2. • Emulsi dapat didefinisikan sebagai suatu
sediaan yang mengandung bahan obat cair
atau larutan obat, terdispersi dalam cairan
pembawa, distabilkan dengan emulgator atau
surfaktan yang cocok. (Depkes RI, 1979)
3. Komponen Emulsi
Terdiri dari :
1. Komponen dasar emulsi : fase terdispersi
(fase internal, fase pendispersi (fase
eksternal), emulgator (penstabil emulsi)
2. Komponen tambahan emulsi, suatu zat yang
ditambahkan dengan tujuan mendapatkan
emulsi yang lebih baik. Misal corigen
odoris, corigen saporis, pengawet, dll.
4. Teori Terbentuknya Emulsi
Teori tegangan permukaan
Semakin tinggi tegangan yang dimiliki, semakin
sulit untuk bercampur. Penambahan
emulgator, dapat menghilangkan tegangan
yang terjadi pada masing-masing
molekul, sehingga dua zat yang tidak dapat
bercampur menjadi tercampur.
5. Sifat Emulsi
Demulsifikasi
Contoh : penambahan elektrolit untuk memisahkan
karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan
asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).
Pengenceran
Dengan menambahkan sejumlah medium
pendispersinya, emulsi dapat diencerkan.
Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan
dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini
dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
emulsi, adalah:
1. Tegangan antarmuka rendah
2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan
antarmuka
3. Tolakkan listrik double layer
4. Relatifitas phase pendispersi kecil
5. Viskositas tinggi
7. Zat Pengemulsi
Adanya penambahan emulgator dapat menstabilkan suatu emulsi
karena emulgator menurunkan tegangan permukaan secara
bertahap. Semakin rendah energi bebas pembentukan emulsi maka
emulsi akan semakin mudah terbentuk. Tegangan permukaan
menurun karena terjadi adsorpsi oleh emulgator pada permukaan
cairan dengan bagian ujung yang polar berada di air dan ujung
hidrokarbon pada minyak.
• Daya kerja emulgator disebabkan oleh bentuk molekulnya yang
dapat terikat baik dalam minyak maupun dalam air. Emulgator
membungkus butir-butir cairan terdispersi dengan suatu lapisan
tipis, sehingga butir-butir tersebut tidak dapat bergabung
membentuk fase kontiniyu.
• Zat pengemulsi atau emulgator juga dikenal sebagai koloid
pelindung, yang dapat mencegah terjadinya proses pemecahan
emulsi, contohnya:Gelatin, digunakan pada pembuatan es krim;
Sabun dan deterjen; Protein; Cat dan tinta; Elektrolit .
8. Cara Pembuatan Emulsi
Cara Pembuatan Emulsi :
• Metode gom basah (Anief, 2000)
• Metode gom kering
• Metode HLB (Hidrofilik Lipofilik Balance)
10. Suspensi adalah sediaan yang mengandung
bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
11. Faktor-Faktor Pembuatan Suspensi
• sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan
partikel )
• Zat pembasah
• Medium pendispersi
• komponen – komponen formulasi seperti
pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan
pengawet yang digunakan
12. Pada pembuatan suspensi terdapat dua sistem
yaitu :
a. Sistem Deflokulasi
b. Sistem Flokulasi
13. Suspensi dapat di buat dengan menggunakan 2
metode, yaitu :
1. Metode Dispersi
2. Metode Presipitasi ( Pengendapan ) , metode
ini di bagi lagi menjadi 3 macam , yaitu :
· Presipitasi dengan pelarut organik
· Presipitasi dengan perubahan pH dari media
· Presipitasi dengan dokomposisi rangkap
14. Stabilitas Suspensi
• Ukuran partikel
• Kekentalan
• Jumlah partikel
• Sifat muatan/partikel