1. OPTIMASI FORMULASI TABLET EKSTRAK
DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) dengan
CAMPURAN AVICEL PH 101 dan LAKTOSA
SECARA SLD (SIMPLE LATTICE DESIGN)
Disusun oleh : Kelompok I
Deby Syaray
Eka Erningsih
Eva Apriliyana Rizki
Laudawati
Lisa Apriyanti
Priskila Paetong
2. Pendahuluan
Tanaman obat sejak dahulu menjadi incaran
yang baik sebagai obat tradisional. Salah satunya,
kemangi (Ocimum sanctum Linn.). Tanaman kemangi
mudah didapatkan, tersebar hampir di seluruh
Indonesia, dan dapat tumbuh secara liar atau pun
dibudidayakan.
Inovasi kian berkembang dalam pengolahan
obat tradisional menjadi produk siap pakai. Ada yang
berupa jamu, pil, sirup atau sediaan farmasi lainnya.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemakaian
tanaman obat agar dapat dikonsumsi secara praktis.
3. Sediaan tablet menjadi salah satu
alternatif dalam meramu daun kemangi
menjadi obat penurun panas. Alasannya
lebih efisien, dapat diubah-ubah dan
praktis untuk pengobatan.
Tablet itu sendiri adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi (Syamsuni, 2007 )
4. Adanya formulasi tablet guna memastikan distribusi zat
aktif sampai dalam tubuh, dengan waktu memadai, dan
utuh sampai tempat yang diinginkan. Selain itu,
memodifikasi kerja zat aktif dalam hal kecepatan atau
keruangan. Juga, bentuk sediaan dapat dibuat mudah,
ekonomis, reprodusibel.
Tablet ektrak daun kemangi terdiri dari zat aktif berupa
flavonoid dan bahan pengisi yakni avicel PH 101 dan
laktosa, serta eksipien lainnya.
Zat pengisi atau pengencer adalah suatu zat inert secara
farmakologis yang ditambahkan ke dalam suatu formulasi
sediaan tablet.
5. Kemangi
Daun kemangi sebelum menjadi tablet di
buat dalam bentuk ekstrak dengan pelarut
etanol 70 %.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah
sokhletasi. Caranya bahan diletakkan dalam
kantong ekstraksi di bagian dalam alat
ekstraksi dan gelas yang bekerja secara
kontinyu (perkolator)
6. Laktosa merupakan eksipien yang baik
sekali digunakan dalam tablet yang
mengandung zat aktif berkonsentrasi
kecil karena mudah melakukan
pencampuran yang homogen. Harga
laktosa lebih murah daripada bahan
pengisi lainnya. Selain itu, dapat
memadatkan massa granul dalam
granulasi basah
7. Laktosa yang digunakan adalah laktosa hidrat
karena tidak dapat dikempa langsung
Laktosa hidrat mengandung kira-kira 5% air
kristal, bentuk hidrat biasanya digunakan dalam
sistem granulasi basah
Laktosa banyak digunakan karena stabilitasnya
baik dalam gabungan zat aktif dan murah
Laktosa menunjukan pelepasan obat yang
baik, granulnya cepat kering, waktu hancurnya
tidak peka terhadap kekerasan tablet
8. Mikrokristalin selulosa yang digunakan
adalah avicel PH 101 (serbuk) menunjukkan
kekerasan dan friabilitas yang baik. Sifat
mengalirnya baik dan sifat-sifat pencetakan
langsungnya bagus sekali.
Pada GB, Avicel menghasilkan tablet keras
dengan tekanan kempa yang rendah pada
pengempaan tablet. Zat ini menghasilkan
pembasahan yang cepat dan merata karena
adanya wicking acting sehingga cairan
penggranulasi terdistribusi di seluruh onggokan
serbuk.
9. Alasan dipilihnya kombinasi antara avicel
PH 101 dengan laktosa antara lain :
a. Avicel sifat alirnya kurang baik (..???)
b. Laktosa murah, lebih mudah larut
dalam air
c. Avicel bisa menjadi bahan pengisi juga
bahan disintegran
d. Avicel sifat pengikatnya baik
10. Optimasi model simplex lattice design (SLD)
Optimasi adalah suatu metode atau desain eksperimental
untuk memudahkan dalam penyusunan dan interpretasi
data secara matematis .
SLD adalah salah satu metode analisis statistik untuk
melakukan optimasi yang digunakan untuk optimasi
campuran: antar bahan dalam sediaan padat, semi padat
atau pemilihan pelarut.
Prosedurnya penyiapan variasi kombinasi dari bahan
tambahan yang akan dioptimasi
11. Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini
adalah granulasi basah. Granulasi basah adalah proses
menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran
serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan
pengadukan yang akan menghasilkan aglomerasi atau
granul.
Alasan pemilihan granulasi basah untuk memastikan
keseragaman kandungan tablet dengan mendispersikan
dosis kecil zat aktif dan / atau zat tambahan pewarna
dengan melarutkannya dalam pengikat cair
Prosedur ini menghasilkan distribusi zat terlarut lebih
baik dan seragam
12. Tata cara pembuatan tablet kemangi dengan
granulasi basah adalah sebagai berikut :
Ekstrak daun kemangi yang telah dikeringkan dengan
aerosil, ditambah Avicel PH 101 dan laktosa dengan
jumlah konsentrasi yang berbeda, diaduk hingga
homogen.
Larutan gelatin 10 % ( gelatin dilarutkan dengan
aquadest ) ditambahkan sampai terbentuk massa yang
siap digranulasi.
Massa granul diayak dengan ayakan no. 16, hasilnya
dikeringkan dalam oven dengan suhu 40 C-50 C.
Setelah kering, granul diayak kembali dengan ayakan
no. 18
13. Penetuan profil sifat fisik granul dilakukan dengan tiga
uji yaitu :
a. Uji sifat alir. Pada grafik intesnitas sifat alir semakin
meningkat pada 100% laktosa
b. Kompaktibilitas ( kemampuan bahan membentuk
masa yang kompak setelah di beri tekanan). Pada
grafik formula avicel PH 101 100% memberikan
kompaktibilitas yang baik.
c. Daya serap air, di mana hasil percobaan membuktikan
penggunaan avicel PH sebagai disintegran memiliki
daya serap air yang lebih besar
Setelah diketahui sifat fisik granul optimum maka dicetak
menjadi tablet.
14. Formulasi yang paling optimum dalam
pembuatan tablet ekstrak daun kemangi
dengan perbandingan konsentrasi bahan
pengisi antara avicel PH 101 dan laktosa
sebesar 90% : 10%.
Selanjutnya dilakukan uji sifat fisik tablet
antara lain keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan dan waktu hancur tablet.