SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 104
Downloaden Sie, um offline zu lesen
SCANING (PEMINDAIAN) dan
PERANGKAT LUNAK
REKAYASA PENIRUAN
(REVERSE ENGINEERING
SOFTWARE) / 02-04 Sept 2015
Mechanical Production Engineering / FTMD-ITB
Oleh : Duddy Arisandi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
LATAR BELAKANG
1. Perkembangan pesat di bidang pembangkit tenaga
listrik dan tenaga alternatif lainnya
2. Teknologi perancangan pembangkit tenaga umumnya
masih berasal dari negara pengembangnya.
3. Rekayasa peniruan yang ada memiliki keterbatasan
fungsi diakibatkan kondisi geometrik.
4. Proyek pelatihan PLN & FTMD-ITB
5. Penerapan 7 langkah rekayasa peniruan untuk
menjumpai design intent
6. Pembuatan model pembangkit tenaga / komponen
lainnya umumnya dilakukan melalui pembuatan fitur
di software CAD
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
RUMUSAN MASALAH
1. Rekayasa peniruan tidak hanya bertujuan untuk
memperoleh model geometri saja.
2. Produk yang ditiru harus menjamin sifat:
Keterbuatan, Keterukuran, Keterakitan,
Ketertukaran
3. Komponen mesin dapat dijamin kehandalannya,
tahan lama, lebih efisien.
4. Sifat produk dapat diperoleh melalui pemodelan
berbasis feature (pengendalian feature pada
model)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
TUJUAN PELATIHAN
1. Mengumpulkan informasi produk dan analis fungsi produk
untuk menemukan ide awal yang diinginkan perancang
sehingga menjamin sifat keterbuatan, keterukuran,
keterakitan, dan ketertukaran.
2. Membuat model 3D menggunakan perangkat lunak
Geomagic Design-X, pengujian live transfer menggunakan
Autodesk Inventor 2013 / solid work, dan dilanjutkan
dengan dokumen model 2D menggunakan perangkat
lunak Autodesk Inventor / Solidwork / Cimatron E.10
3. Memahami penerapan tujuh langkah rekayasa peniruan
yang dapat diaplikasikan dalam ruang lingkup pekerjaan
di PLN
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
RUANG LINGKUP PELATIHAN
1. Objek produk pelatihan adalah engine block model 465Q milik
BBLM, wheel cover , joy stick, wheel cover, saw tooth mechanism
dan blade turbin gas (tutorial Geomagic Design-X)
2. Tujuh tahap rekayasa peniruan yang dilakukan sampai dengan
tahap ke-3 (pengukuran dan pemodelan)
3. Model 3D dibangun berdasarkan hasil pengumpulan informasi,
analisis fungsi, dan hasil pengukuran metoda kontak pada
beberapa feature.
4. Datum feature difokuskan pada beberapa feature fungsional
berdasarkan analisis fungsi.
5. Analisa stack tolerance tidak dilakukan mengingat analisa
tersebut hanya dapat dilakukan pada objek berpasangan yang
tersedia dimensi dan toleransi geometrinya.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
METODOLOGI PELATIHAN
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Dewasa ini, metodologi rekayasa peniruan menyarankan
pendekatan umum geometri (dalam berbagai kasus
model geometrik tidak mencukupi), dan pengetahuan
mengenai sejarah produk diperlukan untuk memperbaiki
pembuatan model virtual. Jenis pengetahuan yang
diperlukan adalah pengetahuan manufaktur dan
spesifikasi fungsi produk yang ditiru (Bernard, dkk.
2009).
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
KONSEP
SPESIFIKASI
PERANCANGAN
TEKNOLOGI
1
2
3
4
5
REKAYASAKLASIK
PRODUK
REKAYASAPENIRUAN
Rekayasa klasik yang dimulai
dari ide teknik dan diakhiri
dengan produk, sedangkan
dalam rekayasa peniruan
langkahnya adalah sebaliknya,
yang dimulai dari produk atau
prototipe yang ada dan diakhiri
dengan pengukuran objek dan
penentuan spesifikasi (Alai,
2013).
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Rekayasa peniruan (reverse
engineering) adalah proses untuk
menemukan kembali teknologi,
prinsip kerja, dan/atau sistem
suatu produk/objek berupa alat,
perkakas, mesin (keseluruhan
atau bagiannya) melalui analis
struktur, fungsi, dan cara
kerjanya, serta
perkiraan/penafsiran mengenai
bagaimana produk itu dahulu
dibuat (Taufiq, 2012).
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Feature diharapkan akan membentuk suatu keterkaitan dasar untuk
menghubungkan CAD dengan pengunaan manufaktur hilir lainnya
dan menggorganisasi pusat data untuk penggunaan ulang data
perancangan.
SISTEMCAD
MODELBERBASIS
FITUR
ANALISIS
KETERBUATAN
PERANCANGAN
OTOMATIS
PERENCANAAN
PROSES
PUSATDATA
PERANCANGAN
………………...
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Dua buah objek solid dapat
dikombinasikan ke dalam satu
objek melalui beberapa cara
menggunakan suatu metoda
operasi yang disebut dengan
Operasi Bolean. Terdapat 3
operasi dasar Bolean, caitu : JOIN
(Union), CUT (Difference), and
INTERSECT.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Perancangan ulang
(reverse design)
merupakan suatu
teknologi untuk
menghasilkan data
perancangan
digital/numeris yang
digunakan untuk
menghasilkan suatu
produk melaui objek
riil.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Metoda mesh modeling dapat digunakan untuk menganalisa bentuk suatu model dan
menghasilkan prototipe melalui teknologi RP. Metode ini digunakan juga untuk mengoptimalkan
mesh untuk tujuan animasi model grafis, atau menghasilkan data mentah untuk tujuan
menghasilkan fitur 3D
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Metoda parametric feature modeling digunakan untuk proses manufaktur produk dengan
meningkatkan fungsi berdasarkan produk yang ada, dan dapat digunakan juga untuk meniru
obyek produk yang tidak tersedia gambar teknik atau data CAD.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Metoda Fitting Surface Modeling umumnya digunakan secara efektif dan cepat untuk
menghasilkan bentuk permukan luar suatu model estetik seperti badan kendaraan, dan penutup
luar produk konsumen. Metoda ini digunakan juga untuk mengubah produk baru disesuaikan
dengan kondisi tubuh manusia, proses manufaktur produk baru berdasarkan bentuk tubuh
manusia dalam ruang lingkup medis seperti gigi, merekonstruksi asset kultur yang rusak,
menggunakan bentuk informasi digital untuk kebutuhan animasi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Metoda hybrid modeling digunakan untuk menghasilkan model kompleks 3D berdasarkan
design intent dan elemen pemindaian 3D atau bentuk mesh 3D. Metoda ini merupakan
kombinasi diantara parametric modeling technology dan surface fitting technology, dan dapat
digunakan untuk mengatur semua informasi bentuk fitur sebaik parameter perancangan pada
model komplek. Metoda ini dapat digunakan juga pada saat merancang produk baru yang akan
dirakit, atau produk baru dari model mock-up atau tanah liat, utamanya pada industri otomotif
atau industri lainnya dimana faktor estetika menjadi kritis
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Proses umum yang dilakukan pada rekayasa bentuk dan
parametric solid modeling ditunjukan pada gambar berikut :
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Definisi feature berdasarkan ASME Y14.5-2009 adalah bagian fisik
suatu komponen seperti permukaan, pena, lubang, atau alur, atau
representasinya pada gambar, model, atau arsip data digital
Definisi feature berdasarkan ISO 14660-1 : Feature merupakan bagian spesifik suatu
benda kerja, seperti sebuah titik, sebuah garis atau sebuah permukaan, dan feature
tersebut dapat menjadi feature integral (contoh : permukaan luar suatu silinder) atau
feature turunan (contoh suatu garis median atau permukaan median).
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Untuk keperluan identifikasi gambar
(drawing) pada ISO 14 660-1 , dikenal
beberapa istilah tentang feature sebagai
berikut :
• Nominal feature : geometri ideal dari
suatu gambar (drawing)
• Real feature : geometry tidak ideal
dari suatu benda (workpiece)
• Extracted feature :geometri tidak ideal
yang terdeteksi dari suatu benda
• Assosiated feature : geometri ideal,
dan disesuaikan terhadap extracted
feature berdasar pada fungsi yang
objektif.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Memberikan toleransi berarti menentukan batas-batas maksimum dan minimum dimana
penyimpangan karakteristik produk (yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan proses
produksi) harus terletak. Sesuai dengan jenis dan karakteristiknya, spesifikasi tersebut
bisa menyangkut material, fisik maupun geometri. Spesifikasi geometrik mencakup
ukuran/dimensi, bentuk, posisi, serta kekasaran/kehalusan permukaan produk (Taufiq,
1998)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
Datum secara teoritis merupakan titik nyata, sumbu nyata, garis nyata, dan bidang
nyata. Datum reference frame merupakan perpotongan saling tegak lurus diantara
datum bidang yang membentuk sudut saling 900.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
ASME Y14.5.1 memberikan standar
yang berisi beberapa tabel yang
memberi cara bahwa DRF dapat
dikonstruksikan menggunakan
geometri entitas titik, garis, dan
bidang. Termasuk kondisi diantara
datum primer, sekunder, dan tertier
untuk setiap kasus.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
• Datum feature adalah suatu feature yang diidentikasi sebagai simbol datum feature atau
suatu simbol datum target (feature aktual suatu komponen yang digunakan untuk
menghadirkan datum)
• Datum Feature Simulator : Batas fisik yang digunakan untuk menetapkan suatu simulasi
datum dari suatu datum feature yang ditentukan.
• Datum reference berupa huruf alphabet yang terlihat di dalam kotak feature control frame
berikut toleransi geometrinya, yang akan menentukan letak suatu datum berdasarkan zona
toleransi atau batas yang dapat diterima.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI PUSTAKA
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 1 : Pengumpulan informasi
Dibuat di China, dan digunakan pada
mobil Suzuki Carry & Suzuki Katana
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 1 : Pengumpulan informasi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 1 : Pengumpulan informasi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 1 : Pengumpulan informasi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 1 : Pengumpulan informasi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 1 : Pengumpulan informasi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 1 : Hasil Pengumpulan informasi
ASPEK YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Tugas Per Kelompok)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Tugas Per Kelompok)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Tugas Per Kelompok)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
KETERKAITAN FUNGSI DAN KOMPONEN UTAMA
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
KETERKAITAN FUNGSI DAN KOMPONEN UTAMA
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
KETERKAITAN FUNGSI DAN KOMPONEN UTAMA
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
KETERKAITAN FUNGSI DAN KOMPONEN UTAMA
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
KETERKAITAN
FUNGSI FEATURE DAN
INTERAKSI
KOMPONEN
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
KETERKAITAN FUNGSI DAN
PERSYARATAN GEOMETRI FEATURE
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE
Fitur pada permukaan depan sebagai dudukan pompa oli
dan pompa air, untuk menjalankan fungsinya maka
permukaan depan harus dijaga kerataannya. Bidang rata
tersebut harus tegaklurus dengan sumbu crankshaft,
sumbu cam shaft, sumbu pompa air, sumbu pompa oli,
dan oil seal housing. Untuk menjamin pencekaman selama
proses pemesinan maka pada permukaan depan harus
dilengkapi dengan dua lubang pena pemosisi yang akan
menjamin terpenuhinya konstrain enam derajat
kebebasan. Kesejajaran diantara sumbu crankshaft,
sumbu camshaft, sumbu pompa air dan sumbu pompa oli,
dikarenakan merupakan satu kesatuan sistem transmisi
yang dihubungkan oleh timing belt.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE
Fitur pada permukaan belakang sebagai dudukan rumah
flywheel, permukaan ini harus rata dan tegaklurus dengan
sumbu crankshaft dan sumbu flywheel, dimana sumbu
crankshaft dan sumbu flywheel dalam kondisi satu sumbu,
dan sejajar dengan permukaan depan. Untuk menjamin
pencekaman selama proses pemesinan maka pada
permukaan depan harus dilengkapi dengan dua lubang
pena pemosisi yang akan menjamin terpenuhinya
konstrain enam derajat kebebasan.
Fitur pada permukaan bawah harus rata karena sebagai
dudukan oil pan, dan pada saat beroperasi tidak boleh
terjadi kebocoran. Bagian beralur sebagai dudukan
bearing cup dan seluruh permukan yang berfungsi sebagai
dudukan bearing cup harus rata untuk menjamin seluruh
bearing berada dalam posisi satu sumbu
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE
Fitur pada permukaan atas sebagai dudukan head gasket dan cylinderhead,
permukaannya harus rata, untuk mencegah kebocoran sistem pendingin dan pembakaran.
4 Buah lubang silinder sebagai dudukan susunan piston dibuat dengan sumbu tegaklurus
terhadap permukaan atas. Sumbu dari keempat piston sejajar dan keempat sumbu
membentuk satu bidang (jenis motor bakar silinder sebaris). Sumbu dari cylinder head akan
memotong sumbu flywheel dengan tegak lurus untuk mempertahankan gerak relatif piston
dan silinder yang lurus. Lubang silinder harus baik sehingga menghasilkan gerakan linier
bolak-balik yang lurus. Bentuk bebas saluran air dari permukaan ini akan diteruskan ke
bagian cylinder head, sehingga kebenaran posisinya harus dijaga benar untuk menghindari
kebocoran. Untuk menjamin pencekaman selama proses pemesinan dan posisi yang kaku
selama pengoperasian maka pada permukaan atas dilengkapi dengan dua lubang pena
pemosisi yang akan menjamin terpenuhinya konstrain enam derajat kebebasan selama
proses pemesinan maupun pada saat engine sedang bekerja
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE
Fitur pada permukaan kiri sebagai dudukan water inlet
pipe harus rata, berikut didukan alternator, posisi
dudukan engine ke frame harus menjamin posisi
pemasangan yang benar. Pada permukaan kiri dalam
terdapat feature setengah bola yang bertujuan
memperkuat posisi lubang ulir di belakangnya.
Fitur pada permukaan kanan sebagai dudukan
saringan oli harus rata berikut dudukan engine ke frame
harus menjamin posisi pemasangan yang benar. Pada
bagian sisi kanan terdapat permukaan yang digunakan
untuk memeriksa kualitas dimensi pengecoran logam
sebelum proses pemesinan dilakukan. Pada permukaan
kanan dalam terdapat feature setengah bola yang
bertujuan memperkuat posisi lubang ulir di belakangnya.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analis Fungsi
TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analisis Fungsi
HATI-HATI : Kehadiran suatu fitur tidak selalu dikaitkan
dengan fungsi produk, namun dapat juga dikaitkan dengan
proses pemesinan, pemeriksaan kualitas, perakitan, dll
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 2 : Analisis Fungsi
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Tugas per kelompok)
PRODUK DISESUAIKAN
DENGAN PILIHAN PADA
STUDI KASUS LANGKAH 1
(Pengumpulan Informasi)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
Arah
pandangan
untuk
identifikasi fitur
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3a : Pengukuran
C1a-d Lubang Silinder Tembus 65,47 4 Dudukan piston √ √ √ √ X
C2a-d Kompleks-1 - 4 Saluran pendingin √ √ √ √ X
C3a-h Lubang Ulir M10x30 8 Dudukan baut pengikat √ √ √ √ X
C4a-b Lubang Ulir-Step M10x30 2 Dudukan pena penepat √ √ √ √ X
C5a-b Alur Tembus R4x70 2 Penguat permukaan √ √ √ √ X
C6a-l Kompleks-2 - 12 Saluran air pendingin √ √ √ √ X
C7a-e Kompleks-3 - 5 Saluran air pendingin √ √ √ √ X
C8 Komplesk-4 - 1 Dudukan permukaan Atas √ √ √ √ X
38TOTAL
DIMENSI BENTUK ORIENTASI POSISI RUN-OUT
NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH FUNGSI
GEOMETRI YANG HARUS DIPERHATIKAN
Identifikasi
fitur dari
pandangan atas
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3a : Pengukuran
A-1a-e Lubang Ulir M6 5 X X X X X X √ X X X √ X X X
A-2 Komplek-1 - 1 X X X X X X X X X X √ X X X
A-3a-f Lubang Ulir M6 6 X X X X X X √ X X X √ X X X
A-4a-b Lubang Pena 12H7 2 √ X √ √ X X √ X √ X √ X X X
A-5a Komplek-2 - 1 X X X X X X √ X X X √ X X X
A-6a-b Komplek-3 - 2 √ X X X X X √ X X √ √ X X X
A-7 Komplek-4 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √
18
B1a-d Lubang Ulir M6 4 X X X X X X √ X X X √ X X X
B2a-b Lubang Pena 12H7 2 √ X √ √ X X √ X √ X √ X X X
B3 Lubang Ulir step M10 1 X X X X X X √ X X X √ X X X
B4 Lubang Ulir M10 1 X X X X X X √ X X X √ X X X
B5a-b Lubang Ulir step M6 2 X X X X X X √ X X X √ X X X
B6a-g Fitur komplek-1 - 6 X X X X X X √ X X X √ X X X
B7a-d Lubang Ulir M6 4 X X X X X X √ X X X √ X X X
B8 Komplek-2 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √
B9 Lubang Ulir M14 1 X X X X X X √ X X X √ X X X
B10 Komplek-3 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √
23
C1a-d Lubang Silinder Tembus 65,47 4 √ X √ √ X X √ X √ √ √ √ X X
C2a-d Kompleks-1 - 4 X X X X X X √ X X X √ √ X X
C3a-h Lubang Ulir M10x30 8 X X X X X X √ X X X √ X X X
C4a-b Lubang Ulir-Step M10x30 2 X X X X X X √ X X X √ X X X
C5a-b Alur Tembus R4x70 2 X X X X X X √ X X X √ √ X X
C6a-l Kompleks-2 - 12 X X X √ X X √ X X √ √ X X X
C7a-e Kompleks-3 - 5 X X X X X X √ X X X √ X
C8 Komplesk-4 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √
38
D1a-e Setengah silinder 50 5 √ X X √ X X √ X √ √ √ √ √ √
D2a-j Lubang Ulir M10 10 X X X X X X √ X X X √ X X X
D3a-3 Lubang silinder 5 5 X X X X X X X √ √ X X X X X
D4a-b Lubang Silinder 12H7 2 X X X X X X √ X X X √ X X X
D5 Lubang silinder ? 1 X X X X X X √ X X X √ X X X
D6a-l Lubang Ulir M6 12 X X X X X X √ X X X √ X X X
D7a-0 Setengan bola  15 X X X X X √ X X X X √ X X X
D8 Komplek-1 - 4 X X X X X X X X X X √ √ X X
D9 Komplek-2 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √
55
E1a-b Silinder berlubang ulir 30 2 X X X X X X √ X X X √ X X X
E2a-b Silinder berlubang ulir M10 2 X √ X X X X √ X √ X √ X X X
E3a-d Silinder pejal 20 4 X √ X X X X √ X X X √ X X X
E4a-b Silinder pejal 20 2 X √ X X X X √ X X X √ X X X
E5a-b Silinder pejal 20 2 X √ X X X X √ X X X √ X X X
E6a-c Silinder pejal  3 X √ X X X X √ X √ X √ X X X
E7 Silinder pejal berlubang - 1 √ X X X X X √ X X X √ X X X
E8 Komplek-1 - 1 X √ X X X X √ X X X √ X X X
E9 Silinder berlubang ulir - 5 X X X X X X √ X √ √ √ √ X X
E10 Komplek-2 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √
23
F1a-b Silinder berlubang ulir M10 2 X √ X X X X √ X X X √ X X X
F2a-d Silinder pejal  4 X √ X X X X √ X √ X √ X X X
F3a-c Silinder pejal berlubang M8 3 X √ X X X X √ X X X √ X X X
F4a-b Silinder pejal berlubang M8 2 X √ X X X X √ X X X √ X X X
F5 Komplek-1 - 1 X √ X X X √ √ X X √ √ X X X
F6 Komplek-2 - 1 X X X X X X X X √ X √ √ X X
F7 Silinder berlubang ulir 30 1 X X X X X X √ X X X √ X X X
F8 Komplek-3 10 1 X X X X X X X √ X X √ X X X
F9 Komplek-4 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √
TOTAL
SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI
BENTUK ORIENTASI POSISI RUN_OUT
NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH
POSISI RUN_OUT
SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI
BENTUK ORIENTASI
TOTAL
TOTAL
NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH
TOTAL
POSISI RUN_OUTBENTUK ORIENTASI
NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH
SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI
RUN_OUTBENTUK ORIENTASI POSISI
NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH
SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI
ORIENTASI POSISI RUN_OUTBENTUK
TOTAL
NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH
SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI
SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI
BENTUK ORIENTASI POSISI RUN_OUT
NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH
Karakterisasi
fitur
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3a : Pengukuran
Rencana pengendalian fitur
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3a : Pengukuran
Fitur utama yang harus dikendalikan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3a : Pengukuran
Pengukuran yang dilakukan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3a : Pengukuran
Hasil Pengukuran
dengan metoda
kontak
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Setiap Peserta)
Jelaskan cara mengukur : Diameter lubang silinder no.1 ;
silindrisitas lubang silinder no.1; Kerataan permukaan atas;
Kesejajaran permukaan depan dan belakang; Jarak sumbu
crankshaft terhadap permukaan atas; Ketegaklurusan lubang
silinder 1 dengan permukaan bawah.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3a : Pengukuran
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Perencanaan
dan Pemindaian
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Pemrosesan
point cloud
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Pemrosesan
polygon
(membuat
meshing)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Pemrosesan
polygon
(memperbaiki
meshing)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Analisa region group
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Membuat
sistem
koordinat
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Merencanakan
struktur feature
engine block)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Proses pembuatan
solid feature)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Proses pembuatan
badan utama engine
block
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Proses pembuatan
fitur pada
permukaan engine
block
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Model 3D engine
block
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Model 2D
engine block
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Datum
feature
pada engine
block
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
Langkah 3b : Pemodelan
Verifikasi
model CAD
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
1. Pemindaian point
cloud
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
2. Pengolahan data
point cloud &
meshing
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
2. Pengukuran
metoda kontak
dan non kontak
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
2. Pengukuran
metoda kontak
dan non kontak
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
3. Pemodelan
1. Model yang dibuat dapat menghasilkan seluruh feature pada
keenam permukaan, dan menjamin sistem sirkulasi pelumas,
pendingin, dan dudukan komponen berpasangan lainnya.
2. Sistem koordinat merupakan perpotongan datum reference frame
primer, sekunder, dan tertiar yang tepat terletak di permukaan
atas engine blok dan sumbu silinder 3. Pemilihan sumbu silinder
tiga didasari langkah kerja teoritis engine (langkah kerja).
3. Sumbu-Y yang terletak pada perpotongan datum reference frame
sekunder dan tertier digunakan juga sebagai garis simetris untuk
membentuk feature di permukaan atas dan bawah.
4. Sumbu-Z yang terletak pada perpotongan datum reference frame
primer dan tertier digunakan juga sebagai garis simetris untuk
membentuk fitur di permukaan depan dan belakang.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
3. Pemodelan
5. Permukaan yang harus sejajar adalah : permukaan
depan dan belakang, permukaan atas dan bawah,
beberapa feature pada permukaan kiri dan kanan.
6. Permukaan yang harus tegaklurus adalah permukaan
atas/bawah dengan permukaan atas dan bawah, serta
beberapa feature yang mengalami proses pemesinan
pada permukaan kiri dan kanan.
7. Untuk menjamin kesejajaran dan ketegaklurusan
diantara beberapa feature, arah proses penghasilan
feature solid pada pemodelan dilakukan dengan jalan
offset datum reference frame.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
8. Feature pada permukaan yang berpasangan dijaga keratannya untuk
menjamin fungsi pada saat perakitan dilakukan, seperti pada permukaan
atas, bawah, depan, belakang, kiri, dan kanan.
9. Keempat buah sumbu silinder terletak pada datum reference frame sekunder,
tegak lurus terhadap datum reference frame primer, dan saling sejajar
diantara keempat buah sumbu tersebut.
10. Sumbu lubang dudukan bantalan tegak lurus terhadap keempat buah
sumbu silinder dan terletak pada datum reference frame sekunder.
11. Seluruh permukaan pada pengikat bantalan terletak pada bidang rata dan
sejajar terhadap datum reference frame primer.
12. Pena penepat yang terdapat pada permukan berfungsi sebagai penepat dan
menjaga pergeseran pada saat perakitan sehingga menunjang fungsi
komponen tersebut.
13. Dimensi nominal untuk beberapa fitur yang memiliki kesatuan fungsi adalah
seragam, seperti pada keempat buah silinder, lubang baut pengikat oil pan
pada permukaan bawah, lubang pengikat diantara engine block dan engine
head.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
3. Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
3. Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
3. Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
ANALISA
3. Pemodelan
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
DISKUSIKAN : LANGKAH APA SAJA
YANG HARUS DILAKUKAN
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
KESIMPULAN
1. Pengumpulan informasi produk dan analisis fungsi sangat diperlukan
dalam membangun model 3D suatu produk. Feature yang dihasilkan
akan memenuhi persyaratan dimensi dan toleransi geometrik, dan akan
membantu dalam proses pemodelan, proses manufaktur, proses
pengukuran, proses pemeriksaan kualitas, dan proses perakitan.
2. Perangkat lunak Geomagic Design-X berhasil digunakan untuk
merealisasikan proses parametric solid modeling untuk menghasilkan
model engine block. Skets yang dibuat berdasarkan validasi ukuran,
sehingga akan memperbaiki kondisi penyimpangan atau deviasi yang
diakibatkan kesalahan pada proses manufaktur. Pembuatan feature
solid memenuhi kaidah dimensi dan toleransi geometrik.
3. Karakteristik model yang dibangun mempertimbangkan design intent
pada engine block. Ekstrak fitur secara otomatis ke dalam perangkat
lunak CAD dapat menimbulkan deviasi yang seharusnya diperbaiki
sebagai dasar model untuk menjamin sifat keterbuatan, keterukuran,
keterakitan, dan ketertukaran.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
SARAN
1. Pemrosesan data berupa point cloud menjadi mesh
harus dilakukan dengan persiapan yang matang.
Beberapa persiapan alat bantu pencekam produk
dan orientasi pemindaian harus dibuat/dilakukan
untuk mendapatkan kualitas mesh yang baik.
2. Pengukuran menggunakan metoda kontak tetap
diperlukan untuk menghasilkan model engine
block, terutama pada feature solid primitive seperti
lubang, alur, yang memiliki ukuran kecil.
3. Dimensi dan toleransi geometrik ditentukan di awal
proses, dan tidak hanya pada datum feature.
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
KESIMPULAN PESERTA PELATIHAN
1. …………………..
2. …………………..
3. ………………….
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
SARAN PESERTA PELATIHAN
1. …………………..
2. …………………..
3. ………………….
NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
AKHIR KATA
TERIMA KASIH &
MOHON MAAF
LAHIR DAN
BATHIN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
LAZY MAGICIAN
 
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINMengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Eko Supriyadi
 
Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensional
Zaid Ezza
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
Rumah Belajar
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
Abrianto Akuan
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7Pengukuran kekasaran permukaan bab7
Pengukuran kekasaran permukaan bab7
 
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINMengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
 
Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensional
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Rivets joint
Rivets jointRivets joint
Rivets joint
 
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkor
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkorKompetensi dasar kekasaran angle dekkor
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkor
 
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusPengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
 
Proses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logamProses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logam
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
 
Slide man 17_Desain, Manufaktur dan Inspeksi berbasis fitur
Slide man 17_Desain, Manufaktur dan Inspeksi berbasis fiturSlide man 17_Desain, Manufaktur dan Inspeksi berbasis fitur
Slide man 17_Desain, Manufaktur dan Inspeksi berbasis fitur
 
contoh laporan praktik kerja bangku
contoh laporan praktik kerja bangkucontoh laporan praktik kerja bangku
contoh laporan praktik kerja bangku
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
 

Ähnlich wie Pelatihan ftmd itb-pln reverse engineering-rekayasa peniruan

C3 Silabus Gambar Manufaktur Rev Yogya Sahid Rich (2).docx
C3 Silabus Gambar Manufaktur Rev Yogya Sahid Rich (2).docxC3 Silabus Gambar Manufaktur Rev Yogya Sahid Rich (2).docx
C3 Silabus Gambar Manufaktur Rev Yogya Sahid Rich (2).docx
purwotrenggono2
 
Logam mesin drawing,design and drafting 10
Logam mesin drawing,design and drafting 10Logam mesin drawing,design and drafting 10
Logam mesin drawing,design and drafting 10
Eko Supriyadi
 
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
nonidwiki
 
Optimasi desain gating system dan riser...._Quantum Teknika_April 2022.pdf
Optimasi desain gating system dan riser...._Quantum Teknika_April 2022.pdfOptimasi desain gating system dan riser...._Quantum Teknika_April 2022.pdf
Optimasi desain gating system dan riser...._Quantum Teknika_April 2022.pdf
VENDITIASYUDHA1
 

Ähnlich wie Pelatihan ftmd itb-pln reverse engineering-rekayasa peniruan (20)

Slide SENTI-UGM 2016_FEATURE BASED REVERSE ENGINEERING_Duddy Arisandi_2016
Slide SENTI-UGM 2016_FEATURE BASED REVERSE ENGINEERING_Duddy Arisandi_2016Slide SENTI-UGM 2016_FEATURE BASED REVERSE ENGINEERING_Duddy Arisandi_2016
Slide SENTI-UGM 2016_FEATURE BASED REVERSE ENGINEERING_Duddy Arisandi_2016
 
Slide Seniati-2016_Menyiapkan Adaptasi Teknologi Terkini Melalui Pemahaman Pr...
Slide Seniati-2016_Menyiapkan Adaptasi Teknologi Terkini Melalui Pemahaman Pr...Slide Seniati-2016_Menyiapkan Adaptasi Teknologi Terkini Melalui Pemahaman Pr...
Slide Seniati-2016_Menyiapkan Adaptasi Teknologi Terkini Melalui Pemahaman Pr...
 
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.pptGT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt
 
Bahan ajar dasar gambar teknik
Bahan ajar dasar gambar teknikBahan ajar dasar gambar teknik
Bahan ajar dasar gambar teknik
 
Gambar Teknik 00.pptx
Gambar Teknik 00.pptxGambar Teknik 00.pptx
Gambar Teknik 00.pptx
 
1. Buku Informasi Membuat Model 3D CAD.pdf
1. Buku Informasi Membuat Model 3D CAD.pdf1. Buku Informasi Membuat Model 3D CAD.pdf
1. Buku Informasi Membuat Model 3D CAD.pdf
 
04 Contoh Praktik - Tatang A Taufik
04  Contoh Praktik - Tatang A Taufik04  Contoh Praktik - Tatang A Taufik
04 Contoh Praktik - Tatang A Taufik
 
C3 Silabus Gambar Manufaktur Rev Yogya Sahid Rich (2).docx
C3 Silabus Gambar Manufaktur Rev Yogya Sahid Rich (2).docxC3 Silabus Gambar Manufaktur Rev Yogya Sahid Rich (2).docx
C3 Silabus Gambar Manufaktur Rev Yogya Sahid Rich (2).docx
 
Logam mesin drawing,design and drafting 10
Logam mesin drawing,design and drafting 10Logam mesin drawing,design and drafting 10
Logam mesin drawing,design and drafting 10
 
PPT SEMPRO TEKLA STRUCTURES 2022 DESIGN .pptx
PPT SEMPRO TEKLA STRUCTURES 2022 DESIGN .pptxPPT SEMPRO TEKLA STRUCTURES 2022 DESIGN .pptx
PPT SEMPRO TEKLA STRUCTURES 2022 DESIGN .pptx
 
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
RUMAH 231Pemberian nomor gambar dilakukan dengan 3 sistem cara : 1. Sistem Un...
 
Dasar mengambar Teknik
Dasar mengambar TeknikDasar mengambar Teknik
Dasar mengambar Teknik
 
Dasar Gambar Teknik
Dasar Gambar TeknikDasar Gambar Teknik
Dasar Gambar Teknik
 
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
75af5282c83fad73ddc6b2a6bae0a4f0 (3).ppt
 
Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4
 
Dasar gambar teknik 3
Dasar gambar teknik 3Dasar gambar teknik 3
Dasar gambar teknik 3
 
Dasar gambar teknik
Dasar gambar teknikDasar gambar teknik
Dasar gambar teknik
 
Model based definition
Model based definitionModel based definition
Model based definition
 
Optimasi desain gating system dan riser...._Quantum Teknika_April 2022.pdf
Optimasi desain gating system dan riser...._Quantum Teknika_April 2022.pdfOptimasi desain gating system dan riser...._Quantum Teknika_April 2022.pdf
Optimasi desain gating system dan riser...._Quantum Teknika_April 2022.pdf
 
Revit Stuktur, BIM Revit Structure
Revit Stuktur, BIM Revit StructureRevit Stuktur, BIM Revit Structure
Revit Stuktur, BIM Revit Structure
 

Mehr von Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 

Mehr von Ir. Duddy Arisandi, ST, MT (20)

00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...
 
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...
 
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...
 
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...
 
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...
 
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...
 
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...
 
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...
 
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...
 
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...
 
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
 
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
 
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...
 
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...
 
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...
 
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...
 
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
 

Kürzlich hochgeladen

397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
AhmadAffandi36
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 

Kürzlich hochgeladen (19)

Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 

Pelatihan ftmd itb-pln reverse engineering-rekayasa peniruan

  • 1. SCANING (PEMINDAIAN) dan PERANGKAT LUNAK REKAYASA PENIRUAN (REVERSE ENGINEERING SOFTWARE) / 02-04 Sept 2015 Mechanical Production Engineering / FTMD-ITB Oleh : Duddy Arisandi
  • 2. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) LATAR BELAKANG 1. Perkembangan pesat di bidang pembangkit tenaga listrik dan tenaga alternatif lainnya 2. Teknologi perancangan pembangkit tenaga umumnya masih berasal dari negara pengembangnya. 3. Rekayasa peniruan yang ada memiliki keterbatasan fungsi diakibatkan kondisi geometrik. 4. Proyek pelatihan PLN & FTMD-ITB 5. Penerapan 7 langkah rekayasa peniruan untuk menjumpai design intent 6. Pembuatan model pembangkit tenaga / komponen lainnya umumnya dilakukan melalui pembuatan fitur di software CAD
  • 3. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) RUMUSAN MASALAH 1. Rekayasa peniruan tidak hanya bertujuan untuk memperoleh model geometri saja. 2. Produk yang ditiru harus menjamin sifat: Keterbuatan, Keterukuran, Keterakitan, Ketertukaran 3. Komponen mesin dapat dijamin kehandalannya, tahan lama, lebih efisien. 4. Sifat produk dapat diperoleh melalui pemodelan berbasis feature (pengendalian feature pada model)
  • 4. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) TUJUAN PELATIHAN 1. Mengumpulkan informasi produk dan analis fungsi produk untuk menemukan ide awal yang diinginkan perancang sehingga menjamin sifat keterbuatan, keterukuran, keterakitan, dan ketertukaran. 2. Membuat model 3D menggunakan perangkat lunak Geomagic Design-X, pengujian live transfer menggunakan Autodesk Inventor 2013 / solid work, dan dilanjutkan dengan dokumen model 2D menggunakan perangkat lunak Autodesk Inventor / Solidwork / Cimatron E.10 3. Memahami penerapan tujuh langkah rekayasa peniruan yang dapat diaplikasikan dalam ruang lingkup pekerjaan di PLN
  • 5. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) RUANG LINGKUP PELATIHAN 1. Objek produk pelatihan adalah engine block model 465Q milik BBLM, wheel cover , joy stick, wheel cover, saw tooth mechanism dan blade turbin gas (tutorial Geomagic Design-X) 2. Tujuh tahap rekayasa peniruan yang dilakukan sampai dengan tahap ke-3 (pengukuran dan pemodelan) 3. Model 3D dibangun berdasarkan hasil pengumpulan informasi, analisis fungsi, dan hasil pengukuran metoda kontak pada beberapa feature. 4. Datum feature difokuskan pada beberapa feature fungsional berdasarkan analisis fungsi. 5. Analisa stack tolerance tidak dilakukan mengingat analisa tersebut hanya dapat dilakukan pada objek berpasangan yang tersedia dimensi dan toleransi geometrinya.
  • 6. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) METODOLOGI PELATIHAN
  • 7. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Dewasa ini, metodologi rekayasa peniruan menyarankan pendekatan umum geometri (dalam berbagai kasus model geometrik tidak mencukupi), dan pengetahuan mengenai sejarah produk diperlukan untuk memperbaiki pembuatan model virtual. Jenis pengetahuan yang diperlukan adalah pengetahuan manufaktur dan spesifikasi fungsi produk yang ditiru (Bernard, dkk. 2009).
  • 8. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA KONSEP SPESIFIKASI PERANCANGAN TEKNOLOGI 1 2 3 4 5 REKAYASAKLASIK PRODUK REKAYASAPENIRUAN Rekayasa klasik yang dimulai dari ide teknik dan diakhiri dengan produk, sedangkan dalam rekayasa peniruan langkahnya adalah sebaliknya, yang dimulai dari produk atau prototipe yang ada dan diakhiri dengan pengukuran objek dan penentuan spesifikasi (Alai, 2013).
  • 9. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Rekayasa peniruan (reverse engineering) adalah proses untuk menemukan kembali teknologi, prinsip kerja, dan/atau sistem suatu produk/objek berupa alat, perkakas, mesin (keseluruhan atau bagiannya) melalui analis struktur, fungsi, dan cara kerjanya, serta perkiraan/penafsiran mengenai bagaimana produk itu dahulu dibuat (Taufiq, 2012).
  • 10. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Feature diharapkan akan membentuk suatu keterkaitan dasar untuk menghubungkan CAD dengan pengunaan manufaktur hilir lainnya dan menggorganisasi pusat data untuk penggunaan ulang data perancangan. SISTEMCAD MODELBERBASIS FITUR ANALISIS KETERBUATAN PERANCANGAN OTOMATIS PERENCANAAN PROSES PUSATDATA PERANCANGAN ………………...
  • 11. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Dua buah objek solid dapat dikombinasikan ke dalam satu objek melalui beberapa cara menggunakan suatu metoda operasi yang disebut dengan Operasi Bolean. Terdapat 3 operasi dasar Bolean, caitu : JOIN (Union), CUT (Difference), and INTERSECT.
  • 12. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Perancangan ulang (reverse design) merupakan suatu teknologi untuk menghasilkan data perancangan digital/numeris yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk melaui objek riil.
  • 13. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Metoda mesh modeling dapat digunakan untuk menganalisa bentuk suatu model dan menghasilkan prototipe melalui teknologi RP. Metode ini digunakan juga untuk mengoptimalkan mesh untuk tujuan animasi model grafis, atau menghasilkan data mentah untuk tujuan menghasilkan fitur 3D
  • 14. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Metoda parametric feature modeling digunakan untuk proses manufaktur produk dengan meningkatkan fungsi berdasarkan produk yang ada, dan dapat digunakan juga untuk meniru obyek produk yang tidak tersedia gambar teknik atau data CAD.
  • 15. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Metoda Fitting Surface Modeling umumnya digunakan secara efektif dan cepat untuk menghasilkan bentuk permukan luar suatu model estetik seperti badan kendaraan, dan penutup luar produk konsumen. Metoda ini digunakan juga untuk mengubah produk baru disesuaikan dengan kondisi tubuh manusia, proses manufaktur produk baru berdasarkan bentuk tubuh manusia dalam ruang lingkup medis seperti gigi, merekonstruksi asset kultur yang rusak, menggunakan bentuk informasi digital untuk kebutuhan animasi
  • 16. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Metoda hybrid modeling digunakan untuk menghasilkan model kompleks 3D berdasarkan design intent dan elemen pemindaian 3D atau bentuk mesh 3D. Metoda ini merupakan kombinasi diantara parametric modeling technology dan surface fitting technology, dan dapat digunakan untuk mengatur semua informasi bentuk fitur sebaik parameter perancangan pada model komplek. Metoda ini dapat digunakan juga pada saat merancang produk baru yang akan dirakit, atau produk baru dari model mock-up atau tanah liat, utamanya pada industri otomotif atau industri lainnya dimana faktor estetika menjadi kritis
  • 17. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Proses umum yang dilakukan pada rekayasa bentuk dan parametric solid modeling ditunjukan pada gambar berikut :
  • 18. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Definisi feature berdasarkan ASME Y14.5-2009 adalah bagian fisik suatu komponen seperti permukaan, pena, lubang, atau alur, atau representasinya pada gambar, model, atau arsip data digital Definisi feature berdasarkan ISO 14660-1 : Feature merupakan bagian spesifik suatu benda kerja, seperti sebuah titik, sebuah garis atau sebuah permukaan, dan feature tersebut dapat menjadi feature integral (contoh : permukaan luar suatu silinder) atau feature turunan (contoh suatu garis median atau permukaan median).
  • 19. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Untuk keperluan identifikasi gambar (drawing) pada ISO 14 660-1 , dikenal beberapa istilah tentang feature sebagai berikut : • Nominal feature : geometri ideal dari suatu gambar (drawing) • Real feature : geometry tidak ideal dari suatu benda (workpiece) • Extracted feature :geometri tidak ideal yang terdeteksi dari suatu benda • Assosiated feature : geometri ideal, dan disesuaikan terhadap extracted feature berdasar pada fungsi yang objektif.
  • 20. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Memberikan toleransi berarti menentukan batas-batas maksimum dan minimum dimana penyimpangan karakteristik produk (yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan proses produksi) harus terletak. Sesuai dengan jenis dan karakteristiknya, spesifikasi tersebut bisa menyangkut material, fisik maupun geometri. Spesifikasi geometrik mencakup ukuran/dimensi, bentuk, posisi, serta kekasaran/kehalusan permukaan produk (Taufiq, 1998)
  • 21. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA Datum secara teoritis merupakan titik nyata, sumbu nyata, garis nyata, dan bidang nyata. Datum reference frame merupakan perpotongan saling tegak lurus diantara datum bidang yang membentuk sudut saling 900.
  • 22. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA ASME Y14.5.1 memberikan standar yang berisi beberapa tabel yang memberi cara bahwa DRF dapat dikonstruksikan menggunakan geometri entitas titik, garis, dan bidang. Termasuk kondisi diantara datum primer, sekunder, dan tertier untuk setiap kasus.
  • 23. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA • Datum feature adalah suatu feature yang diidentikasi sebagai simbol datum feature atau suatu simbol datum target (feature aktual suatu komponen yang digunakan untuk menghadirkan datum) • Datum Feature Simulator : Batas fisik yang digunakan untuk menetapkan suatu simulasi datum dari suatu datum feature yang ditentukan. • Datum reference berupa huruf alphabet yang terlihat di dalam kotak feature control frame berikut toleransi geometrinya, yang akan menentukan letak suatu datum berdasarkan zona toleransi atau batas yang dapat diterima.
  • 24. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA
  • 25. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI PUSTAKA
  • 26. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 1 : Pengumpulan informasi Dibuat di China, dan digunakan pada mobil Suzuki Carry & Suzuki Katana
  • 27. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 1 : Pengumpulan informasi
  • 28. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 1 : Pengumpulan informasi
  • 29. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 1 : Pengumpulan informasi
  • 30. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 1 : Pengumpulan informasi
  • 31. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 1 : Pengumpulan informasi
  • 32. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 1 : Hasil Pengumpulan informasi ASPEK YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
  • 33. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Tugas Per Kelompok)
  • 34. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Tugas Per Kelompok)
  • 35. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Tugas Per Kelompok)
  • 36. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi
  • 37. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi KETERKAITAN FUNGSI DAN KOMPONEN UTAMA
  • 38. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi KETERKAITAN FUNGSI DAN KOMPONEN UTAMA
  • 39. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi KETERKAITAN FUNGSI DAN KOMPONEN UTAMA
  • 40. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi KETERKAITAN FUNGSI DAN KOMPONEN UTAMA
  • 41. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi KETERKAITAN FUNGSI FEATURE DAN INTERAKSI KOMPONEN
  • 42. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi KETERKAITAN FUNGSI DAN PERSYARATAN GEOMETRI FEATURE
  • 43. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE Fitur pada permukaan depan sebagai dudukan pompa oli dan pompa air, untuk menjalankan fungsinya maka permukaan depan harus dijaga kerataannya. Bidang rata tersebut harus tegaklurus dengan sumbu crankshaft, sumbu cam shaft, sumbu pompa air, sumbu pompa oli, dan oil seal housing. Untuk menjamin pencekaman selama proses pemesinan maka pada permukaan depan harus dilengkapi dengan dua lubang pena pemosisi yang akan menjamin terpenuhinya konstrain enam derajat kebebasan. Kesejajaran diantara sumbu crankshaft, sumbu camshaft, sumbu pompa air dan sumbu pompa oli, dikarenakan merupakan satu kesatuan sistem transmisi yang dihubungkan oleh timing belt.
  • 44. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE Fitur pada permukaan belakang sebagai dudukan rumah flywheel, permukaan ini harus rata dan tegaklurus dengan sumbu crankshaft dan sumbu flywheel, dimana sumbu crankshaft dan sumbu flywheel dalam kondisi satu sumbu, dan sejajar dengan permukaan depan. Untuk menjamin pencekaman selama proses pemesinan maka pada permukaan depan harus dilengkapi dengan dua lubang pena pemosisi yang akan menjamin terpenuhinya konstrain enam derajat kebebasan. Fitur pada permukaan bawah harus rata karena sebagai dudukan oil pan, dan pada saat beroperasi tidak boleh terjadi kebocoran. Bagian beralur sebagai dudukan bearing cup dan seluruh permukan yang berfungsi sebagai dudukan bearing cup harus rata untuk menjamin seluruh bearing berada dalam posisi satu sumbu
  • 45. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE Fitur pada permukaan atas sebagai dudukan head gasket dan cylinderhead, permukaannya harus rata, untuk mencegah kebocoran sistem pendingin dan pembakaran. 4 Buah lubang silinder sebagai dudukan susunan piston dibuat dengan sumbu tegaklurus terhadap permukaan atas. Sumbu dari keempat piston sejajar dan keempat sumbu membentuk satu bidang (jenis motor bakar silinder sebaris). Sumbu dari cylinder head akan memotong sumbu flywheel dengan tegak lurus untuk mempertahankan gerak relatif piston dan silinder yang lurus. Lubang silinder harus baik sehingga menghasilkan gerakan linier bolak-balik yang lurus. Bentuk bebas saluran air dari permukaan ini akan diteruskan ke bagian cylinder head, sehingga kebenaran posisinya harus dijaga benar untuk menghindari kebocoran. Untuk menjamin pencekaman selama proses pemesinan dan posisi yang kaku selama pengoperasian maka pada permukaan atas dilengkapi dengan dua lubang pena pemosisi yang akan menjamin terpenuhinya konstrain enam derajat kebebasan selama proses pemesinan maupun pada saat engine sedang bekerja
  • 46. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE Fitur pada permukaan kiri sebagai dudukan water inlet pipe harus rata, berikut didukan alternator, posisi dudukan engine ke frame harus menjamin posisi pemasangan yang benar. Pada permukaan kiri dalam terdapat feature setengah bola yang bertujuan memperkuat posisi lubang ulir di belakangnya. Fitur pada permukaan kanan sebagai dudukan saringan oli harus rata berikut dudukan engine ke frame harus menjamin posisi pemasangan yang benar. Pada bagian sisi kanan terdapat permukaan yang digunakan untuk memeriksa kualitas dimensi pengecoran logam sebelum proses pemesinan dilakukan. Pada permukaan kanan dalam terdapat feature setengah bola yang bertujuan memperkuat posisi lubang ulir di belakangnya.
  • 47. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analis Fungsi TUNTUTAN GEOMETRI FEATURE
  • 48. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analisis Fungsi HATI-HATI : Kehadiran suatu fitur tidak selalu dikaitkan dengan fungsi produk, namun dapat juga dikaitkan dengan proses pemesinan, pemeriksaan kualitas, perakitan, dll
  • 49. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 2 : Analisis Fungsi
  • 50. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Tugas per kelompok) PRODUK DISESUAIKAN DENGAN PILIHAN PADA STUDI KASUS LANGKAH 1 (Pengumpulan Informasi)
  • 51. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 52. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 53. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 54. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 55. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 56. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 57. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 58. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 59. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan
  • 60. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3 : Pengukuran & Pemodelan Arah pandangan untuk identifikasi fitur
  • 61. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3a : Pengukuran C1a-d Lubang Silinder Tembus 65,47 4 Dudukan piston √ √ √ √ X C2a-d Kompleks-1 - 4 Saluran pendingin √ √ √ √ X C3a-h Lubang Ulir M10x30 8 Dudukan baut pengikat √ √ √ √ X C4a-b Lubang Ulir-Step M10x30 2 Dudukan pena penepat √ √ √ √ X C5a-b Alur Tembus R4x70 2 Penguat permukaan √ √ √ √ X C6a-l Kompleks-2 - 12 Saluran air pendingin √ √ √ √ X C7a-e Kompleks-3 - 5 Saluran air pendingin √ √ √ √ X C8 Komplesk-4 - 1 Dudukan permukaan Atas √ √ √ √ X 38TOTAL DIMENSI BENTUK ORIENTASI POSISI RUN-OUT NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH FUNGSI GEOMETRI YANG HARUS DIPERHATIKAN Identifikasi fitur dari pandangan atas
  • 62. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3a : Pengukuran A-1a-e Lubang Ulir M6 5 X X X X X X √ X X X √ X X X A-2 Komplek-1 - 1 X X X X X X X X X X √ X X X A-3a-f Lubang Ulir M6 6 X X X X X X √ X X X √ X X X A-4a-b Lubang Pena 12H7 2 √ X √ √ X X √ X √ X √ X X X A-5a Komplek-2 - 1 X X X X X X √ X X X √ X X X A-6a-b Komplek-3 - 2 √ X X X X X √ X X √ √ X X X A-7 Komplek-4 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √ 18 B1a-d Lubang Ulir M6 4 X X X X X X √ X X X √ X X X B2a-b Lubang Pena 12H7 2 √ X √ √ X X √ X √ X √ X X X B3 Lubang Ulir step M10 1 X X X X X X √ X X X √ X X X B4 Lubang Ulir M10 1 X X X X X X √ X X X √ X X X B5a-b Lubang Ulir step M6 2 X X X X X X √ X X X √ X X X B6a-g Fitur komplek-1 - 6 X X X X X X √ X X X √ X X X B7a-d Lubang Ulir M6 4 X X X X X X √ X X X √ X X X B8 Komplek-2 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √ B9 Lubang Ulir M14 1 X X X X X X √ X X X √ X X X B10 Komplek-3 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √ 23 C1a-d Lubang Silinder Tembus 65,47 4 √ X √ √ X X √ X √ √ √ √ X X C2a-d Kompleks-1 - 4 X X X X X X √ X X X √ √ X X C3a-h Lubang Ulir M10x30 8 X X X X X X √ X X X √ X X X C4a-b Lubang Ulir-Step M10x30 2 X X X X X X √ X X X √ X X X C5a-b Alur Tembus R4x70 2 X X X X X X √ X X X √ √ X X C6a-l Kompleks-2 - 12 X X X √ X X √ X X √ √ X X X C7a-e Kompleks-3 - 5 X X X X X X √ X X X √ X C8 Komplesk-4 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √ 38 D1a-e Setengah silinder 50 5 √ X X √ X X √ X √ √ √ √ √ √ D2a-j Lubang Ulir M10 10 X X X X X X √ X X X √ X X X D3a-3 Lubang silinder 5 5 X X X X X X X √ √ X X X X X D4a-b Lubang Silinder 12H7 2 X X X X X X √ X X X √ X X X D5 Lubang silinder ? 1 X X X X X X √ X X X √ X X X D6a-l Lubang Ulir M6 12 X X X X X X √ X X X √ X X X D7a-0 Setengan bola  15 X X X X X √ X X X X √ X X X D8 Komplek-1 - 4 X X X X X X X X X X √ √ X X D9 Komplek-2 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √ 55 E1a-b Silinder berlubang ulir 30 2 X X X X X X √ X X X √ X X X E2a-b Silinder berlubang ulir M10 2 X √ X X X X √ X √ X √ X X X E3a-d Silinder pejal 20 4 X √ X X X X √ X X X √ X X X E4a-b Silinder pejal 20 2 X √ X X X X √ X X X √ X X X E5a-b Silinder pejal 20 2 X √ X X X X √ X X X √ X X X E6a-c Silinder pejal  3 X √ X X X X √ X √ X √ X X X E7 Silinder pejal berlubang - 1 √ X X X X X √ X X X √ X X X E8 Komplek-1 - 1 X √ X X X X √ X X X √ X X X E9 Silinder berlubang ulir - 5 X X X X X X √ X √ √ √ √ X X E10 Komplek-2 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √ 23 F1a-b Silinder berlubang ulir M10 2 X √ X X X X √ X X X √ X X X F2a-d Silinder pejal  4 X √ X X X X √ X √ X √ X X X F3a-c Silinder pejal berlubang M8 3 X √ X X X X √ X X X √ X X X F4a-b Silinder pejal berlubang M8 2 X √ X X X X √ X X X √ X X X F5 Komplek-1 - 1 X √ X X X √ √ X X √ √ X X X F6 Komplek-2 - 1 X X X X X X X X √ X √ √ X X F7 Silinder berlubang ulir 30 1 X X X X X X √ X X X √ X X X F8 Komplek-3 10 1 X X X X X X X √ X X √ X X X F9 Komplek-4 - 1 X √ X X X X √ X √ √ √ X √ √ TOTAL SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI BENTUK ORIENTASI POSISI RUN_OUT NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH POSISI RUN_OUT SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI BENTUK ORIENTASI TOTAL TOTAL NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH TOTAL POSISI RUN_OUTBENTUK ORIENTASI NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI RUN_OUTBENTUK ORIENTASI POSISI NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI ORIENTASI POSISI RUN_OUTBENTUK TOTAL NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI SIMBOL TOLERANSI GEOMETRI BENTUK ORIENTASI POSISI RUN_OUT NO FITUR SPESIFIKASI JUMLAH Karakterisasi fitur
  • 63. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3a : Pengukuran Rencana pengendalian fitur
  • 64. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3a : Pengukuran Fitur utama yang harus dikendalikan
  • 65. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3a : Pengukuran Pengukuran yang dilakukan
  • 66. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3a : Pengukuran Hasil Pengukuran dengan metoda kontak
  • 67. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Setiap Peserta) Jelaskan cara mengukur : Diameter lubang silinder no.1 ; silindrisitas lubang silinder no.1; Kerataan permukaan atas; Kesejajaran permukaan depan dan belakang; Jarak sumbu crankshaft terhadap permukaan atas; Ketegaklurusan lubang silinder 1 dengan permukaan bawah.
  • 68. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3a : Pengukuran
  • 69. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Perencanaan dan Pemindaian
  • 70. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Pemrosesan point cloud
  • 71. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Pemrosesan polygon (membuat meshing)
  • 72. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Pemrosesan polygon (memperbaiki meshing)
  • 73. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
  • 74. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Analisa region group
  • 75. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Membuat sistem koordinat
  • 76. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
  • 77. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
  • 78. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Merencanakan struktur feature engine block)
  • 79. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Proses pembuatan solid feature)
  • 80. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Proses pembuatan badan utama engine block
  • 81. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Proses pembuatan fitur pada permukaan engine block
  • 82. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Model 3D engine block
  • 83. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
  • 84. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Model 2D engine block
  • 85. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Datum feature pada engine block
  • 86. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) Langkah 3b : Pemodelan Verifikasi model CAD
  • 87. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 1. Pemindaian point cloud
  • 88. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 2. Pengolahan data point cloud & meshing
  • 89. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 2. Pengukuran metoda kontak dan non kontak
  • 90. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 2. Pengukuran metoda kontak dan non kontak
  • 91. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 3. Pemodelan 1. Model yang dibuat dapat menghasilkan seluruh feature pada keenam permukaan, dan menjamin sistem sirkulasi pelumas, pendingin, dan dudukan komponen berpasangan lainnya. 2. Sistem koordinat merupakan perpotongan datum reference frame primer, sekunder, dan tertiar yang tepat terletak di permukaan atas engine blok dan sumbu silinder 3. Pemilihan sumbu silinder tiga didasari langkah kerja teoritis engine (langkah kerja). 3. Sumbu-Y yang terletak pada perpotongan datum reference frame sekunder dan tertier digunakan juga sebagai garis simetris untuk membentuk feature di permukaan atas dan bawah. 4. Sumbu-Z yang terletak pada perpotongan datum reference frame primer dan tertier digunakan juga sebagai garis simetris untuk membentuk fitur di permukaan depan dan belakang.
  • 92. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 3. Pemodelan 5. Permukaan yang harus sejajar adalah : permukaan depan dan belakang, permukaan atas dan bawah, beberapa feature pada permukaan kiri dan kanan. 6. Permukaan yang harus tegaklurus adalah permukaan atas/bawah dengan permukaan atas dan bawah, serta beberapa feature yang mengalami proses pemesinan pada permukaan kiri dan kanan. 7. Untuk menjamin kesejajaran dan ketegaklurusan diantara beberapa feature, arah proses penghasilan feature solid pada pemodelan dilakukan dengan jalan offset datum reference frame.
  • 93. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 8. Feature pada permukaan yang berpasangan dijaga keratannya untuk menjamin fungsi pada saat perakitan dilakukan, seperti pada permukaan atas, bawah, depan, belakang, kiri, dan kanan. 9. Keempat buah sumbu silinder terletak pada datum reference frame sekunder, tegak lurus terhadap datum reference frame primer, dan saling sejajar diantara keempat buah sumbu tersebut. 10. Sumbu lubang dudukan bantalan tegak lurus terhadap keempat buah sumbu silinder dan terletak pada datum reference frame sekunder. 11. Seluruh permukaan pada pengikat bantalan terletak pada bidang rata dan sejajar terhadap datum reference frame primer. 12. Pena penepat yang terdapat pada permukan berfungsi sebagai penepat dan menjaga pergeseran pada saat perakitan sehingga menunjang fungsi komponen tersebut. 13. Dimensi nominal untuk beberapa fitur yang memiliki kesatuan fungsi adalah seragam, seperti pada keempat buah silinder, lubang baut pengikat oil pan pada permukaan bawah, lubang pengikat diantara engine block dan engine head.
  • 94. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 3. Pemodelan
  • 95. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 3. Pemodelan
  • 96. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 3. Pemodelan
  • 97. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) ANALISA 3. Pemodelan
  • 98. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan) DISKUSIKAN : LANGKAH APA SAJA YANG HARUS DILAKUKAN
  • 99. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) STUDI KASUS (Langkah 3b : Pemodelan)
  • 100. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) KESIMPULAN 1. Pengumpulan informasi produk dan analisis fungsi sangat diperlukan dalam membangun model 3D suatu produk. Feature yang dihasilkan akan memenuhi persyaratan dimensi dan toleransi geometrik, dan akan membantu dalam proses pemodelan, proses manufaktur, proses pengukuran, proses pemeriksaan kualitas, dan proses perakitan. 2. Perangkat lunak Geomagic Design-X berhasil digunakan untuk merealisasikan proses parametric solid modeling untuk menghasilkan model engine block. Skets yang dibuat berdasarkan validasi ukuran, sehingga akan memperbaiki kondisi penyimpangan atau deviasi yang diakibatkan kesalahan pada proses manufaktur. Pembuatan feature solid memenuhi kaidah dimensi dan toleransi geometrik. 3. Karakteristik model yang dibangun mempertimbangkan design intent pada engine block. Ekstrak fitur secara otomatis ke dalam perangkat lunak CAD dapat menimbulkan deviasi yang seharusnya diperbaiki sebagai dasar model untuk menjamin sifat keterbuatan, keterukuran, keterakitan, dan ketertukaran.
  • 101. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) SARAN 1. Pemrosesan data berupa point cloud menjadi mesh harus dilakukan dengan persiapan yang matang. Beberapa persiapan alat bantu pencekam produk dan orientasi pemindaian harus dibuat/dilakukan untuk mendapatkan kualitas mesh yang baik. 2. Pengukuran menggunakan metoda kontak tetap diperlukan untuk menghasilkan model engine block, terutama pada feature solid primitive seperti lubang, alur, yang memiliki ukuran kecil. 3. Dimensi dan toleransi geometrik ditentukan di awal proses, dan tidak hanya pada datum feature.
  • 102. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) KESIMPULAN PESERTA PELATIHAN 1. ………………….. 2. ………………….. 3. ………………….
  • 103. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) SARAN PESERTA PELATIHAN 1. ………………….. 2. ………………….. 3. ………………….
  • 104. NextPrevious PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01) AKHIR KATA TERIMA KASIH & MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN