SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 61
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PRESENTED BY: EKA SAFITRI YANTI
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PANGKKALPINANG
Konseling atau penyuluhan
adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli (disebut
konselor/pembimbing) kepada
individu yang mengalami
sesuatu masalah (disebut
konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang
dihadapi klien.
Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan Reproduksi → keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran &
sistem reproduksi
Kesehatan Reproduksi Remaja
• Kesehatan Reproduksi Remaja → keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran
& sistem reproduksi pada remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
Pengertian
❑ Kesehatan reproduksi remaja → suatu kondisi
sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan
proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
❑ Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti
bebas penyakit atau bebas dari kecacatan
namun juga sehat secara mental serta sosial
kultural.
Definisi Remaja
 Remaja →masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang melibatkan perubahan berbagai aspek spt biologis,
psikologis & sosial- budaya.
 Remaja (WHO) → perkembangan dari saat timbulnya tanda
seks sekunder hingga tercapainya maturasi seksual dan
reproduksi, suatu proses pencapaian mental dan identitas
dewasa, serta peralihan dari ketergantungan sosio ekonomi
menjadi mandiri.
 Secara biologis, indikator awal masa remaja →
pubertas. Akhir masa remaja / memasuki masa
Batasan Usia Remaja
❑ Remaja berusia 12-24 tahun (WHO).
❑ Remaja berusia 10-24 tahun (BKKBN).
❑ Remaja berusia 10-19 tahun (Kemenkes).
❑ Remaja berusia 11-24 tahun (PKBI).
❑ Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
menganggap remaja → mereka yang belum menikah
dan berusia antara 13-16 tahun, atau mereka yang
bersekolah di sekolah menengah pertama (SMP)
dan sekolah menengah atas (SMA).
Risiko Reproduksi Remaja
Risiko Kehamilan Remaja
Risiko Aborsi Remaja
Rentan PMS/HIV
Ggn Saluran Reproduksi Masa Lanjut
Ggn Psikoseksual Masa Lanjut
1. Risiko Kehamilan Remaja
Beberapa faktor yang memotivasi remaja melakukan
Hubungan Intim sebelum nikah:
▪ Menyalurkan dorongan seksual
▪ Kesenangan
▪ Membuktikan “kejantanan”
▪ “Upaya penyerahan diri” pada pasangan
Risiko berhubungan intim sebelum
menikah :
 Hilangnya keperawanan dan keperjakaan
 Ketagihan → kenikmatan menimbulkan
keinginan untuk berbuat kembali dan sulit
mengendalikan diri.
 Hubungan cinta tak lagi mulus dan tulus
(pacaran mengandung unsur nafsu dan
saling eksploitasi).
 Kehamilan
Risiko Kehamilan Remaja
 PMS, HIV/AIDS → akibat pasangan rentan
melakukan hubungan intim diluar nikah
 ISR (Infeksi Saluran Reproduksi), spt kanker
serviks
 Gangguan Fungsi Seksual → ketegangan saat
melakukan hubungan intim diluar nikah → risiko
vaginismus
 Perasaan malu, bersalah dan berdosa, takut hamil
dan diketahui orang lain
 Perasaan tak berharga
Risiko Kehamilan Remaja
2. Risiko Aborsi pada Remaja
 Sebagian besar kehamilan pada remaja adalah
kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
 Faktor yang menyebabkan KTD:
1. Usia menstruasi/menarche semakin dini dan usia
kawin yang semakin tinggi → terjadi “masa rawan”
→ kecenderungan perilaku seksual aktif
2. Kurang pengetahuan ttg perilaku seksual
3. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
4. Kegagalan alat kontrasepsi → kurang
pemahaman alat KB
5. Kehamilan akibat pemerkosaan
Risiko dari Kehamilan pada
Remaja
 Risiko Medis
→ BBLR dan bayi prematur
 Risiko Psikologis
→ kekhawatiran, rasa takut, penyesalan
berkepanjangan, perasaan bersalah, depresi, masa
depan menjadi suram
 Risiko Sosial
→ remaja perempuan dicap “tidak mampu menjaga
diri”, dikucilkan masyarakat, dapat menyebabkan
putus sekolah, anak yang dilahirkan mendapatkan
cap buruk “anak diluar nikah”
Aborsi pada Kehamilan Remaja
 KTD memicu aborsi.
 Upaya aborsi yang biasa dilakukan
remaja:
- Penggunaan ramuan, jamu peluruh rahim,
makan nenas muda dicampur merica
- Manipulasi fisik; pijatan pada rahim
- Penggunaan alat bantu tradisional yang
tidak steril → risiko infeksi pada rahim
Risiko melakukan Aborsi pada Remaja
 Infeksi alat reproduksi →berisiko
infertilitas
 Perdarahan → shock dan ancaman
kematian
 Risiko ruptur uterus dan penipisan dinding
uterus
 Terjadinya fistula genital traumatis
Kerentanan terhadap HIV / PMS
 PMS = STD (Sexually Transmitted
Diseases) → penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual
 Etiologi PMS :
- Bakteri : shipilis, gonorrhoe, chlamidia
- Virus : Herpes simplex, chancroid (ulcus
mole), kutil (warst)
- Jamur : Candida albicans
- Protozoa : Trichomonas vaginalis
Perilaku yang berisiko terhadap HIV /
PMS
 Deep kissing → berisiko candidakrn candida didptkan dari
partner yg telah melakukan orogenital
 Hubungan seks pervaginam → risiko PMS bahkan HIV
akibat partner berganti-ganti pasangan
 Kontak mulut laki-laki dgn alat kelamin perempuan →
berisiko infeksi di mulut krn menembus selaput lendir mulut
(sipilis, GO, bahkan AIDS)
 Kontak mulut perempuan dgn alat kelamin laki- laki → risiko
sipilig, GO, AIDS
 Kontak mulut dgn anus → berisiko infeksi saluran cerna dan
infeksi mulut
Kontak penis dgn anus → berisiko AIDS akibat
Risiko akibat Hubungan Seksual yang Rentan terkena
PMS / HIV
DAMPAK BAGI REMAJA PEREMPUAN
 Ggn siklus dan jumlah menstruasi → penurunan kesuburan
akibat infeksi
 Timbulnya leukorhoe (flour albus) → infkesi organ reproduksi
 Nanah, bekas abses di alat kelamin → risiko thd ggn kualitas
hubungan, rasa nyeri, tidak nyaman saat coitus
 Perlengketan tuba fallopi → risiko thd ggn menstruasi
dan infertilitas
 Kelahiran anak cacat bawaan
 Risiko kehamilan diluar kandungan (KET)
Risiko akibat Hubungan Seksual yang Rentan
terkena PMS / HIV
DAMPAK BAGI REMAJA LAKI-LAKI
❑ Ggn / nyeri saat BAK
❑ Ggn produksi sperma → risiko infertilitas
❑ Abses, nanah → perasaan tidak nyaman, mengganggu kualitas
hubungan seksual yad
❑ Lebih mudah terinfeksi HIV
❑ Oedem ringan disertai rasa gatal di kulit glands penis
❑ Ggn neurologis spt pada sipilis lanjut
Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
 Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi
pada remaja.
 Kejadian IMS yang tertinggi di remaja, khususnya remaja
perempuan (kelompok usia 15-29.3).
 Jumlah kelahiran pada remaja meningkat.
 Kelompok populasi remaja sangat besar
→lebih dari separuh populasi dunia berusia di bawah 25
tahun dan 29% berusia antara 10-
25 tahun.
Aborsi, Kehamilan & Kontrasepsi pada
Remaja
 Pada remaja dikota besar yang mempunyai tipe Early
sexual experience, late marriage →menunjang terjadinya
masalah aborsi.
 Di Indonesia terjadi 2,6 juta aborsi setiap tahunnya,
700.000 diantaranya adalah remaja.
 Pada pertemuan Konferensi Internasional
Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Kairo tahun
1994 → hak-hak wanita dalam mendapatkan pelayanan
Kesehatan Reproduksi yang baik, termasuk hak
mendapatkan pelayanan Aborsi yang aman
Infeksi Menular Seksual pada Remaja
 Di Amerika Serikat, remaja usia 15-17 tahun dan dewasa muda 18-24
tahun → kelompok usia penderita IMS yang tertinggi dibandingkan dengan
kelompok usia lain.
 Publikasi Chacko, dkk di Medline (2004) → prevalensi klamidia pada wanita
usia 15-24 tahun di klinik KB
→3,0 -14,2% dan gonore 0,1% - 2,8%.
 Di Thailand (1999) Paz-Bailey, dkk melakukan penelitian di tiga sekolah
kejuruan di Propinsi Chiang Rai → Dari 359 remaja wanita usia 15-21 tahun
yang telah melakukan hubungan seksual, dengan pemeriksaan laboratorium
polymerase chain reaction (PCR), 22 orang (6,1%) positif terinfeksi klamidia
dan 3 orang (0,3%) terinfeksi gonore.
Paket Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE)
❑ Bagian dari paket kesehatan reproduksi esensial (PKRE) →
pencegahan dan penanganan IMS/HIV/AIDS serta kesehatan
reproduksi remaja.
❑ Langkah-langkah praktis PKRE di tingkat pelayanan kesehatan
dasar meliputi komponen : kontrasepsi, pelayanan kehamilan,
persalinan & nifas, perawatan pasca keguguran, kasus
perkosaan, serta pemeriksaan IMS/ISR dan HIV di kalangan
remaja. (Kemenkes).
❑ Tujuan pelayanan PKRE → menurunkan risiko keguguran,
kehamilan tak dikehendaki, persalinan pada usia muda, dan
menurunkan angka IMS/ISR
Pengetahuan Dasar yang perlu diberikan
kepada Remaja
 Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang
remaja)
 Pendewasakan usia kawin, perencanaan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya
dan pasangannya
 Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan
reproduksi
 Bahaya penggunaan obat-obatan/narkoba pada kesehatan reproduksi
 Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
 Kekerasan seksual dan upaya pencegahannya
 Pengembangan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar
mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
 Hak-hak reproduksi
PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA (PKRR)
 GenRe (Generasi Berencana)
 PIK-R, PIK-MA
 CERIA (Cerita Remaja Indonesia)
 PKPR (Program Kesehatan Peduli Remaja)
 UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
Program GenRe
 Suatu program yang memfasilitasi
terwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja
yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko
triad KRR, menunda usia pernikahan,
mempunyai perencanaan kehidupan
berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi
contoh, model, idola dan sumber informasi
bagi teman sebayanya.
Pusat Informasi dan Konseling
Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK- KRR)
 Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK-KRR) oleh BKKBN dibagi menjadi dua :
- Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja)
- Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa)
❑ Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan
pemberian informasi KRR, Pendewasaan Usia Perkawinan,
Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan,
pengembangan jaringan dan dukungan, serta
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
 Pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau
oleh remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan
tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan,
peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta
efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
 PKPR adalah pelayanan kesehatan kepada remaja yang
mengakses semua golongan remaja, dapat diterima, sesuai,
komprehensif, efektif dan efisien.
Tujuan PKPR
 Tujuan Umum : Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di
Puskesmas.
 Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang
berkualitas
2. Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas oleh remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khusus pada remaja
4. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
Jenis Kegiatan PKPR
 Pemberian informasi dan edukasi
 Pelayanan klinis medis termasuk
pemeriksaan penunjang dan rujukannya
 Konseling
 Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
(PKHS)
PENGERTIAN
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 pengertian pernikahan adalah ikatan
lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa
Persiapan pranikah
• Suatu jenis pelayanan kesehatan / kebidanan
yang dilakukan oleh bidan ataupun tenaga
kesehatan lain kepada klien khususnya
pasangan yang akan melakukan proses
pernikahan,untuk mendukung tercapainya
pernikahan yang langgeng sampai hari tua.
• Pernikahan yang bisa saling mengisi dan
beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang
dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.
Kapan Harus Dilakukan?
• Idealnya pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam
bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan. Namun, dapat
dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung.
• Jika ditemukan penyakit (infeksi menular) , bisa segera
diobati sebelum pernikahan
Pemeriksaan kesehatan pranikah
penting untuk mengetahui kondisi fisik
dan mental pasangan serta proyeksi
masa depan pernikahan.
Tujuan khusus
• Mendeteksi kondisi kesehatan reproduksi (fertilitas) dan
genetika (keturunan)
• mempersiapkan mental karena masing-masing mengetahui
benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya.
• Mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak
segera ditanggulangi dapat membahayakan calon
pasangan, termasuk bakal keturunannya.
• Mempersiapkan dan menyiapkan kehamilan
• Membekali pasangan dengan kesadaran masalah
potensial yang dapat terjadi dalam pernikahan
Persiapan psikologis Pranikah
1. Persiapan mental menuju pernikahan
2. Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB)
3. Mengkaji koping pasangan terhadap permasalahan
setelah menikah
4. Mengkaji dukungan dari keluarga terhadap
pernikahan.
5. Pembacaan hasil pemeriksaan
6. Mengkaji respon pasangan setelah di lakukan
konseling.
Pemeriksaan fisik dan penunjang
1. Pemeriksaan kadar gula darah, untuk mendeteksi penyakit diabetes melitus.
2. Pemeriksaan urine dan tinja lengkap, untuk mendeteksi penyakit pada ginjal atau yang
berhubungan dengan saluran kemih.
3. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus
4. Pemeriksaan hematologi atau hemoglobin, untuk mendeteksi kelainan atau penyakit
darah
5. Pemeriksaan HBsAG,untuk mendeteksi peradangan hati
6. Pemeriksaan VDLR/RPR untuk mendeteksi penyakit sifilis atau infeksi alat reproduksi
7. Pemeriksaan TORC, untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma,
Virus Rubella dan Cytomegalo, yang mungkin menyerang wanita dimasa kehamilan
8. Melakukan vaksin TT (disertai penjelasan mengenai vaksin yang lain seperti HPV,
Hepatitis B, dan Rubella)
9. Konseling mengenai kontrasepsi.
Rangkain tes kesehatan pranikah
(Raihana, 2008) :
1. Pemeriksaan Infeksi Saluran
Reproduksi/Infeksi Menular Seksual (ISR/IMS)
seperti sifilis, gonorrhea, Human
Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit
hepatitis.
Lanjutan…
2. Rhesus yang bersilangan
• Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan
bangsa Eropa rata-rata negatif.
• Jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas
keturunan.
• Jika seorang perempuan (Reshus (-) menikah dengan laki-laki
(Rhesus (+), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-
Rhesus negatif atau positif.
• Jika bayi mempunyai Rhesus (-), tidak ada masalah. Tetapi, jika ia
ber-Rhesus (+), masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya.
Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang ber-
Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus
dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak
masalah jika si perempuan ber-Rhesus positif dan si pria negatif.
Ayah Rh + Ayah Rh -
Ibu Rh + Janin Rh +
Tidak bermasalah
Janin Rh +
Tidak bermasalah.
Ibu Rh - Janin Rh +
Akan timbul masalah
karena beda dengan ibu.
Janin Rh –
Tidak bermasalah.
Lanjutan…
3. Penyakit keturunan albino, polidaktili
dsb
4. Cek Kesuburan (Fertilitas)
Tujuan : agar kehamilan bisa dipersiapkan dan dijalankan dengan
baik.
Dibutuhkan riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya : status
ekonomi, suasana di lingkungan keluarga, perilaku
semisal merokok, minuman beralkohol, dan memakai obat- obatan
psikotoprika.
Evaluasi risiko yang bersifat individual yang mungkin timbul terhadap
kehamilan seperti : usia (masih reproduktif atau tidak), kondisi nutrisi,
aktivitas fisik, level pendidikan, level stres, dan bagaimana hubungan
dengan pasangan.
Lanjutan…
Pemeriksaan lab untuk mengetahui organ reproduksi
1. pap smear (jika seorang perempuan aktif secara seksual),
2. rahim,
3. status kekebalan terhadap penyakit (rubella, toksoplasma).
4. pemeriksaan sel telur jika sebelumnya pasangan yang
bersangkutan dianggap infertil (sulit punya anak). Penyebab
ketidaksuburan 45 persen disebabkan oleh pria dan 55
persen oleh wanita.
5. Pemeriksaan dengan USG (Ultra Sonografi) bisa melihat
apakah seorang perempuan menderita kista, mioma, tumor,
atau keputihan.
Upaya Kesehatan Pada Pasangan Pranikah
Menurut Pratiwi 2011 :
A. Upaya promotif
1.Penyuluhan tentang gizi pada pranikah
2.Sex Education
Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada
pasangan pranikah agar hubungan nya tetap harmonis.
seperti pendidikan tentang kesehatan reproduksi, PMS
(Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan
yang sehat, dan lain-lain.
3.Personal Hygiene
Lanjutan…
B. Upaya Preventif
1. Pemeriksaan papsmear
untuk mendeteksi kanker serviks (pada orang dengan
sexual aktiv).
2. Pemeriksaan Hematologi
tujuan : mendeteksi kelainan darah. Seperti HIV, TB, virus
rubella, virus toxoplasma dan sebagainya.
3. Imunisasi CATIN
Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama
pada wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium
teteani, apabila nanti wanita tersebut hamil dan terjadi
perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah
mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.
Lanjutan…
c. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan
menikah dengan memberikan pengobatan secara intensif.
Menyakinkan pada pasangan kalau terjangkitnya penyakit
tersebut bukan berarti tidak dapat menikah
Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah untuk memperbaiki
tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya
infertilitas.
D. Upaya Rehabilitatif
Pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan
kepercayaan diri pasien sehingga dapat menjalani hidupnya
sebagai pasangan nantinya
DEFINISI USIA LANJUT
1. Smith dan Smith (1999)
Menggolongkan usia lanjut menjadi tiga yaitu :
o young old (65-74 tahun)
o middle old (75-84 tahun)
o dan old old (lebih dari 85 tahun)
2. Setyonegoro (1984)
o Menggologkan bahwa yang disebut usia lanjut (geriatric age) adalah orang yang berusia
lebih dari 65 tahun.
o Selanjutnya terbahagi ke dalam usia 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih
dari 80 tahun (very old)
3. Menurut Bab I Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tantang Kesejahteraan Usia
Lanjut , lansia adalah seseorangyang sudah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Permasalahan Kesehatan Lansia
Permasalahan yang sering timbul pada usia lanjut. Salah satunya adalah
depresi yang merupakan perasaan terasing (ter-isolasi atau kesepian)
adalah perasaan
tersisihkan, terpencil dari orang lain, karena merasa berbeda dengan
orang lain. Yang dapat disebabkan karena:
1. Tersisih dari kelompoknya,
2. Tidak diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya,
3. Terisolasi dari lingkungan,
4.Tidak ada seseorang tempat berbagi rasa dan pengalaman,
5. Seseorang harus sendiri tanpa ada pilihan.
Hal-hal tersebut menimbulkan:
1. perasaan tidak berdaya
2. kurang percaya diri
3. Ketergantungan
4. keterlantaran terutama bagi lansia miskin
5. perasaan tersiksa
6. perasaan kehilangan
7. mati rasa
Upaya menyikapi krisis penuaan pada lansia
a. Mengetahui tentang pola makan yang salah dan akibatnya
b. Mengetahui tentang pola makan yang benar bagi lansia
c. Mengkonsumsi vitamin dan zat penting lainnya
d. Mempertahankan aktivitas fisik
e. Meningkatkan ketahanan mental spiritual lansia
Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
(Community Based Geriatric Service)
o Puskesmas dan dokter praktik swasta merupakan tulang punggung
layanan di tingkat ini.
o Puskesmas berperan dalam membentuk kelompok atau
klub lansia.
o Di dalam dan melalui klub lansia ini pelayanan kesehatan dapat
lebih mudah dilaksanakan baik promotif, preventif, kuratif atau
rehabilitatif.
o Pelayanan kesehatan di kelompok lansia meliputi pemeriksaan
fisik, mental dan emosional. (Notoatmodjo, S, 2007)
1.Upaya Promotif yaitu:
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri.
b. Makanan dengan menu yang mengandungi gizi seimbang.
c. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan lansia agar tetap merasa sehat dan segar.
d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
e. Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran sesuai
dengan kemampuan.
f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
2. Upaya Preventif , yaitu:
• Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan kemampuan lansia agar tetap merasa sehat dan segar.
• Pemeriksaan kesehatan secara berkala berkala dan teratur
untuk menemukan secara din penyakit-penyakit lansia.
• Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya
kaca mata, alat bantu dengar dan lain-lain agar usia lanjut tetap
dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna.
• Penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada usia lanjut.
• Upaya Kuratif yaitu:
• Upaya pengobatan bagi lansia. Upaya kuratif
dapat berupa kegiatan sebagai berikut:
• a. Pelayanan kesehatan dasar.
• b. Pelayanan kesehatan spesialistik melalui
sistem rujukan.
4. Upaya Rehabilitasi yaitu:
a. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang
penggunaan bebagai alat bantu misalnya kaca mata, alat
bantu dengar dan lain-lain agar lansia tetap dapat membirakan
karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
b. Mengembalikan keprcayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita.
c. Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan
pribadi, aktifkan di dalam maupun diluar rumah.
d. Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
e. Perawatan fisioterapi. (Surbakti E, 1995)
Jenis Pelayanan Kesehatan
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari
meliputinkegiatan dasar dalam kehidupan seperti
mandi, makan minum berjalan dan lain-lain.
2. Pemeriksaan status mental.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan dan dicatat dalam grafik
indeks massa tubuh. Kunjungan rumah dan konseling
kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang
dihadapi oleh individu atau kelompok lansia
Cont. Jenis pelayanan kesehatan
4. Pengukuran tekanan darah.
5. Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin)
pemeriksaan gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit diabetis mellitus, dan pemeriksaan protein dalam air
seni sebagai deteksi awal penyakit ginjal.
6. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila diperlukan.
7. Penyuluhan, bisa dilakukan di dalam atau di luar kelompok
1) Perhatian pada problem menopause
Upaya pencegahan terhadap keluhan atau masalah menopause
yag dapat dilakukan ditingkat pelayanan dasar antara lai :
a) Pemeriksaan alat kelamin
b) Pap smear, IVA test, schiller test
c) Perabaan payudara atau sadari
d)Penggunaan makanan yang mengandung unsur fitoestrogen
e) Penggunaan bahan makanan sumber kalsium
f)Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol
2) Perhatian terhadap penyakit utama dgeneratif termasuk rabun,
gangguan mobilitas dan osteoporosis. Berkurangnya hormon
estrogen pada wanita menopause mungki menyebabkan berbagai
keluhan sebagai berikut:
a) Jantung koroner
b) Osteoporosis
c) Gangguan mata
d) Kepikunan
e) Kesulitan berkonsentrasi
f) Susah tidur
g) Dan gelisah
3) Deteksi dini kanker rahim
Dianjurkan pada para wanita untuk melakukan
pemeriksaan Pap smear, IVA test, atau schiller
test secara teratur paling tidak sekali setiap
tahun :
a)Telah berhubungan seks lebih dari satu
tahun
b)Ada atau tidak ada cairan vagina yang
mencurigakan
Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf

Jom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJatt Manir
 
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxAnariYusmi1
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiAsih Astuti
 
Jom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJatt Manir
 
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdfPPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdfkhoirul41
 
Jom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJatt Manir
 
kelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxkelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxRisma94
 
Kesehatan reproduksi remaja.ppt
Kesehatan reproduksi remaja.pptKesehatan reproduksi remaja.ppt
Kesehatan reproduksi remaja.pptRinaWulandari36
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajapjj_kemenkes
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupansyarifah irmadani
 
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiIdham Jalil
 
5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf
5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf
5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdfWaliputriWarmadewi
 
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaKesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaI Putu Cahya Legawa
 
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.pptPenyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.pptNikitarizky25
 

Ähnlich wie Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf (20)

KESPRO REMAJA BAGI GURU.ppt
KESPRO REMAJA BAGI GURU.pptKESPRO REMAJA BAGI GURU.ppt
KESPRO REMAJA BAGI GURU.ppt
 
Kedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandiKedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandi
 
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
 
Jom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseks
 
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksi
 
Jom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseks
 
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdfPPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
 
Jom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseksJom lepakremajaseks
Jom lepakremajaseks
 
kelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxkelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptx
 
Kesehatan reproduksi remaja.ppt
Kesehatan reproduksi remaja.pptKesehatan reproduksi remaja.ppt
Kesehatan reproduksi remaja.ppt
 
Seks Bebas
Seks BebasSeks Bebas
Seks Bebas
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
 
ppt kes remaja.pptx
ppt kes remaja.pptxppt kes remaja.pptx
ppt kes remaja.pptx
 
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi
 
5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf
5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf
5. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI,DUKUNGAN DAN LAYANAN (2).pdf
 
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaKesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
 
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.pptPenyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
Penyuluhan-Kesehatan-Reproduksi Remaja by NR 1 edit.ppt
 

Mehr von Eka Safitri

Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfEka Safitri
 
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdfTopik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdfEka Safitri
 
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdfPert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdfEka Safitri
 
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdfFaktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdfEka Safitri
 
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdfTopik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdfEka Safitri
 
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdfPert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdfEka Safitri
 
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdfTopik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdfEka Safitri
 
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdfPert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdfEka Safitri
 
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfPert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfEka Safitri
 
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdfPert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdfEka Safitri
 
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdfPert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdfPertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdfPertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfPertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdfPertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdfEka Safitri
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfEka Safitri
 
Rps farmakologi kebidanan
Rps farmakologi kebidanan Rps farmakologi kebidanan
Rps farmakologi kebidanan Eka Safitri
 

Mehr von Eka Safitri (18)

Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
 
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdfTopik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
Topik 2. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir.pdf
 
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdfPert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Pert 1. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
 
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdfFaktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
 
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdfTopik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
Topik 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.pdf
 
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdfPert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
Pert. 15 Tumbuh Kembang Anak.pdf
 
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdfTopik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
Topik 14. Konsep dasar Neonatus, Bayi dan Balita.pdf
 
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdfPert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
Pert 13. Adaptasi Psikologis Masa Nifas.pdf
 
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdfPert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
Pert 12. KONSEP DASAR MASA NIFAS.pdf
 
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdfPert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
Pert 11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.pdf
 
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdfPert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
Pert 9. ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN.pdf
 
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdfPertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
Pertemuan 4. Komplikasi masalah kesehatan reproduksi wanita.pdf
 
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdfPertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
 
Pertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfPertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdf
 
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdfPertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
Pertemuan 2. Siklus Kehidupan Wanita dan Indikator Kesehatan.pdf
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
 
Rps psikologi
Rps psikologi Rps psikologi
Rps psikologi
 
Rps farmakologi kebidanan
Rps farmakologi kebidanan Rps farmakologi kebidanan
Rps farmakologi kebidanan
 

Kürzlich hochgeladen

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 

Kürzlich hochgeladen (20)

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 

Pertemuan 5. Konseling Reproduksi.pdf

  • 1. PRESENTED BY: EKA SAFITRI YANTI JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PANGKKALPINANG
  • 2. Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
  • 3.
  • 4. Kesehatan Reproduksi • Kesehatan Reproduksi → keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi Kesehatan Reproduksi Remaja • Kesehatan Reproduksi Remaja → keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi pada remaja
  • 5. Kesehatan Reproduksi Remaja Pengertian ❑ Kesehatan reproduksi remaja → suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. ❑ Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
  • 6. Definisi Remaja  Remaja →masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang melibatkan perubahan berbagai aspek spt biologis, psikologis & sosial- budaya.  Remaja (WHO) → perkembangan dari saat timbulnya tanda seks sekunder hingga tercapainya maturasi seksual dan reproduksi, suatu proses pencapaian mental dan identitas dewasa, serta peralihan dari ketergantungan sosio ekonomi menjadi mandiri.  Secara biologis, indikator awal masa remaja → pubertas. Akhir masa remaja / memasuki masa
  • 7. Batasan Usia Remaja ❑ Remaja berusia 12-24 tahun (WHO). ❑ Remaja berusia 10-24 tahun (BKKBN). ❑ Remaja berusia 10-19 tahun (Kemenkes). ❑ Remaja berusia 11-24 tahun (PKBI). ❑ Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menganggap remaja → mereka yang belum menikah dan berusia antara 13-16 tahun, atau mereka yang bersekolah di sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
  • 8. Risiko Reproduksi Remaja Risiko Kehamilan Remaja Risiko Aborsi Remaja Rentan PMS/HIV Ggn Saluran Reproduksi Masa Lanjut Ggn Psikoseksual Masa Lanjut
  • 9. 1. Risiko Kehamilan Remaja Beberapa faktor yang memotivasi remaja melakukan Hubungan Intim sebelum nikah: ▪ Menyalurkan dorongan seksual ▪ Kesenangan ▪ Membuktikan “kejantanan” ▪ “Upaya penyerahan diri” pada pasangan
  • 10. Risiko berhubungan intim sebelum menikah :  Hilangnya keperawanan dan keperjakaan  Ketagihan → kenikmatan menimbulkan keinginan untuk berbuat kembali dan sulit mengendalikan diri.  Hubungan cinta tak lagi mulus dan tulus (pacaran mengandung unsur nafsu dan saling eksploitasi).  Kehamilan Risiko Kehamilan Remaja
  • 11.  PMS, HIV/AIDS → akibat pasangan rentan melakukan hubungan intim diluar nikah  ISR (Infeksi Saluran Reproduksi), spt kanker serviks  Gangguan Fungsi Seksual → ketegangan saat melakukan hubungan intim diluar nikah → risiko vaginismus  Perasaan malu, bersalah dan berdosa, takut hamil dan diketahui orang lain  Perasaan tak berharga Risiko Kehamilan Remaja
  • 12. 2. Risiko Aborsi pada Remaja  Sebagian besar kehamilan pada remaja adalah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)  Faktor yang menyebabkan KTD: 1. Usia menstruasi/menarche semakin dini dan usia kawin yang semakin tinggi → terjadi “masa rawan” → kecenderungan perilaku seksual aktif 2. Kurang pengetahuan ttg perilaku seksual 3. Tidak menggunakan alat kontrasepsi 4. Kegagalan alat kontrasepsi → kurang pemahaman alat KB 5. Kehamilan akibat pemerkosaan
  • 13. Risiko dari Kehamilan pada Remaja  Risiko Medis → BBLR dan bayi prematur  Risiko Psikologis → kekhawatiran, rasa takut, penyesalan berkepanjangan, perasaan bersalah, depresi, masa depan menjadi suram  Risiko Sosial → remaja perempuan dicap “tidak mampu menjaga diri”, dikucilkan masyarakat, dapat menyebabkan putus sekolah, anak yang dilahirkan mendapatkan cap buruk “anak diluar nikah”
  • 14. Aborsi pada Kehamilan Remaja  KTD memicu aborsi.  Upaya aborsi yang biasa dilakukan remaja: - Penggunaan ramuan, jamu peluruh rahim, makan nenas muda dicampur merica - Manipulasi fisik; pijatan pada rahim - Penggunaan alat bantu tradisional yang tidak steril → risiko infeksi pada rahim
  • 15. Risiko melakukan Aborsi pada Remaja  Infeksi alat reproduksi →berisiko infertilitas  Perdarahan → shock dan ancaman kematian  Risiko ruptur uterus dan penipisan dinding uterus  Terjadinya fistula genital traumatis
  • 16. Kerentanan terhadap HIV / PMS  PMS = STD (Sexually Transmitted Diseases) → penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual  Etiologi PMS : - Bakteri : shipilis, gonorrhoe, chlamidia - Virus : Herpes simplex, chancroid (ulcus mole), kutil (warst) - Jamur : Candida albicans - Protozoa : Trichomonas vaginalis
  • 17. Perilaku yang berisiko terhadap HIV / PMS  Deep kissing → berisiko candidakrn candida didptkan dari partner yg telah melakukan orogenital  Hubungan seks pervaginam → risiko PMS bahkan HIV akibat partner berganti-ganti pasangan  Kontak mulut laki-laki dgn alat kelamin perempuan → berisiko infeksi di mulut krn menembus selaput lendir mulut (sipilis, GO, bahkan AIDS)  Kontak mulut perempuan dgn alat kelamin laki- laki → risiko sipilig, GO, AIDS  Kontak mulut dgn anus → berisiko infeksi saluran cerna dan infeksi mulut Kontak penis dgn anus → berisiko AIDS akibat
  • 18. Risiko akibat Hubungan Seksual yang Rentan terkena PMS / HIV DAMPAK BAGI REMAJA PEREMPUAN  Ggn siklus dan jumlah menstruasi → penurunan kesuburan akibat infeksi  Timbulnya leukorhoe (flour albus) → infkesi organ reproduksi  Nanah, bekas abses di alat kelamin → risiko thd ggn kualitas hubungan, rasa nyeri, tidak nyaman saat coitus  Perlengketan tuba fallopi → risiko thd ggn menstruasi dan infertilitas  Kelahiran anak cacat bawaan  Risiko kehamilan diluar kandungan (KET)
  • 19. Risiko akibat Hubungan Seksual yang Rentan terkena PMS / HIV DAMPAK BAGI REMAJA LAKI-LAKI ❑ Ggn / nyeri saat BAK ❑ Ggn produksi sperma → risiko infertilitas ❑ Abses, nanah → perasaan tidak nyaman, mengganggu kualitas hubungan seksual yad ❑ Lebih mudah terinfeksi HIV ❑ Oedem ringan disertai rasa gatal di kulit glands penis ❑ Ggn neurologis spt pada sipilis lanjut
  • 20. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja  Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja.  Kejadian IMS yang tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan (kelompok usia 15-29.3).  Jumlah kelahiran pada remaja meningkat.  Kelompok populasi remaja sangat besar →lebih dari separuh populasi dunia berusia di bawah 25 tahun dan 29% berusia antara 10- 25 tahun.
  • 21. Aborsi, Kehamilan & Kontrasepsi pada Remaja  Pada remaja dikota besar yang mempunyai tipe Early sexual experience, late marriage →menunjang terjadinya masalah aborsi.  Di Indonesia terjadi 2,6 juta aborsi setiap tahunnya, 700.000 diantaranya adalah remaja.  Pada pertemuan Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Kairo tahun 1994 → hak-hak wanita dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan Reproduksi yang baik, termasuk hak mendapatkan pelayanan Aborsi yang aman
  • 22. Infeksi Menular Seksual pada Remaja  Di Amerika Serikat, remaja usia 15-17 tahun dan dewasa muda 18-24 tahun → kelompok usia penderita IMS yang tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lain.  Publikasi Chacko, dkk di Medline (2004) → prevalensi klamidia pada wanita usia 15-24 tahun di klinik KB →3,0 -14,2% dan gonore 0,1% - 2,8%.  Di Thailand (1999) Paz-Bailey, dkk melakukan penelitian di tiga sekolah kejuruan di Propinsi Chiang Rai → Dari 359 remaja wanita usia 15-21 tahun yang telah melakukan hubungan seksual, dengan pemeriksaan laboratorium polymerase chain reaction (PCR), 22 orang (6,1%) positif terinfeksi klamidia dan 3 orang (0,3%) terinfeksi gonore.
  • 23. Paket Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) ❑ Bagian dari paket kesehatan reproduksi esensial (PKRE) → pencegahan dan penanganan IMS/HIV/AIDS serta kesehatan reproduksi remaja. ❑ Langkah-langkah praktis PKRE di tingkat pelayanan kesehatan dasar meliputi komponen : kontrasepsi, pelayanan kehamilan, persalinan & nifas, perawatan pasca keguguran, kasus perkosaan, serta pemeriksaan IMS/ISR dan HIV di kalangan remaja. (Kemenkes). ❑ Tujuan pelayanan PKRE → menurunkan risiko keguguran, kehamilan tak dikehendaki, persalinan pada usia muda, dan menurunkan angka IMS/ISR
  • 24. Pengetahuan Dasar yang perlu diberikan kepada Remaja  Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja)  Pendewasakan usia kawin, perencanaan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan pasangannya  Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi  Bahaya penggunaan obat-obatan/narkoba pada kesehatan reproduksi  Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual  Kekerasan seksual dan upaya pencegahannya  Pengembangan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif  Hak-hak reproduksi
  • 25. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PKRR)  GenRe (Generasi Berencana)  PIK-R, PIK-MA  CERIA (Cerita Remaja Indonesia)  PKPR (Program Kesehatan Peduli Remaja)  UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
  • 26. Program GenRe  Suatu program yang memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko triad KRR, menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
  • 27. Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK- KRR)  Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) oleh BKKBN dibagi menjadi dua : - Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) - Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa) ❑ Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi KRR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, serta
  • 28. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja  Pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.  PKPR adalah pelayanan kesehatan kepada remaja yang mengakses semua golongan remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien.
  • 29. Tujuan PKPR  Tujuan Umum : Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas.  Tujuan Khusus : 1. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas 2. Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan pelayanan kesehatan 3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah kesehatan khusus pada remaja 4. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
  • 30. Jenis Kegiatan PKPR  Pemberian informasi dan edukasi  Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukannya  Konseling  Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
  • 31.
  • 32. PENGERTIAN Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
  • 33. Persiapan pranikah • Suatu jenis pelayanan kesehatan / kebidanan yang dilakukan oleh bidan ataupun tenaga kesehatan lain kepada klien khususnya pasangan yang akan melakukan proses pernikahan,untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. • Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.
  • 34. Kapan Harus Dilakukan? • Idealnya pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan. Namun, dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. • Jika ditemukan penyakit (infeksi menular) , bisa segera diobati sebelum pernikahan Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi fisik dan mental pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan.
  • 35. Tujuan khusus • Mendeteksi kondisi kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan) • mempersiapkan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya. • Mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan calon pasangan, termasuk bakal keturunannya. • Mempersiapkan dan menyiapkan kehamilan • Membekali pasangan dengan kesadaran masalah potensial yang dapat terjadi dalam pernikahan
  • 36. Persiapan psikologis Pranikah 1. Persiapan mental menuju pernikahan 2. Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB) 3. Mengkaji koping pasangan terhadap permasalahan setelah menikah 4. Mengkaji dukungan dari keluarga terhadap pernikahan. 5. Pembacaan hasil pemeriksaan 6. Mengkaji respon pasangan setelah di lakukan konseling.
  • 37. Pemeriksaan fisik dan penunjang 1. Pemeriksaan kadar gula darah, untuk mendeteksi penyakit diabetes melitus. 2. Pemeriksaan urine dan tinja lengkap, untuk mendeteksi penyakit pada ginjal atau yang berhubungan dengan saluran kemih. 3. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus 4. Pemeriksaan hematologi atau hemoglobin, untuk mendeteksi kelainan atau penyakit darah 5. Pemeriksaan HBsAG,untuk mendeteksi peradangan hati 6. Pemeriksaan VDLR/RPR untuk mendeteksi penyakit sifilis atau infeksi alat reproduksi 7. Pemeriksaan TORC, untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma, Virus Rubella dan Cytomegalo, yang mungkin menyerang wanita dimasa kehamilan 8. Melakukan vaksin TT (disertai penjelasan mengenai vaksin yang lain seperti HPV, Hepatitis B, dan Rubella) 9. Konseling mengenai kontrasepsi.
  • 38. Rangkain tes kesehatan pranikah (Raihana, 2008) : 1. Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi/Infeksi Menular Seksual (ISR/IMS) seperti sifilis, gonorrhea, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit hepatitis.
  • 39. Lanjutan… 2. Rhesus yang bersilangan • Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan bangsa Eropa rata-rata negatif. • Jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan. • Jika seorang perempuan (Reshus (-) menikah dengan laki-laki (Rhesus (+), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber- Rhesus negatif atau positif. • Jika bayi mempunyai Rhesus (-), tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus (+), masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang ber- Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika si perempuan ber-Rhesus positif dan si pria negatif.
  • 40. Ayah Rh + Ayah Rh - Ibu Rh + Janin Rh + Tidak bermasalah Janin Rh + Tidak bermasalah. Ibu Rh - Janin Rh + Akan timbul masalah karena beda dengan ibu. Janin Rh – Tidak bermasalah.
  • 41. Lanjutan… 3. Penyakit keturunan albino, polidaktili dsb 4. Cek Kesuburan (Fertilitas) Tujuan : agar kehamilan bisa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik. Dibutuhkan riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya : status ekonomi, suasana di lingkungan keluarga, perilaku semisal merokok, minuman beralkohol, dan memakai obat- obatan psikotoprika. Evaluasi risiko yang bersifat individual yang mungkin timbul terhadap kehamilan seperti : usia (masih reproduktif atau tidak), kondisi nutrisi, aktivitas fisik, level pendidikan, level stres, dan bagaimana hubungan dengan pasangan.
  • 42. Lanjutan… Pemeriksaan lab untuk mengetahui organ reproduksi 1. pap smear (jika seorang perempuan aktif secara seksual), 2. rahim, 3. status kekebalan terhadap penyakit (rubella, toksoplasma). 4. pemeriksaan sel telur jika sebelumnya pasangan yang bersangkutan dianggap infertil (sulit punya anak). Penyebab ketidaksuburan 45 persen disebabkan oleh pria dan 55 persen oleh wanita. 5. Pemeriksaan dengan USG (Ultra Sonografi) bisa melihat apakah seorang perempuan menderita kista, mioma, tumor, atau keputihan.
  • 43. Upaya Kesehatan Pada Pasangan Pranikah Menurut Pratiwi 2011 : A. Upaya promotif 1.Penyuluhan tentang gizi pada pranikah 2.Sex Education Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah agar hubungan nya tetap harmonis. seperti pendidikan tentang kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan yang sehat, dan lain-lain. 3.Personal Hygiene
  • 44. Lanjutan… B. Upaya Preventif 1. Pemeriksaan papsmear untuk mendeteksi kanker serviks (pada orang dengan sexual aktiv). 2. Pemeriksaan Hematologi tujuan : mendeteksi kelainan darah. Seperti HIV, TB, virus rubella, virus toxoplasma dan sebagainya. 3. Imunisasi CATIN Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium teteani, apabila nanti wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.
  • 45. Lanjutan… c. Upaya kuratif Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah dengan memberikan pengobatan secara intensif. Menyakinkan pada pasangan kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas. D. Upaya Rehabilitatif Pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai pasangan nantinya
  • 46.
  • 47. DEFINISI USIA LANJUT 1. Smith dan Smith (1999) Menggolongkan usia lanjut menjadi tiga yaitu : o young old (65-74 tahun) o middle old (75-84 tahun) o dan old old (lebih dari 85 tahun) 2. Setyonegoro (1984) o Menggologkan bahwa yang disebut usia lanjut (geriatric age) adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. o Selanjutnya terbahagi ke dalam usia 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun (very old) 3. Menurut Bab I Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tantang Kesejahteraan Usia Lanjut , lansia adalah seseorangyang sudah mencapai usia 60 tahun ke atas.
  • 48. Permasalahan Kesehatan Lansia Permasalahan yang sering timbul pada usia lanjut. Salah satunya adalah depresi yang merupakan perasaan terasing (ter-isolasi atau kesepian) adalah perasaan tersisihkan, terpencil dari orang lain, karena merasa berbeda dengan orang lain. Yang dapat disebabkan karena: 1. Tersisih dari kelompoknya, 2. Tidak diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya, 3. Terisolasi dari lingkungan, 4.Tidak ada seseorang tempat berbagi rasa dan pengalaman, 5. Seseorang harus sendiri tanpa ada pilihan.
  • 49. Hal-hal tersebut menimbulkan: 1. perasaan tidak berdaya 2. kurang percaya diri 3. Ketergantungan 4. keterlantaran terutama bagi lansia miskin 5. perasaan tersiksa 6. perasaan kehilangan 7. mati rasa
  • 50. Upaya menyikapi krisis penuaan pada lansia a. Mengetahui tentang pola makan yang salah dan akibatnya b. Mengetahui tentang pola makan yang benar bagi lansia c. Mengkonsumsi vitamin dan zat penting lainnya d. Mempertahankan aktivitas fisik e. Meningkatkan ketahanan mental spiritual lansia
  • 51. Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat (Community Based Geriatric Service) o Puskesmas dan dokter praktik swasta merupakan tulang punggung layanan di tingkat ini. o Puskesmas berperan dalam membentuk kelompok atau klub lansia. o Di dalam dan melalui klub lansia ini pelayanan kesehatan dapat lebih mudah dilaksanakan baik promotif, preventif, kuratif atau rehabilitatif. o Pelayanan kesehatan di kelompok lansia meliputi pemeriksaan fisik, mental dan emosional. (Notoatmodjo, S, 2007)
  • 52. 1.Upaya Promotif yaitu: Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang: a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri. b. Makanan dengan menu yang mengandungi gizi seimbang. c. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan lansia agar tetap merasa sehat dan segar. d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. e. Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran sesuai dengan kemampuan. f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
  • 53. 2. Upaya Preventif , yaitu: • Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan lansia agar tetap merasa sehat dan segar. • Pemeriksaan kesehatan secara berkala berkala dan teratur untuk menemukan secara din penyakit-penyakit lansia. • Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kaca mata, alat bantu dengar dan lain-lain agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna. • Penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
  • 54. • Upaya Kuratif yaitu: • Upaya pengobatan bagi lansia. Upaya kuratif dapat berupa kegiatan sebagai berikut: • a. Pelayanan kesehatan dasar. • b. Pelayanan kesehatan spesialistik melalui sistem rujukan.
  • 55. 4. Upaya Rehabilitasi yaitu: a. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan bebagai alat bantu misalnya kaca mata, alat bantu dengar dan lain-lain agar lansia tetap dapat membirakan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan. b. Mengembalikan keprcayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita. c. Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifkan di dalam maupun diluar rumah. d. Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita. e. Perawatan fisioterapi. (Surbakti E, 1995)
  • 56. Jenis Pelayanan Kesehatan 1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputinkegiatan dasar dalam kehidupan seperti mandi, makan minum berjalan dan lain-lain. 2. Pemeriksaan status mental. 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh. Kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia
  • 57. Cont. Jenis pelayanan kesehatan 4. Pengukuran tekanan darah. 5. Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin) pemeriksaan gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetis mellitus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal penyakit ginjal. 6. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila diperlukan. 7. Penyuluhan, bisa dilakukan di dalam atau di luar kelompok
  • 58. 1) Perhatian pada problem menopause Upaya pencegahan terhadap keluhan atau masalah menopause yag dapat dilakukan ditingkat pelayanan dasar antara lai : a) Pemeriksaan alat kelamin b) Pap smear, IVA test, schiller test c) Perabaan payudara atau sadari d)Penggunaan makanan yang mengandung unsur fitoestrogen e) Penggunaan bahan makanan sumber kalsium f)Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol
  • 59. 2) Perhatian terhadap penyakit utama dgeneratif termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis. Berkurangnya hormon estrogen pada wanita menopause mungki menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut: a) Jantung koroner b) Osteoporosis c) Gangguan mata d) Kepikunan e) Kesulitan berkonsentrasi f) Susah tidur g) Dan gelisah
  • 60. 3) Deteksi dini kanker rahim Dianjurkan pada para wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap smear, IVA test, atau schiller test secara teratur paling tidak sekali setiap tahun : a)Telah berhubungan seks lebih dari satu tahun b)Ada atau tidak ada cairan vagina yang mencurigakan