Materi dibawakan pada kegiatan FPPTI DKI Jakarta, 22-23 Juli 2019 di Kalbis Institute.
Kumpulan materi didapatkan dari beberapa literatur dan hasil karya orang lain.
Terima kasih kepada :
- Deden Sumirat Hidayat (LIPI) untuk literatur ttg PoP
- Pengembang Aplikasi Duraspace (Dspace dan Vivo).
2. Daftar Isi :
1. Pengenalan Open Data
2. Pemanfaatan Open Data dengan
Menggunakan Publish or Perish
3. Pengenalan Persistent Identifier untuk
Individu
4. Teknik Operasional Dspace
5. Pengenalan RAMA Ristekdikti
6. Teknik Operasional Vivo
3. 1. Pengenalan Open Data
Kaitan dengan perpustakaan :
“Were a library to collect and analyze its internal data and
integrate it with publicly available data, it could improve the
efficiency of workflows and provide evidence-based support for
program development. Sharing library data such as in-branch
technology, usage, anonymized circulation statistics, and
catalogue metadata improves the organization’s transparency and
can provide citizens with insight into the value of the library”
(Carruthers, 2014).
“Open Data builds towards an expectation of engagement”
(Williams, 2016).
Contoh penerapan open data di perpustakaan :
Sumber : https://natlib.govt.nz/about-us/open-data
4. Definisi open data :
Open data adalah data yang bisa bebas digunakan, digunakan
kembali, dan disebarluaskan kembali oleh semua orang – hanya
tergantung pada persyaratan sifat dan keterbagian yang dimiliki.
• Ketersediaan dan Akses: data harus tersedia utuh dan tidak
memerlukan biaya reproduksi yang berlebihan, lebih disarankan
jika data bisa diunduh dari internet. Data juga harus tersedia dalam
bentuk yang mudah digunakan (convenient) dan dapat diubah
(modifiable).
• Penggunaan kembali dan penyebarluasan kembali data harus
dilakukan melalui syarat-syarat yang berlaku bagi penggunaan-
kembali dan penyebarluasan-kembali, termasuk pencampuran
dengan set data lain.
• Partisipasi Universal: setiap orang bisa menggunakan,
menggunakan kembali, dan menyebarluaskan kembali –
tidak boleh ada diskriminasi atas bidang usaha, orang, atau
kelompok. Misalnya, batasan ‘non-komersial’ yang melarang
penggunaan ‘komersial’, atau batasan penggunaan untuk tujuan
tertentu (mis, hanya untuk pendidikan), tidak dibolehkan (Open
Knowledge Foundation, 2019).
Kunci dalam proses open data adalah :
Interoperabilitas
5. Dasar hukum data terbuka :
https://data.go.id/toolkit
Mengapa Harus Interoperabilitas dan Kerjasama :
• Volume,variasi dan kecepatan kebutuhan dan penyebaran
informasi makin tinggi;
• Tidak semua orang atau lembaga dapat memiliki atau
mengakses sumber informasi;
• Tidak semua sumber informasi dapat dimiliki atau diakses
oleh orang atau lembaga tertentu;
• Tidak semua sumber informasi terintegrasi, sehingga
memerlukan usaha dan sumberdaya (biaya, waktu, tenaga
dan sarana) yang cukup besar untuk mengakses dan
memanfaatkannya;
• Banyak sumber informasi penting bagi masyarakat tidak
dapat diakses dan dimanfaatkan secara optimal;
• Banyak investasi dan sumber daya untuk membangun dan
mengembangkan sumber informasi kurang berimbang dalam
pemanfaataanya;
• Perlu efektifitas, efisiensi dan mencegah duplikasi dalam
penggunaan berbagai sumber daya yang langka atau mahal;
• Tidak semua sumber informasi terkelola, termutakhirkan dan
terawat secara baik dan berkelanjutan (Santoso, 2016).
6. Langkah untuk membuat data terbuka :
1. Memilih set data. Pilih set data yang akan dibuka. Ingat, Anda
bisa (dan mungkin perlu) kembali ke langkah ini jika menemui
masalah pada tahap selanjutnya.
2. Terapkan ijin terbuka (open license).
(a) Tentukan Hak Kekayaan Intelektual yang ada pada data
tersebut.
(b) Terapkan jenis perijinan ‘terbuka’ yang tepat yang mencakup
ijin atas hak-hak dan memenuhi definisi keterbukaan seperti yang
dibahas di bagian “Apa yang dimaksud Open Data” di atas
(c) NB: Jika Anda tidak bisa melakukan ini, kembalilah ke
langkah 1 dan coba set data yang lain.
3. Sediakan data tersebut bagi publik dalam bentuk lengkap (bulk)
dan format yang berguna. Anda juga bisa menggunakan cara
alternatif, misalnya melalui API.
4. Pastikan bahwa data bisa/mudah ditemukan – posting di web
dan buat katalog untuk memudahkan pencarian data tersebut
(Open Knowledge Foundation, 2019).
Batasan data terbuka :
“Data yang tidak mengandung informasi tentang orang tertentu”
(Open Knowledge Foundation, 2019).
7. 2. Pemanfaatan Open Data dengan
Menggunakan Publish or Perish
Tools untuk pemanfaatan open data :
1. OAI PMH
http://www.openarchives.org/OAI/openarchivesprotocol.html
2. Format JSON
http://repositori2.kemdikbud.go.id/cgi/exportview/year/NULL/
JSON/NULL.js
3. Publish or perish (PoP)
https://harzing.com/resources/publish-or-perish
Publish or Perish (PoP) :
8. Definisi :
Publish or Perish (PoP) merupakan salah satu aplikasi perangkat
lunak yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kutipan
publikasi ilmiah. Perangkat lunak ini tersedia secara bebas untuk
multiplatform dari situs web kaya konten. Aplikasi ini memiliki
fungsi utama adalah untuk memberdayakan penulis individu untuk
mempresentasikan kasus mereka untuk dampak penelitian dari
penulis. Penulis dapat memanfaatkannya dengan menggunakan
berbagai sumber data (termasuk Google Cendekia dan Pencarian
Akademik Microsoft) untuk mendapatkan kutipan, kemudian
menganalisis ini dan menyajikan metrik.
PoP pertama kali diperkenalkan sejak Oktober 2006 dan telah
terus ditingkatkan dan diperbarui. Nama Publish or Perish (PoP)
bermakna rujukan dari untuk mendorong peneliti dan kalangan
akademis untuk menerbitkan publikas ilmiah secara terus-menerus
untuk memajukan atau mempertahankan karier dan kepakarannya
di dunia ilmiah. PoP memiliki fungsi utama adalah untuk
memberdayakan penulis individu untuk mempresentasikan kasus
mereka untuk dampak penelitian yang akan penulis. PoP
menggunakan kueri Google Scholar untuk mendapatkan informasi
kutipan, yang kemudian dianalisis dan dikonversi ke sejumlah
statistik.
9. PoP berjalan pada platform Windows, Macintosh dan Linux.
Untuk petunjuk terperinci tentang cara menginstal untuk berbagai
platform, dibahas pada bagian lampiran. Halaman web PoP
menyediakan tutorial dan tinjauan luas mengenai perkembangan
luas tentang PoP yang disertai contoh.
• Total jumlah makalah dan jumlah kutipan
• Kutipan rata-rata per kertas, kutipan per penulis, makalah per
penulis, dan kutipan per tahun
• Indeks-h Hirsch dan parameter terkait
• G-index Egghe
• Indeks-h kontemporer
• Tiga variasi indeks-h individu
• Rata-rata peningkatan tahunan dalam indeks-h individu
• Tingkat kutipan tertimbang usia
• Analisis jumlah penulis per publikasi.
Hasil yang bisa didapatkan :
PoP memiliki banyak fitur yang dirancang dengan sangat baik dan
antarmuka yang sangat cerdas dan elegan. Opsi ekspor pada PoP
merupakan fitur yang paling tepat untuk kebutuhan analisis
bibliometric dan scientometric. Hasil penelusuran pada PoP dapat
di-cache selama 60 hari (periode yang lebih lama dapat
ditentukan, tetapi tampaknya kembali ke 60 hari). Caching penting
10. karena hasilnya ditampilkan dari cache daripada dengan
mengambil data ulang dari Google Scholar. Selain itu
menggunakan cache juga mengurangi kemungkinan diblokir oleh
Google Scholar. PoP merupakan alat yang tepat untuk melakukan
penelusuran dengan menggunakan query sebelumnya. Fitur ini
merupakan fasilitas yang tepat untuk pengguna yang selalu
mengulangi query atau yang ingin
melihat bagaimana hasilnya mungkin telah berubah di antara
proses query yang berulang.
PoP versi 7 terdiri dari beberapa penambahan dan perbaikan dari
fitur sebelumnya. Perubahan besar adalah adanya ekspansi besar
sumber data yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Crossref: diluncurkan pada awal 2000 sebagai upaya kerja sama
di antara penerbit, baru-baru ini mulai membuat data kutipan
tersedia di bawah Inisiatif untuk Kutipan Terbuka. Cakupannya
masih terbatas, tetapi terus berkembang. Saat ini memiliki sintaks
pencarian penulis yang buruk, tetapi sangat cocok untuk pencarian
ISSN dan pencarian kata kunci.
2. Google Scholar (GS): Satu-satunya sumber data PoP sejak PoP
5 diluncurkan pada Oktober 2016 dan masih banyak favorit
pengguna karena jangkauannya yang komprehensif. Namun,
pencarian bisa lambat dan masih terdapat kekurangannya,
11. 3. Google Scholar Profil (GSP): Alternatif yang sangat baik untuk
Google Scholar bagi para penulis dan jurnal yang memiliki profil.
Menggabungkan cakupan komprehensif dengan kemudahan
mengecek disambiguasi penulis.
4. Microsoft Academic (MA): Bagi
banyak penulis, ini akan memberikan cakupan yang dekat dengan
cakupan Google Scholar, tetapi memiliki pencarian yang lebih
cepat dan hasil yang lebih tepat.
5. Scopus: Kurasi, berbasis langganan, basis data yang disediakan
oleh Elsevier. Tingkat akurasi tinggi, tetapi - terutama di bidang
Teknik, Ilmu Sosial dan Humaniora - cakupan lebih rendah
dibandingkan dengan Google Scholar atau Microsoft Academic.
6. Web of Science: Kurasi, berbasis langganan, basis data yang
disediakan oleh Clarivate. Tingkat akurasi tinggi, tetapi - terutama
di bidang Teknik, Ilmu Sosial dan Humaniora - cakupan lebih
rendah dibandingkan dengan Google Cendekia atau Microsoft
Academic.
12.
13.
14. Teknis pemanfaatan :
1. Tentukan metadata yang akan diambil dari PoP (Metadata
bukan citation).
2. Simpan dalam format .bib
3. Buka Dspace JSPUI dengan menggunakan fitur Batch Import
dengan format bibtex yang sudah didapatkan :
15. 4. Cek pada mydspace untuk hasil importnya :
5. Periksa data hasil import pada full metadata record :
17. 3. Pengenalan Persistent Identifier untuk
Individu
Definisi Persistent Identifier :
“a long-lasting reference to a document, file, web page, or other
object” (Wikipedia, 2019).
Jenis Persistent Identifier :
1. PID Article and Data = Digital : DOI, Handle ; Non Digital :
ISBN, ISSN
2. PID Affiliation = RinggoID, Fundref
3. PID Author = Proprietary ID : Researcher ID ; Universal ID :
Orcid ID
Orcid ID untuk PID Individu :
Pendaftaran → https://orcid.org/register
18. Pentingnya Orcid ID :
• Memastikan hasil dan aktivitas penelitian penulis dikaitkan
dengan benar
• Handal dan mudah untuk menghubungkan penulis dengan
hasil karya serta afiliasi penulis
• Mengurangi adanya pendaftaran yang berulang
• Terbuka, dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan bersifat
tetap
Integrasi Orcid dengan Aplikasi Karya Duraspace :
1. Pastikan sudah menjadi anggota orcid
2. Buka file runtime.properties di folder config
cd /opt/vivo/home/config/ pico runtime.properties
# -----------------------------------------------------------------------------
# ORCID INTEGRATION
# -----------------------------------------------------------------------------
# orcid.clientId = 0000-0000-0000-000X
# orcid.clientPassword = 00000000-0000-0000-0000-
000000000000
19. # The orcid.webappBaseUrl must end in a front slash (/)
# if it includes a path past the domain and (if required) port.
#
# orcid.webappBaseUrl = http://vivo.mydomain.edu/vivo/
# orcid.externalIdCommonName = VIVO Cornell Identifier
# 1.2, 2.0
# orcid.apiVersion = 2.0
# release, sandbox
# orcid.api = sandbox
Integrasi Orcid dengan Mesin Indeks Terbuka :
Dimensions
1. Ketik https://app.dimensions.ai/discover/publication > Register
2. Gunakan email yang akan didaftarkan, setelah itu cek di email
tersebut kode verifikasi yang dikirimkan
20. 3. Lalu dilanjutkan dengan ketik kode verifikasi serta buat
password yang akan digunakan kemudian login. Jika berhasil
login, akan muncul laman seperti ini :
4. Dimensions bekerjasama dengan Orcid untuk integrasi data
sehingga data yang ada di orcid.org akan tersimpan didalam
Dimensions. Cara untuk aktifkan integrasi ke Orcid :
-. Pastikan memiliki akun didalam orcid.org
-. Klik Connect with ORCID dikolom My Account
-. Kemudian klik Authorize, jika ada notifikasi seperti
gambar berikut :
21. -. Hasilnya akan muncul notifikasi yang menginformasikan
bahwa akun anda telah terhubung dengan orcid.org :
-. Tampilan aktifasi integrasi Orcid dengan Dimensions telah
berjalan :
Cara penggunaan
Pada kolom pencarian lakukan pencarian sederhana dengan cara
ketik subjek atau judul dokumen. Contoh yang dilakukan dengan
mengetik subjek Visualisasi Data, hasilnya akan tampil seperti
ini :
22. -. Jika termasuk dari karya tulis pribadi, lakukan klik Add to
ORCID.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengetik abstrak
dari dokumen.
Dengan cara itu, hasilnya akan lebih spesifik dan dokumen yang
dicari akan muncul pada laman teratas.
23. 4. Teknik Operasional Dspace
Alur Pengelolaan Aplikasi Dspace :
Terdapat 8 fitur utama yang dapat digunakan pada Dspace yaitu
1. Administrative untuk pengelolaan administrasi yang
berkaitan dengan kewenangan seorang administrator.
2. My account untuk sarana dari tiap akun yang aktif di Dspace.
3. Context untuk sarana entri data koleksi di Dspace.
4. Browse untuk sarana penelusuran dengan beberapa topik
sajian.
5. Search untuk sarana pencarian koleksi dengan cara pencarian
standar dan spesifik.
6. Discover untuk sarana melakukan eksplorasi penelusuran
koleksi berdasarkan data yang sudah tersimpan di Dspace.
7. Statistics untuk sarana melihat data statistik pemanfaatan
Dspace.
8. RSS feeds untuk sarana sindikasi data di Dspace.
Administrative
Memiliki beberapa sub fitur antara lain Control panel, Access
control, Content administration, Registries, Statistics dan Curation
task.
24. Control Panel : Untuk mengetahui spesifikasi perangkat yang
digunakan dan berfungsi menjalankan fungsi panel administrator.
Tampilan Control Panel
Access Control : Untuk mengatur pola manajemen akun di
Dspace.
Tampilan Access Control
25. Contoh kasus :
Membuat akun baru
1. Klik People pada Administrative.
2. Klik Click here to add a new E-Person.
3. Isi tiap kolom pada bagian Create a new user.
4. Klik Simpan. Selesai
Membuat manajemen grup
1. Klik Groups pada Administrative.
2. Klik Click here to add a new Group.
3. Buat penamaan dari grup.
4. Klik Simpan. Selesai
Mengaktifkan kebijakan otorisasi
Cara 1 =
1. Klik Authorizations pada Administrative.
2. Klik Click here to go to the item wildcard policy admin tool.
3. Isi tiap kolom pada bagian Advanced Policy Manager.
Catatan : Pada kolom Action akan menentukan peran dari tiap
grup tersebut.
4. Klik Simpan. Selesai
Cara 2 =
1. Klik Authorizations pada Administrative.
26. 2. Klik salah satu dari community/collection yang sudah ada.
3. Klik Click here to add a new policy.
4. Tentukan aksi yang ingin dipilih, seperti berikut.
Edit Policy
5. Klik Simpan. Selesai
Content Administration (catatan : belum di eksplore secara penuh)
: Untuk mendukung kebutuhan internal dari Administator.
Memiliki beberapa sub fitur seperti Items (untuk cek secara
langsung lewat dashboard tiap koleksi per item berdasarkan ID),
Withdrawn Items (untuk cek secara langsung lewat dashboard tiap
koleksi per item berdasarkan judul (sama hal dengan Private
Item)), Import metadata (untuk import metadata berdasarkan
CSV) dan Batch import (ZIP) (untuk import koleksi berdasarkan
format ZIP).
27. Registries : Untuk mengelola metadata dan format digital di
Dspace. Jika ingin menambahkan, bisa langsung pada tiap sub
fitur atau ingin mengurangi pun sama halnya.
Statistics : Untuk mengetahui data statistik dari hasil pengelolaan
koleksi digital.
Curation Tasks : Untuk mengatur pengelolaan handle (sebuah fitur
tambahan untuk identitas dari tiap koleksi digital) namun fitur ini
berbayar.
Context
Contoh kasus :
Menambahkan komunitas baru
1. Klik Create Community pada bagian Context.
2. Isi tiap kolom pada bagian Edit Metadata for a New Top-Level
Community.
Edit Metadata
3. Klik Create. Selesai
28. Menambahkan koleksi baru
1. Klik Community yang akan diisikan koleksinya.
2. Klik Create Collection pada bagian context.
3. Beri identitas dari koleksi yang akan diisi.
4. Tentukan assign roles (kebijakan otorisasi), content source
(proses isi koleksi) dan curate (proses kurasi koleksi digital)-nya.
5. Klik Update. Selesai
Menambahkan item koleksi baru
1. Klik koleksi yang akan diisikan.
2. Klik Submit a new item to this collection.
3. Isikan tiap kolom pada bagian describe item.
4. Isikan tiap kolom pada bagian kedua describe item.
5. Upload file yang ada.
6. Lakukan review dari item yang sudah diisi sebelumnya.
7. Berikan lisensi pada item tersebut.
8. Klik complete. Selesai
Tampilan Publikasi Item
29. Search
Standar
1. Klik menu Search.
2. Ketik title yang akan dicari.
3. Selesai.
Tampilan Hasil Pencarian Standar
Standar
1. Klik menu Advanced Search.
2. Klik Add Filter, ketik/pilih pada beberapa kolom yang tersedia.
3. Selesai.
Tampilan Hasil Pencarian Spesifik
30. Harvesting Data Menggunakan Aplikasi Dspace
Eprints
Aktifasi locate plugin
1. Pada server Eprints lakukan perintah di bawah ini
apt-get install locate
updatedb
locate OAI
find . -type f -exec grep -H 'OAI_Bibliography' {} ;
2. Kemudian pindahkan file OAI
mv
/usr/share/eprints3/perl_lib/EPrints/Plugin/Export/OAI_Bibliograp
hy.pm /root/
3. Restart Apache
/etc/init.d/apache2 restart
Contoh kasus
Proses Harvesting
1. Buat community baru.
2. Buat collection baru.
3. Pada Content Source, pilih opsi This collection harvests its
content from an external source.
4. Sisipkan OAI URL dari koleksi yang akan di harvest datanya.
32. 5. Pengenalan RAMA Ristekdikti
Definisi :
RAMA merupakan repositori nasional laporan hasil penelitian
baik berupa skripsi, tugas akhir, proyek mahasiswa (diploma),
tesis (S2), disertasi (S3) ataupun laporan penelitian dosen / peneliti
yang bukan merupakan publikasi di jurnal, konferensi maupun
buku yang diintegrasikan dari Repositori Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian di Indonesia.
Manfaat :
1. Dengan mengintegrasikan Repositori yang ada di Perguruan
Tinggi dan Lembaga Penelitian, maka setiap penelitian yang sudah
dilakukan di Perguruan Tinggi khususnya Tugas Akhir Mahasiswa
dan Lembaga Penelitian sehingga terhindar dari duplikasi dan
plagiarism hasil penelitian.
2. Rama akan terhubung dengan ANJANI (Anjungan Integritas
Akademik) sebagai alat pendeteksi plagiasi nasional yang
mengintegrasikan data dengan GARUDA dan SINTA.
Tata cara bergabung :
Menu Suggest, berisi formulir pendaftaran yang diisi suatu
institusi untuk merekomendasikan sebuah repository kedalam
33. indeks RAMA Repository. Formulir diisi dengan selengkap
mungkin.
Yang harus diperhatikan adalah :
1. Repositori harus terdiri dari tesis, disertasi, atau dokumen
akademik lainnya
2. Data repositori institusi harus terbuka untuk akses publik
3. Email yang dikirim harus valid dan aktif.
4. Pastikan untuk melampirkan surat komitmen dari institusi yang
berisi pernyataan persetujuan pimpinan perguruan tinggi terkait
integrasi repositori institusi dengan RAMA serta penunjukan
penanggung jawab repositori.
5. Untuk dapat mengintegrasikan repository perguruan tinggi
dengan RAMA setiap perguruan tinggi harus sudah memiliki
repositori yang support OAI (Open Archive Initiative) seperti
misalnya Eprints, Dspace, SETIADI dan lainnya.
Terdapat lima bagian utama dari formulir, yaitu :
1. Contact Detail
Contact detail berisi informasi mengenai institusi
- Institution diisi dengan nama institusi
- Your Name diisi dengan nama penanggung jawab (PIC) dari
institusi atau yang membuat akun
- Your Email diisi dengan email penanggung jawab (PIC) dari
institusi atau yang membuat akun.
34. - Username diisi dengan username akun yang akan dibuat
- Password diisi dengan password dari akun yang akan dibuat.
- City diisi dengan kota asal institusi
2. Repo Information
Repo information berisi informasi mengenai repository
- Title : diisi dengan nama repository
- Home Url diisi dengan link repository yang akan didaftarkan
contoh : http://repository.unissula.ac.id
- Description : Deskripsi singkat mengenai repository yang akan
didaftarkan
- Prefix : Terdapat dua pilihan prefix yaitu oai_dc (dublin core)
dan marcxml.
- Software : contoh = Eprints, dll
3. Letter Of Commitment adalah Surat pernyataan persetujuan
pimpinan untuk mengintegrasikan repository dengan sistem
RAMA Ristekdikti. Diisi dengan cara klik browse, kemudian pilih
file. File harus berformat pdf dengan max ukuran file 2 MB.
4. Technical Repository contact name diisi dengan nama dari
penanggung jawab repository.
5. Technical Repository contact email diisi dengan email dari
penanggung jawab repository.
35. Mekanisme pendaftaran :
Pendaftaran RAMA, dilakukan pada menu Suggest yang terdapat
pada sistem RAMA, penjelasan mengenai menu suggest telah
dijelaskan sebelumnya. Dengan mekanisme pendaftarannya
sebagai berikut :
1. Perguruan / Lembaga yang akan mendaftarkan repositorinya ke
RAMA harus mengisi formulir pendaftaran disertai pernyataan
persetujuan pimpinan perguruan tinggi terkait integrasi repositori
institusi dengan RAMA serta penunjukan penanggung jawab
repositori.
2. Untuk dapat mengintegrasikan repository perguruan tinggi
dengan RAMA setiap perguruan tinggi harus sudah memiliki
repositori yang support OAI (Open Archive Initiative) seperti
misalnya Eprint, Dspace, SETIADI dan lainnya
3. Karya Akhir mahasiswa yang diunggah harus dilengkapi antara
lain:
a. Nama mahasiswa
b. NIM (Nomor Induk Mahasiswa)
c. Nama pembimbing
d. NIDN / NIDK (Nomor Induk Dosen)
e. Kode Program Studi di PDDIKTI
4. Setiap laporan hasil penelitian mahasiswa wajib diupload ke
repositori masing- masing institusi dengan catatan :
36. a. Fulltext untuk laporan penelitian yang tidak bersifat rahasia
b. Untuk laporan harus diupload harus memenuhi syarat minimum
antara lain: Judul, Abstrak, Bab I, Daftar Pustaka
Aktifkan OAI PMH di Dspace :
Untuk mengaktifkan OAI PMH pada aplikasi Dspace, diperlukan
beberapa langkah konfigurasi. Namun pastikan anda memiliki
akses root kedalam server. Langkah - langkahnya antara lain :
1. Buka [dspace]/config/modules/oai.cfg
2. Isi data pada sintaks berikut
identifier.prefix = sisipkan url dspace anda tanpa http
bitestream.baseur1 = sisipkan url dspace anda dengan http
Lalu simpan, ctrl + x dan tekan enter
3. Kemudian restart tomcat, service tomcat restart
4. Kembali ke direktori dspace dan ketik /dspace/bin/dspace oai
import -c (setelah itu akan dilakukan indexing oleh sistem, tunggu
sampai proses selesai)
5. Langkah akhir, lakukan pengecekan melalui browser ke url [url
dspace]oai/request?verb=Identify dan pastikan tidak ada
keterangan error.
37. Strategi pengembangan repositori institusi :
Tujuannya untuk menghasilkan publikasi yang mencakup
originalitas, kebaruan dan berdampak.
Secara teknis
1. Konten
- Kebijakan dalam penulisan tugas akhir, skripsi seperti
penggunaan sumber informasi primer, tahun penggunaan sumber
informasi yang 10 tahun terakhir untuk soshum, dll.
- Penyediaan sumber informasi yang berkualitas.
- Penggunaan perangkat pendukung seperti mendeley. grammarly.
2. Diseminasi
- Anggaran dan Lisensi
- Penggunaan Google Ads
- Penggunaan media social (misal Facebook Ads)
- Mailing blast via email marketing : mailjet.com
- PID : DOI, Handle, URN
3. Indeksasi
- Indonesia Onesearch
- Google Scholar
- OCLC Worldcat
38. 6. Teknik Operasional Vivo
Tampilan Depan Vivo
Definisi :
“VIVO [ Pronunciation: /viːvəʊ/ or vee-voh ] is member-
supported, open source software and an ontology for representing
scholarship. VIVO supports recording, editing, searching,
browsing, and visualizing scholarly activity” (Wiki Vivo, 2019).
39. Vivo berbasis web semantik sehingga dapat lebih mudah dipahami
hubungan tiap konten dan menghasilkan keluaran yang mampu
memberikan wawasan yang lebih mendalam bagi pengelola.
Spesifikasi kebutuhan awal Vivo :
[root@server6 ~]# cat /proc/cpuinfo
processor: 0
vendor_id : GenuineIntel
cpu family : 6
model : 63
model name : Intel(R) Xeon(R) CPU E5-2630 v3 @ 2.40GHz
stepping : 2
microcode : 0x1
cpu MHz : 2394.454
cache size : 20480 KB
physical id : 0
siblings : 1
core id : 0
cpu cores: 1
apicid : 0
initial apicid : 0
fpu : yes
fpu_exception : yes
42. processor: 2
vendor_id : GenuineIntel
cpu family : 6
model : 63
model name : Intel(R) Xeon(R) CPU E5-2630 v3 @ 2.40GHz
stepping : 2
microcode : 0x1
cpu MHz : 2394.454
cache size : 20480 KB
physical id : 2
siblings : 1
core id : 0
cpu cores: 1
apicid : 2
initial apicid : 2
fpu : yes
fpu_exception : yes
cpuid level : 13
wp : yes
flags : fpu vme de pse tsc msr pae mce cx8 apic sep mtrr pge
mca cmov pat pse36 clflush mmx fxsr sse sse2 ss syscall nx
pdpe1gb rdtscp lm constant_tsc arch_perfmon rep_good nopl
xtopology eagerfpu pni pclmulqdq ssse3 fma cx16 pcid sse4_1
43. sse4_2 x2apic movbe popcnt tsc_deadline_timer aes xsave avx
f16c rdrand hypervisor lahf_lm abm arat xsaveopt fsgsbase
tsc_adjust bmi1 avx2 smep bmi2 erms invpcid
bogomips : 4788.90
clflush size : 64
cache_alignment : 64
address sizes : 46 bits physical, 48 bits virtual
power management:
Struktur direktori Vivo :
[root@server6 vivo]# ls
api installer LICENSE README.md update-versions.sh
home legacy pom.xml selenium webapp
Persiapan sebelum gunakan Vivo :
Buat akun
1. login sebagai root/ system administrator.
2. klik user accounts di site configuration → add new account
3. isi secara lengkap tiap kolom berikut :
44. 4. Klik save.
Perbedaan tiap peran :
Self-Editor -– The self-editor may create data properties,
relationships and entities directly associated to his or her profile.
Editor -– The editor may add, delete and modify entities, object
properties and data properties.
Curator -– In addition to performing the tasks of the Editor, the
Curator may modify the ontologies, class groups, property groups,
and edit site information, including the text displayed on the
About page and contact email address.
System Administrator –- In addition to the abilities of the Curator,
the Administrator may access the menu management, user
accounts, and advanced data tools features. The advanced data
tools section include the ingest menu, Add/Remove RDF data,
RDF export, SPARQL query, and SPARQL query builder
privileges.
45. Ubah informasi situs
1. login sebagai root/ system administrator.
2. klik site information di site configuration.
3. ubah kolom berikut
Untuk theme dan contact email address diperlukan penyesuaian
code di runtime.properties
4. Klik save.
46. Alur pengelolaan Vivo :
Vivo sudah menyediakan beberapa data yang siap dikelola oleh
admin seperti negara, state or province.
Entri data vivo :
Semua proses entri data berasal dari site admin kemudian data
input. Pilih tiap data yang akan di input lalu lengkapi kolomnya.
47. Sekilas Penulis :
Dwi Fajar Saputra atau biasa dipanggil dengan Dudu adalah
alumni dari Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan,
FIKOM UNPAD. Kesehariannya merupakan seorang praktisi
dibidang perpustakaan dan dokumentasi informasi. Tertarik untuk
mendalami teknologi informasi perpustakaan terutama yang
berkaitan dengan pengembangan aplikasi dan inovasi layanan
perpustakaan. Saat ini sedang fokus mengenai Open Data di
berbagai aplikasi pendukung publikasi seperti Google Scholar,
Orcid, dll. Aktif mengembangkan aplikasi SLiMS untuk
elektronik tesis dan disertasi (SETIADI) bersama tim pengembang
lain. Karya diri dari Dudu bisa dilihat pada
http://slideshare.net/dwifajarsaputra