SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1.Latar Belakang Masalah 
Pembangunan bidang politik, atau juga dapat dikatakan pembangunan 
politik, mengandung beberapa pengertian, tergantung dari sasaran permasalahan 
yang ingin dicapai dalam rangka usaha umat manusia mengatur kehidupanya 
dalam masyarakat atau negara. Pandangan bahwa pembangunan politik adalah 
kehidupan khas atau kehidupan ideal dari masyarakat industri yang berpadu erat 
dengan pandangan bahwa pembangunan politik adalah sama dengan modernisasi 
politik. 
Modernisasi merupakan suatu yang alamiah terjadi dalam perkembangan 
suatu negara, modernisasi sering diartikan sebagai peroses perubahan dari 
masyarakat yang bercorak tradisional ke masyarakat negara yang bercirikan 
modern. Negara tradisional biasanya sebagian besar masyarakatnya hidup dari 
sektor pertanian, berorientasi masa lalu, masyarakat agamis, gotong royong, statis, 
primitif, dan tertutup. Sedangkan ciri negara modern biasanya sebagian besar 
masyarakatnya hidup di sektor industri, Future Oriented, Sekuler, individual, 
dinamis, dan terbuka. Berbagai keunggulan dan manfaat serta didukung oleh tren 
perkembangan dunia, banyak negara dan hampir disemua negara melakukan 
proses modernisasi yang dicirikan dalam proses pembangunan disegala sektor, 
dan merubah corak tradisional negara ke bentuk modern lewat proses 
industrialisasi. 
Lewat modernisasi pulalah kemudian diperkenalkan tahap-tahap 
pembangunan politik maupun ekonomi sebagai gerak perubahan yang gradual. 
Tahap-tahap ini bagi negara-negara berkembang yang dalam proses menuju 
negara modern seakan-akan harga mati untuk mencapai negara sejahtera. Mereka 
menganalogikan masyarakat sebagai makhluk organik, yang lahir, tumbuh 
berkembang menjadi dewasa, dan akhirnya mati. Mereka terlanjur menjadikan 
Barat sebagai model puncak modernitas dalam tahap-tahap pembangunan. 
1
2 
Pembangunan disegala sektor dalam upaya moderinasi juga terkait dengan 
pembanguan politik sebuah negara, pembangunan politik biasanya terkait dengan 
peningkatan kualitas demokrasi, penguatan sistem politik dan pemerintahan, 
penguatan partai politik menjadi lebih mapan serta peningkatan partisipasi 
masyarakat. Tingginya partisipasi masyarakat merupakan cermin kuatnya 
demokrasi dan legitimasi pemerintah atas masyarakat, terlebih bila didukung oleh 
sistem politik dan partai politik yang bisa memfasilitasi partisipasi masyarakat 
dengan baik. Pembangunan politik menjadi penting terkait dengan modernisasi 
terlebih merupakan prasyarat kesejahteraan masyarakat. 
Pembangunan politik sebagai bagian dari modernisasi senantiasa 
melibatkan ketegangan dan konflik secara terus menerus antara proses 
pembangunan dengan syarat-syarat agar system politik tetap pada keadaannya. 
Ketegangan maupun konflik tersebut merupakan sesuatu inheren dalam 
pembangunan, yang meliputi tuntutan akan persamaan, proses-proses diferensiasi 
serta kebutuhan akan kapasitas yang lebih besar. Merupakan suatu hal yang biasa 
bahwa setiap perubahan-perubahan pada dimensi persamaan, diferensiasi dan 
kapasitas/kemampuan dalam pembangunan akan mempengaruhi budaya politik 
elite dan massa, perubahan (smooth) dimana elite maupun massa terakomodasi 
dalam budaya-budayanya. Hal ini menunjukkan dinamika modernisasi 
masyarakat. Krisis mulai terjadi apabila budaya elite atau massa atau keduanya, 
menyebabkan ketegangan-ketegangan yang inheren, misalnya antara dimensi 
kapasitas dengan dimensi persamaan yang semakin membesar dan sangat terlihat 
sebagai suatu ancaman utama pemerintah atau rakyat maupun kedua-duanya. 
Sejak tahun 1980-an, negara-negara berkembang di dunia terjadi 
kecenderungan disintegrasi maupun upaya untuk memajukan demokrasi untuk 
menghindari krisis disintegrasi. Upaya untuk mencegah disintegrasi bangsa akan 
lebih relevan dan aktual melalui studi pembangunan politik, istilah lain dari 
pembangunan politik adalah pendidikan politik, pembaharuan politik, 
pengembangan politik, perubahan politik dan modernisasi politik.
3 
1.2.Rumusan Masalah 
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas, antara lain : 
 Apakah Pembangunan Politik Identik sebagai Modernisasi politik? 
 Bagaimana Peranan Militer dalam Proses Modernisasi Politik?
4 
BAB II 
ISI 
2.1.Pembangunan Politik Sebagai Modernisasi Politik 
Pembangunan merupakan situasi yang berkembang atau kepribadian 
seseorang berkembang, untuk memperlihatkan sedikit lebih banyak daripada 
sekedar proses yang berlangsung, meski sulit untuk membayangkan pola umum 
yang menjelaskan setiap proses perkembangan. Sedangkan pembangunan politik 
dipandang sebagai usaha pencarian kemampuan umum belajar, dan memperbaiki 
tingkah laku melalui proses ini. Pembangunan politik sebagai kemampuan 
penyelesaian masalah yang timbul dari modernisasi.1 
Disini memang sering dipertanyakan, apakah suatu pembangunan politik 
akan selalu berakibat terjadinya perubahan sosial dan bila itu memang terjadi 
apakah tendens perubahan tersebut ke arah berkembangnya solidaritas sosial 
ataukah malah menimbulkan suatu lapisan masyarakat yang tertutup. 
Langkah-langkah pembangunan politik akan mempengaruhi pula 
perkembangan sistem-sistem politik yang berlaku di berbagai negara.2 
Pembangunan politik memiliki kecendrungan yang tertentu dalam popularisasi 
ide-ide kemajuan atau tingkat kehidupan kenegaraan yang lebih baik 
dibandingkan dengan masa lalu, misalnya ketika suatu Negara berada dalam 
sistem penjajahan, maupun dalam fase memilih sistem-sistem politik yang sesuai 
dengan kemerdekaan nasional yang diperoleh. 
Masyarakat yang dianggap maju menurut teori social dan kebudayaan 
adalah masyarakat yang modern dan karena itu sebagaimana diungkapkan 
Almond, ciri-ciri sistem politik yang maju tersebut ada pada Negara modern. 
1C.H. Dodd. (terjemahan Dra. Ratnawati), Pembangunan Politik. (Jakarta: Bina 
Aksara, 1986), hlm. 6. 
2Eddy Kurniadi. Peranan Pemuda dalam Politik di Indonesia. (Bandung: CV. 
Angkasa, 1991), hlm. 105.
5 
Karena itu dalam kerangka pembangunan politik mestilah perubahan-perubahan 
politik menuju kepada cita-cita modernisasi. 
Menurut sebagian besar ahli teori modernisasi sebagai salah satu tujuan 
dari pembangunan politik, perbedaan hakiki antara masyarakat modern dan 
tradisional terletak pada lebih banyaknya kemapuan manusia modern 
mengendalikan lingkungan alam dan lingkungan social. 
Pembangunan politik sebagai bagian dari modernisasi senantiasa 
melibatkan ketegangan dan konflik secara terus menerus antara proses 
pembangunan dengan syarat-syarat agar system politik tetap pada keadaannya. 
Ketegangan maupun konflik tersebut merupakan sesuatu inheren dalam 
pembangunan, yang meliputi tuntutan akan persamaan, proses-proses diferensiasi 
serta kebutuhan akan kapasitas yang lebih besar. Merupakan suatu ha yang biasa 
bahwa setiap perubahan-perubahan pada dimensi persamaan, diferensiasi dan 
kapasitas/kemampuan dalam pembangunan akan mempengaruhi budaya politik 
elite dan massa, perubahan (smooth) dimana elite maupun massa terakomodasi 
dalam budaya-budayanya. Hal ini menunjukkan dinamika modernisasi 
masyarakat. Krisis mulai terjadi apabila budaya elite atau massa atau keduanya, 
menyebabkan ketegangan-ketegangan yang inheren, misalnya antara dimensi 
kapasitas dengan dimensi persamaan yang semakin membesar dan sangat terlihat 
sebagai suatu ancaman utama pemerintah atau rakyat maupun kedua-duanya. 
Sejak tahun 1980-an, negara-negara berkembang di dunia terjadi 
kecenderungan disintegrasi maupun upaya untuk memajukan demokrasi untuk 
menghindari krisis disintegrasi. Upaya untuk mencegah disintegrasi bangsa akan 
lebih relevan dan actual melalui studi pembangunan politik, istilah lain dari 
pembangunan politik adalah pendidikan politik, pembaharuan politik, 
pengembangan politik, perubahan politik dan modernisasi politik. 
Pakar politik Lucian W. Pye (Aspects of Political Development, pada 
Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah wacana Pembangunan 
Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto) memberikan dimensi/unsur dari 
pembangunan politik sebagai berikut :
6 
Pembagunan politik adalah sebagai pertambahan persamaan 
(equality) antara individu dalam hubungannya dengan system 
politik, pertambahan kemampuan (capacity) system politik dalam 
hubungannya dengan lingkungan, dan pertambahan pembedaan 
(differentiation and specialization) lembaga dan struktur di dalam 
system politik itu. Ketiga dimensi tersebut senantiasa ada pada 
“Dasar dan jantung proses pembangunan”. 
Menurut Pye, dimensi persamaan (equality) dalam pembangunan politik 
berkaitan dengan masalah partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam kegiatan-kegiatan 
politik, baik yang dimobilisir secara demokratis maupun totaliter. Dalam 
unsur/dimensi ini dituntut adanya pelaksanaan hukum secara universal, dimana 
semua orang harus taat kepada hokum yang sama, dan dituntut adanya kecakapan 
dan prestasi serta bukan pertimbangan-pertimbangan status berdasarkan suatu 
system sosial yang tradisional. Dalam proses pembangunan, dimensi ini berkaitan 
erat dengan budaya politik, legitimasi dan keterikatan pada sistem. 
Sedangkan dimensi kapasitas (capacity) dimaksudkan sebagai kemampuan 
system politik yang dapat dilihat dari output yang dihasilkan dan besarnya 
pengaruh yang dapat diberikan kepada sistem-sistem lainnya seperti system sosial 
dan ekonomi. Dimensi ini berhubungan erat prestasi pemerintah yang memiliki 
wewenang resmi, yang mencerminkan besarnya ruang lingkup dan tingkat prestasi 
politik dan pemerintahan, efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kebijakan 
umum dan rasionalitas dalam administrasi serta orientasi kebijakan. Sedangkan 
dimensi diferensiasi dan spesialisasi (differentiation and specialization), 
menunjukkan adanya lembaga-lembaga pemerintahan dan struktur-strukturnya 
beserta fungsinya masing-masing, yang terdapat pada sistem politik. Dengan 
diferensiasi berarti bertambah pula pengkhususan atau spesialisasi fungsi dari 
beberapa peranan politik di dalam sistem. Di samping itu diferensiasi melibatkan 
pula masalah integrasi proses-proses dan struktur-struktur yang rumit (spesialisasi 
yang didasarkan pada perasaan integrasi keseluruhan). 
Sedangkan menurut ahli politik Claude E. Welch (Studi perbandingan 
modernisasi Politik pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah
7 
wacana Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto) menggunakan istilah 
modernisasi politik dalam memahami pembangunan politik, dengan pemikiran 
modernisasi politik dalam memahami pembangunan politik, sebagai berikut : 
Proses modernisasi politik memiliki tiga ciri Pokok yaitu : 
1. Peningkatan pemusatan kekuasaan pada negara, bersamaan dengan 
melemahnya sumber-sumber wewenang kekuasaan tradisional. 
2. Diferensiasi dan spesialisasi lembaga-lebaga politik 
3. Peningkatan partisipasi rakyat dalam politik dan kesediaan individu-individu 
untuk mengidentifikasikan diri dengan sistem politik sebagai 
suatu keseluruhan.3 
Jadi modernisasi politik pertama-tama menyangkut pengalihan secara 
dramatis pusat wewenang kekuasaan. 
Sistem politik yang telah di modernisasi akan menjadi rumit dan 
kompleks, karena modernisasi politik akan melipat gandakan volume, ruang 
lingkup dan efisiensi keputusan-keputusan resmi; lembaga pemerintahan harus 
mengembangkan tingkat diferensiasi struktural dan spesialisasi fungsional yang 
tinggi; sikap-sikap politik rakyat harus dirubah dan sifat partisipasi politik harus 
diganti. Jadi pola modernisasi politik yang teratur mensyaratkan adanya 
transformasi sikap-sikap yaitu perubahan secara dramatis praktek-praktek sosial 
dan politik tradisional ke arah modern. 
Huntinton SP. (Tertib politik di dalam masyarakat yang sedang berubah 
pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah wacana 
Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto) melihat pembangunan politik 
sebagai suatu aspek dari adanya modernisasi. Aspek-aspek modernisasi politik 
tersebut dapat diringkas ke dalam tiga kategori utama, yaitu : 
3Nicolaus Budi Harjanto : “Studi perbandingan modernisasi Politik pada 
Memajukan Demokrasi mencegah Disintegrasi, sebuah wacana Pembangunan 
Politik”.
8 
1. Modernisasi politik melibatkan adanya rasionalisasi kekuasaan, pergantian 
sejumlah besar Pejabat-pejabat politik tradisional, etnis, keagamaan, 
kekeluargaan oleh kekuasaan nasional yang sekuler. 
2. Pembangunan politik melibatkan diferensiasi fungsi politik yang baru dan 
pengembangan struktur khusus sebagai pelaksana seluruh fungsi tersebut. 
Kewenangan khusu bidang hokum, militer, administrative dan ilmu 
pengetahuan bersifat mandiri dan terspesialisir namun terpisah dari dunia 
politik Hirarki administrasi menjadi lebih terperinci dan tegas, kompleks serta 
lebih disiplin. Jabatan dan kekuasaan didistribusikan dengan bersandar pada 
ukuran prestasi kerja bukan askripsi. 
3. Pembangunan politik ditandai oleh peran serta politik seluruh lapisan 
masyarakat. Partisipasi politik ini ditandai dengan.meningkatnya 
kontrol/pengawasan masyarakat terhadap pemerintah/penguasa dan warga 
negara secara langsung terlibat dalam mempengaruhi pemerintahan.4 
Modernisasi politik secara alamiah dimaksudkan untuk mengubah 
masyarakat terbelakang menjadi maju. Sehingga masalah pokok yang timbul dari 
proses modernisasi politik adalah pergeseran masyarakat tradisional menuju 
masyarakat modern, sementara modernisasi politik dianggap aspek dan dampak 
politik modernisasi sosial, ekonomi dan budaya. Akibat modernisasi yang lainnya 
adalah adanya partisipasi di panggung politik yang berlangsung mulai dari 
pedesaan sampai kota-kota besar yang dimainkan oleh kelompok-kelompok sosial 
yang meliputi seluruh lapisan masyarakat dan mengembangkan pranata politik 
baru, seperti partai politik yan mengorganisir partisipasi politik tersebut. 
Ciri-ciri modernisasi menurut Alex Inkeles (Making Men Modern: On the 
causes and consequence of individual change Indonesia six developing 
countries pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah wacana 
Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto), berdasarkan hasil 
4ibid.,
9 
penelitiannya menemukan batasan modernitas manusia secara universal sebagai 
berikut : 
Manusia modern akan mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut: 
 Terbuka terhadap pengalaman baru, 
 Memiliki sikap yang semakin independen terhadap berbagai bentuk otoritas 
tradisional, 
 Percaya terhadap ilmu pengetahuan termasuk kemampuannya menundukkan 
alam semesta, 
 Memiliki orientasi mobilitas dan, ambisi hidup yang tinggi, rencana jangka 
panjang dan aktif terlibat dalam peraturan politik. 
Oleh karena itu pendidikan merupakan faktor yang terpenting yang 
mencirikan manusia modern. 
Sedangkan Huntington SP (The change to change: modernization, 
development and politic pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, 
sebuah wacana Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto) membangun 
kerangka teori dan tesisnya tentang modernisasi, dengan memberikan ciri-ciri 
pokok modernisasi sebagai berikut : 
1. Modernisasi merupakan proses revolusioner. Hal ini merupakan 
konsekuensi langsung karena adanya masyarakat tradisionil dan modern 
yang berbeda dan kontradiktif satu sama lain, dan perubahan dari 
tradisional ke modernitas melibatkan masalah perubahan total dan 
radikal dalam pola-pola hidup manusia. 
2. Modernisasi merupakan proses yang rumit, karena melibatkan 
perubahan hampir di semua bidang pemikiran dan tingkah laku manusia 
serta sekurang-kurangnya terdiri dari unsur-unsur: industrialisasi, 
urbanisasi, mobilisasi sosial, diferensiasi, sekularisasi, perluasan media, 
peningkatan tingkat literasi dan perluasan partisipasi politik.
10 
3. Modernisasi merupakan proses yang sistematis. Perubahan dalam satu 
bidang/aspek akan membawa perubahan atau setidaknya mempengaruhi 
bidang/aspek lain. 
4. Modernisasi adalah suatu proses global. Hal ini disebabkan adanya 
penyebaran gagasan-gagasan dan teknik-teknik modern dalam kehidupan 
di seluruh penjuru dunia. 
5. Modernisasi merupakan proses jangka panjang. Pada awal perubahan 
masyarakat tradisional memang terlihat revolusioner, tetapi proses 
modernisasi secara keseluruhan hanya mungkin terjadi dalam proses 
yang evolusioner dan memerlukan jangka waktu yang panjang. 
6. Modernisasi merupakan proses yang bertahap, yaitu mulai dari tahap 
tradisional menuju masyarakat modern. 
7. Modernisasi merupakan proses homogenitas. Dengan modernisasi akan 
terbentuk berbagai masyarakat dengan struktur dan tendensi yang serupa, 
karena modernisasi meliputi gerak menuju interdependensi antar 
masyarakat politik serta ke arah integrasi semua masyarakat. 
8. Modernisasi merupakan proses yang selalu bergerak ke depan. 
Meskipun pada beberapa kasus ada kemungkinan berhenti atau mundur 
sementara, tetapi proses modernisasi tidak dapat dihentikan. 
9. Modernisasi merupakan proses progresif. Dalam jangka panjang 
modernisasi meningkatkan kesejahteraan manusia, baik kultural maupun 
material. 
Dari beberapa teori para ahli ilmu politik tersebut, dapat disimpulkan 
bahwa teori modernisasi terdapat beberapa kelemahan antara lain: tidak mampu 
menggambarkan hari depan modernitas secara pasti, modernisasi tidak mampu 
menggambarkan proses pergerakan yang terjadi pada masyarakat, modernisasi 
ibid.,
11 
tidak mampu memberikan alasan mengapa negara sedang berkembang harus 
mengikuti arah pembangunan yang pernah ditempuh negara barat, dan teori 
modernisasi tidak memperhitungkan terjadinya kemacetan, kemunduran, stagnasi 
maupun keterbelakangan pembangunan serta kegagalan pembangunan. 
2.2. Modernisasi Militer era Orde Baru 
Militer dapat menjadi pendorong dan motor modernisasi dan 
pembangunan nasional, serta berpandangan dan bersikap rasional. Militer-militer 
yang terdapat di negara-negara pra-industri merupakan proto-tipe militer negara 
maju, yang dengan sendirinya melahirkan dampak pada peranan politik mereka. 
Salah satu karakteristik mereka yang utama adalah adanya spesialisasi fungsi dan 
kecakapan yang memang di butuhkan oleh militer modern dimana spesialisasi 
fungsi dan kecakapan itu hanya di pisah oleh kekerasan komando. 
Didalam masyarakat tradisional, militer sebagai kelompok paling modern 
dan dalam kedudukanya sebagai kaki tangan pemerintah, jelas mempunyai 
otoritas politik yang demikian besarnya. Apabila kita mengangap bahwa militer 
merupakan tenaga penggerak masyarakat, maka kita akan mengarah pada cakupan 
wilayah penelitian yang sempit. 
Militer merupakan sebuah kekuatan paling dinamis di dalam perencanaan 
pembangunan, dikarenakan : 
1. Sifat militer, lebih-lebih dalam artian fungsi pokok, merupakan rival bagi 
semua bentuk organisasi lain yang bahkan sering bertentangan. 
2. Mengenai rasionalitas, militer adalah kelompok organisasi yang paling 
unggul, tetapi selalu kurang peka atas ukuran pragmatism mengenai efisiensi 
di semua bidang. 
3. Militer selalu menjaga jarak dengan masyarakat sipil, bahkan memeiliki cara 
sendiri termasuk sikap khusus serta pandangan yang kontras jika tak mau 
disebut terpisah dari apa yang berkembang dikalangan masyarakat.5 
5Afan Gaffar, Beberapa Aspek Pembangunan Politik, (Yogyakarta: Rajawali 
Press, 1983), hlm. 166-167.
12 
Sedangkan di Indonesia sendiri, keadaan militer lebih berkembang pada 
kehidupan Orde Baru, penuh ditandai oleh makin berperanya golongan tentara. 
menurut sejarahnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) berasal dari rakyat, 
merupakan kesatuan-kesatuan kelaskaran rakyat bersenjata yang ikut berjuang 
mempertahankan Indonesia merdeka. Sebagai angkatan bersenjata yang 
berkembangan, angkatan bersenjata di Indonesia memiliki peran ganda, peran 
pertahanan dan peran sosial. Kedua peran ini lebih dikenal sebagai dwi fungsi 
ABRI. 
Ada yang berkeyakinan di negara berkembang, bahwa militer adalah 
merupakan sebuah kelompok politik yang memiliki potensi tinggi di dalam rangka 
pembinaan bangsa. Sebagai angkatan bersenjata negara yang sedang berkembang, 
ABRI pun dalam kenyataannya belum menemukan format politik yang baku. 
Terutama hal ini tampak dalam seluruh struktur dan sistem demokrasi di 
Indonesia. Satu yang umum terjadi di negara-negara berkembang seperti 
Indonesia, bahwa dominasi militer dipanggung politik selalu disebabkan oleh 
kurang kokohnya lembaga politik sipil dan birokrasi.. 
Diskursus kebangsaan yang dipengaruhi citra tentang kecanggihan sistem 
keorganisasian militer melahirkan posisi dan peran militer yang istimewa di 
Indonesia. Keistimewaan ini dapat dibaca dalam pembentukan model relasi sipil-militer 
yang kemudian dikenal sebagai wacana dwifungsi ABRI. Diskursus 
Dwifungsi ABRI secara berulang-ulang menarasikan keterlibatan intensif tentara 
di Indonesia dalam pembentukan negara Republik Indonesia. Peran-peran ini 
digambarkan sedemikian rupa, membentuk suatu citra militer sebagai garda depan 
dalam menentukan corak kebangsaan di Indonesia. Oleh karena itu, wacana ini 
kemudian melahirkan rekomendasi untuk membangun model ideal sipil-militer 
yang meletakkan peran profesional militer tidak saja difokuskan kepada peran 
pertahanan keamanan, namun juga dapat dikaryakan dalam peran-peran sosial 
politik lainnya. Dalam kata-kata Moertopo, peranan ABRI sebagai alat pertahanan 
keamanan maupun kekuatan sosial itu telah dilaksanakan sejak semula, jauh
13 
sebelum dikenal istilah Dwifungsi6. Kehadiran anggota-anggota ABRI menempati 
pos-pos di pemerintahan bukan dalam arti politis ia merupakan wakil golongan 
tentara, tetapi penempatan personel-personel ABRI tersebut adalah suatu citra 
keberhasilan, citra kepercayaan dalam masyarakat. 
6Ali Moertopo, Dasar-Dasar Pikiran Tentang Akselerasi Modernisasi 
Pembangunan 25 Tahun, ( Jakarta: CSIS, 1973), hlm. 69.
14 
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan 
Pembangunan politik sebagai bagian dari modernisasi senantiasa 
melibatkan ketegangan dan konflik secara terus menerus antara proses 
pembangunan dengan syarat-syarat agar sistem politik tetap pada keadaannya. 
Proses modernisasi politik memiliki tiga ciri Pokok yaitu : 
1. Peningkatan pemusatan kekuasaan pada negara, bersamaan dengan 
melemahnya sumber-sumber wewenang kekuasaan tradisional. 
2. Diferensiasi dan spesialisasi lembaga-lebaga politik 
3. Peningkatan partisipasi rakyat dalam politik dan kesediaan individu-individu 
untuk mengidentifikasikan diri dengan sistem politik sebagai 
suatu keseluruhan. 
Sistem politik yang telah di modernisasi akan menjadi rumit dan 
kompleks, karena modernisasi politik akan melipat gandakan volume, ruang 
lingkup dan efisiensi keputusan-keputusan resmi; lembaga pemerintahan harus 
mengembangkan tingkat diferensiasi struktural dan spesialisasi fungsional yang 
tinggi; sikap-sikap politik rakyat harus dirubah dan sifat partisipasi politik harus 
diganti. Dan militer dapat menjadi pendorong dan motor modernisasi dan 
pembangunan nasional, serta berpandangan dan bersikap rasional. 
Saran 
Demi menciptakan negara yang kondisif, harus terdapatnya keseimbangan 
antara modernisasi dengan pembangunan politik. Dan pembangunan politik harus 
sejalan dengan modernisasi yang sedang berjalan agar pembangunan dapat terus 
berjalan dan tidak ketinggalan.
15 
DAFTAR PUSTAKA 
Buku dan Artikel 
Agustino, Leo, Perihal Ilmu Politik : Sebuah Bahasan Memahami Ilmu Politik, 
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007). 
Dodd, C.H., Pembangunan Politik (diterjemahkan oleh Dra. Ratnawati),(Jakarta : 
Bina Aksara, 1986). 
Gaffar, Afan, Beberapa Aspek Pembangunan Politik, (Yogyakarta: Rajawali Press, 
1983) 
Kurniadi, Eddy, Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Politik di Indonesia, 
(Bandung : CV. Angkasa, 1991). 
Moertopo, Ali, Dasar–Dasar Pikiran Tentang Akselerasi Modernisasi 
Pembangunan 25 Tahun, ( Jakarta: CSIS, 1973). 
Peter Britton, Profesionalisme dan Ideologi Militer Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 
1996). 
Online 
http://cenya95.wordpress.com/2008/12/13/modernisasi-politik/ (di unduh pada 
tanggal 17 Oktober 2013, 18:43) 
http://ardanpraja.blogspot.com/2012/04/modernisasi-pembangunan-dan-politik. 
html (di unduh pada tanggal 17 Oktober 2013, 19:27)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

makalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawufmakalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawuf
Muhammad Husein
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasi
conesti08com
 
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan AkhiratBagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Ijlal Prayoga
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan
Ahmad Rudi
 

Was ist angesagt? (20)

Kisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Kisah singkat dakwah nabi muhammad sawKisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Kisah singkat dakwah nabi muhammad saw
 
Makalah Globalisasi
Makalah GlobalisasiMakalah Globalisasi
Makalah Globalisasi
 
makalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawufmakalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawuf
 
Ppt dosa besar
Ppt dosa besarPpt dosa besar
Ppt dosa besar
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
 
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab ManusiaHakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
 
Teori Media Massa
Teori Media MassaTeori Media Massa
Teori Media Massa
 
Presentasi Tauhid
Presentasi TauhidPresentasi Tauhid
Presentasi Tauhid
 
Karakteristik islam
Karakteristik islamKarakteristik islam
Karakteristik islam
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasi
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
 
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan AkhiratBagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
 
KB 3 Sikap Terbuka dan Adil
KB 3 Sikap Terbuka dan AdilKB 3 Sikap Terbuka dan Adil
KB 3 Sikap Terbuka dan Adil
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan
 
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
 
Makalah Akhlak Mahmudah PDF
Makalah Akhlak Mahmudah PDFMakalah Akhlak Mahmudah PDF
Makalah Akhlak Mahmudah PDF
 

Ähnlich wie Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)

Dasar ilmu politik
Dasar ilmu politikDasar ilmu politik
Dasar ilmu politik
Rasyidmaruf
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
jesslynJC
 
Dampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
Dampak Globalisasi Terhadap Politik IndonesiaDampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
Dampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
nadsca
 

Ähnlich wie Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP) (20)

72523867 pembangunan-politik
72523867 pembangunan-politik72523867 pembangunan-politik
72523867 pembangunan-politik
 
72523867 pembangunan-politik
72523867 pembangunan-politik72523867 pembangunan-politik
72523867 pembangunan-politik
 
Dasar ilmu politik
Dasar ilmu politikDasar ilmu politik
Dasar ilmu politik
 
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Dampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
Dampak Globalisasi Terhadap Politik IndonesiaDampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
Dampak Globalisasi Terhadap Politik Indonesia
 
aaaa
aaaaaaaa
aaaa
 
SOSIOLOGI_POLITIK[1] RISNO.docx
SOSIOLOGI_POLITIK[1]   RISNO.docxSOSIOLOGI_POLITIK[1]   RISNO.docx
SOSIOLOGI_POLITIK[1] RISNO.docx
 
SOSIOLOGI_POLITIK[1] RISNO.docx
SOSIOLOGI_POLITIK[1]   RISNO.docxSOSIOLOGI_POLITIK[1]   RISNO.docx
SOSIOLOGI_POLITIK[1] RISNO.docx
 
Perubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflikPerubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflik
 
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx
7.-Etika-Administrasi-Dalam-Praktik.pptx
 
BAB VII PENDEKATAN DAN ASPEK-ASPEK PENGARUH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
BAB VII PENDEKATAN DAN ASPEK-ASPEK PENGARUH ADMINISTRASI PEMBANGUNANBAB VII PENDEKATAN DAN ASPEK-ASPEK PENGARUH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
BAB VII PENDEKATAN DAN ASPEK-ASPEK PENGARUH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
 
BAB VII PENDEKATAN DAN ASPEK-ASPEK PENGRUH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
BAB VII PENDEKATAN DAN ASPEK-ASPEK PENGRUH ADMINISTRASI PEMBANGUNANBAB VII PENDEKATAN DAN ASPEK-ASPEK PENGRUH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
BAB VII PENDEKATAN DAN ASPEK-ASPEK PENGRUH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
 
Materi Politik
Materi PolitikMateri Politik
Materi Politik
 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

Makalah Pengantar Ilmu Politik (PIP)

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang politik, atau juga dapat dikatakan pembangunan politik, mengandung beberapa pengertian, tergantung dari sasaran permasalahan yang ingin dicapai dalam rangka usaha umat manusia mengatur kehidupanya dalam masyarakat atau negara. Pandangan bahwa pembangunan politik adalah kehidupan khas atau kehidupan ideal dari masyarakat industri yang berpadu erat dengan pandangan bahwa pembangunan politik adalah sama dengan modernisasi politik. Modernisasi merupakan suatu yang alamiah terjadi dalam perkembangan suatu negara, modernisasi sering diartikan sebagai peroses perubahan dari masyarakat yang bercorak tradisional ke masyarakat negara yang bercirikan modern. Negara tradisional biasanya sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian, berorientasi masa lalu, masyarakat agamis, gotong royong, statis, primitif, dan tertutup. Sedangkan ciri negara modern biasanya sebagian besar masyarakatnya hidup di sektor industri, Future Oriented, Sekuler, individual, dinamis, dan terbuka. Berbagai keunggulan dan manfaat serta didukung oleh tren perkembangan dunia, banyak negara dan hampir disemua negara melakukan proses modernisasi yang dicirikan dalam proses pembangunan disegala sektor, dan merubah corak tradisional negara ke bentuk modern lewat proses industrialisasi. Lewat modernisasi pulalah kemudian diperkenalkan tahap-tahap pembangunan politik maupun ekonomi sebagai gerak perubahan yang gradual. Tahap-tahap ini bagi negara-negara berkembang yang dalam proses menuju negara modern seakan-akan harga mati untuk mencapai negara sejahtera. Mereka menganalogikan masyarakat sebagai makhluk organik, yang lahir, tumbuh berkembang menjadi dewasa, dan akhirnya mati. Mereka terlanjur menjadikan Barat sebagai model puncak modernitas dalam tahap-tahap pembangunan. 1
  • 2. 2 Pembangunan disegala sektor dalam upaya moderinasi juga terkait dengan pembanguan politik sebuah negara, pembangunan politik biasanya terkait dengan peningkatan kualitas demokrasi, penguatan sistem politik dan pemerintahan, penguatan partai politik menjadi lebih mapan serta peningkatan partisipasi masyarakat. Tingginya partisipasi masyarakat merupakan cermin kuatnya demokrasi dan legitimasi pemerintah atas masyarakat, terlebih bila didukung oleh sistem politik dan partai politik yang bisa memfasilitasi partisipasi masyarakat dengan baik. Pembangunan politik menjadi penting terkait dengan modernisasi terlebih merupakan prasyarat kesejahteraan masyarakat. Pembangunan politik sebagai bagian dari modernisasi senantiasa melibatkan ketegangan dan konflik secara terus menerus antara proses pembangunan dengan syarat-syarat agar system politik tetap pada keadaannya. Ketegangan maupun konflik tersebut merupakan sesuatu inheren dalam pembangunan, yang meliputi tuntutan akan persamaan, proses-proses diferensiasi serta kebutuhan akan kapasitas yang lebih besar. Merupakan suatu hal yang biasa bahwa setiap perubahan-perubahan pada dimensi persamaan, diferensiasi dan kapasitas/kemampuan dalam pembangunan akan mempengaruhi budaya politik elite dan massa, perubahan (smooth) dimana elite maupun massa terakomodasi dalam budaya-budayanya. Hal ini menunjukkan dinamika modernisasi masyarakat. Krisis mulai terjadi apabila budaya elite atau massa atau keduanya, menyebabkan ketegangan-ketegangan yang inheren, misalnya antara dimensi kapasitas dengan dimensi persamaan yang semakin membesar dan sangat terlihat sebagai suatu ancaman utama pemerintah atau rakyat maupun kedua-duanya. Sejak tahun 1980-an, negara-negara berkembang di dunia terjadi kecenderungan disintegrasi maupun upaya untuk memajukan demokrasi untuk menghindari krisis disintegrasi. Upaya untuk mencegah disintegrasi bangsa akan lebih relevan dan aktual melalui studi pembangunan politik, istilah lain dari pembangunan politik adalah pendidikan politik, pembaharuan politik, pengembangan politik, perubahan politik dan modernisasi politik.
  • 3. 3 1.2.Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan di bahas, antara lain :  Apakah Pembangunan Politik Identik sebagai Modernisasi politik?  Bagaimana Peranan Militer dalam Proses Modernisasi Politik?
  • 4. 4 BAB II ISI 2.1.Pembangunan Politik Sebagai Modernisasi Politik Pembangunan merupakan situasi yang berkembang atau kepribadian seseorang berkembang, untuk memperlihatkan sedikit lebih banyak daripada sekedar proses yang berlangsung, meski sulit untuk membayangkan pola umum yang menjelaskan setiap proses perkembangan. Sedangkan pembangunan politik dipandang sebagai usaha pencarian kemampuan umum belajar, dan memperbaiki tingkah laku melalui proses ini. Pembangunan politik sebagai kemampuan penyelesaian masalah yang timbul dari modernisasi.1 Disini memang sering dipertanyakan, apakah suatu pembangunan politik akan selalu berakibat terjadinya perubahan sosial dan bila itu memang terjadi apakah tendens perubahan tersebut ke arah berkembangnya solidaritas sosial ataukah malah menimbulkan suatu lapisan masyarakat yang tertutup. Langkah-langkah pembangunan politik akan mempengaruhi pula perkembangan sistem-sistem politik yang berlaku di berbagai negara.2 Pembangunan politik memiliki kecendrungan yang tertentu dalam popularisasi ide-ide kemajuan atau tingkat kehidupan kenegaraan yang lebih baik dibandingkan dengan masa lalu, misalnya ketika suatu Negara berada dalam sistem penjajahan, maupun dalam fase memilih sistem-sistem politik yang sesuai dengan kemerdekaan nasional yang diperoleh. Masyarakat yang dianggap maju menurut teori social dan kebudayaan adalah masyarakat yang modern dan karena itu sebagaimana diungkapkan Almond, ciri-ciri sistem politik yang maju tersebut ada pada Negara modern. 1C.H. Dodd. (terjemahan Dra. Ratnawati), Pembangunan Politik. (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hlm. 6. 2Eddy Kurniadi. Peranan Pemuda dalam Politik di Indonesia. (Bandung: CV. Angkasa, 1991), hlm. 105.
  • 5. 5 Karena itu dalam kerangka pembangunan politik mestilah perubahan-perubahan politik menuju kepada cita-cita modernisasi. Menurut sebagian besar ahli teori modernisasi sebagai salah satu tujuan dari pembangunan politik, perbedaan hakiki antara masyarakat modern dan tradisional terletak pada lebih banyaknya kemapuan manusia modern mengendalikan lingkungan alam dan lingkungan social. Pembangunan politik sebagai bagian dari modernisasi senantiasa melibatkan ketegangan dan konflik secara terus menerus antara proses pembangunan dengan syarat-syarat agar system politik tetap pada keadaannya. Ketegangan maupun konflik tersebut merupakan sesuatu inheren dalam pembangunan, yang meliputi tuntutan akan persamaan, proses-proses diferensiasi serta kebutuhan akan kapasitas yang lebih besar. Merupakan suatu ha yang biasa bahwa setiap perubahan-perubahan pada dimensi persamaan, diferensiasi dan kapasitas/kemampuan dalam pembangunan akan mempengaruhi budaya politik elite dan massa, perubahan (smooth) dimana elite maupun massa terakomodasi dalam budaya-budayanya. Hal ini menunjukkan dinamika modernisasi masyarakat. Krisis mulai terjadi apabila budaya elite atau massa atau keduanya, menyebabkan ketegangan-ketegangan yang inheren, misalnya antara dimensi kapasitas dengan dimensi persamaan yang semakin membesar dan sangat terlihat sebagai suatu ancaman utama pemerintah atau rakyat maupun kedua-duanya. Sejak tahun 1980-an, negara-negara berkembang di dunia terjadi kecenderungan disintegrasi maupun upaya untuk memajukan demokrasi untuk menghindari krisis disintegrasi. Upaya untuk mencegah disintegrasi bangsa akan lebih relevan dan actual melalui studi pembangunan politik, istilah lain dari pembangunan politik adalah pendidikan politik, pembaharuan politik, pengembangan politik, perubahan politik dan modernisasi politik. Pakar politik Lucian W. Pye (Aspects of Political Development, pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah wacana Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto) memberikan dimensi/unsur dari pembangunan politik sebagai berikut :
  • 6. 6 Pembagunan politik adalah sebagai pertambahan persamaan (equality) antara individu dalam hubungannya dengan system politik, pertambahan kemampuan (capacity) system politik dalam hubungannya dengan lingkungan, dan pertambahan pembedaan (differentiation and specialization) lembaga dan struktur di dalam system politik itu. Ketiga dimensi tersebut senantiasa ada pada “Dasar dan jantung proses pembangunan”. Menurut Pye, dimensi persamaan (equality) dalam pembangunan politik berkaitan dengan masalah partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam kegiatan-kegiatan politik, baik yang dimobilisir secara demokratis maupun totaliter. Dalam unsur/dimensi ini dituntut adanya pelaksanaan hukum secara universal, dimana semua orang harus taat kepada hokum yang sama, dan dituntut adanya kecakapan dan prestasi serta bukan pertimbangan-pertimbangan status berdasarkan suatu system sosial yang tradisional. Dalam proses pembangunan, dimensi ini berkaitan erat dengan budaya politik, legitimasi dan keterikatan pada sistem. Sedangkan dimensi kapasitas (capacity) dimaksudkan sebagai kemampuan system politik yang dapat dilihat dari output yang dihasilkan dan besarnya pengaruh yang dapat diberikan kepada sistem-sistem lainnya seperti system sosial dan ekonomi. Dimensi ini berhubungan erat prestasi pemerintah yang memiliki wewenang resmi, yang mencerminkan besarnya ruang lingkup dan tingkat prestasi politik dan pemerintahan, efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kebijakan umum dan rasionalitas dalam administrasi serta orientasi kebijakan. Sedangkan dimensi diferensiasi dan spesialisasi (differentiation and specialization), menunjukkan adanya lembaga-lembaga pemerintahan dan struktur-strukturnya beserta fungsinya masing-masing, yang terdapat pada sistem politik. Dengan diferensiasi berarti bertambah pula pengkhususan atau spesialisasi fungsi dari beberapa peranan politik di dalam sistem. Di samping itu diferensiasi melibatkan pula masalah integrasi proses-proses dan struktur-struktur yang rumit (spesialisasi yang didasarkan pada perasaan integrasi keseluruhan). Sedangkan menurut ahli politik Claude E. Welch (Studi perbandingan modernisasi Politik pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah
  • 7. 7 wacana Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto) menggunakan istilah modernisasi politik dalam memahami pembangunan politik, dengan pemikiran modernisasi politik dalam memahami pembangunan politik, sebagai berikut : Proses modernisasi politik memiliki tiga ciri Pokok yaitu : 1. Peningkatan pemusatan kekuasaan pada negara, bersamaan dengan melemahnya sumber-sumber wewenang kekuasaan tradisional. 2. Diferensiasi dan spesialisasi lembaga-lebaga politik 3. Peningkatan partisipasi rakyat dalam politik dan kesediaan individu-individu untuk mengidentifikasikan diri dengan sistem politik sebagai suatu keseluruhan.3 Jadi modernisasi politik pertama-tama menyangkut pengalihan secara dramatis pusat wewenang kekuasaan. Sistem politik yang telah di modernisasi akan menjadi rumit dan kompleks, karena modernisasi politik akan melipat gandakan volume, ruang lingkup dan efisiensi keputusan-keputusan resmi; lembaga pemerintahan harus mengembangkan tingkat diferensiasi struktural dan spesialisasi fungsional yang tinggi; sikap-sikap politik rakyat harus dirubah dan sifat partisipasi politik harus diganti. Jadi pola modernisasi politik yang teratur mensyaratkan adanya transformasi sikap-sikap yaitu perubahan secara dramatis praktek-praktek sosial dan politik tradisional ke arah modern. Huntinton SP. (Tertib politik di dalam masyarakat yang sedang berubah pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah wacana Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto) melihat pembangunan politik sebagai suatu aspek dari adanya modernisasi. Aspek-aspek modernisasi politik tersebut dapat diringkas ke dalam tiga kategori utama, yaitu : 3Nicolaus Budi Harjanto : “Studi perbandingan modernisasi Politik pada Memajukan Demokrasi mencegah Disintegrasi, sebuah wacana Pembangunan Politik”.
  • 8. 8 1. Modernisasi politik melibatkan adanya rasionalisasi kekuasaan, pergantian sejumlah besar Pejabat-pejabat politik tradisional, etnis, keagamaan, kekeluargaan oleh kekuasaan nasional yang sekuler. 2. Pembangunan politik melibatkan diferensiasi fungsi politik yang baru dan pengembangan struktur khusus sebagai pelaksana seluruh fungsi tersebut. Kewenangan khusu bidang hokum, militer, administrative dan ilmu pengetahuan bersifat mandiri dan terspesialisir namun terpisah dari dunia politik Hirarki administrasi menjadi lebih terperinci dan tegas, kompleks serta lebih disiplin. Jabatan dan kekuasaan didistribusikan dengan bersandar pada ukuran prestasi kerja bukan askripsi. 3. Pembangunan politik ditandai oleh peran serta politik seluruh lapisan masyarakat. Partisipasi politik ini ditandai dengan.meningkatnya kontrol/pengawasan masyarakat terhadap pemerintah/penguasa dan warga negara secara langsung terlibat dalam mempengaruhi pemerintahan.4 Modernisasi politik secara alamiah dimaksudkan untuk mengubah masyarakat terbelakang menjadi maju. Sehingga masalah pokok yang timbul dari proses modernisasi politik adalah pergeseran masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, sementara modernisasi politik dianggap aspek dan dampak politik modernisasi sosial, ekonomi dan budaya. Akibat modernisasi yang lainnya adalah adanya partisipasi di panggung politik yang berlangsung mulai dari pedesaan sampai kota-kota besar yang dimainkan oleh kelompok-kelompok sosial yang meliputi seluruh lapisan masyarakat dan mengembangkan pranata politik baru, seperti partai politik yan mengorganisir partisipasi politik tersebut. Ciri-ciri modernisasi menurut Alex Inkeles (Making Men Modern: On the causes and consequence of individual change Indonesia six developing countries pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah wacana Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto), berdasarkan hasil 4ibid.,
  • 9. 9 penelitiannya menemukan batasan modernitas manusia secara universal sebagai berikut : Manusia modern akan mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut:  Terbuka terhadap pengalaman baru,  Memiliki sikap yang semakin independen terhadap berbagai bentuk otoritas tradisional,  Percaya terhadap ilmu pengetahuan termasuk kemampuannya menundukkan alam semesta,  Memiliki orientasi mobilitas dan, ambisi hidup yang tinggi, rencana jangka panjang dan aktif terlibat dalam peraturan politik. Oleh karena itu pendidikan merupakan faktor yang terpenting yang mencirikan manusia modern. Sedangkan Huntington SP (The change to change: modernization, development and politic pada Memajukan Demokrasi mencegah disintegrasi, sebuah wacana Pembangunan Politik oleh Nicolaus Budi Harjanto) membangun kerangka teori dan tesisnya tentang modernisasi, dengan memberikan ciri-ciri pokok modernisasi sebagai berikut : 1. Modernisasi merupakan proses revolusioner. Hal ini merupakan konsekuensi langsung karena adanya masyarakat tradisionil dan modern yang berbeda dan kontradiktif satu sama lain, dan perubahan dari tradisional ke modernitas melibatkan masalah perubahan total dan radikal dalam pola-pola hidup manusia. 2. Modernisasi merupakan proses yang rumit, karena melibatkan perubahan hampir di semua bidang pemikiran dan tingkah laku manusia serta sekurang-kurangnya terdiri dari unsur-unsur: industrialisasi, urbanisasi, mobilisasi sosial, diferensiasi, sekularisasi, perluasan media, peningkatan tingkat literasi dan perluasan partisipasi politik.
  • 10. 10 3. Modernisasi merupakan proses yang sistematis. Perubahan dalam satu bidang/aspek akan membawa perubahan atau setidaknya mempengaruhi bidang/aspek lain. 4. Modernisasi adalah suatu proses global. Hal ini disebabkan adanya penyebaran gagasan-gagasan dan teknik-teknik modern dalam kehidupan di seluruh penjuru dunia. 5. Modernisasi merupakan proses jangka panjang. Pada awal perubahan masyarakat tradisional memang terlihat revolusioner, tetapi proses modernisasi secara keseluruhan hanya mungkin terjadi dalam proses yang evolusioner dan memerlukan jangka waktu yang panjang. 6. Modernisasi merupakan proses yang bertahap, yaitu mulai dari tahap tradisional menuju masyarakat modern. 7. Modernisasi merupakan proses homogenitas. Dengan modernisasi akan terbentuk berbagai masyarakat dengan struktur dan tendensi yang serupa, karena modernisasi meliputi gerak menuju interdependensi antar masyarakat politik serta ke arah integrasi semua masyarakat. 8. Modernisasi merupakan proses yang selalu bergerak ke depan. Meskipun pada beberapa kasus ada kemungkinan berhenti atau mundur sementara, tetapi proses modernisasi tidak dapat dihentikan. 9. Modernisasi merupakan proses progresif. Dalam jangka panjang modernisasi meningkatkan kesejahteraan manusia, baik kultural maupun material. Dari beberapa teori para ahli ilmu politik tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori modernisasi terdapat beberapa kelemahan antara lain: tidak mampu menggambarkan hari depan modernitas secara pasti, modernisasi tidak mampu menggambarkan proses pergerakan yang terjadi pada masyarakat, modernisasi ibid.,
  • 11. 11 tidak mampu memberikan alasan mengapa negara sedang berkembang harus mengikuti arah pembangunan yang pernah ditempuh negara barat, dan teori modernisasi tidak memperhitungkan terjadinya kemacetan, kemunduran, stagnasi maupun keterbelakangan pembangunan serta kegagalan pembangunan. 2.2. Modernisasi Militer era Orde Baru Militer dapat menjadi pendorong dan motor modernisasi dan pembangunan nasional, serta berpandangan dan bersikap rasional. Militer-militer yang terdapat di negara-negara pra-industri merupakan proto-tipe militer negara maju, yang dengan sendirinya melahirkan dampak pada peranan politik mereka. Salah satu karakteristik mereka yang utama adalah adanya spesialisasi fungsi dan kecakapan yang memang di butuhkan oleh militer modern dimana spesialisasi fungsi dan kecakapan itu hanya di pisah oleh kekerasan komando. Didalam masyarakat tradisional, militer sebagai kelompok paling modern dan dalam kedudukanya sebagai kaki tangan pemerintah, jelas mempunyai otoritas politik yang demikian besarnya. Apabila kita mengangap bahwa militer merupakan tenaga penggerak masyarakat, maka kita akan mengarah pada cakupan wilayah penelitian yang sempit. Militer merupakan sebuah kekuatan paling dinamis di dalam perencanaan pembangunan, dikarenakan : 1. Sifat militer, lebih-lebih dalam artian fungsi pokok, merupakan rival bagi semua bentuk organisasi lain yang bahkan sering bertentangan. 2. Mengenai rasionalitas, militer adalah kelompok organisasi yang paling unggul, tetapi selalu kurang peka atas ukuran pragmatism mengenai efisiensi di semua bidang. 3. Militer selalu menjaga jarak dengan masyarakat sipil, bahkan memeiliki cara sendiri termasuk sikap khusus serta pandangan yang kontras jika tak mau disebut terpisah dari apa yang berkembang dikalangan masyarakat.5 5Afan Gaffar, Beberapa Aspek Pembangunan Politik, (Yogyakarta: Rajawali Press, 1983), hlm. 166-167.
  • 12. 12 Sedangkan di Indonesia sendiri, keadaan militer lebih berkembang pada kehidupan Orde Baru, penuh ditandai oleh makin berperanya golongan tentara. menurut sejarahnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) berasal dari rakyat, merupakan kesatuan-kesatuan kelaskaran rakyat bersenjata yang ikut berjuang mempertahankan Indonesia merdeka. Sebagai angkatan bersenjata yang berkembangan, angkatan bersenjata di Indonesia memiliki peran ganda, peran pertahanan dan peran sosial. Kedua peran ini lebih dikenal sebagai dwi fungsi ABRI. Ada yang berkeyakinan di negara berkembang, bahwa militer adalah merupakan sebuah kelompok politik yang memiliki potensi tinggi di dalam rangka pembinaan bangsa. Sebagai angkatan bersenjata negara yang sedang berkembang, ABRI pun dalam kenyataannya belum menemukan format politik yang baku. Terutama hal ini tampak dalam seluruh struktur dan sistem demokrasi di Indonesia. Satu yang umum terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, bahwa dominasi militer dipanggung politik selalu disebabkan oleh kurang kokohnya lembaga politik sipil dan birokrasi.. Diskursus kebangsaan yang dipengaruhi citra tentang kecanggihan sistem keorganisasian militer melahirkan posisi dan peran militer yang istimewa di Indonesia. Keistimewaan ini dapat dibaca dalam pembentukan model relasi sipil-militer yang kemudian dikenal sebagai wacana dwifungsi ABRI. Diskursus Dwifungsi ABRI secara berulang-ulang menarasikan keterlibatan intensif tentara di Indonesia dalam pembentukan negara Republik Indonesia. Peran-peran ini digambarkan sedemikian rupa, membentuk suatu citra militer sebagai garda depan dalam menentukan corak kebangsaan di Indonesia. Oleh karena itu, wacana ini kemudian melahirkan rekomendasi untuk membangun model ideal sipil-militer yang meletakkan peran profesional militer tidak saja difokuskan kepada peran pertahanan keamanan, namun juga dapat dikaryakan dalam peran-peran sosial politik lainnya. Dalam kata-kata Moertopo, peranan ABRI sebagai alat pertahanan keamanan maupun kekuatan sosial itu telah dilaksanakan sejak semula, jauh
  • 13. 13 sebelum dikenal istilah Dwifungsi6. Kehadiran anggota-anggota ABRI menempati pos-pos di pemerintahan bukan dalam arti politis ia merupakan wakil golongan tentara, tetapi penempatan personel-personel ABRI tersebut adalah suatu citra keberhasilan, citra kepercayaan dalam masyarakat. 6Ali Moertopo, Dasar-Dasar Pikiran Tentang Akselerasi Modernisasi Pembangunan 25 Tahun, ( Jakarta: CSIS, 1973), hlm. 69.
  • 14. 14 BAB III PENUTUP Kesimpulan Pembangunan politik sebagai bagian dari modernisasi senantiasa melibatkan ketegangan dan konflik secara terus menerus antara proses pembangunan dengan syarat-syarat agar sistem politik tetap pada keadaannya. Proses modernisasi politik memiliki tiga ciri Pokok yaitu : 1. Peningkatan pemusatan kekuasaan pada negara, bersamaan dengan melemahnya sumber-sumber wewenang kekuasaan tradisional. 2. Diferensiasi dan spesialisasi lembaga-lebaga politik 3. Peningkatan partisipasi rakyat dalam politik dan kesediaan individu-individu untuk mengidentifikasikan diri dengan sistem politik sebagai suatu keseluruhan. Sistem politik yang telah di modernisasi akan menjadi rumit dan kompleks, karena modernisasi politik akan melipat gandakan volume, ruang lingkup dan efisiensi keputusan-keputusan resmi; lembaga pemerintahan harus mengembangkan tingkat diferensiasi struktural dan spesialisasi fungsional yang tinggi; sikap-sikap politik rakyat harus dirubah dan sifat partisipasi politik harus diganti. Dan militer dapat menjadi pendorong dan motor modernisasi dan pembangunan nasional, serta berpandangan dan bersikap rasional. Saran Demi menciptakan negara yang kondisif, harus terdapatnya keseimbangan antara modernisasi dengan pembangunan politik. Dan pembangunan politik harus sejalan dengan modernisasi yang sedang berjalan agar pembangunan dapat terus berjalan dan tidak ketinggalan.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Buku dan Artikel Agustino, Leo, Perihal Ilmu Politik : Sebuah Bahasan Memahami Ilmu Politik, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007). Dodd, C.H., Pembangunan Politik (diterjemahkan oleh Dra. Ratnawati),(Jakarta : Bina Aksara, 1986). Gaffar, Afan, Beberapa Aspek Pembangunan Politik, (Yogyakarta: Rajawali Press, 1983) Kurniadi, Eddy, Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Politik di Indonesia, (Bandung : CV. Angkasa, 1991). Moertopo, Ali, Dasar–Dasar Pikiran Tentang Akselerasi Modernisasi Pembangunan 25 Tahun, ( Jakarta: CSIS, 1973). Peter Britton, Profesionalisme dan Ideologi Militer Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1996). Online http://cenya95.wordpress.com/2008/12/13/modernisasi-politik/ (di unduh pada tanggal 17 Oktober 2013, 18:43) http://ardanpraja.blogspot.com/2012/04/modernisasi-pembangunan-dan-politik. html (di unduh pada tanggal 17 Oktober 2013, 19:27)