Makalah ini membahas tentang arti penting dan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan konseling berperan dalam peningkatan mutu pendidikan dengan membantu siswa dalam mengembangkan diri secara optimal, mengatasi masalah belajar dan pribadi, serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Bimbingan dan konseling juga bermanfaat bagi guru untuk memahami siswa dan meningkatkan proses pembel
1. MAKALAH
Arti Penting dan Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
“ Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Bimbingan dan Konseling“
Oleh :
Hidayaturrahman
(12141016)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses
pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai
individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan
dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran,
tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar
dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana arti bimbingan dan konseling bagi siswa?
2. Bagaimana arti bimbingan dan konseling bagi guru?
3. Apa saja tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti penting bimbingan da sekolah bagi siswa
2. Mengetahui arti penting bimbingan dan konseling bagi guru
3. Mengetahui tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Bimbingan dan Konseling disekolah Bagi Siswa
Bimbingan dan konseling dapat berperan dalam peningkatan mutu pendidikan melalui
tiga hal yang menjadi indikator dari kesuksesan pendidikan itu sendiri, yakni administrasi
sekolah, pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan dan tentu saja hasil yang diperoleh
oleh siswa. Secara nyata bimbingan dan konseling mempunyai kaitan erat dengan tiga hal
ini. Pertama, kaitan antara bimbingan dan konseling dengan administrasi sekolah, dimana
yang dimaksud dengan administrasi sekolah bukanlah aspek tata usaha, melainkan lebih
pada aspek manajerial dan kepemimpinan sekolah. Kedua, kaitan antara bimbingan
konseling dengan aspek pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Aspek ini identik dengan
kurikulum yang ada, di mana tujuannya adalah menyediakan pengalaman belajar bagi siswa,
sedangkan bimbingan dan konseling membantu siswa untuk meresapi pengalaman belajar
tersebut.
Dengan kata lain, bidang pengajaran menyajikan pengalaman belajar, sedangkan
bimbingan dan konseling mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman belajar itu dalam
konteks personal dan sosialnya. (Winkel, 2005). Ketiga, keterkaitan antara bimbingan dan
konseling dengan siswa, dimana bimbingan konseling punya peran besar dalam
meningkatkan kualitas siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan dari bimbingan dan konseling di
sekolah yakni untuk membantu individu (siswa) mengembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar
dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, status sosial dan ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua
siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut
seringkali kandas dan tidak bias terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang
diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar.
4. Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari
berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut :
1. Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau
menyelesaikan tugastugas dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka
mengganggu dan sebagainya.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan konseling
dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, (3)
bimbingan dalam mengatasi masalahmasalah pribadi.
a) Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini
antara lain meliputi:
(1) Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual
(2) Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
(3) Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
(4) Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran
tertentu
(5) Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Di samping itu Winkel (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan
konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:
(a) Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka
lagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang
(b) Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah
hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang
tua/keluarga dan sebagainya.
5. b) Bimbingan social
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan
kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa
dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan
masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk :
(1) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
(2) Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
(3) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu
(4) Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-
masalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang
mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung
mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang
dicapai rendah. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C tentang pedoman
bimbingan dan penyuluhan. Menurut Ibu St. Raf’ah ada beberapa masalah
pribadi yang memerlukan bantuan konseling yaitu masalah akibat konflik antara
lain :
(a) Perkembangan intelektual dengan emosionalnya
(b) Bakat dengan aspirasi lingkungannya
(c) Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
(d) Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
(e) Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
(f) Bakat pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan/keengganan
mengambil pilihan.
6. Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan muda-mudi.
Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan bimbingan
di sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu :
(1) Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan
(2) Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan
belajar mengajar
(3) Siswa agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya itu
penuh arti
(4) Meningkatkan motivasi belajar siswa
(5) Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.
B. Arti penting bimbingan dan konseling bagi guru
Layanan bimbingan di sekolah adalah hal yang diperlukan untuk dilaksanakan karena
sebenarnya para guru di sekolah membutuhkannya untuk dapat memahami siswa,
mendapatkan dan mempergunakan metode mengajar yang tepat, menanamkan disiplin pada
para siswa, mendapatkan dan melaksanakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku siswa,
menyusun dan menafsirkan tes hasil belajar, dan sebagainya. Dengan demikian dengan
layanan bimbingan bagi guru tersebut diharapkan guru dapat:
1. Memahami program bimbingan dan Penyuluhan di sekolah serta hubungannya dengan
pendidikan disekolah.
2. Bekerjasama dengan staf Bimbingan dan Penyuluhan dalam rangka membantu
menyelesaikan persoalan siswa, khususnya yang bersangkutan dengan masalah
pendidikan dan pekerjaan.
3. Memiliki pemahaman dan ketrampilan tentang cara-cara pengumpulan data tentang diri
siswa.
4. Menyesuaikan keunikan individual dengan tuntutan umum sekolah dan masyarakat.
5. Memiliki pemahaman dan keterampilan tentang cara-cara dalam menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan situasi proses belajar mengajar.
7. 6. Mengatasi kesulitan-kesulitannya di dalam menghadapi siswa di sekolah pada khususnya.
7. Memahami batas-batas kewenangan dalam membantu memecahkan atau menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi siswa.
8. Memahami diri siswa secara baik, yang menyangkut kebutuhan, kesulitan, maupun
perbedaan individu siswa, dalam rangka kelancaran proses belajar mengajar.
Guru (termasuk wali kelas) adalah tokoh kunci dalam kegiatan bimbingan-bimbingan
sebenarnya di dalam kelas. Guru selalu berada dalam hubungan yang erat dengan siswa. Ia
mempunyai banyak kesempatan untuk mempelajari siswa, mengawasi tingkah laku dan
kegiatannya, dan apabila guru teliti serta menaruh perhatian, ia akan dapat mengetahui sifat-
sifat siswa, kebutuhan, minat, masalahmasalah, dan titik-titik kelemahan serta kekuatannya.
Guru berwewenang sepenuhnya dan mampu untuk mempelajari dan memahami siswa-
siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota kelompok atau kelasnya.
Sejak siswa masuk ke sekolah pada pagi hari sampai sekolah usai, guru akan memanfaatkan
setiap kesempatan untuk membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan agar dapat
memahami siswa-siswa dengan baik dan dalam mencatat data tersebut serta bahan-bahan
informasi lainnya ke dalam catatan kumulatif atau catatan-catatan sekolah lainnya. Sebagian
dari data itu didapat dari siswa sendiri atau dari orangtuanya dengan mengisi formulir-
formulir isian atau melalui informasi lisan. Data lainnya dihasilkan dari pelaksanaan test
atau melalui observasi terhadap kegiatan-kegiatan siswa, kebiasaan dan tingkah lakunya
baik di luar maupun di dalam kelas. Oleh karena itu, guru merupakan anggota utama di
antara petugas-petugas bimbingan lainnya. Guru berada dalam suatu posisi yang lebih baik
untuk mengetahui masalah-masalah, sikap dan kebutuhan siswa sehingga guru lebih mudah
dala memberikan bantuan sesuai yang diperlukan siswa.
Pada umumnya, guru biasa membatasi dirinya pada kasus-kasus yang tidak begitu berat
di dalam kelasnya. Guru penyuluh (konselor) yang diharapkan memiliki pengetahuan dan
pengertian yang lebih lengkap mengenai kepribadian siswa serta teknik-teknik diagnostik
dan memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengadakan wawancara, berkewajiban
menghadapi kasus-kasus yang lebih berat. Guru penyuluh bertanggungjawab dalam
melaksanakan bimbingan pendidikan (Educational Guidance) dan bimbingan dalam
masalah-masalah pribadi (Personal Guidance). Guru penyuluh dipercaya untuk
melaksanakan bagian kegiatan program bimbingan yang terbesar dan terberat.
8. Mereka yang memberikan wawancara dan penyuluhan kepada siswa-siswa dan mencatat
segala hasilnya. Pada dasarnya, keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau
Konselor sebagai pelaksana utama, penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah,
juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas.
a. Peran Guru Mata Pelajaran
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata
pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun
dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Salah satu peran yang dijalankan oleh
guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus
memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu,
berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Prayitno (2004)
mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada
siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan
asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. memerinci peran, tugas dan tanggung
jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :
1) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
2) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa
yang memerlukan bimbingan dan konseling.
3) Merujuk siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing.
4) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program
perbaikan dan program pengayaan, atau remedial teaching).
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan
konseling dari guru pembimbing.
6) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bimbingan dan konseling
9. 7) Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam proses belajar mengajar atau berinteraksi
dengan siswa, seperti bersikap respek kepada semua siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, atau berpendapat, memberikan reward
kepada siswa yang menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi
sebagai figur moral yang berfungsi sebagai ”uswah hasanah”.
b. Peran Konselor/Guru Pembimbing
1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling (terutama kepada siswa).
2) Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama koordinator BK.
3) Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling.
4) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi
tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif, perencanaan
individual, dan dukungan sistem).
5) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil evaluasi.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
8) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
9) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru
pembimbing atau kepada kepala sekolah.
10) Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat
beribadah, jujur, bertanggung jawab, sabar, disiplin, respek terhadap pimpinan,
kolega, dan siswa).
11) Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan
pada siswa.
c. Peran Wali Kelas
1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang
menjadi tanggung jawabnya.
2) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas
yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan
konseling.
10. 3) Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk
memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
4) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu
diperhatikan secara khusus dalam belajarnya.
5) Ikut serta dalam konferensi kasus.
C. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah
1. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah
Secara umum, bimbingan dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan
pertolongan kepada individu dalam usaha untuk mencapai kebahagiaan hidup pribadi,
kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat, dapat hidup bersama dengan
individu–individu lain, dan keharmonisan antara cita – cita individu dengan kemampuan
yang dimilikinya (Tidjan, dkk, 2000: 9). Pemberian layanan bimbingan konseling
bertujuan supaya individu dapat:
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di
masa yang akan datang
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan–tujuan tersebut, maka setiap individu harus mendapatkan
kesempatan untuk:
1) Mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas–tugas perkembangannya
2) Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya
3) Menenal dan menentukan tujuan dan rencana hidpnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut
4) Memahami dan mengatasi kesulitan – kesulitannya sendiri
5) Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat
bekerja dan
6) Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
11. 7) Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya serta tepat dan teratur
secara optimal
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar
dapat mencapai tujuan–tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi–sosial, belajar
(akademik), dan karir.
a) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi – sosial, yaitu sebagai
berikut:
(1) Memilki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai – nilai keimanan dan
ketakwaan kepda Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, sekolah,
tempat kerja, maupun mayarakat pada umumnya.
(2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing – masing.
(3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yan bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
(4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
(5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap didir sendiri dan orang lain.
(6) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
(7) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya.
(8) Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap
tugas atau kewajibannya.
(9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesama
manusia.
(10) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konfik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
(11) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
12. b) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) yaitu
sebagai berikut:
(1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
(2) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
(3) Memiliki ketrampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti ketrampilan membaca
buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.
(4) Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas – tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka menngembangkan wawasan yang lebih luas.
(5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
c) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir yaitu sebagai berikut:
(1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan.
(2) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai
dengan norma agama.
(3) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri –
ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
(4) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran – peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan sosial
(5) Dapat membentuk pola – pola karir, yaitu kecenderungan karir. Apabila seorang siswa
bercita – cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya
kepada kegiatan –kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
(6) Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam
suatu karir sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena
13. itu setiap orang perlu memahami kemampuan dn minatnya, dalam bidang pekerjaan
apa di mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut(Syamsu Yusuf,
2005: 13-16).
Layanan bimbingan di sekolah lebih utama diberikan kepada para siswa, karena para
siswalah yang menjadi pusat perhatian dalam proses pendidikan di sekolah. Siswa dalam
mengikuti program pendidikan cenderung memiliki kesulitan, yang antara lain adalah dalam
hal memahami dirinya (kesulitan dan kemampuan yang dimilikinya, mengatasi kesulitan dan
mengembanngkan potensi yang telah dimilikinya secara optimal, pemahaman situasi dan
kondisi secara tepat pada lingkungan di sekolah, masyaraakat dan keluarga, dsb). Dalam
program pendidikan di sekolah, layanan bimbingan ditujukan kepada para siswa, dengan
harapan bahwa para siswa disekolah dapat:
(a) Memperkembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya
disekolah
(b) Memperkembangkan pengetahuan tentang dunia kerja, kesempatan kerja, serta
rasa tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu.
(c) Memperkembangkan kemampuan untuk memilih, mempertemukan pengetahuan
tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara
bertanggung jawab.
(d) Mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain
(kurikulum bimbingan dan konseling, 1975)
Layanan bimbingan di sekolah dalam program pendidikan dapat juga dirumuskan
tujuannya, yaitu sebagi berikut:
(1) Membantu siswa agar dapat membuat pilihan pendidikan dan jabatan secara
bijaksana.
(2) Membantu siswa agar dapat melalui tahap – tahap transisi sekolah dan transisi
dari sekolah ke dunia kerja secara baik.
(3) Membantu siswa agar memperoleh penyesuaian kepribadian yang lebih baik.
(4) Membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dengan baik dalam
menghadapi perubahan – perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
14. Apabila tujuan layanan bimbingan di sekolah itu dilihat dari segi siswa yang menerima
bimbingan, maka daapatlah dirumuskan tujuannya adalah agar para siswa, dengan
kemampuan yang dimilikinya, dapat:
(a) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
(b) Menngatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yaitu lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat (pekerjaan sosial ekonomi, kebudayaan)
(c) Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
(d) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuannya, minat, bakat, dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan.
(e) Memperoleh bentuan secara tepat dari pihak – pihak di luar sekolah untuk
mengatasi kesulitan – kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah.
Layanan bimbingan yang ditujukan atau diperuntukan bagi para siswa di sekolah itu
adalah yang paling penting, namun sebenarnya tidak terbatas hanya kepada para siswa sja
tetapi dapat juga bagi sekolah secara keseluruhan dan masyarakat pada umumnya. (Tidjan,
dkk, 2000: 10-11)
2. Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah
Secara umum layanan bimbingan dan konseling mempunyai fungsi sebagai
fasilitator baik bagi individu maupun lembaga, dalam arti bahwa bimbingan dan
konseling berfungsi untuk mempermudah bagi individu dalam mencapai kehidupan yang
bahagia dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat dan bimbingan konseling untuk
mempermudah bagi lembaga dalam upaya pencapaian tujuan yang ingin dicapai dari
lembaga tersebut didirikan (Tidjan, dkk, 2000: 13) Bimbingan konseling memiliki fungsi
khusus yaitu antara lain:
a. Pemahaman
Membantu peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensi) dan
lingkungannya (sekolah, pekerjaan dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,
individu diharapkan mempu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara secara dinamis dan konstruktif.
15. b. Preventif
Upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun
teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan
kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya yaitu bahayanya
minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat – obat terlarang, drop out, dan
pergaulan bebas (free sex).
c. Pengembangan
Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel sekolah lainnya
bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas – tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan di sini adalah layanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room,
dan karyawisata.
d. Perbaikan (Penyembuhan)
Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat denan upaya
pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling, dan remidial teaching.
e. Penyaluran
Fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan
atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian, dan ciri – ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi
ini, konselor perlu bekerjasama denngan pendidik lainnya di dalam meupun di luar
lembaga pendidikan.
16. f. Adaptasi
Membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk
mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan dan kebutuhan individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor dapat membantu para guru/dosen
dalam memperlakkukan individu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi perkuliahan, memilih metode dan proses perkuliahan, maupun mengadaptasikan
bahan perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu.
g. Penyesuaian
Fungsi bimbingan alam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara
dinamis dan konstruktif terhadap progra pendidikan, peraturan sekolah, atau norma
agama.
17. BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan
sebagai berikut.
1. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai
tujuan–tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi – sosial, belajar
(akademik), dan karir. Bimbingan konseling memiliki fungsi khusus yaitu antara lain
pemahaman, preventif, pengembangan, perbaikan (penyembuhan), penyaluran, adaptasi,
penyesuaian.
2. Arti penting bimbingan dan konseling bagi siswa adalah memberikan layanan dalam
bentuk bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah-
masalah pribadi.
3. Guru di sekolah membutuhkan bimbingan dan konseling untuk dapat memahami siswa,
mendapatkan dan mempergunakan metode mengajar yang tepat, menanamkan disiplin
pada para siswa, mendapatkan dan melaksanakan untuk mengubah sikap dan tingkah
laku siswa, menyusun dan menafsirkan tes hasil belajar.
18. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Semarang Toha Putra
Anonim. 2011. __Diakses dari http://siswatibudiarti.wordpress.com/ pada tanggal 27
Mei 2014 pukul 13.00 WIB.
Depdiknas. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta, Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Djumhur dan Moh.Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung: CV.Ilmu.
Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas.
Sucipto dkk. 1994. Profesi Keguruan. IKIP Ujung Pandang .
Sugihartono. 1982. Pokok-Pokok Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
Tim Dosen PPB FIP UNY. 2000. Bimbingan dan Konseling sekolah Menengah. Yogyakarta:
UPP UNY.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya.