SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
BAB 2
Keterampilan Komunikasi dan Antar Diri
PengenalanKeterampilan Komunikasi
Keefektifan dalam pengajaran bergantung pada beberapa faktor.
Pengetahuan tentang mata pelajaran, pemakaian teknik dan media
yang tepat, kesadaran akan prinsip-prinsip pembelajaran terapan,
dan keterampilan dalam pengelolaan kelas. Yang lebih penting dari
semua hal ini adalah bagaimanapun juga keterampilian yang kita
miliki sendiri, keterampilan kehidupan kita. (Gazda, Asbury,
Balzers, Childers, Elps, & Walters, 1999, hal.1)
Seorang guru harus menjadi seorang komunikator yang efektif.
Seorang guru berkomunikasi dengan muridnya, kolega,
administrasi, orang tua, dan juga publik. Komunikasi efektif
membutuhkan banyak jenis pengetahuan diri, pengetahuan mata
pelajaran, pengetahuan pendekatan pembelajaran murid dan
keterampilan dalam komunikasi antar diri. Komunikasi efektif
diluar sekolah meliputi keterampilan pendidikan sebagai suatu
disiplin dan menjadi seorang penyokong terhadap pentingnya hal
tersebut.
Kauchak dan Eggen (2003), berdasarkan penelitian,
mengidentifikasi lima hal keefektifan komunkiasi:
1. Istilah yang tepat – menhindari kata-kata dan frasa yang
samar dan ambigu.
2. Wacana yang berhubungan – presentasi terhubung dan
membawa pada sebuah pokok.
TUJUAN
Kita akan mampu untuk:
1. Mendaftarkandan
menggambarkanjenis-
jenisinteraksikelasyang
disajikandalambabini.
2. Merencanakandan
menyampaikan
pengajaranmikroatau
mata pelajaransekolah
yang mencakuptarget
verbal danpesannon
verbal.
3. Menyatakanalasan
kenapahubunganantar
diri yangpositif penting
dalamkelasdan
mendaftarkanperilaku
yang dibutuhkanuntuk
hubunganantar diri yang
positif.
4. Menunjukkan kesadaran
akan keterampilan
komunikasi verbandan
nonverbal yang efektif.
5. Menunjukkanpemakaian
keterampilanparaphrase,
memeriksapersepsi,
deskripsi perasaan,dan
deskripsi perilaku.
3. Tanda transisi – menandakan bahwa sebuah ide berakhir dan ada permulaan yang lain.
4. Penekanan -- menandakan bahwa idea tau topik mempunyai arti yang istimewa.
5. Perilaku verbal dan non verbal yang sesuai - - menyampaikan pesan tanpa kata-kata
terucap hal. 135-137)
Diatas adalah contoh ketetampilan komunikasi dalam kelas. “Para guru dalam masyarakat
demokratis harus memainkan peranan dalam perumusan praktek professional, mendidik publik,
dan membuat kebijakan pendidikan” (Kincheloe, 2004, hal. 52).
Pentingnya komunikasi ditunjukkan dalam PRAXIS/Professional Assesment for
Beginning Teachers (Penilaian Profesional bagi Guru Pemula) dan INTASC/Interstate New
Teacher Assessment and Support Consortium (Penilaian Guru Baru Antar Negara Bagian dan
Dukungan Konsorsium).
Keterampilan Mendengarkan
Empati
Ketulusan hati
Dengarkanlah kata-kata dan perasaan
Gunakanlah penerima dan pengirim
Keterampilan Antar Diri
Untuk Mengerti
Parafrase
Memeriksa persepsi
Untuk Dimengerti
Deskripsi perasaan
Deskripsi perilaku
Keterampilan Komunikasi
Oral Nonverbal
Kemampuan didengar Ekspresi wajah
Kejelasan Pergerakan
Ucapan Gestur
Variasi dan penekanan Perilaku
Pemakaian bahasa Kontak mata
Perilaku Keheningan
Kontak fisik
Interaksi Kelas
Guru/kelas keseluruhan
Jawaban dan Pertanyaan
Diskusi kelas
Kelompok kecil
Pembelajaran kooperatif
Sepasang/tritunggal
Guru/individu
Keterampilan Antar
Diri dan Komunikasi
Profil Kompetensi Guru
Profil Kompetensi Guru (PKG) dikenalkan dalam bab 1 menyajikan keterampilan esensial yang
harus dikuasai oleh guru. Grafik teratas dihalaman selanjutnya mengidentifikasi kunci
keterampilan komunikasi yang dibahas dalam bab ini. Pembahas disebelah kiri menggambarkan
efektif dan yang disebleha kanan menggambarkan tidak efektif dalam penggunaan kompetensi.
Berkas data berdasarkan deskripsi positif dapat dengan mudah dirancang. Contoh dari hal ini
dapat ditemukan dalam bab lampiran.
Dibawah Kognitif
Sebuah fokus dalam pendekatan kognitif, yang mempunyai tempat penting dalam pengajaran,
tidak lagi cukup dalam kelas dewasa ini. “Guru pemula harus mengembangkan kemampuan
untuk menerapkan pengetahuan secara tepat dalam konteks yang berbeda ketika menangani
berbagai macam kognitif, psikologis, moral, dan tuntutan antar diri yang secara simultan
membutuhkan perhatian dalam kelas” (Darling-Hammond &Cobb, 1996, p.45). Norris (2003)
menambahkan, “Jika kita mengenali bahwa sekolah adalah tempat sosial dan emosional, dan kita
adalah mahluk sosial dan emosional lalu kita harus menempatkan perhatian lebih dari otak
kognitif kita” (hal. 314).
Keterampilan Komunikasi dan Antar Diri
Pemakaian suara, bahasa tertulis dan terucap
yang tepat
Secara umum dapat didengar, menyenangkan
dan ekspresif, mengontrol volume secara tepat,
ucapan yang benar; ejaan dan tata bahasa yang
benar; pemeragaan pemakaian bahasa;
selebaran yang mudah dimengerti dan cocok
dengan level murid; hasil kerja tertulis rapi
dan dapat disajikan.
Penggunaan keterampilan antar diri yang
efektif
Empatetik (mencoba memahami yang lain) dan
Tidak dapat didengar atau monoton; ucapan
yang salah; pemakaian bahasa Inggris yang
rendah; murid mengalami kesulitan memahami
guru; sedikit usaha untuk menunjukkan
penggunaan bahasa; kerja tertulis berantakan
dan membingungkan.
Pendengar yang kurang baik; tidak empatetik
menolong yang lain memahaminya;adalah
yang lain – daripada memusatkan pada diri
sendiri; memperagakan, mengajar, dan
mengharapkan penggunaan keterampilan antar
diri oleh murid.
(tidak mencoba memahami yang lain), tidak
menolong yang lain untuk memahaminya;
adalah diri sendiri – daripada memusatkan
pada orang lain; tidak mengajarkan atau
mengharapkan penggunaan keterampilan antar
diri oleh murid.
Para guru, Elksin berkata, harus menyadari pembelajaran sosial-emosional. Mereka
melihat bahwa, merujuk pada Mayer dan Salovery (1997), hal ini mencakup penerimaan secara
akurat, menilai, dan mengekspresikan emosi (hal. 63). Kecerdasan emosi dalam bersekolah,
mereka percaya, memiliki lima cakupan: mengetahui emosi seseorang; mengelola emosi
seseorang; mengenali emosi yang lain; menggunakan keterampilan sosial ketika bersama yang
lain; dan mempelajari keterampilan sosial-emosional, terutama oleh murid yang berada dalam
resiko, yang membutuhkan pengajaran (hal. 64-74).
Tujuan-tujuan pelajaran meliputi hasil kognitif, psikomotor, dan afektif. Pengajaran,
bagaimanapun juga, adalah utama dan penting. Setiap orang yang akan bekerja dengan kita
mempunyai kebutuhan, perasaan, perilaku, nilai, dan sejarah pengalaman kehidupan yang unik.
Ini adalah kenapa pengajaran merupakan hal komplek, penuh tuntutan, dan sering dipandang
sebagai profesi yang membuat stress.
Guru sebagai seorang Fasilitator Pembelajaran
Peranan yang diterima seorang guru meliputi sebagai penyebar ilmu pengetahuan sampai
fasilitator pembelajaran. Untuk menjadi seorang fasilitator yang efektif, kita harus mengetahui
pokok mata pelajaran, mempunyai pegangan yang handal dalam pembelajarann dan teori
perkembangannya, dan mempunyai wewenang terhadap peranan yang luas dalam keterampilan
pelajaran. Kita juga akan membutuhkan komunikasi yang berkembang baik, antar diri, dan
keterampilan kelompok:
 Kesadaran diri dan nilai-nilai pribadi dan pemahaman nilai-nilai dan perasaan orang lain.
 Pengetahuan budaya sendiri dan orang lain.
 Kemampuan untuk menganalisa perasaanmu.
 Memahami kemampuan untuk menjadi teladan.
 Rasa etis.
 Kemampuan untuk menjelaskan tingkat tanggung jawab bagi diri sendiri dan orang lain.
Kita dapat menjadi komunikator antar pribadi yang lebih efektif dengan membuat lebih baik
keterampilan murid-murid kita. Lebih jauh lagi, kita dapat mengajar keterampilan yang sama
seperti ini kepada murid kita sebagaimana kita menguasai kurikulum. Kita dapat memperagakan
dan megajar komunikasi, antar diri, keterampilan kelompok mengharapkan bahwa murid kita
juga akan menggunakannya.
Pengetahuan Diri
“ketahuailah diri kamu sendiri!” pengetahuan diri adalah penting untuk membangun hubungan
antar pribadi yang baik. Bagaimana kita dapat melihat diri kita sendiri dalam saat ini?
Bagaimana yang lain melihatmu? Cara mereka melihat dirimu? Apa keunggulanmu?
Kelemahanmu? Aspirasi? Potensial?.
Kita adalah produk, seringnya kita adalah tahanan, dari pengalaman kita sendiri. Kita
membuat penilaian dari perspektif pribadi. Sebelum guru dapat bekerja dengan efektif dengan
yang lain, mereka harus mengetahui diri mereka sendiri dan sistem-sistem nilai mereka. Ada dua
cara penting yang dapat kita pelajari tentang diri kita sendiri: (1) oleh keberuntungan dan (2)
melalui usaha yang disadari. Model kesadaran Johari “Jendela” (dalam Civikly, 1992, hal. 148-
150) adalah sebuah cara yang bagus untuk mengembangkan sebuah persepsi realistis terhadap
apa yang kita suka dan potensial kita. Ketika kita membangun sebuah Jendela Johari pribadi
yang kita kemukakan, terima, dan pikirkan tentang informasi tentang diri kita sendiri. Jendela
menyajikan empat kajian untuk dijelajahi tentang diri kita sendiri.
1. Ranah public (wilayah terbuka kita) menghadirkan informasi yang kita tahu tentang diri
kita sendiri dan bahwa kebanyakan orang (contohnya keluarga, teman, dan teman
sekelas) tahu tentang diri kita. Ini adalah perilaku dan motivasi yang diketahui untuk diri
kita sendiri dan orang lain (contohnya penampilan, saudara perempuan dan laki-laki).
2. Ranah buta (titik buta kita) adalah informasi tentang kita yang tidak kita tahu dari yang
orang lain lakukan. Orang lain dapat melihat hal-hal tentang kita yang tidak kita sadari.
Kita mungkin buta terhadap hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
3. Ranah tersembunyi (diri pribadi kita) adalah informasi tentang kita yang tidak kita
ketahui dari yang tidak orang lain lakukan (contohnya merasa tidak nyaman dan ragu
dalam situasi sosial ketika yang lain kiranya akan menyisihkan kita dari perbincangan).
Hal-hal seperti ini tentang diri kita bahwa kita mencoba menjaganya menjadi rahasia.
4. Ranah tidak diketahui (ranah misteri kita) adalah informasi tentang diri kita bahwa kita
ataupun orang lain tidak mengetahuinya. Area ini adalah dimana kita ataupun orang lain
sadar terhadap perilaku dan motif-motif tertentu (contohnya kita berharap menjadi
seorang fotografer yang handal tapi kita ataupun orang lain tidak menyadari bahwa kita
memiliki potensi ini). Ini mungkin mencakup bakat terpendam kita, atau keinginan yang
tidak disadari, aspirasi, atau fantasi – hal-hal yang mungkin kemudian akan menjadi
ancaman kuat dalam kehidupan kita. Untuk contoh grafiknya, kunjungi
www.ausberg.edu/education/edc210/johari.html.
Keterampilan komunikasi yang baik (menyampaikan pesan yang jelas dalam sebuah cara sensitif
terhadap yang lain) dan keterampilan antar diri (memahami yang lain dan menjadi difahami oleh
yang lain) dan keterampilan kelompok (bekerja dengan dua orang atau lebih) adalah hal-hal
dasar dalam pengajaran yang baik. Kita dapat menjadi komunikator antar diri yang lebih baik
dengan menjalankan keterampilan antar diri kita. Lebih jauh lagi, kita dapat memperagakan hal
ini kepada murid kita, dan mengajarkannya kepada mereka.
Meningkatkan ukuran jendela publik kita (ditunjukkan oleh kaca jendela ‘publik’ yang
meluas) adalah sebuah tujuan yang kita punya untuk keterampilan antar diri kita. Seseorang yang
mempunyai pengetahuan diri yang luas mempunyai area publik yang luas. Meningkatkan ukuran
ranah ini berarti bahwa informasi harus dipindahkan dari area yang lain. Lakukan hal ini dengan
menunjukkan lebih tentang diri kita, refleksi, mengundang dan menerima timbal balik tentang
diri kita sendiri, atau mengambil bagian dalamnya dan menggambarkan aktivitas yang
membiarkan kita mempelajari lebih tentang perilaku dan motif diri kita. Ketika kita menolong
orang lain kita sering menggunakan diri kita, persepsi dan kebutuhan kita, sebagai poin referensi.
Berhati-hatilah terhadap akibat dari perilaku dan motivasi kita terhadap orang lain dan hindarilah
membangun nilai pribadi dan kebutuhan dalam diri mereka.
Keterampilan Komunikasi Dasar
Guru baru sering dikejutkan oleh tuntutan dalam pengalaman mengajar mereka. Meskipun
menghabiskan waktu berjam-jam untuk merencanakan mata pelajaran, mereka sering dibatasi
oleh pentingnya komunikasi. Tiba-tiba, setiap kata dan gestur mempunyai arti penting. “Apa
yang aku katakan? Bagaimana aku akan mengatakannya? Apa yang dapat aku lakukan dengan
tanganku?”. Bagian ini dirancang untuk membantu kita memperbaiki kemampuan kita dalam
berkomunikasi. Dari momen ketika seorang guru berjalan menuju kelas, mereka menyampaikan
pesan-pesan. Seorang guru yang efektif adalah hangat, mudah bergaul, peduli, terorganisir, siap,
dan jelas. Guru peduli tentang pengajaran dan pembelajaran, antusias dan terampil dalam
bertanya dan diskusi. Kualitas seperti ini harus ditunjukkan dalam perilaku verbal dan nonverbal.
Guru yang efektif mempunyai tingkatan komunikasi, antar diri, dan keterampilan kelompok.
Keterampilan komunikasi mencakup kegiatan menulis, berbicara, membaca, dan mendengarkan
dengan mata dan telinga, dan bahasa tubuh. Fokus dalam bab ini adalah komunikasi oral dan
nonverbal yang kita anggap sebagai keterampilan dasar komunikasi. Ada sesuatu aktor dalam
setiap guru yang efektif.
Keterampilan Komunikasi Oral Dasar
Suara manusia membawa kata-kata kedalam kehidupan. Kata yang kita ucapkan, arti mereka,
dan bagaimana mereka disampaikan (ketegasan, modulasi, nada, tempo, dsb) membentuk pesan
yang kita sampaikan kepada mereka. Komunikasi verbal adalah sebuah alat yang halus untuk
menstimulasi pikiran, ide, konsep, dan perasaan. Berbicara atau bahasa oral adalah sebuah ihwal
pertengahan yang digunakan guru untuk memberikan pesan. Tentu saja, berbicara adalah apa
yang kebanyakan orang fikir ketika kata yang disampaikan disebutkan. Bahasa yang kita pilih
dan cara yang kita pakai harus membawa pada pemahaman yang jelas dan perasaan positif.
Untuk menjadi efektif dalam kelas dan mendapatkan standar yang diharapkan, kita menyarankan
hal-hal dibawah ini.
Keterampilan oral dimana kita harus cakap yang meliputi:
 Dapat didengar. Berbicaralah dengan keras agar dapat didengar oleh semua, tetapi tidak
juga sangat keras yang membuat mereka tidak nyaman.
 Kejelasan. Pilihlah kata-kata dan struktur kalimat yang deskriptif, singkat, dan cocok
terhadap level pemahaman pendengar; hindarilah hal yang “berlebihan”, terpotong-
potong, atau pernyataan dan pertanyaan yang tidak komplit.
 Ucapan. Berbicaralah setiap kata dan kalimat, yang berbeda, dengan konsonan dan vowel
dengan baik, dan kata-kata yang kena dan singkat dipermulaan dan akhir.
 Variasi dan penekanan. Ragamkanlah kecepatan berbicara kita, volume, nada suara,dsb;
gunakanlah keheningan untuk penekanan atau untuk memberikan waktu berfikir;
hindarilah berbicara monoton.
 Penggunaan bahasa. Gunakanlah bahasa dengan tata bahasa yang benar, hindarilah kata
slang, dan hindarilah ucapan yang buruk (seperti Gonna, Kinda, dan Won’t ya).
 Manerisme. Hindarilah berbicara manerisme yang menggangu dan membingungkan
(seperti seringnya pemakaian kata Oke, “uh-uh” dan” Ah-uh”,dsb).
Keterampilan Komunikasi Dasar Nonverbal
Kita jarang mempercayai kata-kata sendiri. Kita menggunakan bahasa tubuh secara
berkesinambungan, mengekspresikan pesan nonverbal melalui sikap tubuh, pergerakan tubuh,
gestur, ekspresi wajah atau warna, dan bahkan kontak sentuhan. Peserta didik “membaca’
gerakan punggung, alis, atau gerakan tangan guru. Amundson (1993) mengabarkan bahwa 93
persen pesan disampaikan secara nonverbal. Kita mungkin tidak sadar terhadap nonverbal yang
kita pakai, tapi kita dapat belajar bagaimana menggunakan komunikasi nonverbal secara efektif.
Pentingnya kesesuaian antara pesan verbal dan nonverbal dalam mengkomunikasikan
perasaan tidak dapat dipisahkan. Peserta didik lebih memperhatikan hal yang kita lakukan
daripada yang kita ucapkan. Jika peserta didik merasa bahwa pesan yang kita sampaikan
bertentangan, mereka akan ragu dan tidak percaya kepada guru mereka. Untuk menjadi
komunikator yang efektif, cobalah pendekatan dibawah ini.
Keterampilan nonverbal dimana kita harus menjadi jelas yang mecakup hal-hal dibawah
ini.
 Ekspresi wajah. Dukunglah kata-katamu dengan ekspresi wajah; hindarilah kurang
berekspresi dan menjemukan (jika guru antusias, maka tunujukkanlah).
 Pergerakan. Ragamkanlah stimulus dengan bergerak didalam kelas atau menuju papan
kapur ketika yang lain membantu ketika mempetahankan kontak mata; ikutilah individu
atau kelompok; dukunglah ucapan dengan gerak tubuh.
 Gestur. Perhatian langsung, menggunakan gestur untuk penekanan atau membantu
memahami cara yang mendukung daripada yang mengacaukan.
 Manerisme. Hindarilah manerisme yang mengacaukan dan membingungkan (contohnya
menggaruk-garuk, memainkan pensil, membasahi bibir, goyang-goyang, atau
membunyikan tulang).
 Kontak mata. Buatlah semua murid merasa bahwa mereka secara pribadi merasa
dilibatkan; tataplah murid yang kau tunjuk; hindarilah melihat yang berlebihan kepada
catatan murid, titik tertentu diruangan, objek, atau papan kapu.
 Keheningan. Gunakanlah keheningan untuk mendapatkan perhatian, untuk penekanan,
untuk menyediakan waktu untuk berfikir, atau yang bersangkutan dengan gangguan kecil.
 Kontak fisik. Gunakanlah kontak fisik untuk, contohnya, membimbing gerakan tangan
seorang murid, mendapatkan persetujuan, dan menunjukkan persetujuan. Bagaimanapun
juga, gunakanlah kontak fisik hanya dengan penuh kebijaksanaan dan berdasarkan level
usia dan gender peserta didik.
Geddes (1995) menawarkan saran untuk memperbaiki komponen komunikasi nonverbal:
 Untuk menunjukkan bahwa kamu suka dan menghormati orang-orang, hadapilah mereka
ketika kamu berinteraksi.
 Observasilah sikap tubuh orang lain, karena ini dapat memberikan petunjuk terhadap
perasaan mereka – sikap tubuh dihubungkan dengan kepercayaan dan antusiasme.
 Perhatikanlah ekspresi wajah. Sebagian orang menutupi emosinya dengan menunjukkan
tanpa ekspresi ketika yang lain membesarkan-besarkan ekspresi untuk menyembunyikan
perasaan mereka.
 Dalam kebanyakan budaya, kontak mata yang sering menunjukkan ketertarikan dan
kepercayaan, ketika penghindaran menyampaikan yang sebaliknya.
 Umumnya, kurangnya jarak antara orang-orang, yang lebih intim adalah hubungannya.
Berdiam diri dibelakang mejamu memberikan pengaruh yang kurang baik.
 Orang-orang yang berpakaian baik – bukan berpakaian berlebihan—cenderung untuk
mendapatkan rasa hormat yang lebih dari orang lain.
Sebuah instrumen yang dapat kita gunakan untuk timbal balik tentang keterampilan dasar
komunikasi kita ditambahkan dalam apendik 2.1. Selama pelajaran mikro dan pengalaman
mengajar pertama kita di sekolah, carilah seorang pasangan kerja atau guru untuk
mengumpulkan data dalam keterampilan komunikasi kita. Pengalaman bermanfaat lainnya
adalah untuk menyusun mata pelajaran kita yang akan disiarkan ulang.
Keterampilan Antar Diri
Kerja seorang guru meliputi aliran interaksi yang terus menerus dengan individu, kelompok
kecil, dan kelas secara keseluruhan. Sebagaimana kita berinteraksi, menggunakan kata dan
bahasa tubuh, kita secara konstan mengirim dan menerima pesan yang menyampaikan informasi
dan perasaan.
Kejelasan dan Kesesuaian Komunikasi
Penggunaan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal telah didiskusikan lebih awal. Ini
adalah kunci dalam mengirim pesan yang jelas. Pesan-pesan yang berbentuk kata ambigu, sama,
tidak koheren, atau dimana kata-katadigunakan dan konflik sinyal nonverbal mengganggu
komunikasi. Pernyataan yang dibuat oleh guru harus jelas dan ringkas. Ketika kita
berkomunikasi, adalah penting bagi kita untuk memahami yang lain dan bahwa mereka
memahami kita. Komunikasi antar diri yang efektif membutuhkan kesesuaian antara pesan yang
dikirim dan yang diterima (lihat Gambar 2.1). Jika keduanya tidak sama mungkin menghasilkan
frustasi, bahkan marah. Tidak hanya pesan yang harus disampaikan dengan jelas, sebuah respon
yang tepat tidak mungkin meskipun penerima mendengar dengan efektif (Tubbs & Moss, 2003).
Menggunakan dan Mengajarkan Keterampilan Mendengarkan
Seberapa sering kamu menganggap dirimu tidak memperhatikan orang yang sedang berbicara
dengan mu? Mendengarkan masalah “berhenti fokus terhadap diri kita sendiri daripada pesan-
pesan orang lain” (Beebe, Beebe, Redmond, Geerinck, & Milestone, 2000, hal. 121). Untuk
menjadi sukses, mendengarkan harus menjadi sebuah proses aktif. Dalam mendengarkan yang
aktif, memahami dan mengevaluasi arti sebuah pesan harus terjadi sebelum pendengar dapat
meresponnya. Pendengar harus bekerja dengan aktif dalam mendengarkan ketika seseorang
berbicara. Ini membutuhkan perhatian pada apa yang orang lain katakan bahkan ketika kita tidak
setuju dengannya (Borich & Tombari, 1995). Sebagai seorang guru, dengarkanlah kata-kata yang
digunakan oleh murid dan nada mereka. Bahwa mendengarkan kepada apa yang murid
sebenarnya katakan dan juga apa yang mereka akan coba katakan. Dua cara komunikasi yang
baik yang harus terjadi adalah: (1) keduanya harus sama-sama mendengarkan; (2) mendengarkan
harus mencakup mendengarkan perasaan dan kata-kata; dan (3) mendengarkan harus responsif.
Gunakanlah alat “penerima” dan “pengirim” kita. Mendengarkan meliputi parafrase, memeriksa
arti, menerima perasaan, dan mencari informasi yang lebih jauh. Pembicara harus tahu bahwa
kita sedang mendengarkan melalui bahasa tubuh kita dan bagaimana kita meresponnya secara
verbal. Peragakanlah keterampilan mendengarkan, ajarilah muridmu bagaimana
menggunakannya, dan berharap mereka menggunakannya
KOMUNIKASI EFEKTIF KOMUNIKASI TIDAK EFEKTIF
Terjadi ketika pesan yang dikirim sama dengan
pesan yang diterima
Hasil: ADANYA KESESUAIAN
Terjadi ketika pesan yang dikirim dan yang
diterima berbeda
Hasil: TIDAK ADANYA KESESUAIAN
Gambar 2.1 Kesesuaian antara pesan yang dikirim dan yang diterima
Hal Macomber (2003), setelah mengulas literatur, merangkum sebuah daftar “Sepuluh Besar
Keterampilan Mendengarkan”:
 Berhentilah berbicara.
 Letakkanlah semua energi dalam mendengarkan.
 Perhatikan filter pribadimu ketika mendengarkan.
 Jangan berargumen secara mental.
 Kurangi keinginanmu untuk menjawab pertanyaan.
 Biasakan dirilah dengan situasi.
 Ketika ragu apakah harus mendengarkan atau berbicara, teruskan saja mendengarkan.
 Jangan berasumsi kau harus melakukan sesuatu tapi teruskanlah mendengarkan.
 Bekerja dalam mendengarkan.
 Dengarkanlah dengan sebuah kemauan yang dipengaruhi.
Perlengkapan untuk Hubungan Antar Diri yang Efektif
Orang-orang yang menunjukkan keterampilan antar diri yang baik mempunyai positif, konsep
diri, dan menghormati yang lain sebagai orang-orang. Mereka menghindari menjadi fanatik,
menghakimi, konyol, atau tidak penting. Mereka berbagi perlengkapan empati dan keaslian.
Keterampilan antar diri berdasarkan empati (mencoba memahami apa yang orang lain
lakukan dan rasakan, sebagaimana bertentangan dengan simpati, yang berarti setuju dengan, atau
merasakan yang sama dengan orang lain). Empati memberikan keterampilan mencakup
memahami yang lain dan menjadi difahami oleh yang lain.
Guru yang efektif adalah asli. Mereka tulus dalam perhatian mereka terhadap orang lain
dan waktu bagi mereka. Mereka mendengarkan, menolong murid menyelidiki masalah,
memberikan alternatif, dan murid mengerti konsekuensi dari pilihan tersebut. Guru yang baik
cenderung menggunakan keterampilan antar diri ketika bekerja dengan muridnya, kolega, dan
orang tua—kedua keterampilan tersebut menolong memahami yang lain dan membantu mereka
untuk dimengerti (Gambar 2.2).
Keterampilan yang Menolong Kita Memahami yang Lain
Keterampilan antar diri yang baik adalah penting dalam banyak profesi. Begitu juga dalam
profesi guru. Melalui seksi ini kita akan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan
keterampilan ini. Ketika berinteraksi, proses dimulai dengan sebuah kesempatan untuk
menyampaikan sebuah pesan atau perasaan kepada orang lain. Pengirim mempunyai sebuah
kesan mental yang dirubah kedalam bahasa, diagram gambar, atau bahasa tubuh. Bagaimana kita
merubahnya tergantung pada latar belakang kita, kerangka referensi, nilai-nilai, dan cara kita
menginterpretasikan mereka. Ini mungkin berbeda dari intonasi seseorang yang menerima pesan,
yang mungkin mempunyai kerangka referensi yang lain atau cara berkomunikasi. Tuntutan
mungkin dibutuhkan untuk menjelajahi apakah pesan diterima dengan akurat.
Dua keterampilan utama dalam memahami yang lain dan membantu meyakinkan yang
paling dimaksudkan adalah sama seperti halnya pesan diterima adalah (1) parafrase (memahami
informasi, ide, dan saran dari yang lain), dan (2) memeriksa persepsi (memahami perasaan yang
lain).
Gambar 2.2 Jenis Keterampilan Antar Diri
Memahami yang Lain
Difahami oleh orang lain
Parafrase
Memeriksa persepsi
Deskkripsi perasaan
Deskripsi perilaku

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lainHubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Ijal Mustofa
 
Kelas kemahiran insaniah 1 bab komunikasi
Kelas kemahiran insaniah 1  bab komunikasiKelas kemahiran insaniah 1  bab komunikasi
Kelas kemahiran insaniah 1 bab komunikasi
Ranjene Ramaya
 
Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicaraKeterampilan berbicara
Keterampilan berbicara
fara dillah
 

Was ist angesagt? (20)

Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lainHubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan Bahasa yang lain
 
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
 
Kelas kemahiran insaniah 1 bab komunikasi
Kelas kemahiran insaniah 1  bab komunikasiKelas kemahiran insaniah 1  bab komunikasi
Kelas kemahiran insaniah 1 bab komunikasi
 
Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicaraKeterampilan berbicara
Keterampilan berbicara
 
Kemahiran insaniah (Soft skills)
Kemahiran insaniah (Soft skills)Kemahiran insaniah (Soft skills)
Kemahiran insaniah (Soft skills)
 
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan BerbahasaMATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
keterampilan berbahasa produktif
keterampilan berbahasa produktifketerampilan berbahasa produktif
keterampilan berbahasa produktif
 
Interpersonal dan intrapersonal
Interpersonal dan intrapersonalInterpersonal dan intrapersonal
Interpersonal dan intrapersonal
 
Kemahiran interpersonal 2007
Kemahiran interpersonal 2007Kemahiran interpersonal 2007
Kemahiran interpersonal 2007
 
Keterampilan Berbicara
Keterampilan BerbicaraKeterampilan Berbicara
Keterampilan Berbicara
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
ppt
pptppt
ppt
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang Berbicara
 
Maksud intrapersonal
Maksud intrapersonalMaksud intrapersonal
Maksud intrapersonal
 
8.0 komunikasi berkesan 2014
8.0 komunikasi berkesan 20148.0 komunikasi berkesan 2014
8.0 komunikasi berkesan 2014
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
 
Kombis1
Kombis1Kombis1
Kombis1
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 

Ähnlich wie Keterampilan Komunikasi dan Antar Diri

Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
seti4budi
 
Peningkatan profesionalisme tutor dalam pembelajaran berdasarkan modalitas b...
Peningkatan profesionalisme  tutor dalam pembelajaran berdasarkan modalitas b...Peningkatan profesionalisme  tutor dalam pembelajaran berdasarkan modalitas b...
Peningkatan profesionalisme tutor dalam pembelajaran berdasarkan modalitas b...
yahyanursidik
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Muhamad Yogi
 

Ähnlich wie Keterampilan Komunikasi dan Antar Diri (20)

Komunikasi berkesan
Komunikasi berkesanKomunikasi berkesan
Komunikasi berkesan
 
Tugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill bTugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill b
 
The nature ofinterpersonal skills a historical perspective
The nature ofinterpersonal skills a historical perspectiveThe nature ofinterpersonal skills a historical perspective
The nature ofinterpersonal skills a historical perspective
 
Tugas3
Tugas3Tugas3
Tugas3
 
Rio ktii
Rio ktiiRio ktii
Rio ktii
 
perkembangan peserta didik
perkembangan peserta didikperkembangan peserta didik
perkembangan peserta didik
 
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemusB7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdf
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdfMATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdf
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdf
 
Komunikasi guru
Komunikasi guruKomunikasi guru
Komunikasi guru
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakter
 
Peningkatan profesionalisme tutor dalam pembelajaran berdasarkan modalitas b...
Peningkatan profesionalisme  tutor dalam pembelajaran berdasarkan modalitas b...Peningkatan profesionalisme  tutor dalam pembelajaran berdasarkan modalitas b...
Peningkatan profesionalisme tutor dalam pembelajaran berdasarkan modalitas b...
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
Ppt tugas 2 yus risky amelia-4520210012
Ppt tugas 2  yus risky amelia-4520210012Ppt tugas 2  yus risky amelia-4520210012
Ppt tugas 2 yus risky amelia-4520210012
 
Ppt tugas 1 yus risky amelia-4520210012
Ppt tugas 1 yus risky amelia-4520210012Ppt tugas 1 yus risky amelia-4520210012
Ppt tugas 1 yus risky amelia-4520210012
 
THE NATURE OF INTERPERSONAL
THE NATURE OF INTERPERSONALTHE NATURE OF INTERPERSONAL
THE NATURE OF INTERPERSONAL
 
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptxMAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
 

Keterampilan Komunikasi dan Antar Diri

  • 1. BAB 2 Keterampilan Komunikasi dan Antar Diri PengenalanKeterampilan Komunikasi Keefektifan dalam pengajaran bergantung pada beberapa faktor. Pengetahuan tentang mata pelajaran, pemakaian teknik dan media yang tepat, kesadaran akan prinsip-prinsip pembelajaran terapan, dan keterampilan dalam pengelolaan kelas. Yang lebih penting dari semua hal ini adalah bagaimanapun juga keterampilian yang kita miliki sendiri, keterampilan kehidupan kita. (Gazda, Asbury, Balzers, Childers, Elps, & Walters, 1999, hal.1) Seorang guru harus menjadi seorang komunikator yang efektif. Seorang guru berkomunikasi dengan muridnya, kolega, administrasi, orang tua, dan juga publik. Komunikasi efektif membutuhkan banyak jenis pengetahuan diri, pengetahuan mata pelajaran, pengetahuan pendekatan pembelajaran murid dan keterampilan dalam komunikasi antar diri. Komunikasi efektif diluar sekolah meliputi keterampilan pendidikan sebagai suatu disiplin dan menjadi seorang penyokong terhadap pentingnya hal tersebut. Kauchak dan Eggen (2003), berdasarkan penelitian, mengidentifikasi lima hal keefektifan komunkiasi: 1. Istilah yang tepat – menhindari kata-kata dan frasa yang samar dan ambigu. 2. Wacana yang berhubungan – presentasi terhubung dan membawa pada sebuah pokok. TUJUAN Kita akan mampu untuk: 1. Mendaftarkandan menggambarkanjenis- jenisinteraksikelasyang disajikandalambabini. 2. Merencanakandan menyampaikan pengajaranmikroatau mata pelajaransekolah yang mencakuptarget verbal danpesannon verbal. 3. Menyatakanalasan kenapahubunganantar diri yangpositif penting dalamkelasdan mendaftarkanperilaku yang dibutuhkanuntuk hubunganantar diri yang positif. 4. Menunjukkan kesadaran akan keterampilan komunikasi verbandan nonverbal yang efektif. 5. Menunjukkanpemakaian keterampilanparaphrase, memeriksapersepsi, deskripsi perasaan,dan deskripsi perilaku.
  • 2. 3. Tanda transisi – menandakan bahwa sebuah ide berakhir dan ada permulaan yang lain. 4. Penekanan -- menandakan bahwa idea tau topik mempunyai arti yang istimewa. 5. Perilaku verbal dan non verbal yang sesuai - - menyampaikan pesan tanpa kata-kata terucap hal. 135-137) Diatas adalah contoh ketetampilan komunikasi dalam kelas. “Para guru dalam masyarakat demokratis harus memainkan peranan dalam perumusan praktek professional, mendidik publik, dan membuat kebijakan pendidikan” (Kincheloe, 2004, hal. 52). Pentingnya komunikasi ditunjukkan dalam PRAXIS/Professional Assesment for Beginning Teachers (Penilaian Profesional bagi Guru Pemula) dan INTASC/Interstate New Teacher Assessment and Support Consortium (Penilaian Guru Baru Antar Negara Bagian dan Dukungan Konsorsium). Keterampilan Mendengarkan Empati Ketulusan hati Dengarkanlah kata-kata dan perasaan Gunakanlah penerima dan pengirim Keterampilan Antar Diri Untuk Mengerti Parafrase Memeriksa persepsi Untuk Dimengerti Deskripsi perasaan Deskripsi perilaku Keterampilan Komunikasi Oral Nonverbal Kemampuan didengar Ekspresi wajah Kejelasan Pergerakan Ucapan Gestur Variasi dan penekanan Perilaku Pemakaian bahasa Kontak mata Perilaku Keheningan Kontak fisik Interaksi Kelas Guru/kelas keseluruhan Jawaban dan Pertanyaan Diskusi kelas Kelompok kecil Pembelajaran kooperatif Sepasang/tritunggal Guru/individu Keterampilan Antar Diri dan Komunikasi
  • 3. Profil Kompetensi Guru Profil Kompetensi Guru (PKG) dikenalkan dalam bab 1 menyajikan keterampilan esensial yang harus dikuasai oleh guru. Grafik teratas dihalaman selanjutnya mengidentifikasi kunci keterampilan komunikasi yang dibahas dalam bab ini. Pembahas disebelah kiri menggambarkan efektif dan yang disebleha kanan menggambarkan tidak efektif dalam penggunaan kompetensi. Berkas data berdasarkan deskripsi positif dapat dengan mudah dirancang. Contoh dari hal ini dapat ditemukan dalam bab lampiran. Dibawah Kognitif Sebuah fokus dalam pendekatan kognitif, yang mempunyai tempat penting dalam pengajaran, tidak lagi cukup dalam kelas dewasa ini. “Guru pemula harus mengembangkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan secara tepat dalam konteks yang berbeda ketika menangani berbagai macam kognitif, psikologis, moral, dan tuntutan antar diri yang secara simultan membutuhkan perhatian dalam kelas” (Darling-Hammond &Cobb, 1996, p.45). Norris (2003) menambahkan, “Jika kita mengenali bahwa sekolah adalah tempat sosial dan emosional, dan kita adalah mahluk sosial dan emosional lalu kita harus menempatkan perhatian lebih dari otak kognitif kita” (hal. 314). Keterampilan Komunikasi dan Antar Diri Pemakaian suara, bahasa tertulis dan terucap yang tepat Secara umum dapat didengar, menyenangkan dan ekspresif, mengontrol volume secara tepat, ucapan yang benar; ejaan dan tata bahasa yang benar; pemeragaan pemakaian bahasa; selebaran yang mudah dimengerti dan cocok dengan level murid; hasil kerja tertulis rapi dan dapat disajikan. Penggunaan keterampilan antar diri yang efektif Empatetik (mencoba memahami yang lain) dan Tidak dapat didengar atau monoton; ucapan yang salah; pemakaian bahasa Inggris yang rendah; murid mengalami kesulitan memahami guru; sedikit usaha untuk menunjukkan penggunaan bahasa; kerja tertulis berantakan dan membingungkan. Pendengar yang kurang baik; tidak empatetik
  • 4. menolong yang lain memahaminya;adalah yang lain – daripada memusatkan pada diri sendiri; memperagakan, mengajar, dan mengharapkan penggunaan keterampilan antar diri oleh murid. (tidak mencoba memahami yang lain), tidak menolong yang lain untuk memahaminya; adalah diri sendiri – daripada memusatkan pada orang lain; tidak mengajarkan atau mengharapkan penggunaan keterampilan antar diri oleh murid. Para guru, Elksin berkata, harus menyadari pembelajaran sosial-emosional. Mereka melihat bahwa, merujuk pada Mayer dan Salovery (1997), hal ini mencakup penerimaan secara akurat, menilai, dan mengekspresikan emosi (hal. 63). Kecerdasan emosi dalam bersekolah, mereka percaya, memiliki lima cakupan: mengetahui emosi seseorang; mengelola emosi seseorang; mengenali emosi yang lain; menggunakan keterampilan sosial ketika bersama yang lain; dan mempelajari keterampilan sosial-emosional, terutama oleh murid yang berada dalam resiko, yang membutuhkan pengajaran (hal. 64-74). Tujuan-tujuan pelajaran meliputi hasil kognitif, psikomotor, dan afektif. Pengajaran, bagaimanapun juga, adalah utama dan penting. Setiap orang yang akan bekerja dengan kita mempunyai kebutuhan, perasaan, perilaku, nilai, dan sejarah pengalaman kehidupan yang unik. Ini adalah kenapa pengajaran merupakan hal komplek, penuh tuntutan, dan sering dipandang sebagai profesi yang membuat stress. Guru sebagai seorang Fasilitator Pembelajaran Peranan yang diterima seorang guru meliputi sebagai penyebar ilmu pengetahuan sampai fasilitator pembelajaran. Untuk menjadi seorang fasilitator yang efektif, kita harus mengetahui pokok mata pelajaran, mempunyai pegangan yang handal dalam pembelajarann dan teori perkembangannya, dan mempunyai wewenang terhadap peranan yang luas dalam keterampilan pelajaran. Kita juga akan membutuhkan komunikasi yang berkembang baik, antar diri, dan keterampilan kelompok:  Kesadaran diri dan nilai-nilai pribadi dan pemahaman nilai-nilai dan perasaan orang lain.  Pengetahuan budaya sendiri dan orang lain.  Kemampuan untuk menganalisa perasaanmu.
  • 5.  Memahami kemampuan untuk menjadi teladan.  Rasa etis.  Kemampuan untuk menjelaskan tingkat tanggung jawab bagi diri sendiri dan orang lain. Kita dapat menjadi komunikator antar pribadi yang lebih efektif dengan membuat lebih baik keterampilan murid-murid kita. Lebih jauh lagi, kita dapat mengajar keterampilan yang sama seperti ini kepada murid kita sebagaimana kita menguasai kurikulum. Kita dapat memperagakan dan megajar komunikasi, antar diri, keterampilan kelompok mengharapkan bahwa murid kita juga akan menggunakannya. Pengetahuan Diri “ketahuailah diri kamu sendiri!” pengetahuan diri adalah penting untuk membangun hubungan antar pribadi yang baik. Bagaimana kita dapat melihat diri kita sendiri dalam saat ini? Bagaimana yang lain melihatmu? Cara mereka melihat dirimu? Apa keunggulanmu? Kelemahanmu? Aspirasi? Potensial?. Kita adalah produk, seringnya kita adalah tahanan, dari pengalaman kita sendiri. Kita membuat penilaian dari perspektif pribadi. Sebelum guru dapat bekerja dengan efektif dengan yang lain, mereka harus mengetahui diri mereka sendiri dan sistem-sistem nilai mereka. Ada dua cara penting yang dapat kita pelajari tentang diri kita sendiri: (1) oleh keberuntungan dan (2) melalui usaha yang disadari. Model kesadaran Johari “Jendela” (dalam Civikly, 1992, hal. 148- 150) adalah sebuah cara yang bagus untuk mengembangkan sebuah persepsi realistis terhadap apa yang kita suka dan potensial kita. Ketika kita membangun sebuah Jendela Johari pribadi yang kita kemukakan, terima, dan pikirkan tentang informasi tentang diri kita sendiri. Jendela menyajikan empat kajian untuk dijelajahi tentang diri kita sendiri. 1. Ranah public (wilayah terbuka kita) menghadirkan informasi yang kita tahu tentang diri kita sendiri dan bahwa kebanyakan orang (contohnya keluarga, teman, dan teman sekelas) tahu tentang diri kita. Ini adalah perilaku dan motivasi yang diketahui untuk diri kita sendiri dan orang lain (contohnya penampilan, saudara perempuan dan laki-laki).
  • 6. 2. Ranah buta (titik buta kita) adalah informasi tentang kita yang tidak kita tahu dari yang orang lain lakukan. Orang lain dapat melihat hal-hal tentang kita yang tidak kita sadari. Kita mungkin buta terhadap hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. 3. Ranah tersembunyi (diri pribadi kita) adalah informasi tentang kita yang tidak kita ketahui dari yang tidak orang lain lakukan (contohnya merasa tidak nyaman dan ragu dalam situasi sosial ketika yang lain kiranya akan menyisihkan kita dari perbincangan). Hal-hal seperti ini tentang diri kita bahwa kita mencoba menjaganya menjadi rahasia. 4. Ranah tidak diketahui (ranah misteri kita) adalah informasi tentang diri kita bahwa kita ataupun orang lain tidak mengetahuinya. Area ini adalah dimana kita ataupun orang lain sadar terhadap perilaku dan motif-motif tertentu (contohnya kita berharap menjadi seorang fotografer yang handal tapi kita ataupun orang lain tidak menyadari bahwa kita memiliki potensi ini). Ini mungkin mencakup bakat terpendam kita, atau keinginan yang tidak disadari, aspirasi, atau fantasi – hal-hal yang mungkin kemudian akan menjadi ancaman kuat dalam kehidupan kita. Untuk contoh grafiknya, kunjungi www.ausberg.edu/education/edc210/johari.html. Keterampilan komunikasi yang baik (menyampaikan pesan yang jelas dalam sebuah cara sensitif terhadap yang lain) dan keterampilan antar diri (memahami yang lain dan menjadi difahami oleh yang lain) dan keterampilan kelompok (bekerja dengan dua orang atau lebih) adalah hal-hal dasar dalam pengajaran yang baik. Kita dapat menjadi komunikator antar diri yang lebih baik dengan menjalankan keterampilan antar diri kita. Lebih jauh lagi, kita dapat memperagakan hal ini kepada murid kita, dan mengajarkannya kepada mereka. Meningkatkan ukuran jendela publik kita (ditunjukkan oleh kaca jendela ‘publik’ yang meluas) adalah sebuah tujuan yang kita punya untuk keterampilan antar diri kita. Seseorang yang mempunyai pengetahuan diri yang luas mempunyai area publik yang luas. Meningkatkan ukuran ranah ini berarti bahwa informasi harus dipindahkan dari area yang lain. Lakukan hal ini dengan menunjukkan lebih tentang diri kita, refleksi, mengundang dan menerima timbal balik tentang diri kita sendiri, atau mengambil bagian dalamnya dan menggambarkan aktivitas yang membiarkan kita mempelajari lebih tentang perilaku dan motif diri kita. Ketika kita menolong orang lain kita sering menggunakan diri kita, persepsi dan kebutuhan kita, sebagai poin referensi.
  • 7. Berhati-hatilah terhadap akibat dari perilaku dan motivasi kita terhadap orang lain dan hindarilah membangun nilai pribadi dan kebutuhan dalam diri mereka. Keterampilan Komunikasi Dasar Guru baru sering dikejutkan oleh tuntutan dalam pengalaman mengajar mereka. Meskipun menghabiskan waktu berjam-jam untuk merencanakan mata pelajaran, mereka sering dibatasi oleh pentingnya komunikasi. Tiba-tiba, setiap kata dan gestur mempunyai arti penting. “Apa yang aku katakan? Bagaimana aku akan mengatakannya? Apa yang dapat aku lakukan dengan tanganku?”. Bagian ini dirancang untuk membantu kita memperbaiki kemampuan kita dalam berkomunikasi. Dari momen ketika seorang guru berjalan menuju kelas, mereka menyampaikan pesan-pesan. Seorang guru yang efektif adalah hangat, mudah bergaul, peduli, terorganisir, siap, dan jelas. Guru peduli tentang pengajaran dan pembelajaran, antusias dan terampil dalam bertanya dan diskusi. Kualitas seperti ini harus ditunjukkan dalam perilaku verbal dan nonverbal. Guru yang efektif mempunyai tingkatan komunikasi, antar diri, dan keterampilan kelompok. Keterampilan komunikasi mencakup kegiatan menulis, berbicara, membaca, dan mendengarkan dengan mata dan telinga, dan bahasa tubuh. Fokus dalam bab ini adalah komunikasi oral dan nonverbal yang kita anggap sebagai keterampilan dasar komunikasi. Ada sesuatu aktor dalam setiap guru yang efektif. Keterampilan Komunikasi Oral Dasar Suara manusia membawa kata-kata kedalam kehidupan. Kata yang kita ucapkan, arti mereka, dan bagaimana mereka disampaikan (ketegasan, modulasi, nada, tempo, dsb) membentuk pesan yang kita sampaikan kepada mereka. Komunikasi verbal adalah sebuah alat yang halus untuk menstimulasi pikiran, ide, konsep, dan perasaan. Berbicara atau bahasa oral adalah sebuah ihwal pertengahan yang digunakan guru untuk memberikan pesan. Tentu saja, berbicara adalah apa yang kebanyakan orang fikir ketika kata yang disampaikan disebutkan. Bahasa yang kita pilih dan cara yang kita pakai harus membawa pada pemahaman yang jelas dan perasaan positif. Untuk menjadi efektif dalam kelas dan mendapatkan standar yang diharapkan, kita menyarankan hal-hal dibawah ini. Keterampilan oral dimana kita harus cakap yang meliputi:
  • 8.  Dapat didengar. Berbicaralah dengan keras agar dapat didengar oleh semua, tetapi tidak juga sangat keras yang membuat mereka tidak nyaman.  Kejelasan. Pilihlah kata-kata dan struktur kalimat yang deskriptif, singkat, dan cocok terhadap level pemahaman pendengar; hindarilah hal yang “berlebihan”, terpotong- potong, atau pernyataan dan pertanyaan yang tidak komplit.  Ucapan. Berbicaralah setiap kata dan kalimat, yang berbeda, dengan konsonan dan vowel dengan baik, dan kata-kata yang kena dan singkat dipermulaan dan akhir.  Variasi dan penekanan. Ragamkanlah kecepatan berbicara kita, volume, nada suara,dsb; gunakanlah keheningan untuk penekanan atau untuk memberikan waktu berfikir; hindarilah berbicara monoton.  Penggunaan bahasa. Gunakanlah bahasa dengan tata bahasa yang benar, hindarilah kata slang, dan hindarilah ucapan yang buruk (seperti Gonna, Kinda, dan Won’t ya).  Manerisme. Hindarilah berbicara manerisme yang menggangu dan membingungkan (seperti seringnya pemakaian kata Oke, “uh-uh” dan” Ah-uh”,dsb). Keterampilan Komunikasi Dasar Nonverbal Kita jarang mempercayai kata-kata sendiri. Kita menggunakan bahasa tubuh secara berkesinambungan, mengekspresikan pesan nonverbal melalui sikap tubuh, pergerakan tubuh, gestur, ekspresi wajah atau warna, dan bahkan kontak sentuhan. Peserta didik “membaca’ gerakan punggung, alis, atau gerakan tangan guru. Amundson (1993) mengabarkan bahwa 93 persen pesan disampaikan secara nonverbal. Kita mungkin tidak sadar terhadap nonverbal yang kita pakai, tapi kita dapat belajar bagaimana menggunakan komunikasi nonverbal secara efektif. Pentingnya kesesuaian antara pesan verbal dan nonverbal dalam mengkomunikasikan perasaan tidak dapat dipisahkan. Peserta didik lebih memperhatikan hal yang kita lakukan daripada yang kita ucapkan. Jika peserta didik merasa bahwa pesan yang kita sampaikan bertentangan, mereka akan ragu dan tidak percaya kepada guru mereka. Untuk menjadi komunikator yang efektif, cobalah pendekatan dibawah ini.
  • 9. Keterampilan nonverbal dimana kita harus menjadi jelas yang mecakup hal-hal dibawah ini.  Ekspresi wajah. Dukunglah kata-katamu dengan ekspresi wajah; hindarilah kurang berekspresi dan menjemukan (jika guru antusias, maka tunujukkanlah).  Pergerakan. Ragamkanlah stimulus dengan bergerak didalam kelas atau menuju papan kapur ketika yang lain membantu ketika mempetahankan kontak mata; ikutilah individu atau kelompok; dukunglah ucapan dengan gerak tubuh.  Gestur. Perhatian langsung, menggunakan gestur untuk penekanan atau membantu memahami cara yang mendukung daripada yang mengacaukan.  Manerisme. Hindarilah manerisme yang mengacaukan dan membingungkan (contohnya menggaruk-garuk, memainkan pensil, membasahi bibir, goyang-goyang, atau membunyikan tulang).  Kontak mata. Buatlah semua murid merasa bahwa mereka secara pribadi merasa dilibatkan; tataplah murid yang kau tunjuk; hindarilah melihat yang berlebihan kepada catatan murid, titik tertentu diruangan, objek, atau papan kapu.  Keheningan. Gunakanlah keheningan untuk mendapatkan perhatian, untuk penekanan, untuk menyediakan waktu untuk berfikir, atau yang bersangkutan dengan gangguan kecil.  Kontak fisik. Gunakanlah kontak fisik untuk, contohnya, membimbing gerakan tangan seorang murid, mendapatkan persetujuan, dan menunjukkan persetujuan. Bagaimanapun juga, gunakanlah kontak fisik hanya dengan penuh kebijaksanaan dan berdasarkan level usia dan gender peserta didik. Geddes (1995) menawarkan saran untuk memperbaiki komponen komunikasi nonverbal:  Untuk menunjukkan bahwa kamu suka dan menghormati orang-orang, hadapilah mereka ketika kamu berinteraksi.  Observasilah sikap tubuh orang lain, karena ini dapat memberikan petunjuk terhadap perasaan mereka – sikap tubuh dihubungkan dengan kepercayaan dan antusiasme.  Perhatikanlah ekspresi wajah. Sebagian orang menutupi emosinya dengan menunjukkan tanpa ekspresi ketika yang lain membesarkan-besarkan ekspresi untuk menyembunyikan perasaan mereka.
  • 10.  Dalam kebanyakan budaya, kontak mata yang sering menunjukkan ketertarikan dan kepercayaan, ketika penghindaran menyampaikan yang sebaliknya.  Umumnya, kurangnya jarak antara orang-orang, yang lebih intim adalah hubungannya. Berdiam diri dibelakang mejamu memberikan pengaruh yang kurang baik.  Orang-orang yang berpakaian baik – bukan berpakaian berlebihan—cenderung untuk mendapatkan rasa hormat yang lebih dari orang lain. Sebuah instrumen yang dapat kita gunakan untuk timbal balik tentang keterampilan dasar komunikasi kita ditambahkan dalam apendik 2.1. Selama pelajaran mikro dan pengalaman mengajar pertama kita di sekolah, carilah seorang pasangan kerja atau guru untuk mengumpulkan data dalam keterampilan komunikasi kita. Pengalaman bermanfaat lainnya adalah untuk menyusun mata pelajaran kita yang akan disiarkan ulang. Keterampilan Antar Diri Kerja seorang guru meliputi aliran interaksi yang terus menerus dengan individu, kelompok kecil, dan kelas secara keseluruhan. Sebagaimana kita berinteraksi, menggunakan kata dan bahasa tubuh, kita secara konstan mengirim dan menerima pesan yang menyampaikan informasi dan perasaan. Kejelasan dan Kesesuaian Komunikasi Penggunaan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal telah didiskusikan lebih awal. Ini adalah kunci dalam mengirim pesan yang jelas. Pesan-pesan yang berbentuk kata ambigu, sama, tidak koheren, atau dimana kata-katadigunakan dan konflik sinyal nonverbal mengganggu komunikasi. Pernyataan yang dibuat oleh guru harus jelas dan ringkas. Ketika kita berkomunikasi, adalah penting bagi kita untuk memahami yang lain dan bahwa mereka memahami kita. Komunikasi antar diri yang efektif membutuhkan kesesuaian antara pesan yang dikirim dan yang diterima (lihat Gambar 2.1). Jika keduanya tidak sama mungkin menghasilkan frustasi, bahkan marah. Tidak hanya pesan yang harus disampaikan dengan jelas, sebuah respon yang tepat tidak mungkin meskipun penerima mendengar dengan efektif (Tubbs & Moss, 2003).
  • 11. Menggunakan dan Mengajarkan Keterampilan Mendengarkan Seberapa sering kamu menganggap dirimu tidak memperhatikan orang yang sedang berbicara dengan mu? Mendengarkan masalah “berhenti fokus terhadap diri kita sendiri daripada pesan- pesan orang lain” (Beebe, Beebe, Redmond, Geerinck, & Milestone, 2000, hal. 121). Untuk menjadi sukses, mendengarkan harus menjadi sebuah proses aktif. Dalam mendengarkan yang aktif, memahami dan mengevaluasi arti sebuah pesan harus terjadi sebelum pendengar dapat meresponnya. Pendengar harus bekerja dengan aktif dalam mendengarkan ketika seseorang berbicara. Ini membutuhkan perhatian pada apa yang orang lain katakan bahkan ketika kita tidak setuju dengannya (Borich & Tombari, 1995). Sebagai seorang guru, dengarkanlah kata-kata yang digunakan oleh murid dan nada mereka. Bahwa mendengarkan kepada apa yang murid sebenarnya katakan dan juga apa yang mereka akan coba katakan. Dua cara komunikasi yang baik yang harus terjadi adalah: (1) keduanya harus sama-sama mendengarkan; (2) mendengarkan harus mencakup mendengarkan perasaan dan kata-kata; dan (3) mendengarkan harus responsif. Gunakanlah alat “penerima” dan “pengirim” kita. Mendengarkan meliputi parafrase, memeriksa arti, menerima perasaan, dan mencari informasi yang lebih jauh. Pembicara harus tahu bahwa kita sedang mendengarkan melalui bahasa tubuh kita dan bagaimana kita meresponnya secara verbal. Peragakanlah keterampilan mendengarkan, ajarilah muridmu bagaimana menggunakannya, dan berharap mereka menggunakannya KOMUNIKASI EFEKTIF KOMUNIKASI TIDAK EFEKTIF Terjadi ketika pesan yang dikirim sama dengan pesan yang diterima Hasil: ADANYA KESESUAIAN Terjadi ketika pesan yang dikirim dan yang diterima berbeda Hasil: TIDAK ADANYA KESESUAIAN Gambar 2.1 Kesesuaian antara pesan yang dikirim dan yang diterima Hal Macomber (2003), setelah mengulas literatur, merangkum sebuah daftar “Sepuluh Besar Keterampilan Mendengarkan”:  Berhentilah berbicara.  Letakkanlah semua energi dalam mendengarkan.  Perhatikan filter pribadimu ketika mendengarkan.  Jangan berargumen secara mental.
  • 12.  Kurangi keinginanmu untuk menjawab pertanyaan.  Biasakan dirilah dengan situasi.  Ketika ragu apakah harus mendengarkan atau berbicara, teruskan saja mendengarkan.  Jangan berasumsi kau harus melakukan sesuatu tapi teruskanlah mendengarkan.  Bekerja dalam mendengarkan.  Dengarkanlah dengan sebuah kemauan yang dipengaruhi. Perlengkapan untuk Hubungan Antar Diri yang Efektif Orang-orang yang menunjukkan keterampilan antar diri yang baik mempunyai positif, konsep diri, dan menghormati yang lain sebagai orang-orang. Mereka menghindari menjadi fanatik, menghakimi, konyol, atau tidak penting. Mereka berbagi perlengkapan empati dan keaslian. Keterampilan antar diri berdasarkan empati (mencoba memahami apa yang orang lain lakukan dan rasakan, sebagaimana bertentangan dengan simpati, yang berarti setuju dengan, atau merasakan yang sama dengan orang lain). Empati memberikan keterampilan mencakup memahami yang lain dan menjadi difahami oleh yang lain. Guru yang efektif adalah asli. Mereka tulus dalam perhatian mereka terhadap orang lain dan waktu bagi mereka. Mereka mendengarkan, menolong murid menyelidiki masalah, memberikan alternatif, dan murid mengerti konsekuensi dari pilihan tersebut. Guru yang baik cenderung menggunakan keterampilan antar diri ketika bekerja dengan muridnya, kolega, dan orang tua—kedua keterampilan tersebut menolong memahami yang lain dan membantu mereka untuk dimengerti (Gambar 2.2). Keterampilan yang Menolong Kita Memahami yang Lain Keterampilan antar diri yang baik adalah penting dalam banyak profesi. Begitu juga dalam profesi guru. Melalui seksi ini kita akan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan ini. Ketika berinteraksi, proses dimulai dengan sebuah kesempatan untuk menyampaikan sebuah pesan atau perasaan kepada orang lain. Pengirim mempunyai sebuah kesan mental yang dirubah kedalam bahasa, diagram gambar, atau bahasa tubuh. Bagaimana kita merubahnya tergantung pada latar belakang kita, kerangka referensi, nilai-nilai, dan cara kita
  • 13. menginterpretasikan mereka. Ini mungkin berbeda dari intonasi seseorang yang menerima pesan, yang mungkin mempunyai kerangka referensi yang lain atau cara berkomunikasi. Tuntutan mungkin dibutuhkan untuk menjelajahi apakah pesan diterima dengan akurat. Dua keterampilan utama dalam memahami yang lain dan membantu meyakinkan yang paling dimaksudkan adalah sama seperti halnya pesan diterima adalah (1) parafrase (memahami informasi, ide, dan saran dari yang lain), dan (2) memeriksa persepsi (memahami perasaan yang lain). Gambar 2.2 Jenis Keterampilan Antar Diri Memahami yang Lain Difahami oleh orang lain Parafrase Memeriksa persepsi Deskkripsi perasaan Deskripsi perilaku