Dokumen tersebut menceritakan tentang pertemanan panjang antara penulis dengan sahabatnya Trian yang selalu mendukung dan menemani penulis. Penulis juga memiliki kekasih bernama Igo yang jarang memperhatikannya. Penulis merasa bahagia bersama Trian meski merindukan Igo.
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Gw sayang lo
1. Trian,, pria yang dua tahun ini menemani hari-hariku, saat ini sedang berulang tahun.
Ingin rasanya kumemberikan sesuatu yang special untuk sahabatku ini. Sosok kekar
dengan potongan plontos ini telah mencuri perhatianku,, selalu mendampingi
kemanapun kupergi. Tak pernah bosan tuk berada disisiku. Berbeda sekali dengan
kekasihku igo,, yang tak pernah punya waktu untuk bersamaku, bahkan jika
kumemohon sekalipun.
Arrrghhh… kembali ke Trian. Pria kelahiran Paris ini mengajakku dinner malam nanti
untuk merayakan malam special ini. Sejenak aku merasa kosong,, otakku terasa
penuh, hatiku berkecamuk. Entah perasaan apa ini,, di satu sisi aku bahagia bisa
makan malam di tempat romantis, tapi… kenapa Trian? Kenapa bukan bersama igo?
Lima tahun aku menjadi kekasihnya, tak pernah ia mengajakku ke tempat yang
romantis. Ups.. bahkan baru 4 kali nonton di bioskop bersamanya, dan itu artinya
selama lima tahun ini baru 4 kali aku pergi berdua dengannya. Bayangin deh? Sedih
kan? Sementara Trian,, ia selalu mengajakku ke tempat-tempat indah dan selalu
berusaha membuatku bahagia. Emmm,,, jangan salah! Kami tidak selingkuh! Ia betul-
betul sahabatku, tidak lebih. Dia pun sudah memiliki kekasih,, Muri namanya. Gadis
ini sedang menyelesaikan studinya di Singapura. Berat memang untuk berhubungan
jarak jauh,, tak jarang kulihat Trian merasa rindu, apalagi sudah hampir 7 tahun
mereka berhubungan. Hebat ya! Hmmm,,, gak pernah kebayang deh kalau aku yang
2. begitu. Dekat aja, aku sering merasa kehilangan igo,, bagaimana kalau jauh?
Wooaaaa……… apa jadinya aku?
Siiip,,, aku dah siap! Semoga saja cardigan maroon dan blue jins model pensil yang
kukenakan malam ini membuatku cukup nyaman untuk dinner sama Trian nanti.
Bandana maroon metallic kukenakan dirambutku,, ya! Trian paling seneng liat aku
pake bandana. Tak lupa heels hitam dengan hak 5 cm yang pernah dihadiahkan Trian
beberapa hari yang lalu sebagai oleh-oleh dari Paris juga akan kukenakan. Sempurna!
Semoga Trian tidak kecewa mengajak aku.
Hehe… jam 8 teng dia datang bersama YARIS merahnya.
“dah siap fan? Cabut yuk!” ajaknya
Kuberi ia senyuman dan kuucapkan “Happy birthday ya Trian”
“Thanks yap,,emmm… lo cantik banget malem ini” jawabnya
“maksud lo?? Kayaknya dari kemaren2 juga gw cantik deh” kukatakan dengan
mengerutkan kening dan memonyongkan bibirku. Kemudian kami berdua tertawa,,
dan seperti biasa dia mengacak-ngacak rambutku.
“woiii,, jelek lu! Udah creambath niy” ambekku
Sesampai di GUMATI, Trian mengajakku duduk di meja nomor 12 yang sudah
dipesannya sejak sore kemarin. Yah ia menyukai angka 12 sesuai dengan tanggal
lahirnya yaitu 12 Mei. Terkadang aku kurang suka dengan sikapnya yang sedikit
3. kekanak-kanakan dan manja, maklumlah ia satu-satunya anak pria di keluarganya.
Tapi kadang justru sikapnya itu mengingatkan aku pada adik bungsuku yang saat ini
baru berusia 5 tahun, dan itu tentu saja membuatku tambah sayang sama sahabatku
ini.
Sambil menyantap tiramisu dan fresh apple di antara indahnya lilin GUMATI
meninggalkan kesan tersendiri untukku. Kesan yang seharusnya kudapatkan dari Igo,
kekasihku. Hmmmm… tiba-tiba saja pipiku basah.
“fanes,, koq lo nangis? Kenapa?” ucapan Trian membuyarkan pikiranku yang tengah
menerawang.
“heh,,, ga pa pa yan. Gw seneng bisa dinner sama lo. Tapi………” kutak sanggup
melanjutkannya
“seneng kok nangis? Lo inget Igo ya fan?” pertanyaan Trian membuat airmataku
keluar lagi.
Trian memang paling tau semua tentangku bahkan apa yang sedang kupikirkan pun ia
bisa menebaknya dengan tepat. Tak seperti Igo,, yang tak pernah mau tau tentang
aku, bahkan saat aku terbaring lemah di Rumah Sakit pun ia tak bisa meluangkan
waktunya untuk menjengukku. Entah apa salahku,, dan yang paling tidak bisa
kumengerti hingga saat ini, kenapa aku tak bisa melepasnya. Rasa sayangku terlalu
besar untuknya,, sesakit apapun aku atas sikapnya tak akan dapat mengurangi
perasaan ini. Igo,, dulu ia amat menyayangiku. Selalu memperhatikanku,, dan sangat
takut membuatku menangis. Tapi,, sejak kami jadian lagi (red: dulu sempat break
beberapa bulan) ia tak semanis dulu. Ia lebih sering menghabiskan waktu untuk diri
sendiri, basket, dan teman-temannya. Seperti lupa bahwa ia punya aku,, yang selalu
menantinya setiap waktu. Selalu berharap mendapatkan telepon agar bisa
4. mendengar kabar darinya,, atau sekedar diberi pesan pendek lewat ponsel. Hanya
mukjizat yang dapat membuatnya mau menghubungiku,, entah kenapa dia begitu.
Kadang pernah kumerasa jenuh,, letih sekali menghadapi tingkahnya. Tapi disaat
seperti itu,, ia justru sering memberi kejutan kecil untukku. Seperti 2 malam yang
lalu, ia datang ke rumahku membawa sekuntum mawar merah dan mengajakku jalan-
jalan. Seketika aku lupa akan kekesalanku kepadanya,, semua itu seolah lenyap dan
tergantikan dengan taburan bunga cinta yang menghujani sekujur tubuhku.
Hmmmm,,, igo… pria yang selalu ada dihatiku. Aku sangat merindukannya.
“Fan,, ngelamunin apa siy? Gw dicuekin mulu niy!” ucap Trian dengan cemberutnya
yang membuat pipi gembilnya terlihat semakin chubby.
“sapa yang ngelamun,, gw lagi liat pasangan di ujung dekat kasir. Romantis ya?”
jawabku ngeles. Trian hanya mengerutkan kening dan mengangkat bahunya.
“yan,, lo kangen gak sama Muri?” entah kenapa aku tiba-tiba menanyakan itu
kepadanya
Dia menatapku dengan tampang kebingungan, “ya iyalah. Gw selalu kangen sama dia”
jawabnya bangga
“oya? Emmm,,, dia tau kita lagi makan disini?” tanyaku lagi
“ya nggaklah fan,, tau sendiri dia kan paling jealous sama lo. Kenapa lo tiba-tiba
nanya Muri?” jawabnya
“gak.. gw tadi sempet ngebayangin Igo lagi dinner sama Ayu. Ade kelasnya yang dia
bilang sahabat itu. Gw bakal marah besar yan,, gw bakal abisin tu cewe”
“trus??? Apa hubungannya sama Muri?” Tanya Trian bingung
“mungkin itu juga yang bakal dia lakuin kalo dia tau lo lagi dinner ma gw” jelasku.
Kami pun diam sejenak,,, dan Trian memutuskan untuk mengajakku pulang.
5. Seusai sholat subuh,, bi inah mengetuk kamarku.
“Mbak Panes,, ada Mas Igo di depan” jeritnya
……………………… “Oh my GOD!!! It’s a real or just my illution!!!” teriakku tak percaya
akan kedatangan Igo ke rumahku
“iya bi,, suruh tunggu bentar ya!” girangnya aku
Langsung ku ke kamar mandi, sikat gigi dan cuci muka biar gak terlalu bau iler.
Hehehe…… Kukuncir rambutku yang belum sempat keramas setelah creambath 2
hari yang lalu. Secepat kilat ku menuju teras depan untuk menjumpai Igo,, kekasihku
yang datang dan pergi sesuka hatinya.
“haiiiiii..” sapaku untuk Igo
Dia menatapku dari ujung kaki sampai kepalaku,,,
“haii juga… emm kamu tambah cantik” ucapannya tentu saja membuatku salah
tingkah. Selama 5 tahun bersamanya ini kali kedua ia mengatakan aku cantik. Dan
pertama kali sewaktu kami merayakan anniversary tahun pertama,, aneh sekali
padahal biasanya setiap akan berjumpa dengannya aku selalu berpenampilan rapi,,
wangi dan sebisa mungkin harus bisa menarik perhatiannya. Tapi,, ia tak pernah
mengatakan aku cantik,, bahkan pasti saja selalu ada hal yang dia kritik dari
dandananku. Sedangkan hari ini,, disaat aku baru bangun tidur dan belum mandi ia
mengatakan aku cantik?? unpredictable banget siy kamu. Itulah Igo,, yang bener-
bener gak bisa bikin aku ngertiin apa maunya. Dia mengajak aku olah raga,, entah
ada angin apa tiba-tiba ia ingin mengajari aku main basket.
Hari ini aku sidang skripsi,, woaaaaaa… semalaman gak bisa tidur. Jantungku
berdetak kencang tak karuan,, semua keluarga, teman dan tetangga ku beri tahu
6. untuk meminta doa dan restu demi kelancaran sidangku. Tentu saja tak lupa ku
minta dukungan Igo,, ia janji akan hadir di sidangku nanti. Aku sangat mengahrapkan
kedatangannya,, sugestiku mengatakan hanya ia yang bisa membuatku sedikit lebih
tenang.
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30,, berarti ini saatnya aku berangkat ke
kampus. insyaAllah semua kebutuhan sidang sudah lengkap. Aku pun pamit kepada
Mimi dan Pipi serta ke dua adikku, dan tak lupa juga dengan bi inah yang sudah
membantu keluargaku sejak 15 tahun yang lalu. Akupun menenteng semua bawaanku
ke dalam Honda Jazz warna biru pastel,, pacar kedua ku tersayang.
Oups,,,
“Fan,, bareng gw aja! Gak usah bawa boil. Lo gak boleh kecapean, kan mau sidang!”
teriak pria botak yang sedang memarkir YARIS merahnya didepan pagar rumahku.
Yupz… itu Trian. Fiughhh… aku hanya tersenyum dan segera memindahkan barang-
barangku ke mobilnya. Seandainya yang jemput aku Igo,, hmmm… duuuuuh
FANESHA KIRANA sadar dong non!!! Jangan ngekhayal mulu atuuuuh!!!!! Teriakku
dalam hati,, Trian hanya bengong melihat tingkahku.
15 menit lagi aku sidang, tinggal menunggu kedatangan satu dosen penguji lagi,,
mungkin ia masih dalam perjalanan. Detak jantungku semakin kencang,, ya ampuuun
sidang skripsi bo! Ini puncak perjuangan aku selama kuliah 3,5 tahun,, waaaaahh
susah juga yah pengen dapet gelar sarjana. Ini hari paling menegangkan dalam
hidupku,, hanya salawat dan dzikir yang bisa kuucapkan saat ini, sambil terus SMS
mimi,, minta restu dan doa.
Kududuk di depan ruang sidang,, dengan kedua tangan yang menutupi wajahku. Tiba-
tiba ada bayangan di depanku,, Ya Allah,, mukjizat lagi! Igo di hadapanku,, ia
memegang kedua tanganku dan mengatakan “kamu pasti bisa melewati hari ini
7. dengan sempurna” kemudian ia mengecup keningku. Kalian tauuuu???? Aliran darahku
mengalir dari tubuh ke ujung kepalaku,, seperti ada kekuatan tambahan yang
menstabilkan emosiku. Namaku dipanggil untuk masuk ke ruang “panas” itu. Lalu
kutatap Igo, Trian, Vily dan Andi (teman sekelasku) dan kuucapkan “gw siap!! Doain
ya!” dengan tenang dan tanpa beban aku masuk ke ruangan itu.
Satu jam berlalu,, sidangku pun berakhir dan aku dinyatakan lulus sebagai Sarjana
Komunikasi. Lega rasanyaa,, walaupun sekilas terbayang perjuanganku belum
berakhir, masih harus cari kerja,,dan nerusin S2,, tapi setidaknya 1 tahap tlah
kulewati.
Kukeluar ruangan dengan senyum yang merekah,, tak sabar rasanya mengabari
seluruh dunia bahwa aku sudah jadi sarjana. “TRIAAAAAAAAAN,,, gw bisaa!!! Gw
bisa yan!!!” ucapku bahagia
“Selamat ya fan,, doakan gw segera nyusul lo ya!” jawabnya
Kutatap sekelilingku,, mencari sosok terkasihku. “yan,, mana Igo??”
“dia dah pulang beberapa detik setelah lo masuk” jawab Trian
Semenjak lulus, aku tak pernah lagi berjumpa dengan Trian. Dia meneruskan
pascasarjana di Jerman,, jujur aku kangen Trian. Kali ini hari-hariku terasa sangat
hampa,, kuselalu menikmati kesendirianku dengan membuat beberapa novel tentang
hidupku. Sesekali kukirimkan pada beberapa teman termasuk Trian dan Igo. Tentu
saja sudah dapat ditebak,, hanya Trian yang mau membaca dan mengomentari
tulisanku.
8. Sementara Igo.. dia masih seperti yang dulu,, tak pernah perduli dengan hidupku,
dan aku pun masih belum dapat meninggalkannya. Kulewati hari-hariku dengan
pikiran positif tentangnya, aku gak mau sedih lagi karena kini tak ada lagi sahabat
untuk berbagi,, dan menghiburku untuk melupakan semua kepenatan di kepalaku. Aku
sangat merasa kehilangan Trian, apalagi akhir-akhir ini ia gak pernah online lagi.
Sediiih rasanya,, aku seperti kehilangan separuh jiwaku. Ya… karena Cuma dia yang
mengerti aku,, yang selalu membuat aku tersenyum bahagia. Triaaan,,, dimana ya dia
sekarang?
Dua tahun berlalu,, saat ini aku bekerja di salah satu perusahaan TV swasta sebagai
presenter. Tak ada waktu untuk bersantai-santai,, tidurpun hanya 2 jam per hari.
Kali ini aku benar-benar kehilangan kontak dengan Trian,, sempat kudengar ia sudah
menikah dengan Muri. Sementara dua minggu terakhir ini sering ada seorang wanita
yang sering meneleponku dan mengatakan ia sedang menjalin hubungan dengan Igo,,
namanya Ayu. Ya,,, adik kelas Igo yang dulu bersahabat dengannya. Tapi,, tak ada
waktu untuk memikirkan hal itu,, aku bersyukur dengan kesibukan yang kumiliki saat
ini. Benar-benar membuatku lupa dengan semua masalahku,, terutama Igo yang
sedari dulu tidak pernah berubah.
Ringtone Umbrella-nya Rihanna berdering dari ponselku,, itu nada khusus untuk
Trian “Fan,, dah terima kiriman dari aku belum?”
“kiriman?? Kiriman apa yan? Belum tuh” jawabku
“mungkin sebentar lagi, sudah ya. Byeeeeee”
Waoooow… just it????
9. Gila kan padahal dah dua tahun dia menghilang tanpa kabar,, dan sekalinya nelepon
gak nanya kabarku sama sekali. Hhhhhh……
Oups.. diatas mejaku ada satu bingkisan kecil dan sekuntum mawar putih,, apa ini
yang dimaksud Trian? Kubuka bingkisan warna merah jambu itu,, ada kartu
ucapannya
“FaneshaQu…
Saat kamu baca kartu ini aku ada di depan pintu ruanganmu”
Kuhentikan membaca dan kubuka pintu ruang kerjaku
Subhanallah,,
“Happy birthday Sweety” ucap seorang pria sambil mengecup keningku,, hangat
seperti waktu aku akan sidang dulu. Yapz… betul! Pria itu adalah Igo,, aku gak bisa
berkata-kata,, kakiku lemah,, bulu kudukku berdiri,,
“Honey,, would you married me?” ucapnya sambil membuka kotak kecil berwarna
merah berisi sepasang cincin perak yang ditunjukkan di depan wajahku?
Belum sempat kumenjawabnya,, handphone ku kembali berdering dengan ringtone
yang sama “udah belum?” Tanya Trian
“belum yan,, emang apaan?” tanyaku
“Igo sudah datang kan Fan? Dia sudah melamarmu belum?? Selamat ulang tahun ya!
Gw gak bisa memiliki lo,, tapi gw akan selalu bikin lo bahagia. Gw SAYANG lo fan,,
sayang banget”
Oh Tuhan???? Jadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…………………………… N73 lepas dari genggamanku,, apa
lagi ini???? aku benar-benar tidak mengerti
10. “iya Fan,, maafin aku ya! Selama ini gak bisa jadi seperti yang kamu inginkan. Tapi…
Trian dah ngingetin Aku, aku janji akan menyayangi kamu dengan setulus hati,,
dengan cara yang kamu mau”
Aku hanya terdiam beku membisu,, antara bahagia dan haru. Kupejamkan mata,, dan
berbisik dalan hati “Triaaaaaaan,,, ternyata lo masih inget gw,, lo masih sayang gw,,
Thanks Trian! You’r my best friend,,”
Desminda,,2007-12-27
23:56 - 03:44