SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
METODE PEMERIKSAAN
MIKROALBUMINURIA
Presentan :Diana Arwati,dr
Pembimbing: dr Yuwono SpPK
PPDS PATOLOGI KLINIK
FK UNS RS.DR MOEWARDI SURAKARTA
TAHAP I-DASAR:ORIENTASINO TUGAS KIMIA SERO SEKRESI&E
KRESI
HEMA
1 METODE 1 18 DES 2010
2 METODE 2 23 DES 2010
3 METODE 23 FEB 2011
4 METODE MEI 2011
PENDAHULUAN Mikroalbuminuria adalah keadaan dimana tedapat
peningkatan eskresi albumin dalam urin yang lebih
besar dari batas nilai normal tetapi lebih rendah dari
albumin urin klinis
 Nilai rentang → 20-200μg/menit atau 30- 300 mg/24
jam, setara dengan kadar albumin 30-140 µg/ml
 Tes mikroalbuminuria merupakan salah satu tes unuk
deteksi dini DM
 Perjalanan nefropati DM :
- Tahap 1: hiperplasi dan hipertrofi ginjal
-Tahap 2: terjadi perubahan morfologi ginjal.
Ditandai dengan peningkatan GFR
-Tahap 3: tahap insipien. Kelainan utama:
mikroalbuminuria
- Tahap 4: nefropati klinis
- Tahap 5: End Stage Renal Disease
Indikasi
 Tes skrining albumin urin dengan metode carik celup:
Pasien DM tipe 1 dan 2
frekuensi tes sekali setahun
 Tes albumin urin metode kuantitatif:
Sebagai tes konfirmasi bila tes skrining dengan
metode carik celup hasilnya positif
 Adapun metode tes mikroalbuminuria:
A. Tes albumin urin kualitatif
Metode carik celup
B. Tes albumin urin kuantitatif
1. Metode Radial Imunodiffusion(RID)
2. Metode RadioImunoassay(RIA)
3. Metode Enzym-linked Imunoassay(ELISA)
4. Metode Imunoturbidimetric
PRAANALITIK Persiapan pasien:
Tidak ada persiapan khusus
 Persiapan Sampel
Urin 24 jam→ gold standar
Urin 12 jam malam
Urin pagi pertama
 Wadah penampungan dari bahan plastik, tanpa bahan
pengawet, beri identitas pasien, keterangan waktu
pengambilan sampel, suhu penyimpanan,dan
keterangan yang lain.
A. METODE KULITATIF
METODE CARIK CELUP
 Prinsip
IMUNOKROMATOGRAFI
Sampel urin akan bergerak dari wick fleece → buffer fleece→
conjugate fleece dimana albumin dalam urin akan diikat
soluble antibodi gold conjugate dan β galactoside →
kompleks antigen antibodi enzim .
Dalam matrix capture, antibodi yang berlebih akan diikat oleh
imobilized albumin sehingga hanya albumin yang mengikat
komplek antibodi enzim yang mencapai color substrat pad→
enzim memecah substrat→ perubahan warna dari putih ke
merah tergantung dari konsentrasi albumin
•Alat dan Bahan
-Alat :
1.Kertas carik celup
2.Botol penampung
urin
3.Stop watch
-Bahan:
sampel urin 5 ml
 Cara Kerja
1. Celupkan carik celup kedalam urin selama 5 detik.
2. Letakan carik celup pada tempat nonabsorben
3. Setelah 1 menit, bandingkan warna hasil reaksi
 Evaluasi
Positiv→ 2 dari 3 pemeriksaan selama seminggu
memberi hasil albumin≥ 20mg/L
 Format yang disukai pemakai(teknisi laboratorium)
Pemeriksaan cepat
Stabil
Relatif tidak mahal
B. METODE KUANTITATIF
1.RADIAL IMUNODIFUSION(RID) Prinsip:
Antibodi yang monospesifik dicampur dengan agar,
dan dilapiskan diatas slide dari plastik→ditambahkan
sampel →inkubasi(50-80 jam)→lingkaran presipitat
→diameter/ luas lingkaran dibandingkan pada kurva baku
 Konsentrasi antigen sebanding dengan cincin
presipitat.
 Butuh waktu yang lama dan banyak tenaga → jarang
digunakan
2. RADIOIMMUNOASAY(RIA)
Prinsip:
Tracer→ antigen berlabel radioisotop
Reaksi awal → perebutan antibodi dari kit pereaksi
yang jumlahnya terbatas dan tertentu oleh antigen
yang tidak berlabel dari spesimen dengan tracer kit
pereaksi yang jumlahnya terbatas.
 Keuntungan
Sensitif
 Kerugian
Umur reagen pendek
Resiko radiasi petugas dan lingkungan
Butuh banyak tenaga, belum dapat diotomatisasi
Tempat penyimpanan kusus
Penangan limbah radioisotop
3.ENZYM LINKED
IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)
 Prinsip:
1. Tahap imunologik→ reaksi antigen antibodi
2. Tahap enzimologi → reaksi enzim dengan substrat-
kromogenik→ produk berwarna
3. Tahap fotometrik → pengukuran resapan warna yang
terjadi dengan fotometer
 Keuntungan
Sensitif
Praktis
 Kerugian
Pemeriksaan menggunakan enzim cukup kompleks
karena akvitas enzim dipengaruhi oleh berbagai faktor
4.IMUNOTURBIDIMETRIC
 Prinsip Tes
Antibodi spesifik mengikat albumin dalam sampel
urin dengan adanya polyethylene glykol → terjadi
reaksi antigen antibodi → aglutinasi → kekeruhan
diukur secara kuantitatif.
L
Ab + polietyleneglykol Ag sampel
Agglutinasi Terjadi perubahan
absorbansi
Deteksi perubahan absorbansinya 
konsentrasi albumin
 Alat dan Bahan
- Bahan
Sampel urin 5 ml
- Alat
1.Tabung reaksi
2.Alat automatik DCA 2000+ Analyzer
 Cara Kerja
1.Masukkan urin dalam tabung reaksi
2.Isap urin dengan pipa kapiler yang ada pada reagen
cartridge
3. Letakan reagen cartridge pada scan barcode
4.Buka pintu catridge dan pindahkan reagen cartidge
pada ruang cartridge
5.Masukan plunger tepat pada lubang diatas pipa
kapiler.Masukan plunger pada alat pemegang pipa
kapiler hingga terkunci
6.Tarik plastik pull-tab
7.Tutup pintu ruang catridge, program tes
mikroalbuminuria
• Nilai rujukan:
Normal mikroalbuminuria:
o <20 mg/L(<0.02 g/L) atau
o ≤30 mg/24 jam(≤0.03g/24jam)
PASCA ANALITIK
 Metode kuantitatif lebih praktis tetapi kurang
akurat→ jarang digunakan.
 Metode kualitatif lebih sering digunakan.
Daftar pustaka1.Hardjoeno H, dkk. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium
Diagnostik, Hasanuddin University Press, 2007: 194-198
2.Sacher Ronald A, McPherson Richard A. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, 2004: 219-222
3. Hohenberger E, Kimling H. Compendium Urinalysis with Test
Strips, Roche Diagnostics GmbH, 2004 :77-79
4. Anonim. DCA 2000 Microalbumin*Creatinine, Departement of
Pathology University of Michigan Health System ,2007
5. Handojo Indro. Pengantar Imunoasai Dasar, Airlangga
University Press, 2003: 32
6. Tahono, Kuliah Immunological Tests, 2007
7. Anonim. Patologi Klinik II, FK UNS
TERIMAKASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalPraktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalSyscha Lumempouw
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gtArini Utami
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelAhmadPurnawarmanFais
 
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaPlebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaRiskymessyana99
 
Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control ferinurgianto
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumPertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumSuryanata Kesuma
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positifBakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positiflissura chatami
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 

Was ist angesagt? (20)

Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalPraktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gt
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaPlebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
 
Diagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinikDiagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinik
 
Pengantar imunoasai
Pengantar imunoasaiPengantar imunoasai
Pengantar imunoasai
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumPertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
 
Sistem komplemen immunologi
Sistem komplemen immunologiSistem komplemen immunologi
Sistem komplemen immunologi
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positifBakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Tkik4
Tkik4Tkik4
Tkik4
 

Ähnlich wie DETEKSI DINI

Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darahBiomedis Teknisi
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darahBiomedis Teknisi
 
Tpibaru4
Tpibaru4Tpibaru4
Tpibaru4andreei
 
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdfpemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdfMuhammadAndre28
 
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptpemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptdryuby
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperEly John Karimela
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN -NOVI.pptx
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN  -NOVI.pptxLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN  -NOVI.pptx
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN -NOVI.pptxBeiPrinting
 
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxFARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxHani902411
 
Biokim urin glukosa
Biokim urin glukosaBiokim urin glukosa
Biokim urin glukosaselvindianda
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan TernakPenilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan TernakRoni Kedua
 
Tutor imunologi lulut
Tutor imunologi lulutTutor imunologi lulut
Tutor imunologi lulutandreei
 

Ähnlich wie DETEKSI DINI (20)

Tkik5
Tkik5Tkik5
Tkik5
 
Tkk6
Tkk6Tkk6
Tkk6
 
Tkk6
Tkk6Tkk6
Tkk6
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Tpibaru4
Tpibaru4Tpibaru4
Tpibaru4
 
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdfpemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
 
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptpemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
Urin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 revUrin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 rev
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN -NOVI.pptx
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN  -NOVI.pptxLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN  -NOVI.pptx
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN -NOVI.pptx
 
PPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptxPPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptx
 
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxFARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
 
Biokim urin glukosa
Biokim urin glukosaBiokim urin glukosa
Biokim urin glukosa
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan TernakPenilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
 
Tutor imunologi lulut
Tutor imunologi lulutTutor imunologi lulut
Tutor imunologi lulut
 
Analisis Bahan Pangan
Analisis Bahan PanganAnalisis Bahan Pangan
Analisis Bahan Pangan
 
Analisis Bahan Pangan
Analisis Bahan PanganAnalisis Bahan Pangan
Analisis Bahan Pangan
 

DETEKSI DINI

  • 1. METODE PEMERIKSAAN MIKROALBUMINURIA Presentan :Diana Arwati,dr Pembimbing: dr Yuwono SpPK PPDS PATOLOGI KLINIK FK UNS RS.DR MOEWARDI SURAKARTA
  • 2. TAHAP I-DASAR:ORIENTASINO TUGAS KIMIA SERO SEKRESI&E KRESI HEMA 1 METODE 1 18 DES 2010 2 METODE 2 23 DES 2010 3 METODE 23 FEB 2011 4 METODE MEI 2011
  • 3. PENDAHULUAN Mikroalbuminuria adalah keadaan dimana tedapat peningkatan eskresi albumin dalam urin yang lebih besar dari batas nilai normal tetapi lebih rendah dari albumin urin klinis  Nilai rentang → 20-200μg/menit atau 30- 300 mg/24 jam, setara dengan kadar albumin 30-140 µg/ml  Tes mikroalbuminuria merupakan salah satu tes unuk deteksi dini DM
  • 4.  Perjalanan nefropati DM : - Tahap 1: hiperplasi dan hipertrofi ginjal -Tahap 2: terjadi perubahan morfologi ginjal. Ditandai dengan peningkatan GFR -Tahap 3: tahap insipien. Kelainan utama: mikroalbuminuria - Tahap 4: nefropati klinis - Tahap 5: End Stage Renal Disease
  • 5. Indikasi  Tes skrining albumin urin dengan metode carik celup: Pasien DM tipe 1 dan 2 frekuensi tes sekali setahun  Tes albumin urin metode kuantitatif: Sebagai tes konfirmasi bila tes skrining dengan metode carik celup hasilnya positif
  • 6.  Adapun metode tes mikroalbuminuria: A. Tes albumin urin kualitatif Metode carik celup B. Tes albumin urin kuantitatif 1. Metode Radial Imunodiffusion(RID) 2. Metode RadioImunoassay(RIA) 3. Metode Enzym-linked Imunoassay(ELISA) 4. Metode Imunoturbidimetric
  • 7. PRAANALITIK Persiapan pasien: Tidak ada persiapan khusus  Persiapan Sampel Urin 24 jam→ gold standar Urin 12 jam malam Urin pagi pertama  Wadah penampungan dari bahan plastik, tanpa bahan pengawet, beri identitas pasien, keterangan waktu pengambilan sampel, suhu penyimpanan,dan keterangan yang lain.
  • 8. A. METODE KULITATIF METODE CARIK CELUP  Prinsip IMUNOKROMATOGRAFI Sampel urin akan bergerak dari wick fleece → buffer fleece→ conjugate fleece dimana albumin dalam urin akan diikat soluble antibodi gold conjugate dan β galactoside → kompleks antigen antibodi enzim . Dalam matrix capture, antibodi yang berlebih akan diikat oleh imobilized albumin sehingga hanya albumin yang mengikat komplek antibodi enzim yang mencapai color substrat pad→ enzim memecah substrat→ perubahan warna dari putih ke merah tergantung dari konsentrasi albumin
  • 9.
  • 10.
  • 11. •Alat dan Bahan -Alat : 1.Kertas carik celup 2.Botol penampung urin 3.Stop watch -Bahan: sampel urin 5 ml
  • 12.  Cara Kerja 1. Celupkan carik celup kedalam urin selama 5 detik. 2. Letakan carik celup pada tempat nonabsorben 3. Setelah 1 menit, bandingkan warna hasil reaksi
  • 13.  Evaluasi Positiv→ 2 dari 3 pemeriksaan selama seminggu memberi hasil albumin≥ 20mg/L  Format yang disukai pemakai(teknisi laboratorium) Pemeriksaan cepat Stabil Relatif tidak mahal
  • 14. B. METODE KUANTITATIF 1.RADIAL IMUNODIFUSION(RID) Prinsip: Antibodi yang monospesifik dicampur dengan agar, dan dilapiskan diatas slide dari plastik→ditambahkan sampel →inkubasi(50-80 jam)→lingkaran presipitat →diameter/ luas lingkaran dibandingkan pada kurva baku  Konsentrasi antigen sebanding dengan cincin presipitat.  Butuh waktu yang lama dan banyak tenaga → jarang digunakan
  • 15.
  • 16. 2. RADIOIMMUNOASAY(RIA) Prinsip: Tracer→ antigen berlabel radioisotop Reaksi awal → perebutan antibodi dari kit pereaksi yang jumlahnya terbatas dan tertentu oleh antigen yang tidak berlabel dari spesimen dengan tracer kit pereaksi yang jumlahnya terbatas.
  • 17.  Keuntungan Sensitif  Kerugian Umur reagen pendek Resiko radiasi petugas dan lingkungan Butuh banyak tenaga, belum dapat diotomatisasi Tempat penyimpanan kusus Penangan limbah radioisotop
  • 18. 3.ENZYM LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)  Prinsip: 1. Tahap imunologik→ reaksi antigen antibodi 2. Tahap enzimologi → reaksi enzim dengan substrat- kromogenik→ produk berwarna 3. Tahap fotometrik → pengukuran resapan warna yang terjadi dengan fotometer
  • 19.
  • 20.  Keuntungan Sensitif Praktis  Kerugian Pemeriksaan menggunakan enzim cukup kompleks karena akvitas enzim dipengaruhi oleh berbagai faktor
  • 21. 4.IMUNOTURBIDIMETRIC  Prinsip Tes Antibodi spesifik mengikat albumin dalam sampel urin dengan adanya polyethylene glykol → terjadi reaksi antigen antibodi → aglutinasi → kekeruhan diukur secara kuantitatif.
  • 22. L Ab + polietyleneglykol Ag sampel Agglutinasi Terjadi perubahan absorbansi Deteksi perubahan absorbansinya  konsentrasi albumin
  • 23.  Alat dan Bahan - Bahan Sampel urin 5 ml - Alat 1.Tabung reaksi 2.Alat automatik DCA 2000+ Analyzer
  • 24.
  • 25.  Cara Kerja 1.Masukkan urin dalam tabung reaksi 2.Isap urin dengan pipa kapiler yang ada pada reagen cartridge 3. Letakan reagen cartridge pada scan barcode 4.Buka pintu catridge dan pindahkan reagen cartidge pada ruang cartridge 5.Masukan plunger tepat pada lubang diatas pipa kapiler.Masukan plunger pada alat pemegang pipa kapiler hingga terkunci 6.Tarik plastik pull-tab 7.Tutup pintu ruang catridge, program tes mikroalbuminuria
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29. • Nilai rujukan: Normal mikroalbuminuria: o <20 mg/L(<0.02 g/L) atau o ≤30 mg/24 jam(≤0.03g/24jam)
  • 30. PASCA ANALITIK  Metode kuantitatif lebih praktis tetapi kurang akurat→ jarang digunakan.  Metode kualitatif lebih sering digunakan.
  • 31. Daftar pustaka1.Hardjoeno H, dkk. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik, Hasanuddin University Press, 2007: 194-198 2.Sacher Ronald A, McPherson Richard A. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2004: 219-222 3. Hohenberger E, Kimling H. Compendium Urinalysis with Test Strips, Roche Diagnostics GmbH, 2004 :77-79 4. Anonim. DCA 2000 Microalbumin*Creatinine, Departement of Pathology University of Michigan Health System ,2007 5. Handojo Indro. Pengantar Imunoasai Dasar, Airlangga University Press, 2003: 32 6. Tahono, Kuliah Immunological Tests, 2007 7. Anonim. Patologi Klinik II, FK UNS