SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 59
Presentan :Diana Arwati
Pembimbing: dr Tahono, SpPK(K)
PPDS PATOLOGI KLINIK
FK UNS RS.DR MOEWARDI SURAKARTA
2011
NO TUGAS KIMIA SERO SEKRESI&E
KRESI
HEMA
1 METODE 1 18 DES
2010
2 METODE 2 23 DES
2010
3 METODE 23
MARET
2011
4 METODE 23 MEI
2011
5 METODE 3 AGUSTUS
2011
 HEMOSTASIS:
Mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan
secara spontan
 Kegagalan hemostasis dapat menimbulkan :
• Perdarahan.
• Kegagalan mempertahankan darah dalam keadaan
cair.
 Hemostasis terdiri dari 3 tahap :
1. Hemostasis primer
melibatkan tunika intima pembuluh darah
dan trombosit.
2. Hemostasis sekunder
melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.
3. Hemostasis tersier
melibatkan fibrinolisis.
 Perdarahan bisa disebabkan kelainan pembuluh
darah, trombosit, atau sistem pembekuan darah
 Clotting Time/CT, Activated Partial
Thromboplastin Time/APTT→ screening
hemostasis
 CT/APTT→ Mengukur aktifitas kogulasi darah, dijalur
intrinsik dan jalur bersama
PROSES KOAGULASI – CASCADE / WATERFALL
F XII
Pencetus Pre Kalikrein
HMWK
F XI
F XII a Kalikrein
HMWK F IX
F XI a
Ion Ca F IX a
F IX a – PF 3 – F VIII – Ion Ca
F VII
Pencetus
Ion Ca
F VII a
F X F Xa
F X a – F V – PF 3 - Ion Ca
Protrombin Trombin
Fibrin
F XIII F XIII a
Fibrin Insoluble
Fibrinogen
APTT-CT
JALURINTRINSIK
JALUR
BERSAMA
JALUR
EKSTRINSIK
PT
 Faktor yang mempengaruhi:
 Clotting Time:
Faktor faktor yang membentuk tromboplastin
Faktor yang berasal dari trombosit
Kadar fibrinogen
 APTT:
Faktor XII (Hageman Faktor)
Prekalikrein
Kininogen
Faktor XI(Plasma Tromboplastin Antecendent)
Faktor IX(Crismast factor)
faktor VIII(Antihemofilic factor)
faktor X(Stuart faktor)
Factor V(Proasselerin)
Faktor II(Protrombin)
Faktor I ( fibrinogen)
 INDIKASI TES HEMOSTASIS:
• Ada gejala perdarahan atau riwayat
perdarahan
• Pada penyakit yang berpotensi mengalami
gangguan hemostasis(penyakit
hati, DIC, DVT)
• Prabedah
• Pemantauan antikoagulan
 Prinsip:
Menentukan lamanya waktu yang diperlukan
darah untuk membeku
 Ada 2 metode:
A. Metode dengan tabung (Modifikasi Lee dan
White)
B. Metode dengan tabung kapiler (Duke)
 Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
 Bahan:
A.Metode dengan Tabung (Modifikasi Lee
dan Whithe)
Darah segar 4 ml
B.Metode dengan Tabung Kapiler (Duke)
Darah Kapiler
 Alat :
A.Cara dengan tabung( Modifikasi Lee dan White)
1. Rak
2. Tabung dengan diameter 7-8 mm
3. Stopwatch
4. Spuit 5 ml atau 10 ml
B. Cara dengan tabung kapiler(Duke)
1. Lancet steril
2. Tabung kapiler dengan diameter 1-2 mm,
panjang 10 cm
3. Kikir ampul
Analitik
A.Cara dengan tabung (Modifikasi Lee dan White)
1. Sediakan dalam rak, 4 buah tabung
2. Lakukan vena punksi, saat darah masuk dalam
semprit jalankan stopwacth. Isap 5 ml darah
3. Angkat jarum dari semprit dan alirkan perlahan
1 ml darah dalam tiap tabung yang dimiringkan
waktu diisi darah
4. Tiap 30 detik, tabung petama diangkat dari rak
dan dimiringkan untuk melihat apakah telah terjadi
pembekuan
5. Setelah darah dalam tabung pertama beku,
periksa tabung kedua, dan tabung selanjutnya
6. Masa pembekuan darah adalah masa
pembekuan rata rata dari tabung kedua, ketiga,
keempat
B. Cara dengan tabung Kapiler (Duke)
Sebelumnya gores tabung kapiler dengan jarak 1 cm
supaya mudah dipatahkan
1. Buat tusukan dengan ujung jari atau anak daun
telinga
2. Mulailah menjalankan stopwatch saat darah keluar
dari tusukan
3. Hapus dua tetes yang pertama keluar dan isap
tetes berikutnya kedalam tabung kapiler oleh gaya
kapilaritasnya
4. Patahkan tabung kapiler pada tiap goresan dimulai
dari ujung pertama darah masuk, tiap 30 detik
5. Masa pembekuan adalah saat terlihatnya benang
fibrin pada pematahan kapiler terhitung mulai
stopwach dijalankan
 Nilai rujukan
A.Cara dengan tabung ( Modifikasi Lee dan
White)
9- 15 menit
B.Cara dengan tabung kapiler(Duke)
2-6 menit
 Sumber kesalahan:
• Pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan
• Pungsi vena yang tidak segera berhasil dengan baik
• Terjadinya busa dalam semprit atau dalam tabung
• Menggoyang goyangkan tabung yang yang tidak
sedang diperiksa
• Semprit atau tabung kotor
• Pemakaian obat yang mempengaruhi
 Clotting Time memanjang:
• Hemofilia
• Trombositopenia
• Penyakit Chrismas
• Penyakit Van Willebrand’s
 Metode Lee Whithe merupakan tes kasar saja
dan merupakan cara terbaik diantara tes yang
menggunakan darah lengkap
Tidak ada standarisasi kondisi dan ukuran
tabung
 Metode Duke kurang dapat diandalkan
karena relatif banyak cairan jaringan
berisikan tromboplastin jaringan bercampur
dengan darah
 Prinsip:
Mengukur lama terbentuknya bekuan bila
dalam plasma ditambahkan reagens
tromboplastin parsial, aktivator serta ion
kalsium pada suhu 37°C. Reagen
tromboplastin parsial adalah fosfolipid
sebagai pengganti platelet faktor 3
 Ada dua metode:
A. Metode Manual
 Metode Tilt Tube
 Metode Hook
B. Metode Otomatik
 Metode Elektromekanik
 Metode Optik
Metode manual
 Semua reagens dan sampel dicampur secara
manual
 Temperatur dipertahankan 37 C pada
inkubator atau penangas air
 End point ditentukan secara visual
Persiapan Pasien :
Tidak dilakukan persiapan khusus
Persiapan
- Sampel darah diperoleh melalui vena punksi.
- Antikoagulan yang dipakai Sodium Sitrat 3.8 %
atau 3.2% (9 bagian darah : 1 bagian Natrium
citras)
- Sample darah dicentrifuge 10-15 menit
dengan kecepatan 2000 g
- Penampung :bahan plastik atau gelas yang
dilapisi silikon →mencegah aktivasi faktor
pembekuan
- Semprit ukuran besar
 Bahan:
a. Plasma (Wholeblood dengan antikoagulan
natrium sitrat)
b. Reagen APTT yang mengandung kloroform dari
otak kelinci, dan asam elagik, kalsium klorida(Cacl
2)0.02 mol/L
 Alat :
a. Tabung reaksi.
b. Rak tabung
c. Inkubator
d. Batang pengaduk.
e. Stopwatch.
Analitik
Cara 1 (Metode Hook)
a. Reagen APTT 100 μl + 100 μl plasma dimasukkan ke
dalam tabung 1
b. 200 μl CaCl2 dimasukkan dalam tabung 2
c. Tabung 1 dan 2 diinkubasi selama 5 menit pada
inkubator yang bersuhu 37 0 C.
d. Ambil 100 μl (tabung 2), dimasukkan dalam tabung
1, lihat terjadinya bekuan dengan mencelupkan ose
yang berkait secara berulang
e. Tes ini diulang dengan plasma kontrol.
Cara 2 (Metode Tilt Tube )
a. Lakukan tahap a-d
b. Biarkan tabung 1 selama 20 detik setelah
percampuran. Pindahkan tabung dari
inkubator , putar posisi setengah tabung tes
setiap 1-2 detik. Hentikan stop watch ketika
cairan sudah tampak dalam bentuk fibrin.
Pasca Analitik
 Nilai rujukan: 30-45 detik
 Sumber Kesalahan:
• Saat pengambilan darah: pemakaian tornikuet
yang terlalu lama atau terlalu ketat, darah
mengalir terlalu lama atau terlalu cepat
• Terjadi Bekuan partial
• Rasio Sitrat dan darah tidak tepat
 APTT memanjang:
• Defisensi satu atau lebih faktor koagulasi di
jalur intrinsik dan bersama
• DIC
• Penyakit hati
• Hemofili A dan B
• Pemakaian heparin
• Lupus antikoagulan
CT APTT Manual
Waktu Lama Lebih cepat
Tempat
Pemeriksaan
Bed Side Laboratorium
Reprodusibilitas Kurang Lebih
Sensitivitas Kurang Sensitif
 APTT manual lebih direkomendasikan
daripada Clotting time karena pada APTT
waktu pemeriksaan lebih cepat, lebih sensitif,
mempunyai reprodusibilitas lebih baik
dibanding Clotting Time
1. Hardjoeno H, dkk. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium
Diagnostik. Hasanuddin University Press, Makasar, 2007:
113-116
2. Sacher Ronald A, McPherson Richard A. Tinjauan Klinis
Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 11. EGC. Jakarta,
2004: 162-163
3. Gandasoebrata R: Penuntun Laboratorium Klinik. Dian
Rakyat. Jakarta, 1984: 52-53
4. Setiabudy R . Hemostasis dan Trombosis, edisi 3. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta, 2007: 23-29
5. Lutze G. Useful facts about coagulation. Roche Diagnostic
GmbH.Mannheim, 2000: 198-199
6. Indrayani. Dasar Pemeriksaan Koagulasi dan Interpretasi,
Available at URRL http://www.salipo.com, 2010
7. Bennet S. A practical guide to laboratory haemostasis.
Available at URRL http://www.practical-haemostasis.com ,
2011
 Peran vaskuler dalam hemostasis→ luka
mengenai vakuler:
- Vasokontriksi
- Menghasilkan sistem koaguasi(tromboplastin)
- Mengaktikan trombosit(kolagen)
 Peran sistem koagulasi dalam hemostasis
- Proses koagulasi:raksi berantai perubahan kooenzim
menjadi enzim
- Dapat dimulai dari jalur ektrinsik atau intrisik
luka
Sel endotel
Melepaskan
endothelin
VASOKONSTRIKSI
Kolagen
terpapar
Adesi
trombosit
Tr teraktivasi
Perubahan
btk
Reaksi pelepasan
Agregasi trombosit)
Sumbat hemostatik
HEMOSTASIS PRIMER
(Tahono , Kuliah hemostasis, 2006)
Faktor jaringan / tissue factor
dilepaskan dr. perlukaan
Aktivasi sistim koagulasi
dg tujuan akhir: aktivasi trombin
Fibrin polimerisasi
fibrinogen fibrin
Deposit jaringan fibrin
HEMOSTASIS SEKUNDER
Induksi tr
& reaksi
pelepasan
Polimerisasi fibrin & agregat tr
membtk sumbat hemostatik permanen
Utk keseimbangan:
t-PA & trombomodulin dilepaskan
FIBRINOLISIS
(Tahono , Kuliah hemostasis, 2006)
Heparin/AT-III Complex
Blood coagulation: factors involved
38
Coagulation Models
• “Cascade” Pathway Model
• Cell-Based Model
‘coagulation
cascade’
‘waterfall’
PT
APTT
TT
Fibrinolysis system
CT/APTT
CLOT
Extrinsic Pathway
Common Pathway
X Xa
II IIa
(thrombin)
WARFARIN
LMWH
Hirudin & DTI
DXaI
Monitor with
aPTT or ACT
Monitor with PT
Monitor with
?????
B. Metode Otomatik
 Pencampuran reagens dan sampel secara
otomatis
 Waktu awal sampai terbentuknya bekuan
otomatis
 Temperatur dipertahankan 37°C dikontrol
secara otomatis oleh alat
B.1 Metode Optik
 Deteksi pembentukan bekuan diukur melalui
perubahan densitas optik dari sampel yang
merupakan dasar instrumentasi photooptik
 Saat sumber cahaya dengan panjang
gelombang tertentu melalui larutan sejumlah
cahaya akan dideteksi photo detektor yang
terletak disisi lain dari larutan
 Jumlah cahaya yang terdeteksi tergantung dari
warna dan kejernihan sampel yang ditetapkan
sebagai nilai dasar transmisi cahaya
 Stabilitas sampel tes koagulasi 4 jam setelah
pengambilan darah pada suhu kamar (22-24o C).
 Stabilitas Assay F VIII < 2 jam setelah
pengambilan darah
 Bila harus ditunda > 4 jam, simpan plasma
dalam keadaan beku - 20 oC tahan 1 bulan
- 70 oC tahan 6 bulan
 Sampel beku harus di cairkan cepat pada suhu
37oC, dicampur perlahan sebelum dikerjakan
 Ketika soluble fibrinogen mulai
berpolimerisasi menjadi bekuan fibrin, akan
terbentuk menjadi benang fibrin yang
menyebabkan cahaya berpendar/scater,
sehingga lebih sedikit cahaya tertangkap
phtodetektor
 Cahaya yang mencapai photodetector, akan
mengubah doptical density, akan mentriger
timer untuk berhenti, menunjukan
terbentuknya bekuan
Metode Keuntungan Kerugian
Manual Sederhana, dapat mendeteksi
kadar fibrinogen yang sangat
rendah
•Perlu tenaga yang
berpengalaman
•Variasi antar petugas
tinggi, sehingga harus
dilakukan duplo dirata
ratakan
•Lama, memerlukan banyak
tenaga
Otomatik Dapat memeriksa sampel
dalam jumlah besar dan
teliti
Tidak dapat
mendeteksi jika kadar
fibrinogen sangat
rendah
 Segera setelah darah diambil (< 1jam)
 “Swing out” rotor ,jangan gunakan rem
 Sentrifus dikalibrasi berkala
 Menghasilkan PPP (trombosit < 10.000/ul)
2000- 2500 g selama 10 - 15 menit untuk
pemeriksaan koagulasi
 Menghasilkan PRP
150 -200 g selama 10 – 15 menit
untuk pemeriksaan aggregasi
PRP Trombosit > 150.000/ul (cara Born)
 Menghasilkan PFP (sentrifus 2 x)
pertama 2500 g selama 10 -15 menit,
pindahkan plasma
kedua 2500 g selama 10 -15 menit
 Rcf= 1.118x 10-5 x r x n2
 Rcf=relative centrifugal force
 R= radius sentrifus (cm)
 N= rotation rate (rpm)
III.INR(International Normalized Ratio)
◦ Adalah suatu perhitungan dengan menggunakan
ratio dari PT pasien terhadap PT rata-rata dari nilai
referens normal(X NRR)yang dirumuskan sebagai :
◦ INR :
 Patient PT ISI
◦ INR : --------
 XNRR
ISI : International Sensitivity Index : suatu ukuran
tromboplastin terhadap faktor koagulasi.
 INR didapatkan dengan membagi nilai PT yang
didapat dengan nilai PT normal kemudian
dipangkatkan dengan ISI
 ISI merupakan ukuran kepekaan sediaan
tromboplastin terhadap penurunan faktor
koagulasi yang bergantung pada vitamin K. Sediaan
baku yang pertama mempunyai ISI = 1,0 (
tromboplastin yang kurang peka mempunyai ISI >
1,0).
 Pasien dalam terapi antikoagulan diharapkan nilai
INR nya 2-3 , bila terdapat resiko tinggi terbentuk
bekuan, iperluakn INR sekitar 2,5 – 3,5.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6progsus6
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)Riskymessyana99
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Kinetika trombosit
Kinetika trombositKinetika trombosit
Kinetika trombositDian Jenova
 
Penetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinPenetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinfikri asyura
 
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptpemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptdryuby
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 

Was ist angesagt? (20)

Kamar hitung trambosit
Kamar hitung trambositKamar hitung trambosit
Kamar hitung trambosit
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Tutor hema hotim
Tutor hema hotimTutor hema hotim
Tutor hema hotim
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)
 
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Kinetika trombosit
Kinetika trombositKinetika trombosit
Kinetika trombosit
 
Penetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinPenetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptpemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Sel darah merah
Sel darah merahSel darah merah
Sel darah merah
 

Ähnlich wie Presentasi metode clotting time hub aptt

P3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfP3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfNurihsani011
 
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptxPPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptxmelypurnadianti1
 
PENUNTUN-HEMATOLOGI.docx
PENUNTUN-HEMATOLOGI.docxPENUNTUN-HEMATOLOGI.docx
PENUNTUN-HEMATOLOGI.docxsenayeftana2
 
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumKetrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumSisko Sipir
 
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptxREAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptxbdrsudcileungsi
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaVeghaNedya1
 
Tetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPBTetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPBIda Simanjuntak
 
Pleno modul 4 blok 11
Pleno  modul 4 blok 11Pleno  modul 4 blok 11
Pleno modul 4 blok 11Trysno Wijaya
 
Persiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptxPersiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptxYuyunRasulong1
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraAmi Febriza
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostikAmat Rajasa
 
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxRUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxAngeliaSaveqLiriaLai
 

Ähnlich wie Presentasi metode clotting time hub aptt (20)

Waktu perdarahan
Waktu perdarahanWaktu perdarahan
Waktu perdarahan
 
Makalah darah
Makalah darahMakalah darah
Makalah darah
 
P3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfP3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdf
 
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptxPPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
PPT LED dan HCT TEORI_20.11.22.pptx
 
PENUNTUN-HEMATOLOGI.docx
PENUNTUN-HEMATOLOGI.docxPENUNTUN-HEMATOLOGI.docx
PENUNTUN-HEMATOLOGI.docx
 
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumKetrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
 
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptxREAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
REAKSI TRANSFUSI ppt.pptx
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
Penuntun praktikum hematologi
Penuntun praktikum hematologiPenuntun praktikum hematologi
Penuntun praktikum hematologi
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Haemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptxHaemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptx
 
Tetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPBTetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPB
 
Pleno modul 4 blok 11
Pleno  modul 4 blok 11Pleno  modul 4 blok 11
Pleno modul 4 blok 11
 
Persiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptxPersiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptx
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleura
 
Lp hemodialisa
Lp hemodialisaLp hemodialisa
Lp hemodialisa
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
 
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxRUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
 
Rkk12
Rkk12Rkk12
Rkk12
 
TNM & WSD.pptx
TNM & WSD.pptxTNM & WSD.pptx
TNM & WSD.pptx
 

Presentasi metode clotting time hub aptt

  • 1. Presentan :Diana Arwati Pembimbing: dr Tahono, SpPK(K) PPDS PATOLOGI KLINIK FK UNS RS.DR MOEWARDI SURAKARTA 2011
  • 2. NO TUGAS KIMIA SERO SEKRESI&E KRESI HEMA 1 METODE 1 18 DES 2010 2 METODE 2 23 DES 2010 3 METODE 23 MARET 2011 4 METODE 23 MEI 2011 5 METODE 3 AGUSTUS 2011
  • 3.  HEMOSTASIS: Mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan  Kegagalan hemostasis dapat menimbulkan : • Perdarahan. • Kegagalan mempertahankan darah dalam keadaan cair.
  • 4.  Hemostasis terdiri dari 3 tahap : 1. Hemostasis primer melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. 2. Hemostasis sekunder melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. 3. Hemostasis tersier melibatkan fibrinolisis.
  • 5.  Perdarahan bisa disebabkan kelainan pembuluh darah, trombosit, atau sistem pembekuan darah  Clotting Time/CT, Activated Partial Thromboplastin Time/APTT→ screening hemostasis  CT/APTT→ Mengukur aktifitas kogulasi darah, dijalur intrinsik dan jalur bersama
  • 6. PROSES KOAGULASI – CASCADE / WATERFALL F XII Pencetus Pre Kalikrein HMWK F XI F XII a Kalikrein HMWK F IX F XI a Ion Ca F IX a F IX a – PF 3 – F VIII – Ion Ca F VII Pencetus Ion Ca F VII a F X F Xa F X a – F V – PF 3 - Ion Ca Protrombin Trombin Fibrin F XIII F XIII a Fibrin Insoluble Fibrinogen APTT-CT JALURINTRINSIK JALUR BERSAMA JALUR EKSTRINSIK PT
  • 7.  Faktor yang mempengaruhi:  Clotting Time: Faktor faktor yang membentuk tromboplastin Faktor yang berasal dari trombosit Kadar fibrinogen  APTT: Faktor XII (Hageman Faktor) Prekalikrein Kininogen Faktor XI(Plasma Tromboplastin Antecendent) Faktor IX(Crismast factor) faktor VIII(Antihemofilic factor) faktor X(Stuart faktor) Factor V(Proasselerin) Faktor II(Protrombin) Faktor I ( fibrinogen)
  • 8.  INDIKASI TES HEMOSTASIS: • Ada gejala perdarahan atau riwayat perdarahan • Pada penyakit yang berpotensi mengalami gangguan hemostasis(penyakit hati, DIC, DVT) • Prabedah • Pemantauan antikoagulan
  • 9.  Prinsip: Menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku  Ada 2 metode: A. Metode dengan tabung (Modifikasi Lee dan White) B. Metode dengan tabung kapiler (Duke)
  • 10.  Persiapan Pasien Tidak ada persiapan khusus  Bahan: A.Metode dengan Tabung (Modifikasi Lee dan Whithe) Darah segar 4 ml B.Metode dengan Tabung Kapiler (Duke) Darah Kapiler
  • 11.  Alat : A.Cara dengan tabung( Modifikasi Lee dan White) 1. Rak 2. Tabung dengan diameter 7-8 mm 3. Stopwatch 4. Spuit 5 ml atau 10 ml B. Cara dengan tabung kapiler(Duke) 1. Lancet steril 2. Tabung kapiler dengan diameter 1-2 mm, panjang 10 cm 3. Kikir ampul
  • 12. Analitik A.Cara dengan tabung (Modifikasi Lee dan White) 1. Sediakan dalam rak, 4 buah tabung 2. Lakukan vena punksi, saat darah masuk dalam semprit jalankan stopwacth. Isap 5 ml darah 3. Angkat jarum dari semprit dan alirkan perlahan 1 ml darah dalam tiap tabung yang dimiringkan waktu diisi darah 4. Tiap 30 detik, tabung petama diangkat dari rak dan dimiringkan untuk melihat apakah telah terjadi pembekuan 5. Setelah darah dalam tabung pertama beku, periksa tabung kedua, dan tabung selanjutnya 6. Masa pembekuan darah adalah masa pembekuan rata rata dari tabung kedua, ketiga, keempat
  • 13. B. Cara dengan tabung Kapiler (Duke) Sebelumnya gores tabung kapiler dengan jarak 1 cm supaya mudah dipatahkan 1. Buat tusukan dengan ujung jari atau anak daun telinga 2. Mulailah menjalankan stopwatch saat darah keluar dari tusukan 3. Hapus dua tetes yang pertama keluar dan isap tetes berikutnya kedalam tabung kapiler oleh gaya kapilaritasnya 4. Patahkan tabung kapiler pada tiap goresan dimulai dari ujung pertama darah masuk, tiap 30 detik 5. Masa pembekuan adalah saat terlihatnya benang fibrin pada pematahan kapiler terhitung mulai stopwach dijalankan
  • 14.  Nilai rujukan A.Cara dengan tabung ( Modifikasi Lee dan White) 9- 15 menit B.Cara dengan tabung kapiler(Duke) 2-6 menit
  • 15.  Sumber kesalahan: • Pencampuran darah dengan tromboplastin jaringan • Pungsi vena yang tidak segera berhasil dengan baik • Terjadinya busa dalam semprit atau dalam tabung • Menggoyang goyangkan tabung yang yang tidak sedang diperiksa • Semprit atau tabung kotor • Pemakaian obat yang mempengaruhi
  • 16.  Clotting Time memanjang: • Hemofilia • Trombositopenia • Penyakit Chrismas • Penyakit Van Willebrand’s
  • 17.  Metode Lee Whithe merupakan tes kasar saja dan merupakan cara terbaik diantara tes yang menggunakan darah lengkap Tidak ada standarisasi kondisi dan ukuran tabung  Metode Duke kurang dapat diandalkan karena relatif banyak cairan jaringan berisikan tromboplastin jaringan bercampur dengan darah
  • 18.  Prinsip: Mengukur lama terbentuknya bekuan bila dalam plasma ditambahkan reagens tromboplastin parsial, aktivator serta ion kalsium pada suhu 37°C. Reagen tromboplastin parsial adalah fosfolipid sebagai pengganti platelet faktor 3
  • 19.  Ada dua metode: A. Metode Manual  Metode Tilt Tube  Metode Hook B. Metode Otomatik  Metode Elektromekanik  Metode Optik
  • 20. Metode manual  Semua reagens dan sampel dicampur secara manual  Temperatur dipertahankan 37 C pada inkubator atau penangas air  End point ditentukan secara visual
  • 21. Persiapan Pasien : Tidak dilakukan persiapan khusus Persiapan - Sampel darah diperoleh melalui vena punksi. - Antikoagulan yang dipakai Sodium Sitrat 3.8 % atau 3.2% (9 bagian darah : 1 bagian Natrium citras) - Sample darah dicentrifuge 10-15 menit dengan kecepatan 2000 g - Penampung :bahan plastik atau gelas yang dilapisi silikon →mencegah aktivasi faktor pembekuan - Semprit ukuran besar
  • 22.  Bahan: a. Plasma (Wholeblood dengan antikoagulan natrium sitrat) b. Reagen APTT yang mengandung kloroform dari otak kelinci, dan asam elagik, kalsium klorida(Cacl 2)0.02 mol/L  Alat : a. Tabung reaksi. b. Rak tabung c. Inkubator d. Batang pengaduk. e. Stopwatch.
  • 23. Analitik Cara 1 (Metode Hook) a. Reagen APTT 100 μl + 100 μl plasma dimasukkan ke dalam tabung 1 b. 200 μl CaCl2 dimasukkan dalam tabung 2 c. Tabung 1 dan 2 diinkubasi selama 5 menit pada inkubator yang bersuhu 37 0 C. d. Ambil 100 μl (tabung 2), dimasukkan dalam tabung 1, lihat terjadinya bekuan dengan mencelupkan ose yang berkait secara berulang e. Tes ini diulang dengan plasma kontrol.
  • 24. Cara 2 (Metode Tilt Tube ) a. Lakukan tahap a-d b. Biarkan tabung 1 selama 20 detik setelah percampuran. Pindahkan tabung dari inkubator , putar posisi setengah tabung tes setiap 1-2 detik. Hentikan stop watch ketika cairan sudah tampak dalam bentuk fibrin.
  • 25. Pasca Analitik  Nilai rujukan: 30-45 detik
  • 26.  Sumber Kesalahan: • Saat pengambilan darah: pemakaian tornikuet yang terlalu lama atau terlalu ketat, darah mengalir terlalu lama atau terlalu cepat • Terjadi Bekuan partial • Rasio Sitrat dan darah tidak tepat
  • 27.  APTT memanjang: • Defisensi satu atau lebih faktor koagulasi di jalur intrinsik dan bersama • DIC • Penyakit hati • Hemofili A dan B • Pemakaian heparin • Lupus antikoagulan
  • 28. CT APTT Manual Waktu Lama Lebih cepat Tempat Pemeriksaan Bed Side Laboratorium Reprodusibilitas Kurang Lebih Sensitivitas Kurang Sensitif
  • 29.  APTT manual lebih direkomendasikan daripada Clotting time karena pada APTT waktu pemeriksaan lebih cepat, lebih sensitif, mempunyai reprodusibilitas lebih baik dibanding Clotting Time
  • 30. 1. Hardjoeno H, dkk. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Hasanuddin University Press, Makasar, 2007: 113-116 2. Sacher Ronald A, McPherson Richard A. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 11. EGC. Jakarta, 2004: 162-163 3. Gandasoebrata R: Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta, 1984: 52-53 4. Setiabudy R . Hemostasis dan Trombosis, edisi 3. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 2007: 23-29 5. Lutze G. Useful facts about coagulation. Roche Diagnostic GmbH.Mannheim, 2000: 198-199 6. Indrayani. Dasar Pemeriksaan Koagulasi dan Interpretasi, Available at URRL http://www.salipo.com, 2010 7. Bennet S. A practical guide to laboratory haemostasis. Available at URRL http://www.practical-haemostasis.com , 2011
  • 31.
  • 32.  Peran vaskuler dalam hemostasis→ luka mengenai vakuler: - Vasokontriksi - Menghasilkan sistem koaguasi(tromboplastin) - Mengaktikan trombosit(kolagen)  Peran sistem koagulasi dalam hemostasis - Proses koagulasi:raksi berantai perubahan kooenzim menjadi enzim - Dapat dimulai dari jalur ektrinsik atau intrisik
  • 33. luka Sel endotel Melepaskan endothelin VASOKONSTRIKSI Kolagen terpapar Adesi trombosit Tr teraktivasi Perubahan btk Reaksi pelepasan Agregasi trombosit) Sumbat hemostatik HEMOSTASIS PRIMER (Tahono , Kuliah hemostasis, 2006)
  • 34. Faktor jaringan / tissue factor dilepaskan dr. perlukaan Aktivasi sistim koagulasi dg tujuan akhir: aktivasi trombin Fibrin polimerisasi fibrinogen fibrin Deposit jaringan fibrin HEMOSTASIS SEKUNDER Induksi tr & reaksi pelepasan Polimerisasi fibrin & agregat tr membtk sumbat hemostatik permanen Utk keseimbangan: t-PA & trombomodulin dilepaskan FIBRINOLISIS (Tahono , Kuliah hemostasis, 2006)
  • 35.
  • 37.
  • 39. Coagulation Models • “Cascade” Pathway Model • Cell-Based Model
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44. CLOT Extrinsic Pathway Common Pathway X Xa II IIa (thrombin) WARFARIN LMWH Hirudin & DTI DXaI Monitor with aPTT or ACT Monitor with PT Monitor with ?????
  • 45. B. Metode Otomatik  Pencampuran reagens dan sampel secara otomatis  Waktu awal sampai terbentuknya bekuan otomatis  Temperatur dipertahankan 37°C dikontrol secara otomatis oleh alat
  • 46.
  • 47. B.1 Metode Optik  Deteksi pembentukan bekuan diukur melalui perubahan densitas optik dari sampel yang merupakan dasar instrumentasi photooptik  Saat sumber cahaya dengan panjang gelombang tertentu melalui larutan sejumlah cahaya akan dideteksi photo detektor yang terletak disisi lain dari larutan  Jumlah cahaya yang terdeteksi tergantung dari warna dan kejernihan sampel yang ditetapkan sebagai nilai dasar transmisi cahaya
  • 48.  Stabilitas sampel tes koagulasi 4 jam setelah pengambilan darah pada suhu kamar (22-24o C).  Stabilitas Assay F VIII < 2 jam setelah pengambilan darah  Bila harus ditunda > 4 jam, simpan plasma dalam keadaan beku - 20 oC tahan 1 bulan - 70 oC tahan 6 bulan  Sampel beku harus di cairkan cepat pada suhu 37oC, dicampur perlahan sebelum dikerjakan
  • 49.  Ketika soluble fibrinogen mulai berpolimerisasi menjadi bekuan fibrin, akan terbentuk menjadi benang fibrin yang menyebabkan cahaya berpendar/scater, sehingga lebih sedikit cahaya tertangkap phtodetektor  Cahaya yang mencapai photodetector, akan mengubah doptical density, akan mentriger timer untuk berhenti, menunjukan terbentuknya bekuan
  • 50. Metode Keuntungan Kerugian Manual Sederhana, dapat mendeteksi kadar fibrinogen yang sangat rendah •Perlu tenaga yang berpengalaman •Variasi antar petugas tinggi, sehingga harus dilakukan duplo dirata ratakan •Lama, memerlukan banyak tenaga Otomatik Dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dan teliti Tidak dapat mendeteksi jika kadar fibrinogen sangat rendah
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.  Segera setelah darah diambil (< 1jam)  “Swing out” rotor ,jangan gunakan rem  Sentrifus dikalibrasi berkala
  • 56.  Menghasilkan PPP (trombosit < 10.000/ul) 2000- 2500 g selama 10 - 15 menit untuk pemeriksaan koagulasi  Menghasilkan PRP 150 -200 g selama 10 – 15 menit untuk pemeriksaan aggregasi PRP Trombosit > 150.000/ul (cara Born)  Menghasilkan PFP (sentrifus 2 x) pertama 2500 g selama 10 -15 menit, pindahkan plasma kedua 2500 g selama 10 -15 menit
  • 57.  Rcf= 1.118x 10-5 x r x n2  Rcf=relative centrifugal force  R= radius sentrifus (cm)  N= rotation rate (rpm)
  • 58. III.INR(International Normalized Ratio) ◦ Adalah suatu perhitungan dengan menggunakan ratio dari PT pasien terhadap PT rata-rata dari nilai referens normal(X NRR)yang dirumuskan sebagai : ◦ INR :  Patient PT ISI ◦ INR : --------  XNRR ISI : International Sensitivity Index : suatu ukuran tromboplastin terhadap faktor koagulasi.
  • 59.  INR didapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan nilai PT normal kemudian dipangkatkan dengan ISI  ISI merupakan ukuran kepekaan sediaan tromboplastin terhadap penurunan faktor koagulasi yang bergantung pada vitamin K. Sediaan baku yang pertama mempunyai ISI = 1,0 ( tromboplastin yang kurang peka mempunyai ISI > 1,0).  Pasien dalam terapi antikoagulan diharapkan nilai INR nya 2-3 , bila terdapat resiko tinggi terbentuk bekuan, iperluakn INR sekitar 2,5 – 3,5.