2. TAHAP I-DASAR:ORIENTASINO TUGAS KIMIA SERO SEKRESI&E
KRESI
HEMA
1 METODE 1 18 DES 2010
2 METODE 2 23 DES 2010
3 METODE 23 FEB 2011
4 METODE MEI 2011
3. PENDAHULUAN Mikroalbuminuria adalah keadaan dimana tedapat
peningkatan eskresi albumin dalam urin yang lebih
besar dari batas nilai normal tetapi lebih rendah dari
albumin urin klinis
Nilai rentang → 20-200μg/menit atau 30- 300 mg/24
jam, setara dengan kadar albumin 30-140 µg/ml
Tes mikroalbuminuria merupakan salah satu tes unuk
deteksi dini DM
4. Perjalanan nefropati DM :
- Tahap 1: hiperplasi dan hipertrofi ginjal
-Tahap 2: terjadi perubahan morfologi ginjal.
Ditandai dengan peningkatan GFR
-Tahap 3: tahap insipien. Kelainan utama:
mikroalbuminuria
- Tahap 4: nefropati klinis
- Tahap 5: End Stage Renal Disease
5. Indikasi
Tes skrining albumin urin dengan metode carik celup:
Pasien DM tipe 1 dan 2
frekuensi tes sekali setahun
Tes albumin urin metode kuantitatif:
Sebagai tes konfirmasi bila tes skrining dengan
metode carik celup hasilnya positif
6. Adapun metode tes mikroalbuminuria:
A. Tes albumin urin kualitatif
Metode carik celup
B. Tes albumin urin kuantitatif
1. Metode Radial Imunodiffusion(RID)
2. Metode RadioImunoassay(RIA)
3. Metode Enzym-linked Imunoassay(ELISA)
4. Metode Imunoturbidimetric
7. PRAANALITIK Persiapan pasien:
Tidak ada persiapan khusus
Persiapan Sampel
Urin 24 jam→ gold standar
Urin 12 jam malam
Urin pagi pertama
Wadah penampungan dari bahan plastik, tanpa bahan
pengawet, beri identitas pasien, keterangan waktu
pengambilan sampel, suhu penyimpanan,dan
keterangan yang lain.
8. A. METODE KULITATIF
METODE CARIK CELUP
Prinsip
IMUNOKROMATOGRAFI
Sampel urin akan bergerak dari wick fleece → buffer fleece→
conjugate fleece dimana albumin dalam urin akan diikat
soluble antibodi gold conjugate dan β galactoside →
kompleks antigen antibodi enzim .
Dalam matrix capture, antibodi yang berlebih akan diikat oleh
imobilized albumin sehingga hanya albumin yang mengikat
komplek antibodi enzim yang mencapai color substrat pad→
enzim memecah substrat→ perubahan warna dari putih ke
merah tergantung dari konsentrasi albumin
9.
10.
11. •Alat dan Bahan
-Alat :
1.Kertas carik celup
2.Botol penampung
urin
3.Stop watch
-Bahan:
sampel urin 5 ml
12. Cara Kerja
1. Celupkan carik celup kedalam urin selama 5 detik.
2. Letakan carik celup pada tempat nonabsorben
3. Setelah 1 menit, bandingkan warna hasil reaksi
13. Evaluasi
Positiv→ 2 dari 3 pemeriksaan selama seminggu
memberi hasil albumin≥ 20mg/L
Format yang disukai pemakai(teknisi laboratorium)
Pemeriksaan cepat
Stabil
Relatif tidak mahal
14. B. METODE KUANTITATIF
1.RADIAL IMUNODIFUSION(RID) Prinsip:
Antibodi yang monospesifik dicampur dengan agar,
dan dilapiskan diatas slide dari plastik→ditambahkan
sampel →inkubasi(50-80 jam)→lingkaran presipitat
→diameter/ luas lingkaran dibandingkan pada kurva baku
Konsentrasi antigen sebanding dengan cincin
presipitat.
Butuh waktu yang lama dan banyak tenaga → jarang
digunakan
15.
16. 2. RADIOIMMUNOASAY(RIA)
Prinsip:
Tracer→ antigen berlabel radioisotop
Reaksi awal → perebutan antibodi dari kit pereaksi
yang jumlahnya terbatas dan tertentu oleh antigen
yang tidak berlabel dari spesimen dengan tracer kit
pereaksi yang jumlahnya terbatas.
17. Keuntungan
Sensitif
Kerugian
Umur reagen pendek
Resiko radiasi petugas dan lingkungan
Butuh banyak tenaga, belum dapat diotomatisasi
Tempat penyimpanan kusus
Penangan limbah radioisotop
18. 3.ENZYM LINKED
IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)
Prinsip:
1. Tahap imunologik→ reaksi antigen antibodi
2. Tahap enzimologi → reaksi enzim dengan substrat-
kromogenik→ produk berwarna
3. Tahap fotometrik → pengukuran resapan warna yang
terjadi dengan fotometer
21. 4.IMUNOTURBIDIMETRIC
Prinsip Tes
Antibodi spesifik mengikat albumin dalam sampel
urin dengan adanya polyethylene glykol → terjadi
reaksi antigen antibodi → aglutinasi → kekeruhan
diukur secara kuantitatif.
22. L
Ab + polietyleneglykol Ag sampel
Agglutinasi Terjadi perubahan
absorbansi
Deteksi perubahan absorbansinya
konsentrasi albumin
23. Alat dan Bahan
- Bahan
Sampel urin 5 ml
- Alat
1.Tabung reaksi
2.Alat automatik DCA 2000+ Analyzer
24.
25. Cara Kerja
1.Masukkan urin dalam tabung reaksi
2.Isap urin dengan pipa kapiler yang ada pada reagen
cartridge
3. Letakan reagen cartridge pada scan barcode
4.Buka pintu catridge dan pindahkan reagen cartidge
pada ruang cartridge
5.Masukan plunger tepat pada lubang diatas pipa
kapiler.Masukan plunger pada alat pemegang pipa
kapiler hingga terkunci
6.Tarik plastik pull-tab
7.Tutup pintu ruang catridge, program tes
mikroalbuminuria
26.
27.
28.
29. • Nilai rujukan:
Normal mikroalbuminuria:
o <20 mg/L(<0.02 g/L) atau
o ≤30 mg/24 jam(≤0.03g/24jam)
30. PASCA ANALITIK
Metode kuantitatif lebih praktis tetapi kurang
akurat→ jarang digunakan.
Metode kualitatif lebih sering digunakan.
31. Daftar pustaka1.Hardjoeno H, dkk. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium
Diagnostik, Hasanuddin University Press, 2007: 194-198
2.Sacher Ronald A, McPherson Richard A. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, 2004: 219-222
3. Hohenberger E, Kimling H. Compendium Urinalysis with Test
Strips, Roche Diagnostics GmbH, 2004 :77-79
4. Anonim. DCA 2000 Microalbumin*Creatinine, Departement of
Pathology University of Michigan Health System ,2007
5. Handojo Indro. Pengantar Imunoasai Dasar, Airlangga
University Press, 2003: 32
6. Tahono, Kuliah Immunological Tests, 2007
7. Anonim. Patologi Klinik II, FK UNS