SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Materi 6
Operasi Pada Fungsi
Fungsi bukanlah bilangan. Tetapi seperti halnya dua bilangan a dan b dapat ditambahkan
untuk menghasilkan sebuah bilangan baru a + b, demikian juga dua fungsi f dan g dapat
ditambahkan untuk menghasilkan sebuah fungsi baru f + g. Ini baru salah satu dari beberapa
operasi pada fungsi yang akan dijelaskan dalam materi ini.
Jumlah, Selisih, Hasil Kali, Hasil Bagi , Pangkat
Pandanglah fungsi-fungsi f dan g dengan rumus-rumus;
f(x) =
đ‘„ − 3
2
g(x) = √ đ‘„
Kita dapat membuat sebuah fungsi baru f + g dengan cara memberikan pada x nilai:
đ‘„ − 3
2
+
√ đ‘„ , yakni : (f + g)(x) = f(x) + g(x) =
đ‘„ − 3
2
+ √ đ‘„ .
Tentu saja kita harus sedikit hati-hati mengenai daerah asal. Jelas x harus berupa sebuah
bilangan pada mana f maupun g berlaku. Dengan perkataan lain, daerah asal f + g adalah
irisan (bagian bersama) dari daerah asal f dan g (gambar 1).
Fungsi-fungsi f – g, f.g, dan f/g diperkenalkan dengan cara yang analog. Dengan anggapan
bahwa f dan g mempunyai daerah asal mula, kita mempunyai yang berikut.
Rumus daerah asal
(f + g)(x) = f(x) + g(x) =
đ‘„ − 3
2
+ √ đ‘„ [0 , ∞ )
(f – g)(x) = f(x) – g(x) =
đ‘„ − 3
2
- √ đ‘„ [0 , ∞ )
(f.g) (x) = f(x) . g(x) =
đ‘„ − 3
2
√ đ‘„ [0 , ∞ )
(
𝑓
𝑔
)(đ‘„) =
𝑓(đ‘„)
𝑔(đ‘„)
=
đ‘„ − 3
2√ đ‘„
(0 , ∞ )
Kita harus mengecualikan nol dari daerah asal f/g untuk menghindari pembagian oleh 0.
Kita juga boleh memangkatkan suatu fungsi. Dengan fn, kita maksudkan fungsi yang
memberikan nilai [f(x)]n pada x. Jadi :
f2(x) = [f(x)]2 = [
đ‘„ − 3
2
]
2
=
đ‘„2
− 6đ‘„ + 9
4
dan g3 (x) = [g(x)]3 = (√ đ‘„ )
3
= đ‘„3/2
Ada pengecualian pada aturan ini, yaitu untuk n = -1. Simbol f-1 kita cadangkan untuk
keperluan lainnya (fungsi invers) yang akan dijelaskan dalam materi selanjutnya. Jadi, f-1
bukan berarti 1/f.
Contoh 1
Andaikan F(x) = √ đ‘„ + 1
4
dan G(x) = √9− đ‘„22
, dengan masing-masing daerah asal natural [-1
, ∞) dan [-3 , 3]. Carilah rumus untuk : F + G , F – G , F.G , F/G , dan F5 serta berikan
daerah asal naturalnya.
Penyelesaian :
Rumus Daerah Asal
(F + G)(x) = F(x) + G(x) = √ đ‘„ + 1
4
+ √9 − đ‘„22
[-1 , 3]
(F – G)(x) = F(x) – G(x) = √ đ‘„ + 1
4
- √9 − đ‘„22
[-1 , 3]
(F . G)(x) = F(x) . G(x) = √ đ‘„ + 1
4
. √9 − đ‘„22
[-1 , 3]
(
đč
đș
)(đ‘„) =
đč(đ‘„)
đș(đ‘„)
=
√ đ‘„ + 14
√9 − đ‘„22 [-1 , 3)
F5(x) = [f(x)]5 = (√ đ‘„ + 1
4
)
5
[-1 , ∞)
Komposisi Fungsi
Sebelumnya, anda diminta untuk membayangkan sebuah fungsi sebagai sebuah senapan.
Sekarang anda diminta memikirkan fungsi f sebagai sebuah mesin. Fungsi ini menerima x
sebagai masukan, bekerja pada x dan menghasilkan f(x) sebagai keluaran. Dua mesin
seringkali dapat diletakkan berdampingan untuk membuat sebuah mesin yang lebih rumit;
demikian juga halnya dengan dua fungsi f dan g (gambar 2).
Jika f bekerja pada x untuk menghasilkan f(x) dan kemudian g bekerja pada f(x) untuk
menghasilkan g(f(x)) dikatakan bahwa kita telah menyusun g dengan f. Fungsi yang
dihasilkan disebut komposisi g dengan f, dinyatakan oleh g o f. Jadi
(gof)(x) = g(f(x))
Ingat kembali contoh kita yang terdahulu , f(x) = (x – 3)/2 dan g(x) = √ đ‘„ . kita dapat
menyusunnya dalam dua cara,
(gof)(x) = g(f(x)) = 𝑔 (
đ‘„ − 3
2
) = √
đ‘„ − 3
2
(fog)(x) =f(g(x)) = f(√ đ‘„ ) =
√ đ‘„ − 3
2
Segera kita perhatikan satu hal : susunan (komposisi) fungsi tidak komutatif; gof dan fog
umumnya berlainan. Anda seharusnya tidak terlalu terkejut dengan ini. Jika anda membuka
baju lalu mandi, maka anda akan memperoleh hasil yang berbeda dibandingkan dengan
melakukan dua operasi ini dalam urutan yang berlawanan.
Kita juga harus hati-hati dalam menguraikan daerah asal suatu fungsi komposit. Daerah asal
gof adalah bagian dari daerah asal f (yakni, nilai-nilai x itu) untuk mana g dapat menerima
f(x) sebagai masukan. Dalamcontoh kita, daerah asal gof adalah [3 , ∞), karena x harus lebih
besar atau sama dengan 3 agar memberikan suatu bilangan tak negatif (x – 3)/2 untuk
dikerjakan oleh g. Diagram dalam gambar 3 memberikan pandangan lain mengenai hal ini.
Contoh 2. Andaikan f(x) =
6đ‘„
đ‘„2 − 9
dan g(x) = √3đ‘„ . pertama cari (fog)(12); kemudian cari
(fog)(x) dan berikan daerah asalnya.
Penyelesaian :
(fog)(12) = f(g(12)) = f(√36) = f(6) = 36/27 = 4/3
(fog)(x) = f(g(x)) = f(√3đ‘„ ) =
6 √3đ‘„
(√3đ‘„ ) 2 − 9
=
6√3đ‘„
3đ‘„ − 9
=
3.2√3đ‘„
3(đ‘„ – 3)
=
2√3đ‘„
đ‘„ − 3
Daerah asal fog adalah [0 , 3) U (3 , ∞). (ingat kembali bahwa U menyatakan operasi
gabungan pada himpunan). Perhatikan bahwa 3 dikecualikan dari daerah asal untuk
menghindari pembagian oleh 0.
Dalam kalkulus, kita akan seringkali perlu mengambil suatu fungsi yang diketahui dan
mendekomposisinya, yakni memecahnya menjadi potongan-potongan komposit. Biasanya
ini dapat dilakukan dalam beberapa cara. Misalnya, ambil p(x) = âˆšđ‘„2 + 4 . kita dapat
memikirkannya sebagai
p(x) = g(f(x)) dengan g(x) = √ đ‘„ f(x) = x2 + 4
Atau sebagai
P(x) = g(f(x)) dengan g(x) = √ đ‘„ + 4 f(x) = x2
Contoh 3. Tuliskan fungsi p(x) = (x + 2)5 senbagai sebuah fungsi komposit gof
Penyelesaian :
Cara yang paling mudah untuk melakukannya adalah menuliskan
P(x) = g(f(x)) dengann g(x) = x5 dan f(x) = x + 2
Translasi
Dengan mengamati bagaimana sebuah fungsi dibentuk dari yang lebih sederhana dapat
sangat membantu dalam penggambaran grafik. Mungkin ada pertanyaan bagaimana grafik-
grafik dari
Y = f(x) y = f(x – 3) y = f(x) + 2 y = f(x – 3) + 2 berkaitan satu
sama lain? Ambillah f(x) = |x| sebagai contoh, keempat grafik yang bersangkutan
diperagakan dalam gambar 4.
Apa yang terjadi dengan f(x) = |x| adalah khas. Perhatikan bahwa keempat grafik tersebut
mempunyai bentuk sama; tiga yang terakhir hanyalah pergeseran (translasi) dari yang
pertama. Dengan mengganti x oleh x – 3 akan menggeser grafik itu 3 satuan ke kanan;
dengan menambahkan 2 berarti mengesernya ke atas sebesar 2 satuan.
Gambar 5 berikut ini memberikan ilustrasi lain dari prinsip ini untuk fungsi f(x) = x3 + x2 .
Prinsip yang sama secara tepat berlaku dalam situasi yang umuym. Ini diilustrasikan dalam
gambar 6.
Jika h < 0, maka prgeserannya ke kiri, jika k < 0, maka pergeserannya ke bawah.
Contoh 4.
Buatlah sketsa grafik g(x) = √ đ‘„ + 3 + 1 dengan mula-mula menggambarkan grafik f(x) = √ đ‘„
dan kemudian melakukan pengeseran-penggeseran seperlunya.
Penyelesian :
Grafik dari g (gambar 8) dapat anda peroleh dengan ,menggeser grafik dari f (gambar 7) 3
satuan ke kiri dan 1 satuan ke atas.
Katalog Sebagian dari Fungsi
Sebuah fungsi berbentuk f(x) = k, dengan k konstanta (bilangn rill) disebut fungsi konstan.
Grafiknya berupa sebuah garis mendatar (gambar 9).
Fungsi f(x) = x disebut fungsi identitas. Grafiknya berupa sebuah garis yang melalui titik asal
dengan tanjakan 1 (gambar 10).
Dari fungsi-fungsi sederhana ini, kita dapat membangun banyak fungsi-fungsi kalkulus yang
penting.
Sebarang fungsi yang dapat diperoleh dari fungsi konstan dan fungsi identitas dengan
memakai opersai penambahan, pengurangan, dan perkalian disebut fungsi polinom. Ini
sama saja dengan mengatakan bahwa f adalah fungsi polinom jika berbentuk :
f(x) = anxn + an-1 xn-1 + an-2xn-2 + . . . + a1x + a0
Dengan koefisien-koefisien a berupa bilangan riil dan n adalag bilangan bulat tak negatif.
Jika an ≠ 0, maka n adalah derajat dari fungsi polinom. Khususnya , f(x) = ax + b adalah fungsi
derajat 1, atau fungsi linear, dan f(x) = ax2 + bx + c adalah fungsi berderajat dua, atau fungsi
kuadrat.
Hasil bagi fungsi-fungsi polinom disebutfungsi rasional. Jadi f adalah fungsi rasional jika
berbentuk
f(x) =
𝑎 𝑛 đ‘„ 𝑛
+ 𝑎 𝑛−1 đ‘„ 𝑛−1
+ . . . + 𝑎1 đ‘„ + 𝑎0
𝑏 𝑚 đ‘„ 𝑚 + 𝑏 𝑚−1 đ‘„ 𝑚−1 + . . .+ 𝑏1 đ‘„ + 𝑏0
Sebuah fungsi aljabar eksplisit adalah fungsi yang dapat diperoleh dari fungsi konstan dan
fungsi identitas melalui lima opersi: penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan
penarikan akar. Contohnya adalah –
f(x) = 3x2/5 = 3 âˆšđ‘„25
g(x) =
( đ‘„ + 2)√ đ‘„
đ‘„3
+ âˆšđ‘„2
− 1
3
Fungsi-fungsi yang didaftarkan sedemikian jauh, bersama-sama dengan fungsi-fungsi
trigonometri, invers trigonometri, eksponen dan logaritma (akan diperkenalkan nanti)
merupakan bahan baku untuk kalkulus.
Latihan soal 6
1. Untuk f(x) = x/(x – 1) dan g(x) = √1 + đ‘„2 . carilah tiap nilai (jika mungkin)
a. (f+g) (2) d. (fog)(0)
b. (fog)(0) e. (fog)(√8 )
c. (g/f)(3) f. (gof)(0)
2. Untuk f(x) = x2 + x dan g(x) = 2/(x + 3), carilah tiap nilainya
a. (f – g)(2) d. (fog)(1)
b. (f/g)(1) e. (gof)(1)
c. G2(3) f. (gog)(3)
3. Jika f(x) = x3 + 2 dan g(x) = 2/(x – 1), cari rumus untuk masing-masing berikut dan
nyatakan daerah asalnya (lihat contoh 1 dan 2)
a. (f + g)(x) c. (fog)(x)
b. (g/f)(x) d. (gof)(x)
4. Jika f(x) = âˆšđ‘„2 − 1 dan g(x) = 2/x, cari rumus-rumus untuk yang berikut dan
nyatakan daerah asalnya.
a. (f.g)(x) c. (fog)(x)
b. F4(x) + g4(x) d. (gof)(x)
5. Jika f(x) = √ đ‘„ − 4 dan g(x) = |x| cari rumus-rumus untuk fog(x) dan gof(x)
6. Jika g(x) = x2 + 1, cari rumus untuk g3(x) dan gogog(x).
7. Cari f dan g sedemikian sehingga F = gof. (lihat contoh 3)
a. F(x) = √ đ‘„ + 7 b. F(x) = (x2 + x)15
8. Cari f dan g sedemikian sehingga p = fog
a. P(x) =
2
( đ‘„2 + đ‘„ + 1)3 b. P(x) = log (x3 + 3x)
9. Tuliskan p(x) = log (âˆšđ‘„2 + 1) sebagai suatu komposit dari 3 fungsi dalam dua cara
yang berbeda.
10. Tuliskan p(x) = log (âˆšđ‘„2 + 1) sebagai suatu komposit dari empat fungsi,
11. Sketsakan grafik dari f(x) = √ đ‘„ − 2 - 3 dengan pertama-tama mensketsakan g(x) =
√ đ‘„ (lihat contoh 4)
12. Sketsakan grafik dari g(x) = |x+3| - 4 dengan pertama-tama mensketsakan h(x) = |x|
dan kemudiandengan mengeserkan.
13. Sketsakan grafik dari f(x) = (x – 2)2 – 4 dengan memanfaatkan penggeseran.
14. Sketsakan grafik dari g(x) = (x + 1)3 – 3 dengan memanfaatkna penggeseran.
15. Andaikan f(x) = x/(x – 1) . tentukan dan sederhanakan tiap harga
16. Andaikan f1(x) = x , f2(x) = 1/x, f3(x) = 1 – x , f4(x) = 1/(1 – x) , f5(x) = (x – 1)/x dan f6(x) =
x/(x – 1). Perhatikan bahwa f3(f4(x)) = f3(1/(1 – x)) = 1 – 1/(1 – x) = x (1 – x) = f6(x)
yaitu f3 o f4= f6 . Sebenarnya, komposit dari setiap dua fungsi ini adalah fungsi
lainnya seperti dalm daftar. Isilah tabel komposisi pada gambar 11.

Weitere Àhnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
agus_budiarto
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
Bobby Chandra
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
Achmad Sukmawijaya
 
19. modul turunan (diferensial) pak sukani
19. modul turunan (diferensial) pak sukani19. modul turunan (diferensial) pak sukani
19. modul turunan (diferensial) pak sukani
sukani
 
Pt 3&4 turunan fungsi implisit dan cyclometri
Pt 3&4 turunan fungsi implisit dan cyclometriPt 3&4 turunan fungsi implisit dan cyclometri
Pt 3&4 turunan fungsi implisit dan cyclometri
lecturer
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Fajar Istiqomah
 
Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1
pt.ccc
 

Was ist angesagt? (20)

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
turunan (kalkulus)
turunan (kalkulus)turunan (kalkulus)
turunan (kalkulus)
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
19. modul turunan (diferensial) pak sukani
19. modul turunan (diferensial) pak sukani19. modul turunan (diferensial) pak sukani
19. modul turunan (diferensial) pak sukani
 
TURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGITURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGI
 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Pt 3&4 turunan fungsi implisit dan cyclometri
Pt 3&4 turunan fungsi implisit dan cyclometriPt 3&4 turunan fungsi implisit dan cyclometri
Pt 3&4 turunan fungsi implisit dan cyclometri
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
Macam-Macam Fungsi
Macam-Macam FungsiMacam-Macam Fungsi
Macam-Macam Fungsi
 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Luas daerah kurva dengan integral
Luas daerah kurva dengan integralLuas daerah kurva dengan integral
Luas daerah kurva dengan integral
 

Ähnlich wie operasi pada fungsi

Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Dinna
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
Erwan Sukwanto
 
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsiFungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
ksaaann
 
Pert 4-fungsi-operasi-dan-sifat (1)
Pert 4-fungsi-operasi-dan-sifat (1)Pert 4-fungsi-operasi-dan-sifat (1)
Pert 4-fungsi-operasi-dan-sifat (1)
Wahyu Miratni
 
15. fungsi-komposisi.ppt materi komposisi fungsi, contoh soal, latihan soal d...
15. fungsi-komposisi.ppt materi komposisi fungsi, contoh soal, latihan soal d...15. fungsi-komposisi.ppt materi komposisi fungsi, contoh soal, latihan soal d...
15. fungsi-komposisi.ppt materi komposisi fungsi, contoh soal, latihan soal d...
SulisSetiyowati2
 

Ähnlich wie operasi pada fungsi (20)

fungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknyafungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknya
 
fungsi .pptx
fungsi .pptxfungsi .pptx
fungsi .pptx
 
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
Fungsi Komposisi Dan Fungsi Invers
 
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
Fungsi kelompok 4 (xi mia 4)
 
Operasi Aljabar Pada Fungsi (Math Class)
Operasi Aljabar Pada Fungsi (Math Class)Operasi Aljabar Pada Fungsi (Math Class)
Operasi Aljabar Pada Fungsi (Math Class)
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
 
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsiFungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
Fungsi, komposisi fungsi, dan invers fungsi
 
Indra mds
Indra mdsIndra mds
Indra mds
 
Pert 4-fungsi-operasi-dan-sifat (1)
Pert 4-fungsi-operasi-dan-sifat (1)Pert 4-fungsi-operasi-dan-sifat (1)
Pert 4-fungsi-operasi-dan-sifat (1)
 
KALKULUS 1
KALKULUS 1KALKULUS 1
KALKULUS 1
 
pertemuan 3 (Operasi Fungsi), fungsi komposisi.ppt
pertemuan 3 (Operasi Fungsi), fungsi komposisi.pptpertemuan 3 (Operasi Fungsi), fungsi komposisi.ppt
pertemuan 3 (Operasi Fungsi), fungsi komposisi.ppt
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
 
Fungsi_komposisi.ppt
Fungsi_komposisi.pptFungsi_komposisi.ppt
Fungsi_komposisi.ppt
 
Fungsi_komposisi.ppt
Fungsi_komposisi.pptFungsi_komposisi.ppt
Fungsi_komposisi.ppt
 
Fungsi komposisi
Fungsi komposisiFungsi komposisi
Fungsi komposisi
 
15. fungsi-komposisi.ppt materi komposisi fungsi, contoh soal, latihan soal d...
15. fungsi-komposisi.ppt materi komposisi fungsi, contoh soal, latihan soal d...15. fungsi-komposisi.ppt materi komposisi fungsi, contoh soal, latihan soal d...
15. fungsi-komposisi.ppt materi komposisi fungsi, contoh soal, latihan soal d...
 
KOMPOSISI FUNGSI.pdf
KOMPOSISI FUNGSI.pdfKOMPOSISI FUNGSI.pdf
KOMPOSISI FUNGSI.pdf
 
Fungsi
FungsiFungsi
Fungsi
 

Mehr von Fazar Ikhwan Guntara

Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb) Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Fazar Ikhwan Guntara
 

Mehr von Fazar Ikhwan Guntara (20)

maksimum dan minimum
maksimum dan minimummaksimum dan minimum
maksimum dan minimum
 
notasi leibniz
notasi leibniznotasi leibniz
notasi leibniz
 
aturan pencarian turunan
aturan pencarian turunanaturan pencarian turunan
aturan pencarian turunan
 
teorema limit
teorema limitteorema limit
teorema limit
 
pendahuluan limit
pendahuluan limitpendahuluan limit
pendahuluan limit
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
grafik persamaan
grafik persamaangrafik persamaan
grafik persamaan
 
ketaksamaan
ketaksamaanketaksamaan
ketaksamaan
 
Desimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulatorDesimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulator
 
Sistem bilangan riil
Sistem bilangan riilSistem bilangan riil
Sistem bilangan riil
 
Keragaman dan kesetaraan
Keragaman dan kesetaraanKeragaman dan kesetaraan
Keragaman dan kesetaraan
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Manusia sain, teknologi dan seni
Manusia sain, teknologi dan seniManusia sain, teknologi dan seni
Manusia sain, teknologi dan seni
 
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb) Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
 
Besaran dan turunan
Besaran dan turunan Besaran dan turunan
Besaran dan turunan
 
Transformasi linier
Transformasi linier Transformasi linier
Transformasi linier
 
Ruang eigen
Ruang eigen Ruang eigen
Ruang eigen
 
Ruang hasil kali dalam
Ruang hasil kali dalam Ruang hasil kali dalam
Ruang hasil kali dalam
 
Ruang ruang vector
Ruang ruang vector Ruang ruang vector
Ruang ruang vector
 
Vector di bidang dan di ruang
Vector di bidang dan di ruang Vector di bidang dan di ruang
Vector di bidang dan di ruang
 

KĂŒrzlich hochgeladen

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
AndreRangga1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 

KĂŒrzlich hochgeladen (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 

operasi pada fungsi

  • 1. Materi 6 Operasi Pada Fungsi Fungsi bukanlah bilangan. Tetapi seperti halnya dua bilangan a dan b dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah bilangan baru a + b, demikian juga dua fungsi f dan g dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah fungsi baru f + g. Ini baru salah satu dari beberapa operasi pada fungsi yang akan dijelaskan dalam materi ini. Jumlah, Selisih, Hasil Kali, Hasil Bagi , Pangkat Pandanglah fungsi-fungsi f dan g dengan rumus-rumus; f(x) = đ‘„ − 3 2 g(x) = √ đ‘„ Kita dapat membuat sebuah fungsi baru f + g dengan cara memberikan pada x nilai: đ‘„ − 3 2 + √ đ‘„ , yakni : (f + g)(x) = f(x) + g(x) = đ‘„ − 3 2 + √ đ‘„ . Tentu saja kita harus sedikit hati-hati mengenai daerah asal. Jelas x harus berupa sebuah bilangan pada mana f maupun g berlaku. Dengan perkataan lain, daerah asal f + g adalah irisan (bagian bersama) dari daerah asal f dan g (gambar 1). Fungsi-fungsi f – g, f.g, dan f/g diperkenalkan dengan cara yang analog. Dengan anggapan bahwa f dan g mempunyai daerah asal mula, kita mempunyai yang berikut. Rumus daerah asal (f + g)(x) = f(x) + g(x) = đ‘„ − 3 2 + √ đ‘„ [0 , ∞ ) (f – g)(x) = f(x) – g(x) = đ‘„ − 3 2 - √ đ‘„ [0 , ∞ ) (f.g) (x) = f(x) . g(x) = đ‘„ − 3 2 √ đ‘„ [0 , ∞ ) ( 𝑓 𝑔 )(đ‘„) = 𝑓(đ‘„) 𝑔(đ‘„) = đ‘„ − 3 2√ đ‘„ (0 , ∞ ) Kita harus mengecualikan nol dari daerah asal f/g untuk menghindari pembagian oleh 0. Kita juga boleh memangkatkan suatu fungsi. Dengan fn, kita maksudkan fungsi yang memberikan nilai [f(x)]n pada x. Jadi : f2(x) = [f(x)]2 = [ đ‘„ − 3 2 ] 2 = đ‘„2 − 6đ‘„ + 9 4 dan g3 (x) = [g(x)]3 = (√ đ‘„ ) 3 = đ‘„3/2
  • 2. Ada pengecualian pada aturan ini, yaitu untuk n = -1. Simbol f-1 kita cadangkan untuk keperluan lainnya (fungsi invers) yang akan dijelaskan dalam materi selanjutnya. Jadi, f-1 bukan berarti 1/f. Contoh 1 Andaikan F(x) = √ đ‘„ + 1 4 dan G(x) = √9− đ‘„22 , dengan masing-masing daerah asal natural [-1 , ∞) dan [-3 , 3]. Carilah rumus untuk : F + G , F – G , F.G , F/G , dan F5 serta berikan daerah asal naturalnya. Penyelesaian : Rumus Daerah Asal (F + G)(x) = F(x) + G(x) = √ đ‘„ + 1 4 + √9 − đ‘„22 [-1 , 3] (F – G)(x) = F(x) – G(x) = √ đ‘„ + 1 4 - √9 − đ‘„22 [-1 , 3] (F . G)(x) = F(x) . G(x) = √ đ‘„ + 1 4 . √9 − đ‘„22 [-1 , 3] ( đč đș )(đ‘„) = đč(đ‘„) đș(đ‘„) = √ đ‘„ + 14 √9 − đ‘„22 [-1 , 3) F5(x) = [f(x)]5 = (√ đ‘„ + 1 4 ) 5 [-1 , ∞) Komposisi Fungsi Sebelumnya, anda diminta untuk membayangkan sebuah fungsi sebagai sebuah senapan. Sekarang anda diminta memikirkan fungsi f sebagai sebuah mesin. Fungsi ini menerima x sebagai masukan, bekerja pada x dan menghasilkan f(x) sebagai keluaran. Dua mesin seringkali dapat diletakkan berdampingan untuk membuat sebuah mesin yang lebih rumit; demikian juga halnya dengan dua fungsi f dan g (gambar 2). Jika f bekerja pada x untuk menghasilkan f(x) dan kemudian g bekerja pada f(x) untuk menghasilkan g(f(x)) dikatakan bahwa kita telah menyusun g dengan f. Fungsi yang dihasilkan disebut komposisi g dengan f, dinyatakan oleh g o f. Jadi (gof)(x) = g(f(x)) Ingat kembali contoh kita yang terdahulu , f(x) = (x – 3)/2 dan g(x) = √ đ‘„ . kita dapat menyusunnya dalam dua cara, (gof)(x) = g(f(x)) = 𝑔 ( đ‘„ − 3 2 ) = √ đ‘„ − 3 2
  • 3. (fog)(x) =f(g(x)) = f(√ đ‘„ ) = √ đ‘„ − 3 2 Segera kita perhatikan satu hal : susunan (komposisi) fungsi tidak komutatif; gof dan fog umumnya berlainan. Anda seharusnya tidak terlalu terkejut dengan ini. Jika anda membuka baju lalu mandi, maka anda akan memperoleh hasil yang berbeda dibandingkan dengan melakukan dua operasi ini dalam urutan yang berlawanan. Kita juga harus hati-hati dalam menguraikan daerah asal suatu fungsi komposit. Daerah asal gof adalah bagian dari daerah asal f (yakni, nilai-nilai x itu) untuk mana g dapat menerima f(x) sebagai masukan. Dalamcontoh kita, daerah asal gof adalah [3 , ∞), karena x harus lebih besar atau sama dengan 3 agar memberikan suatu bilangan tak negatif (x – 3)/2 untuk dikerjakan oleh g. Diagram dalam gambar 3 memberikan pandangan lain mengenai hal ini. Contoh 2. Andaikan f(x) = 6đ‘„ đ‘„2 − 9 dan g(x) = √3đ‘„ . pertama cari (fog)(12); kemudian cari (fog)(x) dan berikan daerah asalnya. Penyelesaian : (fog)(12) = f(g(12)) = f(√36) = f(6) = 36/27 = 4/3 (fog)(x) = f(g(x)) = f(√3đ‘„ ) = 6 √3đ‘„ (√3đ‘„ ) 2 − 9 = 6√3đ‘„ 3đ‘„ − 9 = 3.2√3đ‘„ 3(đ‘„ – 3) = 2√3đ‘„ đ‘„ − 3 Daerah asal fog adalah [0 , 3) U (3 , ∞). (ingat kembali bahwa U menyatakan operasi gabungan pada himpunan). Perhatikan bahwa 3 dikecualikan dari daerah asal untuk menghindari pembagian oleh 0. Dalam kalkulus, kita akan seringkali perlu mengambil suatu fungsi yang diketahui dan mendekomposisinya, yakni memecahnya menjadi potongan-potongan komposit. Biasanya ini dapat dilakukan dalam beberapa cara. Misalnya, ambil p(x) = âˆšđ‘„2 + 4 . kita dapat memikirkannya sebagai p(x) = g(f(x)) dengan g(x) = √ đ‘„ f(x) = x2 + 4 Atau sebagai P(x) = g(f(x)) dengan g(x) = √ đ‘„ + 4 f(x) = x2 Contoh 3. Tuliskan fungsi p(x) = (x + 2)5 senbagai sebuah fungsi komposit gof Penyelesaian :
  • 4. Cara yang paling mudah untuk melakukannya adalah menuliskan P(x) = g(f(x)) dengann g(x) = x5 dan f(x) = x + 2 Translasi Dengan mengamati bagaimana sebuah fungsi dibentuk dari yang lebih sederhana dapat sangat membantu dalam penggambaran grafik. Mungkin ada pertanyaan bagaimana grafik- grafik dari Y = f(x) y = f(x – 3) y = f(x) + 2 y = f(x – 3) + 2 berkaitan satu sama lain? Ambillah f(x) = |x| sebagai contoh, keempat grafik yang bersangkutan diperagakan dalam gambar 4. Apa yang terjadi dengan f(x) = |x| adalah khas. Perhatikan bahwa keempat grafik tersebut mempunyai bentuk sama; tiga yang terakhir hanyalah pergeseran (translasi) dari yang pertama. Dengan mengganti x oleh x – 3 akan menggeser grafik itu 3 satuan ke kanan; dengan menambahkan 2 berarti mengesernya ke atas sebesar 2 satuan. Gambar 5 berikut ini memberikan ilustrasi lain dari prinsip ini untuk fungsi f(x) = x3 + x2 . Prinsip yang sama secara tepat berlaku dalam situasi yang umuym. Ini diilustrasikan dalam gambar 6. Jika h < 0, maka prgeserannya ke kiri, jika k < 0, maka pergeserannya ke bawah. Contoh 4. Buatlah sketsa grafik g(x) = √ đ‘„ + 3 + 1 dengan mula-mula menggambarkan grafik f(x) = √ đ‘„ dan kemudian melakukan pengeseran-penggeseran seperlunya. Penyelesian : Grafik dari g (gambar 8) dapat anda peroleh dengan ,menggeser grafik dari f (gambar 7) 3 satuan ke kiri dan 1 satuan ke atas.
  • 5. Katalog Sebagian dari Fungsi Sebuah fungsi berbentuk f(x) = k, dengan k konstanta (bilangn rill) disebut fungsi konstan. Grafiknya berupa sebuah garis mendatar (gambar 9). Fungsi f(x) = x disebut fungsi identitas. Grafiknya berupa sebuah garis yang melalui titik asal dengan tanjakan 1 (gambar 10). Dari fungsi-fungsi sederhana ini, kita dapat membangun banyak fungsi-fungsi kalkulus yang penting. Sebarang fungsi yang dapat diperoleh dari fungsi konstan dan fungsi identitas dengan memakai opersai penambahan, pengurangan, dan perkalian disebut fungsi polinom. Ini sama saja dengan mengatakan bahwa f adalah fungsi polinom jika berbentuk : f(x) = anxn + an-1 xn-1 + an-2xn-2 + . . . + a1x + a0 Dengan koefisien-koefisien a berupa bilangan riil dan n adalag bilangan bulat tak negatif. Jika an ≠ 0, maka n adalah derajat dari fungsi polinom. Khususnya , f(x) = ax + b adalah fungsi derajat 1, atau fungsi linear, dan f(x) = ax2 + bx + c adalah fungsi berderajat dua, atau fungsi kuadrat. Hasil bagi fungsi-fungsi polinom disebutfungsi rasional. Jadi f adalah fungsi rasional jika berbentuk f(x) = 𝑎 𝑛 đ‘„ 𝑛 + 𝑎 𝑛−1 đ‘„ 𝑛−1 + . . . + 𝑎1 đ‘„ + 𝑎0 𝑏 𝑚 đ‘„ 𝑚 + 𝑏 𝑚−1 đ‘„ 𝑚−1 + . . .+ 𝑏1 đ‘„ + 𝑏0 Sebuah fungsi aljabar eksplisit adalah fungsi yang dapat diperoleh dari fungsi konstan dan fungsi identitas melalui lima opersi: penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan penarikan akar. Contohnya adalah – f(x) = 3x2/5 = 3 âˆšđ‘„25 g(x) = ( đ‘„ + 2)√ đ‘„ đ‘„3 + âˆšđ‘„2 − 1 3 Fungsi-fungsi yang didaftarkan sedemikian jauh, bersama-sama dengan fungsi-fungsi trigonometri, invers trigonometri, eksponen dan logaritma (akan diperkenalkan nanti) merupakan bahan baku untuk kalkulus.
  • 6. Latihan soal 6 1. Untuk f(x) = x/(x – 1) dan g(x) = √1 + đ‘„2 . carilah tiap nilai (jika mungkin) a. (f+g) (2) d. (fog)(0) b. (fog)(0) e. (fog)(√8 ) c. (g/f)(3) f. (gof)(0) 2. Untuk f(x) = x2 + x dan g(x) = 2/(x + 3), carilah tiap nilainya a. (f – g)(2) d. (fog)(1) b. (f/g)(1) e. (gof)(1) c. G2(3) f. (gog)(3) 3. Jika f(x) = x3 + 2 dan g(x) = 2/(x – 1), cari rumus untuk masing-masing berikut dan nyatakan daerah asalnya (lihat contoh 1 dan 2) a. (f + g)(x) c. (fog)(x) b. (g/f)(x) d. (gof)(x) 4. Jika f(x) = âˆšđ‘„2 − 1 dan g(x) = 2/x, cari rumus-rumus untuk yang berikut dan nyatakan daerah asalnya. a. (f.g)(x) c. (fog)(x) b. F4(x) + g4(x) d. (gof)(x) 5. Jika f(x) = √ đ‘„ − 4 dan g(x) = |x| cari rumus-rumus untuk fog(x) dan gof(x) 6. Jika g(x) = x2 + 1, cari rumus untuk g3(x) dan gogog(x). 7. Cari f dan g sedemikian sehingga F = gof. (lihat contoh 3) a. F(x) = √ đ‘„ + 7 b. F(x) = (x2 + x)15 8. Cari f dan g sedemikian sehingga p = fog a. P(x) = 2 ( đ‘„2 + đ‘„ + 1)3 b. P(x) = log (x3 + 3x) 9. Tuliskan p(x) = log (âˆšđ‘„2 + 1) sebagai suatu komposit dari 3 fungsi dalam dua cara yang berbeda. 10. Tuliskan p(x) = log (âˆšđ‘„2 + 1) sebagai suatu komposit dari empat fungsi, 11. Sketsakan grafik dari f(x) = √ đ‘„ − 2 - 3 dengan pertama-tama mensketsakan g(x) = √ đ‘„ (lihat contoh 4) 12. Sketsakan grafik dari g(x) = |x+3| - 4 dengan pertama-tama mensketsakan h(x) = |x| dan kemudiandengan mengeserkan. 13. Sketsakan grafik dari f(x) = (x – 2)2 – 4 dengan memanfaatkan penggeseran. 14. Sketsakan grafik dari g(x) = (x + 1)3 – 3 dengan memanfaatkna penggeseran. 15. Andaikan f(x) = x/(x – 1) . tentukan dan sederhanakan tiap harga 16. Andaikan f1(x) = x , f2(x) = 1/x, f3(x) = 1 – x , f4(x) = 1/(1 – x) , f5(x) = (x – 1)/x dan f6(x) = x/(x – 1). Perhatikan bahwa f3(f4(x)) = f3(1/(1 – x)) = 1 – 1/(1 – x) = x (1 – x) = f6(x) yaitu f3 o f4= f6 . Sebenarnya, komposit dari setiap dua fungsi ini adalah fungsi lainnya seperti dalm daftar. Isilah tabel komposisi pada gambar 11.