SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
95
KEGIATAN BELAJAR
Otoritas Jasa Keuangan
A.Pengertian OJK
Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk beberapa orang mungkin belum
dikenal dengan jelas. Sebelum mengetahui
lebih jauh apa itu OJK maka terlebih
dahulu kita mengenal apa yang dimaksud
dengan jasa keuangan. Otoritas Jasa
keuangan adalah suatu istilah yang
digunakan untuk
Gambar 4.1. Otoritas Jasa Keuangan
Sumber : https://investasi.online/mengenal-apa-itu-ojk-dan-fungsinya/
4
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Peserta PPG menguasai konsep uang dan lembaga keuangan,
kebanksentralan dan OJK, serta hasil penelitian terkait
Pokok-Pokok Materi
A. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
B. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan
C. Fungsi dan Asas Otoritas Jasa Keuangan
D. Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan
URAIAN MATERI
96
merujuk jasa yang disediakan oleh industri keuangan. Otoritas Jasa keuangan juga digunakan
untuk merujuk pada organisasi yang menangani pengelolaan dana. Menurut Undang-undang
Nomor 21 Tahun 2011 pasal 1 menyatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya
disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Pembentukan OJK ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Otoritas Jasa Keuangan yang diresmikan pada 16 Juli 2012. Terdapat 3 (tiga) alasan khusus
pendirian OJK di Indonesia, yaitu:
1. Perkembangan system keuangan karena adanya konglomerasi bisnis,, produk kombinasi
(hybrid product) dan regulatory arbitrage.
2. Permasalahan di sector karena adanya moral hazard, perlindungan konsumen, dan
koordinasi lintas sectoral.
3. UU NO 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia, Pasal 34 yang mengamanatkan
pembentukan le,baga pengawasan sector jasa keuangan.
Lima tahapan berdirinya OJK hingga dapat melaksanakan seluruh fungsi dan
kewenangannya adalah:
 15 Agustus 2012 pembentukan Tim Transisi OJK Tahap I dengan tujuan membantu
Dewan Komisioner OJK untuk melaksanakan tugas.
 31 Desember 2012, OJK mulai aktivitasnya secara efektif meliputi fungsinya dalam
Pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank.
 18 Maret 2013, pembentukan Tim Transisi OJK Tahap II dengan tujuan membantu Dewan
Komisioner OJK untuk menjalankan pengalihan fungsi, kewenangan, serta tugas terkait
Pengaturan dan Pengawasan Perbankan dari BI.
 31 Desember 2013, OJK mulai menjalankan fungsinya yaitu memonitor kinerja
Perbankan.
 01 Januari 2015, OJK mulai menjalankan tugasnya dengan cakupan yang kian luas yaitu
monitoring industry Non-Bank, termasuk Pengaturan dan Pengawasan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM).
Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa
keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat
memajukan kesejahteraan umum.
Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:
97
1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan:
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Pada dasarnya UU mengenai OJK hanya mengatur mengenai pengorganisasian dan tata
pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan
pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan dibentuknya OJK ini dapat
dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani permasalahan yang
timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem
keuangan dan agar adanya pengaturan juga pengawasan yang lebih terintegrasi.
Sumber : https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Tata-Kelola.aspx
Gambar 4.2. Tata Kelola Otoritas Jasa Keuangan
OJK sebagai lembaga yang dibentuk oleh pemerintah memiliki tugas yang sangat
mulia. Kehadiran OJK yang membela semua kepentingan dengan kemajuan perekonomian
negara secara luas dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Oleh karena itu segala sepak
terjang OJK sangat didukung oleh berbagai pihak di tanah air.
98
Posisi OJK dalam memajukan perekonomian negaara dan meningkatkan kemakmuran
masyarakat Indonesia, sangatlah strategis. OJK memiliki senjata yang ampuh untuk
mengatur,menegakkan, dan mengambil tindakan atas tugas dan wewenang yang telah
diberikan kepadanya. Adapun nilai strategis OJK adalah;
Integritas
Integritas adalah bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan
organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen mewujudkan system keuangan
yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
Profesionalisme
Profesionalisme adalah Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang
tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.
Sinergi
Sinergi adalah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun
eksternal secara produktif dan berkualitas.
Inklusif
Inklusif adalah terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta memperluas
kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan.
Visioner
Visioner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (Forward
Looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of The Box Thinking).
B. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan
Dalam kegiatan melakukan pengaturan dan pengawasan OJK memiliki tugas-tugas
tertentu. Disamping itu dalam melaksanakan tugasnya OJK juga memiliki wewenang.
Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2012 Pasal 6 OJK melaksanakan tugas
pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan,
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal,
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.
99
Sumber : https://www.ojk.go.id/id/Pages/Tax-Amnesty.aspx
Gambar 4.3. Industri Keuangan yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan
Lembaga Otoritas Jasa Keungan (OJK) telah didirikan dengan Undang-Undang No 21
tahun 2011 akan diberlakukan mulai tahun 1 Januari 2013, dengan tugas untuk mengawasi
lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Lembaga ini didirikan sesuai dengan amanat
pasal 34 UU No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Sesuai dengan bunyi pasal 34
tersebut bahwa yang dialihkan adalah tugas pengawasan bank, namun dalam
perkembangannya malah tugas pengaturan perbankan juga diambil alih, berarti tidak sesuai
dengan bunyi pasal tersebut.
Tugas pengaturan perbankan yang diambil alih dari Bank Indonesia, dapat
mengakibatkan pelaksanaan tugas pengelolaan moneter dapat terganggu karena ketika timbul
masalah dengan perbankan, Bank Indonesia sudah tidak berhak mengatur perbankan, padahal
pengelolaan moneter tidak lepas dari kinerja perbankan nasional karena sebagaimana
disebutkan di atas, perbankan adalah lembaga yang menguasai sekitar 80% sistem keuangan
nasional. Sekalipun terdapat pasal-pasal yang memungkinkan OJK dapat berkoordinasi
dengan Bank Indonesia apabila perekonomian dalam kondisi krisis, namun pekerjaan
koordinasi di negeri ini masih relatif “mahal”, padahal dalam kondisi krisis penanganan harus
dilakukan secara cepat.
100
Beberapa perbedaan wewenang/ketentuan dan praktek-praktek operasional baru antara
Bank Indonesia dan OJK dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut :
Tabel 4.1. Perbedaan wewenang Bank Indonesia dan OJK
No Bank Indonesia OJK
1 Hanya mengawasi lembaga perbankan Mengawasi lembaga bank dan LK lainnya
2 Biaya operasional bersumber dari
intern Bank Indonesia
Biaya operasional dapat bersumber dari
APBN atau pungutan/fee dari lembaga yang
diawasinya
3 Tidak memungut biaya dari bankbank
yang diawasinya
Akan memungut fee dari lembaga yang
diawasinya untuk biaya operasionalnya
4 Tidak memungut biaya dari proses Akan memungut biaya dari perijinan yang
perijinan yang diberikan kepada bank-bank
dikeluarkannya kepada lembaga keuaangan
yang diawasinya.
5 Sebagai Pengawas perbankan, tidak
memiliki kewenangan untuk
melakukan penyidikan atas kasuskasus
yang terindikasi penyeleweangan,
namun memiliki MOU dengan Kapolri
dan Kejagung dalam penanganan
Tindak Pidana di Bidang Perbankan.
Sebagai pengawas lembaga keuangan
memiliki wewenang untuk melakukan
penyidikan atas kasus-kasus yang
terindikasi penyelewangan
Wewenang OJK
Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas
pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
a. Menetapkan peraturan
b. Menetapkan peraturan perundang-udangan di sektor jasa keuangan
c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
101
g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga
Jasa Keuangan;
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala eksekutif;
c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan
lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
d. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu;
e. Melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
1). Memberikan dan/atau mencabut:
2). Izin usaha;
3). Izin orang perseorangan;
4). Efektifnya pernyataan
5). Pendaftaran;
6). Surat tanda terdaftar;
7). Persetujuan melakukan kegiatan
8). Usaha; pengesahan;
9). Persetujuan atau penetapan
10). Pembubaran,
h. Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan.
Kerjasama dan Koordinasi Lintas Institusi
Banyaknya tugas OJK yang berkaitan dengan institusi lainmenyebabkan OJK harus
melaksanakan koordinasi yang baik supaya tidak terjadi tumpng tindih
(overlapping)kewenangan atau saling lempar tanggung jawab diantara institusi. Adapun
koordinasi OJK dengan institusi lain berbentuk:
102
1. Koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam
hal:
a. Membangun dan memelihara sarana dan pertukaran informasi secara terpadu .
b. Berbagai seluruh informasi tentang perbankan dan menjaga kerahasiaan.
c. Kegiatan pemeriksaan bank, dalam hal ini OJK segera menginformasikan ke BI apabila
menemukan bank yang mengalami kesulitas likuiditas atau memiliki kondisi yang
memburuk untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang sesuai dengan kewenangan BI.
2. Koordinasi dengan BI dan LPS, dan Kementrian Keuangan untuk menjaga stabilitas
system keuangan dan untuk mencegah serta menangani krisis keuangan.
3. Bekerjasama serta berkoordinasi dengan lian, termasuk apparat penegak hukum unutk
kepentingan penyidikan dan perlindungan konsumen.
4. Bekerja sama dan berkoordinasi dengan instansi nasional maupun internasional
berdasarkan resiprositas yang seimbang
Ketua Dewan Komisioner OJK bersama-sama Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan
Ketua Dewan Komisioner LPS tergabung didalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem
Keuangan (FKSSKK) sebagai protocol koordinasi yang bertugas untuk menjaga stabilitas
system keuangan. Mekanisme keputusan FKSSK bersifat musyawarah untuk mufakat, dan
bila tidak mencapai kesepakatan akan dilakukan dengan suara terbanyak. Dalam kondisi
normal, FKSSK bertugas untuk:
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi system keuangan dan pertukaran informasi.
2. Membuat rekomendasi kepada anggota untuk melakukan tindakan dan/atau membuat
kebijakan dalam rangka memelihara stabilitas system keuangan.
3. Mengadakan rapat minimal sekali dalam 3(tiga) bulan.
Dalam kondisi tidak normal, setiap anggota bisa mengajukan ke FKSSK untuk segera
melakukan rapat guna memutuskan langkah-langkah pencegahan maupun penanganan krisis
yang sesuai dengan kewenangan masing-masing anggota.
Perlindungan Konsumen dan Masyarakat
Dalam hal perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK diberikan kewenangan untuk
melaksanakan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat. Bentuk
perlindungan adalah meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya
apabila kegiatan itu berpotensi merugikan masyarakat. Kemudian OJK akan melakukan
pembelaan hukum untuk kepentingan konsumen berupa pengajuan gugatan di pengadilan
terhadap pihak-pihak yang menyebabkan kerugian bagi konsumen di sector jasa keuangan.
103
OJK juga memberi peringatan kepada perusahaan yang dianggap menyimpang agar
segera memperbaikinya. Kemudian memberikan informasi kepada masyarakat tentang
aktivitas perusahaan yang dapat merugikan masyarakat.
Dengan demikian kehadiran OJK benar-benar dapat memberikan perlindungan
sepenuhnya kepada masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman. Kehadiran OJK, mampu
meminimalkan kerugian yang diderita masyarakat akibat perbuatan nakal lembaga jasa
keuangan. Hanya saja masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dalam melakukan bisnis,
perhatikan rambu-rambu yang jelas, sebelum melakukan kegiatan usaha terutama dibidang
bisnis jasa keuangan.
Akuntabilitas Pelaksanaan Tugas
Pengaturan tentang akuntabilitas OJK diatur dalam BAB IX UU OJK, yang secara
ringkas disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Akuntabilitas Otoritas Jasa Keuangan
No Jenis Kegiatan Kewajiban OJK
1 Terkait Rencana Kerja dan
Anggaran
1. Menyusun rencana kerja dan anggaran
2. Anggaran diajukan ke DPR untuk mendapat persetujuan
2 Terkait Pelaporan 1. Menyusun laporan keuangan dan laporan kegiatan
2. Menyampaikan laporan –laporan kepada Presiden dan
DPR
3 Terkait Transparansi 1. Laporan keuangan OJK diaudit BPK atau KAP yang
ditunjuk BPK
2. OJK menggunakan laporan tahunan OJK kepada public
melalui media cetak dan elektronik.
Pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan
Sebagaimana suatu lembaga untuk menjalankan aktivitasnya dibutuhkan sejumlah dana
agar lembaga tersebut dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Tanpa ada dukungan dana,
maka sulit diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal. Demikian juga dengan OJK
kehadirannya memerlukan sejumlah dana yang besarnya sesuai dengan beban tugas yang
telah diberikan.
Untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional OJK . OJK memperoleh dana
anggaran yang berasal dari 2 (dua) sumber, yaitu:
1. Pungutan dari pihak-pihak yang melakukan kegiatan di sector jasa keuangan, yang dalam
hal ini besaran pungutan disesuaikan dengan kemampuan pihak yang melakukan kegiatan
104
Jendela Ekonomi
Anggaran operasional OJK
berasal dari APBN dan/
atau hasil pungutan dari
lembaga keuangan yang
diawasi. Hal ini juga
merupakan praktek baru
otoritas pengawas
khususnya perbankan.
Kalau tidak dikelola
dengan hati-hati dapat
menimbulkan benturan
kepentingan. Lembaga
yang diawasi memungut
fee dari lembaga yang
diawasi. Sekalipun hal ini
dikatakan mencontoh di
berbagai negara, namun
tentu kondisinya berbeda.
Alangkah lebih elegant
dan berwibawa kalau
anggaran operasional OJK
dibebankan pada APBN
seluruhnya
(Sumber: Murdadi, 2012)
disektor jasa keuangan, seperti perbankan, perusahaan asuransi, lembaga pembiayaan dan
lain sebagainya,
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana APBN akan diberikan apabila
pungutan dari peserta tidak mencukupi kegiatan pembiayaan kegiatan OJK.
C. Fungsi dan Asas-asas OJK
Pada Pasal 5 UU No. 21 Tahun 2011 Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Dengan kata lain,
OJK berperan sebagai badan independen yang berwenang
untuk mengatur, mengawasi, memeriksa dan melakukan
investigasi terhadap sector jasa keuangan dengan tujuan utama
untuk mempromosikan mempromosikan dan mengatur sebuah
system yang berisi berbagai aturan dan pengawasan secara
terpadu terhadap seluruh kegiatan yang terdapat dalam sector
jasa-jasa keuangan. OJK didirikan untuk menggantikan peran
Bapepam-LK sehingga OJK menjadi otoritas yang memiliki
kekuasaan penuh mulai mulai dari pengawasan, pengaturan,
hingga penyelidikan terhadap korupsi baru yang menerpa
sebuah lembaga keuangan. Sehingga fungsi utama dari OJK
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Memastikan bahwa seluruh sector dalam kegiatan jasa-jasa keuangan telash
diselenggarakan melalui tata cara yang terorganisasi dengan baik (organized), adil (fair),
transparent dan akuntabel
b. Mempromosikan sebuah system keuangan yang tumbuh dalam suatu mekanisme yang
berkelanjutan dan stabil
c. Melindungi kepentingan konsumen di pasar keuangan.
Dalam melaksanakan kegiatannya OJK sendiri juga mempunyai asas-asas tertentu
yang harus dijadikan pedoman yaitu :
a. Asas Independensi, tentang sifat independensi OJK dalam melaksanakan kegiatannya
b. Asas Kepastian Hukum, yakni asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan
OJK; mengutamakan landasan dari UU yang berlaku untuk melakukan kegiatannya
105
c. Asas Kepentingan Umum, bahwa semua kegiatan OJK didasarkan untuk melindungi dan
memajukan kepentingan umum
d. Asas Profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang OJK, dengan tetap berlandaskan pasa kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan
e. Asas Integritas, OJK selalu berpegang teguh pada nilai moral dalam setiap tindakan dan
keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK
f. Asas Keterbukaan, yakni asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan OJK dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk
rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
g. Asas Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
harus dipertanggungjawabkaetiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.bahwa semua kegiatan dari OJK sendiri dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.
Dengan memperhatikan peran OJK yang sangat vital bagi kestabilan system keuangan
negara,maka lembaga ini harus bersifat independen sehingga mampu membangunkoordinasi
dengan BI sebagai otoritas moneter. Bersifat independen artinya bebas dari campur tangan
pihak lain, yang mempunyai tugas, fungsi dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan.
Menurut Luddin, dengan teritegrasinya system pengawasan keuangan (integrated
financial supeevision) dibawah OJK, maka ada tiga manfaat besar yang dapat diperoleh
melalui kehadiran OJK. Pertama, adanya kemudahan dalam melaksanakan harmonisasi
pengaturan keuangan negara sehingga tidak terjadi tumpang tindih (overlap)pengawasan dan
pengaturan oleh otoritas yang sama. Kedua, proses pengawasan dan pengaturan lembaga
keuangan tidak lagi terbentur kepada hambatan-hambatan yang bersifat internasional.
Ketiga, para pemangku kepentingan dapat mengakses secara komperhensif perlu data atau
informasi lembaga keuangan karena data atau informasi tersebut telah diolah secara terpadu
dan transparan sehingga mengurangi asymmetric information.
D. Struktur Kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan
Setiap pembentukan suatu organisasi pasti sudah dilengkapi dengan struktur organisasi
didalamnya. Seperti diketahui bahwa organisasi merupakan tempat atau wadah untuk
melaksanakan untuk suatu kegiatan. Sedangkan struktur organisasi merupakan bagan atau
106
komponen yang ada dalam suatu organisasi. Tiap komponen memiliki tugas, tanggung jawab
dan wewenang masing-masing.
Otoritas Jasa Keuangan memiliki dua struktur, yakni Dewan Komisioner dan Pelaksana
Kegiatan Operasional.
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terdiri dari:
1. Ketua merangkap anggota.
2. Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota.
3. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota.
4. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota.
5. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota.
6. Ketua Dewan Audit merangkap anggota.
7. Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
8. Anggota ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Bank
Indonesia.
9. Anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat Eselon I
Kementerian Keuangan.
Pelaksana Kegiatan Operasional Otoritas Jasa Keuangan terdiri dari:
1. Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I.
2. Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis II.
3. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawasan Sektor Perbankan.
4. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal.
5. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang Pengawasan Sektor IKNB.
6. Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko.
7. Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen memimpin bidang
Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
Setap Kepala Eksekutif dibantu oleh Deputi Komisioner dan Kepala Departemen yang
masing-masing membawahi suatu bidang yang spesifik. Misalnya, Kepala Eksekutif Pasar
Modal dibantu oleh Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I dan Deputi Komisioner
Pengawas Pasar Modal II. Di bawah dua Deputi Komisioner tersebut ada Departemen
Pengawasan PM 1A, Departemen Pengawasan PM 1B, Departemen Pengawasan PM 2A dan
Departemen Pengawasan PM 2B.
107
Sumber :https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Struktur-Organisasi.aspx
Gambar 4.4. Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
a. Peraturan Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
OJK telah menerbitkan Peraturan Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
Keuagangann yang bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat konsumen sambil
tetap mendukung pertumbuhan industry jasa keuangan. Pelaksanaan perlindungan konsumen
sector jasa keuangan mengacu kepada UU OJK Pasal 10 ayat (4) huruf g yang mencakup: (1)
Tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarkat (Pasal 28); (2) Pelayanan
pengaduan konsumen (Pasal 29) dan (3) Pembelaan Hukum (Pasal 30).
Dewan komisioner yang membidangi Edukasi dan Perlindungan menggunakan Twin
Peak Concept dalam perlindungan konsumen., yaitu tindakan preventif dan represif dalam
menjaga stabilitas system keuangan melalui system pengaturan dan pengawasan berdasarkan
prinsip kehati-hatian, serta secara simultan melakukan perlindungan konsumen jasa keuangan
dan marker conduct . Berbagai tindakan preventif adan represif OJK ditampilkan pada tabel
berikut:
108
Tabel 4.3. Tindakan Preventif dan Represif
Perlindungan
Konsumen
TIndakan OJK Acuan UU OJK
Preventif Memberikan informasi dan edukasi pada masyarkat atas
karakteristik sector jasa keuangan, payanan dan
produknya
Represif 1. Meminta lembaga jasa keuangan (LJK) untuk
menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut
berpotensi merugikan masyarakat .
2. Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan disektor jasa
keuangan
Pasal 28
1. Menyiapkan perangkat memadai untuk layanan
pengaduan konsumen
2. Membuat mekanisme pengaduan konsumen yang
dirugikan oleh pelaku di LJK
3. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yang
dirugikan oleh pelaku di LJK sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 29
1. Memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu
kepada LJK untuk menyelesaikan pengaduan
konsumen yang dirugikan oleh LJK tersebut.
2. Mengajukan gugatan:
a. Untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik
pihak yang dirugikan dari pihak yang menyebabkan
kerugian, baik yang berada dibawah penguasaan pihak
yang menyebabkan kerugian yang dimaksud mauoun
dibawah penguasaan pihak lain dengan itikad tidak
baik, dan/atau:
b. Untuk memeperoleh ganti kerugian dari pihak yang
menyebabkan kerugian pada konsumen dan/atau LJK
sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan
perundang-undangan disektor jasa keuangan.
Syarat industri jasa keuangan untuk menerapkan aturan perlindungan konsumen adalah
sebagai berikut:
109
1. Peningkatan transparansi dan pengungkapan manfaat, resiko, serta biaya atas produk dan
layanan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK)
2. Tanggung jawab PUJK untuk melakukan penilaian kesesuaian antara produk dan layanan
dengan resiko yang dihadapi oleh konsumen keuangan.
3. Prosedur yang sederhana dan kemudahan konsumen untuk menyampaikan pengaduan dan
penyelesaian sengketa atas produk dan layanan PUJK
Prinsip pengawasan atas perilaku hubungan antar PUJK dan konsumennya adalah :
1. Transparansi
2. Perlakuan yang adil
3. Keandalan
4. Kerahasiaan dan keamanan data atau informasi konsumen
5. Penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat
dengan biaya terjangkau.
Muatan pokok aturan OJK ini berarti prinsip dan ketentuan perlindungan konsumen,
pengendalian internal, pengaduan konsumen, dan pemeberian fasilitas oleh OJK, serta
pengenaan sanksi. Sanksi yang dapat diberikan oleh OJK meliputi sanksi administrative
(peringatan tertulis), denda (kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu), pembatasan
kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, dan pencabutan izin kegiatan usaha. Dalam
peraturan ini ditegaskan larangan bagi PUJK untuk menyebarkan data dan informasi dari dan
tentang konsumen yang diperoleh kepada pihak ketiga. Larangan ini juga diberlakukan
kepada perusahaan yang menggunakan data nasabah dari hasil survei untuk kepentingan
kepentingan promosi. Dengan demikian, perbankan dan perusahaan asuransi hanya
diperbolehkan untuk memperoleh data dan informasi dari konsumen setelah memperoleh
persetujuan langsung dari nasabah bersangkutan.
Peraturan OJK ini berlaku untuk seluruh sector jasa keuangan, termasuk industri
perbankan dan industri keuangan non bank, dan pasar modal. OJK memberikan kesempatan
1(satu) tahun bagi seluruh perusahaan untuk mempersiapkan diri menghadapi peraturan ini.
Selama proses persiapan berlangsung, OJK akan menerbitkan berbagai aturan teknis terkait
peraturan OJK ini.
Sebagai tindak lanjut dari perlindungan konsumen, OJK telah menyiapkan dua program
utama dalam perlindungan konsumen, yaitu pembentukan System Pelayanan Konsumen
Keuangan Terintegrasi (Financial Customer Care/ FCC) dan Cetak Biro Program Literasi
Keuangan Nasional. Program FCC menjadi prioritas utama untuk meningkatkan ketersediaan
informasi bagi masyarakat dan pelayanan pengaduan konsumen keuangan, meliputi edukasi,
110
transparansi, dan pemebrdayaan konsumen. Selain itu, semjua lembaga keuangan, bik bank
dan non bank, wajib menyediakan Divisi pengaduan Konsumen yang berlaku efektif mulai
agustus 2014 sesuai Peraturan OJK No 1/ D.07?2013. Lembaga keuangan yang enggan
menyediakan pengaduan konsumen akan ditindak tegas oleh OJK hingga pencabutan izin
usahanya.
b. Perbedaan Perlindungan Konsumen Sebelum dan Setelah Diberlakukannya OJK
Apabila ditelaah secara mendalam, terdapat beberapa perbedaaan signifikan antara
perlindungan konsumen sebelum dan setelah diberlakukannya OJK. Perbedaan tersebut
ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Perbedaan Perlindungan Konsumen Sebelum dan Setelah Dibelakukannya OJK
No Sebelum OJK Setelah OJK
1 Belum terdapat market intelligence
terhadap produk dan layanan sector jasa
keuangan yang difokuskan dalam rangka
mendukung upaya perlindungan konsumen
Kegiatan market intelligence dengan cara
pengumpulan informasi secara produktif
dalam rangka memonitor produk lain dan
layanan di sector jasa keuangan.
2 Pengembangan kebijakan perlindungan
konsumen masih dilakukan secara sectoral
dan belum terintegrasi
Pengembangan sector jasa keuangan
dilakukan secara terintegrasi
3 Badan arbitrase yang ada belum optimal Pengembangan media penyelesaian sengketa
diluar pengadilan yang efektif dan terintegrasi
4 Terdapat beberapa sector jasa keuangan yan
belum memiliki badan arbitrase
Setiap LJK harus memiliki mekanisme
pengaduan dan penyelesaian sengketa dengan
konsumen
5 Belum terdapat ketentuan yang secara tegas
memberikan kewenangan kepada regulator
sector jasa keuangan untuk melakukan
pembelaan hukum
Ada mekanisme pembelaan hukum yang dapat
dilakukan OJK sesuai dengan pasal 30 UU
OJK, yaitu memerintahkan LJK untuk
menyelesaikan pengaduan konsumen dan
dapat juga melalui mekanisme gugatan.
Tantangan Otoritas Jasa Keuangan
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh OJK saat ini adalah tumbuhnya jenis
penipuan berkedok investasi atau investasi bodong berbentuk agrobisnis, penanaman modal,
bagi hasil peternakan, valuta asing, lewat jaringan (online), penipuan reksa dana ,
perdagangan berjangka, bisnis dagang, investasi intan dan emas. Kegiatan ini sangat jelas
melanggar UU Perbankan No 10 Tahun 1998 Pasal 46 (1) dan (2) tentang menghimpun dana
111
dari masyarakat tanpa izin dalam bentuk simpanan, dengan ancaman hukuman maksimal lima
tahun penjara, dan KUH pidana Pasal 372 dan 378 tentang penipuan dan penggelapan dengan
ancaman hukuman tepat empat tahun penjara.
Secara umum, investasi bodong menggunakan skema money game atau Skema Ponzi
yaitu memutar dana nasabah dengan cara membayar bonus nasabah lama dengan sumber
dana yang berasal dari nasabah baru. Tidak ada sedikitpun aktivitas bisnis nyata untuk
menopang pembayaran bonus kepada nasabah. Akibatnya sudah dapat diduga, para nasabah
baru akan kehilangan uang mereka dalam waktu singkat karena uangnya telah diserahkan
kepada pihak lain yang ikut lebih dahulu.
Bertambahnya jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia yang hingga akhir
tahun 2012 berjumlah 134 juta telah mencetak orang-orang kaya baru yang kelebihan dana
dan butuh saluran investasi. Fenomena ini lalu ditangkap oleh beberapa perusahaan dengan
menawarkan investasi berbunga tinggi dalam waktu singkat melalui system keanggotaan.
Mereka memakai system keagenan untuk merekrut para nasabah yang potensial atau
dianggap kaya. Selain itu untuk menarik minat masyarakat luas, mereka melakukan seminar;
acara peluncuran produk yang melibatkan tokoh-tokoh terkemuka, atau turun kedaerah-
daerah melalui arisan dan sejenisnya. Dttambah dengan motif ketamakan atau ingin lebih
kaya dalam waktu singkat. Maka orang-orang ini terjebak dengan mudah dalam investasi
bodong.
Berkaitan dengan investasi bodong ini, OJK telah meluncurkan iklan yang mengajak
masyarkat untuk berhati-hati dalam memilih produk-produk investasi. Pesan iklan tersebut
berbunyi:” Hati-hati dan jangan tergiur jika ada orang yang menawarkan produk investasi
disertai dengan janji keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat. Anda berhak bahkan harus
meminta orang tersebut untuk menunjukkan izin yang mereka miliki dari otoritas berwenang.
Ingat, SIUPP atau izin penanaman modal bukan izin untuk menawarkan produk investasi.
Pastikan pula Anda memahami produk investasi yang ditawarkan termasuk resikonya. Bila
ragu segera hubungi call centre OJK
Untuk mencegah semakin bertambahnya korban investasi bodong , pemerintah RI
telah membentuk Satuan Tugas Penanganan Dugaan Melawan Hukum di Bidang
Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (Satgas Waspada Investasi) yang
beranggotakan perwakilan pejabat dari Sembilan intansi mencakup OJK, Bank Indonesia,
Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK), Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Kementrian Perdagangan, Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bapepti) , Kementrian Koperasi dan UKM,
112
Kementrian Koperasi dan UKM, Kementrian Komunikasi dan Informatika, serta Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Hingga 3 September 2013, Satgas ini telah
menerima 177 laporan berupa aduan maupun informasi dari nasabah disektor keuangan. Dari
177 pengaduan yang telah diolah oleh satgas, sebanyak 145 pengaduan sudah didistribusikan
ke instansi berwenang, terdiri atas 56 pengaduan, 34 informasi dan sisanya adalah
pertanyaan.
Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga di Tengah Tingginya Ketidakpastian
Perekonomian Global
Jakarta, 25 September 2019. Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan
menilai stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga di tengah masih tingginya
ketidakpastian perekonomian global. Sektor jasa keuangan domestik masih mencatatkan
perkembangan yang positif dengan pertumbuhan intermediasi yang stabil dan profil risiko
lembaga jasa keuangan yang terjaga.
113
Sumber: https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-
Stabilitas-Sektor-Jasa-Keuangan-Tetap-Terjaga-Di-Tengah-Tingginya-Ketidakpastian-
Perekonomian-Global.aspx
Gambar 4.5. Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis BankPPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis BankAdityasurya13
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganAri Raharjo
 
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN.pptxKONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN.pptxiandias14
 
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariahBab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariahMega Sucia
 
Bi dan perkembangan perbankan indonesia
Bi dan perkembangan perbankan indonesiaBi dan perkembangan perbankan indonesia
Bi dan perkembangan perbankan indonesiaMuhammadIqbal169
 
Modul ekonomi kelas 10 semester 2
Modul ekonomi kelas 10 semester 2Modul ekonomi kelas 10 semester 2
Modul ekonomi kelas 10 semester 2Kasmadi Rais
 
Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Memy Memy
 
Ppt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaPpt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaR Anggara
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publikAjeng Pipit
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIABakhrul Ulum
 
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETERINDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETERHeny Larasatii
 
Sejarah perbankan syariah
Sejarah perbankan syariahSejarah perbankan syariah
Sejarah perbankan syariahNisa Ell
 
Sejarah Perbankan
Sejarah PerbankanSejarah Perbankan
Sejarah Perbankanrifatr42
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikMirsa Niati
 
Jurnal penyesuaian perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian perusahaan jasaJurnal penyesuaian perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian perusahaan jasaPiet_Fitriady
 
Perekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan pelaporan keuanganPerekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan pelaporan keuanganRatna Agnezious
 
Persentasi kelompok Bank Bri
Persentasi kelompok Bank BriPersentasi kelompok Bank Bri
Persentasi kelompok Bank BriGoesty Juniors
 

Was ist angesagt? (20)

PPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis BankPPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
PPT pengertian, asal, usul dan Jenis Bank
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
 
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN.pptxKONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariahBab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
 
Bi dan perkembangan perbankan indonesia
Bi dan perkembangan perbankan indonesiaBi dan perkembangan perbankan indonesia
Bi dan perkembangan perbankan indonesia
 
Modul ekonomi kelas 10 semester 2
Modul ekonomi kelas 10 semester 2Modul ekonomi kelas 10 semester 2
Modul ekonomi kelas 10 semester 2
 
Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4Teori akuntansi materi 4
Teori akuntansi materi 4
 
Ppt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaPpt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesia
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publik
 
ANALISIS RESIKO
ANALISIS RESIKOANALISIS RESIKO
ANALISIS RESIKO
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
 
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETERINDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAN MONETER
 
Dana pensiun
Dana pensiunDana pensiun
Dana pensiun
 
Sejarah perbankan syariah
Sejarah perbankan syariahSejarah perbankan syariah
Sejarah perbankan syariah
 
Sejarah Perbankan
Sejarah PerbankanSejarah Perbankan
Sejarah Perbankan
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publik
 
Jurnal penyesuaian perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian perusahaan jasaJurnal penyesuaian perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian perusahaan jasa
 
Perekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan pelaporan keuanganPerekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan pelaporan keuangan
 
Bab 07 bank, lembaga keuangan bukan bank, dan OJK
Bab 07 bank, lembaga keuangan bukan bank, dan OJKBab 07 bank, lembaga keuangan bukan bank, dan OJK
Bab 07 bank, lembaga keuangan bukan bank, dan OJK
 
Persentasi kelompok Bank Bri
Persentasi kelompok Bank BriPersentasi kelompok Bank Bri
Persentasi kelompok Bank Bri
 

Ähnlich wie Modul 4 KB 4

Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganGeofrey Sander
 
Bintang dan febry_20240425_132953_0000.pdf
Bintang dan febry_20240425_132953_0000.pdfBintang dan febry_20240425_132953_0000.pdf
Bintang dan febry_20240425_132953_0000.pdfbintangfitrahidayat
 
Blk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkBlk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkRisa Martia
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganFahma Fahmita
 
Otoritas jasa keuangan ch 1
Otoritas jasa keuangan ch 1Otoritas jasa keuangan ch 1
Otoritas jasa keuangan ch 1reidjen raden
 
BENCHMARKING NILAI.docx
BENCHMARKING NILAI.docxBENCHMARKING NILAI.docx
BENCHMARKING NILAI.docxalnesti
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganmusica stani
 
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxResume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxageefonzi1
 
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasionalFungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasionalcekkembali dotcom
 
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganMateri pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganArimbi Priadipa
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganPiet_Fitriady
 
Uu tahun 2011 no. 21 tentang ojk
Uu tahun 2011 no. 21 tentang ojkUu tahun 2011 no. 21 tentang ojk
Uu tahun 2011 no. 21 tentang ojkLegal Akses
 
Presentasi uu otoritas jasa keuangan
Presentasi uu otoritas jasa keuanganPresentasi uu otoritas jasa keuangan
Presentasi uu otoritas jasa keuanganArif Kurniawan
 
Presentasi Tentang Otoritas Jasa Keuangan
Presentasi Tentang Otoritas Jasa KeuanganPresentasi Tentang Otoritas Jasa Keuangan
Presentasi Tentang Otoritas Jasa Keuanganzulfikar425966
 
Otoritas Jasa Keuangan & Otoritas Moneter
Otoritas Jasa Keuangan & Otoritas MoneterOtoritas Jasa Keuangan & Otoritas Moneter
Otoritas Jasa Keuangan & Otoritas MoneterAnnisa Wasistiana
 

Ähnlich wie Modul 4 KB 4 (20)

makalah ojk
makalah ojkmakalah ojk
makalah ojk
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
Bintang dan febry_20240425_132953_0000.pdf
Bintang dan febry_20240425_132953_0000.pdfBintang dan febry_20240425_132953_0000.pdf
Bintang dan febry_20240425_132953_0000.pdf
 
Blk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkBlk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojk
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
Otoritas jasa keuangan ch 1
Otoritas jasa keuangan ch 1Otoritas jasa keuangan ch 1
Otoritas jasa keuangan ch 1
 
BENCHMARKING NILAI.docx
BENCHMARKING NILAI.docxBENCHMARKING NILAI.docx
BENCHMARKING NILAI.docx
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
A
AA
A
 
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxResume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
 
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasionalFungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
 
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganMateri pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
 
Uu 24 2004 Pjls
Uu 24 2004 PjlsUu 24 2004 Pjls
Uu 24 2004 Pjls
 
Uu tahun 2011 no. 21 tentang ojk
Uu tahun 2011 no. 21 tentang ojkUu tahun 2011 no. 21 tentang ojk
Uu tahun 2011 no. 21 tentang ojk
 
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa KeuanganOtoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
 
Presentasi uu otoritas jasa keuangan
Presentasi uu otoritas jasa keuanganPresentasi uu otoritas jasa keuangan
Presentasi uu otoritas jasa keuangan
 
Bank indonesia
Bank indonesiaBank indonesia
Bank indonesia
 
Presentasi Tentang Otoritas Jasa Keuangan
Presentasi Tentang Otoritas Jasa KeuanganPresentasi Tentang Otoritas Jasa Keuangan
Presentasi Tentang Otoritas Jasa Keuangan
 
Otoritas Jasa Keuangan & Otoritas Moneter
Otoritas Jasa Keuangan & Otoritas MoneterOtoritas Jasa Keuangan & Otoritas Moneter
Otoritas Jasa Keuangan & Otoritas Moneter
 

Mehr von Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB

Modul 3 Gelombang 3 Pengembangan Kurikulum Dalam Seting Kelas Inklusif
Modul 3 Gelombang 3 Pengembangan Kurikulum Dalam Seting Kelas Inklusif Modul 3 Gelombang 3 Pengembangan Kurikulum Dalam Seting Kelas Inklusif
Modul 3 Gelombang 3 Pengembangan Kurikulum Dalam Seting Kelas Inklusif Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Strategi-strategi Pengembangan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PDBK
Strategi-strategi Pengembangan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PDBKStrategi-strategi Pengembangan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PDBK
Strategi-strategi Pengembangan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PDBKSumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 2
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 2Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 2
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 2Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 1
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 1Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 1
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 1Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Pengembangan Literasi Bahasa dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK
Pengembangan Literasi Bahasa dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBKPengembangan Literasi Bahasa dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK
Pengembangan Literasi Bahasa dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBKSumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 

Mehr von Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB (20)

Profil dan matriks rev
Profil dan matriks revProfil dan matriks rev
Profil dan matriks rev
 
PPT Praktik penyusunan_asesmen
PPT Praktik penyusunan_asesmenPPT Praktik penyusunan_asesmen
PPT Praktik penyusunan_asesmen
 
Konsep identifikasi dan asesmen rev
Konsep identifikasi dan asesmen revKonsep identifikasi dan asesmen rev
Konsep identifikasi dan asesmen rev
 
Modul dpib pb 5
Modul dpib pb 5Modul dpib pb 5
Modul dpib pb 5
 
Modul 3 Gelombang 3 Pengembangan Kurikulum Dalam Seting Kelas Inklusif
Modul 3 Gelombang 3 Pengembangan Kurikulum Dalam Seting Kelas Inklusif Modul 3 Gelombang 3 Pengembangan Kurikulum Dalam Seting Kelas Inklusif
Modul 3 Gelombang 3 Pengembangan Kurikulum Dalam Seting Kelas Inklusif
 
Modul 4.2 Media dan Penilaian
Modul 4.2 Media dan PenilaianModul 4.2 Media dan Penilaian
Modul 4.2 Media dan Penilaian
 
Modul 4.1 Strategi Pembelajaran
Modul 4.1 Strategi Pembelajaran Modul 4.1 Strategi Pembelajaran
Modul 4.1 Strategi Pembelajaran
 
Pembelajaran Akademik Fungsional bagi ABK
Pembelajaran Akademik Fungsional bagi ABKPembelajaran Akademik Fungsional bagi ABK
Pembelajaran Akademik Fungsional bagi ABK
 
Pembelajaran Pra Akademik
Pembelajaran Pra AkademikPembelajaran Pra Akademik
Pembelajaran Pra Akademik
 
Keberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
Keberagaman Anak Berkebutuhan KhususKeberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
Keberagaman Anak Berkebutuhan Khusus
 
Layanan Pembelajaran Bagi ABK
Layanan Pembelajaran Bagi ABKLayanan Pembelajaran Bagi ABK
Layanan Pembelajaran Bagi ABK
 
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEM
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEMMODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEM
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEM
 
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEM
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEMMODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEM
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS STEM
 
Strategi-strategi Pengembangan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PDBK
Strategi-strategi Pengembangan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PDBKStrategi-strategi Pengembangan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PDBK
Strategi-strategi Pengembangan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PDBK
 
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 2
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 2Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 2
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 2
 
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 1
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 1Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 1
Pengembangan Kemampuan Sains dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK 1
 
Strategi Pengembangan Kemampuan Numerasi PDBK
Strategi Pengembangan Kemampuan Numerasi PDBKStrategi Pengembangan Kemampuan Numerasi PDBK
Strategi Pengembangan Kemampuan Numerasi PDBK
 
Pengembangan Literasi Bahasa dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK
Pengembangan Literasi Bahasa dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBKPengembangan Literasi Bahasa dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK
Pengembangan Literasi Bahasa dan Strategi Pembelajarannya bagi PDBK
 
Asesmen Pembelajaran Jarak Jauh di Era New Normal
Asesmen Pembelajaran Jarak Jauh di Era New NormalAsesmen Pembelajaran Jarak Jauh di Era New Normal
Asesmen Pembelajaran Jarak Jauh di Era New Normal
 
TEACCH dan Transisi Belajar di Masa Pandemi
TEACCH dan Transisi Belajar di Masa PandemiTEACCH dan Transisi Belajar di Masa Pandemi
TEACCH dan Transisi Belajar di Masa Pandemi
 

Kürzlich hochgeladen

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Modul 4 KB 4

  • 1. 95 KEGIATAN BELAJAR Otoritas Jasa Keuangan A.Pengertian OJK Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk beberapa orang mungkin belum dikenal dengan jelas. Sebelum mengetahui lebih jauh apa itu OJK maka terlebih dahulu kita mengenal apa yang dimaksud dengan jasa keuangan. Otoritas Jasa keuangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk Gambar 4.1. Otoritas Jasa Keuangan Sumber : https://investasi.online/mengenal-apa-itu-ojk-dan-fungsinya/ 4 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Peserta PPG menguasai konsep uang dan lembaga keuangan, kebanksentralan dan OJK, serta hasil penelitian terkait Pokok-Pokok Materi A. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan B. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan C. Fungsi dan Asas Otoritas Jasa Keuangan D. Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan URAIAN MATERI
  • 2. 96 merujuk jasa yang disediakan oleh industri keuangan. Otoritas Jasa keuangan juga digunakan untuk merujuk pada organisasi yang menangani pengelolaan dana. Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 pasal 1 menyatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Pembentukan OJK ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan yang diresmikan pada 16 Juli 2012. Terdapat 3 (tiga) alasan khusus pendirian OJK di Indonesia, yaitu: 1. Perkembangan system keuangan karena adanya konglomerasi bisnis,, produk kombinasi (hybrid product) dan regulatory arbitrage. 2. Permasalahan di sector karena adanya moral hazard, perlindungan konsumen, dan koordinasi lintas sectoral. 3. UU NO 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia, Pasal 34 yang mengamanatkan pembentukan le,baga pengawasan sector jasa keuangan. Lima tahapan berdirinya OJK hingga dapat melaksanakan seluruh fungsi dan kewenangannya adalah:  15 Agustus 2012 pembentukan Tim Transisi OJK Tahap I dengan tujuan membantu Dewan Komisioner OJK untuk melaksanakan tugas.  31 Desember 2012, OJK mulai aktivitasnya secara efektif meliputi fungsinya dalam Pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank.  18 Maret 2013, pembentukan Tim Transisi OJK Tahap II dengan tujuan membantu Dewan Komisioner OJK untuk menjalankan pengalihan fungsi, kewenangan, serta tugas terkait Pengaturan dan Pengawasan Perbankan dari BI.  31 Desember 2013, OJK mulai menjalankan fungsinya yaitu memonitor kinerja Perbankan.  01 Januari 2015, OJK mulai menjalankan tugasnya dengan cakupan yang kian luas yaitu monitoring industry Non-Bank, termasuk Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum. Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:
  • 3. 97 1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; 2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; 3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan: 1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, 2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan 3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Pada dasarnya UU mengenai OJK hanya mengatur mengenai pengorganisasian dan tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan dibentuknya OJK ini dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan dan agar adanya pengaturan juga pengawasan yang lebih terintegrasi. Sumber : https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Tata-Kelola.aspx Gambar 4.2. Tata Kelola Otoritas Jasa Keuangan OJK sebagai lembaga yang dibentuk oleh pemerintah memiliki tugas yang sangat mulia. Kehadiran OJK yang membela semua kepentingan dengan kemajuan perekonomian negara secara luas dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Oleh karena itu segala sepak terjang OJK sangat didukung oleh berbagai pihak di tanah air.
  • 4. 98 Posisi OJK dalam memajukan perekonomian negaara dan meningkatkan kemakmuran masyarakat Indonesia, sangatlah strategis. OJK memiliki senjata yang ampuh untuk mengatur,menegakkan, dan mengambil tindakan atas tugas dan wewenang yang telah diberikan kepadanya. Adapun nilai strategis OJK adalah; Integritas Integritas adalah bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen mewujudkan system keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil. Profesionalisme Profesionalisme adalah Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik. Sinergi Sinergi adalah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal secara produktif dan berkualitas. Inklusif Inklusif adalah terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan. Visioner Visioner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (Forward Looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of The Box Thinking). B. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan Dalam kegiatan melakukan pengaturan dan pengawasan OJK memiliki tugas-tugas tertentu. Disamping itu dalam melaksanakan tugasnya OJK juga memiliki wewenang. Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2012 Pasal 6 OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
  • 5. 99 Sumber : https://www.ojk.go.id/id/Pages/Tax-Amnesty.aspx Gambar 4.3. Industri Keuangan yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan Lembaga Otoritas Jasa Keungan (OJK) telah didirikan dengan Undang-Undang No 21 tahun 2011 akan diberlakukan mulai tahun 1 Januari 2013, dengan tugas untuk mengawasi lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Lembaga ini didirikan sesuai dengan amanat pasal 34 UU No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Sesuai dengan bunyi pasal 34 tersebut bahwa yang dialihkan adalah tugas pengawasan bank, namun dalam perkembangannya malah tugas pengaturan perbankan juga diambil alih, berarti tidak sesuai dengan bunyi pasal tersebut. Tugas pengaturan perbankan yang diambil alih dari Bank Indonesia, dapat mengakibatkan pelaksanaan tugas pengelolaan moneter dapat terganggu karena ketika timbul masalah dengan perbankan, Bank Indonesia sudah tidak berhak mengatur perbankan, padahal pengelolaan moneter tidak lepas dari kinerja perbankan nasional karena sebagaimana disebutkan di atas, perbankan adalah lembaga yang menguasai sekitar 80% sistem keuangan nasional. Sekalipun terdapat pasal-pasal yang memungkinkan OJK dapat berkoordinasi dengan Bank Indonesia apabila perekonomian dalam kondisi krisis, namun pekerjaan koordinasi di negeri ini masih relatif “mahal”, padahal dalam kondisi krisis penanganan harus dilakukan secara cepat.
  • 6. 100 Beberapa perbedaan wewenang/ketentuan dan praktek-praktek operasional baru antara Bank Indonesia dan OJK dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut : Tabel 4.1. Perbedaan wewenang Bank Indonesia dan OJK No Bank Indonesia OJK 1 Hanya mengawasi lembaga perbankan Mengawasi lembaga bank dan LK lainnya 2 Biaya operasional bersumber dari intern Bank Indonesia Biaya operasional dapat bersumber dari APBN atau pungutan/fee dari lembaga yang diawasinya 3 Tidak memungut biaya dari bankbank yang diawasinya Akan memungut fee dari lembaga yang diawasinya untuk biaya operasionalnya 4 Tidak memungut biaya dari proses Akan memungut biaya dari perijinan yang perijinan yang diberikan kepada bank-bank dikeluarkannya kepada lembaga keuaangan yang diawasinya. 5 Sebagai Pengawas perbankan, tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan atas kasuskasus yang terindikasi penyeleweangan, namun memiliki MOU dengan Kapolri dan Kejagung dalam penanganan Tindak Pidana di Bidang Perbankan. Sebagai pengawas lembaga keuangan memiliki wewenang untuk melakukan penyidikan atas kasus-kasus yang terindikasi penyelewangan Wewenang OJK Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang: a. Menetapkan peraturan b. Menetapkan peraturan perundang-udangan di sektor jasa keuangan c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan; e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK; f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
  • 7. 101 g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan; h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang: a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan; b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala eksekutif; c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; d. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu; e. Melakukan penunjukan pengelola statuter; f. Menetapkan penggunaan pengelola statuter; g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan 1). Memberikan dan/atau mencabut: 2). Izin usaha; 3). Izin orang perseorangan; 4). Efektifnya pernyataan 5). Pendaftaran; 6). Surat tanda terdaftar; 7). Persetujuan melakukan kegiatan 8). Usaha; pengesahan; 9). Persetujuan atau penetapan 10). Pembubaran, h. Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Kerjasama dan Koordinasi Lintas Institusi Banyaknya tugas OJK yang berkaitan dengan institusi lainmenyebabkan OJK harus melaksanakan koordinasi yang baik supaya tidak terjadi tumpng tindih (overlapping)kewenangan atau saling lempar tanggung jawab diantara institusi. Adapun koordinasi OJK dengan institusi lain berbentuk:
  • 8. 102 1. Koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam hal: a. Membangun dan memelihara sarana dan pertukaran informasi secara terpadu . b. Berbagai seluruh informasi tentang perbankan dan menjaga kerahasiaan. c. Kegiatan pemeriksaan bank, dalam hal ini OJK segera menginformasikan ke BI apabila menemukan bank yang mengalami kesulitas likuiditas atau memiliki kondisi yang memburuk untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang sesuai dengan kewenangan BI. 2. Koordinasi dengan BI dan LPS, dan Kementrian Keuangan untuk menjaga stabilitas system keuangan dan untuk mencegah serta menangani krisis keuangan. 3. Bekerjasama serta berkoordinasi dengan lian, termasuk apparat penegak hukum unutk kepentingan penyidikan dan perlindungan konsumen. 4. Bekerja sama dan berkoordinasi dengan instansi nasional maupun internasional berdasarkan resiprositas yang seimbang Ketua Dewan Komisioner OJK bersama-sama Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan Ketua Dewan Komisioner LPS tergabung didalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSKK) sebagai protocol koordinasi yang bertugas untuk menjaga stabilitas system keuangan. Mekanisme keputusan FKSSK bersifat musyawarah untuk mufakat, dan bila tidak mencapai kesepakatan akan dilakukan dengan suara terbanyak. Dalam kondisi normal, FKSSK bertugas untuk: 1. Melakukan pemantauan dan evaluasi system keuangan dan pertukaran informasi. 2. Membuat rekomendasi kepada anggota untuk melakukan tindakan dan/atau membuat kebijakan dalam rangka memelihara stabilitas system keuangan. 3. Mengadakan rapat minimal sekali dalam 3(tiga) bulan. Dalam kondisi tidak normal, setiap anggota bisa mengajukan ke FKSSK untuk segera melakukan rapat guna memutuskan langkah-langkah pencegahan maupun penanganan krisis yang sesuai dengan kewenangan masing-masing anggota. Perlindungan Konsumen dan Masyarakat Dalam hal perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK diberikan kewenangan untuk melaksanakan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat. Bentuk perlindungan adalah meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan itu berpotensi merugikan masyarakat. Kemudian OJK akan melakukan pembelaan hukum untuk kepentingan konsumen berupa pengajuan gugatan di pengadilan terhadap pihak-pihak yang menyebabkan kerugian bagi konsumen di sector jasa keuangan.
  • 9. 103 OJK juga memberi peringatan kepada perusahaan yang dianggap menyimpang agar segera memperbaikinya. Kemudian memberikan informasi kepada masyarakat tentang aktivitas perusahaan yang dapat merugikan masyarakat. Dengan demikian kehadiran OJK benar-benar dapat memberikan perlindungan sepenuhnya kepada masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman. Kehadiran OJK, mampu meminimalkan kerugian yang diderita masyarakat akibat perbuatan nakal lembaga jasa keuangan. Hanya saja masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dalam melakukan bisnis, perhatikan rambu-rambu yang jelas, sebelum melakukan kegiatan usaha terutama dibidang bisnis jasa keuangan. Akuntabilitas Pelaksanaan Tugas Pengaturan tentang akuntabilitas OJK diatur dalam BAB IX UU OJK, yang secara ringkas disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.2. Akuntabilitas Otoritas Jasa Keuangan No Jenis Kegiatan Kewajiban OJK 1 Terkait Rencana Kerja dan Anggaran 1. Menyusun rencana kerja dan anggaran 2. Anggaran diajukan ke DPR untuk mendapat persetujuan 2 Terkait Pelaporan 1. Menyusun laporan keuangan dan laporan kegiatan 2. Menyampaikan laporan –laporan kepada Presiden dan DPR 3 Terkait Transparansi 1. Laporan keuangan OJK diaudit BPK atau KAP yang ditunjuk BPK 2. OJK menggunakan laporan tahunan OJK kepada public melalui media cetak dan elektronik. Pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan Sebagaimana suatu lembaga untuk menjalankan aktivitasnya dibutuhkan sejumlah dana agar lembaga tersebut dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Tanpa ada dukungan dana, maka sulit diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal. Demikian juga dengan OJK kehadirannya memerlukan sejumlah dana yang besarnya sesuai dengan beban tugas yang telah diberikan. Untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional OJK . OJK memperoleh dana anggaran yang berasal dari 2 (dua) sumber, yaitu: 1. Pungutan dari pihak-pihak yang melakukan kegiatan di sector jasa keuangan, yang dalam hal ini besaran pungutan disesuaikan dengan kemampuan pihak yang melakukan kegiatan
  • 10. 104 Jendela Ekonomi Anggaran operasional OJK berasal dari APBN dan/ atau hasil pungutan dari lembaga keuangan yang diawasi. Hal ini juga merupakan praktek baru otoritas pengawas khususnya perbankan. Kalau tidak dikelola dengan hati-hati dapat menimbulkan benturan kepentingan. Lembaga yang diawasi memungut fee dari lembaga yang diawasi. Sekalipun hal ini dikatakan mencontoh di berbagai negara, namun tentu kondisinya berbeda. Alangkah lebih elegant dan berwibawa kalau anggaran operasional OJK dibebankan pada APBN seluruhnya (Sumber: Murdadi, 2012) disektor jasa keuangan, seperti perbankan, perusahaan asuransi, lembaga pembiayaan dan lain sebagainya, 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana APBN akan diberikan apabila pungutan dari peserta tidak mencukupi kegiatan pembiayaan kegiatan OJK. C. Fungsi dan Asas-asas OJK Pada Pasal 5 UU No. 21 Tahun 2011 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Dengan kata lain, OJK berperan sebagai badan independen yang berwenang untuk mengatur, mengawasi, memeriksa dan melakukan investigasi terhadap sector jasa keuangan dengan tujuan utama untuk mempromosikan mempromosikan dan mengatur sebuah system yang berisi berbagai aturan dan pengawasan secara terpadu terhadap seluruh kegiatan yang terdapat dalam sector jasa-jasa keuangan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK sehingga OJK menjadi otoritas yang memiliki kekuasaan penuh mulai mulai dari pengawasan, pengaturan, hingga penyelidikan terhadap korupsi baru yang menerpa sebuah lembaga keuangan. Sehingga fungsi utama dari OJK dapat diuraikan sebagai berikut: a. Memastikan bahwa seluruh sector dalam kegiatan jasa-jasa keuangan telash diselenggarakan melalui tata cara yang terorganisasi dengan baik (organized), adil (fair), transparent dan akuntabel b. Mempromosikan sebuah system keuangan yang tumbuh dalam suatu mekanisme yang berkelanjutan dan stabil c. Melindungi kepentingan konsumen di pasar keuangan. Dalam melaksanakan kegiatannya OJK sendiri juga mempunyai asas-asas tertentu yang harus dijadikan pedoman yaitu : a. Asas Independensi, tentang sifat independensi OJK dalam melaksanakan kegiatannya b. Asas Kepastian Hukum, yakni asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan OJK; mengutamakan landasan dari UU yang berlaku untuk melakukan kegiatannya
  • 11. 105 c. Asas Kepentingan Umum, bahwa semua kegiatan OJK didasarkan untuk melindungi dan memajukan kepentingan umum d. Asas Profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan wewenang OJK, dengan tetap berlandaskan pasa kode etik dan ketentuan peraturan perundang- undangan e. Asas Integritas, OJK selalu berpegang teguh pada nilai moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK f. Asas Keterbukaan, yakni asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan OJK dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan g. Asas Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari harus dipertanggungjawabkaetiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.bahwa semua kegiatan dari OJK sendiri dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dengan memperhatikan peran OJK yang sangat vital bagi kestabilan system keuangan negara,maka lembaga ini harus bersifat independen sehingga mampu membangunkoordinasi dengan BI sebagai otoritas moneter. Bersifat independen artinya bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai tugas, fungsi dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. Menurut Luddin, dengan teritegrasinya system pengawasan keuangan (integrated financial supeevision) dibawah OJK, maka ada tiga manfaat besar yang dapat diperoleh melalui kehadiran OJK. Pertama, adanya kemudahan dalam melaksanakan harmonisasi pengaturan keuangan negara sehingga tidak terjadi tumpang tindih (overlap)pengawasan dan pengaturan oleh otoritas yang sama. Kedua, proses pengawasan dan pengaturan lembaga keuangan tidak lagi terbentur kepada hambatan-hambatan yang bersifat internasional. Ketiga, para pemangku kepentingan dapat mengakses secara komperhensif perlu data atau informasi lembaga keuangan karena data atau informasi tersebut telah diolah secara terpadu dan transparan sehingga mengurangi asymmetric information. D. Struktur Kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan Setiap pembentukan suatu organisasi pasti sudah dilengkapi dengan struktur organisasi didalamnya. Seperti diketahui bahwa organisasi merupakan tempat atau wadah untuk melaksanakan untuk suatu kegiatan. Sedangkan struktur organisasi merupakan bagan atau
  • 12. 106 komponen yang ada dalam suatu organisasi. Tiap komponen memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing. Otoritas Jasa Keuangan memiliki dua struktur, yakni Dewan Komisioner dan Pelaksana Kegiatan Operasional. Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terdiri dari: 1. Ketua merangkap anggota. 2. Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota. 3. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota. 4. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota. 5. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota. 6. Ketua Dewan Audit merangkap anggota. 7. Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen. 8. Anggota ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia. 9. Anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat Eselon I Kementerian Keuangan. Pelaksana Kegiatan Operasional Otoritas Jasa Keuangan terdiri dari: 1. Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I. 2. Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis II. 3. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawasan Sektor Perbankan. 4. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal. 5. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang Pengawasan Sektor IKNB. 6. Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko. 7. Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen memimpin bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen. Setap Kepala Eksekutif dibantu oleh Deputi Komisioner dan Kepala Departemen yang masing-masing membawahi suatu bidang yang spesifik. Misalnya, Kepala Eksekutif Pasar Modal dibantu oleh Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I dan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II. Di bawah dua Deputi Komisioner tersebut ada Departemen Pengawasan PM 1A, Departemen Pengawasan PM 1B, Departemen Pengawasan PM 2A dan Departemen Pengawasan PM 2B.
  • 13. 107 Sumber :https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Struktur-Organisasi.aspx Gambar 4.4. Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan a. Peraturan Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan OJK telah menerbitkan Peraturan Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuagangann yang bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat konsumen sambil tetap mendukung pertumbuhan industry jasa keuangan. Pelaksanaan perlindungan konsumen sector jasa keuangan mengacu kepada UU OJK Pasal 10 ayat (4) huruf g yang mencakup: (1) Tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarkat (Pasal 28); (2) Pelayanan pengaduan konsumen (Pasal 29) dan (3) Pembelaan Hukum (Pasal 30). Dewan komisioner yang membidangi Edukasi dan Perlindungan menggunakan Twin Peak Concept dalam perlindungan konsumen., yaitu tindakan preventif dan represif dalam menjaga stabilitas system keuangan melalui system pengaturan dan pengawasan berdasarkan prinsip kehati-hatian, serta secara simultan melakukan perlindungan konsumen jasa keuangan dan marker conduct . Berbagai tindakan preventif adan represif OJK ditampilkan pada tabel berikut:
  • 14. 108 Tabel 4.3. Tindakan Preventif dan Represif Perlindungan Konsumen TIndakan OJK Acuan UU OJK Preventif Memberikan informasi dan edukasi pada masyarkat atas karakteristik sector jasa keuangan, payanan dan produknya Represif 1. Meminta lembaga jasa keuangan (LJK) untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat . 2. Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan disektor jasa keuangan Pasal 28 1. Menyiapkan perangkat memadai untuk layanan pengaduan konsumen 2. Membuat mekanisme pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di LJK 3. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di LJK sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 29 1. Memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada LJK untuk menyelesaikan pengaduan konsumen yang dirugikan oleh LJK tersebut. 2. Mengajukan gugatan: a. Untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan dari pihak yang menyebabkan kerugian, baik yang berada dibawah penguasaan pihak yang menyebabkan kerugian yang dimaksud mauoun dibawah penguasaan pihak lain dengan itikad tidak baik, dan/atau: b. Untuk memeperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian pada konsumen dan/atau LJK sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan perundang-undangan disektor jasa keuangan. Syarat industri jasa keuangan untuk menerapkan aturan perlindungan konsumen adalah sebagai berikut:
  • 15. 109 1. Peningkatan transparansi dan pengungkapan manfaat, resiko, serta biaya atas produk dan layanan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) 2. Tanggung jawab PUJK untuk melakukan penilaian kesesuaian antara produk dan layanan dengan resiko yang dihadapi oleh konsumen keuangan. 3. Prosedur yang sederhana dan kemudahan konsumen untuk menyampaikan pengaduan dan penyelesaian sengketa atas produk dan layanan PUJK Prinsip pengawasan atas perilaku hubungan antar PUJK dan konsumennya adalah : 1. Transparansi 2. Perlakuan yang adil 3. Keandalan 4. Kerahasiaan dan keamanan data atau informasi konsumen 5. Penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat dengan biaya terjangkau. Muatan pokok aturan OJK ini berarti prinsip dan ketentuan perlindungan konsumen, pengendalian internal, pengaduan konsumen, dan pemeberian fasilitas oleh OJK, serta pengenaan sanksi. Sanksi yang dapat diberikan oleh OJK meliputi sanksi administrative (peringatan tertulis), denda (kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu), pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, dan pencabutan izin kegiatan usaha. Dalam peraturan ini ditegaskan larangan bagi PUJK untuk menyebarkan data dan informasi dari dan tentang konsumen yang diperoleh kepada pihak ketiga. Larangan ini juga diberlakukan kepada perusahaan yang menggunakan data nasabah dari hasil survei untuk kepentingan kepentingan promosi. Dengan demikian, perbankan dan perusahaan asuransi hanya diperbolehkan untuk memperoleh data dan informasi dari konsumen setelah memperoleh persetujuan langsung dari nasabah bersangkutan. Peraturan OJK ini berlaku untuk seluruh sector jasa keuangan, termasuk industri perbankan dan industri keuangan non bank, dan pasar modal. OJK memberikan kesempatan 1(satu) tahun bagi seluruh perusahaan untuk mempersiapkan diri menghadapi peraturan ini. Selama proses persiapan berlangsung, OJK akan menerbitkan berbagai aturan teknis terkait peraturan OJK ini. Sebagai tindak lanjut dari perlindungan konsumen, OJK telah menyiapkan dua program utama dalam perlindungan konsumen, yaitu pembentukan System Pelayanan Konsumen Keuangan Terintegrasi (Financial Customer Care/ FCC) dan Cetak Biro Program Literasi Keuangan Nasional. Program FCC menjadi prioritas utama untuk meningkatkan ketersediaan informasi bagi masyarakat dan pelayanan pengaduan konsumen keuangan, meliputi edukasi,
  • 16. 110 transparansi, dan pemebrdayaan konsumen. Selain itu, semjua lembaga keuangan, bik bank dan non bank, wajib menyediakan Divisi pengaduan Konsumen yang berlaku efektif mulai agustus 2014 sesuai Peraturan OJK No 1/ D.07?2013. Lembaga keuangan yang enggan menyediakan pengaduan konsumen akan ditindak tegas oleh OJK hingga pencabutan izin usahanya. b. Perbedaan Perlindungan Konsumen Sebelum dan Setelah Diberlakukannya OJK Apabila ditelaah secara mendalam, terdapat beberapa perbedaaan signifikan antara perlindungan konsumen sebelum dan setelah diberlakukannya OJK. Perbedaan tersebut ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 4.4. Perbedaan Perlindungan Konsumen Sebelum dan Setelah Dibelakukannya OJK No Sebelum OJK Setelah OJK 1 Belum terdapat market intelligence terhadap produk dan layanan sector jasa keuangan yang difokuskan dalam rangka mendukung upaya perlindungan konsumen Kegiatan market intelligence dengan cara pengumpulan informasi secara produktif dalam rangka memonitor produk lain dan layanan di sector jasa keuangan. 2 Pengembangan kebijakan perlindungan konsumen masih dilakukan secara sectoral dan belum terintegrasi Pengembangan sector jasa keuangan dilakukan secara terintegrasi 3 Badan arbitrase yang ada belum optimal Pengembangan media penyelesaian sengketa diluar pengadilan yang efektif dan terintegrasi 4 Terdapat beberapa sector jasa keuangan yan belum memiliki badan arbitrase Setiap LJK harus memiliki mekanisme pengaduan dan penyelesaian sengketa dengan konsumen 5 Belum terdapat ketentuan yang secara tegas memberikan kewenangan kepada regulator sector jasa keuangan untuk melakukan pembelaan hukum Ada mekanisme pembelaan hukum yang dapat dilakukan OJK sesuai dengan pasal 30 UU OJK, yaitu memerintahkan LJK untuk menyelesaikan pengaduan konsumen dan dapat juga melalui mekanisme gugatan. Tantangan Otoritas Jasa Keuangan Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh OJK saat ini adalah tumbuhnya jenis penipuan berkedok investasi atau investasi bodong berbentuk agrobisnis, penanaman modal, bagi hasil peternakan, valuta asing, lewat jaringan (online), penipuan reksa dana , perdagangan berjangka, bisnis dagang, investasi intan dan emas. Kegiatan ini sangat jelas melanggar UU Perbankan No 10 Tahun 1998 Pasal 46 (1) dan (2) tentang menghimpun dana
  • 17. 111 dari masyarakat tanpa izin dalam bentuk simpanan, dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara, dan KUH pidana Pasal 372 dan 378 tentang penipuan dan penggelapan dengan ancaman hukuman tepat empat tahun penjara. Secara umum, investasi bodong menggunakan skema money game atau Skema Ponzi yaitu memutar dana nasabah dengan cara membayar bonus nasabah lama dengan sumber dana yang berasal dari nasabah baru. Tidak ada sedikitpun aktivitas bisnis nyata untuk menopang pembayaran bonus kepada nasabah. Akibatnya sudah dapat diduga, para nasabah baru akan kehilangan uang mereka dalam waktu singkat karena uangnya telah diserahkan kepada pihak lain yang ikut lebih dahulu. Bertambahnya jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia yang hingga akhir tahun 2012 berjumlah 134 juta telah mencetak orang-orang kaya baru yang kelebihan dana dan butuh saluran investasi. Fenomena ini lalu ditangkap oleh beberapa perusahaan dengan menawarkan investasi berbunga tinggi dalam waktu singkat melalui system keanggotaan. Mereka memakai system keagenan untuk merekrut para nasabah yang potensial atau dianggap kaya. Selain itu untuk menarik minat masyarakat luas, mereka melakukan seminar; acara peluncuran produk yang melibatkan tokoh-tokoh terkemuka, atau turun kedaerah- daerah melalui arisan dan sejenisnya. Dttambah dengan motif ketamakan atau ingin lebih kaya dalam waktu singkat. Maka orang-orang ini terjebak dengan mudah dalam investasi bodong. Berkaitan dengan investasi bodong ini, OJK telah meluncurkan iklan yang mengajak masyarkat untuk berhati-hati dalam memilih produk-produk investasi. Pesan iklan tersebut berbunyi:” Hati-hati dan jangan tergiur jika ada orang yang menawarkan produk investasi disertai dengan janji keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat. Anda berhak bahkan harus meminta orang tersebut untuk menunjukkan izin yang mereka miliki dari otoritas berwenang. Ingat, SIUPP atau izin penanaman modal bukan izin untuk menawarkan produk investasi. Pastikan pula Anda memahami produk investasi yang ditawarkan termasuk resikonya. Bila ragu segera hubungi call centre OJK Untuk mencegah semakin bertambahnya korban investasi bodong , pemerintah RI telah membentuk Satuan Tugas Penanganan Dugaan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (Satgas Waspada Investasi) yang beranggotakan perwakilan pejabat dari Sembilan intansi mencakup OJK, Bank Indonesia, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Kementrian Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bapepti) , Kementrian Koperasi dan UKM,
  • 18. 112 Kementrian Koperasi dan UKM, Kementrian Komunikasi dan Informatika, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Hingga 3 September 2013, Satgas ini telah menerima 177 laporan berupa aduan maupun informasi dari nasabah disektor keuangan. Dari 177 pengaduan yang telah diolah oleh satgas, sebanyak 145 pengaduan sudah didistribusikan ke instansi berwenang, terdiri atas 56 pengaduan, 34 informasi dan sisanya adalah pertanyaan. Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga di Tengah Tingginya Ketidakpastian Perekonomian Global Jakarta, 25 September 2019. Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan menilai stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga di tengah masih tingginya ketidakpastian perekonomian global. Sektor jasa keuangan domestik masih mencatatkan perkembangan yang positif dengan pertumbuhan intermediasi yang stabil dan profil risiko lembaga jasa keuangan yang terjaga.