Dokumen tersebut membahas sejarah, definisi, ciri-ciri, fungsi, dan peranan Pancasila dalam kehidupan Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila yang merupakan dasar negara Indonesia. Pancasila dicetuskan oleh Soekarno pada 1945 sebagai ideologi terbuka yang menggali nilai-nilai lokal untuk membangun negara merdeka dari penjajahan asing.
2. Definisi Pancasila
Pancasila terdiri dari dua kata, Panca artinya
“lima” dan sila artinya “dasar”. Secara
harfiah, pancasila memiliki pengertian
“dasar yang memliki lima unsur”. Dalam
bahasa Sanskerta, maka pancasila ada dua
macam artinya, “Berbatu sendi yang lima”
(consisting of 5 rocks), pancasila dengan
huruf Dewanagari dengan huruf i panjang
bermakna “lima peraturan tingkah laku yang
penting”.
Banyak ahli menyimpulkan bahwa pancasila
adalah cerminan dari perjalanan budaya dan
karakter bangsa Indonesia yang telah
berlangsung selama berabad-abad lampau. Prof.
Muhammad Yamin mengungkapkan bahwa: “
perkataan pancasila, yang kini telah menjadi
istilah hukum, mulanya ditempah dan dipakai
oleh Bung Karno dalam pidatonya pada tanggal
1 Juni 1945 untuk menamai paduan sila yang
lima. Perkataan itu diambil dari peradaban
Indonesia lama sebelum abad XVI.
3. Sejarah Pancasila
Secara historis , munculnya Pancasila tidak bisa dilepaskan dari situasi perjuangan bangsa Indonesia
menjelang kemerdekaan. Keinginan lepas dari belenggu penjajahan asing dan belenggu pemikiran ideologis
dunia saat ini, yakni ideologi liberalisme dan komunisme, para tokoh bangsa anatara lain Soekarno dengan
sungguh-sungguh menggali nilai-nilai dari negerinya sendiri yang akan dijadikan panduan dan dasar bagi
Indonesia merdeka. Pada 1 juni 1945, soekarno pada gilirannya untuk menyampaikan pidatonya tentang dasar
Negara menguraikan 5 unsur dasar Negara. Untuk yang pertama kalinya pada kesempatan ini soekarno
mengusulkan kelima unsur dasar Negara yang ia uraikan diberi nama pancasila. Bersandar pada usulannya ini,
banyak ahli menyimpulkan 1 juni sebagai hari lahirnya pancasila. Kelima unsur uraian soekarno antara lain: 1)
Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia, 2) Internasionalisme atau perikemanusiaan, 3) Mufakat atau demokrasi,
4) Kesejahteraansosial, 5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Tiga minggu berselang setelah pidato soekarno 1 juni tentang pancasila, pada 22 juni 1945 sembilan tokoh
pergerakan nasional yang tergabung dalam panitia Sembilan diberi mandat untuk merumuskan beragam usulan
dan pandangan yang telah dikemukakan oleh tokoh pergerakan nasional. Kesembilan anggota ini antara lain: Ir.
Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. Soebardjo, Mr. Moh Yamin, KH. Wahid Hasyim, Abdoel Kahar Moezakir,
Abikoesno Tjokrosoejoso, KH. Agus Salim, Mr. A.A Maramis.
4. Setelah membahas beragam usulan tentang dasar Negara Indonesia merdeka pada sidang-sidang sebelumnya di
Jakarta panitia Sembilan berhasil menyusun piagam yang kemudian dikenal dengan sebutan “piagam Jakarta”.
Dalam piagam Jakarta ini dirumuskan butir-butir pancasila sebagai beriku:1) Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya. 2) Kemanusiaan yang adil dan beradap,3) Persatuan Indonesia,
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, 5) Keadilan sosial.
Rumusan dan sistematika pancasila yang tercantum dalam piagam Jakarta bentukan panitia sembilan ini
kemudian diterima oleh badan penyelidik dalam sidang keduanya pada 14-16 juli 1945. Pada saat bersamaan,
kekosongan kekuasaan telah terjadi di Indonesia akibat menyerahnya jepang pada tentara sekutu pada 14 agustus
1945. Sementara menunggu kedatangan Inggris yang diberi mandat oleh sekutu untuk menjaga keamanan di
Indonesia pasca kekalahan Jepang. Sembari menunggu kedatangan Inggris, tanggung jawab keamanan diserahkan
kepada pihak Jepang yang sudah kalah. Otomatis tengah terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia pada saat
itu.Vakum kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia. Situasi ini dimanfaatkan oleh kalangan pemuda
Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan bagi Indonesia. Tekad bulat untuk merdeka akhirnya terwujud. Pada
pukul 10 bertepatan pada hari jumat 17 agustus 1945 atas nama bangsa Indonesia, Soekarno dan Hatta membacakan
teks proklamasi di jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Nama jalan ini sekarang dikenal dengan nama jalan
proklamasi.
5. Ciri-Ciri Pancasila
Menurut Frans Magnis Suseno (2001)
Ideologi Terbuka yaitu:
1. Bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari moral serta budaya masyarakat itu
sendiri;
2. Dasarnya bukan keyakinan ideologi
sekelompok orang melainkan musyawarah dari
konsensus masyarakat tersebut; dan
3. Nilai-nilai itu sifatnya dasar, hanya secara
garis besar sehingga tidak langsung rasional.
Ideologi Tertutup yaitu:
1. Merupakan cita-cita suatu kelompok orang
untuk mengubah dan memperbarui;
2. Atas nama ideologi dibenarkan
pengorbanan-pengorbanan yang
dibebankan pada masyarakat; dan
3. Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita
tertentu, melainkan terdiri atas tuntunan-
tuntunan konkret dan operasional yang
keras, yang diajukan dengan mutlak.
6. Fungsi Pancasila
a) Pancasila sebagai dasar negara
b) Pancasila sebagai ideologi
c) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
d) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
e) Pancasila sebagai filsafat
f) Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
g) Pancasila sebagai perjanjian luhur rakyat Indonesia
h) Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu
i) Pancasila sebagai tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia
j) Pancasila sebagai etika
7. Nilai-Nilai Pancasila
Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai ini menjadi tiga, pembagian ini menempatkan segi kegunaan sebagai
azas pertama tentang nilai, yakni:
➢ Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
➢ Nilai vital, yaitu segala sesuatau yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau
aktivitas.
➢ Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian ini di bedakan
atas empat macam:
1. Nilai kebenaran, yang bersumber pada unsur akal manusia (cipta).
2. Nilai kebaikan, yang bersumber pada unsur kehendak manusia (karsa).
3. Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia (perasaan).
4. 4. Nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan dan bersumber pada kepercayaan.
8. Peranan Pancasila Dalam Kehidupan
Sehari-Hari
Usaha mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari pada kehidupan masyarakat
merupakan usaha memasyarakatkan pancasila. Usaha ini dapat disebut sebagai proses
sosialisasi artinya usaha pendekatan dan menginteralisasikan norma-norma pancasila, baik
secara formal maupun informal kepada individu, kelompok, dan masyarakat pada umumnya.
Usaha pendekatan ini antara lain dapat ditempuh melalui tahap penghayatan dan
pemahaman. Dalam tahap ini dapat dilailakukan dengan melaui jalur-jalur formal maupun
informal disesuaikan dengan sasarannya (misalnya, jalur pendidikan, ceramah, kesempatan
pada kegiatan nonformal dan lain-lain kegiatan kemasyarakatan).
Sedangkan pada internalisasi dapat ditempuh melalui proses komunikasi dan integrasi
langsung dengan pengamalan nyata nilai-nilai pancasila, sehingga masyarakat secara
langsung dapat merasakan, melaksanakan secara nyata wujud pengamalan nilai-nilai
pancasila tersebut. Oleh karena itu, dalam proses internalisasi.