SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
PERISTIWA-PERISTIWA POLITIK DAN
EKONOMI INDONESIA PASCA
PENGAKUAN KEDAULATAN
Nama Anggota
• Anita Dwisetya
• Citra Zein Pemula
• Diffa Aulia Taufani
• Hayyu Sekar Pangesti
• Rizka Nur Afifah
• Samiyatus Sangadah
A. Terbentuknya RIS
Sebagai realisasi dari perjanjian Roem-Royen, UNCI memprakarsai
diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Konferensi berlangsung dari tanggal 23 Agustus-2 November 1949. Konferensi
diikuti delegasi dari RI, FBO, dan Belanda.
Sementara KMB sedang berlangsung, RI dan FBO mendatangani
perjanjian tentang Konsitusi RIS pada tanggal 29 Oktober 1949. Pejanjian itu
dituangkan dalam sebuah piagam yang ditandatangani wakil-wakil RI dan
negara-negara atau daerah-daerah yang akan menjadi anggota RIS. Konsitusi
RIS merupakan kesepakatan dan kebulatan tekad antara RI dan FBO untuk
bersatu.
Ternyata, pembentukan RIS tidak dapat menyelesaikan masalah
yang dihadap bangsa Indonesia.
Hasil dari KMB adalah sebagai berikut:
1. Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia tanpa
syarat dan tidak dapat ditarik kembali.
2. Indonesia akan membentuk negara serikat(RIS) dan
merupakan uni dengan Belanda.
3. RIS akan mengembalikan hak milik Belanda dan
memberikan konsesi atau jaminan dan izin baru bagi
perusahaan-perusahaan Belanda.
4. RIS harus menanggung semua hutang Belanda yang dibuat
sejak tahun1942.
5. Status Karesidenan Irian Barat akan diselesaikan dalam
waktu 1 tahun.
B. Kembali ke Negara Kesatuan
Pada dasarnya, kesediaan delegasi Indonesia untuk
menandatangani hasil-hasil KMB merupakan strategi untuk mecapai
tujuan yang lebih baik. Apabila Indonesia tidak mau menerima negara RIS,
dikhawatirkan Belanda akan memperlambat atau bahkan tidak akan
mengakui kedaulatan Indonesia. Hal itu dapat dimaklumi karena Belanda
sangat berambisi untuk tetap mempertahankan kekuasaan seperti
sebelum Indonesia merdeka.
Oleh karena itu, Belanda masih mengharapkan bisa menanamkan
pengaruhnya melalui negara-negara boneka bentukan Belanda. Belanda
sangat berharap bahwa daerah-daerah otonom itu akhirnya akan berdiri
sebagai negara bagian. Salah seorang yang menjadi boneka Belanda dan
sangat mendukung berdirinya RIS adalah Sultan Hamid II. Lahirnya RIS
menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat dan angkatan
bersenjata.
1. Faktor –faktor Pendorong
Sesuai dengan KMB, RIS harus membayar hutang belanda sejak
tahun 1942- Pengakuan kedaulatan. Alasannya, semua hutang Belanda
digunakan untuk kepentingan Hindia-Belanda.
Masalah diatas merupakan salah satu faktor yang mendorong
timbulnya pemikiran untuk kembali ke bentuk negara kesatuan.
2. Langkah Menuju ke Negara Kesatuan
Pada tanggal 8 Maret 1950 Pemerintah RIS di Jakarta mengeluarkan
UU Darurat No.11 Tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan
Kenegaraan RIS.
Untuk menyusun negara konsitusi , dibentuklah panitian gabungan
RIS-RI yang diketuai secara bersama-sama oleh Prof. Dr. Supomo dan Abdul
Halim.
C. PEMILU 1955
Pemilihan Umum(Pemilu) yang pertama dilaksanakan
pada tahun1955. Pemilu dilaksanakan dua tahap, yaitu tanggal
29 September 1955 untuk memilih anggota-anggota DPR dan
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota-anggota
Konstituante. Pemilu dilaksanakan dalam suasana kehidupan
politik yang demokratis.
Berdasarkan UUDS 1950, maka kehidupan politik
diwilayah NKRI didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi
liberal. Artinya, setiap partai politik dan peorangan pun harus
diberi kebebasan untuk mengikuti pemilu. Oleh karena itu,
penentuan perserta Pemilu tanpa adanya verifikasi seperti
sekarang.
1. Perkembangan Kepartian
Partai Politik adalah suatu kelompok terorganisir yang terdiri dari
orang-orang yang memiliki pandangan, nilai-nilai, orientasi dan cita-cita yang
sama. Perkembangan kepartaian di Indonesia telah dimulai pada masa Per-
gerakan Nasional. Pembentukan partai politik dipelopori para mahasiswa
STOVIA di Jakarta. Salah satu kendala yang dihadapi partai politik pada waktu
itu untuk mendapatkan badan hukum dari pemerintah Hindia-Belanda.
Dilihat dari segi ideologi, partai-partai itu dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok, seperti:
a. Agama(SI, SDI, PSII, Masyumi, Partai Katholik)
b. Nasionalis(BU, PNI, PBI, Parindra, IP, Gerindro, Gapi)
c. Sosialis Marxis(ISDV, Partai Buruh Indonesia, dan PKI)
2. Pelaksanaan Pemilu
Beberapa kabinet yang memerintah pada masa demokrasi liberal
telah menetapkan Pemilu sebagai salah satu program kabinetnya.
Pelaksanaan Pemilu merupakan konsikuensi dari sebuah negara yang
menganut sistem demokrasi. Kenyataan itu mengakibatkan kehidupan politik
tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan masyarakat.Kepincangan terjadi
di sana sini sehingga rakyat menjadi frustasi dan menuntut agar segara
dilaksanakan Pemilihan Umum.
Persiapan pelaksanaan Pemilu telah dimulai pada masa
pemerintahan Kabinet Ali-Wongso. Sedangkan pelaksanaannya dilakukan
pada masa pemerintahan Kabinet Burhanuddin Harahap. Pemilu dilaksanakan
2 tahap, yaitu:
a. Tahap pertama 29 September 1955 untuk memilih DPR atau Majelis
Rendah.
b. Tahap kedua 15 Desember 1955 untuk memilih para anggota
Konstituante atau Majelis Tinggi.
D. Pembaruan Ekonomi Nasional
Kondisi perekonomian Indonesia yang buruk dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pelaksanaan sistem ekonomi kolonial , eksploitasi
sumber daya alam pada masa pendudukan Jepang yang berorientasi pada
kepentingan perang, atau sebagai akibat peperangan yang terjadi diberbagai
wilayah Indonesia. Keadaan itu diperburuk dengan pelaksanaan taktik perang
bumi hangus yang memporakporandakan dunia flora Indonesia.
Keadaan perekonomian Indonesia semakin parah sebagai akibat
blokade laaut oleh Belanda. Tujuannya adalah ingin menghancurkan RI
melalui senjata ekonomi. Untuk mengatasi persoalan itu, pemerintah melalui
Mentri Keuangan, Ir. Surachman merencanakan untuk mengeluarkan
kebijakan pinjaman nasional dan telah disetujui oleh BP KNIP.
Ternyata , kedaan perekonomian tersebut terus memburuk karena
baerbagai kebijakan Belanda yang mencapuri urusan Indonesia . Misalnya
Belanda mengeluarkan uang NICA untuk mengganti Jepang.
Kemudian pemerintah mendirikan Bank Negara Indonesia(BNI) pada
5 Juli 1946, mendirikan Banking dan Trading Corporation(BTC). Di samping itu,
pemerintah berhasil menyelenggarakan Konferensi Ekonomi yang pertama.
Koferensi ini menghasilkan beberapa kebijakan, seperti:
a. Pembentukkan Bdana Persedian dan Pembagian Bahan
Makanan(BPPMN) yang menjadi cikal bakalnya bulog.
b. Pembentukkan Perusahaan Perkebunan Negara(PPN).
c. Pembentukkan Planning Board(Badan Perancang Ekonomi) atas inisiatif
Mentri Kemakmuran, dr.A.K Gani.
E. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
1. Siadang-sidang Konstituante
Tujuan Pemilu tahaun 1955 adalah membentuk DPR dan
Konstituante . Salah satu tugas Konsistuante adalah menyusun atau
merumuskan Rancangan Undang-Undang(Rancangan UUD) sebagai pengganti
UUDS 1950. Sesuai dengan sifatnya yang sementara, maka UUDS 1950 harus
diganti dengan UUD yang tetap. Untuk itu, para anggota Konstituante mulai
bersidang pada tanggal 10 November 1956. Namun dalam kenyataannya,
sampai tahun 1958 Konstituante belum berhasil merumuskan Rancangan
UUD sebagaimana yang diharapkan.
Kegagalan Konstituante untuk merumuskan Rancangan UUD bukan
karena apara anggota Konstituante tidak memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugasnya, melaikan terjadinya perbedaan pendapat antara
para anggota Konstituante mengenai isi Rancangan UUD. Masing-masing
anggota cenderung mengutamakan kepentingan partainya dan kurang
memperhatikan kepentingan rakyat.
2. Keluarnya Dekrit Presiden
Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945
sebagai Konstiruante Negara Republik Indonesia. Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan secara resmi di
Istana Merdeka pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00.
Adapun isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah sebagai
berikut:
a. Pembentukan Konsituante.
b. Pemberlakuan kembali UUD1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950.
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang
sesingkatnya-singkatnya.
3. Pembentukan MPRS
Sebelum ada MPR yang tetap sesuai dengan UUD1945. Presiden Soekarno
membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No.2 Tahun 1959.
Keanggotaan MPRS terdiri dari 261 orang anggota DPR, 94 anggota Utusan
Daerah, dan 200 orang wakil Golongan. Susunan pimpinan MPRS adalah
sebagai berikut:
Ketua : Chaerul Shaleh
Wakil Ketua : Mr. Ali Sastroamidjojo
Wakil Ketua : K.H. Idam Khalid
Wakil Ketua : D.N Aidit
Wakil Ketua : Kolonel Wiluyo Puspoyudo
4. Pembentukan DPAS
DPAS dibentuk dengan berdasarkan Penetapan Presiden No.3 Tahun
1959.
Beberapa hal yang diketahui berkaitan dengan Penetapan Presiden
tersebut, seperti:
a. Anggota DPAS diangkat dan diberhatikan oleh Presiden.
b. Anggota DPAS berjumah 45 orang, yang terdiri dari 12 orang wakil
golongan politik, 8orang utusan daerah, 24 wakil golongan dan 1 orang
ketua.
c. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan
mengajukan usul kepada pemerintah.
d. DPAS dipimpin oleh pesiden sebagai ketua.
e. Sebelum memangku jabatan, Wakil Ketua dan anggota DPAS
mengangkat sumpah/janji dihadapan presiden.
f. DPAS dilantik pada tanggal 15 Agustus 1945.
Thanks For Wacthing 

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Demokrasi TerpimpinDemokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Demokrasi TerpimpinYeni Dyana
 
Demokrasi liberal
Demokrasi liberalDemokrasi liberal
Demokrasi liberalJeroan Ena
 
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIPPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIDewi_Sejarah
 
Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal
Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi LiberalPerkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal
Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi LiberalHana Medina
 
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementer
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementerSejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementer
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementerFita Ardiana
 
Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Nugraha Wirawan
 
Materi sejarah xii-semester-1
Materi sejarah xii-semester-1Materi sejarah xii-semester-1
Materi sejarah xii-semester-1Daniel Arie
 
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Liberal
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi LiberalPemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Liberal
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Liberalnini novitasari
 
1. indonesia pada masa demokrasi liberal
1. indonesia pada masa demokrasi liberal1. indonesia pada masa demokrasi liberal
1. indonesia pada masa demokrasi liberalGungun Misbah Gunawan
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Mimosa Lambert
 
Apa itu Demokrasi parlementer
Apa itu Demokrasi parlementerApa itu Demokrasi parlementer
Apa itu Demokrasi parlementerRatri nia
 
Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959
Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959
Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959University Of Tarbiyah
 

Was ist angesagt? (20)

Demokrasi liberal
Demokrasi liberalDemokrasi liberal
Demokrasi liberal
 
Sistem Demokrasi Parlementer
Sistem Demokrasi ParlementerSistem Demokrasi Parlementer
Sistem Demokrasi Parlementer
 
Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Demokrasi TerpimpinDemokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
 
demokrasi parlementer
demokrasi parlementerdemokrasi parlementer
demokrasi parlementer
 
Bab 4 sni 6
Bab 4 sni 6Bab 4 sni 6
Bab 4 sni 6
 
Demokrasi liberal
Demokrasi liberalDemokrasi liberal
Demokrasi liberal
 
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIPPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
 
Bab III a
Bab III aBab III a
Bab III a
 
Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal
Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi LiberalPerkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal
Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal
 
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementer
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementerSejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementer
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementer
 
Bab 2 sni 6
Bab 2 sni 6Bab 2 sni 6
Bab 2 sni 6
 
Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966Demokrasi terpimpin 1959-1966
Demokrasi terpimpin 1959-1966
 
Materi sejarah xii-semester-1
Materi sejarah xii-semester-1Materi sejarah xii-semester-1
Materi sejarah xii-semester-1
 
Makalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpin
 
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Liberal
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi LiberalPemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Liberal
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Liberal
 
1. indonesia pada masa demokrasi liberal
1. indonesia pada masa demokrasi liberal1. indonesia pada masa demokrasi liberal
1. indonesia pada masa demokrasi liberal
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Apa itu Demokrasi parlementer
Apa itu Demokrasi parlementerApa itu Demokrasi parlementer
Apa itu Demokrasi parlementer
 
Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959
Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959
Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959
 

Ähnlich wie Indonesia Pasca Kedaulatan

Diktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iiDiktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iisriyandi djoeweri
 
Sistem pemerintahan 1945
Sistem pemerintahan 1945Sistem pemerintahan 1945
Sistem pemerintahan 1945elfayesi
 
Konstitusi_di_Indonesia.ppt
Konstitusi_di_Indonesia.pptKonstitusi_di_Indonesia.ppt
Konstitusi_di_Indonesia.pptAhmadIrfanFauzi
 
ppt sejarah indo ukbm 4.pdf
ppt sejarah indo ukbm 4.pdfppt sejarah indo ukbm 4.pdf
ppt sejarah indo ukbm 4.pdfssuser9d992b
 
DINAMIKA PELAKSANAAN UUD '45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG
DINAMIKA PELAKSANAAN UUD '45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANGDINAMIKA PELAKSANAAN UUD '45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG
DINAMIKA PELAKSANAAN UUD '45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANGRifin Sugiarto
 
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945Susfi WiraTama
 
Sejarah indonesia pertemuan 2
Sejarah indonesia pertemuan 2Sejarah indonesia pertemuan 2
Sejarah indonesia pertemuan 2Mia Amelia
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesiarusdiman1
 
Makalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinWarnet Raha
 
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusikekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusiWahyudi Arsyad
 
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptxKehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptxJack132330
 
Dinamika pelaksanaan uud 1945
Dinamika pelaksanaan uud 1945Dinamika pelaksanaan uud 1945
Dinamika pelaksanaan uud 1945Siwi Danar
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpinmaulya rizal
 
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)AmirahNada1
 

Ähnlich wie Indonesia Pasca Kedaulatan (20)

Diktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iiDiktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester ii
 
Bab 8 b
Bab 8 bBab 8 b
Bab 8 b
 
Sistem pemerintahan 1945
Sistem pemerintahan 1945Sistem pemerintahan 1945
Sistem pemerintahan 1945
 
PPT PKN.pptx
PPT PKN.pptxPPT PKN.pptx
PPT PKN.pptx
 
Konstitusi_di_Indonesia.ppt
Konstitusi_di_Indonesia.pptKonstitusi_di_Indonesia.ppt
Konstitusi_di_Indonesia.ppt
 
Makalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpin
 
ppt sejarah indo ukbm 4.pdf
ppt sejarah indo ukbm 4.pdfppt sejarah indo ukbm 4.pdf
ppt sejarah indo ukbm 4.pdf
 
DINAMIKA PELAKSANAAN UUD '45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG
DINAMIKA PELAKSANAAN UUD '45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANGDINAMIKA PELAKSANAAN UUD '45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG
DINAMIKA PELAKSANAAN UUD '45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG
 
UUD 1945.pptx
UUD 1945.pptxUUD 1945.pptx
UUD 1945.pptx
 
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
 
Sejarah indonesia pertemuan 2
Sejarah indonesia pertemuan 2Sejarah indonesia pertemuan 2
Sejarah indonesia pertemuan 2
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Makalah demokrasi terpimpin (2)
Makalah demokrasi terpimpin (2)Makalah demokrasi terpimpin (2)
Makalah demokrasi terpimpin (2)
 
Makalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpin
 
Makalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpin
 
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusikekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
 
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptxKehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
 
Dinamika pelaksanaan uud 1945
Dinamika pelaksanaan uud 1945Dinamika pelaksanaan uud 1945
Dinamika pelaksanaan uud 1945
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)
 

Indonesia Pasca Kedaulatan

  • 1. PERISTIWA-PERISTIWA POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA PASCA PENGAKUAN KEDAULATAN
  • 2. Nama Anggota • Anita Dwisetya • Citra Zein Pemula • Diffa Aulia Taufani • Hayyu Sekar Pangesti • Rizka Nur Afifah • Samiyatus Sangadah
  • 3. A. Terbentuknya RIS Sebagai realisasi dari perjanjian Roem-Royen, UNCI memprakarsai diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Konferensi berlangsung dari tanggal 23 Agustus-2 November 1949. Konferensi diikuti delegasi dari RI, FBO, dan Belanda. Sementara KMB sedang berlangsung, RI dan FBO mendatangani perjanjian tentang Konsitusi RIS pada tanggal 29 Oktober 1949. Pejanjian itu dituangkan dalam sebuah piagam yang ditandatangani wakil-wakil RI dan negara-negara atau daerah-daerah yang akan menjadi anggota RIS. Konsitusi RIS merupakan kesepakatan dan kebulatan tekad antara RI dan FBO untuk bersatu. Ternyata, pembentukan RIS tidak dapat menyelesaikan masalah yang dihadap bangsa Indonesia.
  • 4. Hasil dari KMB adalah sebagai berikut: 1. Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali. 2. Indonesia akan membentuk negara serikat(RIS) dan merupakan uni dengan Belanda. 3. RIS akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan konsesi atau jaminan dan izin baru bagi perusahaan-perusahaan Belanda. 4. RIS harus menanggung semua hutang Belanda yang dibuat sejak tahun1942. 5. Status Karesidenan Irian Barat akan diselesaikan dalam waktu 1 tahun.
  • 5. B. Kembali ke Negara Kesatuan Pada dasarnya, kesediaan delegasi Indonesia untuk menandatangani hasil-hasil KMB merupakan strategi untuk mecapai tujuan yang lebih baik. Apabila Indonesia tidak mau menerima negara RIS, dikhawatirkan Belanda akan memperlambat atau bahkan tidak akan mengakui kedaulatan Indonesia. Hal itu dapat dimaklumi karena Belanda sangat berambisi untuk tetap mempertahankan kekuasaan seperti sebelum Indonesia merdeka. Oleh karena itu, Belanda masih mengharapkan bisa menanamkan pengaruhnya melalui negara-negara boneka bentukan Belanda. Belanda sangat berharap bahwa daerah-daerah otonom itu akhirnya akan berdiri sebagai negara bagian. Salah seorang yang menjadi boneka Belanda dan sangat mendukung berdirinya RIS adalah Sultan Hamid II. Lahirnya RIS menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat dan angkatan bersenjata.
  • 6. 1. Faktor –faktor Pendorong Sesuai dengan KMB, RIS harus membayar hutang belanda sejak tahun 1942- Pengakuan kedaulatan. Alasannya, semua hutang Belanda digunakan untuk kepentingan Hindia-Belanda. Masalah diatas merupakan salah satu faktor yang mendorong timbulnya pemikiran untuk kembali ke bentuk negara kesatuan. 2. Langkah Menuju ke Negara Kesatuan Pada tanggal 8 Maret 1950 Pemerintah RIS di Jakarta mengeluarkan UU Darurat No.11 Tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS. Untuk menyusun negara konsitusi , dibentuklah panitian gabungan RIS-RI yang diketuai secara bersama-sama oleh Prof. Dr. Supomo dan Abdul Halim.
  • 7. C. PEMILU 1955 Pemilihan Umum(Pemilu) yang pertama dilaksanakan pada tahun1955. Pemilu dilaksanakan dua tahap, yaitu tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota-anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota-anggota Konstituante. Pemilu dilaksanakan dalam suasana kehidupan politik yang demokratis. Berdasarkan UUDS 1950, maka kehidupan politik diwilayah NKRI didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi liberal. Artinya, setiap partai politik dan peorangan pun harus diberi kebebasan untuk mengikuti pemilu. Oleh karena itu, penentuan perserta Pemilu tanpa adanya verifikasi seperti sekarang.
  • 8. 1. Perkembangan Kepartian Partai Politik adalah suatu kelompok terorganisir yang terdiri dari orang-orang yang memiliki pandangan, nilai-nilai, orientasi dan cita-cita yang sama. Perkembangan kepartaian di Indonesia telah dimulai pada masa Per- gerakan Nasional. Pembentukan partai politik dipelopori para mahasiswa STOVIA di Jakarta. Salah satu kendala yang dihadapi partai politik pada waktu itu untuk mendapatkan badan hukum dari pemerintah Hindia-Belanda. Dilihat dari segi ideologi, partai-partai itu dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, seperti: a. Agama(SI, SDI, PSII, Masyumi, Partai Katholik) b. Nasionalis(BU, PNI, PBI, Parindra, IP, Gerindro, Gapi) c. Sosialis Marxis(ISDV, Partai Buruh Indonesia, dan PKI)
  • 9. 2. Pelaksanaan Pemilu Beberapa kabinet yang memerintah pada masa demokrasi liberal telah menetapkan Pemilu sebagai salah satu program kabinetnya. Pelaksanaan Pemilu merupakan konsikuensi dari sebuah negara yang menganut sistem demokrasi. Kenyataan itu mengakibatkan kehidupan politik tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan masyarakat.Kepincangan terjadi di sana sini sehingga rakyat menjadi frustasi dan menuntut agar segara dilaksanakan Pemilihan Umum. Persiapan pelaksanaan Pemilu telah dimulai pada masa pemerintahan Kabinet Ali-Wongso. Sedangkan pelaksanaannya dilakukan pada masa pemerintahan Kabinet Burhanuddin Harahap. Pemilu dilaksanakan 2 tahap, yaitu: a. Tahap pertama 29 September 1955 untuk memilih DPR atau Majelis Rendah. b. Tahap kedua 15 Desember 1955 untuk memilih para anggota Konstituante atau Majelis Tinggi.
  • 10. D. Pembaruan Ekonomi Nasional Kondisi perekonomian Indonesia yang buruk dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pelaksanaan sistem ekonomi kolonial , eksploitasi sumber daya alam pada masa pendudukan Jepang yang berorientasi pada kepentingan perang, atau sebagai akibat peperangan yang terjadi diberbagai wilayah Indonesia. Keadaan itu diperburuk dengan pelaksanaan taktik perang bumi hangus yang memporakporandakan dunia flora Indonesia. Keadaan perekonomian Indonesia semakin parah sebagai akibat blokade laaut oleh Belanda. Tujuannya adalah ingin menghancurkan RI melalui senjata ekonomi. Untuk mengatasi persoalan itu, pemerintah melalui Mentri Keuangan, Ir. Surachman merencanakan untuk mengeluarkan kebijakan pinjaman nasional dan telah disetujui oleh BP KNIP. Ternyata , kedaan perekonomian tersebut terus memburuk karena baerbagai kebijakan Belanda yang mencapuri urusan Indonesia . Misalnya Belanda mengeluarkan uang NICA untuk mengganti Jepang.
  • 11. Kemudian pemerintah mendirikan Bank Negara Indonesia(BNI) pada 5 Juli 1946, mendirikan Banking dan Trading Corporation(BTC). Di samping itu, pemerintah berhasil menyelenggarakan Konferensi Ekonomi yang pertama. Koferensi ini menghasilkan beberapa kebijakan, seperti: a. Pembentukkan Bdana Persedian dan Pembagian Bahan Makanan(BPPMN) yang menjadi cikal bakalnya bulog. b. Pembentukkan Perusahaan Perkebunan Negara(PPN). c. Pembentukkan Planning Board(Badan Perancang Ekonomi) atas inisiatif Mentri Kemakmuran, dr.A.K Gani.
  • 12. E. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 1. Siadang-sidang Konstituante Tujuan Pemilu tahaun 1955 adalah membentuk DPR dan Konstituante . Salah satu tugas Konsistuante adalah menyusun atau merumuskan Rancangan Undang-Undang(Rancangan UUD) sebagai pengganti UUDS 1950. Sesuai dengan sifatnya yang sementara, maka UUDS 1950 harus diganti dengan UUD yang tetap. Untuk itu, para anggota Konstituante mulai bersidang pada tanggal 10 November 1956. Namun dalam kenyataannya, sampai tahun 1958 Konstituante belum berhasil merumuskan Rancangan UUD sebagaimana yang diharapkan. Kegagalan Konstituante untuk merumuskan Rancangan UUD bukan karena apara anggota Konstituante tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, melaikan terjadinya perbedaan pendapat antara para anggota Konstituante mengenai isi Rancangan UUD. Masing-masing anggota cenderung mengutamakan kepentingan partainya dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat.
  • 13. 2. Keluarnya Dekrit Presiden Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945 sebagai Konstiruante Negara Republik Indonesia. Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan secara resmi di Istana Merdeka pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00. Adapun isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah sebagai berikut: a. Pembentukan Konsituante. b. Pemberlakuan kembali UUD1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950. c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkatnya-singkatnya.
  • 14. 3. Pembentukan MPRS Sebelum ada MPR yang tetap sesuai dengan UUD1945. Presiden Soekarno membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No.2 Tahun 1959. Keanggotaan MPRS terdiri dari 261 orang anggota DPR, 94 anggota Utusan Daerah, dan 200 orang wakil Golongan. Susunan pimpinan MPRS adalah sebagai berikut: Ketua : Chaerul Shaleh Wakil Ketua : Mr. Ali Sastroamidjojo Wakil Ketua : K.H. Idam Khalid Wakil Ketua : D.N Aidit Wakil Ketua : Kolonel Wiluyo Puspoyudo
  • 15. 4. Pembentukan DPAS DPAS dibentuk dengan berdasarkan Penetapan Presiden No.3 Tahun 1959. Beberapa hal yang diketahui berkaitan dengan Penetapan Presiden tersebut, seperti: a. Anggota DPAS diangkat dan diberhatikan oleh Presiden. b. Anggota DPAS berjumah 45 orang, yang terdiri dari 12 orang wakil golongan politik, 8orang utusan daerah, 24 wakil golongan dan 1 orang ketua. c. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah. d. DPAS dipimpin oleh pesiden sebagai ketua. e. Sebelum memangku jabatan, Wakil Ketua dan anggota DPAS mengangkat sumpah/janji dihadapan presiden. f. DPAS dilantik pada tanggal 15 Agustus 1945.