SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 47
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Apa yang Anda bayangkan
mengenai gambar ini?
SUBJEK PAJAK
BAB II
Pasal 2 s.d. 3 UU PPh
Subjek
Pajak?
Orang yang dituju oleh Undang-undang
untuk dikenakan pajak
R. Mansury (Pajak Penghasilan Lanjutan: 1996 hal. 33-34)
Orang tersebut merupakan pihak-pihak yang dituju oleh
UU untuk dikenakan pajak, bisa Orang Pribadi dan Badan
(termasuk BUT)
Pihak yang menjadi sasaran atau yang
dimaksud oleh Undang-undang untuk
membayar pajak atau memikul beban
pajak.
Muda Markus & Lalu Hendry Yujana (Pajak Penghasilan, Petunjuk Umum
Pemajakan Bulanan dan Tahunan Berdasarkan UU Terbaru: 2002 hal. 19)
S
U
B
J
E
K
P
A
J
A
K
Yang
Menjadi
Subjek
Pajak
a. 1. orang pribadi
2. warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak
b. badan
c. bentuk usaha tetap
Ps. 2(1) UU PPh
Diskusi
Mengapa warisan yang belum terbagi sebagai
satu kesatuan menggantikan yang berhak
ditunjuk oleh UU sebagai Subjek Pajak?
Diskusi
Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai
subjek pajak pengganti dimaksudkan agar
pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal
dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.
Pasal 32 ayat (1) huruf e UU KUP
Dalam menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak
diwakili, dalam hal suatu warisan yang belum
terbagi oleh salah seorang ahli warisnya,
pelaksana wasiatnya atau yang mengurus
harta peninggalannya.
 sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
 baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha
 yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Ps. 2(1)b UU PPh
Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan, perhimpunan,
atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama
Setiap unit tertentu dari badan Pemerintah, misalnya lembaga, badan, dsb. yg dimiliki
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yg menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan untuk memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak.
Badan
Diskusi
• PT Putra Perkasa yang bergerak dalam bidang usaha
jasa pelaksanaan konstruksi pada bulan Februari 2009
memenangkan tender untuk pembuatan bangunan
pemecah ombak di pantai selatan di propinsi Jawa
Tengah yang harus selesai dikerjakan dalam jangka
waktu 2 (dua) tahun. Karena nilai proyek cukup besar,
dengan seizin pemilik proyek, untuk melaksanakan
proyek tersebut PT Putra Perkasa bekerja sama dengan
PT Bangun Karya membentuk Joint Operation (JO).
• Apakah JO tersebut merupakan Subjek Pajak?
Diskusi
• Untuk kepentingan PPh, operasi bersama (joint operation) tidak
dapat digolongkan ke dalam salah satu subyek pajak, karena dalam
UU PPh 1984 subyek PPh telah disebutkan satu persatu.
• Operasi bersama itu tidak dapat digolongkan ke dalam persekutuan
(maatschap=partnership) karena dua alasan, yaitu
(1) persekutuan Indonesia dibentuk oleh dua orang pribadi atau
lebih yang bekerja sama, terutama berdasarkan keahlian
khususnya dan operasi bersama lazimnya dilakukan oleh dua
perseroan.
(2) Persekutuan Indonesia itu bukan didirikan untuk melakukan
kegiatan sedikit banyak bersifat sementara, sedangkan operasi
bersama lazimnya hanya untuk satu pekerjaan atau satu proyek.
• Oleh karena itu, apabila pembuat UU bermaksud mengenakan PPh
atas operasi bersama sebagai suatu subyek pajak, maka operasi
bersama itu harus disebutkan sebagai subyek pajak tersendiri.
Mansury R (Panduan Konsep Utama Pajak Penghasilan Indonesia,
jilid 1 uraian umum dan tentang siapa-siapa yang dituju untuk dikenakan
pajak: 1994 hal. 119)
S-830/PJ.312/2005
a. Kerjasama Operasi (KSO) adalah merupakan kerjasama operasi dua
badan atau lebih yang sifatnya sementara hanya untuk
melaksanakan suatu proyek tertentu sampai proyek tersebut selesai
dikerjakan. Dengan demikian bukan merupakan Subjek Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b UU PPh, dan oleh
karenanya pengenaan PPh atas penghasilan dari proyek tersebut
dikenakan pada masing-masing badan anggota KSO sesuai dengan
bagian penghasilan yang diterimanya;
b. Mengingat bahwa Kerjasama Operasi bukan merupakan Subjek
Pajak, maka Kerjasama Operasi tidak berkewajiban utnuk
menyampaikan laporan dan membayar PPh Pasal 25 serta PPh Pasal
29, sedangkan kewajiban yang ada hanya sebagai Wajib Pajak
pemotong/pemungut PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26
atau PPN;
Kelompok
Subjek
Pajak
Subjek Pajak
Dalam Negeri
Subjek Pajak
Luar Negeri
Ps. 2(2) UU PPh
Apakah dia Subjek Pajak
Dalam Negeri atau Subjek
Pajak Luar Negeri?
Subjek
Pajak
Dalam
Negeri
a. OP yg bertempat tinggal di Indonesia
OP yg berada di Indonesia >183 hari dlm
jk wkt 12 bl
OP yg dlm th pajak berada di Indonesia
dan berniat bertp tinggal di Indonesia
b. badan yg didirikan/ bertp kedudukan di
Indonesia kecuali unit ttt dari badan
pemerintah yg memenuhi kriteria ttt
c. warisan yg belum terbagi, sebagai satu
kesatuan menggantikan yg berhak
Ps. 2(3) UU PPh
1. pembentukannya bds ketentuan
peraturan perundang-undangan;
3. penerimaannya dimasukkan dlm
anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
4. pembukuannya diperiksa oleh
aparat pengawasan fungsional
negara.
Ps. 2(3) UU PPh
Kriteria
Unit
Badan
Peme-
rintah
yang
Bukan
SP
b
2. pembiayaannya bersumber dr
APBN/APBD;
Subjek
Pajak
Luar
Negeri
orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di
Indonesia
orang pribadi yang
berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12
bulan
badan yang tidak
didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di
Indonesia
Ps. 2(4) UU PPh
yang
menjalankan
usaha/
melakukan
kegiatan melalui
BUT di
Indonesia
menerima/
memperoleh
Ph dr Indonesia
tidak dr
menjalankan
usaha/
melakukan
kegiatan
melalui BUT di
Indonesia
a.
b.
Orang pribadi yang Bertempat
Tinggal di Indonesia
Orang pribadi yang:
a. mempunyai tempat tinggal (place of residence) di Indonesia
yang digunakan oleh orang pribadi sebagai tempat untuk:
1) berdiam (permanent dwelling place), yang tidak bersifat
sementara dan tidak sebagai tempat persinggahan,
2) melakukan kegiatan sehari-hari atau menjalankan
kebiasaanya (ordinary course of life),
3) tempat menjalankan kebiasaan (place of habitual abode),
atau
b. mempunyai tempat domisili (place of domicile) di Indonesia,
yaitu orang pribadi yang dilahirkan di Indonesia yang masih
berada di Indonesia.
Pasal 7 Ayat (1) PER-43/PJ/2011
Tempat Tinggal Orang Pribadi
Tempat tinggal orang pribadi sdp ayat (1):
a. dapat ditempati sendiri oleh orang pribadi atau bersama-
sama dengan keluarganya, yang dapat dimiliki, disewa, atau
tersedia untuk digunakannya; dan
b. berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya.
Pasal 7 Ayat (2) PER-43/PJ/2011
Tempat Berdiam Orang Pribadi
 Orang pribadi dianggap mempunyai tempat berdiam
(permanent dwelling place) di Indonesia sdp ayat (1) huruf a
angka 1)
 dalam hal orang pribadi mempunyai tempat di Indonesia yang
dipakai untuk kediaman, yang bersifat tidak sementara dan
bukan sebagai persinggahan.
Pasal 7 Ayat (3) PER-43/PJ/2011
Tempat Melakukan Kegiatan Sehari-hari atau
Menjalankan Kebiasaannya Orang Pribadi
 Orang pribadi dianggap mempunyai tempat melakukan
kegiatan sehari-hari atau menjalankan kebiasaannya (ordinary
course of life) di Indonesia sdp ayat (1) huruf a angka 2)
 dalam hal orang pribadi mempunyai tempat di Indonesia
yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari terkait
dengan urusan ekonomi, keuangan atau sosial pribadinya,
antara lain turut serta dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat,
turut serta dalam kegiatan, keanggotaan, atau kepengurusan
suatu organisasi, kelompok atau perkumpulan di Indonesia.
Pasal 7 Ayat (4) PER-43/PJ/2011
Tempat Menjalankan Kebiasaan
Orang Pribadi
 Orang pribadi dianggap mempunyai tempat menjalankan
kebiasaan (place of habitual abode) di Indonesia sdp ayat (1)
huruf a angka 3)
 dalam hal orang pribadi mempunyai tempat di Indonesia yang
digunakan untuk melakukan kebiasaan atau kegiatan, baik
yang bersifat rutin, sering ataupun tidak, antara lain
melakukan aktivitas yang menjadi kegemaran atau hobi.
Pasal 7 Ayat (5) PER-43/PJ/2011
Diskusi
• Sdr. Alex, seorang WNI, bekerja pada perusahaan pelayaran
yang kapalnya berbendera Indonesia dan beroperasi dalam
jalur pelayaran internasional.
• Apakah Sdr. Alex merupakan Subjek Pajak Dalam Negeri?
Keberadaan di Luar Negeri
Berpindah-pindah
 Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia sdp Pasal 7
ayat (1) yang kemudian pergi keluar negeri
 tetap dianggap bertempat tinggal di Indonesia,
 apabila keberadaannya di luar negeri berpindah-pindah dan
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan.
Pasal 8 Ayat (1) PER-43/PJ/2011
Berada di LN dan Dianggap Tidak
Bertempat Tinggal di Indonesia
Orang pribadi WNI yg berada di LN dianggap tidak bertempat
tinggal di Indonesia apabila bertempat tinggal tetap di LN yg
dibuktikan dengan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yg
masih berlaku sebagai penduduk di LN, yaitu:
• Green Card,
• identity card,
• student card,
• pengesahan alamat di luar negeri pada paspor oleh Kantor
Perwakilan RI di LN,
• surat keterangan dari Kedutaan Besar RI atau Kantor
Perwakilan RI di luar negeri, atau
• tertulis resmi di paspor oleh Kantor Imigrasi negara setempat.
Pasal 8 Ayat (2) PER-43/PJ/2011
Yang Dimaksud dengan Berada Di Indonesia dan
Jangka Waktu 183 Hari
 Yang dimaksud dengan berada di Indonesia bagi Subjek Pajak
orang pribadi adalah Subjek Pajak orang pribadi berdasarkan
keadaan yang sebenarnya berada di dalam wilayah negara
Republik Indonesia pada suatu waktu.
Pasal 9 PER-43/PJ/2011
 Jangka waktu 183 hari sdd Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 2)
ditentukan dengan menghitung lamanya Subjek Pajak orang
pribadi berada di Indonesia,
 yang keberadaannya di Indonesia dapat secara terus menerus
atau terputus-putus, dan bagian dari hari dihitung penuh 1
hari
Pasal 10 PER-43/PJ/2011
Diskusi
• Mr. X, penduduk dari negara Y (Luar Negeri)
mengikat kontrak kerja dengan PT Z
(Indonesia) dengan jabatan sebagai Senior
General Manager untuk jangka waktu 2 tahun
sejak 1 September 2010.
• Apakah Mr. X tersebut merupakan Subjek
Pajak Dalam Negeri atau Subjek Pajak Luar
Negeri?
Subjek Pajak Orang Pribadi Dianggap Mempunyai Niat
Untuk Bertempat Tinggal Di Indonesia
Subjek Pajak orang pribadi dianggap mempunyai niat untuk bertempat tinggal
di Indonesia sdd Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 3) dalam hal:
a. Subjek Pajak orang pribadi menunjukkan niatnya secara tegas untuk
bertempat tinggal di Indonesia, yang dapat dibuktikan dengan dokumen
berupa:
1) Visa bekerja, atau
2) Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS),
lebih dari 183 hari hari atau kontrak/perjanjian untuk melakukan
pekerjaan, usaha, atau kegiatan yang dilakukan di Indonesia selama lebih
183 hari.
b. Subjek Pajak orang pribadi melakukan tindakan yang menunjukkan bahwa
dirinya akan bertempat tinggal di Indonesia atau bersiap untuk bertempat
tinggal di Indonesia, seperti menyewa atau mengontrak tempat, termasuk
menyewa tempat tinggal di Indonesia, memindahkan anggota
keluarga atau memperoleh tempat yang disediakan oleh pihak lain.
Pasal 11 PER-43/PJ/2011
WNI BEKERJA DI LUAR NEGERI,
SUBJEK PAJAK DN ATAU SUBJEK PAJAK LN?
PER-02/PJ/2009
Pasal 1
Dalam PerDirJen Pajak ini, yg dimaksud dengan Pekerja Indonesia di Luar
Negeri adalah orang pribadi WNI yg bekerja di luar negeri lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan.
Pasal 2
Pekerja Indonesia di Luar Negeri sdd Pasal 1 merupakan Subjek Pajak Luar
Negeri.
Pasal 3
Atas penghasilan yg diterima atau diperoleh Pekerja Indonesia di LN sdd Pasal
1 sehubungan dengan pekerjaannya di LN dan telah dikenai pajak di luar
negeri, tidak dikenai Pajak Penghasilan di Indonesia.
Pasal 4
Dalam hal Pekerja Indonesia di LN sdd Pasal 1 menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia maka atas penghasilan tersebut dikenai Pajak
Penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 12 PER-43/PJ/2011
(1) Orang pribadi yg merupakan WNI yang bekerja di luar negeri lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan merupakan subjek
pajak luar negeri.
(2) Orang pribadi sdp ayat (1) tetap merupakan subjek pajak dalam
negeri apabila tidak memiliki atau tidak dapat menunjukkan salah
satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai
penduduk di luar negeri sdd Pasal 8 ayat (2).
(3) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi sdp
ayat (1) sehubungan dengan pekerjaannya di luar Indonesia dan
penghasilannya bersumber dari luar Indonesia, tidak dikenai Pajak
Penghasilan di Indonesia.
(4) Dalam hal orang pribadi sdp ayat (1) menerima atau
memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia,
penghasilan tersebut dikenai Pajak Penghasilan sesuai ketentuan
perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.
Pasal 13 PER-43/PJ/2011
(1) Subjek pajak orang pribadi DN yg meninggalkan Indonesia
untuk selama-lamanya dan orang pribadi WNI sdd Pasal 12
ayat (1) menjadi subjek pajak LN sejak meninggalkan
Indonesia.
(2) Orang pribadi sdp ayat (1) tetap diwajibkan menyampaikan
SPT Tahunan PPh untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan jumlah pajak yg sebenarnya
terutang atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
dalam Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak terakhir dalam
statusnya sebagai subjek pajak DN sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.
(3) Bagi subjek pajak orang pribadi DN yg meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya harus menyampaikan SPT
Tahunan PPh paling lambat saat meninggalkan Indonesia.
Subjek Pajak Badan yang Didirikan Di Indonesia
Subjek Pajak badan yg didirikan di Indonesia sdd Pasal 3 ayat (1)
huruf b adalah badan sdd UU No.6 Th 1983 tentang KUP stdtd
UU No. 16 Th 2009, tidak termasuk BUT, yang pendirian atau
pembentukannya:
a. berdasarkan ketentuan perundang-undangan di Indonesia,
b. didaftarkan di Indonesia berdasarkan ketentuan perundang-
undangan di Indonesia, atau
c. di dalam wilayah hukum Indonesia.
Pasal 14 PER-43/PJ/2011
Badan yang Bertempat Kedudukan di Indonesia
(1) Badan yg bertempat kedudukan di Indonesia sdd Pasal 3 ayat (1) huruf
b adalah Subjek Pajak badan yang:
a. mempunyai tempat kedudukan berada di Indonesia sebagaimana
tercantum dalam akta pendirian badan,
b.mempunyai kantor pusat di Indonesia,
c. mempunyai tempat kedudukan pusat administrasi dan/atau pusat
keuangan di Indonesia,
d.mempunyai tempat kantor pimpinan yang berada di Indonesia yang
melakukan pengendalian,
e. pengurusnya melakukan pertemuan di Indonesia untuk membuat
keputusan strategis, atau
f. pengurusnya bertempat tinggal atau berdomisili di Indonesia.
(2)Tempat kedudukan badan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditentukan
berdasarkan keadaan atau kenyataan yang sebenarnya.
Pasal 15 PER-43/PJ/2011
Pasal 16 PER-43/PJ/2011
(1) Subjek pajak LN dapat menjalankan kegiatan atau usaha melalui suatu
BUT di Indonesia dalam hal mempunyai tempat kedudukan manajemen
yang berada di Indonesia.
(2) Tempat kedudukan manajemen sdp ayat (1) adalah tempat kedudu-
kan manajemen yg menjalankan kegiatan/operasi perusahaan sehari-hari
atau secara rutin yg tidak melakukan pengendalian atas seluruh
perusahaan dan tidak membuat keputusan yang bersifat strategis.
(3) Dalam hal tempat kedudukan manajemen sdp ayat (1)
melakukan pengendalian atas seluruh perusahaan atau tempat membuat
keputusan yg bersifat strategis, subjek pajak LN sdp ayat (1) tsb diperlaku-
kan sebagai subjek pajak DN sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1).
(4) Tempat kedudukan manajemen efektif yg terdapat dalam P3B dapat
diartikan sebagai tempat:
a. keputusan manajemen dan komersial yang signifikan dibuat, atau
b. pengurus membuat keputusan untuk kepentingan badan.
Pasal 18 PER-43/PJ/2011
Dalam hal orang pribadi atau badan
merupakan subjek pajak dalam negeri dari negara
mitra/jurisdiksi mitra P3B dan subjek pajak dalam
negeri sdd Pasal 3, status subjek pajak orang
pribadi atau badan dimaksud ditentukan
berdasarkan ketentuan dalam P3B yg terkait.
Dual Resident?
BENTUK USAHA TETAP
(BUT)
bentuk usaha yang dipergunakan oleh
 orang pribadi yg tidak bertempat tinggal di
Indonesia,
 orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan
 badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia
untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia
Ps. 2(5) UU PPh
B
E
N
T
U
K
U
S
A
H
A
T
E
T
A
P
a. tempat kedudukan
manajemen
b. cabang perusahaan
c. kantor perwakilan
e. pabrik
g. gudang
i. pertambangan dan penggalian
sumber alam
k. perikanan, peternakan,
pertanian, perkebunan,atau
kehutanan
m. pemberian jasa dlm bentuk
apa pun oleh pegawai /orang
lain, sepanjang dilakukan lebih
dr 60 hari dlm jk waktu 12 bln
d. gedung kantor
f. bengkel
h. ruang untuk promosi dan
penjualan
j. wilayah kerja pertambangan
minyak dan gas bumi
l. proyek konstruksi, instalasi,
atau proyek perakitan
n. Orang/badan yg bertindak
selaku agen yg kedudukannya
tidak bebas
p. komputer, agen elektronik/
peralatan otomatis yg dimiliki,
disewa/digunakan o/ penye-
lenggara transaksi elektronik u/
menjalankan kegiatan usaha
melalui internet
o. agen / pegawai dr prsh
asuransi yg tidak didirikan dan
tidak bertp kedudukan di
Indonesia yg menerima premi
asuransi/menanggung risiko di
Indonesia
Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak
yang perlakuan perpajakannya dipersamakan
dengan subjek pajak badan.
Ps. 2(1a) UU PPh
URAIAN WP DALAM NEGERI WP LUAR NGERI
1.
2.
3.
4.
RUANG LINGKUP
PENGHASILAN
YANG DAPAT DI-
KENAKAN PAJAK
DASAR PENGENA
AN PAJAK
TARIF
SPT TAHUNAN
PENGHASILAN YANG DI-
TERIMA ATAU DIPER-
OLEH DARI INDONESIA
MAUPUN DARI LUAR
INDONESIA
PENGHASILAN NETO
TARIF UMUM
WAJIB MENYAMPAIKAN
SPT TAHUNAN
PENGHASILAN YG
BERASAL DARI SUM-
BER PENGHASILAN DI
INDONESIA
PENGHASILAN BRUTO
TARIF SEPADAN
TIDAK WAJIB ME-
NYAMPAIKAN SPT
TAHUNAN
PERBEDAAN PERLAKUAN PAJAK
ANTARA WP DN DENGAN WP LN
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
ORANG PRIBADI
MULAI :
 SAAT DILAHIRKAN
 SAAT BERADA ATAU BERNIAT TINGGAL DI INDONESIA
BERAKHIR :
 SAAT MENINGGAL DUNIA
 MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMANYA
BADAN
MULAI :
 SAAT DIDIRIKAN/BERTEMPATKEDUDUKAN DI INDONESIA
BERAKHIR :
 SAAT DIBUBARKAN ATAU TIDAK LAGI
BERTEMPATKEDUDUKAN DI INDONESIA
Pasal 2A UU PPh
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
SELAIN BUT
MULAI :
• SAAT MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA
BERAKHIR :
• SAAT TIDAK LAGI MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI
INDONESIA
BUT
MULAI :
• SAAT MELAKUKAN USAHA/KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA
BERAKHIR :
• SAAT TDK LAGI MENJALANKAN USAHA/KEGIATAN MELALUI BUT DI
INDONESIA.
Pasal 2A UU PPh
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
SUBJEK PAJAK DN : WARISAN YG BELUM TERBAGI
MULAI :
• SAAT TIMBULNYA WARISAN
BERAKHIR :
• SAAT WARISAN SELESAI DIBAGIKAN
Pasal 2A UU PPh
B
U
K
A
N
S
U
B
J
E
K
P
A
J
A
K
Ps. 3 UU PPh
a. kantor perwakilan negara asing
b. pejabat2 perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat2
lain dr negara asing dan orang2 yg diperbantukan kpd
mereka yg bekerja pada dan bertp tinggal ber-sama2
mereka dg syarat:
c. organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
d. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional
sebagaimana dimaksud pada huruf c, dengan syarat
 bukan WNI dan
 di Indonesia tidak menerima/memperoleh Ph di luar
jabatan atau pekerjaannya tersebut serta
 negara ybs memberikan perlakuan timbal balik
1. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
2. tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia selain
memberikan pinjaman kepada pemerintah yang
dananya berasal dari iuran para anggota.
bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan
usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.
Ps. 3(2) UU PPh
PMK no. 215/PMK.03/2008 stdd PMK no. 15/PMK.03/2010
Organisasi-Organisasi Internasional
yang Tidak Termasuk Subjek Pajak
Ada 4 kelompok:
1. Badan-Badan Internasional dari PBB (ada
29)
2. Kerjasama Tehnik (ada 28)
3. Kerjasama Kebudayaan (ada 4)
4. Organisasi-Organisasi Internasional lainnya
(ada 63)
Subjek Pajak Dalam Negeri yang bekerja
pada
1. Kantor Perwakilan Negara Asing Di
Indonesia,
2. Organisasi Internasional Di Indonesia
Bagaimana perlakukan perpajakannya?
Diskusi
PELUNASAN PPh BAGI PEGAWAI YANG
PEMBERI KERJANYA BUKAN PEMOTONG PPh PASAL 21
Orang Pribadi DN yg menerima atau memperoleh penghasilan
di atas PTKP sehub dgn pekerjaan dari badan-badan yg tidak
wajib melakukan pemotongan pajak sdd Ps. 21 ayat (2) UU
PPh, wajib:
a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
b. melaksanakan sendiri penghitungan dan pembayaran PPh
yg terutang dalam tahun berjalan; dan
c. melaporkan penghitungan dan pembayaran PPh yg
terutang dalam tahun berjalan dalam SPT.
Ps. 14 PP 94/2010
Kantor perwakilan negara asing dan organisasi internasional ttt sbg bukan
Subjek Pajak tidak berkewajiban melakukan pemotongan PPh sdd Ps. 21
ayat (2) UU PPh. Oleh karena itu, orang pribadi DN yg menerima atau
memperoleh Ph, berupa gaji dan imbalan lain sehub. dgn pekerjaan pada
badan-badan tsb, yg jumlahnya melebihi batas PTKP berkewajiban
menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri PPh yg terutang.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi PemerintahPenataan Ruang
 
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganPPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganalarif-aholic
 
PP No. 80 Tahun 2010 Tentang Pengenaan PPh Psl. 21 atas Penghasilan PNS, TN...
PP No. 80 Tahun 2010   Tentang Pengenaan PPh Psl. 21 atas Penghasilan PNS, TN...PP No. 80 Tahun 2010   Tentang Pengenaan PPh Psl. 21 atas Penghasilan PNS, TN...
PP No. 80 Tahun 2010 Tentang Pengenaan PPh Psl. 21 atas Penghasilan PNS, TN...Idris Kelirey
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Dudi Wahyudi
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Icha Icha
 
Ketentuan Umum dan Subjek Pajak
Ketentuan Umum dan Subjek PajakKetentuan Umum dan Subjek Pajak
Ketentuan Umum dan Subjek PajakBbe Mee
 
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...Penataan Ruang
 
Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997khairu_zikri
 
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONIPengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...Roko Subagya
 
Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003khairu_zikri
 

Was ist angesagt? (20)

Pph 21
Pph 21Pph 21
Pph 21
 
Uu No 36 tahun 2008 PPH
Uu No 36 tahun 2008 PPHUu No 36 tahun 2008 PPH
Uu No 36 tahun 2008 PPH
 
Uu 36-2008
Uu 36-2008Uu 36-2008
Uu 36-2008
 
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
 
Pph 21.ppt
Pph 21.pptPph 21.ppt
Pph 21.ppt
 
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasanganPPh 21 pegawai tetap & pasangan
PPh 21 pegawai tetap & pasangan
 
Uu 17 2000
Uu 17 2000Uu 17 2000
Uu 17 2000
 
PP No. 80 Tahun 2010 Tentang Pengenaan PPh Psl. 21 atas Penghasilan PNS, TN...
PP No. 80 Tahun 2010   Tentang Pengenaan PPh Psl. 21 atas Penghasilan PNS, TN...PP No. 80 Tahun 2010   Tentang Pengenaan PPh Psl. 21 atas Penghasilan PNS, TN...
PP No. 80 Tahun 2010 Tentang Pengenaan PPh Psl. 21 atas Penghasilan PNS, TN...
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
 
Pp80 2010 p-ph21 pajak
Pp80 2010 p-ph21 pajakPp80 2010 p-ph21 pajak
Pp80 2010 p-ph21 pajak
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
Ketentuan Umum dan Subjek Pajak
Ketentuan Umum dan Subjek PajakKetentuan Umum dan Subjek Pajak
Ketentuan Umum dan Subjek Pajak
 
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan...
 
Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997
 
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONIPengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
 
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
 
Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan Umum
 
Kup presentation pemblokiran
Kup presentation pemblokiranKup presentation pemblokiran
Kup presentation pemblokiran
 
Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)
 
Kup penyidikan
Kup penyidikanKup penyidikan
Kup penyidikan
 
Kup penagihan
Kup penagihanKup penagihan
Kup penagihan
 
Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan PajakPemeriksaan Pajak
Pemeriksaan Pajak
 
Cara Menghitung Pajak
Cara Menghitung PajakCara Menghitung Pajak
Cara Menghitung Pajak
 
Penetapan dan ketetapan pajak
Penetapan dan ketetapan pajakPenetapan dan ketetapan pajak
Penetapan dan ketetapan pajak
 
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakan
 
Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
Tindak pidana di bidang perpajakan
Tindak pidana di bidang perpajakanTindak pidana di bidang perpajakan
Tindak pidana di bidang perpajakan
 
Pengantar Perpajakan (An Introduction of Taxation Concept)
Pengantar Perpajakan (An Introduction of Taxation Concept)Pengantar Perpajakan (An Introduction of Taxation Concept)
Pengantar Perpajakan (An Introduction of Taxation Concept)
 
pp
pppp
pp
 
Penagihan dan Sengketa Pajak
Penagihan dan Sengketa Pajak Penagihan dan Sengketa Pajak
Penagihan dan Sengketa Pajak
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
 
Media persentasi materi pajak
Media persentasi materi pajakMedia persentasi materi pajak
Media persentasi materi pajak
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 
Sengketa Pajak
Sengketa PajakSengketa Pajak
Sengketa Pajak
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
 

Ähnlich wie 2. subjek pajak

UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...widigdya
 
Pph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet cPph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet ckaromah95
 
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanBahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanheri baskoro
 
PPT PAJAK INTER I.pptx
PPT PAJAK INTER I.pptxPPT PAJAK INTER I.pptx
PPT PAJAK INTER I.pptxSifaArsyanda1
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.pptJancokKoe1
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.pptabifarizka
 
Uu no.36 tahun 2008 tentang pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang  pphUu no.36 tahun 2008 tentang  pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang pphRoko Subagya
 
Makalah Pajak Dalam Bisnis Kel 1.docx
Makalah Pajak Dalam Bisnis Kel 1.docxMakalah Pajak Dalam Bisnis Kel 1.docx
Makalah Pajak Dalam Bisnis Kel 1.docxIcha257332
 
Residensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalResidensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
 
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...SINDINALURITA1
 
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.pptBentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.pptFavianMaravilleYadis
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasrazitakhalyla
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasrazitakhalyla
 

Ähnlich wie 2. subjek pajak (20)

UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
 
Uu 36-2008
Uu 36-2008Uu 36-2008
Uu 36-2008
 
UU Nomor 36 Tahun 2008
UU Nomor 36 Tahun 2008UU Nomor 36 Tahun 2008
UU Nomor 36 Tahun 2008
 
Pph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet cPph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet c
 
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanBahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
 
PPT PAJAK INTER I.pptx
PPT PAJAK INTER I.pptxPPT PAJAK INTER I.pptx
PPT PAJAK INTER I.pptx
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
PPh
PPhPPh
PPh
 
Domisili fiskal .
Domisili fiskal .Domisili fiskal .
Domisili fiskal .
 
Uu no.36 tahun 2008 tentang pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang  pphUu no.36 tahun 2008 tentang  pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang pph
 
UU 4 2016 TAPERA
UU 4 2016 TAPERAUU 4 2016 TAPERA
UU 4 2016 TAPERA
 
Makalah Pajak Dalam Bisnis Kel 1.docx
Makalah Pajak Dalam Bisnis Kel 1.docxMakalah Pajak Dalam Bisnis Kel 1.docx
Makalah Pajak Dalam Bisnis Kel 1.docx
 
Residensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalResidensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak Internasional
 
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
 
Dasarhukum pph
Dasarhukum pphDasarhukum pph
Dasarhukum pph
 
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.pptBentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
Bentuk Usaha Tetap Bina Nusantara Uni.ppt
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
 

Kürzlich hochgeladen

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Kürzlich hochgeladen (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

2. subjek pajak

  • 1. Apa yang Anda bayangkan mengenai gambar ini?
  • 2. SUBJEK PAJAK BAB II Pasal 2 s.d. 3 UU PPh
  • 4. Orang yang dituju oleh Undang-undang untuk dikenakan pajak R. Mansury (Pajak Penghasilan Lanjutan: 1996 hal. 33-34) Orang tersebut merupakan pihak-pihak yang dituju oleh UU untuk dikenakan pajak, bisa Orang Pribadi dan Badan (termasuk BUT) Pihak yang menjadi sasaran atau yang dimaksud oleh Undang-undang untuk membayar pajak atau memikul beban pajak. Muda Markus & Lalu Hendry Yujana (Pajak Penghasilan, Petunjuk Umum Pemajakan Bulanan dan Tahunan Berdasarkan UU Terbaru: 2002 hal. 19) S U B J E K P A J A K
  • 5. Yang Menjadi Subjek Pajak a. 1. orang pribadi 2. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak b. badan c. bentuk usaha tetap Ps. 2(1) UU PPh
  • 6. Diskusi Mengapa warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak ditunjuk oleh UU sebagai Subjek Pajak?
  • 7. Diskusi Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.
  • 8. Pasal 32 ayat (1) huruf e UU KUP Dalam menjalankan hak dan memenuhi kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili, dalam hal suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya.
  • 9.  sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan  baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha  yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Ps. 2(1)b UU PPh Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama Setiap unit tertentu dari badan Pemerintah, misalnya lembaga, badan, dsb. yg dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yg menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak. Badan
  • 10. Diskusi • PT Putra Perkasa yang bergerak dalam bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi pada bulan Februari 2009 memenangkan tender untuk pembuatan bangunan pemecah ombak di pantai selatan di propinsi Jawa Tengah yang harus selesai dikerjakan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun. Karena nilai proyek cukup besar, dengan seizin pemilik proyek, untuk melaksanakan proyek tersebut PT Putra Perkasa bekerja sama dengan PT Bangun Karya membentuk Joint Operation (JO). • Apakah JO tersebut merupakan Subjek Pajak?
  • 11. Diskusi • Untuk kepentingan PPh, operasi bersama (joint operation) tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu subyek pajak, karena dalam UU PPh 1984 subyek PPh telah disebutkan satu persatu. • Operasi bersama itu tidak dapat digolongkan ke dalam persekutuan (maatschap=partnership) karena dua alasan, yaitu (1) persekutuan Indonesia dibentuk oleh dua orang pribadi atau lebih yang bekerja sama, terutama berdasarkan keahlian khususnya dan operasi bersama lazimnya dilakukan oleh dua perseroan. (2) Persekutuan Indonesia itu bukan didirikan untuk melakukan kegiatan sedikit banyak bersifat sementara, sedangkan operasi bersama lazimnya hanya untuk satu pekerjaan atau satu proyek. • Oleh karena itu, apabila pembuat UU bermaksud mengenakan PPh atas operasi bersama sebagai suatu subyek pajak, maka operasi bersama itu harus disebutkan sebagai subyek pajak tersendiri. Mansury R (Panduan Konsep Utama Pajak Penghasilan Indonesia, jilid 1 uraian umum dan tentang siapa-siapa yang dituju untuk dikenakan pajak: 1994 hal. 119)
  • 12. S-830/PJ.312/2005 a. Kerjasama Operasi (KSO) adalah merupakan kerjasama operasi dua badan atau lebih yang sifatnya sementara hanya untuk melaksanakan suatu proyek tertentu sampai proyek tersebut selesai dikerjakan. Dengan demikian bukan merupakan Subjek Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b UU PPh, dan oleh karenanya pengenaan PPh atas penghasilan dari proyek tersebut dikenakan pada masing-masing badan anggota KSO sesuai dengan bagian penghasilan yang diterimanya; b. Mengingat bahwa Kerjasama Operasi bukan merupakan Subjek Pajak, maka Kerjasama Operasi tidak berkewajiban utnuk menyampaikan laporan dan membayar PPh Pasal 25 serta PPh Pasal 29, sedangkan kewajiban yang ada hanya sebagai Wajib Pajak pemotong/pemungut PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 atau PPN;
  • 13. Kelompok Subjek Pajak Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri Ps. 2(2) UU PPh
  • 14. Apakah dia Subjek Pajak Dalam Negeri atau Subjek Pajak Luar Negeri?
  • 15. Subjek Pajak Dalam Negeri a. OP yg bertempat tinggal di Indonesia OP yg berada di Indonesia >183 hari dlm jk wkt 12 bl OP yg dlm th pajak berada di Indonesia dan berniat bertp tinggal di Indonesia b. badan yg didirikan/ bertp kedudukan di Indonesia kecuali unit ttt dari badan pemerintah yg memenuhi kriteria ttt c. warisan yg belum terbagi, sebagai satu kesatuan menggantikan yg berhak Ps. 2(3) UU PPh
  • 16. 1. pembentukannya bds ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. penerimaannya dimasukkan dlm anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan 4. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara. Ps. 2(3) UU PPh Kriteria Unit Badan Peme- rintah yang Bukan SP b 2. pembiayaannya bersumber dr APBN/APBD;
  • 17. Subjek Pajak Luar Negeri orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia Ps. 2(4) UU PPh yang menjalankan usaha/ melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia menerima/ memperoleh Ph dr Indonesia tidak dr menjalankan usaha/ melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia a. b.
  • 18. Orang pribadi yang Bertempat Tinggal di Indonesia Orang pribadi yang: a. mempunyai tempat tinggal (place of residence) di Indonesia yang digunakan oleh orang pribadi sebagai tempat untuk: 1) berdiam (permanent dwelling place), yang tidak bersifat sementara dan tidak sebagai tempat persinggahan, 2) melakukan kegiatan sehari-hari atau menjalankan kebiasaanya (ordinary course of life), 3) tempat menjalankan kebiasaan (place of habitual abode), atau b. mempunyai tempat domisili (place of domicile) di Indonesia, yaitu orang pribadi yang dilahirkan di Indonesia yang masih berada di Indonesia. Pasal 7 Ayat (1) PER-43/PJ/2011
  • 19. Tempat Tinggal Orang Pribadi Tempat tinggal orang pribadi sdp ayat (1): a. dapat ditempati sendiri oleh orang pribadi atau bersama- sama dengan keluarganya, yang dapat dimiliki, disewa, atau tersedia untuk digunakannya; dan b. berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya. Pasal 7 Ayat (2) PER-43/PJ/2011
  • 20. Tempat Berdiam Orang Pribadi  Orang pribadi dianggap mempunyai tempat berdiam (permanent dwelling place) di Indonesia sdp ayat (1) huruf a angka 1)  dalam hal orang pribadi mempunyai tempat di Indonesia yang dipakai untuk kediaman, yang bersifat tidak sementara dan bukan sebagai persinggahan. Pasal 7 Ayat (3) PER-43/PJ/2011
  • 21. Tempat Melakukan Kegiatan Sehari-hari atau Menjalankan Kebiasaannya Orang Pribadi  Orang pribadi dianggap mempunyai tempat melakukan kegiatan sehari-hari atau menjalankan kebiasaannya (ordinary course of life) di Indonesia sdp ayat (1) huruf a angka 2)  dalam hal orang pribadi mempunyai tempat di Indonesia yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari terkait dengan urusan ekonomi, keuangan atau sosial pribadinya, antara lain turut serta dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat, turut serta dalam kegiatan, keanggotaan, atau kepengurusan suatu organisasi, kelompok atau perkumpulan di Indonesia. Pasal 7 Ayat (4) PER-43/PJ/2011
  • 22. Tempat Menjalankan Kebiasaan Orang Pribadi  Orang pribadi dianggap mempunyai tempat menjalankan kebiasaan (place of habitual abode) di Indonesia sdp ayat (1) huruf a angka 3)  dalam hal orang pribadi mempunyai tempat di Indonesia yang digunakan untuk melakukan kebiasaan atau kegiatan, baik yang bersifat rutin, sering ataupun tidak, antara lain melakukan aktivitas yang menjadi kegemaran atau hobi. Pasal 7 Ayat (5) PER-43/PJ/2011
  • 23. Diskusi • Sdr. Alex, seorang WNI, bekerja pada perusahaan pelayaran yang kapalnya berbendera Indonesia dan beroperasi dalam jalur pelayaran internasional. • Apakah Sdr. Alex merupakan Subjek Pajak Dalam Negeri?
  • 24. Keberadaan di Luar Negeri Berpindah-pindah  Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia sdp Pasal 7 ayat (1) yang kemudian pergi keluar negeri  tetap dianggap bertempat tinggal di Indonesia,  apabila keberadaannya di luar negeri berpindah-pindah dan berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Pasal 8 Ayat (1) PER-43/PJ/2011
  • 25. Berada di LN dan Dianggap Tidak Bertempat Tinggal di Indonesia Orang pribadi WNI yg berada di LN dianggap tidak bertempat tinggal di Indonesia apabila bertempat tinggal tetap di LN yg dibuktikan dengan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yg masih berlaku sebagai penduduk di LN, yaitu: • Green Card, • identity card, • student card, • pengesahan alamat di luar negeri pada paspor oleh Kantor Perwakilan RI di LN, • surat keterangan dari Kedutaan Besar RI atau Kantor Perwakilan RI di luar negeri, atau • tertulis resmi di paspor oleh Kantor Imigrasi negara setempat. Pasal 8 Ayat (2) PER-43/PJ/2011
  • 26. Yang Dimaksud dengan Berada Di Indonesia dan Jangka Waktu 183 Hari  Yang dimaksud dengan berada di Indonesia bagi Subjek Pajak orang pribadi adalah Subjek Pajak orang pribadi berdasarkan keadaan yang sebenarnya berada di dalam wilayah negara Republik Indonesia pada suatu waktu. Pasal 9 PER-43/PJ/2011  Jangka waktu 183 hari sdd Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 2) ditentukan dengan menghitung lamanya Subjek Pajak orang pribadi berada di Indonesia,  yang keberadaannya di Indonesia dapat secara terus menerus atau terputus-putus, dan bagian dari hari dihitung penuh 1 hari Pasal 10 PER-43/PJ/2011
  • 27. Diskusi • Mr. X, penduduk dari negara Y (Luar Negeri) mengikat kontrak kerja dengan PT Z (Indonesia) dengan jabatan sebagai Senior General Manager untuk jangka waktu 2 tahun sejak 1 September 2010. • Apakah Mr. X tersebut merupakan Subjek Pajak Dalam Negeri atau Subjek Pajak Luar Negeri?
  • 28. Subjek Pajak Orang Pribadi Dianggap Mempunyai Niat Untuk Bertempat Tinggal Di Indonesia Subjek Pajak orang pribadi dianggap mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia sdd Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 3) dalam hal: a. Subjek Pajak orang pribadi menunjukkan niatnya secara tegas untuk bertempat tinggal di Indonesia, yang dapat dibuktikan dengan dokumen berupa: 1) Visa bekerja, atau 2) Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), lebih dari 183 hari hari atau kontrak/perjanjian untuk melakukan pekerjaan, usaha, atau kegiatan yang dilakukan di Indonesia selama lebih 183 hari. b. Subjek Pajak orang pribadi melakukan tindakan yang menunjukkan bahwa dirinya akan bertempat tinggal di Indonesia atau bersiap untuk bertempat tinggal di Indonesia, seperti menyewa atau mengontrak tempat, termasuk menyewa tempat tinggal di Indonesia, memindahkan anggota keluarga atau memperoleh tempat yang disediakan oleh pihak lain. Pasal 11 PER-43/PJ/2011
  • 29. WNI BEKERJA DI LUAR NEGERI, SUBJEK PAJAK DN ATAU SUBJEK PAJAK LN?
  • 30. PER-02/PJ/2009 Pasal 1 Dalam PerDirJen Pajak ini, yg dimaksud dengan Pekerja Indonesia di Luar Negeri adalah orang pribadi WNI yg bekerja di luar negeri lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Pasal 2 Pekerja Indonesia di Luar Negeri sdd Pasal 1 merupakan Subjek Pajak Luar Negeri. Pasal 3 Atas penghasilan yg diterima atau diperoleh Pekerja Indonesia di LN sdd Pasal 1 sehubungan dengan pekerjaannya di LN dan telah dikenai pajak di luar negeri, tidak dikenai Pajak Penghasilan di Indonesia. Pasal 4 Dalam hal Pekerja Indonesia di LN sdd Pasal 1 menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia maka atas penghasilan tersebut dikenai Pajak Penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku.
  • 31. Pasal 12 PER-43/PJ/2011 (1) Orang pribadi yg merupakan WNI yang bekerja di luar negeri lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan merupakan subjek pajak luar negeri. (2) Orang pribadi sdp ayat (1) tetap merupakan subjek pajak dalam negeri apabila tidak memiliki atau tidak dapat menunjukkan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai penduduk di luar negeri sdd Pasal 8 ayat (2). (3) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi sdp ayat (1) sehubungan dengan pekerjaannya di luar Indonesia dan penghasilannya bersumber dari luar Indonesia, tidak dikenai Pajak Penghasilan di Indonesia. (4) Dalam hal orang pribadi sdp ayat (1) menerima atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia, penghasilan tersebut dikenai Pajak Penghasilan sesuai ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.
  • 32. Pasal 13 PER-43/PJ/2011 (1) Subjek pajak orang pribadi DN yg meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya dan orang pribadi WNI sdd Pasal 12 ayat (1) menjadi subjek pajak LN sejak meninggalkan Indonesia. (2) Orang pribadi sdp ayat (1) tetap diwajibkan menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan jumlah pajak yg sebenarnya terutang atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak terakhir dalam statusnya sebagai subjek pajak DN sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku. (3) Bagi subjek pajak orang pribadi DN yg meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya harus menyampaikan SPT Tahunan PPh paling lambat saat meninggalkan Indonesia.
  • 33. Subjek Pajak Badan yang Didirikan Di Indonesia Subjek Pajak badan yg didirikan di Indonesia sdd Pasal 3 ayat (1) huruf b adalah badan sdd UU No.6 Th 1983 tentang KUP stdtd UU No. 16 Th 2009, tidak termasuk BUT, yang pendirian atau pembentukannya: a. berdasarkan ketentuan perundang-undangan di Indonesia, b. didaftarkan di Indonesia berdasarkan ketentuan perundang- undangan di Indonesia, atau c. di dalam wilayah hukum Indonesia. Pasal 14 PER-43/PJ/2011
  • 34. Badan yang Bertempat Kedudukan di Indonesia (1) Badan yg bertempat kedudukan di Indonesia sdd Pasal 3 ayat (1) huruf b adalah Subjek Pajak badan yang: a. mempunyai tempat kedudukan berada di Indonesia sebagaimana tercantum dalam akta pendirian badan, b.mempunyai kantor pusat di Indonesia, c. mempunyai tempat kedudukan pusat administrasi dan/atau pusat keuangan di Indonesia, d.mempunyai tempat kantor pimpinan yang berada di Indonesia yang melakukan pengendalian, e. pengurusnya melakukan pertemuan di Indonesia untuk membuat keputusan strategis, atau f. pengurusnya bertempat tinggal atau berdomisili di Indonesia. (2)Tempat kedudukan badan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditentukan berdasarkan keadaan atau kenyataan yang sebenarnya. Pasal 15 PER-43/PJ/2011
  • 35. Pasal 16 PER-43/PJ/2011 (1) Subjek pajak LN dapat menjalankan kegiatan atau usaha melalui suatu BUT di Indonesia dalam hal mempunyai tempat kedudukan manajemen yang berada di Indonesia. (2) Tempat kedudukan manajemen sdp ayat (1) adalah tempat kedudu- kan manajemen yg menjalankan kegiatan/operasi perusahaan sehari-hari atau secara rutin yg tidak melakukan pengendalian atas seluruh perusahaan dan tidak membuat keputusan yang bersifat strategis. (3) Dalam hal tempat kedudukan manajemen sdp ayat (1) melakukan pengendalian atas seluruh perusahaan atau tempat membuat keputusan yg bersifat strategis, subjek pajak LN sdp ayat (1) tsb diperlaku- kan sebagai subjek pajak DN sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1). (4) Tempat kedudukan manajemen efektif yg terdapat dalam P3B dapat diartikan sebagai tempat: a. keputusan manajemen dan komersial yang signifikan dibuat, atau b. pengurus membuat keputusan untuk kepentingan badan.
  • 36. Pasal 18 PER-43/PJ/2011 Dalam hal orang pribadi atau badan merupakan subjek pajak dalam negeri dari negara mitra/jurisdiksi mitra P3B dan subjek pajak dalam negeri sdd Pasal 3, status subjek pajak orang pribadi atau badan dimaksud ditentukan berdasarkan ketentuan dalam P3B yg terkait. Dual Resident?
  • 37. BENTUK USAHA TETAP (BUT) bentuk usaha yang dipergunakan oleh  orang pribadi yg tidak bertempat tinggal di Indonesia,  orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan  badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia Ps. 2(5) UU PPh
  • 38. B E N T U K U S A H A T E T A P a. tempat kedudukan manajemen b. cabang perusahaan c. kantor perwakilan e. pabrik g. gudang i. pertambangan dan penggalian sumber alam k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan m. pemberian jasa dlm bentuk apa pun oleh pegawai /orang lain, sepanjang dilakukan lebih dr 60 hari dlm jk waktu 12 bln d. gedung kantor f. bengkel h. ruang untuk promosi dan penjualan j. wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan n. Orang/badan yg bertindak selaku agen yg kedudukannya tidak bebas p. komputer, agen elektronik/ peralatan otomatis yg dimiliki, disewa/digunakan o/ penye- lenggara transaksi elektronik u/ menjalankan kegiatan usaha melalui internet o. agen / pegawai dr prsh asuransi yg tidak didirikan dan tidak bertp kedudukan di Indonesia yg menerima premi asuransi/menanggung risiko di Indonesia
  • 39. Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan. Ps. 2(1a) UU PPh
  • 40. URAIAN WP DALAM NEGERI WP LUAR NGERI 1. 2. 3. 4. RUANG LINGKUP PENGHASILAN YANG DAPAT DI- KENAKAN PAJAK DASAR PENGENA AN PAJAK TARIF SPT TAHUNAN PENGHASILAN YANG DI- TERIMA ATAU DIPER- OLEH DARI INDONESIA MAUPUN DARI LUAR INDONESIA PENGHASILAN NETO TARIF UMUM WAJIB MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN PENGHASILAN YG BERASAL DARI SUM- BER PENGHASILAN DI INDONESIA PENGHASILAN BRUTO TARIF SEPADAN TIDAK WAJIB ME- NYAMPAIKAN SPT TAHUNAN PERBEDAAN PERLAKUAN PAJAK ANTARA WP DN DENGAN WP LN
  • 41. KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI ORANG PRIBADI MULAI :  SAAT DILAHIRKAN  SAAT BERADA ATAU BERNIAT TINGGAL DI INDONESIA BERAKHIR :  SAAT MENINGGAL DUNIA  MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMANYA BADAN MULAI :  SAAT DIDIRIKAN/BERTEMPATKEDUDUKAN DI INDONESIA BERAKHIR :  SAAT DIBUBARKAN ATAU TIDAK LAGI BERTEMPATKEDUDUKAN DI INDONESIA Pasal 2A UU PPh
  • 42. KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI SELAIN BUT MULAI : • SAAT MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA BERAKHIR : • SAAT TIDAK LAGI MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA BUT MULAI : • SAAT MELAKUKAN USAHA/KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA BERAKHIR : • SAAT TDK LAGI MENJALANKAN USAHA/KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIA. Pasal 2A UU PPh
  • 43. KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF SUBJEK PAJAK DN : WARISAN YG BELUM TERBAGI MULAI : • SAAT TIMBULNYA WARISAN BERAKHIR : • SAAT WARISAN SELESAI DIBAGIKAN Pasal 2A UU PPh
  • 44. B U K A N S U B J E K P A J A K Ps. 3 UU PPh a. kantor perwakilan negara asing b. pejabat2 perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat2 lain dr negara asing dan orang2 yg diperbantukan kpd mereka yg bekerja pada dan bertp tinggal ber-sama2 mereka dg syarat: c. organisasi-organisasi internasional dengan syarat: d. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud pada huruf c, dengan syarat  bukan WNI dan  di Indonesia tidak menerima/memperoleh Ph di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta  negara ybs memberikan perlakuan timbal balik 1. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan 2. tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota. bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
  • 45. Ps. 3(2) UU PPh PMK no. 215/PMK.03/2008 stdd PMK no. 15/PMK.03/2010 Organisasi-Organisasi Internasional yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Ada 4 kelompok: 1. Badan-Badan Internasional dari PBB (ada 29) 2. Kerjasama Tehnik (ada 28) 3. Kerjasama Kebudayaan (ada 4) 4. Organisasi-Organisasi Internasional lainnya (ada 63)
  • 46. Subjek Pajak Dalam Negeri yang bekerja pada 1. Kantor Perwakilan Negara Asing Di Indonesia, 2. Organisasi Internasional Di Indonesia Bagaimana perlakukan perpajakannya? Diskusi
  • 47. PELUNASAN PPh BAGI PEGAWAI YANG PEMBERI KERJANYA BUKAN PEMOTONG PPh PASAL 21 Orang Pribadi DN yg menerima atau memperoleh penghasilan di atas PTKP sehub dgn pekerjaan dari badan-badan yg tidak wajib melakukan pemotongan pajak sdd Ps. 21 ayat (2) UU PPh, wajib: a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; b. melaksanakan sendiri penghitungan dan pembayaran PPh yg terutang dalam tahun berjalan; dan c. melaporkan penghitungan dan pembayaran PPh yg terutang dalam tahun berjalan dalam SPT. Ps. 14 PP 94/2010 Kantor perwakilan negara asing dan organisasi internasional ttt sbg bukan Subjek Pajak tidak berkewajiban melakukan pemotongan PPh sdd Ps. 21 ayat (2) UU PPh. Oleh karena itu, orang pribadi DN yg menerima atau memperoleh Ph, berupa gaji dan imbalan lain sehub. dgn pekerjaan pada badan-badan tsb, yg jumlahnya melebihi batas PTKP berkewajiban menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri PPh yg terutang.