SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Tugas Mata Kuliah “Model – Model Konseling”
Tugas Peta Kognitif
Dosen Pengampu: Pramana Adi Wiguna, M.Pd
Di Susun Oleh :
Fikri Nur Muqaffa 4B (1113500030)
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2014
PendekatanAnalisis Transaksional
Tokoh : Eric
Berne (1960)
Konsep Dasar :
1. Kehidupan manusia bukanlah merupakan
sesuatu yang telah ditentukan ( anti
deterministik ).
2. Manusia mampu memahami keputusan –
keputusannya pada masa lalu dan kemudian
dapat memilih untuk memutuskan kembali
atau menyesuaikan kembali keputusan yang
pernah diambil.
3. Manusia mempunyai kapasitas untuk memilih
dan dalam tingkat kesadaran tertentu individu
dapat menjadi mandiri dalam menghadapi
persoalan hidupnya.
Asumsi Bermasalah : Individu yang tidak memiliki
kemampuan untuk membuat keputusan yang bermakna bagi
dirinya. Individu yang tidak mempunyai kemampuan untuk
memahami keputusan-keputusan yang mereka buat pada
masa lalu. Individu yang selalu tergantung pada orang lain
dan tidak percaya akan kemampuannya sendiri .
Tujuan Konseling :
 Membantu konseli untuk membuat keputusan baru
yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan
arah hidupnya.
 Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta
kebebasan untuk memilih cara – cara serta
keputusan – keputusan mengenai posisi
kehidupannya serta menghindari konseli dari cara
– cara yang bersifat deterministik.
 Memberikan bantuan kepada konseli berupa
kemungkinan – kemungkinan yang dapat dipilih
untuk memantapkan dan mematangkan status
egonya.
Fungsi Dan Peran Konseling :
Konselor berperan sebagai guru, pelatih
dan narasumber. Sebagai guru, konselor
menerangkan konsep – konsep seperti
analisis skenario, dan analisis permainan.
Sebagai pelatih konselor mendorong dan
mengajari agar konseli mempercayai ego
dewasanya sendiri. Membantu konseli
dalam hal menemukan kondisi masa lalu
yang tidak menguntungkan. Menolong
konseli mendapatkan perangkat yang
diperlukan untuk mendapatkan perubahan.
Deskripsi Konseling : Peran konselor lebih bersifat mengarahkan. Konseli menyepakati suatu
tujuan bersama konselor, Konseli memodifikasi perilakunya berdasarkan tujuan yg telah
disepakati bersama dalam hal ini konseli akan mengembangkan rasa tanggungjawabnya.
Teknik – Teknik Konseling :
1. Teknik Analisis Transaksional, teknik yang
memperhatikan antara berbagai status ego.
2. Teknik Analisis Struktural, teknik untuk mendorong
konseli menjadi sadar terhadap isi dan fungsi dari ego
statusnya masing – masing yaitu orang tua, dewasa,
dan anak.
3. Teknik Analisis Script, Konseli diminta untuk
mengungkapkan posisinya,menghadapi suatu peristiwa
tertentu kemudian dianalisis.
4. Teknik Role Playing, Konseli diminta berperan tertentu
yang dapat mengubah perilakunya.
5. Teknik Family Modelling, Konseli diminta untuk
berimajinasi terhadap posisi tertentu.
Kelebihan Dan Kekurangan
 Konsep dan prosedurnya tidak dapat dijadikan objek pengujian
untuk mendapatkan validitas ilmiah.
 Data empiris yang objektif sangat kurang.
 Banyak terminologi atau istilah yang digunakan dalam AT
cukup membingungkan.
 Meminimalkan atau mengabaikan aspek emosional.
 Kurang efisien terhadap kontrak treatment.
Contoh Penerapan :
Dita adalah anak yang cantik,ia
selalu bergaya layaknya
model.dengan kecantikannya, ia
sangat terobsesi untuk menjadi
artis.karena dengan kePDannya, ia
selalu gagal dalam melakukan
acting perfilmman. Dengan
pengalaman ini,ia selalu merasa
bahwa menjadi artis film itu sangat
sulit.bahkan tidak semudah yang di
bayangkan,dan ia tidak ingin lagi
menjadi artis film.
PendekatanGestalt
Tokoh : Frederick S.
Pearls (1894–1970)
Konsep Dasar :
1. Manusia dalamkehidupannya selalu aktif sebagai suatu
keseluruhan.
2. Setiap individu bukan semata – mata merupakan
penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti
hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan
merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut.
3. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan
integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya.
4. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima
tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk
mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan
menuju terbentuknya integritas atau keutuhan.
Asumsi Bermaslah : Terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan
“under dog”. Perkembangan yang terganggu karena terjadi ketidakseimbangan antara
apa – apa yang harus ( self – image ) dan apa – apa yang diinginkan ( sel f). Terjadi
pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis. Ketidakmampuan individu
mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya. Mengalami gap / kesenjangan
sekarang dan yang akan dating. Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi.
Tujuan : Membantu konseli agar berani
mengahadapi berbagai macam tantangan
maupun kenyataan yang harus dihadapi.
Membantu konseli agar dapat memperoleh
kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau
realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.
Membantu konseli menuju pencapaian integritas
kepribadiannya. Mengentaskan klien dari
kondisinya yang tergantung pada pertimbangan
orang lain menjadi mampu mengatur diri sendiri.
Fungsi dan Peran Konseling :
 Konselor memfokuskan pada perasaan, kesadaran, bahasa
tubuh, hambatan energi, dan hambatan untuk mencapai
kesadaran yang ada pada konseli.
 Konselor adalah "artistic participant" yang memiliki
peranan dalam menciptakan hidup baru klien.
 Konselor berperan sebagai projection screen.
Deskrpsi Konseling : Hubungan antara konselor
dan konseli dalam praktiknya dilaksanakan secara
face to face relationship. Konseli dibuat menjadi
frustasi supaya ia dapat menemukan caranya
sendiri yang sesuai dalam usaha untuk
mengembangkan potensinya guna menentukan
dirinya.
Kelebihan dan Kekurangan :
 Pendekatan gestalt cenderung kurang
memperhatikan faktor kognitif.
 Pendekatan gestalt menekankan tanggung
jawab atas diri sendiri, tetapi mengabaikan
tanggung jawab pada orang lain.
 Menjadi tidak produktf bila penggunaan
teknik gestalt dikembangkan secara mekanis.
Teknik – Teknik Konseling :
1. Permainan Dialog, dilakukan dengan cara
konseli dikondisikan untuk mendialogkan dua
kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu
kecenderungan top dog dan kecenderungan
under dog.
2. Latihan Saya Bertanggung Jawab, teknik untuk
membantu konseli agar mengakui dan
menerima perasaan – perasaannya daripada
memproyeksikan perasaannya itu kepada orang
lain.
3. Bermain Proyeksi, memantulkan kepada orang
lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri
tidak mau melihat atau menerimanya.
4. Teknik Pembalikan, dalam teknik ini konselor
meminta konseli untuk memainkan peran yang
berkebalikan dengan perasaan – perasaan yang
dikeluhkannya.
5. Tetap dengan Perasaan, teknik dapat digunakan
untuk klien yang menunjukkan perasaan atau
suasana hati yang tidak menyenangkan atau ia
sangat ingin menghindarinya.
Contoh Penerapan :
Ani adalah seorang siswi SMA yang pintar. Ia mengalami
jatuh cinta pada teman sekelasnya.Dengan berjalannya
waktu, dengan pacaran nilai belajar Ani turun. Ia lebih
disibukkan untuk berpacaran dan akhirnya Ani putus
dalam hubungannya. Ani sadar, bahwa pacarnya tidak
sebaik yang ia pikirkan Dan Konselor memberikan
motivasi pada ia bahwa itu merupakan pembelajaran dan
pengalaman hidup. Konselor berpartisipasi dalam proses
membangun semangat konseli tersebut.
PendekatanRealitas
Tokoh : William
Glasser
Konsep Dasar :
1. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis
yang menjadikan individu menjadi seseorang
yang merasa dirinya mempunyai keunikan,
berbeda dengan yang lain.
2. Setiap individu mempunyai kemampuan yang
potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai
dengan pola-pola yang sudah tertentu.
3. Setiap individu mempunyai optimisme, dia
dapat menerima dirinya dan mencintai dirinya
dalam arti yang lebih luas, menjadi pribadi
yang sukses.
4. Tingkah laku manusia didorong oleh untuk
menemukan kebutuhan dasar .
Asumsi Bermasalah :
 Individu yang bermasalah bertingkah laku tidak
tepat karena ketidakmampuannya dalam
memenuhi kebutuhannya, sehingga ia kehilangan
sentuhan dengan realitas obyektif.
 Individu tidak mampu melihat sesuatu sesuai
dengan realitasnya, tidak dapat melakukan atas
kebenaran, tanggung jawab, dan realitas, persepsi
terhadap kenyataan kacau.
Deskripsi konseling : Perlu adanya saling keterlibatan antara
konselor dengan konseli. Perencanaan merupakan esensi dari
reality therapy. Salah satu kegagalan individu adalah tidak
mampu menempatkan janjinya. Konseli harus
mempertanggungjawabkan tingkah laku yang sudah
direncakanan dan disepakati kedua belah pihak.
Fungsi dan Peran Konseling :
 Konselor mengembangkan kondisi fasilitatif konseling dan
hubungan baik dengan konseli.
 Konselor mengajarkan klien untuk mengevaluasi
perilakunya.
 Konselor menyampaikan dan meyakinkan kepada konseli
bahwa seburuk apapun suatu kondisi masih ada harapan.
Tujuan :
 Membantu individu agar mampu mengurus diri
sendiri.
 Mendorong klien agar berani bertanggung jawab
serta memikul segala resiko yang ada dari tanggung
jawab tersebut.
 Mengembangkan rencana-rencana yang nyata dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Tingkah laku yang sukses dapat dihubungkan
dengan pencapaian kepribadian yg sukses.
 Konselor ditekankan pada disiplin dan tanggung
jawab atas kesadaran sendiri
Teknik – Teknik Konseling :
1. Menggunakan teknik role
playing atau permainan peran
bagi konseli.
2. Menggunakan aspek humoritas
untuk relaksasi suasana
konseling.
3. Merencanakan kegatan yang
memuat unsur mendidik konseli.
4. Menggunakan teknik kejut
verbal untuk melakukan
konfrontasi perilaku konseli
yang tak diharapkan.
Kelebihan dan Kekurangan :
1. Konfrontasi yang dilakukan
meningkatkan tingkat
probabilitas bahaya.
2. Terletak pada otoritas yang
cukup besar bagi konselor untuk
mengarahkan konseli
Contoh Penerapan :
Ana adalah seorang anak dari keluarga
yang tidak mampu. Ia adalah anak orang
miskin, namun dengan kesombongannya,
ia selalu merasa dan menganggap dirinya
adalah orang kaya. Dia bersikap sombong
sehingga banyak teman yang menjauhinya.
Dengan permasalahan ini, konselor dapat
memberikan pengarahan agar konseli
dapat menerima kenyataan hidupnya dan
mampu menerima kondisi yang ada.
PendekatanRationalEmotif
Tokoh : Albert
Ellis
Konsep Dasar RET :
1. Antecedent event (A) → peristiwa pendahulu yang
berupa fakta, perilaku, atau sikap orang lain.
2. Belief (B) → keyakinan, pandangan, nilai terhadap
suatu peristiwa → rasional (rB) & irrasional (iB).
3. Emotional consequence (C) → reaksi individu
terhadap emosi.
Asumsi Bermasalah :
 Dalam perspektif pendekatan konseling rasional
emotif tingkah laku bermasalah adalah merupakan
tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang
irrasional.
 Ciri-ciri berpikir irasional : (a) tidak dapat
dibuktikan; (b) menimbulkan perasaan tidak enak
(kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang
sebenarnya tidak perlu; (c) menghalangi individu
untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang
efektif.
Tujuan :
 Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi,
cara berpikir, keyakinan konseli yang irrasional
menjadi rasional
 Menghilangkan gangguan emosional yang
dapat merusak diri (benci, takut, rasa bersalah,
cemas, dll)
 Melatih serta mendidik konseli agar dapat
menghadapi kenyataan hidup secara rasional
dan membangkitkan rasa percaya diri.
Deskripsi konseling : Konseling rasional emotif
dilakukan dengan menggunakan prosedur yang
bervariasi dan sistematis yang secara khusus
dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku
dalam batas-batas tujuan yang disusun secara
bersama-sama oleh konselor dan klien.
Teknik – Teknik Konseling :
1. Assertive adaptive yaitu teknik yang digunakan untuk
melatih, mendorong, dan membiasakan konseli untuk
secara terus – menerus menyesuaikan dirinya dengan
tingkah laku yang diinginkan. Latihan – latihan yang
diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri konseli.
2. Bermain peran yaitu teknik untuk mengekspresikan
berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan –
perasaan negatif) melalui suatu suasana yang
dikondisikan sedemikian rupa sehingga konseli dapat
secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui
peran tertentu.
3. Imitasi yaitu teknik untuk menirukan secara terus
menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan
maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah
lakunya sendiri yang negatif.
Fungsi dan Peran Konseling :
1. konselor berusaha menunjukkan kepada konseli bahwa
masalah yang dihadapinya berkaitan dengan
keyakinannya yang tidak rasional.
2. Konselor menyadarkan konseli bahwa pemecahan
masalah yang dihadapinya merupakan tanggung jawab
sendiri.
3. Konselor mangajak konseli menghilangkan cara
berpikirdan gagasan yang tidak rasional.
4. konselor mengembangkan pandangan – pandangan
yang realistis dan menghindarkan diri dari keyakinan
yang tidak rasional.
Kelebihan dan Kekurangan :
 Rasional Emotif memberikan penekanan
untuk mengaktifkan pemahaman yang di
dapat oleh konseli sehingga konseli akan
langsung mampu mempraktekkan perilaku
baru mereka.
 Konseli dengan mudahnya terbius dengan
oleh kekuatan dan wewenang konselor
dengan menerima pandangan konselor tanpa
benar – benar menantangnya atau
menginternalisasi ide – ide baru.
Contoh Penerapan :
Penerapan teori konseling rational
emotif ini sangat ideal apabila
diterapkan disekolah, terutama oleh
guru , konselor ataupun
pembimbing yang berwibawa.
Contoh penerapan digunakan pada
kasus berpikir, mengenai hal-hal
yang tidak rasional. Pendekatan ini
menekankan pentingnya pemikiran
sebagai dasar dari gangguan-
gangguan pribadi. Sumbangan
utamanya adalah penekanannya
pada keharusan praktek dan
bertindak menuju perubahan tingkah
laku masalah.
PendekatanTraitand Factor
Tokoh : Walter Bigham, John Darley,
Donald G.Paterson dan E.G.Williamson.
Konsep dasar :
1. Setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan
kemampuan yang terorganisir secara unik, dan
karena kemampuan kausalitasnya relatif stabil
setelah remaja, maka tes obyektif dapat digunakan
untuk mengidentifikasi karakteristik-karateristik
individu.
2. Setiap individu mempunyai kecakapan dan
keinginan untuk mengidentifikasi secara kognitif
kemampuannya sendiri.
Asumsi Bermasalah : Asumsi perilaku
bermasalah atau malasuai adalah individu
yang tidak mampu memahami kekuatan dan
kelemahan yang ada pada dirinya sehingga
individu tersebut tidak dapat
mengaktualisasikan dirinya secara optimal.
Deskripsi konseling : Hubungan konselor dengan
konseli merupakan hubungan yang sangat akrab,
sangat bersifat pribadi dalam hubungan tatap
muka. Konselor bukan hanya membantu individu
atas apa saja yang sesuaidengan potensinya, tetapi
konselor juga mempengaruhi konseli berkembang
ke satu arah yang terbaik baginya. Konselor
memang tidak menetapkan tetapi memberikan
pengaruh untuk mendapatkan cara yang baik
dalam membuat keputusan.
Tujuan :
1. Membantu individu mencapai perkembangan
kesempurnaan berbagai aspek kehidupan
manusia
2. Membantu individu dalam memperoleh
kemajuan memahami dan mengelola diri
dengan cara membantunya menilai kekuatan
dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan
perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan
karir
3. Membantu individu untuk memperbaiki
kekurangan, tidakmampuan, dan
keterbatasan diri serta membantu
pertumbuhan dan integrasi kepribadian
4. Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan
dalam penilaian diri dengan mengggunakan
metode ilmiah.
Fungsi dan peran konseling :
1. Konselor memberitahu kepada konseli tentang berbagai kemampuan
yang diperoleh melalui penyelenggaraan testing psikologis, angket
dan alat ukur lainnya.
2. Konselor memberitahukan tentang bidang – bidang yang cocok
sesuai dengan kemampuan serta karakteristiknya.
3. Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan konseli.
4. Konselor membantu konseli mencari atau menemukan sebab – sebab
kesulitan atau gangguannya dengan diagnosis eksternal.
Teknik – Teknik Konseling :
1. Atending adalah perilaku konselor
untuk melibatkan diri dalam proses
konsling,
2. Opening adalah membuka kegiatan
wawancara.
3. Acceptance
4. Restatemen and Paraprashing
5. Reflection of feeling
6. Clarification
7. Structuring
8. Meringkas
9. Konfrontasi
10. Interpretasi atau penafsiran
11. Termination atau pengakhiran
Kelebihan dan Kekurangan:
 Penekanan pada
penggunaan data tes
obyektif, membawa
kepada upaya perbaikan
dalam pengembangan dan
penggunaannya, serta
perbaikan dalam
pengumpulan dan
penggunaan data
lingkungan.
 Terlalu menekankan aspek
afektif emosional,
perasaan, sebagi penentu
perilaku tetapi melakukan
faktor intelektual, kognitif
dan rasional.
Contoh Penerapan :
Paijo adalah siswa kelas X SMA di
sebuah kota kecil. Dia merasa tidak
diperhatikan lagi oleh kedua orang
tuanya. Ayah ibunya sibuk dengan
pekerjaannya masing-masing.
Kemudian dia mencari pelarian
dengan clubbing yang otomatis
minuman keras dan narkoba sudah
menjadi hal biasa. Dia sendiri
merasa tidak nyaman dengan kondisi
tersebut, tapi sulit baginya untuk
lepas dari kebiasaannya itu, karena
menurut pendapatnya dengan seperti
itu dia akan mendapatkan banyak
teman dan tidak kesepian lagi.
Akhirnya dia semakin tidak nyaman
dan datang ke konselor untuk
meminta bantuan. Dalam kasus ini,
konselor menggunakan pendekatan
konseling Trait and Factor.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralmisbakhulfirdaus
 
Peta kognitif pendekatan konseling eksistensial humanistik
Peta kognitif pendekatan konseling eksistensial humanistikPeta kognitif pendekatan konseling eksistensial humanistik
Peta kognitif pendekatan konseling eksistensial humanistikmisbakhulfirdaus
 
Pendekatan konseling trait n factors
Pendekatan konseling trait n factors Pendekatan konseling trait n factors
Pendekatan konseling trait n factors varizalamir
 
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesPertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesVivia Maya Rafica
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Kurt lewin
Kurt lewinKurt lewin
Kurt lewinAfrils
 
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKTABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKrina_nurjanah96
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLanggeng Prayogo
 
Pendekata Konseling Eklektik
Pendekata Konseling EklektikPendekata Konseling Eklektik
Pendekata Konseling Eklektikpradita anggi
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaLia Oktafiani
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerIis Nurul Fitriyani
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiAfy Luna
 
Rpl Bidang Karir
Rpl Bidang KarirRpl Bidang Karir
Rpl Bidang KarirAfy Luna
 

Was ist angesagt? (20)

Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Peta kognitif pendekatan konseling eksistensial humanistik
Peta kognitif pendekatan konseling eksistensial humanistikPeta kognitif pendekatan konseling eksistensial humanistik
Peta kognitif pendekatan konseling eksistensial humanistik
 
pendekatan client centered
pendekatan client centeredpendekatan client centered
pendekatan client centered
 
Pendekatan konseling trait n factors
Pendekatan konseling trait n factors Pendekatan konseling trait n factors
Pendekatan konseling trait n factors
 
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesPertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Terapi gestalt
Terapi gestaltTerapi gestalt
Terapi gestalt
 
Kurt lewin
Kurt lewinKurt lewin
Kurt lewin
 
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKTABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
 
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELINGVERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
 
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
 
Pendekata Konseling Eklektik
Pendekata Konseling EklektikPendekata Konseling Eklektik
Pendekata Konseling Eklektik
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
 
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIKEKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
 
Rpl Bidang Karir
Rpl Bidang KarirRpl Bidang Karir
Rpl Bidang Karir
 

Andere mochten auch

Peta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkPeta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkbaeniikhwati
 
Peta kognitif pendekatan konseling
Peta kognitif pendekatan konselingPeta kognitif pendekatan konseling
Peta kognitif pendekatan konselingSofiantii
 
aplikasi teori belajar
aplikasi teori belajaraplikasi teori belajar
aplikasi teori belajarMitha Ye Es
 
resume teori dan teknik konseling
resume teori dan teknik konselingresume teori dan teknik konseling
resume teori dan teknik konselingNur Arifaizal Basri
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganAtika Aziz
 
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...Gusti Gina
 
Tugas resume teori dan teknik konseling
Tugas resume teori dan teknik konselingTugas resume teori dan teknik konseling
Tugas resume teori dan teknik konselingNur Arifaizal Basri
 
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikMakalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikDevi novianti
 
Peta konsep pelayanan dan pengembangan diri siswa
Peta konsep pelayanan dan pengembangan diri siswaPeta konsep pelayanan dan pengembangan diri siswa
Peta konsep pelayanan dan pengembangan diri siswaShiltima Wiska
 
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranKelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranArif Wicaksono
 
Pendekatan konseling
Pendekatan konselingPendekatan konseling
Pendekatan konseling1114500103
 
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranCognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranSMAN 1 Cisarua
 

Andere mochten auch (20)

Peta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkPeta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bk
 
Peta kognitif pendekatan konseling
Peta kognitif pendekatan konselingPeta kognitif pendekatan konseling
Peta kognitif pendekatan konseling
 
Peta Kognitif
Peta Kognitif Peta Kognitif
Peta Kognitif
 
aplikasi teori belajar
aplikasi teori belajaraplikasi teori belajar
aplikasi teori belajar
 
resume teori dan teknik konseling
resume teori dan teknik konselingresume teori dan teknik konseling
resume teori dan teknik konseling
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
 
Evolucintecnologica 160317112439
Evolucintecnologica 160317112439Evolucintecnologica 160317112439
Evolucintecnologica 160317112439
 
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
 
Rpp x 2013 2014
Rpp x 2013 2014Rpp x 2013 2014
Rpp x 2013 2014
 
tugas model-model konseling 1
tugas model-model konseling 1tugas model-model konseling 1
tugas model-model konseling 1
 
Pembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan biPembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan bi
 
Kesulitan Belajar
Kesulitan BelajarKesulitan Belajar
Kesulitan Belajar
 
Tugas resume teori dan teknik konseling
Tugas resume teori dan teknik konselingTugas resume teori dan teknik konseling
Tugas resume teori dan teknik konseling
 
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikMakalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
 
Peta konsep pelayanan dan pengembangan diri siswa
Peta konsep pelayanan dan pengembangan diri siswaPeta konsep pelayanan dan pengembangan diri siswa
Peta konsep pelayanan dan pengembangan diri siswa
 
Carl Rogers Persentasi
Carl Rogers PersentasiCarl Rogers Persentasi
Carl Rogers Persentasi
 
Model konseling
Model konselingModel konseling
Model konseling
 
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranKelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
 
Pendekatan konseling
Pendekatan konselingPendekatan konseling
Pendekatan konseling
 
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranCognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
 

Ähnlich wie Peta kognitif

Strategi pendekatan gestalt
Strategi pendekatan gestaltStrategi pendekatan gestalt
Strategi pendekatan gestaltbkupstegal
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
Ppt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasPpt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasbkupstegal
 
Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalbkupstegal
 
jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK
jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK
jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK bkupstegal
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik1115500038
 
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konselingTEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konselingSitiSara33
 

Ähnlich wie Peta kognitif (20)

PRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptxPRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptx
 
Strategi pendekatan gestalt
Strategi pendekatan gestaltStrategi pendekatan gestalt
Strategi pendekatan gestalt
 
N9. (konges)
N9. (konges)N9. (konges)
N9. (konges)
 
(konges)
(konges)(konges)
(konges)
 
Pendekatan bk
Pendekatan bkPendekatan bk
Pendekatan bk
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
pertemuan 4.pdf
pertemuan 4.pdfpertemuan 4.pdf
pertemuan 4.pdf
 
pertemuan 4.ppt
pertemuan 4.pptpertemuan 4.ppt
pertemuan 4.ppt
 
Ppt klmpok
Ppt klmpokPpt klmpok
Ppt klmpok
 
Ppt klmpok
Ppt klmpokPpt klmpok
Ppt klmpok
 
Wz manual kaunselor
Wz manual kaunselorWz manual kaunselor
Wz manual kaunselor
 
Ppt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasPpt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitas
 
Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksional
 
jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK
jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK
jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konselingTEORI-TEORI  KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
TEORI-TEORI KONSELING KELOMPOK pada mata kuliah psikologi konseling
 
Teori Konseling PPK
Teori Konseling PPKTeori Konseling PPK
Teori Konseling PPK
 
Gestalt
GestaltGestalt
Gestalt
 
Pendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling GestaltPendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling Gestalt
 

Peta kognitif

  • 1. Tugas Mata Kuliah “Model – Model Konseling” Tugas Peta Kognitif Dosen Pengampu: Pramana Adi Wiguna, M.Pd Di Susun Oleh : Fikri Nur Muqaffa 4B (1113500030) BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2014
  • 2. PendekatanAnalisis Transaksional Tokoh : Eric Berne (1960) Konsep Dasar : 1. Kehidupan manusia bukanlah merupakan sesuatu yang telah ditentukan ( anti deterministik ). 2. Manusia mampu memahami keputusan – keputusannya pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang pernah diambil. 3. Manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan dalam tingkat kesadaran tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan hidupnya. Asumsi Bermasalah : Individu yang tidak memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang bermakna bagi dirinya. Individu yang tidak mempunyai kemampuan untuk memahami keputusan-keputusan yang mereka buat pada masa lalu. Individu yang selalu tergantung pada orang lain dan tidak percaya akan kemampuannya sendiri . Tujuan Konseling :  Membantu konseli untuk membuat keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya.  Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta kebebasan untuk memilih cara – cara serta keputusan – keputusan mengenai posisi kehidupannya serta menghindari konseli dari cara – cara yang bersifat deterministik.  Memberikan bantuan kepada konseli berupa kemungkinan – kemungkinan yang dapat dipilih untuk memantapkan dan mematangkan status egonya. Fungsi Dan Peran Konseling : Konselor berperan sebagai guru, pelatih dan narasumber. Sebagai guru, konselor menerangkan konsep – konsep seperti analisis skenario, dan analisis permainan. Sebagai pelatih konselor mendorong dan mengajari agar konseli mempercayai ego dewasanya sendiri. Membantu konseli dalam hal menemukan kondisi masa lalu yang tidak menguntungkan. Menolong konseli mendapatkan perangkat yang diperlukan untuk mendapatkan perubahan. Deskripsi Konseling : Peran konselor lebih bersifat mengarahkan. Konseli menyepakati suatu tujuan bersama konselor, Konseli memodifikasi perilakunya berdasarkan tujuan yg telah disepakati bersama dalam hal ini konseli akan mengembangkan rasa tanggungjawabnya. Teknik – Teknik Konseling : 1. Teknik Analisis Transaksional, teknik yang memperhatikan antara berbagai status ego. 2. Teknik Analisis Struktural, teknik untuk mendorong konseli menjadi sadar terhadap isi dan fungsi dari ego statusnya masing – masing yaitu orang tua, dewasa, dan anak. 3. Teknik Analisis Script, Konseli diminta untuk mengungkapkan posisinya,menghadapi suatu peristiwa tertentu kemudian dianalisis. 4. Teknik Role Playing, Konseli diminta berperan tertentu yang dapat mengubah perilakunya. 5. Teknik Family Modelling, Konseli diminta untuk berimajinasi terhadap posisi tertentu. Kelebihan Dan Kekurangan  Konsep dan prosedurnya tidak dapat dijadikan objek pengujian untuk mendapatkan validitas ilmiah.  Data empiris yang objektif sangat kurang.  Banyak terminologi atau istilah yang digunakan dalam AT cukup membingungkan.  Meminimalkan atau mengabaikan aspek emosional.  Kurang efisien terhadap kontrak treatment. Contoh Penerapan : Dita adalah anak yang cantik,ia selalu bergaya layaknya model.dengan kecantikannya, ia sangat terobsesi untuk menjadi artis.karena dengan kePDannya, ia selalu gagal dalam melakukan acting perfilmman. Dengan pengalaman ini,ia selalu merasa bahwa menjadi artis film itu sangat sulit.bahkan tidak semudah yang di bayangkan,dan ia tidak ingin lagi menjadi artis film.
  • 3. PendekatanGestalt Tokoh : Frederick S. Pearls (1894–1970) Konsep Dasar : 1. Manusia dalamkehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. 2. Setiap individu bukan semata – mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. 3. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya. 4. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan. Asumsi Bermaslah : Terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”. Perkembangan yang terganggu karena terjadi ketidakseimbangan antara apa – apa yang harus ( self – image ) dan apa – apa yang diinginkan ( sel f). Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis. Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya. Mengalami gap / kesenjangan sekarang dan yang akan dating. Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan : Membantu konseli agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Membantu konseli agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta mendapatkan insight secara penuh. Membantu konseli menuju pencapaian integritas kepribadiannya. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain menjadi mampu mengatur diri sendiri. Fungsi dan Peran Konseling :  Konselor memfokuskan pada perasaan, kesadaran, bahasa tubuh, hambatan energi, dan hambatan untuk mencapai kesadaran yang ada pada konseli.  Konselor adalah "artistic participant" yang memiliki peranan dalam menciptakan hidup baru klien.  Konselor berperan sebagai projection screen. Deskrpsi Konseling : Hubungan antara konselor dan konseli dalam praktiknya dilaksanakan secara face to face relationship. Konseli dibuat menjadi frustasi supaya ia dapat menemukan caranya sendiri yang sesuai dalam usaha untuk mengembangkan potensinya guna menentukan dirinya. Kelebihan dan Kekurangan :  Pendekatan gestalt cenderung kurang memperhatikan faktor kognitif.  Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab pada orang lain.  Menjadi tidak produktf bila penggunaan teknik gestalt dikembangkan secara mekanis. Teknik – Teknik Konseling : 1. Permainan Dialog, dilakukan dengan cara konseli dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog. 2. Latihan Saya Bertanggung Jawab, teknik untuk membantu konseli agar mengakui dan menerima perasaan – perasaannya daripada memproyeksikan perasaannya itu kepada orang lain. 3. Bermain Proyeksi, memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya. 4. Teknik Pembalikan, dalam teknik ini konselor meminta konseli untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan – perasaan yang dikeluhkannya. 5. Tetap dengan Perasaan, teknik dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan atau ia sangat ingin menghindarinya. Contoh Penerapan : Ani adalah seorang siswi SMA yang pintar. Ia mengalami jatuh cinta pada teman sekelasnya.Dengan berjalannya waktu, dengan pacaran nilai belajar Ani turun. Ia lebih disibukkan untuk berpacaran dan akhirnya Ani putus dalam hubungannya. Ani sadar, bahwa pacarnya tidak sebaik yang ia pikirkan Dan Konselor memberikan motivasi pada ia bahwa itu merupakan pembelajaran dan pengalaman hidup. Konselor berpartisipasi dalam proses membangun semangat konseli tersebut.
  • 4. PendekatanRealitas Tokoh : William Glasser Konsep Dasar : 1. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis yang menjadikan individu menjadi seseorang yang merasa dirinya mempunyai keunikan, berbeda dengan yang lain. 2. Setiap individu mempunyai kemampuan yang potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan pola-pola yang sudah tertentu. 3. Setiap individu mempunyai optimisme, dia dapat menerima dirinya dan mencintai dirinya dalam arti yang lebih luas, menjadi pribadi yang sukses. 4. Tingkah laku manusia didorong oleh untuk menemukan kebutuhan dasar . Asumsi Bermasalah :  Individu yang bermasalah bertingkah laku tidak tepat karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga ia kehilangan sentuhan dengan realitas obyektif.  Individu tidak mampu melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melakukan atas kebenaran, tanggung jawab, dan realitas, persepsi terhadap kenyataan kacau. Deskripsi konseling : Perlu adanya saling keterlibatan antara konselor dengan konseli. Perencanaan merupakan esensi dari reality therapy. Salah satu kegagalan individu adalah tidak mampu menempatkan janjinya. Konseli harus mempertanggungjawabkan tingkah laku yang sudah direncakanan dan disepakati kedua belah pihak. Fungsi dan Peran Konseling :  Konselor mengembangkan kondisi fasilitatif konseling dan hubungan baik dengan konseli.  Konselor mengajarkan klien untuk mengevaluasi perilakunya.  Konselor menyampaikan dan meyakinkan kepada konseli bahwa seburuk apapun suatu kondisi masih ada harapan. Tujuan :  Membantu individu agar mampu mengurus diri sendiri.  Mendorong klien agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada dari tanggung jawab tersebut.  Mengembangkan rencana-rencana yang nyata dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Tingkah laku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yg sukses.  Konselor ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri Teknik – Teknik Konseling : 1. Menggunakan teknik role playing atau permainan peran bagi konseli. 2. Menggunakan aspek humoritas untuk relaksasi suasana konseling. 3. Merencanakan kegatan yang memuat unsur mendidik konseli. 4. Menggunakan teknik kejut verbal untuk melakukan konfrontasi perilaku konseli yang tak diharapkan. Kelebihan dan Kekurangan : 1. Konfrontasi yang dilakukan meningkatkan tingkat probabilitas bahaya. 2. Terletak pada otoritas yang cukup besar bagi konselor untuk mengarahkan konseli Contoh Penerapan : Ana adalah seorang anak dari keluarga yang tidak mampu. Ia adalah anak orang miskin, namun dengan kesombongannya, ia selalu merasa dan menganggap dirinya adalah orang kaya. Dia bersikap sombong sehingga banyak teman yang menjauhinya. Dengan permasalahan ini, konselor dapat memberikan pengarahan agar konseli dapat menerima kenyataan hidupnya dan mampu menerima kondisi yang ada.
  • 5. PendekatanRationalEmotif Tokoh : Albert Ellis Konsep Dasar RET : 1. Antecedent event (A) → peristiwa pendahulu yang berupa fakta, perilaku, atau sikap orang lain. 2. Belief (B) → keyakinan, pandangan, nilai terhadap suatu peristiwa → rasional (rB) & irrasional (iB). 3. Emotional consequence (C) → reaksi individu terhadap emosi. Asumsi Bermasalah :  Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.  Ciri-ciri berpikir irasional : (a) tidak dapat dibuktikan; (b) menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak perlu; (c) menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif. Tujuan :  Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan konseli yang irrasional menjadi rasional  Menghilangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri (benci, takut, rasa bersalah, cemas, dll)  Melatih serta mendidik konseli agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan rasa percaya diri. Deskripsi konseling : Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien. Teknik – Teknik Konseling : 1. Assertive adaptive yaitu teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan konseli untuk secara terus – menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan – latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri konseli. 2. Bermain peran yaitu teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan – perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga konseli dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu. 3. Imitasi yaitu teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif. Fungsi dan Peran Konseling : 1. konselor berusaha menunjukkan kepada konseli bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan keyakinannya yang tidak rasional. 2. Konselor menyadarkan konseli bahwa pemecahan masalah yang dihadapinya merupakan tanggung jawab sendiri. 3. Konselor mangajak konseli menghilangkan cara berpikirdan gagasan yang tidak rasional. 4. konselor mengembangkan pandangan – pandangan yang realistis dan menghindarkan diri dari keyakinan yang tidak rasional. Kelebihan dan Kekurangan :  Rasional Emotif memberikan penekanan untuk mengaktifkan pemahaman yang di dapat oleh konseli sehingga konseli akan langsung mampu mempraktekkan perilaku baru mereka.  Konseli dengan mudahnya terbius dengan oleh kekuatan dan wewenang konselor dengan menerima pandangan konselor tanpa benar – benar menantangnya atau menginternalisasi ide – ide baru. Contoh Penerapan : Penerapan teori konseling rational emotif ini sangat ideal apabila diterapkan disekolah, terutama oleh guru , konselor ataupun pembimbing yang berwibawa. Contoh penerapan digunakan pada kasus berpikir, mengenai hal-hal yang tidak rasional. Pendekatan ini menekankan pentingnya pemikiran sebagai dasar dari gangguan- gangguan pribadi. Sumbangan utamanya adalah penekanannya pada keharusan praktek dan bertindak menuju perubahan tingkah laku masalah.
  • 6. PendekatanTraitand Factor Tokoh : Walter Bigham, John Darley, Donald G.Paterson dan E.G.Williamson. Konsep dasar : 1. Setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan kemampuan yang terorganisir secara unik, dan karena kemampuan kausalitasnya relatif stabil setelah remaja, maka tes obyektif dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik-karateristik individu. 2. Setiap individu mempunyai kecakapan dan keinginan untuk mengidentifikasi secara kognitif kemampuannya sendiri. Asumsi Bermasalah : Asumsi perilaku bermasalah atau malasuai adalah individu yang tidak mampu memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu tersebut tidak dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal. Deskripsi konseling : Hubungan konselor dengan konseli merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat pribadi dalam hubungan tatap muka. Konselor bukan hanya membantu individu atas apa saja yang sesuaidengan potensinya, tetapi konselor juga mempengaruhi konseli berkembang ke satu arah yang terbaik baginya. Konselor memang tidak menetapkan tetapi memberikan pengaruh untuk mendapatkan cara yang baik dalam membuat keputusan. Tujuan : 1. Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia 2. Membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir 3. Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian 4. Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah. Fungsi dan peran konseling : 1. Konselor memberitahu kepada konseli tentang berbagai kemampuan yang diperoleh melalui penyelenggaraan testing psikologis, angket dan alat ukur lainnya. 2. Konselor memberitahukan tentang bidang – bidang yang cocok sesuai dengan kemampuan serta karakteristiknya. 3. Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan konseli. 4. Konselor membantu konseli mencari atau menemukan sebab – sebab kesulitan atau gangguannya dengan diagnosis eksternal. Teknik – Teknik Konseling : 1. Atending adalah perilaku konselor untuk melibatkan diri dalam proses konsling, 2. Opening adalah membuka kegiatan wawancara. 3. Acceptance 4. Restatemen and Paraprashing 5. Reflection of feeling 6. Clarification 7. Structuring 8. Meringkas 9. Konfrontasi 10. Interpretasi atau penafsiran 11. Termination atau pengakhiran Kelebihan dan Kekurangan:  Penekanan pada penggunaan data tes obyektif, membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan dan penggunaannya, serta perbaikan dalam pengumpulan dan penggunaan data lingkungan.  Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan, sebagi penentu perilaku tetapi melakukan faktor intelektual, kognitif dan rasional. Contoh Penerapan : Paijo adalah siswa kelas X SMA di sebuah kota kecil. Dia merasa tidak diperhatikan lagi oleh kedua orang tuanya. Ayah ibunya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Kemudian dia mencari pelarian dengan clubbing yang otomatis minuman keras dan narkoba sudah menjadi hal biasa. Dia sendiri merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, tapi sulit baginya untuk lepas dari kebiasaannya itu, karena menurut pendapatnya dengan seperti itu dia akan mendapatkan banyak teman dan tidak kesepian lagi. Akhirnya dia semakin tidak nyaman dan datang ke konselor untuk meminta bantuan. Dalam kasus ini, konselor menggunakan pendekatan konseling Trait and Factor.