Stabilitas suatu senyawa kompleks dipengaruhi oleh atom pusat, ligan, dan harga konstanta stabilitas (βn). Semakin besar nilai βn, semakin stabil kompleks tersebut."
3. • Dalam mempelajari suatu sistem reaksi dan senyawa kimia,
ada dua pendekatan yang bisa digunakan , yaitu
Termodinamik senyawa kimia dapat dikatakan stabil atau tidak stabil.
Kinetik senyawa dapat dikatakan sebagai suatu senyawa yang
labil, atau senyawa inert.
4. keadaan awal dan akhir dari sistem
beberapa besaran yang dibahas dalam pendekatan
termodinamika adalah konstanta
kesetimbangan, energi ikatan, potensial reduksi,dsb
G = H – T S = - RT ln K
Untuk senyawa kompleks, Biltz (1927) menggolongkan
senyawa kompleks menjadi kompleks stabil dan
kompleks tidak stabil.
Stabil mampu bertahan
Tidak stabil mudah terurai
5. • Menitikberatkan pada mekanisme yang terjadi pada
reaksi dan kecepatan berlangsungnya reaksi.
• Besaran yang berpengaruh : energi aktivasi, konstanta
laju reaksi, dan pembentukan kompleks intermediate.
• Taube (1950) telah mengklasifikasikan senyawa
kompleks menjadi kompleks labil dan kompleks inert
berdasarkan laju pertukaran ligan kompleks tersebut.
labil mengalami pertukaran ligan dengan cepat
inert pertukaran ligan berlangsung dengan sangat
lambat /tidak berlangsung sama sekali.
6. • Karena tinjauan yang digunakan dalam aspek kinetika
dan termodinamika berbeda, maka bukan tidak mungkin
suatu kompleks yang stabil secara termodinamika jika
ditinjau secara kinetika merupakan kompleks yang labil.
Sebaliknya, suatu kompleks yang tidak stabil mungkin
saja merupakan kompleks inert.
• Stabilitas suatu senyawa bergantung pada
energi reaksinya, sedangkan labilitas
senyawa bergantung pada energi aktivasi dari
senyawa tersebut.
7. • Kompleks logam terbentuk dalam larutan melalui tahap-tahap reaksi, dan
konstanta kesetimbangan dapat ditulis untuk masing-masing tahap.
Misalnya untuk reaksi pembentukan Cu(NH3)42+ :
Termodinamik
8. • Tetapan stabilitasnya dapat dituliskan dalam suatu
persamaan. Misalkan pembentukan kompleks MLn,
terbentuk melalui sejumlah n tahapan. Tetapan stabilitas
untuk setiap tahapan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :
M+L ML,K1 = [ML]
[M][L]
ML + L ML2, K2 = [ML2]
[ML][L]
MLn-1 + L MLn Kn = [MLn]
[MLn-1][L]
K1, K2, …., Kn stepwise stability constants
K1 > K2 > K3 > …> Kn
9.
10. M+L ML, β1 =
[ML]
[M][L]
M + 2L ML2, β2 = [ML2]
[M][L]2
M + nL MLn βn = [MLn]
[M][L]n
β1, β2, …, βn overall stability constants
L adalah ligan monodentat
n adalah B.K. atom logam M
11. • Harga K dan β dari suatu kompleks saling
berhubungan satu sama lain. Misalkan saja
pada suatu kompleks MLn, harga β3nya adalah
• βn = K1 x K2 x …. x Kn
• log βn = log K1 + log K2 + …….. + log Kn
Harga βn merupakan ukuran dari stabilitas
suatu senyawa kompleks. Makin besar harga
βn, makin stabil kompleks tersebut.
14. Ukuran dan Muatan Ion Pusat
Li+ (r = 0,60Ǻ) > Na+ (r = 0,95Ǻ) > K+ (r = 1,33 Ǻ) > Rb+ (r = 1,48Ǻ) > Cs+ (r= 1,69Ǻ)
Jari-jari ion logam stabilitasnya
Th4+ (r = 0,95Ǻ) > Y3+ (r = 0,93Ǻ) > Ca2+ (r = 0,99Ǻ) > Na+ (r = 0,95Ǻ)
Muatan ion stabilitasnya
harga q/r yang makin besar medan listrik dari logam pusat
semakin besar pula.
15. Pengaruh CFSE
• CFSE meningkatkan kestabilan kompleks, so, K maks
dapat diramalkan akan diperoleh pada kompleks dengan
logam pusat yang memiliki konfigurasi elektron d3 dan d8,
karena konfigurasi ini akan memberikan harga CFSE yang
paling besar.
• urutan stabilitas kompleks berdasarkan konfigurasi elektron
pada orbital d mengikuti urutan sebagai berikut :
• d0 < d1 < d2 < d3 4 < d5 < d6 < d7 < d8 d9 < d10
d
16. Elektronegativitas dan Kemampuan Polarisasi Logam
• Kompleks yang terbentuk dari logam dengan
elektonegativitas yang tinggi akan menghasilkan kopmpleks
yang lebih stabil,
• Dalam hal yang sama, logam dengan kemampuan polarisasi
yang lebih besar juga akan menghasilkan kompleks yang lebih
stabil.
17. Logam jenis a dan b
1. Logam kelas a : logam-logam yang lebih elektropositif, (alkali
dan alkali tanah, logam transisi pertama, logam pada deret
Lantanida dan Aktinida) stabil dg ligan unsur periode 2
(N,O,F)
2. Logam kelas b : logam-logam yang lebih elektronegatif, seperti
Pt, Au, Hg, Pb, logam-logam transisi ringan dengan bilangan
oksidasi yang rendah stabil dg ligan periode ketiga (P,S,Cl)
18. Beberapa factor dari ligan yang mempengaruhi kestabilan
kompleks
Ukuran dan muatan ligan
Momen Dipol dari Ligan
Sifat Basa Ligan
Efek Sterik
Efek Khelat
Kemampuan membentuk
ikatan π
19. • kompleks yang stabil akan terbentuk dari ligan yang
berukuran kecil dan memiliki muatan yang besar.
• makin besar momen dipol dari suatu ligan, stabilitas
kompleks yang terbentuk makin besar
amina > etilamin > dietilamin > trietilamin
• makin basa suatu ligan, kompleks yang terbentuk akan
semakin stabil
F- > Cl-> Br- > I- > NH3 > H2O > HF
• ligan-ligan yang dapat membentuk ikatan π dengan logam
membentuk kompleks yang lebih stabil. Misalnya saja ligan
CN-, CO, PR3, dan alkena.
• Adanya efek sterik dapat melemahkan ikatan logam dengan
ligan.
• Ligan yang merupakan suatu ligan pengkhelat membentuk
kompleks yang lebih stabil dibandingkan ligan bukan khelat
20.
21. A+B C Kc = [C] / [A] [B] Kc = tetapan stabilitas
Harga K dapat dicari jika kons. mula – mula zat yang bereaksi dan zat pada
saat kesetimbangan diketahui.
Kesukaran penentuan harga K disebabkan :
1. Akan terbentuk pula kompleks lain.
2. Penentuan masing - masing spesi sering mengganggu kesetimbangan
[Co(OH2)6]2+ + Cl- [Co(OH2)5Cl]+ + H2O
1. Tetapan stabilitas sebenarnya bergantung kepada aktivitas, bukan kepada
konsentrasi.
Ka = aC / aA . aB = c C / cA. cB ɤ sulit ditentukan
a = c .ɤ Koef.aktivitas
konsentrasi
22. • Konsentrasi spesi dalam lar. Dapat dilakukan dengan cara
1. Spektroskopi
Untuk menetapkan konsentrasi senyawa kompleks
berwarna, dimana ketajaman warna sebanding dengan
konsentrasi.
Hk.Lambert-Beer
Log I / Io = o.d = €. c. L od (optical density) diketahui dg
septofotometer
Contoh :
Fe3+ + NCS- ↔ *Fe(NCS)+2+
Kc = [Fe(NCS)]2+ / [Fe3+ ][NCS-]
1. Elektrolisa
Untuk menentukan kc dimana kesetimbangan dipengaruhi
oleh pH. Besrnya H+ ditentukan oleh pH meter.
Misal pada pembentukan kompleks [Ag(NH3)2]+
Ag+ + NH3 ↔ *Ag(NH3)]+ K1
[Ag(NH3)]+ + NH3 ↔ *Ag(NH3)2]+ K2
23. • Stabilitas suatu senyawa bergantung pada energi
reaksinya, sedangkan labilitas senyawa bergantung
pada energi aktivasi dari senyawa tersebut
• Harga βn merupakan ukuran dari stabilitas suatu
senyawa kompleks. Makin besar harga βn, makin
stabil kompleks tersebut.
• Kestabilan kompleks dipengaruhi oleh atom pusat
dan ligan
Hinweis der Redaktion
Hal inidikarenakandengan
karenakecenderunganlogamuntukmenarikpasanganelektron yang didonasikanolehliganakanlebihkuat.
karenakecenderunganlogamuntukmenarikpasanganelektron yang didonasikanolehliganakanlebihkuat.