SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 37
Oleh : Emanueli Mendrofa, S.Pd
Mata Kuliah : Teori Himpunan dan Logika Matematika
Pernyataan majemuk terdiri dari satu atau lebih pernyataan sederhana
yang dihubungkan dengan kata hubung kalimat (connective) tertentu. Dalam
bahasa Indonesia kita sering menggunakan kata-kata “tidak”, “dan”, “atau”,
“jika. . . maka. ..”, “jika dan hanya jika”. Marilah sekarang kita memperhatikan
penggunaan kata-kata itu dengan lebih cermat dalam matematika (dan
membandingkannya dengan penggunaan dalam percakapan sehari-hari). Kita
pelajari sifat-sifatnya untuk memperjelas cara berpikir kita dan terutama
karena pentingnya kata-kata itu untuk melakukan pembuktian. Dalam
pelajaran logika (matematika), kata-kata itu disebut kata hubung kalimat
atau perangkai. Ada lima macam kata hubung kalimat yaitu negasi, konjungsi,
disjungsi, kondisional, dan bikondisional.
Negasi tidak menghubungkan dua buah pernyataan sederhana, tetapi
tetap dianggap sebagai kata hubung kalimat, yaitu menegasikan pernyataan
sederhana (ada yang menganggap bahwa negasi suatu pernyataan
sederhana bukan pernyataan majemuk).
NEGASI (INGKARAN ATAU PENYANGKALAN)
Perhatikan pernyataan : “Sekarang hari hujan” bagaimana ingkaran
pernyataan itu? Anda dapat dengan mudah menjawab : "Sekarang hari tidak
hujan”. Jika pernyataan semula bernilai benar maka ingkaran pernyataan itu
bernilai salah.
Sesungguhnya, penambahan "tidak" ke dalam kalimat semula tidaklah
cukup. Coba anda pikirkan bagaimana negasi dari kalimat : “Beberapa
pemuda adalah atlet”.
Definisi:
Ingkaran suatu pernyataan adalah pernyataan yang bernilai benar, jika
pernyataan semula salah, dan sebaliknya. Ingkaran pernyataan p ditulis ~p
Contoh:
1. Jika p : Jakarta ibu kota RI (B)
maka ~p : Tidak benar bahwa Jakarta ibu kota RI (S)
atau ~p : Jakarta bukan ibu kota RI (S)
2. Jika q : Zainal memakai kaca mata
maka ~q : Tidak benar bahwa Zainal memakai kaca mata
atau ~q : Zainal tidak memakai kaca mata
~q akan bernilai salah jika Zainal benar-benar memakai kaca mata.
3. Jika r : 6 + 1 < 8 (B)
maka ~r : Tidak benar bahwa 6 + 1 < 8 (S)
atau ~r : 6 + 1 = 8 (S)
atau ~r : 6 + 1 > 8 (S)
4. Jika s : Ada anak berkacamata di kelasku (B) (dimisalkan bahwa
pernyataan ini benar)
maka ~s : Tidak benar bahwa ada anak berkacamata di kelasku (S)
Perhatikan baik-baik cara membuat ingkaran di atas, jangan membuat
ingkaran yang salah.
Kesimpulan:
Membentuk ingkaran suatu pernyataan dapat dengan menambahkan kata-
kata tidak benar bahwa di depan pernyataan aslinya, atau jika mungkin
dengan menambah bukan atau tidak di dalam pernyataan itu, tetapi untuk
pernyataan-pernyataan tertentu tidak demikian halnya.
Berdasarkan defenisi di atas, dapat dibuat Tabel kebenaran untuk ingkaran
seperti berikut:
p ~p
B S
S B
KONJUNGSI (DAN)
Dua pernyataan tunggal p dan q digabungkan menjadi satu pernyataan
majemuk menggunakan kata hubung “dan” dengan lambang p ∧ q, dibaca
p dan q.
Definisi:
Suatu konjungsi dari dua pernyataan bernilai benar hanya dalam keadaan
kedua komponennya bernilai benar.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disusun tabel kebenaran untuk konjungsi
seperti berikut:
p q p ∧ q
B B B
B S S
S B S
S S S
DISJUNGSI (ATAU)
Sekarang perhatikan pernyataan: “Ismah seorang mahasiswa yang cemerlang
atau seorang atlet berbakat”. Membaca pernyataan itu akan timbul tafsiran:
1. Ismah seorang mahasiswa yang cemerlang atau seorang atlet yang
berbakat, tetapi tidak kedua-duanya, atau
2. Ismah seorang mahasiswa yang cemerlang atau seorang atlet yang
berbakat, mungkin kedua-duanya.
Tafsiran pertama adalah contoh disjungsi eksklusif dan tafsiran kedua
adalah contoh disjungsi inklusif.
Jika pernyataan semula benar, maka keduanya dari tafsiran 1 atau 2 adalah
benar (untuk disjungsi inklusif), mungkin benar salah satu (untuk disjungsi
eksklusif), dan sebaliknya. Lebih dari itu, jika pernyataan semula salah, maka
kedua tafsiran itu tentu salah (untuk disjungsi inklusif dan eksklusif).
Berdasarkan pengertian di atas, dua buah pernyataan yang dihubungkan
dengan “atau” merupakan disjungsi dari kedua pernyataan semula.
Dibedakan antara:
1. disjungsi inklusif yang diberi simbol “∨” dan
2. disjungsi eksklusif yang diberi simbol “∨”.
Disjungsi inklusif dari dua pernyataan p dan q ditulis p ∨ q, dan disjungsi
eksklusif dari dua pernyataan p dan q ditulis p ∨ q, dan dibaca: p atau q.
pernyataan p ∨ q juga disebut sebagai pernyataan disjungtif.
Contoh :
1. Jika p : Aku tinggal di Indonesia
q : Aku belajar Bahasa Inggris sejak SMP
maka p ∨ q : Aku tinggal di Indonesia atau belajar Bahasa Inggris sejak
SMP
Pernyataan p ∨ q bernilai benar jika Aku benar-benar tinggal di Indonesia
atau benar-benar belajar Bahasa Inggris sejak SMP.
2. Jika r : Aku lahir di Gunungsitoli, dan
s : Aku lahir di Jakarta,
maka r ∨ s : Aku lahir di Gunungsitoli atau di Jakarta.
Pernyataan r ∨ s bernilai benar jika Aku benar-benar lahir di salah satu
kota Gunungsitoli atau Jakarta, dan tidak di kedua tempat itu. Mustahil aku
lahir di dua kota dalam waktu yang sama.
Definisi:
Suatu disjungsi inklusif bernilai benar apabila paling sedikit satu komponennya
bernilai benar.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disusun tabel kebenaran untuk disjungsi
inklusif seperti berikut:
p q p ∨ q
B B B
B S B
S B B
S S S
Definisi:
Suatu disjungsi eksklusif bernilai benar apabila hanya salah satu komponennya
bernilai benar
Berdasarkan definisi di atas, dapat disusun tabel kebenaran untuk disjungsi
eksklusif seperti berikut:
p q p ∨ q
B B S
B S B
S B B
S S S
Sifat-sifat pernyataan yang ekivalen:
1. ~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q
2. ~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q
3. p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r)
4. p ∧ (q ∨ r) ≡ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
PEMBUKTIAN:
1. ~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q
p q ~p ~q p ∧ q ~(p ∧ q) ~p ∨ ~q
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B
PEMBUKTIAN:
2. ~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q
p q ~p ~q p ∨ q ~(p ∨ q) ~p ∧ ~q
B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B
PEMBUKTIAN:
3. p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r)
p q r (q ∧ r) p ∨ (q ∧ r) (p ∨ q) (p ∨ r) (p ∨ q) ∧ (p ∨ r)
B B B B B B B B
B B S S B B B B
B S B S B B B B
B S S S B B B B
S B B B B B B B
S B S S S B S S
S S B S S S B S
S S S S S S S S
PEMBUKTIAN:
4. p ∧ (q ∨ r) ≡ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
p q r (q ∨ r) p ∧ (q ∨ r) (p ∧ q) (p ∧ r) (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
B B B B B B B B
B B S B B B S B
B S B B B S B B
B S S S S S S S
S B B B S S S S
S B S B S S S S
S S B B S S S S
S S S S S S S S
KONDISIONAL (IMPLIKASI ATAU PERNYATAAN
BERSYARAT)
Dua pernyataan tunggal p dan q digabungkan menjadi satu pernyataan
majemuk dimana p merupakan sebab/alasan/hipotesa (anteseden) dan q
merupakan akibat (kesimpulan) atau konklusi (konsekuen). Implikasi
dilambangkan dengan p ⇒ q. Pernyataan p ⇒ q dapat dibaca:
a. Jika p maka q
b. p berimplikasi q
c. p hanya jika q
d. q jika p
Bila kita menganggap pernyataan q sebagai suatu peristiwa, maka kita melihat
bahwa “Jika p maka q” dapat diartikan sebagai “Bilamana p terjadi maka q
juga terjadi” atau dapat juga, diartikan sebagai “Tidak mungkin peristiwa p
terjadi, tetapi peristiwa q tidak terjadi”.
Definisi:
Implikasi p ⇒ q bernilai salah jika anteseden benar dan konsekuen salah.
Berdasarkan definisi diatas dapat disusun tabel kebenaran untuk implikasi seperti
berikut. p q p ⇒ q
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh:
1. Jika p : burung mempunyai sayap (B), dan
q : 2 + 3 = 5 (B)
maka p ⇒ q : jika burung mempunyai sayap maka 2 + 3 = 5 (B)
2. Jika r : x bilangan cacah (B), dan
s : x bilangan bulat positif (S)
maka p ⇒ q : jika x bilangan cacah maka x bilangan bulat positif (S).
KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI
Turunan dari pernyataan-pernyataan implikasi yang mempunyai nilai
kebenaran dari bentuk implikasi yakni:
1. Konvers
2. Invers
3. Kontraposisi
Konvers adalah pernyataan majemuk dari pembalikkan tempat pada implikasi
dimana pernyataan pertama (implikasi) menjadi pernyataan kedua (konvers)
dan sebaliknya. Konvers ditulis q ⇒ p. Tabel kebenarannya adalah:
KONVERS
p q p ⇒ q q ⇒ p
B B B B
B S S B
S B B S
S S B B
Invers adalah suatu pernyataan tunggal yang digabungkan menjadi satu
pernyataan majemuk yang merupakan ingkaran masing-masing pernyataan.
Ingkaran tersebut adalah ingkaran pada implikai. Jadi invers dinyatakan
dengan lambang ~p ⇒ ~q dibaca “jika negasi p maka negasi q”. Tabel
kebenarannya adalah:
INVERS
p q ~p ~q ~p ⇒ ~q
B B S S B
B S S B B
S B B S S
S S B B B
Kontraposisi adalah suatu pernyataan tunggal yang digabungkan menjadi satu
pernyataan majemuk yang merupakan pembalikkan tempat dari ingkaran
implikasi. Jadi kontraposisi dinyatakan dengan lambang ~ q ⇒ ~ p dibaca
“jika negasi q maka negasi p”. Tabel kebenarannya adalah:
KONTRAPOSISI
p q ~p ~q ~q ⇒ ~p
B B S S B
B S S B S
S B B S B
S S B B B
Definisi : Konvers dari implikasi p ⇒ q adalah q ⇒ p
Invers dari implikasi p ⇒ q adalah ~ p ⇒ ~ q
Kontraposisi dari implikasi p ⇒ q adalah ~ q ⇒ ~ p
Hubungan antara implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi dapat ditunjukkan
dengan skema berikut ini:
Konvers
Invers
Konvers
Invers
p ⇒ q q ⇒ p
~ p ⇒ ~ q ~ q ⇒ ~ p
BIKONDISIONAL (BIIMPLIKASI ATAU PERNYATAAN
BERSYARAT GANDA)
Dua pernyataan tunggal p dan q digabungkan menjadi satu pernyataan
majemuk dengan menggunakan kata hubung “jika dan hanya jika” atau “bila
dan hanya bila” dengan lambang p ⇔ q dibaca p jika dan hanya jika q.
Pernyataan “p jika dan hanya jika q” berarti “jika p maka q dan jika q maka
p”, sehingga juga berarti “p adalah syarat perlu dan cukup bagi q” dan
sebaliknya. Atau dengan kata lain pernyataan majemuk biimplikasi yakni
pernyataan prasyarat yang umumnya bersyarat mutlak.
Definisi: Pernyataan bikondisional bernilai benar hanya jika komponen-
komponennya bernilai sama.
Contoh:
1. Jika p : 2 bilangan genap (B)
q : 3 bilangan ganjil (B)
maka p ⇔ q : 2 bilangan genap jika dan hanya jika 3 bilangan ganjil (B)
2. Jika r : 2 + 2  5 (B)
s : 4 + 4 < 8 (S)
maka r ⇔ s : 2 + 2  5 jika dan hanya jika 4 + 4 < 8 (S)
3. Jika a : Surabaya ada di jawa barat (S)
b : 23 = 6 (S)
maka a ⇔ b : Surabaya ada di jawa barat jika dan hanya jika 23 = 6 (B)
Berdasarkan definisi diatas dapat disusun tabel kebenaran untuk biimplikasi
seperti berikut.
p q p ⇔ q
B B B
B S S
S B S
S S B
Sifat-sifat pernyataan yang ekivalen:
5. p ⇒ q ≡ ~p ∨ q
6. p ⇒ q ≡ ~q ⇒ ~p
7. ~(p ⇒ q) ≡ p ∧ ~q
8. (p ⇔ q) ≡ (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
9. (p ⇔ q) ≡ (~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)
10. ~(p ⇔ q) ≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
PEMBUKTIAN:
5. p ⇒ q ≡ ~p ∨ q
p q ~p p ⇒ q ~p ∨ q
B B S B B
B S S S S
S B B B B
S S B B B
PEMBUKTIAN:
6. p ⇒ q ≡ ~q ⇒ ~p
p q ~p ~q p ⇒ q ~q ⇒ ~p
B B S S B B
B S S B S S
S B B S B B
S S B B B B
PEMBUKTIAN:
7. ~(p ⇒ q) ≡ p ∧ ~q
p q ~q p ⇒ q ~(p ⇒ q) p ∧ ~q
B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B B S S
PEMBUKTIAN:
8. (p ⇔ q) ≡ (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
p q p ⇒ q q ⇒ p p ⇔ q (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
B B B B B B
B S S B S S
S B B S S S
S S B B B B
PEMBUKTIAN:
9. (p ⇔ q) ≡ (~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)
p q ~p ~q ~p ∨ q ~q ∨ p p ⇔ q (~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)
B B S S B B B B
B S S B S B S S
S B B S B S S S
S S B B B B B B
PEMBUKTIAN:
10. ~(p ⇔ q) ≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
p q ~p ~q p ∧ ~q q ∧ ~p p ⇔ q ~(p ⇔ q) (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
B B S S S S B S S
B S S B B S S B B
S B B S S B S B B
S S B B S S B S S
Selesaikan dengan menggunakan tabel
kebenaran operasi simbolik berikut
1. [{~p ∨ (p ∨ ~q)} ∧ (p ∧ q)] ∨ (~p ∨ ~q)
2. [(~p ∧ q) ∨ {(p ∨ ~q) ∧ (~p ∨ q)} ∨ (~q ∧ p)]

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianEman Mendrofa
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)dwi sekti
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1ruslancragy8
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02KuliahKita
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuAnderzend Awuy
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Distribusi Peluang Binomial
Distribusi Peluang BinomialDistribusi Peluang Binomial
Distribusi Peluang BinomialMuhammad Arif
 

Was ist angesagt? (20)

Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satu
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Distribusi Peluang Binomial
Distribusi Peluang BinomialDistribusi Peluang Binomial
Distribusi Peluang Binomial
 

Ähnlich wie Kata Hubung Kalimat Logika Matematika

Ähnlich wie Kata Hubung Kalimat Logika Matematika (20)

Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Materi logika
Materi logikaMateri logika
Materi logika
 
Materi logika
Materi logikaMateri logika
Materi logika
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Logika matematika-1
Logika matematika-1Logika matematika-1
Logika matematika-1
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Sunblog
SunblogSunblog
Sunblog
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika mat-simpel
Logika mat-simpelLogika mat-simpel
Logika mat-simpel
 
logika matematika
logika matematikalogika matematika
logika matematika
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 

Mehr von Eman Mendrofa

Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiLogika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiEman Mendrofa
 
Diagram Venn Beserta Contoh Soal
Diagram Venn Beserta Contoh SoalDiagram Venn Beserta Contoh Soal
Diagram Venn Beserta Contoh SoalEman Mendrofa
 
Relasi dan Hasil kali Cartesius
Relasi dan Hasil kali CartesiusRelasi dan Hasil kali Cartesius
Relasi dan Hasil kali CartesiusEman Mendrofa
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanEman Mendrofa
 
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan HimpunanPengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan HimpunanEman Mendrofa
 
Presentasi power point - operasi hitung bilangan bulat
Presentasi power point  - operasi hitung bilangan bulatPresentasi power point  - operasi hitung bilangan bulat
Presentasi power point - operasi hitung bilangan bulatEman Mendrofa
 
Persamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Persamaan Logaritma, sifat-sifat LogaritmaPersamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Persamaan Logaritma, sifat-sifat LogaritmaEman Mendrofa
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenEman Mendrofa
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai MutlakPersamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai MutlakEman Mendrofa
 
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelEman Mendrofa
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelEman Mendrofa
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearEman Mendrofa
 
Deret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak HinggaDeret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak HinggaEman Mendrofa
 
Pengulangan Visual Basic
Pengulangan Visual BasicPengulangan Visual Basic
Pengulangan Visual BasicEman Mendrofa
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusEman Mendrofa
 

Mehr von Eman Mendrofa (20)

Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiLogika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
 
Diagram Venn Beserta Contoh Soal
Diagram Venn Beserta Contoh SoalDiagram Venn Beserta Contoh Soal
Diagram Venn Beserta Contoh Soal
 
Relasi dan Hasil kali Cartesius
Relasi dan Hasil kali CartesiusRelasi dan Hasil kali Cartesius
Relasi dan Hasil kali Cartesius
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
 
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan HimpunanPengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
 
Presentasi power point - operasi hitung bilangan bulat
Presentasi power point  - operasi hitung bilangan bulatPresentasi power point  - operasi hitung bilangan bulat
Presentasi power point - operasi hitung bilangan bulat
 
Persamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Persamaan Logaritma, sifat-sifat LogaritmaPersamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Persamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai MutlakPersamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
 
Persamaan Kuadrat
Persamaan KuadratPersamaan Kuadrat
Persamaan Kuadrat
 
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
Deret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak HinggaDeret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak Hingga
 
Barisan dan Deret
Barisan dan DeretBarisan dan Deret
Barisan dan Deret
 
Notasi sigma
Notasi sigmaNotasi sigma
Notasi sigma
 
Pengulangan Visual Basic
Pengulangan Visual BasicPengulangan Visual Basic
Pengulangan Visual Basic
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 

Kürzlich hochgeladen

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 

Kata Hubung Kalimat Logika Matematika

  • 1. Oleh : Emanueli Mendrofa, S.Pd Mata Kuliah : Teori Himpunan dan Logika Matematika
  • 2. Pernyataan majemuk terdiri dari satu atau lebih pernyataan sederhana yang dihubungkan dengan kata hubung kalimat (connective) tertentu. Dalam bahasa Indonesia kita sering menggunakan kata-kata “tidak”, “dan”, “atau”, “jika. . . maka. ..”, “jika dan hanya jika”. Marilah sekarang kita memperhatikan penggunaan kata-kata itu dengan lebih cermat dalam matematika (dan membandingkannya dengan penggunaan dalam percakapan sehari-hari). Kita pelajari sifat-sifatnya untuk memperjelas cara berpikir kita dan terutama karena pentingnya kata-kata itu untuk melakukan pembuktian. Dalam pelajaran logika (matematika), kata-kata itu disebut kata hubung kalimat atau perangkai. Ada lima macam kata hubung kalimat yaitu negasi, konjungsi, disjungsi, kondisional, dan bikondisional. Negasi tidak menghubungkan dua buah pernyataan sederhana, tetapi tetap dianggap sebagai kata hubung kalimat, yaitu menegasikan pernyataan sederhana (ada yang menganggap bahwa negasi suatu pernyataan sederhana bukan pernyataan majemuk).
  • 3. NEGASI (INGKARAN ATAU PENYANGKALAN) Perhatikan pernyataan : “Sekarang hari hujan” bagaimana ingkaran pernyataan itu? Anda dapat dengan mudah menjawab : "Sekarang hari tidak hujan”. Jika pernyataan semula bernilai benar maka ingkaran pernyataan itu bernilai salah. Sesungguhnya, penambahan "tidak" ke dalam kalimat semula tidaklah cukup. Coba anda pikirkan bagaimana negasi dari kalimat : “Beberapa pemuda adalah atlet”. Definisi: Ingkaran suatu pernyataan adalah pernyataan yang bernilai benar, jika pernyataan semula salah, dan sebaliknya. Ingkaran pernyataan p ditulis ~p
  • 4. Contoh: 1. Jika p : Jakarta ibu kota RI (B) maka ~p : Tidak benar bahwa Jakarta ibu kota RI (S) atau ~p : Jakarta bukan ibu kota RI (S) 2. Jika q : Zainal memakai kaca mata maka ~q : Tidak benar bahwa Zainal memakai kaca mata atau ~q : Zainal tidak memakai kaca mata ~q akan bernilai salah jika Zainal benar-benar memakai kaca mata.
  • 5. 3. Jika r : 6 + 1 < 8 (B) maka ~r : Tidak benar bahwa 6 + 1 < 8 (S) atau ~r : 6 + 1 = 8 (S) atau ~r : 6 + 1 > 8 (S) 4. Jika s : Ada anak berkacamata di kelasku (B) (dimisalkan bahwa pernyataan ini benar) maka ~s : Tidak benar bahwa ada anak berkacamata di kelasku (S) Perhatikan baik-baik cara membuat ingkaran di atas, jangan membuat ingkaran yang salah.
  • 6. Kesimpulan: Membentuk ingkaran suatu pernyataan dapat dengan menambahkan kata- kata tidak benar bahwa di depan pernyataan aslinya, atau jika mungkin dengan menambah bukan atau tidak di dalam pernyataan itu, tetapi untuk pernyataan-pernyataan tertentu tidak demikian halnya. Berdasarkan defenisi di atas, dapat dibuat Tabel kebenaran untuk ingkaran seperti berikut: p ~p B S S B
  • 7. KONJUNGSI (DAN) Dua pernyataan tunggal p dan q digabungkan menjadi satu pernyataan majemuk menggunakan kata hubung “dan” dengan lambang p ∧ q, dibaca p dan q. Definisi: Suatu konjungsi dari dua pernyataan bernilai benar hanya dalam keadaan kedua komponennya bernilai benar. Berdasarkan definisi di atas, dapat disusun tabel kebenaran untuk konjungsi seperti berikut: p q p ∧ q B B B B S S S B S S S S
  • 8. DISJUNGSI (ATAU) Sekarang perhatikan pernyataan: “Ismah seorang mahasiswa yang cemerlang atau seorang atlet berbakat”. Membaca pernyataan itu akan timbul tafsiran: 1. Ismah seorang mahasiswa yang cemerlang atau seorang atlet yang berbakat, tetapi tidak kedua-duanya, atau 2. Ismah seorang mahasiswa yang cemerlang atau seorang atlet yang berbakat, mungkin kedua-duanya. Tafsiran pertama adalah contoh disjungsi eksklusif dan tafsiran kedua adalah contoh disjungsi inklusif.
  • 9. Jika pernyataan semula benar, maka keduanya dari tafsiran 1 atau 2 adalah benar (untuk disjungsi inklusif), mungkin benar salah satu (untuk disjungsi eksklusif), dan sebaliknya. Lebih dari itu, jika pernyataan semula salah, maka kedua tafsiran itu tentu salah (untuk disjungsi inklusif dan eksklusif). Berdasarkan pengertian di atas, dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan “atau” merupakan disjungsi dari kedua pernyataan semula. Dibedakan antara: 1. disjungsi inklusif yang diberi simbol “∨” dan 2. disjungsi eksklusif yang diberi simbol “∨”.
  • 10. Disjungsi inklusif dari dua pernyataan p dan q ditulis p ∨ q, dan disjungsi eksklusif dari dua pernyataan p dan q ditulis p ∨ q, dan dibaca: p atau q. pernyataan p ∨ q juga disebut sebagai pernyataan disjungtif. Contoh : 1. Jika p : Aku tinggal di Indonesia q : Aku belajar Bahasa Inggris sejak SMP maka p ∨ q : Aku tinggal di Indonesia atau belajar Bahasa Inggris sejak SMP Pernyataan p ∨ q bernilai benar jika Aku benar-benar tinggal di Indonesia atau benar-benar belajar Bahasa Inggris sejak SMP.
  • 11. 2. Jika r : Aku lahir di Gunungsitoli, dan s : Aku lahir di Jakarta, maka r ∨ s : Aku lahir di Gunungsitoli atau di Jakarta. Pernyataan r ∨ s bernilai benar jika Aku benar-benar lahir di salah satu kota Gunungsitoli atau Jakarta, dan tidak di kedua tempat itu. Mustahil aku lahir di dua kota dalam waktu yang sama.
  • 12. Definisi: Suatu disjungsi inklusif bernilai benar apabila paling sedikit satu komponennya bernilai benar. Berdasarkan definisi di atas, dapat disusun tabel kebenaran untuk disjungsi inklusif seperti berikut: p q p ∨ q B B B B S B S B B S S S
  • 13. Definisi: Suatu disjungsi eksklusif bernilai benar apabila hanya salah satu komponennya bernilai benar Berdasarkan definisi di atas, dapat disusun tabel kebenaran untuk disjungsi eksklusif seperti berikut: p q p ∨ q B B S B S B S B B S S S
  • 14. Sifat-sifat pernyataan yang ekivalen: 1. ~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q 2. ~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q 3. p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r) 4. p ∧ (q ∨ r) ≡ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
  • 15. PEMBUKTIAN: 1. ~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q p q ~p ~q p ∧ q ~(p ∧ q) ~p ∨ ~q B B S S B S S B S S B S B B S B B S S B B S S B B S B B
  • 16. PEMBUKTIAN: 2. ~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q p q ~p ~q p ∨ q ~(p ∨ q) ~p ∧ ~q B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B
  • 17. PEMBUKTIAN: 3. p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r) p q r (q ∧ r) p ∨ (q ∧ r) (p ∨ q) (p ∨ r) (p ∨ q) ∧ (p ∨ r) B B B B B B B B B B S S B B B B B S B S B B B B B S S S B B B B S B B B B B B B S B S S S B S S S S B S S S B S S S S S S S S S
  • 18. PEMBUKTIAN: 4. p ∧ (q ∨ r) ≡ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r) p q r (q ∨ r) p ∧ (q ∨ r) (p ∧ q) (p ∧ r) (p ∧ q) ∨ (p ∧ r) B B B B B B B B B B S B B B S B B S B B B S B B B S S S S S S S S B B B S S S S S B S B S S S S S S B B S S S S S S S S S S S S
  • 19. KONDISIONAL (IMPLIKASI ATAU PERNYATAAN BERSYARAT) Dua pernyataan tunggal p dan q digabungkan menjadi satu pernyataan majemuk dimana p merupakan sebab/alasan/hipotesa (anteseden) dan q merupakan akibat (kesimpulan) atau konklusi (konsekuen). Implikasi dilambangkan dengan p ⇒ q. Pernyataan p ⇒ q dapat dibaca: a. Jika p maka q b. p berimplikasi q c. p hanya jika q d. q jika p
  • 20. Bila kita menganggap pernyataan q sebagai suatu peristiwa, maka kita melihat bahwa “Jika p maka q” dapat diartikan sebagai “Bilamana p terjadi maka q juga terjadi” atau dapat juga, diartikan sebagai “Tidak mungkin peristiwa p terjadi, tetapi peristiwa q tidak terjadi”. Definisi: Implikasi p ⇒ q bernilai salah jika anteseden benar dan konsekuen salah. Berdasarkan definisi diatas dapat disusun tabel kebenaran untuk implikasi seperti berikut. p q p ⇒ q B B B B S S S B B S S B
  • 21. Contoh: 1. Jika p : burung mempunyai sayap (B), dan q : 2 + 3 = 5 (B) maka p ⇒ q : jika burung mempunyai sayap maka 2 + 3 = 5 (B) 2. Jika r : x bilangan cacah (B), dan s : x bilangan bulat positif (S) maka p ⇒ q : jika x bilangan cacah maka x bilangan bulat positif (S).
  • 22. KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI Turunan dari pernyataan-pernyataan implikasi yang mempunyai nilai kebenaran dari bentuk implikasi yakni: 1. Konvers 2. Invers 3. Kontraposisi
  • 23. Konvers adalah pernyataan majemuk dari pembalikkan tempat pada implikasi dimana pernyataan pertama (implikasi) menjadi pernyataan kedua (konvers) dan sebaliknya. Konvers ditulis q ⇒ p. Tabel kebenarannya adalah: KONVERS p q p ⇒ q q ⇒ p B B B B B S S B S B B S S S B B
  • 24. Invers adalah suatu pernyataan tunggal yang digabungkan menjadi satu pernyataan majemuk yang merupakan ingkaran masing-masing pernyataan. Ingkaran tersebut adalah ingkaran pada implikai. Jadi invers dinyatakan dengan lambang ~p ⇒ ~q dibaca “jika negasi p maka negasi q”. Tabel kebenarannya adalah: INVERS p q ~p ~q ~p ⇒ ~q B B S S B B S S B B S B B S S S S B B B
  • 25. Kontraposisi adalah suatu pernyataan tunggal yang digabungkan menjadi satu pernyataan majemuk yang merupakan pembalikkan tempat dari ingkaran implikasi. Jadi kontraposisi dinyatakan dengan lambang ~ q ⇒ ~ p dibaca “jika negasi q maka negasi p”. Tabel kebenarannya adalah: KONTRAPOSISI p q ~p ~q ~q ⇒ ~p B B S S B B S S B S S B B S B S S B B B
  • 26. Definisi : Konvers dari implikasi p ⇒ q adalah q ⇒ p Invers dari implikasi p ⇒ q adalah ~ p ⇒ ~ q Kontraposisi dari implikasi p ⇒ q adalah ~ q ⇒ ~ p Hubungan antara implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi dapat ditunjukkan dengan skema berikut ini: Konvers Invers Konvers Invers p ⇒ q q ⇒ p ~ p ⇒ ~ q ~ q ⇒ ~ p
  • 27. BIKONDISIONAL (BIIMPLIKASI ATAU PERNYATAAN BERSYARAT GANDA) Dua pernyataan tunggal p dan q digabungkan menjadi satu pernyataan majemuk dengan menggunakan kata hubung “jika dan hanya jika” atau “bila dan hanya bila” dengan lambang p ⇔ q dibaca p jika dan hanya jika q. Pernyataan “p jika dan hanya jika q” berarti “jika p maka q dan jika q maka p”, sehingga juga berarti “p adalah syarat perlu dan cukup bagi q” dan sebaliknya. Atau dengan kata lain pernyataan majemuk biimplikasi yakni pernyataan prasyarat yang umumnya bersyarat mutlak.
  • 28. Definisi: Pernyataan bikondisional bernilai benar hanya jika komponen- komponennya bernilai sama. Contoh: 1. Jika p : 2 bilangan genap (B) q : 3 bilangan ganjil (B) maka p ⇔ q : 2 bilangan genap jika dan hanya jika 3 bilangan ganjil (B) 2. Jika r : 2 + 2  5 (B) s : 4 + 4 < 8 (S) maka r ⇔ s : 2 + 2  5 jika dan hanya jika 4 + 4 < 8 (S)
  • 29. 3. Jika a : Surabaya ada di jawa barat (S) b : 23 = 6 (S) maka a ⇔ b : Surabaya ada di jawa barat jika dan hanya jika 23 = 6 (B) Berdasarkan definisi diatas dapat disusun tabel kebenaran untuk biimplikasi seperti berikut. p q p ⇔ q B B B B S S S B S S S B
  • 30. Sifat-sifat pernyataan yang ekivalen: 5. p ⇒ q ≡ ~p ∨ q 6. p ⇒ q ≡ ~q ⇒ ~p 7. ~(p ⇒ q) ≡ p ∧ ~q 8. (p ⇔ q) ≡ (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) 9. (p ⇔ q) ≡ (~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p) 10. ~(p ⇔ q) ≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
  • 31. PEMBUKTIAN: 5. p ⇒ q ≡ ~p ∨ q p q ~p p ⇒ q ~p ∨ q B B S B B B S S S S S B B B B S S B B B
  • 32. PEMBUKTIAN: 6. p ⇒ q ≡ ~q ⇒ ~p p q ~p ~q p ⇒ q ~q ⇒ ~p B B S S B B B S S B S S S B B S B B S S B B B B
  • 33. PEMBUKTIAN: 7. ~(p ⇒ q) ≡ p ∧ ~q p q ~q p ⇒ q ~(p ⇒ q) p ∧ ~q B B S B S S B S B S B B S B S B S S S S B B S S
  • 34. PEMBUKTIAN: 8. (p ⇔ q) ≡ (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) p q p ⇒ q q ⇒ p p ⇔ q (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) B B B B B B B S S B S S S B B S S S S S B B B B
  • 35. PEMBUKTIAN: 9. (p ⇔ q) ≡ (~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p) p q ~p ~q ~p ∨ q ~q ∨ p p ⇔ q (~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p) B B S S B B B B B S S B S B S S S B B S B S S S S S B B B B B B
  • 36. PEMBUKTIAN: 10. ~(p ⇔ q) ≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p) p q ~p ~q p ∧ ~q q ∧ ~p p ⇔ q ~(p ⇔ q) (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p) B B S S S S B S S B S S B B S S B B S B B S S B S B B S S B B S S B S S
  • 37. Selesaikan dengan menggunakan tabel kebenaran operasi simbolik berikut 1. [{~p ∨ (p ∨ ~q)} ∧ (p ∧ q)] ∨ (~p ∨ ~q) 2. [(~p ∧ q) ∨ {(p ∨ ~q) ∧ (~p ∨ q)} ∨ (~q ∧ p)]