SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
Downloaden Sie, um offline zu lesen
ELISA EUNIKE LUMINTANG
16021106087
PETA, GIS, dan
DATABASE SPASIAL
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS - IFN708A
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu
sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta
konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal
dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum
pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari
suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta
mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang
sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Syarat-syarat
- Conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus sebangun dengan keadaan
asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.
- Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai
dengan jarak di lapangan.
- Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah dihitung dengan skalanya,
akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan.
Fungsi Pembuatan Peta
Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:
- Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan
tempat lain) di permukaan bumi. Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif
suatu wilayah yang kita lihat.
- Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk
benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,
1. Bentuk-bentuk benua yang ada di dunia dapat kita amati pada peta
2. Bentuk-bentuk permukaan bumi dapat di amati dari simbol warna yang terlihat berbeda-
beda
- Menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya :
1. Peta potensi rawan banjir
2. Peta potensi kekeringan
3. Peta Potensi Air
4. Peta Potensi Ikan
- Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas
permukaan bumi. Jarak sebenarnya 2 lokasi dapat dihitung dengan membandingkan skala
petanya.
Tujuan Pembuatan Peta
- Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan,
- Analisis data spasial, misalnya perhitungan volume,
- Menyimpan informasi,
- Membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan
- Komunikasi informasi ruang.
Unsur-unsur (komponen)
Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi
tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/unsur
kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/menggunakan
peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta
misalnya adalah:
 Judul
Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas
kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.
 Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami
peta.
 Orientasi/tanda arah
Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di
tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.
 Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala
ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi
3, yaitu:
1. Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama
dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
2. Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang
tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang
diinginkan oleh pembuat peta.
3. Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.
 Simbol
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di permukaan
bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional
2. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak
3. Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang
mencakup area tertentu
4. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
5. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan
harga/nilai lainnya.
6. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk
persentase.
7. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola
menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti
volume semakin kecil.
 Warna Peta
Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau objek di permukaan bumi,
memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna
simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:
· Warna hijau
Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m.
Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah
dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai
selatan.
· Warna merah
Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif. Warna merah sering
dijumpai di peta suatu provinsi.
· Warna hijau muda
Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200–
400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah
yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit.
Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah.
· Warna kuning
Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000
m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh
dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka
bumi ini berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di
sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.
· Warna cokelat muda
Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000–
1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini
berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari
bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di
sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga dan Tawangmanu
.
· Warna cokelat
Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di
atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-
gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di
bagian tengah dari Jawa Tengah.
· Warna biru keputihan
Warna biru menunjukkan warna ketampakan perairan. Warna biru keputihan
menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka
bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona
di wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar
pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa.
Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di
sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada
beberapa waduk kecil lainnya.
· Warna biru muda
Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman
antara 200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh
bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik.
Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.
· Warna biru tua
Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000
m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit
untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk
muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut.
Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.
 Tipe Huruf (Lettering)
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam
penggunaan lettering:
1. Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta
2. Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa
 Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk
menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu
sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.
 Inset
Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:
1. Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
2. Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
3. Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama
 Garis Tepi Peta
Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis
astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.
 Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.
 Garis Lintang dan Garis Bujur
Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat.
Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.
Macam-Macam Jenis Peta beserta Contoh dan Penjelasan
sumber: hendriyono.wordpress.com
Kita dapat menemui banyak jenis-jenis peta. Jenis-jenis peta tersebut dapat dikategorikan
berdasarkan isi, bentuk dan skala yang dimiliki. Berikut ini adalah berbagai macam jenis peta
beserta contoh dan penjelasannya.
Jenis Peta Berdasakan Isi
Terdapat 2 jenis peta berdasarkan isinya yaitu peta umum dan peta khusus. Penjelasan dan
contohnya dari masing-masing peta tersebut adalah
1. Peta Umum
sumber: gunungleuser.or.id
Merupakan sebuah peta yang isinya adalah gambaran dari seluruh kenampakan permukaan
bumi baik itu kenampakan alam maupun kenampakan buatan. Contoh dari kenampakan alam
adalah sedangkan dataran tinggi, dataran rendah, gunung, sungai dan masih banyak lagi
sedangkan untuk kenampakan buatan contohnya adalah bendungan, jalan raya, bandar udara
dan lain-lain.
Terdapat 3 jenis peta umum, yaitu:
1. Peta dunia yang menggambarkan bentuk, letak dan wilayah negara-negara di dunia
2. Peta korografi yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi umum
dengan skala kecil
3. Peta topografi yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya permukaan bumi)
2. Peta Khusus
Merupakan peta yang hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan yang ingin
ditampilkan saja. Jadi, yang ditampilkan pada peta ini hanyalah berdasarkan tema tema yang
telah ditentukan saja yang menggambarkan kenampakan tertentu baik itu kondisi fisik atau
sosial budaya. Contoh dari peta khusus adalah peta persebaran hasil tambang, kepadatan
penduduk, persebaran flora dan fauna.
Jenis Peta Berdasarkan Bentuk
Terdapat 3 macam peta apabila dilihat berdasarkan bentuknya. Yaitu peta datar, peta timbul
dan peta digital. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Peta datar
sumber: honeysweet.wordpress.com
Disebut juga dengan peta dua dimensi atau peta biasa. Peta ini dibuah di atas bidang datar
seperti kertas, kanvas, kain, dll. Seperti peta pada umumnya, terdapat berbagai macam
simbol yang digambarkan dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda.
2. Peta timbul
Disebut juga dengan peta tiga dimensi atau peta stereometri. Peta ini adalah peta yang dibuat
dengan bentuk 3 dimensi sesuai dengan bentuk dari permukaan bumi yang sebenarnya. Jadi
akan terbentuk miniatur gunung-gunung yang tampak tinggi, perbedaan ketinggian antara
dataran tinggi dan rendah, dll.
3. Peta Digital
sumber: android-developers.blogspot.com
Merupakan peta yang tidak nyata karena tidak bisa disentuh secara langsung oleh tangan
kita. Proses pembuatan peta digital adalah dengan menggunakan komputer. Salah satu
contoh dari peta digital saat sekarang ini adalah Google Mapas. Di jaman sekarang ini, peta
ini yang paling banyak digunakan karena telah dilengkapi oleh berbagai macam.
Jenis Peta Berdasarkan Skala
Terdapat 4 macam peta apabila ditinjau dari skala yang dimilikinya yaitu pata kadaster, skala
besar, skala menengah dan skala kecil. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Peta Kadaster
Merupakan peta yang memiliki skala 1:100 sampai 1:5000. Biasanya peta kadaster digunakan
untuk menggambarkan peta yang ada pada sertifikat tanah.
2. Peta Skala Besar
Peta skala besar memiliki skala 1:5000 sampai 1:250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk
menggambarkan suatu wilayah yang sempit seperti Kelurahan, Kecamatan dan Kota.
3. Peta Skala Menengah
sumber: harunarcom.blogspot.com
Peta skala menengah memiliki skala 1:250.000 samapi 1:500.000. Biasanya peta ini digunakan
untuk menggambarkan wilaya yang cukup luas seperti Provinsi.
4. Peta Skala Kecil
Skala yang dimiliki oleh peta skala kecil adalah 1:500.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan
untuk menggambarkan wilayah yang paling luas di bumi seperti negara, benua dan seluruh
dunia.
Jenis Peta Berdasarkan Sumber Data
Berdasarkan sumber datanya, peta dibagi menjadi 2, yaitu peta induk dan peta turunan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Peta Induk
Peta induk adalah peta yang dihasilkan dari kegiatan survei langsung di lapangan. Biasanya
peta induk digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi sehingga peta ini juga dapat
disebut sebagai peta dasar. Tidak hanya peta topografi, peta-peta lainnya pun juga dapat dibuat
dengan mengacu pada peta ini.
2. Peta Turunan
Peta ini merupakan peta yang dibuat berdasarkan acuan peta yang sudah ada sehingga tidak
diperlukan lagi kegiatan survei secara langsung ke lapangan.
Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek
Terdapat 2 jenis peta berdasarkan keadaan objeknya, yaitu peta dinamik dan peta stasioner.
Penjelasannya sebagai berikut.
1. Peta Dinamik
Peta yang menggambarkan keadaan yang tidak stabil seperti peta transmigrasi, peta aliran
sungai, perluasan tambang, dll.
2. Peta Stasioner
sumber: handiri.wordpress.com
Peta yang menggambarkan keadaan yang stabil atau tetap seperti peta tanah, wilayah, geologi,
dll.
Jenis Peta Berdasarkan Statistik
Berdasarkankan statistiknya, terdapat 2 macam yaitu peta statistik distribusi kualitatif dan peta
statistik distribusi kuantitatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut
1. Peta Statistik Distribusi Kualitatif
sumber: macammacampetastatistik.blogspot.com
Peta statistik distibusi kualitatif menggambarkan kevariasian jenis data tanpa menghitung
jumlahnya seperti peta tanah, budaya, agama, dll.
2. Peta Statistik Distribusi Kuantitatif
Peta statistik distribusi kuantitafi menggambarkan jumlah data. Biasanya perhitungan yang
ditampilakan adalah dalam bentuk presentase atau frekuensi seperti peta penduduk, curah
hujan, pendidikan, dll.
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS)
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi
geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para
praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai
bagian dari sistem ini.
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu
sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau
berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan
seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001)
Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis
(spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi
(georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan
melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan
dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan
sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada
cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti
peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan
survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat
tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer
sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit
atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi
(Nurshanti, 1995).
Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau
geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan
teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem
berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu
pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan
analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986
mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali
data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan
dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen
utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan
lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain),
organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen
utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki
refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan
dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan
sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa
membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana
alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan
perlindungan dari polusi.
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam
bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis
atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya
berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan
keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan
bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang
menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan
lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang
seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh
suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan
lahan, pulau dan lain sebagainya.
Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster
adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu
ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau
area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Sistem manual (analog), dan
b. Sistem otomatis (yang berbasis digital komputer).
Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual
biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang
susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut
dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem
Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui
proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara
yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (nurshanti, 1995).
Pengertian menurut para ahli
Menurut Aronaff (1989)
SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,
mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
· Menurut Burrough (1986)
SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan
kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan
dunia.
· Menurut Kang-Tsung Chang (2002)
SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying
geographic data.
· Menurut Murai (1999)
SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil
kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data
geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan
umum lainnya.
· Menurut Marble et al (1983)
SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
· Menurut Bernhardsen (2002)
SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini
diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi
untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan
pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan
presentasi data serta analisa data
· Menurut Gistut (1994)
SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena
yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi
yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi
· Menurut Berry (1988)
SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
· Menurut Calkin dan Tomlison (1984)
SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.
· Menurut Linden, (1987)
SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan
penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.
· Menurut Alter
SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat
diakses dengan menunjuk daerah pada sebuah peta.
· Menurut Prahasta
SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan,
manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.
· Menurut Petrus Paryono
SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan
menganalisis informasi geografi.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan pengelolaan data
geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).
Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi
keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi
dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil
pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut
baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format
yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut
Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam
komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan
dapat digunakan secara bersama oleh pengguna.
2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah
penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan
pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).
3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam
perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari
suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan bahwa manipulasi dan
analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan
analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang
berguna untuk berbagai aplikasi
4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model
menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan wiradisastra (2000) Bentuk
produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan
pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di
atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).
Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG,
diantaranya adalah:
1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi
2. SIG dapat digunakansebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha
meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-
unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
3. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data
4. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi
kedalam beberapa layer atau coverage data spasial
5. SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut
atributnya
6. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
7. SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik
8. semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam
bahaa script.
9. Peragkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak
lain
10. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan
geoinformatika.
Barus dan Wiradisastra (2000) juga mengungkapkan bahwa SIG adalah alat yang
handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital
sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk
konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya
yang diperlukan.
Sejarah perkembangan
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon
menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-
hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi
gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk
juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan
menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh
penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun
1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario
oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger
Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk
menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah
Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan
di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian,
pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor
pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang
memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian
(digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua
Amerika, memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan
informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangnya, seorang geografer bernama Roger
Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan
setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang
dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro
komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak
fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan
atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur
database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan
SIG pada workstationUNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang
cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit,
dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang
membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO
dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-
1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.
Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum pendidikan geografi SIG
dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka
program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi,
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah
ada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi,
Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi.
Lulusannya tidak sekadar mengoperasikan software namun mampu menganalisis dan
menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah dikembangkan hampir di semua
universitas di Indonesia melalui laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun
mata pelajaran.
Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara
terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan
metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem
komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai
kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta
mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat
keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak
hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :
· Input data: mouse, digitizer, scanner
· Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
· Output data: plotter, printer, screening.
Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan
data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam
komponen software SIG adalah:
· Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
· Data Base Management System (DBMS)
· Alat untuk menganalisa data-data
· Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu :
· Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi.
Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan
disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang
memiliki nilai tertentu.
· Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular
yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna
dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari
tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem, sampai pada pengguna yang
menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang
baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.
Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:
· Input Data
Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data
spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga
peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan
alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan
proses scanning pada peta analog.
· Manipulasi Data
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai
dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik
untuk data spasial maupun non-spasial.
· Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-
spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data
yang memiliki ukuran besar.
· Query dan Analisis
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat
melakukan dua jenis analisis, yaitu:
o Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer.
SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer
dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang
ada.
o Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu
layer untuk digabungkan secara fisik.
· Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau
grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
INPUT DATA
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari:
a. Data spasial dan
b. Data atribut dalam bentuk digital,
Dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data
spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta.
Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai
objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk
area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang
menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan
lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang
seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh
suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan
lahan, pulau dan lain sebagainya.
Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah
data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang
teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan,
menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon)
(Barus dan Wiradisastra, 2000).
INPUT DATA PRIMER DAN DATA SEKUNDER
Input data primer dilakukan dengan cara pengukuran langsung kelapangan sedangkan untuk data
sekunder tidak adanya pengukuran langsung kelapangan.
Gambar 1.1
Proses Input Output
Gambar 1.2
Proses Input Output
DATA COLLECTION
Kumpulan data yang diperoleh melalui Foto udara, laut dan darat.
Gambar 2.1
Foto Udara
Sumber: Google earth
Gambar 2.2
Foto laut
Sumber: Google image
Gambar 2.3
Foto Darat
Sumber: Google earth
DATA PROCESSING
Proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik,
data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan
lain-lain. Prosesnya pun menggunakan Software ArcInfo, Map Info, ArcView, dll.
DATA PRESENTASI
Gambar 4.1
Bagan
Gambar 4.2
Bagan
MAP INTERACTIVE
THEMATIC MAP
Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron
penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta
rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif),
peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau
lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal
seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau
permasalahan kesehatan.
Gambar 4.3
Peta Tematik
Sumber: Google image
TUJUAN GIS
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah
mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek.
Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang
telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri,
1993).
FUNGSI GIS
Adapun fungsi -fungsi dasar dalam GIS adalah sebagai berikut :
1. Akuisisi data dan proses awal meliputi:
digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi format data, pemberian atribut dll.
2. Pengelolaan database meliputi :
pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan jaringan pencarian atribut dll.
3. Pengukuran keruangan dan analisis meliputi :
operasi pengukuran, analisis daerah penyanggga, overlay, dll.
4. Penayangan grafis dan visualisasai meliputi :
transformasi skala, generalisasi, peta topografi, peta statistic, tampilan perspektif.
Manfaat SIG di berbagai bidang
Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan
dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi
lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di
kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas
umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah
tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang
diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu
dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan
ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan
parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air,
berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan
apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga
memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh
kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor
pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam,
akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan
lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu
dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta
kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan
memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain
untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang.
Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan
sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan,
permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:
· Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara,
emas, besi dan barang tambang lainnya.
· Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
1. Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
2. Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
3. Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
4. Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
5. Rehabilitasi dan konservasi lahan.
- Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
· Memantau luas wilayah bencana alam;
· Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
· Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
· Penentuan tingkat bahaya erosi;
· Prediksi ketinggian banjir;
· Prediksi tingkat kekeringan.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kota
· Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan,
tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
· Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan
kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
· Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem
informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
· Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata
suatu daerah.
· Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute
alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan
kecelakaaan.
· Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk
suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola
drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada
suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah,
rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
Contoh dan Macam Aplikasi SIG
Dalam aplikasi SIG, terdapat beberapa sarana petunjuk yang dapat dijadikan standar untuk
memaknai peta yang tampil di layar monitor, yaitu sebagai berikut.
1. Legenda
Legenda adalah keterangan tentang objek-objek yang ada di peta, seperti warna hijau adalah hutan,
garis merah adalah jalan, segitiga adalah gunung, dan keterangan-keterangan lainnya.
2. Skala
Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran sebenarnya di lapangan.
3. Zoom In/Zoom Out
Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out.
4. Pan
Dengan fasilitas pan, peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki para
pengguna sesuai dengan prioritas.
5. Searching
Sarana ini digunakan untuk mencari letak suatu fenomena.
6. Pengukuran
Fasilitas ini dimaksudkan untuk mengukur jarak antartitik, jarak rute, atau luas suatu wilayah
secara interaktif.
7. Informasi
Setiap fenomena yang digambarkan, dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika fenomena
tersebut di-klik. Misalnya, pada software SIG, jaringan jalan jika di-klik pada suatu ruas jalan akan
memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-
jalan lain yang berhubungan dengan jalan yang bersangkutan.
8. Link
Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula menghubung kan data fenomena pada
peta dengan data dalam bentuk lain, seperti gambar, video, ataupun web. Tampilan SIG dapat
menampilkan fenomena dua dimensi ataupun tiga dimensi.
Defenisi SIG
Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan
keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah.
Sistem informasi geografis (Geographic Information System) adalah sistem informasi khusus
yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti
yang lebih sempit , adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang
diindentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.
Aronoff (1989) mendefenisikan SIG sebagai sebuah sistem berbasiskan komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang
untuk mengumpulkan , menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi
geografi merupakan karateristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.
Subaryono (2005) mendefinisikan SIG sebagai suatu himpunan terpadu dari hardware,
software, data, dan liveware (orang-orang yang bertanggung jawab dalam mendesain,
mengimplementasikan, dan menggunakan SIG).
ESRI (Environmental System Research Institute) mendefeniskan SIG adalah kumpulan yang
teroganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang
dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilakan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis.
Komponen Sistem (Subsistem) SIG
Beberapa subsistem dalam Sistem Informasi Geografis antara lain adalah:
1. Input
Pada tahap input (pemasukan data) yang dilakukan adalah mengumpulkan dan mepersiapkan
data spasial dan atau atribut dari berbagai sumber data. Data yang digunakan harus
dikonversi menjadi format digital yang sesuai. Proses konversi yang dilakukan dikenal
dengan dengan proses dijitalisasi (digitizing).
Salah satu teknik mengubah data analog menjadi data digital adalah dengan digitasi
menggunakan mesin digitizer, termasuk dengan model digitizing on screen dari data hasil
pemotretan (baik foto udara maupun foto satelit) melalui penyapuan (scanning).
2. Manipulasi
Manipulasi data merupakan proses editing terhadap data yang telah masuk, hal ini dilakukan
untuk menyesuaikan tipe dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang akan dibuat, seperti:
penyamaan skala, pengubahan sistem proyeksi, generalisasi dan sebagainya.
3. Manajemen Data
Tahap ini meliputi seluruh aktifitas yang berhubungan dengan pengolahan data (menyimpan,
mengorganisasi, mengelola, dan menganalisis data) ke dalam sistem penyimpanan
permanen, seperti: sistem file server atau database server sesuai kebutuhan sistem. Jika
menggunakan sistem file server, data dismpan dalam bentuk file-file seperti: *.txt, *.dat, dan
lain-lain. Sedangkan jika menggunakan software Database Management System (DBMS),
seperti: MySQL, SQL Server, ORACLE, dan DBMS sejenis lainnya.
4. Query
Suatu metode pencarian informasi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengguna
SIG. Pada SIG dengan sistem file server, query dapat dimanfaatkan dengan bantuan compiler
atau interpreter yang digunakan dalam mengembangkan sistem, sedangkan untuk
SIG dengan sistem database server, dapat memanfaatkan SQL (structured query language)
yang terdapat pada DBMS yang digunakan.
Penelusuran data menggunakan lebih dari satu layer dapat memberikan informasi untuk
analisis data dan memperoleh data yang diinginkan, contoh:
 Jenis tanah apa yang dominan pada hutan tertentu?
 Ada berapa jumlah kelurahan di propinsi tertentu?
 Daerah mana saja yang paleng sesuai untuk pemukiman baru?
 Desa mana saja yang curah hujan sangat tinggi?
5. Analisis
Terdapat dua jenis fungsi analisis dalam SIG, yaitu: fungsi analisis spasial, dan analisis
atribut. Fungsi anaslisis spasial adalah operasi yang dilakukan pada data spasial. Sedangkan,
Fungsi analisis atribut adalah fungsi pengolahan data atribut, yaitu data yang tidak
berhubungan dengan ruangan.
Kemampuan untuk analisis data spasial untuk memperoleh informasi baru. Pembuatan
model skenario "What If" salah satu fasilitas yang banyak dipakai ialah analisis tumpang
susun peta (Overlay).
6. Visualisasi (Data Output)
Penyajian hasil berupa informasi baru atau database yang ada baik dalam bentuk softcopy
maupun dalam bentuk hardcopy seperti dalam bentuk: peta (atribut peta dan atribut data),
tabel, grafik dan lain-lain.
Komponen-Komponen SIG
Komponen-komponen SIG memliki saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk lebih
jelasnya berikut adalah penjelasan dari komponen tersebut.
1. Perangkat Keras Komputer
Terdiri dari berbagai komponen:
· CPU (Central Processing Unit)
· Memory (Utama dan Tambahan)
· Storage (alat penyimpan data dan informasi)
· Alat Tambahan (Peripherals)
Alat masukan (Input Devices): keyboard, mouse, digitizers, pemindai (scanner),
kamera digital, workstation fotogrametis digital
Alat keluaran (Output Devices): monitor bewarna, printer, plotter bewarna, perekam
film, dan lain-lain.
2. Perangkat Lunak (Software) Komputer
Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai fungsi: Pemasukan data,
Manipulasi data, Penyimpan data, Analisis data, dan Penayangan Informasi geografis.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari software SIG:
· Merupakan Database Managenent System (DBMS)
· Memiliki Fasilitas Pemasukan dan Manipulasi data geografi
· Memiliki fasilitas untuk Query, Analisis, dan Visualisasi
· Memiliki kemampuan Graphical User Interface (GUI) yang dapat menyajikan
hasil (Penayangan dan Printout) informasi berbasis geografi dan memudahkan untuk
akses terhadap seluruh fasilitas yang ada.
Perangkat lunak SIG terdiri atas sistem operasi, compiler dan program aplikasi.
· Sistem Operasi (Operating System/OS), seperti: Windows, Linux, UNIX, Sun
Solaris, dan lain-lain.
· Compiler
Menerjemahkan program yang ditulis dalam bahasa komputer pada kode mesin
sehingga CPU mampu menjalankan program yang harus dieksekusi. Bahasa compiler
yang biasa digunakan adalah C, C++, Delphi, Visual Basic, dan lain-lain.
· Program Aplikasi pembangun SIG, seperti: MapInfo, ArcView, ArcInfo, ArcGIS, dan
lain-lain.
3. Data dan Informasi Geografi
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut.
a. Data spasial adalah data gratis yang mengidentifikasikan kenampakan lokasi geografi
berupa titik, garis, dan poligon.
b. Data atribut adalah data yang berupa penjelasan dari setiap fenomena yang terdapat
dalam permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala geografi
karena memiliki aspek deskriptuf dan kualitatif. Contoh, atribut kualitas tanah terdiri
atas ststus kepemilikan lahan, luas tanah, tingkat kesuburan tanah, dan kandungan
mineral dalam tanah.
4. Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG kerena manusia adalah perencana dan
pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi
lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada
pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaanya sehari-hari.
5. Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang
baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.
Model Data dalam SIG
Sumber-sumber data geografis (disebut juga data geospasial) diperoleh melalui beberapa
cara.
Data digital geografis diorganisir menjadi dua bagian, yaitu: Data Spasial dan Data
Atribut/Tabular. Sebelum membahas data spasial sceara lebih detil, perhatikan klasifikasi
model data grafis/geometris/spasial berikut ini.
1. Data Spasial, yang menyimpan kenampakan-kenampakan permukaan bumi, seperti:
jalan, sungai, permukiman, jenis penggunaan tanah, jenis tanah, dan lain-lain.
a. Sumber Data Spasial
Data spasial dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber, diantaranya adalah :
· Citra Satelit, data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. Satelit tersebut
menggunakan sensor untuk dapat merekam kondisi atau gambaran dari permukaan bumi.
Umumnya diaplikasikan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pemantauan sumber
daya alam di permukaan bumi (bahkan ada beberapa satelit yang sanggup merekam hingga
dibawah permukaan bumi), studi perubahan lahan dan lingkungan, dan aplikasi lain yang
melibatkan aktifitas manusia di permukaan bumi. Kelebihan dari teknologi terutama dalam
dekade ini adalah dalam kemampuan merakam cakupan wilayah yang luas dan tingkat
resolusi dalam merekam obyek yang sangat tinggi. Data yang dihasilkan dari citra satelit
kemudian diturunkan menjadi data tematik dan disimpan dalam bentuk basis data untuk
digunakan dalam berbagai macam aplikasi. Mengenai spesifikasi detail dari data citra satelit
dan teknologi yang digunakan akan dibahas dalam bab tersendiri.
· Peta Analog, sebenarnya jenis data ini merupakan versi awal dari data spasial, dimana yang
mebedakannya adalah hanya dalam bentuk penyimpanannya saja. Peta analog merupakan
bentuk tradisional dari data spasial, dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas atau film.
Oleh karena itu dengan perkembanganteknologi saat ini peta analog tersebut dapat di scan
menjadi format digital untuk kemudian disimpan dalam basis data.
· Foto Udara (Aerial Photographs), merupakan salah satu sumber data yang banyak
digunakan untuk menghasilkan data spasial selain dari citra satelit. Perbedaannya dengan
citra satelit adalah hanya pada wahana dan cakupan wilayahnya. Biasanya foto udara
menggunakan pesawat udara. Secara teknis proses pengambilan atau perekaman datanya
hampir sama dengan citra satelit. Sebelum berkembangan teknologi kamera digital, kamera
yang digunakan adalah menggunakan kamera konvensional menggunakan negatif film, saat
ini sudah menggunakan kamera digital, dimana data hasil perekaman dapat langsung
disimpan dalam basis data. Sedangkan untuk data lama (format foto film) agar dapat
disimpan dalam basis data harus dilakukan conversi dahulu dengan mengunakan scanner,
sehingga dihasilkan foto udara dalam format digital. Lebih lanjut mengenai spesifikasi foto
udara akan dibahas dalam bab tersendiri.
· Data Tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial. Data ini umumnya
berbentuk tabel. Salah satu contoh data ini yang umumnya digunakan adalah data sensus
penduduk, data sosial, data ekonomi, dan lain-lain. Data tabulan ini kemudian di relasikan
dengan data spasial untuk menghasilkan tema data tertentu.
· Data Survei (Pengamatan atau pengukuran dilapangan), data ini dihasilkan dari hasil survei
atau pengamatan dilapangan. Contohnya adalah pengukuran persil lahan dengan
menggunakan metode survei terestris.
Model data spasial dibedakan menjadi dua yaitu Model Data Vektor dan Model Data Raster.
1) Model Data Raster
Model data raster mempunyai struktur data yang tersusun dalam bentuk matriks atau piksel
dan membentuk grid. Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut tersendiri,
termasuk nilai koordinat yang unik. Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada
ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi. Model data ini biasanya digunakan dalam
remote sensing yang berbasiskan citra satelit maupun airborne (pesawat terbang). Selain itu
model ini digunakan pula dalam membangun model ketinggian digital (DEM-Digital
Elevatin Model) dan model permukaan digital (DTM-Digital Terrain Model).
Model raster memberikan informasi spasial terhadap permukaan di bumi dalam bentuk
gambaran yang di generalisasi. Representasi dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks
atau piksel yang membentuk grid yang homogen. Pada setiap piksel mewakili setiap obyek
yang terekam dan ditandai dengan nilai-nilai tertentu. Secara konseptual, model data raster
merupakan model data spasial yang paling sederhana.
Kelebihan dan Kekurangan Model Data Raster
Model
Data
Kelebihan Kekurangan
Raster
· struktur
datanya lebih
sederhana.
· lebih mudah
dan efisien
dalam
melakukan
overlay dan
analisis data.
· mampu
menampilkan
data/image dari
foto udara.
· dapat
melakukan
analisis DTM.
· dapat
melakukan
simulasi.
· tidak efektif
dalam
penyimpanan file.
· kualitas tampilan
grafis yang
terbatas.
· sulit untuk
melakukan
analisis
keterkaitan.
· begitu banyak
transfirmasi
nonlinear.
· akurasi sangat
bergantung
dengan ukuran
grid/sel.
· grid/sel
mempresentasikan
· teknologi
yang mudah
untuk
dikembangkan.
· mudah untuk
membuat
program
sendiri.
· efektif dalam
menampilkan
banyak data
sosial.
· mudah untuk
dilakukan
simulasi.
atribut. Relasi
dengan DMBS
tidak secara
langsung.
· Output
bergantung
terhadap output
printer/plotter.
· volume
bergantung pada
ukuran grid/sel.
2) Model Data Vektor
Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini
berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek
spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point),
garis (line), dan area (polygon).
· Titik (Point)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak
mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun
dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dan
lain-lain.
· Garis (Line)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan
merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dan lain-lain.
· Area (Polygon)
Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau, Persil Tanah,
dan lain-lain.
Kelebihan dan Kekurangan Model Data Vektor
Kebihan Kekurangan
· struktur datanya lebih
rumit.
· efisiensi untuk analisis.
· sebagai sarana
representasi yang baik.
· transformasi proyeksi
lebih efisiensi.
· ketelitian, akurat dan
lebih presisi.
· proses generalisasi dan
editing.
· relasi atribut langsung
dengan DBMS
(database).
· Sulit dan membutuhkan
waktu lama
dalammelakukan proses
overlay.
· tidak bisa menampilkan
data image/foto udara.
· harga hardware yang
mahal.
· struktur data yang
terlalu banyak.
Data Tabular/Atribut, yang menyimpan atribut dari kenampakan-kenampakan permuakaan bumi
tersebut. misalnya tanah yang memiliki atribut tekstur, kedalaman, struktur, pH, dan lain-lain.
KESIMPULAN:
Meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perkembangan teknologi dalam
memperoleh, merekam dan mengumpulan data yang bersifat keruangan (spasial). Kemampuan
penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data yang semakin meningkat, dan kecepatan
proses data yang semakin cepat menjadikan data spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan
dari perkembangan teknologi informasi.
Source:
https://id.wikipedia.org/wiki/Peta
https://afikrubik.com/jenis-peta/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
https://mbojo.wordpress.com/2007/04/08/sistem-informasi-geografi-sig/
https://www.academia.edu/11183941/DATABASE_SPASIAL_PADA_SISTEM_INFORMASI_GEOGRAFIS
http://egganabiladewi.blogspot.co.id/2014/03/definisi-gis-fungsi-gis-input-data-gis_12.html
Fofon Jasman.2012. http://Definisi-GIS-BlogTugasKuliah.htm. Diposkan 29 November 2012. Diunduh 15 Februari
2014
Zainal Hakim.2012. http://PengertianGIS.htm. Diunduh 15 Februari 2014
Rohman Ajh.2012. http://FUNGSISISTEMINFORMASIGEOGRAFIS-SISTEMINFORMASIGEOGRAFIS.htm.
Diposkan 01 Oktober 2012. Diunduh 15 Februari 2014
Braska Jaya Suprapto.2012. http://GeografisFungsi-fungsidasardalamGIS.htm. Diposkan 27 Septemebr 2012.
Diunduh 15 Februari 2014
Septianpm.2010. http://FungsiGIS-LifeIsBeautiful.htm. Diposkan 6 Desember 2010. Diunduh 15 Februari 2014
Riyanto, Putra P.E dan Indelarko H. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop
dan Web. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Ramakrishnan, Raghu, dan Gehrke, Johannes. 2004. Sistem Manajemen Database (edisi ketiga). Yogyakarta: Andi
and McGraw-Hill Education.
Anam , Saiful. 2005. Menggunakan Arcinfo untuk Proyeksi Peta. Bandung: Informatika.
Elly , Muhammad Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografi Menggunakan Aplikasi ArcView 3.2 dan ERMMapper 6.4.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Budiyanto , Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARC View GIS. Yogyakarta: Andi.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petafahmi fadilla
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigEko Artanto
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAInstitut Teknologi Medan
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanibram77
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangTutus Kusuma
 
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi Nur Hilaliyah
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangArya Pinandita
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikSally Indah N
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 

Was ist angesagt? (20)

Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sig
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakang
 
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 :  Alat-Alat PemetaanBab 10 :  Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
 
LAPORAN PRAKTIKUM 1_Tofan
LAPORAN PRAKTIKUM 1_TofanLAPORAN PRAKTIKUM 1_Tofan
LAPORAN PRAKTIKUM 1_Tofan
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta Tematik
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
 

Ähnlich wie PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL

Ähnlich wie PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL (20)

Pengertian-Peta.ppt
Pengertian-Peta.pptPengertian-Peta.ppt
Pengertian-Peta.ppt
 
jenis-jenis peta.ppt
jenis-jenis peta.pptjenis-jenis peta.ppt
jenis-jenis peta.ppt
 
Essay Peta Topografi
Essay Peta TopografiEssay Peta Topografi
Essay Peta Topografi
 
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui peta
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui petaPertemuan 2 pemahaman lokasi melalui peta
Pertemuan 2 pemahaman lokasi melalui peta
 
1.1. letak dan luas indonesia
1.1. letak dan luas indonesia1.1. letak dan luas indonesia
1.1. letak dan luas indonesia
 
Laporan Geologi Fisik
Laporan Geologi FisikLaporan Geologi Fisik
Laporan Geologi Fisik
 
Peta topografi and
Peta topografi andPeta topografi and
Peta topografi and
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Peta
PetaPeta
Peta
 
Navigasi darat mipl
Navigasi darat miplNavigasi darat mipl
Navigasi darat mipl
 
Peta
PetaPeta
Peta
 
MAKALAH GEOGRAFI.pdf
MAKALAH GEOGRAFI.pdfMAKALAH GEOGRAFI.pdf
MAKALAH GEOGRAFI.pdf
 
mata pelajaran KARTOGRAFI untuk smk .pptx
mata pelajaran KARTOGRAFI untuk smk .pptxmata pelajaran KARTOGRAFI untuk smk .pptx
mata pelajaran KARTOGRAFI untuk smk .pptx
 
Makala peta
Makala petaMakala peta
Makala peta
 
Navigasi darat
Navigasi darat Navigasi darat
Navigasi darat
 
Ppw
PpwPpw
Ppw
 
Rpp ips kelas 4 semester 1
Rpp ips kelas 4 semester 1Rpp ips kelas 4 semester 1
Rpp ips kelas 4 semester 1
 
DASAR-DASAR pemetaan.pptx
DASAR-DASAR pemetaan.pptxDASAR-DASAR pemetaan.pptx
DASAR-DASAR pemetaan.pptx
 
Makalah boas
Makalah boasMakalah boas
Makalah boas
 
Ariston bangun
Ariston bangunAriston bangun
Ariston bangun
 

Mehr von Elisa Lumintang

Review skripsi jurnal ilmiah sig
Review skripsi jurnal ilmiah sigReview skripsi jurnal ilmiah sig
Review skripsi jurnal ilmiah sigElisa Lumintang
 
Review e book transforming city governments for successful smart cities
Review e book transforming city governments for successful smart cities Review e book transforming city governments for successful smart cities
Review e book transforming city governments for successful smart cities Elisa Lumintang
 
MASTER PLAN TATA KELOLA TI KABUPATEN KERINCI
MASTER PLAN TATA KELOLA TI KABUPATEN KERINCI MASTER PLAN TATA KELOLA TI KABUPATEN KERINCI
MASTER PLAN TATA KELOLA TI KABUPATEN KERINCI Elisa Lumintang
 
Tata kelola ti (pt. telkom)
Tata kelola ti (pt. telkom)Tata kelola ti (pt. telkom)
Tata kelola ti (pt. telkom)Elisa Lumintang
 

Mehr von Elisa Lumintang (7)

Review skripsi jurnal ilmiah sig
Review skripsi jurnal ilmiah sigReview skripsi jurnal ilmiah sig
Review skripsi jurnal ilmiah sig
 
Cobit 4.1
Cobit 4.1 Cobit 4.1
Cobit 4.1
 
Governance-Manajemen
Governance-ManajemenGovernance-Manajemen
Governance-Manajemen
 
Review e book transforming city governments for successful smart cities
Review e book transforming city governments for successful smart cities Review e book transforming city governments for successful smart cities
Review e book transforming city governments for successful smart cities
 
MASTER PLAN TATA KELOLA TI KABUPATEN KERINCI
MASTER PLAN TATA KELOLA TI KABUPATEN KERINCI MASTER PLAN TATA KELOLA TI KABUPATEN KERINCI
MASTER PLAN TATA KELOLA TI KABUPATEN KERINCI
 
Tata kelola ti (pt. telkom)
Tata kelola ti (pt. telkom)Tata kelola ti (pt. telkom)
Tata kelola ti (pt. telkom)
 
Tata Kelola IT
Tata Kelola ITTata Kelola IT
Tata Kelola IT
 

Kürzlich hochgeladen

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL

  • 1. ELISA EUNIKE LUMINTANG 16021106087 PETA, GIS, dan DATABASE SPASIAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS - IFN708A
  • 2. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas. Syarat-syarat - Conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus sebangun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan. - Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan. - Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan. Fungsi Pembuatan Peta Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk: - Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi. Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat. - Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta, 1. Bentuk-bentuk benua yang ada di dunia dapat kita amati pada peta 2. Bentuk-bentuk permukaan bumi dapat di amati dari simbol warna yang terlihat berbeda- beda - Menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya : 1. Peta potensi rawan banjir 2. Peta potensi kekeringan 3. Peta Potensi Air 4. Peta Potensi Ikan
  • 3. - Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi. Jarak sebenarnya 2 lokasi dapat dihitung dengan membandingkan skala petanya. Tujuan Pembuatan Peta - Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan, - Analisis data spasial, misalnya perhitungan volume, - Menyimpan informasi, - Membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan - Komunikasi informasi ruang. Unsur-unsur (komponen) Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah:  Judul Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.  Legenda Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.  Orientasi/tanda arah Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.  Skala Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
  • 4. 2. Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta. 3. Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.  Simbol Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain: 1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional 2. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak 3. Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu 4. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak. 5. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya. 6. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase. 7. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.  Warna Peta Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu: · Warna hijau Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan. · Warna merah
  • 5. Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi. · Warna hijau muda Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200– 400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah. · Warna kuning Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo. · Warna cokelat muda Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000– 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga dan Tawangmanu . · Warna cokelat Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung- gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah. · Warna biru keputihan Warna biru menunjukkan warna ketampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya. · Warna biru muda
  • 6. Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum. · Warna biru tua Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.  Tipe Huruf (Lettering) Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan lettering: 1. Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta 2. Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa  Garis Astronomis Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.  Inset Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain: 1. Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali 2. Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting 3. Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama  Garis Tepi Peta Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.  Sumber dan Tahun Pembuatan Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.
  • 7.  Garis Lintang dan Garis Bujur Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara. Macam-Macam Jenis Peta beserta Contoh dan Penjelasan sumber: hendriyono.wordpress.com Kita dapat menemui banyak jenis-jenis peta. Jenis-jenis peta tersebut dapat dikategorikan berdasarkan isi, bentuk dan skala yang dimiliki. Berikut ini adalah berbagai macam jenis peta beserta contoh dan penjelasannya. Jenis Peta Berdasakan Isi Terdapat 2 jenis peta berdasarkan isinya yaitu peta umum dan peta khusus. Penjelasan dan contohnya dari masing-masing peta tersebut adalah 1. Peta Umum sumber: gunungleuser.or.id
  • 8. Merupakan sebuah peta yang isinya adalah gambaran dari seluruh kenampakan permukaan bumi baik itu kenampakan alam maupun kenampakan buatan. Contoh dari kenampakan alam adalah sedangkan dataran tinggi, dataran rendah, gunung, sungai dan masih banyak lagi sedangkan untuk kenampakan buatan contohnya adalah bendungan, jalan raya, bandar udara dan lain-lain. Terdapat 3 jenis peta umum, yaitu: 1. Peta dunia yang menggambarkan bentuk, letak dan wilayah negara-negara di dunia 2. Peta korografi yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi umum dengan skala kecil 3. Peta topografi yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya permukaan bumi) 2. Peta Khusus Merupakan peta yang hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan yang ingin ditampilkan saja. Jadi, yang ditampilkan pada peta ini hanyalah berdasarkan tema tema yang telah ditentukan saja yang menggambarkan kenampakan tertentu baik itu kondisi fisik atau sosial budaya. Contoh dari peta khusus adalah peta persebaran hasil tambang, kepadatan penduduk, persebaran flora dan fauna. Jenis Peta Berdasarkan Bentuk Terdapat 3 macam peta apabila dilihat berdasarkan bentuknya. Yaitu peta datar, peta timbul dan peta digital. Penjelasannya adalah sebagai berikut. 1. Peta datar sumber: honeysweet.wordpress.com Disebut juga dengan peta dua dimensi atau peta biasa. Peta ini dibuah di atas bidang datar seperti kertas, kanvas, kain, dll. Seperti peta pada umumnya, terdapat berbagai macam simbol yang digambarkan dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda.
  • 9. 2. Peta timbul Disebut juga dengan peta tiga dimensi atau peta stereometri. Peta ini adalah peta yang dibuat dengan bentuk 3 dimensi sesuai dengan bentuk dari permukaan bumi yang sebenarnya. Jadi akan terbentuk miniatur gunung-gunung yang tampak tinggi, perbedaan ketinggian antara dataran tinggi dan rendah, dll. 3. Peta Digital sumber: android-developers.blogspot.com Merupakan peta yang tidak nyata karena tidak bisa disentuh secara langsung oleh tangan kita. Proses pembuatan peta digital adalah dengan menggunakan komputer. Salah satu contoh dari peta digital saat sekarang ini adalah Google Mapas. Di jaman sekarang ini, peta ini yang paling banyak digunakan karena telah dilengkapi oleh berbagai macam. Jenis Peta Berdasarkan Skala Terdapat 4 macam peta apabila ditinjau dari skala yang dimilikinya yaitu pata kadaster, skala besar, skala menengah dan skala kecil. Penjelasannya adalah sebagai berikut. 1. Peta Kadaster Merupakan peta yang memiliki skala 1:100 sampai 1:5000. Biasanya peta kadaster digunakan untuk menggambarkan peta yang ada pada sertifikat tanah. 2. Peta Skala Besar Peta skala besar memiliki skala 1:5000 sampai 1:250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah yang sempit seperti Kelurahan, Kecamatan dan Kota.
  • 10. 3. Peta Skala Menengah sumber: harunarcom.blogspot.com Peta skala menengah memiliki skala 1:250.000 samapi 1:500.000. Biasanya peta ini digunakan untuk menggambarkan wilaya yang cukup luas seperti Provinsi. 4. Peta Skala Kecil Skala yang dimiliki oleh peta skala kecil adalah 1:500.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan wilayah yang paling luas di bumi seperti negara, benua dan seluruh dunia. Jenis Peta Berdasarkan Sumber Data Berdasarkan sumber datanya, peta dibagi menjadi 2, yaitu peta induk dan peta turunan. Penjelasannya adalah sebagai berikut. 1. Peta Induk Peta induk adalah peta yang dihasilkan dari kegiatan survei langsung di lapangan. Biasanya peta induk digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi sehingga peta ini juga dapat disebut sebagai peta dasar. Tidak hanya peta topografi, peta-peta lainnya pun juga dapat dibuat dengan mengacu pada peta ini. 2. Peta Turunan Peta ini merupakan peta yang dibuat berdasarkan acuan peta yang sudah ada sehingga tidak diperlukan lagi kegiatan survei secara langsung ke lapangan. Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek
  • 11. Terdapat 2 jenis peta berdasarkan keadaan objeknya, yaitu peta dinamik dan peta stasioner. Penjelasannya sebagai berikut. 1. Peta Dinamik Peta yang menggambarkan keadaan yang tidak stabil seperti peta transmigrasi, peta aliran sungai, perluasan tambang, dll. 2. Peta Stasioner sumber: handiri.wordpress.com Peta yang menggambarkan keadaan yang stabil atau tetap seperti peta tanah, wilayah, geologi, dll. Jenis Peta Berdasarkan Statistik Berdasarkankan statistiknya, terdapat 2 macam yaitu peta statistik distribusi kualitatif dan peta statistik distribusi kuantitatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut 1. Peta Statistik Distribusi Kualitatif
  • 12. sumber: macammacampetastatistik.blogspot.com Peta statistik distibusi kualitatif menggambarkan kevariasian jenis data tanpa menghitung jumlahnya seperti peta tanah, budaya, agama, dll. 2. Peta Statistik Distribusi Kuantitatif Peta statistik distribusi kuantitafi menggambarkan jumlah data. Biasanya perhitungan yang ditampilakan adalah dalam bentuk presentase atau frekuensi seperti peta penduduk, curah hujan, pendidikan, dll.
  • 13. Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995). Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.
  • 14. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002). Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu: a. Sistem manual (analog), dan b. Sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (nurshanti, 1995).
  • 15. Pengertian menurut para ahli Menurut Aronaff (1989) SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian. · Menurut Burrough (1986) SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. · Menurut Kang-Tsung Chang (2002) SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data. · Menurut Murai (1999) SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. · Menurut Marble et al (1983) SIG merupakan sistem penanganan data keruangan. · Menurut Bernhardsen (2002) SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa data · Menurut Gistut (1994) SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi · Menurut Berry (1988)
  • 16. SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan. · Menurut Calkin dan Tomlison (1984) SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting. · Menurut Linden, (1987) SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi. · Menurut Alter SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada sebuah peta. · Menurut Prahasta SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. · Menurut Petrus Paryono SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin). Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu: 1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna. 2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).
  • 17. 3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi 4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik). Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah: 1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi 2. SIG dapat digunakansebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur- unsur geografi yang ada dipermukaan bumi. 3. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data 4. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial 5. SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya 6. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif 7. SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik 8. semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahaa script. 9. Peragkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain 10. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika. Barus dan Wiradisastra (2000) juga mengungkapkan bahwa SIG adalah alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk
  • 18. konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan. Sejarah perkembangan 35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan- hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut. Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus. Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an. Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis. CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika, memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangnya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG". CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstationUNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
  • 19. Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974- 1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset. Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum pendidikan geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi. Lulusannya tidak sekadar mengoperasikan software namun mampu menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata pelajaran. Komponen Sistem Informasi Geografis Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut: Perangkat Keras (hardware) Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses : · Input data: mouse, digitizer, scanner · Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card · Output data: plotter, printer, screening. Perangkat Lunak (software) Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah: · Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG · Data Base Management System (DBMS)
  • 20. · Alat untuk menganalisa data-data · Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa Data Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu : · Data Spasial Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu. · Data Non Spasial (Atribut) Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada. Manusia Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem, sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari. Metode Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya. Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu: · Input Data Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog. · Manipulasi Data
  • 21. Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial. · Manajemen Data Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non- spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar. · Query dan Analisis Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu: o Analisis Proximity Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada. o Analisis Overlay Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik. · Visualisasi Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis. INPUT DATA Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari: a. Data spasial dan b. Data atribut dalam bentuk digital, Dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang
  • 22. menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000). INPUT DATA PRIMER DAN DATA SEKUNDER Input data primer dilakukan dengan cara pengukuran langsung kelapangan sedangkan untuk data sekunder tidak adanya pengukuran langsung kelapangan. Gambar 1.1 Proses Input Output Gambar 1.2 Proses Input Output
  • 23. DATA COLLECTION Kumpulan data yang diperoleh melalui Foto udara, laut dan darat. Gambar 2.1 Foto Udara Sumber: Google earth Gambar 2.2 Foto laut Sumber: Google image
  • 24. Gambar 2.3 Foto Darat Sumber: Google earth DATA PROCESSING Proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Prosesnya pun menggunakan Software ArcInfo, Map Info, ArcView, dll. DATA PRESENTASI Gambar 4.1 Bagan
  • 25. Gambar 4.2 Bagan MAP INTERACTIVE THEMATIC MAP Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan. Gambar 4.3 Peta Tematik Sumber: Google image
  • 26. TUJUAN GIS Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993). FUNGSI GIS Adapun fungsi -fungsi dasar dalam GIS adalah sebagai berikut : 1. Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi format data, pemberian atribut dll. 2. Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan jaringan pencarian atribut dll. 3. Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah penyanggga, overlay, dll. 4. Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta topografi, peta statistic, tampilan perspektif. Manfaat SIG di berbagai bidang Manajemen tata guna lahan Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu
  • 27. dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya. Inventarisasi sumber daya alam Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut: · Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya. · Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya: 1. Kawasan lahan potensial dan lahan kritis; 2. Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak; 3. Kawasan lahan pertanian dan perkebunan; 4. Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan; 5. Rehabilitasi dan konservasi lahan. - Untuk pengawasan daerah bencana alam Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya: · Memantau luas wilayah bencana alam; · Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang; · Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana; · Penentuan tingkat bahaya erosi; · Prediksi ketinggian banjir; · Prediksi tingkat kekeringan.
  • 28. Bagi perencanaan Wilayah dan Kota · Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana. · Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan. · Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik. · Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah. · Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan. · Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran. Contoh dan Macam Aplikasi SIG Dalam aplikasi SIG, terdapat beberapa sarana petunjuk yang dapat dijadikan standar untuk memaknai peta yang tampil di layar monitor, yaitu sebagai berikut. 1. Legenda Legenda adalah keterangan tentang objek-objek yang ada di peta, seperti warna hijau adalah hutan, garis merah adalah jalan, segitiga adalah gunung, dan keterangan-keterangan lainnya. 2. Skala Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran sebenarnya di lapangan. 3. Zoom In/Zoom Out Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out. 4. Pan Dengan fasilitas pan, peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki para pengguna sesuai dengan prioritas. 5. Searching Sarana ini digunakan untuk mencari letak suatu fenomena.
  • 29. 6. Pengukuran Fasilitas ini dimaksudkan untuk mengukur jarak antartitik, jarak rute, atau luas suatu wilayah secara interaktif. 7. Informasi Setiap fenomena yang digambarkan, dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika fenomena tersebut di-klik. Misalnya, pada software SIG, jaringan jalan jika di-klik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan- jalan lain yang berhubungan dengan jalan yang bersangkutan. 8. Link Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula menghubung kan data fenomena pada peta dengan data dalam bentuk lain, seperti gambar, video, ataupun web. Tampilan SIG dapat menampilkan fenomena dua dimensi ataupun tiga dimensi.
  • 30. Defenisi SIG Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Sistem informasi geografis (Geographic Information System) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit , adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diindentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Aronoff (1989) mendefenisikan SIG sebagai sebuah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan , menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karateristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Subaryono (2005) mendefinisikan SIG sebagai suatu himpunan terpadu dari hardware, software, data, dan liveware (orang-orang yang bertanggung jawab dalam mendesain, mengimplementasikan, dan menggunakan SIG). ESRI (Environmental System Research Institute) mendefeniskan SIG adalah kumpulan yang teroganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilakan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis. Komponen Sistem (Subsistem) SIG Beberapa subsistem dalam Sistem Informasi Geografis antara lain adalah: 1. Input Pada tahap input (pemasukan data) yang dilakukan adalah mengumpulkan dan mepersiapkan data spasial dan atau atribut dari berbagai sumber data. Data yang digunakan harus dikonversi menjadi format digital yang sesuai. Proses konversi yang dilakukan dikenal dengan dengan proses dijitalisasi (digitizing). Salah satu teknik mengubah data analog menjadi data digital adalah dengan digitasi menggunakan mesin digitizer, termasuk dengan model digitizing on screen dari data hasil pemotretan (baik foto udara maupun foto satelit) melalui penyapuan (scanning).
  • 31. 2. Manipulasi Manipulasi data merupakan proses editing terhadap data yang telah masuk, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan tipe dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang akan dibuat, seperti: penyamaan skala, pengubahan sistem proyeksi, generalisasi dan sebagainya. 3. Manajemen Data Tahap ini meliputi seluruh aktifitas yang berhubungan dengan pengolahan data (menyimpan, mengorganisasi, mengelola, dan menganalisis data) ke dalam sistem penyimpanan permanen, seperti: sistem file server atau database server sesuai kebutuhan sistem. Jika menggunakan sistem file server, data dismpan dalam bentuk file-file seperti: *.txt, *.dat, dan lain-lain. Sedangkan jika menggunakan software Database Management System (DBMS), seperti: MySQL, SQL Server, ORACLE, dan DBMS sejenis lainnya. 4. Query Suatu metode pencarian informasi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengguna SIG. Pada SIG dengan sistem file server, query dapat dimanfaatkan dengan bantuan compiler atau interpreter yang digunakan dalam mengembangkan sistem, sedangkan untuk SIG dengan sistem database server, dapat memanfaatkan SQL (structured query language) yang terdapat pada DBMS yang digunakan. Penelusuran data menggunakan lebih dari satu layer dapat memberikan informasi untuk analisis data dan memperoleh data yang diinginkan, contoh:  Jenis tanah apa yang dominan pada hutan tertentu?  Ada berapa jumlah kelurahan di propinsi tertentu?  Daerah mana saja yang paleng sesuai untuk pemukiman baru?  Desa mana saja yang curah hujan sangat tinggi? 5. Analisis Terdapat dua jenis fungsi analisis dalam SIG, yaitu: fungsi analisis spasial, dan analisis atribut. Fungsi anaslisis spasial adalah operasi yang dilakukan pada data spasial. Sedangkan, Fungsi analisis atribut adalah fungsi pengolahan data atribut, yaitu data yang tidak berhubungan dengan ruangan. Kemampuan untuk analisis data spasial untuk memperoleh informasi baru. Pembuatan model skenario "What If" salah satu fasilitas yang banyak dipakai ialah analisis tumpang susun peta (Overlay). 6. Visualisasi (Data Output)
  • 32. Penyajian hasil berupa informasi baru atau database yang ada baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti dalam bentuk: peta (atribut peta dan atribut data), tabel, grafik dan lain-lain. Komponen-Komponen SIG Komponen-komponen SIG memliki saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan dari komponen tersebut. 1. Perangkat Keras Komputer Terdiri dari berbagai komponen: · CPU (Central Processing Unit) · Memory (Utama dan Tambahan) · Storage (alat penyimpan data dan informasi) · Alat Tambahan (Peripherals) Alat masukan (Input Devices): keyboard, mouse, digitizers, pemindai (scanner), kamera digital, workstation fotogrametis digital Alat keluaran (Output Devices): monitor bewarna, printer, plotter bewarna, perekam film, dan lain-lain. 2. Perangkat Lunak (Software) Komputer Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai fungsi: Pemasukan data, Manipulasi data, Penyimpan data, Analisis data, dan Penayangan Informasi geografis. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari software SIG: · Merupakan Database Managenent System (DBMS) · Memiliki Fasilitas Pemasukan dan Manipulasi data geografi · Memiliki fasilitas untuk Query, Analisis, dan Visualisasi · Memiliki kemampuan Graphical User Interface (GUI) yang dapat menyajikan hasil (Penayangan dan Printout) informasi berbasis geografi dan memudahkan untuk akses terhadap seluruh fasilitas yang ada. Perangkat lunak SIG terdiri atas sistem operasi, compiler dan program aplikasi.
  • 33. · Sistem Operasi (Operating System/OS), seperti: Windows, Linux, UNIX, Sun Solaris, dan lain-lain. · Compiler Menerjemahkan program yang ditulis dalam bahasa komputer pada kode mesin sehingga CPU mampu menjalankan program yang harus dieksekusi. Bahasa compiler yang biasa digunakan adalah C, C++, Delphi, Visual Basic, dan lain-lain. · Program Aplikasi pembangun SIG, seperti: MapInfo, ArcView, ArcInfo, ArcGIS, dan lain-lain. 3. Data dan Informasi Geografi Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut. a. Data spasial adalah data gratis yang mengidentifikasikan kenampakan lokasi geografi berupa titik, garis, dan poligon. b. Data atribut adalah data yang berupa penjelasan dari setiap fenomena yang terdapat dalam permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala geografi karena memiliki aspek deskriptuf dan kualitatif. Contoh, atribut kualitas tanah terdiri atas ststus kepemilikan lahan, luas tanah, tingkat kesuburan tanah, dan kandungan mineral dalam tanah. 4. Manusia Manusia merupakan inti elemen dari SIG kerena manusia adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaanya sehari-hari. 5. Metode Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya. Model Data dalam SIG Sumber-sumber data geografis (disebut juga data geospasial) diperoleh melalui beberapa cara. Data digital geografis diorganisir menjadi dua bagian, yaitu: Data Spasial dan Data Atribut/Tabular. Sebelum membahas data spasial sceara lebih detil, perhatikan klasifikasi model data grafis/geometris/spasial berikut ini.
  • 34. 1. Data Spasial, yang menyimpan kenampakan-kenampakan permukaan bumi, seperti: jalan, sungai, permukiman, jenis penggunaan tanah, jenis tanah, dan lain-lain. a. Sumber Data Spasial Data spasial dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber, diantaranya adalah : · Citra Satelit, data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. Satelit tersebut menggunakan sensor untuk dapat merekam kondisi atau gambaran dari permukaan bumi. Umumnya diaplikasikan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pemantauan sumber daya alam di permukaan bumi (bahkan ada beberapa satelit yang sanggup merekam hingga dibawah permukaan bumi), studi perubahan lahan dan lingkungan, dan aplikasi lain yang melibatkan aktifitas manusia di permukaan bumi. Kelebihan dari teknologi terutama dalam dekade ini adalah dalam kemampuan merakam cakupan wilayah yang luas dan tingkat resolusi dalam merekam obyek yang sangat tinggi. Data yang dihasilkan dari citra satelit kemudian diturunkan menjadi data tematik dan disimpan dalam bentuk basis data untuk digunakan dalam berbagai macam aplikasi. Mengenai spesifikasi detail dari data citra satelit dan teknologi yang digunakan akan dibahas dalam bab tersendiri. · Peta Analog, sebenarnya jenis data ini merupakan versi awal dari data spasial, dimana yang mebedakannya adalah hanya dalam bentuk penyimpanannya saja. Peta analog merupakan bentuk tradisional dari data spasial, dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas atau film. Oleh karena itu dengan perkembanganteknologi saat ini peta analog tersebut dapat di scan menjadi format digital untuk kemudian disimpan dalam basis data. · Foto Udara (Aerial Photographs), merupakan salah satu sumber data yang banyak digunakan untuk menghasilkan data spasial selain dari citra satelit. Perbedaannya dengan citra satelit adalah hanya pada wahana dan cakupan wilayahnya. Biasanya foto udara menggunakan pesawat udara. Secara teknis proses pengambilan atau perekaman datanya hampir sama dengan citra satelit. Sebelum berkembangan teknologi kamera digital, kamera yang digunakan adalah menggunakan kamera konvensional menggunakan negatif film, saat ini sudah menggunakan kamera digital, dimana data hasil perekaman dapat langsung disimpan dalam basis data. Sedangkan untuk data lama (format foto film) agar dapat disimpan dalam basis data harus dilakukan conversi dahulu dengan mengunakan scanner, sehingga dihasilkan foto udara dalam format digital. Lebih lanjut mengenai spesifikasi foto udara akan dibahas dalam bab tersendiri. · Data Tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial. Data ini umumnya berbentuk tabel. Salah satu contoh data ini yang umumnya digunakan adalah data sensus penduduk, data sosial, data ekonomi, dan lain-lain. Data tabulan ini kemudian di relasikan dengan data spasial untuk menghasilkan tema data tertentu. · Data Survei (Pengamatan atau pengukuran dilapangan), data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan dilapangan. Contohnya adalah pengukuran persil lahan dengan menggunakan metode survei terestris.
  • 35. Model data spasial dibedakan menjadi dua yaitu Model Data Vektor dan Model Data Raster. 1) Model Data Raster Model data raster mempunyai struktur data yang tersusun dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid. Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai koordinat yang unik. Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi. Model data ini biasanya digunakan dalam remote sensing yang berbasiskan citra satelit maupun airborne (pesawat terbang). Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun model ketinggian digital (DEM-Digital Elevatin Model) dan model permukaan digital (DTM-Digital Terrain Model). Model raster memberikan informasi spasial terhadap permukaan di bumi dalam bentuk gambaran yang di generalisasi. Representasi dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks atau piksel yang membentuk grid yang homogen. Pada setiap piksel mewakili setiap obyek yang terekam dan ditandai dengan nilai-nilai tertentu. Secara konseptual, model data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana. Kelebihan dan Kekurangan Model Data Raster Model Data Kelebihan Kekurangan Raster · struktur datanya lebih sederhana. · lebih mudah dan efisien dalam melakukan overlay dan analisis data. · mampu menampilkan data/image dari foto udara. · dapat melakukan analisis DTM. · dapat melakukan simulasi. · tidak efektif dalam penyimpanan file. · kualitas tampilan grafis yang terbatas. · sulit untuk melakukan analisis keterkaitan. · begitu banyak transfirmasi nonlinear. · akurasi sangat bergantung dengan ukuran grid/sel. · grid/sel mempresentasikan
  • 36. · teknologi yang mudah untuk dikembangkan. · mudah untuk membuat program sendiri. · efektif dalam menampilkan banyak data sosial. · mudah untuk dilakukan simulasi. atribut. Relasi dengan DMBS tidak secara langsung. · Output bergantung terhadap output printer/plotter. · volume bergantung pada ukuran grid/sel. 2) Model Data Vektor Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon). · Titik (Point) Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dan lain-lain. · Garis (Line) Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dan lain-lain. · Area (Polygon) Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau, Persil Tanah, dan lain-lain.
  • 37. Kelebihan dan Kekurangan Model Data Vektor Kebihan Kekurangan · struktur datanya lebih rumit. · efisiensi untuk analisis. · sebagai sarana representasi yang baik. · transformasi proyeksi lebih efisiensi. · ketelitian, akurat dan lebih presisi. · proses generalisasi dan editing. · relasi atribut langsung dengan DBMS (database). · Sulit dan membutuhkan waktu lama dalammelakukan proses overlay. · tidak bisa menampilkan data image/foto udara. · harga hardware yang mahal. · struktur data yang terlalu banyak. Data Tabular/Atribut, yang menyimpan atribut dari kenampakan-kenampakan permuakaan bumi tersebut. misalnya tanah yang memiliki atribut tekstur, kedalaman, struktur, pH, dan lain-lain. KESIMPULAN: Meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perkembangan teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulan data yang bersifat keruangan (spasial). Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data yang semakin cepat menjadikan data spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan teknologi informasi.
  • 38. Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Peta https://afikrubik.com/jenis-peta/ https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis https://mbojo.wordpress.com/2007/04/08/sistem-informasi-geografi-sig/ https://www.academia.edu/11183941/DATABASE_SPASIAL_PADA_SISTEM_INFORMASI_GEOGRAFIS http://egganabiladewi.blogspot.co.id/2014/03/definisi-gis-fungsi-gis-input-data-gis_12.html Fofon Jasman.2012. http://Definisi-GIS-BlogTugasKuliah.htm. Diposkan 29 November 2012. Diunduh 15 Februari 2014 Zainal Hakim.2012. http://PengertianGIS.htm. Diunduh 15 Februari 2014 Rohman Ajh.2012. http://FUNGSISISTEMINFORMASIGEOGRAFIS-SISTEMINFORMASIGEOGRAFIS.htm. Diposkan 01 Oktober 2012. Diunduh 15 Februari 2014 Braska Jaya Suprapto.2012. http://GeografisFungsi-fungsidasardalamGIS.htm. Diposkan 27 Septemebr 2012. Diunduh 15 Februari 2014 Septianpm.2010. http://FungsiGIS-LifeIsBeautiful.htm. Diposkan 6 Desember 2010. Diunduh 15 Februari 2014 Riyanto, Putra P.E dan Indelarko H. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Ramakrishnan, Raghu, dan Gehrke, Johannes. 2004. Sistem Manajemen Database (edisi ketiga). Yogyakarta: Andi and McGraw-Hill Education. Anam , Saiful. 2005. Menggunakan Arcinfo untuk Proyeksi Peta. Bandung: Informatika. Elly , Muhammad Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografi Menggunakan Aplikasi ArcView 3.2 dan ERMMapper 6.4. Yogyakarta: Graha Ilmu. Budiyanto , Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARC View GIS. Yogyakarta: Andi.