PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
Di tepi sungai
1. DiTepiSungai
Ketika bangsa Israel bersiap-siap untuk
menyeberangi Sungai Yordan, Yosua mengirim
tabut perjanjian lebih dahulu. Dia
memerintahkan orang-orang itu: “Segera
sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN,
Allahmu, yang diangkat para imam, yang
memang suku Lewi, maka kamu harus juga
berangkat dari tempatmu dan mengikutinya. …
Maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang
harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum
pernah kamu lalui dahulu.”
“Jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu”—
seringkali saya merasa seperti itu! Saya
berhadapan dengan suatu situasi atau dilema
yang sama sekali baru bagi saya, dan saya tidak
tahu bagaimana cara menanganinya. Sebaiknya
saya pergi atau tetap di situ? Sebaiknya saya
terima tawaran ini atau menolaknya?
Beberapa keputusan mudah diambil. Terkadang
jalur di hadapan kita nampaknya lurus-lurus
saja, bahkan jika Anda belum pernah melaluinya
sebelumnya. Di lain waktu, serasa ada potensi
berbahaya dan perangkap di sekitarnya.
2. Bangsa Israel tidak tahu bagaimana
keadaannya nantinya bagi mereka. Mereka
tahu ada negeri yang dijanjikan, tetapi juga
ada Sungai Yordan yang menghalangi jalan
mereka.
Bangsa Israel belum pernah melewati jalan
itu sebelumnya. Itulah sebabnya mengapa
mereka harus mengikuti tabut perjanjian itu,
yang mewakili kehadiran Tuhan dan janji-
janji-Nya. Dengan mengikuti tabut
perjanjian—dengan mengikuti Tuhan—
mereka dapat berjalan dengan pasti, karena
tahu bahwa mereka menuju ke arah yang
benar.
3. Terkadang, cara Tuhan membimbing nampaknya tidak
masuk akal. Terkadang dapat terlihat gila-gilaan, seperti
ketika Dia memerintahkan Yosua untuk menyampaikan
kepada imam itu agar mengangkat tabut perjanjian
“setelah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan,
haruslah kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu.”
Saya membayangkan beberapa orang merasa agak
cemas ketika mereka mendekati tepian sungai yang
tinggi airnya. Tetapi kita diberitahukan bahwa “Segera
sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai
Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu
mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu …
maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari
hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali.” Imam-
imam itu berdiri di tengah-tengah dasar sungai yang
kering sementara bangsa Israel dengan aman
menyeberangi sungai.
Saya rasa kisah ini memberi formula yang luar biasa
tentang mengambil keputusan. Apabila Anda
berhadapan dengan pilihan yang sukar, apabila “jalan
itu belum pernah kamu lalui dahulu” dan Anda
berurusan dengan tantangan yang baru atau apa yang
nampaknya mustahil, tujukanlah mata Anda pada Allah.
Hanya Allah yang tahu apa yang terbentang di muka,
jadi adalah ide yang baik untuk mengikuti bimbingan-
Nya.
4. Tuhan peduli akan persoalan, keprihatinan
dan dilema Anda sama seperti Dia peduli
tentang umat-Nya yang terhenti di tepi
Sungai Yordan. Alkitab menjanjikan,
“Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, …
pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan
menjawab. "… Dan telingamu akan
mendengar perkataan ini dari belakangmu:
‘Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya’”
Firman Tuhan mengandung janji-janji yang
pasti yang di atasnya Anda dapat berdiri dan
mengklaimnya di dalam doa kapan saja Anda
sangat menginginkan jawaban dan
pengarahan-Nya dalam hidup Anda.
Kemudian ketika Anda menujukan mata
kepada Tuhan dan mengikuti bimbingan-Nya,
Anda dapat dengan yakin berderap maju ke
masa depan yang telah dipersiapkan oleh
Allah bagi Anda.
Adapted from My Wonder Studio. Featured on
www.freekidstories.org. Text courtesy of Activated magazine.