mengalami keterlambatan dalam beroperasi, dan kapasitas yang belum memenuhi syarat. Struktur ini umumnya digunakan ketika sebuah perusahaan industri besar membuat suatu pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan listriknya secara eksklusif dan mencari pembiayaan dari bank untuk mendirikan fasilitas tersebut. c. Throughput Agreement Throughput Agreement biasa digunakan sehubungan dengan pembiayaan untuk pembangunan pipa minyak atau gas alam. Dalam hal ini bisanya sudah ada pihak yang menjamin untuk melakukan pembelian terhadap output yang disalurkan. Umumnya pihak pembeli juga bertindak
  • 5. www.futurumcorfinan.com Page 5 sebagai perusahaan induk dari SPV. Dengan perjanjian ini SPV akan mengerjakan konstruksi dan operasional pipa minyak yang akan mengalirkan output dari sumber minyak ke beberapa tujuan di mana output tersebut akan diolah lebih lanjut, atau dijual ke pihak ketiga. SPV yang dibentuk untuk memiliki pipa akan mengadakan perjanjian dengan perusahaan induknya) untuk mengangkut komoditas setiap bulan dengan tarif tertentu. Persyaratan yang umumnya ditambah dalam throughput agreement adalah cash deficiency agreement atau keep well agreement. Kesepakatan ini menyebutkan jika terjadi defisit kas, pemegang saham perusahaan induk diwajibkan untuk menyediakan dana tambahan untuk memenuhi liabilitas SPV. d. Cost of Service Contract Cost of service contract mengharuskan setiap pemegang saham untuk membayar biaya yang dikeluarkan oleh SPV secara proporsional sesuai bagian masing-masing. Kontrak seperti ini biasanya mensyaratkan penjualan hasil output harus dilakukan secara hell or high water contract. Cost of service contract akan menutupi biaya operasional, administrasi, pemeliharaan, hutang dan pengembalian modal ekuitas, serta pajak perusahaan. Seperti yang terjadi untuk hell or high water contract cost of service contract membebankan semua kewajiban kepada para pemegang saham kecuali untuk kegiatan pembangunan selama masa konstruksi, dimana ada risiko tertentu akan yang akan diberikan kepada kontraktor. Struktur kerjasama ini dapat digunakan setiap kali ada beberapa perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan, membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik, atau fasilitas lainnya, yang dirancang untuk melayani kebutuhan mereka secara eksklusif. e. Tolling Agreement Sebuah tolling agreement memiliki struktur yang mirip dengan Cost of service contract. Dalam tolling agreement, SPV menetapkan tarif (tolling) untuk memproses bahan baku yang dimiliki oleh sponsor proyek (biasa lebih dari satu) dan mendistribusikannya kembali kepada sponsor. Jumlah minimum untuk tarif akan sama dengan total biaya operasi dan biaya tetap, termasuk hutang, pajak dan margin.
  • 6. www.futurumcorfinan.com Page 6 f. Step Up Provision Step up provision berlaku ketika kesepakatan penjualan melibatkan beberapa pembeli. Ketentuan akan mewajibkan pembeli lain untuk meningkatkan pembelian masing-masing ketika ada salah satu dari pembeli lain yang hambatan dalam membeli output yang dihasilkan. Rangkuman No Kontrak Karakteristik 1 Power Purchase Agreement Penjaminan pembelian output oleh pembeli dengan jumlah dan harga yang disepakati 2 Hell or High Water Contract Mengikat pembeli untuk tetap membayar output dalam situasi apapun 3 Throughput Agreement Pihak pembeli akan berperan layaknya perusahaan induk untuk SPV. Pembeli berkewajiban membeli output dan memenuhi defisit biaya yang dialami SPV. 4 Cost of Service Contract Pemenuhan biaya SPV ditanggung secara proporsional oleh pemegang saham 5 Tolling Agreement SPV akan mengolah bahan baku dari sponsor dan mematok tarif minimum untuk pemenuhan biaya 6 Step Up Provision Berlaku ketika kontrak melibatkan beberapa pembeli. Saat ada pembeli yang gagal membeli output, pembeli lain harus menanggung kegagalan tersebut Beberapa kontrak diatas terlihat bahwa semuanya memiliki satu kesamaan yaitu untuk memastikan adanya jaminan untuk pemenuhan kas bagi SPV.
  • 7. www.futurumcorfinan.com Page 7 1.2 Kontrak yang Terkait dengan Pengeluaran Proyek Tiga kontrak yang akan dibahas dalam bagian ini:  Perjanjian dengan kontraktor (EPC Contract)  Perjanjian dengan supplier (Resource Supply Agreement)  Perjanjian dengan operator (O & M Agreement). Ketiga kontrak ini perlu dibuat dengan tepat untuk mengurangi risiko-risiko seperti yang tergambar dari ilustrasi diatas. EPC Contract dan O & M Agreement biasanya selalu muncul di semua kesepakatan project finance yang melibatkan pembangunan fasilitas baru. Sedangkan Resource Supply Agreement harus dimasukkan ke dalam perjanjian proyek jika proyek (a) membutuhkan kebutuhan bahan baku, atau bahan bakar dalam jumlah besar, dan (b) jika sumber daya untuk bahan baku tidak banyak tersedia di pasar dan harganya tidak stabil. Misalnya, untuk pembangkit tenaga listrik akan memerlukan kontrak pasokan sumber daya yang melibatkan diesel, minyak, batu bara atau gas. 1.2.1 Perjanjian dengan Kontraktor (EPC Contract) Pembangunan konstruksi pada dasarnya memiliki tiga risiko yaitu  Kekurangan biaya di tengah pengerjaan proyek.  Keterlambatan penyelesaian proyek.  Spesifikasi saat proyek selesai tidak sesuai harapan. Beberapa hal yang diatur dalam kontrak untuk mencegah risiko ini antara lain:  Jadwal penyelesaian pekerjaan yang jelas, termasuk pengaturan spesifikasi progress pekerjaan dan timeline yang harus dipenuhi.  Kompensasi yang harus dibayarkan apabila progress pengerjaan tidak terpenuhi.
  • 8. www.futurumcorfinan.com Page 8  Lump sum contract/fixed price, kontraktor setuju untuk melakukan pekerjaan dengan tarif yang tetap.  Pembayaran kepada kontraktor sesuai dengan perkembangan performa di lapangan.  Satu kontraktor untuk satu proyek. Agar tanggung jawab tidak terpecah ada baiknya untuk mengatur bahwa satu proyek dipegang oleh satu kontraktor, jika lebih dari satu kontraktor diharapkan salah satu kontraktor yang memegang tanggung jawab penuh kepada sponsor. 1.2.2 Perjanjian dengan Supplier (Resource Supply Agreement) Perjanjian ini diadakan antara supplier dan SPV. Risiko yang biasanya terkait pemenuhan bahan baku selama adalah risiko terkait harga, distribusi, jumlah ketersediaan, dan spesifikasi kualitas. Dalam perjanjian dengan supplier, kreditur lebih memilih untuk SPV mengadakan requirement contract (disebut juga sebagai supply or pay contract) dengan supplier yang sudah kredibel. Perlu ada pernyataan dalam kontrak yang memungkinkan SPV untuk membeli bahan baku dengan harga yang disepakati selama masa kontrak dan bisa memiliki variasi dalam permintaan dengan memiliki persyaratan minimum dan maksimum dalam setahun. Jenis kontrak seperti ini membuat SPV memiliki fleksibilitas yang tinggi. Jika fasilitas pabrik tidak mampu beroperasi di bulan tertentu, atau jika SPV memilih untuk tidak mengoperasikan proyek, tidak ada kerugian yang akan didapatkan supplier selama pasokan minimum setahun dapat terpenuhi. Untuk memperkuat kontrak tidak jarang ditambahkan kewajiban jika supplier gagal memenuhi pasokan bahan baku sesuai kesepakatan maka supplier diharuskan mencari bahan baku tersebut dari market atau membayar kompensasi kepada sponsor. 1.2.3 Perjanjian dengan Operator (O & M Agreement) Sponsor proyek memiliki opsi untuk menjadi operator dalam proyek yang dikerjakan dengan mengadakan kesepakatan dengan SPV. Meski begitu biasanya pihak kreditur lebih menyukai kegiatan operasional dilakukan oleh pihak ketiga. Sebagai jalan tengah seringkali pihak yang ditunjuk menjadi operator merupakan anak perusahaan atau pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan sponsor.
  • 9. www.futurumcorfinan.com Page 9 Sebelum persetujuan antara sponsor dan pihak operator disetujui, biasanya diperlukan persetujuan dari kreditur dan juga pemerintah. Dalam menganalisa kontrak yang dibuat pihak pemerintah akan fokus kepada apakah proyek dapat berjalan sesuai rencana dan memenuhi hukum yang berlaku termasuk hukum terkait masalah lingkungan dan keselamatan kerja. Berbeda dengan pemerintah, kreditur akan fokus kepada apakah proyek dapat menghasilkan penjualan yang dapat membayar hutang (+bunga) mereka kepada kreditur. Selama kegiatan operasional hal yang menjadi fokus perhatian adalah  Supply dari bahan baku.  Permintaan untuk produk/jasa.  Pendistribusian produk.  Kualitas dari produk yang dihasilkan. Untuk tiga point pertama bisa diatasi dengan kontrak yang baik dengan pihak yang bekerjasama (supplier, pembeli, dan distributor). Sedangkan untuk point keempat dibutuhkan adanya standar performa yang harus dapat dicapai oleh operator. Untuk mencapai hal ini biasanya kreditur menekan sponsor untuk membuat kontrak yang mencantumkan hal berikut:  Operator harus diberikan insentif yang tepat agar menjalankan proyek dengan benar dan efisien untuk memaksimalkan keuntungan SPV.  Operator harus dikenakan penalti jika target operasi tidak terpenuhi.  Kreditur dapat mengganti atau mengajukan usulan untuk melakukan pergantian terhadap operator yang memiliki kinerja buruk.  Jika operator adalah pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan sponsor atau pemegang saham dari SPV, harus ada kontrak yang jelas antara sponsor dan operator. 2. Tahapan Pengembangan Proyek Dalam konteks project finance istilah pengembangan proyek mengacu kepada proses persiapan pengerjaan proyek baru sampai dapat beroperasi secara komersial. Proses ini bisa dibagi menjadi tiga tahap  Pre-bid Stage  Contract Negotiation Stage  Money Raising Stage
  • 10. www.futurumcorfinan.com Page 10 2.1 Pre-Bid Stage Pre-bid stage merupakan tahapan dimana sponsor mengevaluasi proyek apa yang akan dijalankan dan persiapan apa yang harus dilakukan sebelum menjalankan proyek ini. Sponsor memiliki beberapa permasalahan yang harus diselesaikan dalam tahapan ini:  Memilih proyek yang tepat.  Memilih pihak yang akan dijadikan mitra dalam melakukan proyek.  Melakukan feasibility studies, khususnya terkait dengan teknis pekerjaan di lapangan dengan tujuan mendapatkan perkiraan yang wajar mengenai kebutuhan biaya.  Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk negosiasi proyek. 2.2 Contract Negotiation stage Dalam contract negotiation stage pihak sponsor akan mulai melakukan negosiasi dengan calon mitra untuk mencapai kesepakatan dalam pengerjaan proyek. Tahapan ini juga akan termasuk proses permohonan izin pada pemerintah. Pada tahap ini tantangan utama yang dihadapi oleh sponsor adalah sebagai berikut:  Untuk kontrak tanpa off taker perlu dilakukan studi pasar yang menunjukkan bahwa proyek yang dikerjakan akan bermanfaat dalam jangka waktu yang lama, sesuai dengan kebutuhan pasar, memiliki keunggulan dibandingkan fasilitas lain, dan dapat menghasilkan pendapatan yang stabil sehingga dapat memenuhi kewajiban terhadap hutang yang dilakukan.  Negosiasi dengan pihak yang berkepentingan. Hal ini meliputi pembahasan mengenai pembagian risiko, pekerjaan teknis, dan manfaat ekonomis yang akan diterima semua pihak yang terlibat dalam proyek.  Menyelesaikan laporan yang berkaitan dengan dampak pembangunan proyek terhadap kepentingan umum, lingkungan, dan masyarakat sekitar.
  • 11. www.futurumcorfinan.com Page 11  Melengkapi financial model dari proyek yang mencerminkan kesepakatan yang akan dicapai dalam kerjasama yang mengandung asumsi yang wajar berkenaan dengan jumlah pendanaan. 2.3 Money Raising Stage Dalam tahapan ini sasaran akhir dari sponsor adalah untuk menyelesaikan semua kesepakatan finansial agar mendapat kepastian dapat mulai melakukan pengerjaan konstruksi proyek. Dalam tahapan ini beberapa hal yang akan dikerjakan oleh sponsor adalah :  Membuat, mereview dan menyetujui komposisi pendanaan yang dibutuhkan baik melalui ekuitas ataupun hutang.  Negosiasi untuk mencapai kesepakatan terkait kesepakatan hutang dengan kreditur.  Mencapai kesepakatan mengenai masalah finansial dengan pihak yang terlibat dalam proyek.  Mengelola pinjaman dan ekuitas pengeluaran yang diperlukan.  Memastikan kapabilitas untuk memeriksa kemajuan yang dibuat selama proyek konstruksi. 3. Penggunaan Financial Model untuk Project Finance Sebuah financial model pada dasarnya disiapkan oleh sponsor untuk kepentingan pembuatan proposal yang baik demi keberhasilan dalam memenangkan tender atau memperoleh pendanaan dari kreditur. Dalam tulisan ini akan dijelaskan kegunaan financial model sesuai tiga tahapan dalam pengembangan proyek. 3.1 Pre-Bid Stage Selama tahap ini pihak sponsor mengembangkan model yang masih sederhana. Asumsi yang dibuat juga masih secara global dan belum terlalu detail. Tujuan untuk membuat financial model pada tahap ini adalah:  Sebagai bahan pertimbangan untuk keputusan berjalan atau tidaknya suatu proyek, implementasi strategi, dan mencegah kemungkinan konflik dengan kebijakan internal perusahaan yang dapat diatasi dan dituangkan pada model yang dibuat.
  • 12. www.futurumcorfinan.com Page 12  Pada level pengambil kebijakan, financial model dapat membantu para pengambil keputusan untuk menentukan proyek mana yang akan dilakukan sesuai dengan sumber daya yang ada.  Alat untuk bernegosiasi dengan calon sponsor/investor lain.  Alat untuk bernegosiasi dengan otoritas yang berwenang. Untuk membuat model ini diperlukan beberapa informasi yang sifatnya masih kasar seperti:  Penentuan tingkat margin yang dapat diterima, termasuk berapa marjin yang wajar untuk mengkompensasi kemungkinan terjadi sesuatu yang diluar perkiraan.  Kriteria "Rule of thumb" untuk memperkirakan biaya konstruksi dan operasional, yang bisa disesuaikan sesuai daerah tempat pelaksanaan proyek.  Sebuah struktur modal yang sesuai dengan jenis fasilitas yang akan dibangun dan sepenuhnya mencerminkan risiko operasi yang akan terjadi.  Asumsi mengenai siapa kreditur, jumlah pinjaman, suku bunga, jangka waktu pinjaman, biaya dimuka dan ketentuan pembayaran hutang. 3.2 Contract Negotiation Stage Pada tahap kedua sponsor menggunakan financial model untuk membantu negosiasi dengan calon mitra proyek. Selama fase ini akan ada banyak perubahan yang dibuat untuk model. Penggunaan rule of thumb yang sebelumnya dipakai pada tahap pertama akan digantikan dengan asumsi yang sesuai dengan estimasi biaya riil (misalnya biaya kontraktor dan operasional) berdasarkan kontrak dengan pihak lain yang bekerjasama. Asumsi pendapatan dalam model juga akan dibuat konsisten sepenuhnya sesuai kesepakatan perjanjian dengan pihak off taker, atau studi pasar yang lebih detail. Selama tahap ini, sponsor juga bisa membuat sejumlah pendekatan awal kepada berbagai calon kreditur untuk menguji minat mereka berpartisipasi dalam proyek. Hal ini nantinya juga akan merubah asumsi dalam financial model yang berkaitan dengan pinjaman seperti cost of debt, biaya dimuka, biaya lainnya dan termasuk juga profil hutang seperti jangka waktu pinjaman, grace period (masa tenggang), jadwal pembayaran dan sebagainya. 3.3 Money Raising Stage Pada tahap ini sponsor akan mulai melakukan penawaran proposal kepada pihak kreditur untuk dianalisa. Proposal yang dibuat akan menentukan apakah sponsor dapat memperoleh pinjaman sesuai harapan. Beberapa hal yang dijadikan bahan pertimbangan kreditur adalah:
  • 13. www.futurumcorfinan.com Page 13  Struktur Modal Pertimbangan dasar dari kreditur akan berkaitan dengan total modal yang dibutuhkan oleh proyek dan berapa besar porsi pendanaan dalam bentuk hutang. Pihak kreditur juga akan melibatkan beberapa ahli untuk menilai apakah kebutuhan dana untuk proyek masuk akal atau tidak. Selain itu kreditur juga akan meninjau dan menilai kekuatan dari off taker. Jika tidak ada pihak off taker yang terlibat kreditur akan melakukan riset pasar yang komprehensif.  Profil Hutang Ada beberapa elemen yang menjadi isu dalam hal ini: o Loan availability period, masa dimana SPV akan mulai menerima pinjaman. o Besaran setoran modal awal yang disuntikkan sebelum hutang. o Jadwal pembayaran hutang. o First repayment date, tanggal pertama pembayaran cicilan hutang dari SPV kepada kreditur. o Grace period, masa dimana SPV diberikan keringanan dalam pembayaran cicilan. o Tanggal jatuh tempo.  Mitigasi Cost Overrun Cost overrun adalah kemungkinan terjadinya lonjakan kebutuhan biaya di tengah berjalannya konstruksi. Dalam hal ini kreditur biasanya akan mempertimbangkan sejauh mana peranan sponsor dalam tahap konstruksi dilihat dari cakupan dan jangka waktu yang ditanggung sponsor. Istilah cakupan dalam konteks ini berkaitan dengan pertanyaan apakah sponsor memberikan garansi secara penuh atau terbatas terhadap hutang yang diberikan dari kreditur kepada SPV. Sponsor biasanya menyediakan garansi penuh, jika terdapat salah satu dari faktor dibawah ini  Proyek tidak memiliki offtake agreement.  Pembangunan proyek menimbulkan tantangan lingkungan atau teknologi yang serius.  Teknologi yang dikembangkan belum pernah digunakan sebelumnya dan pihak manufaktur tidak memberikan jaminan dalam hal kinerja.  Pihak kontraktor dianggap memilki risiko dalam masalah solvabilitas dan penyediaan material.
  • 14. www.futurumcorfinan.com Page 14  Pertimbangan Kuantitatif Setelah struktur modal dan profil hutang sudah disepakati, pihak kreditur akan melihat beberapa pertimbangan kuantitatif terkait model yang dibuat. Pihak kreditur akan menjalankan proyeksi versi mereka sendiri yang memastikan bahwa pengembalian hutang dapat dilakukan sesuai standar. Beberapa rasio yang dijadikan ukuran oleh kreditur diantaranya adalah  Cash Available for Debt Service (CADS)  Historic Debt Service Cover Ratio (HDSCR)  Projected Debt Service Cover Ratio (PDSCR)  Loan Life Cover Ratio (LLCR) Penjelasan lebih lanjut mengenai rasio-rasio ini akan dibahas pada artikel berikutnya. Sumber Bacaan: Kabir Khan, M Fouzul dan Robert J.Parra. Financing Large Projects: Using Project Finance Techniques and Practices. Prentice Hall. 2003. ~~~~~~ ####### ~~~~~~
  • 15. www.futurumcorfinan.com Page 15 Disclaimer This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the date of writing and are subject to change. The information and analysis contained in this publication have been compiled or arrived at from sources believed to be reliable but FUTURUM does not make any representation as to their accuracy or completeness and does not accept liability for any loss arising from the use hereof. This material has been prepared for general informational purposes only and is not intended to be relied upon as accounting, tax, or other professional advice. Please refer to your advisors for specific advice. This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission of the authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at www.futurumcorfinan.com © FUTURUM. All Rights Reserved