Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengelolaan laboratorium IPA di sekolah. Laboratorium diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan IPA melalui kegiatan praktikum yang membantu siswa memahami konsep secara langsung. Dokumen ini juga membahas tentang perencanaan program kerja laboratorium yang mencakup penyusunan jadwal, anggaran, pengelolaan peralatan dan bahan praktikum, serta pengelolaan SDM laboratorium.
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Pembuatan program kerja laboratorium
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Umum dan Inspektorat
Jendral (2003), Laboratorium IPA yang pemanfaatan dan pengelolaannya sebagai
sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan faktor oleh
berbagi faktor yaitu : kemampuan dan penguasaan guru terhadap perlatan dan
pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai, kurang memadai baik secara
kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium, banyak alat – alat laboratorium dan
bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali, serta tidak cukup/terbatasnya
alat – alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar
untuk mengadakan eksperimen.
Dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium merupakan bagian integeral dari
kegiatan belajar mengajar, khususnya IPA. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA. Terdapat empat
alasan mengenai pentingnya praktikum IPA yaitu : Praktikum membangkitkan
motivasi belajar sains, Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan
eksperimen, Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, dan praktikum
menunjang materi pelajaran.
Kemampuan guru dalam pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan
Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola Laboratorium
sekolah/Madrasah. Pengelolaan laboratorium IPA meliputi : mengkoordinasikan
kegiatan praktikum dengan guru, menyusun jadwal kegiatan laboratorium, memantau
pelaksanaan, kegiatan laboratorium, mengevaluasi kegiatan laboratorium, mengelola
kegiatan laboratorium sekolah/Madrasah, menyusun laporan kegiatan laboratorium dan
mengkoordinasikan kegiatan praktikum. Oleh karena itu, dalam kegiatan pengelolaan
laboratorium IPA di sekolah untuk kompetensi yang disesuaikan dengan peraturan
menteri tersebut.
2. 2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Rasional Program Laboratorium ?
2. Bagaimana Dasar Pemikiran ?
3. Bagaimanakah Tujuan dari Pembuatan Program Kerja Laboratorium?
4. Bagaimanakah Pembuatan Program Kerja Laboratorium?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Rasional Program Laboratorium.
2. Untuk mengetahui Dasar Pemikiran.
3. Untuk mengetahui Tujuan dari Pembuatan Program Kerja.
4. Untuk mengetahui Pembuatan Program Kerja.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rasional Program
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian.
Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruang terbuka. Laboratorium
adalah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan eksperimen dan penelitian
dilakukan (Depdikbud:1995,2003)
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang
dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana sisqa berinteraksi dengan berbagai alat
dan bahan untuk mengobservasi gejala – gejala yang dapat diamati secara langsung dan
dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Nuryani (2010 : 97) menyatakan bahwa laboratorium merupakan salah satu
sarana penunjang yang banyak digunakan dalam proses belajar mengajar biologi,
sedang sarana pada pembelajaran biologi dapat diartikan sebagai beberapa hal, sebagai
berikut :
1) Sebagai unsur pencapaian tujuan, artinya sarana bukan semata – mata sebagai alat
bantu alat pelengkap, melainkan bersana – sama dengan materi dan metode
berperan dalam proses kegiatan belajar mengajar,
2) Sebagai pengembang kemampuan, terutama alat – alat yang dapat dimanipulasi atau
dirakit atau dimodifikasi atau media yang sengaja direncanakan untuk
meningkatkan kemampuan tertentu, seperti kemampuan mengamati, menafsirkan,
menyimpulkan, merakit alat, mengukur, memilih alat yang tepat,
3) Sebagai katalisator dalam pemahaman materi misalnya : melalui alat yang
diperagakan, perbuatan, pengalaman langsung
4) Sebagai pembawa informasi, terutama dalam bentuk media, misalna : gambar,
radio, televise, film, dan slide film.
Belajar IPA akan menghasilakan produk IPA itu sendiri, cara berpikir ilmiah, dan
sikap ilmiah. Ketiga hal tersebut dipelajari melalui kerja ilmiah yang dilakukan
melalui kegiatan eksperimen di Laboratorium. Untuk keperluan ini harus tersedia
sarana dan prasarana laboratorium serta system pengelolaannya. Selama kurun
waktu 10 tahun, dari 1975 s.d. 1984 semua SMP Negeri mendapat pembagian
laboratorium beserta alat dan bahan praktik untuk keperluan ekseperimen dan
demonstrasi.
4. 4
Abimbola (2006 : 1) Penggunaan metode laboratorium pengajaran sains telah
menjadi dogma di kalangan pendidik sains dan guru. Mereka memuji pentingya
penggunaan metode laboratorium dalam pengajaran sains. Menurut Rustaman (2005
: 7 ) Laboratorium merupakan salah satu sarana penunjang yang banyak digunakan
dalam proses belajar mengajar biologi, sedang pada pembelajaran biologi dapat
diartikan sebagai beberapa hal, sebagai berikut :
1) Sebagai unsur pencapaian tujuan, artinya sarana bukan semata - mata sebagai
alat bantu alat pelengkap, melainkan bersama – sama dengan materi dan metode
berperan dalam proses kegiatan belajar mengar
2) Sebagai pengembang kemampuan, terutama alat – alat yang dapat dimanipulasi
atau dirakit atau dimodifikasi atau media yang sengaja direncanakan untuk
meningkatkan kemampuan tertentu, seperti kemampuan mengamati,
menafsirkan, menyimpulkan, merakit alat, mengukur, memilih alat yang tepat.
3) Sebagai katalisator dalam pemahaman materi misalnya : melalui alat yang
diperagakan, perbuatan, pengalaman langsung, dan
4) Sebagai pembawa informasi, terutama dalam bentuk media, misalna : gambar,
radio, televise, film, dan slide film.
B. Dasar Pemikiran
Peningkatan mutu masih merupakan prioritas pembangunan pendidikan di
Indonesia. Sasarannya adalah perbaikan mutu proses belajar mengajar di kelas dengan
berorientasi pada setiap askpek perkembangan siswa. Secara naluriah, siswa
menginginkan pengalaman belajar yang konkret, menyenangkan dan mencakup semua
aspek perkembangan dirinya.
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA di sekolah yang mengutamakan
kerja ilmiah sehingga siswa dapat bersikap ilmiah dan selanjutnya konsep yang telah
dikuasai akan diterapkan dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup. Tuntutan
pembelajaran IPA tidak mungkin dapat terpenuhi apabila tidak didukung oleh
kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan praktikum di laboratorium sebagai
kunci keberhasilam pembelajaran IPA. Guru di sekolah secara umum tidak didampingi
oleh seorang laboran atau teknisi ketika memfasilitasi kegiatan praktikum, mengingat
sebagian besar sekolah saat ini belum memiliki kedua tenaga teknisi pendukung di
laboratorium. Namun demikian, ini bukan berarti kegiatan praktikum tidak
5. 5
dilaksanakan, justru Guru juga harus mengambil peran sebagai guru dan sekaligus
laboran.
Berdasarkan fungsinya, pertama, laboratorium menjadi tempat bagi guru untuk
mendalami konsep, mengembangkan metode pembelajaran, memperkaya pengetahuan
dan keterampilan, dan sebagainya. Kedua, sebagai tempat bagi siswa untuk belajar
memahami karakteristik alam dan lingkungan melalui optimalisasi keterampilan proses
serta mengembangkan sikap ilmiah. Jadi laboratorium sangat diperlukan dalam
pembentukan sikap ilmiah siswa.
Oleh sebab itu, diperlukan usaha dari pihak terkait untuk memberdayakan dan
mengaktifkan kembali fungsi laboratorium di sekolah – sekolah demi meningkatkan
mutu pendidikan. Dengan adanya tenaga pengelola laboratorium (laboran) disekolah,
sedikit banyaknya dapat membantu mengaktifkan kembali laboratorium yang ada.
Dasar pemikiran merupakan alasan mengapa kegiatan itu harus dilaksanakan. Dalam
hal ini, penyusun proposal diharapkan dapat menunjukkan arti pentingnya pelaksanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
C. Tujuan
1) Tujuan dari Program Kerja Pengelola Laboratorium ini adalah sebagai guru yang
diberi tugas agar mengarah kepada guru yang Profesional dan diharapkan hasil yang
maksimal
2) Sebagai bahan acuan bagi Pengelola Laboratorium IPA untuk menjalankan
tugasnya.
D. Program Kerja Laboratorium
Program kerja laboratorium IPA yang realistis dan disusun sesuai dangan kondisi
sekolah merupakan syarat utama untuk mencapai tujuan pengajaran IPA yang berbasis
laboratorium. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, rencana kegiatan yang dibuat harus
menitikberatkan pada ruang lingkup di bawah ini,
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan ini meliputi kegiatan menyusun : Program/Rencana kerja,
(jadwal Kegiatan) kebutuhan peralatan dan bahan, SOP Penggunaan peralatan dan
bahan, baik untuk tujuan praktikum (pendidikan), penelitian, maupun kegiatan
pengabdian kepada masyarakat :
6. 6
a) Penyusunan jadwal kegiatan laboratorium.
Penyusunan jadwal kegiatan biasanya digunakan sebagai pedoman
pengaturan kegiatan baik regular (praktikum) maupun non reguler (KIR).
Pengaturan jadwal kegiatan itu, terkait dengan penggunaan ruang dan alokasi
waktunya, supaya tidak terjadi tumbukan jadwal dan adil/berimbang untuk
semua mata pelajaran (Biologi,fisika dan Kimia)
Sebagai contoh, jika di suatu sekolah hanya mempunyai 1 ruanga
laboratorium yang digunakan untuk melayani beberapa mata pelajaran, maka
sebagai koordinator/kepala laboratorium harus mampu menyusun jadwal yang
dapat mengakomodir semua pemakai laboratorium. Kuncinya adalah
koordinasi, koordinasi antar seluruh pemakai laboratoriu, (guru IPA) harus
intensif dilakukan guna menjamin atau memastikan tidak ada masalah dalam
penjadwalan dan pemakaian ruang laboratorium.
Pada realitas yang ada di lapangan, banyak sekolah yang hanya
mempunyai satu laboratorium IPA, sehingga jadwal pemakaian laboratorium
setiap hari padat. Misalkan, untuk 1(Satu) ruangan praktikum, digunakan
kurang lebih 5 periode praktikum (3periode efektif), 5 hari sekolah efektif,
sehingga total kegiatan dalam satu bulan ± 42 kali pertemuan, dengan durasi
waktu masing – masing 2 jam pelajaran (± 90menit). Padatnya pemakaian
ruang laboratorium itu, jika tidak diimbangi dengan penjadwalan yang baik,
maka akan muncul banyak kendala. Ini tugas kepala laboratorium untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Penyusunan jadwal dapat dilakukan secara
manual atau berbantuan komputer (jika memiliki programnya). Jadwal disusun
oleh kepala laboratorium dibantu guru – guru yang terkait (IPA), serta
dikonsultasikan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk
disesuaikan dengan jadwal pelajaran sekolah lainnya.
b) Penyusunan program kerja laboratorium.
Program kerja ini dibuat pada awal tahun dan disusun dalam jangka waktu 1
tahun. Program kerja tahunan ini digunakan sebagai pedoman kegiatan
laboratorium, yang meliputi :
7. 7
1) Pengelolaan Anggaran
Penyusunan anggaran kegiatan laboratorium didasarkan pada evaluasi
program tahun sebelumnya, sehingga beberapa jumlah anggaran yang
dibutuhkan pada tahun sekarang dapat ditentukan dengan baik.
2) Pengelolaan Kegiatan (Regular maupun non regular)
Kegiatan apa yang akan dilakukan untuk 1 tahun ke depan harus sudah
direncanakan secara matang. Untuk 1 tahun, berapa kali praktikum, berapa
kali kegiatan KIR dan lain – lain, harus sudah ditetapkan dahulu. Hal ini
terkait dengan kebutuhan bahan dan alat yang akan digunakan.
3) Pengelolaan peralatan dan bahan
Pengelolaan alat dan bahan praktikum meliputi kegiatan inventarisasi dan
pengadaan. Rancangan pengadaan alat dan bahan untuk satu tahun ke
depan harus dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan ketersediaan.
Ada tidaknya alat atau bahan praktikum dapat dimonitor atau dilihat dari
daftar inventarisasi yang dibuat. Dari daftar itu jelas kelihatan, bahan atau
alat apa yang kurang, yang rusak, yang memerlukan perbaikan dan
sebagainya.
4) Pengelolaan SDM
Pengelolaan SDM ini meliputi rekruitmen dan program peningkatan
kompetensi tenaga laboran dan teknisi. Jika memang tidak ada tenaga
laboran atau teknisi, perlu direncanakan kebutuhan tenaga tersebut. Tetapi
jika ada, harus pula direncanakan program peningkatan kompetensi tenaga
laboran tersebut dengan mengikutsertakan pada kegiatan pelatihan atau
workshop pengelolaan laboratorium.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Setelah rancangan program kerja ditetapkan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan.
Dalam tahap ini, ada beberapa hal yang perlu dikondisikan agar kegiatan yang telah
direncanakan dapat berjalan secara baik. Kegiatan prakondisi ini memang
diperlukan untuk memastikan tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan
8. 8
praktikum atau lainnya. Adapun hal – hal yang perlu dikondisikan antara lain
adalah :
a) Penataan tempat dan bahan praktikum
Penataan tempat dan bahan praktikun sangat penting khususnya untuk
mengecek setelah praktikum dan untuk persiapan praktikum baru. Untuk bahan
kimia disediakan ruangan khusus dan ditata berdasarkan jenis asam/basa
didalam rak. Untuk alat – alat praktek lainnya ditempatkan dalam loker dengan
diberi kode untuk masing – masing mata pelajaran. (K untuk Kimia, F untuk
Fisika, B untuk Biologi dan U untuk umum)
b) Penataan administrasi kegiatan laboratorium
Penataan administrasi kegiatan laboratorium meliputi penataan agenda/jurnal
harian di tiap mata pelajaran, format laporan dan pengumpulannya, daftar
penilaian praktikum, prosedur peminjaman alat, dan pengarsipan surat keluar
dan masuk, serta tata tertib laboratorium.
c) Pengamanan/perawatan peralatan
Pengamanan dan perawatan peralatan yang ada di laboratorium merupakan
satu rangkaian kegiatan yang berlangsung saling terkait, selama ini kegiatan ini
hanya terbatas dilakukan oleh teknisi/laboran saja terutama pengamanannya,
tapi ke depan haruslah dimulai dengan menyadarkan secara administratif
bahwa sebelum dan sesudah pemakaian perlatan guru benar – benar tahu
kondisi bahan dan peralatan yang telah dipakai, yang selama ini masih kurang.
Dengan demikian tanggung jawab masalah pengamanan dan perawatan
peralatan tidak terfokus pada petugas laboratorium saja, tapi juga merupakan
tanggung jawab bersama (siswa, guru dan pembina)
3. Evaluasi Program Kegiatan
Evaluasi program kegiatan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat
keberhasilan dan kendala yang dialami dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan
program. Evaluasi program kerja ini dapat disusun dalam bentuk laporan kegiatam
yang dibuat oleh kepala atau koordinator laboratorium setiap 6 bulan (1 semester)
dan disampaikan kepada kepala sekolah. Laporan terserbut digunakan sebagai
9. 9
rujukan untuk perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya, supaya berjalan dengan
baik.
Laporan kegiatan laboratorium IPA merupakan penentu pengambilan tindak
lanjut kegiatan mendatang. Dengan laporan yang akurat dapat digunakan untuk
mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan, memecahkan masalah yang
timbul, serta langkah – langkah apa yang perlu dilakukan untuk masa mendatang.
Laporan ini dilakukan dalam bentuk matrik yang kegiatannya disesuaikan dengan
rencana dan pelaksanaan program kerja laboratorium IPA. Adapun Matrik laporan
tersebut berisi materi :
a) Judul Kegiatan
b) Halaman Pengesahan
c) Rencana Kegiatan
d) Pelaksana Kegiatan
e) Hasil
f) Masalah
g) Pemecahan Masalah
h) Tindak Lanjut
10. 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasional Program : Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan
penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruang terbuka.
Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan eksperimen dan
penelitian dilakukan (Depdikbud:1995,2003). Dasar Pemikiran : Peningkatan mutu
masih merupakan prioritas pembangunan pendidikan di Indonesia. Sasarannya adalah
perbaikan mutu proses belajar mengajar di kelas dengan berorientasi pada setiap
askpek perkembangan siswa. Secara naluriah, siswa menginginkan pengalaman
belajar yang konkret, menyenangkan dan mencakup semua aspek perkembangan
dirinya. Tujuan : Tujuan dari Program Kerja Pengelola Laboratorium ini adalah
sebagai guru yang diberi tugas agar mengarah kepada guru yang Profesional dan
diharapkan hasil yang maksimal.Program Kerja Laboratorium : Perencanaan,
Pelaksanaan Kegiatan dan Evaluasi Program.
B. Saran
Pembuatan program sangat penting bagi keberlangsungan proses praktikum dalam
dunia pendidikan sebagai pendukung dari kegiatan pembelajaran. Pembuatan program
sangat penting bagi proses manajemen laboratorium. Sebaiknya setiap sekolah dapat
melaksanakan program dengan perencanaan yang dibuat. Agar jelas dalam pencapaian
tujuan dari kegiatan praktikum tersebut.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Model Peraturan Menteri Pendidikan No 22 Tahun 2006.
Akhmadsudrajat.files.wordpress.com/…/permendiknas-no-22-tahun-2006.pdf.
Depdiknas. 2007. Model Peraturan Menteri Pendidikan No 24 Tahun 2007.
90permen_24_2007_Stdr-SarPras.pdf
http://bahasaindosugik.blogspot.com/2011/12/menulis-proposal-kegiatan.html
Kertiasa, Nyoman.2006. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung : PT.Pudak
Scientific
Rosbiono, Momo.1994. Teknik Administrasi Laboratorium. Bandung : Proyek pembinaan
dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Tinggi.
Sudjiaz. 1988. Pedoman Penggunaan Laboratorium IPA SMTP-SMTA. Jakarta : Bhratara.