Sunan Kalijaga dan Walisanga lainnya memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi di Jawa pada masa itu, seperti pertanian, perdagangan, dan industri. Sunan Kalijaga mengembangkan filsafat tentang bajak dan cangkul sebagai alat pertanian dan dakwah, sedangkan Sunan Drajat dan Sunan Gunung Jati memberikan pemikiran tentang transportasi, perumahan, dan migrasi penduduk.
1. Contoh pemikiran Walisanga
• Berkenaan dengan masalah perekonomian dan
kemakmuran, tampil pula Sunan Majagung sebagai
nayaka (menteri) urusan ini. Dia antara lain
memikirkan masalah halal-haram, masak-memasak,
makanan, ikan-ikanan serta daging-dagingan. Untuk
efisiensi dalam perekonomian ia berijtihad tentang
kesempurnaan alat-alat pertanian, perabot dapur,
pecah belah. Dalam pada itu, Sunan Kalijaga
menyumbangkan karya-karya yang berkenaan
dengan pertanian seperti filsafat bajak dan cangkul.
2. Pertemuan IX
Islam dan Budaya Lokal
dalam bidang Ekonomi
Pranata ekonomi masa Nabi di Madinah (baca teks
pertemuan 9 ms word) dapat dijadikan kerangka
konseptual tentang paranata ekonomi Islam
Pranata ekonomi (economic institutions) yang berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mata
pencaharian hidup seperti pertanian, perdagangan,
industri, koperasi, perbankan, dan sebagainya.
3. Di samping menjadi alat kemakmuran yang
melipat-gandakan produksi ekonomi serta
mempermudah hidup dan menghemat waktu,
maka luku (bajak) dan pacul (cangkul) Sunan
Kalijaga sekaligus menjadi alat dakwah dan
pendidikan ruhani serta keimanan yang sangat
populer dan praktis.
Dengan luku, yang menurut Sunan Kalijaga
memiliki tujuh bagian, diajarkan suatu falsafah
hidup yang dalam serta mulia untuk mencapai cita
dan tujuan hidup. Dengan pacul, yang menurut
Sunan Kalijaga memiliki tiga bagian, diajarkan
jalan kehidupan yang harus ditempuh agar
bahagia mencapai cita-cita yang tinggi.
4. • Pacul diartikan ngipatake kang muncul
artinya membuat apa yang timbul,
maksudnya bahwa dalam menjalankan
sesuatu yang baik, tentu timbul godaan dan
kesulitan-kesulitan. Godaan-godaan itu harus
dibuang dan dilemparkan jauh-jauh. Bawak,
diartikan obahing awak yaitu geraknya badan
atau kerja. Maksudnya agar melemparkan
godaan-godaan dengan kerja keras dan giat
sehingga tidak ada waktu yang terbuang.
Bagian terakhir adalah doran, diartikan
ndedonga marang Pangeran, yaitu berdoa
atau memuji kepada Tuhan.
5. • Di samping para wali yang disebutkan di
atas, Sunan Drajat menyumbangkan
pemikiran menuju kesempurnaan alat
pengangkutan (transportasi) dan
bangunan perumahan. Sementara Sunan
Gunung Jati menyumbangkan pikiran
tentang pemindahan penduduk (migrasi),
yaitu pembukaan hutan-hutan sebagai
perluasan tempat kediaman dan
ekstensifikasi pemanfaatan alam dan
hasilnya