Filsafat keindahan membahas tentang keindahan dalam seni. Awalnya seni dianggap sebagai proyeksi keindahan, namun perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa seni tidak selalu indah dan keindahan alami bukan merupakan seni. Ada dua pandangan keindahan, yaitu subjektif di mana keindahan berada pada pengamat, dan objektif di mana keindahan berada pada objek itu sendiri.

1. Adalah ilmu yang membahas tentang keindahan (Filsafat Keindahan)Adalah ilmu yang membahas tentang keindahan (Filsafat Keindahan)
Mulanya seni erat kaitannya dengan keindahan.
Seni di asumsikan sebagai proyek keindahan.
Perkembangan selanjutnya,
Seni tidak selalu indah, sebaliknya yg indah belum tentu seni.
Karena keindaham dalam seni adalah segala sesuatu (keindahan) yg harus
dibuat manusia, sedangkan keindahan yang ada di alam adalah ciptaan
Tuhan.
Bentuk keindahan yg ada di alam (alamiah) = bukan seni,
(hanya terkadang dipakai sebagai objek seni).

2. 1.Pandangan subjektif
“Beauty is in the eye of the beholder”
(Keindahan = terletak pada diri orang yg melihatnya)
Menurut cara pandang keindahan ada dua kategori:
- Pandangan subjektif.
- Pandangan objektif.
Socrates: “Keindahan adalah segala sesuatu yg menyenangkan dan
memenuhi keinginan terakhir”.
Kant: “Yang indah adalah yg menyenangkan tanpa pamrih dan
tanpa adanya konsep-konsep tertentu”.

3. Kihajar Dewantara:
Tiga sarat untuk suatu benda/objek dapat disebut indah:
1. Adanya integritas
2. Proporsi yg tepat atau harmonis
3. Adanya kejelasan (klasitas)
2. Pandangan objektif
Keindahan itu terletak pada benda yg dilihat

4. Manet:
 “Lukisan memasalahkan bentuk tidak memasalahkan isi”.
 = Indahnya lukisan harus ditangkap dengan mata,
 tidak dengan moral.

Herbert Read:
“Keindahan tak lain adalah kesatuan hubungan bentuk yg ada diantara
kesadaran persepsi kita”.

5. Karya seni dapat menjadi indah bila terdapat:
1. Unity (kesatuan hubungan bentuk-bentuk hingga menjadi wujud
harmonis).
2. Complexity (terdapat unsur tematik, problematik, atau penuh
konflik yg menyertai).
3. Intensity (kesungguhan dalam penggarapan: konseptual/teknis).
Monroe Bearsdley: