SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
Downloaden Sie, um offline zu lesen
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DAN
                ANAK DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK


                                     Hodijah
                                     10502105


                                    ABSTRAK


       Keberhasilan anak dalam kegiatan belajar pada masa usia sekolah sangat
dipengaruhi oleh berbagai motivasi, dan salah satu diantaranya adalah motivasi
belajar. Menurut Brophy dalam Woolfolk (2004), motivasi belajar adalah suatu
kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademi yang berarti dan berguna,
untuk meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut. Dengan motivasi belajar, setiap
anak memotivasi dirinya untuk belajar bukan hanya untuk mengetahui tetapi lebih
kepada untuk memahami hasil pembelajaran tersebut. Motivasi belajar anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Wlodkowski dan Jaynes (2004),
diantaranya adalah budaya sebagai dasar ataupun acuan yang dipegang dari setiap
individu untuk berperilaku di lingkungannya, keluarga tempat individu bernanung
dan berinteraksi dengan anggota keluarga yang memberikan pengaruh satu dengan
lainnya, sekolah atau institusi yang merupakan tempat dimana terjadinya proses
pembelajaran, dan kepribadian dari individu tersebut.
       Intensitas komunikasi merupakan tingkat kedalaman penyampaian pesan dari
individu sebagai anggota keluarga kepada yang lainnya (Djamarah, 2004). Intensitas
komunikasi mencakup aspek-aspek seperti : kejujuran, keterbukaan, pengertian,
percaya, yang mutlak diantara kedua belah pihak dan dukungan (Olson, 1992).
Intensitas komunikasi dapat diukur dari apap-apa dan siapa yang dibicarakan,
pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri. Intensitas
komunikasi dalam keluarga adalah penting, karena dapat mempererat hubungan-
hubungan keluarga dan dapat memberikan rasa aman pada mereka, situasi demikian
juga dapat membantu perkembangan motivasi belajarnya ( Gunarsa, 2004)
       Oleh karena fenomena ini sangat dekat dengan keseharian peneliti karena
berada dalam ruang lingkup dunia pendidikan maka peneliti ingin menguji apakah
ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi
belajar anak. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Kalimulya
I Depok berjumlah 60 orang.
       Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode angket yaitu skala
intensitas komunikasi dan skala motivasi belajar dengan menggunakan teknik analisis
korelasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS
Ver.11.5 for Windows
       Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil analisis data yang dilakukan
dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (1-Tailed),
diketahui bahwa koefisien korelasi yang diperoleh r = 0,364 dengan taraf signifikansi
sebesar 0, 002 (P<0,05) hasil tersebut menunjukkan ada korelasi positif yang
signifikan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara intensitas komunikasi orang
tua dan anak dengan motivasi belajar anak.


Keywords : Intensitas komunikasi, Motivasi belajar


1.PENDAHULUAN
       Pendidikan anak dewasa ini semakin menjadi perhatian utama dan prioritas
para orang tua. Karena bagaimanapun pendidikan adalah hal mutlak yang harus di
jalani setiap manusia, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Pendidikan
dimulai dalam lingkungan keluarga kemudian sekolah. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan yang merupakan unit sentral tersendiri menjadi pusat lembaga yang
dipercaya oleh orang tua untuk mendidik anak-anaknya dalam jangka waktu cukup
lama. Orang tua menyerahkan beban dan tugas pendidikan ke sekolah karena diyakini
dapat membimbing dan mengarahkan anak-anaknya dalam belajar. Setiap orang tua
menginginkan anak-anaknya berprestasi baik di sekolah, di tempat kursus dan lain
sebagainya. Seiring dengan hal itu banyak pertanyaan yang timbul mengapa orang tua
khawatir anak-anaknya tidak berprestasi, apakah motivasi belajarnya rendah atau
mutu pendidikan di sekolah yang kurang baik atau aktifitas orang tua yang terlalu
sibuk sehingga sedikit waktu untuk belajar bersama mereka.
       Sebuah data dari dinas pendidikan menunjukkan sekitar 27 % anak-anak di
seluruh Indonesia putus sekolah sebelum lulus sekolah menengah (SMU). Beberapa
laporan panel dan komisi nasional yang mengkaji pendidikan umum di indonesia
setuju bahwa prestasi sekolah anak-anak berada di bawah standar. Alasan utama yang
dikemukakan banyak diantara mereka kurang memiliki motivasi belajar di sekolah
(Kompas, 22 Juli 2005).
       Menurut Woolfolk (2004), siswa yang bermotivasi untuk belajar adalah sisiwa
yang cenderung untuk menemukan aktifitas akademi yang berarti dan bermanfaat,
serta berusaha untuk mendapatkan manfaat yang diharapakan dari aktifitas-aktifitas
akademi tersebut. Pendapat lain menambahkan, bahwa motivasi belajar mempunyai
peranan yang khas dalam meningkatkan gairah, merasa senang, semangat untuk
belajar, dan berfungsi sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi (Sprinthall
& Sprinthall, 1990). Namun demikian dalam masyarakat kita makna belajar tereduksi
menjadi hanya berupa aktifitas di dalam kelas, harus ada buku, guru, dan siswa serta
target-target yang harus dikuasai. Dengan pemahaman ini, maka kata belajar menjadi
sangat membosankan yang dimunculkan bukan motivasi internal, tetapi motivasi
eksternal (Republika, tanggal 15 Januari 2005).
       Anak yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar (Sprinthall & Sprinthall 1990). Anak dengan
motivasi belajar tinggi memiliki ciri-ciri seperti tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih
senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, senang mencari dan
memecahkan soal-soal.
       Perbedaan motivasi belajar pada setiap anak dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satunya adalah komunikasi dalam keluarga. Penelitian pertama yang
dilakukan oleh Henderson (dalam Wlodkowski dan Jaynes 2004), menunjukkan
bahwa mulai dari pelajar tingkat dasar hingga perguruan tinggi mendapatkan banyak
keuntungan dari keluarga yang menekankan dan mendorong kegiatan belajar
disekolah. Upaya untuk membangun motivasi belajar anak memiliki pengaruh yang
mendalam pada setiap tingkat perkembangan anak, yang tetap bertahan hingga
perguruan tinggi dan kehidupan setelahnya. Penelitian kedua yang dilakukan oleh
Bloom (dalam Wlodkowski dan Jaynes 2004) terhadap sejumlah professional muda
(usia 28 tahun sampai 35 tahun) yang berhasil dalam kariernya seperti ahli
matematika, neurology, pianis menunjukkan ciri-ciri yang sama yaitu adanya
keterlibatan dan dorongan orang tua mereka dalam belajar. Salah satu dorongan yang
mempengaruhi yaitu melalui komunikasi yang mendalam.
     Olson (1992), membedakan komunikasi dalam lima taraf, yaitu taraf basa basi,
membicarakan orang lain, menyatakan gagasan dan pendapat, mengungkapkan isi hati
atau perasaan dan komunikasi puncak. Intensitas komunikasi yang dalam dapat
tercapai apabila taraf komunikasi telah mencapai komunikasi puncak, yang ditandai
dengan kejujuran, keterbukaan, pengertian dan saling percaya yang mutlak diantara
kedua belah pihak dan tidak ada lagi ganjalan-ganjalan seperti rasa takut, rasa
khawatir, karena kepercayaan itu disia-siakan dan dukungan. Adapun intensitas
komunikasi yang dangkal, berada pada taraf basa basi. yaitu komunikasi yang terjadi
dalam waktu yang sangat singkat, dalam hitungan menit. Pada taraf ini komunikasi
tidak terjadi dalam arti yang sebenarnya, sebab setiap pihak tidak membuka diri untuk
lebih jauh membicarakan sesuatu.
       Berbeda dengan intensitas komunikasi yang dangkal dalam keluarga, di mana
komunikasi itu tidak disertai dengan kejujuran, keterbukaan, percaya, tidak
memberikan dukungan dan hanya sekedar saling bertukar informasi, tidak saling
membuka diri antara orang tua dan anak. Hal ini menyebabkan anak kurang dapat
bertanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakannya, kurang bekerja keras,
tidak menyukai umpan balik, dan tidak tertantang untuk menyelesaikan tugas secepat
mungkin, serta kurang mampu menetapkan tujuan realistik yang sesuai dengan
kemampuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudono (2000), yang mengemukakan
bahwa untuk memotivasi anak agar gairah belajarnya meningkat ialah dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna. Hal ini
dapat terwujud jika orang tua mampu membina hubungan yang baik melalui
komunikasi yang intensif dan diwarnai suasana santai dengan saling berbagi, saling
mendengarkan dan mengungkapkan isi hati. Sebaliknya jika orang tua tidak mampu
mempertahankan kesinambungan komunikasi yang intensif           dengan anak, maka
motivasi belajarpun dapat terhambat. Komunikasi merupakan hal yang dilakukan oleh
setiap orang dalam kehidupan, terkadang dianggap sederhana, namun untuk mencapai
tujuan komunikasi yang efektif tidak semudah yang kita bayangkan.
       Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk menguji secara
empiris apakah ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan
motivasi belajar anak.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Motivasi Belajar
         Menurut Hillgard & Russel dalam Soemanto (1998), motivasi dapat
   diartikan sebagai proses perubahan tenaga dalam diri seseorang, yang ditandai
   oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Sedangkan menurut
Woodworth & Marquis dalam Abror (1993), mengatakan bahwa motivasi adalah
   satu set motif atau kesiapan yang menjadikan individu cenderung melakukan
   kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
           Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok,
   yaitu menggerakkan, yang berarti menimbulkan kekuatan pada individu,
   mengarahkan, yang berarti menyalurkan tingkah laku terhadap sesuatu, menopang
   tingkah laku manusia, yakni lingkungan sekitar harus menguatkan (Reinforce)
   intensitas, dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu
   (Purwanto, 2003).
           Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan-
   dorongan dari dalam diri seseorang, yang menjadikan individu cenderung
   melakukan kegiatan-kegitan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
   pula.
           Menurut Brophy (dalam Woolfolk, 2004) motivasi belajar adalah suatu
   kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademi yang berarti dan
   berguna, untuk meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut.
           Menurut Winkle (dalam Abror 1993), motivasi belajar adalah keseluruhan
   daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
   dan memberikan arah pada kegitan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
           Menurut Wlodkowski & Jaynes (2004), bahwa motivasi belajar merupakan
   suatu proses internal yang ada dalam diri seseorang yang memberikan gairah atau
   semangat dalam belajar, mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar,
   dimana terdapat pemahaman dan pengembangan belajar.
           Dari uraian diatas, yang dimaksud dengan motivasi belajar dari penelitian
   ini adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan
   kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga anak tidak
   hanya belajar namun juga menghargai dan menikmati belajarnya.
B. Jenis - Jenis Motivasi
           Sprinthall & Sprinthall (1990), menggolongkan motivasi ke dalam dua
   bagian :
   a. Motivasi Intrinsik
       Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
       tidak perlu dirangsang dari luar, karena berasal dari dalam diri siswa sendiri
       yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, yang termasuk dalam
motivasi    intrinsik   siswa   adalah    perasaan    menyenangi    materi,   dan
      kebutuhannya terhadap materi tersebut. Misalnya, untuk kehidupan masa
      depan siswa yang bersangkutan.
   b. Motivasi ekstrinsik
      Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri siswa
       yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, seperti pujian
       dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru,
       dan seterusnya. Merupakan contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat
       menolong siswa dalam belajar. Namun demikian Sprinthall & Sprinthall
       (1990), menyimpulkan bahwa dalam proses interaksi belajar-mengajar, baik
       motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong
       anak agar tekun belajar.
C. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
        Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998), mengemukakan beberapa aspek-
   aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah, yaitu :
   a. Tanggung jawab
   b. Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak
      mudah menyerah
   c. Memiliki sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk
      kegiatan belajar
   d. Memperhatikan umpan balik
   e. Waktu penyelesaian tugas
   f. Menetapkan tujuan yang realistis
        Menurut Sardiman (2004) menerangkan bahwa motivasi yang ada pada diri
   setiap orang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut :
   a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang
      lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
   b. Ulet menghadapi kesulitan (ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan
      hambatan, tidak lekas putus asa).
   c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak
      cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
   d. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang
      dewasa” (peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, misalnya
      masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan
korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan
      sebagainya).
   e. Lebih senang bekerja mandiri.
   f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
      berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
   g. Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan sesuatu dan
      dipandangnya cukup rasional).
   h. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
   i. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
      Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang
   mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:
   a. Cita-cita atau aspirasi siwa.
   b. Kemampuan siswa
   c. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
       Menurut Wlodkowski & Jaynes (2004), motivasi belajar dipengaruhi
   beberapa faktor, antara lain :
       a.     Budaya
       b.     Keluarga
       c.     Sekolah
E.Pengertian Intensitas Komunikasi Orang Tua dan Anak
      Menurut Susanto (dalam Prabowo, 1997). Komunikasi mengandung
   pengertian memberitahukan dan menyebarkan, untuk menggugah partisipasi
   orang lain, agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama
   (Commoness)
      Menurut Berelson & Steiner (dalam Effendy, 2002).        Komunikasi adalah
   proses yang disampaikan, bukan hanya sekedar informasi, tetapi juga gagasan,
   emosi, dan keterampilan.
      Menurut Miller (dalam Effendy 2002), memperluas pengertian komunikasi
   dengan tujuan perubahan perilaku, ini berarti bahwa komunikasi menurutnya
   bukan hanya sekedar upaya memberitahu, tetapi juga upaya mempengaruhi agar
   seseorang atau sejumhlah orang melakukan kegiatan atau tindakan tertentu.
         Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses
   penyampaian informasi dari individu ke individu lain, dengan tujuan perubahan
perilaku dan mempengaruhi orang lain agar melakukan kegiatan atau tindakan
   tertentu.
           Menurut Chaplin (2000), Intensitas yaitu kedalaman atau reaksi emosional
   dan kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau sikap. keluarga lainnya
           Menurut Gunarsa (2004), bahwa intensitas komunikasi dapat diukur dari
   apa-apa dan siapa yang saling dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang
   lain atau dirinya sendiri. Ditambahkannya lagi, bahwa intensitas komunikasi yang
   mendalam ditandai oleh kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya, sehingga
   menimbulkan respon dalam bentuk perilaku atau tindakan.
           Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa intensitas komunikasi orang
   tua dan anak adalah tingkat kedalaman dalam penyampaian pesan dari orang tua
   kepada anak, atau dari anak kepada orang tua yang dikuti oleh kejujuran,
   kepercayaan, keterbukaan, penerimaan, dukungan sehingga menimbulkan respon
   dalam bentuk perilaku.
E. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga
      Olson (1992), berpendapat bahwa komunikasi interpersonal dalam keluarga
   mengandung beberapa aspek keterampilan yaitu :
   a. Aspek keterampilan mendengar atau listening skills, yaitu meliputi
       kemampuan berempati dan mendengar dengan penuh perhatian
   b. Aspek keterampilan berbicara atau speaking skills, yaitu meliputi berbicara
       untuk diri sendiri dan tidak untuk berbicara untuk orang lain
   c. Keterbukaan diri atau self disclosure
   d. Aspek kejelasan atau Clarity
   e. Aspek kontinuitas atau continuity tracking, yaitu kemampuan seseorang untuk
       tetap bertahan dalam suatu topik pembicaraan
   f. Aspek respek atau respect
   g. Aspek hormat atau regard


       Olson (1992), membedakan komunikasi dalam lima taraf, yaitu taraf basa
   basi,    membicarakan     orang   lain,    menyatakan   gagasan     dan   pendapat,
   mengungkapkan isi hati       atau perasaan dan komunikasi puncak. Sedangkan
   intensitas komunikasi yang mendalam berada pada taraf komunikasi puncak


F. Faktor-Faktor yang mempengaruhi intensitas komunikasi dalam keluarga
Menurut Djamarah (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
   intensitas komunikasi dalam keluarga
   a. Citra diri dan citra orang lain
   b. Suasana Psikologis
   c. Lingkungan Fisik
   d. Kepemimpinan
   e. Bahasa
   f.   Perbedaan Usia


3. METODE PENELITIAN
         Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Pendekatan
  kuantitatif melakukan penelitian dengan cara menyebar angket atau kuesioner
  kepada subjek yang dituju.
         Dalam penelitian ini menggunakan skala intensitas komunikasi orangtua-
  anak dan skala motivasi belajar.
         Subjek dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar, dengan jenis kelamin
  26 anak laki-laki dan 34 anak perempuan berusia 11-13 tahun, kelas 6 SD Negeri
  Kalimulya 1.

4. HASIL PENELITIAN

a. Uji Normalitas
        Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov pada skala
   intensitas komunikasi orang tua dan anak diperoleh signifikansi = 0,200 (P>0,05),
   hal ini menunjukkan bahwa distribusi skor intensitas komunikasi pada subjek
   penelitian adalah normal. Sedangkan hasil uji normalitas pada skala motivasi
   belajar diperoleh signifikansi = 0,200 (P>0,05), hal ini menunjukkan bahwa
   distribusi skor motivasi belajar pada subjek penelitian adalah normal.
b. Uji Linearitas
        Hasil uji linearitas pada intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan
   motivasi belajar anak menunjukkan hasil yang linear dengan nilai F = 8,858, dan
   nilai signifikansinya sebesar 0,004 (P<0,05). Dengan demikian dapat dikatakan
   ada hubungan yang linier antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan
   motivasi belajar anak.
4. Hasil Analisis Data
       Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi
   Product Moment dari Pearson (1-tailed), diketahui bahwa koefisien korelasi yang
   diperoleh r = 0,364 dengan taraf signifikansi sebesar 0,002 (P<0,05 ). Hasil
   tersebut menunjukan ada hubungan positif yang signifikan antara intensitas
   komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak. Dengan demikian
   hipotesis yang berbunyi bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas
   komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak diterima.
       Berdasarkan hasil analisis data, terdapat hubungan positif yang signifikan
   antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak.
   Hal ini berarti jika seorang siswa/siswi memiliki intensitas komunikasi antara
   orang tua dan anak, maka akan menghasilkan motivasi belajar yang tinggi.
   Sebaliknya jika seorang siswa/siswi kurang memiliki intensitas komunikasi antara
   orang tua dan anak maka akan menghasilkan motivasi belajar yang rendah.

       Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Wlodkowski & Jaynes
   (2004), yang mengatakan bahwa suasana hubungan yang harmonis dan
   komunikasi yang mendalam diantara keluarga acapkali menjadi sumber yang
   mempengaruhi motivasi belajar dan dorongan berprestasi pada anak. Bahkan dari
   sini anak tidak hanya dapat belajar, namun juga menghargai dan menikmati arti
   belajar. Sementara itu Sudono (2000), mengemukakan bahwa untuk memotivasi
   anak agar gairah belajarnya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial
   mereka dan membuat mereka merasa berguna. Hal ini dapat terwujud jika orang
   tua mampu membina hubungan yang baik melalui komunikasi yang intensif dan
   diwarnai suasana santai dengan saling berbagi, saling mendengarkan dan
   mengungkapkan isi hati.
       Dari hasil penelitian ini juga diketahui perbandingan mean empirik dan mean
   hipotetik variabel intensitas komunikasi dan variabel motivasi belajar yang dapat
   dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
                                        Tabel 6
                         Mean Empirik dan Mean Hipotetik
         Skala             Mean Empirik           Mean Hipotetik   Standar Deviasi
 Intensitas Komunikasi         113,05                  92,5             18,5
 Motivasi Belajar              127,15                  92,5             18,5
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada variabel intensitas
komunikasi, mean empirik sebesar 113,05 yang lebih tinggi dari mean hipotetik +
1 SD (92,5+18,5), hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini
memiliki intensitas komunikasi yang mendalam dengan orang tua mereka.
   Hal ini kemungkinan karena adanya hubungan komunikasi mengenai
pendidikan di rumah yang dilakukan oleh orang tua dan pendidikan di sekolah
yang dilakukan oleh pendidik, yaitu dengan adanya buku penghubung yang
berupa laporan harian dimana buku penghubung tersebut berisi laporan dan
informasi tentang kegiatan harian, kemajuan perkembangan motorik, kreatifitas
siswa, perilaku, tanggung jawab dan lain sebagainya. Hal tersebut diatas menjadi
pekerjaan rumah bagi orang tua dan dapat lebih memperhatikan kebutuhan
psikologis buah hati mereka yang diwujudkan melalui komunikasi yang intensif
antara orang tua dan anak.
   Faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi intensitas komunikasi orang tua
dan anak karena adanya PTA (ParentsTeachers Assosiation) adalah suatu wadah
dimana semua pendidik berkumpul, pendidik disini dimaksudkan yaitu orang tua
dan guru. PTA berfungsi sebagai media komunikasi guru dan orang tua, selain itu
juga menjadikan tanggung jawab pendidikan bukan hanya kepada guru di sekolah
tetapi menjadi tanggung jawab orang tua pula di rumah. Selain dalam pendidikan,
PTA juga sangat berperan di lembaga tersebut seperti ikut pertisipasi dalam
kegiatan-kegiatan sekolah seperti peringatanhari besar islam, hari besar nasional,
fieldtrip dan kegiatan lain yang bersifat kemasyarakatan.
   Adapun pada variabel motivasi belajar mean empirik sebesar 127,15 yang
lebih tinggi dari mean hipotetik + 1 SD (92,5+18,5). Hal ini menunujukkan bahwa
subjek penelitian memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Gunarsa (2004),
Untuk dapat belajar secara sungguh-sungguh seseorang harus mempunyai
motivasi belajar terlebih dahulu yang timbul karena keinginannya sendiri. Karena
dalam kegiatan belajar berlangsung, dan keberhasilannya bukan hanya ditentukan
oleh aspek inteligensi saja, tetapi juga aspek psikologis lainnya salah satunya yaitu
motivasi belajar.
   Faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi tingginya motivasi belajar
adalah adanya syarat kelulusan untuk kelas VI pada Tahun Ajaran 2006/2007
adalah > 5,01 dengan nilai rata-rata > 6,0 untuk 5 mata pelajara UAN yaitu
matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn. Sementara untuk kelas II,
   III,V,dan VI menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sedangkan
   untuk kelas I dan IV menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
   (KTSP), pada setiap mata pelajaran terdapat nilai minimum untuk ulangan harian
   maupun ujian semester. Nilai minimum tersebut berbeda tiap mata pelajaran.
   Apabila siswa belum mencapai nilai minimum tersebut, maka diharuskan
   mengikuti remidial atau pengulangan dari guru mata pelajaran yang bersangkutan
   sampai mencapai nilai minimum tersebut. Adanya syarat kelulusan yang tinggi
   kemungkinan bisa menjadi motivasi ekstrinsik bagi siswa.
       Faktor      lain   yang   mempengaruhi   tingginya   motivasi   belajar   siswa
   kemungkinan adalah karena siswa SD Negeri Kalimulya I merupakan siswa
   pilihan dan telah melalui       proses seleksi ketika mendaftar pada SD Negeri
   Kalimulya I.
4. SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut:

     1. Untuk menciptakan intensitas komunikasi yang mendalam, orang tua dapat
         memperhatikan aspek-aspek intensitas komunikasi seperti keterbukaan,
         pengertian, kejujuran, kepercayaan serta dukungan untuk menciptakan
         intensitas komunikasi yang mendalam antara orang tua dan anak sehingga
         selalu tercipta hubungan harmonis antara keduanya.
     2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat factor-faktor lain yang
         menentukan motivasi belajar. Dengan demikian dinilai perlu untuk
         disarankan kepada peneliti lain untuk meneliti faktor-faktor lain yang
         mempengaruhi motivasi belajar diluar faktor intensitas komunikasi, seperti
         faktor sekolah, budaya, dan juga individu itu sendiri.
     3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencoba meneliti
         sekolah yang umum atau bukan kategori sekolah unggulan.


5. DAFTAR PUSTAKA
Abror,R. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana

Berk, L.E. 2005. Developmental Psychology : Infants, children and adolescents. 5th
               ed. USA: Pearson Education
Chaplin, C.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono.
               Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang tua dan Anak Dalam Keluarga :
               sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta

Effendy, O.U. 2002. Hubungan Masyarakat; suatu Studi Komunikologis cet. 6,
              Bandung: Remaja Rosda Karya

Gunarsa, S.D dan Gunarsa, Y.S.D. 2004. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan
              Keluarga, Cet. 7 Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Olson, D.H (ed). (1992). Familiy Inventories (Manual) : Family Social Science USA:
                University Of Minnessota

Prabowo, H. 1997. Psikologi Pendidikan. Depok : Universitas Gunadarma.

Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Ed.1, Cet.II. Jakarta:
               Raja Grafindo Persada

Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan
              cet. 4. Jakarta: Rineka Cipta

Sprinthall, N.A, Sprinthall, R.C, 1990, Educational Psychology : A Developmental
                approach ed.5. New York: Mc. Grawhill.

Sudono. 2000. Keluarga Kunci Sukses Anak, cet.I. Jakarta: Kompas

Tubbs, S.L dan Moss, S. 2001. Human Communication ; prinsip-prinsip dasar. Alih
               Bahasa Dedy Mulyana. Bandung: Remaja Rosda Karya

Wlodkowski, RJ & Jaynes, J.H. 2004. Motivasi Belajar cet. I. Depok: Cerdas Pustaka

Woolfolk, A.E, 2004, Educational Psychology 9th ed. United State of America: Mc.
               Grawhill

Yusuf. S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan ke-4.Bandung:
                PT. Remaja Rosda Karya

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswaMempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswahaqiemisme
 
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaFaktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaMelda Amelia
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHUniversity of Selangor
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Winda010293
 
Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaj...
Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaj...Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaj...
Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaj...hanafieminence
 
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggiMinat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggiJeneng Qu Uyung
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnyaboy Guardiant
 
Menumbuhkan minat siswa dalam belajar
Menumbuhkan minat siswa dalam belajarMenumbuhkan minat siswa dalam belajar
Menumbuhkan minat siswa dalam belajarSabila Nishrina.co
 
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinTd10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinJenry Saiparudin
 

Was ist angesagt? (20)

Mslh bljr
Mslh bljrMslh bljr
Mslh bljr
 
Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswaMempengaruhi karakteristik afektif siswa
Mempengaruhi karakteristik afektif siswa
 
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaFaktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
Menumbuhkan minat belajar siswa
Menumbuhkan minat belajar siswaMenumbuhkan minat belajar siswa
Menumbuhkan minat belajar siswa
 
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
 
PIDATO
PIDATOPIDATO
PIDATO
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
 
2012 1-00568-ps bab 2
2012 1-00568-ps bab 22012 1-00568-ps bab 2
2012 1-00568-ps bab 2
 
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua
 
A
AA
A
 
Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaj...
Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaj...Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaj...
Hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaj...
 
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggiMinat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
 
Minat
MinatMinat
Minat
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya
 
Menumbuhkan minat siswa dalam belajar
Menumbuhkan minat siswa dalam belajarMenumbuhkan minat siswa dalam belajar
Menumbuhkan minat siswa dalam belajar
 
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinTd10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
 
Isu stress
Isu stressIsu stress
Isu stress
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Ähnlich wie Artikel 10502105

Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkha Belieberforever
 
Sosioemosi remaja
Sosioemosi remajaSosioemosi remaja
Sosioemosi remajaAwatif Atif
 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalcindrya
 
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Psikopedagogia uad
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...Indra Wijaya
 
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docxJURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docxariestadwiyana
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaEmiey Mieysagie
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-smegyd welyn
 
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docxAnalisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docxaininakara
 
Penglibatan ibu bapa dalam pembelajaran anak anak kajian perbandingan korea d...
Penglibatan ibu bapa dalam pembelajaran anak anak kajian perbandingan korea d...Penglibatan ibu bapa dalam pembelajaran anak anak kajian perbandingan korea d...
Penglibatan ibu bapa dalam pembelajaran anak anak kajian perbandingan korea d...Amar Arif
 
PPT KELMPOK VI PSYCO.pptx
PPT KELMPOK VI PSYCO.pptxPPT KELMPOK VI PSYCO.pptx
PPT KELMPOK VI PSYCO.pptxHalisa12
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...Zukét Printing
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...Zukét Printing
 
Penglibatan keluarga
Penglibatan keluargaPenglibatan keluarga
Penglibatan keluargaAzizan Amanda
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 

Ähnlich wie Artikel 10502105 (20)

Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
 
Sosioemosi remaja
Sosioemosi remajaSosioemosi remaja
Sosioemosi remaja
 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonal
 
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
Peran pola asuh otoritatif orang tua, pendidikan orang tua dan jumlah saudara...
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docxJURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
JURNAL KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.docx
 
[==
[==[==
[==
 
[==
[==[==
[==
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
 
Peran orang tua
Peran orang tuaPeran orang tua
Peran orang tua
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm
 
Esq
EsqEsq
Esq
 
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docxAnalisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
 
Penglibatan ibu bapa dalam pembelajaran anak anak kajian perbandingan korea d...
Penglibatan ibu bapa dalam pembelajaran anak anak kajian perbandingan korea d...Penglibatan ibu bapa dalam pembelajaran anak anak kajian perbandingan korea d...
Penglibatan ibu bapa dalam pembelajaran anak anak kajian perbandingan korea d...
 
PPT KELMPOK VI PSYCO.pptx
PPT KELMPOK VI PSYCO.pptxPPT KELMPOK VI PSYCO.pptx
PPT KELMPOK VI PSYCO.pptx
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
 
Penglibatan keluarga
Penglibatan keluargaPenglibatan keluarga
Penglibatan keluarga
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 

Kürzlich hochgeladen

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 

Kürzlich hochgeladen (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 

Artikel 10502105

  • 1. HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK Hodijah 10502105 ABSTRAK Keberhasilan anak dalam kegiatan belajar pada masa usia sekolah sangat dipengaruhi oleh berbagai motivasi, dan salah satu diantaranya adalah motivasi belajar. Menurut Brophy dalam Woolfolk (2004), motivasi belajar adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademi yang berarti dan berguna, untuk meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut. Dengan motivasi belajar, setiap anak memotivasi dirinya untuk belajar bukan hanya untuk mengetahui tetapi lebih kepada untuk memahami hasil pembelajaran tersebut. Motivasi belajar anak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Wlodkowski dan Jaynes (2004), diantaranya adalah budaya sebagai dasar ataupun acuan yang dipegang dari setiap individu untuk berperilaku di lingkungannya, keluarga tempat individu bernanung dan berinteraksi dengan anggota keluarga yang memberikan pengaruh satu dengan lainnya, sekolah atau institusi yang merupakan tempat dimana terjadinya proses pembelajaran, dan kepribadian dari individu tersebut. Intensitas komunikasi merupakan tingkat kedalaman penyampaian pesan dari individu sebagai anggota keluarga kepada yang lainnya (Djamarah, 2004). Intensitas komunikasi mencakup aspek-aspek seperti : kejujuran, keterbukaan, pengertian, percaya, yang mutlak diantara kedua belah pihak dan dukungan (Olson, 1992). Intensitas komunikasi dapat diukur dari apap-apa dan siapa yang dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri. Intensitas komunikasi dalam keluarga adalah penting, karena dapat mempererat hubungan- hubungan keluarga dan dapat memberikan rasa aman pada mereka, situasi demikian juga dapat membantu perkembangan motivasi belajarnya ( Gunarsa, 2004) Oleh karena fenomena ini sangat dekat dengan keseharian peneliti karena berada dalam ruang lingkup dunia pendidikan maka peneliti ingin menguji apakah ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi
  • 2. belajar anak. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Kalimulya I Depok berjumlah 60 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode angket yaitu skala intensitas komunikasi dan skala motivasi belajar dengan menggunakan teknik analisis korelasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Ver.11.5 for Windows Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (1-Tailed), diketahui bahwa koefisien korelasi yang diperoleh r = 0,364 dengan taraf signifikansi sebesar 0, 002 (P<0,05) hasil tersebut menunjukkan ada korelasi positif yang signifikan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak. Keywords : Intensitas komunikasi, Motivasi belajar 1.PENDAHULUAN Pendidikan anak dewasa ini semakin menjadi perhatian utama dan prioritas para orang tua. Karena bagaimanapun pendidikan adalah hal mutlak yang harus di jalani setiap manusia, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Pendidikan dimulai dalam lingkungan keluarga kemudian sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan unit sentral tersendiri menjadi pusat lembaga yang dipercaya oleh orang tua untuk mendidik anak-anaknya dalam jangka waktu cukup lama. Orang tua menyerahkan beban dan tugas pendidikan ke sekolah karena diyakini dapat membimbing dan mengarahkan anak-anaknya dalam belajar. Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya berprestasi baik di sekolah, di tempat kursus dan lain sebagainya. Seiring dengan hal itu banyak pertanyaan yang timbul mengapa orang tua khawatir anak-anaknya tidak berprestasi, apakah motivasi belajarnya rendah atau mutu pendidikan di sekolah yang kurang baik atau aktifitas orang tua yang terlalu sibuk sehingga sedikit waktu untuk belajar bersama mereka. Sebuah data dari dinas pendidikan menunjukkan sekitar 27 % anak-anak di seluruh Indonesia putus sekolah sebelum lulus sekolah menengah (SMU). Beberapa laporan panel dan komisi nasional yang mengkaji pendidikan umum di indonesia setuju bahwa prestasi sekolah anak-anak berada di bawah standar. Alasan utama yang
  • 3. dikemukakan banyak diantara mereka kurang memiliki motivasi belajar di sekolah (Kompas, 22 Juli 2005). Menurut Woolfolk (2004), siswa yang bermotivasi untuk belajar adalah sisiwa yang cenderung untuk menemukan aktifitas akademi yang berarti dan bermanfaat, serta berusaha untuk mendapatkan manfaat yang diharapakan dari aktifitas-aktifitas akademi tersebut. Pendapat lain menambahkan, bahwa motivasi belajar mempunyai peranan yang khas dalam meningkatkan gairah, merasa senang, semangat untuk belajar, dan berfungsi sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi (Sprinthall & Sprinthall, 1990). Namun demikian dalam masyarakat kita makna belajar tereduksi menjadi hanya berupa aktifitas di dalam kelas, harus ada buku, guru, dan siswa serta target-target yang harus dikuasai. Dengan pemahaman ini, maka kata belajar menjadi sangat membosankan yang dimunculkan bukan motivasi internal, tetapi motivasi eksternal (Republika, tanggal 15 Januari 2005). Anak yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sprinthall & Sprinthall 1990). Anak dengan motivasi belajar tinggi memiliki ciri-ciri seperti tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, senang mencari dan memecahkan soal-soal. Perbedaan motivasi belajar pada setiap anak dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah komunikasi dalam keluarga. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Henderson (dalam Wlodkowski dan Jaynes 2004), menunjukkan bahwa mulai dari pelajar tingkat dasar hingga perguruan tinggi mendapatkan banyak keuntungan dari keluarga yang menekankan dan mendorong kegiatan belajar disekolah. Upaya untuk membangun motivasi belajar anak memiliki pengaruh yang mendalam pada setiap tingkat perkembangan anak, yang tetap bertahan hingga perguruan tinggi dan kehidupan setelahnya. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Bloom (dalam Wlodkowski dan Jaynes 2004) terhadap sejumlah professional muda (usia 28 tahun sampai 35 tahun) yang berhasil dalam kariernya seperti ahli matematika, neurology, pianis menunjukkan ciri-ciri yang sama yaitu adanya keterlibatan dan dorongan orang tua mereka dalam belajar. Salah satu dorongan yang mempengaruhi yaitu melalui komunikasi yang mendalam. Olson (1992), membedakan komunikasi dalam lima taraf, yaitu taraf basa basi, membicarakan orang lain, menyatakan gagasan dan pendapat, mengungkapkan isi hati
  • 4. atau perasaan dan komunikasi puncak. Intensitas komunikasi yang dalam dapat tercapai apabila taraf komunikasi telah mencapai komunikasi puncak, yang ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, pengertian dan saling percaya yang mutlak diantara kedua belah pihak dan tidak ada lagi ganjalan-ganjalan seperti rasa takut, rasa khawatir, karena kepercayaan itu disia-siakan dan dukungan. Adapun intensitas komunikasi yang dangkal, berada pada taraf basa basi. yaitu komunikasi yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat, dalam hitungan menit. Pada taraf ini komunikasi tidak terjadi dalam arti yang sebenarnya, sebab setiap pihak tidak membuka diri untuk lebih jauh membicarakan sesuatu. Berbeda dengan intensitas komunikasi yang dangkal dalam keluarga, di mana komunikasi itu tidak disertai dengan kejujuran, keterbukaan, percaya, tidak memberikan dukungan dan hanya sekedar saling bertukar informasi, tidak saling membuka diri antara orang tua dan anak. Hal ini menyebabkan anak kurang dapat bertanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakannya, kurang bekerja keras, tidak menyukai umpan balik, dan tidak tertantang untuk menyelesaikan tugas secepat mungkin, serta kurang mampu menetapkan tujuan realistik yang sesuai dengan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudono (2000), yang mengemukakan bahwa untuk memotivasi anak agar gairah belajarnya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna. Hal ini dapat terwujud jika orang tua mampu membina hubungan yang baik melalui komunikasi yang intensif dan diwarnai suasana santai dengan saling berbagi, saling mendengarkan dan mengungkapkan isi hati. Sebaliknya jika orang tua tidak mampu mempertahankan kesinambungan komunikasi yang intensif dengan anak, maka motivasi belajarpun dapat terhambat. Komunikasi merupakan hal yang dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan, terkadang dianggap sederhana, namun untuk mencapai tujuan komunikasi yang efektif tidak semudah yang kita bayangkan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk menguji secara empiris apakah ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak. 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Hillgard & Russel dalam Soemanto (1998), motivasi dapat diartikan sebagai proses perubahan tenaga dalam diri seseorang, yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Sedangkan menurut
  • 5. Woodworth & Marquis dalam Abror (1993), mengatakan bahwa motivasi adalah satu set motif atau kesiapan yang menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, yang berarti menimbulkan kekuatan pada individu, mengarahkan, yang berarti menyalurkan tingkah laku terhadap sesuatu, menopang tingkah laku manusia, yakni lingkungan sekitar harus menguatkan (Reinforce) intensitas, dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu (Purwanto, 2003). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan- dorongan dari dalam diri seseorang, yang menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan-kegitan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Menurut Brophy (dalam Woolfolk, 2004) motivasi belajar adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademi yang berarti dan berguna, untuk meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut. Menurut Winkle (dalam Abror 1993), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegitan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Wlodkowski & Jaynes (2004), bahwa motivasi belajar merupakan suatu proses internal yang ada dalam diri seseorang yang memberikan gairah atau semangat dalam belajar, mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat pemahaman dan pengembangan belajar. Dari uraian diatas, yang dimaksud dengan motivasi belajar dari penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga anak tidak hanya belajar namun juga menghargai dan menikmati belajarnya. B. Jenis - Jenis Motivasi Sprinthall & Sprinthall (1990), menggolongkan motivasi ke dalam dua bagian : a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, yang termasuk dalam
  • 6. motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi, dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Misalnya, untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, seperti pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru, dan seterusnya. Merupakan contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa dalam belajar. Namun demikian Sprinthall & Sprinthall (1990), menyimpulkan bahwa dalam proses interaksi belajar-mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong anak agar tekun belajar. C. Aspek-Aspek Motivasi Belajar Worrel dan Stillwel (dalam Harliana 1998), mengemukakan beberapa aspek- aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah, yaitu : a. Tanggung jawab b. Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah c. Memiliki sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk kegiatan belajar d. Memperhatikan umpan balik e. Waktu penyelesaian tugas f. Menetapkan tujuan yang realistis Menurut Sardiman (2004) menerangkan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut : a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). b. Ulet menghadapi kesulitan (ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan, tidak lekas putus asa). c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). d. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” (peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan
  • 7. korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya). e. Lebih senang bekerja mandiri. f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). g. Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan sesuatu dan dipandangnya cukup rasional). h. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. i. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. D. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Menurut Dimyati & Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain: a. Cita-cita atau aspirasi siwa. b. Kemampuan siswa c. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Menurut Wlodkowski & Jaynes (2004), motivasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : a. Budaya b. Keluarga c. Sekolah E.Pengertian Intensitas Komunikasi Orang Tua dan Anak Menurut Susanto (dalam Prabowo, 1997). Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan dan menyebarkan, untuk menggugah partisipasi orang lain, agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama (Commoness) Menurut Berelson & Steiner (dalam Effendy, 2002). Komunikasi adalah proses yang disampaikan, bukan hanya sekedar informasi, tetapi juga gagasan, emosi, dan keterampilan. Menurut Miller (dalam Effendy 2002), memperluas pengertian komunikasi dengan tujuan perubahan perilaku, ini berarti bahwa komunikasi menurutnya bukan hanya sekedar upaya memberitahu, tetapi juga upaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumhlah orang melakukan kegiatan atau tindakan tertentu. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari individu ke individu lain, dengan tujuan perubahan
  • 8. perilaku dan mempengaruhi orang lain agar melakukan kegiatan atau tindakan tertentu. Menurut Chaplin (2000), Intensitas yaitu kedalaman atau reaksi emosional dan kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau sikap. keluarga lainnya Menurut Gunarsa (2004), bahwa intensitas komunikasi dapat diukur dari apa-apa dan siapa yang saling dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri. Ditambahkannya lagi, bahwa intensitas komunikasi yang mendalam ditandai oleh kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya, sehingga menimbulkan respon dalam bentuk perilaku atau tindakan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa intensitas komunikasi orang tua dan anak adalah tingkat kedalaman dalam penyampaian pesan dari orang tua kepada anak, atau dari anak kepada orang tua yang dikuti oleh kejujuran, kepercayaan, keterbukaan, penerimaan, dukungan sehingga menimbulkan respon dalam bentuk perilaku. E. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga Olson (1992), berpendapat bahwa komunikasi interpersonal dalam keluarga mengandung beberapa aspek keterampilan yaitu : a. Aspek keterampilan mendengar atau listening skills, yaitu meliputi kemampuan berempati dan mendengar dengan penuh perhatian b. Aspek keterampilan berbicara atau speaking skills, yaitu meliputi berbicara untuk diri sendiri dan tidak untuk berbicara untuk orang lain c. Keterbukaan diri atau self disclosure d. Aspek kejelasan atau Clarity e. Aspek kontinuitas atau continuity tracking, yaitu kemampuan seseorang untuk tetap bertahan dalam suatu topik pembicaraan f. Aspek respek atau respect g. Aspek hormat atau regard Olson (1992), membedakan komunikasi dalam lima taraf, yaitu taraf basa basi, membicarakan orang lain, menyatakan gagasan dan pendapat, mengungkapkan isi hati atau perasaan dan komunikasi puncak. Sedangkan intensitas komunikasi yang mendalam berada pada taraf komunikasi puncak F. Faktor-Faktor yang mempengaruhi intensitas komunikasi dalam keluarga
  • 9. Menurut Djamarah (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas komunikasi dalam keluarga a. Citra diri dan citra orang lain b. Suasana Psikologis c. Lingkungan Fisik d. Kepemimpinan e. Bahasa f. Perbedaan Usia 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif melakukan penelitian dengan cara menyebar angket atau kuesioner kepada subjek yang dituju. Dalam penelitian ini menggunakan skala intensitas komunikasi orangtua- anak dan skala motivasi belajar. Subjek dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar, dengan jenis kelamin 26 anak laki-laki dan 34 anak perempuan berusia 11-13 tahun, kelas 6 SD Negeri Kalimulya 1. 4. HASIL PENELITIAN a. Uji Normalitas Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov pada skala intensitas komunikasi orang tua dan anak diperoleh signifikansi = 0,200 (P>0,05), hal ini menunjukkan bahwa distribusi skor intensitas komunikasi pada subjek penelitian adalah normal. Sedangkan hasil uji normalitas pada skala motivasi belajar diperoleh signifikansi = 0,200 (P>0,05), hal ini menunjukkan bahwa distribusi skor motivasi belajar pada subjek penelitian adalah normal. b. Uji Linearitas Hasil uji linearitas pada intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak menunjukkan hasil yang linear dengan nilai F = 8,858, dan nilai signifikansinya sebesar 0,004 (P<0,05). Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang linier antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak.
  • 10. 4. Hasil Analisis Data Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (1-tailed), diketahui bahwa koefisien korelasi yang diperoleh r = 0,364 dengan taraf signifikansi sebesar 0,002 (P<0,05 ). Hasil tersebut menunjukan ada hubungan positif yang signifikan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak diterima. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar anak. Hal ini berarti jika seorang siswa/siswi memiliki intensitas komunikasi antara orang tua dan anak, maka akan menghasilkan motivasi belajar yang tinggi. Sebaliknya jika seorang siswa/siswi kurang memiliki intensitas komunikasi antara orang tua dan anak maka akan menghasilkan motivasi belajar yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Wlodkowski & Jaynes (2004), yang mengatakan bahwa suasana hubungan yang harmonis dan komunikasi yang mendalam diantara keluarga acapkali menjadi sumber yang mempengaruhi motivasi belajar dan dorongan berprestasi pada anak. Bahkan dari sini anak tidak hanya dapat belajar, namun juga menghargai dan menikmati arti belajar. Sementara itu Sudono (2000), mengemukakan bahwa untuk memotivasi anak agar gairah belajarnya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna. Hal ini dapat terwujud jika orang tua mampu membina hubungan yang baik melalui komunikasi yang intensif dan diwarnai suasana santai dengan saling berbagi, saling mendengarkan dan mengungkapkan isi hati. Dari hasil penelitian ini juga diketahui perbandingan mean empirik dan mean hipotetik variabel intensitas komunikasi dan variabel motivasi belajar yang dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini. Tabel 6 Mean Empirik dan Mean Hipotetik Skala Mean Empirik Mean Hipotetik Standar Deviasi Intensitas Komunikasi 113,05 92,5 18,5 Motivasi Belajar 127,15 92,5 18,5
  • 11. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada variabel intensitas komunikasi, mean empirik sebesar 113,05 yang lebih tinggi dari mean hipotetik + 1 SD (92,5+18,5), hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki intensitas komunikasi yang mendalam dengan orang tua mereka. Hal ini kemungkinan karena adanya hubungan komunikasi mengenai pendidikan di rumah yang dilakukan oleh orang tua dan pendidikan di sekolah yang dilakukan oleh pendidik, yaitu dengan adanya buku penghubung yang berupa laporan harian dimana buku penghubung tersebut berisi laporan dan informasi tentang kegiatan harian, kemajuan perkembangan motorik, kreatifitas siswa, perilaku, tanggung jawab dan lain sebagainya. Hal tersebut diatas menjadi pekerjaan rumah bagi orang tua dan dapat lebih memperhatikan kebutuhan psikologis buah hati mereka yang diwujudkan melalui komunikasi yang intensif antara orang tua dan anak. Faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi intensitas komunikasi orang tua dan anak karena adanya PTA (ParentsTeachers Assosiation) adalah suatu wadah dimana semua pendidik berkumpul, pendidik disini dimaksudkan yaitu orang tua dan guru. PTA berfungsi sebagai media komunikasi guru dan orang tua, selain itu juga menjadikan tanggung jawab pendidikan bukan hanya kepada guru di sekolah tetapi menjadi tanggung jawab orang tua pula di rumah. Selain dalam pendidikan, PTA juga sangat berperan di lembaga tersebut seperti ikut pertisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti peringatanhari besar islam, hari besar nasional, fieldtrip dan kegiatan lain yang bersifat kemasyarakatan. Adapun pada variabel motivasi belajar mean empirik sebesar 127,15 yang lebih tinggi dari mean hipotetik + 1 SD (92,5+18,5). Hal ini menunujukkan bahwa subjek penelitian memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Gunarsa (2004), Untuk dapat belajar secara sungguh-sungguh seseorang harus mempunyai motivasi belajar terlebih dahulu yang timbul karena keinginannya sendiri. Karena dalam kegiatan belajar berlangsung, dan keberhasilannya bukan hanya ditentukan oleh aspek inteligensi saja, tetapi juga aspek psikologis lainnya salah satunya yaitu motivasi belajar. Faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi tingginya motivasi belajar adalah adanya syarat kelulusan untuk kelas VI pada Tahun Ajaran 2006/2007 adalah > 5,01 dengan nilai rata-rata > 6,0 untuk 5 mata pelajara UAN yaitu
  • 12. matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn. Sementara untuk kelas II, III,V,dan VI menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sedangkan untuk kelas I dan IV menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pada setiap mata pelajaran terdapat nilai minimum untuk ulangan harian maupun ujian semester. Nilai minimum tersebut berbeda tiap mata pelajaran. Apabila siswa belum mencapai nilai minimum tersebut, maka diharuskan mengikuti remidial atau pengulangan dari guru mata pelajaran yang bersangkutan sampai mencapai nilai minimum tersebut. Adanya syarat kelulusan yang tinggi kemungkinan bisa menjadi motivasi ekstrinsik bagi siswa. Faktor lain yang mempengaruhi tingginya motivasi belajar siswa kemungkinan adalah karena siswa SD Negeri Kalimulya I merupakan siswa pilihan dan telah melalui proses seleksi ketika mendaftar pada SD Negeri Kalimulya I. 4. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk menciptakan intensitas komunikasi yang mendalam, orang tua dapat memperhatikan aspek-aspek intensitas komunikasi seperti keterbukaan, pengertian, kejujuran, kepercayaan serta dukungan untuk menciptakan intensitas komunikasi yang mendalam antara orang tua dan anak sehingga selalu tercipta hubungan harmonis antara keduanya. 2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat factor-faktor lain yang menentukan motivasi belajar. Dengan demikian dinilai perlu untuk disarankan kepada peneliti lain untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar diluar faktor intensitas komunikasi, seperti faktor sekolah, budaya, dan juga individu itu sendiri. 3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencoba meneliti sekolah yang umum atau bukan kategori sekolah unggulan. 5. DAFTAR PUSTAKA Abror,R. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Berk, L.E. 2005. Developmental Psychology : Infants, children and adolescents. 5th ed. USA: Pearson Education
  • 13. Chaplin, C.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang tua dan Anak Dalam Keluarga : sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Cet. I. Jakarta: Rineka Cipta Effendy, O.U. 2002. Hubungan Masyarakat; suatu Studi Komunikologis cet. 6, Bandung: Remaja Rosda Karya Gunarsa, S.D dan Gunarsa, Y.S.D. 2004. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, Cet. 7 Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Olson, D.H (ed). (1992). Familiy Inventories (Manual) : Family Social Science USA: University Of Minnessota Prabowo, H. 1997. Psikologi Pendidikan. Depok : Universitas Gunadarma. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Ed.1, Cet.II. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan cet. 4. Jakarta: Rineka Cipta Sprinthall, N.A, Sprinthall, R.C, 1990, Educational Psychology : A Developmental approach ed.5. New York: Mc. Grawhill. Sudono. 2000. Keluarga Kunci Sukses Anak, cet.I. Jakarta: Kompas Tubbs, S.L dan Moss, S. 2001. Human Communication ; prinsip-prinsip dasar. Alih Bahasa Dedy Mulyana. Bandung: Remaja Rosda Karya Wlodkowski, RJ & Jaynes, J.H. 2004. Motivasi Belajar cet. I. Depok: Cerdas Pustaka Woolfolk, A.E, 2004, Educational Psychology 9th ed. United State of America: Mc. Grawhill Yusuf. S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan ke-4.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya