SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
MAKALAH 
CONTOH KASUS PERSEPSI PERILAKU ORGANISASI DALAM 
SEBUAH PERUSAHAAN 
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi 
Disusun oleh : 
Dian Kurniawati ( MBTI G 2011/ 111400257) 
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 
INSTITUT MANAJEMEN TELKOM 
TAHUN AJARAN 2011/ 2012
KATA PENGANTAR 
Assalamualaikum wr.wb 
Puji Syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya-lah 
kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Persepsi dalam sebuah perkembangan 
organisasi. 
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, dosen, dan teman-teman 
sekalian. Oleh karena itu , saya selaku penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – 
besarnya. 
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena 
itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini ataupun kata – kata yang kurang 
berkenan, penulis mohon maaf. Untuk perbaikan dan peningkatan tulisan ini, penulis sangat 
mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. 
Selanjutnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang 
berkepentingan khususnya pembaca. Amin 
Bandung ,Oktober 2012 
Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR .........................................................................................................iii 
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iv 
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1 
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1 
1.2. Tujuan Penulisan ...................................................................................................2 
1.3. Rumusan Masalah .................................................................................................2 
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................4 
2.1. Pengertian gerak, massa, kecepatan, dan percepatan............................................. 4 
2.2. Momentum ...........................................................................................................4 
2.3. Hukum kekekalan momentum ...............................................................................5 
2.4. Impuls ..................................................................................................................5 
2.5. Moman gaya ........................................................................................................5 
2.6. Gaya gesekan static dan gaya gesekan kinetik .......................................................6 
2.7. Hukum Newton II ................................................................................................7 
2.8. Hukum pemantulan ...............................................................................................7 
BAB V PENUTUP ...........................................................................................................27 
5.1. Kesimpulan .........................................................................................................27 
5.2. Saran ..................................................................................................................27 
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................31
BAB 1 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Masalah 
Persepsi didalam perilaku organisasi merupakan hal yang akan bibahas didalam makalah 
ini. Didalam organisasi persepsi sangat dibutuhkan untuk pengembangan organisasi tersebut. 
Persepsi setiap bagian didalam organisasi akan menjadi faktor dalam perilaku dan 
pengembangan organisasi. Persepsi setiap individu atau kelompok akan menentukan perilaku 
atau tindakan apa yang akan diambil oleh individu atau kelompok tersebut. Dalam pembahasan 
makalah ini difokuskan pada unsur- unsur yang mempengaruhi perilaku sesorang yang datang 
dari diri sendiri, khususnya tentang persepsi (perception) 
Seorang individu mungkin saja pada saat memandang satu benda akan 
mempersepsikannya secara berbeda dengan individu lainnya, karaena sejumlah factor akan 
membentuk dan mempengaruhi persepsi seseorang. Cara pandang pada suatu objek dan 
menafsirkannya objek tersebut, sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku individu 
tersebut. 
Mungkin muncul pertanyaan mengapa persepsi itu penting dalam studi Perilaku 
Organisasi? Hal ini dikarenakan semata- mata perilaku orang- orang didasarkan pada 
persepsinyamengenai apa yang menjadi realitas dari objek atau situasi yang diamati, bukan 
mengenai realitas itu sendiri. 
Dalam menafsirkan suatu objek, akan dipengaruhi juga oleh pengaruh lingkungan berupa 
stimulus, sehingga persepsi merupakan proses seleksi stimulus dari lingkungannya dan 
mengorganisasi serta menafsirkannya sesuai konteks yang dihadapi. Pada kenyataanya setiap 
saat orang dihadapkan pada sejumlah besar objek dan peristiwa. Banyaknya stimulus yang 
dihadapi dalam waktu yang sama memaksa seseorang untuk melakukan seleksi sebab tidak 
mungkin baginya menangkap seluruh stimulus itu secara simultan. Perbedaan pilihan tersebut 
dapat menimbulkan perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain dalam menghadapi objek 
yang sama.
1.2 Rumusan Masalah 
1. Apakah pengertian dari persepsi? 
2. Apa factor- factor yang mempengaruhi persepsi? 
3. Apa sajakah jenis-jenis dari persepsi? 
4. Bagaimanakah keputusan dalam organisasi seharusnya harus dibuat? 
5. Bagaimana dengan etika dalam pembuatan keputusan? 
1.3 Tujuan Penyusunan 
1. Memahami pengertian persepsi dari pendapat berbagai para ahli. 
2. Menjelaskan jenis, proses dan faktor yang mempengaruhi persepsi. 
3. Menjelaskan keputusan dalam organisasi dibuat 
4. Memahami etika dalam pembuatan keputusan.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1. Pengertian Persepsi 
Pengertian persepsi menurut para ahli : 
·Menurut Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang 
menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk 
menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. 
·Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; 
memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu 
untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga 
menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh 
individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara 
berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting 
daripada situasi itu sendiri. 
·Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang 
memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu 
sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang 
relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar 
selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan 
alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar 
proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang 
cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam 
mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang 
terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak. 
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal 
di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya 
mengenali benda tersebut Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian perseps i 
merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera 
yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang 
stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya 
dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu. 
· Manahan, persepsi adalah gambaran seseorang tentang sesuatu obyek yang menjadi fokus 
permasalahan yang sedang dihadapi. 
2.2 Faktor – factor yang Mempengaruhi Persepsi 
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu : 
1. Pelaku persepsi : 
penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi 
oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, 
pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan 
akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. 
2. Target : 
Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita 
memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang 
oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara 
bersama-sama pula. 
3. Situasi : 
Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang berparas 
lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun 
jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan 
memandangnya.
Dari pendapat di atas yang dimaksud dengan persepsi adalah proses gambaran yang ada pada 
individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan yang diterima oleh indera sehingga 
memberikan makna kepada lingkungan. 
Ketika seorang individu melihat suatu sasaran atau mengobservasi dan berusaha 
menginterprestasikan apa yang ia lihat, interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari 
pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi terdiri dari 
sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan. 
2.3 Persepsi Seseorang : Membuat penilaian tentang individu lain. 
1) Teori persepsi: 
persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan persepsi terhadap objek 
mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan cara membuat 
penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang adalah teori atribusi : teori yang mengarahkan 
bagaimana kita mengamati perilaku individu dan mencoba menentukan apakah masalah tersebut 
ditimbulkan secara internal atau eksternal 
2) Teori Atribusi : 
menurut Manahan adalah proses pembentukan persepsi dimulai dengan jalan obsevasi 
tentang sesuatu obyek atau subyek, yang kemudian diinterpretasikan menjadi persepsi dengna 
melengkapi gambaran-gambaran penyebab dan yang akan mengakibatkan sesuai akan terjadi 
secara berlanjut. 
Sedangkan menurut Robbins adalah pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila individu 
mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau 
eksternal. 
Misalnya saja persepsi kita terhadap orang akan dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal 
karena sebagai manusia mereka mempunyai keyakinan, maksud, dan motof-motif didalam 
dirinya. Namun persepsi kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dan lain sebagainya, 
akan berbeda karena mereka adalah benda mati yang memiliki hukum alamnya sendiri 
(eksternal). 
Penentuan apakah perilaku itu merupakan penyebab eksternal atau internal bergantung pada tiga 
faktor :
1. Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang berlainan dalam 
situasi yang berlainan. 
2. Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi dengan cara 
yang sama. 
3. Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu. 
Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan atau 
prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti 
mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan melebih-lebihkan 
pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang salesman akan 
lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing. 
Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi yang 
lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk membuat ramalan. 
Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam kesulitankarena tidak ‘foolproof’. Karena 
itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini 
menghasilkan distorsi. 
• Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan 
berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal ini dikarenakan kita tidak 
dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar kita. 
• Efek halo : yaitu menarik eksan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu 
karakteristik tunggal. 
• Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh 
pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat 
lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama. 
• Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain. Misalnya saja orang 
yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap orang lain sama dengannya. 
• Berstereotipe : yaitu menilai seseorang bedasarkan persepsi seorang terhadap kelompok 
seseorang itu. Misalnya kita menilai bahwa orang yang gemuk malas, maka kita akan 
mempersepsikan semua orang gemuk secara sama. Generalisasi seperti ini dapat 
menyerdehanakan dunia yang rumit ini dan memungkinkan kita mempertahankan konsistensi, 
namun sangat mungkin juga bahwa stereotipe itu tidak mengandung kebenaran ataupun tidak 
relevan.
2.4 Penerapan Khusus dalam Organisasi 
Penilaian memiliki banyak konsekuensi bagi organisasi. Didalamnya orang-orang selalu 
saling menilai. Berikut ini adalah beberapa penerapannya yang lebih jelas : 
1. Wawancara karyawan : 
Bukti menunjukkan bahwa wawancara sering membuat penilaian perseptual yang tidak 
akurat. Pewawancara yang berlainan akan melihat hal-hal yang berlainan dalam diri seorang 
calon yang sama. Jika wawancara merupakan suatu masukan yang penting dalam keputusan 
mempekerjakan, perusahaan harus mengenali bahwa faktor-faktor perseptual mempengaruhi 
siapa yang dipekerjakan dan akhirnya mempengaruhi kualitas dari angkatan kerja suatu 
organisasi. 
2. Pengharapan kinerja : 
Bukti menunjukkan bahwa orang akan berupaya untuk mensahihkan persepsi mereka 
mengenai realitas, bahkan jika persepsi tersebut keliru. Pengharapan kita mengenai 
seseorang/sekelompok orang akan menentukan perilaku kita. Misalnya manager memperkirakan 
orang akan berkinerja minimal, mereka akan cenderung berperilaku demikian untuk memenuhi 
ekspektasi rendah ini. 
3. Evaluasi kinerja : 
Penilaian kinerja seorang karyawan sangat bergantung pada proses perseptual. Walaupun 
penilaian ini bisa objektif, namun banyak yang dievaluasi secara subjektif. Ukuran subjektif 
adalah berdasarkan pertimbangan, yaitu penilai membentuk suatu kesan umum mengenai 
karyawan. Semua persepsi dari penilai akan mempengaruhi hasil penilaian tersebut. 
4. Upaya karyawan : 
Dalam banyak organisasi, tingkat upaya seorang karyawan dinilai sangat penting, jadi 
bukan hanya kinerja saja. Namun penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu 
pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distorsi-distorsi dan prasangka (bias) perseptual. 
5. Kesetiaan karyawan :
Pertimbangan lain yang sering dilakukan manager terhadap karyawan adalah apakah 
karyawan tersebut setia atau tidak kepada organisasi. Sayangnya, banyak dari penilaian kesetiaan 
tersebut bersifat pertimbangan. Misalnya saja individu yang melaporkan tindakan tak etis dari 
atasan dapat dilihat sebagai bertindak demi kesetiaan kepada organisasi ataupun sebagai 
pengacau. 
2.5 Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual 
Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan suatu 
bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi 
mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi 
mereka. 
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat suatu 
penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang 
menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai 
penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi lain penurunan 
sebesar itu dianggap memuaskan oelh managernya. 
Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap 
informasi. Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data 
mana yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut 
menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya. 
Dalam kenyataannya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang tidak sistematis 
seperti proses yang dikemukakan sebelumnya. Keputusan individu dalam organisasi biasanya 
dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks. Dalam pengambilan suatu 
keputusan individu dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, 
kecenderungan dalam pengambilan resiko dan kemungkinan ketidakcocokan. 
Persepsi merupakan fungsi penting bagi individu dalam membuat keputusan (decission 
making) karena persepsi mejadi landasan bagi individu untuk meyusun identifikasi, analisa, serta 
menyimpulkan suatu objek atau subjek yang dipersepsikan. 
2.6 Proses Pengambilan Keputusan Rasional
Pengambil keputusan harus membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas 
tertentu. Ada enam langkah dalam model pengambilan keputusan yang rasional, yaitu : 
menetapkan masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, mengalokasikan bobot pada kriteria, 
mengembangkan alternatif, mengevaluasi alternatif, dan memilih alternatif terbaik. 
Model pengambilan keputusan yang rasional diatas mengandung sejumlah asumsi, yaitu : 
 Kejelasan masalah : pengambil keputusan memiliki informasi lengkap sehubungan 
dengan situasi keputusan. 
 Pilihan-pilihan diketahui : pengambil keputusan dapat mengidentifikasi semua kriteria 
yang relevan dan dapat mendaftarkan semua alternatif yang dilihat. 
 Pilihan yang jelas : kriteria dan alternatif dapat diperingkatkan sesuai pentingnya. 
 Pilihan yang konstan : kriteria keputusan konstan dan beban yang ditugaskan pada 
mereka stabil sepanjang waktu. 
 Tidak ada batasan waktu dan biaya : sehingga informasi lengkap dapat diperoleh tentang 
kriteria dan alternatif. 
 Pelunasan maksimum : alternatif yang dirasakan paling tinggi akan dipilih. 
2.7 Meningkatkan Kreativitas dalam Pengambilan Keputusan 
Dengan adanya kreativitas pengambil keputusan dapat memproduksi gagasan-gagasan baru yang 
bermanfaat. Selain itu, juga memungkinkan untuk lebih menghargai dan memahami masalah, 
termasuk masalah yang tidak dapat dilihat orang lain. 
1. Potensial kreatif : yaitu potensi yang dimiliki kebanyakan orang, namun untuk 
mengeluarkannya orang harus keluar dari kebiasaan psikologis yang kebanyakan dari kita 
terlibat didalamnya dan belajar bagaimana berpikir tentang satu masalah dengan cara yang 
berlainan. 
2. Model kreativitas tiga komponen : suatu badan riset menunjukkan bahwa kreativitas 
individual pada hakikatnya menuntut keahlian, ketrampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas 
intrinsik. Semakin tinggi tingkat dari masing-masing komponen ini, maka semakin tinggi pula 
kreativitas seseorang.
Dalam suatu organisasi mengambil keputusan merupakan solusi dari suatu masalah yang 
disepakati bersama dan sesuai dengan tujuan dari oragansasi itu sendiri. Kebanyakan keputusan 
dalam organisasi biasanya diambil seperti dibawah ini : 
1. Rasionalitas terbatas : para individu mengambil keputusan dengan merancang bangun model-model 
yang disederhanakan yang menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa menangkap 
semua kerumitannya. Bila berhadapan pada masalah yang kompleks, kebanyakan orang 
menanggapi dengan mengurangi masalah pada level amna masalah itu dapat dipahami. Ini 
disebabkan karena kemampuan manusia mengolah informasi terbatas, membuatnya tidak 
mungkin mengasimilasi dan memahami semua informasi yang perlu untuk optimisasi. Dengan 
demikian, mereka mencari pemecahan yang memuaskan. 
2. Intuisi : penggunaan intuisi untuk mengambil keputusan tidak lagi diangap tak rasional atau 
tak efektif. Ada pengakuan yang makin berkembang bahwa analisis rasional terlalu ditekankan 
dan bahwa dalam kasus-kasus tertentu mengandalkan pada intuisi dapat memperbaiki 
pengambilan keputusan. Namun perlu dilihat bahwa definisi intuitif dari para ahli adalah suatu 
proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring. Intuisi ini juga saling 
melengkapi dengan analisi rasional. Ada 8 kondisi dimana orang paling mungkin menggunakan 
intuisi didalam pengambilan keputusan, yaitu : bila ada ketakpastian dalam tingkat yang tinggi, 
bila hanya sedikit preseden untuk diikuti, bila variabel-variabel kurang dapat diramalkan secara 
ilmiah, bila ‘fakta’ terbatas, bila fakta tidak menunjukkan dengan jelas jalan utnuk dituruti, bila 
data analitis kurang berguna, bila ada beberapa penyelesaian alternatif untuk dipilih dengan 
argumen yang baik, dan bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil keputusan 
yang tepat. 
3. Identifikasi masalah : masalah yang tampak cenderung memiliki probabilitas terpilih lebih 
tinggi dibanding masalah-masalah yang penting. Ada dua alasan atas hal tersebut : mudah untuk 
mengenal masalah-masalah yang tampak, dan karena kita prihatin dengan pengambilan 
keputusan dalam organisasi sehingga para pengambil keputusan ingin tampil kompeten dan 
‘berada pada puncak masalah’. 
4. Pengembangan alternatif : bukti menunjukkan bahwa pengambilan keputusan adalah 
inkremental, bukan komprehensif. Artinya pengambil keputusan mengindari tugas-tugas sulit 
yang mempertimbangkan semua faktor penting, menimbang relatif untung dan ruginya, serta 
mengkalkulasi nilai untuk masing-masing alternatif. Sebagai gantinya, mereka membuat suatu
perbandingan terbatas yang bersifat suksesif. Akibatnya pilihan keputusanpun disederhanakan 
dengan hanya membandingkan alternatif-alternatif yang berbeda dalam tingkat yang relatif kecil 
dari pilihan terbaru. 
5. Membuat pilihan : untuk menghindari keputusan yang terlalu sarat, para pengambil keputusan 
mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan. 
Ada dua kategori umum heuristik dan satu bias lainnya, yaitu : 
1. Heuristik ketersediaan : kecenderungan pada orang untuk mendasarkan penilaian pada 
informasi yang sudah ada ditangan mereka. Ini menjelaskan mengapa para manager lebih 
mempertimbangkan kinerja terakhir karyawan daripada kinerjanya setengah tahun yang lalu. 
Sama halnya dengan pikiran orang bahwa naik pesawat lebih berbahaya daripada mobil. 
2. Heuristik representatif : menilai kemungkinan dari suatu kejadian dengan menarik analogi dan 
melihat situasi identik dimana sebenarnya tidak identik. Contohnya adalah manager yang sering 
menghubungkan keberhasilan suatu produk baru dengan keberhasilan produk sebelumnya, anak-anak 
yang menonton film Superman dan merasa dirinya seperti Superman, dan lain sebagainya. 
3. Peningkatan komitmen : suatu peningkatan komitmen pada keputusan sebelumnya meskipun 
ada informasi negatif. Individu meningkatkan komitmen terhadap suatu arah tindakan yang gagal 
ketika mereka memandang diri mereka sebagai orang yang bertanggung jawab atas kegagalan 
tersebut, dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa keputusan awal mereka tidak keliru dan 
menghindari keharusan untuk mengakui kekeliruan itu. Banyak organisasi menderita kerugian 
karena seorang manager bertekad membuktikan bahwa keputusan awalnya benar dengan terus 
mengorbankan sumber daya kepada apa yang merupakan kerugian sejak awal. 
2.8 Perbedaan individual-gaya pengambilan keputusan 
Dari hasil riset mengidentikasikan empat pendekatan individual yang berbeda dalam 
pengambilan keputusan, yaitu : 
- Analitis : memiliki toleransi jauh lebih besar terhadap ambiguitas, cermat, mampu 
menyesuaikan diri dengan situasi baru. 
- Direktif : memiliki toleransi rendah atas ambiguitas, mencari rasionalitas, efisien, logis, 
mengambil keputusan cepat, dan berorientasi jangka pendek.
- Konseptual : berpandangan sangat luas, mempertimbangkan banyak alternatif, orientasi jangka 
panjang, dan anagt baik untuk menemukan solusi yang kreatif. 
- Perilaku : bisa bekerja baik dengan yang lain, memperhatikan kinerja rekan kerja dan usulan-usulan 
mereka, mengandalkan pertemuan untuk berkomunikasi, mencoba menghindari konflik, 
dan mengupayakan penerimaan. 
2.9 Hambatan dari organisasi 
Hambatan dari organisas mengakibatkan para manager akan membentuk keputusan 
sesuai dibawah ini : 
- Evaluasi kinerja : manager dipengaruhi oleh kriteria yang mereka gunakan untuk mengevaluasi. 
Mereka akan bertindak sesuai apa yang dijadikan penilaian/tolok ukur. 
- Sistem imbalan : yaitu dengan mengemukakan kepada karyawan pilihan apa yang lebih disukai 
terhadap upah. Umumnya organisasi membuat peraturan formal untuk membakukan perilaku 
anggotanya. Dengan memprogramkan keputusan, organisasi mampu membuat individu 
mencapai level kinerja tinggi, namun membatasi pilihan pengambilan keputusan. 
- Pembatasan waktu yang menentukan sistem : batas waktu yang eksplisit dalam pengambilan 
keputusan menciptakan tekanan waktu pada pengambil keputusan dan sering mempersulit untuk 
mengumpulkan semua informasi yang ingin merka dapatkan. 
- Reseden historis : keputusan yang diambil dimasa lalu akan terus membayangi keputusan saat 
ini. 
2.10 Perbedaan Budaya (Cultural) 
Latar belakang budaya dari pengambil keputusan dapat mempengaruhi seleksi masalah, 
kedalaman analisis, arti penting yang ditempatkan pada logika dan rasionalitas, atau apakah 
keputusan organisasional hendaknya diambil secara otokratis atau secara kolektif. 
Menurut Robbins lebih lanjut mengemukakan kultur berbeda-beda berdasarkan orientasi 
waktu, kepentingan rasionalitas, keyakinan terhadap kemampuan individu untuk menyelesaikan 
masalah, dan pilihan untuk membuat keputusan kolektif. 
Bagian terakhir adalah mengenai keetisan dalam pengambilan keputusan. Ada tiga kriteria 
keputusan yang etis, yaitu : kriteria utilitarian (dimana keputusan diambil semata-mata atas dasar
hasil/konsekuensi mereka), menekankan pada hak dasar individu sesuai dengan Piagam Hak 
Asasi, dan menekankan pada keadilan. Kepedulian yang meningkat dalam masyarakat mengenai 
hak individu dan keadilan sosial menyarankan perlunya bagi manager untuk mengembangkan 
standar-standar etika yang didasarkan pada kriteria non-utiliter. Tentu saja ini adalah sebuah 
tantangan yang besar bagi manager, karena dengan demikian akan melibatkan jauh lebih banyak 
ambiguitas. Ini membantu menjelaskan mengapa para manager makin banyak dikritik karena 
tindakan-tindakannya. Kini, keputusan seperti menaikkan harga, menutup pabrik, 
memberhentikan karyawan secara massal, memindahkan produksi keluar negeri untuk 
mengurangi biaya, hanya dapat dibenarkan dalam makna utiliter, sedangkan keputusan tidak 
dapat lagi dinilai hanya dari kriteria tunggal tersebut.
BAB III 
PENUTUP 
3.1 KESIMPULAN 
Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh oleh setiap individu untuk 
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada 
lingkungan mereka. 
Ketika seorang individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterprestasikan apa yang ia 
lihat, interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi individu yang melihat. 
Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi terdiri dari sikap, kepribadian, motif, 
kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan. 
Teori persepsi; persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan persepsi terhadap 
objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan cara 
membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang adalah teori atribusi : teori yang 
mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku individu dan mencoba menentukan apakah 
masalah tersebut ditimbulkan secara internal atau eksternal. 
Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan atau prasangka 
(bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti 
mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan melebih-lebihkan 
pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang salesman akan 
lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing.
Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi yang 
lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk membuat ramalan. 
Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam kesulitankarena tidak ‘foolproof’. Karena 
itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini 
menghasilkan distorsi. 
Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan suatu bagian 
yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi mengambil 
keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi mereka. 
Dari hasil riset setiap indivdu berbeda dalam mengambil keputusan melalui pendekatan yaitu; 
analitis, direktif, konseptual dan perilaku. 
Selain dari empat pendekatan tersebut, terdapat juga latar belakang budaya yang mempengaruhi 
persepsi individu dalam membuat keputusan.
KRITIK DAN SARAN 
Dipenghujung makalah ini ada beberapa masukan untuk para pembaca : 
1. Jadikanlah makalah ini sebagai referensi dalam memahami persepsi di dalam suatu organisasi 
2. Janganlah mudah kita berpresepsi terhadap sesuatu tanpa diselidiki dahulu kejelasan kita 
terhadap apa yang kita persepsikan 
3. Berpersepsilah secara baik dengan menggunakan metode berpersepsi yang baik
DAFTAR PUSTAKA 
1. blog.indonesia.com/blog_archieve_12920_9.html 
2. http.//filsafatkita.fzg.net/ 
3. http;//search.localcolorart.com/search/encyclopeda/List_of_terors_incidents/. 
4. Robbins. Stephen P. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Penerbit; Erlangga, Jakarta. 2002 
5. Robbns. Stephen P. and Judge. Timothy A. Perilaku Organisasi. Buku I. Penerbit; Salemba 
Empat, Jakarta, 2009 
6.Theme:Blix by Sebastian Schmieg.blog at WordPress.com. Faktor Individu dalam 
Pengambilan Keputusan. 
7. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21085266.pdf

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASIDIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASInurul khaiva
 
Studi pendekatan kepemimpinan
Studi pendekatan kepemimpinanStudi pendekatan kepemimpinan
Studi pendekatan kepemimpinanAhmad Fajar
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 
Ppt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalPpt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalvinarmv
 
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Togar Simatupang
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmRizky Akbar
 
Manajemen dan Lingkungannya
Manajemen dan LingkungannyaManajemen dan Lingkungannya
Manajemen dan LingkungannyaAmrul Rizal
 
9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasiendahmustika
 
Sistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalSistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalEryPrasetyo5
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorDadang Solihin
 
Pengorganisasian dan Desain Organisasi
Pengorganisasian dan Desain OrganisasiPengorganisasian dan Desain Organisasi
Pengorganisasian dan Desain OrganisasiFrans Dione
 
Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) humanistik
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
BAB 2 - LINGKUNGAN BISNIS BISNIS INTERNASIONAL
BAB 2 - LINGKUNGAN BISNIS BISNIS INTERNASIONAL BAB 2 - LINGKUNGAN BISNIS BISNIS INTERNASIONAL
BAB 2 - LINGKUNGAN BISNIS BISNIS INTERNASIONAL Heriansyah Effendi
 
Bahan ajar statistik ekonomi
Bahan ajar statistik ekonomiBahan ajar statistik ekonomi
Bahan ajar statistik ekonomiNardiman SE.,MM
 
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3abi-ray
 

Was ist angesagt? (20)

DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASIDIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
 
Globalisasi manajemen sdm
Globalisasi manajemen sdmGlobalisasi manajemen sdm
Globalisasi manajemen sdm
 
Studi pendekatan kepemimpinan
Studi pendekatan kepemimpinanStudi pendekatan kepemimpinan
Studi pendekatan kepemimpinan
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Ppt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalPpt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasional
 
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011Logistik dan distribusi 5 desember 2011
Logistik dan distribusi 5 desember 2011
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
 
Manajemen dan Lingkungannya
Manajemen dan LingkungannyaManajemen dan Lingkungannya
Manajemen dan Lingkungannya
 
9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi9. teknologi organisasi
9. teknologi organisasi
 
Sistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasionalSistem moneter-internasional
Sistem moneter-internasional
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
 
Pengorganisasian dan Desain Organisasi
Pengorganisasian dan Desain OrganisasiPengorganisasian dan Desain Organisasi
Pengorganisasian dan Desain Organisasi
 
Sistem Moneter Internasional
Sistem Moneter InternasionalSistem Moneter Internasional
Sistem Moneter Internasional
 
Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra)
 
7 strategi lokasi
7 strategi lokasi7 strategi lokasi
7 strategi lokasi
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
lingkungan eksternal
lingkungan eksternallingkungan eksternal
lingkungan eksternal
 
BAB 2 - LINGKUNGAN BISNIS BISNIS INTERNASIONAL
BAB 2 - LINGKUNGAN BISNIS BISNIS INTERNASIONAL BAB 2 - LINGKUNGAN BISNIS BISNIS INTERNASIONAL
BAB 2 - LINGKUNGAN BISNIS BISNIS INTERNASIONAL
 
Bahan ajar statistik ekonomi
Bahan ajar statistik ekonomiBahan ajar statistik ekonomi
Bahan ajar statistik ekonomi
 
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
Tantangan MSDM Internasional Kel. 3
 

Andere mochten auch

Kuliah 6 pembuatan keputusan
Kuliah 6 pembuatan keputusanKuliah 6 pembuatan keputusan
Kuliah 6 pembuatan keputusanMukhrizal Effendi
 
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Forum Tunas Bangsa (FORTUNA)
 
4.week 4 perception & decision making
4.week 4 perception & decision making4.week 4 perception & decision making
4.week 4 perception & decision makingAstadi Pangarso
 
6. week 6 value, attitude & job sat
6. week 6 value, attitude & job sat6. week 6 value, attitude & job sat
6. week 6 value, attitude & job satAstadi Pangarso
 
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualForum Tunas Bangsa (FORTUNA)
 
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUALPERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL9elevenStarUnila
 

Andere mochten auch (6)

Kuliah 6 pembuatan keputusan
Kuliah 6 pembuatan keputusanKuliah 6 pembuatan keputusan
Kuliah 6 pembuatan keputusan
 
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
 
4.week 4 perception & decision making
4.week 4 perception & decision making4.week 4 perception & decision making
4.week 4 perception & decision making
 
6. week 6 value, attitude & job sat
6. week 6 value, attitude & job sat6. week 6 value, attitude & job sat
6. week 6 value, attitude & job sat
 
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
 
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUALPERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
 

Ähnlich wie tugas perilaku organisasi

Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docMahasiswa
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docdanisyarkani
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docNofrida Atika
 
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)pjj_kemenkes
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE BY S...
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE BY S...AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE BY S...
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE BY S...SyahraniAdrianty
 
Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Uwes Chaeruman
 
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasiMuhammad Marhaban
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialistiyuliawati
 
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...DewiRizki4
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEAWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEDeaFitraNingrum
 
Awareness of Self and Other - Interpersonal Skill - Tasya ilmelia Sabarwati S...
Awareness of Self and Other - Interpersonal Skill - Tasya ilmelia Sabarwati S...Awareness of Self and Other - Interpersonal Skill - Tasya ilmelia Sabarwati S...
Awareness of Self and Other - Interpersonal Skill - Tasya ilmelia Sabarwati S...Tasyailmelia
 
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4FerdyDwiansyah
 
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajaran
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan PembelajaranDasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajaran
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajarannurhidayatillah
 
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"Kanaidi ken
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence
Awareness of self and others and the development of interpersonal competenceAwareness of self and others and the development of interpersonal competence
Awareness of self and others and the development of interpersonal competenceMaulanaFikriAhmadi
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...Shaka Alarcon
 
Tugas 4 muhammad riandy 4520210056
Tugas 4 muhammad riandy 4520210056Tugas 4 muhammad riandy 4520210056
Tugas 4 muhammad riandy 4520210056MuhammadRiandy4
 

Ähnlich wie tugas perilaku organisasi (20)

Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
 
Persepsi Word
Persepsi WordPersepsi Word
Persepsi Word
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - doc
 
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE BY S...
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE BY S...AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE BY S...
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE BY S...
 
Peta Kognitif
Peta Kognitif Peta Kognitif
Peta Kognitif
 
Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3
 
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEAWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
 
Awareness of Self and Other - Interpersonal Skill - Tasya ilmelia Sabarwati S...
Awareness of Self and Other - Interpersonal Skill - Tasya ilmelia Sabarwati S...Awareness of Self and Other - Interpersonal Skill - Tasya ilmelia Sabarwati S...
Awareness of Self and Other - Interpersonal Skill - Tasya ilmelia Sabarwati S...
 
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
Ferdy dwiansyah 4520210027 tugas 4
 
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajaran
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan PembelajaranDasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajaran
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajaran
 
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence
Awareness of self and others and the development of interpersonal competenceAwareness of self and others and the development of interpersonal competence
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
 
Tugas 4 muhammad riandy 4520210056
Tugas 4 muhammad riandy 4520210056Tugas 4 muhammad riandy 4520210056
Tugas 4 muhammad riandy 4520210056
 

Kürzlich hochgeladen

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

tugas perilaku organisasi

  • 1. MAKALAH CONTOH KASUS PERSEPSI PERILAKU ORGANISASI DALAM SEBUAH PERUSAHAAN Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi Disusun oleh : Dian Kurniawati ( MBTI G 2011/ 111400257) MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA INSTITUT MANAJEMEN TELKOM TAHUN AJARAN 2011/ 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji Syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya-lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Persepsi dalam sebuah perkembangan organisasi. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, dosen, dan teman-teman sekalian. Oleh karena itu , saya selaku penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini ataupun kata – kata yang kurang berkenan, penulis mohon maaf. Untuk perbaikan dan peningkatan tulisan ini, penulis sangat mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan khususnya pembaca. Amin Bandung ,Oktober 2012 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................................................................iii DAFTAR ISI ......................................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1 1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1 1.2. Tujuan Penulisan ...................................................................................................2 1.3. Rumusan Masalah .................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................4 2.1. Pengertian gerak, massa, kecepatan, dan percepatan............................................. 4 2.2. Momentum ...........................................................................................................4 2.3. Hukum kekekalan momentum ...............................................................................5 2.4. Impuls ..................................................................................................................5 2.5. Moman gaya ........................................................................................................5 2.6. Gaya gesekan static dan gaya gesekan kinetik .......................................................6 2.7. Hukum Newton II ................................................................................................7 2.8. Hukum pemantulan ...............................................................................................7 BAB V PENUTUP ...........................................................................................................27 5.1. Kesimpulan .........................................................................................................27 5.2. Saran ..................................................................................................................27 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................31
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persepsi didalam perilaku organisasi merupakan hal yang akan bibahas didalam makalah ini. Didalam organisasi persepsi sangat dibutuhkan untuk pengembangan organisasi tersebut. Persepsi setiap bagian didalam organisasi akan menjadi faktor dalam perilaku dan pengembangan organisasi. Persepsi setiap individu atau kelompok akan menentukan perilaku atau tindakan apa yang akan diambil oleh individu atau kelompok tersebut. Dalam pembahasan makalah ini difokuskan pada unsur- unsur yang mempengaruhi perilaku sesorang yang datang dari diri sendiri, khususnya tentang persepsi (perception) Seorang individu mungkin saja pada saat memandang satu benda akan mempersepsikannya secara berbeda dengan individu lainnya, karaena sejumlah factor akan membentuk dan mempengaruhi persepsi seseorang. Cara pandang pada suatu objek dan menafsirkannya objek tersebut, sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku individu tersebut. Mungkin muncul pertanyaan mengapa persepsi itu penting dalam studi Perilaku Organisasi? Hal ini dikarenakan semata- mata perilaku orang- orang didasarkan pada persepsinyamengenai apa yang menjadi realitas dari objek atau situasi yang diamati, bukan mengenai realitas itu sendiri. Dalam menafsirkan suatu objek, akan dipengaruhi juga oleh pengaruh lingkungan berupa stimulus, sehingga persepsi merupakan proses seleksi stimulus dari lingkungannya dan mengorganisasi serta menafsirkannya sesuai konteks yang dihadapi. Pada kenyataanya setiap saat orang dihadapkan pada sejumlah besar objek dan peristiwa. Banyaknya stimulus yang dihadapi dalam waktu yang sama memaksa seseorang untuk melakukan seleksi sebab tidak mungkin baginya menangkap seluruh stimulus itu secara simultan. Perbedaan pilihan tersebut dapat menimbulkan perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain dalam menghadapi objek yang sama.
  • 5. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari persepsi? 2. Apa factor- factor yang mempengaruhi persepsi? 3. Apa sajakah jenis-jenis dari persepsi? 4. Bagaimanakah keputusan dalam organisasi seharusnya harus dibuat? 5. Bagaimana dengan etika dalam pembuatan keputusan? 1.3 Tujuan Penyusunan 1. Memahami pengertian persepsi dari pendapat berbagai para ahli. 2. Menjelaskan jenis, proses dan faktor yang mempengaruhi persepsi. 3. Menjelaskan keputusan dalam organisasi dibuat 4. Memahami etika dalam pembuatan keputusan.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Persepsi Pengertian persepsi menurut para ahli : ·Menurut Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. ·Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri. ·Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
  • 7. bertindak. Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian perseps i merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu. · Manahan, persepsi adalah gambaran seseorang tentang sesuatu obyek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi. 2.2 Faktor – factor yang Mempengaruhi Persepsi Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu : 1. Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. 2. Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-sama pula. 3. Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya.
  • 8. Dari pendapat di atas yang dimaksud dengan persepsi adalah proses gambaran yang ada pada individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan yang diterima oleh indera sehingga memberikan makna kepada lingkungan. Ketika seorang individu melihat suatu sasaran atau mengobservasi dan berusaha menginterprestasikan apa yang ia lihat, interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi terdiri dari sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan. 2.3 Persepsi Seseorang : Membuat penilaian tentang individu lain. 1) Teori persepsi: persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan persepsi terhadap objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan cara membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang adalah teori atribusi : teori yang mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku individu dan mencoba menentukan apakah masalah tersebut ditimbulkan secara internal atau eksternal 2) Teori Atribusi : menurut Manahan adalah proses pembentukan persepsi dimulai dengan jalan obsevasi tentang sesuatu obyek atau subyek, yang kemudian diinterpretasikan menjadi persepsi dengna melengkapi gambaran-gambaran penyebab dan yang akan mengakibatkan sesuai akan terjadi secara berlanjut. Sedangkan menurut Robbins adalah pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Misalnya saja persepsi kita terhadap orang akan dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal karena sebagai manusia mereka mempunyai keyakinan, maksud, dan motof-motif didalam dirinya. Namun persepsi kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dan lain sebagainya, akan berbeda karena mereka adalah benda mati yang memiliki hukum alamnya sendiri (eksternal). Penentuan apakah perilaku itu merupakan penyebab eksternal atau internal bergantung pada tiga faktor :
  • 9. 1. Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan. 2. Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi dengan cara yang sama. 3. Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu. Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan atau prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing. Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam kesulitankarena tidak ‘foolproof’. Karena itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini menghasilkan distorsi. • Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar kita. • Efek halo : yaitu menarik eksan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal. • Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama. • Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain. Misalnya saja orang yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap orang lain sama dengannya. • Berstereotipe : yaitu menilai seseorang bedasarkan persepsi seorang terhadap kelompok seseorang itu. Misalnya kita menilai bahwa orang yang gemuk malas, maka kita akan mempersepsikan semua orang gemuk secara sama. Generalisasi seperti ini dapat menyerdehanakan dunia yang rumit ini dan memungkinkan kita mempertahankan konsistensi, namun sangat mungkin juga bahwa stereotipe itu tidak mengandung kebenaran ataupun tidak relevan.
  • 10. 2.4 Penerapan Khusus dalam Organisasi Penilaian memiliki banyak konsekuensi bagi organisasi. Didalamnya orang-orang selalu saling menilai. Berikut ini adalah beberapa penerapannya yang lebih jelas : 1. Wawancara karyawan : Bukti menunjukkan bahwa wawancara sering membuat penilaian perseptual yang tidak akurat. Pewawancara yang berlainan akan melihat hal-hal yang berlainan dalam diri seorang calon yang sama. Jika wawancara merupakan suatu masukan yang penting dalam keputusan mempekerjakan, perusahaan harus mengenali bahwa faktor-faktor perseptual mempengaruhi siapa yang dipekerjakan dan akhirnya mempengaruhi kualitas dari angkatan kerja suatu organisasi. 2. Pengharapan kinerja : Bukti menunjukkan bahwa orang akan berupaya untuk mensahihkan persepsi mereka mengenai realitas, bahkan jika persepsi tersebut keliru. Pengharapan kita mengenai seseorang/sekelompok orang akan menentukan perilaku kita. Misalnya manager memperkirakan orang akan berkinerja minimal, mereka akan cenderung berperilaku demikian untuk memenuhi ekspektasi rendah ini. 3. Evaluasi kinerja : Penilaian kinerja seorang karyawan sangat bergantung pada proses perseptual. Walaupun penilaian ini bisa objektif, namun banyak yang dievaluasi secara subjektif. Ukuran subjektif adalah berdasarkan pertimbangan, yaitu penilai membentuk suatu kesan umum mengenai karyawan. Semua persepsi dari penilai akan mempengaruhi hasil penilaian tersebut. 4. Upaya karyawan : Dalam banyak organisasi, tingkat upaya seorang karyawan dinilai sangat penting, jadi bukan hanya kinerja saja. Namun penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distorsi-distorsi dan prasangka (bias) perseptual. 5. Kesetiaan karyawan :
  • 11. Pertimbangan lain yang sering dilakukan manager terhadap karyawan adalah apakah karyawan tersebut setia atau tidak kepada organisasi. Sayangnya, banyak dari penilaian kesetiaan tersebut bersifat pertimbangan. Misalnya saja individu yang melaporkan tindakan tak etis dari atasan dapat dilihat sebagai bertindak demi kesetiaan kepada organisasi ataupun sebagai pengacau. 2.5 Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi mereka. Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat suatu penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oelh managernya. Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya. Dalam kenyataannya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang tidak sistematis seperti proses yang dikemukakan sebelumnya. Keputusan individu dalam organisasi biasanya dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks. Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, kecenderungan dalam pengambilan resiko dan kemungkinan ketidakcocokan. Persepsi merupakan fungsi penting bagi individu dalam membuat keputusan (decission making) karena persepsi mejadi landasan bagi individu untuk meyusun identifikasi, analisa, serta menyimpulkan suatu objek atau subjek yang dipersepsikan. 2.6 Proses Pengambilan Keputusan Rasional
  • 12. Pengambil keputusan harus membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas tertentu. Ada enam langkah dalam model pengambilan keputusan yang rasional, yaitu : menetapkan masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, mengalokasikan bobot pada kriteria, mengembangkan alternatif, mengevaluasi alternatif, dan memilih alternatif terbaik. Model pengambilan keputusan yang rasional diatas mengandung sejumlah asumsi, yaitu :  Kejelasan masalah : pengambil keputusan memiliki informasi lengkap sehubungan dengan situasi keputusan.  Pilihan-pilihan diketahui : pengambil keputusan dapat mengidentifikasi semua kriteria yang relevan dan dapat mendaftarkan semua alternatif yang dilihat.  Pilihan yang jelas : kriteria dan alternatif dapat diperingkatkan sesuai pentingnya.  Pilihan yang konstan : kriteria keputusan konstan dan beban yang ditugaskan pada mereka stabil sepanjang waktu.  Tidak ada batasan waktu dan biaya : sehingga informasi lengkap dapat diperoleh tentang kriteria dan alternatif.  Pelunasan maksimum : alternatif yang dirasakan paling tinggi akan dipilih. 2.7 Meningkatkan Kreativitas dalam Pengambilan Keputusan Dengan adanya kreativitas pengambil keputusan dapat memproduksi gagasan-gagasan baru yang bermanfaat. Selain itu, juga memungkinkan untuk lebih menghargai dan memahami masalah, termasuk masalah yang tidak dapat dilihat orang lain. 1. Potensial kreatif : yaitu potensi yang dimiliki kebanyakan orang, namun untuk mengeluarkannya orang harus keluar dari kebiasaan psikologis yang kebanyakan dari kita terlibat didalamnya dan belajar bagaimana berpikir tentang satu masalah dengan cara yang berlainan. 2. Model kreativitas tiga komponen : suatu badan riset menunjukkan bahwa kreativitas individual pada hakikatnya menuntut keahlian, ketrampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas intrinsik. Semakin tinggi tingkat dari masing-masing komponen ini, maka semakin tinggi pula kreativitas seseorang.
  • 13. Dalam suatu organisasi mengambil keputusan merupakan solusi dari suatu masalah yang disepakati bersama dan sesuai dengan tujuan dari oragansasi itu sendiri. Kebanyakan keputusan dalam organisasi biasanya diambil seperti dibawah ini : 1. Rasionalitas terbatas : para individu mengambil keputusan dengan merancang bangun model-model yang disederhanakan yang menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya. Bila berhadapan pada masalah yang kompleks, kebanyakan orang menanggapi dengan mengurangi masalah pada level amna masalah itu dapat dipahami. Ini disebabkan karena kemampuan manusia mengolah informasi terbatas, membuatnya tidak mungkin mengasimilasi dan memahami semua informasi yang perlu untuk optimisasi. Dengan demikian, mereka mencari pemecahan yang memuaskan. 2. Intuisi : penggunaan intuisi untuk mengambil keputusan tidak lagi diangap tak rasional atau tak efektif. Ada pengakuan yang makin berkembang bahwa analisis rasional terlalu ditekankan dan bahwa dalam kasus-kasus tertentu mengandalkan pada intuisi dapat memperbaiki pengambilan keputusan. Namun perlu dilihat bahwa definisi intuitif dari para ahli adalah suatu proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring. Intuisi ini juga saling melengkapi dengan analisi rasional. Ada 8 kondisi dimana orang paling mungkin menggunakan intuisi didalam pengambilan keputusan, yaitu : bila ada ketakpastian dalam tingkat yang tinggi, bila hanya sedikit preseden untuk diikuti, bila variabel-variabel kurang dapat diramalkan secara ilmiah, bila ‘fakta’ terbatas, bila fakta tidak menunjukkan dengan jelas jalan utnuk dituruti, bila data analitis kurang berguna, bila ada beberapa penyelesaian alternatif untuk dipilih dengan argumen yang baik, dan bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil keputusan yang tepat. 3. Identifikasi masalah : masalah yang tampak cenderung memiliki probabilitas terpilih lebih tinggi dibanding masalah-masalah yang penting. Ada dua alasan atas hal tersebut : mudah untuk mengenal masalah-masalah yang tampak, dan karena kita prihatin dengan pengambilan keputusan dalam organisasi sehingga para pengambil keputusan ingin tampil kompeten dan ‘berada pada puncak masalah’. 4. Pengembangan alternatif : bukti menunjukkan bahwa pengambilan keputusan adalah inkremental, bukan komprehensif. Artinya pengambil keputusan mengindari tugas-tugas sulit yang mempertimbangkan semua faktor penting, menimbang relatif untung dan ruginya, serta mengkalkulasi nilai untuk masing-masing alternatif. Sebagai gantinya, mereka membuat suatu
  • 14. perbandingan terbatas yang bersifat suksesif. Akibatnya pilihan keputusanpun disederhanakan dengan hanya membandingkan alternatif-alternatif yang berbeda dalam tingkat yang relatif kecil dari pilihan terbaru. 5. Membuat pilihan : untuk menghindari keputusan yang terlalu sarat, para pengambil keputusan mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan. Ada dua kategori umum heuristik dan satu bias lainnya, yaitu : 1. Heuristik ketersediaan : kecenderungan pada orang untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang sudah ada ditangan mereka. Ini menjelaskan mengapa para manager lebih mempertimbangkan kinerja terakhir karyawan daripada kinerjanya setengah tahun yang lalu. Sama halnya dengan pikiran orang bahwa naik pesawat lebih berbahaya daripada mobil. 2. Heuristik representatif : menilai kemungkinan dari suatu kejadian dengan menarik analogi dan melihat situasi identik dimana sebenarnya tidak identik. Contohnya adalah manager yang sering menghubungkan keberhasilan suatu produk baru dengan keberhasilan produk sebelumnya, anak-anak yang menonton film Superman dan merasa dirinya seperti Superman, dan lain sebagainya. 3. Peningkatan komitmen : suatu peningkatan komitmen pada keputusan sebelumnya meskipun ada informasi negatif. Individu meningkatkan komitmen terhadap suatu arah tindakan yang gagal ketika mereka memandang diri mereka sebagai orang yang bertanggung jawab atas kegagalan tersebut, dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa keputusan awal mereka tidak keliru dan menghindari keharusan untuk mengakui kekeliruan itu. Banyak organisasi menderita kerugian karena seorang manager bertekad membuktikan bahwa keputusan awalnya benar dengan terus mengorbankan sumber daya kepada apa yang merupakan kerugian sejak awal. 2.8 Perbedaan individual-gaya pengambilan keputusan Dari hasil riset mengidentikasikan empat pendekatan individual yang berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu : - Analitis : memiliki toleransi jauh lebih besar terhadap ambiguitas, cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru. - Direktif : memiliki toleransi rendah atas ambiguitas, mencari rasionalitas, efisien, logis, mengambil keputusan cepat, dan berorientasi jangka pendek.
  • 15. - Konseptual : berpandangan sangat luas, mempertimbangkan banyak alternatif, orientasi jangka panjang, dan anagt baik untuk menemukan solusi yang kreatif. - Perilaku : bisa bekerja baik dengan yang lain, memperhatikan kinerja rekan kerja dan usulan-usulan mereka, mengandalkan pertemuan untuk berkomunikasi, mencoba menghindari konflik, dan mengupayakan penerimaan. 2.9 Hambatan dari organisasi Hambatan dari organisas mengakibatkan para manager akan membentuk keputusan sesuai dibawah ini : - Evaluasi kinerja : manager dipengaruhi oleh kriteria yang mereka gunakan untuk mengevaluasi. Mereka akan bertindak sesuai apa yang dijadikan penilaian/tolok ukur. - Sistem imbalan : yaitu dengan mengemukakan kepada karyawan pilihan apa yang lebih disukai terhadap upah. Umumnya organisasi membuat peraturan formal untuk membakukan perilaku anggotanya. Dengan memprogramkan keputusan, organisasi mampu membuat individu mencapai level kinerja tinggi, namun membatasi pilihan pengambilan keputusan. - Pembatasan waktu yang menentukan sistem : batas waktu yang eksplisit dalam pengambilan keputusan menciptakan tekanan waktu pada pengambil keputusan dan sering mempersulit untuk mengumpulkan semua informasi yang ingin merka dapatkan. - Reseden historis : keputusan yang diambil dimasa lalu akan terus membayangi keputusan saat ini. 2.10 Perbedaan Budaya (Cultural) Latar belakang budaya dari pengambil keputusan dapat mempengaruhi seleksi masalah, kedalaman analisis, arti penting yang ditempatkan pada logika dan rasionalitas, atau apakah keputusan organisasional hendaknya diambil secara otokratis atau secara kolektif. Menurut Robbins lebih lanjut mengemukakan kultur berbeda-beda berdasarkan orientasi waktu, kepentingan rasionalitas, keyakinan terhadap kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah, dan pilihan untuk membuat keputusan kolektif. Bagian terakhir adalah mengenai keetisan dalam pengambilan keputusan. Ada tiga kriteria keputusan yang etis, yaitu : kriteria utilitarian (dimana keputusan diambil semata-mata atas dasar
  • 16. hasil/konsekuensi mereka), menekankan pada hak dasar individu sesuai dengan Piagam Hak Asasi, dan menekankan pada keadilan. Kepedulian yang meningkat dalam masyarakat mengenai hak individu dan keadilan sosial menyarankan perlunya bagi manager untuk mengembangkan standar-standar etika yang didasarkan pada kriteria non-utiliter. Tentu saja ini adalah sebuah tantangan yang besar bagi manager, karena dengan demikian akan melibatkan jauh lebih banyak ambiguitas. Ini membantu menjelaskan mengapa para manager makin banyak dikritik karena tindakan-tindakannya. Kini, keputusan seperti menaikkan harga, menutup pabrik, memberhentikan karyawan secara massal, memindahkan produksi keluar negeri untuk mengurangi biaya, hanya dapat dibenarkan dalam makna utiliter, sedangkan keputusan tidak dapat lagi dinilai hanya dari kriteria tunggal tersebut.
  • 17. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh oleh setiap individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Ketika seorang individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterprestasikan apa yang ia lihat, interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi terdiri dari sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan. Teori persepsi; persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan persepsi terhadap objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan cara membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang adalah teori atribusi : teori yang mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku individu dan mencoba menentukan apakah masalah tersebut ditimbulkan secara internal atau eksternal. Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan atau prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing.
  • 18. Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam kesulitankarena tidak ‘foolproof’. Karena itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini menghasilkan distorsi. Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi mereka. Dari hasil riset setiap indivdu berbeda dalam mengambil keputusan melalui pendekatan yaitu; analitis, direktif, konseptual dan perilaku. Selain dari empat pendekatan tersebut, terdapat juga latar belakang budaya yang mempengaruhi persepsi individu dalam membuat keputusan.
  • 19. KRITIK DAN SARAN Dipenghujung makalah ini ada beberapa masukan untuk para pembaca : 1. Jadikanlah makalah ini sebagai referensi dalam memahami persepsi di dalam suatu organisasi 2. Janganlah mudah kita berpresepsi terhadap sesuatu tanpa diselidiki dahulu kejelasan kita terhadap apa yang kita persepsikan 3. Berpersepsilah secara baik dengan menggunakan metode berpersepsi yang baik
  • 20. DAFTAR PUSTAKA 1. blog.indonesia.com/blog_archieve_12920_9.html 2. http.//filsafatkita.fzg.net/ 3. http;//search.localcolorart.com/search/encyclopeda/List_of_terors_incidents/. 4. Robbins. Stephen P. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Penerbit; Erlangga, Jakarta. 2002 5. Robbns. Stephen P. and Judge. Timothy A. Perilaku Organisasi. Buku I. Penerbit; Salemba Empat, Jakarta, 2009 6.Theme:Blix by Sebastian Schmieg.blog at WordPress.com. Faktor Individu dalam Pengambilan Keputusan. 7. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21085266.pdf