1. DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KER
JA
PT PELINDO HUSADA CITRA
Surabaya, 20 Oktober 2020
2. Isi Materi Norma K3 Umum dan Rumah Sakit
Tujuan Penerapan K3 dan Definisi K3
Penyakit Akibat Kerja
Kecelakaan Kerja dan Alur Pelaporan
Lingkungan Kerja Aman
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
4. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 (Tentang Ketenagakerjaan RI)
Pasal 86 & 87:
Permenaker No 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3
(SMK3 diterapkan pada setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja
atau lebih yang mengandung potensi bahaya)
Permenkes No. 66 Tahun 2016 tentang K3 Rumah Sakit
(Setiap RS wajib menyelenggarakan K3 Rumah Sakit)
Akreditasi SNARS ED 1
Standar MFK 7.2 : “Pendidikan dan Pelatihan” : bahwa setiap RS
wajib memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh staff tentang
manajemen fasilitas dan keselamatan
5. SK Kebijakan K3 disahkan
Tanggal 28 April 2015
dengan Nomor
Um.5.02.KPTS/4/6/RSPS-
2015
7. Tujuan Penerapan K3
Melindungi para
pekerja dan orang
lain di tempat kerja
Menjamin agar setiap
sumber produksi dapat
dipakai secara aman
dan efisien
Menjamin proses
produksi berjalan
dengan lancar
Terciptanya Lingkungan
pelayanan yang aman dan
sehat bagi pasien,
pengunjung, masyarakat
dan lingkungan sekitar
8. - Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua
kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun
orang lain di tempat kerja.
- Menurut Permenkes RI No. 66 Tahun 2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan bagi SDM RS, Pasien,
Pendamping Pasien, Pengunjung, maupun Lingkungan
RS melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
Definisi
K3
9. Prinsip K3
Semua Kecelakaan Kerja
dan PAK dapat dicegah
Semua potensi bahaya
harus diidentifikasi dan
dikendalikan
K3 adalah bagian integral
dari perilaku, tanggung
jawab dan peran setiap
Tenaga kerja
Setiap T.K harus mempu-
nyai rasa memiliki dan
berpartisipasi
Setiap T.K harus memim-
pin, mengatur dirinya se
ndiri dan mengoreksi
satu sama lain
K3 adalah good for
business succes, vitality
and sustainability
11. Definisi
Kecelakaan
Kerja
Kecelakaan adalah kejadian yang tiba-tiba, tidak terduga
dan tidak diharapkan.
Dapat menyebabkan proses pekerjaan yang telah
direncanakan menjadi kacau/terhambat
Biasanya kecelakaan menimbulkan kerugian material dan
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang
paling berat
Kerugian-kerugian :
- People : Luka, cacat, meninggal
- Properti : Kerusakan bangunan & peralatan
- Profit : Rupiah, $, dll
14. Faktor perilaku manusia
yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja
Unsafe Action
Kondisi lingkungan kerja
yang berbahaya dan berpotensi
menyebabkan kecelakaan kerja
Unsafe Condition
15. 01 02
Incident
Accident
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana
pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka
dapat mengakibatkan terjadinya accident
Suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat
cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan
terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan.
Jenis Kecelakaan Kerja
16. Jenis Kecelakaan Kerja
(Berdasarkan OSHA 2018)
Tidak mampu bekerj
a sementara/ sedang
Medical Treatmen
t Case
First Aid
Cacat Sebagian/
Berat
Meninggal/ Fatali
ty/ Lost Time Inj
ury
19. 01
02
04
05
Prinsip Pencegahan Kecelakaan Kerja
03 06
07
08
09
Memberikan infor-
masi keselamatan
proses
Melakukan analisa
bahaya proses
Melakukan mainte-
nance program
Menerapkan cara
kerja aman
Membuat prosedur
operasi aman
Memberikan
pelatihan
Adanya komitmen
pimpinan dan
partisipasi pegawai
Penyelidikan
kecelakaan
Persiapan/Perenca
naan Penanggulan
Gawat Darurat
21. Form Pelaporan Kecelakaan Kerja
Form Laporan Kecelakaan Kerja dapa
t di akses di :
1. Z/#Form Laporan Kecelakaan Kerja
2. Unit Risk & Quality Management up Tim
K3 (ext 109)
23. Penyakit
Akibat
Kerja
dan
Pen
yakit
Akibat
Hubungan
Kerja
Penyakit akibat kerja (Occupational Disease) :
Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat
dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen
penyebab yang sudah diakui
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
(Work Related Disease) :
Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor
pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko
lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi
yang kompleks
Contoh :
1. Pemeriksa di laboratorium akan terpajan bakteri, antara lain TB d
an virus Hepatitis B
2. Gas etilen oksida (ethylene oxide) sering digunakan sebagai gas
sterilisasi alat medis. Menjadi berbahaya bila sistem pembuangan
sterilisasi rusak/macet, sehingga uap gas ini terhirup petugas.
24. Pencegahan dan Pengendalian PAK
02
01
03
Pelayanan Promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Untuk mendapatka
n tenaga kerja berstatus kesehatan
optimal dengan gizi baik, semangat
kerja tinggi sehingga efisien dan
produktif. Kegiatan yang dilakukan
antara lain :
Pemeriksaan kesehatan
awal dan berkala pada
tenaga kerja
Imunisasi Hepatitis B, bagi tenaga
kerja yang sering berhubungan
dengan cairan tubuh, seperti
perawat yang memasang infus,
transfusi darah.
Pengobatan tenaga kerja yang sakit, untuk
menghentikan perjalaran penyakit dan
komplikasinya.
26. Faktor operasional untuk terciptanya lingkungan kerja yang aman
mencakup, antara lain:
1. Kondisi aman pada perangkat kerja (perangkat kerja yang memadai).
2. Kondisi aman karena pelaksanaan kerja yang aman (safe act)
3. Kebersihan, Keteraturan, dan Ketertiban (housekeeping).
Gambar 1. hirarki pengendalian untuk
terciptanya lingkungan kerja yang aman
dari tingkat paling tinggi ke tingkat
terakhir
33. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat,energi dan/atau kompo
nen yang lain karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlah
nya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan/merusak
/membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan mahluk lain
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun)
Limbah B3 (chemical hazard) sering dijumpai di :
1. Laboratorium
2. Farmasi
3. Radiologi
4. Kamar Operasi
5. Maintenance (Teknik, IT, Rumah Tangga, Laundry)
34. Prosedur Penanganan B3 :
Jika tumpahan bisa di atasi sendiri lakukan
hal di bawah ini :
Bagaimana Prosedur Penanganan Tumpahan
Limbah Infeksius?
SPO penggunaannya Di singkat “SILOBESEM”
yaitu :
1.SI - apkan APD
2.LO - kalisir tumpahandarah/muntahan
3.BE - ri desinfektan
4.SE - rap tumpahan dengan kain
5.M - asukkan ke kantong plastik warna kun
ing
Yang termasuk LIMBAH INFEKSIUS : semua cairan yang
keluar dari tubuh pasien,misalnya : Darah & muntahan
35. Bagaimana Prosedur Penanganan Tumpahan B3?
SPO penggunaannya Di singkat “SILOSEM” yaitu:
1. SI - apkan APD
2. LO - kalisir tumpahan limbah B3
3. SE - rap tumpahan dengan kain
4. M - asukkan ke kantong plastik medis/LB3
Yang termasuk B3 : bahan kimia yang berkarakteristik berbahaya dan beracun,
simbol B3 dapat dilihat pada kemasan bahan kimia/obat.
Karsinogenik
Berbahaya Bagi
Lingkungan
Korosif
Iritasi
Bahaya
Beracun
36. Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 15 detik (jeda waktu) terhitung sejak wak
tu pemadaman listrik, genset akan berfugsi dan listrik akan berfungsi kembali dengan
jeda waktu 7 (detik).
Untuk beberapa lokasi seperti ICU, OK, Laboratorium (alat-alat laboratorium) bila
terjadi gangguan aliran listrik maka akan diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat
jeda waktu
Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat
memenuhi kebutuhan air selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan
cadangan air di bak penampung tersebut maka kebutuhan air akan dikirim
oleh perusahaan air rekanan dengan estimasi waktu pengiriman 1 jam.
Instalasi gas medis area IGD,
Kamar Operasi, ICU, Haemodialisa
Instalasi gas medis area
IRNA GRAHA
39. 01
02
03
04
Isi Materi Teori API dan Anatomi Kebakaran
Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pengendalian dan Perlindungan dari
Kebakaran
Emergency Response Plan
40. Tujuan Pelat
ihan
Tujuan Umum
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu melakukan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran mula
dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
dan Alat Pemadam Api Tradisional (APAT) secara aman,
cepat dan tepat sesuai standar
Tujuan Khusus
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu :
1. Memahami Teori Api, Tahapan & Penyebab Terjadinya
Kebakaran
2. Mengetahui Klasifikasi Kebakaran
3. Mengetahui Pencegahan dan Metode Penanggulangan
Bahaya Kebakaran
4. Mengetahui Jenis - Jenis Media Pemadam Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
& Alat Pemadam Api Tradisional (APAT)
5. Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Dan Alat
Pemadam Api Tradisional (APAT)
42. 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.04/Men/1980 Tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan
3. Permenaker RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
4. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran Di Tempat Kerja
6. National Fire Protection Association (NFPA) United State of America 2013
Dasar Hukum
43. Overview
2016 2016
2014 2016
Overheating Mesin Genset di
Rumah Genset RS PHC
Surabaya
Reaksi Bahan
Kimia di
Laundry
Kebocoran Gas dan Kelalaian
Tenaga Cook di Dapur Pasien
Pemanasan Makanan dengan
Microwave di Ruang Perawatan
Data kejadian kebakaran PT PHC (2014-2016)
Efek :
1. Nama baik dan Citra Perusahaan menjadi Buruk
2. Menimbulkan trauma kepada pegawai, pasien dan keluarga
3. Kerugian aset perusahaan maupun pasien
4. Pengeluaran Biaya lebih untuk penanggulangan dan perbaikan
45. Teori Tetrahedon API
CHAIN REACTION / REAKSI KIMIA
BERANTAI Serangkaian reaksi yang terjadi
secara berurutan.
Kebakaran hanya dapat bertahan
selama reaksi berantai yang
mandiri ini dibiarkan berlanjut
tanpa gangguan.
46. Tahapan Kebakaran
Tahap Kebakaran
Tumbuh
Tahap Kebakaran
Muncul
Tahap Kebakaran
Puncak
Tahap Kebakaran Reda
- Reaksi 3 unsur api
(panas, oksigen dan
bakan bakar)
- Dapat padam
dengan sendirinya
atau menggunakan
APAR
- Penentuan Tindakan
Bantuan
Penanggulangan
- Api membakar
bahan mudah
terbakar sehingga
panas meningkat
- Terjadi flashover
(ikut menyalanya
bahan mudah
terbakar karena
panas sekitar tinggi)
- Semua bahan
mudah terbakar
menyala
keseluruhan
- Nyala api paling
panas dan paling
berbahaya
- Tahap paling lama
diantara tahap
terjadinya kebakaran
- Berpotensi
menimbulkan
backdraft (ledakan
yang terjadi akibat
masuknya oksigen
secara tiba-tiba dari
kebakaran ruang
tertutup)
48. Faktor Penyebab
Kebakaran
Faktor Alam
1. Petir (sambaran
petir pada bahan
mudah terbakar)
2. Panas
matahari (sinar
yang memantul
dari kaca
cembung ke
dedaunan kering,
dsb)
Faktor Manusia
1. Disengaja (balas
dendam)
2. Kelalaian (lupa
mematikan
peralatan listrik)
3. Kurang
pengertian
(membuang rokok
sembarangan,
dsb)
Faktor Mekanik
1. Gesekan
(friction)
2. Benturan
(impact)
Faktor Kimia
Chemical reaction
(Clax Cid + Clax
Sonril
Faktor Binatang
Tikus yang
menggigit kabel
jaringan, sehingga
mengakibatkan
korsleting)
49. Ruang Beresiko
Kebakaran
Ruang sistem gas medik dan vakum (oksigen, nitrous oksida, CO2)
Ruang laboratorium (bhn kimia, gas bertekanan, peralatan listrik,
cairan mudah terbakar )
Ruang anestesi (bhn anestesi hirup yang mudah menyala seperti
cyclopropane, ethyl eter, dll)
Ruang ICU (Pendant – peralatan listrik)
Gudang (logistik bahan, instalasi, bhn bakar)
Dapur (peralatan memasak, gas, bhn bakar lain)
Genset - overheating ( bhn bakar minyak )
Laundry
50. Klasifikasi Kebakaran
Permenakertrans RI No. 4 Tahun 1980
Kebakaran Kelas
Kebakaran Kelas
Kebakaran bahan cair &
gas yang mudah terbakar
Minyak bumi, bensin, LPG,
LNG, dan gas lain
Seng, Magnesium,
Aluminium, Sodium & lain-
lain.
Kebakaran Kelas
Kebakaran Kelas
Kebakaran bahan padat
yang mudah terbakar
(kecuali logam)
Kayu, kertas, kain, plastik
& termasuk tumbuhan
kering
Kebakaran listrik
(hubung singkat,
kebocoran listrik)
Kebakaran dari bahan
mengandung logam
52. 1. Menghindari penggunaan steker yang menumpuk, kabel &
isolasi yang tidak standar
2. Apabila tercium bau gas yang bocor, segera cabut regulator gas
dari tabung, buka semua ventilasi dan pintu agar gas dapat
keluar (jangan mencoba menghidupkan atau mematikan
lampu/senter atau peralatan listrik lain)
3. Apabila Anda dapati pengunjung/pegawai yang menyalakan
rokok atau obat nyamuk bakar di lingkungan kerja, segera
sampaikan untuk mematikan (Jika Anda tidak berani, jangan
segan laporkan kepada petugas lain/security terdekat)
4. Pastikan dan periksa di lingkungan kerja Anda memiliki atau
terjangkau APAR, sebagai peralatan pendukung untuk
penanggulangan kebakaran mula
Pencegahan Bahaya Kebakaran - Perilaku (1)
53. Sistem Proteksi
Kebakaran Aktif
Smoke/ Heat Detector
APAR Thermatic
Hydrant Outdoor & Indoor
Sistem Pompa Hydrant
APAR
Hydrant Pilar
Sprinkler
: alat yang disiapkan untuk
mendeteksi dan atau
memadamkan kebakaran
54. Sistem Proteksi
Kebakaran Pasif
Emergency Exit
Jalur evakuasi
RAMP
Kompartemensi Gedung (Bahan Tahan Api)
Peta Evakuasi
Titik Kumpul/ Muster Point
Pintu Emergency
: alat, sarana atau metode/cara
mengendalikan asap, panas maupun
gas berbahaya apabila terjadi
kebakaran
55. A : Titik Kumpul 1 (Depan Masjid Asy Syifa)
B : Titik Kumpul 2 ( Halaman Parkir Loby MCU)
C : Titik Kumpul 3 (Halaman Parkir PMC/ Depan IPAL)
D : Pos Aman (Lapangan Sepak Bola Prapat Kurung Selatan)
57. Metode Pamadaman Bahaya Kebakaran (1)
1. Pendinginan (cooling)
•Prinsip Kerja : menurunkan panas benda sampai
mencapai suhu dibawah titik nyala (flash point)
•contoh : pendinginan panas luar benda dengan
APAR jenis CO2 / air
2. Penyelimutan (smoothering)
Prinsip kerja : memutuskan hubungan udara
luar (oksigen) dengan fluida yang terbakar
contoh : menutup dengan selimut/karung
basah/penutup benda
58. Metode Pamadaman Bahaya Kebakaran (2)
3. Pemisahan Bahan Mudah Terbakar
(starvation)
•Prinsip kerja : mengurangi/mengambil bahan
yang terbakar atau menutup aliran cairan atau
gas
4. Pemutusan/Menghambat Reaksi Rantai
Prinsip kerja : memutus rantai reaksi
pembakaran dengan pemadaman menggunakan
APAR
60. A. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) & Komponen
Indikator Tekanan
(Pressure)
- Pastikan Tekanan
Jarum di APAR berada
di Zona Hijau
Tuas
(Lever)
Label
(Kelas APAR, Merk, dll)
Corong APAR
(Nozzle)
Selang
(Hose)
Kunci Pengaman
(Safety Pin)
Tabung APAR
(Cylinder)
Suatu alat pemadam kebakaran yang dapat dijinjing/dibawa, dioperasikan oleh satu orang,
berdiri sendiri, mempunyai berat antara 0,5 kg -16 kg dan digunakan pada api mula
61. B. Jenis - Jenis APAR
KENALI dulu kebakarannya, TIDAK semua APAR bisa memadamkan kebakaran bahkan jika SALAH pakai,
APAR malah membuat api tambah besar
1 2 3 4 5
62. Jenis - Jenis APAR
Khusus Untuk Apar Co2, Selain Warna, Corongnya Juga Berbentuk Terompet
Karena sifat gas CO2 bertekanan tinggi
dapat mencapai suhu -50oC, maka
diwajibakan menggunakan APAR Jenis CO2
dengan memegang Pangkal Nozzle/Corong
untuk mengarahkan sumber api
63. C. Jenis Media Pemadam Kebakaran dan Aplikasinya
Klasifikasi Jenis Kebakaran
Jenis Media Pemadaman Kebakaran
Tipe Basah Tipe Kering
Air
(H2O)
Busa
(Foam/AFFF)
Bubuk Kering
(Dry Powder)
Gas CO2 BCF/CF21
(Clean Agent)
Kelas A
Bahan padat (kayu,
kertas, kain, dll)
Sangat efektif Kurang efektif Efektif Kurang Ffektif
Sangat efektif
(tidak efisien)
Kelas B
Bahas cair (Bensin,
Solar, dll)
Berbahaya Sangat Efektif Efektif Kurang Efektif Sangat Efektif
Bahan Gas (LPG,
LNG, dll)
Tidak Efektif Tidak Efektif Efektif Kurang Efektif Sangat Efektif
Kelas C Listrik Berbahaya Berbahaya
Efektif
(kotor/korosif)
Efektif Sangat efektif
Kelas D
Logam (Seng,
Lithium, Magnesium,
dll)
Berbahaya Berbahaya Tidak Efektif Efektif Berbahaya
Kelas K Cooking oil & Fats Berbahaya Tidak Efektif
Efektif
(kotor/korosif)
Sangat Efektif Sangat Efektif
64. APAR - KARBON DIOKSIDA (GAS CO2)
• Efektif Memadamkan Api Kelas Kebakaran C, D & K
• Kelebihan
1. Tidak menyebabkan karat dan tidak dapat mengalirkan listrik
2. Aman untuk instalasi listrik, mesin dan alat medis
• Kelemahan
1. Pada konsentrasi tertentu dapat membahayakan manusia (sifat gas
sangat dingin, dan mengurangi konsentrasi oksigen)
2. Kurang efektif digunakan diruang terbuka
*Digunakan di Lingkungan PT Pelindo Husada Citra
65. APAR - BCF/CF21 (CLEAN AGENT)
• Efektif Memadamkan Api Kelas Kebakaran A, B, C, & K
• Kelebihan
1. Bahan tidak beracun, tidak berwarna, tidak menyebabkan iritasi kulit
2. Tidak menghantarkan listrik dan tidak menghasilkan residu
3. Cocok untuk menanggulangi kebakaran listrik, komputer, mesin dan alat
medis
• Kelemahan
1. Harga relatif lebih mahal (3x lipat dari CO2)
*Digunakan di Lingkungan PT Pelindo Husada Citra
66. D. Prosedur Menggunakan APAR
C
A
R
A * Pemadaman searah dengan arah
angin dan dari jarak ± 2 meter
67. E. Jarak Aman APAR dengan Titik Api
Model APAR
Ukuran
3 kg 6 kg 9 kg
Gas CO2 2 meter 3 meter -
Gas CF21 2 meter 3 meter 5 meter
Powder (Bubuk) 5-7 meter 5-7 meter 5-7 meter
Foam (Busa) - 5 meter 5 meter
3 kg 6 kg 9 kg
68. F. Alat Pemadam Api Tradisional (APAT)
Fire Blanket/Selimut/ Karung
Goni/ Handuk Tebal
Pasir
69. G. Prosedur Menggunakan Fire Blanket (Selimut/Kain)
Basahi Fire blanket/Selimut/Kain dengan air
Lindungi kedua tangan dengan menutupi
permukaan jari tangan dengan fire
blanket/selimut/kain basah
Arahkan fire blanket/selimut/kain basah
sesuai arah angin dan maju perlahan
Tutupkan fire blanket/selimut/kain basah
pada sumber api
*Diamkan selama 1-2 menit untu memastikan api padam & segera hubungi
petugas penanggulangan / code red 3333
70. FIRE GUARD :
1. Nur Setiyono (SPV Lapangan)
2. Arief Budirianto (Instruktur Lapangan)
3. Septin Aulidia (Co. Instruktur Lapangan)
4. Security
KELOMPOK MERAH
KELOMPOK
BIRU
71. 1
2
Pintu Lapangan
Tong Kecil
Pemadaman APAT
Wadah Air + APAT
CASE KELOMPOK BIRU
Kelompok BIRU
Kelompok MERAH
Fire Guard I
Fire Guard II
Peserta (BIRU)
Tong Besar
Pemadaman APAT
72. 1
2
Pintu Lapangan
Tong Kecil
Pemadaman APAT
Tong Besar
Pemadaman APAR
Wadah Air + APAT
CASE KELOMPOK MERAH
Kelompok BIRU
Kelompok MERAH
Fire Guard I
Fire Guard II
Peserta (MERAH)
74. HYDRANT adalah Instalasi Pemadam kebakaran yang dipasang
permanen berupa jaringan perpipaan berisi air bertekanan terus
menerus yang siap memadamkan kebakaran
Hydrant dibagi menjadi :
1.Hydrant Gedung ( dalam gedung )
2.Hydrant Halaman (luar gedung)
A. Hydrant & Komponen
Komponen sistem Hidrant :
- Sistem persediaan air (45 menit)
- Sistem Pompa (Jockey, Utama & Cadangan)
- Jaringan pipa - Kopling outlet / Pilar / Landing valve
- Slang dan nozle
- Sistem kontrol tekanan & aliran
75. Pemasangan hydrant berjarak 35 – 38
m e t e r, p e r t i m b a n g a n i n i d i b u a t
berdasarkan dari hose atau selang hydrant
yang memiliki panjang 30 meter
Komponen Hydrant
76. Luar gedung selang ukuran 2,5 inc
panjang 20m s/d 30 m Nozle
ukuran 2,5 inc Fandel pembuka
pilar hydrant
Dalam gedung selang
ukuran 1,5 inc panjang
20m s/d30 m Nozle
ukuran 1,5 inc
Komponen Hydrant
81. Kode
Darurat
KODE ARTI TELEPON
Code Gray Gangguan Keamanan 3333
Code Pink Penculikan Bayi 3333
Code Red Kebakaran 3333
Code Black Ancaman Bom 3333
Code Green Gempa Bumi 3333
Code Orange Kejadian Tumpahan
B3
3333
Code Blue Ancaman Keselamatan
Jiwa
222
Code Purple Perintah Evakuasi 3333
Prosedur pelaporan yang berlaku apabila terjadi keadaan darurat di
lingkungan rumah sakit yang berlaku dengan cara :
1.Telpon operator sesuai extention (3333/222)
2.Sebutkan kode darurat 3kali
3.Sebutkan lokasi kejadian
4.Sebutkan kondisi terakhir di lokasi kejadian
82. Prosedur Evakuasi Bila terjadi KEADAAN DARURAT
a. Usahakan tidak panik, jangan berlari, ikuti petunjuk arah evakuasi
atau arahan dari petugas evakuasi
b. Jika anda melihat kejadian tersebut SEGERA HUBUNGI 3333 dengan
menyebutkan kode darurat kejadian 3x
c. Pastikan diri anda selamat sebelum menyelamatkan orang lain. Jangan
mencoba mengambil barang-barang berharga jika itu dapat
mengancam nyawa anda.
d. Lepaskan sepatu hak tinggi
e. Jangan gunakan lift jika terjadi keadaan darurat, gunakan tangga
darurat atau RAM jika terjadi keadaan darurat.
f. Jika lorong dipenuhi asap, maka anda harus berjalan merangkak untuk
menghindari asap.
g. Gunakan tissue ataupun sapu tangan yang dibasahi air untuk
menutupi hidung dan mulut agar terhindar dari terhisapnya bahan
beracun.
h. Segera keluar menuju tempat titik kumpul terdekat.
83. TIM TANGGAP DARURAT
1.Helm Merah : Tim Penanggulangan Bencana
2.Helm Hijau : Tim Pengamanan
3.Helm Kuning : Tim Dokumen dan Material
4.Helm Putih : Tim Komunikasi
5.Helm Biru : Tim Evakuasi
84. TUGAS TIM TANGGAP DARURAT
Tim Penanggulangan :
a) Membunyikan sirine / alarm atau
berteriak
b) Mematikan aliran listrik
c) Meredakan kebakaran menggunakan
APAR / hydrant
d) Memadamkan kebakaran
e) Membuat kronologi kejadian dan
melaporkan kepada Ketua TTD
Tim Evakuasi :
a) Mengarahkan / mengumpulkan pegawai,
pengunjung dan pasien ke lokasi daerah
evakuasi
b) Menghitung jumlah pegawai, pengunjung
dan pasien sebelum dan sesudah kejadian
keadaan darurat
c) Mengamankan pegawai, pengunjung dan
pasien yang terkena musibah untuk di bawa
ke rumah sakit
d) Memberitahukan kepada pegawai,
pengunjung dan pasien dan karyawati untuk
tidak panik
e) Membuat kronologi kejadian dan
melaporkannya kepada Ketua TTD
85. TUGAS TIM TANGGAP DARURAT
Tim Dokumen & Material :
a) Mengidentifikasi tempat penyimpanan arsip
yang berharga dan membawanya ke
daerah evakuasi
b) Peralatan kerja (komputer, laptop, fax)
diamankan ke daerah evakuasi
c) Membawa peralatan ke daerah evakuasi
d) Memberikan perlindungan peralatan di
daerah evakuasi
Tim Komunikasi :
a) Menghubungi pihak terkait, seperti :
1.Polisi
2.Pemadam Kebakaran
3.Keluarga korban (jika ada)
b) Melakukan komunikasi dengan pihak pers,
seperti koran, majalah, televisi, radio,
masyarakat, dll
86. TUGAS TIM TANGGAP DARURAT
Tim Pengamanan :
a) Setelah mendengar bunyi alarm tanda bahaya dan pengumuman dari Ketua TTD,
para personil Team Security segera berkumpul dan menentukan langkah-langkah
yang akan diambil untuk pengamanan area
b) Melakukan pembagian posisi atau tugas-tugas pengamanan area agar tidak terjadi
penumpukan personil di satu tempat.
c) Mengawasi area atau posisi masing-masing untuk mencegah orang-orang yang
dicurigai menggunakan kesempatan untuk berbuat kriminal
d) Mengamankan orang-orang yang jelas-jelas berbuat kriminal ataupun mengganggu
kegiatan evakuasi ataupun pengamanan
e) Melakukan pengaturan lalu-lintas dan kendaraan yang keluar masuk areal kantor
agar pengendalian darurat tidak terganggu, seperti kendaraan pemadam kebakaran,
ambulans, mobil polisi dan kendaraan gegana