SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 56
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
PEDOMAN PELAYANAN STERILISASI
INSTALASI STERILISASI PUSAT
2019
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
Jalan : Dr.A.Rivai Bukittinggi -26114
Tep. Hunting (0752) 21720 – 21492 – 21831 – 21322
Fax (0752) 21321 Telp. Dir (0752) 33825
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
NOMOR: 09/........ /Ped-RSAM/II/2019
TENTANG
RevisiPEDOMAN PELAYANAN STERILISASI
RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
Menimbang : a. Bahwa RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi salah satu
rumah sakit kelas B khusus melaksanakan kegiatan
pelayanan , Pendidikan dan Penelitian selalu berupaya
meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan
menjamin keselamatan pasien pada penggunaan
peralatan steril yang bermutu
b. Bahwa telah disusun Pedoman Pengorganisasian
Instalasi Sterilisasi di RSUD Dr.Achmad Mochtar
Bukittinggi yang berisikan tata laksana manajemen
Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD);
c. Bahwa telah disusun Pedoman Pengorganisasian
Instalasi Sterilisasi Pusat di RSUD Dr.Achmad Mochtar
Bukittinggi yang berisikan tata laksana manajemen
Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) beserta satelit
sterilisasi;
d. Bahwa pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian
Sterilisasi Pusat di RSUD Dr.Achmad Mochtar ini perlu
ditetapkan dan diberlakukan dengan surat Keputusan
Direktur RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi;
Mengingat : 1. Undang-undang Negara RI Nomor : 36 tahun 2009
tentang kesehatan ;
2. Undang – undang Negara RI no. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit ;
3. Peraturan Pemerintah RI : 23 Tahun 2005 tanggal 13
Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan layanan
umum ;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
436/MENKES/SK/VI/1993, tanggal 3 Juni 1993,
tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit
dan Standar Pelayanan Medis di Rumah Sakit ;
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
Jalan : Dr.A.Rivai Bukittinggi -26114
Tep. Hunting (0752) 21720 – 21492 – 21831 – 21322
Fax (0752) 21321 Telp. Dir (0752) 33825
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
382/MENKES/SK/III/2007 , tanggal 27 maret 2007,
tentang pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ;
6. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 7 tahun
2013 tanggal 30 Januari 2013 tentang Rincian Tugas
Pokok Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
7. Keputusan Direktur RSUD.Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi Nomor 445/0158/SK-DIR/II/2015 tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
8. Keputusan Direktur RSUD Dr. Ahmad Mochtar
Bukittinggi Nomor: 445/262/SK-DIR/RSAM/I/2016
tentang Pelayanan Sterilisasi di RSUD Dr. Ahmad
Mochtar Bukittinggi
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR
TENTANG RevisiPEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN
STERILISASI
KESATU : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Sterilisasi
sebagaimana lampiran Keputusan ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari keputusan ini;
KEDUA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada Tanggal
:
:
BUKITTINGGI
01 Februari 2019
Direktur RSUD.Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi
Dr. KHAIRUL, Sp.M
Pembina Utama Muda
NIP.19610115 1989031 003
Tembusan :
1. Wakil Direktur RSAM Bukittinggi.
2. Kepala Bagian/Kepala Instalasi RSAM Bukittinggi
3. Kepala Komite/ Kepala Satuan
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIi
TIM PENYUSUN
Revisi PEDOMAN PELAYANAN STERILISASI
DI RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
Penasehat : Direktur
Pengarah : Wadir Penunjang dan SDM
Komite PPIRS
Penyusun : Elfirman Syafei, A. Md. Far
Dr. Nurhayati, M.MARS
Kontributor :
1. Ns. Yulnofaldi, S.Kep, M.PH
2. Ns. H.Herman Gusnadi, S.Kep
3. Riganta, S.T, M.PH
4. Ns. Zulfa, S.Kep, Sp.Kep.MB
5. Hj. Misfatria Noor, M.Kep, Sp.Kep.MB
6. Opriadi, A.MA
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIii
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
kelapangan waktu dan fikiran sehingga kita berhasil menyelesaikan buku Pedoman
Pelayanan Sterilisasi di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi ini.
Buku ini memuat kebijakan dan pedoman pelayanan sterilisasi yang dilakukan di
rumah sakit baik oleh Instalasi Sterilisasi Pusat atau Satelit Sterilisasi yang
merupakan perpanjangan tangan Instalasi Sterilisasi Pusat di Unit Kerja.
Dengan adanya buku ini diharapkan semua petugas dan staf yang terlibat dalam
pelayanan sterilisasi dapat melaksanakan semua tahapan dan kegiatan yang
berhubungan dengan sterilisasi sesuai dengan standar yang disyaratkan dalam
pedoman ini, sehingga hasil dari proses sterilisasi tersebut dapat dijamin
sterilitasnya untuk menunjang keselamatan pasien.
Kami mengakui bahwa buku ini jauh dari sempurna sehingga dengan segala
kerendahan hati, kami sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak.
Bukittinggi, Februari 2019
Tim Penyusun
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIiv
SAMBUTAN
DIREKTUR RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
Berkat rahmat Allah SWT, Buku Panduan Pelayanan Sterilisasi di RSUD. Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi telah selesai disusun oleh Instalasi Sterilisasi Pusat RSUD. Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi. Saya ucapkan selamat dan penghargaan atas usaha dan
kerjasama seluruh staf dalam mengupayakan penerbitan buku ini.
Saya berharap buku ini dapat bermanfaat dan menjadi panduan bagi seluruh tenaga
yang terkait dengan kegiatan sterilisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.Saat ini mutu proses dan hasil sterilisasi menjadi tolak ukur
mutu pelayanan suatu rumah sakit dan menjadi salah satu standar penilaian dalam
akreditasi.
Semoga dengan mengacu pada Buku Pedoman Pelayanan Sterilisasi di RSUD. Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi ini dapat menurunkan angka infeksi HAIs di RSUD. Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi dalam mendukung program keselamatan pasien,
khusus untuk Instalasi Sterilisasi Pusat semoga dapat terus meningkatkan kinerja
dan kerjasama dengan unit terkait
Bukittinggi, Februari 2019
Direktur RSUD.Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi
Dr. KHAIRUL, Sp.M
Pembina Utama Muda
NIP.19610115 1989031 003
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIv
DAFTAR ISI
Keputusan Direktur tentang Revisi Pedoman Pelayanan Sterilisasi.......................... I
Tim Penyusun............................................................................................................................................... III
Kata Pengantar ............................................................................................................................................ IV
Sambutan Direktur RSUD.Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi ......................................... V
Daftar Isi........................................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................: 3
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 3
B. Tujuan Pedoman................................................................................................................. 4
C. Ruang Lingkup Pelayanan ............................................................................................
D. Batasan Operasional.........................................................................................................
E. Landasan Hukum................................................................................................................
BAB II STANDAR KETENAGAAN.......................................................................................................: 7
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ........................................................................... 7
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Dinas .............................................................................................................. 7
BAB III STANDAR FASILITAS..............................................................................................................
A. Denah Ruangan ...................................................................................................................
B. Standar Fasilitas..................................................................................................................
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ..........................................................................................
BAB V LOGISTIK.........................................................................................................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN........................................................................................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA.........................................................................................................
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU......................................................................................................
BAB IX PENUTUP........................................................................................................................................
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggisebagai salah satu penyedia pelayanan
kesehatan dan merupakan salah satu rumah sakit rujukan medik
digunakanuntuk menyelenggarakanupaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatifberupaya untuk
mencegah resiko penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health
Care Associated Infections)selanjutnya disebut HAIs.
HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatn di
rumah sakit dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak
dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi
muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada
petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait
prosespelayanankesehatan di fasilitas pelayanankesehatan. HAIs
dapat disebabkan oleh flora endogen atau karena mikroorganisme
dilingkungan sarana kesehatan.
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah
rendahnya angka HAIs, maka diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi baik pada pasien, keluarga pasien, masyarakat yang berkunjung
maupun petugas rumah sakit.
Salah satu langkah dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi adalah
melalui proses sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu proses penanganan peralatan
atau bahan medis yang tidak steril menjadi sterildengan menghancurkan
semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora melalui metoda
sterilisasi yang tepat.
Semakin bertambah kompleksitas peralatan medis dan meningkatnya
kebutuhan bahan medissteril habis pakai, maka diperlukan pusat pelayanan
sterilisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efektif, efesien serta
dapat di monitoring dan di evaluasi sehingga produk steril dapat
dipertanggungjawabkan.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD.Dr.
ACHMAD MOCTAR BUKITTINGGI
NOMOR: 09/…….. /Ped-RSAM/II/2019
TENTANG RevisiPEDOMAN PELAYANAN
STERILISASI PUSAT RSUD Dr.ACHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2
B. Tujuan Pedoman
Umum :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan bahan guna menekan
kejadian infeksi dirumah sakit.
Khusus :
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan sterilisasi di RSUD. Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi.
2. Untuk mengadakan pengawasan dan kontrol mutu terhadap proses
stereilisasi.
3. Sebagai pedoman kerja bagi SDM yang bekerja di Instalasi Sterilisasi
Pusat dalam meberikan pelayanan
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Pedoman pelayanan ini memberikan panduan bagi seluruh SDM yang bekerja
di Instalasi Sterilisasi Pusat dan petugas lain diluarInstalasi Pusat Sterilisasa di
unit lain dalam lingkungan RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Pedoman
ini memuat aspek- aspek umum yang berlaku dalam pelayanan sterilisasi
RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Sedangkan aspek-aspek khusus yang
berlaku pada pelayanan Instalasi Sterilisasi Pusat dijabarkan dalamSPO.
Ruang lingkup Pelayanan Instalasi Sterilisasi Pusat meliputi :
1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.
2. Melakukan proses sterilisasialat/bahan.
3. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan
perawatan, kamar operasi maupun ruangan lainnya.
4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman
danefektifsertabermutu.
5. Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk keperluan
perawatan pasien.
6. Mempertahankan standar yang telah ditetapkan.
7. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, disinfeksi maupun
sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalianmutu.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 3
8. Melakukanpenelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka
pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia
pengendalian infeksi nosokomial.
9. Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
masalah sterilisasi.
10. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi
sterilisasi pusat baik yang bersifat intern maupun ekstern.
11. Mengevaluasihasilsterilisasi.
D. Batasan Operasional
1. Aerasi adalah pemaparan kemasan yangbaru disterilkan gas Etilen Oksida
pada sirkulasi udara untuk menghilangkan sisagas Etilen Oksida.
2. AAMI adalah singkatan dari Association for the Advancement of Medical.
3. AHA adalah singkatan dari American Hospital Association.
4. APIC adalah singkatan dari Asosiation Profesional Infection Control
5. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan
membrane mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
6. Autoclave adalah suatu alatImesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan.
7. Bacilluss tearothermophyulus adalah mikroorganisme yang dapat
membentuk spora serta resistensi terhadap panas dan digunakan untuk uji
efektifitas sterilisasi uap.
8. Bacillus subtilis adalah mikro organisme yang dapat membentuk spora dan
digunakan untuk ujie fektifitas sterilisasi Etilen Oksida.
9. Bioburden adalah jumlah mikroorganisme pada benda terkontaminasi.
10. Bowie-Dick test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin sterilisasi
uap berpompa vakum,penemu metodenya adalah J.H.BowiedanJ.Dick.
11. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar
mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk
penanganan lebih lanjut termasuk perendaman,pencucian,desinfeksi
sampai sterilisasi
12. Disinfeksi adalah prosesin aktivasi mikroorganis >memelalui sistem
termal(panas) atau kimia.
13. Goggle adalah alat proteksi mata.
14. Inkubator adalah alat yang digunakan untukd apat menghasilkan suhu
tertentu secara kontinyu untuk menumbuhkan kultur bakteri.
15. lndikator biologi adalah sediaan berisi sejumlah tertentu mikroorganisme
spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten terhadap suatu proses
sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi
telah tercapai.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 4
16. Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai
terjadinya pemaparan sterilan pada obyeky ang disterilkan,ditandai dengan
adanya perubahan warna.
17. Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dan lain-lain
pada mesin sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal.
18. HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatn di rumah
sakit dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa
inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien
pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. HAIs dapat disebabkan oleh flora endogen atau karena
mikroorganisme dilingkungan sarana kesehatan.
19. Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter,jarum suntik
maupun pembuluh darah.
20. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikro organisme termasuk spora.
21. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk
spora melalui cara fisika atau kimia.
22. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.
23. Termokopel adalah sepasang kabel termo-elektrik untuk mengukur
perbedaan suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin
sterilisasi.
24. Instalasi Sterilisasi Pusat (ISP) adalah unit penunjang bisnis sebagai
pengelola sterilisasi di rumah sakit dan melaksanakan kegiatan sterilisasi
secara sentral untuk menunjang kelancaran pelayanan.
25. Barang steril sekali pakai (single-use) adalah instrument /alat kesehatan
yang disediakan dan diproduksi untuk sekali pakai atau habis digunakan
sekali pakai dalam satu kemasan.
26. Barang steril yang dapat diulang pakai(re-use) adalah instrument/alat
kesehatan sekali pakai sesudah digunakan dapat diulang pakai setelah
melalui proses pre-cleaning, cleaning, pengemasan/labeling dan disterilkan
dengan mesin sterilisator yang sesuai.
27. Tanggal kadaluarsa adalah tanggal yang menyatakan batas waktu terakhir
barang masih memenuhi persyaratan steril selama disimpan sesuai dengan
cara yang benar.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 5
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5612);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 464);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi
Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 413);
6. Peraturan Menteri Keshatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 66 Tahun 2016 tentang
Keselamatan Kerja Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
1. Status Kesehatan
Seluruh tenaga yang bekerja di Instalasi Sterilisasi Pusat dianjurkan :
a. Mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik, X-ray untuk TBC,
paling sedikit sekali setahun.
b. Status imunisasi untuk hepatitisB, tetanus, typhoid fever.
c. Laporan mengenai sakit yang dialami selama bekerja di pusat
sterilisasi seperti infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi gastro
intestinal, tertusuk jarum maupun infeksi pada mata,
minimalsekalisetahun.
Untuk data (1) dan(3) dilakukan secara berkala setahun sekali.
2. Kualifikasi Tenaga
Kualifikasi tenaga yang bekerja di sterilisasi pusat dibedakan sesuai
dengan kapasitas tugas dan tanggung jawabnya, yang dibagi atas tenaga
manajerial dan pelaksana pelayanan sterilisasi.
a. Kepala lnstalasi Sterilisasi Pusat
Kualifikasi
1) Pendidikan terakhir minimal D3 di bidang kesehatan, dengan
minimal masa kerja 5 tahun dibidang sterilisasi.
2) Telah mendapat kursus tambahan tentang prosedur dan teknis
pelayanan sterilisasi.
3) Telah mendapat kursus tambahan tentang manajemen.
4) Mengetahui tentang psikologi personel.
5) Berpengalaman kerja di bagian sterilisasi.
6) Mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang
sterilisasi.
Uraian tugas :
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 7
1) Mengarahkan semua aktivitas staf yang berkaitan dengan supply
alat medissterilbagi perawatan pasiendi rumahsakit.
2) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan
pengembangan diri/ personel lainnya.
3) Menentukan metoda yang efektif bagi penyiapan dan penanganan
alat I bahan steril.
4) Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan
penggunaan mesin sterilisasi secara benar.
5) Memastikan bahwa teknik aseptik diterapkan pada saat
penyiapan dan penanganan alat steril baik yang sekali pakai atau
pemakaian ulang.
6) Kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan
koordinasi yangbersifat intern/ ekstern.
7) Melakukan seleksi untuk calon tenaga di pusat sterilisasi,
8) menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi
pada waktu yang telah ditentukan.
9) Membuat perencanaan program kerja.
10) Membuat laporankinerja pusatsterilisasi.
b. Koordinator Unit Kerja
Kualifikasi Tenaga :
1) Pendidikan minimal D3 dibidang kesehatan dengan masa
kerja selama 3 tahun di bidang sterilisasi.
2) Pernah mengikuti kursus tambahan tentang pusat sterilisasi.
3) Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas
dari sub instalasi yang dipimpinnya.
4) Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi.
5) Kondisi kesehatan baik.
a. Koordinator Unit Produksi
Uraian tugas :
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 8
1. Memberi masukan terhadap program kerja, terutama dalam hal
pengelolaan produksi alat dan bahan steril
2. Membantu Kepala Instalasi dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasi, mengatur, mengawasi seluruh kegiatan
produksi alat dan bahan Steril sesuai aturan SPO yang berlaku
3. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi sterilisasi pusat
4. Membantu kepala instalasi dalam pengendalian dan penanganan
alat, supervisi langsung, merevisi prosedur baku, mengevaluasi
staf dan melaporkan kepada kepala instalasi sterilisasi pusat
5. Membuat program orientasi untuk tenaga baru
6. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan
kebutuhan sub instalasi
7. Membuat laporan hasil kerja unit produksi kepada kepala
instalasi
8. Mengatur sistem penyimpanan alat dan bahan steril
9. Mengatur system distribusi alat dan bahan steril ke unit lain yang
membutuhkan.
10. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan
pengelolaan produksi alat dan bahan steril
11. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan
protap pengelolaan produksi sesuai dengan perkembangan ilmu
sterilisasi.
12. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadap staf dalam rangka pengembangan mutu pelayanan
sterilisasi.
13. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengelolaan
produksi alat dan bahan steril .
14. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada
dan di lingkungan rumah sakit.
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi.
b. Koordinator Unit Mutu
Uraian Tugas
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 9
a. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi sterilisasi pusat
b. Membantu kepala instalasi dalam supervisi langsung, merevisi
prosedur baku, mengevaluasi staf dan melaporkan kepada kepala
instalasi pusat
c. Membuat program orientasi untuk tenaga baru
d. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan
kebutuhan sub instalasi
e. Memantau dan memastikan mutu hasil produksi ISP
f. Membuat hasil kerja sub kerja mutu kepada kepala instalasi
g. Menyusun program kerja dan cara monitoring serta evaluasi
untuk peningkatan mutu sesuai target yang ditetapkan.
h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan
program kerja
i. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian
j. Melakukan tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu
melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang
ditetapkan dan meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian
sudah memuaskan.
k. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan
protap sesuai dengan perkembangan ilmu sterilisasi.
l. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan pelayanan dalam rangka pengembangan
mutu pelayanan sterilisasi.
m. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada
di lingkungan rumah sakit.
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi.
c. Pelaksana Sterilisasi
Kualifikasi Tenaga :
1. Mempunyai sertifikat pelatihan sterilisasi yang bersertifikasi.
2. Dapat belajar dengan cepat.
3. Mempunyai ketrampilan yang baik.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 10
4. "Personal Hygiene"baik.
5. Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian.
UraianTugas:
1. Bertanggung jawab terhadap Koordinator Unit kerja.
2. Tidak alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan di pusat
sterilisasi.
3. Dapat mengerti perintah dan menerapkannya menjadi aktivitas.
4. Dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan
5. Mengikuti prosedur kerja I Standar Prosedur Operasional yang
telah dibuat.
6. Dapat menjalankan pekerjaan baik dengan perintah langsung
maupun tidak langsung / telepon.
7. Dapat mengerjakan pekerjaan rutin / berulang-ulang yang relatif
"membosankan ".
8. Dapat menerima tekanan kerja dan kadang-kadang lembur.
9. Memakai pelindung seperti apron, masker, penutup kepala,
sandalkhusus dan sarung tangan.
10. Memelihara peralatan pusat sterilisasi, alat dan bahan steril.
d. Penanggung Jawab Administrasi .
Kualifakasi Tenaga:
1. Minimal lulusan SMA Sederajatatau sekolah pendidikan perawat
atau yang setara dengan tambahan kursus administrasi.
2. Dapat melakukan pengetikan dan menggunakan komputer.
3. Memahami dasar kearsipan
Uraian Tugas
1. Membuat laporan pemakaian bahan habis pakai
2. Membuat laporan pendistribusian alat dan bahan steril sesuai
jenisnya
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 11
3. Membuat laporan stok alat dan bahan habis pakai tiap bulan untuk
dilaporkan ke Direktur.
4. Menyiapkan sarana kerja untuk para petugas.
5. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan sesama staf dan
unit kerja lain di rumah sakit.
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepa Instalasi dan
Koordinator unit kerja
3. Kompetensi Tenaga
Tenaga yang bertugas di Instalasi Sterilisasi Pusat harus mampu
berkomunikas tentang pelayanan Sterilisasi di RSUD. Achmad
Mochatar Bukittinggi.
B. PENGATURAN DINAS
Instalasi Sterilisasi Pusat memberlakukan pengaturan dinas sebagai berikut
NO JABATAN PENGATURAN JADWAL
1 Kepala Instalasi Dinas Pagi
2 Koordinator Dinas Pagi
3 Tenaga Pelaksana Sterilisasi Dinas Pagi, Sore
4 Tenaga Administrasi Dinas Pagi
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 12
BAB II
STANDAR FASILITAS
Sarana fisik dan peralatan di Instalasi sterilisasi pusat sangat mempengaruhi
efisiensi kerja dan pelayanan di instalasi sterilisasi pusat rumah sakit. Dalam
merencanakansarana fisik, dan peralatannya, sebaiknya melibatkan staf pusat
sterilisasi. Mengingat pusat sterilisasi merupakan jantung rumah sakit dimana
tugas pokok pusat sterilisasi adalah menerima bahan dan alat medik dari
semua unit-unit di rumah sakit untuk kemudian diproses menjadi alat I bahan
medik dalam kondisi steril dan selanjutnya mendistribusikan kepada unit lain
yang membutuhkan kondisi steril, maka dalam menentukan lokasi pusat
sterilisasi perlu diperhatikan :
A. Fisik Ruangan
1. Lokasi dan Ruangan
Instalasi Sterilisasi Pusat RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi lokasi
berdekatan dengan ruangan Instalasi Bedah Sentral dengan luas lebih
kurang 150 m2 yang melayani pasiien rawat inap dengan jumlah tempat
tidur 340 buah.
Denah Ruangan
RUANGAN SETING/PAKING
LINENE
RUANGAN LABELING /
PACKING/PRODUKSI KASSA
( AREA BERSIH )
AUTOCLAVE
RUANGAN PENYIMPANAN
ALAT/BAHAN STERIL
( AREA STERIL )
RUANGAN
GANTI
LOKET
PENERIMAAN
ALAT/BAHAN
BERSIH
( Area Umum
)
PENY
ERA
HAN
ALAT
/BAH
AN
STER
IL
WC RUANGAN KA. INSTALASI/ADM
KORIDOR
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 13
A. STANDAR FASILITAS
Pada prinsipnya desain ruangan instalasi sterilisasi pusat terdiri dari ruang
bersih dan ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotorke ruang bersih. Selain itu
pembagian ruangan disesuaikan dengan alur kerja. Ruang pusat sterilisasi
dibagi atas 5 ruang yaitu :
1. Ruangan Dekontaminasi (Area Kotor )
Pada ruang dekontaminasi terjadi proses :
a. Penerimaan barang kotor;
b. Dekontaminasi dan pembersihan (Pre Cleaning dan cleaning).
Ruang dekontaminasi harus dipelihara, dan dikontrol untuk
mendukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk melindungi
pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun, dan
hal-hal berbahaya lainnya.
Persyaratan ruangan dekontaminasi
Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor
keruang bersih maka ruangan dekontaminasi harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Ventilasi
1. Udara dihisap keluar;
2. Sirkulasi udarayang mempunyai filter.
3. Tekanan udara harus negatif.
b. Suhu dan Kelembaban
1. Suhu antara 18°C - 22°C.
2. Kelembaban udara antara 35%- 75%.
c. Kebersihan
1. Bebas dari debu, serangga, dan hewan pengerat
2. Pembersihan ruangan dan sink dilakukan sekali sehari dipel atau
di vacum basah.
3. Tumpahan darah langsung dibersihkan dan disinfektan
d. Lokasi Ruangan Desinfektan
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 14
Terletak diluar lalu lintas utama rumah sakit. Dirancang sebagai area
tertutup, secara fungsional terpisah dari area di sebelahnya, dengan
ijin masuk terbatas.
2. Ruangan Pengemasan (Area Bersih )
Pada area bersih dilakukan proses :
a. Pengemasan;
b. Setting dan Packing
c. Labeling dan
d. Pemberian indikator
3. Ruangan Produksi Dan Prosesing (Area Bersih)
Di ruang ini dilakukan proses :
a. Pemeriksaan linen;
b. Peilipatan dan pengemasan linen;
c. Pelipatan dan pengemasan kassa, kapas, cotton swaps
d. Dalain-lain
4. Ruangan Sterilisasi
Di ruang ini dilakukan proses sterilisasialat/bahan. Untuksterilisasi
EtilenOksida, sebaiknyadibuatkan ruang khusus yang terpisah tetapi
masih dalam satuunit pusatsterilisasi dan dilengkapi denganexhaust
dan kran cuci mata.
5. Ruang Penyimpanan BarangSteril
Di area steril ini dilakukan penyimpanan sementara instrument steril
yang akan didistribusikan.
Ruangan penyimpanan alat steril ini harus memenuhi syarat :
a. Suhu antara 18°C - 22°C
b. Kelembaban 35 - 75 %,;
c. Ventilasi menggunakan sistem tekanan positif dengan efisiensi
filtrasi partikular antara 90 - 95 % (untuk partikular berukuran
0,5 mikron);
d. Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 15
sehingga mudah dibersihkan;
e. Alat steril disimpan pada jarak 19 - 24 cm dari lantai dan minimum
43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding
Akses ke ruang penyimpanan steril dilakukan oleh petugas pusat
sterilisasi yang terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan
pakaian yang sesuai dengan persyaratan. Lokasi ruangpenyimpanan steril
harus jauh dari lalu lintas utama dan jendela serta pintu sesedikit mungkin
dan terisolasi (sealed).
1. Bangunan
Bangunan Instalasi Sterilisasi Pusat RSUD. Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi luas 180 m2 , berdekatan dengan OK Sentral.
A. Area Bersih (Proses Pengemasan, Labeling dan Sterilisasi)
1. Instrumen bersih masuk melalui loket penerimaan instrument
bersih.
2. Di area bersih dilakukan proses pengemasan, labeling dan proses
sterilisasi
3. Instrumen steril hasil proses sterilisasi dikirim ke ruang steril.
B. Area Steril
1. Instrumen steril masuk dari area bersih melalaui mesin sterilisasi
double door atau melalui pintu ruangan steril .
2. Di area steril dilakukan penyimpanan instrument steril yang akan
didistribusikan
C. Area Umum
Untuk Kegiatan Manajemen terdiri dari ruang Kepala Instalasi, ruangan
Kasub Inst, ruang staf, ruang administrasi, ruang serbaguna, toilet.
- Area Bersih
Untuk kegiatan mulai penerimaan barang bersih, pengemasan dan
labeling uji indikator dan proses sterilisasi
Persyaratan :
 Ventilasi baik, bebas debu
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 16
 Suhu udara antara 180 - 220 C
 Kelembaban udara antara 35 - 75%
 Tekanan positif
 Terpisah dari ruangan pre-cleaning/cleaning.
- Area Steril
Area untuk melakukan uji visual barang steril, penyimpanan barang
steril dan pendistribusian barang steril. Ruang ini berada dekat
dengan ruang sterilisasi. Apabila digunakan mesin sterilisasi dua
pintu, maka pintu belakang langsung berhubungan dengan ruang
penyimpanan.
Persyaratan :
 Penerangan harus memadai
 Suhu udara antara 18 – 220C
 Kelembaban udara antara 35 – 75%
 Tekanan positif
 Efisiensi filtrasi partikular antara 90 – 95% (untuk partikular
berukuran 0,5 mikron)
 Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat
sehingga mudah dibersihkan
 Alat steril disimpan pada jarak 19 – 24 cm dari lantai dan
minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding
 Hindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan. Akses ke
ruang penyimpanan steril, dilakukan oleh petugas sterilisasi
sentral yang terlatih, bebas dari penyakit menular dan
menggunakan pakaian yang sesuai dengan persyaratan.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 17
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. MANAJEMEN UMUM
1. Administrasi
a. Surat masuk dan surat keluar
b. Mengarsip surat-surat
2. Perencanaan
a. Perencanaan kebutuhan pelayanan sterilisasi rumah sakit diusulkan
oleh Instalasi Sterilisasi Pusat sebagai rekapitulasi usulan dari setiap
unit kerja/Departemen/Bidang/Bagian
b. Perencanaan BMHP adalah perencanaan bahan baku dan pengemas
yang dibutuhkan untuk produksi barang medis steril secara periodik
dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitas dikirim ke Instalasi
Farmasi untuk diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan
c. Perencanaan sarana dan prasarana dikirim ke staf pengendali Direktur
Umum dan Operasional,untuk diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan
3. Pengadaan Kebutuhan Instalasi Sterilisasi Pusat
a. Pengadaan BMHP berdasarkan perencanaan kebutuhan yang sudah
dibelikan oleh Unit Layanan Pengadaan yang disimpan oleh Gudang
perbekalan farmasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
b. Pengadaan sarana dan prasarana sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Dokumentasi
Merupakan kegiatan mencatat, mendata, mendokumentasikan dari semua
aktivitas fungsional agar dapat dibaca dan dilaporkan.
Karakteristik :
a. Akurat
b. Ringkas
c. Cermat dan teliti
d. Dipercaya
e. Terbaru
f. Terorganisir
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 18
5. Pelaporan :
a. Laporan bulanan :
- Mutasi barang medis habis pakai.
- Distribusi barang medis steril
- Sterilisasi barang medis tidak habis pakai
- Laporan kinerja individu
b. Laporan tahunan:
- Laporan stok opname barang medis habis pakai
- Laporan barang inventaris
- Laporan khusus/emergency
6. Sumber Daya Manusia dan Diklat
a. Sumber Daya Manusia
- Urusan Kepegawaian
- Kesejahteraan
- Kedisiplinan
- Kinerja
b. Pendidikan dan Pelatihan
- Internal Petugas ISP
- Eksternal dari Rumah Sakit lain
7. Logistik dan Inventaris
a. Logistik
- Bahan Medis habis Pakai (BMHP)
- Alat Tulis Kantor (ATK)
- Rumah Tangga
c. Inventaris :
- Peralatan pelayanan sterilisasi
- Penunjang pelayanan
B. OPERASIONAL
1. Produksi kasa dan kapas steril
b. Uji Kualitas bahan baku
- Standar kualitas kasa yang baik adalah :
 Terbuat dari bahan 100% kapas
 Tidak mengandung pemutih
 Tidak mengandung zat asing/kanji
 Bahan baku berserat panjang
 Memiliki daya serap yang baik
c. Jenis produksi
- Kasa
d. Mekanisme permintaan BMHP steril
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 19
- Unit kerja mengajukan contoh produk kasa yang akan diproduksi
- Mengajukan rencana kebutuhan ke Instalasi Sterilisasi Pusat
- Permintaan kebutuhan unit kerja dilakukan 2 (dua) minggu sekali
- Permintaan menggunakan formulir permintaan BMHP Steril yang
disediakan di ISP (contoh formulir terlampir)
- Pengambilan dilakukan paling cepat satu hari setelah permintaan
diajukan
- Serah terima ditanda tangani kedua belah pihak
1. Proses sterilisasi
ALUR PERPINDAHAN BARANG SATU ARAH
-pep
Barang non steril
yang sudah di
packing
lBarang steril
-Penerimaan barang bersih
-Pengemasan
-Labeling
-Penyusunan
-Uji mekanik,kimia,biologi
-Proses sterilisasi
Area bersih
Area steril
penyimpanan
a. Pre-Cleaning
Prabilas (Pre-Cleaning) adalah proses yang membuat benda mati lebih
aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi
jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi, mengaktifasi virus
HBV, HCV dan HIV.
- Tempat :
 Proses pre cleaning di lakukan di ruangan masing-masing
- Tujuan :
 Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan
instrument pada proses selanjutnya
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 20
 Menghilangkan kotoran yang terlihat dan tidak terlihat
 Meningkatkan efektifitas proses cleaning, desinfeksi dan sterilisasi
- Persyaratan :
 Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 180 – 220C,
kelembaban 35 – 75%, terpisah dari area lain
 Perendaman menggunakan 20nstrumen yang disesuaikan dengan
ukuran 20nstrument sehingga semua 20nstrumentdapat
terendam
 Larutan perendaman berupa deterjen ataucairan enzimatik sesuai
rekomendasi produsen
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang
baik
 Prabilas harus dilakukan segera setelah penggunaan 20nstrument
untuk menghindari kotoran menjadi kering
- Prosedur : Lihat SPO Pre-Cleaning
b. Cleaning
Pembersihan (Cleaning) adalah proses secara fisik membuang semua
kotoran dan sejumlah mikroorganisme dari alat kesehatan untuk
menguragi risiko bagi petugas selanjutnya
- Tempat :
 Proses cleaning di lakukan di ruangan masing-masing
- Tujuan :
 Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan
instrumen pada proses selanjutnya
 Menghilangkan mikroorganisme berbahaya
 Meningkatkan efektifitas proses desinfeksi dan sterilisasi
- Persyaratan :
 Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 180 - 220,
kelembaban 35 - 75%, terpisah dari area lain
 Perendaman menggunakan sink yang disesuaikan dengan ukuran
instrumen sehingga semua instrumendapat terendam
 Larutan perendaman berupa cairan enzymatik
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang
baik
 Pembersihan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
washer machine
- Prosedur : Lihat SPO Cleaning
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 21
c. Pengemasan
Pengemasan adalah kegiatan membungkus alat kesehatan yang sudah
bersih dan kering untuk dilakukan proses sterilisasi
- Tempat :
 Proses pengemasan di lakukan di ISP dan ruangan masing-
masing
- Tujuan :
 Menjamin sterilitas instrument dalam kemasan
 Keamanan dan efektifitas perawatan
 Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan.
- Persyaratan :
 Ruangan dengan tekanan positif, ventilasi baik, suhu 180-220,
kelembaban 35-75%, bebas debu, terpisah dari ruangan pre-
cleaning/cleaning.
 Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering
 Bahan pengemas :
o Harus mampu mempertahankan sterilitas isinya hingga
kemasan dibuka dan harus mudah dibuka tanpa menyebabkan
kontaminasi
o Harus sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai antara lain
tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan tekanan pada
proses sterilisasi
o Dipilih berdasarkan lama kadaluarsa proses penyimpanan
instrumen, misalnya pengemas linen masa kadaluarsa
instrumen 1 minggu, pengemas kertas masa kadaluarsa 1 bulan
dan pengemas pouches masa kadaluarsa 3 bulan
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang
baik
- Prosedur : Lihat SPO Pengemasan
d. Labeling/Penandaan
Penandaan adalah kegiatan pemberian label/etiket atau catatan yang
dilakukan terhadap masing-masing kemasan dari instrumen yang akan
melalui proses sterilisasi
- Tempat :
 Proses penandaan di lakukan di ISP
- Tujuan :
 Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan
 Memudahkan dalam penelusuran atau penarikan kembali
- Persyaratan :
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 22
 Ruangan dengan tekanan positif, ventilasi baik, suhu 180-220,
kelembaban 35-75%, bebas debu, terpisah dari ruangan pre-
cleaning/cleaning.
 Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering
 Penandaan mencantumkan minimal :
o Penandaan mencantumkan minimal :
o tanggal sterilisasi
o tanggal kadaluarsa
o Inisial nama pengemas
o Nomor mesin sterilisasi
o Nomor siklus
o Jumlah kali pemakaian re-use (untuk single-use/re-use)
 Semua kemasan instrumen harus diberi penandaan sebelum
dilakukan proses sterilisasi.
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang
baik.
- Prosedur : Lihat SPO Penandaan
e. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk
mikroorganisme pada instrument atau alat kesehatan termasuk
endospora yang dapat dilakukan secara fisika atau kimia meggunakan
alat sterilisator
- Tempat :
- Sterilisasi di lakukan di ISP dan ruangan masing-masingTujuan
 Membunuh semua mikroorganisme pada instrumen termasuk
endospora
 Menghasilkan instrumen steril untuk digunakan.
- Persyaratan :
 Ruangan dengan ventilasi baik, suhu 180-220, kelembaban 35-
75%, bertekanan positif.
 Mesin sterilisasi :
o Suhu tinggi digunakan untuk instrumen yang tahan pada suhu
1210 sampai 1340C : sterilisasi uap panas atau sterilisasi panas
kering
o Harus memenuhi uji kelayakan mesin sebelum digunakan
 Sterilisasi secara kimia digunakan untuk instrument atau alat
kesehatan yang akan langsung digunakan tanpa distribusi dan
penyimpanan.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 23
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang
baik.
- Prosedur : Lihat SPO Proses Sterilisasi
f. Penyimpanan
Penyimpanan instrumen steril dan bahan medis habis pakai steril
adalah proses penempatan dan pengaturan instrumen dan bahan medis
habis pakai steril sesuai persyaratan.
- Tujuan :
 Menjaga sterilitas instrument dan bahan medis habis pakai yang
sudah disterilkan
 Memudahkan dalam pencarian sehingga mempercepat pelayanan
- Persyaratan :
 Ruangan dengan penerangan memadai, suhu 180-220, kelembaban
35-75%, ventilasi dengan tekanan positif.
 Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang halus dan mudah
dibersihkan.
 Penyimpanan menggunakan rak yang mudah dibersihkan,
disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 43 cm
dari langit-langit serta 5 cm dari dinding.
 Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang
baik. Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang
baik.
- Prosedur : Lihat SPO Penyimpanan
g. Pendistribusian
Pendistribusian barang steril adalah kegiatan menyerahkan instrumen
dan BMHP steril kepada unit kerja pengguna sesuai aturan yang berlaku.
- Tujuan :
 Memenuhi kebutuhan unit kerja terhadap instrument dan alat
kesehatan steril
 Tertib administrasi
- Persyaratan :
 Menggunakan container tertutup khusus barang bersih
 Pada saat serah terima kedua belah pihak harus meneliti dan
memeriksa instrumen yang diserah terimakan berdasarkan
jumlah dan kondisi fisik instrument.
 Kedua belah pihak harus mencantumkan nama dan tanda tangan
pada lembar formulir saat serah terima.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 24
- Prosedur : Lihat SPO Pendistribusian
2. Proses Sterilisasi Single Use
a. Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda
termasuk segala macam komponen, suku cadang, assesoris yang
ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau terapi medis pada
manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus
disediakan dalam keadaan steril atau harus disediakan setelah diproses
dengan desinfeksi tingkat tinggi
b. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses
mulai dari Pre-Cleaning dan Cleaning sampai proses bebas dari
mikroorganisme dengan cara Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau
Strerilisasi dengan mesin sterilisator
c. Tujuan sterilisasi barang single use untuk digunakan ulang
- Menurunkan biaya RS dalam penyediaan alat kesehatan
- Memelihara efektifitas dan mutu alat kesehatan steril
- Mengurangi risiko infeksi
- Meningkatkan masa pakai alat kesehatan
- Menjamin keamanan dan stabilitas alat kesehatan
- Menjamin mutu pelayanan sterilisasi
d. Syarat barang single use bisa di reuse
- Instrumen single-use yang di re-use adalah instrument dengan harga
yang mahal
- Terdapat literature atau bukti yang menyatakan bahwa barang single-
use dapat di re-use.
- Staf yang berhak menyatakan bahwa instrument masih baik dan dapat
dilakukan proses re-use adalah dokter terakhir yang menggunakan
alat.
- Instrumen single-use yang di re-use harus ditandai dengan kode
warna sesuai aturan.
- Penanda yang dimaksud terbuat dari bahan karet atau selotip sesuai
kode warna pada penandaan.
- Staf yang berkewajiban memberikan tanda adalah penanggung jawab
alat di Unit Kerja.
- Proses untuk pre-cleaning, cleaning dan sterilisasi harus sesuai
dengan spesifikasi masing-masing alat.
(dibahas tersendiri pada “Panduan Proses Sterilisasi Barang Single-Use)
3. Supervisi Satelit Sterilisasi
a. Definisi
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 25
Supervisi Satelit Sterilisasi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh staf Instalasi Sterilisasi Pusat di Satelit Sterilisasi untuk
mendapatkan informasi pelaksanaan proses sterilisasi yang sesuai
dengan standar pelayanan sterilisasi dan memberikan rekomendasi
tentang pelayanan sterilisasi yang memenuhi syarat.
b. Tujuan Supervisi
- Mendapatkan informasi tentang standar pelayanan sterilisasi yang
telah dilakukan satelit sterilisasi
- Memberikan masukan dan saran untuk perbaikan pelayanan satelit
- Membantu satelit sterilisasi mencapai standar pelayanan sterilisasi
yang disyaratkan
c. Pelaksana Supervisi
Supervisi dilakukan staf Instalasi Sterilisasi Pusat bersama staf dari
Komite PPIRS pada jadwal tertentu yang telah disepakati.
d. Materi Supervisi
Hal yang menjadi perhatian utama saat supervisi adalah :
- Sarana dan Prasarana proses sterilisasi
- Ilmu dan keahlian sumber daya manusia yang melakukan proses
sterilisasi
- Penerapan Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 26
BAB V
LOGISTIK
Instalasi Sterilisasi membutuhkan dukungan bagian lain di rumah sakit untuk
melakukan pelayanan yang baik. Dukungan logistik untuk persuratan, linen dan
transfer pasien dibutuhkan oleh Instalasi Sterilisasi. Sehingga hubungan yang baik
antar bagian yang didukung oleh pimpinan rumah sakit merupakan syarat mutlak
pelayanan yang prima.
Adapun jenis logistic sebagai berikut
A. Logistik
1. Bahan Medis habis Pakai (BMHP)
2. Alat Tulis Kantor (ATK)
3. Rumah Tangga
B. Inventaris :
1. Peralatan pelayanan sterilisasi
2. Penunjang pelayanan
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 27
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Petugas Pusat Sterilisasi mempunyai tanggung jawab dalam upaya
mencegah terjadinya kecelakaan pada pasien yang dirawat di rumah sakit
sehubungan dengan alat-alat / instrumen yang digunakan. Melakukan proses
dekontaminasi, disinfeksi, pengemasan, strilisasi dan penanganan barang steril
secara tepat dan benar sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional) yang
ditetapkan merupakan cara terbaik bagi petugas untuk mencegah terjadinya
kecelakaan / luka pada pasien. Pengguna barang yang belum diuji kelayakan fungsi
dan cara pakainya dapat mengalami komplikasi maupun penundaan tindakan.
Alat-alat terkontaminasi atau on-steril (seperti instrumen bedah) apabila
digunakan pada pasien dapat menimbulkan infeksi nosokomial.
Saran tindakan aman
- Lakukan pengujian terhadap instrumen / alat sebelum didistribusikan dari
Pusat Sterilisasi sesuai dengan petunjuk pabrik dan SPO di pusat sterilisasi.
- Pastikan bahwa semua barang telah di dekontaminasi dan bebas dari kotoran,
kerusakan, atau bahaya lain yang dapat mempengaruhi perggunaan barang
/alat
- Pastikan agar barang terkontaminasi selalu dalam keadaan tertutup pada saat
transportasi menuju daerah dekontaminasi
- Pastikan semua peralatan yang digunakan untuk melakukan proses sterilisasi
mengalami pengujian secara teratur dan dijamin bekerja secara baik.
- Pastikan bahwa semua komponen instrumen berada dalam keadaan lengkap,
dan berfungsi secara normal.
- Pastikan bahwa semua mesin sterilisasi ternionitoi secara visual selama siklus
berlangsung melalui penguiian indikator kimia, bidogis dan pengujian deteksi
udara dalam chamber (sistem mesin sterilisasi uap pre-oakum).
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENCEGAHAN KECELAKAAN PADA PETUGAS
Tanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman di
lingkungan Pusat Sterilisasi menjadi tanggung jawab petugas pusat sterilisasi
setelah dilakukan pembekalan terhadap petugas terhadap bahaya yang mungkin
terjadi di lingkungan pusat sterilisasi. Pada dasarnya kecelakaan dapat dihindari
dengan mengetahui potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Dengan
memperhatikan secara seksama dan melatih teknik-teknik bekerja secara aman
make risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diturunkan secara signifikan.
1. Penerimaan Barang Kotor dan Daerah Dekontaminasi
Bahaya pemaparanterhadap darahdancairan tubuhlainnya maupun zat-zat kimia
dilingkungan pusat sterilisasi dapat menyebabkan luka, penyakit dan dalam
kondisi yang ekstrim menyebabkan kematian. Upaya pencegahan dapat
dilakukan secara efektif dengan menggunakan alat pelindung dirt seperti
sarung tangan, penutup kepala, penutup kaki, gaup anti cairan, masker maupun
goggle mata. Penyedian alat pelindung dari menjadi tanggung jawab institusi
bersangkutan, tetapi adalah tanggung jawab petugas pusat sterilisasi untuk
melindungi dirinya dengan menggunakan alat pelindung diri secara benar.
Penanganan yang salah terhadap alat-alat tajam terkontaminasi seperti pisau,
jarum dan lain-lain dapat menyebabkan rusaknya permukaan kulit yang pada
akhirnya dapat memungkinkan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam
tubuh sehingga menyebabkan terjadinya penyakit.
Saran tindakan aman
 Jangan sekali-kali memasukkan tangan ke dalam wadah berisi barang
terkontaminasi tanpa dapat melihat secara jelas isi dari wadah tadi.
 Tuangkan cairan yang dapat mengganggu pengenalan secara visual alat-
alat, lalu pindahkan alat / instrumen satu per satu. Pastikan agar bagian
yang runcing dari instrumen mengamli berlawanan terhadap tubuh kita
pada saat transportasi.
 Buang sampah benda tajam (jarum suntik, blide) ke dalam wadah yang
tahan tusukan dan tidak dibuang pada tempat sampah biasa.
 Pada saat memproses ulang benda tajam pakai ulang, pisahkan dari
instrumen lain dan posisikan sedemikian sehingga dapat mencegah
kemungkinan terjadinya luka pada petugas lain dengan penanganan
normal.
 Ikuti petunjuk / rekomendasi pabrik untuk penggunaan zat kimia secara
aman, dan gunakan alat-pelindung diri untuk mencegah pemaparan zat
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 29
kimia terhadap alat dan membran mukosa yang dapat menyebabkan luka
bakar kimia.
 Berhati-hatilah apabila mendekati daerah dimana air biasa digunakan,
periksa kondisi lantai untuk mencegah terjatuh akibat licin lantai,
sebaiknya ada rambu-rambu peringatan.
 Pada saat mencuci instrumen di dalam bak cuci, perhatikan unful, selalu
menggosok dibawah permukaan air untuk mencegah terjadinya aerosol
yang dapat terhirup.
2. Penyiapan Proses Sterilisasi
Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih
yang sudah mendapatkan pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan cara
menggunakan mesin sterilisasi secara benar. Dengan demikian maka
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat diperkecil dan upaya untuk
menghasilkan barang-barang steril menjadi lebih terjamin.
Jenis-jenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit
maupun membran mukosa, akibat kelalaian pada penggunaan zat kimia
maupun akibat terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap
atau kereta barang yang panas). Luka bakar elektris, akibat penggunaan
instrumen / alat listrik. Luka pada mata akibat cipratan zat kimia sehingga
pemakaian alat lindung mata diperlukan.
Saran tindakan aman
 Gunakan sarung tangan pada saat menangani kereta mesin sterilisasi atau
pada saat berhubungan dengan objek lain bersuhu tinggi.
 Letakkan kereta mesin sterilisasi (trolley) di luar daerah lalu lalang petugas
Pusat Sterilisasi lain untuk menghindari petugas lain menyentuh kereta
yang panas ini.
 Tindakan hati-hati harus diperhatikan pada saat menggunakan "sealer
panas" dan pemotongan kantung sterilisasi (pouches). Pengoperasioan
mesin sterilisasi hanya boleh digunakan oleh petugas terlatih.
 Pengoperasian dan instalasi mesin sterilisasi etilen oksida harus dilakukan
dengan memperhatikan sistem ventilasi dan system exhaust yang
berhubungan langsung dengan udara luar (ke luar gedung).
 Pada saat memindahkan barang ke dalam kabinet aerasi, petugas harus
menggunakan sarung tangan dan tidak memegang barang dekat dengan
tubuh atau menghisap udara di atas barang yang dipindahkan tersebut.
 Pada saat memindahkan wadah dari mesin EO ke dalam aerator sebaiknya
kereta ditarik dan tidak didorong.
 Setelah barang dimasukkan ke dalam kabinet aerasi dan siklus aerasi sudah
dijalankan, maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai proses
aerasi telah selesai.
 Apabila ada petugas yang terpapar dengan EO segera bawa ke ruang gawat
darurat untuk evakuasi lebih lanjut.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 30
B. PENAGANAN ZAT KIMIA
Penanganan zat-zat kimia di pusat sterilisasi sangat perlu diperhatikan
mengingat banyak zat kimia yang digunakan di pusat sterilisasi bersifat toksik.
Apabila penanganannya tidak dilakukan dengan baik maka dapat membahayakan
baik petugas pusat sterilisasi itu sendiri maupun pasien.
1. Alkohol
Alkohol dalam bentuk Etil atau isopropil alkohol (60-90%) digunakan sebagai
disinfektan menengah dengan kemampuan bakterisidal, tuberkulosidal,
fungisidal, dan virusidal.
Tindakan pertolongan
1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas ventilasi dan
oksigenasi dan penatalaksanaan sirkulasi.
Tindakan pertolongan pada pemaparan mata
1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena.
2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan laktikim, irigasi
dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9 % perlahan selama 15-20 menit.
3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
4. Jangan biarkan korban menggosok mata.
5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter
mata.
Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit
1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat.
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10
menit.
3. Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain atau kertas
secara perlahan.
2. Formaldehid
Formaldehid adalah gas tidak berwarna dengan bau menyengat. Umumnya
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 31
digunakan sebagai disinfektan. Formalin adalah larutan yang mengandung
formaldehid dan metanol dengan kadar bervariasi (biasanya antara 12-15%).
Bahaya terhadap kesehatan
Dosis toksik : Dosis letal pada manusia secara oral 0,5-5 g/kg BB.
Akut : 2-3 ppm, rasa gatal pada mata, 4-5 ppm lakrimasi, 10 ppm
lakrimasi berat, 10-20 ppm susah bernafas, batuk, terasa panas
pada hidung dan tenggorokan, 50-100 ppm Iritasi akut saluran
pernafasan
Lambat : Iritasi kulit
Kronik : Karsinogenik, gangguan menstruasi dan kesuburan pada
wanita, percikan larutan pada mata dapat menyebabkan
kerusakan berat sampai dengan menetap, kornea buram dan
buta.
Jika tertelan : Menyebabkan luka korosif mukosa gastro intestinal
disertai mual, muntah, perdarahan.
Jika terhirup : Iritasi saluran nafas, nafas berbunyi, laringospasme.
Kontak kulit : Iritasi pada kulit.
Kontak mata : Iritasi dan lakrimasi, pada konsentrasi pekat menyebabkan
kornea buram dan buta.
Tindakan pertolongan
1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan
oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi.
Tindakan pertolongan pada pemaparan mata
1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena.
2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi
dengan sejumlah air bersih atau NaCI 0,9% perlahan selmim 15-20 menit.
3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
4. Jangan biarkan korban menggosok mata
5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter
mata.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 32
Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit
1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat.
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10
menit.
3. Jika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara
perlahan.
4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi
5. Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti
sarung tangan, masker, apron.
6. Keringkan dengan handuk yang keying dan lembut.
Tindakan pertolongan pada pemaparan gastro intestinal
Pada keracunan form.aldehid ringan, perlu dilakukan tindakan berikut :
1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk
pengenceran. Untuk orang dewasa maksimal 200 cc sekali minum, untuk
anak-anak maksimal 100 cc.
2. Kontraindikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon – aktif
3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan
fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan
endoskopi.
4. Etilen Oksida
Etilen oksida merupakan zat kimia yang banyak digunakan proses sterilisasi
kimia alat-alat kesehatan, pereaksi dalam kimia organic terutama dalam
pembuatan etilenglikol, fungisida, bahan makanan dan tekstil.
Bahan utama terhadap kesehatan
Inhalasi : Pemaparan jangka pendek : iritasi, daya penciuman menurun,
dispnea, nyeri kepala, mengantuk, gejala mabuk, gangguan
keseimbangan tubuh, sianosis, kongesti paru-paru, kejang dan
gangguan kesuburan. Pemaparan jangka panjang : potensial
dapat menyebabkan kanker.
Kontak kulit : Pemaparan jangka pendek : reaksi alergi, kulit terasa panas,
melepuh, frost bite (luka bakar karena suhu rendah.).
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 33
Kontak mata : Pemaparan jangka pendek : terasa panas, frostbite, mata
berair. Pemaparan Jangka panjang : dapat menimbulkan
katarak.
Tertelan : Pemaparan jangka pendek : terasa panas terbakar, sakit
tenggorokan, mual, muntah, frost bite, diare, nyeri perut,
nyeri dada, nyeri kepala, sianosis. Pemaparan jangka panjang :
kerusakan hati, potensial karsinogen.
Tindakan pertolongan
1. Bawa korban ke ruangan dengansirkulasi udara yang baik.
2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan napas, ventilasi dan
oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi.
Tindakan pertolongan pada pemaparan mata
1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena
2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakuko irigasi dengan
sejumlah air bersih atau NaCI 0,9 % perlahan sulamo 15-20 menit.
3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
4. Jangan biarkan korban menggosok mata
5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim / konsul dokter mata.
Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit
1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat.
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit.
3. Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain kertas secara
perlahan.
4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi
5. Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung seperti sarung
tangan, masker, apron
6. Keringkan dengan handuk yang keying dan lembut
Tindakan pertolongan pada pemaparan gastrointestinal
1. Induksi muntah tidak dilakukan (kontraindikasi)
2. Aspirasi dan bilas lambung tidak dianjurkan
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 34
3. Berikan karbon aktif dosis tunggal 1 gr/kg atau dewasa 30-100 gr dan
anak-anak 15-30 gr. Cara pemberian : dicampur rata deangan
perbandingan 5-10gr karbon aktif dengan 100-200 ml air. Dewasa : 10
gr tiap 20 menit, anak-anak 5 gr tiap 20 menut
4. Lisol
Lisol merupakan nama lain dari kelompok zat kimia fenol, asam karbolat,
hidroksibenzena, asam fenilat, resul, karbol kreolin, likreasol. Lisol banyak
digunakan sebagai disinfektan rumah tangga untuk membersihkan lantai,
kamar mandi / WC dan untuk menghilangkan bau busuk. Dalam bidang
kesehatan digunakan sebagai larutan disinfeksi dengan konsentrasi antara 1-
2%.
Bahaya utama pada kesehatan
Pada kulit dan mukosa : Gatal dan mati rasa dan pada keadaan berulang atau
berat : kemerahan, gatal dan luka bakar. Kronis pada
kulit : Eritema, vesikel, dan akhirnya dapat
mengalami dermatitis kontak.
Pemaparan pada mata : Iritasi konjungtiva, kornea berwarna putih, edema
palpebra, dan iritis. Pemaparan sistemik
Pemaparan sistematik : Nyeri kepala, nausea, diare, lemah, pusing, dispnea,
penglihatan kabur, nyeri abdomen, muntah dan rash-
Jika konsentrasi fenol > 5% dapat menyebabkan luka
bakar pada mulut dan esophagus.
Efek pada system
Kardiovaskuler : Hipotensi dan syok
Kardivaskuler : Urin bewarna gelap karena hemoglobinuri
Efek pada pernafasan : Depresi pernafasan dan gagal nafas
Tindakan pertolongan
1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan
oksigenasi dengan oksigen lembab 100%, dan penatalaksanaan sirkulasi.
Tindakan pertolongan pada pemaparan mata
1. Tengadahkan kepala dan rniringkan ke sisi mata yang terkena
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 35
2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi
dengan sejumlah air bersih atau NaCI 0,9 % perlahan selami 15-20 menit.
3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selarna 10 menit.
4. Jangan biarkan korban menggosok mata.
5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lain segera kirim / konsul ke dokter
mata.
Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit
1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat.
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit.
3. Jika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara
perlahan
4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi
5. Pada saat pemberian pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan, masker, apron
6. Keringan dengan handuk yang kering dan lembut
Tindakan pertolongan pemaparan gastrointestinal
1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin, untuk
pengenceran pada orang dewasa maksimal 250 cc sekali minum, untuk anak-
anak maksimal 100 ml.
2. Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon aktif.
3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel
dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi.
5. Natrium Hipoklorit
Larutan pemutih pakaian yang biasa digunakan biasanya mengandung
bahan aktif Natrium hipoklorit (NaOCI) 5-10 %. Selain digunakan sebagai pemutih
juga digunakan sebagai disinfektan. Pada konsentrasi >20% zat ini bersifat korosif
dan bila tertelan akan berbahaya karena jika kontak dengan asam lambung akan
melepaskan asam klorat dan gas klor bebas dalam lambung yang apabila terhirup
dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
Bahaya utama terhadap kesehatan
Inhalasi : Bila terhirup, tenggorokan akan terasa sakit, iritasi saluran
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 36
pernafasan, batuk, sesak nafas, dan edema paru-paru.
Kontak kulit : Terjadi pada permukaan kulit, terasa perih, iritasi local dan
erupsi.
Kontak mata : Pemerahan mata, korosif, perih, penglihatan jadi kabur
Tertelan : Pada konsentrasi zat 3-5% mulut dan tenggorokan terasa
terbakar, iritasi mulut dan faring : edema hmoi dan laring
serta mual, muntah. Pada konsentrasi 100, pekat nyeri
menelan, salivasi, rasa sakit parch p.idp tenggorokan, dada
dan perut.
Tindakan pertolongan
1. Bawa korban keruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan
oksigenasi dengan oksigen lembab 100%, dan penatalaksanaan sirkulasi.
Tindakan pertolongan pada pemaparan mata
1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena
2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan dan lakukan irigasi
dengan sejumlah air bersih atau NaCI 0,9 % perlahan selami 15-20 menit.
3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
4. Jangan biarkan korban menggosok mata
5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim / konsul dokter mata.
Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit
1. Bawa pasien segera ke pancuran terdekat.
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit.
3. Jika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara
perlahan.
4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan
buanglah dalam wadah / plastik tertutup.
5. Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat lindung diri seperti sarung
tangan, masker, apron.
6. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 37
Tindakan pertolongan pemaparan gastrointestinal
1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk
pengenceran. Untuk orang dewasa maksimal 250 cc sekali minum, untuk anak-
anak maksimal 100 ml.
2. Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon aktif.
3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel
dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi.
4. Pengenceran dengan demulsen seperti susu atau antasid.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 38
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING KUALITAS (PENGAWASAN MUTU)
1. Prinsip :Pengawasan mutu proses sterilitas merupakan kegiatan monitoring
mutu disetiap tahap proses sterilisasi.
2. Persyaratan pengawasan mutu :
a. Dilakukan secara visual
b. Menggunakan alat bantu (indicator)
c. Melihat hasil kerja alat (mekanik).
d. Dilakukan oleh petugas yang terlatih
3. Tujuan :
a. Memastikan semua proses sterilisasi berjalan sesuai standar.
b. Memberikan jaminan mutu terhadap barang steril yang dihasilkan
4. Uji Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
a. Terbuat dari bahan 100% kapas
Ambil sepotong kasa, bakar bagian ujungnya, perhatikan warna dan bau
asap serta abunya.
Kasa yang berbaik berasap putih, berbau kertas terbakar dan abu yang
halus.
Kasa yang buruk berasap hitam, berbau plastik terbakar dan abu
menggumpal karena mengandung bahan sintetis.
b. Tidak mengandung pemutih
Tempatkan kasa di ruang gelap, paparkan lampu ultra violet.
Kasa yang baik tidak akan berpendar sama sekali.
Kasa yang buruk berpendar secara tersamar sampai sangat kuat.
c. Tidak mengandung zat asing/kanji
Ambil sepotong kasa, teteskan cairan iodium.
Kasa yang baik warna iodium tidak berubah.
Kasa yang buruk, warna iodium menjadi kebiruan karena bereaksi dengan
kanji.
d. Bahan baku berserat panjang
Ambil kasa, perhatikan fisiknya, raba dan ditepuk-tepuk.
Kasa yang baik benangnya padat, rapi dan debu sangat minimal.
Kasa yang buruk benangnya rapuh, tidak beraturan dan debunya banyak.
e. Memiliki daya serap yang baik
Ambil kasa, lipat, teteskan darah atau betadin, perhatikan daya serapnya.
Kasa yang baik daya serapnya cepat.
Kasa yang buruk daya serapnya kurang karena bercampur bahan sintetis.
5. Monitoring Pelaksanaan Proses Sterilisasi
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 39
a. Uji visual terhadap instrumen untuk mengetahui instrumen layak atau
tidak layak diproses sesuai IK Uji Visual, dilakukan pada :
- Loket penerimaan instrumen bersih
- Selesai proses pembersihan (cleaning)
- Selesai proses sterilisasi
- Sebelum instrumen didistribusikan
b. Uji Mekanik terhadap alat yang digunakan untuk proses sterilisasi
sebelum penggunaan alat agar diketahui kelayakan alat sesuai IK Uji
Mekanik, dilakukan pada :
- Mesin cutting dan sealing pouches
- Mesin sterilisasi uap panas
c. Uji Bowie Dick sebelum proses sterilisasi untuk mengetahui kemampuan
daya vakum dan tekanan mesin sesuai IK Uji Bowie Dick, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas dengan vakum
d. Uji Biologi terhadap mesin sterilisasi dilakukan setiap satu kali semimggu
sterilisasi alat implantasi sesuai IK Uji Biologi, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas
e. Pemantauan proses sterilisasi dilakukan saat mesin sterilisasi berjalan,
pemantauan dengan melihat print out proses yang dilakukan mesin sesuai
IK Pemantauan in proses mesin sterilisasi, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas
6. Monitoring setelah pelaksanaan proses sterilisasi
Uji mikrobiologi terhadap produk sterilisasi sesuai jenis kemasan untuk
menentukan dan memastikan masa kadaluarsa produk sesuai IK Uji
Mikrobiologi, dilakukan pada :
- Hasil sterilisasi dengan pengemas linen
- Hasil sterilisasi dengan pengemas pouches
- Hasil sterilisasi dengan pengemas kertas
C. EVALUASI
1. Sarana dan Prasarana
a. Semua instrumen diproses secara sentral, jika tidak memungkinkan maka
kebijakan dan prosedur harus konsisten untuk semua satelit.
b. Luas ISP sesuai dengan kebutuhan dan desain
c. Area precleaning dan cleaning cukup untuk peralatan yang dibutuhkan
dan memiliki tempat khusus untuk menggunakan dan melepaskan APD
d. Sink untuk dekontaminasi terdiri dari 3 sink untuk perendaman,
pembersihan dan pembilasan
e. Pada alur kerja terdapat dinding pemisah antara ruang kotor dan bersih,
pass box untuk menghindari lorong dan tidak terbuka
f. Suhu dan kelembaban dimonitor di ruang dekontaminasi, area bersih dan
ruang penyimpanan steril dan dicatat setiap hari
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 40
g. Tersedia traffic control, kebijakan dan prosedur berkaitan dengan hal yang
boleh atau tidak boleh dan seragam
h. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, plafon
mempunyai permukaan yang rata dan terbuat dari material yang tidak
mudah rontok
i. Tekanan positif untuk area bersih dan tekanan negatif untuk area
precleaning dan cleaning serta pencahayaan yang cukup untuk semua area
kerja
2. Sumber Daya Manusia
a. Kebijakan tertulis :
- Personal hygiene
- Kepatuhan dalam berpakaian
- Kepatuhan dalam penggunaan APD
b. Status kesehatan :
- Mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik, X-ray untuk TBC,
paling sedikit sekali setahun.
- Status immunisasi untuk Hepatitis B, tetanus, typhoid fever
- Laporan mengenai sakit yang dialami
c. Supervisor Sterilisasi :
- Memiliki standar minimal kualifikasi
- Meningkatkan kompetensi
- Berpartisipasi dalam pendidikan berkelanjutan
d. Teknisi Sterilisasi :
- Memiliki standar minimal kualifikasi
- Bersertifikat atau sesuai standar lokal
e. Seluruh personel :
- Memperoleh orientasi lengkap tentang Sterilisasi
- Mendapatkan pelatihan tahunan sesuai standar minimal
- Diuji kompetensinya setiap tahun
- Pelatihan tahunan tentang mesin dan alat langsung dari produsen
3. Proses
a. Pre Cleaning
- Instrumen bekas pakai dibersihkan langsung di tempat pemakaian
- Alat disposable yang terkontaminasi sudah dibuang termasuk jarum
dan benda tajam
- Kotoran pada instrumen segera dibersihkan apabila tidak segera bisa
diproses cleaning
- Instrumen kotor diusahan tetap lembab misalnya dengan menggunakan
handuk basah dll
- Tersedia kontainer khusus yang aman untuk instrumen kotor
- Gunakan kontainer yang tidak mudah tembus dan tidak mudah bocor
untuk instrumen kotor
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 41
- Instrumen kotor harus dibawa dalam kontainer tertutup saat
transportasi
- Pengangkutan instrumen kotor harus menghindari area umum yang
ramai
- Trolley pengangkut harus tertutup dan bisa mencegah instrumen
berjatuhan dan tumpah
- Tersedia kebijakan dan prosedur untuk pengangkutan instrumen
terkontaminasi antar gedung
b. Cleaning
- Proses cleaning dil lakukan di di tempat pemakai.
- Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis proses pembersihan dan
dekontaminasi
- Kalau memungkinkan pre-cleaning menggunakan larutan enzimatik
- Instrumen dilepas (sesuai petunjuk pabrik) agar semua permukaan
terkena proses pembersihan
- Bahan pencuci digunakan menururt aturan dari pabrik (misalnya
pengenceran dan suhu larutan)
- Cara pembersihan manual telah difahami bagian dekontaminasi atau
petugas ruangan.
- Sikat pembersih yang digunakan dibuat khusus untuk peralatan medik,
sebaiknya sekali pakai tetapi apabila dipakai berulang maka harus
dibersihkan minimal satu kali sehari
- Hasil printout pada mesin pencucian harus dipantau (kalau ada)
- Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi sesuai
dengan petunjuk dari pabrik
- Tersedia alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, pelindung
mata, pelindung kaki
c. Pengemasan
- Pastikan bahwa instrumen bersih dan kering sebelum dikemas
- Periksa instrumen dari kemungkinan kurang atau rusak. Periksa
adanya karat, goresan, korosif, torehan, retak, kotor dipermukaan plate.
Pemeriksaan menggunakan kaca pembesar
- Pastikan bahwa setiap instrumen :
 Ujung pemotong tajam
 Bagian – bagian tertentu bisa digerakan dengan bebas
 Instrumen yang butuh perbaikan telah dipisahkan untuk diperbaiki
atau diganti
 Ikuti petunjuk yang diminta untuk lubrikasi instrumen setelah
dibersihkan
- Preparasi dan pemasangan
 Instrumen yang tajam harus terlindungi saat dipasang ulang.
Pelindung yang digunakan harus bisa disterilkan.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 42
 Instrumen yang terbuka seperti gunting dan klem dalam keadaan
tidak terkunci dan posisi terbuka
 Instrumen dengan banyak bagian yang dilepaskan saat sterilisasi
harus dipastikan bisa dipasangkan kembali secara aseptik
 Instrumen berat ditempatkan pada tempat yang tidak menyebabkan
kerusakan pada instrumen yang halus
- Peralatan berlumen :
 Harus dilepaskan secara hati-hati misalnya kateter, needle
 Pelembut untuk lumen harus dianjurkan sesuai petunjuk dari pabrik
 Instrumen yang kompleks seperti endoskopi atau instrumen yang
berlobang harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk dari pabrik
- Bengkok/Baskom :
 Dibedakan dalam diameter
 Gunakan nonlinting material adsorben diantara bengkok
 Pengemasan tidak melebihi 3,5 kg
 Kontainer set intrumen tidak boleh lebih dari 12,5 kg
 Penggunaan pengemas rigid harus disesuaikan dengan berat dan
densitas dari set instrumen
- Check List Pengemasan
 Bahan pengemas harus terpapar minimal dua jam pada suhu dan
kelembaban yang disarankan sebelum digunakan
 Bahan pengemas diperiksa secara berkala kalau kemungkinan rusak
seperti bocor, kotor dll
- Penutup pengemasan :
- Pengemas kertas/pouches :
 label ditempelkan pada sisi plastik
 Pada kemasan terbungkus : penulisan dilakukan pada indikator tape
atau pakai label khusus
 Tray dengan dasar mesh atau berlobang atau pengemas rigid harus
diperiksa pada saat akan digunakan untuk memastikan tidak ada
bagian yang tajam atau mesh yang bolong
d. Proses Sterilisasi
- Ikuti petunjuk dari produsen
 Tersedia petunjuki tertulis dari pabrik untuk parameter setiap siklus
 Petunjuk untuk mengukur parameter setiap siklus dilakukan sesuai
petunjuk pabrik
 Tersedia petunjuk tertulis untuk menentukan parameter sterilisasi
setiap siklus untuk setiap alat kedokteran termasuk set yang
dipinjamkan dan item spesial atau instrumen kompleks
- Loading sterlisisasi mengikuti instruksi tertulis dari produsen
 Parameter yang sama untuk semua grup item yang sama
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 43
- Sterilisasi menggunakan tray :
 Tersedia jarak antar kemasan
 Tidak bertumpuk
 Tidak menyentuh dinding chamber
 Pada loading campuran, tempatkan item logam di bawah kemasan
linen, kertas dan pouches
 Panci, mangkok dan tray padat ditempatkan miring menghadap ke
satu arah
 Pouches ditempatkan pada tray khusus untuk penempatan miring
 Penempatan pembungkus kain tegak lurus pada keranjang
 Pada rigid kontainer terdapat beberapa bagian yang perlu jadi
perhatian, ikuti instruksi produsen
- Unloading Proses Sterilisasi
 Hasil sterilisasi : tidak mengandung air atau basah karena lembab
dianggap sebagai kontaminasi
 Hasil sterilisasi harus didinginkan minimal 30 menit dan tidak boleh
disentuh
 Tempatkan tray pada area khusus jauh dari AC atau van
 Item emergency harus segera digunakan tanpa harus disimpan
- Monitor Fisik, Indikator Kimia dan Indikator Biologi
 Parameter tiap cycle bisa didapat dari printout mesin seperti
minimum tempratur, lama terpapar, tanda tangan dan tanggal
 Uji Bowie Dick dilakukan setiap hari sebelum loading pertama
 Bowie Dick dilakukan pada 135-1400C selama 3,5 sampai 4 menit.
Dan hasil didokumentasikan
 Setiap kemasan menggunakan indikator kimia eksternal (tape atau
label)
 Indikator kimia internal, klass 4, klass 5 atau klass 6
 Indikator ditempatkan dalam setiap kemasan dilokasi tersulit, pada
kontainer rigid letakan indikator internal klas 5 pada setiap
diaginalnya
 Untuk tiap loading alat implant lakukan uji biologi dan indikator
klass 5
 Untuk non implan perlu ditambahkan monitoring dengan Uji biologi
atau indicator klass 5
 Kemampuan mesin sterilisasi diuji dengan uji Biologi rutin setiap
minggu
- Kontrol uji biologi dan hasil
 Kontrol uji biologi diinkubasi dalam incubator menggunakan no lot
yang sama dengan sampel uji biologi
- Uji Kualifikasi
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 44
 Pada kerusakan mesin sterilisasi atau setelah perbaikan stem
lakukan 3 kali uji biologi dan 3 kali uji Bowie Dick sebelum mesin
layak digunakan
- Perawatan mesin sterilisasi
 Saringan pengering diperiksa setiap hari
 Permukaan bagian dalam dan luar mesin sterilisasi dibersihkan
secara rutin
e. Penyimpanan dan Distribusi
- Penyimpanan Produk Steril
 Kebijakan dan SOP tertulis tersedia untuk penentuan masa
kadaluarsa produk, masa kadaluarsa terdapat pada pengemasan
 Akses terbatas pada tempat penyimpanan produk steril
 Kardus dan karton tidak boleh digunakan di area penyimpanan
 Suhu ruang penyimpanan kurang dari 240C dan kelembaban relative
kurang dari 70%
 Produk steril disimpan pada jarak 19 – 24 cm diatas lantai, 43 cm
dibawah plafond dan 5 cm dari dinding
 Instrumen medic termasuk rigid container tidak disimpan pada
tempat yang mudah basah
 Perlengkapan disimpan dengan baik diatas rak bukan dilantai
 Sistem penyimpanan container tidak bertumpuk
- Distribusi
 Peralatan ditangani dengan hati-hati
 Distribusi dengan container tertutup
 Pengemasan harus diperiksa secara visual untuk memastikan label
tercantum baik
 Troley untuk ditribusi harus mempunyai jarak antara bagian bawah
trolley dengan lantai.
 Penutup harus dicuci setiap habis digunakan
 Troley harus didekontaminasi dan dikeringkan sebelum digunakan
kembali untuk alat steril
f. Dokumentasi
- Dokumentasi Peralatan dan Dokumentasi Siklus
 Dokumentasi untuk tiap mesin sterilisasi termasuk hasil untuk
setiap load, misalnya monitoring hasil
- Untuk hasil printout setiap siklus :
 Periksa dan pastikan bahwa awal siklus tercatat, siklus yang dipilih
cocok untuk isi load, suhu yang diinginkan serta waktu sterilisasi
tercapai, tidak ada error pada proses sterilisasi
- Catat untuk setiap siklus berupa :
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 45
 Nomor lot, isi loading, lama terpapar dan suhu berapa, nama atau
inisial petugas sterilisasi
 Hasil uji biologi jika memungkinkan
 Hasil uji Bowie Dick
 Laporkan kalau ada kesalahan dalam hasil uji
- Produk Recall
 Kebijakan dan prosedur singkat dan jelas
 Pencatatan dilakukan
 Penandaan load control termasuk nomor mesin, tanggal, siklus, dan
kadaluarsa
- Kegagalan proses sterilisasi :
 Jika kegagalan tidak bisa langsung diketahui, proses ulang seluruh
load dan tarik kembali produk untuk disterilkan kembali
menggunakan mesin dengan uji biologi negatif
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 46
BAB VI
PENUTUP
Mengingat bahwa barang medis steril merupakan hasil akhir dari suatu proses
sterilisasi yang dilaksanakan dengan sistem secara utuh maka perlu menjadi
perhatian bagi semua komponen yang ada di rumah sakit dalam hal :
1. Prinsip bangun ISP harus berpedoman kepada perpindahan barang satu
arah.
2. Pemilihan dari bahan baku atau bahan pengemas (barang medis habis
pakai) yang akan disterilkan harus jaminan mutu, tepat dan dapat
mempertahankan nilai sterilitas yang telah dicapai.
3. Penyediaan dan produksi kasa dan kapas steril harus tersentralisasi
dengan pertimbangan efisiensi baik tenaga, ruangan maupun sumberdaya
lainnya
4. Proses sterilisasi barang single-use dan barang re-use harus dilakukan
sesuai dengan standar operasional prosedur
5. Pemilihan Metoda sterilisasi harus disesuiakan dengan spesifikasi barang
yang akan disterilkan apakah suhu tinggi atau suhu rendah
6. Kontrol Kualitas harus dilakukan sebelum proses, dalam proses dan
sesudah proses disetiap tahap kegiatan.
7. Penyimpanan barang steril harus di area Steril disusun pada rak khusus .
8. Distribusi barang medis steril dan penempatannya di unit pemakai
9. Penggunaan barang medis steril di unit pemakai harus dalam kondisi
kontaminasi yang minimal.
Produk atau hasil akhir dari aktivitas fungsional Instalasi Pusat Sterilisasi adalah
barang medis steril jadi pengertian steril adalah mutlak, tidak ada setengah steril
atau agak steril yang ada steril atau tidak steril.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan sterilisasi baik
di Instalasi Pusat Sterilisasi maupun di unit-unit dalam lingkungan Rumah Sakit.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 47
DAFTAR PUSTAKA
1. Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities, 2008
2. Guideline Statement for Reuse of Single-Use Devices in Surgery
3. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah sakit di RSUD. Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi
4. Standards for Cleaning, Disinfection and Sterilization of Reusable Medical
Devices for all Health Care Facilities and Settings, 2008
5. Surat KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal
27 Maret 2007 tentang Pedoman pencegahan dan pengendalian Infeksi di
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
6. Surat Keputusan Direktur RSUD.Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tentang
Sentralisasi Pelayanan Sterilisasi
7. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Jakarta 2009.
PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 48

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bab 1 irwan edit fendi
Bab 1 irwan edit fendiBab 1 irwan edit fendi
Bab 1 irwan edit fendiIrwan Idris
 
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_danPedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_danyuli anggraeni
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...Adelina Hutauruk
 
Undangan orientasi manajemen verifikasi klaim bagi petugas napza 2019 pertama(1)
Undangan orientasi manajemen verifikasi klaim bagi petugas napza 2019 pertama(1)Undangan orientasi manajemen verifikasi klaim bagi petugas napza 2019 pertama(1)
Undangan orientasi manajemen verifikasi klaim bagi petugas napza 2019 pertama(1)Hendro Turangan
 
3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiran
3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiran3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiran
3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiranSanto Prang
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana Suharti Wairagya
 
Manual mutu puskesmas moswaren
Manual mutu puskesmas moswarenManual mutu puskesmas moswaren
Manual mutu puskesmas moswarenpkmcidolog
 
324392724 pemetaan-dok-pokja-ukp-bab-7-9
324392724 pemetaan-dok-pokja-ukp-bab-7-9324392724 pemetaan-dok-pokja-ukp-bab-7-9
324392724 pemetaan-dok-pokja-ukp-bab-7-9Sutisna Saza
 
Kebijakan ppi-kemenkes
Kebijakan ppi-kemenkesKebijakan ppi-kemenkes
Kebijakan ppi-kemenkesFikri Jafar
 
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayananDraft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayananrsd kol abundjani
 
Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014asih gahayu
 
Permenkes 14 2015 standar kompetensi manajerial jabatan fungsional apoteker
Permenkes 14 2015 standar kompetensi manajerial jabatan fungsional apotekerPermenkes 14 2015 standar kompetensi manajerial jabatan fungsional apoteker
Permenkes 14 2015 standar kompetensi manajerial jabatan fungsional apotekerUlfah Hanum
 
Presentasi pokja ukp sukamulya
Presentasi pokja ukp sukamulyaPresentasi pokja ukp sukamulya
Presentasi pokja ukp sukamulyaEmanSutaman2
 
Profil puskesmas
Profil puskesmasProfil puskesmas
Profil puskesmasNikmon Amal
 
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakitPedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakitdentalid
 
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanPermenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanAgung Oktavianto
 

Was ist angesagt? (20)

Bab 1 irwan edit fendi
Bab 1 irwan edit fendiBab 1 irwan edit fendi
Bab 1 irwan edit fendi
 
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_danPedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
Pedoman survey akreditasi_puskesmas_dan
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
 
Undangan orientasi manajemen verifikasi klaim bagi petugas napza 2019 pertama(1)
Undangan orientasi manajemen verifikasi klaim bagi petugas napza 2019 pertama(1)Undangan orientasi manajemen verifikasi klaim bagi petugas napza 2019 pertama(1)
Undangan orientasi manajemen verifikasi klaim bagi petugas napza 2019 pertama(1)
 
3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiran
3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiran3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiran
3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiran
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
 
Konsep puskesmas ii (2)
Konsep puskesmas ii (2)Konsep puskesmas ii (2)
Konsep puskesmas ii (2)
 
Manual mutu puskesmas moswaren
Manual mutu puskesmas moswarenManual mutu puskesmas moswaren
Manual mutu puskesmas moswaren
 
Profil puskesmas 2015
Profil puskesmas 2015Profil puskesmas 2015
Profil puskesmas 2015
 
324392724 pemetaan-dok-pokja-ukp-bab-7-9
324392724 pemetaan-dok-pokja-ukp-bab-7-9324392724 pemetaan-dok-pokja-ukp-bab-7-9
324392724 pemetaan-dok-pokja-ukp-bab-7-9
 
Kebijakan ppi-kemenkes
Kebijakan ppi-kemenkesKebijakan ppi-kemenkes
Kebijakan ppi-kemenkes
 
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayananDraft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
 
Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014Buku pedoman P3KGB 2014
Buku pedoman P3KGB 2014
 
Permenkes 14 2015 standar kompetensi manajerial jabatan fungsional apoteker
Permenkes 14 2015 standar kompetensi manajerial jabatan fungsional apotekerPermenkes 14 2015 standar kompetensi manajerial jabatan fungsional apoteker
Permenkes 14 2015 standar kompetensi manajerial jabatan fungsional apoteker
 
Presentasi pokja ukp sukamulya
Presentasi pokja ukp sukamulyaPresentasi pokja ukp sukamulya
Presentasi pokja ukp sukamulya
 
Profil puskesmas
Profil puskesmasProfil puskesmas
Profil puskesmas
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakitPedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
Pedoman pengajuan kewenangan klinis dokter gigi di rumah sakit
 
Profil puskesmas lasalepa
Profil puskesmas lasalepaProfil puskesmas lasalepa
Profil puskesmas lasalepa
 
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanPermenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
 

Ähnlich wie Pedoman isp rsam load

SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptx
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptxSIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptx
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptxssusercbbe67
 
Sk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpSk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpistirizky1
 
Kebijakan direktur tentang managemen nyeri
Kebijakan direktur tentang managemen nyeriKebijakan direktur tentang managemen nyeri
Kebijakan direktur tentang managemen nyeriSiti Zumaroch
 
IMPLEMENTASI BPJS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN N...
IMPLEMENTASI BPJS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN N...IMPLEMENTASI BPJS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN N...
IMPLEMENTASI BPJS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN N...Cut Ampon Lambiheue
 
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptxRakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptxEkaDharmaSastra
 
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Achmad Fauzi Al' Amrie
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiIndiSusanti
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiIndiSusanti
 
Laporan kinerja tahunan rsud dr. abdul aziz tahun 2019
Laporan kinerja tahunan rsud dr. abdul aziz tahun 2019Laporan kinerja tahunan rsud dr. abdul aziz tahun 2019
Laporan kinerja tahunan rsud dr. abdul aziz tahun 2019RSUDdrABDULAZIZ
 
Laporan Kinerja Tahunan RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun Anggaran 2018
Laporan Kinerja Tahunan RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun Anggaran 2018 Laporan Kinerja Tahunan RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun Anggaran 2018
Laporan Kinerja Tahunan RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun Anggaran 2018 Armin Kobain
 
pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdfMuhamadArdan1
 
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.pptPresentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppttaufiq447541
 
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxBuku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxSangidYahya3
 
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxSangidYahya3
 
Standar pelayanan gigi di puskesmas
Standar pelayanan gigi di puskesmasStandar pelayanan gigi di puskesmas
Standar pelayanan gigi di puskesmasJoni Iswanto
 
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgidentalid
 
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfPanduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfNajwa852066
 

Ähnlich wie Pedoman isp rsam load (20)

SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptx
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptxSIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptx
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptx
 
Sk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkpSk penanggung jawab data pmkp
Sk penanggung jawab data pmkp
 
Kebijakan direktur tentang managemen nyeri
Kebijakan direktur tentang managemen nyeriKebijakan direktur tentang managemen nyeri
Kebijakan direktur tentang managemen nyeri
 
Lakip 2013
Lakip 2013Lakip 2013
Lakip 2013
 
PAPARAN RKA-2020.pptx
PAPARAN RKA-2020.pptxPAPARAN RKA-2020.pptx
PAPARAN RKA-2020.pptx
 
IMPLEMENTASI BPJS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN N...
IMPLEMENTASI BPJS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN N...IMPLEMENTASI BPJS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN N...
IMPLEMENTASI BPJS KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN N...
 
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptxRakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
 
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
 
Laporan kinerja tahunan rsud dr. abdul aziz tahun 2019
Laporan kinerja tahunan rsud dr. abdul aziz tahun 2019Laporan kinerja tahunan rsud dr. abdul aziz tahun 2019
Laporan kinerja tahunan rsud dr. abdul aziz tahun 2019
 
Laporan Kinerja Tahunan RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun Anggaran 2018
Laporan Kinerja Tahunan RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun Anggaran 2018 Laporan Kinerja Tahunan RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun Anggaran 2018
Laporan Kinerja Tahunan RSUD dr. ABDUL AZIZ Tahun Anggaran 2018
 
Spm rs
Spm rsSpm rs
Spm rs
 
pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdf
 
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.pptPresentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
 
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxBuku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
 
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
 
Standar pelayanan gigi di puskesmas
Standar pelayanan gigi di puskesmasStandar pelayanan gigi di puskesmas
Standar pelayanan gigi di puskesmas
 
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
 
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfPanduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
 

Kürzlich hochgeladen

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 

Pedoman isp rsam load

  • 1. RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI PEDOMAN PELAYANAN STERILISASI INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019
  • 2. PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI Jalan : Dr.A.Rivai Bukittinggi -26114 Tep. Hunting (0752) 21720 – 21492 – 21831 – 21322 Fax (0752) 21321 Telp. Dir (0752) 33825 KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI NOMOR: 09/........ /Ped-RSAM/II/2019 TENTANG RevisiPEDOMAN PELAYANAN STERILISASI RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI Menimbang : a. Bahwa RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi salah satu rumah sakit kelas B khusus melaksanakan kegiatan pelayanan , Pendidikan dan Penelitian selalu berupaya meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan menjamin keselamatan pasien pada penggunaan peralatan steril yang bermutu b. Bahwa telah disusun Pedoman Pengorganisasian Instalasi Sterilisasi di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi yang berisikan tata laksana manajemen Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD); c. Bahwa telah disusun Pedoman Pengorganisasian Instalasi Sterilisasi Pusat di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi yang berisikan tata laksana manajemen Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) beserta satelit sterilisasi; d. Bahwa pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Sterilisasi Pusat di RSUD Dr.Achmad Mochtar ini perlu ditetapkan dan diberlakukan dengan surat Keputusan Direktur RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi; Mengingat : 1. Undang-undang Negara RI Nomor : 36 tahun 2009 tentang kesehatan ; 2. Undang – undang Negara RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ; 3. Peraturan Pemerintah RI : 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan layanan umum ; 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 436/MENKES/SK/VI/1993, tanggal 3 Juni 1993, tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di Rumah Sakit ;
  • 3. PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI Jalan : Dr.A.Rivai Bukittinggi -26114 Tep. Hunting (0752) 21720 – 21492 – 21831 – 21322 Fax (0752) 21321 Telp. Dir (0752) 33825 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 382/MENKES/SK/III/2007 , tanggal 27 maret 2007, tentang pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; 6. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2013 tanggal 30 Januari 2013 tentang Rincian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi 7. Keputusan Direktur RSUD.Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Nomor 445/0158/SK-DIR/II/2015 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit 8. Keputusan Direktur RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi Nomor: 445/262/SK-DIR/RSAM/I/2016 tentang Pelayanan Sterilisasi di RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR TENTANG RevisiPEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN STERILISASI KESATU : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Sterilisasi sebagaimana lampiran Keputusan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari keputusan ini; KEDUA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada Tanggal : : BUKITTINGGI 01 Februari 2019 Direktur RSUD.Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Dr. KHAIRUL, Sp.M Pembina Utama Muda NIP.19610115 1989031 003 Tembusan : 1. Wakil Direktur RSAM Bukittinggi. 2. Kepala Bagian/Kepala Instalasi RSAM Bukittinggi 3. Kepala Komite/ Kepala Satuan
  • 4. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIi TIM PENYUSUN Revisi PEDOMAN PELAYANAN STERILISASI DI RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI Penasehat : Direktur Pengarah : Wadir Penunjang dan SDM Komite PPIRS Penyusun : Elfirman Syafei, A. Md. Far Dr. Nurhayati, M.MARS Kontributor : 1. Ns. Yulnofaldi, S.Kep, M.PH 2. Ns. H.Herman Gusnadi, S.Kep 3. Riganta, S.T, M.PH 4. Ns. Zulfa, S.Kep, Sp.Kep.MB 5. Hj. Misfatria Noor, M.Kep, Sp.Kep.MB 6. Opriadi, A.MA
  • 5. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIii
  • 6. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIiii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kelapangan waktu dan fikiran sehingga kita berhasil menyelesaikan buku Pedoman Pelayanan Sterilisasi di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi ini. Buku ini memuat kebijakan dan pedoman pelayanan sterilisasi yang dilakukan di rumah sakit baik oleh Instalasi Sterilisasi Pusat atau Satelit Sterilisasi yang merupakan perpanjangan tangan Instalasi Sterilisasi Pusat di Unit Kerja. Dengan adanya buku ini diharapkan semua petugas dan staf yang terlibat dalam pelayanan sterilisasi dapat melaksanakan semua tahapan dan kegiatan yang berhubungan dengan sterilisasi sesuai dengan standar yang disyaratkan dalam pedoman ini, sehingga hasil dari proses sterilisasi tersebut dapat dijamin sterilitasnya untuk menunjang keselamatan pasien. Kami mengakui bahwa buku ini jauh dari sempurna sehingga dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak. Bukittinggi, Februari 2019 Tim Penyusun
  • 7. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIiv SAMBUTAN DIREKTUR RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI Berkat rahmat Allah SWT, Buku Panduan Pelayanan Sterilisasi di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi telah selesai disusun oleh Instalasi Sterilisasi Pusat RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Saya ucapkan selamat dan penghargaan atas usaha dan kerjasama seluruh staf dalam mengupayakan penerbitan buku ini. Saya berharap buku ini dapat bermanfaat dan menjadi panduan bagi seluruh tenaga yang terkait dengan kegiatan sterilisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Saat ini mutu proses dan hasil sterilisasi menjadi tolak ukur mutu pelayanan suatu rumah sakit dan menjadi salah satu standar penilaian dalam akreditasi. Semoga dengan mengacu pada Buku Pedoman Pelayanan Sterilisasi di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi ini dapat menurunkan angka infeksi HAIs di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dalam mendukung program keselamatan pasien, khusus untuk Instalasi Sterilisasi Pusat semoga dapat terus meningkatkan kinerja dan kerjasama dengan unit terkait Bukittinggi, Februari 2019 Direktur RSUD.Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Dr. KHAIRUL, Sp.M Pembina Utama Muda NIP.19610115 1989031 003
  • 8. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr.ACHMAD MOCHTARBUKITTINGGIv DAFTAR ISI Keputusan Direktur tentang Revisi Pedoman Pelayanan Sterilisasi.......................... I Tim Penyusun............................................................................................................................................... III Kata Pengantar ............................................................................................................................................ IV Sambutan Direktur RSUD.Dr. Achamad Mochtar Bukittinggi ......................................... V Daftar Isi........................................................................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................: 3 A. Latar Belakang..................................................................................................................... 3 B. Tujuan Pedoman................................................................................................................. 4 C. Ruang Lingkup Pelayanan ............................................................................................ D. Batasan Operasional......................................................................................................... E. Landasan Hukum................................................................................................................ BAB II STANDAR KETENAGAAN.......................................................................................................: 7 A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ........................................................................... 7 B. Distribusi Ketenagaan C. Pengaturan Dinas .............................................................................................................. 7 BAB III STANDAR FASILITAS.............................................................................................................. A. Denah Ruangan ................................................................................................................... B. Standar Fasilitas.................................................................................................................. BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN .......................................................................................... BAB V LOGISTIK......................................................................................................................................... BAB VI KESELAMATAN PASIEN........................................................................................................ BAB VII KESELAMATAN KERJA......................................................................................................... BAB VIII PENGENDALIAN MUTU...................................................................................................... BAB IX PENUTUP........................................................................................................................................
  • 9. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggisebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan dan merupakan salah satu rumah sakit rujukan medik digunakanuntuk menyelenggarakanupaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatifberupaya untuk mencegah resiko penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health Care Associated Infections)selanjutnya disebut HAIs. HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatn di rumah sakit dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait prosespelayanankesehatan di fasilitas pelayanankesehatan. HAIs dapat disebabkan oleh flora endogen atau karena mikroorganisme dilingkungan sarana kesehatan. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka HAIs, maka diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi baik pada pasien, keluarga pasien, masyarakat yang berkunjung maupun petugas rumah sakit. Salah satu langkah dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi adalah melalui proses sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu proses penanganan peralatan atau bahan medis yang tidak steril menjadi sterildengan menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora melalui metoda sterilisasi yang tepat. Semakin bertambah kompleksitas peralatan medis dan meningkatnya kebutuhan bahan medissteril habis pakai, maka diperlukan pusat pelayanan sterilisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efektif, efesien serta dapat di monitoring dan di evaluasi sehingga produk steril dapat dipertanggungjawabkan. LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD.Dr. ACHMAD MOCTAR BUKITTINGGI NOMOR: 09/…….. /Ped-RSAM/II/2019 TENTANG RevisiPEDOMAN PELAYANAN STERILISASI PUSAT RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
  • 10. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2 B. Tujuan Pedoman Umum : Untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan bahan guna menekan kejadian infeksi dirumah sakit. Khusus : 1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan sterilisasi di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. 2. Untuk mengadakan pengawasan dan kontrol mutu terhadap proses stereilisasi. 3. Sebagai pedoman kerja bagi SDM yang bekerja di Instalasi Sterilisasi Pusat dalam meberikan pelayanan C. Ruang Lingkup Pelayanan Pedoman pelayanan ini memberikan panduan bagi seluruh SDM yang bekerja di Instalasi Sterilisasi Pusat dan petugas lain diluarInstalasi Pusat Sterilisasa di unit lain dalam lingkungan RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Pedoman ini memuat aspek- aspek umum yang berlaku dalam pelayanan sterilisasi RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Sedangkan aspek-aspek khusus yang berlaku pada pelayanan Instalasi Sterilisasi Pusat dijabarkan dalamSPO. Ruang lingkup Pelayanan Instalasi Sterilisasi Pusat meliputi : 1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien. 2. Melakukan proses sterilisasialat/bahan. 3. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi maupun ruangan lainnya. 4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman danefektifsertabermutu. 5. Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk keperluan perawatan pasien. 6. Mempertahankan standar yang telah ditetapkan. 7. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, disinfeksi maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalianmutu.
  • 11. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 3 8. Melakukanpenelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial. 9. Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi. 10. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi sterilisasi pusat baik yang bersifat intern maupun ekstern. 11. Mengevaluasihasilsterilisasi. D. Batasan Operasional 1. Aerasi adalah pemaparan kemasan yangbaru disterilkan gas Etilen Oksida pada sirkulasi udara untuk menghilangkan sisagas Etilen Oksida. 2. AAMI adalah singkatan dari Association for the Advancement of Medical. 3. AHA adalah singkatan dari American Hospital Association. 4. APIC adalah singkatan dari Asosiation Profesional Infection Control 5. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan membrane mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme. 6. Autoclave adalah suatu alatImesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan. 7. Bacilluss tearothermophyulus adalah mikroorganisme yang dapat membentuk spora serta resistensi terhadap panas dan digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi uap. 8. Bacillus subtilis adalah mikro organisme yang dapat membentuk spora dan digunakan untuk ujie fektifitas sterilisasi Etilen Oksida. 9. Bioburden adalah jumlah mikroorganisme pada benda terkontaminasi. 10. Bowie-Dick test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin sterilisasi uap berpompa vakum,penemu metodenya adalah J.H.BowiedanJ.Dick. 11. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut termasuk perendaman,pencucian,desinfeksi sampai sterilisasi 12. Disinfeksi adalah prosesin aktivasi mikroorganis >memelalui sistem termal(panas) atau kimia. 13. Goggle adalah alat proteksi mata. 14. Inkubator adalah alat yang digunakan untukd apat menghasilkan suhu tertentu secara kontinyu untuk menumbuhkan kultur bakteri. 15. lndikator biologi adalah sediaan berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten terhadap suatu proses sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan bahwa sterilisasi telah tercapai.
  • 12. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 4 16. Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya pemaparan sterilan pada obyeky ang disterilkan,ditandai dengan adanya perubahan warna. 17. Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dan lain-lain pada mesin sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal. 18. HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatn di rumah sakit dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. HAIs dapat disebabkan oleh flora endogen atau karena mikroorganisme dilingkungan sarana kesehatan. 19. Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter,jarum suntik maupun pembuluh darah. 20. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikro organisme termasuk spora. 21. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisika atau kimia. 22. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan. 23. Termokopel adalah sepasang kabel termo-elektrik untuk mengukur perbedaan suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin sterilisasi. 24. Instalasi Sterilisasi Pusat (ISP) adalah unit penunjang bisnis sebagai pengelola sterilisasi di rumah sakit dan melaksanakan kegiatan sterilisasi secara sentral untuk menunjang kelancaran pelayanan. 25. Barang steril sekali pakai (single-use) adalah instrument /alat kesehatan yang disediakan dan diproduksi untuk sekali pakai atau habis digunakan sekali pakai dalam satu kemasan. 26. Barang steril yang dapat diulang pakai(re-use) adalah instrument/alat kesehatan sekali pakai sesudah digunakan dapat diulang pakai setelah melalui proses pre-cleaning, cleaning, pengemasan/labeling dan disterilkan dengan mesin sterilisator yang sesuai. 27. Tanggal kadaluarsa adalah tanggal yang menyatakan batas waktu terakhir barang masih memenuhi persyaratan steril selama disimpan sesuai dengan cara yang benar. E. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
  • 13. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 5 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612); 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 464); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 413); 6. Peraturan Menteri Keshatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. 7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan Kerja Rumah Sakit 8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
  • 14. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 6 BAB II STANDAR KETENAGAAN A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA 1. Status Kesehatan Seluruh tenaga yang bekerja di Instalasi Sterilisasi Pusat dianjurkan : a. Mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik, X-ray untuk TBC, paling sedikit sekali setahun. b. Status imunisasi untuk hepatitisB, tetanus, typhoid fever. c. Laporan mengenai sakit yang dialami selama bekerja di pusat sterilisasi seperti infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi gastro intestinal, tertusuk jarum maupun infeksi pada mata, minimalsekalisetahun. Untuk data (1) dan(3) dilakukan secara berkala setahun sekali. 2. Kualifikasi Tenaga Kualifikasi tenaga yang bekerja di sterilisasi pusat dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas dan tanggung jawabnya, yang dibagi atas tenaga manajerial dan pelaksana pelayanan sterilisasi. a. Kepala lnstalasi Sterilisasi Pusat Kualifikasi 1) Pendidikan terakhir minimal D3 di bidang kesehatan, dengan minimal masa kerja 5 tahun dibidang sterilisasi. 2) Telah mendapat kursus tambahan tentang prosedur dan teknis pelayanan sterilisasi. 3) Telah mendapat kursus tambahan tentang manajemen. 4) Mengetahui tentang psikologi personel. 5) Berpengalaman kerja di bagian sterilisasi. 6) Mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi. Uraian tugas :
  • 15. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 7 1) Mengarahkan semua aktivitas staf yang berkaitan dengan supply alat medissterilbagi perawatan pasiendi rumahsakit. 2) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan diri/ personel lainnya. 3) Menentukan metoda yang efektif bagi penyiapan dan penanganan alat I bahan steril. 4) Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin sterilisasi secara benar. 5) Memastikan bahwa teknik aseptik diterapkan pada saat penyiapan dan penanganan alat steril baik yang sekali pakai atau pemakaian ulang. 6) Kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi yangbersifat intern/ ekstern. 7) Melakukan seleksi untuk calon tenaga di pusat sterilisasi, 8) menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi pada waktu yang telah ditentukan. 9) Membuat perencanaan program kerja. 10) Membuat laporankinerja pusatsterilisasi. b. Koordinator Unit Kerja Kualifikasi Tenaga : 1) Pendidikan minimal D3 dibidang kesehatan dengan masa kerja selama 3 tahun di bidang sterilisasi. 2) Pernah mengikuti kursus tambahan tentang pusat sterilisasi. 3) Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas dari sub instalasi yang dipimpinnya. 4) Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi. 5) Kondisi kesehatan baik. a. Koordinator Unit Produksi Uraian tugas :
  • 16. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 8 1. Memberi masukan terhadap program kerja, terutama dalam hal pengelolaan produksi alat dan bahan steril 2. Membantu Kepala Instalasi dalam menyelenggarakan, mengkoordinasi, mengatur, mengawasi seluruh kegiatan produksi alat dan bahan Steril sesuai aturan SPO yang berlaku 3. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi sterilisasi pusat 4. Membantu kepala instalasi dalam pengendalian dan penanganan alat, supervisi langsung, merevisi prosedur baku, mengevaluasi staf dan melaporkan kepada kepala instalasi sterilisasi pusat 5. Membuat program orientasi untuk tenaga baru 6. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan sub instalasi 7. Membuat laporan hasil kerja unit produksi kepada kepala instalasi 8. Mengatur sistem penyimpanan alat dan bahan steril 9. Mengatur system distribusi alat dan bahan steril ke unit lain yang membutuhkan. 10. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pengelolaan produksi alat dan bahan steril 11. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan protap pengelolaan produksi sesuai dengan perkembangan ilmu sterilisasi. 12. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi terhadap staf dalam rangka pengembangan mutu pelayanan sterilisasi. 13. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengelolaan produksi alat dan bahan steril . 14. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada dan di lingkungan rumah sakit. 15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi. b. Koordinator Unit Mutu Uraian Tugas
  • 17. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 9 a. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi sterilisasi pusat b. Membantu kepala instalasi dalam supervisi langsung, merevisi prosedur baku, mengevaluasi staf dan melaporkan kepada kepala instalasi pusat c. Membuat program orientasi untuk tenaga baru d. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan sub instalasi e. Memantau dan memastikan mutu hasil produksi ISP f. Membuat hasil kerja sub kerja mutu kepada kepala instalasi g. Menyusun program kerja dan cara monitoring serta evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai target yang ditetapkan. h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan program kerja i. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian j. Melakukan tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan. k. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan protap sesuai dengan perkembangan ilmu sterilisasi. l. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan dalam rangka pengembangan mutu pelayanan sterilisasi. m. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di lingkungan rumah sakit. n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi. c. Pelaksana Sterilisasi Kualifikasi Tenaga : 1. Mempunyai sertifikat pelatihan sterilisasi yang bersertifikasi. 2. Dapat belajar dengan cepat. 3. Mempunyai ketrampilan yang baik.
  • 18. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 10 4. "Personal Hygiene"baik. 5. Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian. UraianTugas: 1. Bertanggung jawab terhadap Koordinator Unit kerja. 2. Tidak alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan di pusat sterilisasi. 3. Dapat mengerti perintah dan menerapkannya menjadi aktivitas. 4. Dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan 5. Mengikuti prosedur kerja I Standar Prosedur Operasional yang telah dibuat. 6. Dapat menjalankan pekerjaan baik dengan perintah langsung maupun tidak langsung / telepon. 7. Dapat mengerjakan pekerjaan rutin / berulang-ulang yang relatif "membosankan ". 8. Dapat menerima tekanan kerja dan kadang-kadang lembur. 9. Memakai pelindung seperti apron, masker, penutup kepala, sandalkhusus dan sarung tangan. 10. Memelihara peralatan pusat sterilisasi, alat dan bahan steril. d. Penanggung Jawab Administrasi . Kualifakasi Tenaga: 1. Minimal lulusan SMA Sederajatatau sekolah pendidikan perawat atau yang setara dengan tambahan kursus administrasi. 2. Dapat melakukan pengetikan dan menggunakan komputer. 3. Memahami dasar kearsipan Uraian Tugas 1. Membuat laporan pemakaian bahan habis pakai 2. Membuat laporan pendistribusian alat dan bahan steril sesuai jenisnya
  • 19. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 11 3. Membuat laporan stok alat dan bahan habis pakai tiap bulan untuk dilaporkan ke Direktur. 4. Menyiapkan sarana kerja untuk para petugas. 5. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan sesama staf dan unit kerja lain di rumah sakit. 6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepa Instalasi dan Koordinator unit kerja 3. Kompetensi Tenaga Tenaga yang bertugas di Instalasi Sterilisasi Pusat harus mampu berkomunikas tentang pelayanan Sterilisasi di RSUD. Achmad Mochatar Bukittinggi. B. PENGATURAN DINAS Instalasi Sterilisasi Pusat memberlakukan pengaturan dinas sebagai berikut NO JABATAN PENGATURAN JADWAL 1 Kepala Instalasi Dinas Pagi 2 Koordinator Dinas Pagi 3 Tenaga Pelaksana Sterilisasi Dinas Pagi, Sore 4 Tenaga Administrasi Dinas Pagi
  • 20. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 12 BAB II STANDAR FASILITAS Sarana fisik dan peralatan di Instalasi sterilisasi pusat sangat mempengaruhi efisiensi kerja dan pelayanan di instalasi sterilisasi pusat rumah sakit. Dalam merencanakansarana fisik, dan peralatannya, sebaiknya melibatkan staf pusat sterilisasi. Mengingat pusat sterilisasi merupakan jantung rumah sakit dimana tugas pokok pusat sterilisasi adalah menerima bahan dan alat medik dari semua unit-unit di rumah sakit untuk kemudian diproses menjadi alat I bahan medik dalam kondisi steril dan selanjutnya mendistribusikan kepada unit lain yang membutuhkan kondisi steril, maka dalam menentukan lokasi pusat sterilisasi perlu diperhatikan : A. Fisik Ruangan 1. Lokasi dan Ruangan Instalasi Sterilisasi Pusat RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi lokasi berdekatan dengan ruangan Instalasi Bedah Sentral dengan luas lebih kurang 150 m2 yang melayani pasiien rawat inap dengan jumlah tempat tidur 340 buah. Denah Ruangan RUANGAN SETING/PAKING LINENE RUANGAN LABELING / PACKING/PRODUKSI KASSA ( AREA BERSIH ) AUTOCLAVE RUANGAN PENYIMPANAN ALAT/BAHAN STERIL ( AREA STERIL ) RUANGAN GANTI LOKET PENERIMAAN ALAT/BAHAN BERSIH ( Area Umum ) PENY ERA HAN ALAT /BAH AN STER IL WC RUANGAN KA. INSTALASI/ADM KORIDOR
  • 21. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 13 A. STANDAR FASILITAS Pada prinsipnya desain ruangan instalasi sterilisasi pusat terdiri dari ruang bersih dan ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotorke ruang bersih. Selain itu pembagian ruangan disesuaikan dengan alur kerja. Ruang pusat sterilisasi dibagi atas 5 ruang yaitu : 1. Ruangan Dekontaminasi (Area Kotor ) Pada ruang dekontaminasi terjadi proses : a. Penerimaan barang kotor; b. Dekontaminasi dan pembersihan (Pre Cleaning dan cleaning). Ruang dekontaminasi harus dipelihara, dan dikontrol untuk mendukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk melindungi pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun, dan hal-hal berbahaya lainnya. Persyaratan ruangan dekontaminasi Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor keruang bersih maka ruangan dekontaminasi harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Ventilasi 1. Udara dihisap keluar; 2. Sirkulasi udarayang mempunyai filter. 3. Tekanan udara harus negatif. b. Suhu dan Kelembaban 1. Suhu antara 18°C - 22°C. 2. Kelembaban udara antara 35%- 75%. c. Kebersihan 1. Bebas dari debu, serangga, dan hewan pengerat 2. Pembersihan ruangan dan sink dilakukan sekali sehari dipel atau di vacum basah. 3. Tumpahan darah langsung dibersihkan dan disinfektan d. Lokasi Ruangan Desinfektan
  • 22. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 14 Terletak diluar lalu lintas utama rumah sakit. Dirancang sebagai area tertutup, secara fungsional terpisah dari area di sebelahnya, dengan ijin masuk terbatas. 2. Ruangan Pengemasan (Area Bersih ) Pada area bersih dilakukan proses : a. Pengemasan; b. Setting dan Packing c. Labeling dan d. Pemberian indikator 3. Ruangan Produksi Dan Prosesing (Area Bersih) Di ruang ini dilakukan proses : a. Pemeriksaan linen; b. Peilipatan dan pengemasan linen; c. Pelipatan dan pengemasan kassa, kapas, cotton swaps d. Dalain-lain 4. Ruangan Sterilisasi Di ruang ini dilakukan proses sterilisasialat/bahan. Untuksterilisasi EtilenOksida, sebaiknyadibuatkan ruang khusus yang terpisah tetapi masih dalam satuunit pusatsterilisasi dan dilengkapi denganexhaust dan kran cuci mata. 5. Ruang Penyimpanan BarangSteril Di area steril ini dilakukan penyimpanan sementara instrument steril yang akan didistribusikan. Ruangan penyimpanan alat steril ini harus memenuhi syarat : a. Suhu antara 18°C - 22°C b. Kelembaban 35 - 75 %,; c. Ventilasi menggunakan sistem tekanan positif dengan efisiensi filtrasi partikular antara 90 - 95 % (untuk partikular berukuran 0,5 mikron); d. Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat
  • 23. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 15 sehingga mudah dibersihkan; e. Alat steril disimpan pada jarak 19 - 24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding Akses ke ruang penyimpanan steril dilakukan oleh petugas pusat sterilisasi yang terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang sesuai dengan persyaratan. Lokasi ruangpenyimpanan steril harus jauh dari lalu lintas utama dan jendela serta pintu sesedikit mungkin dan terisolasi (sealed). 1. Bangunan Bangunan Instalasi Sterilisasi Pusat RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi luas 180 m2 , berdekatan dengan OK Sentral. A. Area Bersih (Proses Pengemasan, Labeling dan Sterilisasi) 1. Instrumen bersih masuk melalui loket penerimaan instrument bersih. 2. Di area bersih dilakukan proses pengemasan, labeling dan proses sterilisasi 3. Instrumen steril hasil proses sterilisasi dikirim ke ruang steril. B. Area Steril 1. Instrumen steril masuk dari area bersih melalaui mesin sterilisasi double door atau melalui pintu ruangan steril . 2. Di area steril dilakukan penyimpanan instrument steril yang akan didistribusikan C. Area Umum Untuk Kegiatan Manajemen terdiri dari ruang Kepala Instalasi, ruangan Kasub Inst, ruang staf, ruang administrasi, ruang serbaguna, toilet. - Area Bersih Untuk kegiatan mulai penerimaan barang bersih, pengemasan dan labeling uji indikator dan proses sterilisasi Persyaratan :  Ventilasi baik, bebas debu
  • 24. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 16  Suhu udara antara 180 - 220 C  Kelembaban udara antara 35 - 75%  Tekanan positif  Terpisah dari ruangan pre-cleaning/cleaning. - Area Steril Area untuk melakukan uji visual barang steril, penyimpanan barang steril dan pendistribusian barang steril. Ruang ini berada dekat dengan ruang sterilisasi. Apabila digunakan mesin sterilisasi dua pintu, maka pintu belakang langsung berhubungan dengan ruang penyimpanan. Persyaratan :  Penerangan harus memadai  Suhu udara antara 18 – 220C  Kelembaban udara antara 35 – 75%  Tekanan positif  Efisiensi filtrasi partikular antara 90 – 95% (untuk partikular berukuran 0,5 mikron)  Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat sehingga mudah dibersihkan  Alat steril disimpan pada jarak 19 – 24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding  Hindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan. Akses ke ruang penyimpanan steril, dilakukan oleh petugas sterilisasi sentral yang terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang sesuai dengan persyaratan.
  • 25. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 17 BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. MANAJEMEN UMUM 1. Administrasi a. Surat masuk dan surat keluar b. Mengarsip surat-surat 2. Perencanaan a. Perencanaan kebutuhan pelayanan sterilisasi rumah sakit diusulkan oleh Instalasi Sterilisasi Pusat sebagai rekapitulasi usulan dari setiap unit kerja/Departemen/Bidang/Bagian b. Perencanaan BMHP adalah perencanaan bahan baku dan pengemas yang dibutuhkan untuk produksi barang medis steril secara periodik dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitas dikirim ke Instalasi Farmasi untuk diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan c. Perencanaan sarana dan prasarana dikirim ke staf pengendali Direktur Umum dan Operasional,untuk diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan 3. Pengadaan Kebutuhan Instalasi Sterilisasi Pusat a. Pengadaan BMHP berdasarkan perencanaan kebutuhan yang sudah dibelikan oleh Unit Layanan Pengadaan yang disimpan oleh Gudang perbekalan farmasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit b. Pengadaan sarana dan prasarana sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Dokumentasi Merupakan kegiatan mencatat, mendata, mendokumentasikan dari semua aktivitas fungsional agar dapat dibaca dan dilaporkan. Karakteristik : a. Akurat b. Ringkas c. Cermat dan teliti d. Dipercaya e. Terbaru f. Terorganisir
  • 26. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 18 5. Pelaporan : a. Laporan bulanan : - Mutasi barang medis habis pakai. - Distribusi barang medis steril - Sterilisasi barang medis tidak habis pakai - Laporan kinerja individu b. Laporan tahunan: - Laporan stok opname barang medis habis pakai - Laporan barang inventaris - Laporan khusus/emergency 6. Sumber Daya Manusia dan Diklat a. Sumber Daya Manusia - Urusan Kepegawaian - Kesejahteraan - Kedisiplinan - Kinerja b. Pendidikan dan Pelatihan - Internal Petugas ISP - Eksternal dari Rumah Sakit lain 7. Logistik dan Inventaris a. Logistik - Bahan Medis habis Pakai (BMHP) - Alat Tulis Kantor (ATK) - Rumah Tangga c. Inventaris : - Peralatan pelayanan sterilisasi - Penunjang pelayanan B. OPERASIONAL 1. Produksi kasa dan kapas steril b. Uji Kualitas bahan baku - Standar kualitas kasa yang baik adalah :  Terbuat dari bahan 100% kapas  Tidak mengandung pemutih  Tidak mengandung zat asing/kanji  Bahan baku berserat panjang  Memiliki daya serap yang baik c. Jenis produksi - Kasa d. Mekanisme permintaan BMHP steril
  • 27. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 19 - Unit kerja mengajukan contoh produk kasa yang akan diproduksi - Mengajukan rencana kebutuhan ke Instalasi Sterilisasi Pusat - Permintaan kebutuhan unit kerja dilakukan 2 (dua) minggu sekali - Permintaan menggunakan formulir permintaan BMHP Steril yang disediakan di ISP (contoh formulir terlampir) - Pengambilan dilakukan paling cepat satu hari setelah permintaan diajukan - Serah terima ditanda tangani kedua belah pihak 1. Proses sterilisasi ALUR PERPINDAHAN BARANG SATU ARAH -pep Barang non steril yang sudah di packing lBarang steril -Penerimaan barang bersih -Pengemasan -Labeling -Penyusunan -Uji mekanik,kimia,biologi -Proses sterilisasi Area bersih Area steril penyimpanan a. Pre-Cleaning Prabilas (Pre-Cleaning) adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi, mengaktifasi virus HBV, HCV dan HIV. - Tempat :  Proses pre cleaning di lakukan di ruangan masing-masing - Tujuan :  Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan instrument pada proses selanjutnya
  • 28. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 20  Menghilangkan kotoran yang terlihat dan tidak terlihat  Meningkatkan efektifitas proses cleaning, desinfeksi dan sterilisasi - Persyaratan :  Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 180 – 220C, kelembaban 35 – 75%, terpisah dari area lain  Perendaman menggunakan 20nstrumen yang disesuaikan dengan ukuran 20nstrument sehingga semua 20nstrumentdapat terendam  Larutan perendaman berupa deterjen ataucairan enzimatik sesuai rekomendasi produsen  Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik  Prabilas harus dilakukan segera setelah penggunaan 20nstrument untuk menghindari kotoran menjadi kering - Prosedur : Lihat SPO Pre-Cleaning b. Cleaning Pembersihan (Cleaning) adalah proses secara fisik membuang semua kotoran dan sejumlah mikroorganisme dari alat kesehatan untuk menguragi risiko bagi petugas selanjutnya - Tempat :  Proses cleaning di lakukan di ruangan masing-masing - Tujuan :  Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan instrumen pada proses selanjutnya  Menghilangkan mikroorganisme berbahaya  Meningkatkan efektifitas proses desinfeksi dan sterilisasi - Persyaratan :  Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 180 - 220, kelembaban 35 - 75%, terpisah dari area lain  Perendaman menggunakan sink yang disesuaikan dengan ukuran instrumen sehingga semua instrumendapat terendam  Larutan perendaman berupa cairan enzymatik  Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik  Pembersihan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan washer machine - Prosedur : Lihat SPO Cleaning
  • 29. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 21 c. Pengemasan Pengemasan adalah kegiatan membungkus alat kesehatan yang sudah bersih dan kering untuk dilakukan proses sterilisasi - Tempat :  Proses pengemasan di lakukan di ISP dan ruangan masing- masing - Tujuan :  Menjamin sterilitas instrument dalam kemasan  Keamanan dan efektifitas perawatan  Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan. - Persyaratan :  Ruangan dengan tekanan positif, ventilasi baik, suhu 180-220, kelembaban 35-75%, bebas debu, terpisah dari ruangan pre- cleaning/cleaning.  Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering  Bahan pengemas : o Harus mampu mempertahankan sterilitas isinya hingga kemasan dibuka dan harus mudah dibuka tanpa menyebabkan kontaminasi o Harus sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai antara lain tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan tekanan pada proses sterilisasi o Dipilih berdasarkan lama kadaluarsa proses penyimpanan instrumen, misalnya pengemas linen masa kadaluarsa instrumen 1 minggu, pengemas kertas masa kadaluarsa 1 bulan dan pengemas pouches masa kadaluarsa 3 bulan  Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik - Prosedur : Lihat SPO Pengemasan d. Labeling/Penandaan Penandaan adalah kegiatan pemberian label/etiket atau catatan yang dilakukan terhadap masing-masing kemasan dari instrumen yang akan melalui proses sterilisasi - Tempat :  Proses penandaan di lakukan di ISP - Tujuan :  Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan  Memudahkan dalam penelusuran atau penarikan kembali - Persyaratan :
  • 30. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 22  Ruangan dengan tekanan positif, ventilasi baik, suhu 180-220, kelembaban 35-75%, bebas debu, terpisah dari ruangan pre- cleaning/cleaning.  Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering  Penandaan mencantumkan minimal : o Penandaan mencantumkan minimal : o tanggal sterilisasi o tanggal kadaluarsa o Inisial nama pengemas o Nomor mesin sterilisasi o Nomor siklus o Jumlah kali pemakaian re-use (untuk single-use/re-use)  Semua kemasan instrumen harus diberi penandaan sebelum dilakukan proses sterilisasi.  Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik. - Prosedur : Lihat SPO Penandaan e. Sterilisasi Sterilisasi adalah proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk mikroorganisme pada instrument atau alat kesehatan termasuk endospora yang dapat dilakukan secara fisika atau kimia meggunakan alat sterilisator - Tempat : - Sterilisasi di lakukan di ISP dan ruangan masing-masingTujuan  Membunuh semua mikroorganisme pada instrumen termasuk endospora  Menghasilkan instrumen steril untuk digunakan. - Persyaratan :  Ruangan dengan ventilasi baik, suhu 180-220, kelembaban 35- 75%, bertekanan positif.  Mesin sterilisasi : o Suhu tinggi digunakan untuk instrumen yang tahan pada suhu 1210 sampai 1340C : sterilisasi uap panas atau sterilisasi panas kering o Harus memenuhi uji kelayakan mesin sebelum digunakan  Sterilisasi secara kimia digunakan untuk instrument atau alat kesehatan yang akan langsung digunakan tanpa distribusi dan penyimpanan.
  • 31. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 23  Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik. - Prosedur : Lihat SPO Proses Sterilisasi f. Penyimpanan Penyimpanan instrumen steril dan bahan medis habis pakai steril adalah proses penempatan dan pengaturan instrumen dan bahan medis habis pakai steril sesuai persyaratan. - Tujuan :  Menjaga sterilitas instrument dan bahan medis habis pakai yang sudah disterilkan  Memudahkan dalam pencarian sehingga mempercepat pelayanan - Persyaratan :  Ruangan dengan penerangan memadai, suhu 180-220, kelembaban 35-75%, ventilasi dengan tekanan positif.  Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang halus dan mudah dibersihkan.  Penyimpanan menggunakan rak yang mudah dibersihkan, disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding.  Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik. Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik. - Prosedur : Lihat SPO Penyimpanan g. Pendistribusian Pendistribusian barang steril adalah kegiatan menyerahkan instrumen dan BMHP steril kepada unit kerja pengguna sesuai aturan yang berlaku. - Tujuan :  Memenuhi kebutuhan unit kerja terhadap instrument dan alat kesehatan steril  Tertib administrasi - Persyaratan :  Menggunakan container tertutup khusus barang bersih  Pada saat serah terima kedua belah pihak harus meneliti dan memeriksa instrumen yang diserah terimakan berdasarkan jumlah dan kondisi fisik instrument.  Kedua belah pihak harus mencantumkan nama dan tanda tangan pada lembar formulir saat serah terima.
  • 32. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 24 - Prosedur : Lihat SPO Pendistribusian 2. Proses Sterilisasi Single Use a. Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala macam komponen, suku cadang, assesoris yang ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau terapi medis pada manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus disediakan dalam keadaan steril atau harus disediakan setelah diproses dengan desinfeksi tingkat tinggi b. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses mulai dari Pre-Cleaning dan Cleaning sampai proses bebas dari mikroorganisme dengan cara Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau Strerilisasi dengan mesin sterilisator c. Tujuan sterilisasi barang single use untuk digunakan ulang - Menurunkan biaya RS dalam penyediaan alat kesehatan - Memelihara efektifitas dan mutu alat kesehatan steril - Mengurangi risiko infeksi - Meningkatkan masa pakai alat kesehatan - Menjamin keamanan dan stabilitas alat kesehatan - Menjamin mutu pelayanan sterilisasi d. Syarat barang single use bisa di reuse - Instrumen single-use yang di re-use adalah instrument dengan harga yang mahal - Terdapat literature atau bukti yang menyatakan bahwa barang single- use dapat di re-use. - Staf yang berhak menyatakan bahwa instrument masih baik dan dapat dilakukan proses re-use adalah dokter terakhir yang menggunakan alat. - Instrumen single-use yang di re-use harus ditandai dengan kode warna sesuai aturan. - Penanda yang dimaksud terbuat dari bahan karet atau selotip sesuai kode warna pada penandaan. - Staf yang berkewajiban memberikan tanda adalah penanggung jawab alat di Unit Kerja. - Proses untuk pre-cleaning, cleaning dan sterilisasi harus sesuai dengan spesifikasi masing-masing alat. (dibahas tersendiri pada “Panduan Proses Sterilisasi Barang Single-Use) 3. Supervisi Satelit Sterilisasi a. Definisi
  • 33. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 25 Supervisi Satelit Sterilisasi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh staf Instalasi Sterilisasi Pusat di Satelit Sterilisasi untuk mendapatkan informasi pelaksanaan proses sterilisasi yang sesuai dengan standar pelayanan sterilisasi dan memberikan rekomendasi tentang pelayanan sterilisasi yang memenuhi syarat. b. Tujuan Supervisi - Mendapatkan informasi tentang standar pelayanan sterilisasi yang telah dilakukan satelit sterilisasi - Memberikan masukan dan saran untuk perbaikan pelayanan satelit - Membantu satelit sterilisasi mencapai standar pelayanan sterilisasi yang disyaratkan c. Pelaksana Supervisi Supervisi dilakukan staf Instalasi Sterilisasi Pusat bersama staf dari Komite PPIRS pada jadwal tertentu yang telah disepakati. d. Materi Supervisi Hal yang menjadi perhatian utama saat supervisi adalah : - Sarana dan Prasarana proses sterilisasi - Ilmu dan keahlian sumber daya manusia yang melakukan proses sterilisasi - Penerapan Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja
  • 34. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 26 BAB V LOGISTIK Instalasi Sterilisasi membutuhkan dukungan bagian lain di rumah sakit untuk melakukan pelayanan yang baik. Dukungan logistik untuk persuratan, linen dan transfer pasien dibutuhkan oleh Instalasi Sterilisasi. Sehingga hubungan yang baik antar bagian yang didukung oleh pimpinan rumah sakit merupakan syarat mutlak pelayanan yang prima. Adapun jenis logistic sebagai berikut A. Logistik 1. Bahan Medis habis Pakai (BMHP) 2. Alat Tulis Kantor (ATK) 3. Rumah Tangga B. Inventaris : 1. Peralatan pelayanan sterilisasi 2. Penunjang pelayanan
  • 35. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 27 BAB VI KESELAMATAN PASIEN Petugas Pusat Sterilisasi mempunyai tanggung jawab dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan pada pasien yang dirawat di rumah sakit sehubungan dengan alat-alat / instrumen yang digunakan. Melakukan proses dekontaminasi, disinfeksi, pengemasan, strilisasi dan penanganan barang steril secara tepat dan benar sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional) yang ditetapkan merupakan cara terbaik bagi petugas untuk mencegah terjadinya kecelakaan / luka pada pasien. Pengguna barang yang belum diuji kelayakan fungsi dan cara pakainya dapat mengalami komplikasi maupun penundaan tindakan. Alat-alat terkontaminasi atau on-steril (seperti instrumen bedah) apabila digunakan pada pasien dapat menimbulkan infeksi nosokomial. Saran tindakan aman - Lakukan pengujian terhadap instrumen / alat sebelum didistribusikan dari Pusat Sterilisasi sesuai dengan petunjuk pabrik dan SPO di pusat sterilisasi. - Pastikan bahwa semua barang telah di dekontaminasi dan bebas dari kotoran, kerusakan, atau bahaya lain yang dapat mempengaruhi perggunaan barang /alat - Pastikan agar barang terkontaminasi selalu dalam keadaan tertutup pada saat transportasi menuju daerah dekontaminasi - Pastikan semua peralatan yang digunakan untuk melakukan proses sterilisasi mengalami pengujian secara teratur dan dijamin bekerja secara baik. - Pastikan bahwa semua komponen instrumen berada dalam keadaan lengkap, dan berfungsi secara normal. - Pastikan bahwa semua mesin sterilisasi ternionitoi secara visual selama siklus berlangsung melalui penguiian indikator kimia, bidogis dan pengujian deteksi udara dalam chamber (sistem mesin sterilisasi uap pre-oakum).
  • 36. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 28 BAB VII KESELAMATAN KERJA A. PENCEGAHAN KECELAKAAN PADA PETUGAS Tanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman di lingkungan Pusat Sterilisasi menjadi tanggung jawab petugas pusat sterilisasi setelah dilakukan pembekalan terhadap petugas terhadap bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan pusat sterilisasi. Pada dasarnya kecelakaan dapat dihindari dengan mengetahui potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Dengan memperhatikan secara seksama dan melatih teknik-teknik bekerja secara aman make risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diturunkan secara signifikan. 1. Penerimaan Barang Kotor dan Daerah Dekontaminasi Bahaya pemaparanterhadap darahdancairan tubuhlainnya maupun zat-zat kimia dilingkungan pusat sterilisasi dapat menyebabkan luka, penyakit dan dalam kondisi yang ekstrim menyebabkan kematian. Upaya pencegahan dapat dilakukan secara efektif dengan menggunakan alat pelindung dirt seperti sarung tangan, penutup kepala, penutup kaki, gaup anti cairan, masker maupun goggle mata. Penyedian alat pelindung dari menjadi tanggung jawab institusi bersangkutan, tetapi adalah tanggung jawab petugas pusat sterilisasi untuk melindungi dirinya dengan menggunakan alat pelindung diri secara benar. Penanganan yang salah terhadap alat-alat tajam terkontaminasi seperti pisau, jarum dan lain-lain dapat menyebabkan rusaknya permukaan kulit yang pada akhirnya dapat memungkinkan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya penyakit. Saran tindakan aman  Jangan sekali-kali memasukkan tangan ke dalam wadah berisi barang terkontaminasi tanpa dapat melihat secara jelas isi dari wadah tadi.  Tuangkan cairan yang dapat mengganggu pengenalan secara visual alat- alat, lalu pindahkan alat / instrumen satu per satu. Pastikan agar bagian yang runcing dari instrumen mengamli berlawanan terhadap tubuh kita pada saat transportasi.  Buang sampah benda tajam (jarum suntik, blide) ke dalam wadah yang tahan tusukan dan tidak dibuang pada tempat sampah biasa.  Pada saat memproses ulang benda tajam pakai ulang, pisahkan dari instrumen lain dan posisikan sedemikian sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya luka pada petugas lain dengan penanganan normal.  Ikuti petunjuk / rekomendasi pabrik untuk penggunaan zat kimia secara aman, dan gunakan alat-pelindung diri untuk mencegah pemaparan zat
  • 37. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 29 kimia terhadap alat dan membran mukosa yang dapat menyebabkan luka bakar kimia.  Berhati-hatilah apabila mendekati daerah dimana air biasa digunakan, periksa kondisi lantai untuk mencegah terjatuh akibat licin lantai, sebaiknya ada rambu-rambu peringatan.  Pada saat mencuci instrumen di dalam bak cuci, perhatikan unful, selalu menggosok dibawah permukaan air untuk mencegah terjadinya aerosol yang dapat terhirup. 2. Penyiapan Proses Sterilisasi Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih yang sudah mendapatkan pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan cara menggunakan mesin sterilisasi secara benar. Dengan demikian maka kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat diperkecil dan upaya untuk menghasilkan barang-barang steril menjadi lebih terjamin. Jenis-jenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit maupun membran mukosa, akibat kelalaian pada penggunaan zat kimia maupun akibat terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap atau kereta barang yang panas). Luka bakar elektris, akibat penggunaan instrumen / alat listrik. Luka pada mata akibat cipratan zat kimia sehingga pemakaian alat lindung mata diperlukan. Saran tindakan aman  Gunakan sarung tangan pada saat menangani kereta mesin sterilisasi atau pada saat berhubungan dengan objek lain bersuhu tinggi.  Letakkan kereta mesin sterilisasi (trolley) di luar daerah lalu lalang petugas Pusat Sterilisasi lain untuk menghindari petugas lain menyentuh kereta yang panas ini.  Tindakan hati-hati harus diperhatikan pada saat menggunakan "sealer panas" dan pemotongan kantung sterilisasi (pouches). Pengoperasioan mesin sterilisasi hanya boleh digunakan oleh petugas terlatih.  Pengoperasian dan instalasi mesin sterilisasi etilen oksida harus dilakukan dengan memperhatikan sistem ventilasi dan system exhaust yang berhubungan langsung dengan udara luar (ke luar gedung).  Pada saat memindahkan barang ke dalam kabinet aerasi, petugas harus menggunakan sarung tangan dan tidak memegang barang dekat dengan tubuh atau menghisap udara di atas barang yang dipindahkan tersebut.  Pada saat memindahkan wadah dari mesin EO ke dalam aerator sebaiknya kereta ditarik dan tidak didorong.  Setelah barang dimasukkan ke dalam kabinet aerasi dan siklus aerasi sudah dijalankan, maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai proses aerasi telah selesai.  Apabila ada petugas yang terpapar dengan EO segera bawa ke ruang gawat darurat untuk evakuasi lebih lanjut.
  • 38. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 30 B. PENAGANAN ZAT KIMIA Penanganan zat-zat kimia di pusat sterilisasi sangat perlu diperhatikan mengingat banyak zat kimia yang digunakan di pusat sterilisasi bersifat toksik. Apabila penanganannya tidak dilakukan dengan baik maka dapat membahayakan baik petugas pusat sterilisasi itu sendiri maupun pasien. 1. Alkohol Alkohol dalam bentuk Etil atau isopropil alkohol (60-90%) digunakan sebagai disinfektan menengah dengan kemampuan bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, dan virusidal. Tindakan pertolongan 1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. 2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas ventilasi dan oksigenasi dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata 1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena. 2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan laktikim, irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9 % perlahan selama 15-20 menit. 3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. 4. Jangan biarkan korban menggosok mata. 5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter mata. Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit 1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat. 2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit. 3. Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan. 2. Formaldehid Formaldehid adalah gas tidak berwarna dengan bau menyengat. Umumnya
  • 39. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 31 digunakan sebagai disinfektan. Formalin adalah larutan yang mengandung formaldehid dan metanol dengan kadar bervariasi (biasanya antara 12-15%). Bahaya terhadap kesehatan Dosis toksik : Dosis letal pada manusia secara oral 0,5-5 g/kg BB. Akut : 2-3 ppm, rasa gatal pada mata, 4-5 ppm lakrimasi, 10 ppm lakrimasi berat, 10-20 ppm susah bernafas, batuk, terasa panas pada hidung dan tenggorokan, 50-100 ppm Iritasi akut saluran pernafasan Lambat : Iritasi kulit Kronik : Karsinogenik, gangguan menstruasi dan kesuburan pada wanita, percikan larutan pada mata dapat menyebabkan kerusakan berat sampai dengan menetap, kornea buram dan buta. Jika tertelan : Menyebabkan luka korosif mukosa gastro intestinal disertai mual, muntah, perdarahan. Jika terhirup : Iritasi saluran nafas, nafas berbunyi, laringospasme. Kontak kulit : Iritasi pada kulit. Kontak mata : Iritasi dan lakrimasi, pada konsentrasi pekat menyebabkan kornea buram dan buta. Tindakan pertolongan 1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. 2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata 1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena. 2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCI 0,9% perlahan selmim 15-20 menit. 3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. 4. Jangan biarkan korban menggosok mata 5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim/konsul ke dokter mata.
  • 40. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 32 Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit 1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat. 2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit. 3. Jika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan. 4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi 5. Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. 6. Keringkan dengan handuk yang keying dan lembut. Tindakan pertolongan pada pemaparan gastro intestinal Pada keracunan form.aldehid ringan, perlu dilakukan tindakan berikut : 1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk orang dewasa maksimal 200 cc sekali minum, untuk anak-anak maksimal 100 cc. 2. Kontraindikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon – aktif 3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi. 4. Etilen Oksida Etilen oksida merupakan zat kimia yang banyak digunakan proses sterilisasi kimia alat-alat kesehatan, pereaksi dalam kimia organic terutama dalam pembuatan etilenglikol, fungisida, bahan makanan dan tekstil. Bahan utama terhadap kesehatan Inhalasi : Pemaparan jangka pendek : iritasi, daya penciuman menurun, dispnea, nyeri kepala, mengantuk, gejala mabuk, gangguan keseimbangan tubuh, sianosis, kongesti paru-paru, kejang dan gangguan kesuburan. Pemaparan jangka panjang : potensial dapat menyebabkan kanker. Kontak kulit : Pemaparan jangka pendek : reaksi alergi, kulit terasa panas, melepuh, frost bite (luka bakar karena suhu rendah.).
  • 41. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 33 Kontak mata : Pemaparan jangka pendek : terasa panas, frostbite, mata berair. Pemaparan Jangka panjang : dapat menimbulkan katarak. Tertelan : Pemaparan jangka pendek : terasa panas terbakar, sakit tenggorokan, mual, muntah, frost bite, diare, nyeri perut, nyeri dada, nyeri kepala, sianosis. Pemaparan jangka panjang : kerusakan hati, potensial karsinogen. Tindakan pertolongan 1. Bawa korban ke ruangan dengansirkulasi udara yang baik. 2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan napas, ventilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata 1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena 2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakuko irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCI 0,9 % perlahan sulamo 15-20 menit. 3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. 4. Jangan biarkan korban menggosok mata 5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim / konsul dokter mata. Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit 1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat. 2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit. 3. Jika tidak tersedia air, bersihkan bagian kulit dengan kain kertas secara perlahan. 4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi 5. Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung seperti sarung tangan, masker, apron 6. Keringkan dengan handuk yang keying dan lembut Tindakan pertolongan pada pemaparan gastrointestinal 1. Induksi muntah tidak dilakukan (kontraindikasi) 2. Aspirasi dan bilas lambung tidak dianjurkan
  • 42. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 34 3. Berikan karbon aktif dosis tunggal 1 gr/kg atau dewasa 30-100 gr dan anak-anak 15-30 gr. Cara pemberian : dicampur rata deangan perbandingan 5-10gr karbon aktif dengan 100-200 ml air. Dewasa : 10 gr tiap 20 menit, anak-anak 5 gr tiap 20 menut 4. Lisol Lisol merupakan nama lain dari kelompok zat kimia fenol, asam karbolat, hidroksibenzena, asam fenilat, resul, karbol kreolin, likreasol. Lisol banyak digunakan sebagai disinfektan rumah tangga untuk membersihkan lantai, kamar mandi / WC dan untuk menghilangkan bau busuk. Dalam bidang kesehatan digunakan sebagai larutan disinfeksi dengan konsentrasi antara 1- 2%. Bahaya utama pada kesehatan Pada kulit dan mukosa : Gatal dan mati rasa dan pada keadaan berulang atau berat : kemerahan, gatal dan luka bakar. Kronis pada kulit : Eritema, vesikel, dan akhirnya dapat mengalami dermatitis kontak. Pemaparan pada mata : Iritasi konjungtiva, kornea berwarna putih, edema palpebra, dan iritis. Pemaparan sistemik Pemaparan sistematik : Nyeri kepala, nausea, diare, lemah, pusing, dispnea, penglihatan kabur, nyeri abdomen, muntah dan rash- Jika konsentrasi fenol > 5% dapat menyebabkan luka bakar pada mulut dan esophagus. Efek pada system Kardiovaskuler : Hipotensi dan syok Kardivaskuler : Urin bewarna gelap karena hemoglobinuri Efek pada pernafasan : Depresi pernafasan dan gagal nafas Tindakan pertolongan 1. Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. 2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi dengan oksigen lembab 100%, dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata 1. Tengadahkan kepala dan rniringkan ke sisi mata yang terkena
  • 43. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 35 2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCI 0,9 % perlahan selami 15-20 menit. 3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selarna 10 menit. 4. Jangan biarkan korban menggosok mata. 5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lain segera kirim / konsul ke dokter mata. Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit 1. Bawa pasien segera ke keran air terdekat. 2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit. 3. Jika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan 4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi 5. Pada saat pemberian pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron 6. Keringan dengan handuk yang kering dan lembut Tindakan pertolongan pemaparan gastrointestinal 1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin, untuk pengenceran pada orang dewasa maksimal 250 cc sekali minum, untuk anak- anak maksimal 100 ml. 2. Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon aktif. 3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi. 5. Natrium Hipoklorit Larutan pemutih pakaian yang biasa digunakan biasanya mengandung bahan aktif Natrium hipoklorit (NaOCI) 5-10 %. Selain digunakan sebagai pemutih juga digunakan sebagai disinfektan. Pada konsentrasi >20% zat ini bersifat korosif dan bila tertelan akan berbahaya karena jika kontak dengan asam lambung akan melepaskan asam klorat dan gas klor bebas dalam lambung yang apabila terhirup dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Bahaya utama terhadap kesehatan Inhalasi : Bila terhirup, tenggorokan akan terasa sakit, iritasi saluran
  • 44. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 36 pernafasan, batuk, sesak nafas, dan edema paru-paru. Kontak kulit : Terjadi pada permukaan kulit, terasa perih, iritasi local dan erupsi. Kontak mata : Pemerahan mata, korosif, perih, penglihatan jadi kabur Tertelan : Pada konsentrasi zat 3-5% mulut dan tenggorokan terasa terbakar, iritasi mulut dan faring : edema hmoi dan laring serta mual, muntah. Pada konsentrasi 100, pekat nyeri menelan, salivasi, rasa sakit parch p.idp tenggorokan, dada dan perut. Tindakan pertolongan 1. Bawa korban keruangan dengan sirkulasi udara yang baik. 2. Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi dengan oksigen lembab 100%, dan penatalaksanaan sirkulasi. Tindakan pertolongan pada pemaparan mata 1. Tengadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena 2. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCI 0,9 % perlahan selami 15-20 menit. 3. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. 4. Jangan biarkan korban menggosok mata 5. Tutuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim / konsul dokter mata. Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit 1. Bawa pasien segera ke pancuran terdekat. 2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10 menit. 3. Jika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan. 4. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan buanglah dalam wadah / plastik tertutup. 5. Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat lindung diri seperti sarung tangan, masker, apron. 6. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
  • 45. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 37 Tindakan pertolongan pemaparan gastrointestinal 1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk orang dewasa maksimal 250 cc sekali minum, untuk anak- anak maksimal 100 ml. 2. Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon aktif. 3. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi. 4. Pengenceran dengan demulsen seperti susu atau antasid.
  • 46. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 38 BAB IV MONITORING DAN EVALUASI A. MONITORING KUALITAS (PENGAWASAN MUTU) 1. Prinsip :Pengawasan mutu proses sterilitas merupakan kegiatan monitoring mutu disetiap tahap proses sterilisasi. 2. Persyaratan pengawasan mutu : a. Dilakukan secara visual b. Menggunakan alat bantu (indicator) c. Melihat hasil kerja alat (mekanik). d. Dilakukan oleh petugas yang terlatih 3. Tujuan : a. Memastikan semua proses sterilisasi berjalan sesuai standar. b. Memberikan jaminan mutu terhadap barang steril yang dihasilkan 4. Uji Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) a. Terbuat dari bahan 100% kapas Ambil sepotong kasa, bakar bagian ujungnya, perhatikan warna dan bau asap serta abunya. Kasa yang berbaik berasap putih, berbau kertas terbakar dan abu yang halus. Kasa yang buruk berasap hitam, berbau plastik terbakar dan abu menggumpal karena mengandung bahan sintetis. b. Tidak mengandung pemutih Tempatkan kasa di ruang gelap, paparkan lampu ultra violet. Kasa yang baik tidak akan berpendar sama sekali. Kasa yang buruk berpendar secara tersamar sampai sangat kuat. c. Tidak mengandung zat asing/kanji Ambil sepotong kasa, teteskan cairan iodium. Kasa yang baik warna iodium tidak berubah. Kasa yang buruk, warna iodium menjadi kebiruan karena bereaksi dengan kanji. d. Bahan baku berserat panjang Ambil kasa, perhatikan fisiknya, raba dan ditepuk-tepuk. Kasa yang baik benangnya padat, rapi dan debu sangat minimal. Kasa yang buruk benangnya rapuh, tidak beraturan dan debunya banyak. e. Memiliki daya serap yang baik Ambil kasa, lipat, teteskan darah atau betadin, perhatikan daya serapnya. Kasa yang baik daya serapnya cepat. Kasa yang buruk daya serapnya kurang karena bercampur bahan sintetis. 5. Monitoring Pelaksanaan Proses Sterilisasi
  • 47. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 39 a. Uji visual terhadap instrumen untuk mengetahui instrumen layak atau tidak layak diproses sesuai IK Uji Visual, dilakukan pada : - Loket penerimaan instrumen bersih - Selesai proses pembersihan (cleaning) - Selesai proses sterilisasi - Sebelum instrumen didistribusikan b. Uji Mekanik terhadap alat yang digunakan untuk proses sterilisasi sebelum penggunaan alat agar diketahui kelayakan alat sesuai IK Uji Mekanik, dilakukan pada : - Mesin cutting dan sealing pouches - Mesin sterilisasi uap panas c. Uji Bowie Dick sebelum proses sterilisasi untuk mengetahui kemampuan daya vakum dan tekanan mesin sesuai IK Uji Bowie Dick, dilakukan pada : - Mesin sterilisasi uap panas dengan vakum d. Uji Biologi terhadap mesin sterilisasi dilakukan setiap satu kali semimggu sterilisasi alat implantasi sesuai IK Uji Biologi, dilakukan pada : - Mesin sterilisasi uap panas e. Pemantauan proses sterilisasi dilakukan saat mesin sterilisasi berjalan, pemantauan dengan melihat print out proses yang dilakukan mesin sesuai IK Pemantauan in proses mesin sterilisasi, dilakukan pada : - Mesin sterilisasi uap panas 6. Monitoring setelah pelaksanaan proses sterilisasi Uji mikrobiologi terhadap produk sterilisasi sesuai jenis kemasan untuk menentukan dan memastikan masa kadaluarsa produk sesuai IK Uji Mikrobiologi, dilakukan pada : - Hasil sterilisasi dengan pengemas linen - Hasil sterilisasi dengan pengemas pouches - Hasil sterilisasi dengan pengemas kertas C. EVALUASI 1. Sarana dan Prasarana a. Semua instrumen diproses secara sentral, jika tidak memungkinkan maka kebijakan dan prosedur harus konsisten untuk semua satelit. b. Luas ISP sesuai dengan kebutuhan dan desain c. Area precleaning dan cleaning cukup untuk peralatan yang dibutuhkan dan memiliki tempat khusus untuk menggunakan dan melepaskan APD d. Sink untuk dekontaminasi terdiri dari 3 sink untuk perendaman, pembersihan dan pembilasan e. Pada alur kerja terdapat dinding pemisah antara ruang kotor dan bersih, pass box untuk menghindari lorong dan tidak terbuka f. Suhu dan kelembaban dimonitor di ruang dekontaminasi, area bersih dan ruang penyimpanan steril dan dicatat setiap hari
  • 48. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 40 g. Tersedia traffic control, kebijakan dan prosedur berkaitan dengan hal yang boleh atau tidak boleh dan seragam h. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, plafon mempunyai permukaan yang rata dan terbuat dari material yang tidak mudah rontok i. Tekanan positif untuk area bersih dan tekanan negatif untuk area precleaning dan cleaning serta pencahayaan yang cukup untuk semua area kerja 2. Sumber Daya Manusia a. Kebijakan tertulis : - Personal hygiene - Kepatuhan dalam berpakaian - Kepatuhan dalam penggunaan APD b. Status kesehatan : - Mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik, X-ray untuk TBC, paling sedikit sekali setahun. - Status immunisasi untuk Hepatitis B, tetanus, typhoid fever - Laporan mengenai sakit yang dialami c. Supervisor Sterilisasi : - Memiliki standar minimal kualifikasi - Meningkatkan kompetensi - Berpartisipasi dalam pendidikan berkelanjutan d. Teknisi Sterilisasi : - Memiliki standar minimal kualifikasi - Bersertifikat atau sesuai standar lokal e. Seluruh personel : - Memperoleh orientasi lengkap tentang Sterilisasi - Mendapatkan pelatihan tahunan sesuai standar minimal - Diuji kompetensinya setiap tahun - Pelatihan tahunan tentang mesin dan alat langsung dari produsen 3. Proses a. Pre Cleaning - Instrumen bekas pakai dibersihkan langsung di tempat pemakaian - Alat disposable yang terkontaminasi sudah dibuang termasuk jarum dan benda tajam - Kotoran pada instrumen segera dibersihkan apabila tidak segera bisa diproses cleaning - Instrumen kotor diusahan tetap lembab misalnya dengan menggunakan handuk basah dll - Tersedia kontainer khusus yang aman untuk instrumen kotor - Gunakan kontainer yang tidak mudah tembus dan tidak mudah bocor untuk instrumen kotor
  • 49. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 41 - Instrumen kotor harus dibawa dalam kontainer tertutup saat transportasi - Pengangkutan instrumen kotor harus menghindari area umum yang ramai - Trolley pengangkut harus tertutup dan bisa mencegah instrumen berjatuhan dan tumpah - Tersedia kebijakan dan prosedur untuk pengangkutan instrumen terkontaminasi antar gedung b. Cleaning - Proses cleaning dil lakukan di di tempat pemakai. - Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis proses pembersihan dan dekontaminasi - Kalau memungkinkan pre-cleaning menggunakan larutan enzimatik - Instrumen dilepas (sesuai petunjuk pabrik) agar semua permukaan terkena proses pembersihan - Bahan pencuci digunakan menururt aturan dari pabrik (misalnya pengenceran dan suhu larutan) - Cara pembersihan manual telah difahami bagian dekontaminasi atau petugas ruangan. - Sikat pembersih yang digunakan dibuat khusus untuk peralatan medik, sebaiknya sekali pakai tetapi apabila dipakai berulang maka harus dibersihkan minimal satu kali sehari - Hasil printout pada mesin pencucian harus dipantau (kalau ada) - Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi sesuai dengan petunjuk dari pabrik - Tersedia alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, pelindung mata, pelindung kaki c. Pengemasan - Pastikan bahwa instrumen bersih dan kering sebelum dikemas - Periksa instrumen dari kemungkinan kurang atau rusak. Periksa adanya karat, goresan, korosif, torehan, retak, kotor dipermukaan plate. Pemeriksaan menggunakan kaca pembesar - Pastikan bahwa setiap instrumen :  Ujung pemotong tajam  Bagian – bagian tertentu bisa digerakan dengan bebas  Instrumen yang butuh perbaikan telah dipisahkan untuk diperbaiki atau diganti  Ikuti petunjuk yang diminta untuk lubrikasi instrumen setelah dibersihkan - Preparasi dan pemasangan  Instrumen yang tajam harus terlindungi saat dipasang ulang. Pelindung yang digunakan harus bisa disterilkan.
  • 50. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 42  Instrumen yang terbuka seperti gunting dan klem dalam keadaan tidak terkunci dan posisi terbuka  Instrumen dengan banyak bagian yang dilepaskan saat sterilisasi harus dipastikan bisa dipasangkan kembali secara aseptik  Instrumen berat ditempatkan pada tempat yang tidak menyebabkan kerusakan pada instrumen yang halus - Peralatan berlumen :  Harus dilepaskan secara hati-hati misalnya kateter, needle  Pelembut untuk lumen harus dianjurkan sesuai petunjuk dari pabrik  Instrumen yang kompleks seperti endoskopi atau instrumen yang berlobang harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk dari pabrik - Bengkok/Baskom :  Dibedakan dalam diameter  Gunakan nonlinting material adsorben diantara bengkok  Pengemasan tidak melebihi 3,5 kg  Kontainer set intrumen tidak boleh lebih dari 12,5 kg  Penggunaan pengemas rigid harus disesuaikan dengan berat dan densitas dari set instrumen - Check List Pengemasan  Bahan pengemas harus terpapar minimal dua jam pada suhu dan kelembaban yang disarankan sebelum digunakan  Bahan pengemas diperiksa secara berkala kalau kemungkinan rusak seperti bocor, kotor dll - Penutup pengemasan : - Pengemas kertas/pouches :  label ditempelkan pada sisi plastik  Pada kemasan terbungkus : penulisan dilakukan pada indikator tape atau pakai label khusus  Tray dengan dasar mesh atau berlobang atau pengemas rigid harus diperiksa pada saat akan digunakan untuk memastikan tidak ada bagian yang tajam atau mesh yang bolong d. Proses Sterilisasi - Ikuti petunjuk dari produsen  Tersedia petunjuki tertulis dari pabrik untuk parameter setiap siklus  Petunjuk untuk mengukur parameter setiap siklus dilakukan sesuai petunjuk pabrik  Tersedia petunjuk tertulis untuk menentukan parameter sterilisasi setiap siklus untuk setiap alat kedokteran termasuk set yang dipinjamkan dan item spesial atau instrumen kompleks - Loading sterlisisasi mengikuti instruksi tertulis dari produsen  Parameter yang sama untuk semua grup item yang sama
  • 51. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 43 - Sterilisasi menggunakan tray :  Tersedia jarak antar kemasan  Tidak bertumpuk  Tidak menyentuh dinding chamber  Pada loading campuran, tempatkan item logam di bawah kemasan linen, kertas dan pouches  Panci, mangkok dan tray padat ditempatkan miring menghadap ke satu arah  Pouches ditempatkan pada tray khusus untuk penempatan miring  Penempatan pembungkus kain tegak lurus pada keranjang  Pada rigid kontainer terdapat beberapa bagian yang perlu jadi perhatian, ikuti instruksi produsen - Unloading Proses Sterilisasi  Hasil sterilisasi : tidak mengandung air atau basah karena lembab dianggap sebagai kontaminasi  Hasil sterilisasi harus didinginkan minimal 30 menit dan tidak boleh disentuh  Tempatkan tray pada area khusus jauh dari AC atau van  Item emergency harus segera digunakan tanpa harus disimpan - Monitor Fisik, Indikator Kimia dan Indikator Biologi  Parameter tiap cycle bisa didapat dari printout mesin seperti minimum tempratur, lama terpapar, tanda tangan dan tanggal  Uji Bowie Dick dilakukan setiap hari sebelum loading pertama  Bowie Dick dilakukan pada 135-1400C selama 3,5 sampai 4 menit. Dan hasil didokumentasikan  Setiap kemasan menggunakan indikator kimia eksternal (tape atau label)  Indikator kimia internal, klass 4, klass 5 atau klass 6  Indikator ditempatkan dalam setiap kemasan dilokasi tersulit, pada kontainer rigid letakan indikator internal klas 5 pada setiap diaginalnya  Untuk tiap loading alat implant lakukan uji biologi dan indikator klass 5  Untuk non implan perlu ditambahkan monitoring dengan Uji biologi atau indicator klass 5  Kemampuan mesin sterilisasi diuji dengan uji Biologi rutin setiap minggu - Kontrol uji biologi dan hasil  Kontrol uji biologi diinkubasi dalam incubator menggunakan no lot yang sama dengan sampel uji biologi - Uji Kualifikasi
  • 52. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 44  Pada kerusakan mesin sterilisasi atau setelah perbaikan stem lakukan 3 kali uji biologi dan 3 kali uji Bowie Dick sebelum mesin layak digunakan - Perawatan mesin sterilisasi  Saringan pengering diperiksa setiap hari  Permukaan bagian dalam dan luar mesin sterilisasi dibersihkan secara rutin e. Penyimpanan dan Distribusi - Penyimpanan Produk Steril  Kebijakan dan SOP tertulis tersedia untuk penentuan masa kadaluarsa produk, masa kadaluarsa terdapat pada pengemasan  Akses terbatas pada tempat penyimpanan produk steril  Kardus dan karton tidak boleh digunakan di area penyimpanan  Suhu ruang penyimpanan kurang dari 240C dan kelembaban relative kurang dari 70%  Produk steril disimpan pada jarak 19 – 24 cm diatas lantai, 43 cm dibawah plafond dan 5 cm dari dinding  Instrumen medic termasuk rigid container tidak disimpan pada tempat yang mudah basah  Perlengkapan disimpan dengan baik diatas rak bukan dilantai  Sistem penyimpanan container tidak bertumpuk - Distribusi  Peralatan ditangani dengan hati-hati  Distribusi dengan container tertutup  Pengemasan harus diperiksa secara visual untuk memastikan label tercantum baik  Troley untuk ditribusi harus mempunyai jarak antara bagian bawah trolley dengan lantai.  Penutup harus dicuci setiap habis digunakan  Troley harus didekontaminasi dan dikeringkan sebelum digunakan kembali untuk alat steril f. Dokumentasi - Dokumentasi Peralatan dan Dokumentasi Siklus  Dokumentasi untuk tiap mesin sterilisasi termasuk hasil untuk setiap load, misalnya monitoring hasil - Untuk hasil printout setiap siklus :  Periksa dan pastikan bahwa awal siklus tercatat, siklus yang dipilih cocok untuk isi load, suhu yang diinginkan serta waktu sterilisasi tercapai, tidak ada error pada proses sterilisasi - Catat untuk setiap siklus berupa :
  • 53. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 45  Nomor lot, isi loading, lama terpapar dan suhu berapa, nama atau inisial petugas sterilisasi  Hasil uji biologi jika memungkinkan  Hasil uji Bowie Dick  Laporkan kalau ada kesalahan dalam hasil uji - Produk Recall  Kebijakan dan prosedur singkat dan jelas  Pencatatan dilakukan  Penandaan load control termasuk nomor mesin, tanggal, siklus, dan kadaluarsa - Kegagalan proses sterilisasi :  Jika kegagalan tidak bisa langsung diketahui, proses ulang seluruh load dan tarik kembali produk untuk disterilkan kembali menggunakan mesin dengan uji biologi negatif
  • 54. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 46 BAB VI PENUTUP Mengingat bahwa barang medis steril merupakan hasil akhir dari suatu proses sterilisasi yang dilaksanakan dengan sistem secara utuh maka perlu menjadi perhatian bagi semua komponen yang ada di rumah sakit dalam hal : 1. Prinsip bangun ISP harus berpedoman kepada perpindahan barang satu arah. 2. Pemilihan dari bahan baku atau bahan pengemas (barang medis habis pakai) yang akan disterilkan harus jaminan mutu, tepat dan dapat mempertahankan nilai sterilitas yang telah dicapai. 3. Penyediaan dan produksi kasa dan kapas steril harus tersentralisasi dengan pertimbangan efisiensi baik tenaga, ruangan maupun sumberdaya lainnya 4. Proses sterilisasi barang single-use dan barang re-use harus dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur 5. Pemilihan Metoda sterilisasi harus disesuiakan dengan spesifikasi barang yang akan disterilkan apakah suhu tinggi atau suhu rendah 6. Kontrol Kualitas harus dilakukan sebelum proses, dalam proses dan sesudah proses disetiap tahap kegiatan. 7. Penyimpanan barang steril harus di area Steril disusun pada rak khusus . 8. Distribusi barang medis steril dan penempatannya di unit pemakai 9. Penggunaan barang medis steril di unit pemakai harus dalam kondisi kontaminasi yang minimal. Produk atau hasil akhir dari aktivitas fungsional Instalasi Pusat Sterilisasi adalah barang medis steril jadi pengertian steril adalah mutlak, tidak ada setengah steril atau agak steril yang ada steril atau tidak steril. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan sterilisasi baik di Instalasi Pusat Sterilisasi maupun di unit-unit dalam lingkungan Rumah Sakit.
  • 55. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 47 DAFTAR PUSTAKA 1. Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities, 2008 2. Guideline Statement for Reuse of Single-Use Devices in Surgery 3. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah sakit di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi 4. Standards for Cleaning, Disinfection and Sterilization of Reusable Medical Devices for all Health Care Facilities and Settings, 2008 5. Surat KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret 2007 tentang Pedoman pencegahan dan pengendalian Infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya 6. Surat Keputusan Direktur RSUD.Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tentang Sentralisasi Pelayanan Sterilisasi 7. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2009.
  • 56. PEDOAMAN PELAYANAN INSTALASI STERILISASI PUSAT 2019 RSUD. Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 48