6. Riba di Zaman Nabi
Riba yang dipraktikkan di masa jahiliyah adalah riba dain (hutang)
Arab Jahiliyah belum mengenal riba buyu’ (jual-beli)
Riba di masa jahiliyah tidak hanya pada utang konsumtif, bahkan lebih
banyak terjadi pada utang produktif (untuk modal berdagang)
Riba di masa jahiliyah tidak hanya pada pinjaman berupa dinar/dirham,
tetapi juga pada komoditas seperti kurma dan unta
7. Riba di Zaman Nabi
Bentuk riba jahiliyah
Tambahan terhadap pokok hutang karena tidak mampu membayar
pada waktu yang ditentukan (riwayat at-Thabari)
A menghutangkan B dengan tambahan bunga, di mana bunganya dicicil setiap
bulan, kemudian di akhir masa cicilan, B harus membayar pokok hutangnya, jika
tidak mampu, maka diberi tambahan waktu beserta tambahan pokok hutang
(Riwayat Fakhrur Razi)
Menghutangkan dinar dan dirham dalam tempo yang ditentukan, dengan
kesepakatan adanya tambahan terhadap pokok hutang (riwayat al-Jashshash)
Riba Utsman bin Affan dan Abbas bin Abdul Muthalib:
keduanya membeli kurma dengan akad salam, di mana pada saat jatuh tempo,
pemilik kurma berkata, “aku serahkan kurma yang kamu pesan setengahnya
dulu, sisanya untuk mencukupi keluargaku. setengahnya lagi aku serahkan
nanti sebanyak dua kali lipat”
9. Riba Hutang
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan
tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang (Muqtaridh)
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena
si peminjam tidak mampu membayar
hutangnya pada waktu yang ditetapkan (Riba
Nasi’ah)
10. Substansi
Riba Qardh
Riba yan gterjadi pada transaksi utang-
piutang yang tidak memenuhi kriteria
untung muncul bersama resiko dan hasil
usaha muncul bersama biaya.
Transaksi ini mengandung pertukaran
kewajiban menanggung beban, hanya
karena berjalannya waktu
12. Tujuan Pelarangan
Riba
Uang berfungsi sebagai alat tukar, tidak boleh
menjadi komoditas
Keuntungan muncul tanpa resiko, hasil usaha
muncul tanpa biaya, melainkan hanya karena
berjalannya waktu
Pinjaman adalah transaksi kebaikan (tabarru’)
sedangkan meminta kompensasi adalah transaksi
bisnis (mu’awadhah)
Mencegah tindakan zalim dengan mengeksploitasi
penerima pinjaman dengan meminta bunga
17. 1. Substansi transaksinya adalah jual beli jasa untuk manfaat yang akan diserah terimakan dengan
discount tertentu bagi pengguna.
2. Substansinya bukan utang / pinjaman, tetapi jual beli jasa. Deposit itu sebagai upah yang
dibayarkan di muka. Juga customer tidak bermuamalah dengan bank tetapi dengan pihak gojek
layaknya e money
3. Dengan demikian, maka skema Ijarah maushufah fi dzimmah lebih tepat digunakan untuk aplikasi
ini:ujrah (fee) dibayar dimuka, manfaat dibayar kemudian.
4. Karena akadnya IMFD, menjadi hak pihak yang menyewakan jasa (muajjir / gojek) untuk
memberikan discount sebagai athaya dan pemberian yang dibolehkan oleh syara.
Skema Akad Go Pay
Versi DR. Oni Syahroni, MA (Anggota DSN MUI)
20. Hadits-Hadits Larangan Multi Akad
قال ،أبيه عن ،مسعود بن هللا عبد بن الرحمن عبد عن
:
هللا صلى هللا رسول نهى
عن وسلم عليه
واحدة صفقة في صفقتين
(
أحمد رواه
)
“Dari Abdurrahman dari Abdullah bin Mas’ud dari ayahnya ia berkata, “Rasulullah SAW
melarang dua akad dalam satu transaksi.” (HR. Ahmad)
Status hadits: Hasan Lighairihi
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad, hadits No. 3783 (Muassasah Ar-Risalah, 2001), juz 6, hlm. 324.
DR. Hamam Abdurrahman Sa’ide & DR. Muhammad Hamam Abdurrahim, Mausu’ah Ahadits Ahkam al-Mu’amalat al-Maliyyah (Saudi, Dar
al-Kautsar cet. I, 1431 H), hlm. 233.
21. Hadits-Hadits Larangan Multi Akad
قال ،هريرة أبي عن
:
عن وسلم عليه هللا صلى هللا رسول نهى
في بيعتين
بيعة
(
أحمد رواه
)
Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, “Rasulullah SAW melarang dua jual beli dalam satu
transaksi.” (HR. Ahmad)
Status hadits: sanad-nya hasan
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad, hadits No. 9584, juz 15, hlm. 358.
Dr. Hamam Abdurrahman Sa’id & Dr. Muhammad Hamam Abdurrahim, Mausu’ah Ahadaits Ahkam al-Mu’amalat al-Maliyyah, hlm. 232-233.
22. Hadits-Hadits Larangan Multi Akad
قال ،هريرة أبي عن
:
وسلم عليه هللا صلى النبي قال
:
باع من
بيعة في بيعتين
أوكسه فله ،
أو ما
الربا
(
داود أبو رواه
)
Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang melakukan dua jual beli dalam
satu kali transaksi maka pilihan baginya nilai yang paling sedikit atau riba.” (HR. Abu Daud).
Status hadits: sanad-nya dha’if (lemah)
Abu Daud, Sunan Abi Daud, hadits No. 3461 (Beirut, al-Maktabah al-‘Ashriyyah), juz 3, hlm. 274.
Mausu’ah Ahadaits Ahkam al-Mu’amalat al-Maliyyah, hlm. 231.
23. Makna ba’itain fi bai’ah/shafqatain fi shafqah
Jumhur
jual beli satu barang dengan dua harga sekaligus
yaitu harga tunai dan harga kredit, di mana
penjual dan pembeli sama-sama tidak
menentukan harga mana yang diambil
Ibnu Taimiyyah
& Ibnu al-
Qayyim
bai’ al-‘inah, yaitu jual beli kamuflase dengan
tujuan untuk mendapatkan pinjaman
berbunga
GHARAR
RIBA
26. Ketentuan Hukum Multi Akad
Tidak ada nas syar’i yang melarang
Gabungan akad tidak mengarah kepada hal yang dilarang
Tidak memiliki konsekuensi hukum yang bertolak belakang
1
2
3
27. Kredit
Secara umum jual beli kredit hukumnya boleh
Firman Allah Ta’ala:
مَسُم ٍلَجَأ ىَلِإ ٍْنيَدِب ْمُتْنَياَدَت اَذِإ واُنَمآ َِينذَّال اَهُّيَأ اَي
وهُبُتْكاَف ى
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al Baqarah : 282)
روى
البخاري
(
2068
)
ومسلم
(
1603
)
ْنَع
َةَشِئاَع
َي ِ
ضَر
ُ َّ
َّللا
اَهْنَع
َّنَأ
َّنال
َّيِب
ىَّلَص
ُ َّ
َّللا
ِهْيَلَع
َس َو
َمَّل
ى َرَتْشا
اامَعَط
ْنِم
ٍِيدوُهَي
ىَلِإ
ٍلَجَأ
ُهَنَهَر َو
اع ِْرد
ْنِم
ٍدِيدَح
Bagaimana jika ada penambahan harga dari harga kontan?
Jika kontan : 40 jt
Jika kredit : 60 jt
Bukankah ada penambahan
harga karena tambahan waktu?