SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 35
Nur Rohim Yunus, LLM
 Jabatan merupakan personifikasi hak dan
kewajiban dalam sturuktur organisasi
pemerintah. Agar dapat berjalan (menjadi
konkrit (concrete)= menjadi bermanfaat bagi
Negara), maka jabatan (sebagai personifikasi
hak dan kewajiban) memerlukan suatu
perwakilan. Yang menjalankan perwakilan itu,
ialah suatu pejabat, yaitu manusia atau badan
hukum.
Dalam hal ini yang mewakili adalah
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Yang diangkat sebagai pejabat administrasi
negara yang berkedudukan sebagai
penyelenggara fungsi pemerintah, memiliki
kewenangan sebagai pelayan masyarakat, dan
bertanggungjawab sepenuhnya kepada
Negara Republik Indonesia.
 Pasal 1 ayat (3) UU No. 5 th 2014 ttg
Aparatur Sipil Negara menyatakan Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN (aparatur Sipil Negara) secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan.
 Dalam Pasal I butir ke-1 UU No.43 Tahun
1999 terdahulu mendefinisikan pengertian
pegawai negeri adalah setiap warga Negara
lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 UU No. 31 Tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak pidana korupsi
memperluas cakupan pengertian pegawai
negeri, yaitu meliputi
◦ (1). Pegawai Negeri berdasarkan UU kepegawaian;
◦ (2). Pegawai Negeri Berdasarkan KUHP;
◦ (3). Orang yang menerima gaji dari uang
Negara/daerah;
◦ (4). Orang yang menerima gaji/upah dari suatu
korporasi yang menerima gaji/upah dan korporasi
lain yang menggunakan modal/fasilitas dari
Negara/masyarakat.
(1). Berdasarkan adanya hubungan dinas publik,
yaitu manakala seseorang meningkatkan diri
untuk tunduk pada pemerintah dan
melakukan jabatan atau tugas tertentu dan
(2). Berdasarkan pengangkatan, yaitu diangkat
melalui suatu surat keputusan guna
ditetapkan secara sah sebagai Pegawai
Negeri.
 Kedudukan seseorang sebagai pegawai
negeri secara yudiris formal harus ditetapkan
melalui satu SK pengangkatan sebagai
pegawai negeri. Sedangkan, subtansi dari SK
pengangkatan tersebut adalah penetapan
berlakunya hubungan dinas publik antara
seorang pegawai negeri dan Negara.
 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
 Anggota TNI
 Anggota Kepolisian Negara RI
PNS diklasifikasikan lagi atas:
(a). PNS Pusat dan (b). PNS Daerah.
PNS PUSAT DAN PNS DAERAH
DALAM ATURAN BARU
UU NO 5 TAHUN 2014
DISEBUT
APARATUR SIPIL NEGARA
1. PNS yang gajinya dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan bekerja
pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non-
departemen, kesekretariatan Lembaga
teringgi/tinggi Negara, Intansi Vertikal di Daerah-
daerah, dan kepaniteraan pengadilan.
2. PNS yang bekerja pada perusahaan jawatan.
3. PNS pusat yang diperbantukan atau dipekerjakan
pada Daerah Otonom.
4. PNS yang berdasarkan sesuatu peraturan
perundangan-undangan diperbantukan atau
dipekerjakan pada badan lain, seperti perusahaan
umum, yayasan dan lain-lain.
5. PNS pusat yang menyelenggarakan tugas Negara
lainnya, seperti Hakim pada Pengadilan Negeri dan
Pengadilan Tinggi, dan lain-lain.
 Pegawai Negeri Sipil daerah adalah Pegawai
Negeri Sipil daerah Otonom, Klasifikasi PNS
pusat dan daerah ditentukan berdasarkan
sumber penggajiannya.
 PNS pusat sebagaimana disebutan di atas
sumber penggajiannya berasal dari APBN,
sedangkan PNS daerah Penggajiannya
berdasarkan APBD.
 Sekalipun demikian, sebenarnya penggajian
untuk PNS daerah juga masih mendapatkan
alokasi anggaran dari Dana Alokasi Umum
yang juga diatur dalam APBN.
1. Wewenang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
PNS (PP No. 9/2003 skrg PP no 21/2014);
2. Peraturan Gaji PNS (PP No. 11/2003 skrg PP no 34/2014);
3. Pengadaan PNS (PP No.11/2002);
4. Kenaikan pangkat PNS (PP No. 12/2002);
5. Pengangkatan PNS dalam jabatan struktural (PP No.
13/2002 skrg PP no 21/2014):
6. Disiplin PNS (PP no. 53/2014)
7. Tunjangan Pangkat dan tunjangan Jabatan Struktural
(Keppres RI No. 30/1999):
8. Rumpun Jabatan Fungsional PNS (Keppres RI No, 87/1999):
9. Badan Pertimbangan jabatan Tingkat Nasional (Keppres RI
No. 51/1998):
10. Badan pertimbangan kepegwaian (Keppers RI No. 71/1998):
11. Pedoman Umum pendidikan dan pelatihan jabatan PNS
(keputusan Kepala LAN RI No. 193/XIII/10/6/2011).
1. Sistem pengadaan/penerimaan pegawai
(pemilihan-penyajian-pengangkatan-
penempatan),
2. Analisa tugas jabatan, sistem penggolongan
jabatan dan kepangkatan,
3. Sistem penggajian,
4. Sistem penilaian kecakapan pegawai,
5. Sistem kenaikan pangkat dan pemindahan
jabatan, disiplin dan hukuman jabatan,
6. Sistem pemberhentian pegawai, dan
7. Sistem jaminan hari tua (pensiun).
Administrasi kepegawaian ini menjadi sarana atau
peralatan kerja (instrumen) bagi pimpinan kepegawaian
untuk mencapai tujuan administrasi kepegawaian.
1. Mengusahakan agar satuan-satuan organisasi
mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang
lebih rasional sesuai dengan tugas-tugas
pekerjaan yang dipunyainya.
2. Menjamin loyalitas tunggal kepada tujuan
organisasi dan kepada organisasi itu sendiri.
3. Memelihara dan meningkatkan prestasi dan
efesiensi kerja baik jumlah maupun mutunya.
4. Menjamin adanya efektivitas dan efesiensi
dalam pelaksanaan kerja.
5. Memelihara moral pegawai
6. Penertiban pegawai, terutama menyangkut
aspek mental dan disiplin.
1. Komisi Kepegawaian Negara yang
pembentuknya ditetapkan melalui Keppres
RI (menurut UU No. 10/2004: Perpres RI).
2. Badan Kepegawaian Negara.
3. Badan Kepegawaian Daerah.
 Fungsi komisi KOMISI KEPEGAWAIAN NEGARA
adalah: (1) membantu Presiden dalam perumusan
kebijaksanaan mengenai manajemen PNS dan (2)
Memberikan pertimbangan tertentu menyangkut
manajemen PNS.
 Fungsi dari Badan Kepegawaian Negara adalah
menjamin kelancaran penyelenggaraan
kebijaksanaan manajemen PNS mencakup:
perencanaan, pengembangan, kualitas sumber
daya PNS dan administarasi Kepegawaian,
pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan
dan pemeliharaan informasi kepegawaian,
mendukung perumusan kebijaksanaan
kesejahteraan PNS, serta memberikan bimbingan
tekhnis kepada unit organisasi yang menangani
kepegawaian pada intansi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
 Fungsi dari badan Kepegawaian Daerah
adalah untuk memperlancar pelaksanaan
manajemen PNS Daerah. Badan tersebut
merupakan perangkat daerah yang dibentuk
oleh Kepala Daerah. Keberadaan BKD tersebut
sejalan dengan pelaksanaan kewenangan
desentralisasi dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya kepada daerah yang menjadi
amanat UUD Negara RI1945 dan UU
Pemerintahan daerah.
 Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (Men-PAN),
 Badan Kepegawaian Negara (BKN)
 Lembaga administrasi Negara (LAN)
Jabatan
Struktural Jabatan
Fungsional
 JABATAN STRUKTURAL, yaitu jabatan yang
secara tegas ada dalam struktur organisasi
misalnya Kepala Dinas, Kepala Biro dan lain-
lain. Dengan demikian, Jabatan struktural
adalah suatu kedudukan yang menunjukan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
seorang PNS dalam rangka memimpin suatu
satuan organisasi Negara.
 JABATAN FUNGSIONAL, yaitu jabatan yang
tidak secara tegas disebutkan dalam struktur
organisasi, tetapi dilihat dari sudut fungsinya
sangat diperlukan dalam organisasi, misalnya
peneliti, dokter, pustakawan, dan lain-lain.
Dengan demikian, jabatan fungsional adalah
kedudukan yang menunjukan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
PNS dalam rangka menjalankan tugas pokok
dan fungsi keahlian dan/keterampilan untuk
mencapai tujuan organisasi.
 Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan
tingkat seorang PNS berdasarkan jabatannya
dalam rangka pelaksanaan sistem karier dan
sistem prestasi kerja, maka harus ada
pengintaian yang erat antara kepangkatan
dan jabatan atau dengan perkataan lain, perlu
adanya pengaturan tentang jenjang
kepangkatan pada setiap jabatan.
 PNS yang diangkat dalam suatu jabatan
pangkatnya harus sesuai dengan pangkat
yang ditetapkan untuk jabatan ini. Dalam
jabatan struktural, PNS yang berpangkat lebih
rendah tidak dapat membawahi langsung PNS
yang berpangkat lebih tinggi.
 SISTEM KARIR adalah suatu sistem
kepegawaian untuk pengangkatan pertama
PNS didasarkan atas kecakapan yang
bersangkutan, sedang dalam
pengembangannya lebih lanjut, masa kerja,
kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat
objektif lainnya juga menentukan.
 Pola penerapan pembinaan bagi PNS
berdasarkan SISTEM PRESTASI KERJA adalah
suatu sistem kepegawaian yang kepangkatan
seseorang untuk menduduki suatu jabatan
atau untuk naik pangkat didasarkan atas
kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh
pegawai yang diangkat. Kecakapan tersebut
harus dibuktikan dengan lulus ujian dinas,
dan prestasi dibuktikan secara nyata. Sistem
prestasi kerja tidak memberikan penghargaan
terhadap masa kerja.
No PANGKAT GOLONGAN RUANG
1. Juru Muda I a
2. Juru Muda Tingkat 1 I b
3. Juru I c
4. Juru Tingkat 1 I d
5. Pengatur Muda II a
6. Pengatur Muda Tingkat 1 II b
7. Pengatur II c
8. Pengatur Tingkat 1 II d
9. Penata Muda III a
10. Penata Muda Tingkat 1 III b
11. Penata III c
12. Penata Tingkat 1 III d
13. Pembina IV a
14. Pembina Tingkat 1 IV b
15. Pembina Utama Muda IV c
16. Pembina Utama Madya IV d
17. Pembina Utama IV e
Dilema PNS saat ini
Pendapat
Anda?
 PNS dianggap sebagai sarang Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
 PNS kurang produktif dan hanya bekerja
secara kaku
 PNS hanya menjadi robot atasan
 PNS kurang mampu melayani masyarakat
 PNS hanya menjadi tempat hidup
 PNS tidak mampu menjadi aparatur
pemerintahan yang bekerja maksimal
1. Perlu selalu dilakukan analisis ulang atas
kompetensi dan profesionalitas PNS sesuai
dengan jabatan dan kepangkatan yang ada
sekarang. Output dan analisis tersebut adalah
penyesuaian pangkat dan jabatan menurut
kompetensi/ profesionalitas PNS yang
bersangkutan, penyesuaian insentif menurut
pretasi rill yang mampu dicapai oleh setiap
PNS, atau profesionalitas birokasi
2. Pembaruan total terhadap legal
framework untuk menata ulang sistem,
metode, performance analisis PNS,
standar kualitas PNS dengan norma
pengukuran yang valid dan ditegakan
dengan sistem punish and reward
sehingga norma tersebut tidak hanya
menjadi “macan kertas”
3. Desain ulang tentang kendali (span
of control), penerapan sistem
meritokrasi yang memberikan
penghargaan secara penuh atas
prestasi pegawai dan redefisi secara
jelas job description jabatan, sistem
pendelegasian wewenang/mandat
dan pengawasan yang efektis secara
periodik dengan metode check on
the spot.
4. Penataan ulang prosedur tetap pelayanan
yang bersifat kaku namun membuka celah
KKN, menjadi prosedur tetap yang
membuka ruang inisiatif dan kemandirian
pegawai dalam memberikan pelayanan
secara prima kepada masyarakat tanpa
harus setiap kali “ menunggu petunjuk
pimpinan” dengan menerapkan
pengawasan melekat maupun fungsional
serta pengawasan masyarakat pada setiap
tahapan pelayanan.
Alhamdulillah

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Prinsip paradigma administrasi publik
Prinsip paradigma administrasi publikPrinsip paradigma administrasi publik
Prinsip paradigma administrasi publikario_pradana
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.UtrechPet-pet
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Fenti Anita Sari
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIASiti Sahati
 
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...Noldy Pellokila
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah Dadang Solihin
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sektor Publik
Manajemen  Sumber  Daya  Manusia (MSDM) Sektor PublikManajemen  Sumber  Daya  Manusia (MSDM) Sektor Publik
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sektor Publikvirmannsyah
 
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalPresentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalIke Hanisyah
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahnurulrp
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 
Model dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publikModel dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publik09417144006
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahSiti Sahati
 

Was ist angesagt? (20)

Prinsip paradigma administrasi publik
Prinsip paradigma administrasi publikPrinsip paradigma administrasi publik
Prinsip paradigma administrasi publik
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
 
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Perbandingan UU Pemda
Perbandingan UU PemdaPerbandingan UU Pemda
Perbandingan UU Pemda
 
Kebijakan publik
Kebijakan publik Kebijakan publik
Kebijakan publik
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Hukum perizinan
Hukum perizinanHukum perizinan
Hukum perizinan
 
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sektor Publik
Manajemen  Sumber  Daya  Manusia (MSDM) Sektor PublikManajemen  Sumber  Daya  Manusia (MSDM) Sektor Publik
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sektor Publik
 
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalPresentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negara
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 
Model dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publikModel dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publik
 
Pamong praja 1
Pamong praja 1Pamong praja 1
Pamong praja 1
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (6)

Good precentation
Good precentationGood precentation
Good precentation
 
ted's resume
ted's resumeted's resume
ted's resume
 
Brt. acr serah terima aset 3 rkb 2016 sesuai juknis
Brt. acr serah terima aset 3 rkb 2016 sesuai juknisBrt. acr serah terima aset 3 rkb 2016 sesuai juknis
Brt. acr serah terima aset 3 rkb 2016 sesuai juknis
 
linked in
linked inlinked in
linked in
 
LaurenParsons_resume
LaurenParsons_resumeLaurenParsons_resume
LaurenParsons_resume
 
Residency Abstract
Residency AbstractResidency Abstract
Residency Abstract
 

Ähnlich wie 4. instrumen kepegawaian

Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraW. Riany
 
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
Utoyo   pokok – pokok kepegawaianUtoyo   pokok – pokok kepegawaian
Utoyo pokok – pokok kepegawaianAyah Raihaana
 
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptxDevaMahendraCaesarBi1
 
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiPeningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiOktav77
 
Kepegawaian Pemerintah Daerah
Kepegawaian Pemerintah DaerahKepegawaian Pemerintah Daerah
Kepegawaian Pemerintah DaerahSiti Sahati
 
Kel. 2 pengadaan pegawai
Kel. 2 pengadaan pegawaiKel. 2 pengadaan pegawai
Kel. 2 pengadaan pegawaiMegamilova
 
Manajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfManajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfDediWahyudi41
 
Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraManajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraSiti Sahati
 
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianMSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianHerlambang Bagus
 
Perka bkn no. 3 thn 2013 kamus jabatan fungsional umum pns
Perka bkn no. 3 thn 2013   kamus jabatan fungsional umum pnsPerka bkn no. 3 thn 2013   kamus jabatan fungsional umum pns
Perka bkn no. 3 thn 2013 kamus jabatan fungsional umum pnsRoyadi Nusa
 
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdfPermenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdfperencanaan20201
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDRustan Amarullah
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Parja Negara
 
PERKA BKN No. 3 Tahun 2013
PERKA BKN No. 3 Tahun 2013 PERKA BKN No. 3 Tahun 2013
PERKA BKN No. 3 Tahun 2013 Putroe Phang
 

Ähnlich wie 4. instrumen kepegawaian (20)

dsy
dsydsy
dsy
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
Utoyo   pokok – pokok kepegawaianUtoyo   pokok – pokok kepegawaian
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
 
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
 
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiPeningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
 
Kepegawaian Pemerintah Daerah
Kepegawaian Pemerintah DaerahKepegawaian Pemerintah Daerah
Kepegawaian Pemerintah Daerah
 
Pp no 11 2017 ttg managemen ASN pns
Pp no 11 2017 ttg  managemen ASN pnsPp no 11 2017 ttg  managemen ASN pns
Pp no 11 2017 ttg managemen ASN pns
 
Kel. 2 pengadaan pegawai
Kel. 2 pengadaan pegawaiKel. 2 pengadaan pegawai
Kel. 2 pengadaan pegawai
 
Manajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfManajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdf
 
Manajemen ASN
Manajemen ASNManajemen ASN
Manajemen ASN
 
Kepegawaian
KepegawaianKepegawaian
Kepegawaian
 
Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraManajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil Negara
 
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU KepegawaianMSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
MSDM SP - Analisa Perbandingan UU Kepegawaian
 
Perka bkn no. 3 thn 2013 kamus jabatan fungsional umum pns
Perka bkn no. 3 thn 2013   kamus jabatan fungsional umum pnsPerka bkn no. 3 thn 2013   kamus jabatan fungsional umum pns
Perka bkn no. 3 thn 2013 kamus jabatan fungsional umum pns
 
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdfPermenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
 
Peran DPRD membentuk ASN Netral
Peran DPRD membentuk ASN NetralPeran DPRD membentuk ASN Netral
Peran DPRD membentuk ASN Netral
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSD
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
Pejabat negara
Pejabat negara Pejabat negara
Pejabat negara
 
PERKA BKN No. 3 Tahun 2013
PERKA BKN No. 3 Tahun 2013 PERKA BKN No. 3 Tahun 2013
PERKA BKN No. 3 Tahun 2013
 

Mehr von Dian Oktavia

MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAMMAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAMDian Oktavia
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCEDian Oktavia
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGDian Oktavia
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Good governance han
Good governance hanGood governance han
Good governance hanDian Oktavia
 
2. norma dasar adminstrasi negara
2. norma dasar adminstrasi negara2. norma dasar adminstrasi negara
2. norma dasar adminstrasi negaraDian Oktavia
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negaraDian Oktavia
 
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahPuasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahDian Oktavia
 
Puasa pengertian (2)
Puasa pengertian (2)Puasa pengertian (2)
Puasa pengertian (2)Dian Oktavia
 
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul JanazahMakalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul JanazahDian Oktavia
 

Mehr von Dian Oktavia (10)

MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAMMAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
MAKALAH TA'ZIR FIQH JINAYAH PIDANA ISLAM
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANG
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Good governance han
Good governance hanGood governance han
Good governance han
 
2. norma dasar adminstrasi negara
2. norma dasar adminstrasi negara2. norma dasar adminstrasi negara
2. norma dasar adminstrasi negara
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara
 
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahPuasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
 
Puasa pengertian (2)
Puasa pengertian (2)Puasa pengertian (2)
Puasa pengertian (2)
 
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul JanazahMakalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
 

Kürzlich hochgeladen

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 

Kürzlich hochgeladen (10)

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 

4. instrumen kepegawaian

  • 2.  Jabatan merupakan personifikasi hak dan kewajiban dalam sturuktur organisasi pemerintah. Agar dapat berjalan (menjadi konkrit (concrete)= menjadi bermanfaat bagi Negara), maka jabatan (sebagai personifikasi hak dan kewajiban) memerlukan suatu perwakilan. Yang menjalankan perwakilan itu, ialah suatu pejabat, yaitu manusia atau badan hukum.
  • 3. Dalam hal ini yang mewakili adalah PEGAWAI NEGERI SIPIL Yang diangkat sebagai pejabat administrasi negara yang berkedudukan sebagai penyelenggara fungsi pemerintah, memiliki kewenangan sebagai pelayan masyarakat, dan bertanggungjawab sepenuhnya kepada Negara Republik Indonesia.
  • 4.  Pasal 1 ayat (3) UU No. 5 th 2014 ttg Aparatur Sipil Negara menyatakan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN (aparatur Sipil Negara) secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.  Dalam Pasal I butir ke-1 UU No.43 Tahun 1999 terdahulu mendefinisikan pengertian pegawai negeri adalah setiap warga Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 5.  UU No. 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak pidana korupsi memperluas cakupan pengertian pegawai negeri, yaitu meliputi ◦ (1). Pegawai Negeri berdasarkan UU kepegawaian; ◦ (2). Pegawai Negeri Berdasarkan KUHP; ◦ (3). Orang yang menerima gaji dari uang Negara/daerah; ◦ (4). Orang yang menerima gaji/upah dari suatu korporasi yang menerima gaji/upah dan korporasi lain yang menggunakan modal/fasilitas dari Negara/masyarakat.
  • 6. (1). Berdasarkan adanya hubungan dinas publik, yaitu manakala seseorang meningkatkan diri untuk tunduk pada pemerintah dan melakukan jabatan atau tugas tertentu dan (2). Berdasarkan pengangkatan, yaitu diangkat melalui suatu surat keputusan guna ditetapkan secara sah sebagai Pegawai Negeri.
  • 7.  Kedudukan seseorang sebagai pegawai negeri secara yudiris formal harus ditetapkan melalui satu SK pengangkatan sebagai pegawai negeri. Sedangkan, subtansi dari SK pengangkatan tersebut adalah penetapan berlakunya hubungan dinas publik antara seorang pegawai negeri dan Negara.
  • 8.  Pegawai Negeri Sipil (PNS)  Anggota TNI  Anggota Kepolisian Negara RI PNS diklasifikasikan lagi atas: (a). PNS Pusat dan (b). PNS Daerah.
  • 9. PNS PUSAT DAN PNS DAERAH DALAM ATURAN BARU UU NO 5 TAHUN 2014 DISEBUT APARATUR SIPIL NEGARA
  • 10. 1. PNS yang gajinya dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non- departemen, kesekretariatan Lembaga teringgi/tinggi Negara, Intansi Vertikal di Daerah- daerah, dan kepaniteraan pengadilan. 2. PNS yang bekerja pada perusahaan jawatan. 3. PNS pusat yang diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom. 4. PNS yang berdasarkan sesuatu peraturan perundangan-undangan diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain, seperti perusahaan umum, yayasan dan lain-lain. 5. PNS pusat yang menyelenggarakan tugas Negara lainnya, seperti Hakim pada Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, dan lain-lain.
  • 11.  Pegawai Negeri Sipil daerah adalah Pegawai Negeri Sipil daerah Otonom, Klasifikasi PNS pusat dan daerah ditentukan berdasarkan sumber penggajiannya.  PNS pusat sebagaimana disebutan di atas sumber penggajiannya berasal dari APBN, sedangkan PNS daerah Penggajiannya berdasarkan APBD.  Sekalipun demikian, sebenarnya penggajian untuk PNS daerah juga masih mendapatkan alokasi anggaran dari Dana Alokasi Umum yang juga diatur dalam APBN.
  • 12. 1. Wewenang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS (PP No. 9/2003 skrg PP no 21/2014); 2. Peraturan Gaji PNS (PP No. 11/2003 skrg PP no 34/2014); 3. Pengadaan PNS (PP No.11/2002); 4. Kenaikan pangkat PNS (PP No. 12/2002); 5. Pengangkatan PNS dalam jabatan struktural (PP No. 13/2002 skrg PP no 21/2014): 6. Disiplin PNS (PP no. 53/2014) 7. Tunjangan Pangkat dan tunjangan Jabatan Struktural (Keppres RI No. 30/1999): 8. Rumpun Jabatan Fungsional PNS (Keppres RI No, 87/1999): 9. Badan Pertimbangan jabatan Tingkat Nasional (Keppres RI No. 51/1998): 10. Badan pertimbangan kepegwaian (Keppers RI No. 71/1998): 11. Pedoman Umum pendidikan dan pelatihan jabatan PNS (keputusan Kepala LAN RI No. 193/XIII/10/6/2011).
  • 13. 1. Sistem pengadaan/penerimaan pegawai (pemilihan-penyajian-pengangkatan- penempatan), 2. Analisa tugas jabatan, sistem penggolongan jabatan dan kepangkatan, 3. Sistem penggajian, 4. Sistem penilaian kecakapan pegawai, 5. Sistem kenaikan pangkat dan pemindahan jabatan, disiplin dan hukuman jabatan, 6. Sistem pemberhentian pegawai, dan 7. Sistem jaminan hari tua (pensiun). Administrasi kepegawaian ini menjadi sarana atau peralatan kerja (instrumen) bagi pimpinan kepegawaian untuk mencapai tujuan administrasi kepegawaian.
  • 14. 1. Mengusahakan agar satuan-satuan organisasi mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang lebih rasional sesuai dengan tugas-tugas pekerjaan yang dipunyainya. 2. Menjamin loyalitas tunggal kepada tujuan organisasi dan kepada organisasi itu sendiri. 3. Memelihara dan meningkatkan prestasi dan efesiensi kerja baik jumlah maupun mutunya. 4. Menjamin adanya efektivitas dan efesiensi dalam pelaksanaan kerja. 5. Memelihara moral pegawai 6. Penertiban pegawai, terutama menyangkut aspek mental dan disiplin.
  • 15. 1. Komisi Kepegawaian Negara yang pembentuknya ditetapkan melalui Keppres RI (menurut UU No. 10/2004: Perpres RI). 2. Badan Kepegawaian Negara. 3. Badan Kepegawaian Daerah.
  • 16.  Fungsi komisi KOMISI KEPEGAWAIAN NEGARA adalah: (1) membantu Presiden dalam perumusan kebijaksanaan mengenai manajemen PNS dan (2) Memberikan pertimbangan tertentu menyangkut manajemen PNS.  Fungsi dari Badan Kepegawaian Negara adalah menjamin kelancaran penyelenggaraan kebijaksanaan manajemen PNS mencakup: perencanaan, pengembangan, kualitas sumber daya PNS dan administarasi Kepegawaian, pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian, mendukung perumusan kebijaksanaan kesejahteraan PNS, serta memberikan bimbingan tekhnis kepada unit organisasi yang menangani kepegawaian pada intansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
  • 17.  Fungsi dari badan Kepegawaian Daerah adalah untuk memperlancar pelaksanaan manajemen PNS Daerah. Badan tersebut merupakan perangkat daerah yang dibentuk oleh Kepala Daerah. Keberadaan BKD tersebut sejalan dengan pelaksanaan kewenangan desentralisasi dengan prinsip otonomi seluas-luasnya kepada daerah yang menjadi amanat UUD Negara RI1945 dan UU Pemerintahan daerah.
  • 18.  Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-PAN),  Badan Kepegawaian Negara (BKN)  Lembaga administrasi Negara (LAN)
  • 20.  JABATAN STRUKTURAL, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi misalnya Kepala Dinas, Kepala Biro dan lain- lain. Dengan demikian, Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi Negara.
  • 21.  JABATAN FUNGSIONAL, yaitu jabatan yang tidak secara tegas disebutkan dalam struktur organisasi, tetapi dilihat dari sudut fungsinya sangat diperlukan dalam organisasi, misalnya peneliti, dokter, pustakawan, dan lain-lain. Dengan demikian, jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi.
  • 22.  Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkat seorang PNS berdasarkan jabatannya dalam rangka pelaksanaan sistem karier dan sistem prestasi kerja, maka harus ada pengintaian yang erat antara kepangkatan dan jabatan atau dengan perkataan lain, perlu adanya pengaturan tentang jenjang kepangkatan pada setiap jabatan.
  • 23.  PNS yang diangkat dalam suatu jabatan pangkatnya harus sesuai dengan pangkat yang ditetapkan untuk jabatan ini. Dalam jabatan struktural, PNS yang berpangkat lebih rendah tidak dapat membawahi langsung PNS yang berpangkat lebih tinggi.
  • 24.
  • 25.  SISTEM KARIR adalah suatu sistem kepegawaian untuk pengangkatan pertama PNS didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedang dalam pengembangannya lebih lanjut, masa kerja, kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat objektif lainnya juga menentukan.
  • 26.  Pola penerapan pembinaan bagi PNS berdasarkan SISTEM PRESTASI KERJA adalah suatu sistem kepegawaian yang kepangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh pegawai yang diangkat. Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus ujian dinas, dan prestasi dibuktikan secara nyata. Sistem prestasi kerja tidak memberikan penghargaan terhadap masa kerja.
  • 27. No PANGKAT GOLONGAN RUANG 1. Juru Muda I a 2. Juru Muda Tingkat 1 I b 3. Juru I c 4. Juru Tingkat 1 I d 5. Pengatur Muda II a 6. Pengatur Muda Tingkat 1 II b 7. Pengatur II c 8. Pengatur Tingkat 1 II d
  • 28. 9. Penata Muda III a 10. Penata Muda Tingkat 1 III b 11. Penata III c 12. Penata Tingkat 1 III d 13. Pembina IV a 14. Pembina Tingkat 1 IV b 15. Pembina Utama Muda IV c 16. Pembina Utama Madya IV d 17. Pembina Utama IV e
  • 29. Dilema PNS saat ini Pendapat Anda?
  • 30.  PNS dianggap sebagai sarang Korupsi, Kolusi dan Nepotisme  PNS kurang produktif dan hanya bekerja secara kaku  PNS hanya menjadi robot atasan  PNS kurang mampu melayani masyarakat  PNS hanya menjadi tempat hidup  PNS tidak mampu menjadi aparatur pemerintahan yang bekerja maksimal
  • 31. 1. Perlu selalu dilakukan analisis ulang atas kompetensi dan profesionalitas PNS sesuai dengan jabatan dan kepangkatan yang ada sekarang. Output dan analisis tersebut adalah penyesuaian pangkat dan jabatan menurut kompetensi/ profesionalitas PNS yang bersangkutan, penyesuaian insentif menurut pretasi rill yang mampu dicapai oleh setiap PNS, atau profesionalitas birokasi
  • 32. 2. Pembaruan total terhadap legal framework untuk menata ulang sistem, metode, performance analisis PNS, standar kualitas PNS dengan norma pengukuran yang valid dan ditegakan dengan sistem punish and reward sehingga norma tersebut tidak hanya menjadi “macan kertas”
  • 33. 3. Desain ulang tentang kendali (span of control), penerapan sistem meritokrasi yang memberikan penghargaan secara penuh atas prestasi pegawai dan redefisi secara jelas job description jabatan, sistem pendelegasian wewenang/mandat dan pengawasan yang efektis secara periodik dengan metode check on the spot.
  • 34. 4. Penataan ulang prosedur tetap pelayanan yang bersifat kaku namun membuka celah KKN, menjadi prosedur tetap yang membuka ruang inisiatif dan kemandirian pegawai dalam memberikan pelayanan secara prima kepada masyarakat tanpa harus setiap kali “ menunggu petunjuk pimpinan” dengan menerapkan pengawasan melekat maupun fungsional serta pengawasan masyarakat pada setiap tahapan pelayanan.