Dokumen tersebut membahas mengenai pengolahan limbah cair dan bagaimana pentingnya menjaga lingkungan. Dokumen tersebut menyebutkan bahwa banyak perusahaan di Pulau Batam yang tidak memiliki analisis dampak lingkungan sehingga limbah industri yang dihasilkan tidak terkelola dengan baik dan merusak ekosistem setempat. Dokumen tersebut juga menegaskan perlunya pemerintah turut mengatur pengelolaan lingkungan hidup di sekitar daerah
2. LATAR BELAKANG
Kemajuan Teknologi Perkembangan Industri
Semakin banyak Industri Semakin banyak limbah
3. LIMBAH
Azwar (1989)
Air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan
manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah
industri dan limbah rumah tangga.
Notoadmodjo (2003)
Sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahanbahan
atau zatzat
yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
4. JENIS PENGOLAHAN LIMBAH
Pengenceran atau Dilution
Kolam Oksidasi atau Oxidation Ponds
Irigasi
5. SUMBER LIMBAH
Rumah tangga atau
domestic wastes water
industri
Perkantoran atau municipal wastes water
7. CARA MENGOLAH LIMBAH
Pengolahan Awal
(Pretreatment)
Pengolahan Tahap Pertama
(Primary Treatment)
Pengolahan Tahap Kedua
(Secondary Treatment)
Pengolahan Tahap Ketiga
(Tertiary Treatment)
Pengolahan Lumpur (Sludge
Treatment)
8. STUDI KASUS
Sebanyak 575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan perusahaan modal dalam negeri
(PMDN) di Pulau Batam tak memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) seperti yang digariskan.
Dari 274 industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), hanya 54 perusahaan yang melakukan
pengelolaan pembuangan limbahnya secara baik. Sisanya membuang limbahnya ke laut lepas atau dialirkan
ke sejumlah dam penghasil air bersih. Tragisnya, jumlah libah B3 yang dihasilkan oleh 274 perusahaan industri
di Pulau Batam yang mencapai 3 juta ton per tahun selama ini tak terkontrol.
Salah satu industri berat dan terbesar di Pulau Batam penghasil limbah B3 yang tak punya
pengolahan limbah adalah McDermot. Berdasarkan fakta dilapangan dari 24 kawasan industri, hanya 4 yang
memiliki AMDAL dan hanya 1 yang mempunyai unit pengolahan limbah (UPL) secara terpadu, yaitu kawasan
industri Muka Kuning, Batamindo Investment Cakrawala. Panbil Industrial Estate, Semblong Citra Nusa, dan
Kawasan Industri Kabil. Semua terjadi karena pembangunan di Pulau Batam yang dikelola otorita Batam
selama 32 tahun, tidak pernah mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial kemasyarakatan.
Seolah-olah investasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan segalanya. Sesuai Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 tentang Analisa mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), maka pengelolan sebuah kawasan
industri tanpa mengindahkan aspek lingkungan, jelas melanggar hukum. Semenjak Pemerintah Kota Batam
dan Bapedalda terbentuk tahun 2000, barulah diketahui bahwa Pulau Batam ternyata kondisi lingkungan dan
alamnya sudah rusak parah
9. ANALISIS
1. Dampak dari tidak adanya Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
untuk setiap perusahaan yang akan membangun usahanya disuatu daerah akan
mengakibatkan rusaknya ekosistem alam dari daerah itu sendiri.
2. Menjaga lingkungan itu penting, karena apabila lingkungan disekitar kita rusak
dampaknya akan berimbas ke pada kita sendiri. Contohnya seperti banjir yang belum
lama terjadi belakangan ini, hal tersebut diakibatkan ketidakdisiplinan masyarakat
dalam membuang sampah ke aliran sungai yang mengakibatkan saluran air
menyempit dan tersumbat sehingga air meluap ke jalanan dan rumah-rumah
penduduk.
3. Pemerintah seharusnya ikut menjaga dan mengatur dari lingkungan hidup yang
ada disekitar kita. Salah satu caranya dengan membuat perundang-undangan
tentang lingkungan hidup dan mengontrol apabila ada pelanggaran yang terjadi.
10. DAFTAR PUSTAKA
Daryanto 1995. Ekologi dan Sumber Daya alam. Bandung: Tarsito
Laksmi, J. dan Rahayu,W., 1993.Penanganan Limbah Industri Pangan, Kanisius,
Jakarta.
Google.com
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan kemajuan teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, namum di sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung alam atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.
Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.