Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fungsi Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan memberikan jaminan simpanan nasabah;
2) Krisis ekonomi 1998 memperlihatkan pentingnya penjaminan simpanan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap perbankan;
3) LPS dibentuk pada 2004 untuk menjamin simpanan nasabah guna mencegah keluarnya dana ke luar negeri seperti selama k
1. BANK INDONESIA
&
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
Minggu ke 3
PRODI PERPAJAKANPRODI PERPAJAKAN
POLITEKNIK UNIVERSITAS SURABAYAPOLITEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA
3. Pengertian Bank Indonesia
Bank Sentral (central bankcentral bank) merupakan lembaga negara
yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat
pembayaran sah suatu negara, merumuskan dan
melaksanakan kenbijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi
perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last
resort.
Lender last resort adalah fungsi BI sebagai pemberi pinjaman
terakhir, khususnya memberikan permodalan kepada bank dalam
bentuk kredit likuiditas darurat terhadap bank yang kesulitan
likuiditas
3
4. Bank Sentral di Republik Indonesia adalah Bank
Indenesia (BI) berdasarkan UU RI Nomer 23
Tahun 1999 pasal 4 ayat (2) “
Bank Indonesia adalah lembaga negara
yang independen, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya,
kecuali untuk hal-hal-yang secara tegas
diatur dalam Undang-Undang”.
4
5. Tujuan Bank Indonesia
Adalah memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka BI melaksanakan kebijaksanaan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan dan harus mempertimbangkan
kebijakan umum pemerintah dibidang perekonomian
Dalam rangka melaksanakan kebijakan moneter, BI berwenang:
1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan
tingkat inflasi.
2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-
cara yang termasuk dalam sistem nilai tukar yang ditetapkan,
mencakup:
Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun
valuta asing
Penetapan diskonto
Penetapan cadangan wajib
5
6. Kebijaksanaan BI dalam Moneter
Tujuan kebijaksanaan BI dalam Moneter
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
terhadap barang dan jasa, maksudnya bahwa
mata uang rupiah stabil dari gejolak harga barang
dan jasa dengan inflasi sebagai sasaran Utama
Mulai 2005 Sistem yang digunakan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang lainnya adalah
Sistem mengambang (free floating) bukan fix
rate.6
7. Apakan Inflasi itu ?
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga
barang dan jasa secara umum dan terus menerus di
suatu wilayah pada periode tertentu. Kenaikan harga
tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan
sebagian barang-barang lain ( Boediono, 2001).
Misalnya : Beras 1 kg = Rp. 8.000,-
Bila Harga Beras 1 kg = Rp 9.000,- INFLANSI
Bila Harga Beras 1 kg = Rp 7.000,- DEFLASI
7
8. Penciptaan uang bagi masyarakat tidak semata-mata
kehendak otoritas moneter tetapi didasarkan pada
permintaan masyarakat, sehingga uang yang beredar harus
memenuhi mekanisme hukum pasar .
1. DEMAND INFLATION
Jika secara agregate terjadi peningkatan permintaan
thd barang-barang, maka untuk memenuhi hal
tersebut produsen akan meminta tambahan dana
produksi menimbulkan INFLASI. Dalam hal ini
disebut Demand Inflation
Macam-macam INFLASI
8
10. 2. COST INFLATION
Jika secara agregate terjadi penurunan penawaran
terhadap barang yang diakibatkan oleh naiknya biaya
produksi . Hal ini secara potensial menimbulkan
INFLASI dengan diikuti kelesuan usaha, dan disebut
Cost Inflation
10
12. 3. HYPER INFLATION
Jika kepercayaan masyarakat terhadap mata
uang menurun dan mempunyai
kecenderungan uang tunai sesegera mungkin
ditukar dengan barang dengan asumsi harga-
harga barang akan naik.
Maka akan mendorong kenaikan harga tidak terkendali
dan mendorong INFLASI HEBAT ( Hyperinflation)
12
13. 4. IMPORTED INFLATION
Pertumbuhan penduduk dan pendapatan per
perkapita yang tidak diimbangi dengan tingkat
produksi memicu kenaikan harga karena
kelangkaan barang, sehingga harus dipenuhi
dengan impor. (imported inflation)
13
14. Kebijaksanaan BI menjaga kestabilan nilai rupiah
1. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik dari rupiah
maupun valuta asing, instrumen yang digunakan adalah
suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
2. Penetapan suku bunga diskonto yaitu suku bunga yang
ditetapkan ketika bank menanamkan uangnya di BI dalam
bentuk Sertifikat Bank Indonesia
3. Penetapan cadangan wajib minimun bank, seperti Giro
Wajib Minimum (GWM) yang harus dipenuhi sebesar 5%
4. Pengaturan kredit atau pembiayaan seperti keharusan
pemenuhan uang muka kredit sebesar 30% bagi
kepemilikan Kredit Kepemilikan Rumah di tahun 2012
14
15. Kebijaksanaan BI dalam API
ENAM Pilar Pendukung API :
• Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi
nasional yang berkesinambungan
• Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif
mengacu pada standar internasional
• Menciptakan Industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang
tinggi serta memeiliki program ketahanan dalam menghadapi resiko.
• Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi
internal perbankan nasional
• Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk tercapainya industri
perbankan yang kuat
• Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan
Apakah API itu?
Arsitek Perbankan Indonesia disingkat API adalah suatu kerangka arah
dasar pengembangan kebijakan pada industri perbankan agar sistem
perbankan menjadi sehat, kuat dan efisien dalam rangka membantu
pertumbuhan perekonomian nasional. Diluncurkan BI pada 9 Januari 2004
1
2
3
4
5
6
15
16. 1. Menciptakan struktur perbankan domestik.....
1. Penambahan modal baru baik dari shareholder lama maupun
investor baru
2. Merger denganbank ( atau beberapa bank) lain untuk mencapai
persyaratan modal minimum baru,
3. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal
4. Penerbitan suordinated loan
Tujuan yang ingin dicapai program ini :
1. 2 sampai 3 bank dengan modal > 50 trilyun beroperasi di wilayah
internasional
2. 3 sampai 5 bank dengan modal 10-50 trilyun beroperasi nasional
3. 30 sampai 50 bank dengan modal 100 milyard – 10 trilyun kegiatan
berfokus pada segmen usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas
dan kompetensi masing-masing,
4. BPR dan bank dengan kegiatan terbatas bermodal dibawah 10
milyard
16
17. 2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank
Penerapan program 25 Base Core Princples for Effective
Banking Supervision secara bertahap.
Tujuan yang ingin dicapai program ini :
Meningkatkan efektivitas pengaturan serta memenuhi
standar pengaturan yang mengacu pada International Best
Practices
Diharapkan praktek penyelenggaraan perbankan nasional kita
telah memiliki standar yang sama dengan bank-bank yang
ada di luar negeri, sehingga tingkat kepercayaan
masyarakat internasional terhadap industri perbankan
nasional akan semakin meningkat
17
18. 3. Menciptakan Industri Perbankan yang Kuat..
Programnya adalah:
1. Peningkatan kompetensi pemeriksa bank
2. Peningkatan koordinasi antar lembaga
pengawasan
3. Pengembangan pengawasan berbasis
enforcement
4. Konsolidasi organisasi sektor perbankan di
Indonesia
18
19. 4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka
memperkuat kondisi internal perbankan nasional
Industri perbankan yang kuat diperlukan peningkatan kualitas
manajemen perbankan dengan jalan meningkatkan good corporate
governance manajemen bank itu sendiri.
Good corporate governance atau tata kelola perusahaan adalah suatu
subjek yang memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam
tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan
tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan
mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi
kepentingan.
Ada pula sisi lain yang merupakan subjek dari tata kelola perusahaan,
seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang menuntut
perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain
pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan.
19
20. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap...
Programnya :
1. Pengembangan credit bureau
Tujuan membantu perbankan dalam melaksanakan
keputusan kredit
2. Penggunaan lembaga pemeringkat kredit
Tujuannya meningkatkan transparasi dan efektifitas
manajemen keuangan
3. Pengembangan skim penjamin kredit
Tujuannya meningkat akses kredit bagi masyarakat
20
21. Mewujudkan pemberdayaan perlindungan
konsumen
Programnya :
1. Meningkatkan pemberdayaan nasabah melalui
standar penyusunan pengaduan nasabah
2. Pendirian lembagaindependen
3. Peningkatan transparasi informasi produk
perbankan
4. Melakukan edukasi bagi nasabah
Tujuannya adalah meningkatkan kepercayaan
nasabah terhadap bank.
21
24. LATAR BELAKANG LPSLATAR BELAKANG LPS
Lahirlah
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANANLEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
19981998KRISIS
Pindah Dana ke Bank
Pemerintah atau Asing
Bank Swasta Banyak
TUTUP
Memberi jaminan KEPERCAYAAN kepada
MASYARAKAT untuk Menempatkan DANA di
BANK
24
25. KRISIS 1998
Dari total utang luar negeri per Maret 1998 yang mencapai 138 milyar dollar
AS, sekitar 72,5 milyar dollar AS adalah utang swasta yang dua pertiganya
jangka pendek, di mana sekitar 20 milyar dollar AS akan jatuh tempo dalam
tahun 1998. Sementara pada saat itu cadangan devisa tinggal sekitar 14,44
milyar dollar AS.
Nilai rupiah ANJLOK dimana Rp 4.850/dollar AS pada tahun 1997, sekitar
Rp 17.000/dollar AS pada 22 Januari 1998, akibat meningkatnya permintaan
dollar
Ratusan perusahaan, mulai dari skala kecil hingga konglomerat,
bertumbangan. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar
modal juga insolvent atau nota bene bangkrut melahirkan gelombang
besar pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pendapatan per kapita yang mencapai 1.155 dollar/kapita tahun 1996 dan
1.088 dollar/kapita tahun 1997, menciut menjadi 610 dollar/kapita tahun
1998,
25
26. KRISIS 1998
Di pasar uang, dinaikkannya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) menjadi 70,8 persen dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
menjadi 60 persen pada Juli 1998 (dari masing-masing 10,87 persen
dan 14,75 persen pada awal krisis), menyebabkan kesulitan bank
semakin memuncak. Perbankan mengalami negative spread dan tak
mampu menjalankan fungsinya sebagai pemasok dana ke sektor riil.
1997 : 23 bank terlikuidasi
1998 : 3 bank BBO (Bank Beku Operasi: yaitu Bank Umum Nasional,
Bank Dagang Nasional Indonesia dan Bank Modern)
1999 : 38 bank di BBKU (Bank Beku Kegiatan Usaha) --- > Total
Bank Tutup 68 tinggal 189 bank
26
27. Dasar & FUNGSI Pembentukan LPS
UU RI No. 24 Tahun 22 September 2004 dan efektif 22 September
2005
FUNGSI LPS
1.Menjamin Simpanan Nasabah
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan
simpanan dan
• melaksanakan penjaminan simpanan
2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannya
• merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas system perbankan,
• merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan
penyelesaian Bank gagal yang tidak berdampak sistematik dan
• melaksanakan bank gagal bayar yang berdampak sistemik27
28. WEWENANG
1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan
2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta;
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS
4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan
bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar
kerahasiaan bank;
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data nasabah
6. menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim
7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak
bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas
tertentu
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan; dan
9. Menjatuhkan sanksi administrasi
28
29. WEWENANG LPS Terhadap BANK GAGAL
1. Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang
pemegang saham, termasuk hak dan wewenang RUPS
2. Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal
yang diselamatkan
3. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau
mengubah setiap kontrak yang mengikat Bank Gagal yang
diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank
4. Menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan
debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan
kreditur
.
29
30. KEPERSERTAAN
1. Setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah
Negara Republik Indonesia wajib menjadi peserta
Penjaminan.
2. Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum
(termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di
luar negeri yang melakukan kegiatan perbankan dalam
wilayah Republik Indonesia) dan Bank Perkreditan Rakyat,
baik bank konvensional maupun bank berdasarkan prinsip
syariah.
3. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di Indonesia
yang melakukan kegiatan perbankan di luar wilayah
Republik Indonesia tidak termasuk dalam Penjaminan
30
31. PENJAMINAN SIMPANAN
1. Simpanan yang dijamin meliputi giro, deposito, sertifikat
deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu.
2. Simpanan nasabah Bank berdasarkan Prinsip Syariah
3. Simpanan yang dijamin mencakup pula simpanan yang
berasal dari bank lain
4. Nilai Simpanan yang dijamin LPS mencakup saldo pada
tanggal pencabutan izin usaha Bank.
5. Sejak 13 Oktober 2008, saldo yang dijamin untuk setiap
nasabah pada satu bank adalah paling banyak sebesar Rp
2 Milyar
31
32. TINGKAT KESEHATAN BANKTINGKAT KESEHATAN BANK
Untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat dimana
bank sebagai aget of trust harus selalu dijaga agar selalu
dalam keadaan sehat. Oleh karena itu Bank Indnesia
setiap saat selalu memantau keadaan bank dari
laporannya yang bersifat on line.
Secara periodik ( setahun sekali ) Bank Indonesia
melakukan pemeriksaan bank on the spot, sedangkan
tiap bulannya bank melaporkan aktivitasnya ke Bank
Indonesia secara on line disertai denda jika terjadi
keterlambatan.
32
33. B. Mekanisme Penilaian
Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara
individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank
Rating) dengan cakupan penilaian terhadap factor- faktor sebagai
berikut:
1. Profil risiko (risk profile)
a. risiko kredit;
b. risiko pasar;
c. risiko likuiditas;
d. risiko operasional;
e. risiko hukum;
f. risiko stratejik;
g. risiko kepatuhan; dan
h. risiko reputasi
33
34. 3. Rentabilitas (earnings)
a.Penilaian terhadap kinerja earnings
b.sumber-sumber earnings
c.sustainability earnings Bank
4. Permodalan (capital).
a. penilaian terhadap tingkat kecukupan
permodalan
b. pengelolaan permodalan.
34
35. Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan kondisi
Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai
sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya.
‘Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan kondisi
Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari
perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya
HASIL PEMERINGKATANHASIL PEMERINGKATAN
35
36. Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi
bisnis dan faktor eksternal lainnya.
Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi
bisnis dan faktor eksternal lainnya.
Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya
36
37. TINDAK LANJUT PENILAIAN
1.Peringkat 3-5 membuat action plan dan melaporkan kepada
Bank Indonesia
2.Action plan harus diserahkan sesuai dengan ketentuan waktu
yang telah ditetapkan oleh BI
SANKSI
1.Teguran tertulis
2.Penurunkan Tingkat Kesehatan Bank
3.Pembekuan Kegiatan Tertentu; dan atau
4.Pencantuman pengurus dan/atau pemegang saham bank dalam
predikat tidak lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatuan
37
38. KESEHATAN BPRKESEHATAN BPR
Salah satu alat ukur menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis
CAMEL. Analisis ini fokus pada aspek capital, assets, management, earning dan liquidity.
Hasil dari masing-masing aspek akan menentukan kondisi suatu Bank
1. Aspek Permodalan (Capital)
Aspek permodalan (capital) yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank
yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian
tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI.
Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut
Resiko (AMTR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah, maka CAR
perbankan untuk tahun 2002 minimal harus 8%.
Jika terpenuhi maka harus dilakukan penanganan secara serius sehingga mencapai syarat
minimum, dan jika tidak terpenuhi akan dikenakan sanksi dari BI
38
39. 2. Aspek Kualitas Aset (Asets)
Aspek kualitas aset bank lebih menekankan menilai jenis-jenis aset
yang dimiliki oleh bank. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif
(yang menghasilkan pendapatan bunga) Apakah bermasalah atau
tidak. Biasanya dikaitkan dengan pemberian pinjaman :
1. Klasifikasi Lancar, bila nasabah lancar dalam membayar bunga dan
angsuran pinjaman
2. Kurang lancar apabila nasabah peminjamn tidak membayar bunga
atau angsuran melebihi 3 bulan.
3. Diragukan apabila nasabah tidak membayar bunga atau angsuran
dalam jangka waktu lebih dari 16 bulan namun kurang dari 1 bulan
4. Macet apabila nasabah tidk membayar bunga ataupun angsuran
melebihi12 bulan
5. Penilaian tentang kredit yang diberikan berkaitan dengan masalah
Batas Maximum Memberikan Kredit BMPK ) yaitu max 20% dari
Modal untuk tiap individu peminjam
39
40. 3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)
Aspek Kualitas Manejemen meliputi penilaian kualitas manajemen bank dimana fokus pada kualitas
manusia dalam mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan, pengalaman menangani
berbagai kasus yang terjadi. Aspek ini yang dinilai adalah pengetahuan manajemen permodalan, manajemen
kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas.
Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250 pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen bank yang
bersangkutan.
4. Aspek Earning
Aspek Earning digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan
keuntungan. Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
rentabilitas terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan.
Penilaian ini meliputi juga hal-hal seperti :
a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA).
b. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).
40
41. 5. Aspek Likuiditas (Liquidity)
Liquiditas (kemampuan menyediakan dana setiap saat)
Apabila komposisi dana pihak ketiga didominasi oleh tabungan dan giro. Jika
demikian maka akan mengakibatkan liquiditas semakin kecil. Namun sebaliknya
apabila didominasi oleh deposito liquiditas semakin membaik namun biaya akan
meningkat
Indikasi:
•Rasio kewajiban bersih Call Money Penilainnya adalah perbandingan call money
dibandingkan dengan total aktiva lancar bank
•Loan to Deposit Ratio ( LDR )
Adalah perbandingan antara sumber dana masyarakat dengan jumlah kredit yang
dilepas
41
42. Nilai Kredit Predikat
81 - 100
66 - <81
51 - < 66
0 - < 51
Sehat
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat
NILAI KREDIT PREDIKAT
81 -100 SEHAT
66 - < 81 CUKUP SEHAT
51 - < 66 KURANG SEHAT
0 - < 51 TIDAK SEHAT
Hasil penilaian terhadap analisis CAMEL, kemudian dituangkan
dalam bentuk angka yang diberikan bobot sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan. Bobot nilai ini menggambarkan kondisi suatu
bank.
42
43. Latihan
1. Suku bunga bank mempengaruhi keputusan masyarakat untuk
memegang uang tunai. Jika suku bunga tinggi, apa yang mungkin
dilakukan oleh masyarakat? Dan apa dampaknya terhadap bank ?
2. Apakah misi/tujuan yang hendak dicapai oleh Bank Sentral
Indonesia? Dan sebutkan tugas pokok terkait dengan misi yang
diemban oleh Bank Sentral?
3. Jelaskan bagaimana Bank Sentral mengendalikan tingkat suku bunga
tidak langsung dengan menggunakan SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
4. Pada awal Maret 2015, beberapa harga sembako menujukkan trend
terus meningkat di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Apakah kondisi
ini menunjukkan telah terjadi inflasi?, jika ya masuk dalam katagori
inflasi apa? Uraikan dengan jelas.
5. Apa yang dimaksud kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh Bank
Sentral? Apa tujuan kebikasanaan ini? Uraikan dengan jelas
43