Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri halal untuk meningkatkan ekspor dan pariwisata. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain mempromosikan produk halal ke pasar global, meningkatkan sertifikasi produk halal, serta melatih SDM agar dapat bersaing di industri halal.
1. Implementasi Teknologi
Industri 4.0 pada TNI AD,
Menuju Era Kemampuan
Peperangan Cyber Physical
Dipersiapkan oleh Dony Riyanto
Untuk dan dari Komunitas TIKAD
2. DISCLAIMER
• Penulis adalah sipil, anggota komunitas TIKAD, bukan ahli militer,
dan belum pernah mendapatkan pendidikan formal militer.
• Penulis pernah melakukan kunjungan kerja, kunjungan pameran,
kegiatan pelatihan pendukung, kegiatan litbang (hingga uji sistem
dan uji fungsi), kunjungan survei/studi banding, pengajuan usulan
dan proposal penelitian (badan maupun perorangan).
• Penulis adalah pengamat dan pembina (admin) komunitas online
untuk bidang: energi, drone, militer, aerospace, pemetaan, infosec.
• Penulis adalah pengurus dan inisiator Asosiasi Sistem dan Teknologi
Tanpa Awak, dan pengurus World UAV Federation Indonesia
• Intensi/tujuan penulisan adalah sharing session dan kajian singkat
membandingkan revolusi (teknologi) Industri 4.0 dengan militer, dan
kesimpulan/saran dari pengalaman/pemikiran pribadi.
3. Agenda
•Revolusi Industri
•Industrial Internet
•Cyber Physical Systems
•Artificial Intelligence
•Kekuatan TNI AD
•Cyber Security vs Cyber War(fare) vs Cyber Physical
•Future Combat System
•Kesiapan TNI AD
• Penutup
4. Revolusi Industri
Industri 4.0 bukan lagi jargon
baru saat ini.
4 April 2018, Presiden RI, Bp
Joko Widodo beserta beberapa
menteri telah meresmikan
Industrial Summit 2018
sekaligus meresmikan
Roadmap Industri 4.0 Indonesia
Industri 4.0 sendiri bukanlah
sulap atau sihir, tetapi
merupakan puncak inovasi
industri penggabungan
berbagai teknologi mutakhir
5. Revolusi Industri
•Berawal dari penemuan mesin uap, dan digunakan untuk mengubah
secara besar-besaran cara bisnis untuk memproduksi barang dengan
biaya lebih murah,
•hingga penggabungan kemampuan fisik, maya dan manusia
(hardware-software-brainware). Tidak ada lagi jurang pemisah,
semuanya bekerja berkolaborasi seamless.
6. Revolusi Industri
• Ini bukan cerita science-fiction atau film
Hollywood yang menghayalkan teknologi
super canggih
• Ini nyata, real, sudah ada didepan mata,
bahkan dunia berlomba-lomba untuk
menjadi yang paling menguasainya, dari sisi
SDM, kuantitas, maupun kualitas
• Sekali lagi ini “REAL”..... Banyak diantara kita
belum sadar arti pentingnya (baru
mendengar rumor dan cerita saja).
7. Revolusi Industri
Apa teknologi yang mendorong terjadinya revolusi Industri 4.0?
• Industrial Internet
• IoT / Robotics / Drone
• Artificial Intelligence
• Big Data
8. Industrial Internet
• Istilah ini diperkenalkan pertamakali oleh seorang engineer
perusahaan General Electric.
• Dimana internet yang dimaksud berbeda dengan internet yang
'biasa' digunakan untuk kebutuhan email, socmed, website.
• Internet yang dimaksud adalah internet yang dipakai untuk
mesin-mesin industri, tidak hanya agar antar mesin bisa
berkomunikasi (M2M), tetapi juga agar mesin, sistem dan manusia
bisa saling menjadi produser dan konsumer (PubSub system) dari
data yang dihasilkan
• Tidak hanya untuk Data Mining, tetapi termasuk untuk Big Data,
prediction (Machine Learning/Deep Learning), Data Science
• Tidak hanya untuk alat bantu pengambilan keputusan (Decission
Support System), tetapi juga bisa secara realtime mengambil
keputusan dan membuat SOP sendiri (prescription) dan
mengeksekusinya
9. Industrial Internet
• Tak usah jauh-jauh ke negeri seberang. Industrial internet sudah ada disekitar kita
sehari-hari.
• Mau menuju suatu lokasi? Buka hp android, ucapkan “Hello Google”, “tampilkan
navigasi meuju ke monas”. Hp kita akan menampilkan peta lengkap beserta arah,
jarak, pilihan jalur, jenis transportasi beserta estimasi waktu tempuh realtime,
bahkan harga dari taksi/ojek online
• Klik salah satu taksi online, tidak hanya koordinat kita yang diketahui, tetapi sistem
secara otomatis meng-asumsikan nama lokasi kita saat ini dan nama lokasi tujuan,
lengkap dengan harga (kalau kita ingat, taksi konvensional pun tidak bisa
menentukan harga)
• Maka tidak berapa lama kemudian ada sebuah mobil yang menjemput kita lengkap
dengan sapaan nama. Supir akan dipandu side-by-side navigation lengkap dengan
suara pemandu berbahasa Indonesia
• Tinggal menunggu waktu (karena di US, China dan beberapa negara baju termasuk
Singapore sudah diterapkan) kendaraan penjemputnya pun driverless. Semuanya
autonomous
10. Industrial Internet
• Google bahkan tahun lalu sudah berhasil mendemonstrasikan, hanya dengan suara, dapat mengatur agenda kerja, bahkan
memesankan (reservasi) salon. Tidak hanya menerima perintah suara, tetapi juga secara otomatis sistem menelpon salon
tersebut, berkomunikasi dengan karyawan salon untuk reservasi salon pada jam yang diminta “tuan”nya, dan
berkomunikasi seperti layaknya seorang asisten dalam wujud manusia normal.
• Tetapi itu bukan “industri”....(Mungkin
anda bertanya demikian). GE sejak
beberapa tahun lalu memperkenalkan
PREDIX (di Indonesia). Sebuah “Sistem
Operasi” Industri yang di klaim mampu
menjadi platform kolaborasi manusia
dengan mesin-mesin Industri, dari
turbin pesawat, lokomotif, hingga
pembangkit listrik secara realtime.
12. Cyber Physical Systems
• Mekanisme kendali dan monitor berbasis komputer (tidak hanya
microcontroller)
• Fisik, software dan manusia terhubung secara online, terintegrasi,
seamless, realtime, melalui jaringan komputer (industrial internet)
• Meliputi:
• Jaringan listrik pintar
• Wahana swakendali
• Pengawasan medis
• Robotika
• Autopilot
• Sistem kendali proses
• dsb
14. Artificial Intelligence
• Sebuah sistem yang meniru kecerdasan manusia dalam berbagai bentuk
• Cakupannya luas:
• Mulai dari yang paling sederhana spt
Fuzzy Logic dan Expert Systems
• Sampai “Symbolic AI”, dimana sebuah
sistem harus secara aktif diberi
“bahan ajar”.
• Hingga AI termutakhir, dimana menggunakan
turunan metode Neural Network yang
mampu belajar secara mandiri tanpa di-
beri data label/output (unsupervised)
15. Artificial Intelligence
AI dapat digunakan untuk:
• Pengenalan objek yang kompleks (3D/4D, polymorphic,
unidentified/uncategorized object, dsb) .
• Pengenalan suara/text dan speech. Mengerti/memahami konteks
kalimat dan mampu menjawab layaknya manusia, baik suara
maupun text (bahkan adu debat).
• Prediksi, klasifikasi, pengelompokan (clustering) data/object
• Mendeteksi anomali, melakukan rekomendasi, mengambil tindakan
dengan error-rate yang semakin rendah, dsb
16. Artificial Intelligence
• Sudah menjadi prioritas utama beberapa negara maju
• Mendapatkan porsi pengembangan SDM kompeten AI cukup besar
pada negara-negara maju dan perusahaan-perusahaan raksasa
dunia (termasuk militer dan INHAN)
• Sudah masuk kebijakan strategis pemerintah beberapa negara
• Sudah dapat mengancam keamanan/kestabilan polhukam dunia
internasional, terbukti dengan beberapa peristiwa internasional
(seperti kasus Boeing, 5G, perang dagang, pilpres USA, botnet,
wannacry, wikileaks, snowden, dsb)
17. Kekuatan TNI AD
Antara lain:
•Leopard 2 MBT
•Harimau / Kaplan MT
•Scorpion
•AMX-13
•Anoa
•Badak
•Tarantula
•ATAV
•MLRS RHAN 122B
• Starstreak
• Mistral
• RBS70
• Bofors L-70
• S-60
System/software/simulator:
• Simulator RANPUR (AMX/MBT)
• Simulator Pesawat (Super Puma NAS-332)
• Simulator misil (RBS70/mistral/starstreak)
• Alat Kendali Tembak (AKT)
• Target Drone Laser Trainer (S-60/L-70)
• Battle-field Management System (BMS)
• Simulasi PALAGAN/multiscreen (PUSSIMPUR)
• War Room Simulator (SESKO TNI)
Segera:
• 6 MALE Drone
(TAI Anka atau CASC CH-4 Rainbow)
• 4 Insitu (Boeing) ScanEagle
• AeroVironment SwitchBlade
24. Cyber Security VS Cyber War(fare)
Cybersecurity:
• Only IT related and internal (mostly
defensive/safeguarding)
Types of threat:
• Virus, malware, ransomware
• Application reverse engineering/fuzz/injection
• Network penetration/intrusion
• Phishing/ Social Engineering attack
• Fraud / cyber crime
• Business/organization wide disruption
Motivations:
• Civil / business security
• Application security
• Information/Data leakage
• Network security
• Data lost/Disaster recovery/Business continuity
• Operational security
• User education, Security Awareness/Compliance
Cyber war(fare):
• Only IT related but including external & internal
systems, offensive and defensive
Types of threat:
• Espionage
• Sabotage
• Propaganda
• Nationwide disruption (economic/nature
resource/vital facilities/etc)
Motivations:
• Military & Civil (country/region level)
• Hacktivism
• Private sector
• Non-profit research
• Cyberpeace
• Counterintelligence
• National sovereignty/Resiliency
25. Cyber War(fare) vs Cyber Physical
Cyber Physical:
• IT and non IT infra. Including machinery, vehicle, sensors
Types of threat:
• Any type of threat of physical and cyber
29. Future Combat System
• Sebuah program pemutakhiran militer Amerika Serikat yang diperkenalkan
sejak 1999, dan dimulai tahun 2003. Sempat dibatalkan pada tahun 2009,
setelah menghabiskan dana sebesar 18 Juta USD tanpa hasil maksimal
(dirangkum dari beberapa laporan)
• Meliputi beberapa sub-system aktif a.l:
• FCS Network
• Future Force Warrior
• Vehicle (dari kendaraan darat, laut, udara tanpa awak, maupun berawak)
• Devices (munisi, ground sensors, NLOS)
• Jaringan berpusat pada sistem operasi baru (SOSCOE) yang masuk kategori
RTOS
• Mengalami banyak hambatan.
• Beberapa kali mengalami restrukturisasi. Salah satunya berbentuk Objective
Force dimulai 2011 diperkirakan selesai 2032 (dirangkum dari berbagai sumber)
31. Kesiapan Indonesia, khususnya TNI AD
Berkaca pada beberapa laporan di atas, dan latar belakang penulisan
paparan, penulis mengambil beberapa kesimpulan:
• Revolusi Industri adalah sebuah revolusi yang tidak bisa dihindari
dan jika dimanfaatkan dengan baik akan berdampak positif secara
nasional
• Tidak terkecuali berimbas pada teknologi militer. FCS merupakan
salah satu bentuk implementasi teknologi Industri 4.0
• Namun semua itu tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Terbukti
untuk negara adhidaya seperti Amerika Serikat pun masih
mengalami kesulitan.
• Namun bukan berarti Indonesia khususnya TNI AD berdiam diri dan
tidak melakukan antisipasi/persiapan.
32. Kesiapan TNI AD
Kesiapan TNI AD terutama pada PUSSEN ARHANUD, PUSSENKAV,
PUSSENARMED, PUSSENINF, PUSSIMPUR, DISLITBANGAD, dan dalam
kolaborasi dengan SESKO(AD), BALITBANG KEMHAN, UNHAN, INHAN,
TNI lintas matra, dsb, sudah memiliki berbagai kesiapan:
• ALUTSISTA dengan kemampuan cyber (kendali elektronik/otomatis
dan atau kelengkapan elektronik)
• LITBANG yang mendukung kekuatan cyber
• Simulator/Diklat/Sekolah yang mendukung kekuatan cyber
• RENSTRA
33. Kesiapan TNI AD
Namun masih memiliki kekurangan antara lain:
• Pelaksanaan dan/atau hasil LITBANG yang belum maksimal.
• Kelemahan dalam produksi massal, yang disebabkan hal a.l:
• Gagal sertifikasi
• Terbatasnya industri suku cadang/bahan pendukung
• Terbatasnya SDM dengan kompetensi yang dibutuhkan
• Hambatan birokrasi/regulasi
• Penyusunan anggaran litbang yang cukup/tepatguna/tepat sasaran
• Harus memperkuat kolaborasi/komunikasi antar
satuan/matra/instsitusi, khususnya kolaborasi dengan sipil baik
INHAN, maupun civitas akademika/komunitas/pemerhati/ahli.
34. Kesiapan TNI AD
• Optimalisasi dan regulasi pemanfaatan frekuensi radio
komunikasi/data. Baik terrestrial, satelit maupun bawah laut. Baik
statik, bergerak, maupun portable.
• Peningkatan cyber security awareness (baik ALUTSISTA, perkantoran
maupun komputasi jinjing/personil)
• Sistem komunikasi hybrid anti sadap dengan spek militer
(suara/text/data) untuk operasi militer maupun kegiatan reguler.
• Penerapan/pengoptimalan keamanan informasi (data lost
prevention/detection)
• Protocol dan regulasi keamanan data dan manajemen risiko secara
komprehensif
• Diseminasi, penyimpanan dan harwat hasil-hasil litbang
• Penetapan Rencana Jangka Panjang-Menengah untuk Militer 4.0
35. Penutup
• Kolaborasi dan diskusi fokus antara TNI AD dan TIKAD dapat menjadi
salah satu cara yang baik untuk meningkatkan
kemampuan/kemandirian kemampuan TNI AD, secara luas, dan
khususnya adopsi teknologi mutakhir (berpusat pada teknologi
komputer/cyber security/cyber warfare/cyber physical)
• Diperlukan pengukuhan yang sah untuk TIKAD agar dapat
melakukan langkah-langkah yang bersifat legal dan strategis
• Komunitas TIKAD yang sah secara hukum, akan menjadi role-model
yang baik dari sebuah kolaborasi komunitas sipil dan TNI.