SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
I. PHILOSOPHICAL ETHICS AND BUSINESS DI INDONESIA
Berbicara soal etika bisnis, kita masuk pada pembicaraan yang sifatnya abstrak. Ada
dua hal yang perlu kita mengerti sebelumnya, pertama kata ETIKA dan kedua BISNIS. Etika
merupakan seperangakat kesepakatan umum untuk mengatur hubungan antar orang per orang
atau orang per orang dengan masyarakat, atau masyarakat dengan masyarakat lain.
Etika yang kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, maka lahirlah kebijakan yang
berupa: Undang-undang, hukum, peraturan dsb. Namun selain yang tertulis terdapat juga
yang bersifat tak tertulis. Bentuk tak tertulis tersebut berupa kesepakatan umum dalam
masyarakat atau kelompok masyarakat. Kesepakatan ini kemudian lebih dikenal dengan
etiket, sopan santun, dsb.
Hal yang sama juga terjadi dalam dunia bisnis. Dalam melakukan aktivitasnya, pelaku
bisnis harus memperhitungkan berbagai akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputusan
maupun tindakan perusahaan terhadap para stakeholders. Dan didunia bisnis terdapat pula
aturan yang mengatur antar pelaku hisnis. Perangkat aturan itu berupa Undang-undang,
peraturan pemerintah, keputusan presiden, dll.
Hampir seluruh masyarakat dunia menilai perilaku berbohong, mencuri, menipu, dan
menyakiti orang lain sebagai perbuatan yang tidak etis dan tidak bermoral. Sedangkan
perilaku kejujuran, menepati janji, membantu orang lain, dan menghormati hak-hak orang
lain, dipandang sebagai perilaku etis moral. Pemilahan perilaku kedalam berbagai kategori
perilaku etis dan perilaku tidak etis sangat dibutuhkan untuk menjaga dan memelihara
kesinambungan pelaku bisnis dimanapun didunia ini, termasuk di Indonesia.
Etika bisnis dalam tinjauan di indonesia bisa kita refleksikan pada kondisi krisis
ekonomi sekarang ini. Semakin berlarutnya penanganan krisis membuktikan bahwa etika
bisnis di indonesia masih buruk baik itu di kalangan swasta dalam hal ini pengusaha,
pemerintah baik dari pusat maupun daerah di segala tingkatan. Adanya krisis ekonomi di
indonesia disebabkan oleh kebijakan ekonomi pemerintah yang tidak transparan, akuntabel,
tidak memperdulikan kepentingan rakyat dan yang lebih utama adalah maraknya praktek
KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). Kinerja pemerintah bisa kita lihat pada gambaran
menyeluruh dari kondisi bangsa kita sekarang ini. Kebijakan ekonomi pada waktu itu bila
ditinjau dalam prespektif etika bisnis banyak yang tidak objektif (masuk akal). Hal itu bisa
dilihat pada angka-angka sebagai indikator ekonominya.
Kita melihat bahwa Indonesia selama 30 tahun sebelum adanya krisis dipandang
sebagai negara yang berhasil dan dipuji Bank Dunia sebagai negara yang pembangunannya
telah berhasil dan dimasukkan sebagai bagian dari keajaiban Asia Timur.Tapi setelah adanya
krisis kita dihadapkan pada kenyataan bahwa kita terbelenggu oleh utang yang tidak akan
habis sampai dengan sepuluh keturunan anak cucu kita.Di jaman Soeharto utang dianggap
sebagai pendapatan pembangunan, dikatakan utang khususnya luar negeri dalam kondisi
sustainable jika tidak mencapai 20 % dari total GDP. Kondisi ini tentunya akan sangat
memberatkan pemerintah di kemudian harinya. Karena utang adalah indikator dalam
menentukan soliditas keuangan.
Tidak saja masalah utang yang mengakibatkan indonesia didera krisis, masalah
lainnya adalah tentang krisis perbankan di Indonesia. Hal itu terjadi karena bank-bank banyak
yang telah bermain curang. Bank-bank kita telah digerogoti oleh pemiliknya sendiri. Pada
waktu itu bank-bank yang kalah clearing dan harus diskors ditolong oleh pemerintah melalui
fasilitas diskonto. Kejadian itu tidak sekali atau dua kali tapi sudah berlangsung lama.
Dampaknya adalah pada kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Praktek kecurangan
perbankan lainnya adalah tentang pembuatan bank-bank fiktif yang hanya digunakan untuk
menarik modal.
Rendahnya etika bisnis yang terlihat dari kebijakan pemerintah yang tidak masuk akal
tercermin juga pada hal lain, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh praktek KKN (korupsi,
kolusi, Nepotisme). Setiap proyek baik proyek yang didanai oleh pihak luar negeri atau
pemerintah selalu digerogoti oleh para koruptor. Yang terjadi kemudian adalah otak kita telah
dipenuhi oleh otak proyek. Karena dengan adanya proyek tersebut dampaknya adalah pada
pemasukan ke kantong-kantong pribadi yang ujung-ujungnya korupsi.
Kalau kita melihat dari fenomena diatas tentunya kesalahan terbesar dalam
memahami keberadaan etika dan moral dalam suatu bisnis di Indonesia terletak pada
kecenderungan untuk memisahkan keduanya dari keberadaan sistem kemasyarakatan. Etika
dan moral dalam pandangan yang berkembang di Indonesia cenderung dilihat sebagai sebuah
variabel yang semata-mata tumbuh dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang. Jadi
tidak diwujudkan dalam sebuah lingkup yang lebih besar misalnya dalam sebuah negara atau
perusahaan.
Dengan demikian, etika dan moral cenderung dipandang sebagai variabel bebas yang
sama sekali tidak tergantung pada kondisi kualitas sistem kemasyarakat secara menyeluruh.
Kecenderungan seperti itu antara lain tampak pada kecenderungan untuk menyamakan
keberadaan etika dan moral seseorang atau sekelompok orang dengan keberadaan mutiara.
Sebagaimana dikemukakan oleh sebuah ungkapan, "Sekali mutiara akan tetap mutiara.
Walaupun dilemparkan ke dalam lumpur sekali pun, ia akan tetap mutiara." Artinya,
seseorang atau sekelompok orang yang memiliki etika dan moral baik, akan tetap menjadi
orang baik dalam sebuah sistem kemasyarakat yang jahat sekalipun. Kesimpulan seperti itu,
walaupun dapat ditemukan pada pribadi-pribadi tertentu, mustahil dapat dibenarkan pada
tingkat kehidupan bermasyarakat secara umum.
Etika bisnis merupakan bagian Code of Conduct (pedoman tentang perilaku etis)
suatu entitas usaha. Pemerintah dan lembaga-lembaga Pemerintah dapat kita anggap di sini
sebagai entitas usaha, yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk produk
kebijakan publik maupun produk barang/jasa publik. Di dalam Code of Conduct inilah
tercantum nilai-nilai etika berusaha sebagai salah satu pelaksanaan kaidah-kaidah Good
Governance. Dengan kata lain, pembahasan etika bisnis tidak dapat terlepas dari pembahasan
muaranya, yakni governance.
Di dalam literatur ilmu ekonomi pembangunan, konsep governance meliputi berbagai
faktor kelembagaan dan organisasi (termasuk perangkat peraturan) yang mempengaruhi
operasi perekonomian dan membentuk kebijakan publik pemerintah. Kapasitas governance
Pemerintah yang baik diyakini akan memberikan hasil adanya suatu pasar di berbagai sektor
yang berjalan secara efisien dan kemampuan negara untuk mengatasi berbagai permasalahan
ekonomi secara efektif.
Secara umum, etika adalah ilmu normatif penuntun manusia, yang memberi perintah apa
yang mesti kita kerjakan dalam batas-batas kita sebagai manusia. Etika menunjukkan kita
dengan siapa dan apa yang sebaiknya dilakukan. Maka, etika diarahkan menuju
perkembangan manusia dan mengarahkan kita menuju aktualisasi kapasitas terbaik kita.
Sebagai contoh, jika kita rasional, maka etika memberi perintah bahwa kita harus bertindak
secara masuk akal. Itu akan membawa kita menuju ke keutamaan.
Mengapa suatu entitas perlu menerapkan nilai-nilai etika berusaha sebagai bagian dari
pelaksanaan good governance? Jawabannya adalah dengan adanya praktek etika berusaha
dan kejujuran dalam berusaha dapat menciptakan aset yang langsung atau tidak langsung
dapat meningkatkan nilai entitas. Banyak kasus di berbagai negara yang telah membuktikan
hal tersebut.
Sayangnya, sebagai manusia para penguasa dan pebisnis sangat rentan terhadap godaan untuk
melanggar etika. Tujuan para pebisnis adalah untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin.
Filosofi yang dominan bagi para pebisnis adalah cara mana yang membuat uang paling
banyak. Tujuan hidup mereka didasarkan atas pertanyaan ini. Orang-orang macam ini seperti
yang dikatakan oleh Charles Diskens dalam Martin Chuzzlewit, "Semua perhatian, harapan,
dorongan, pandangan dan rekanan mereka meleleh dalam dolar. Manusia dinilai dari
dolarnya." Theodore Levitt mengatakan bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu tujuan,
yaitu untuk menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan hanya pada
dirinya dan nilai budaya, spiritual dan moral tidak menjadi pertimbangan dalam
pekerjaaannya.
II. PHILOSOPHICAL ETHICS AND BUSINESS
Secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau
berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari
filsafat; etika lahir dari filsafat
Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat.]
Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai
unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika:[3]
1. Non-empiris Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu
yang didasarkan pada fakta atau yang konkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat
berusaha melampaui yang konkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala
konkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang konkret yang
secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak
boleh dilakukan.
2. Praktik Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat
hukum mempelajari apa itu hukum
. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus
dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung
berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia.
Beberapa teori mengenai etika yang dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan tersebut antara
lain:
1. Theory of Justice oleh John Rawls (1971), menjelaskan bahwa tidak ada patokan yang
sempurna dalam menjadi landasan bagi etika karena akan selalu ada kelemahan dan
kekurangan.
2. Leviathan oleh Thomas Hobbes (1986), berasumsi bahwa individu memiliki
kecenderungan alami untuk diperhatikan khususnya tentang kepentingan dan
kekesejahteraannya.
3. Self-interest oleh Adam Smith (1723-1790), bahwa setiap orang memiliki self-interest.
Self-interest ini bukan hanya berarti orang ingin mementingkan dirinya sendiri, tetapi
juga memperhatikan kesejahteraan orang-orang terdekatnya, keluarganya, dan
lingkungan sosialnya. Dalam hal ini, orang berperilaku sesuai etika untuk tujuan
memenuhi kepentingan dirinya dan orang-orang terdekatnya, termasuk lingkungan
sosialnya.
4. Teori Imanuel Kant (1724-1804) bahwa sesuatu yang baik (mutlak) adalah niat baik.
Konsep moral yang paling baik adalah alasan, bukan pengalaman.
Pada dasarnya, manusia berperilaku etis dengan latar belakang motivasi yang belum tentu
sama, hal ini dikarenakan adanya self-interest yang secara alami dimiliki oleh manusia.
Namun, secara umum, ada beberapa dasar yang dijadikan teori dalam berperilaku etis, seperti
utilitarianism & consequentialism, deontological, justice & fairness, dan virtue ethics.
1. Utilitarianism: mendefinisikan bahwa perilaku etis akan menghasilkan kebahagian
yang paling tinggi dan kesedihan yang paling sedikit. Teori ini berorientasi pada
kepentingan orang banyak. Kelemahan dari teori ini adalah kebahagiaan dan
kesedihan yang sulit diukur dan bersifat relatif dan subjektif.
2. Deontological: menjelaskan tentang motivasi yang mendasari seseorang berbuat etis.
Hal ini sesuai dengan teori Kant bahwa sesuatu yang baik didasarkan pada niat baik.
Dengan logika ini, maka baik atau buruknya sesuatu dinilai dari motivasi diri sendiri.
Namun, bisa jadi, seseorang bertindak sesuai etika karena mematuhi hukum yang
berlaku dan takut dengan hukuman jika melanggarnya (terjadi ketika hukum dibuat
dengan dasar nilai-nilai etika). Salah satu hal yang menjadi kelemahan deontology
antara lain tidak adanya guidelines yang jelas untuk mendefnisikan baik atau buruk
ketika ada konflik hukum satu dengan lainnya.
3. Justice and fairness: teori ini dikembangkan oleh David Hume (1711-1776) yaitu
bahwa kebutuhan akan keadilan itu muncul karena manusia tidak selalu mendapatkan
manfaat atau tercukupi kebutuhannya sedangkan sumber daya jumlahnya terbatas.
Salah satu pengembangan teori justice adalah distributive justice yaitu menyesuaikan
apa yang telah dilakukan seseorang dengan apa yang akan dia peroleh.
4. Virtue ethics: menginternalisasi nilai-nilai etika ke dalam jiwa atau pribadi individu
dalam bentuk karakter, integritas, kepatuhan, dan sebagainya.
Teori-teori yang telah disebutkan di atas sangat dibutuhkan ketika dihadapkan dengan dilema
etika atau proses pembuatan keputusan. Kontribusi ilmuwan yang nyata yang merupakan
pengembangan dari teori tersebut ditunjukkan dengan EDM (Ethical Decision–Making
Fraework). Selain itu, pembuatan keputusan juga harus dilakukan dengan analisis
stakeholders yang meliputi shareholders, activist, governments, creditors, lenders, employees,
customers, suppliers, dan lain-lain. Apa saja yang harus dianalisis? Salah satunya adalah
impact atau dampak keputusan yang kita buat terhadap pihak-pihak tersebut.
Dari keseluruhan pembahasan mengenai nilai-nilai filosofi etika, masih terdapat kejanggalan
yang belum terjawab. Di dalam tulisan Brooks dan Dunn (2011), disebutkan bahwa pada
dasarnya etika itu terpisah dari keyakinan kepada Tuhan, tetapi di kalimat lain disebutkan
pula bahwa kita harus beretika karena itu adalah hukum Tuhan. Hal ini menimbulkan
pertanyaan di benak saya. Kalau memang etika berkaitan dengan keyakinan kepada Tuhan,
bagaimana dengan orang atheis? Apakah lalu mereka tidak beretika?
Pertanyaan tersebut masih berupa pertanyaan yang penting untuk dianalisis melalui sebuah
pemikiran serius. Namun, harus juga dipahami konteks di dalam buku tersebut secara
keseluruhan. Menurut salah satu dosen pengajar di kelas Magister Sains jurusan Akuntansi
mata kuliah Etika Bisnis, konteks buku ini tidak condong ke salah satu paham apakah
menganut bahwa etika adalah masalah prinsip ketuhanan, ataukah tidak ada hubungan di
antara keduanya, karena Brooks dan Dunn (2011) mengatakan bahwa prinsip ketuhanan bisa
jadi merupakan salah satu faktor kenapa manusia harus beretika.
Lalu bagaimana peran agama di dalam etika? Ini juga menimbulkan pertanyaan ketika
dihadapkan dengan gambaran yang tersaji dalam diagram venn bahwa bisnis, hukum, dan
etika dapat berpotongan memunculkan area yang merupakan interseksi dari ketiga hal
tersebut. Jika perilaku beretika didasarkan pada keyakinan pada hukum Tuhan, dengan logika
tersebut seharusnya ada juga overlap antara etika dengan agama. Meskipun demikian, akan
lebih baik jika pembahasan mengenai etika dilakukan terlepas dari unsur agama manapun
agar lebih mendekat pada universalitas ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
https://sakinatantri.wordpress.com/https://sakinatantri.wordpress.com/
Hafzi Ali ,2017Business Ethics &GG, :Philosophical Ethics and Business
Laura P.Hartman-Joe Desjardins.2011.Business Ethics:Decision Making for personal
Integrity & Sosial Responsibility

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Analisis etika per makanan
Analisis etika per makananAnalisis etika per makanan
Analisis etika per makanansusanti daly
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...Rachmad Hidayat
 
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...AndreasFabianPramudi
 
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisMakalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisFajar Jabrik
 
BE & GG, Nanang Firmansyah, Hapzi Ali, Philosopical Ethics and Business, Univ...
BE & GG, Nanang Firmansyah, Hapzi Ali, Philosopical Ethics and Business, Univ...BE & GG, Nanang Firmansyah, Hapzi Ali, Philosopical Ethics and Business, Univ...
BE & GG, Nanang Firmansyah, Hapzi Ali, Philosopical Ethics and Business, Univ...Nanang Firmansyah
 
Etika dan-hukum-dalam-bisnis
Etika dan-hukum-dalam-bisnisEtika dan-hukum-dalam-bisnis
Etika dan-hukum-dalam-bisnis085289742051
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisUsman Fadholy
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...yosua mickel
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...adecaswito
 
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...Rame Priyanto
 
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...NovitaHerlissha
 
Etika bisnis dlm ekonomi islam
Etika bisnis dlm ekonomi islam Etika bisnis dlm ekonomi islam
Etika bisnis dlm ekonomi islam Jefri Hendra
 
business ethic and good governance kuis dan forum
business ethic and good governance kuis dan forumbusiness ethic and good governance kuis dan forum
business ethic and good governance kuis dan forumNurulHidayah470
 

Was ist angesagt? (18)

Analisis etika per makanan
Analisis etika per makananAnalisis etika per makanan
Analisis etika per makanan
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...
 
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...
 
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisMakalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
 
Softskill 3
Softskill 3Softskill 3
Softskill 3
 
Etika pmrintahan
Etika pmrintahanEtika pmrintahan
Etika pmrintahan
 
BE & GG, Nanang Firmansyah, Hapzi Ali, Philosopical Ethics and Business, Univ...
BE & GG, Nanang Firmansyah, Hapzi Ali, Philosopical Ethics and Business, Univ...BE & GG, Nanang Firmansyah, Hapzi Ali, Philosopical Ethics and Business, Univ...
BE & GG, Nanang Firmansyah, Hapzi Ali, Philosopical Ethics and Business, Univ...
 
Etika dan-hukum-dalam-bisnis
Etika dan-hukum-dalam-bisnisEtika dan-hukum-dalam-bisnis
Etika dan-hukum-dalam-bisnis
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika Bisnis
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, philosopphical and business...
 
Konsepsi Etika Penyelenggara Negara
Konsepsi Etika Penyelenggara NegaraKonsepsi Etika Penyelenggara Negara
Konsepsi Etika Penyelenggara Negara
 
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
Be & gg, rame priyanto, hapzi ali, concepts and theories of business ethi...
 
Etika Penyelenggara Negara
Etika Penyelenggara NegaraEtika Penyelenggara Negara
Etika Penyelenggara Negara
 
Softskill 7
Softskill 7Softskill 7
Softskill 7
 
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
 
Etika bisnis dlm ekonomi islam
Etika bisnis dlm ekonomi islam Etika bisnis dlm ekonomi islam
Etika bisnis dlm ekonomi islam
 
business ethic and good governance kuis dan forum
business ethic and good governance kuis dan forumbusiness ethic and good governance kuis dan forum
business ethic and good governance kuis dan forum
 

Andere mochten auch

Decálogo de consejos mas importantes para el uso de las Tic
Decálogo de consejos mas importantes para el uso de las TicDecálogo de consejos mas importantes para el uso de las Tic
Decálogo de consejos mas importantes para el uso de las TicJuani Velasco
 
Derecho civil i parte general-narciso e. garay p.-capitulo iii
Derecho civil i parte general-narciso e. garay p.-capitulo iiiDerecho civil i parte general-narciso e. garay p.-capitulo iii
Derecho civil i parte general-narciso e. garay p.-capitulo iiiAutoresIndependientesai
 
Social innovation - global shaper of the digital civil society
Social innovation - global shaper of the digital civil societySocial innovation - global shaper of the digital civil society
Social innovation - global shaper of the digital civil societySteliana Moraru
 
Assets and liabilities
Assets and liabilitiesAssets and liabilities
Assets and liabilitiesDyann Barras
 
Termometro Ideológico do Facebook
Termometro Ideológico do FacebookTermometro Ideológico do Facebook
Termometro Ideológico do FacebookMiguel Rosario
 

Andere mochten auch (7)

Decálogo de consejos mas importantes para el uso de las Tic
Decálogo de consejos mas importantes para el uso de las TicDecálogo de consejos mas importantes para el uso de las Tic
Decálogo de consejos mas importantes para el uso de las Tic
 
Derecho civil i parte general-narciso e. garay p.-capitulo iii
Derecho civil i parte general-narciso e. garay p.-capitulo iiiDerecho civil i parte general-narciso e. garay p.-capitulo iii
Derecho civil i parte general-narciso e. garay p.-capitulo iii
 
Social innovation - global shaper of the digital civil society
Social innovation - global shaper of the digital civil societySocial innovation - global shaper of the digital civil society
Social innovation - global shaper of the digital civil society
 
Assets and liabilities
Assets and liabilitiesAssets and liabilities
Assets and liabilities
 
Termometro Ideológico do Facebook
Termometro Ideológico do FacebookTermometro Ideológico do Facebook
Termometro Ideológico do Facebook
 
Software libre
Software libreSoftware libre
Software libre
 
Hypodontia by almuzian
Hypodontia by almuzian Hypodontia by almuzian
Hypodontia by almuzian
 

Ähnlich wie Etika Bisnis dan Filsafat

BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...Muh Agus Priyetno
 
Etika bisnis islam
Etika bisnis islamEtika bisnis islam
Etika bisnis islamfantasip
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...yosua mickel
 
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...Annisa Nurlestari
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...DavidOktarioSidharta
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...Ruslan -
 
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...Charviano Hardika
 
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
  IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE  IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCEAhmad Rahimaji
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Melly Gunawan
 
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , unive...
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management  , unive...10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management  , unive...
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , unive...Agus Daman
 
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...MaharaniGustianingty
 
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...Novri Yanto
 
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...AndreasFabianPramudi
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Univers...
BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Univers...BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Univers...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Univers...Bobby Sirait
 

Ähnlich wie Etika Bisnis dan Filsafat (20)

BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
 
Makalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pnsMakalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pns
 
Etika bisnis islam
Etika bisnis islamEtika bisnis islam
Etika bisnis islam
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
 
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di In...
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Universitas Merc...
 
Business ethics
Business ethicsBusiness ethics
Business ethics
 
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
  IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE  IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
 
Koordinasi pkb
Koordinasi pkbKoordinasi pkb
Koordinasi pkb
 
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , unive...
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management  , unive...10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management  , unive...
10, sm, agus daman, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , unive...
 
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
10, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, business et...
 
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
Be gg, novri yanto, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcement, u...
 
ETIKA BISNIS
ETIKA BISNISETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS
 
ETIKA BISNIS
ETIKA BISNISETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS
 
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Univers...
BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Univers...BE & GG, Poltak Bobby,  Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Univers...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Univers...
 

Kürzlich hochgeladen

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Kürzlich hochgeladen (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Etika Bisnis dan Filsafat

  • 1. I. PHILOSOPHICAL ETHICS AND BUSINESS DI INDONESIA Berbicara soal etika bisnis, kita masuk pada pembicaraan yang sifatnya abstrak. Ada dua hal yang perlu kita mengerti sebelumnya, pertama kata ETIKA dan kedua BISNIS. Etika merupakan seperangakat kesepakatan umum untuk mengatur hubungan antar orang per orang atau orang per orang dengan masyarakat, atau masyarakat dengan masyarakat lain. Etika yang kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, maka lahirlah kebijakan yang berupa: Undang-undang, hukum, peraturan dsb. Namun selain yang tertulis terdapat juga yang bersifat tak tertulis. Bentuk tak tertulis tersebut berupa kesepakatan umum dalam masyarakat atau kelompok masyarakat. Kesepakatan ini kemudian lebih dikenal dengan etiket, sopan santun, dsb. Hal yang sama juga terjadi dalam dunia bisnis. Dalam melakukan aktivitasnya, pelaku bisnis harus memperhitungkan berbagai akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputusan maupun tindakan perusahaan terhadap para stakeholders. Dan didunia bisnis terdapat pula aturan yang mengatur antar pelaku hisnis. Perangkat aturan itu berupa Undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, dll. Hampir seluruh masyarakat dunia menilai perilaku berbohong, mencuri, menipu, dan menyakiti orang lain sebagai perbuatan yang tidak etis dan tidak bermoral. Sedangkan perilaku kejujuran, menepati janji, membantu orang lain, dan menghormati hak-hak orang lain, dipandang sebagai perilaku etis moral. Pemilahan perilaku kedalam berbagai kategori perilaku etis dan perilaku tidak etis sangat dibutuhkan untuk menjaga dan memelihara kesinambungan pelaku bisnis dimanapun didunia ini, termasuk di Indonesia. Etika bisnis dalam tinjauan di indonesia bisa kita refleksikan pada kondisi krisis ekonomi sekarang ini. Semakin berlarutnya penanganan krisis membuktikan bahwa etika bisnis di indonesia masih buruk baik itu di kalangan swasta dalam hal ini pengusaha, pemerintah baik dari pusat maupun daerah di segala tingkatan. Adanya krisis ekonomi di indonesia disebabkan oleh kebijakan ekonomi pemerintah yang tidak transparan, akuntabel, tidak memperdulikan kepentingan rakyat dan yang lebih utama adalah maraknya praktek KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). Kinerja pemerintah bisa kita lihat pada gambaran menyeluruh dari kondisi bangsa kita sekarang ini. Kebijakan ekonomi pada waktu itu bila ditinjau dalam prespektif etika bisnis banyak yang tidak objektif (masuk akal). Hal itu bisa dilihat pada angka-angka sebagai indikator ekonominya. Kita melihat bahwa Indonesia selama 30 tahun sebelum adanya krisis dipandang sebagai negara yang berhasil dan dipuji Bank Dunia sebagai negara yang pembangunannya telah berhasil dan dimasukkan sebagai bagian dari keajaiban Asia Timur.Tapi setelah adanya krisis kita dihadapkan pada kenyataan bahwa kita terbelenggu oleh utang yang tidak akan habis sampai dengan sepuluh keturunan anak cucu kita.Di jaman Soeharto utang dianggap sebagai pendapatan pembangunan, dikatakan utang khususnya luar negeri dalam kondisi sustainable jika tidak mencapai 20 % dari total GDP. Kondisi ini tentunya akan sangat memberatkan pemerintah di kemudian harinya. Karena utang adalah indikator dalam menentukan soliditas keuangan. Tidak saja masalah utang yang mengakibatkan indonesia didera krisis, masalah lainnya adalah tentang krisis perbankan di Indonesia. Hal itu terjadi karena bank-bank banyak yang telah bermain curang. Bank-bank kita telah digerogoti oleh pemiliknya sendiri. Pada waktu itu bank-bank yang kalah clearing dan harus diskors ditolong oleh pemerintah melalui fasilitas diskonto. Kejadian itu tidak sekali atau dua kali tapi sudah berlangsung lama. Dampaknya adalah pada kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Praktek kecurangan perbankan lainnya adalah tentang pembuatan bank-bank fiktif yang hanya digunakan untuk menarik modal.
  • 2. Rendahnya etika bisnis yang terlihat dari kebijakan pemerintah yang tidak masuk akal tercermin juga pada hal lain, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh praktek KKN (korupsi, kolusi, Nepotisme). Setiap proyek baik proyek yang didanai oleh pihak luar negeri atau pemerintah selalu digerogoti oleh para koruptor. Yang terjadi kemudian adalah otak kita telah dipenuhi oleh otak proyek. Karena dengan adanya proyek tersebut dampaknya adalah pada pemasukan ke kantong-kantong pribadi yang ujung-ujungnya korupsi. Kalau kita melihat dari fenomena diatas tentunya kesalahan terbesar dalam memahami keberadaan etika dan moral dalam suatu bisnis di Indonesia terletak pada kecenderungan untuk memisahkan keduanya dari keberadaan sistem kemasyarakatan. Etika dan moral dalam pandangan yang berkembang di Indonesia cenderung dilihat sebagai sebuah variabel yang semata-mata tumbuh dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang. Jadi tidak diwujudkan dalam sebuah lingkup yang lebih besar misalnya dalam sebuah negara atau perusahaan. Dengan demikian, etika dan moral cenderung dipandang sebagai variabel bebas yang sama sekali tidak tergantung pada kondisi kualitas sistem kemasyarakat secara menyeluruh. Kecenderungan seperti itu antara lain tampak pada kecenderungan untuk menyamakan keberadaan etika dan moral seseorang atau sekelompok orang dengan keberadaan mutiara. Sebagaimana dikemukakan oleh sebuah ungkapan, "Sekali mutiara akan tetap mutiara. Walaupun dilemparkan ke dalam lumpur sekali pun, ia akan tetap mutiara." Artinya, seseorang atau sekelompok orang yang memiliki etika dan moral baik, akan tetap menjadi orang baik dalam sebuah sistem kemasyarakat yang jahat sekalipun. Kesimpulan seperti itu, walaupun dapat ditemukan pada pribadi-pribadi tertentu, mustahil dapat dibenarkan pada tingkat kehidupan bermasyarakat secara umum. Etika bisnis merupakan bagian Code of Conduct (pedoman tentang perilaku etis) suatu entitas usaha. Pemerintah dan lembaga-lembaga Pemerintah dapat kita anggap di sini sebagai entitas usaha, yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk produk kebijakan publik maupun produk barang/jasa publik. Di dalam Code of Conduct inilah tercantum nilai-nilai etika berusaha sebagai salah satu pelaksanaan kaidah-kaidah Good Governance. Dengan kata lain, pembahasan etika bisnis tidak dapat terlepas dari pembahasan muaranya, yakni governance. Di dalam literatur ilmu ekonomi pembangunan, konsep governance meliputi berbagai faktor kelembagaan dan organisasi (termasuk perangkat peraturan) yang mempengaruhi operasi perekonomian dan membentuk kebijakan publik pemerintah. Kapasitas governance Pemerintah yang baik diyakini akan memberikan hasil adanya suatu pasar di berbagai sektor yang berjalan secara efisien dan kemampuan negara untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi secara efektif. Secara umum, etika adalah ilmu normatif penuntun manusia, yang memberi perintah apa yang mesti kita kerjakan dalam batas-batas kita sebagai manusia. Etika menunjukkan kita dengan siapa dan apa yang sebaiknya dilakukan. Maka, etika diarahkan menuju perkembangan manusia dan mengarahkan kita menuju aktualisasi kapasitas terbaik kita. Sebagai contoh, jika kita rasional, maka etika memberi perintah bahwa kita harus bertindak secara masuk akal. Itu akan membawa kita menuju ke keutamaan. Mengapa suatu entitas perlu menerapkan nilai-nilai etika berusaha sebagai bagian dari pelaksanaan good governance? Jawabannya adalah dengan adanya praktek etika berusaha dan kejujuran dalam berusaha dapat menciptakan aset yang langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan nilai entitas. Banyak kasus di berbagai negara yang telah membuktikan hal tersebut. Sayangnya, sebagai manusia para penguasa dan pebisnis sangat rentan terhadap godaan untuk melanggar etika. Tujuan para pebisnis adalah untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin. Filosofi yang dominan bagi para pebisnis adalah cara mana yang membuat uang paling
  • 3. banyak. Tujuan hidup mereka didasarkan atas pertanyaan ini. Orang-orang macam ini seperti yang dikatakan oleh Charles Diskens dalam Martin Chuzzlewit, "Semua perhatian, harapan, dorongan, pandangan dan rekanan mereka meleleh dalam dolar. Manusia dinilai dari dolarnya." Theodore Levitt mengatakan bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu tujuan, yaitu untuk menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan hanya pada dirinya dan nilai budaya, spiritual dan moral tidak menjadi pertimbangan dalam pekerjaaannya. II. PHILOSOPHICAL ETHICS AND BUSINESS Secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat.] Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika:[3] 1. Non-empiris Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang konkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang konkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala konkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang konkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan. 2. Praktik Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum . Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Beberapa teori mengenai etika yang dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan tersebut antara lain: 1. Theory of Justice oleh John Rawls (1971), menjelaskan bahwa tidak ada patokan yang sempurna dalam menjadi landasan bagi etika karena akan selalu ada kelemahan dan kekurangan. 2. Leviathan oleh Thomas Hobbes (1986), berasumsi bahwa individu memiliki kecenderungan alami untuk diperhatikan khususnya tentang kepentingan dan kekesejahteraannya. 3. Self-interest oleh Adam Smith (1723-1790), bahwa setiap orang memiliki self-interest. Self-interest ini bukan hanya berarti orang ingin mementingkan dirinya sendiri, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan orang-orang terdekatnya, keluarganya, dan lingkungan sosialnya. Dalam hal ini, orang berperilaku sesuai etika untuk tujuan memenuhi kepentingan dirinya dan orang-orang terdekatnya, termasuk lingkungan sosialnya. 4. Teori Imanuel Kant (1724-1804) bahwa sesuatu yang baik (mutlak) adalah niat baik. Konsep moral yang paling baik adalah alasan, bukan pengalaman.
  • 4. Pada dasarnya, manusia berperilaku etis dengan latar belakang motivasi yang belum tentu sama, hal ini dikarenakan adanya self-interest yang secara alami dimiliki oleh manusia. Namun, secara umum, ada beberapa dasar yang dijadikan teori dalam berperilaku etis, seperti utilitarianism & consequentialism, deontological, justice & fairness, dan virtue ethics. 1. Utilitarianism: mendefinisikan bahwa perilaku etis akan menghasilkan kebahagian yang paling tinggi dan kesedihan yang paling sedikit. Teori ini berorientasi pada kepentingan orang banyak. Kelemahan dari teori ini adalah kebahagiaan dan kesedihan yang sulit diukur dan bersifat relatif dan subjektif. 2. Deontological: menjelaskan tentang motivasi yang mendasari seseorang berbuat etis. Hal ini sesuai dengan teori Kant bahwa sesuatu yang baik didasarkan pada niat baik. Dengan logika ini, maka baik atau buruknya sesuatu dinilai dari motivasi diri sendiri. Namun, bisa jadi, seseorang bertindak sesuai etika karena mematuhi hukum yang berlaku dan takut dengan hukuman jika melanggarnya (terjadi ketika hukum dibuat dengan dasar nilai-nilai etika). Salah satu hal yang menjadi kelemahan deontology antara lain tidak adanya guidelines yang jelas untuk mendefnisikan baik atau buruk ketika ada konflik hukum satu dengan lainnya. 3. Justice and fairness: teori ini dikembangkan oleh David Hume (1711-1776) yaitu bahwa kebutuhan akan keadilan itu muncul karena manusia tidak selalu mendapatkan manfaat atau tercukupi kebutuhannya sedangkan sumber daya jumlahnya terbatas. Salah satu pengembangan teori justice adalah distributive justice yaitu menyesuaikan apa yang telah dilakukan seseorang dengan apa yang akan dia peroleh. 4. Virtue ethics: menginternalisasi nilai-nilai etika ke dalam jiwa atau pribadi individu dalam bentuk karakter, integritas, kepatuhan, dan sebagainya. Teori-teori yang telah disebutkan di atas sangat dibutuhkan ketika dihadapkan dengan dilema etika atau proses pembuatan keputusan. Kontribusi ilmuwan yang nyata yang merupakan pengembangan dari teori tersebut ditunjukkan dengan EDM (Ethical Decision–Making Fraework). Selain itu, pembuatan keputusan juga harus dilakukan dengan analisis stakeholders yang meliputi shareholders, activist, governments, creditors, lenders, employees, customers, suppliers, dan lain-lain. Apa saja yang harus dianalisis? Salah satunya adalah impact atau dampak keputusan yang kita buat terhadap pihak-pihak tersebut. Dari keseluruhan pembahasan mengenai nilai-nilai filosofi etika, masih terdapat kejanggalan yang belum terjawab. Di dalam tulisan Brooks dan Dunn (2011), disebutkan bahwa pada dasarnya etika itu terpisah dari keyakinan kepada Tuhan, tetapi di kalimat lain disebutkan pula bahwa kita harus beretika karena itu adalah hukum Tuhan. Hal ini menimbulkan pertanyaan di benak saya. Kalau memang etika berkaitan dengan keyakinan kepada Tuhan, bagaimana dengan orang atheis? Apakah lalu mereka tidak beretika? Pertanyaan tersebut masih berupa pertanyaan yang penting untuk dianalisis melalui sebuah pemikiran serius. Namun, harus juga dipahami konteks di dalam buku tersebut secara keseluruhan. Menurut salah satu dosen pengajar di kelas Magister Sains jurusan Akuntansi mata kuliah Etika Bisnis, konteks buku ini tidak condong ke salah satu paham apakah menganut bahwa etika adalah masalah prinsip ketuhanan, ataukah tidak ada hubungan di antara keduanya, karena Brooks dan Dunn (2011) mengatakan bahwa prinsip ketuhanan bisa jadi merupakan salah satu faktor kenapa manusia harus beretika. Lalu bagaimana peran agama di dalam etika? Ini juga menimbulkan pertanyaan ketika dihadapkan dengan gambaran yang tersaji dalam diagram venn bahwa bisnis, hukum, dan
  • 5. etika dapat berpotongan memunculkan area yang merupakan interseksi dari ketiga hal tersebut. Jika perilaku beretika didasarkan pada keyakinan pada hukum Tuhan, dengan logika tersebut seharusnya ada juga overlap antara etika dengan agama. Meskipun demikian, akan lebih baik jika pembahasan mengenai etika dilakukan terlepas dari unsur agama manapun agar lebih mendekat pada universalitas ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Etika https://sakinatantri.wordpress.com/https://sakinatantri.wordpress.com/ Hafzi Ali ,2017Business Ethics &GG, :Philosophical Ethics and Business Laura P.Hartman-Joe Desjardins.2011.Business Ethics:Decision Making for personal Integrity & Sosial Responsibility