1. Suatu hari, suami istri itu melakukan perjalanan dengan kapal laut yang terancam bahaya badai. Si istri panik dan marah, sementara suaminya tenang.
2. Suami menggunakan balok kayu untuk mengajarkan si istri bahwa mereka aman karena berada di tangan Allah.
3. Cerita ini mengajarkan bahwa ketika menghadapi kesulitan, kita sebaiknya percaya pada Allah dan serahkan masalah pada
1. Kisah Cinta Ketika Kapal di Ujung Bahaya
Bahtera rumah tangga dijalani bersama suami istri atas landasan ridlo Allah Ta’ala, diikat dengan tali
kasih sayang, membiasakan kejujuran, saling mencintai dengan hakiki, dan kasih sayang yang tak
terelakkan. Masing-masing tidak akan merasakan nyaman bila tak berdekatan, terkecuali bila keduanya
memiliki watak serta tabiat yang berseberangan.
Dikisahkan dalam sebuah rumah tangga, seorang suami yang sangat tenang, penuh kasih sayang dan
perhatian serta kemarahan yang tertahan walau bahaya badai menghadang dalam keadaan yang sangat
menantang. Namun sebaliknya seorang istri yang kurang bersabar, amarah yang selalu berkoar
meskipun masalah tak sukar untuk diselesaikan.
Suatu hari, suami istri itu melakukan perjalanan dengan kapal laut. Ketika sudah mengarungi lautan luas,
tiba-tiba kapal itu mendapat ancaman bahaya. Angin bertiup kencang, ombak besar menghantam
lambung kapal hingga banyak air yang masuk ke dalamnya. Seluruh penumpang merasa khawatir dan
ketakutan dengan keselamatan perjalanan mereka. Nahkoda pun memberitahukan lewat pengeras suara
bahwa keselamatan penumpang bersama tinggal menunggu mukjizat Allah ‘Azza wa Jalla.
Di saat seperti itu, si istri tidak bisa menguasai rasa emosi dirinya, lalu berteriak kepada semua orang,
“Kalian tidak tahu apa yang harus diperbuat! Apa yang harus kalian lakukan untuk menyelamatkan diri?,
Lakukanlah!!”. Merasa puas meluapkan rasa emosi, si istri bergegas menemui suaminya dan berharap
memberikan jalan keluar menghadapi masalah dalam kapal yang semua penumpang telah panik. Si istri
pun terkejut setelah mendapati suaminya yang merasa tenang, nyaman dengan situasi yang genting.
Seperti biasanya si istri pun semakin marah seraya mengatakan bahwa suaminya orang yang tidak mau
tahu atau tak peduli dengan keadaan serta nasib mereka yang sangat dekat dengan kematian.
Sesaat kemudian, suaminya menatap tajam mata istrinya dengan muka tenang, lalu mengambil sebuah
balok kayu dan langsung diletakkan di atas kepala istrinya seraya berkata dengan serius dan suara
parau, “Takutkah kamu dengan balok kayu ini yang akan saya pukulkan di kepalamu?” Si istri menatap
dengan tajam seraya menjawab, “Tidak”. “Kenapa kamu tidak takut sedikitpun?” Tanya suami
selanjutnya. “Karena balok kayu itu berada di tangan orang yang saya percaya dan saya sangat
mencintainya” jawab si istri dengan yakin.
Suaminya pun tersenyum dengan penuh kasih sayang, seraya berkata mesra kepada istrinya, “Begitu
juga dengan saya sendiri, sama seperti dirimu yang khawatir dengan keadaan. Namun saya tidak cemas
dan takut dengan ombak besar yang bergulung-gulung, angin laut yang datang berduyun-duyun, sebab
saya tahu bahwa angin laut dan ombak besar itu berada di tangan (kekuasaan) Dzat yang saya yakini,
yang saya cintai, yang saya selalu mengabdi. Jadi, saya tidak perlu khawatir dan takut sedangkan
semuanya dalam genggaman dan kehendak Dzat yang maha kuasa atas segala sesuatu?!”.
Tak terasa air mata si istri mengalir pelan dari kedua matanya dan diseka dengan tangan kanannya
seraya mengatakan pada suaminya, “Terimakasih suamiku, engkau telah meluluhkan hatiku yang
membatu, amarah yang sangat parah, dengan nasehat yang bermanfaat.”
Ingatlah, bila kita menghadapi berbagai gelombang yang mengancam kehidupan, angin bertiup sangat
kencang, semua menerpa kita semua, jangan takut! Allah Maha Penyayang, Allah Maha Kuasa atas
segalanya, Allah Maha Tahu dengan keadaan kita yang lebih baik daripada pengetahuan diri kita sendiri.
Dia telah menentukan masa depan kita yang sama sekali tidak kita ketahui. Dialah Dzat yang Maha
2. Mengetahui segalanya, baik yang nampak atau yang samar. Bila kita mencintai-Nya, mempercayai-Nya,
tekun beribadah kepada-Nya, maka serahkanlah urusan sesulit apapun kepada-Nya. Sungguh kita tahu,
Dia Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya.