SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
Downloaden Sie, um offline zu lesen
POKOK-POKOK KEBIJAKAN AUTOMATIC ADJUSMENT
KEMENTERIAN/LEMBAGA TA 2022
I
n
t
e
g
r
i
t
a
s P
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e S
i
n
e
r
g
i P
e
l
a
y
a
n
a
n K
e
s
e
m
p
u
r
n
a
a
n
Dalam rangka Webinar Strategi pengelolaan Anggaran
dalam rangka merespon kebijakan Automatic Adjustment pada
Kementerian Perhubungan TA 2022
19 Juni 2022
FUNGSI APBN
❑ fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian
❑ fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
❑ fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi
alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian
KEMENTERIAN KEUANGAN
KLASIFIKASI BELANJA NEGARA
3
Pelayanan
Umum
Ekonomi
Ketertiban
dan
Keamanan
Pertahanan
Lingkunga
n Hidup
Perumahan
dan Fasilitas
Umum
Kesehatan
Agama
Pariwisata
dan
Ekonomi
Kreatif
Pendidikan
Menurut Fungsi
Perlindungan
Sosial
Belanja
Pegawai
Subsidi
Bunga
Utang
Belanja
Modal
Belanja
Barang
dan Jasa
Bantuan
Sosial
Belanja Lain-
Lain
Menurut Jenis
Disesuaikan dengan susunan Kementerian
Negara/ Lembaga di Pemerintah Pusat
Menurut
Organisasi
Belanja
Hibah
Transfer
ke
Daerah
dan Dana
Desa
KEMENTERIAN KEUANGAN
SUMBER DANA DALAM
PENYUSUNAN ANGGARAN/RKAKL
4
SUMBER DANA
Rupiah
Murni
)
Pinjaman
Luar Neger
Rupiah
Murni Pen-
damping
PNBP
Pinjaman
Dalam
Negeri
BLU
Hibah
Dalam
Negeri
)
Hibah Luar
Neger
Hibah
Valas
Langsung
Hibah Luar
Langsung
SBSN
BLU
KEMENTERIAN KEUANGAN
FISCAL RULE DALAM PENYUSUNAN
APBN
5
APBN
Anggaran
Pendidikan
20% APBN ➔
UUD 1945
pasal 31 (4)
Dana
Alokasi
Umum
minimal 26%
Pendapatan
Dalam
Negeri Netto
→ UU 33
Tahun 2004
Anggaran
Kesehatan
5% → UU 36
Tahun 2
Dana Desa
10% dari
transfer ke
daerah
(secara
bertahap) →
UU Desa
Defisit
Maksimal 3%
(Konsolidasi
APBN dan
APBD) → UU
17 Tahun
2003
Outstanding
Utang
60% PDB →
UU 17 Tahun
2003
KEMENTERIAN KEUANGAN 6
TANTANGAN APBN KE DEPAN
Ruang Fiskal
Terbatas
• Masih ada
potensi
perpajakan
• Harga minyak
rendah dan
Lifting minyak
stagnan
Mandatory
Spending dan
belanja wajib relatif
besar
• Mandatory
spending
(Pendidikan,
Kesehatan,
Transfer ke Daerah
& Dana Desa)
• Belanja wajib
(pegawai dan
operasional,
bunga utang,
subsidi)
Kualitas Belanja
yang lebih baik
• Efisiensi
belanja
operasional
(rapat,
perjalanan
dinas,
gedung)
• Efektivitas
perencanaan
belanja
produktif
Penyerapan
anggaran belum
optimal
• Belanja K/L masih
berkisar 90%-95%
• Belanja masih
menumpuk pada
triwulan III dan IV.
7
Pelaksanaan APBN Tahun 2022
Menghadapi kondisi luar biasa akibat meningkatnya risiko global
Lonjakan dan tekanan inflasi
tinggi
Kebijakan moneter dan
likuiditas makin ketat
• Harga komoditas energi & pangan terus naik a.l. akibat perang di Ukraina yang masih
berlangsung & sanksi pada Rusia yang makin intensif
• Disrupsi supply berkepanjangan a.l diperparah Zero Covid-19 policy Tiongkok
• Tekanan inflasi Indonesia meningkat (jika di pass trhough ke administered price)
• Kenaikan suku bunga, termasuk di AS, semakin cepat dan tajam
• Volatilitas dan tekanan di pasar keuangan global meningkat
• Biaya utang meningkat (baik karena nilai tukar maupun suku bunga)
• Momentum pemulihan global melemah
• Tekanan inflasi global meningkat
• Efek rambatan (spillover) ke perekonomian domestik (melemahnya
momentum pemulihan dan naiknya tekanan inflasi domestic)
Potensi Stagflasi dan
meningkatnya ketidakpastian
I
n
t
e
g
r
i
t
a
s P
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e S
i
n
e
r
g
i P
e
l
a
y
a
n
a
n K
e
s
e
m
p
u
r
n
a
a
n
KEBIJAKAN AUTOMATIC ADJUSTMENT TA 2022
(PENCADANGAN ANGGARAN)
AA Tahap I : Sidang Kabinet Paripurna tanggal 17 November 2021,
Presiden memberikan arahan untuk dilakukan suatu langkah strategis pada
tahun 2022 dalam rangka mitigasi dampak berlanjutnya dan memburuknya
kondisi pandemi Covid-19, yaitu dengan melakukan pencadangan anggaran
(automatic adjustment) sebesar 5% pada tiap Kementerian/Lembaga.
AA Tahap II : Arahan Presiden RI dalam Rapat Internal tanggal 16 Mei 2022
dengan agenda Belanja Subsidi dalam APBN tahun 2022 dan Implementasi
Kebijakan APBN Tahun 2022 dan hasil rapat kerja Badan Anggaran DPR RI
dengan Pemerintah dalam Rangka Kebijakan Antisipatif APBN untuk
Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi, Daya Beli Masyarakat, dan
Kesehatan APBN tanggal 19 Mei 2022.
AA Tahap I : Total semua KL Rp39.699,8 T
AA Tahap II : Total semua KL Rp24.528,4 T
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
AUTOMATIC ADJUSMENT
Kebijakan AA Tahap I Kebijakan AA Tahap II
Dalam rangka mitigasi dampak berlanjutnya
dan memburuknya kondisi pandemi Covid-
19, yaitu dengan melakukan pencadangan
anggaran (Automatic Adjusment) sebesar 5%
pada tiap Kementerian/Lembaga (K/L).
Dalam rangka kebijakan antisipatif APBN
untuk menjaga momentum pertumbuhan
ekonomi, daya beli masyarakat, dan
kesehatan APBN, antara lain dengan
melakukan penambahan automatic
adjustment (pencadangan anggaran) pada
semua K/L.
Alokasi berasal dari Tunjangan Kinerja
(Tunkin) yang melekat pada Gaji ke-13 dan
THR, 10 akun Belanja Barang (perjadin,
paket meeting), Belanja Barang Operasional
lainnya dan Belanja Barang Non Operasional
lainnya, bersumber dari Rupiah Murni (RM).
Penambahan alokasi berasal dari Belanja
Barang dan Belanja Modal yang belum
direalisasikan/dikontrakkan, bersumber dari
Rupiah Murni (RM).
Diluar Belanja Pegawai, Belanja Barang
Operasional dan diluar dari Belanja
Anggaran Pendidikan.
I
n
t
e
g
r
i
t
a
s P
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e S
i
n
e
r
g
i P
e
l
a
y
a
n
a
n K
e
s
e
m
p
u
r
n
a
a
n
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
AUTOMATIC ADJUSMENT
I
n
t
e
g
r
i
t
a
s P
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e S
i
n
e
r
g
i P
e
l
a
y
a
n
a
n K
e
s
e
m
p
u
r
n
a
a
n
Alokasi yang diperkenankan untuk dilakukan
Automatic Adjusment (pencadangan anggaran)
pada Tahap I dan Tahap II, hanya bersumber dari
Rupiah Murni (RM).
KRITERIA KEGIATAN YANG DILAKUKAN
AUTOMATIC ADJUSMENT
Implementasi Kebijakan Automatic Adjusmenttangga
Kebijakan AA Tahap I Kebijakan AA Tahap II
Kriteria Kegiatan :
1. Tunjangan Kinerja (Tunkin) yang melekat
pada Gaji ke-13 dan THR.
2. 10 akun Belanja Barang (BB), yaitu honor
(521115 dan 521213), perjalanan dinas
(524111, 524113, 524211 dan 524219),
paket meeting (524114 dan 524119),
belanja barang operasional lainnya
(521119) dan belanja barang non
operasional lainnya (521219).
3. Kegiatan yang sudah tercantum dalam
catatan halaman IV DIPA yang
diperkirakan tidak dapat dipenuhi
dokumen pendukungnya sampai dengan
akhir semester I TA 2022.
Kriteria Kegiatan :
1. Sumber Dana Rupiah Murni (RM).
2. Di luar Belanja Pegawai dan Belanja Barang
Operasional;
3. Di luat Belanja Anggaran Pendidikan;
4. Di luar Belanja Perlinsos PBI, Bansos PKH,
Bansos Kartu Sembako (Program untuk
melindungi masyarakat miskin);
5. Dapat mencakup Belanja Barang Non Ops
yang belum dilakukan penandatanganan
kontrak per tanggal 25 Mei 2022;
6. Dapat mencakup Belanja Modal yang
belum dilakukan penandatanganan
kontrak per tanggal 25 Mei 2022.
I
n
t
e
g
r
i
t
a
s P
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e S
i
n
e
r
g
i P
e
l
a
y
a
n
a
n K
e
s
e
m
p
u
r
n
a
a
n
I
n
t
e
g
r
i
t
a
s P
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e S
i
n
e
r
g
i P
e
l
a
y
a
n
a
n K
e
s
e
m
p
u
r
n
a
a
n
1. Menindaklanjuti hasil sidang kabinet/arahan Presiden dilakukan Automatic Adjustment
(pencadangan anggaran/blokir otomatis) pada setiap K/L.
2. Lingkup Kemenhub AA Tahap I sebesar Rp979.845.413.000,- dan Tahap II sebesar
Rp1.174.486.913.000,-.
KEMENTERIAN KEUANGAN
Automatic Adjustment ke-2 Kemenhub TA 2022
No Unit
Sumber Penghematan
Jumlah (Rp) Dampak Automatic Adjustment ke-2
Sisa Kontrak/Sisa
Kegiatan
Efisiensi Belanja Non
Operasional
Kegiatan belum
Lelang dan belum
Kontrak
SYC Menjadi
MYC/Perpanjangan
MYC
1 Setjen 0 27.133.987.000 0 0 27.133.987.000
Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang
volumenya
2 Itjen 0 0 7.493.721.000 0 7.493.721.000
Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang
volumenya
3 Ditjen Perhubungan Darat 63.501.848.000 22.238.595.000 228.337.435.000 0 314.077.878.000
Beberapa kegiatan prioritas tidak jadi
dilaksanakan/ditunda/pengurangan volume antara lain:
Pekerjaan buy the service untuk 5 kota lanjutan/baru,
Pembangunan area traffic control System (ATCS), Pekan
Keselamatan, Zona Aman Sekolah (Zoss), Perlengkapan
Jalan, Pembangunan pelabuhan SDP yang seluruh
kegiatannya tersebar di 32 satker pusat dan daerah
4 Ditjen Perkeretaapian 59.220.270.000 113.798.027.000 127.948.764.000 0 300.967.061.000
Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang
volumenya misalnya: Perawatan dan Pengoperasian LRT
Sumsel, Subsidi Keperintisan, kegiatan studi dan
pemeliharaan yang ditunda
5 Ditjen Perhubungan Laut 12.598.782.000 90.986.237.000 107.648.301.000 46.511.000.000 257.744.320.000
Beberapa kegiatan prioritas diubah pelaksanaannya dari
tahun tunggal menjadi tahun jamak, perpanjangan
jangka waktu tahun jamak, beberapa kegiatan tidak
jadi/ditunda pelaksanaannya.
6 Ditjen Perhubungan Udara 0 157.233.092.000 0 0 157.233.092.000
Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang
volumenya
7 Balitbang 0 5.552.142.000 0 0 5.552.142.000
Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang
volumenya
8 BPSDM 0 59.354.835.000 0 0 59.354.835.000
Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang
volumenya
9 BPTJ 0 44.929.877.000 0 0 44.929.877.000
Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang
volumenya
Jumlah 1.174.486.913.000
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
14
1. Setelah memperhitungkan kebijakan AA Tahap I dan II TA 2022, Rata rata penyerapan anggaran Kemenhub TA 2022 per tanggal 20
Juni 2022 sebesar 32,49%
2. Realisasi penyerapan anggaran tertinggi pada unit Itjen sebesar 41,88%, diikuti Setjen sebesar 41,31% dan Ditjen Perhubungan Laut
sebesar 37,29%, sedangkan yang terendah pada unit Balitbang/Badan Kebijakan Transportasi sebesar 22,43%.
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
15
PERBANDINGAN PAGU ALOKASI TA 2022 DAN USUL
PERGESERAN PAGU INDIKATIF KEMENHUB TA 2023
1. Pagu anggaran dalam SBPI Kemenhub TA 2023 disusun per Program, Sumber Dana, dan Rincian Pagu (Operasional
dan Non Operasional) sebesar Rp33.021.955.285.000,- (tidak tercantum pembagian per unit eselon 1)
2. Pembagian per unit eselon 1 dalam Table merupakan usul Kemenhub dalam Trilateral Meetiing (TM) untuk
rekomposisi/realokasi khususnya sumber SBSN dari perkeretaapian ke unit teknis lain.
I
n
t
e
g
r
i
t
a
s P
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e S
i
n
e
r
g
i P
e
l
a
y
a
n
a
n K
e
s
e
m
p
u
r
n
a
a
n
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie 1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf

Sosialisasi Standar Biaya 2014
Sosialisasi Standar Biaya 2014Sosialisasi Standar Biaya 2014
Sosialisasi Standar Biaya 2014KPDT
 
2_BimtekSAKTI_FullModul.pptx
2_BimtekSAKTI_FullModul.pptx2_BimtekSAKTI_FullModul.pptx
2_BimtekSAKTI_FullModul.pptxssuseraff29a
 
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023ssuser8f1e591
 
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAANKEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAANTri Damri
 
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti cop...
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti   cop...Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti   cop...
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti cop...Asyim Muhammad
 
Juklak pembantuan 2009
Juklak pembantuan 2009Juklak pembantuan 2009
Juklak pembantuan 2009Kamal Ruzamal
 
menuju RKAP sesuai PMD 118 2018.pptx
menuju RKAP sesuai PMD 118 2018.pptxmenuju RKAP sesuai PMD 118 2018.pptx
menuju RKAP sesuai PMD 118 2018.pptxMulyadiSy
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...BappedaLampungUtara
 
Teknis Pembangunan ZI Menuju WBK-WBBM.pptx
Teknis Pembangunan ZI Menuju WBK-WBBM.pptxTeknis Pembangunan ZI Menuju WBK-WBBM.pptx
Teknis Pembangunan ZI Menuju WBK-WBBM.pptximanfirmansyah69
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Tatang Suwandi
 
Strategi Pencapaian IKPA yang Optimal 2020
Strategi Pencapaian IKPA yang Optimal 2020Strategi Pencapaian IKPA yang Optimal 2020
Strategi Pencapaian IKPA yang Optimal 2020bprast1
 
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptxSTANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptxMauliaEvita
 
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...Kanaidi ken
 
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptxandikhaidir6
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm downloadSiti Gz
 

Ähnlich wie 1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf (20)

Sosialisasi Standar Biaya 2014
Sosialisasi Standar Biaya 2014Sosialisasi Standar Biaya 2014
Sosialisasi Standar Biaya 2014
 
2_BimtekSAKTI_FullModul.pptx
2_BimtekSAKTI_FullModul.pptx2_BimtekSAKTI_FullModul.pptx
2_BimtekSAKTI_FullModul.pptx
 
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
 
Kemenkeu
KemenkeuKemenkeu
Kemenkeu
 
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAANKEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
 
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti cop...
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti   cop...Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti   cop...
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti cop...
 
Juklak pembantuan 2009
Juklak pembantuan 2009Juklak pembantuan 2009
Juklak pembantuan 2009
 
menuju RKAP sesuai PMD 118 2018.pptx
menuju RKAP sesuai PMD 118 2018.pptxmenuju RKAP sesuai PMD 118 2018.pptx
menuju RKAP sesuai PMD 118 2018.pptx
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
 
Teknis Pembangunan ZI Menuju WBK-WBBM.pptx
Teknis Pembangunan ZI Menuju WBK-WBBM.pptxTeknis Pembangunan ZI Menuju WBK-WBBM.pptx
Teknis Pembangunan ZI Menuju WBK-WBBM.pptx
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
 
Inspektorat jenderal kementerian perhubungan berkontribusi dalam mengoptimali...
Inspektorat jenderal kementerian perhubungan berkontribusi dalam mengoptimali...Inspektorat jenderal kementerian perhubungan berkontribusi dalam mengoptimali...
Inspektorat jenderal kementerian perhubungan berkontribusi dalam mengoptimali...
 
Redesign sistem penganggaran pemerintah
Redesign sistem penganggaran pemerintahRedesign sistem penganggaran pemerintah
Redesign sistem penganggaran pemerintah
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara
 
Strategi Pencapaian IKPA yang Optimal 2020
Strategi Pencapaian IKPA yang Optimal 2020Strategi Pencapaian IKPA yang Optimal 2020
Strategi Pencapaian IKPA yang Optimal 2020
 
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptxSTANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
 
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
 
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
 
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018  Peningkatan peran apip dalam optim...Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018  Peningkatan peran apip dalam optim...
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
 

Kürzlich hochgeladen

1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 

Kürzlich hochgeladen (20)

1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 

1. Pokok-pokok penambahan AA 2_edit160622.pdf

  • 1. POKOK-POKOK KEBIJAKAN AUTOMATIC ADJUSMENT KEMENTERIAN/LEMBAGA TA 2022 I n t e g r i t a s P r o f e s i o n a l i s m e S i n e r g i P e l a y a n a n K e s e m p u r n a a n Dalam rangka Webinar Strategi pengelolaan Anggaran dalam rangka merespon kebijakan Automatic Adjustment pada Kementerian Perhubungan TA 2022 19 Juni 2022
  • 2. FUNGSI APBN ❑ fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian ❑ fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan ❑ fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
  • 3. KEMENTERIAN KEUANGAN KLASIFIKASI BELANJA NEGARA 3 Pelayanan Umum Ekonomi Ketertiban dan Keamanan Pertahanan Lingkunga n Hidup Perumahan dan Fasilitas Umum Kesehatan Agama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pendidikan Menurut Fungsi Perlindungan Sosial Belanja Pegawai Subsidi Bunga Utang Belanja Modal Belanja Barang dan Jasa Bantuan Sosial Belanja Lain- Lain Menurut Jenis Disesuaikan dengan susunan Kementerian Negara/ Lembaga di Pemerintah Pusat Menurut Organisasi Belanja Hibah Transfer ke Daerah dan Dana Desa
  • 4. KEMENTERIAN KEUANGAN SUMBER DANA DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN/RKAKL 4 SUMBER DANA Rupiah Murni ) Pinjaman Luar Neger Rupiah Murni Pen- damping PNBP Pinjaman Dalam Negeri BLU Hibah Dalam Negeri ) Hibah Luar Neger Hibah Valas Langsung Hibah Luar Langsung SBSN BLU
  • 5. KEMENTERIAN KEUANGAN FISCAL RULE DALAM PENYUSUNAN APBN 5 APBN Anggaran Pendidikan 20% APBN ➔ UUD 1945 pasal 31 (4) Dana Alokasi Umum minimal 26% Pendapatan Dalam Negeri Netto → UU 33 Tahun 2004 Anggaran Kesehatan 5% → UU 36 Tahun 2 Dana Desa 10% dari transfer ke daerah (secara bertahap) → UU Desa Defisit Maksimal 3% (Konsolidasi APBN dan APBD) → UU 17 Tahun 2003 Outstanding Utang 60% PDB → UU 17 Tahun 2003
  • 6. KEMENTERIAN KEUANGAN 6 TANTANGAN APBN KE DEPAN Ruang Fiskal Terbatas • Masih ada potensi perpajakan • Harga minyak rendah dan Lifting minyak stagnan Mandatory Spending dan belanja wajib relatif besar • Mandatory spending (Pendidikan, Kesehatan, Transfer ke Daerah & Dana Desa) • Belanja wajib (pegawai dan operasional, bunga utang, subsidi) Kualitas Belanja yang lebih baik • Efisiensi belanja operasional (rapat, perjalanan dinas, gedung) • Efektivitas perencanaan belanja produktif Penyerapan anggaran belum optimal • Belanja K/L masih berkisar 90%-95% • Belanja masih menumpuk pada triwulan III dan IV.
  • 7. 7 Pelaksanaan APBN Tahun 2022 Menghadapi kondisi luar biasa akibat meningkatnya risiko global Lonjakan dan tekanan inflasi tinggi Kebijakan moneter dan likuiditas makin ketat • Harga komoditas energi & pangan terus naik a.l. akibat perang di Ukraina yang masih berlangsung & sanksi pada Rusia yang makin intensif • Disrupsi supply berkepanjangan a.l diperparah Zero Covid-19 policy Tiongkok • Tekanan inflasi Indonesia meningkat (jika di pass trhough ke administered price) • Kenaikan suku bunga, termasuk di AS, semakin cepat dan tajam • Volatilitas dan tekanan di pasar keuangan global meningkat • Biaya utang meningkat (baik karena nilai tukar maupun suku bunga) • Momentum pemulihan global melemah • Tekanan inflasi global meningkat • Efek rambatan (spillover) ke perekonomian domestik (melemahnya momentum pemulihan dan naiknya tekanan inflasi domestic) Potensi Stagflasi dan meningkatnya ketidakpastian
  • 8. I n t e g r i t a s P r o f e s i o n a l i s m e S i n e r g i P e l a y a n a n K e s e m p u r n a a n KEBIJAKAN AUTOMATIC ADJUSTMENT TA 2022 (PENCADANGAN ANGGARAN) AA Tahap I : Sidang Kabinet Paripurna tanggal 17 November 2021, Presiden memberikan arahan untuk dilakukan suatu langkah strategis pada tahun 2022 dalam rangka mitigasi dampak berlanjutnya dan memburuknya kondisi pandemi Covid-19, yaitu dengan melakukan pencadangan anggaran (automatic adjustment) sebesar 5% pada tiap Kementerian/Lembaga. AA Tahap II : Arahan Presiden RI dalam Rapat Internal tanggal 16 Mei 2022 dengan agenda Belanja Subsidi dalam APBN tahun 2022 dan Implementasi Kebijakan APBN Tahun 2022 dan hasil rapat kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Pemerintah dalam Rangka Kebijakan Antisipatif APBN untuk Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi, Daya Beli Masyarakat, dan Kesehatan APBN tanggal 19 Mei 2022. AA Tahap I : Total semua KL Rp39.699,8 T AA Tahap II : Total semua KL Rp24.528,4 T
  • 9. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN AUTOMATIC ADJUSMENT Kebijakan AA Tahap I Kebijakan AA Tahap II Dalam rangka mitigasi dampak berlanjutnya dan memburuknya kondisi pandemi Covid- 19, yaitu dengan melakukan pencadangan anggaran (Automatic Adjusment) sebesar 5% pada tiap Kementerian/Lembaga (K/L). Dalam rangka kebijakan antisipatif APBN untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat, dan kesehatan APBN, antara lain dengan melakukan penambahan automatic adjustment (pencadangan anggaran) pada semua K/L. Alokasi berasal dari Tunjangan Kinerja (Tunkin) yang melekat pada Gaji ke-13 dan THR, 10 akun Belanja Barang (perjadin, paket meeting), Belanja Barang Operasional lainnya dan Belanja Barang Non Operasional lainnya, bersumber dari Rupiah Murni (RM). Penambahan alokasi berasal dari Belanja Barang dan Belanja Modal yang belum direalisasikan/dikontrakkan, bersumber dari Rupiah Murni (RM). Diluar Belanja Pegawai, Belanja Barang Operasional dan diluar dari Belanja Anggaran Pendidikan. I n t e g r i t a s P r o f e s i o n a l i s m e S i n e r g i P e l a y a n a n K e s e m p u r n a a n
  • 10. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN AUTOMATIC ADJUSMENT I n t e g r i t a s P r o f e s i o n a l i s m e S i n e r g i P e l a y a n a n K e s e m p u r n a a n Alokasi yang diperkenankan untuk dilakukan Automatic Adjusment (pencadangan anggaran) pada Tahap I dan Tahap II, hanya bersumber dari Rupiah Murni (RM).
  • 11. KRITERIA KEGIATAN YANG DILAKUKAN AUTOMATIC ADJUSMENT Implementasi Kebijakan Automatic Adjusmenttangga Kebijakan AA Tahap I Kebijakan AA Tahap II Kriteria Kegiatan : 1. Tunjangan Kinerja (Tunkin) yang melekat pada Gaji ke-13 dan THR. 2. 10 akun Belanja Barang (BB), yaitu honor (521115 dan 521213), perjalanan dinas (524111, 524113, 524211 dan 524219), paket meeting (524114 dan 524119), belanja barang operasional lainnya (521119) dan belanja barang non operasional lainnya (521219). 3. Kegiatan yang sudah tercantum dalam catatan halaman IV DIPA yang diperkirakan tidak dapat dipenuhi dokumen pendukungnya sampai dengan akhir semester I TA 2022. Kriteria Kegiatan : 1. Sumber Dana Rupiah Murni (RM). 2. Di luar Belanja Pegawai dan Belanja Barang Operasional; 3. Di luat Belanja Anggaran Pendidikan; 4. Di luar Belanja Perlinsos PBI, Bansos PKH, Bansos Kartu Sembako (Program untuk melindungi masyarakat miskin); 5. Dapat mencakup Belanja Barang Non Ops yang belum dilakukan penandatanganan kontrak per tanggal 25 Mei 2022; 6. Dapat mencakup Belanja Modal yang belum dilakukan penandatanganan kontrak per tanggal 25 Mei 2022. I n t e g r i t a s P r o f e s i o n a l i s m e S i n e r g i P e l a y a n a n K e s e m p u r n a a n
  • 12. I n t e g r i t a s P r o f e s i o n a l i s m e S i n e r g i P e l a y a n a n K e s e m p u r n a a n 1. Menindaklanjuti hasil sidang kabinet/arahan Presiden dilakukan Automatic Adjustment (pencadangan anggaran/blokir otomatis) pada setiap K/L. 2. Lingkup Kemenhub AA Tahap I sebesar Rp979.845.413.000,- dan Tahap II sebesar Rp1.174.486.913.000,-.
  • 13. KEMENTERIAN KEUANGAN Automatic Adjustment ke-2 Kemenhub TA 2022 No Unit Sumber Penghematan Jumlah (Rp) Dampak Automatic Adjustment ke-2 Sisa Kontrak/Sisa Kegiatan Efisiensi Belanja Non Operasional Kegiatan belum Lelang dan belum Kontrak SYC Menjadi MYC/Perpanjangan MYC 1 Setjen 0 27.133.987.000 0 0 27.133.987.000 Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang volumenya 2 Itjen 0 0 7.493.721.000 0 7.493.721.000 Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang volumenya 3 Ditjen Perhubungan Darat 63.501.848.000 22.238.595.000 228.337.435.000 0 314.077.878.000 Beberapa kegiatan prioritas tidak jadi dilaksanakan/ditunda/pengurangan volume antara lain: Pekerjaan buy the service untuk 5 kota lanjutan/baru, Pembangunan area traffic control System (ATCS), Pekan Keselamatan, Zona Aman Sekolah (Zoss), Perlengkapan Jalan, Pembangunan pelabuhan SDP yang seluruh kegiatannya tersebar di 32 satker pusat dan daerah 4 Ditjen Perkeretaapian 59.220.270.000 113.798.027.000 127.948.764.000 0 300.967.061.000 Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang volumenya misalnya: Perawatan dan Pengoperasian LRT Sumsel, Subsidi Keperintisan, kegiatan studi dan pemeliharaan yang ditunda 5 Ditjen Perhubungan Laut 12.598.782.000 90.986.237.000 107.648.301.000 46.511.000.000 257.744.320.000 Beberapa kegiatan prioritas diubah pelaksanaannya dari tahun tunggal menjadi tahun jamak, perpanjangan jangka waktu tahun jamak, beberapa kegiatan tidak jadi/ditunda pelaksanaannya. 6 Ditjen Perhubungan Udara 0 157.233.092.000 0 0 157.233.092.000 Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang volumenya 7 Balitbang 0 5.552.142.000 0 0 5.552.142.000 Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang volumenya 8 BPSDM 0 59.354.835.000 0 0 59.354.835.000 Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang volumenya 9 BPTJ 0 44.929.877.000 0 0 44.929.877.000 Beberapa kegiatan ditunda dan atau berkurang volumenya Jumlah 1.174.486.913.000
  • 14. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14 1. Setelah memperhitungkan kebijakan AA Tahap I dan II TA 2022, Rata rata penyerapan anggaran Kemenhub TA 2022 per tanggal 20 Juni 2022 sebesar 32,49% 2. Realisasi penyerapan anggaran tertinggi pada unit Itjen sebesar 41,88%, diikuti Setjen sebesar 41,31% dan Ditjen Perhubungan Laut sebesar 37,29%, sedangkan yang terendah pada unit Balitbang/Badan Kebijakan Transportasi sebesar 22,43%.
  • 15. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 15 PERBANDINGAN PAGU ALOKASI TA 2022 DAN USUL PERGESERAN PAGU INDIKATIF KEMENHUB TA 2023 1. Pagu anggaran dalam SBPI Kemenhub TA 2023 disusun per Program, Sumber Dana, dan Rincian Pagu (Operasional dan Non Operasional) sebesar Rp33.021.955.285.000,- (tidak tercantum pembagian per unit eselon 1) 2. Pembagian per unit eselon 1 dalam Table merupakan usul Kemenhub dalam Trilateral Meetiing (TM) untuk rekomposisi/realokasi khususnya sumber SBSN dari perkeretaapian ke unit teknis lain.
  • 16. I n t e g r i t a s P r o f e s i o n a l i s m e S i n e r g i P e l a y a n a n K e s e m p u r n a a n TERIMA KASIH