SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 63
Your Logo
Here comes your footer  Page 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran mahasiswa diharapkan
mampu:
1. Menganalisis makna manusia sebagai mkhluk
budaya;
2. Menjelaskan hakekat kemanusiaan dan
kebudayaan;
3. Membdakan antara etika dan estetika berbudaya;
4. Menunjukan sikap hormat dan menghargai
sesama mausia;
5. Memberikan contoh problema kebudayaan
dewasa ini.
Here comes your footer  Page 3
MATERI PEMBELAJARAN
1. Hakikat manusia sebagai
makhluk budaya;
2. Apresiasi terhadap
kemanusiaan dan
kebudayaan;
3. Etika dan estetika
berbudaya;
4. Mamanusiakan manusia;
5. Probematika kebudayaan.
Here comes your footer  Page 4
HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
1. Alam, memiliki sifat wujud
2. Tumbuhan, memiliki sifat wujud dan
hidup
3. Binatang, memiliki sifat wujud, hidup
dan dibekali nafsu
4. Manusia, memiliki sifat wujud, hidup,
dibekali nafsu dan akal budi.
Empat macam makhluk Tuhan:
Here comes your footer  Page 5
Akal budi
Merupakan unsur yang membedakan (sebagai
anugerah Tuhan, sekaligus potensi dan kelebihan)
manusia dengan makhluk lainnya.
Akal
berfungsi sebagai alat untuk BERFIKIR sebagai
kodrat alami yang mendorong manusia aktif berbuat
demi kepentingan dan peningkatan kehidupannya
serta berguna untuk memecahkan segala masalah
yang timbul.
Here comes your footer  Page 6
BUDI
Adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal
dan perasaan dan yang dapat membedakan baik-buruk
sesuatu juga berarti tabiat, perangai dan akhlak.
Menurut Sutan Takdir Alisayahbana:
Budilah yang menyebabkan manusia mengembangkan
suatu hubungan bermakna dengan alam sekitarnya
dengan jalan memberikan penilaian obyektif terhadap
obyek dan kejadian.
Here comes your footer  Page 7
Dengan AKAL BUDInya
manusia mampu menciptakan,
mengkreasi, memperlakukan,
memperbaharui, memperbaiki,
mengembangkan dan
meningkatkan SESUATU YANG
ADA untuk kepentingan
hidupnya.
Here comes your footer  Page 8
Kepentingan hidup manusia = pemenuhan
kebutuhan hidupnya
Dua macam kebutuhan hidup manusia:
1. Kebutuhan yang bersifat kebendaan (sarana-
prasana) atau badani/ragawi atau
jasmani/biologis;
2. Kebutuhan yang bersifat rohani atau mental
atau psikologis.
Here comes your footer  Page 9
TEORI KEBUTUHAN ABRAHAM
MASLOW
Lima tingkatan kebutuhan manusia:
1. Physiological needs (kebutuhan fisiologis)
2. Safety and security needs (kebutuhan rasa
aman dan perlindungan)
3. Social needs (kebutuhan sosial)
4. Esteem needs (kebutuhan akan penghargaan)
5. Self actualization (kabutuhan aktualisasi diri)
Here comes your footer  Page 10
Menurut Maslow: kebutuhan manusia
pertama-tama diawali dari kebutuhan fisiologis
atau paling mendesak, kemudian secara
bertahap beralih kekebutuhan tingkat
diatasnya sampai tingkat tertinggi yaitu
kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan yang
lebih tinggi tidak dapat dipenuhi jika kalau
kebutuhan yang lebih rendah belum terpenuhi.
Kebutuhan manusia bertingkat dan
membentuk hierarki.
Piramida kebutuhan Maslow:
Here comes your footer  Page 11
Dengan akal budinya manusia:
1. Mampu memenuhi kebutuhan hidupnya;
2. Mempertahankan dan meningkatkan derajat
sebagai makhluk yang utama;
3. Mampu mengembangkan sisi
kemanusiaannya.
4. Mampu menciptakan kebudayaan sebagai
hasil akal budi interaksi dg lingkungan alam
maupun antar manusia.
Here comes your footer  Page 12
MANUSIA ADALAH PENCIPTA KEBUDAYAAN.
MANUSIA ADALAH MAKHLUK BERBUDAYA
KARENA MANUSIA MEMILIKI
AKAL BUDI
MAKA
MANUSIA TIDAK SEKEDAR HOMO
TETAPI JUGA
ADALAH HUMAN (MANUSIA YANG MANUSIAWI)
Here comes your footer  Page 13
APRESIASI THD KEMANUSIAN DAN KEBUDAYAAN
1. Manusia dan kemanusiaan
MANUSIA (HOMO)
DAN KEMANUSIAAN (HUMAN)
Kemanusiaan adalah hakikat dan sifat-sifat
khas manusia sebagai makhluk yang tinggi
harkat martabatnya yang berisi tuntutan
kesesuaian dengan hakikat dari manusia
Here comes your footer  Page 14
Memahami manusia harus dipandang secara
utuh menyeluruh (holistik) tidak dipandang
secara parsial atau segmental seperti
tercermin dalam ungkapan homo economicus,
homo faber, homo socius, homo homini lupus,
zooz politicon dsb yang tidak akan
menjelaskan hakikat mahusia secara utuh.
Here comes your footer  Page 15
Dalam pandangan PANCASILA hakikat manusia (Indonesia)
merupakan hakikat kodrat MONOPLURALIS. Hakikat
manusia terdiri atas MONODUALIS:
1. SUSUNAN KODRATI manusia terdiri atas jiwa
dan raga. Aspek keragaan mencakup wujud
materi anorganis benda mati, vegetatif dan animal
sedang aspek kejiwaan meliputi CIPTA, RASA
DAN KARSA.
2. SIFAT KODRATI manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial
3. STATUS KODRATI manusia sebagai makhluk
pribadi dan sebagai makhluk Tuhan
Here comes your footer  Page 16
Prinsip kemanusiaan mangandung
penghargaan dan penghormatan
terhadap harkat dan martabat manusia
yang luhur, oleh karena itu perlakukan
diskriminatif terhadap manusia
merupakan penjarahan terhadap nilai
kemanusiaan.
Here comes your footer  Page 17
THE MANKIND IS ONE (KEMANUSIAAN ITU
SATU) maka sudah seharusnya antar manusia
lepas dari perbedaan asal-usul, ras, suku,
agma dll, saling menghargai dan saling
menghormati. Prinsip kemanusiaan yang
melekat dalam diri manusia manjadi penggerak
manusia untuk berperilaku seharusnya sebagai
manusia.
Here comes your footer  Page 18
Sila kedua Pancasila kemanusiaan yang adil dan
beradab menunjukan sikap dan perbuatan manusia
yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia
berdasarkan atas nilai dan norma moral.
Kemanusian yang adil dan beradab merupakan
kesadaran akan sikap dan perbuatan yang
didasarkan budi nurani manusia serta norma-norma
baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun
terhadap lingkungannya.
Here comes your footer  Page 19
2. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Definisi Kebudayaan:
Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajar beserta dari hasil budi pekertinya
(Kuncaraningrat).
Here comes your footer  Page 20
WUJUD KEBUDAYAAN
JJ Hoeningman membagi wujud kebudayaan
menjadi:
1. Gagasan (wujud ideal), berbentuk
kumpulan ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan dsb yg bersifat abstrak, yang
tersimpan dalam benak warga masyarakat
atau tersimpan dalam bentuk buku dan alat
simpan elektronik.
Here comes your footer  Page 21
2. Aktivitas (tindakan), wujud kebudayaan sebagai
suatu tindakan berpola dari manusi dalam
masyarakat yang sering disebut sebagai sistem
sosial yang terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yg
saling berinteraksi, mengadakan kontak serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yg berdasarkan adat tata kelakuan, sifatnya
konkret, dapat diamati dan didokumentasikan
karena terjadi dalam keseharian.
Here comes your footer  Page 22
3. Artefak (karya), wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan
karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat dan didokumentasikan, sifatnya
paling konkret.
Here comes your footer  Page 23
7 unsur kebudyaan yang universal, yaitu:
1. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup
(teknologi)
2. Sistem mata pencaharian
3. Sistem kemasyarkatan atau organisasi sosial
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi
Here comes your footer  Page 24
Manusia adalah pencipta kebudayaan maka
manusia adalah makhluk berbudaya,
kebudayaan adalah eksistensi manusia di
dunia, dengan kebudayaan manusia
menampakn jejak-jejaknya di dunia sejak
jaman purbakala sampai sekrang.
Here comes your footer  Page 25
ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA
1. Etika manusia dalam berbudaya
Etika berkaitan dengan masalah nilai,
karena etika pada pokoknya membicarakan
masalah-masalah yang berkaitan dengan
predikat nilai susila, atau tidak susila, baik
dan buruk. Dalam hal ini, etika termasuk
dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika
itu sendiri berkaitan dengan baik buruk
perbuatan manusia.
Here comes your footer  Page 26
Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika
sebagai berikut.
1. Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok orang
dalam mengatur tingkah laku.
2. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral
(yang dimaksud disini adalah kode etik).
3. Etika dalam arti ilmu ajaran tentang yang baik dan
yang buruk. Di sini etika artinya sama dengan
filsafat moral.
Here comes your footer  Page 27
Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral
berhubungan dengan makna etik yang
pertama. Nilai-nilai etik adalah nilai tentang
baik buruk kelakuan manusia. Nilai etik
diwujudkan ke dalam norma etik, norma
moral, atau norma kesusilaan.
Here comes your footer  Page 28
Norma etik berhubungan dengan manusia
sebagai individu karena menyangkut
kehidupan pribadi. Pendukung norma etik
adalah nurani individu dan bukan manusia
sebagai makhluk sosial atau sebagai anggota
masyarakat yang terorganisir. Norma ini dapat
melengkapi ketidakseimbangan hidup pribadi
dan mencegah kegelisahan diri sendiri.
Here comes your footer  Page 29
Norma etik ditunjukan kepada umat manusia agar
terbentuk kebaikan akhlak pribadi guna
penyempurnaan manusia dan melarang manusia
melakukan perbuatan jahat. Membunuh, berjinah,
mencuri, dan sebagainya tidak hanya dilarang oleh
norma kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi
dirasakan juga sebagai bertentangan dengan
(norma) kesusilaan dalam setiap hati nurani
manusia. Norma etik hanya membebani manusia
dengan kewajiban-kewajiban saja.
Here comes your footer  Page 30
Asal atau sumber norma etik adalah dari manusia
sendiri yang bersipat otonom dan tidak ditunjukan
kepada sikap lahir, tetapi ditujukan kepada sikap
batin manusia. Batinnya sendirilah yang
mengancam perbuatan yang melanggar norma
kesusilaan dengan sanksi. Tidak ada kekuasaan
diluar dirinya yang memaksakan sanksi itu. Kalau
terjadi pelangggaran norma etik, misalnya pencurian
atau penipuan, maka akan timbullah dalam hati
nurani si pelanggar itu rasa penyesalan, rasa malu,
takut, dan merasa bersalah.
Here comes your footer  Page 31
Daerah berlakunya norma etik relatif universal,
meskipun tetap dipengaruhi oleh idiologi masyarakat
pendukungnya. Perilaku membunuh adalah perilaku
yang amoral, asusila, atau tidak etis. Pandangan ini
bisa diterima oleh orang dimana saja atau universal.
Namun, dalam hal tertentu, perilaku seks bebas bagi
masyarakat penganut kebebasan kemungkinan
bukan perilaku yang amoral. Etika masyarakat timur
mungkin berbeda dengan etika masyarakat barat.
Here comes your footer  Page 32
Norma etik atau norma moral menjadi acuan
manusia dalam berperilaku. Dengan norma
etik, manusia bisa membedakan mana
perilaku yang baik mana perilaku yang buruk.
Norma etik menjadi semacam das sollen
untuk berperilaku baik. Manusia yang beretika
berarti perilaku manusia itu baik sesuai
dengan norma-norma etik.
Here comes your footer  Page 33
 Budaya atau kebudayaan hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya
yang memiliki nilai-nilai etik pula. Etika berbudaya
mengandung tuntutan / keharusan bahwa budaya yang
diciptakan manusia mengandung nilai-nilai etik yang kurang
lebih bersifat universal atau diterima oleh sebagian besar
orang. Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adalah budaya
yang mampu menjaga, mempertahankan, bahkan mampu
meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Sebaliknya, budaya yang tidak beretika adalah budaya yang
akan merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat
kemanusiaan.
Here comes your footer  Page 34
 Namun demikian, menentukan apakah suatu budaya yang
dihasilkan manusia itu memenuhi nilai-nilai etik ataukah
menyimpang dari nilai etika adalah bergantung dari paham
atau ideologi yang diyakini masyarakat pendukung
kebudayaan. Hal ini dikarenakan berlakunya nilai-nilai etik
bersifat universal, namun amat dipengaruhi oleh ideologi oleh
masyarakatnya.
 Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara
sepasang muda-mudi, bahkan bermesraan dihadapan
umum. Masyarakat individual menyatakan hal demikian
bukanlah perilaku tidak etis, tetapi akan sebagaian orang
atau masyarakat yang berpandangan hal tersebut
merupakan penyimpangan etik.
Here comes your footer  Page 35
2. Estika Manusia dalam Berbudaya
Estetika bisa dikatakan sebagai teori tentang
keindahan atau seni. Estetika berkaitan
dengan nilai indah atau jelek (tidak indah).
Nilai estetik berarti nilai tentang keindahan.
Keindahan dapat diberi makna secara luas,
secara sempit, dan estetik murni.
Here comes your footer  Page 36
1. Secara luas, keindahan mengandung ide
kebaikan. Bahwa segala sesuatu yang baik
termasuk yang abstrak maupun yang nyata
yang mengandung ide kebaikan adalah indah.
Keindahan dalam arti luas meliputi banyak
hal, seperti watak yang indah, hukum yang
indah, ilmu yang indah, dan kebajikan yang
indah. Indah dalam arti luas mencakup hampir
seluruh yang ada, apakah merupakan hasil
seni, dalam, moral, dan intelektual.
Here comes your footer  Page 37
2. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas
pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk
dan warna).
3. Secara estetik murni, menyangkut
pengalaman estetik pengalaman estetik
seseorang dalam hubungannya dengan
segala sesuatu yang diresapinya melalui
penglihatan, pendengaran, perabaan dan
perasaan, yang semuanya dapat
menimbulkan resepsi (anggapan) indah.
Here comes your footer  Page 38
Jika estetika dibandingkan dengan etika,
maka etika berkaitan dengan nilai tentang –
baik buruk, sedangkan estetika berkaitan
dengan hal yang indah – jelek. Sesuatu yang
estetika berarti memenuhi unsur keindahan (
secara estetik murni maupun secara sempit,
baik dalam bentuk, warna, garis, kata,
ataupun nada). Budaya yang estetik bearti
budaya itu memiliki unsur keindahan.
Here comes your footer  Page 39
Apabila nilai etik bersifat relatif universal,
dalam arti bisa diterima banyak orang, namun
nilai estetik amat subjektif dan partikular.
Sesuatu yang indah bagi seseorang belum
tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua
orang memandang sebuah lukisan. Orang
pertama akan mengakui keindahan yang
terkandung dalam lukisan tersebut, namun
bisa jadi orang kedua tidak menemukan
keindahan didalam lukisan tersebut.
Here comes your footer  Page 40
Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa
dipaksakan pada orang lain. Kita tidak
memaksa seseorang untuk mengakui
keindahan sebuah lukisan sebagaimana
pandangan kita nilai-nilai estetik lebih bersifat
perasaan, bukan pernyataan.
Here comes your footer  Page 41
 Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya
diupayakan untuk memenuhi unsur keindahan. Manusia
sendiri memang suka akan keindahan. Disinilah manusia
berusaha berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan
pastilah memiliki nilai-nilai estetik. Bagi masyarakat
pendukung budaya tersebut. Hal-hal yang indah dan
kesukaannya pada keindahan diwujudkan dengan
menciptakan aneka ragam budaya.
 Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang
dipandang indah oleh masyarakat pemiliknya belum tentu
indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya, budaya
suku-suku bangsa di Indonesia. Tarian suatu suku berikut
penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada nilai
estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku
lain, demikian pula sebaliknya.
Here comes your footer  Page 42
Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata-
mata dalam berbudaya harus memenuhi nilai-nilai
keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya
menyiratkan perlunya manusia (individu atau
masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya
yang dihasilkan manusia lainnya. Keindahan adalah
subjektif, tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita
untuk melihat adanya estetika dari budaya lain.
Estetika berbudaya yang demikian akan mampu
memecah sekat-sekat kebekuan, ketidakpercayaan,
kecurian, dan rasa inferioritas antar budaya.
Here comes your footer  Page 43
D. MEMANUSIAKAN MANUSIA
Manusia tidak hanya sebatas menjadi homo, tetapi
harus meningkatkan diri menjadi human. Manusia
harus memiliki prinsip, nilai, dan rasa kemanusian
yang melekat dalam dirinya. Manusia memiliki
perikemanusiaan, tetapi binatang tidak bisa
dikatakan memiliki perikebinatangan. Hal ini karena
binatang tidak memiliki akal budi, sedangkan
manusia memiliki akal budi yang bisa memunculkan
rasa atau perikemanusiaan. Perikemanusiaan inilah
yang mendorong perilaku baik sebagai manusia.
Here comes your footer  Page 44
 Memanusiakan manusia berarti perilaku
manusia untuk senantiasa menghargai
dan menghormati harkat dan derajat
manusia lainnya. Memanusiakan
manusia adalah tidak menindas sesama,
tidak menghardik, tidak bersifat kasar,
tidak menyakiti, dan perilaku-perilaku
buruk lainnya.
Here comes your footer  Page 45
Memanusiakan manusia bearti pela perilaku
memanusiawikan antarsesama.
Memanusiakan manusia memberi keuntungan
bagi diri sendiri maupun orang lain. Bagi diri
sendiri akan menunjukan harga diri dan nilai
luhur pribadinya sebagai manusia.
Sedangkan bagi orang lain akan memberikan
rasa percaya, rasa hormat, kedamaian, dan
kesejahteraan hidup.
Here comes your footer  Page 46
 Sebaliknya, sikap tidak manusiawi terhadap manusia lain
hanya akan merendahkan harga diri dan martabatnya
sebagai manusia yang sesungguhnya makhluk mulia.
Sedangkan bagi orang lain sebagai korban tindakan yang
tidak manusiawi akan menciptakan penderitaan, kesusahaan,
ketakutan, perasaan dendam, dan sebagainya. Sejarah
membuktikan bahwa perseteruan, pertentangan, dan
peperangan yang terjadi di berbagai belahan dunia adalah
karena manusia belum mampu memanusiakan manusia lain,
dan sekelompok bangsa menindas bangsa lain. Penjajahan
atau kolonialisme tidak sesuai dengan perikemanusiaan.
Here comes your footer  Page 47
Dewasa ini, perilaku tidak manusiawi
dicontohkan dengan adanya kasus kekerasan
terhadap para pembantu rumah tangga.
Misalkan seorang pembantu disiksa, tidak
diberi upah, dikurung dalam rumah, dan
sebagainya. Para majikan telah melakukan
tindakan yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip kemanusiaan.
Here comes your footer  Page 48
 Sikap dan perilaku memanusiakan manusia didasarkan atas
prinsip kemanusiaan yang disebut the mankind is one.
Prinsip kemanusiaan tidak membeda-bedakan kita dalam
memperlakukan orang lain atas dasar warna kulit, suku,
agama, ras, asal, dan status sosial ekonomi. Kita tetap harus
manusiawi terhadap orang lain, apapun latar belakangnya,
karena semua manusia adalah makhluk Tuhan yang sama
harkat dan martabatnya. Perilaku yang manusiawi atau
memanusiakan manusia adalah sesuai dengan kodrat
manusia. Sebaliknya, perilaku yang tidak manusiawi
bertentangan dengan hakikat kodrat manusia. Perilaku yang
tidak manusiawi pasti akan mendatangkan kerusakan hidup
manusia.
Here comes your footer  Page 49
E. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam
kelompok dan wilayah yang berbeda-beda
menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap
persekutuan hidup manusia (masyarakat, suku, atau
bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang
berbeda dengan kebudayaan kelompok lain.
Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia
membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan
kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan
merupakan identitas dari persekutuan hidup
manusia.
Here comes your footer  Page 50
Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan
berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat
berhubungan dengan masyarakat lain, demikian
pula terjadi hubungan antarpersekutuan hidup
manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung
sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang
ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan
dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik
kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita
mengenal adanya pewarisan kebudayaan,
perubahan kebudayaan, dan penyebaran
kebudayaan
Here comes your footer  Page 51
1. Pewarisan Kebudayaan
 Pewarisan kebudayaan adalah proses
pemindahan, penerusan, pemilikan, dan
pemakaian kebudayaan dari generasi ke
generasi secara berkesinambungan.
Pewarisan budaya bersifat vertikal artinya
budaya diwariskan dari generasi terdahulu
kepada generasi berikutnya untuk digunakan,
dan selanjutnya diteruskan kepada generasi
yang akan datang.
Here comes your footer  Page 52
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui
enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi atau
pembudayaan adalah proses mempelajari dan
menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan
sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam
kebudayaannya. Proses enkulturasi dimulai sejak
dini, yaitu masa kanak-kanak, bermula dari
lingkungan keluarga, teman-teman sepermainan,
dan masyarakat luas. Sosialisasi atau proses
pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri
dengan individu lain dalam masyarakatnya.
Here comes your footer  Page 53
Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul
masalah antara lain : sesuai atau tidaknya
budaya warisan tersebut dengan dinamika
masyarakat saat sekarang, penolakan
generasi penerima terhadap warisan budaya
tersebut, dan munculnya budaya baru yang
tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Here comes your footer  Page 54
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi
muda menolak budaya yang hendak
diwariskan oleh generasi pendahulunya.
Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan
kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan
dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai
budaya baru yang diterima sekarang ini.
Here comes your footer  Page 55
2. Perubahan Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan adalah perubahan yang
terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian di
antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda
sehinga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi
bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup
banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan,
dampak perubahan, dan mekanisme yang
dilaluinya. Perubahan kebudayaan di dalamnya
mencakup perkembangan kebudayaan.
Pembangunan dan modernisasi termasuk pula
perubahan kebudayaan
Here comes your footer  Page 56
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa
memunculkan masalah, antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika
perubahan itu bersifat regress (kemunduran)
bukan progress (kemajuan); perubahan bisa
berdampak buruk atau mejadi bencana jika
dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat,
dan di luar kendali manusia.
Here comes your footer  Page 57
3. Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses
menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu
kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat
ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok
masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke
masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari
masyarakat barat (negara-negara Eropa) masuk dan
memengaruhi kebudayaan timur (bangsa Asia dan
Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan pula
sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara
meluas.
Here comes your footer  Page 58
Dalam hal penyebaran kebudayaan Arnold J.
Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi
budaya sebagai berikut.
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk
tidak secara keseluruhan, melainkan individual.
Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada
abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia
Timur tidak mengambil budaya Barat secara
keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi.
Teknologi merupakan unsur yang paling mudah
diserap. Industrialisasi di negara-negara Timur
merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat.
Here comes your footer  Page 59
 Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding
terbalik dengan nilainya, makin tinggi dan dalam aspek
budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah
lapis dalam dari budaya. Religi orang Barat (Kristen) sulit
diterima oleh orang Timur dibanding teknologinya.
Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling
dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar
dari budaya.
 Ketiga, jika satu unsur budaya masuk maka akan menarik
unsur budaya lain. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan
membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-
orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.
Here comes your footer  Page 60
Keempat, aspek atau unsur budaya yang di tanah
asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya
bagi masyarakat yang didatangi. Dalam hal ini,
Toynbee memberikan contoh nasionalisme.
Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya
dan menjadi sebab tumbuhnya negara-negara
nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah
sistem kenegaraan di dunia Timur, seperti
kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah.
Here comes your footer  Page 61
 Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah.
Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal
sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh
globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat
pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya
global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku
sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup
konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan individualistik.
Akibatnya, nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan
dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat
Indonesia.
Here comes your footer  Page 62
Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak
antarkebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan
dapat pula berupa akulturasi dari asimilasi.
Akulturasi berarti pertemuan antara dua
kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi
merupakan kontak antarkebudayaan. Asimilasi
berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu.
Asimilasi terjadi karena proses yang berlangsung
lama dan intensif antara mereka yang berlainan latar
belakan ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada
umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan
baru.
Here comes your footer  Page 63

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial pptManusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial pptJaya Purnama
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.Muhammad Idris
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumPotpotya Fitri
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negaranita junita
 
Presentasi manusia dan peradaban
Presentasi manusia dan peradabanPresentasi manusia dan peradaban
Presentasi manusia dan peradabanDeni Wahyu
 
Perbedaan Individu
Perbedaan IndividuPerbedaan Individu
Perbedaan IndividuImroati Ar
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganErik Kuswanto
 
Presentasi pengorganisasian
Presentasi pengorganisasianPresentasi pengorganisasian
Presentasi pengorganisasianMumun Mulyana
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"aliffya_irlandha
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialelmakrufi
 
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi PendidikanSosiologi dan Antropologi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi PendidikanIjal Mustofa
 
Bab 2 individu, kelompok, dan hubungan sosial (1)
Bab 2 individu, kelompok, dan hubungan sosial (1)Bab 2 individu, kelompok, dan hubungan sosial (1)
Bab 2 individu, kelompok, dan hubungan sosial (1)RezaWahyuni5
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiadaffi90
 
Psikologi konstitusi william herbert Sheldon
Psikologi konstitusi william herbert SheldonPsikologi konstitusi william herbert Sheldon
Psikologi konstitusi william herbert SheldonFauziah Mahir
 
Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosialStratifikasi sosial
Stratifikasi sosialChaerul Uman
 

Was ist angesagt? (20)

Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial pptManusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukum
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 
Tugas Makalah Ilmu Budaya Dasar
Tugas Makalah Ilmu Budaya DasarTugas Makalah Ilmu Budaya Dasar
Tugas Makalah Ilmu Budaya Dasar
 
Identitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional IndonesiaIdentitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional Indonesia
 
Pembawaan dan keturunan
Pembawaan  dan keturunanPembawaan  dan keturunan
Pembawaan dan keturunan
 
Presentasi manusia dan peradaban
Presentasi manusia dan peradabanPresentasi manusia dan peradaban
Presentasi manusia dan peradaban
 
Perbedaan Individu
Perbedaan IndividuPerbedaan Individu
Perbedaan Individu
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
 
Presentasi pengorganisasian
Presentasi pengorganisasianPresentasi pengorganisasian
Presentasi pengorganisasian
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
 
Fungsi pergerakan
Fungsi pergerakanFungsi pergerakan
Fungsi pergerakan
 
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi PendidikanSosiologi dan Antropologi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
 
Bab 2 individu, kelompok, dan hubungan sosial (1)
Bab 2 individu, kelompok, dan hubungan sosial (1)Bab 2 individu, kelompok, dan hubungan sosial (1)
Bab 2 individu, kelompok, dan hubungan sosial (1)
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusia
 
Psikologi konstitusi william herbert Sheldon
Psikologi konstitusi william herbert SheldonPsikologi konstitusi william herbert Sheldon
Psikologi konstitusi william herbert Sheldon
 
Makalah sosial budaya
Makalah sosial budayaMakalah sosial budaya
Makalah sosial budaya
 
Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosialStratifikasi sosial
Stratifikasi sosial
 

Andere mochten auch

Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk Budayaabu hanafie
 
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )Chatrin Evelin
 
Kuliah 3-manusia sebagai makhluk budaya
Kuliah 3-manusia sebagai makhluk budayaKuliah 3-manusia sebagai makhluk budaya
Kuliah 3-manusia sebagai makhluk budayaAfdal Zikri
 
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
2 3-4 manusia sebagai makhluk budayaMahbub Fahreza
 
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaKonsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaM fazrul
 
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seniIsbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seniSiti Purwaningsih
 
2 etika-dan-estetika-berbudaya
2 etika-dan-estetika-berbudaya2 etika-dan-estetika-berbudaya
2 etika-dan-estetika-berbudayaHaidar Bashofi
 
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarMakalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarErvina Cranberry's
 
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialmanusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialMuhyi Nurrasyid
 
Ppt filsafat pendidikan dalam kebudayaan
Ppt filsafat pendidikan dalam kebudayaanPpt filsafat pendidikan dalam kebudayaan
Ppt filsafat pendidikan dalam kebudayaanfikinurularifin123
 
Fp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat PendidikanFp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat PendidikanMuhammad Hafizh Annur
 
Tugas isbd manusia sains teknologi dan seni
Tugas isbd manusia sains teknologi dan seniTugas isbd manusia sains teknologi dan seni
Tugas isbd manusia sains teknologi dan senianna rasyla
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasaryuni helmi
 
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat MultikulturalAnalisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikulturalannisaaa
 
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat ManusiaFp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat ManusiaMuhammad Hafizh Annur
 

Andere mochten auch (20)

Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
 
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
 
Kuliah 3-manusia sebagai makhluk budaya
Kuliah 3-manusia sebagai makhluk budayaKuliah 3-manusia sebagai makhluk budaya
Kuliah 3-manusia sebagai makhluk budaya
 
Power point isbd
Power point isbdPower point isbd
Power point isbd
 
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
 
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaKonsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
 
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seniIsbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
 
2 etika-dan-estetika-berbudaya
2 etika-dan-estetika-berbudaya2 etika-dan-estetika-berbudaya
2 etika-dan-estetika-berbudaya
 
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarMakalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
 
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialmanusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
 
kemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungankemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungan
 
maksimum dan minimum
maksimum dan minimummaksimum dan minimum
maksimum dan minimum
 
Ppt filsafat pendidikan dalam kebudayaan
Ppt filsafat pendidikan dalam kebudayaanPpt filsafat pendidikan dalam kebudayaan
Ppt filsafat pendidikan dalam kebudayaan
 
Fp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat PendidikanFp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
 
1.hakekat manusia
1.hakekat manusia1.hakekat manusia
1.hakekat manusia
 
Tugas isbd manusia sains teknologi dan seni
Tugas isbd manusia sains teknologi dan seniTugas isbd manusia sains teknologi dan seni
Tugas isbd manusia sains teknologi dan seni
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasar
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat MultikulturalAnalisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
 
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat ManusiaFp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
 

Ähnlich wie Manusia sebagai mahluk budaya

Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan KebudayaanManusia dan Kebudayaan
Manusia dan KebudayaanValentinusAdr
 
Pengertian budaya dan kebudayaan
Pengertian budaya dan kebudayaanPengertian budaya dan kebudayaan
Pengertian budaya dan kebudayaanMaulia Gustika
 
Manusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumManusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumFaishal Dany
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarfay Rafida
 
Tugas PPT Kebudayaan Yayan.ppt
Tugas PPT Kebudayaan Yayan.pptTugas PPT Kebudayaan Yayan.ppt
Tugas PPT Kebudayaan Yayan.pptHelmyFift
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etikapjj_kemenkes
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaPungki Ariefin
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarAndreboyke6
 
LK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfLK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfsupriadymr
 
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadianSosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadianAthia Nabila Faqiha
 
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017Muchlis Soleiman
 
Manusia dan kebudayan
Manusia dan kebudayan Manusia dan kebudayan
Manusia dan kebudayan dievyannisa
 
Ilmu budaya dasar tugas 1
Ilmu budaya dasar tugas 1Ilmu budaya dasar tugas 1
Ilmu budaya dasar tugas 1aisfajar
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia1231011994
 

Ähnlich wie Manusia sebagai mahluk budaya (20)

Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan KebudayaanManusia dan Kebudayaan
Manusia dan Kebudayaan
 
Pengertian budaya dan kebudayaan
Pengertian budaya dan kebudayaanPengertian budaya dan kebudayaan
Pengertian budaya dan kebudayaan
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
Manusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumManusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukum
 
Manusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosialManusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosial
 
Manusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosialManusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosial
 
Home
HomeHome
Home
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Tugas PPT Kebudayaan Yayan.ppt
Tugas PPT Kebudayaan Yayan.pptTugas PPT Kebudayaan Yayan.ppt
Tugas PPT Kebudayaan Yayan.ppt
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
LK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfLK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdf
 
ISBD_Manusia_dan_Budaya.pptx
ISBD_Manusia_dan_Budaya.pptxISBD_Manusia_dan_Budaya.pptx
ISBD_Manusia_dan_Budaya.pptx
 
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadianSosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
 
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
Manusia kebutuhan dan etika ilmu sosial budaya dasar-2017
 
Manusia dan kebudayan
Manusia dan kebudayan Manusia dan kebudayan
Manusia dan kebudayan
 
Ilmu budaya dasar tugas 1
Ilmu budaya dasar tugas 1Ilmu budaya dasar tugas 1
Ilmu budaya dasar tugas 1
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia
 

Mehr von Fazar Ikhwan Guntara (20)

notasi leibniz
notasi leibniznotasi leibniz
notasi leibniz
 
aturan rantai
aturan rantaiaturan rantai
aturan rantai
 
aturan pencarian turunan
aturan pencarian turunanaturan pencarian turunan
aturan pencarian turunan
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
teorema limit
teorema limitteorema limit
teorema limit
 
pendahuluan limit
pendahuluan limitpendahuluan limit
pendahuluan limit
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
operasi pada fungsi
operasi pada fungsioperasi pada fungsi
operasi pada fungsi
 
fungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknyafungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknya
 
grafik persamaan
grafik persamaangrafik persamaan
grafik persamaan
 
ketaksamaan
ketaksamaanketaksamaan
ketaksamaan
 
Desimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulatorDesimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulator
 
Sistem bilangan riil
Sistem bilangan riilSistem bilangan riil
Sistem bilangan riil
 
Keragaman dan kesetaraan
Keragaman dan kesetaraanKeragaman dan kesetaraan
Keragaman dan kesetaraan
 
Manusia sain, teknologi dan seni
Manusia sain, teknologi dan seniManusia sain, teknologi dan seni
Manusia sain, teknologi dan seni
 
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb) Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
 
Besaran dan turunan
Besaran dan turunan Besaran dan turunan
Besaran dan turunan
 
Transformasi linier
Transformasi linier Transformasi linier
Transformasi linier
 
Ruang eigen
Ruang eigen Ruang eigen
Ruang eigen
 
Ruang hasil kali dalam
Ruang hasil kali dalam Ruang hasil kali dalam
Ruang hasil kali dalam
 

Kürzlich hochgeladen

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

Manusia sebagai mahluk budaya

  • 2. Here comes your footer  Page 2 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menganalisis makna manusia sebagai mkhluk budaya; 2. Menjelaskan hakekat kemanusiaan dan kebudayaan; 3. Membdakan antara etika dan estetika berbudaya; 4. Menunjukan sikap hormat dan menghargai sesama mausia; 5. Memberikan contoh problema kebudayaan dewasa ini.
  • 3. Here comes your footer  Page 3 MATERI PEMBELAJARAN 1. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya; 2. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan; 3. Etika dan estetika berbudaya; 4. Mamanusiakan manusia; 5. Probematika kebudayaan.
  • 4. Here comes your footer  Page 4 HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA 1. Alam, memiliki sifat wujud 2. Tumbuhan, memiliki sifat wujud dan hidup 3. Binatang, memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu 4. Manusia, memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu dan akal budi. Empat macam makhluk Tuhan:
  • 5. Here comes your footer  Page 5 Akal budi Merupakan unsur yang membedakan (sebagai anugerah Tuhan, sekaligus potensi dan kelebihan) manusia dengan makhluk lainnya. Akal berfungsi sebagai alat untuk BERFIKIR sebagai kodrat alami yang mendorong manusia aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan kehidupannya serta berguna untuk memecahkan segala masalah yang timbul.
  • 6. Here comes your footer  Page 6 BUDI Adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal dan perasaan dan yang dapat membedakan baik-buruk sesuatu juga berarti tabiat, perangai dan akhlak. Menurut Sutan Takdir Alisayahbana: Budilah yang menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberikan penilaian obyektif terhadap obyek dan kejadian.
  • 7. Here comes your footer  Page 7 Dengan AKAL BUDInya manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbaharui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan SESUATU YANG ADA untuk kepentingan hidupnya.
  • 8. Here comes your footer  Page 8 Kepentingan hidup manusia = pemenuhan kebutuhan hidupnya Dua macam kebutuhan hidup manusia: 1. Kebutuhan yang bersifat kebendaan (sarana- prasana) atau badani/ragawi atau jasmani/biologis; 2. Kebutuhan yang bersifat rohani atau mental atau psikologis.
  • 9. Here comes your footer  Page 9 TEORI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW Lima tingkatan kebutuhan manusia: 1. Physiological needs (kebutuhan fisiologis) 2. Safety and security needs (kebutuhan rasa aman dan perlindungan) 3. Social needs (kebutuhan sosial) 4. Esteem needs (kebutuhan akan penghargaan) 5. Self actualization (kabutuhan aktualisasi diri)
  • 10. Here comes your footer  Page 10 Menurut Maslow: kebutuhan manusia pertama-tama diawali dari kebutuhan fisiologis atau paling mendesak, kemudian secara bertahap beralih kekebutuhan tingkat diatasnya sampai tingkat tertinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih tinggi tidak dapat dipenuhi jika kalau kebutuhan yang lebih rendah belum terpenuhi. Kebutuhan manusia bertingkat dan membentuk hierarki.
  • 11. Piramida kebutuhan Maslow: Here comes your footer  Page 11
  • 12. Dengan akal budinya manusia: 1. Mampu memenuhi kebutuhan hidupnya; 2. Mempertahankan dan meningkatkan derajat sebagai makhluk yang utama; 3. Mampu mengembangkan sisi kemanusiaannya. 4. Mampu menciptakan kebudayaan sebagai hasil akal budi interaksi dg lingkungan alam maupun antar manusia. Here comes your footer  Page 12
  • 13. MANUSIA ADALAH PENCIPTA KEBUDAYAAN. MANUSIA ADALAH MAKHLUK BERBUDAYA KARENA MANUSIA MEMILIKI AKAL BUDI MAKA MANUSIA TIDAK SEKEDAR HOMO TETAPI JUGA ADALAH HUMAN (MANUSIA YANG MANUSIAWI) Here comes your footer  Page 13
  • 14. APRESIASI THD KEMANUSIAN DAN KEBUDAYAAN 1. Manusia dan kemanusiaan MANUSIA (HOMO) DAN KEMANUSIAAN (HUMAN) Kemanusiaan adalah hakikat dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi harkat martabatnya yang berisi tuntutan kesesuaian dengan hakikat dari manusia Here comes your footer  Page 14
  • 15. Memahami manusia harus dipandang secara utuh menyeluruh (holistik) tidak dipandang secara parsial atau segmental seperti tercermin dalam ungkapan homo economicus, homo faber, homo socius, homo homini lupus, zooz politicon dsb yang tidak akan menjelaskan hakikat mahusia secara utuh. Here comes your footer  Page 15
  • 16. Dalam pandangan PANCASILA hakikat manusia (Indonesia) merupakan hakikat kodrat MONOPLURALIS. Hakikat manusia terdiri atas MONODUALIS: 1. SUSUNAN KODRATI manusia terdiri atas jiwa dan raga. Aspek keragaan mencakup wujud materi anorganis benda mati, vegetatif dan animal sedang aspek kejiwaan meliputi CIPTA, RASA DAN KARSA. 2. SIFAT KODRATI manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial 3. STATUS KODRATI manusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Here comes your footer  Page 16
  • 17. Prinsip kemanusiaan mangandung penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia yang luhur, oleh karena itu perlakukan diskriminatif terhadap manusia merupakan penjarahan terhadap nilai kemanusiaan. Here comes your footer  Page 17
  • 18. THE MANKIND IS ONE (KEMANUSIAAN ITU SATU) maka sudah seharusnya antar manusia lepas dari perbedaan asal-usul, ras, suku, agma dll, saling menghargai dan saling menghormati. Prinsip kemanusiaan yang melekat dalam diri manusia manjadi penggerak manusia untuk berperilaku seharusnya sebagai manusia. Here comes your footer  Page 18
  • 19. Sila kedua Pancasila kemanusiaan yang adil dan beradab menunjukan sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia berdasarkan atas nilai dan norma moral. Kemanusian yang adil dan beradab merupakan kesadaran akan sikap dan perbuatan yang didasarkan budi nurani manusia serta norma-norma baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Here comes your footer  Page 19
  • 20. 2. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Definisi Kebudayaan: Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya (Kuncaraningrat). Here comes your footer  Page 20
  • 21. WUJUD KEBUDAYAAN JJ Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi: 1. Gagasan (wujud ideal), berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dsb yg bersifat abstrak, yang tersimpan dalam benak warga masyarakat atau tersimpan dalam bentuk buku dan alat simpan elektronik. Here comes your footer  Page 21
  • 22. 2. Aktivitas (tindakan), wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusi dalam masyarakat yang sering disebut sebagai sistem sosial yang terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yg saling berinteraksi, mengadakan kontak serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yg berdasarkan adat tata kelakuan, sifatnya konkret, dapat diamati dan didokumentasikan karena terjadi dalam keseharian. Here comes your footer  Page 22
  • 23. 3. Artefak (karya), wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan, sifatnya paling konkret. Here comes your footer  Page 23
  • 24. 7 unsur kebudyaan yang universal, yaitu: 1. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) 2. Sistem mata pencaharian 3. Sistem kemasyarkatan atau organisasi sosial 4. Bahasa 5. Kesenian 6. Sistem pengetahuan 7. Sistem religi Here comes your footer  Page 24
  • 25. Manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah makhluk berbudaya, kebudayaan adalah eksistensi manusia di dunia, dengan kebudayaan manusia menampakn jejak-jejaknya di dunia sejak jaman purbakala sampai sekrang. Here comes your footer  Page 25
  • 26. ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA 1. Etika manusia dalam berbudaya Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk. Dalam hal ini, etika termasuk dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan dengan baik buruk perbuatan manusia. Here comes your footer  Page 26
  • 27. Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika sebagai berikut. 1. Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku. 2. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini adalah kode etik). 3. Etika dalam arti ilmu ajaran tentang yang baik dan yang buruk. Di sini etika artinya sama dengan filsafat moral. Here comes your footer  Page 27
  • 28. Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan makna etik yang pertama. Nilai-nilai etik adalah nilai tentang baik buruk kelakuan manusia. Nilai etik diwujudkan ke dalam norma etik, norma moral, atau norma kesusilaan. Here comes your footer  Page 28
  • 29. Norma etik berhubungan dengan manusia sebagai individu karena menyangkut kehidupan pribadi. Pendukung norma etik adalah nurani individu dan bukan manusia sebagai makhluk sosial atau sebagai anggota masyarakat yang terorganisir. Norma ini dapat melengkapi ketidakseimbangan hidup pribadi dan mencegah kegelisahan diri sendiri. Here comes your footer  Page 29
  • 30. Norma etik ditunjukan kepada umat manusia agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi guna penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan perbuatan jahat. Membunuh, berjinah, mencuri, dan sebagainya tidak hanya dilarang oleh norma kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi dirasakan juga sebagai bertentangan dengan (norma) kesusilaan dalam setiap hati nurani manusia. Norma etik hanya membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban saja. Here comes your footer  Page 30
  • 31. Asal atau sumber norma etik adalah dari manusia sendiri yang bersipat otonom dan tidak ditunjukan kepada sikap lahir, tetapi ditujukan kepada sikap batin manusia. Batinnya sendirilah yang mengancam perbuatan yang melanggar norma kesusilaan dengan sanksi. Tidak ada kekuasaan diluar dirinya yang memaksakan sanksi itu. Kalau terjadi pelangggaran norma etik, misalnya pencurian atau penipuan, maka akan timbullah dalam hati nurani si pelanggar itu rasa penyesalan, rasa malu, takut, dan merasa bersalah. Here comes your footer  Page 31
  • 32. Daerah berlakunya norma etik relatif universal, meskipun tetap dipengaruhi oleh idiologi masyarakat pendukungnya. Perilaku membunuh adalah perilaku yang amoral, asusila, atau tidak etis. Pandangan ini bisa diterima oleh orang dimana saja atau universal. Namun, dalam hal tertentu, perilaku seks bebas bagi masyarakat penganut kebebasan kemungkinan bukan perilaku yang amoral. Etika masyarakat timur mungkin berbeda dengan etika masyarakat barat. Here comes your footer  Page 32
  • 33. Norma etik atau norma moral menjadi acuan manusia dalam berperilaku. Dengan norma etik, manusia bisa membedakan mana perilaku yang baik mana perilaku yang buruk. Norma etik menjadi semacam das sollen untuk berperilaku baik. Manusia yang beretika berarti perilaku manusia itu baik sesuai dengan norma-norma etik. Here comes your footer  Page 33
  • 34.  Budaya atau kebudayaan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula. Etika berbudaya mengandung tuntutan / keharusan bahwa budaya yang diciptakan manusia mengandung nilai-nilai etik yang kurang lebih bersifat universal atau diterima oleh sebagian besar orang. Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adalah budaya yang mampu menjaga, mempertahankan, bahkan mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Sebaliknya, budaya yang tidak beretika adalah budaya yang akan merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat kemanusiaan. Here comes your footer  Page 34
  • 35.  Namun demikian, menentukan apakah suatu budaya yang dihasilkan manusia itu memenuhi nilai-nilai etik ataukah menyimpang dari nilai etika adalah bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini masyarakat pendukung kebudayaan. Hal ini dikarenakan berlakunya nilai-nilai etik bersifat universal, namun amat dipengaruhi oleh ideologi oleh masyarakatnya.  Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara sepasang muda-mudi, bahkan bermesraan dihadapan umum. Masyarakat individual menyatakan hal demikian bukanlah perilaku tidak etis, tetapi akan sebagaian orang atau masyarakat yang berpandangan hal tersebut merupakan penyimpangan etik. Here comes your footer  Page 35
  • 36. 2. Estika Manusia dalam Berbudaya Estetika bisa dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika berkaitan dengan nilai indah atau jelek (tidak indah). Nilai estetik berarti nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni. Here comes your footer  Page 36
  • 37. 1. Secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan. Bahwa segala sesuatu yang baik termasuk yang abstrak maupun yang nyata yang mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang indah, ilmu yang indah, dan kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas mencakup hampir seluruh yang ada, apakah merupakan hasil seni, dalam, moral, dan intelektual. Here comes your footer  Page 37
  • 38. 2. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan warna). 3. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran, perabaan dan perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan resepsi (anggapan) indah. Here comes your footer  Page 38
  • 39. Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan nilai tentang – baik buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah – jelek. Sesuatu yang estetika berarti memenuhi unsur keindahan ( secara estetik murni maupun secara sempit, baik dalam bentuk, warna, garis, kata, ataupun nada). Budaya yang estetik bearti budaya itu memiliki unsur keindahan. Here comes your footer  Page 39
  • 40. Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam arti bisa diterima banyak orang, namun nilai estetik amat subjektif dan partikular. Sesuatu yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua orang memandang sebuah lukisan. Orang pertama akan mengakui keindahan yang terkandung dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang kedua tidak menemukan keindahan didalam lukisan tersebut. Here comes your footer  Page 40
  • 41. Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa dipaksakan pada orang lain. Kita tidak memaksa seseorang untuk mengakui keindahan sebuah lukisan sebagaimana pandangan kita nilai-nilai estetik lebih bersifat perasaan, bukan pernyataan. Here comes your footer  Page 41
  • 42.  Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk memenuhi unsur keindahan. Manusia sendiri memang suka akan keindahan. Disinilah manusia berusaha berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan pastilah memiliki nilai-nilai estetik. Bagi masyarakat pendukung budaya tersebut. Hal-hal yang indah dan kesukaannya pada keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam budaya.  Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah oleh masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya, budaya suku-suku bangsa di Indonesia. Tarian suatu suku berikut penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada nilai estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian pula sebaliknya. Here comes your footer  Page 42
  • 43. Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata- mata dalam berbudaya harus memenuhi nilai-nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainnya. Keindahan adalah subjektif, tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita untuk melihat adanya estetika dari budaya lain. Estetika berbudaya yang demikian akan mampu memecah sekat-sekat kebekuan, ketidakpercayaan, kecurian, dan rasa inferioritas antar budaya. Here comes your footer  Page 43
  • 44. D. MEMANUSIAKAN MANUSIA Manusia tidak hanya sebatas menjadi homo, tetapi harus meningkatkan diri menjadi human. Manusia harus memiliki prinsip, nilai, dan rasa kemanusian yang melekat dalam dirinya. Manusia memiliki perikemanusiaan, tetapi binatang tidak bisa dikatakan memiliki perikebinatangan. Hal ini karena binatang tidak memiliki akal budi, sedangkan manusia memiliki akal budi yang bisa memunculkan rasa atau perikemanusiaan. Perikemanusiaan inilah yang mendorong perilaku baik sebagai manusia. Here comes your footer  Page 44
  • 45.  Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk senantiasa menghargai dan menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Memanusiakan manusia adalah tidak menindas sesama, tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan perilaku-perilaku buruk lainnya. Here comes your footer  Page 45
  • 46. Memanusiakan manusia bearti pela perilaku memanusiawikan antarsesama. Memanusiakan manusia memberi keuntungan bagi diri sendiri maupun orang lain. Bagi diri sendiri akan menunjukan harga diri dan nilai luhur pribadinya sebagai manusia. Sedangkan bagi orang lain akan memberikan rasa percaya, rasa hormat, kedamaian, dan kesejahteraan hidup. Here comes your footer  Page 46
  • 47.  Sebaliknya, sikap tidak manusiawi terhadap manusia lain hanya akan merendahkan harga diri dan martabatnya sebagai manusia yang sesungguhnya makhluk mulia. Sedangkan bagi orang lain sebagai korban tindakan yang tidak manusiawi akan menciptakan penderitaan, kesusahaan, ketakutan, perasaan dendam, dan sebagainya. Sejarah membuktikan bahwa perseteruan, pertentangan, dan peperangan yang terjadi di berbagai belahan dunia adalah karena manusia belum mampu memanusiakan manusia lain, dan sekelompok bangsa menindas bangsa lain. Penjajahan atau kolonialisme tidak sesuai dengan perikemanusiaan. Here comes your footer  Page 47
  • 48. Dewasa ini, perilaku tidak manusiawi dicontohkan dengan adanya kasus kekerasan terhadap para pembantu rumah tangga. Misalkan seorang pembantu disiksa, tidak diberi upah, dikurung dalam rumah, dan sebagainya. Para majikan telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan prinsip- prinsip kemanusiaan. Here comes your footer  Page 48
  • 49.  Sikap dan perilaku memanusiakan manusia didasarkan atas prinsip kemanusiaan yang disebut the mankind is one. Prinsip kemanusiaan tidak membeda-bedakan kita dalam memperlakukan orang lain atas dasar warna kulit, suku, agama, ras, asal, dan status sosial ekonomi. Kita tetap harus manusiawi terhadap orang lain, apapun latar belakangnya, karena semua manusia adalah makhluk Tuhan yang sama harkat dan martabatnya. Perilaku yang manusiawi atau memanusiakan manusia adalah sesuai dengan kodrat manusia. Sebaliknya, perilaku yang tidak manusiawi bertentangan dengan hakikat kodrat manusia. Perilaku yang tidak manusiawi pasti akan mendatangkan kerusakan hidup manusia. Here comes your footer  Page 49
  • 50. E. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia. Here comes your footer  Page 50
  • 51. Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antarpersekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan Here comes your footer  Page 51
  • 52. 1. Pewarisan Kebudayaan  Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat vertikal artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang. Here comes your footer  Page 52
  • 53. Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaannya. Proses enkulturasi dimulai sejak dini, yaitu masa kanak-kanak, bermula dari lingkungan keluarga, teman-teman sepermainan, dan masyarakat luas. Sosialisasi atau proses pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakatnya. Here comes your footer  Page 53
  • 54. Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain : sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan. Here comes your footer  Page 54
  • 55. Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya baru yang diterima sekarang ini. Here comes your footer  Page 55
  • 56. 2. Perubahan Kebudayaan Penyebaran kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehinga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya. Perubahan kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan. Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan Here comes your footer  Page 56
  • 57. Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan); perubahan bisa berdampak buruk atau mejadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan di luar kendali manusia. Here comes your footer  Page 57
  • 58. 3. Penyebaran Kebudayaan Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat barat (negara-negara Eropa) masuk dan memengaruhi kebudayaan timur (bangsa Asia dan Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas. Here comes your footer  Page 58
  • 59. Dalam hal penyebaran kebudayaan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut. Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual. Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia Timur tidak mengambil budaya Barat secara keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah diserap. Industrialisasi di negara-negara Timur merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat. Here comes your footer  Page 59
  • 60.  Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya, makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang Barat (Kristen) sulit diterima oleh orang Timur dibanding teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar dari budaya.  Ketiga, jika satu unsur budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lain. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang- orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut. Here comes your footer  Page 60
  • 61. Keempat, aspek atau unsur budaya yang di tanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang didatangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya dan menjadi sebab tumbuhnya negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah sistem kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah. Here comes your footer  Page 61
  • 62.  Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan individualistik. Akibatnya, nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia. Here comes your footer  Page 62
  • 63. Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antarkebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dari asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antarkebudayaan. Asimilasi berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi karena proses yang berlangsung lama dan intensif antara mereka yang berlainan latar belakan ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan baru. Here comes your footer  Page 63