RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
1. RESPON KAYU TERHADAP
FACTOR BIOLOGIS DAN NON
BIOLOGIS
Dosen Pengampuh : Munadia ,S.Hut , M.Agr
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS KEHUTANAN
Disusun Oleh : Dimas Ariyan Saputra
G1011211133
KELAS G
2. PENDAHULUAN
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta
ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi. Kayu digunakan untuk
berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat
perabot, bahan bangunan, bahan kertas, dan
banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai
hiasan rumah tangga dan sebagainya.Dalam
proses pemanfaatannya kayu memiliki tingkat atau
mutu yang berbeda.Mutu kayu ini tergantung dari
berbagai fajtor yang mempengaruhinya seperti
factor
3. FAKTOR BIOLOGIS
Keawetan kayu adalah daya tahan sesuatu
jenis kayu terhadap organisme rusak kayu.
Tambunan dan Nandika (1989) menyatakan
perusak kayu dapat terjadi oleh berbagai
faktor baik biologis, fisik, mekanisme
maupun kimia. Kenyataan menunjukkan
bahwa dari kempat faktor tersebut, ternyata
paling banyak menimbulkan kerusakan
terhadap kayu adalah faktor biologis. Faktor-
faktor biologis perusak kayu yang terpenting
adalah jamur, bakteri, serangga dan
binatang laut. Jasad hidup tersebut merusak
kayu karena mereka menjadikan kayu
sebagai tempat tinggal atau makanannya.
4. JAMUR
Jamur merupakan tumbuhan tingkat
rendah yang tidak mempunyai zat hijau
(chlorophyl). Untuk hidupnya mereka
berperan sebagai parasit atau saprofit
(Tambunan dan Nandika, 1989).
mikroorganisme ini tidak dapat
menghasilkan makanannya sendiri,
melainkan harus memperoleh makanannya
dari bahanbahan organik yang dihasilkan
oleh organisme hidup lainnya.
Mikroorganisme ini dapat dibedakan dalam
empat golongan tergantung pada sifat
perkembangan didalam dan pada kayu, dan
tipe kerusakan yang ditimbulkan olehnya.
Hunt dan Garrat (1986) menyatakan
golongan-golongan tersebut adalah
cendawan perusak kayu, pewarna kayu,
cendawan buluk dan bakteri penyerang
kayu.
6. topic 1
The animal kingdom
PENGARUH SERANGAN JAMUR PADA KAYU
Pengaruh Berat Pengaruh
Kekuatan Kayu
Peningkatan
Kadar Air
Peningkatan
Kalori
Perubahan
Warna
Perubahan Sifat
Makroskopis
Perubahan Bau
8. RAYAP
• Kerugian akibat serangan rayap tidak kecil, binatang kecil yang tergolong
kedalam serangga sosial ini, mampu menghancurkan bangunan yang
berukuran besar dan mengakibatkan kerugian besar pula (Tambunan dan
Nandika, 1989).
• Rayap ini menyerang beraneka ragam kayu bangunan, seperti tiang-tiang,
tonggak-tonggak penyangga, tiang penguat tambang, menara pengebor
minyak, kayu jembatan.
• Hunt dan Garrat (1986) menyatakan denga perkembangan daerah-daerah
berkayu untuk pemukiman dan tujuan-tujuan penelitian, rayap ini banyak
tertarik pada berbagai bangunan dan barang-harang yang terbuat dari kayu.
9. KUMBANG
Diantara serangga bubuk kayu yang sangat penting dari segi pengaruh dan besarnya
kerusakan, adalah kumbang Lyctus. Serangga-serangga ini hanya menyerang kayu
daun lebar denga diameter pembuluh yang sangat besar untuk menerima telurnya.
Kepekaan kayu terhadap serangan ini ditujukan oleh kadar patinya, karena pari adalah
zat makanan pokok bagi Lyctus (Hunt dan Garrat, 1986). Jika kayu yang terserang
serangga ini digerakkan atau digoyangkan, sisa yang berbentuk bubuk ini keluar dari
lubang-lubang yang dibuat pada permukaan kayu oleh kumbang dewasa yang bersayap
ketika mereka muncul untuk meluaskan serangan.
10. Faktor non Biologis
Faktor non-biologis pada kerusakan kayu berakibat dari hal abiotik. Kerusakan yang
ditimbulkan juga biasanya tidak separah rusaknya kayu karena faktor biologis
.Beberapa faktor non-biologis di antaranya adalah faktor fisik, mekanis, dan kimia. Yang
termasuk faktor fisik di antaranya cahaya, air, udara, panas dan api.Sementara faktor
kimia kaitannya dengan kondisi asam dan basa. Dan yang menjadi kerusakan akibat
faktor mekanis karena adanya gesekan maupun pukulan.Masih banyak menjadi
perdebatan pula, apakah benar faktor non-biologis seperti faktor fisik dapat menjadi
penyebab pelapukan atau kerusakan kayu. Ataupun beberapa kondisi lainnya yang
seringkali dicurigai sebagai kerusakan akibat faktor non-biologis
11. Kerusakan Kayu Akibat Udara
Oksigen mampu menyebabkan perubahan warna pada
kayu menjadi kecoklatan. Kayu yang berumur muda
akan berubah warna menjadi warna abu-abu.
Sementara yang warnanya cenderung tua akan menjadi
lebih pucat.
Kerusakan yang ditimbulkan juga pada kekuatan kayu.
Lama kelamaan, kayu akan mudah rapuh. Adanya
oksigen yang masuk ke dalam pori kayu (terutama saat
baru selesai ditebang) ternyata mampu bereaksi
dengan sel parenkim yang sebelumnya masih dalam
keadaan hidup.Reaksi antara oksigen dengan sel
parenkim dapat membentuk tyloses.
Yaitu berupa gelembung yang dapat menyebabkan
penyumbatan pada saluran dalam sel-sel kayu. Hal
tersebut disebut dengan einlauf.Saat kayu terkena
gejala einlauf, biasanya akan lebih sulit untuk dilapisi
pengawet. Karena bahan pengawet kayu yang
diaplikasikan tidak dapat menembus permukaan kayu.
12. Kerusakan Kayu Akibat Angin
Angin dapat menjadi penyebab tidak
meratanya penguapan yang terjadi
pada kayu. Sehingga jika terus
menerus terjadi, akan menyebabkan
kayu mudah retak.
Bukan hanya itu, angin juga memiliki
peran penting sebagai pembawa spora
jamur yang dapat menyebabkan
kerusakan akibat infeksinya pada
kayu.Sementara pada area berpasir,
angin juga memiliki peran sebagai
penyebab keausan kayu. Hal tersebut
karena permukaan kayu sering
tergesek pasir sehingga cepat aus.
13. Kerusakan Kayu Akibat Suhu
Tinggi rendahnya suhu dalam jangka waktu
cukup lama tentu akan mempengaruhi kondisi
kayu. Hal ini biasanya sangat berpengaruh pada
saat pemanasan kayu. Pemanasan kayu pada
suhu tinggi secara terus menerus dapat
menyebabkan kerusakan. Berupa keretakan
bahkan hingga kerapuhan pada kayu.
Sehingga, penting sekali menentukan suhu ideal
pada treatment kayu. Terutama yang kaitannya
dengan suhu seperti melalui pemanasan ini.
14. Kerusakan Kayu Akibat Air
Kerusakan pada kayu dan harus
diwasapadai adalah air. Saat bersentuhan
dengan kayu, apalagi dalam jangka waktu
cukup lama.Penurunan kualitas kayu
dapat terjadi akibat kayu bersentuhan
langsung dengan air. Kayu akan lebih
lembab dan memudahkan berbagai faktor
perusak biologis muncul untuk
merusaknya. Seperti kemunculan jamur
maupun serangga-serangga perusak kayu
yang lebih menyukai kayu dalam kondisi
lembab. Kandungan air pada kayu juga
bisa mempengaruhi penyusutan dan
pengembangan kayu menjadi lebih cepat.
Usahakan kandungan air dalam kayu
dalam jumlah yang sesuai. Sehingga tidak
mudah mengalami kerusakan.
15. Kerusakan Kayu Akibat Sinar Matahari
Interaksi langsung antara sinar matahari dan kayu dapat menjadi masalah jika dibiarkan
terus menerus dan terlalu intens. Biasanya ditandai dengan timbulnya retakan karena proses
pengeringan terjadi terlalu cepat.Kandungan ultraviolet yang ada pada cahaya maahari
mampu mengoksidasi permukaan kayu secara perlahan. Pada wilayah daratan tinggi, hal
tersebut menyebabkan perubahan warna menjadi kecoklatan ataupun keabuan.Kandungan
ultraviolet juga dapat lebih besar pengaruhnya pada lignin dibandingkan pada selulosa.
Sehingga kayu dapat lebih mudah rapuh bahkan patah