1. Oleh :
FITRI RAMAYANTI, S.Pd
06032681318061
Dosen Pengampu :
Prof. Mulyadi Eko Purnomo,M.Pd
Dr. Riswan Jaenuddin, M.Pd
2. LATAR BELAKANG
Aliran
realisme muncul dalam khasanah
kesusastraan Inggris pada periode abad ke 19.
Aliran ini semata-mata didasarkan pada
pengamatan berdasarkan apa adanya atau
berdasarkan kenyataan yang ada. Pada kurun
waktu 1830 sampai 1880 dapatlah dikatakan
sebagai Periode Realisme.
Aliran Realisme adalah aliran filsafat yang
memandang realitas sebagai dualitas. Aliran
realisme memandang dunia ini mempunyai
hakikat realitas yang terdiri dari dunia fisik dan
dunia rohani. Ajaran realisme memperlihatkan
bahwa realisme adalah sesuatu yamg riil atau
sesuatu yang benar yang merupakan gambaran
nyata di dunia realitas. Realisme membagi
realistas menjadi dua bagian yaitu subjek yang
menyadari dan mengetahui di satu pihak dan
yang kedua adanya realita di luar manusia yang
dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
3. DEFINISI REALISME
Realisme adalah aliran yang menyatakan
bahwa objek-objek pengetahuan yang
diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri.
(Ihsan, Fuad, 2010:90).
Realisme adalah suatu bentuk yang dapat
merepresentasikan
kenyataan.
Realisme
terpusat
pada
pertanyaan
tentang
representasi, yaitu tentang bagaimana dunia
dikonstruksi dan disajikan secara sosial
kepada dan oleh diri kita. Inti realisme dapat
dipahami sebagai kajian tentang budaya
sebagai praktik-praktik pemaknaan dari
representasi.
4. FILSAFAT PENDIDIKAN MENURUT
ALIRAN REALISME
1.
Realisme Rasional, memandang bahwa dunia
materi adalah nyata dan berada di luar pikiran
yang
mengamatinya.
Realisme
rasional
merupakan pandangan dari Knelle.
2.
Realisme Klasik, berpandangan bahwa manusia
sebenarnya memiliki ciri rasional. Dengan
demikian
manusia
dapat
menjangkau
kebenaran umum. Eksistensi Tuhan merupakan
penyebab pertama dan utama realistas alam
semesta. Memperhatikan intelektual adalah
penting bukan saja sebagai tujuan melainkan
sebagai alat untuk memecahkan masalah.
Menurut realisme klasik pengalaman manusia
penting bagi pendidikan.
5. 4.Realisme religius, kenyataan itu dipandang berbentuk
natural dan supernatural. Pandangan filsafat ini
menitik beratkan pada hakikat kebenaran dan
kebaikan. Pendidikan merupakan suatu proses untuk
meningkatkan diri guna mencapai kebenaran abadi.
Kebenaran bukan dibuat melainkan sudah ditentukan
dan belajar harus mencerminkan kebenaran itu.
5. Realisme Kritis, Menurut Imanuel Kant, realisme kritis
adalah pengetahuan mulai dari pengalaman namun
tidak semua dari pengalaman. Pikiran tanpa isi adalah
kosong dan tanggapan tanpa konsepsi adalah buta.
6.Adapula pandangan lain mengenai realisme yaitu
Neo-realisme yang merupakan pandangan dari
Frederick Breed mengenai filsafat pendidikan yang
hendaknya harmoni dengan prinsip-prinsip
demokrasi, yaitu menghormati hak-hak individu.
Pendidikan sebagai pertumbuhan harus diartikan
sebagai pengarah terhadap tuntunan sosial dan
individual.
6. Konsep filsafat menurut aliran realisme :
Metafisika-realisme
adalah
kenyataan
yang
sebenarnya hanyalah kenyataan fisik (materialisme)
kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan
kenyataan yang terbentuk dari berbagai kenyataan
(pluralisme).
Humanologi-realisme adalah hakekat manusia
terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa
merupakan sebuah organisme kompleks yang
mempunyai kemampuan berpikir.
Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan
sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan
gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh
pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
penginderaan.
Kebenaran
pengetahuan
dapat
dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan
fakta.
Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh
hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan
pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaankebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam
kehidupan.
7. Menurut Power (1982), implikasi filsafat
pendidikan realisme adalah sebagai berikut:
1.Tujuan pendidikan
realisme Pendidikan merupakan suatu proses
untuk meningkatkan diri guna mencapai
yang sesuatu yang
abadi, dan juga
penyesuaian hidup dan tanggung jawab
sosial.
Realisme klasik, tujuan pendidikan adalah
agar anak menjadi manusia bijaksana, yaitu
seorang yang dapat menyesuaikan diri
dengan baik terhadap lingkungan fisik dan
sosial.
8. Realisme
religius tujuan pendidikan adalah
mendorong siswa memiliki keseimbangan
intelektual yang baik, bukan semata-mata
penyesuaian terhadap fisik dan sosial saja,
namun mempersiapkan individu untuk dunia
dan akhiat.
religious realist, tujuan utama pendidikan
moral adalah untuk keselamatan jiwa. Anak
harus mampu belajar menjaga hati dalam
dirinya dan menjauhi dosa. Tuhan akan
menawarkan keselmatan bagi makhluknya,
dan makhluknya harus bisa menentukan
apakah akan menerima atau tidak tawaran
tersebut. Hal ini akan menyebabkan kebiasan
dalam membuat keputusan yang benar.
9. 2). Kurikulum
Kurikulum
dikembangkan
secara
komprehensifmencakup semua pengetahuan
yang sains, sosial, maupun muatan nilai-nilai.
Isikurikulum lebih efektif diorganisasikan
dalam bentuk mata pelajaran karena memiliki
kecenderungan berorientasi pada peserta
didik (subject centeed)
10. 3). Kedudukan siswa
Dalam
konteks realisme, peserta didik
dituntut untuk dapat menguasai pengetahuan
yang handal dan terpercaya. Dibutuhkan
kedisiplinan sebagai metode mencapai esensi
dalam belajar. Disiplin mental dan moral
dibutuhkan guna memperoleh hasil yang
baik.
4). Peranan Guru
Guru
dituntut untuk dapat menguasai
pengetahuan,
terampil
dalam
teknik
mengajar, dan dengan keras menuntut
prestasi peserta didik menguasai bahan ajar
yang sumbernya pengetahuan realistis.
11. 5). Metode
Belajar tergantung dari pengalaman, baik
langsung atau tidak langsung. Metode
penyampaian harus logis dan psikologis.
Metode conditioning merupakan metode
utama bagi realisme sebagai pengikut
behaviorisme.
12. Tokoh Yang Menganut Aliran Realisme Klasik
a.
Aristoteles (384-322 SM)
gagasan-gagasan (atau bentuk-bentuk), seperti
ide tentang Tuhan atau ide-ide tentang sebuah
pohon bisa ada walaupun tanpa materi, tapi
tidak ada materi yang ada tanpa bentuk. Setiap
bagian dari materi memiliki baik sebuah sifat
penting/tertentu yang menyuluruh
Silogisme disusun dari sebuah pemis (dasar
pikiran) utama, premis minor Jadi kesimpulan.
Aristoteles menggunakan silogisme untuk
membantu kita berpikir secara lebih akurat
dengan
menyusun
pernyataan-pernyataan
tentang realitas dalam sebuah logika, bentuk
yang sistematis yang sesuai dengan bukti dalam
situasi tertentu dibawah pembelajaran.
13. b.
Thomas Aquinas (1225-1274)
seorang guru hanya “menunjukkan” para
pelajar pada pengetahuan dan pemahaman
dengan tanda-tanda dan symbol. Namun
pengajaran adalah sebuah cara untuk
melayani manusia dan itu adalah bagian
pekerjaan tuhan di dunia ini. Menghantarkan
murid dalam ketidak pedulian dalam
pencurahan adalah merupakan pengabdian
yang terbesar seseorang yang bisa diberikan
kepada orang lain.
14. Tokoh Yang Menganut Aliran Realisme Modern
1. Francic Bacon (1561-1626)
Bacon meyakini “pengetahuan adalah kekuatan”
dan itu melalui pengakuan pengetahuan yang
kita bisa sesuaikan secara lebih efektif dengan
masalah-masalah dan kekuatan yang menyerang
disetiap sisi untuk mernyempurnakan hal-hal ini,
dia menemukan apa yang dia sebut metode
induktif.
2. JHON LOCKE (1632-1704)
Pemikiran Locke mengantarkan kepada jenis
pendidikan “kesopanan” yang dicatat kuat dalam
pendidikan orang-orang Inggris. Seseorang
mungkin berpendapat bahwa penolakan filosofi
Locke bertengger diatas demokrasi, gagasangagasan edukatifnya mengatarkan mereka sendiri
untuk menjadi seorang kaum atas (bangsawan)
15. Tokoh Yang Menganut Aliran Realisme
Kontemporer
a. Alfred North Whitehead (1861-1947)
Bagaiamanapun dia tidak mau menyerah
dalam mendorong bahwa pendidikan
diperhatikan dengan “gagasan” yang hidup,
gagasan
menghubungkan
dengan
pengalaman dari yang belajar (pelajar), ide
yang berguna dan tepat pada wujud yang
tersambung. Dia mengingatkan untuk
menentang
ide-ide
yang
lamban,
sederhananya karena itu berasal dari masa
lalu. Ini menunjukkan orientasi organisnya
bahwa pendidikan harus menampakkan kita
untuk memasuki aliran pada existensi, yaitu
proses bentuk-bentuk pada realitas.
16. b.Bertrand Russell (1872-1970)
Russell
mencoba meletakkan beberapa
ide/gagasan pendidikannya dengan bekerja
pada sebuah sekolah yang dia danai yang di
sebut dengan Bacon Hill, bagaimanapun juga,
Radikalismenya menemui perlawanan, dan
keingintahuanya sendiri pada akhirnya
membawanya
pada
sebab-sebab
dan
perubahan yang lain. Meskipun usahausahanya dalam pendidikan di Bacon Hill
bertermu dengan kesusksesan yang terbatas.
Russell meneruskan hingga akhir khayatnya
untuk mencoba membawa perubahan melalui
pendidikan yang dianggap menguntungkan
untuk kebaikan kemanusiaan.
17. Pandangan Ontologi Pada Aliran Realisme
Bagi para Realis, dunia sosial ada secara
independen
dari
apresiasi
manusi
terhadapnya. Individu dipandang sebagai
seseorang yang dilahirkan dan hidup dalam
dunia sosial yang memiliki realitas sendiri. Ini
bukanlah sesuatu yang diciptakan oleh invidu
di luar sana. Secara ontologis, hal itu ada
sebelum keberadaan dan kesadaran dari
setiap manusia tunggal. Bagi realis, dunia
sosial memiliki eksistensi yang sama keras
dan konkritnya seperti alam.
18. Pandangan Epistemologi Pada Aliran Realisme
Pengetahuan menurut para realis berawal dari
objek-objek fisik yang kemudian dipikirkan
secara logis ataupun dimaknai secara etis. Objekobjek fisik pengetahuan sendiri bersifat
independen dari tindakan mengetahui. Objek
tidak akan mengalami perubahan apapun
perbedaan pengetahuan manusia tentangnya.
Sehingga objek tidak akan pernah terpengaruh
oleh interpretasi yang dapat benar ataupun
mengelabui. Meja kayu tetapakan berupa kayu
apapun konsepsi manusia tentangnya. Konsep
atau pengetahuan yang dibangun dan dibentuk
oleh proses mental pada dasarnya hanyalah alat
untuk mengetahui
objek,dan ia bukanlah
representasi yang sesungguhnya dari objek itu
sendiri.
19. Pandangan Aksiologi Pada Aliran Realisme
Menurut realisme, sumber semua pengetahuan
manusia terletak pada keteraturan lingkungan
hidupnya. Realisme memandang bahwa baik dan
buruknya keadaan manusia tergantung pada
keturunan dan lingkungannya. Perbuatan
seseorang adalah hasil perpaduan antara
pembawa-pembawa fisiologis dan pengaruhpengaruh lingkungannya. George Santayana
memadukan pandangan idealisme dan realisme
dalam suatu sintesa dengan menyatakan bahwa
“nilai” itu tidak dapat ditandai dengan suatu
konsep tunggal, karena minat, perhatian, dan
pengalaman seseorang turut menentukan adanya
kualitas tertentu.
20. Kesimpulan
1. Aliran filsafat realisme memperlihatkan
bahwa suatu yang riil atau sesuatu yang
benar adalah sesuatu yang merupakan
gambaran nyata atau salinan sebenarnya
dari dunia realitas.
2. Pendidikan menurut aliran filsafat realisme
menekankan pada pembentukan peserta
didik agar mampu melaksanakan tanggung
jawab sosial dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat.
Untuk
mencapainya
diperlukan pendidikan yang ketat dan
sistematis dengan dukungan kurikulum
yang komprehensif dan kegiatan belajar
yang teratur di bawah arahan oleh tenaga
pendidik.
21. Saran
Filsafat berdasar rasio, jadi sebaiknya
memilih filsafat yang berdasar rasio kita,
namun jangan pernah takut untuk berfilsafat.
Filsafat sebaiknya diiringi oleh agama, yang
merupakan kebenaran tertinggi.
22. DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun. S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Asmoro., 2007. Filsaft Umum. Jakarta: Raja Grapindo
Persada.
Syadali, Ahmad dan Mudzaki., 2004. Filsafat Umum. Bandung:
Pustaka Setia.
Tafsir, Ahmd., 2008. Filsaft umum Akal dan Hati Sejak Thales
Sampai Captra. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Miskawi. 2012. Filsafat Realisme Dalam Pendidikakn
http://teachingofhistory.blogspot.com/2012/06/filsafatrealisme-dalam-pendidikan.html
Diunduh tanggal 10 Desember 2013 pukul 18.55 WIB
Gandra, Muzahir. 2012. Pengaruh Aliran Realisme Dalam
Pendidikan
http://kopite-geografi.blogspot.com/2013/05/pengaruhaliran-realisme-dalam.html
Diunduh tanggal 10 Desember 2013 pukul 19.30 WIB