SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Downloaden Sie, um offline zu lesen
MAKALAH
Arti Penting dan Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
“ Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Bimbingan dan Konseling“
Oleh :
Hidayaturrahman
(12141016)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses
pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai
individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan
dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran,
tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar
dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana arti bimbingan dan konseling bagi siswa?
2. Bagaimana arti bimbingan dan konseling bagi guru?
3. Apa saja tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti penting bimbingan da sekolah bagi siswa
2. Mengetahui arti penting bimbingan dan konseling bagi guru
3. Mengetahui tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Bimbingan dan Konseling disekolah Bagi Siswa
Bimbingan dan konseling dapat berperan dalam peningkatan mutu pendidikan melalui
tiga hal yang menjadi indikator dari kesuksesan pendidikan itu sendiri, yakni administrasi
sekolah, pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan dan tentu saja hasil yang diperoleh
oleh siswa. Secara nyata bimbingan dan konseling mempunyai kaitan erat dengan tiga hal
ini. Pertama, kaitan antara bimbingan dan konseling dengan administrasi sekolah, dimana
yang dimaksud dengan administrasi sekolah bukanlah aspek tata usaha, melainkan lebih
pada aspek manajerial dan kepemimpinan sekolah. Kedua, kaitan antara bimbingan
konseling dengan aspek pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Aspek ini identik dengan
kurikulum yang ada, di mana tujuannya adalah menyediakan pengalaman belajar bagi siswa,
sedangkan bimbingan dan konseling membantu siswa untuk meresapi pengalaman belajar
tersebut.
Dengan kata lain, bidang pengajaran menyajikan pengalaman belajar, sedangkan
bimbingan dan konseling mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman belajar itu dalam
konteks personal dan sosialnya. (Winkel, 2005). Ketiga, keterkaitan antara bimbingan dan
konseling dengan siswa, dimana bimbingan konseling punya peran besar dalam
meningkatkan kualitas siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan dari bimbingan dan konseling di
sekolah yakni untuk membantu individu (siswa) mengembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar
dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, status sosial dan ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua
siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut
seringkali kandas dan tidak bias terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang
diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar.
Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari
berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut :
1. Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau
menyelesaikan tugastugas dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka
mengganggu dan sebagainya.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan konseling
dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, (3)
bimbingan dalam mengatasi masalahmasalah pribadi.
a) Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini
antara lain meliputi:
(1) Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual
(2) Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
(3) Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
(4) Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran
tertentu
(5) Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Di samping itu Winkel (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan
konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:
(a) Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka
lagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang
(b) Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah
hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang
tua/keluarga dan sebagainya.
b) Bimbingan social
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan
kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa
dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan
masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk :
(1) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
(2) Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
(3) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu
(4) Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-
masalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang
mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung
mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang
dicapai rendah. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C tentang pedoman
bimbingan dan penyuluhan. Menurut Ibu St. Raf’ah ada beberapa masalah
pribadi yang memerlukan bantuan konseling yaitu masalah akibat konflik antara
lain :
(a) Perkembangan intelektual dengan emosionalnya
(b) Bakat dengan aspirasi lingkungannya
(c) Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
(d) Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
(e) Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
(f) Bakat pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan/keengganan
mengambil pilihan.
Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan muda-mudi.
Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan bimbingan
di sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu :
(1) Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan
(2) Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan
belajar mengajar
(3) Siswa agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya itu
penuh arti
(4) Meningkatkan motivasi belajar siswa
(5) Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.
B. Arti penting bimbingan dan konseling bagi guru
Layanan bimbingan di sekolah adalah hal yang diperlukan untuk dilaksanakan karena
sebenarnya para guru di sekolah membutuhkannya untuk dapat memahami siswa,
mendapatkan dan mempergunakan metode mengajar yang tepat, menanamkan disiplin pada
para siswa, mendapatkan dan melaksanakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku siswa,
menyusun dan menafsirkan tes hasil belajar, dan sebagainya. Dengan demikian dengan
layanan bimbingan bagi guru tersebut diharapkan guru dapat:
1. Memahami program bimbingan dan Penyuluhan di sekolah serta hubungannya dengan
pendidikan disekolah.
2. Bekerjasama dengan staf Bimbingan dan Penyuluhan dalam rangka membantu
menyelesaikan persoalan siswa, khususnya yang bersangkutan dengan masalah
pendidikan dan pekerjaan.
3. Memiliki pemahaman dan ketrampilan tentang cara-cara pengumpulan data tentang diri
siswa.
4. Menyesuaikan keunikan individual dengan tuntutan umum sekolah dan masyarakat.
5. Memiliki pemahaman dan keterampilan tentang cara-cara dalam menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan situasi proses belajar mengajar.
6. Mengatasi kesulitan-kesulitannya di dalam menghadapi siswa di sekolah pada khususnya.
7. Memahami batas-batas kewenangan dalam membantu memecahkan atau menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi siswa.
8. Memahami diri siswa secara baik, yang menyangkut kebutuhan, kesulitan, maupun
perbedaan individu siswa, dalam rangka kelancaran proses belajar mengajar.
Guru (termasuk wali kelas) adalah tokoh kunci dalam kegiatan bimbingan-bimbingan
sebenarnya di dalam kelas. Guru selalu berada dalam hubungan yang erat dengan siswa. Ia
mempunyai banyak kesempatan untuk mempelajari siswa, mengawasi tingkah laku dan
kegiatannya, dan apabila guru teliti serta menaruh perhatian, ia akan dapat mengetahui sifat-
sifat siswa, kebutuhan, minat, masalahmasalah, dan titik-titik kelemahan serta kekuatannya.
Guru berwewenang sepenuhnya dan mampu untuk mempelajari dan memahami siswa-
siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota kelompok atau kelasnya.
Sejak siswa masuk ke sekolah pada pagi hari sampai sekolah usai, guru akan memanfaatkan
setiap kesempatan untuk membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan agar dapat
memahami siswa-siswa dengan baik dan dalam mencatat data tersebut serta bahan-bahan
informasi lainnya ke dalam catatan kumulatif atau catatan-catatan sekolah lainnya. Sebagian
dari data itu didapat dari siswa sendiri atau dari orangtuanya dengan mengisi formulir-
formulir isian atau melalui informasi lisan. Data lainnya dihasilkan dari pelaksanaan test
atau melalui observasi terhadap kegiatan-kegiatan siswa, kebiasaan dan tingkah lakunya
baik di luar maupun di dalam kelas. Oleh karena itu, guru merupakan anggota utama di
antara petugas-petugas bimbingan lainnya. Guru berada dalam suatu posisi yang lebih baik
untuk mengetahui masalah-masalah, sikap dan kebutuhan siswa sehingga guru lebih mudah
dala memberikan bantuan sesuai yang diperlukan siswa.
Pada umumnya, guru biasa membatasi dirinya pada kasus-kasus yang tidak begitu berat
di dalam kelasnya. Guru penyuluh (konselor) yang diharapkan memiliki pengetahuan dan
pengertian yang lebih lengkap mengenai kepribadian siswa serta teknik-teknik diagnostik
dan memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengadakan wawancara, berkewajiban
menghadapi kasus-kasus yang lebih berat. Guru penyuluh bertanggungjawab dalam
melaksanakan bimbingan pendidikan (Educational Guidance) dan bimbingan dalam
masalah-masalah pribadi (Personal Guidance). Guru penyuluh dipercaya untuk
melaksanakan bagian kegiatan program bimbingan yang terbesar dan terberat.
Mereka yang memberikan wawancara dan penyuluhan kepada siswa-siswa dan mencatat
segala hasilnya. Pada dasarnya, keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau
Konselor sebagai pelaksana utama, penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah,
juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas.
a. Peran Guru Mata Pelajaran
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata
pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun
dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Salah satu peran yang dijalankan oleh
guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu,
berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Prayitno (2004)
mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada
siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan
asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. memerinci peran, tugas dan tanggung
jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :
1) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
2) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa
yang memerlukan bimbingan dan konseling.
3) Merujuk siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing.
4) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program
perbaikan dan program pengayaan, atau remedial teaching).
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan
konseling dari guru pembimbing.
6) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bimbingan dan konseling
7) Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam proses belajar mengajar atau berinteraksi
dengan siswa, seperti bersikap respek kepada semua siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, atau berpendapat, memberikan reward
kepada siswa yang menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi
sebagai figur moral yang berfungsi sebagai ”uswah hasanah”.
b. Peran Konselor/Guru Pembimbing
1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling (terutama kepada siswa).
2) Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama koordinator BK.
3) Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling.
4) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi
tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif, perencanaan
individual, dan dukungan sistem).
5) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil evaluasi.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
8) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
9) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru
pembimbing atau kepada kepala sekolah.
10) Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat
beribadah, jujur, bertanggung jawab, sabar, disiplin, respek terhadap pimpinan,
kolega, dan siswa).
11) Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan
pada siswa.
c. Peran Wali Kelas
1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang
menjadi tanggung jawabnya.
2) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas
yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan
konseling.
3) Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk
memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
4) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu
diperhatikan secara khusus dalam belajarnya.
5) Ikut serta dalam konferensi kasus.
C. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah
1. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah
Secara umum, bimbingan dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan
pertolongan kepada individu dalam usaha untuk mencapai kebahagiaan hidup pribadi,
kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat, dapat hidup bersama dengan
individu–individu lain, dan keharmonisan antara cita – cita individu dengan kemampuan
yang dimilikinya (Tidjan, dkk, 2000: 9). Pemberian layanan bimbingan konseling
bertujuan supaya individu dapat:
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di
masa yang akan datang
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan–tujuan tersebut, maka setiap individu harus mendapatkan
kesempatan untuk:
1) Mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas–tugas perkembangannya
2) Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya
3) Menenal dan menentukan tujuan dan rencana hidpnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut
4) Memahami dan mengatasi kesulitan – kesulitannya sendiri
5) Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat
bekerja dan
6) Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
7) Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya serta tepat dan teratur
secara optimal
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar
dapat mencapai tujuan–tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi–sosial, belajar
(akademik), dan karir.
a) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi – sosial, yaitu sebagai
berikut:
(1) Memilki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai – nilai keimanan dan
ketakwaan kepda Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, sekolah,
tempat kerja, maupun mayarakat pada umumnya.
(2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing – masing.
(3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yan bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
(4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
(5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap didir sendiri dan orang lain.
(6) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
(7) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya.
(8) Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap
tugas atau kewajibannya.
(9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesama
manusia.
(10) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konfik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
(11) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
b) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) yaitu
sebagai berikut:
(1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
(2) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
(3) Memiliki ketrampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti ketrampilan membaca
buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.
(4) Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas – tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka menngembangkan wawasan yang lebih luas.
(5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
c) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir yaitu sebagai berikut:
(1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan.
(2) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai
dengan norma agama.
(3) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri –
ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
(4) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran – peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan sosial
(5) Dapat membentuk pola – pola karir, yaitu kecenderungan karir. Apabila seorang siswa
bercita – cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya
kepada kegiatan –kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
(6) Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam
suatu karir sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena
itu setiap orang perlu memahami kemampuan dn minatnya, dalam bidang pekerjaan
apa di mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut(Syamsu Yusuf,
2005: 13-16).
Layanan bimbingan di sekolah lebih utama diberikan kepada para siswa, karena para
siswalah yang menjadi pusat perhatian dalam proses pendidikan di sekolah. Siswa dalam
mengikuti program pendidikan cenderung memiliki kesulitan, yang antara lain adalah dalam
hal memahami dirinya (kesulitan dan kemampuan yang dimilikinya, mengatasi kesulitan dan
mengembanngkan potensi yang telah dimilikinya secara optimal, pemahaman situasi dan
kondisi secara tepat pada lingkungan di sekolah, masyaraakat dan keluarga, dsb). Dalam
program pendidikan di sekolah, layanan bimbingan ditujukan kepada para siswa, dengan
harapan bahwa para siswa disekolah dapat:
(a) Memperkembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya
disekolah
(b) Memperkembangkan pengetahuan tentang dunia kerja, kesempatan kerja, serta
rasa tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu.
(c) Memperkembangkan kemampuan untuk memilih, mempertemukan pengetahuan
tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara
bertanggung jawab.
(d) Mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain
(kurikulum bimbingan dan konseling, 1975)
Layanan bimbingan di sekolah dalam program pendidikan dapat juga dirumuskan
tujuannya, yaitu sebagi berikut:
(1) Membantu siswa agar dapat membuat pilihan pendidikan dan jabatan secara
bijaksana.
(2) Membantu siswa agar dapat melalui tahap – tahap transisi sekolah dan transisi
dari sekolah ke dunia kerja secara baik.
(3) Membantu siswa agar memperoleh penyesuaian kepribadian yang lebih baik.
(4) Membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dengan baik dalam
menghadapi perubahan – perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Apabila tujuan layanan bimbingan di sekolah itu dilihat dari segi siswa yang menerima
bimbingan, maka daapatlah dirumuskan tujuannya adalah agar para siswa, dengan
kemampuan yang dimilikinya, dapat:
(a) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
(b) Menngatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yaitu lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat (pekerjaan sosial ekonomi, kebudayaan)
(c) Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
(d) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuannya, minat, bakat, dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan.
(e) Memperoleh bentuan secara tepat dari pihak – pihak di luar sekolah untuk
mengatasi kesulitan – kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah.
Layanan bimbingan yang ditujukan atau diperuntukan bagi para siswa di sekolah itu
adalah yang paling penting, namun sebenarnya tidak terbatas hanya kepada para siswa sja
tetapi dapat juga bagi sekolah secara keseluruhan dan masyarakat pada umumnya. (Tidjan,
dkk, 2000: 10-11)
2. Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah
Secara umum layanan bimbingan dan konseling mempunyai fungsi sebagai
fasilitator baik bagi individu maupun lembaga, dalam arti bahwa bimbingan dan
konseling berfungsi untuk mempermudah bagi individu dalam mencapai kehidupan yang
bahagia dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat dan bimbingan konseling untuk
mempermudah bagi lembaga dalam upaya pencapaian tujuan yang ingin dicapai dari
lembaga tersebut didirikan (Tidjan, dkk, 2000: 13) Bimbingan konseling memiliki fungsi
khusus yaitu antara lain:
a. Pemahaman
Membantu peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensi) dan
lingkungannya (sekolah, pekerjaan dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,
individu diharapkan mempu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara secara dinamis dan konstruktif.
b. Preventif
Upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun
teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan
kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya yaitu bahayanya
minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat – obat terlarang, drop out, dan
pergaulan bebas (free sex).
c. Pengembangan
Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel sekolah lainnya
bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas – tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan di sini adalah layanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room,
dan karyawisata.
d. Perbaikan (Penyembuhan)
Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat denan upaya
pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling, dan remidial teaching.
e. Penyaluran
Fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan
atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian, dan ciri – ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi
ini, konselor perlu bekerjasama denngan pendidik lainnya di dalam meupun di luar
lembaga pendidikan.
f. Adaptasi
Membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk
mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan dan kebutuhan individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor dapat membantu para guru/dosen
dalam memperlakkukan individu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi perkuliahan, memilih metode dan proses perkuliahan, maupun mengadaptasikan
bahan perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu.
g. Penyesuaian
Fungsi bimbingan alam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara
dinamis dan konstruktif terhadap progra pendidikan, peraturan sekolah, atau norma
agama.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan
sebagai berikut.
1. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai
tujuan–tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi – sosial, belajar
(akademik), dan karir. Bimbingan konseling memiliki fungsi khusus yaitu antara lain
pemahaman, preventif, pengembangan, perbaikan (penyembuhan), penyaluran, adaptasi,
penyesuaian.
2. Arti penting bimbingan dan konseling bagi siswa adalah memberikan layanan dalam
bentuk bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah-
masalah pribadi.
3. Guru di sekolah membutuhkan bimbingan dan konseling untuk dapat memahami siswa,
mendapatkan dan mempergunakan metode mengajar yang tepat, menanamkan disiplin
pada para siswa, mendapatkan dan melaksanakan untuk mengubah sikap dan tingkah
laku siswa, menyusun dan menafsirkan tes hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Semarang Toha Putra
Anonim. 2011. __Diakses dari http://siswatibudiarti.wordpress.com/ pada tanggal 27
Mei 2014 pukul 13.00 WIB.
Depdiknas. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta, Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Djumhur dan Moh.Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung: CV.Ilmu.
Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas.
Sucipto dkk. 1994. Profesi Keguruan. IKIP Ujung Pandang .
Sugihartono. 1982. Pokok-Pokok Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
Tim Dosen PPB FIP UNY. 2000. Bimbingan dan Konseling sekolah Menengah. Yogyakarta:
UPP UNY.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Ratna Widiastuti
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanA.p. Nugroho
 
Penelitian tindakan kelas ppt
Penelitian tindakan kelas pptPenelitian tindakan kelas ppt
Penelitian tindakan kelas pptSang Ucup
 
Kelompok_10_Agama (1).pptx
Kelompok_10_Agama (1).pptxKelompok_10_Agama (1).pptx
Kelompok_10_Agama (1).pptxFauziahPane
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingDeniganteng93
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanrizka_pratiwi
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran yuni dwinovika
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharahasni furoida
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Modul plpg penelitian-tindakan-kelas
Modul plpg penelitian-tindakan-kelasModul plpg penelitian-tindakan-kelas
Modul plpg penelitian-tindakan-kelasEko Supriyadi
 
Organisasi kurikulum
Organisasi kurikulumOrganisasi kurikulum
Organisasi kurikulumtitiwerdhy
 
PPT manajemen kurikulum.pptx
PPT manajemen kurikulum.pptxPPT manajemen kurikulum.pptx
PPT manajemen kurikulum.pptxShezaYolanda1
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealandrisyanti ALENTA
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 

Was ist angesagt? (20)

PPT penyusunan RPP
PPT penyusunan RPPPPT penyusunan RPP
PPT penyusunan RPP
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
 
Penelitian tindakan kelas ppt
Penelitian tindakan kelas pptPenelitian tindakan kelas ppt
Penelitian tindakan kelas ppt
 
Kelompok_10_Agama (1).pptx
Kelompok_10_Agama (1).pptxKelompok_10_Agama (1).pptx
Kelompok_10_Agama (1).pptx
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Modul plpg penelitian-tindakan-kelas
Modul plpg penelitian-tindakan-kelasModul plpg penelitian-tindakan-kelas
Modul plpg penelitian-tindakan-kelas
 
Organisasi kurikulum
Organisasi kurikulumOrganisasi kurikulum
Organisasi kurikulum
 
PPT manajemen kurikulum.pptx
PPT manajemen kurikulum.pptxPPT manajemen kurikulum.pptx
PPT manajemen kurikulum.pptx
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
6 selandia baru kurikulum pendidikan new zealand
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 

Andere mochten auch

Tugas makalah wwdbk
Tugas makalah wwdbkTugas makalah wwdbk
Tugas makalah wwdbkPENJAGA HATI
 
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2dusid
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELINGAlexandria Madinah
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajarAldi Rizaldi
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingMara Sutan Siregar
 
makalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingmakalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingSanti Susanti
 
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di SekolahKonsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolahyayuzuliantini25
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingNilna Ma'Rifah
 
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederha
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederhaPanduan pembuatan dan penggunaan media sederha
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederhaAnsar Langnge
 
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)May Eq
 
RPP KURIKULUM 2013 (GARIS DAN SUDUT)
RPP KURIKULUM 2013 (GARIS DAN SUDUT)RPP KURIKULUM 2013 (GARIS DAN SUDUT)
RPP KURIKULUM 2013 (GARIS DAN SUDUT)Ana Safrida
 

Andere mochten auch (15)

Tugas makalah wwdbk
Tugas makalah wwdbkTugas makalah wwdbk
Tugas makalah wwdbk
 
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
 
Makalah bk sosial
Makalah bk sosialMakalah bk sosial
Makalah bk sosial
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajar
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konseling
 
makalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konselingmakalah bimbingan dan konseling
makalah bimbingan dan konseling
 
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di SekolahKonsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar di Sekolah
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konseling
 
Proposal disertasi
Proposal disertasiProposal disertasi
Proposal disertasi
 
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederha
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederhaPanduan pembuatan dan penggunaan media sederha
Panduan pembuatan dan penggunaan media sederha
 
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
 
RPP KURIKULUM 2013 (GARIS DAN SUDUT)
RPP KURIKULUM 2013 (GARIS DAN SUDUT)RPP KURIKULUM 2013 (GARIS DAN SUDUT)
RPP KURIKULUM 2013 (GARIS DAN SUDUT)
 
Makalah 6
Makalah 6Makalah 6
Makalah 6
 

Ähnlich wie MAKALAH BK DI SEKOLAH

PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.ppt
PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.pptPPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.ppt
PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.pptadizfkr45
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdfZULPANSSi
 
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakatPendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakattuti Oktaviani
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Pena Bangsa
 
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...SMPN 4 Kerinci
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingDede Kurnia
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konselinghusnulks
 
Makalah layanan pendukung instruksional
Makalah  layanan pendukung instruksional Makalah  layanan pendukung instruksional
Makalah layanan pendukung instruksional rudinofindra1
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konselingBoyolali
 
Bimbingan & Konseling
Bimbingan & KonselingBimbingan & Konseling
Bimbingan & KonselingMuhamad Yogi
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1agusindro
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupaidadwiinizuka.blogspot.com
 
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan KonselingPeran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan KonselingIndah Lestari
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docxW PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docxHerdiluke
 
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarPentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarIntan Irawati
 
Peran Guru dalam BK
Peran Guru dalam BKPeran Guru dalam BK
Peran Guru dalam BKFiya Aldilla
 

Ähnlich wie MAKALAH BK DI SEKOLAH (20)

Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
 
PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.ppt
PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.pptPPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.ppt
PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.ppt
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
 
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakatPendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1
 
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
 
Makalah layanan pendukung instruksional
Makalah  layanan pendukung instruksional Makalah  layanan pendukung instruksional
Makalah layanan pendukung instruksional
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konseling
 
Bimbingan & Konseling
Bimbingan & KonselingBimbingan & Konseling
Bimbingan & Konseling
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1
 
PERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBING
PERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBINGPERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBING
PERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBING
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
 
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan KonselingPeran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docxW PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
 
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarPentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
 
Peran Guru dalam BK
Peran Guru dalam BKPeran Guru dalam BK
Peran Guru dalam BK
 

Kürzlich hochgeladen

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

MAKALAH BK DI SEKOLAH

  • 1. MAKALAH Arti Penting dan Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah “ Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bimbingan dan Konseling“ Oleh : Hidayaturrahman (12141016) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana arti bimbingan dan konseling bagi siswa? 2. Bagaimana arti bimbingan dan konseling bagi guru? 3. Apa saja tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling? C. Tujuan 1. Mengetahui arti penting bimbingan da sekolah bagi siswa 2. Mengetahui arti penting bimbingan dan konseling bagi guru 3. Mengetahui tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Arti Bimbingan dan Konseling disekolah Bagi Siswa Bimbingan dan konseling dapat berperan dalam peningkatan mutu pendidikan melalui tiga hal yang menjadi indikator dari kesuksesan pendidikan itu sendiri, yakni administrasi sekolah, pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan dan tentu saja hasil yang diperoleh oleh siswa. Secara nyata bimbingan dan konseling mempunyai kaitan erat dengan tiga hal ini. Pertama, kaitan antara bimbingan dan konseling dengan administrasi sekolah, dimana yang dimaksud dengan administrasi sekolah bukanlah aspek tata usaha, melainkan lebih pada aspek manajerial dan kepemimpinan sekolah. Kedua, kaitan antara bimbingan konseling dengan aspek pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Aspek ini identik dengan kurikulum yang ada, di mana tujuannya adalah menyediakan pengalaman belajar bagi siswa, sedangkan bimbingan dan konseling membantu siswa untuk meresapi pengalaman belajar tersebut. Dengan kata lain, bidang pengajaran menyajikan pengalaman belajar, sedangkan bimbingan dan konseling mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman belajar itu dalam konteks personal dan sosialnya. (Winkel, 2005). Ketiga, keterkaitan antara bimbingan dan konseling dengan siswa, dimana bimbingan konseling punya peran besar dalam meningkatkan kualitas siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan dari bimbingan dan konseling di sekolah yakni untuk membantu individu (siswa) mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial dan ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bias terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar.
  • 4. Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut : 1. Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas 2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya. 3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugastugas dan sebagainya. 4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu dan sebagainya. Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan dalam mengatasi masalahmasalah pribadi. a) Bimbingan belajar Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi: (1) Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual (2) Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar (3) Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran (4) Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu (5) Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran Di samping itu Winkel (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal: (a) Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka lagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang (b) Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga dan sebagainya.
  • 5. b) Bimbingan social Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk : (1) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai (2) Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai (3) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu (4) Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah- masalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang dicapai rendah. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C tentang pedoman bimbingan dan penyuluhan. Menurut Ibu St. Raf’ah ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling yaitu masalah akibat konflik antara lain : (a) Perkembangan intelektual dengan emosionalnya (b) Bakat dengan aspirasi lingkungannya (c) Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya (d) Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya (e) Situasi sekolah dengan situasi lingkungan (f) Bakat pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan/keengganan mengambil pilihan.
  • 6. Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan muda-mudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan bimbingan di sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu : (1) Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan (2) Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar mengajar (3) Siswa agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya itu penuh arti (4) Meningkatkan motivasi belajar siswa (5) Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar. B. Arti penting bimbingan dan konseling bagi guru Layanan bimbingan di sekolah adalah hal yang diperlukan untuk dilaksanakan karena sebenarnya para guru di sekolah membutuhkannya untuk dapat memahami siswa, mendapatkan dan mempergunakan metode mengajar yang tepat, menanamkan disiplin pada para siswa, mendapatkan dan melaksanakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku siswa, menyusun dan menafsirkan tes hasil belajar, dan sebagainya. Dengan demikian dengan layanan bimbingan bagi guru tersebut diharapkan guru dapat: 1. Memahami program bimbingan dan Penyuluhan di sekolah serta hubungannya dengan pendidikan disekolah. 2. Bekerjasama dengan staf Bimbingan dan Penyuluhan dalam rangka membantu menyelesaikan persoalan siswa, khususnya yang bersangkutan dengan masalah pendidikan dan pekerjaan. 3. Memiliki pemahaman dan ketrampilan tentang cara-cara pengumpulan data tentang diri siswa. 4. Menyesuaikan keunikan individual dengan tuntutan umum sekolah dan masyarakat. 5. Memiliki pemahaman dan keterampilan tentang cara-cara dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan situasi proses belajar mengajar.
  • 7. 6. Mengatasi kesulitan-kesulitannya di dalam menghadapi siswa di sekolah pada khususnya. 7. Memahami batas-batas kewenangan dalam membantu memecahkan atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa. 8. Memahami diri siswa secara baik, yang menyangkut kebutuhan, kesulitan, maupun perbedaan individu siswa, dalam rangka kelancaran proses belajar mengajar. Guru (termasuk wali kelas) adalah tokoh kunci dalam kegiatan bimbingan-bimbingan sebenarnya di dalam kelas. Guru selalu berada dalam hubungan yang erat dengan siswa. Ia mempunyai banyak kesempatan untuk mempelajari siswa, mengawasi tingkah laku dan kegiatannya, dan apabila guru teliti serta menaruh perhatian, ia akan dapat mengetahui sifat- sifat siswa, kebutuhan, minat, masalahmasalah, dan titik-titik kelemahan serta kekuatannya. Guru berwewenang sepenuhnya dan mampu untuk mempelajari dan memahami siswa- siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota kelompok atau kelasnya. Sejak siswa masuk ke sekolah pada pagi hari sampai sekolah usai, guru akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan agar dapat memahami siswa-siswa dengan baik dan dalam mencatat data tersebut serta bahan-bahan informasi lainnya ke dalam catatan kumulatif atau catatan-catatan sekolah lainnya. Sebagian dari data itu didapat dari siswa sendiri atau dari orangtuanya dengan mengisi formulir- formulir isian atau melalui informasi lisan. Data lainnya dihasilkan dari pelaksanaan test atau melalui observasi terhadap kegiatan-kegiatan siswa, kebiasaan dan tingkah lakunya baik di luar maupun di dalam kelas. Oleh karena itu, guru merupakan anggota utama di antara petugas-petugas bimbingan lainnya. Guru berada dalam suatu posisi yang lebih baik untuk mengetahui masalah-masalah, sikap dan kebutuhan siswa sehingga guru lebih mudah dala memberikan bantuan sesuai yang diperlukan siswa. Pada umumnya, guru biasa membatasi dirinya pada kasus-kasus yang tidak begitu berat di dalam kelasnya. Guru penyuluh (konselor) yang diharapkan memiliki pengetahuan dan pengertian yang lebih lengkap mengenai kepribadian siswa serta teknik-teknik diagnostik dan memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengadakan wawancara, berkewajiban menghadapi kasus-kasus yang lebih berat. Guru penyuluh bertanggungjawab dalam melaksanakan bimbingan pendidikan (Educational Guidance) dan bimbingan dalam masalah-masalah pribadi (Personal Guidance). Guru penyuluh dipercaya untuk melaksanakan bagian kegiatan program bimbingan yang terbesar dan terberat.
  • 8. Mereka yang memberikan wawancara dan penyuluhan kepada siswa-siswa dan mencatat segala hasilnya. Pada dasarnya, keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau Konselor sebagai pelaksana utama, penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas. a. Peran Guru Mata Pelajaran Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Prayitno (2004) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah : 1) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. 2) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling. 3) Merujuk siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing. 4) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program perbaikan dan program pengayaan, atau remedial teaching). 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru pembimbing. 6) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan dan konseling
  • 9. 7) Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam proses belajar mengajar atau berinteraksi dengan siswa, seperti bersikap respek kepada semua siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, atau berpendapat, memberikan reward kepada siswa yang menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berfungsi sebagai ”uswah hasanah”. b. Peran Konselor/Guru Pembimbing 1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling (terutama kepada siswa). 2) Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama koordinator BK. 3) Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling. 4) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem). 5) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling. 6) Menganalisis hasil evaluasi. 7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian. 8) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling. 9) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing atau kepada kepala sekolah. 10) Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat beribadah, jujur, bertanggung jawab, sabar, disiplin, respek terhadap pimpinan, kolega, dan siswa). 11) Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan pada siswa. c. Peran Wali Kelas 1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. 2) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling.
  • 10. 3) Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling. 4) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan secara khusus dalam belajarnya. 5) Ikut serta dalam konferensi kasus. C. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah 1. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah Secara umum, bimbingan dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pertolongan kepada individu dalam usaha untuk mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat, dapat hidup bersama dengan individu–individu lain, dan keharmonisan antara cita – cita individu dengan kemampuan yang dimilikinya (Tidjan, dkk, 2000: 9). Pemberian layanan bimbingan konseling bertujuan supaya individu dapat: a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan–tujuan tersebut, maka setiap individu harus mendapatkan kesempatan untuk: 1) Mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas–tugas perkembangannya 2) Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya 3) Menenal dan menentukan tujuan dan rencana hidpnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut 4) Memahami dan mengatasi kesulitan – kesulitannya sendiri 5) Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan 6) Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
  • 11. 7) Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya serta tepat dan teratur secara optimal Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan–tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi–sosial, belajar (akademik), dan karir. a) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi – sosial, yaitu sebagai berikut: (1) Memilki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai – nilai keimanan dan ketakwaan kepda Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, sekolah, tempat kerja, maupun mayarakat pada umumnya. (2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing – masing. (3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yan bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. (4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis. (5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap didir sendiri dan orang lain. (6) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat. (7) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. (8) Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. (9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesama manusia. (10) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konfik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain. (11) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
  • 12. b) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) yaitu sebagai berikut: (1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan. (2) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. (3) Memiliki ketrampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti ketrampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian. (4) Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas – tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka menngembangkan wawasan yang lebih luas. (5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. c) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir yaitu sebagai berikut: (1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan. (2) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama. (3) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri – ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja. (4) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran – peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial (5) Dapat membentuk pola – pola karir, yaitu kecenderungan karir. Apabila seorang siswa bercita – cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan –kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut. (6) Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena
  • 13. itu setiap orang perlu memahami kemampuan dn minatnya, dalam bidang pekerjaan apa di mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut(Syamsu Yusuf, 2005: 13-16). Layanan bimbingan di sekolah lebih utama diberikan kepada para siswa, karena para siswalah yang menjadi pusat perhatian dalam proses pendidikan di sekolah. Siswa dalam mengikuti program pendidikan cenderung memiliki kesulitan, yang antara lain adalah dalam hal memahami dirinya (kesulitan dan kemampuan yang dimilikinya, mengatasi kesulitan dan mengembanngkan potensi yang telah dimilikinya secara optimal, pemahaman situasi dan kondisi secara tepat pada lingkungan di sekolah, masyaraakat dan keluarga, dsb). Dalam program pendidikan di sekolah, layanan bimbingan ditujukan kepada para siswa, dengan harapan bahwa para siswa disekolah dapat: (a) Memperkembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya disekolah (b) Memperkembangkan pengetahuan tentang dunia kerja, kesempatan kerja, serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu. (c) Memperkembangkan kemampuan untuk memilih, mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara bertanggung jawab. (d) Mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain (kurikulum bimbingan dan konseling, 1975) Layanan bimbingan di sekolah dalam program pendidikan dapat juga dirumuskan tujuannya, yaitu sebagi berikut: (1) Membantu siswa agar dapat membuat pilihan pendidikan dan jabatan secara bijaksana. (2) Membantu siswa agar dapat melalui tahap – tahap transisi sekolah dan transisi dari sekolah ke dunia kerja secara baik. (3) Membantu siswa agar memperoleh penyesuaian kepribadian yang lebih baik. (4) Membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dengan baik dalam menghadapi perubahan – perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
  • 14. Apabila tujuan layanan bimbingan di sekolah itu dilihat dari segi siswa yang menerima bimbingan, maka daapatlah dirumuskan tujuannya adalah agar para siswa, dengan kemampuan yang dimilikinya, dapat: (a) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri (b) Menngatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yaitu lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (pekerjaan sosial ekonomi, kebudayaan) (c) Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya (d) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuannya, minat, bakat, dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. (e) Memperoleh bentuan secara tepat dari pihak – pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan – kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah. Layanan bimbingan yang ditujukan atau diperuntukan bagi para siswa di sekolah itu adalah yang paling penting, namun sebenarnya tidak terbatas hanya kepada para siswa sja tetapi dapat juga bagi sekolah secara keseluruhan dan masyarakat pada umumnya. (Tidjan, dkk, 2000: 10-11) 2. Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah Secara umum layanan bimbingan dan konseling mempunyai fungsi sebagai fasilitator baik bagi individu maupun lembaga, dalam arti bahwa bimbingan dan konseling berfungsi untuk mempermudah bagi individu dalam mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat dan bimbingan konseling untuk mempermudah bagi lembaga dalam upaya pencapaian tujuan yang ingin dicapai dari lembaga tersebut didirikan (Tidjan, dkk, 2000: 13) Bimbingan konseling memiliki fungsi khusus yaitu antara lain: a. Pemahaman Membantu peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensi) dan lingkungannya (sekolah, pekerjaan dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mempu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara secara dinamis dan konstruktif.
  • 15. b. Preventif Upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya yaitu bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat – obat terlarang, drop out, dan pergaulan bebas (free sex). c. Pengembangan Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel sekolah lainnya bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas – tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan di sini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata. d. Perbaikan (Penyembuhan) Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat denan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remidial teaching. e. Penyaluran Fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri – ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerjasama denngan pendidik lainnya di dalam meupun di luar lembaga pendidikan.
  • 16. f. Adaptasi Membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor dapat membantu para guru/dosen dalam memperlakkukan individu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi perkuliahan, memilih metode dan proses perkuliahan, maupun mengadaptasikan bahan perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu. g. Penyesuaian Fungsi bimbingan alam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap progra pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
  • 17. BAB II PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan–tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi – sosial, belajar (akademik), dan karir. Bimbingan konseling memiliki fungsi khusus yaitu antara lain pemahaman, preventif, pengembangan, perbaikan (penyembuhan), penyaluran, adaptasi, penyesuaian. 2. Arti penting bimbingan dan konseling bagi siswa adalah memberikan layanan dalam bentuk bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah- masalah pribadi. 3. Guru di sekolah membutuhkan bimbingan dan konseling untuk dapat memahami siswa, mendapatkan dan mempergunakan metode mengajar yang tepat, menanamkan disiplin pada para siswa, mendapatkan dan melaksanakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku siswa, menyusun dan menafsirkan tes hasil belajar.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Semarang Toha Putra Anonim. 2011. __Diakses dari http://siswatibudiarti.wordpress.com/ pada tanggal 27 Mei 2014 pukul 13.00 WIB. Depdiknas. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Djumhur dan Moh.Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung: CV.Ilmu. Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas. Sucipto dkk. 1994. Profesi Keguruan. IKIP Ujung Pandang . Sugihartono. 1982. Pokok-Pokok Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Tim Dosen PPB FIP UNY. 2000. Bimbingan dan Konseling sekolah Menengah. Yogyakarta: UPP UNY. Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.