Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan filsafat puasa menurut pandangan Islam, macam-macam puasa menurut madzhab, syarat, rukun dan yang membatalkan puasa menurut madzhab Syafi'i, manfaat dan tujuan puasa, sejarah puasa, dan sejarah diwajibkannya puasa Ramadhan kepada umat Islam.
2. Definisi Dan Filosofi Puasa
Secara bahasa Shaum (Puasa) bermakna ‘imsaak’ yaitu menahan.
Secara syar’I maka puasa adalah beribadah kepada Allah SWT dengan cara
menahan diri dari makan, minum dan dari segala yang membatalkannya, sejak
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Niat puasa Tempatnya adalah dalam hati, tidak boleh melafalkan niat ini secara
lisan, sebab melafalkannya secara lisan adalah perkara bid’ah.
Niat ini boleh di niatkan pada waktu kapan pun dalam malam hari itu, walaupun
sudah dekat waktu fajar ketentuan puasa wajib adalah wajib berniat puasa
sebelum fajar.
3. Macam – Macam Puasa Ala Madzhab
Syafi’iyyah An – Nahdliyah
A. Madzhab Hanafi .
Contoh nya puasa: pertama Al Muharram, kedua puasa Rajab, dan ke tiga adalah
puasa Sya’ban dan puasa Asyura’
B. Mahdzab Maliki.
contohnya: bulan-bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah
tiga, yakni Al Muharram, Rajab dan Sya’ban.
C. Mahdzab Syafi’i.
contohnya: puasa di bulan Rajab
D. Mahdzab Hanbali.
4. Syarat, Rukun, dan Yang Membatalkan
Puasa Ala Madhzab Syafi’iyah An –
Nahdliyah
A. Syarat Wajib Puasa
Syarat pertama seseorang itu
diwajibkan menjalankan ibadah
puasa, khususnya puasa Ramadhan.
Syarat yang kedua seseorang itu
berkewajiban menjalankan ibadah
puasa Ramadhan, yaitu ia sudah
baligh.
Syarat yang ketiga bagi seorang
muslim dan baligh itu terkena
kewajiban menjalankan ibadah
puasa
Syarat keempat adalah kuat
menjalankan ibadah puasa.
Syarat kelima Mengetahui Awal
Bulan Ramadhan.
Rukun Puasa
Pertama adalah niat.
kedua adalah menahan diri dari
segala sesuatu yang membatalkan
puasa.
5. Manfaat Dan Tujuan Puasa
Ia merupakan ibadah yang dilakukan
seorang hamba untuk mendekatkan
diri kepada diri kepada rabbnya.
Ia merupakan ibadah yang menjadi
faktor adanya taqwa dalam diri
seseorang hamba bila mana ia
melaksanakan kewajiban
kewajibanya puasa secara sempurna
Dengan berpuasa, seorang yang kaya
akan tahu kadar nikmat Allah yang di
anugerahkan atasnya,
Puasa melatih diri untuk membatasi
jiwa (dari syahwat) dan
menguasainya agar ia bisa
mengontrol dan mengarahkan
jiwanya pada amalan yang berubah
kebaikan dan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Puasa bisa membuat seorang sehat
jasmani di karenakan sikap tidak
banyak makan, mengistirahatkan
kerja sistem pencernaan dalam jeda
waktu tertentu, dan keluarnya semua
tinja’ dan kotoran yang berbahaya
bagi tubuh dari dalam perut.
6. Sejarah Puasa
Puasa adalah ibadah ruhiyyah yang ada sejak lama; di mana Allâh Azza wa Jalla
mewajibkannya atas banyak umat sebelum umat ini. Allâh Azza wa Jalla
berfirman:
اَياَهُّيَأََِينذَّلاواُنَمآََبِتُكَُمُكْيَلَعَُماَي ِالصاَمَكََبِتُكىَلَعََِينذَّلاَْنِمَْبَقَْمُكِلَْمُكَّلَعَلونُقَّتَت
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” [Al-
Baqarah/2:183]
Puasa sendiri telah dikenal oleh orang-orang zaman dahulu dari bangsa Mesir dan
India. Juga dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi. Jadi, sejarah puasa sangatlah tua;
yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Disyariatkannya ibadah ini kepada semua
umat, menunjukkan bahwa ibadah ini di antara ibadah yang paling agung dalam
menyucikan ruhani, membersihkan jiwa, menguatkan sentimental agama dalam hati,
serta untuk melengkapi hubungan antara hamba dengan Rabbnya Subhanahu wa
Ta’ala.
7. SEJARAH DIWAJIBKANNYA PUASA ATAS UMAT
INI
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa hari Asyura sebelum diwajibkannya
puasa Ramadhan. Bahkan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa Asyura
di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah. Hanya saja, puasa Asyura menurut
pendapat yang rajih tidaklah diwajibkan atas Rasul Shallallahu ‘alaihi wa
salam dan kaum Mukminin. Namun hanya sekedar puasa sunnah semata.
Pada tahun kedua dari Hijrah, pada malam kedua dari Sya’ban, Allâh Azza wa
Jalla mewajibkan puasa atas kaum Muslimin; dengan firman-Nya:
اَياَهُّيَأََِينذَّلاواُنَمآََبِتُكَُمُكْيَلَعَُماَي ِالصاَمَكََبِتُكىَلَعََِينذَّلاَْنِمََقَْمُكِلْبَْمُكَّلَعَلََونُقَّتَت﴿١٨٣﴾ اًماَّيَأََاتدُودْعَم
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (yaitu) dalam
beberapa hari yang tertentu.” [Al-Baqarah/2: 183-184]